Melayani dengan Suka Cita [Agatha Gorenti Kismiyati, SMP TARAKANITA CITRA RAYA] - Berita Umum Di tengah-tengah kesibukan kegiatan Ulangan Tengah Semester 1 (UTS 1), karyawan SMP Tarakanita Citra Raya menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama dalam pendalaman iman Bulan Kitab Suci (BKS) pertemuan ketiga. Sebanyak kurang lebih 22 karyawan secara bersama-sama mencoba menggeluti Kitab Suci dengan membaca Kitab Suci dan sharing berkaitan dengan bacaan Kitab Suci. Untuk pertemuan ketiga ini (22/9) dipimpin oleh Ibu Agustina Sumiyati yang akrab dipanggil Ibu Mia. Tema pertemuan ketiga BKS adalah “Melayani dengan Sukacita.” Ibu Mia dalam pengantarnya mengatakan bahwa melayani bisa memberikan suka cita baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama. “Dalam melakukan pelayanan hendaknya kita lakukan dengan penuh cinta kasih dan suka cita. Dengan demikian kita meneladan Tuhan Yesus sendiri yang rela menderita sampai mati demi cinta-Nya kepada manusia,” tambahnya. Setelah membaca dan mendengar bacaan Kitab Suci dari Filipi 1: 12-30, peserta diajak untuk merenungkan isi Kitab Suci dengan diskusi kelompok. Pertanyaan-pertanyaan untuk lebih mendalami isi bacaan Kitab Suci antara lain: mengapa Rasul Paulus mengajak kita untuk bertekun dalam doa? Apa yang dimaksud suka cita dalam Tuhan? Bagaimana Rasul Paulus menghadapi penolakan dalam pelayanan? Dalam membangun niat, peserta mensharingkan apa motivasi dalam melayani, sebagai kehendak Allah atau kehendak pribadi, sejauh mana aku bisa bersuka cita dalam pelayanan, serta perasaan apa yang muncul setelah bisa melayani orang lain. Jawaban dari peserta bermacam-macam. “Saya sudah melayani sesama dengan sepenuh hati dan sukacita serta bersikap uji coba jika orang yang kita layani tidak puas,” demikian pengalaman salah satu peserta dalam pelayanan. Begitu mendengar jawaban salah satu peserta tersebut, peserta yang lain tertawa serentak. Ada peserta lain yang mengomentari,” Uji coba Ujian Nasional?” Gelak tawa semakin terdengar membahana. Ternyata ada salah pengucapan kata. Kata uji coba sebenarnya yang dimaksud adalah tahan uji. Kekeliruan ucapan ini bisa membuat suasana pertemuan menjadi lebih hangat. Dalam peneguhan terakhir, Ibu Mia mengatakan bahwa Rasul Paulus telah memberi teladan dalam pelayanan. Paulus melayani dengan suka cita karena pewartaan Injil bertujuan untuk menyelamatkan manusia dan Paulus yakin bahwa dengan mengandalkan doa dan bantuan dari Kristus, semua pelayanan demi kemuliaan Tuhan akan berhasil. “Marilah kita menjadi saksi Kristus dengan melayani sesama dengan penuh suka cita dan penuh ketulusan.” Demikian Ibu Mia mengakhiri peneguhannya. (AGK)