Meningkatkan Daya Saing Perusahaan Melalui

advertisement
MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN MELALUI GOOD GOVERNANCE
Mas Achmad Daniri*
dan
Angela Indirawati Simatupang**
Pada kegiatan sosialisasi GCG, kerapkali muncul pertanyaan: Apakah jika menerapkan GCG
peluang meraih keuntungan menjadi berkurang? Para penanya tersebut masih digelayuti
paradigma bahwa melaksanakan GCG berarti hanya terbatas pada pemahaman menahan diri
untuk tidak mengambil peluang bisnis dengan segala cara. Seolah-oleh penerapan GCG lebih
cenderung layaknya seorang supir menginjak rem saja, ketimbang memainkan pedal gas dan
rem, menyeimbangkan laju mobil menuju tujuan kota tertentu. Sering penerapan GCG
diidentikan lebih lekat dengan pengendalian risiko ketimbang upaya mengejar peluang
memperbesar keuntungan. Ada juga yang menafsirkan identik dengan bisnis yang beretika,
berbisnis dengan juga memperhatikan kepentingan semua stakeholder (pemangku
kepentingan) secara seimbang.
Penafsiran memainkan pedal gas dan rem secara harmoni, ada benarnya. Namun penulis juga
ingin mengatakan bahwa penerapan GCG justru akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Mengapa demikian? Kajian berikut ini beserta contoh konkrit sukses perusahaan menjadi
jawabannya. Coba kita urai beberapa komponen implementasi GCG yang berpengaruh pada
sistem pengelolaan perusahaan.
Salah satu aktualisasi dari GCG yang mendasar adalah etika. Apakah etika hanya omong
kosong saja atau memang dapat membantu kemajuan perusahaan? Misalkan sebuah
perusahaan, demi melancarkan perijinan atau proyek memberikan suap kepada oknum
tertentu. Dalam bisnis, ini dimungkinkan sekali terjadi, dan secara hitung-hitungan, jika
memang manfaat yang diperoleh jauh lebih besar ketimbang “pelicin” yang diberikan, tentu
saja opsi ini akan sangat menggiurkan. Tapi pernahkah terpikir apa yang terjadi jika sampai
hal ini dimuat di media? Tentu saja akan mengundang banyak institusi yang antre untuk
melakukan pemeriksaan. Bagaimana dengan perusahaan? Yang pasti kredibilitasnya menurun
drastis di mata pasar, dan ini berpengaruh pada harga saham dan juga pada kepercayaan
mitra untuk melakukan transaksi bisnis. Jika sudah begini, apakah kira-kira akan lebih mudah
untuk memperoleh tambahan dana untuk ekspansi usaha?
Dalam upaya Direksi melakukan kepengurusan dengan kehati-hatian, Pedoman Umum
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh KNKG merekomendasikan agar dibuat sistem
manajemen risiko dan pengendalian internal. Manajemen risiko dimaksudkan agar
perusahaan dapat mengidentifikasi risiko apa saja yang sebenarnya dihadapi dan dampak dari
risiko tersebut, baik dari setiap aktivitas operasional, maupun dari kondisi internal dan
eksternal yang terkait dengan operasional perusahaan. Dengan mengetahui risiko yang ada,
1/4
maka kita dapat lebih fokus dalam menyusun strategi dan langkah yang jitu untuk mengatasi
dan mengurangi kemungkinan risiko tersebut terjadi. Pengendalian internal, dibutuhkan agar
kelemahan yang ada dalam pengelolaan perusahaan dapat terdeteksi, sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jika sebuah
perusahaan tidak memiliki sistem untuk menjaga kesinambungan aktivitasnya, apakah kita
bisa yakin bahwa perusahaan tersebut masih bisa eksis 5 atau 10 tahun mendatang?
Bentuk aktualisasi lain dari penerapan GCG adalah dengan memperhatikan kepentingan
semua stakeholder secara wajar dan seimbang. Apa benar ada manfaat bagi perusahaan
dengan memperhatikan kepentingan stakeholder?
Pemegang saham menanamkan modalnya untuk membiayai perusahaan, dan tentu saja
mereka mengharapkan agar perusahaan dikelola dengan baik untuk memastikan bahwa
investasinya aman dan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan
tidak dapat memberikan pengembalian terhadap investasi pemegang saham, jika produk yang
dihasilkannya tidak dibeli oleh konsumen. Maka penting bagi perusahaan untuk memastikan
bahwa kebutuhan konsumen dipenuhi dengan barang dan jasa yang kompetitif.
Bisnis harus bisa memperlakukan konsumennya dengan baik dalam sebuah hubungan yang
sama-sama menguntungkan. Produk yang dijual oleh sebuah perusahaan merupakan hasil dari
proses yang menggabungkan harmonisasi dan utilisasi dari mesin dan sistem, karyawan, dan
juga bahan dasar dari pemasok.
Karyawan merupakan instrumen penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen, karena
proses yang ada dalam perusahaan dijalankan oleh karyawan. Untuk itu, penting bagi
perusahaan untuk memenuhi ekspektasi yang wajar dari karyawan agar bisnis bisa berjalan
dengan baik. Karyawan berhak untuk memperoleh kompensasi dari waktu dan tenaga yang
didedikasikan kepada perusahaan dalam bentuk gaji dan tunjangan atau manfaat lainnya.
Selain itu, agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan loyal, mereka membutuhkan adanya
rasa aman terhadap kelangsungan perusahaan dan pekerjaan mereka, serta membutuhkan
adanya kondisi kerja yang baik dan kepuasan dalam bekerja.
Pemasok, distributor, dan juga kreditur, harus diperlakukan secara wajar jika perusahaan
menginginkan agar mereka dapat diandalkan dan memiliki komitmen dalam bekerja sama.
Misalkan produk yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas bahan dasar, jika pemasok
tidak bisa dihandalkan, maka bagaimana kita bisa memastikan bahwa produk kita akan
memiliki standar kualitas yang sama, atau akan selalu dapat diproduksi? Atau jika distributor
tidak mau lagi bekerja sama dengan kita, bagaimana kita dapat membuat produk sampai ke
konsumen?
2/4
Tidak ketinggalan tentunya masyarakat sekitar.
Perusahaan harus memperhatikan kepentingan
masyarakat
disekitarnya.
perusahaan,
dukungan
berpengaruh
besar
operasional.
Jika
Pada
beberapa
masyarakat
pada
perusahaan
sekitar
kelancaran
tidak
Happy
Stake
holders
Business
run
well
Share
of
success
Happy
Share
holders
dapat
beroperasi dengan normal, kira-kira berapa
besar kerugian yang dialami? Itulah betapa
penting bagi perusahaan untuk memperhatikan
kepentingan
semuanya
stakeholder,
memiliki
karena
pengaruh
memang
terhadap
kelancaran dan juga pertumbuhan perusahaan.
Dari semua itu, memang penerapan GCG tidak mudah. Tapi pasti ada manfaat yang diperoleh
oleh perusahaan, dan bukan hanya sesaat tetapi jangka panjang. Dari beberapa perusahaan di
Indonesia yang mencoba untuk menerapkan GCG, terlihat bahwa dalam jangka panjang,
terjadi peningkatan pada laba perusahaan.
TriliunRupiah
Laba Bersih 1999 - 2007
27
Unilever
22
Telkom
Mandiri
Danamon
17
BCA
12
7
2
Astra
International
Antam
(3)
(8)
3/4
Secara umum masih ada yang berpendapat bahwa penerapan GCG menambah beban dan
mematikan kesempatan untuk berkembang. Memang ada biaya tambahan yang harus
dikeluarkan, namun GCG juga mensyaratkan harus dapat dibuat seefisien mungkin. Apalagi
jika penerapan GCG justru membantu memastikan kita untuk terus dapat mengembangkan
bisnis. Penerapan GCG justru membantu memastikan bahwa kesempatan berkembang itu
terus ada. Jika perusahaan tidak perlu dikelola dengan baik, siapa yang dapat memastikan
bahwa ada perlindungan kepada semua stakeholder? Kalau sudah hilang kepercayaan pasar,
apakah kira-kira masih besar kesempatan untuk berkembang? Jika penerapan GCG bukan
merupakan sebuah prasyarat, maka akan banyak sekali perusahaan yang tidak dapat
dipercaya, namun beroperasi dan berpotensi merugikan publik. Dengan tingginya konsentrasi
perusahaan dalam berbagai industri, bukankah ini justru meningkatkan intensitas kompetisi
bisnis? Dan tanpa GCG, tentu saja persaingan yang ada bukan persaingan yang sehat.
* Mas Achmad Daniri, Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance.
**Angela Indirawati Simatupang, Anggota Tim Penyusun Pedoman Umum GCG.
4/4
Download