BAB III PEMBAHASAN A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu sistem informasi dalam administrasi dan pembentukan bank data di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak. Tujuan utama dibentuknya Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak adalah dapat menghasilkan profil wajib pajak yang dapat menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib pajak. Langkah pertama dalam menggunakan aplikasi ini adalah melakukan log in ke aplikasi intranet Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak kemudian mengetikkan user name dan password yang telah terdaftar. Langkah selanjutnya adalah memilih menu aplikasi administrasi yang terdapat di layar utama aplikasi. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Sub menu yang dipilih selanjutnya adalah sub menu Alat Keterangan Super User. Pada layar akan tampil menu-menu pendukung. Pada sub menu Alat Keterangan Super User juga terdapat lima menu pendukung diantaranya, menu input alat keterangan, menu register / pencarian alat keterangan, menu pengiriman alat keterangan, menu rekapitulasi data, dan menu laporan penerimaan dan pemanfaatan data. 34 35 Gambar 3.1 Tampilan Menu Pendukung pada Sub Menu Alat Keterangan ( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ) Pada navigasi menu Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Alat Keterangan Super User kemudian dipilih menu input alat keterangan. Pada layar akan muncul tampilan seperti Gambar 3.2. Gambar 3.2 Tampilan Menu Input Alat Keterangan ( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ) 36 Pada tampilan menu input alat keterangan akan muncul menu-menu pendukung yang akan secara otomatis berpindah apabila menu yang disebelah paling kiri telah selesai dilakukan penginputan. Menu pendukung dokumen berisi tentang keterangan-keterangan yang harus diinput yang berhungan dengan jenis dokumen tersebut diantaranya nomor agenda, info utama, data dokumen, uraian bebas, dan info lain-lain. Pada info utama terdapat empat kategori jenis keterangan yaitu info dokumen, info wajib pajak, info sumber, dan lawan transaksi. Info nomor dan tanggal surat pengantar alat keterangan, jenis dan nomor dokumen, jenis pajak, masa dan tahun pajak, jumlah lembar alat keterangan, tanggal dokumen, pegawai penginput, dan AR WP. ID register alat keterangan akan secara otomatis muncul setelah kegiatan perekaman selesai setelah dipilih menu cetak alat keterangan. Info wajib pajak berisi tentang NPWP, nama wajib pajak, alamat, kota, dan kode pos tempat tinggal wajib pajak. Pada info sumber alat keterangan berisi tentang kategori, keterangan, nama, dan identitas sumber alat keterangan diperoleh sedangkan pada data lawan transaksi data yang harus diinput adalah NPWP, nama, dan alamat pihak dari lawan transaksi yang tercantum dalam alat keterangan yang direkam. Bagian yang berwarna kuning merupakan kotak yang harus dilakukan pengisian data sedangkan bagian selain warna kuning boleh diisi atau tidak diisi. 37 Gambar 3.3 Tampilan pada Menu Data Dokumen ( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ) Menu data dokumen berisi tentang jenis data, nilai data, satuan, tanggal data, dan keterangan. Jenis data hanya akan berisi keterangan total nilai data sedangkan pada kolom nilai data menjelaskan jumlah total nominal angka nilai data alat keterangan tersebut. Pada kolom satuan akan diberikan pilihan mata uang yang akan dipilih sesuai dengan nilai mata uang yang tercantum pada data alat keterangan. Tanggal data merupakan tanggal yang tertera pada alat keterangan. Pada menu uraian bebas terdapat layar kosong sebagai tempat untuk menuliskan keterangan yang terdapat pada alat keterangan. Uraian ini sesuai dengan yang tercantum pada penjelasan alat keterangan yang berisi keterangan- 38 keterangan dan informasi tambahan yang berhubungan dengan nilai data dan jenis transaksi yang terdapat pada alat keterangan tersebut. Gambar 3.4 Tampilan pada Menu Uraian Bebas ( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ) Tahap selanjutnya adalah menginput data pada menu info lain-lain. Pada menu ini terdapat tiga bagian yaitu, penyimpanan data, pengesahan, dan notifikasi. Penyimpanan data ini untuk memudahkan pengadministrasian dan penatausahaan alat keterangan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam rangka pemanfaatan bank data. Pada bagian ini terdapat lima keterangan yaitu ruangan dimana alat keterangan tersebut akan diarsipkan dan disimpan, lemari tempat penyimpanan data, baris letak alat keterangan tersebut disimpan, kolom posisi penyimpanan data tersebut, dan bundle pengarsipan data alat keteragan tersebut. Bagian selanjutnya adalah pengesahan alat keterangan tersebut yang berisi 39 identitas nama petugas yang mengesahkan alat keterangan tersebut dan tanggal dilakukan pengesahan / validasi. Langkah terakhir adalah notifikasi untuk memberitahukan dan meneruskan alat keterangan tersebut kepada Account Representative yang menaungi wajib pajak yang terdapat pada alat keterangan tersebut. Gambar 3.5 Tampilan pada Menu Info Lain-Lain ( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ) Setelah keempat tahap penginputan data alat keterangan tersebut selesai dilakukan maka pada layar akan kembali ke tampilan halaman utama / halaman pertama dari menu input alat keterangan, kemudian tekan menu simpan untuk 40 melakukan penyimpanan data. ID register alat keterangan akan secara otomatis tercantum setelah dilakukan penyimpanan data. Proses selanjurnya adalah mencetak alat keterangan yang telah direkam sebelumnya. Sebelum proses pencetakan alat keterangan dilakukan, pada layar akan muncul keluaran data yang berbentuk softcopy yang merupakan tampilan lembar data alat keterangan yang akan dicetak. Tampilan ini dimaksudkan agar dapat dilakukan penelitian lembar alat keterangan yang akan dicetak apakah sudah tepat dan benar karena apabila telah dicetak maka tidak bisa dilakukan pembetulan. Pencetakan alat keterangan ini dilakukan karena memerlukan validasi / pengesahan dari Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Pencetakan alat keterangan ini juga dimaksudkan untuk memudahkan proses penyimpanan dan penatausahaan alat keterangan serta untuk memudahkan dilakukan proses pengiriman alat keterangan. B. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super corridor merupakan aplikasi yang digunakan untuk menggali potensi secara aktif melalui perekaman, pengolahan, penyortiran, dan penyaluran/pertukaran data yang bersumber dari pihak ketiga untuk direalisasikan dengan data master file wajib pajak sehingga data menjadi bernilai secara kuantitatif maupun kualitatif yang berhubungan dengan kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan wajib pajak. 41 Gambar 3.6 Tampilan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ) Langkah pertama kali untuk memakai aplikasi ini adalah melakukan log in dengan menggunakan user name dan password yang telah terdaftar. Aplikasi ini sama-sama menggunakan browser Internet seperti halnya aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Setelah melakukan log in, pada layar computer akan muncul tampilan menu-menu aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super corridor, diantaranya menu yang menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan diselesaikan (to do list), bidang-bidang data, indikator data, pencarian data, perekaman data, pertukaran data, identifikasi data, mapping (pemetaan data), Master File Wajib Pajak (MFWP), tidak lanjut data, dan monitoring (pengawasan). Pada menu pencarian data terdapat beberapa menu 42 pendukung diantaranya, pencarian data MFWP, PBB, penduduk, eksternal dan internal. Pada menu perekaman data terdapat beberapa menu pendukung yaitu perekaman data tunggal, edit perekaman data tunggal, perekaman data masal (loader), cek NPWP perekaman data masal, edit perekaman data masal, approve perekaman data tunggal, dan appove perekaman data masal (loader). Pada pertukaran data terdapat terdapat dua menu pendukung yaitu perekaman, pertukaran data dan approve pertukaran data sedangkan pada menu identifikasi data juga terdapat dua menu pendukung yaitu identifikasi data dan approve identifikasi data. Perekaman data mapping, approve perekaman data mapping, serta bedah kawasan merupakan menu pendukung dari menu mapping. Pada menu tindak lanjut data terdapat dua menu pendukung yaitu, tindak lanjut ekstensifikasi dan tindak lanjut intensifikasi. Kedua menu pendukug tersebut masing-masing memiliki tiga sub menu pendukung yang sama yaitu perekaman himbauan, edit perekaman himbauan, dan approve himbauan. Menu terakhir adalah monitoring (pengawasan) yang memiliki tiga menu pendukung yaitu monitoring perekaman data, monitoring pengiriman data, dan monitoring tindak lanjut pemanfaatan data. Menu pertukaran data memberikan fasilitas dalam melakukan kegiatan tukar menukar data antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama lainnya. Pada menu ini dapat dilihat jenis dan total data yang dikirimkan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama lain serta mencantumkan identitas dan keterangan petugas yang melakukan pertukaran data. Approve pertukaran data merupakan menu untuk menyetujui dan memvalidasi terhadap data yang akan ditukar kepada pihak lain. 43 Gambar 3.7 Tampilan Menu pada Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ) Menu identifikasi data merupakan menu untuk mencari identitas data antara lain pencarian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pencarian Nomor Objek Pajak (NOP), pencarian alamat, penentuan jenis dokumen, atau kegiatan identifikasi lainnya. Menu perekaman data merupakan menu yang paling banyak digunakan karena pada menu ini terdapat fasilitas dalam melakukan perekaman data yang berupa alat keterangan dalam rangka pembentukan bank data perpajakan. Jenis data yang terdapat pada menu ini terbatas ada delapan kelompok jenis data yaitu perekaman data kendaraan, perekaman data BPHTB, perekaman data IMB, perekaman data kartu jalan, perekaman data yellow pages, 44 perekaman data PLN, perekaman data tenaga kerja asing, dan perekaman data transaksi jual beli. Gambar 3.8 Tampilan pada Menu Perekaman Data ( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ) Pada aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super corridor menu pendukung pada perekaman data yang hanya berjumlah delapan ini menyebabkan pemakaian aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super corridor jarang digunakan pada saat merekam data yang diperoleh. Keteranganketerangan yang tercantum di menu-menu pendukung ini juga mengharuskan dilakukan penginputan data sehingga apabila ada data yang kurang lengkat proses penginputan data dapat terganggu atau aplikasi tidak dapat menyimpan data karena terdapat keterangan yang tidak diinputkan. 45 C. Kelebihan dan Kelemahan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar Penggunaan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor sangat membantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama karanganyar. Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak yang digunakan memudahkan pegawai pajak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan adanya fitur atau menu manajemen kasus yang ada dalam aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Keuntungan menu manajemen kasus aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut: 1. Proses penyelesaian suatu kasus termonitor dengan jelas 2. Pegawai mengetahui ada kasus secara otomatis jika log in ke dalam sistem 3. Lebih efisien karena berkas pendukung cukup di upload melalui sistem 4. Hasil produk hukum langsung meng-update profil Wajib Pajak 5. Produk hukum yang keluar tetap tersimpan dalam database dan ada prosedur backup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil wawancaranya : “Dengan menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ini perekaman data dan informasi jauh lebih cepat dalam mengetahui dan menyelesaian kasus dan semua akan tersimpan dalam database DJP, pemasukan berkas pendukung juga lebih efisien karena cukup mengupload ke sistem”. 46 Namun disamping kelebihan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak diatas dalam penggunaannya aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak masih mempunyai kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Terkadang masih terdapat data yang masih belum tersedia walaupun sudah direkam sebelumnya dan belum dapat diatasi secara langsung tetapi harus memberikan konfirmasi ke kantor pusat karena server berada di kantor pusat dan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama hanya bisa menunggu. 2. Fitur yang masih kurang untuk Account Representative (AR) ketika melakukan pengawasan Wajib Pajak karena data yang masih kurang di aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak sehingga AR menggunakan aplikasi approweb karena memberikan data Wajib Pajak yang lebih detail. 3. Fitur yang masih kurang untuk juru sita ketika melakukan proses penagihan karena data yang disediakan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak masih kurang matang, karena dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak juru sita masih menghitung jatuh tempo untuk Wajib Pajak yang akan diterbitkan surat teguran atau surat paksa secara manual. Kelemahan ini juga disampaikan oleh salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar bagian Pengolahan data dan informasi. Berikut hasil wawancara yang disampaikan oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar : 47 “Terkadang kita harus menunggu konfirmasi dari Kantor Pusat untuk data yang sudah direkam karena data belum tersedia di aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak jadi kami hanya bisa menunggu konfirmasi dari sana dan untuk pengawan Wajb Pajak masih kurang karena belum tersedianya fitur Account Representative. Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ini juga tidak cocok digunakan oleh bagian juru sita karena dalam pelaksanaannya masih menghitung sendiri jatuh tempo pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak”. Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor merupakan pengembangan dari aplikasi sebelumnya yang sudah digunakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Kelebihan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor dari aplikasi sebelumnya antara lain : 1. Basis data bersifat sentral atau terpusat. 2. Produksi data dapat dimonitor karena terdapat fasilitas untuk melihat jumlah produksi data melalui menu monitoring. 3. Pengawasan administrasi secara otomatis. 4. Pengiriman data atau laporan secara elektronik (less paper) karena berbentuk softcopy. 5. Melalui aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dapat melihat dan memanfaatkan alat keterangan yang telah diinput oleh Kantor Pelayanan Pajak lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama karanganyar. Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan : “Kalau untuk aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ini kelebihannya pengawasan dilakukan secara otomatis oleh sistem jadi pegawai hanya melakukan log in dan memasukkan data Wajib Pajak dan semua akan muncul di sistem. Data Wajib Pajak juga lebih lengkap karena aplikasi ini 48 sistemnya terpusat jadi semuanya akan muncul data Wajib Pajak yang akan kita cari. Kita juga dapat mengambil data dari Kantor Pelayanan Pajak lainnya kerena aplikasi ini bersifat terpusat tadi jadi pekerjaan lebih cepat dan efisien”. Selain kelebihan-kelebihan yang ada dalam aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor yang merupakan pengembangan dari aplikasi sebelumnya, aplikasi ini masih memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut yaitu : 1. Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor kurang fleksibel dalam melakukan perekaman alat keterangan karena kurang tersedianya variasi menu input untuk merekam alat keterangan. 2. Fasilitas menu hanya menyediakan menu input data yang bersifat umum sehingga alat keterangan khusus tidak ada fasilitas untuk menginputnya. 3. Banyak keterangan-keterangan yang harus diisikan sehingga apabila dalam alat keterangan kurang terdapat data-data pendukung dan penjelas yang dinput, perekaman tidak dapat dilakukan secara maksimal dan aplikasi tidak dapat menyimpannya. Hal ini sesuai hasil wawancara yang dilakukan penulis. Berikut hasil wawacaranya : “Aplikasi ini juga memiliki kelemahan diantaranya menu yang disediakan terbatas sehingga data-data tertentu saja yang dapat diinputkan menggunakan aplikasi ini seperti perekaman data kendaraan, perekaman data BPHTB, perekaman data IMB, perekaman data kartu jalan, perekaman data yellow pages, perekaman data PLN, perekaman data tenaga kerja asing, dan perekaman data transaksi jual beli. Jadi selain itu atau data yang kurang lengkap data tidak dapat direkam menggunakan aplikasi ini”. Dari kelemahan-kelemahan dari kedua aplikasi ini juga terdapat kelemahan-kelemahan yang disebabkan masalah eksternal sehingga 49 pemanfaatan kedua apikasi ini tidak dapat dimaksimalkan, kekurangankekurangan ini diantaranya : 1. Terkadang terjadi error atau not responding saat akses aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak yang diakibatkan terjadi akses data secara bersamaan pada seluruh pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. 2. Koneksi terkadang masih mengalami gangguan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan penulis kepada salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil wawancara yang dilakukan : “Dari kendala-kendala yang disebabkan oleh aplikasi ada kendala yang disebabkan dari eksternal yaitu koneksi dan loading yang terlalu lama jika semua pegawai pajak menggunakan aplikasi secara bersamaan lalu terjadi error sehingga pegawai harus log in ulang untuk masuk kembali ke sistem”. D. Penggunaan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor mulai dicanangkan tahun 2010 melalui surat edaran Direktur Jenderal Pajak nomor 40 tentang tata cara penggunaan aplikasi Multimedia Super Corridor dalam rangka pembangunan, pengolahan, dan pengawasan data. Aplikasi Multimedia Super Corridor merupakan aplikasi yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar untuk menggali potensi secara aktif melalui perekaman, pengolahan, penyortiran dan penyaluran/pertukaran data yang bersumber dari pihak ketiga untuk direlasikan dengan data Master File Wajib Pajak (MFWP) 50 sehingga data yang menjadi bernilai secara kualitatif/kuantitatif terkait kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi Wajib Pajak. Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di bagian Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak tidak sepenuhnya digunakan. Bagian Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak lebih sering menggunakan aplikasi TPT lokal dengan alasan sebagai berikut: 1. Pelayanan tanda terima ke Wajib Pajak menjadi lebih cepat; 2. Pelayanan Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak tidak tergantung kepada kondisi jaringan ke Kantor Pusat; 3. Pelayanan TPT tidak tergantung kondisi server Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di Kantor Pusat; 4. Lebih mudah dioperasikan (mouse-free) Dengan menggunakan aplikasi TPT lokal pegawai bagian Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak dapat memberikan pelayanan menjadi lebih prima dibandingkan dengan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor yang kurang efektif. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil wawancaranya : “Penggunaan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di kantor ini belum maksimal terutama di bagian Tempat Pelayanan Terpadu yang sering menggunakan aplikasi TPT lokal karena pelayanan lebih cepat, tidak bergantung pada server pusat, dan pegawai lebih mudah menggunakan aplikasi ini”. 51 Pemanfaatan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor dalam perekaman data pada seksi pengolahan data dan informasi juga belum dapat dimaksimalkan, hal ini disebabkan kurangnya alat keterangan yang diinputkan ke aplikasi sehingga aplikasi tidak dapat menyimpan data. Faktor lain seperti kurangnya pelatihan dan diklat yang berhubungan dengan sistem dan aplikasi perpajakan kepada setiap pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar sehingga menyebabkan pegawai kurang handal dalam menguasai penggunaan sistem dan aplikasi perpajakan juga berpengaruh dalam penggunaan aplikasi ini. E. Temuan 1. Kelebihan a. Perekaman data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar merupakan tanggung jawab pejabat yang berwenang baik secara kualitas maupun kuantitas melalui pengesahan hasil perekaman data tersebut dengan memasukkan User Name dan Password pejabat yang bersangkutan. b. Pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor merupakan aplikasi yang digunakan untuk perekaman dan pemutakhiran data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar untuk tujuan ekstensifikasi (perluasan subjek dan objek pajak) dan/atau intensifikasi (peningkatan kepatuhan) perpajakan melalui kegiatan 52 penyandingan dan equalisasi antara data laporan Wajib pajak dengan data internal maupun data eksternal. c. Kelebihan perekaman alat keterangan dengan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor adalah basis data bersifat sentral atau terpusat, produksi data dapat dimonitor karena terdapat fasilitas untuk melihat jumlah produksi data melalui menu monitoring, pengawasan administrasi secara otomatis, pengiriman data/laporan secara elektronik (less peper) karena berbentuk softcopy dan melalui aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dapat melihat dan memanfaatkan alat keterangan yang telah diinput oleh Kantor Pelayanan Pajak lainnya. d. Semua kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak sudah sesuai dengan Standard Operating System (SOP). 2. Kelemahan a. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan dalam menggunakan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor pada pegawai Kantor Pelayanan Pajak. b. Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor kurang fleksibel dalam melakukan perekaman alat keterangan karena kurang tersedianya variasi menu input untuk merekam alat keterangan.