BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok remaja adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok remaja adalah segmen yang besar dari populasi, keadaan ini
menunjukkan bahwa yang harus diperhatikan adalah kebutuhan remaja umur 10-24
tahun, kebutuhannya sangat bergantung pada beberapa karakteristik, disesuaikan
dengan karakteristik individu, misalnya umur, aktivitas seksual, pendidikan yang
diterima di sekolah dan status ketenagakerjaan, seperti halnya posisi mereka pada
umur-umur tersebut (Martaadisoebrata, Sastrawinata & Saifuddin, 2005: 318).
Data-data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang
besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1995
sekitar 1/5 dari penduduk dunia adalah remaja yang berumur 10-19 tahun. Sekitar 900
juta berada di negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang yang mempunyai penduduk usia remaja cukup besar.
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 kelompok umur 10-19 tahun
adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50% remaja laki-laki dan 49,1% remaja
perempuan (Soetjiningsih, 2009: 1).
Sedangkan berdasarkan Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-2025, BPS
(Biro Pusat Statistik), BAPPENAS (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional)
pada tahun 2009 jumlah remaja usia 10-19 tahun terdapat sekitar 64 juta atau 28,64%
dari jumlah penduduk Indonesia (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
2009: 1).
Permasalahan remaja yang saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan,
hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pendidikan
seks, remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai
pasangan atau pacar pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing
mencapai 34,7% dan 30,9% (BKKBN, 2008: 1).
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa. Dalam hal ini, remaja berkembang kearah kematangan seksual. Sebagian
remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya. Seperti boleh atau tidak melakukan
pacaran, melakukan onani atau ciuman. Kebingungan ini akan menimbulkan suatu
perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja (Soetjiningsih, 2009: 45).
Mengingat keingintahuan remaja sangat besar, dalam kondisi dimana
teknologi informasi dan komunikasi begitu bebas dewasa ini, maka kesempatan
remaja untuk memperoleh informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks
sangat terbuka.
Masalahnya adalah tidak semua informasi yang benar dan tepat bagi kehidupan
remaja, jika kemudian remaja mendapatkan informasi yang tidak benar, maka hal
tersebut akan berpengaruh pada nilai kehidupan mereka (BKKBN, 2008: 28).
Dari pengamatan awal peneliti, Sekolah Menengah Kejuruan Prayatna-1
Medan merupakan salah satu sekolah menengah umum yang letaknya sangat
strategis. Dengan tersedianya teknologi dan komunikasi yang mudah terjangkau
seperti mudahnya mengakses internet, televisi, koran atau majalah yang dapat
memberikan pesan seksualitas kepada remaja SMK. Sehubungan dengan hal tersebut,
ada kekhawatiran siswa dan siswi berpacaran dan menonton film porno yang
mempertunjukkan aktifitas seksual tidak wajar. Selanjutnya data dari SMK Prayatna 1 Medan dalam beberapa tahun ke belakang ditemukan seorang siswi keluar tanpa
alasan.
Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan tersebut dengan judul “Hubungan Pendidikan Seks dengan Perilaku
Seksual pada Remaja di SMK Prayatna-1 Medan Tahun 2011.“
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
“Apakah ada hubungan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada remaja di SMK
Prayatna-1 Medan?”
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada
remaja di SMK Prayatna-1 Medan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pendidikan seks pada remaja di SMK Prayatna-1
Medan.
b.
Untuk mengetahui perilaku seksual pada remaja di SMK Prayatna-1
Medan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat antara lain :
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi
dalam
melaksanakan
pengembangan
asuhan
kebidanan,
menentukan
pembinaan,
pengetahuan tentang hubungan pendidikan seks dengan
perilaku seksual pada remaja.
2. Pendidikan kebidanan
Hasil
pengetahuan
penelitian
ini
diharapkan
dapat
mengembangkan
ilmu
mahasiswa kebidanan terutama tentang hubungan pendidikan
seks dengan perilaku seksual pada remaja.
3. Tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi remaja
yang sedang menjalani pendidikan di SMK Prayatna-1 Medan
Download