BAB III PEMBAHASAN A. Tata Cara Perekaman Data Dengan

advertisement
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak
Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu
sistem informasi dalam administrasi dan pembentukan bank data di lingkungan
Kantor Pelayanan Pajak. Tujuan utama dibentuknya Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak adalah dapat menghasilkan profil wajib pajak yang dapat menjadi
alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang akurat dengan mengerahkan
partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring terhadap data wajib
pajak.
Langkah pertama dalam menggunakan aplikasi ini adalah melakukan log
in ke aplikasi intranet Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak kemudian
mengetikkan user name dan password yang telah terdaftar. Langkah selanjutnya
adalah memilih menu aplikasi administrasi yang terdapat di layar utama aplikasi.
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Sub menu yang dipilih
selanjutnya adalah sub menu Alat Keterangan Super User. Pada layar akan
tampil menu-menu pendukung. Pada sub menu Alat Keterangan Super User juga
terdapat lima menu pendukung diantaranya, menu input alat keterangan, menu
register / pencarian alat keterangan, menu pengiriman alat keterangan, menu
rekapitulasi data, dan menu laporan penerimaan dan pemanfaatan data.
34
35
Gambar 3.1
Tampilan Menu Pendukung pada Sub Menu Alat Keterangan
( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak )
Pada navigasi menu Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Alat
Keterangan Super User kemudian dipilih menu input alat keterangan. Pada layar
akan muncul tampilan seperti Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Tampilan Menu Input Alat Keterangan
( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak )
36
Pada tampilan menu input alat keterangan akan muncul menu-menu
pendukung yang akan secara otomatis berpindah apabila menu yang disebelah
paling kiri telah selesai dilakukan penginputan. Menu pendukung dokumen
berisi tentang keterangan-keterangan yang harus diinput yang berhungan dengan
jenis dokumen tersebut diantaranya nomor agenda, info utama, data dokumen,
uraian bebas, dan info lain-lain. Pada info utama terdapat empat kategori jenis
keterangan yaitu info dokumen, info wajib pajak, info sumber, dan lawan
transaksi. Info nomor dan tanggal surat pengantar alat keterangan, jenis dan
nomor dokumen, jenis pajak, masa dan tahun pajak, jumlah lembar alat
keterangan, tanggal dokumen, pegawai penginput, dan AR WP. ID register alat
keterangan akan secara otomatis muncul setelah kegiatan perekaman selesai
setelah dipilih menu cetak alat keterangan.
Info wajib pajak berisi tentang NPWP, nama wajib pajak, alamat, kota,
dan kode pos tempat tinggal wajib pajak. Pada info sumber alat keterangan berisi
tentang kategori, keterangan, nama, dan identitas sumber alat keterangan
diperoleh sedangkan pada data lawan transaksi data yang harus diinput adalah
NPWP, nama, dan alamat pihak dari lawan transaksi yang tercantum dalam alat
keterangan yang direkam. Bagian yang berwarna kuning merupakan kotak yang
harus dilakukan pengisian data sedangkan bagian selain warna kuning boleh
diisi atau tidak diisi.
37
Gambar 3.3
Tampilan pada Menu Data Dokumen
( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak )
Menu data dokumen berisi tentang jenis data, nilai data, satuan, tanggal
data, dan keterangan. Jenis data hanya akan berisi keterangan total nilai data
sedangkan pada kolom nilai data menjelaskan jumlah total nominal angka nilai
data alat keterangan tersebut. Pada kolom satuan akan diberikan pilihan mata
uang yang akan dipilih sesuai dengan nilai mata uang yang tercantum pada data
alat keterangan. Tanggal data merupakan tanggal yang tertera pada alat
keterangan.
Pada menu uraian bebas terdapat layar kosong sebagai tempat untuk
menuliskan keterangan yang terdapat pada alat keterangan. Uraian ini sesuai
dengan yang tercantum pada penjelasan alat keterangan yang berisi keterangan-
38
keterangan dan informasi tambahan yang berhubungan dengan nilai data dan
jenis transaksi yang terdapat pada alat keterangan tersebut.
Gambar 3.4
Tampilan pada Menu Uraian Bebas
( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak )
Tahap selanjutnya adalah menginput data pada menu info lain-lain. Pada
menu ini terdapat tiga bagian yaitu, penyimpanan data, pengesahan, dan
notifikasi. Penyimpanan data ini untuk memudahkan pengadministrasian dan
penatausahaan alat keterangan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam rangka
pemanfaatan bank data. Pada bagian ini terdapat lima keterangan yaitu ruangan
dimana alat keterangan tersebut akan diarsipkan dan disimpan, lemari tempat
penyimpanan data, baris letak alat keterangan tersebut disimpan, kolom posisi
penyimpanan data tersebut, dan bundle pengarsipan data alat keteragan tersebut.
Bagian selanjutnya adalah pengesahan alat keterangan tersebut yang berisi
39
identitas nama petugas yang mengesahkan alat keterangan tersebut dan tanggal
dilakukan pengesahan / validasi. Langkah terakhir adalah notifikasi untuk
memberitahukan dan meneruskan alat keterangan tersebut kepada Account
Representative yang menaungi wajib pajak yang terdapat pada alat keterangan
tersebut.
Gambar 3.5
Tampilan pada Menu Info Lain-Lain
( Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak )
Setelah keempat tahap penginputan data alat keterangan tersebut selesai
dilakukan maka pada layar akan kembali ke tampilan halaman utama / halaman
pertama dari menu input alat keterangan, kemudian tekan menu simpan untuk
40
melakukan penyimpanan data. ID register alat keterangan akan secara otomatis
tercantum setelah dilakukan penyimpanan data. Proses selanjurnya adalah
mencetak alat keterangan yang telah direkam sebelumnya. Sebelum proses
pencetakan alat keterangan dilakukan, pada layar akan muncul keluaran data
yang berbentuk softcopy yang merupakan tampilan lembar data alat keterangan
yang akan dicetak. Tampilan ini dimaksudkan agar dapat dilakukan penelitian
lembar alat keterangan yang akan dicetak apakah sudah tepat dan benar karena
apabila telah dicetak maka tidak bisa dilakukan pembetulan. Pencetakan alat
keterangan ini dilakukan karena memerlukan validasi / pengesahan dari Kepala
Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Pencetakan alat keterangan ini juga
dimaksudkan untuk memudahkan proses penyimpanan dan penatausahaan alat
keterangan serta untuk memudahkan dilakukan proses pengiriman alat
keterangan.
B. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Direktorat Jenderal
Pajak Multimedia Super Corridor
Aplikasi
Direktorat
Jenderal
Pajak
Multimedia
Super
corridor
merupakan aplikasi yang digunakan untuk menggali potensi secara aktif melalui
perekaman, pengolahan, penyortiran, dan penyaluran/pertukaran data yang
bersumber dari pihak ketiga untuk direalisasikan dengan data master file wajib
pajak sehingga data menjadi bernilai secara kuantitatif maupun kualitatif yang
berhubungan dengan kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan wajib
pajak.
41
Gambar 3.6
Tampilan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor
( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor )
Langkah pertama kali untuk memakai aplikasi ini adalah melakukan log
in dengan menggunakan user name dan password yang telah terdaftar. Aplikasi
ini sama-sama menggunakan browser Internet seperti halnya aplikasi Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Setelah melakukan log in, pada layar
computer akan muncul tampilan menu-menu aplikasi Direktorat Jenderal Pajak
Multimedia Super corridor, diantaranya menu yang menjelaskan hal-hal yang
harus dilakukan dan diselesaikan (to do list), bidang-bidang data, indikator data,
pencarian data, perekaman data, pertukaran data, identifikasi data, mapping
(pemetaan data), Master File Wajib Pajak (MFWP), tidak lanjut data, dan
monitoring (pengawasan). Pada menu pencarian data terdapat beberapa menu
42
pendukung diantaranya, pencarian data MFWP, PBB, penduduk, eksternal dan
internal. Pada menu perekaman data terdapat beberapa menu pendukung yaitu
perekaman data tunggal, edit perekaman data tunggal, perekaman data masal
(loader), cek NPWP perekaman data masal, edit perekaman data masal, approve
perekaman data tunggal, dan appove perekaman data masal (loader).
Pada pertukaran data terdapat terdapat dua menu pendukung yaitu
perekaman, pertukaran data dan approve pertukaran data sedangkan pada menu
identifikasi data juga terdapat dua menu pendukung yaitu identifikasi data dan
approve identifikasi data. Perekaman data mapping, approve perekaman data
mapping, serta bedah kawasan merupakan menu pendukung dari menu mapping.
Pada menu tindak lanjut data terdapat dua menu pendukung yaitu, tindak lanjut
ekstensifikasi dan tindak lanjut intensifikasi. Kedua menu pendukug tersebut
masing-masing memiliki tiga sub menu pendukung yang sama yaitu perekaman
himbauan, edit perekaman himbauan, dan approve himbauan. Menu terakhir
adalah monitoring (pengawasan) yang memiliki tiga menu pendukung yaitu
monitoring perekaman data, monitoring pengiriman data, dan monitoring tindak
lanjut pemanfaatan data. Menu pertukaran data memberikan fasilitas dalam
melakukan kegiatan tukar menukar data antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama lainnya. Pada menu ini
dapat dilihat jenis dan total data yang dikirimkan ke Kantor Pelayanan Pajak
Pratama
lain serta mencantumkan identitas dan keterangan petugas yang
melakukan pertukaran data. Approve pertukaran data merupakan menu untuk
menyetujui dan memvalidasi terhadap data yang akan ditukar kepada pihak lain.
43
Gambar 3.7
Tampilan Menu pada Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super
Corridor
( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor )
Menu identifikasi data merupakan menu untuk mencari identitas data
antara lain pencarian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pencarian Nomor
Objek Pajak (NOP), pencarian alamat, penentuan jenis dokumen, atau kegiatan
identifikasi lainnya. Menu perekaman data merupakan menu yang paling banyak
digunakan karena pada menu ini terdapat fasilitas dalam melakukan perekaman
data yang berupa alat keterangan dalam rangka pembentukan bank data
perpajakan. Jenis data yang terdapat pada menu ini terbatas ada delapan
kelompok jenis data yaitu perekaman data kendaraan, perekaman data BPHTB,
perekaman data IMB, perekaman data kartu jalan, perekaman data yellow pages,
44
perekaman data PLN, perekaman data tenaga kerja asing, dan perekaman data
transaksi jual beli.
Gambar 3.8
Tampilan pada Menu Perekaman Data
( Sumber : Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor )
Pada aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super corridor menu
pendukung pada perekaman data yang hanya berjumlah delapan ini
menyebabkan pemakaian aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super
corridor jarang digunakan pada saat merekam data yang diperoleh. Keteranganketerangan yang tercantum di menu-menu pendukung ini juga mengharuskan
dilakukan penginputan data sehingga apabila ada data yang kurang lengkat
proses penginputan data dapat terganggu atau aplikasi tidak dapat menyimpan
data karena terdapat keterangan yang tidak diinputkan.
45
C. Kelebihan dan Kelemahan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak dan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar
Penggunaan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan
aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor sangat membantu
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
karanganyar. Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak yang
digunakan memudahkan pegawai pajak dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan adanya fitur atau menu manajemen kasus yang ada dalam
aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak. Keuntungan menu
manajemen kasus aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak adalah
sebagai berikut:
1.
Proses penyelesaian suatu kasus termonitor dengan jelas
2.
Pegawai mengetahui ada kasus secara otomatis jika log in ke dalam sistem
3.
Lebih efisien karena berkas pendukung cukup di upload melalui sistem
4.
Hasil produk hukum langsung meng-update profil Wajib Pajak
5.
Produk hukum yang keluar tetap tersimpan dalam database dan ada
prosedur backup.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan salah satu pegawai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil wawancaranya :
“Dengan menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ini
perekaman data dan informasi jauh lebih cepat dalam mengetahui dan
menyelesaian kasus dan semua akan tersimpan dalam database DJP, pemasukan
berkas pendukung juga lebih efisien karena cukup mengupload ke sistem”.
46
Namun disamping kelebihan aplikasi Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak diatas dalam penggunaannya aplikasi Sistem Informasi Direktorat
Jenderal Pajak masih mempunyai kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Terkadang masih terdapat data yang masih belum tersedia walaupun sudah
direkam sebelumnya dan belum dapat diatasi secara langsung tetapi harus
memberikan konfirmasi ke kantor pusat karena server berada di kantor pusat
dan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama hanya bisa menunggu.
2.
Fitur yang masih kurang untuk Account Representative (AR) ketika
melakukan pengawasan Wajib Pajak karena data yang masih kurang di
aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak sehingga AR
menggunakan aplikasi approweb karena memberikan data Wajib Pajak yang
lebih detail.
3.
Fitur yang masih kurang untuk juru sita ketika melakukan proses penagihan
karena data yang disediakan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal
Pajak masih kurang matang, karena dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak juru sita masih menghitung jatuh tempo
untuk Wajib Pajak yang akan diterbitkan surat teguran atau surat paksa
secara manual.
Kelemahan ini juga disampaikan oleh salah satu pegawai Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Karanganyar bagian Pengolahan data dan informasi. Berikut hasil
wawancara yang disampaikan oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar :
47
“Terkadang kita harus menunggu konfirmasi dari Kantor Pusat untuk data yang
sudah direkam karena data belum tersedia di aplikasi Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak jadi kami hanya bisa menunggu konfirmasi dari sana
dan untuk pengawan Wajb Pajak masih kurang karena belum tersedianya fitur
Account Representative. Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak ini
juga tidak cocok digunakan oleh bagian juru sita karena dalam pelaksanaannya
masih menghitung sendiri jatuh tempo pembayaran yang dilakukan oleh wajib
pajak”.
Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor
merupakan pengembangan dari aplikasi sebelumnya yang sudah digunakan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Kelebihan aplikasi Direktorat
Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor dari aplikasi sebelumnya antara lain :
1.
Basis data bersifat sentral atau terpusat.
2.
Produksi data dapat dimonitor karena terdapat fasilitas untuk melihat jumlah
produksi data melalui menu monitoring.
3.
Pengawasan administrasi secara otomatis.
4.
Pengiriman data atau laporan secara elektronik (less paper) karena
berbentuk softcopy.
5.
Melalui aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dapat melihat dan
memanfaatkan alat keterangan yang telah diinput oleh Kantor Pelayanan
Pajak lainnya.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Pratama karanganyar. Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan :
“Kalau untuk aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor ini
kelebihannya pengawasan dilakukan secara otomatis oleh sistem jadi pegawai
hanya melakukan log in dan memasukkan data Wajib Pajak dan semua akan
muncul di sistem. Data Wajib Pajak juga lebih lengkap karena aplikasi ini
48
sistemnya terpusat jadi semuanya akan muncul data Wajib Pajak yang akan kita
cari. Kita juga dapat mengambil data dari Kantor Pelayanan Pajak lainnya
kerena aplikasi ini bersifat terpusat tadi jadi pekerjaan lebih cepat dan efisien”.
Selain kelebihan-kelebihan yang ada dalam aplikasi Direktorat Jenderal
Pajak Multimedia Super Corridor yang merupakan pengembangan dari aplikasi
sebelumnya, aplikasi ini masih memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan
tersebut yaitu :
1.
Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor kurang
fleksibel dalam melakukan perekaman alat keterangan karena kurang
tersedianya variasi menu input untuk merekam alat keterangan.
2.
Fasilitas menu hanya menyediakan menu input data yang bersifat umum
sehingga alat keterangan khusus tidak ada fasilitas untuk menginputnya.
3.
Banyak keterangan-keterangan yang harus diisikan sehingga apabila dalam
alat keterangan kurang terdapat data-data pendukung dan penjelas yang
dinput, perekaman tidak dapat dilakukan secara maksimal dan aplikasi tidak
dapat menyimpannya.
Hal ini sesuai hasil wawancara yang dilakukan penulis. Berikut hasil
wawacaranya :
“Aplikasi ini juga memiliki kelemahan diantaranya menu yang disediakan
terbatas sehingga data-data tertentu saja yang dapat diinputkan menggunakan
aplikasi ini seperti perekaman data kendaraan, perekaman data BPHTB,
perekaman data IMB, perekaman data kartu jalan, perekaman data yellow pages,
perekaman data PLN, perekaman data tenaga kerja asing, dan perekaman data
transaksi jual beli. Jadi selain itu atau data yang kurang lengkap data tidak dapat
direkam menggunakan aplikasi ini”.
Dari kelemahan-kelemahan dari kedua aplikasi ini juga terdapat
kelemahan-kelemahan
yang
disebabkan
masalah
eksternal
sehingga
49
pemanfaatan kedua apikasi ini tidak dapat dimaksimalkan, kekurangankekurangan ini diantaranya :
1.
Terkadang terjadi error atau not responding saat akses aplikasi Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak yang diakibatkan terjadi akses data
secara bersamaan pada seluruh pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar.
2.
Koneksi terkadang masih mengalami gangguan.
Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan penulis kepada salah satu
pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil
wawancara yang dilakukan :
“Dari kendala-kendala yang disebabkan oleh aplikasi ada kendala yang
disebabkan dari eksternal yaitu koneksi dan loading yang terlalu lama jika semua
pegawai pajak menggunakan aplikasi secara bersamaan lalu terjadi error
sehingga pegawai harus log in ulang untuk masuk kembali ke sistem”.
D. Penggunaan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar
Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor mulai
dicanangkan tahun 2010 melalui surat edaran Direktur Jenderal Pajak nomor 40
tentang tata cara penggunaan aplikasi Multimedia Super Corridor dalam rangka
pembangunan, pengolahan, dan pengawasan data. Aplikasi Multimedia Super
Corridor merupakan aplikasi yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Karanganyar untuk menggali potensi secara aktif melalui perekaman,
pengolahan, penyortiran dan penyaluran/pertukaran data yang bersumber dari
pihak ketiga untuk direlasikan dengan data Master File Wajib Pajak (MFWP)
50
sehingga data yang menjadi bernilai secara kualitatif/kuantitatif terkait kegiatan
pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dalam rangka
intensifikasi dan ekstensifikasi Wajib Pajak.
Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di bagian
Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak tidak sepenuhnya digunakan. Bagian
Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak lebih sering menggunakan aplikasi TPT
lokal dengan alasan sebagai berikut:
1.
Pelayanan tanda terima ke Wajib Pajak menjadi lebih cepat;
2.
Pelayanan Tempat Pelayanan Terpadu Wajib Pajak tidak tergantung kepada
kondisi jaringan ke Kantor Pusat;
3.
Pelayanan TPT tidak tergantung kondisi server Direktorat Jenderal Pajak
Multimedia Super Corridor di Kantor Pusat;
4.
Lebih mudah dioperasikan (mouse-free)
Dengan menggunakan aplikasi TPT lokal pegawai bagian Tempat
Pelayanan Terpadu Wajib Pajak dapat memberikan pelayanan menjadi lebih
prima dibandingkan dengan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super
Corridor yang kurang efektif.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada
salah satu pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Berikut hasil
wawancaranya :
“Penggunaan Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor di
kantor ini belum maksimal terutama di bagian Tempat Pelayanan Terpadu yang
sering menggunakan aplikasi TPT lokal karena pelayanan lebih cepat, tidak
bergantung pada server pusat, dan pegawai lebih mudah menggunakan aplikasi
ini”.
51
Pemanfaatan aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super
Corridor dalam perekaman data pada seksi pengolahan data dan informasi juga
belum dapat dimaksimalkan, hal ini disebabkan kurangnya alat keterangan yang
diinputkan ke aplikasi sehingga aplikasi tidak dapat menyimpan data. Faktor lain
seperti kurangnya pelatihan dan diklat yang berhubungan dengan sistem dan
aplikasi perpajakan kepada setiap pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Karanganyar sehingga menyebabkan pegawai kurang handal dalam menguasai
penggunaan sistem dan aplikasi perpajakan juga berpengaruh dalam penggunaan
aplikasi ini.
E. Temuan
1.
Kelebihan
a. Perekaman data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar
merupakan tanggung jawab pejabat yang berwenang baik secara
kualitas maupun kuantitas melalui pengesahan hasil perekaman data
tersebut dengan memasukkan User Name dan Password pejabat yang
bersangkutan.
b. Pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dan
aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor
merupakan
aplikasi
yang
digunakan
untuk
perekaman
dan
pemutakhiran data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar
untuk tujuan ekstensifikasi (perluasan subjek dan objek pajak) dan/atau
intensifikasi (peningkatan kepatuhan) perpajakan melalui kegiatan
52
penyandingan dan equalisasi antara data laporan Wajib pajak dengan
data internal maupun data eksternal.
c. Kelebihan perekaman alat keterangan dengan aplikasi Direktorat
Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor adalah basis data bersifat
sentral atau terpusat, produksi data dapat dimonitor karena terdapat
fasilitas untuk melihat jumlah produksi data melalui menu monitoring,
pengawasan administrasi secara otomatis, pengiriman data/laporan
secara elektronik (less peper) karena berbentuk softcopy dan melalui
aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Karanganyar
dapat
melihat
dan
memanfaatkan alat keterangan yang telah diinput oleh Kantor
Pelayanan Pajak lainnya.
d. Semua kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak sudah sesuai
dengan Standard Operating System (SOP).
2.
Kelemahan
a. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan dalam menggunakan aplikasi
Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor pada pegawai
Kantor Pelayanan Pajak.
b. Aplikasi Direktorat Jenderal Pajak Multimedia Super Corridor kurang
fleksibel dalam melakukan perekaman alat keterangan karena kurang
tersedianya variasi menu input untuk merekam alat keterangan.
Download