BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen
Pegawai
Negeri
Sipil
diarahkan
untuk
dapat
mewujudkan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, untuk
dapat mewujudkan maksud tersebut maka dibutuhkan Pegawai Negeri
sipil yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab melalui
pembinaan karier dan prestasi kerja yang lebih dititik beratkan pada
prestasi kerja.
Oleh karena itu mata pendidikan dan latihan managemen waktu dan
energi merupakan salah satu wujud amanah Undang-Undang ASN Nomor
5 Tahun 2014 dan terutama Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Istilah
pelatihan (training) memiliki makna yang hampir sama dengan pendidikan
dan pengembangan,namun tetap memiliki perbedaan. Pelatihan adalah
pembelajaran yang dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang
meningkat (kinerjanya) atau proses peningkatan kemampuan seorang
aparatur
dalam
melaksanakan
tugasnya.
Sedangkan
pendidikan
pembelajaran yang dipersiapkan untuk meningkatkan pelaksanaan
pekerjaan pada masa yang akan datang atau meningkatkan seseorang
untuk dapat menerima tanggung jawab dan atau tugas-tugas baru,
jadi pelatihan lebih menekankan waktu saat ini sedang pendidikan untuk
waktu
yang
akan
datang.
Sedangkan
pengembangan
adalah
pembelajaran yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan yang sedang
digeluti, tetapi tetap mempunyai pengaruh terhadap pekerjaan pada masa
yang akan datang.
Berdasarkan analisis kebutuhan maka pendidikan dan latihan (diklat)
maka mata diklat Managemen Waktu dan energi bagi pegawai negeri sipil
(ASN) merupakan kebutuhan amat penting dari aspek kemanfaatan
1
teoritis dan praktis tidak saja bagi individu yang bersangkutan tetapi dapat
dirasakan oleh organisasi maupun bagian kepegawaian. Bagi jajaran
organisasi akan mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dilandasi
etika dan moral dalam konteks membngun paradigma dan budaya
managemen
Waktu dan energi sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan sebaiknya, sedangkan bagi bagian kepegawaian dengan adanya
pendidikan dan pelatihan Managemen Waktu dan energi bagi pegawai
akan memberikaan nuansa kerja yang lebih baik, terutama mewujudkan
visi dan misi organisasi yang efisiaen, efektif serta disipin tepat waktu
sehingga dapat menjalin kerja sama dengan sesama pegawai.
Paradigma baru dari pendidikan dan pelatihan ASN yaitu pergeseran
dari pandangan lama yang lebih berorientasi paada government centre
kearah, public centre, sifat pekerjaan mulai berubah kearah pekerjaan
yang berdasarkan pengetahuan (knowledge-based-works) dan kebutuhan
sumber
daya
manusia
juga
berubah
kearah
pekerjaan
yang
berpengetahuan, koordinasi pekerjaan oleh atasan mulai berkurang, dan
berubah menjadi koordinasi sesame teman sejawat, perubahan basis
kekuasaan yang datang dari atasan menjadi basis kekuasaan yang
berasal dari warga Negara.
Pentingnya manajemen waktu dan energi untuk dimiliki dalam diri
seorang pegawai yaitu dapat membantu kita untuk bekerja secara lebih
efektif dan efesien dengan skala prioritas, dapat menjauhkan kita dari
depresi, stress karena dengan menerapkan manajemen waktu kita dapat
mengontrol setiap pekerjaan atau tugas dan tanggal waktunya dan
membuat kita lebih efisien, efektif dan produktif.
2
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang Konsep dan Pengertian tentang
Manajemen Waktu dan
Energi, faktor-faktor yang
mempengaruhi
manajemen waktu dan energi, teknik mengaplikasikan energi dan waktu,
aplikasi manajemen waktu dan energi dalam untuk bekerja.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
untuk mengatasi atau menyiasati tingginya volume/beban kerja,
terbatasnya waktu yg dimiliki, terbatasnya kemampuan fisik untuk
bekerja, dan tingginya tuntutan target pekerjaan.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu :
a. Menjelaskan Konsep dan Pengertian tentang Manajemen
Waktu dan Energi;
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
waktu dan energi;
c. Menjelaskan dan melaksanakan teknik mengaplikasikan energi
dan waktu;
d. Mengatasi Hambatan dalam aplikasi manajemen waktu dan
energi paradigma mengelola waktu dan energi untuk bekerja
secara efektif dan efisien serta mampu mengembangkan tipstips manajeman waktu dan energi dalam upaya meningkatkan
tugas-tugas kedinasan secara efisien dan efektif.
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Konsep dan Pengertian tentang Manajemen Waktu dan Energi
a. Teori manajemen waktu dan energi.
b. Unsur-unsur manajemen waktu dan energi.
c. Pengertian manajemen waktu dan energi.
d. Tips manajemen waktu dan energi yang baik
3
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu dan energi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajeman waktu dan
energi.
b. Upaya menuju efektifitas manajemen waktu dan energi
3. Teknik mengaplikasikan energi dan dan waktu
a. Prinsip-prinsip teknik mengaplikasikan manajemen waktu dan
energi.
4. Hambatan dalam aplikasi manajemen waktu dan energi paradigma
mengelola waktu dan energi untuk bekerja secara
efektif dan
efisien
a. Hambatan dalam upaya mengaplikasikan manajemen waktu
dan energi.
b. Paradigma mengelola waktu dan energi untuk efektif dan
efisien
E. Waktu Pelaksanaan
Diklat Manajemen Waktu dan Energi ini menggunakan waktu 6 Jam
Pelajaran (6 x 45 menit = 270 Menit).
F. Prasyarat
Persyaratan umum :
1. Memiliki potensi untuk dikembangkan.
2. Memiliki motivasi tinggi untuk pengembangan diri.
3. Mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
4. Memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas organisasi.
5. Berprestasi baik dalam melaksanakan tugas.
6. Sehat Jasmani dan rohani.
4
G. Petunjuk Mempelajari Modul
Modul ini merupakan salah satu modul yang harus diajarkan kepada
peserta diklat pengembangan diri apartur, sehingga dapat membekali
peserta untuk menerima dan memahami mata pelajaran berikutnya di
dalam diklat pengembngan diri aparatur tersebut. Modul ini sangat
relevan terhubung untuk diklat-diklat lainnya sepanjang menyangkut
pengembangan diri aparatur, misalnya Nasionalisme dan Integritas,
Pola Pikir Aparatur dan lainnya.
Modul ini terbagi dalam 4 (empat) kegiatan belajar sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar 1 dimaksudkan agar
peserta mampu
mendekripsikan konsep dan pengertian tentang manajemen
waktu dan energi.
2. Kegiatan
belajar
2
dimaksudkan
agar
peserta
mampu
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu
dan energi.
3. Kegiatan
belajar
3
dimaksudkan
agar
peserta
mampu
menerapkan teknik pemanfaatan manajemen wakktu dan
energi.
4. Kegiatan
belajar
mengaplikasikan
4
dimaksudkan
solusi
agar
mengatasi
peserta
mampu
hambatan
dalam
manajemen waktu dan energi.
5
BAB II
KONSEP DAN PENGERTIAN
MANAJEMEN WAKTU DAN ENERGI
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan
Menjelaskan Konsep dan Pengertian tentang Manajemen Waktu dan
Konsep dan Pengertian Manajemen Waktu seperti tercantum dalam
buku Etika membangun Sikap Profesionalisme sarjana karangan Srijani
dkk, 2007, adalah: “Aktivitas memanfaatkan waktu yang tersedia untuk
mencapai tujuan. Manfaatkan waktu karena waktu tidak dapat diganti,
disimpan dan kembali lagi”.Mengingat terbatasnya waktu yang kita miliki,
dan karena waktu tidak dapat kembali lagi, maka kita perlu belajar
bagaimana mengelola waktu agar kita mendapat manfaat sebesarbesarnya dari waktu yang singkat ini. Itu yang dilakukan oleh orang-orang
besar dalam hidupnya.
A. Teori Manajemen Waktu dan Energi
König
(2007)
mendefinisikan
manajemen
sebagai
proses
organisasi, yang meliputi perencanaan strategis, penataan, penetapan
tujuan, pengelolaan sumber daya, pengembangan manusia dan aset
keuangan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan dan mengukur
hasilnya. Sedangkan Manajemen Waktu merupakan seni menata
urusan kerja dan pribadi seefektif dan seefisien mungkin, membuat
semuanya terlaksana dengan baik, secepat mungkin, dan dengan
penggunaan sumber daya (waktu, energi, uang dan manusia)
sesedikit mungkin. Konsep dasar manajemen waktu dan energi
adalah
penggunaan
waktu
dan
energi
secara
efisien
dalam
merealisasikan pengerjaan suatu tugas. Para ahli percaya bahwa
beberapa hal berikut penting dipertimbangkan dalam perancangan
6
manajemen waktu dan energi yang bagus. Pertama, memprioritaskan
tugas-tugas penting, dan didasarkan atas sumber daya yang tersedia.
Kedua, mengembangkan perencanaan dan menggunaan waktu yang
tersedia dengan cara seefisien mungkin. Ketiga, terus memantau
penyimpanganpenyimpangan dan gangguan
yang
mengganggu
jadwal.
jalannya
pekerjaan
sesuai
terjadi yang
Keempat,
mengembangkan efisiensi dan mengurangi tekanan atas jadwal yang
telah dibuat termasuk tekanan kepada para aparatur yang terlibat
dalam bekerja.
Manajemen Waktu adalah tentang perencanaan hari/waktu
supaya bisa melakukan penggunaan paling baik atas waktu yang
dimiliki. Konsep atau istilah mengenai Manajemen Waktu berawal dari
revolusi industri, yaitu ketika mulai ada perhatian tentang pengelolaan
waktu secara efektif dan efisien untuk bisa mengontrol waktu yang
dimiliki seseorang. Sejak Drucker (1966) mempopulerkannya, konsep
Manajemen Waktu ini telah secara luas diterima sebagai hal yang
menyumbang pada efektivitas karyawan (Adebisi, 2013).
Manajemen Waktu adalah tindakan atau proses perencanaan
dan pelaksanaan pantauan sadar atas sejumlah waktu yang
digunakan untuk aktivitas khusus, terutama untuk meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas (Singh & Jain, 2013). Atau
seperti dikatakan Humes (dalam Adebisi, 2013), Manajemen Waktu
secara singkat dapat diartikan sebagai suatu seni mengatur,
mengorganisasi,
menjadwalkan,
serta
menganggarkan
waktu
seseorang untuk menghasilkan kerja lebih efektif dan produktif. Waktu
adalah sumber daya berharga, tidak dapat diganti dan tidak dapat
diubah. Maka dari itu, sangat perlu untuk menggunakan waku dengan
bijaksana. Manajemen Waktu mencakup tindakan menata, menjadwal,
mengorganisasi, dan mengalokasikan setiap waktu seseorang yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas hariannya. Tujuan utama
di balik semua usaha itu adalah untuk menghemat waktu lama yang
7
diperlukan untuk pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Dengan kata lain,
itu adalah suatu seni menata, mengorganisasi, menjadwal, dan
menganggarkan waktu yang tersedia untuk tujuan menghasilkan kerja
lebih efektif dan produktif.
Sedangkan untuk bisa mengelola energi yang dimilikinya,
manusia harus senantiasa fokus agar energi tersebut dapat
tersalurkan dengan optimal. Energi manusia sendiri bukannya tak
terbatas. Oleh karena itu, energi yang ada pada diri manusia harus
dikelola dengan baik karena manusia memiliki banyak keperluan yang
selalu membutuhkan energi. Energi tersebut juga harus dapat
didistribusikan dengan baik agar justru tidak malah mengganggu
kegiatan sehari-hari dan menurunkan produktivitas. Energi tersebut
dapat berupa tenaga, daya pikir, atau segala sumber daya lainnya
yang ada di tubuh manusia yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan hidupnya.
Dalam penerapannya di dalam organisasi privat (perusahaan)
maupun organisasi publik (pemerinatah) saling berkaitan erat satu
sama lainnya. Masing-masing dari unsur tersebut tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa adanya salah
satu maka penerapan fungsi manajemen dalam perusahaan atau
instansi pemerintah tidak akan bisa berjalan dengan baik dan
semestinya.
1. Definisi Waktu
Waktu atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan,
atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,
atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Jenisjenis pengukur waktu atau jam adalah: jam matahari jam analog
jam digital . Waktu adalah bagian dari struktur dasar dari alam
semesta, sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara
8
berurutan. Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi
peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke
masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval. Waktu
telah lama menjadi subjek utama penelitian dalam agama, filsafat,
dan ilmu pengetahuan.. Namun demikian, berbagai bidang seperti
bisnis, industri, olahraga, ilmu pengetahuan, musik, tari, dan teater
hidup semua menggabungkan beberapa gagasan waktu ke dalam
sistem masing-masing pengukuran. Beberapa, secara sederhana
didefinisikan yang relatif tidak kontroversial waktu termasuk
"waktu adalah sesuatu yang dapat dihitung oleh jam" dan "waktu
adalah segala sesuatu yang terjadi secara sekaligus".
Terdapat
dua sudut pandang tentang waktu yaitu Salah satu
pandangan mengatakan bahwa waktu adalah bagian dari struktur
dasar dari dimensi alam semesta yang terjadi secara independen
dari sebuah peristiwa, di mana peristiwa terjadi secara berurutan.
Sir Isaac Newton lebih kepada pandangan realis, dan disebut
sebagai waktu Newtonian. Pandangan yang berlawan yaitu waktu
tidak mengacu pada apapun melalui "wadah" terhadap suatu
peristiwa dan benda-benda yang "bergerak melalui", atau untuk
setiap entitas yang "mengalir", tetapi bukan bagian dari struktur
dasar intelektual (bersama-sama dengan ruang dan nomor /
angka) di mana manusia dapat membandingkan urutan kejadian.
Pandangan kedua, dalam tradisi Gottfried Leibniz dan Immanuel
Kant, menjelaskan waktu itu bukanlah suatu peristiwa atau hal,
dan dengan demikian tidak terukur dengan sendiri dan juga tidak
bisa berpindah. Waktu adalah salah satu dari tujuh besaran fisika
fundamental dalam Sistem Satuan Internasional. Waktu yang
digunakan untuk menentukan jumlah lainnya - seperti kecepatan sehingga mendefinisikan waktu dalam hal jumlah tersebut akan
mengakibatkan sirkularitas definisi.
9
2. Definisi Managemen Waktu
Manajemen memiliki pengertian sebagai cara penggunaan dari
sumber daya yang efektif sehingga dapat mencapai sasaran.
Sedangkan waktu adalah segala rangkaian yang terjadi saat
proses,
pelaksanaan
dan
juga
ketika
kegiatan
sedang
berlangsung. Pengertian Manajemen waktu itu sendiri adalah
bagaimana dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan lebih
cepat dan juga dengan lebih cerdas. Sedangkan menurut Orr
(1971), manajemen waktu adalah suatu cara untuk bisa
menggunakan waktu se-efisien dan juga se-efektif mungkin
sehingga mampu memperoleh hasil penggunaan waktu yang
maksimal. Sedangkan menurut Taylor (1964) , manajemen waktu
merupakan bagaimana pencapaian dari sasaran utama yang ada
di suatu kehidupan yang menjadi hasil utama dari kehidupan
tersebut dengan menyisihkan jenis jenis kegiatan yang tidak
memiliki manfaat atau arti yang penting. Menurut Atkinson
Manajemen waktu didefinisikan sebagai suatu jenis ketrampilan
yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan tindakan
seorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu
tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik – baiknya.
Dan menurut Forsyth – Manajemen waktu adalah cara bagaimana
membuat
waktu
menjadi
terkendali
sehingga
menjamin
terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi juga produktifitas.
Oleh karena itu, dapat disarikan bahwa prinsip manajemen
waktu pada hakekatnya adalah aktivitas seseorang untuk dapat
mengatur atau me-manage waktu secara baik dan tepat sangat
diperlukan pemahaman mengenai prinsip dasar manajemen waktu
supaya dapat berhasil dan memiliki daya guna, Adapun prinsip
dasar dan pentingnya
dari manajemen waktu yang harus di
perhatikan adalah:
10
a)
Sediakanlah waktu untuk perencanaan dan untuk menetapkan
prioritas.
b)
Selesaikanlah pekerjaan atau tugas yang memiliki prioritas
yang tinggi secepat mungkin dan selesaikan pekerjaan
sebelum memulai pekerjaan yang lain.
c)
Dan prioritaskan kembali tugas yang tersisa, berdasarkan
informasi baru yang terkait.
Sedang pentingnya manajemen waktu adalah bahwa karena
waktu itu sangat berharga dan watu yang berlalu tak dapat di
ulang lagi, inilah alasannya: (1) Dapat membantu kita untuk
bekerja secara lebih efektif dan efesien dengan skala prioritas.(2)
Dapat menjauhkan kita dari depresi, stress karena dengan
menerapkan manajemen waktu kita dapat mengontrol setiap
pekerjaan atau tugas dan tanggal waktunya dan (3) membuat
kita lebih efisien, efektif dan produktif.
3. Definisi Manajemen Energi
Manajemen energi adalah program terpadu yang direncanakan
dan dilaksanakan secara sistematis untuk memanfaatkan
sumberdaya energi dan energi secara efektif dan efisien dengan
melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi
secara kontinu tanpa mengurangi kualitas produksi/pelayanan
(wikipedia Bahasa Indonesia : 2010) . Hal ini bagaimana seorang
pegawai dapat mengatur kekuatan fisik/ tenaga yang dimiliki
untuk
menghadapi
beban
pekerjaan
yang
menjadi
tanggungjawabnya, bekerja optimal dengan kemampuan kinerja
yang dimiliki.
4. Definisi Energi Secara Umum
Definisi energi secara umum yaitu kata energi berasal dari
bahasa Yunani, yang artinya kerja yaitu ergon. Sedangkan
menurut KKBI energi secara garis besarnya didefinisikan daya
atau kekuatan yang akan diperlukan untuk dapat melakukan
11
berbagai rangkaian proses kegiatan. Energi sendiri merupakan
bagian yang berasal dari diri sendiri dan suatu benda, sehingga
energi tersebut bersifat secara fleksibel yang dapat berpindah
maupun dapat berubah.Energi adalah sesuatu yang sangat
berarti dalam kehidupan manusia di alam karena segala bentuk
tindakan atau kegiatan, manusia memerlukan energi. Berikut ini
definisi energi menurut para ahli antara lain:
a. Menurut Robert L. Wolke ;Energi adalah kemampuan
membuat sesuatu bisa terjadi.
b. Menurut Pardiyono ;Energi adalah suatu bentuk kekuatan
yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda.
c. Menurut Michael J, Moran; Energi adalah sesuatu konsep
dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek
penting dalam analisis teknik.
d. Menurut Mikkrajuddin; Energi adalah kemampuan benda
untuk melakukan usaha.
5. Definisi Manajemen Energi Sumberdaya Manusia (SDM)
Demikianlah beberapa definisi energi secara umum sebagaimana
dideskripsikan di atas, pendapat para ahli serta definisi dari
macam-macam energi yang ada di dalam bumi kita dan berada di
sekitar kita. Semoga kita dapat memanfaatkan energi tersebut
dengan bijak dan hemat.
Dalam konteks managemen energi
sumberdaya manusia (SDM), maka dapat dianalogikan dengan
segenap substansi definisi diatas tentang bagaimanakah definisi
energi manusia dikelola ? Karena itu Konsep Manajemen Energi
Sumberdaya manusia (SDM) untuk Menuju Pribadi yang
Produktif dan Efektif merupakan pertanyaan sentral yang
penting dipahami, dimengerti dan dilakukan oleh setiap manusia
dengan segala energi (baca: potensi/tenaga/pikiran/daya) agar
dapat
dikelola
dengan
baik,
sehingga
bisa
menghasilkan
produktifitas tinggi.
12
Manajemen energi pertama kali mengemuka ketika banyak orang
yang membaca buku karangan Jim Loehr dan Tony Schwartz
berjudul The Power of Full Engagement: Managing Energy, Not
Time, is the Key to High Performance and Personal Renewal.
Buku
ini
menawarkan
prinsip-prinsip
manajemen
energi
berdasarkan pengalaman penulisnya dalam menangani atlet-atlet
terkenal yang pernah bekerja sama dengan mereka. Dalam
tataran praktis, manajemen energi mungkin tak jauh berbeda dari
manajemen waktu. Namun dalam tataran konsep, manajemen
energi jelas berbeda dengan manajemen waktu. Prinsip-prinsip
manajemen dalam kajian pengembangan diri lebih merupakan
paradigma dan sikap mental ketimbang tips-tips praktis yang
bersifat operasional. Oleh karena itu, memahami perbedaan
manajemen energi dan manajemen waktu dari sudut pandang
perbedaan paradigma merupakan suatu hal yang mutlak untuk
dilakukan. Dan memang seperti itulah kenyataannya, manajemen
energi bertumpu pada paradigma pengelolaan energi (bukan
pengelolaan waktu) dalam melakukan segala aktivitas kehidupan.
Dengan paradigma seperti ini, setiap orang dituntut untuk mampu
mengatur ritme kehidupannya dengan alokasi energi yang optimal
dan efektifSebenarnya, manajemen energi telah dikenal oleh
manusia sejak ribuan tahun silam. Perhatikanlah bagaimana
orang-orang yang berlatih ilmu bela diri! Ilmu bela diri seperti
kungfu yang telah berusia ribuan tahun itu mengetahui bagaimana
energi harus dipusatkan dan dilepaskan pada waktu yang tepat.
Coba kita perhatikan apa yang dilakukan oleh seorang ahli bela
diri saat mereka akan memecahkan balok es besar atau tumpukan
batu bata dengan tangannya. Energi manusia sendiri bukannya
tak terbatas. Oleh karena itu, energi yang ada pada diri manusia
harus dikelola dengan baik karena manusia memiliki banyak
keperluan yang selalu membutuhkan energi. Energi tersebut juga
13
harus dapat didistribusikan dengan baik agar justru tidak malah
mengganggu kegiatan sehari-hari dan menurunkan produktivitas.
Energi tersebut dapat berupa tenaga, daya pikir, atau segala
sumber daya lainnya yang ada di tubuh manusia yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Jika
dievaluasi
lebih
mendalam
dengan
menggunakan
pendekatan konsep manajemen energi, yang terjadi adalah bahwa
seseorang mampu mengerjakan manajemen waktu, tetapi ia
gagal dalam mengerjakan manajemen energi. Itulah sebabnya,
pekerjaan yang sebenarnya secara perhitungan akal sehat ketika
membuat perencanaan mampu dikerjakan secara singkat, tapi
dalam pelaksanaannya menjadi berlarut-larut. Ada yang tidak
beres dengan manajemen energi diri seseorang tersebut. Dan ia
tidak pernah berpikir sejauh itu pada saat itu.
Satu hal yang besar kemungkinannya tidak kita kerjakan pada
saat gagal mengerjakan pekerjaan sesuai waktunya adalah fokus.
Padahal, jika saja seseorang
mampu memfokuskan diri,
mengerahkan energi maksimal untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Fokus artinya mengoptimalkan energi diri sendiri untuk
suatu pekerjaan saat kau sedang mengerjakan pekerjaan
tersebut. Berlatihlah untuk fokus. Belajarlah untuk mengelola
energi diri sendiri sesuai dengan rencana kerja yang telah engkau
buat. Harus yakin, dengan fokus maka produktivitas akan
meningkat dan hidup akan jauh menjadi lebih baik. Aturlah waktu
istirahatmu sehingga dapat optimal. Ingat, istirahat dan kegiatan
santai yang cukup dan optimal akan membantu memulihkan
energimu untuk mengerjakan pekerjaan berat setelah itu. “Work
hard, play hard“, merupakan istilah yang cukup mudah untuk
merepresentasikan konsep manajemen energi. Jangan lupa,
makan dan minum yang sehat dan bergizi juga merupakan bagian
penting dari manajemen energi selain berolahraga. Intinya, semua
14
aktivitas yang menggunakan, menghabiskan, dan memulihkan
energi termasuk ke dalam konsep manajemen energi.
B. Unsur Unsur Managemen Waktu dan Energi
Sistem manajemen waktu yang sesuai dengan kebutuhan bisa
membantu kita dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dalam waktu
yang lebih singkat. Adapun unsur-unsur atau elemen managemen
waktu pada galibnya meliputi unsur-unsur substantif yang memuat
tentang;
manfaat
managemen
waktu,
efektifitas
penggunan
waktu,skala prioritas dan delegasi. Apapun pekerjaannya maka
manfaat, prioritasnya, penggunaan waktu dan delegasi adalah unsurunur
penting
untuk
mempelajari
dn
merencanakan
serta
malaksanakan bagaimana cara mengatur waktu akan membantu kita
dalam mencapai target atau tujuan yang sudah di tetapkan
sebelumnya.
1. Manfaat manajemen waktu
Sistem manajemen waktu yang sesuai dengan kebutuhan bisa
membantu kita dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dalam waktu
yang lebih singkat. Apapun prioritasnya, mempelajari bagaimana
cara mengatur waktu akan membantu kita dalam mencapai target
atau tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya, inilah beberapa
apa lasan mengapa kita harus me-manage waktu:
a)
Dapat membantu kita membuat prioritas. Seperti misalnya,
manakah yang harus di dahulukan membayar uang sekolah
atau membeli handphone baru.
b)
Dapat mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda
tugas atau pekerjaan.
c)
Dapat membantu menghindari tabrakan waktu atau bentrok.
Seperti
misalnya,
menghindari
2
(dua)
kegiatan
yang
seharusnya tidak dilakukan secara bersamaan.
15
d)
Dan dapat membantu mengevaluasi perkembangan atau
kemajuan kita dalam menyelesaikan tugas atau perkerjaan.
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan, maka dapat
dicapai suatu kesimpulan bahwa pengertian manajemen waktu
adalah suatu proses yang berhubungan dengan pencapaian suatu
tujuan tertentu maupun sasaran yang sebelumnya telah ditentukan
untuk
bisa
dicapai
dalam
suatu
periode
tertentu
dengan
penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif, seperti
misalnya adalah uang, manusia, perlengkapan, metode dan bahan.
Dapat pula dikatakan bahwa manajemen waktu adalah suatu
kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian dan juga pengawasan mengenai produktivitas
tertentu.
2. Efektifitas Managemen Waktu
Tingkat efektivitas dari suatu manajemen waktu akan bisa terlihat
dari pencapaian suatu target dan juga tujuan tujuan dari
manajemen waktu tersebut dilakukan. Efisien sendiri memiliki dua
makna yaitu antara lain pengurangan waktu yang telah dialokasikan
serta adanya makna investasi dari waktu dengan penggunaan
waktu yang telah tersedia. Tentunya manajemen waktu adalah
bagaimana anda bisa mengatur serta memanfaatkan waktu yang
telah dialokasikan atau yang anda miliki sehingga dapat digunakan
untuk
menyelesaikan
menghasilkan
suatu
pekerjaan
hal
yang
pekerjaan
produktif.
tertentu
Manajemen
dan
waktu
dikatakan baik apabila dapat membuat data dari pekerjaan serta
aktivitas yang terperinci dan dapat menentukan skala skala yang
diperlukan dalam aktivitas aktivitas tersebut. Manajemen waktu
juga tidak akan lepas dari bagaimana anda bisa menentukan skala
prioritas. Ketika anda dihadapkan dengan beberapa hal yang
penting namun hanya diberikan alokasi waktu yang sedikit, maka
tugas anda untuk menentukan skala prioritas, mana kegiatan yang
16
penting untuk dilakukan dan memerlukan lebih banyak perhatian
dan mana kegiatan yang bisa ditinggalkan sehingga dapat
menghemat alokasi waktu. Skala prioritas ini juga dipengaruhi
dengan apakah suatu pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan yang
mendesak atau tidak, hal ini biasanya dipengaruhi dengan tenggat
waktu tertentu. Pelaksanaan manajemen waktu juga memerlukan
kedisiplinan yang tinggi dan juga komitmen dari orang yang
melakukannya. Pelaksana dari manajemen waktu akan dituntut
untuk dapat mematuhi dan juga menjalankan apa yang telah
diputuskan dalam perencanaan manajemen waktu tersebut, baik
untuk hal hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor
maupun hal hal yang berhubungan dengan aktivitas sehari hari.
Tingkat efektivitas dari suatu manajemen waktu akan bisa terlihat
dari pencapaian suatu target dan juga tujuan tujuan dari
manajemen waktu tersebut dilakukan. Efisien sendiri memiliki dua
makna yaitu antara lain pengurangan waktu yang telah dialokasikan
serta adanya makna investasi dari waktu dengan penggunaan
waktu yang telah tersedia. Tentunya manajemen waktu adalah
bagaimana kita bisa mengatur serta memanfaatkan waktu yang
telah dialokasikan atau yang anda miliki sehingga dapat digunakan
untuk
menyelesaikan
menghasilkan
suatu
pekerjaan
hal
yang
pekerjaan
produktif.
tertentu
Manajemen
dan
waktu
dikatakan baik apabila dapat membuat data dari pekerjaan serta
aktivitas yang terperinci dan dapat menentukan skala skala yang
diperlukan dalam aktivitas aktivitas tersebut.
Dalam konsep manajemen waktu, setiap orang dituntut untuk dapat
membuat perencanaan yang efektif sehingga waktu yang berlalu
dapat berjalan optimal. Efektivitas dan efisiensi waktu menjadi
diskusi penting yang harus didapatkan titik temunya dengan
kegiatan sehari-hari sehingga setiap orang menjadi semakin
produktif. Salah satu jargon penting dalam manajemen waktu
17
adalah “rencanakan apa yang akan kau kerjakan, dan kerjakan apa
yang sudah kau rencanakan“.Adakah yang salah dengan konsep
manajemen waktu? ada yang kurang (bukan salah) pada konsep
manajemen waktu. Ada bagian yang kurang tepat dan analisis yang
kurang tajam dalam konsep manajemen waktu, bagian yang kurang
pada
konsep
manajemen
waktu
adalah
pendekatan
yang
digunakan dalam manajemen waktu yang terlalu menitikberatkan
pada waktu dan perencanaan.
3. Efektivitas Energi (Perencanaan yang Matang) dan Efisiensi
Waktu
Waktu dalam hidupmu itu terlalu pendek dan sangat
berharga
untuk kau sia-siakan. Kita harus bahwa hidup dan umur yang kita
miliki itu adalah sesuatu yang sangat berharga hingga kita tak ingin
jika itu semua terbuang percuma. Maka segeralah mengatur energi
hidupmu dengan lebih baik dengan membuat perencanaan hidup
yang cerdas dan fokus dalam pengerjaannya. Perencanaan
merupakan
komponen
yang
sangat
penting
dalam
konsep
manajemen energi selain fokus. Bagaimana kita bisa mengelola
energi dengan baik jika kita bahkan tidak tahu apa yang akan kita
kerjakan selanjutnya? Energi diri kita akan bisa kita atur porsi
pengerahannya jika kita telah memiliki rencana yang akan kita
lakukan. Satu hal yang harus kita ketahui, manajemen energi
tidaklah
menafikan
merendahkannya
sampah.
lalu
Manajemen
keberadaan
manajemen
memasukkannya
energi
itu
ke
waktu
dalam
menyempurnakan
dan
keranjang
konsep
manajemen waktu dengan mengubah paradigma. Manajemen
energi akan banyak beririsan dengan manajemen waktu. Dan
pembuatan rencana – yang merupakan komponen penting dalam
manajemen waktu – tetap menjadi komponen penting dalam
manajemen energi. Akhirnya, penting sekali budaya hemat energi
diciptakan secepatnya bagi kalangan aparatur sipil negara (ASN),
18
terutama bagi mereka yang ingin meniti karier yang sukses dan
menjadikan hidupnya berjalan dengan lebih baik dan lebih
produktif. Intinya, setiap aparatur seharusnya memiliki semangat
mengelola energi dirinya dan mengerahkannya untuk tujuan yang
positif dalam konteks pelayanan masyarakat. Kuncinya ada pada
konsep manajemen energi seperti yang telah dijelaskan panjang
lebar dalam modul ini: perencanaan yang cerdas, efisien, efektif,
fokus, dan disiplin dalam waktu dan hemat energi.
Dalam konsep manajemen waktu, setiap orang dituntut untuk dapat
membuat perencanaan yang efektif sehingga waktu yang berlalu
dapat berjalan optimal. Efektivitas dan efisiensi waktu menjadi
diskusi penting yang harus didapatkan titik temunya dengan
kegiatan sehari-hari sehingga setiap orang menjadi semakin
produktif. Salah satu jargon penting dalam manajemen waktu
adalah “rencanakan apa yang akan kau kerjakan, dan kerjakan apa
yang sudah kau rencanakan“. Untuk menjadi orang yang produktif
maka setiap orang harus mampu mengatur waktunya dengan baik.
C. Pengertian Manajemen Waktu dan Energi
Manajemen waktu dan energi sama halnya dengan mengatur
diri sendiri dan setiap waktu pasti dimulai dari detik dan yang paling
kita tidak sadari adalah detik-detik yang sudah berlalu. Detik itu tidak
tidak akan kembali lagi. Detik merupakan awal dari manajemen waktu.
Tanpa kita sadari Berbagai hari yang kita nantikan berawal dari detik,
bulan yang kita nanti-nanti juga berawal dari detik, tahun yang kita
tunggu. Lalu masihkah detik itu sepele? Manajemen waktu merupakan
kesadaran terhadap waktu yang kita gunakan, jika kita hanya
menyadari waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak pernah
menghargai setiap jam, menit dan detik.
Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah
suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan
19
pengawasan terhadap waktu. Dari tinjauan secara komprehensif
pekerjaan yang hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah
rencana dapat diketahui prioritas hubungan antar aktifitas yang akan
dikerjakan sendiri serta didelegasikan.
Dalam tataran praktis, manajemen energi mungkin tak jauh
berbeda dari manajemen waktu. Namun dalam tataran konsep,
manajemen energi jelas berbeda dengan manajemen waktu. Satu
yang harus teman-teman ketahui bahwa prinsip-prinsip manajemen
dalam kajian pengembangan diri lebih merupakan paradigma dan
sikap mental ketimbang tips-tips praktis yang bersifat operasional.
Oleh karena itu, memahami perbedaan manajemen energi dan
manajemen waktu dari sudut pandang perbedaan paradigma
merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan. Dan memang
seperti itulah kenyataannya, manajemen energi bertumpu pada
paradigma pengelolaan energi (bukan pengelolaan waktu) dalam
melakukan segala aktivitas kehidupan. Dengan paradigma seperti ini,
setiap orang dituntut untuk mampu mengatur ritme kehidupannya
dengan alokasi energi yang optimal dan efektif.
D. Tips Manajemen Waktu dan Energi yang baik
Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang
mempengaruhi
keberhasilan
suatu
organisasi
baik
organisasi
pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Di era global
sekarang ini, kebutuhan memperoleh sumber daya manusia yang
berkualitas adalah niscaya, mengingat peran yang sangat besar
dalam organisasi. Sumber daya manusia adalah aset yang paling
berharga dan paling penting dimiliki oleh suatu organisasi, karena itu
keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh unsur manusia.
(Nawawi, 2004 ).
20
Sumber daya manusia yang berkinerja baik akan memudahkan
organisasi mencapai visi, misi, dan tujuannya. Faktor sumber daya
manusia ini merupakan elemen yang penting diperhatikan oleh
organisasi, karena sumber daya manusia dengan kinerja yang baik
diperlukan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan
organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia dengan kinerja yang
baik maka akan sulit bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan publik kepada
masyarakat secara efektif dan efisien, diperlukan kinerja andal dari
penyelenggara pelayanan publik. Untuk mencapai kinerja andal,
dibutuhkan adanya integritas, profesional, netral dan bebas dari
tekanan apapun
Nepotisme
dalam
serta bersih dari adanya Korupsi, Kolusi, dan
penyelenggaraan
pelayanan
publik.
Dengan
demikian penyelenggara pelayanan publik dapat menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam mengelola manajemen waktu dan energi diperlukan tabeltabel untuk menyusun agenda harian, bulanan, bahkan tahunan saat
mengikuti materi manajemen waktu. Tabel-tabel seperti itu dapat
membantu
setiap
orang
untuk
meningkatkan
efektivitas
kerja
sekaligus meningkatkan efisiensi waktu. Demikianlah kegiatan diklat
berakhir dengan kesimpulan bahwa untuk menjadi orang yang
produktif maka setiap orang harus mampu mengatur waktunya
dengan baik.
E. Rangkuman
Waktu merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan.
Merupakan kerugian orang-orang yang tidak dapat memanfaatkan
waktunya dengan optimal. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan
atau manajemen waktu yang tepat dalam menjalankannya. Sebagai
21
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau yang dikenal sekarang
dengan istilah Aparatur Sipil Negara ASN) yang bertugas memberikan
pelayanan
pada
masyarakat,
sangat
diharapkan
untuk
dapat
meningkatkan kinerja atau prestasi kerjanya . Prestasi kerja pegawai
ini salah satunya dapat dicapai melalui pemanfaatan manajemen
waktu yang baik. Menajemen waktu yang tepat dapat mengurangi
terbuangnya waktu kerja dengan sia-sia, sehingga kinerja atau
prestasi kerja dapat diraih dengan maksimal.
Detik merupakan awal dari manajemen waktu. Tanpa kita sadari
Berbagai hari yang kita nantikan berawal dari detik, bulan yang kita
nanti-nanti juga berawal dari detik, tahun yang kita tunggu ultahnya
juga
dari detik.
Lalu
masihkah
detik itu
sepele? Manajemen
waktu merupakan kesadaran terhadap waktu yang kita gunakan, jika
kita hanya menyadari waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak
pernah menghargai setiap jam, menit dan detik. Jika kita hanya
menyadari bulan maka pastinya kita bukannya mahluk yang ingat
kepada Tuhan. Inti dari manajemen waktu adalah kesadaran individu
akan pentingnya waktu dari DETIK. Manajemen waktu merupakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk
kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien.
Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua
makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna
investasi
waktu
menggunakan
waktu
yang
ada.
Manajemen
waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan
input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan
mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan
terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan
melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan
terhadap waktu. Dari tinjauan secara komprehensif pekerjaan yang
22
hendak dikerjakan dan rumusan tertulis sebuah rencana dapat
diketahui prioritas hubungan antar aktifitas yang akan dikerjakan
sendiri serta didelegasikan. Jebakan yang sering muncul disini adalah
rasa percaya diri dapat cepat bila dikerjakan sendiri dimana itu
perasaan yang kurang tepat. Setelah pengorganisasian terjadi maka
penggerakan pun dilakukan yang mencakup pelaksanaan sendiri dan
pemberian motivasi kepada pemegang delegasi. Satu hal yang
penting ialah komitmen kuat untuk konsisten pada rencana dan
mengeliminasi gangguan-gangguan termasuk permintaan bantuian
dari atasan maupun bawahan dengan cara berani mengatakan
“Tidak”.
Akhirnya
setelah
selesai
tuntas
pekerjaan
dilakukan
pengawasan berdasarkan rencana, yang tidak lupa memberikan
reward terhadap keberhasilan. Dalam situasi waktu sesuai rencana
belum
habis
sedangkan
pekerjaan
telah
tuntas
seyogyanya
dipergunakan untuk menambah kuantitas, merencanakan pekerjaan
selanjutnya dan atau investasi waktu.
Dalam tataran praktis, manajemen energi mungkin tak jauh
berbeda dari manajemen waktu. Namun dalam tataran konsep,
manajemen energi jelas berbeda dengan manajemen waktu. Satu
yang harus kita ketahui bahwa prinsip-prinsip manajemen dalam
kajian pengembangan diri lebih merupakan paradigma dan sikap
mental ketimbang tips-tips praktis yang bersifat operasional. Oleh
karena itu, memahami perbedaan manajemen energi dan manajemen
waktu dari sudut pandang perbedaan paradigma merupakan suatu hal
yang
mutlak
kenyataannya,
untuk
dilakukan.
manajemen
Dan
energi
memang
bertumpu
seperti
pada
itulah
paradigma
pengelolaan energi (bukan pengelolaan waktu) dalam melakukan
segala aktivitas kehidupan. Dengan paradigma seperti ini, setiap
orang dituntut untuk mampu mengatur ritme kehidupannya dengan
alokasi energi yang optimal dan efektif sehingga
dapat dilakukan
dalam mengelola waktu untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Yang
23
terpenting ia mampu mengatur satu detik dari waktunya untuk bisa
melakukan hal yang bermanfaat untuk hidup dan pekerjaannya.
F. Tes
Jawablah soal-soal latihan di bawah ini dengan jelas dan ringkas
dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan :
1. Sebutkan teori-teori yang berhubungan dengan manajemen
waktu dan energi?
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu dan energi?
3. Sebutkan tips dalam manajemen waktu dan energi?
G. Tugas
Bagaimana pendapat anda apabila seseorang melakukan pekerjaan
yang dilakukan pada hari itu jauh dari apa yang sudah direncanakan.
Pada kenyataannya, pekerjaan yang sudah direncanakan untuk
diselesaikan pada saat itu
mengalami perubahan karena adanya
disposisi untuk segera ditindaklanjuti. Sebagai seorang pegawai apa
yang harus anda lakukan.
H. Kunci Jawaban
1. König
(2007)
organisasi,
mendefinisikan
yang
meliputi
manajemen
perencanaan
sebagai
strategis,
proses
penataan,
penetapan tujuan, pengelolaan sumber daya, pengembangan
manusia dan aset keuangan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan
dan mengukur hasilnya. Sedangkan Manajemen Waktu merupakan
seni menata urusan kerja dan pribadi seefektif dan seefisien
mungkin, membuat semuanya terlaksana dengan baik, secepat
mungkin, dan dengan penggunaan sumber daya (waktu, energi,
uang dan manusia) sesedikit mungkin.
Drucker (1966) mempopulerkannya, konsep Manajemen Waktu ini
telah secara luas diterima sebagai hal yang menyumbang pada
24
efektivitas karyawan (Adebisi, 2013). Manajemen Waktu adalah
tentang
perencanaan
hari/waktu
supaya
bisa
melakukan
penggunaan paling baik atas waktu yang dimiliki. Konsep atau
istilah mengenai Manajemen Waktu berawal dari revolusi industri,
yaitu ketika mulai ada perhatian tentang pengelolaan waktu secara
efektif dan efisien untuk bisa mengontrol waktu yang dimiliki
seseorang
Manajemen Waktu adalah tindakan atau proses perencanaan dan
pelaksanaan pantauan sadar atas sejumlah waktu yang digunakan
untuk aktivitas khusus, terutama untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas (Singh & Jain, 2013). Atau seperti
dikatakan Humes (dalam Adebisi, 2013).
2. Manajemen waktu dan energi sama halnya dengan mengatur diri
sendiri dan setiap waktu pasti dimulai dari detik dan yang paling kita
tidak sadari adalah detik-detik yang sudah berlalu. Detik itu tidak
tidak akan kembali lagi. Detik merupakan awal dari manajemen
waktu. Tanpa kita sadari Berbagai hari yang kita nantikan berawal
dari detik, bulan yang kita nanti-nanti juga berawal dari detik, jika
kita hanya menyadari waktu sebagai hari maka bisa jadi kita tidak
pernah menghargai setiap jam, menit dan detik. Manajemen waktu
merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber
daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif
dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain
mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang
ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang
ada.
3. Dalam mengelola manajemen waktu dan energi diperlukan tabeltabel untuk menyusun agenda harian, bulanan, bahkan tahunan
saat mengikuti materi manajemen waktu. Tabel-tabel seperti itu
25
dapat membantu setiap orang untuk meningkatkan efektivitas kerja
sekaligus meningkatkan efisiensi waktu. Demikianlah kegiatan
diklat berakhir dengan kesimpulan bahwa untuk menjadi orang
yang produktif maka setiap orang harus mampu mengatur
waktunya dengan baik.
26
BAB III
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MANAJEMEN WAKTU DAN ENERGI
setelah mempelajari materi ini, peserta dapat mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi manajemen waktu dan energi
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu dan Energi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Waktu dan Energi
Menurut Lakein (2007) ada beberapa hal yang menjadi faktor dalam
manajemen waktu agar seseorang menjadi sukses dan berhasil dalam
hidupnya, yaitu :
a) Kontrol diri. Mengatur hidup memerlukan kontrol yang baik. Fungsi
kontrol tersebut adalah membantu melancarkan seseorang dalam
mencapai
keinginan,
disamping
bermanfaat
pula
untuk
menjadikan seseorang yang fleksibel dan spontan. Jangan
menjadi orang yang bersifat overorganizer, yaitu orang yang suka
membuat daftar kerja dan menyempurnakannya, tetapi tidak
pernah melaksanakan sama sekali. Jangan menjadi orang
yang overdoer, terus-menerus sibuk sampai tak punya waktu
mengevaluasi aktivitasnya. Jangan menjadi orang yang time
out yaitu orang yang teramat kaku dalam segala tindakan karena
sangat terikat dengan waktu. Setiap penggunaan waktu sangatlah
tergantung dari orientasi masing-masing individu. Setiap individu
harus mempunyai pilihan teknik yang tepat, lantaran teknik atau
saran yang baik bagi seseorang belum tentu baik pula bagi orang
lain. Gunakan sebaik mungkin teknik tersebut untuk dapat lebih
menikmati
hidup.
Usahakan
memperbaiki,
mengubah,
dan
mengatur ulang beberapa hal yang akan membuat kepribadian
lebih terbuka dalam memahami dimensi waktu, sebab hasil
27
terbesar dari sukses di dalam mengontrol waktu dan kehidupan
tersebut adalah tercapainya kebebasan;
b) Perencanaan yang baik. Membuat rencana sama halnya
mencoba menghadirkan masa depan, dengan demikian dapat
melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan rencana tersebut
mulai dari sekarang. Salah satu ciri rencana yang buruk adalah
tujuannya kabur dan sulit dilaksanakan. Rencana yang baik
senantiasa memiliki kejelasan dan banyak kemungkinan untuk
diwujudkan. Seorang perencana yang baik bukan karena selalu
memulai pekerjaannya dengan membuat rencana, tetapi karena
menggunakan
waktunya
dengan
sungguh-sungguh
untuk
menjalankan rencana tersebut. Semua rencana dalam daftar
tidaklah bernilai sama, harus menyusun prioritas sesuai dengan
kepentingannya. Kapan pun membuat daftar rencana, akhirilah
dengan membuat skala prioritas yang berguna untuk mempertimbangkan mana yang terbaik dilakukan saat ini. Setiap rencana
seyogianya
dibuat
secara
tertulis
untuk
menghindari
kemungkinan hanya menjadi impian belaka. Menuliskan rencana
juga akan membantu dalam membuat keputusan yang lebih
baik;
c) Tujuan hidup. Menuliskan pernyataan mengenai tujuan hidup akan
sangat membantu menemukan apa yang sebenarnya ingin
dilakukan, memotivasi diri serta menemukan strategi yang tepat
dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Tujuan hidup umumnya
dinyatakan dalam kalimat singkat-padat karena merupakan
pemerasan dari sekian banyak ide yang berseliweran. Selektif
dalam menuangkan tujuan tadi bisa menunjukkan prioritas yang
mengejutkan. Apabila menghadapi pilihan antara dua tujuan yang
bertentangan, pertimbangkan bahwa prioritas sangat bisa diubah
dan
disesuaikan.
Untuk
mengidentifikasi
tujuan
hidup,
orientasinya pasti berbeda pada usia 5 tahun, 25 tahun, dan 65
28
tahun. Individu harus menjabarkan tujuan hidup yang representatif
berdasarkan realitas kekinian atau perspektif kehidupan hari ini.
Ketika pernyataan tujuan hidup tidak lagi berubah-ubah atau
mandek,
harus
memeriksanya
secara
periodik,
karena
sesungguhnya tujuan hidup itu akan terus berkembang selama
masih hidup;
d) Rencana dan jadwal setiap hari. Seberapa pun sibuknya kegiatan
sehari-hari, harus menciptakan peluang untuk membuat rencana,
khususnya mengenai penggunaan waktu. Gunakan saja 10 menit
setiap harinya, dan apabila rencana tersebut membuahkan hasil,
kehilangan waktu 10 menit tersebut tak akan siasia karena akan
mendapatkan buahnya. Membuat perencanaan pagi atau malam
hari tidak memiliki perbedaan yang signifikan yang penting harus
bisa membuat perencanaan sama baiknya, pagi atau malam hari.
Jangan lupa, lengkapi perencanaan dengan penjadwalan. Selain
efektif untuk mengatur aktivitas, dengan penjadwalan tersebut
berarti telah menyediakan waktu untuk mengerjakan prioritas yang
diinginkan. Kekakuan dalam menyusun dan mengikuti apa yang
dijadwalkan tanpa adanya variasi akan membuat perasaan sangat
dibatasi, hidup dalam belenggu waktu, dan penuh ketegangan.
Seseorang harus menciptakan keseimbangan pelaksanaan antara
waktu yang terjadwal dan tidak terjadwal. Hal ini akan membantu
menjadikan hidup lebih longgar, meminimalisir hal-hal yang tak
teratur, serta memiliki kesempatan memulai kegiatan lebih awal;
e) Berani mengatakan tidak. Sesekali seseorang harus berani
mengatakan “tidak” kepada orang lain untuk menghemat waktu.
Penolakan tersebut harus disampaikan dengan luwes dan sopan
agar tidak menyakiti orang lain. Memenuhi permintaan orang lain
adalah sikap yang baik. Artinya, jika ingin berusaha menghargai
orang lain dan waktunya, besar kemungkinan orang lain pun juga
akan menghormatinya. Cara menolak permintaan orang lain agar
29
tidak kecewa bisa dengan mengatakan bahwa sebenarnya saya
sangat menghargai (memahami) betapa pentingnya permintaan
tersebut bagi yang bersangkutan, tetapi saya terlalu sibuk untuk
membantunya sekarang. Salah satu solusi menangani konflik
prioritas, antara lain dengan berdiskusi untuk membuka inti
permasalahan yang dihadapi masing-masing, sekaligus dapat
saling bertukar ide dengan orang lain. Apabila terpaksa menunda
suatu pekerjaan, tanyalah pada diri sendiri, "Apakah yang
sebenarnya aku hindari?" Setelah itu cobalah menghadapinya
dengan lebih bersungguh-sungguh apa pun yang dihindari
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan melaksanakan manajemen
waktu adalah : kontrol diri, perencanaan yang baik, tujuan hidup,
rencana dan jadwal setiap hari dan berani mengatakan tidak.
Efektivitas berarti mengerjakan segala sesuatunya dengan
perencanaan yang cerdas dan matang, serta etos kerja yang tinggi.
Contoh sederhana tentang bagaimana hidup efektif. Katakanlah kita
sedang berada dalam sebuah kamar di dalam rumah dan ingin pergi
ke toilet yang berada di luar kamar tersebut. Niatmu hanya satu, yaitu
(maaf) buang air kecil. Namun, saat itu kita sudah selesai membaca
buku dan ingin meletakkan buku tersebut di sebuah rak yang terletak
di dekat pintu kamar. Karena lapar, ingin makan sesuatu setelah itu.
Di saat yang sama juga memiliki rencana untuk menyapu kamarmu
yang kotor. Kemudian kamu membuat sebuah rencana dengan
memutar otakmu secara cepat dan segera bertindak.
B. Upaya Menuju Efektivitas Manajemen Waktu dan Energi
Martani dan Lubis (1987:55) menambahkan ada tiga pendekatan
yang diperlukan dalam upaya mengukur efektivitas Manajemen Waktu
dan Energi, yaitu:
30
1. Pendekatan
efektivitas
sumber
dari
(resource
input.
approach)
Pendekatan
yakni
mengukur
mengutamakan
adanya
keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik
maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat
sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.
3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian
pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai
hasil (output) yang sesuai dengan rencana.
Membangun organisasi dan individu yang efektif memerlukan
kriteria kefektivan (Gibson 1987:33). Kriteria keefektifan secara khas
dinyatakan dalam ukuran waktu jangka pendek, jangka menengah
dan
jangka
panjang.
Kriteria
jangka
pendek
adalah
untuk
menunjukkan hasil tindakan yang mencakup waktu satu tahun atau
kurang. Kriteria jangka menengah diterapkan jika anda menilai
keefektivan seseorang, kelompok, atau organisasi dalam jangka waktu
yang lebih lama, umpamanya lima tahun. Kriteria jangka panjang
dipakai untuk menilai waktu yang akan datang yang tidak terbatas.
Lima kategori kriteria keefektivan :
1. Produksi
:
Mencerminkan
kemampuan
menghasilkan jumlah dan kualitas
organisasi
untuk
keluaran yang dibutuhkan
lingkungan.
2. Efisiensi : Didefinisikan sebagai perbandingan keluaran terhadap
masukkan. Kriteria jangka pendek ini memfokuskan perhatian atas
siklus keseluruhan dari masukan - proses - keluaran, dengan
menekankan pada elemen masukkan dan proses
3. Kepuasaan : Kepuasan dan moral adalah ukuran yang serupa
untuk
menunjukkan
tingkat
dimana
organisasi
memenuhi
kebutuhan pelanggannya
31
4. Keadaptasian : Keadaptasian ialah tingkat dimana organisasi
dapat benar – benar tanggap terhadap perubahan internal dan
eksternal
5. Pengembangan : Kriteria ini mengukur kemampuan organisasi
untuk
meningkatkan
kapasitasnya
menghadapi
tuntutan
lingkungan. Suatu organisasi harus melakukan berbagai upaya
untuk memperbesar kesempatan kelangsungan hidup jangka
panjangnya. Usaha – usaha pengembangan yang lazim ialah
program pelatihan untuk meningkatkan kualitas pegawai
Jika
dihubungkan
dengan
Pelayanan
Publik,
Produksi
merupakan kemampuan pegawai Negeri Sipil dalam memberikan
jasanya sebagai pelayan masyarakat.
Energi diri kita akan bisa kita atur porsi pengerahannya jika telah
memiliki rencana yang akan kita lakukan. Satu hal yang harus kita
ketahui,
manajemen
energi
tidaklah
menafikan
keberadaan
manajemen waktu. Manajemen energi itu menyempurnakan konsep
manajemen waktu dengan mengubah paradigma. Manajemen energi
akan banyak beririsan dengan manajemen waktu. Dan pembuatan
rencana – yang merupakan komponen penting dalam manajemen
waktu – tetap menjadi komponen penting dalam manajemen energi.
Manajemen waktu dan energi satu orang dengan orang yang
lainnya bisa berbeda. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut
antara lain, yaitu:
1. Jenis Kelamin
Penelitian Macan dkk (1990, h. 71) telah membuktikan bahwa
manajemen waktu dan energi
wanita lebih baik dari pada
manajemen waktu dan pria. Hal ini ditunjang oleh pendapat yang
mengatakan bahwa bila wanita mempunyai waktu luang, mereka
lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan
ringan dari pada hanya bersantai. Karena itu, dapat dikatakan
32
bahwa hampir seluruh waktunya diisi denngan kegiatan. Hal
demikian berbeda dengan kaum pria yang lebih suka menngisi
waktu luangnya dengan tidur atau bersantai (Kartono, 1989,h.
185).
2. Usia
Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan bahwa
ada hubungan positif antara usia dengan manajemen waktu.
Semakin tinggi usia maka semakin baik pula manajemen waktunya.
Semakin tinggi usia kita maka pemikiran kita akan semakin dewasa
dan pengalaman kita lebih banyak. Kita sudah dapat memikirkan
dengan baik mana yang seharusnya kita lakukan dan mana yang
tidak perlu kita lakukan sehingga semakin tinggi usia kita maka
semakin baik manajemen waktu kita.
Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang
mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:
1. Pengaturan diri (self-regulation)
Dengan adnya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur
waktunya dengan baik.
2. Motivasi
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi memiliki manajemen
waktu yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste
dkk (2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin tinggi
motivas
internal
seseorang,
semakin
tinggi
manajemen
waktunya.
3. Pencapaian Tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat
mengatur waktunya dengan baik.
C. Rangkuman
Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Waktu dan Energi
antara lain kontrol diri, perencanaan yang baik, tujuan hidup, rencana
33
dan jadwal setiap hari dan berani berkata tidak adalah faktor-faktor
yang menjadikan seseorang efektivitas Manajemen Energi dan Waktu.
Hal ini diperkuat menurut Lakein (2007). Martani dan Lubis (1987:55)
menambahkan ada tiga pendekatan yang diperlukan dalam upaya
mengukur efektivitas Manajemen Waktu dan Energ yaitu: Pendekatan
sumber (resource approach), Pendekatan proses (process approach)
dan Pendekatan sasaran (goals approach).
Manajemen waktu dan energi satu orang dengan orang yang
lainnya bisa berbeda. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut
antara lain, yaitu: Jenis Kelamin, Usia. Hasil penelitian Macan dkk
(1990, h. 760) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
usia.
Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang
mempengaruhi manajemen waktu, yaitu: Pengaturan diri (selfregulation, motivasi dan pencapaian tujuan.
D. Tes
Jawablah soal-soal latihan di bawah ini dengan jelas dan ringkas
dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan :
i. Apa yang dimaksud dengan perencanaan manajemen waktu dan
energi yang baik itu ?
ii. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam menuju efektivitas
manajemen waktu dan energi.
iii. Guna dengan
maksud apa kita dapat
mengontrol diri dan
prencanaan yang baik dalam manajemen waktu dan energi.
E. Kunci Jawaban
1. Membuat rencana sama halnya mencoba menghadirkan masa
depan, dengan demikian dapat melakukan sesuatu untuk
mewujudkan tujuan rencana tersebut mulai dari sekarang. Salah
34
satu ciri rencana yang buruk adalah tujuannya kabur dan sulit
dilaksanakan. Rencana yang baik senantiasa memiliki kejelasan
dan banyak kemungkinan untuk diwujudkan. Seorang perencana
yang baik bukan karena selalu memulai pekerjaannya dengan
membuat
rencana,
tetapi
karena
menggunakan
waktunya
dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan rencana tersebut.
Semua rencana dalam daftar tidaklah bernilai sama, harus
menyusun prioritas sesuai dengan kepentingannya. Kapan pun
membuat daftar rencana, akhirilah dengan membuat skala
prioritas yang berguna untuk mempertimbangkan mana yang
terbaik dilakukan saat ini. Setiap rencana seyogianya dibuat
secara tertulis untuk menghindari kemungkinan hanya menjadi
impian belaka. Menuliskan rencana juga akan membantu dalam
membuat keputusan yang lebih baik.
2. Langkah-langkah dalam menuju efektivitas manajemen waktu dan
energi.
a. Produksi : Mencerminkan kemampuan organisasi untuk
menghasilkan jumlah dan kualitas keluaran yang dibutuhkan
lingkungan.
b. Efisiensi : Didefinisikan sebagai perbandingan keluaran
terhadap masukkan. Kriteria jangka pendek ini memfokuskan
perhatian atas siklus keseluruhan dari masukan - proses keluaran, dengan menekankan pada elemen masukkan dan
proses.
c. Kepuasaan : Kepuasan dan moral adalah ukuran yang serupa
untuk menunjukkan tingkat dimana organisasi memenuhi
kebutuhan pelanggannya
d. Keadaptasian : Keadaptasian ialah tingkat dimana organisasi
dapat benar – benar tanggap terhadap perubahan internal dan
eksternal
35
e. Pengembangan : Kriteria ini mengukur kemampuan organisasi
untuk
meningkatkan
kapasitasnya
menghadapi
tuntutan
lingkungan. Suatu organisasi harus melakukan berbagai
upaya untuk memperbesar kesempatan kelangsungan hidup
jangka panjangnya. Usaha – usaha pengembangan yang
lazim ialah program pelatihan untuk meningkatkan kualitas
pegawai
3. Tujuan yang didapat adalah sukses dan berhasil dalam kehidupan
serta manfaat maksimal.
36
BAB IV
TEKNIK MENGAPLIKASIKAN WAKTU DAN ENERGI
setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menjelaskan dan
melaksanakan teknik mengaplikasikan waktu dan energi.
A. Prinsip-Prinsip Teknik Mengaplikasikan Manajemen Waktu dan
Energi
Sulit mengatur waktu karena beban pekerjaan yang terasa
semakin berat. Meskipun kehadiran teknologi canggih seperti
komputer, internet dan handphone makin memudahkan kehidupan
Anda dalam mengakses pekerjaan, namun masih banyak saja yang
merasa kesulitan membagi waktu antara kehidupan pribadi, keluarga
dan pekerjaan. Kita beranggapan waktu begitu cepat berlalu,
sementara pekerjaan di kantor maupun di rumah masih siap
menghadang.
Mulailah belajar memanage waktu dan energi agar kehidupan
Kita tak selalu monoton dan membuat diri Anda tertekan. Cara efektif
untuk mengatur waktu Kita dengan baik adalah :
1. Lacak Aktivitas Anda. Kebanyakan orang akan menemukan kalau
mereka memiliki tiga jam dalam tiap hari yang sebenarnya dapat
digunakan untuk hal yang lebih membangun atau tindakan yang
efisien. Kurangi waktu yang Anda gunakan untuk bertelepon,
membolak-balik
majalah
atau
surfing
di
web
yang
tak
mengahasilkan apapun, dan batasi kegiatan-kegiatan yang tak
penting.
2. Susun program kerja Anda sebaik mungkin. Buatlah jadwal
pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan dalam satu minggu
atau
satu
bulan
ke
depan
Tentukan
juga
batas
waktu
37
penyelesaian
dari
masing-masing
tugas
tersebut.
Dengan
demikian semua tugas dapat Anda kontrol dengan baik.
3. Rencanakan untuk menyelesaikan proyek tersulit. Jika disela-sela
rutinitas pekerjaan, Anda memiliki sedikit waktu luang, cobalah
untuk mengerjakan tugas atau suatu proyek yang agak berat.
4. Atur waktu untuk diri sendiri dan juga orang lain. Jika ingin
memiliki waktu lebih, cobalah mengatur ritme kehidupan Anda,
dengan bangun 1 jam 30 menit lebih awal atau tidur malam satu
setengah jam lebih larut dibanding biasanya. Namun sesibuk
apapun diri Anda, jangan pernah lupa bersosialisasi / mempererat
hubungan, juga dapat membantu merelakskan pikiran dan
mengurangi tekanan akibat pekerjaan.
5. Delegasikan tugas sebanyak yang bisa Anda berikan. Mintalah
bantuan karyawan Anda untuk mengerjakan tugas atau proyek
kantor bila Anda sudah terlalu disibukan dengan tugas lainnya.
Sementara di rumah, ajak anak-anak untuk membantu Anda
dalam membersihkan rumah atau carilah pembantu rumah tangga
bila Anda benar-benar mengalami kesulitan untuk mengerjakan
tugas rumah seorang diri.
6. Belajar untuk berkata tidak. Mungkin Anda sering mendapat
tawaran untuk menjadi anggota salah satu organisasi tertentu.
atau juga sering mendapat undangan untuk menghadiri suatu
acara. Tolaklah tawaran dan permintaan itu secara halus jika
Anda tidak memiliki banyak waktu untuk menghadirinya. Segera
tanggulangi pekerjaan yang tertunda.Jika masih ada pekerjaan
yang belum terselesaikan, segera atasi. Semakin banyak dan
sering Anda menunda pekerjaan maka akan semakin menumpuk
dan memberatkan diri Anda.
7. Jangan terlalu perfeksionis. Memiliki sikap perfeksionis memang
tidak salah, namun jika terlalu berlebihan malah bisa merugikan
Anda. Jangan buang waktu Anda dengan percuma hanya karena
38
terobsesi untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Padahal sisa
waktu tersebut mungkin masih bisa Anda gunakan untuk hal-hal
lain yang lebih bermanfaat.
8. Berkonsentrasi Pada Hasil. Banyak orang melewatkan waktu
mereka sepanjang hari dengan aktivitas yang hiruk-pikuk, tapi
hanya sedikit membuahkan hasil. Itu semua terjadi karena mereka
tak
berkonsentrasi
pada
hal
yang
benar.
Dengan
lebih
berkonsentrasi pada sedikit prioritas 'utama' secara teratur, Anda
dapat mencapai lebih banyak hal dalam waktu singkat.
9. Ingat Prisip 80/20. 20% aktivitas Anda akan memberi Anda 80%
dalam bentuk hasil. Tujuan Anda adalah mengubah ini untuk
memastikan kalau Anda berkonsentrasi sebanyak usaha yang
mungkin Anda lakukan untuk hasil tertinggi dari tujuan.
10. Jangan Menangguhkan. Lakukan saat ini juga. Cara untuk
mencegah penundaan adalah dengan menentukan deadline
waktu untuk tujuan yang harus dicapai.
11. Bersikap Tegas. Belajarlah berkata tidak pada orang lain. Waktu
Anda
sangat
menentukan
berharga.
atau
Jadi
jangan
memanfaatkan
Anda
biarkan
untuk
orang
lain
kepentingan
rencana mereka. Batasi gangguan sebisa mungkin. Tutup pintu
Anda, matikan nada dering telepon atau minta dengan terus
terang agar Anda tidak diganggu.
Adapun yang dapat kita lakukan lainnya guna mencapai serta
memahami prinsip –prinsip teknik pengaplikasian manajemen waktu
dan energi adalah sebagaiberikut :
1. To do lists yang baik dan efisien haruslah mencakup tugas-tugas
dan kegiatan anda saat ini serta tugas-tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu dekat. Untuk setiap item dalam daftar,
harus menentukan kapan dan berapa banyak waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Tugas yang berulang dapat
39
direncanakan untuk hari-hari tertentu di mana kita memiliki waktu
yang tepat untuk menyelesaikannya.
2. Rencanakan tugas yang paling sulit di awal setiap minggu
sehingga akan lebih santai menjelang akhir minggu dan sebelum
akhir pekan. Tugas yang sulit lebih baik dijadwalkan di awal
minggu (Senin atau Selasa), sementara tugas-tugas yang lebih
mekanis atau rutin di sekitar pertengahan minggu, dan mendekati
akhir minggu (Kamis dan Jumat) waktu bisa sedikit lebih bebas
dan santai karena di kedua hari ini telah menumpuk kelelahan dan
stres sebagai akibat dari pekerjaan di hari-hari sebelumnya.
3. Belajar bagaimana secara efisien mengatur prioritas-prioritas .
Tugas yang paling penting harus berada di peringkat lebih tinggi
dalam daftar. Cobalah untuk menerapkan prinsip Pareto di mana
80 % dari prestasi dihasilkan dengan melakukan 20 % usaha .
Dengan kata lain, cobalah untuk bekerja cerdas dan sederhana.
Jangan mengabaikan tugas-tugas penting untuk mencapai hasil
yang tidak signifikan.
4. Kunci sukses manajemen waktu dan energi adalah delegasi.
Jangan mencoba untuk menyelesaikan semua tugas sendirian.
Kenali mana tugas yang dapat diselesaikan oleh orang lain dan
delegasikan pekerjaan tersebut kepada mereka. Ini adalah satusatunya cara dimana kita dapat memiliki waktu yang diperlukan
untuk menangani tugas-tugas yang benar-benar penting . Pada
saat yang sama, apa yang anda pilih untuk dikerjakan, lakukanlah
dengan benar pertama kalinya demi menghemat waktu karena
mengerjakan pekerjaan berulang. Pengalaman menunjukkan
bahwa waktu yang diperlukan untuk mengulang pekerjaan akan
lebih banyak dihabiskan dibanding waktu yang di perlukan untuk
mengerjakan pekerjaan secara benar dari awal. Delegasi adalah
seni yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang-orang
yang harus melakukan banyak kegiatan.
40
5. Cobalah untuk tidak menunda kegiatan untuk lain waktu, karena di
bawah tekanan waktu akan lebih mungkin untuk melakukan
kekeliruan dan mengambil keputusan yang salah.
B. Rangkuman
Prinsip – Prinsip Teknik Pengaplikasikan Manajem Waktu dan
Energi mengefektifkan seorang pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan, memanage waktu dan energi agar dapat mengurangi
beban pekerjaan. Gunakan cara efektif untuk mengatur waktu dan
energi agar pekerjaan dapat terselesaikan, kita dengan baik melalui
menyusun program kerja Anda sebaik mungkin, rencanakan untuk
menyelesaikan proyek tersulit, atur waktu untuk diri sendiri dan juga
orang lain untuk mencapai serta memahami prinsip –prinsip teknik
pengaplikasian manajemen waktu dan energi yaitu To-do lists yang
baik dan efisien, rencanakan tugas yang paling sulit di awal dan
belajar bagaimana secara efisien mengatur prioritas-prioritas .
C. Tes
Jawablah soal-soal latihan di bawah ini dengan jelas dan ringkas
dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan :
1. Sebutkan cara efektif untuk mengatur waktu dengan baik ?
2. Langkah-langkah
apa
yang
dapat
dilakukan
dalam
mengaplikasikan manajemen waktu dan energi ?.
3. Mengapa
membangun karakter aparatur
negara sangat
diperlukan dalam good public governance?
D. Kunci Jawaban
1. cara efektif untuk mengatur waktu dengan baik.
a. Lacak Aktivitas kita.
b. Susun program kerja Anda sebaik mungkin.
c. Rencanakan untuk menyelesaikan proyek tersulit.
41
d. Atur waktu untuk diri sendiri dan juga orang lain.
e. Delegasikan tugas sebanyak yang bisa Anda berikan.
f. Belajar untuk berkata tidak.
g. Jangan terlalu perfeksionis.
h. Berkonsentrasi Pada Hasil..
i.
Jangan Menangguhkan..
j.
Bersikap Tegas.
2. Langkah aplikasi manajemen waktu dan energi
a. To-do lists yang baik dan efisien haruslah mencakup tugastugas dan kegiatan anda saat ini serta tugas-tugas yang
harus diselesaikan dalam waktu dekat. Untuk setiap item
dalam daftar, harus menentukan kapan dan berapa banyak
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Tugas
yang berulang dapat direncanakan untuk hari-hari tertentu di
mana
kita
memiliki
waktu
yang
tepat
untuk
menyelesaikannya.
b. Rencanakan tugas yang paling sulit di awal setiap minggu
sehingga
akan lebih santai menjelang akhir minggu dan
sebelum akhir pekan. Tugas yang sulit lebih baik dijadwalkan
di awal minggu (Senin atau Selasa), sementara tugas-tugas
yang lebih mekanis atau rutin di sekitar pertengahan minggu,
dan mendekati akhir minggu (Kamis dan Jumat) waktu bisa
sedikit lebih bebas dan santai karena di kedua hari ini telah
menumpuk
kelelahan
dan
stres
sebagai
akibat
dari
pekerjaan di hari-hari sebelumnya.
c. Belajar bagaimana secara efisien mengatur prioritas-prioritas
Tugas yang paling penting harus berada di peringkat lebih
tinggi dalam daftar. Cobalah untuk menerapkan prinsip
Pareto di mana 80 % dari prestasi dihasilkan dengan
melakukan 20 % usaha . Dengan kata lain, cobalah untuk
42
bekerja cerdas dan sederhana. Jangan mengabaikan tugastugas penting untuk mencapai hasil yang tidak signifikan.
d. Kunci sukses manajemen waktu dan energi adalah delegasi.
Jangan
mencoba
untuk
menyelesaikan
semua
tugas
sendirian. Kenali mana tugas yang dapat diselesaikan oleh
orang lain dan delegasikan pekerjaan tersebut kepada
mereka. Ini adalah satu-satunya cara dimana kita dapat
memiliki waktu yang diperlukan untuk menangani tugastugas yang benar-benar penting . Pada saat yang sama, apa
yang anda pilih untuk dikerjakan, lakukanlah dengan benar
pertama
kalinya
demi
menghemat
waktu
karena
mengerjakan pekerjaan berulang. Pengalaman menunjukkan
bahwa waktu yang diperlukan untuk mengulang pekerjaan
akan lebih banyak dihabiskan dibanding waktu yang di
perlukan untuk mengerjakan pekerjaan secara benar dari
awal. Delegasi adalah seni yang dapat memberikan banyak
manfaat bagi orang-orang yang harus melakukan banyak
kegiatan.
Cobalah untuk tidak menunda kegiatan untuk lain waktu,
karena di bawah tekanan waktu akan lebih mungkin untuk
melakukan kekeliruan dan mengambil keputusan yang salah.
3. prinsip
utama
yang
harus
mewujudkan pemerintahan
Sedikitnya ada 5
yang
dipenuhi
bersih
dan
untuk
bisa
berwibawa.
kriteria good public governance, sebagai
prinsip yang saling terikat, yaitu:
a. Akuntabilitas
ialah
kewajiban
untuk
bertanggungjawab
(accountability)
b. Keterbukaan dan transparan (openness and transparency)
c. Ketaatan pada aturan hukum
d. Komitmen yang kuat untuk bekerja bagi kepentingan bangsa
dan Negara dan bukan kelompok atau individu
43
e. Komitmen
untuk
mengikutsertakan
dan
memberi
kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan
44
BAB V
HAMBATAN DALAM APLIKASI MANAJEMEN WAKTU DAN ENERGI
PARADIGMA MENGELOLA WAKTU DAN ENERGI UNTUK BEKERJA
SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat menerapkan Hambatan
dalam aplikasi manajemen waktu dan energi paradigma mengelola
waktu dan energi untuk bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
mengembangkan tips-tips manajeman waktu dan energi dalam upaya
meningkatkan tugas-tugas kedinasan secara efisien dan efektif.
A. Hambatan dalam aplikasi Manajemen Waktu dan Energi
Birokrasi
memang
diharapkan
berperan
besar
dalam
pelaksanaan seluruh rencana negara yang telah diputuskan dalam
kebijakan publik. Namun dalam praktek pemerintahan negara – peran
birokrasi seringkali diragukan untuk dapat menghidupkan dan
mendinamisasikan proses demokratisasi, karena sifat birokrasi
manapun pasti tidak dinamis (Suseno, 1992). Bahkan Sutoro Eko
(2003) menyatakan bahwa raksasa birokrasi Indonesia yang tidak
bermutu, justru menjadi beban yang sangat berat bagi negara dan
masyarakat. Birokrasi Indonesia adalah institusi yang lebih banyak
menghabiskan ketimbang menghasilkan. Sebagai sarang korupsi dan
pencurian, birokrasi adalah penyumbang terbesar krisis finansial
negara. Benar-benar sebuah ironi yang konyol kalau negara
menderita krisis tetapi para pengelolanya bisa hidup kaya dan mewah.
Adanya perubahan paradigma yang berpusat pada rakyat dan
sejalan dengan perubahan paradigma dari UU No. 5 tahun 1974 yang
menggunakan “The structural efficiency model”, menuju UU No. 22
Tahun 1999 dan selanjutnya diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun
2004 yang lebih cenderung menggunakan “The local democracy
model”. Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota diharapkan dapat
45
menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan pelayanan kepada
masyarakat di daerah. Semangat otonomi daerah pada dasarnya
merupakan
upaya
menjalankan
memandirikan
dan
Pemerintah
menyelenggarakan
tugas
Daerah
dalam
pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah. Untuk itu
Pemerintah Daerah haruslah selalu tanggap dalam merespon serta
menyikapi
kebutuhan
pelaksanaan
dan
otonomi
keinginan
daerah
masyarakatnya.
diharapkan
pelayanan
Dengan
kepada
masyarakat dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan lebih murah.
Perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin dinamis,
sejalan
dengan
tingkat
kehidupan
yang
semakin
baik,
telah
meningkatkan kesadarannya akan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Masyarakat yang semakin kritis dan berani untuk mengajukan
keinginan, tuntutan dan aspirasinya, serta melakukan kontrol atas
kinerja pemerintah. Masyarakat semakin berani menuntut birokrasi
publik untuk mengubah posisi dan perannya (revitalisasi) dalam
memberikan
layanan
publik.
Kebiasaan
suka
mengatur
dan
memerintah harus diubah menjadi suka melayani, dari yang lebih suka
menggunakan
pendekatan
kekuasaan,
berubah
menjadi
suka
menolong, semuanya menuju ke arah fleksibelitas, kolaboratis dan
dialogis, dan menghilangkan cara-cara yang sloganis menuju caracara kerja yang realistik pragmatis (Thoha, 1988:119).
Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, aparat
birokrasi harus dapat memberikan layanan publik yang lebih
profesional, efektif, efesien, serderhana, transparan, terbuka, tepat
waktu, responsif, adaptif dan sekaligus dapat membangun “kualitas
manusia” dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat
untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi,
1986:213).
46
Kadang kala rencana-rencana tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Sering muncul hal-hal penting maupun tidak penting yang
menghambat kelancaran Pengelolaan Waktu dan Energi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1. Mengerjakan pekerjaan yang disukai terlebih dahulu terutama
pada waktu puncak, baru menyelesaikan pekerjaan yang kurang
diminati.
2. Mengerjakan pekerjaan yang mudah terlebih pada waktu
puncak, dan mengerjakan pekerjaan yang sulit pada waktu
lembah.
3. Mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan
penyelesaiannya,
sebelum
yang
mengerjakan
cepat
waktu
pekerjaan
yang
membutuhkan waktu penyelesaian yang lama
4. Mengerjakan pekerjaan darurat/mendesak sebelum mengerjakan
pekerjaan penting.
5. Menunda-nunda pelaksanaan pekerjaan hingga mendekati batas
waktu.
6. Menyusun
skala
prioritas
bukan
berdasarkan
tingkat
kepentingannya.
7. Terperangkap
memenuhi
tuntutan
yang
mendesak
dan
memaksa.
Agar dapat meminimalkan hilangnya waktu dan energi, langkahlangkah yang dapat dilakukan antara lain:
a. Evaluasi kembali tujuan, rencana, dan prioritas .
b. Buat Program Kerja rencana pencapaian secara bertahap.
c. Tutup semua kemungkinan yang dapat mengalihkan perhatian
Anda dalam pencapaian tujuan.
d. Manfaatkan Waktu Luang
47
e. Analisis Pekerjaan yang datang secara mendesak berdasarkan 3
standar utama untuk mengatur waktu dengan baik, yaitu:
1. Standar Kepentingan
2. Standar Kelayakan
3. Standar Efektifitas
B. Paradigma Mengelola Waktu dan Energi untuk Efektif dan Efisien
Manajemen waktu adalah sebuah konsep mengenai pengelolaan
waktu agar menjadi efektif dan efisien sehingga akhirnya dihasilkan
pribadi yang produktif. Manajemen waktu menitikberatkan waktu
sebagai domain utama yang dapat kita manfaatkan dan berdayakan
sedemikian rupa sehingga hidup kita dapat lebih optimal. Sebagian
trainer manajemen waktu yang cukup cermat mengatakan bahwa
waktu bukanlah subjek dalam konsep manajemen waktu, karena
sebenarnya waktu sudah sedemikian adanya dan tak dapat diganggu
gugat lagi. Yang menjadi subjek dalam manajemen waktu adalah
pribadi manusia itu sendiri. Setiap oranglah yang harus menjadi aktor
dalam mengelola waktu dalam hidupnya untuk mencapai tujuan yang
dia inginkan.
Dalam konsep manajemen waktu, setiap orang dituntut untuk
dapat membuat perencanaan yang efektif sehingga waktu yang
berlalu dapat berjalan optimal. Efektivitas dan efisiensi waktu menjadi
diskusi penting yang harus didapatkan titik temunya dengan kegiatan
sehari-hari sehingga setiap orang menjadi semakin produktif. Salah
satu jargon penting dalam manajemen waktu adalah “rencanakan apa
yang akan kau kerjakan, dan kerjakan apa yang sudah kau
rencanakan“.
Adakah yang salah dengan konsep manajemen waktu? Sekian
tahun lamanya kita meyakini bahwa tak ada yang salah dengan
manajemen waktu , bahwa ada yang kurang (bukan salah) pada
konsep manajemen waktu. Ada bagian yang kurang tepat dan analisis
yang kurang tajam dalam konsep manajemen waktu. Dan kita
48
akhirnya menyadari bahwa bagian yang kurang pada konsep
manajemen waktu adalah pendekatan yang digunakan dalam
manajemen waktu yang terlalu menitikberatkan pada waktu dan
perencanaan.
Manajemen energi pertama kali mengemuka ketika banyak
orang yang membaca buku karangan Jim Loehr dan Tony Schwartz
berjudul The Power of Full Engagement: Managing Energy, Not Time,
is the Key to High Performance and Personal Renewal. Buku ini
menawarkan
prinsip-prinsip
manajemen
energi
berdasarkan
pengalaman penulisnya dalam menangani atlet-atlet terkenal yang
pernah bekerja sama dengan mereka.
Dalam tataran praktis, manajemen energi mungkin tak jauh
berbeda dari manajemen waktu. Namun dalam tataran konsep,
manajemen energi jelas berbeda dengan manajemen waktu. Satu
yang harus kita ketahui bahwa prinsip-prinsip manajemen dalam
kajian pengembangan diri lebih merupakan paradigma dan sikap
mental ketimbang tips-tips praktis yang bersifat operasional. Oleh
karena itu, memahami perbedaan manajemen energi dan manajemen
waktu dari sudut pandang perbedaan paradigma merupakan suatu hal
yang
mutlak
kenyataannya,
untuk
dilakukan.
manajemen
Dan
energi
memang
bertumpu
seperti
pada
itulah
paradigma
pengelolaan energi (bukan pengelolaan waktu) dalam melakukan
segala aktivitas kehidupan. Dengan paradigma seperti ini, setiap
orang dituntut untuk mampu mengatur ritme kehidupannya dengan
alokasi energi yang optimal dan efektif.
Untuk bisa mengelola energi yang dimilikinya, manusia harus
senantiasa fokus agar energi tersebut dapat tersalurkan dengan
optimal. Energi manusia sendiri bukannya tak terbatas. Oleh karena
itu, energi yang ada pada diri manusia harus dikelola dengan baik
karena manusia memiliki banyak keperluan yang selalu membutuhkan
energi. Energi tersebut juga harus dapat didistribusikan dengan baik
49
agar justru tidak malah mengganggu kegiatan sehari-hari dan
menurunkan produktivitas. Energi tersebut dapat berupa tenaga, daya
pikir, atau segala sumber daya lainnya yang ada di tubuh manusia
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan hidupnya.
C. Rangkuman
Perencanaan merupakan komponen yang sangat penting dalam
konsep manajemen energi selain fokus. Bagaimana kita bisa
mengelola energi dengan baik jika kita bahkan tidak tahu apa yang
akan kita kerjakan selanjutnya? Energi diri kita akan bisa kita atur
porsi pengerahannya jika kita telah memiliki rencana yang akan kita
lakukan. Satu hal yang harus kita ketahui, manajemen energi tidaklah
menafikkan keberadaan manajemen waktu dan merendahkannya lalu
memasukkannya ke dalam keranjang sampah. Manajemen energi itu
menyempurnakan konsep manajemen waktu dengan mengubah
paradigma. Manajemen energi akan banyak beririsan dengan
manajemen waktu. Dan pembuatan rencana – yang merupakan
komponen penting dalam manajemen waktu – tetap menjadi
komponen penting dalam manajemen energi.
D. Tes
Jawablah soal-soal latihan di bawah ini dengan jelas dan ringkas
dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan :
1. Langkah – langkah apa yang dapat meminimalkan
hilangnya
waktu dan energi ?
2. Faktor apa yang menghambat kelancaran pengelolaan waktu dan
energi ?
E. Kunci Jawaban
1. Sering muncul hal-hal penting maupun tidak penting yang
menghambat kelancaran Pengelolaan Waktu dan Energi. Faktorfaktor tersebut antara lain:
50
a. Mengerjakan pekerjaan yang disukai terlebih dahulu terutama
pada waktu puncak, baru menyelesaikan pekerjaan yang
kurang diminati.
b. Mengerjakan pekerjaan yang mudah terlebih pada waktu
puncak, dan mengerjakan pekerjaan yang sulit pada waktu
lembah.
c. Mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan
yang
cepat
waktu
penyelesaiannya, sebelum mengerjakan pekerjaan yang
membutuhkan waktu penyelesaian yang lama
d. Mengerjakan
pekerjaan
darurat/mendesak
sebelum
mengerjakan pekerjaan penting.
e. Menunda-nunda pelaksanaan pekerjaan hingga mendekati
batas waktu.
f. Menyusun
skala
prioritas
bukan
berdasarkan
tingkat
kepentingannya.
g. Terperangkap memenuhi tuntutan yang mendesak dan
memaksa.
2. Agar dapat meminimalkan hilangnya waktu dan energi, langkahlangkah yang dapat dilakukan antara lain:
a. Evaluasi kembali tujuan, rencana, dan prioritas .
b. Buat Program Kerja rencana pencapaian secara bertahap.
c. Tutup semua kemungkinan yang dapat mengalihkan perhatian
Anda dalam pencapaian tujuan.
d. Manfaatkan Waktu Luang
e. Analisis
Pekerjaan
yang
datang
secara
mendesak
berdasarkan 3 standar utama untuk mengatur waktu dengan
baik, yaitu:
1. Standar Kepentingan
2. Standar Kelayakan
3. Standar Efektifitas
51
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada level ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap
peserta program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan,
dan juga dapat mengetahui dampak dari program pelatihan yang
diikuti para peserta dalam hal peningkatan knowledge, skill dan
attitude mengenai suatu hal yang dipelajari dalam pelatihan yaitu:
1. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu
dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
3. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Pandangan yang sama menurut Kirkpatrick, bahwa evaluasi
pembelajaran
ini untuk
mengetahui peningkatan
pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh
karena itu diperlukan tes guna utnuk mengetahui kesungguhan
apakah para peserta megikuti dan memperhatikan materi pelatihan
yang diberikan. Dan biasanya data evaluasi diperoleh dengan
membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes
awal (pre-test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test) dari
setiap peserta. Pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa
sehingga mencakup semua isi materi dari pelatihan.
Grafik Waktu yang dapat diatur dibuat berdasarkan kondisi
umum waktu Biologis Manusia. Beberapa orang memiliki Waktu
Biologi yang berbeda. Ada orang yang bertipe seperti ayam jago,
dimana waktu puncaknya adalah di pagi hari, tetapi ada pula orang
52
yang bertipe seperti kalong yang energi puncaknya justru di malam
hari. Yang paling penting setiap orang perlu mengenal kapan waktuwaktu puncaknya.
Waktu Puncak adalah waktu di mana energi kita dalam kondisi
puncak, etos kerja tinggi, maka pada waktu-waktu ini adalah waktu
yang paling baik menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan
berat, yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Pada waktu ini, biasanya
pagi hari, penyerapan otak terhadap materi yang berat juga tinggi.
Apabila pada waktu puncak kita mengerjakan pekerjaan yang
ringan, itu berarti kita tidak memanfaatkan waktu secara efektif.
Karena pada Waktu Lemah, energi dan semangat sudah menurun,
sehingga bila kita menyelesaikan pekerjaan berat pada aaktu lemah
dapat dipastikan pekerjaan tidak dapat terselesaikan tepat waktu, dan
pada akhirnya membuat kita frustrasi karena terpaksa harus
menambah waktu lembur untuk menyelesaikannya.
Bagi para pekerja, pada waktu-waktu terbaik (waktu puncak)
dapat ditetapkan sebagai waktu hening, yaitu waktu yang digunakan
hanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang merupakan prioritas
utama dan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Pada waktu hening
Anda sebaiknya tidak menerima tamu, tidak menelepon, tidak
membuka
email,
tidak
menandatangai
surat-surat
rutin
dan
sebagainya (Taylor, 2010).
Jika kita dapat mengelola pemanfaatan waktu secara efektif dan
disiplin melaksanakannya hidup Anda akan lebih bahagia, karena
Anda tidak akan mengurangi waktu tetap Anda untuk kegiatan di luar
pekerjaan.
B. Tindak Lanjut
Manajemen waktu dan energi yang baik adalah dengan
membuat data aktifitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas
dari setiap pekerjaan tersebut. Disini perlu kita tahu bahwa setiap
53
pekerjaan pastilah penting namun dari daftar pekerjaan penting itu ada
yang lebih penting yaitu pekerjaan yang mendesak atau genting dan
biasanya berhubungan dengan deadline. Letakkanlah aktifitas yang
penting pada daftar yang paling atas untuk segera dikerjakan baru
diikuti dengan daftar urutan pekerjaan lain yang kurang prioritasnya.
Teori manajemen waktu dan energi ini akan memberikan hasil
yang baik jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan disiplin
tinggi.Selain itu komitmen yang tinggi setiap individu juga sangat
diperlukan dalam mematuhi dan menjalankan manajemen waktu kerja
yang telah ditentukan oleh instansi atau kita tentukan sendiri dalam
menjalankan aktifitas kita sehari-hari.
Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang
untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24
jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip
utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu
yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk
bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk
bersantai.
•
Buatlah Tabel Rencana Kerja Bulanan, Mingguan dan Harian.
•
Periksa kembali tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan buat
rencana pencapaiannya hingga pada kegiatan harian.
•
Urutkan
kegiatan
berdasarkan
skala
prioritas
(tingkat
kepentingannya), misalnya yang paling dekat dengan tenggat
waktu penyelesaian.
•
Tentukan pekerjaan yang bisa didelegasikan.
•
Beri tanda pekerjaan yang bisa didelegasikakan.
•
Pindahkan pekerjaan yang belum bisa diselesaikan pada hari
berikutnya.
54
Adapun langkah-langkah pengelolaan waktu yang dapat dimulai
segera:
•
20% dari rencana kerja terlaksana, dapat mewujudkan 80% hasil
yang diharapkan.
•
Berikan waktu untuk tugas-tugas darurat. Apabila muncul tugastugas darurat, evaluasi kembail skala prioritas
Faktor-faktor penyebab terbuangnya waktu sering datang tanpa
diduga,
kita
meminimalkan
perlu
melakukan
hilangnya
waktu.
antisipasi,
agar
Langkah-langkah
Anda
dapat
yang
dapat
dilakukan antara lain:
•
Evaluasi kembali tujuan, rencana, dan prioritas kita.
•
Buat Program Kerja rencana pencapaian secara bertahap.
•
Tutup semua kemungkinan yang dapat mengalihkan perhatian kita
dalam pencapaian tujuan.
•
Manfaatkan Waktu Luang.
•
Analisis Pekerjaan yang datang secara mendesak berdasarkan 3
standar utama untuk mengatur waktu dengan baik, yaitu:
a.
Standar Kepentingan
b.
Standar Kelayakan
c.
Standar Efektifitas
55
DAFTAR PUSTAKA
Taylor, Harold L. 1990. Manajemen Waktu, Suatu Pedoman Pengelolaan
Waktu yang Efektif dan Produktif. Grogol, Jakarta Barat: Binarupa
Aksara
Davidson, Jeff. 2002. Penuntun 10 menit Manajemen Waktu. Yogyakarta :
ANDI
Dharma, SH, M.Ed, Agus, 1985. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: CV.
Rajawali
P. Siagian, M.PA, Prof. Dr. Sondang. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. BumiAksara.
Malayu S.P Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi
Bumi Aksara, Jakarta : Grasindo.
Total management Handbook, 2005.
Energi Namagement Handbook karya Turney Wayne c dan Steve doty
(2006) The Fairmont Press, Inc. United State of America.
Manajemen waktu karya Marion E. Haynes Edisi Ketiga (2010)
Effendi, Sofian & Singarimbun Masri. 1989. Metode Penelitian Survai.
Lembaga penelitian, pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial (LP3ES), Jakarta.
Jim Loehr dan Tony Schwartz “The Power of Full Engagement: Managing
Energy, Not Time, is the Key to High Performance and Personal
Renewal”
56
Download