42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Mom’me Organic Baby And Kids Spa beralamatkan di Jalan Dr. Cipto No 198 Semarang. Mom’me Organic Baby And Kids Spa memiliki dua swimtab untuk baby swim serta tiga bed untuk baby massage dan baby gym, selain itu juga dilengkapi dengan baby shop untuk mempermudah para orangtua mendapatkan perlengkapan bayi. Dekorasi ruang disesuaikan dengan tempat bermain bagi anak dengan dilengkapi banyaknya mainan warna warni serta musik yang membuat anak lebih rileks saat dilakukan baby spa. Mom’me Organic Baby And Kids Spa memiliki dua karyawan untuk melayani treatment baby spa yang merupakan tenaga kesehatan yang kompeten yaitu lulusan program studi kebidanan sehingga lebih mengerti perkembangan dan kebutuhan anak sesuai dengan usianya. Selain itu baby spa tersebut telah memiliki sertifikat sesuai dengan standar kompetensi internasional yaitu certified infant massage instructor training (CIMI) yang diberikan oleh Internasional Association of infant massage pada tahun 2012. Pelayanan pada baby spa sangat mengutamakan kenyamanan klien tanpa adanya pemaksaan dalam pemberian treatment serta sesuai dengan standar operasional prosedur. 43 B. Hasil dan Pembahasan Univariat 1. Gambaran frekuensi baby spa berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini: a. Umur 3 bulan Tabel 4.1 Distribusi frekuensi baby spa umur 3 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=5) Valid 2 Frequency 5 Percent 100 Valid percent 100 Berdasarkan tabel 4.1 mengenai hasil distribusi frekuensi baby spa yang telah dilakukan responden umur 3 bulan yaitu sebanyak 2 kali pada 5 responden (100%). Standar baby spa yang dilakukan pada bayi usia 3 bulan yaitu sebanyak dua kali treatment selama satu bulan. Menurut Aminati (2008, p.29) untuk bayi umur 1-3 bulan hanya diberikan gerakan halus dan tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat karena gerakan-gerakan bayi yang masih menggunakan gerakan refleks dan mulai berganti dengan gerakan yang terkoordinir untuk meminimalisir terjadinya gerakan-gerakan paksaan dalam baby spa yang dapat menimbulkan cidera. Senam bayi yang pertama dilakukan juga pada saat bayi usia 3-6 bulan, yaitu gerakan difokuskan pada gerakan tengkurap dan duduk (Pratyahara, 2012, p.134). 44 b. Umur 4 bulan Tabel 4.2 Distribusi frekuensi baby spa umur 4 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=7) Valid 2 3 4 Total frequency 2 3 2 7 percent 28.6 42.8 28.6 100 Valid percent 28.6 42.9 28.6 100 Berdasarkan tabel 4.2 mengenai hasil distribusi frekuensi baby spa yang telah dilakukan responden umur 4 bulan yaitu mayoritas treatment yang diberikan 3 kali sebanyak 3 responden (42.8%). Baby spa yang telah dilakukan pada bayi umur 4 bulan mulai mengalami peningkatan. Otot-otot yang terlatih untuk bergerak lebih bebas, terkoordinir dan mengalami kemajuan. Frekuensi baby spa usia 4 bulan dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Diagram 4.1 Distribusi frekuensi baby spa umur 4 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=7) Menurut Aminati (2008, p.29) pada bayi usia lebih dari 3 bulan pada saat pemijatan disarankan agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang meningkat. Setelah gerakan refleks menghilang 45 dan gerak motorik mulai muncul maka aktivitas mulai meningkat dan bermacam-macam (Maharani, 2013, p.14). c. Umur 5 bulan Tabel 4.3 Distribusi frekuensi baby spa umur 5 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=8) Valid 2 3 4 5 Total frequency 2 2 2 2 8 percent 25 25 25 25 100 Valid percent 25 25 25 25 100 Berdasarkan tabel 4.3 mengenai hasil distribusi frekuensi baby spa yang telah dilakukan responden umur 5 bulan yaitu rata-rata dilakukan treatment 2-5 kali masing-masing sebanyak 2 responden (25%). Treatment baby spa yang dilakukan pada bayi umur 5 bulan ini terdapat variasi frekuensi. Bayi mulai terbiasa dengan terapi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, aktivitas yang berada di dalam baby spa sangat membantu pergerakan otot-otot bayi dan membuatnya menjadi gerakan yang lebih terkoordinasi. Semakin sering bayi diberikan treatment maka gerakan-gerakan motorik kasar akan terlatih dengan baik. Frekuensi baby spa pada usia 5 bulan dapat dilihat pada diagram berikut ini: 46 Diagram 4.2 Distribusi frekuensi baby spa umur 5 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=8) d. Umur 6 bulan Tabel 4.4 Distribusi frekuensi baby spa umur 6 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=7) Valid 3 4 5 6 Total frequency 2 3 1 1 7 percent 28.6 42.9 14.3 14.3 100 Valid percent 28.6 42.9 14.3 14.3 100 Berdasarkan tabel 4.4 mengenai hasil distribusi frekuensi frekuensi baby spa yang telah dilakukan responden umur 6 bulan yaitu mayoritas treatment yang diberikan 4 kali sebanyak 3 responden (42.9%). Semakin bertambahnya usia bayi maka semakin sering dan terjadwal dalam memberikan terapi baby spa sehingga perkembangan motorik kasar lebih maksimal bahkan dapat melakukan gerakan pada item yang melebihi kemampuan di usianya. Stimulasi sangatlah penting dalam tumbuh kembang terutama pada usia keemasannya, semakin sering bayi mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur maka akan 47 lebih cepat berkembang. Frekuensi baby spa pada usia 6 bulan dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 4.3 Distribusi frekuensi baby spa umur 6 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=7) Bayi memiliki serabut-serabut otot tubuh yang diperlukan. Namun hanya dengan melakukan banyak gerakan secara terus-menerus dan seiring semakin bertambahnya berat otot, maka ia dapat memperpanjang dan mempertebal serabut-serabut otot tersebut. Pertumbuhan otot paling jelas terjadi selama masa bayi (Kyra Karmiloff dan Annette Karmiloff-Smith, 2004, p.113). Grafik 4.1 Distribusi frekuensi baby spa umur 3-6 bulan Momme Organic Baby And Kids Spa (n=27) 48 Berdasarkan garfik 4.1 di atas bahwa mayoritas responden dilakukan treatment baby spa 2x yaitu sebanyak 9 responden, pada usia 3-6 bulan merupakan tahapan awal bagi bayi untuk dilakukan treatment baby spa karena pada usia inilah otot-otot bayi mulai melakukan gerakan-gerakan yang aktif dari gerakan refleks pada usia sebelumnya. 2. Gambaran Perkembangan Motorik Kasar Bayi Setelah Dilakukan Baby Spa. Perkembangan responden setelah diberikan baby spa diukur menggunakan DDST II dengan interpretasi caution, normal, dan advance. Gambaran perkembangan bayi setelah dilakukan baby spa dapat dilihat pada tabel berikut: a. Perkembangan motorik kasar umur 3 bulan Tabel 4.5 Distribusi Stimulasi Responden Umur 3 Bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=5) caution normal advance total frequency 2 3 5 Percent 40 60 100 Valid percent 40 60 100 Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil distribusi frekuensi perkembangan motorik kasar diketahui perkembangan responden umur 3 bulan setelah dilakukan baby spa mengalami caution sebanyak 2 responden (40%) dan yang perkembangannya normal sebanyak 3 responden (60%). Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 5 bayi terdapat 3 bayi yang perkembangan motorik kasarnya dikatakan normal 49 karena dapat melakukan semua item yang berada pada garis usianya, sedangkan 2 bayi lainnya mengalami caution yang artinya bayi tidak dapat melakukan satu item pada sektor motorik kasar maupun adanya laporan dari orang tua bahwa bayi belum dapat melakukannya. Namun para orangtua sangat antusias dalam memfasilitasi bayinya agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Perkembangan motorik kasar bayi umur 3 bulan dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 4.4 Distribusi Stimulasi Responden Umur 3 Bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa (n=5) Pada bayi usia 3 bulan pergerakan otot bayi masih menggunakan gerakan-gerakan refleks yang belum terkoordinasi secara kompleks. Perkembangan otot untuk mengembangkan gerakan motorik kasar perlu adanya faktor belajar dan berlatih, sehingga para orangtua memberikan kesempatan pada bayinya untuk belajar dan berlatih. harus 50 b. Perkembangan motorik kasar umur 4 bulan Tabel 4.6 Distribusi Stimulasi Responden Umur 4 Bulan di Momme Organic Baby and Kids Spa (n=7) Valid normal Caution Advance frequency 7 - percent 100.0 - Valid percent 100.0 - Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hasil distribusi frekuensi tabel dan grafik diketahui perkembangan motorik kasar pada responden umur 4 bulan setelah dilakukan baby spa yaitu normal sebanyak 7 responden (100%). Pada usia 4 bulan bayi lebih sering diberikan stimulasi-stimulasi oleh orangtua di rumah, sehingga gerakan bayi lebih terkoordinir dan kompleks dari usia sebelumnya. Para orangtua mulai mengerti pentingnya stimulasi dan rangsangan taktil yang harus diberikan kepada bayi melalui pijatan/sentuhan maupun berenang. c. Perkembangan motorik kasar umur 5 bulan Tabel 4.7 Distribusi Stimulasi Responden Umur 5 Bulan di Momme Organic Baby and Kids Spa (n=8) Caution Normal Advance total frequency 5 3 8 percent 62.5 37.5 100.0 Valid percent 62.5 37.5 100.0 Berdasarkan tabel 4.7 mengenai hasil distribusi frekuensi diketahui perkembangan responden umur 5 bulan setelah dilakukan baby 51 spa mengalami normal sebanyak 5 responden (62.5%) dan yang perkembangannya advance sebanyak 3 responden (37.5%). Memberikan stimulasi berupa baby spa sudah dianggap sebagai kebutuhan bagi bayinya dalam perkembangan terutama pada sektor motorik kasar. Perkembangan motorik kasar responden umur 5 bulan dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 4.5 Distribusi Stimulasi Responden Umur 5 Bulan di Momme Organic Baby and Kids Spa (n=8) Bayi mulai aktif dan mengeksplor kemampuannya dalam beraktivitas dengan didukungnya pemberian stimulasi yang terus menerus dan terarah, serta keterbukaan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan yang diberikan kepada orangtua, sehingga mereka mulai melakukan banyak cara untuk mendukung aktivitas buah hatinya. d. Perkembangan motorik kasar umur 6 bulan Tabel 4.8 Distribusi Stimulasi Responden Umur 6 Bulan di Momme Organic Baby and Kids Spa (n=7) Caution Normal advance total frequency 5 2 7 percent 71.4 28.6 100.0 Valid percent 71.4 28.6 100.0 52 Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil distribusi frekuensi tabel dan grafik diketahui perkembangan responden umur 6 bulan setelah dilakukan baby spa mengalami normal sebanyak lima responden (71.4%) dan yang perkembangannya advance sebanyak dua responden (28.6%). Semakin sering diberikan stimulasi yang terarah dan teratur maka bayi dapat lebih mengeksplor perkembangan motorik kasarnya. Orangtua secara penuh memberikan fasilitas kepada bayi mereka demi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Mereka mengetahui bahwa setiap tindakan yang dilakukan pada treatment baby spa memberikan manfaat bagi perkembangan bayi khususnya pada motorik kasar. Perkembangan motorik kasar umur 6 bulan dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 4.6 Distribusi Stimulasi Responden Umur 6 Bulan di Momme Organic Baby and Kids Spa (n=7) Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot dan pertumbuhan sel lainnya (Hidayat, 2008, p.13). dengan 53 berendam atau berenang di dalam air otot-otot bayi aan berkembang dengan sangat baik, persendian umbuh secara optimal, dengan kata lain melalui gerakan di dalam air semua anggota tubuh bayi akan teerlatih, karena seluruh anggota tubuh digerakkan mulai dari kaki, tangan, hingga kepala walaupun gerakannya belum sempurna. Bayi yang belajar bergerak didalam air biasanya akan mampu berjalan lebih awal dibandingkan bayi-bayi lainnya karena kemampuan kontrol otot mereka lebih meningkat. Kemampuan motorik bayi akan berkembnag lebih pesatdaripada ia hanya bermain di lantai (Yahya, 2011, p.13).Dari keseluruhan distribusi perkembangan motorik kasar responden umur 3-6 bulan dapat dilihat pada grafik brerikut ini: Grafik 4.2 Distribusi Perkembangan Motorik Kasar Responden Umur 3-6 Bulan Momme Organic Baby And Kids Spa (n=27) 54 Pada grafik 4.2 dapat diketahui bahwa perkembangan motorik kasar pada bayi usia 3 hingga 6 bulan setelah dilakukan treatment baby spa mayoritas mengalami normal yaitu sebanyak 20 bayi hal itu dapat diketahui berdasarkan penilainan menggunakan DDST II. Namun dalam hal ini tidak dapat mempelajari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar bayi selain baby spa, sehingga hasil perkembangan bayi tidak dapat difokuskan akibat dari perlakuan baby spa sepenuhnya. 3. Pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik kasar bayi a. Uji statistik pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 3-6 bulan Tabel 4.9 Uji Pengaruh Baby Spa Terhadap Motorik Kasar Umur 3-6 Bulan Di Momme Organic Baby And Kids Spa Value Pearson chi-square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 24.632 df a 22.539 13.881 27 4 4 1 Asymp. Sig. (2sided) .000 .000 .000 Berdasarkan pengolahan data didapatkan chi square sebesar 24.632 dengan p value sebesar 0,000 < 0,05, maka berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan hipotesa Ha diterima berarti ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 3-6 bulan di Momme Organic Baby And Kids Spa Semarang. 55 b. Tabel silang pengaruh baby spa terhadap perkebangan motorik kasar bayi usia 3-6 bulan Tabel 4.10 Pengaruh Baby Spa Terhadap Motorik Kasar Umur 3-6 Bulan Di Momme Organic Baby And Kids Spa Frek minimal 2x 3 sampai 4x Lebih dari 5x Total caution 2 0 0 2 Motorik kasar total normal 7 13 0 20 9 14 4 27 advance 0 1 4 5 Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa semakin bertambahnya frekuensi bayi diberikan terapi baby spa maka perkembangan motorik kasar akan semakin meningkat. Para orangtua merasa bahwa bayinya sangat membutuhkan latihan-latihan fisik untuk menguatkan otot-ototnya dan mengkoordinir gerakan-gerakan agar lebih kompleks sesuai dengan kemampuan pada usianya. Selain itu baby spa banyak memberikan manfaat bagi bayi dalam masa pertumbuhan yang optimal. Perkembangan bayi sesudah baby spa menunjukkan bahwa pada responden mengalami peningkatan perkembangan motorik kasar. Berdasarkan fakta hasil penelitian, secara deskriptif terlihat baby spa memberikan pengaruh terhadap perkembangan bayi khususnya pada motorik kasar. Hasil riset ini sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Suko Asri, Dewi Purnama dan Fachrudi Hanafi (2011) tentang Pengaruh Olah Raga Bayi untuk Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus 56 pada Bayi Usia 4-12 Bulan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan berupa senam bayi memberikan pengaruh yang bermakna dengan peningkatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus bayi. Baby spa merupakan salah satu stimulasi taktil pada bayi. Stimulasi taktil merupakan suatu jenis rangsangan sensori yang paling penting untuk perkembangan bayi yang optimal. Sensasi sentuhan adalah yang paling berkembang pada saat lahir, karena sensasi ini telah berfungsi sejak dalam kandungan sebelum sensasi yang lain berkembang. Contoh rangsang taktil yang dapat dilakukan dan penting antara lain memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan gerakan termasuk memijat dan memandikan bayi. Cara lain yang dapat digunakan untuk merangsang dengan taktil adalah melalui mainan yang mempunyai permukaan yang lembut, licin, fleksibel dan kaku (Hammer dan Turner, 1990, dalam Soedjatmiko, 2006). Fakta ini dimungkinkan berkaitan pada gerakan pijat bayi di daerah punggung, posisi bayi ditengkurapkan dan dipijat dari leher belakang sampai ke pantat. Gerakan ini dapat menstimulasi bayi untuk mengangkat kepala tegak 90°, bangkit kepala tegak dan duduk kepala tegak. Fakta ini sesuai dengan riset sebelumnya yang membuktikan bahwa pijat bayi dapat meningkatkan perkembangan salah satu motorik kasar, yaitu kemampuan mengangkat kepala pada posisi tengkurap pada bayi usia 3-4 bulan (Triandari, 2011). Riset lainnya yang dilakukan 57 Widodo dan Herawati (2008) menunjukkan ada pengaruh dari massage efflurage terhadap motorik kasar pada bayi usia 3-4 bulan dalam kemampuan mengangkat kepala dan berguling. Selain itu gerakan yang dilakukan bayi saat berenang sangat luas sehingga memungkinkan bayi untuk mengeksplor seluruh kemampuannya dalam bergerak bebas, dengan kegiatan baby gym, baby swim dan baby massage bila dilakukan teratur maka akan menstimulasi taktil bayi agar perkembangan bertambah pesat dan dengan mudah melakukan gerakan-gerakan yang kompleks atau terkoordinasi. C. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian Beberapa kelemahan dan keterbatasan yang ditemui peneliti selama melakukan penelitian adalah: 1. Karakteristik responden yang diteliti hanya terbatas pada umur responden. Sementara masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan yang perlu diteliti seperti nutrisi dan stimulasi yang telah diterima responden. 2. Pengukuran perkembangan hanya dilakukan pada sektor motorik kasar sehingga tidak dapat melihat peningkatan perkembangan pada sektor lain . 3. Jumlah sampel terbatas hanya menggunakan waktu.