HUBUNGAN BULLYING DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA SISWA SEKOLAH YANG MENJADI KORBAN BULLYING CHERYL JOCELYN LIOW Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ([email protected]) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara empirik antara bullying dengan harga diri pada remaja yang menjadi korban. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang siswa yang mengalami bullying dan bersekolah pada salah satu sekolah di daerah Jakarta Selatan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dari skala self esteem dan bullying. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analasis Pearson korelasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah correlation coefficient sebesar -0,190 dan nilai sig = 0,118 (p>0.05) yang artinya tidak ada hubungan antara bullying dengan self esteem pada remaja siswa sekolah yang menjadi korban. Kata kunci : Bullying, Harga Diri, Remaja, Korban Bullying PENDAHULUAN Berikut adalah cuplikan suatu koridor yang diberi nama “jalur Gaza”. Koridor ini anak kelas 1 dan berita: “Penganiayaan junior oleh 2 senior terjadi di SMAN 82. Ade melewati koridor ini. Dia dipukul, Fauzan, siswa kelas I yang menjadi diberi gel rambut di telinga dan di korban kekerasan dari siswa kelas rambutnya, ditonjok wajahnya dan III. Karena ia melewati salah satu tidak diperbolehkan untuk bagian tubuh lainnya berkali-kali ada 1 dari 10 orang dewasa yang sampai pingsan” (detik.com, 2009). diwawancarai merasa bullying adalah Kasus di atas merupakan masalah (detik.com, 2007). salah satu dari peristiwa kekerasan Bullying mempunyai dampak yang terjadi di masyarakat terlebih di negatif kepada pelaku dan korban. institusi pendidikan yang disebut Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebagai tindakan bullying. Bullying menyatakan bahwa pelajar yang adalah hal negatif yang ditandai menjadi dengan memiliki level depresi yang lebih agresi manipulatif dilakukan atau atau oleh tindakan korban maupun pelaku tindakan yang tinggi dari pada pelajar yang tidak seseorang atau pernah mendapat dan melakukan sekelompok orang terhadap orang tindakan lain atau sekelompok orang dalam popular, biasanya lebih menyendiri, jangka waktu tertentu (Sullivan & cemas dan takut pada situasi yang Cleary, 2004). baru. Korban juga merasa tidak penelitian Yayasan Berdasarkan Semai Jiwa bullying. korban tidak senang berada di sekolah, menarik Amini (Sejiwa), ternyata bullying diri masih kurang disadari sepenuhnya menghindari oleh para guru. Penelitian dilakukan (Rigby, 2007) lebih mungkin untuk terhadap guru-guru di 3 SMA di dua dikeluarkan dari sekolah (Sulivan & kota Jawa Cleary, guru cenderung depresi, cemas, terlalu besar menunjukkan di 1 Pulau dari 5 dari lingkungan pergi 2004). ke Korban bullying sensitif, olok dalam (Sulivan & Cleary, 2004). Sejalan kehidupan remaja dan tak perlu dengan pendapat yang dikemukakan diributkan. Selain itu, 1 dari 4 guru sebelumnya, berpendapat berpendapat bahwa korban bullying hal biasa bahwa sesekali dan sekolah menganggap penggencetan dan olokadalah waspada sekolah, pendiam Casidy penindasan tidak akan berdampak memperlihatkan buruk pada kondisi psikologi siswa. psikologi yang tinggi, perilaku tidak Sebuah studi yang dilakukan oleh sehat, dukungan yang rendah dari ahli pendidikan Amy Huneck hanya orang tua level (2009) maupun distress guru, gaya pemecahan masalah yang buruk, dengan harga diri pada remaja identitas sosial yang rendah. Apabila korban bullying?” untuk diteliti. hal ini, tetap dibiarkan maka dapat mengganggu keadaan psikologis korban ke arah negatif. Disebabkan oleh hal ini korban dapat memiliki TINJAUAN PUSTAKA Bullying Menurut Papalia, Olds dan harga diri yang rendah. Bahkan Feldman (2007) bullying merupakan menurut Sullivan dan Cleary (2004) perilaku agresi yang disengaja dan bisa mempunyai pikiran untuk bunuh berlangsung secara terus-menerus diri dan melakukannya. yang ditujukan pada individu yang Menurut Owens Rosernberg (dalam Mruk, & 2006) karakteristik individu yang memiliki harga diri yang hypersensitivity, rendah adalah tidak stabil, kepercayaan diri yang kurang, lebih memerhatikan perlindungan terhadap ancaman sudah menjadi incaran atau korban. Bentuk-bentuk Bullying Menurut Sullivan dan Cleary (2004) bentuk bullying dibagi bullying adalah menjadi 3, yaitu : a. Physical daripada bentuk yang paling nyata dari mengaktualisasikan kemampuan dan bullying dan terjadi ketika menikmati hidup, depresi, pesimis, seseorang dilukai secara fisik kesepian, mengasingkan diri dan sebagainya. b. Nonphysical bullying 1) Verbal bullying termasuk Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa tindakan memeras uang atau hak milik orang bullying dapat menunjukkan pola intimidasi hubungan dengan harga diri pada ancaman korbannya. Setelah meninjau uraian mencaci-maki, di menyebarkan atas maka penulis tertarik umum lain, atau kekerasan, berita mengangkat permasalahan “apakah bohong dan rumor yang hubungan antara tindakan bullying jahat. a) Non verbal bullying dibagi menjadi 2 yaitu penilaian individu bahwa secara langsung dan menyukai dirinya sendiri tidak langsung. sebaik seperti perasaannya a. Merusak barang. menyobek buku, milik b. Worth, yaitu perasaan dan Termasuk pakaian, menghancurkan dan mengambil merusak dinilai orang lain. c. Control, yaitu keyakinan barang individu dapat memengaruhi barang hasil dan peristiwa di dunia. (pencurian). (tidak perlu pada skala yang besar, tetapi kehidupan sehari-harinya). Harga Diri Menurut Guindon (2010) harga d. Belonging, yaitu perasaan diri adalah sikap, komponen evaluasi individu bahwa dirinya diri; merupakan bagian dari suatu penilaian afektif yang ditempatkan pada konsep diri terdiri kelompok dari rasa berharga dan penerimaan diterima serta dihargai oleh yang dan anggota kelompok lainnya. dipertahankan sebagai konsekuensi Individu akan memiliki nilai dari yang positif akan dirinya bila dikembangkan kesadaran kompetensi dan umpan balik dari dunia luar. dan bahwa ia mengalami perasaan diterima atau menilai dirinya sebagai bagian dari kelompoknya. Komponen-Komponen Harga Diri Menurut Kostelnik (2002), komponen-komponen dari harga Remaja diri, yaitu: Menurut a. Competence, yaitu keyakinan seseorang (2007) Olds Masa & remaja dan adalah masa peralihan antara masa kemampuan anak-anak dengan masa dewasa untuk menyelesaikan tugas mencakup perubahan fisik, kognitif dan mencapai suatu tujuan. dan mempunyai bisa Feldman, Papalia, psikososial kontes, insentif penjualan, dan program insentif psikologis dan fisik yang penjualan. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih METODE PENELITIAN kuat terhadap seseorang atau Identifikasi Variabel-Variabel sekelompok orang yang lebih Penelitian lemah. Skala bullying disusun Variabel-variabel digunakan dalam yang penelitian ini oleh penulis berdasarkan bentukbentuk dari bullying yaitu adalah : bullying secara fisik, verbal dan 1. Prediktor : Bullying non verbal (secara langsung dan 2. Kriterium : Harga Diri tidak langsung). Definisi Operasional Variabel Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada sampel ini adalah Penelitian Definisi operasional dalam siswa-siswi yang bersekolah di salah penelitian ini adalah : satu 1. Harga diri Sedangkan sampel penelitian ini Harga diri evaluasi, rasa adalah dimensi di Jakarta Selatan. adalah siswa-siswi kelas 2 SMU dan berjumlah 69 orang. Karakteristik yang subjek pada penelitian ini adalah dikembangkan dan dipertahankan korban bullying yang didapat dari dengan penilaian data hasil screening dan masih positif dan negatif tentang diri berada di kelas 2 SMU berumur 15 sendiri. Skala harga diri disusun sampai oleh penulis berdasarkan dimensi pengambilan sampel menggunakan dari harga diri yaitu competence, purposive worth, control dan belonging. pengambilan sampel harus berdasarkan ciri-ciri atau Bullying adalah perilaku agresi karakteristik tertentu, yang yang disengaja, berulang-ulang merupakan ciri pokok populasi. penerimaan berharga SMU diri membuat 2. Bullying dan terus-menerus secara 17 tahun.. sampling, Teknik dimana analisis korelasi product moment dari Teknik Pengumpulan Data Pearson, yaitu dengan menganalisis 1. Bullying Skala Bullying akan disusun hubungan antara skor total dari berdasarkan model Likert (Azwar, bullying sebagai prediktor dan harga 1998), yaitu distribusi respon diri sebagai kriterium. Analisis data sebagai dasar penentuan nilai dilakukan skalanya, penilaiannya didasarkan bantuan program SPSS for Windows pada tidak pernah, jarang, sering versi 16. dengan menggunakan dan sangat sering. Skala Bullying disusun berdasarkan bentuk- HASIL DAN PEMBAHASAN bentuk bullying yang tercantum dalam definisi operasional yang telah bahwa 2. Harga Diri Dalam mengumpulkan data mengenai Berdasarkan hasil uji hipotesis harga diri, dilakukan diketahui terdapat hubungan tidak antara bullying dengan harga diri penulis pada remaja yang menjadi korban. menggunakan skala harga diri Ini dapat diartikan bahwa tinggi atau akan disusun berdasarkan model rendahnya Likert memengaruhi tinggi atau rendahnya (Azwar, 1998), yaitu distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya, penilaiannya didasarkan pada bullying tidak harga diri pada remaja tersebut. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel sangat tidak sesuai, tidak sesuai, kemungkinan sesuai dan sangat sesuai. Skala subjek dalam sampel penelitian ini Bullying mengalami bullying kategori yang disusun bentuk-bentuk tercantum berdasarkan bullying dalam disebabkan karena yang rendah, hal ini terlihat dari mean definisi empirik bullying pada kurva normal. operasional Kemudian dilihat dari deskripsi subjek dalam penelitian ini hanya Teknik Pengujian Data Teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah terdapat 3 subjek yang mengalami bullying lebih dari 1 kali setiap minggu (6%), 6 subjek yang mengalami bullying 2-3 kali dalam jawaban pada skala bullying yang setiap bulan (11%) dan selebihnya diberikan. Oleh karena itu, dapat sebanyak yang diasumsikan bahwa terdapat 23% mengalami bullying 1-2 kali dalam subjek dari penelitian ini belum beberapa bulan terakhir memahami 45 subjek (83%). Menurut Sullivan (2004) akibat yang ditimbulkan sebenarnya mengenai bullying. bullying Diketahui pula sebanyak 46% adalah korban dapat menjadi depresi subjek pernah mengalami bullying dan di dalam kelas ketika sedang tidak introvert dari arti yang berlebihan. Menurut Rivers, Duncan & Besag ada (2007) korban bullying biasanya mengalami bullying di dalam kelas tidak percaya diri dan ragu-ragu ketika sedang ada guru, 11% subjek pada dirinya sendiri. Menurut Rigby pernah (2007) akibat bullying berpengaruh kamar mandi, 9% subjek pernah pada seberapa sering dan seberapa mengalami bullying di kantin, 4 lama seseorang mengalami bullying. subjek pernah mengalami bullying Semakin sering dan dengan durasi di lorong atau koridor, 4% subjek yang lama maka akibat bullying pernah dapat lapangan dan 6% subjek pernah memberi dampak yang semakin buruk pada korban. Dalam diketahui menyatakan penelitian bahwa 77% bahwa guru, 11% subjek mengalami mengalami pernah bullying bullying di di mengalami bullying diluar sekolah. ini Hal ini sejalan dengan pendapat Xin subjek Ma (dalam Sanders, 2004) yang pernah mengatakan bahwa tindakan mengalami bullying dan 23% subjek bullying lebih mungkin terjadi di menyatakan pernah dalam lingkungan sekolah daripada mengalami bullying. Namun, subjek di jalan dari atau ke sekolah. yang pernah Penelitian lain mengatakan bahwa mengakui tindakan kekerasan tersebut terjadi pernah mengalami perlakuan yang lebih sering ketika jam makan siang termasuk atau istirahat (Seals & Young, tidak menyatakan mengalami tidak bullying dalam bentuk-bentuk bullying. Hal ini dapat dilihat dari 2003). Kemungkinan selanjutnya Tingginya harga diri pada tidak ada hubungan antara bullying subjek dengan harga diri dikarenakan subjek disebabkan oleh faktor parental. dalam penelitian ini memiliki harga Menurut Mruk (2006), peran orang diri dalam kategori yang tinggi. Hal tua juga sangat memengaruhi harga ini dapat terlihat dari mean empirik diri harga normal. penerimaan/kehangatan, harapan dan yang konsistensi serta pola asuh orang tua. memiliki harga diri yang tinggi yaitu Hal ini sesuai dengan pendapat stabil secara emosi dan memiliki Owens-Sabir (2007) yang konsep mengemukakan bahwa terdapat diri pada Karakteristik individu diri konsisten Vaughan, kurva yang dan stabil menyeluruh, (Hogg 2002). & Menurut penelitian ini yaitu beberapa dukungan, hal memengaruhi dapat yang harga dapat diri yaitu Coopersmith (dalam Ermanza, 2008) pengawasan orang tua dan kasih individu dengan harga diri yang sayang tinggi memiliki keyakinan diri akan penelitian ini terdiri dari 61 orang kemampuannya, dan lebih mudah tinggal bersama orang tuanya (88%) menyesuaikan diri dengan suasana dan 8 orang yang tinggal bersama yang keluarga menyenangkan sehingga keluarga. lain Subjek (12%). dalam Dalam tingkat kecemasannya rendah serta penelitian ini terdapat 10 subjek yang memiliki ketahanan seimbang. Jika mengembangkan diri yang merasa dekat dengan ayahnya (15%), seseorang dapat 38 subjek yang merasa dekat dengan dirinya ibunya (55%) dan 21 subjek yang harga dengan baik, maka ia dapat terhindar merasa dari dampak negatif bullying. Hal ini (30%). Subjek yang merasa dekat diperkuat oleh pendapat Moore & dengan kedua orang tuanya memiliki Kirkham (2001) bahwa level harga harga diri dapat dibandingkan subjek yang merasa menjaga anak-anak dan remaja dari dekat dengan ayah atau ibunya saja. keterlibatan dalam bullying maupun Hal ini berarti kedua orang tua, baik tinggi yang dimiliki dampak negatif yang dtimbulkannya. dekat diri dengan yang keduanya lebih tinggi ayah maupun ibu memiliki peran ras, yang sama terhadap harga diri anak. memengaruhi harga diri seseorang Selain itu, menurut etnis dan berdasarkan ekonomi konsep dapat internalisasi Coopersmith (dalam Branden, 1985) stigma yang berasal dari generalisasi hal yang dapat memengaruhi harga masyarakat. diri anak adalah orang tua yang Demo (dalam Guindon, 2010) cenderung memiliki dan menikmati mengemukakan level harga diri yang tinggi. Cara peneliti orang tua memperlakukan anak pada dalam harga diri pada anak remaja. umumnya mencerminkan caranya Mendukung memperlakukan diri sendiri. Sejalan perkembangannya dengan pendapat tersebut Bednar, meningkatkan pengalaman kognitif, Wells & Petterson (dalam Mruk, memperluas pemahaman diri dan 2006) mengemukakan bahwa orang meningkatkan tua sebenarnya menunjukkan kepada remaja anak mereka rute dari harga diri Coopersmith (dalam Branden, 1985), melalui terdapat bagaimana mereka bahwa menemukan beberapa kestabilan remaja dalam dapat penerimaan tersebut. beberapa diri Menurut situasi yang mengatasi tantangan dan konflik berhubungan dengan harga diri yang mereka. tinggi Anak-anak mengikuti pola cenderung anak, yaitu anak orang memiliki pengalaman yang penuh tuanya, sehingga dapat dikatakan dengan pemikiran, perasaan dan nilai akibat tua penerimaan diri terhadap harga diri anak tidak dapat menghargai martabatnya ditolak. manusia. dari perilaku pada perilaku orang Tidak adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel kemungkinan disebabkan Untuk serta dapat pengalaman-pengalaman ia dapat sebagai memiliki tersebut tentu tidak terlepas dari kontribusi pula lingkungan baik orang tua, pengasuh, karena banyaknya variabel-variabel teman, guru ataupun orang-orang lain yang turut memengaruhi harga yang berada di dekatnya. diri remaja. Menurut Twenge dan Crocker (dalam Mruk 2006) faktor populasi, KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengambilan data penelitian sebaiknya dilakukan terhadap sampel diketahui bahwa tidak ada hubungan siswa SMA dari setiap wilayah yang bullying Jakarta (Selatan, Utara, Barat dan dengan harga diri pada remaja yang Timur). Sehingga, hasil penelitian menjadi Kemungkinan berikutnya dapat menyumbangkan disebabkan karena subjek penelitian teori-teori yang lebih baik dari teori- ini teori sebelumnya. signifikan antara korban. memiliki harga diri dalam kategori tinggi dan bullying dalam kategori yang renda. Beberapa DAFTAR PUSTAKA faktor yang turut memengaruhi harga diri seperti ras, etnis, ekonomi, peran orang tua (seperti dukungan, penerimaan, kehangatan, harapan, modeling, pola asuh orang tua). Peran orang tua sangat membantu akan perkembangan harga diri yang baik bagi remaja. Azwar, S. (1998). Tes prestasi 2ed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Branden, N. (1985). Honoring the self: self esteem and personal transformation. New York : Bantam Books Cassidy, T. (2009). Bullying and victimisation in school children : the role of social identity, problem-solving style, and family and school context. Social Psychology Education. 12, 63-76 SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya, adalah diharapkan untuk dapat mengontrol beberapa faktor lain seperti ras, etnis, ekonomi, peran orang tua (seperti Gunawan, D.(2009, 17 November). Langgar daerah larangan pasti bonyok. Detik News. Retrieved from: http://www.detiknews.com/ dukungan, Ermanza. (2008). Hubungan harga diri dan citra tubuh pada remaja putri yang obesitas dari sosial ekonomi menengah ke atas. Depok : Universitas Indonesia penerimaan, kehangatan, harapan, pola asuh orang tua). Selain itu, agar dapat dilakukan generalisasi pada Guindon, M.H. (2007). Self esteem across lifespan : issues and intervention. Routledge New York : Hogg, M.A & Vaughan, G.M.(2002). Social psychology: 3rd edition. London : Prentice Hall Kostelnik,M. (2002). Guiding children’s social development : 4th edition. New York : Delmar Thomson Learning Moore, M & Kirkham, C. (2001). Self-Esteem and its relationship to bullying behavior. Dublin : Wiley-Liss Inc. Aggressive Behavior. 27, 269-283 Mruk, C.J. (2006). Self-esteem research, theory, and practice. New York : Springer Publishing Company Nurvita I. (2007,27 April). Banyak guru anggap bullying bukan masalah serius. Detik News. Retrieved from: http://www.detiknews.com Rice, F. P., & Dolgin, K. G. (2002). The adolescent: development, relationships & culture. Boston : Allyn & Bacon Papalia Diane. E., Olds.S.W & Feldman, R.D. (2007). Human development tenth edition. New York : Mc Graw Hill Rigby, K. (2007). Bullying in schools. Melbourne: Australian Council for Educational Research Rivers,I., Duncan, N & Besag, V. (2007). Bullying: a handbook for educators and parents. Westport : Praeger Publishers Sanders, C.E & Phye, G.D.(2004). Bullying implication for the classroom. California : Elsevier Academic Press Seals, D & Young, J. (2003). Bullying and victimization : prevalence and relationship to gender, grade level, ethnicity, self esteem, and depression. California : Libra Publisher. Adolescence. 38, 152 Sejiwa Foundation. (2010, 21 April). Penelitan mengenai kekerasan di sekolah. Sejiwa. Retrieved from: http://sejiwa.org Sullivan, K & Cleary, M. (2004). Bullying in secondary schools. California : Corwin Press