xi PENGARUH PEMBERIAN MAAF TERHADAP AGRESIVITAS REMAJA SISWA SMA YZA 2 BOGOR Oleh: FIKA RATNA YULIATI 105070002233 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M xii xiii xiv “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan. (HR. Ath-Thabrani)” …fika ratna yuliati… ( Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu dan Apak ) xv ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Maret 2011 (C) Fika Ratna Yuliati (D) Pengaruh Pemberian Maaf Terhadap Agresivitas Pada Remaja di SMA YZA 2 Bogor (E) xxiv+109 halaman + xiv Lampiran (F) Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahunnya semakin meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80 kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar 183 kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus. Dimana kekerasan itu sendiri termasuk dalam bagian agresivitas dan penelitian Worthingthon menyatakan bahwa seseorang yang tidak memberikan maaf memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sseseorang bisa terhindar atau dapat meminimalisasi rasa marah, tindak penyerangan. Yang kesemuanya itu adalah bagian dari agresivitas.(Worthington:2005) . Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Responden penelitian berjumlah 60 orang yang ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan berbentuk skala model likert yang terdiri dari dua skala. Yaitu skala pemberian maaf dan skala agresivitas. Skala pemberian maaf yang berjumlah 11 item dan skala agresivitas yang berjumlah 17 item. Dengan hasil reabilitasnya sebesar 0.841 untuk pemberian maaf dan 0.763 untuk agresivitas. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan tehnik analisa data multiple regresi Dari hasil analisis tersebut, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,002 (Los < 0,01). Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor Arah hubungan kedua variabel tersebut negatif, yang berarti semakin tinggi pemberian maaf seseorang, maka tingkat agresivitasnya menjadi rendah. Sebaliknya, bila tingkat pemberian maafnya rendah, maka tingkat agresivitasnya tinggi. Dari xvi sepuluh variabel yang ada (reduction in revenge, reduction in avoidance, agresi fisik, agresi verbal, rasa marah, sikap permusuhan, variabel berdasarkan jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik atau tidak dan variabel berdasarkan lamanya konflik itu terjadi), hanya dua variabel yang signifikan. Yaitu: reduction in revenge dan reduction in avoidance. Saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran teoritis dan praktis. Saran teoritis: mengharapkan penelitian lanjutan menggunakan variabel lain yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti: faktor internal (frustasi, deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor ekternal, seperti: lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga (kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza, suhu udara, media massa, budaya) dan penulis menyarankan pula agar menambah data gambaran umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua, status rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak. Saran praktis yang penulis ajukan adalah kepada lembaga atau pihak yang berkaitan dengan penelitian ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak sekolah untuk mengadakan training atau seminar yang berkaitan dengan pemberian maaf dan agresivitas yang diperuntukkan bukan hanya untuk siswa,tapi juga untuk seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi meningkatnya agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan khususnya di kalangan remaja awal. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu guru untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membiasakan diri sehingga menjadi contoh teladan kepada anak/murid cara meminimalisasi agresivitas dengan memberikan maaf. Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk saling memaafkan agar bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Bahan bacaan : 14 Buku, 2 Kamus, 2 skripsi, 1 jurnal, 4 webset. xvii KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, PhD. 2. Pembantu Dekan I, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Dosen Pembimbing Akademik, Diana Mutiah, M.Si. 3. Dosen Pembimbing I, Prof. Hamdan Yasun, M.Si dan Dosen Pembimbing II, Ikhwan Luthfi, M.Psi atas seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta saran dan kritik yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 4. Untuk keluarga terutama Orang tuaku Ibu, Erna Lahmidarti S., S. Ag dan Apak, Drs Muhammad Nizar, M. Pdi (yang tak henti-hentinya mengirimkan untaian doa. Terimakasih atas kesabaran yang sangat luar biasa,yang tetap rela memenuhi segala kebutuhan penulis walau penulis tidak dapat menyelesaikan xviii skripsi ini tepat waktu) dan juga ke-2 kakaku Muhammad Nurhasan, M.Si beserta istri, Syifa ushundusiah dan Fajar Anugrah Ramdhan (terimakasih untuk dukungannya..baik secara langsung maupun tidak langsung) 5. Untuk Dhery Haryadi Suhendra, terimakasih atas semua waktu, tenaga, biaya yang telah dicurahkan kepada penulis sehingga penulispun dapat kembali bangkit dan menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih tak terhingga untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan. 7. Seluruh staff akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi, yang juga tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan bapak dan ibu. 8. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan angkatan 2005 kelas A. Dan lebih khusus lagi untuk qori, Pian, imel, nadia,dalla, syifa, Alyn,Icha, Nur, dina dona. (Terimakasih untuk semua bantuannya, semoga kita dapat terus saling membantu dan mendoakan dalam kebaikan). 9. Keluarga besar SMA YZA 2 Bogor dan keluarga Besar Pesantren Alhamidiyah Depok yang telah mengizinkan saya untuk mengadakan penelitian dan banyak membantu dalam proses penelitian ini. 10. Adik-adik responden. Baik di SMA YZA 2 Bogor maupun adik-adik di pesantren Alhamidiyah Depok. terimakasih atas kesediannya menjadi responden penelitian ini. xix Akhir kata, semoga Allah meridhoi dan membalas segala kebaikan seluruh pihak yang ikut membantu. Dan penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun, sangat peneliti nantikan. Semoga skripsi ini dapat memberi keberkahan untuk semua kalangan.amin Jakarta, Maret 2011 xx DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... xi LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... xii MOTTO ........................................................................................................... xiii ABSTRAKSI ................................................................................................... xiv KATA PENGANTAR ..................................................................................... xvi DAFTAR ISI ................................................................................................... xix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxiii BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 7 1.2.1. Batasan Masalah ............................................................ 7 1.2.2. Rumusan Masalah ......................................................... 9 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10 1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................... 10 1.3.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12 1.4. Sistematika penulisan. ................................................................. 12 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 15 2.1. Agresivitas ................................................................................ 15 2.1.1. Pengertian Agresivitas ................................................... 15 2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresivitas .............................. 16 2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi ..................................................... 23 2.1.4. Teori-teori Agresi ............................................................ 28 2.2. Pemberian Maaf .......................................................................... 32 2.2.1. Pengertian Pemberian maaf ............................................ 32 2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam ................................... 35 xxi 2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental ........................................... 38 2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf ................. 39 2.2.5. Proses Memaafkan ........................................................ 42 2.3. Remaja Awal .............................................................................. 44 2.3.1. Pengertian Remaja Awal ............................................... 44 2.3.2. Tugas-tugas Perkembangan ............................................. 47 2.4. Kerangka Berfikir ....................................................................... 50 2.5. Hipotesis ..................................................................................... 54 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 58 3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 58 3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................. 58 3.1.1.1. Pendekatan Penelitian ........................................ 58 3.1.1.2. Metode Penelitian .............................................. 59 3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional................................. 59 3.2.1. Definisi Konseptual ........................................................... 59 3.2.2. Definisi Operasional .......................................................... 60 3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ 61 3.3.1. Populasi............................................................................. 61 3.3.2. Sampel .............................................................................. 61 3.3.3. Tehnik Pengambilan Sampel ............................................. 61 3.4. Metode Pengumpulan Data............................................................. 62 3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data................................................. 62 3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 63 xxii 3.2.2. Uji Validitas ...................................................................... 65 3.2.2. Uji Reabilitas..................................................................... 66 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 66 3.5.1. Hasi Uji Coba Skala Pemberian Maaf ................................ 67 3.5.2. Hasil Uji Coba Skala Agresivitas..................................... 67 3.6. Hasil Uji Reabilitas Skala pemberian maaf dengan agrsifitas .......... 68 3.7. Tehnik Analisa Data ....................................................................... 69 3.8. Prosedur Penelitian ......................................................................... 70 3.9. Tahap Analisa Data ........................................................................ 71 BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISI DATA ................................................ 72 4.1. Gambaran Umum Responden ..................................................... 72 4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 73 4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Sedang Mengalami konflik/tidak ........................................... 74 4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik hingga hari penelitian .... 74 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 75 4.2.1. Skala Pemberian Maaf .................................................... 76 4.2.2. Skala Agresivitas ............................................................ 78 4.3. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 79 4.4. Analisis Regresi .......................................................................... 89 4.5. Hasil Tambahan .......................................................................... 95 4.2. xxiii 4.5.1. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan jenis kelamin ............. 95 4.5.2. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Usia ........................... 97 4.5.3. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak ................................................................... 97 4.5.4. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi. Dari Awal hingga Hari penelitian ....................... 4.6. 99 Hasil Pengolahan Data ................................................................ 100 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................... 103 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 103 5.2. Diskusi ..................................................................................... 105 5.3. Saran ........................................................................................ 108 5.3.1. Saran Teoritis.............................................................. 108 5.3.2. Saran Praktis ............................................................... 109 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 110 LAMPIRAN ..................................................................................................... 112 xxiv DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skla Likert 4 Kemungkinan ......................................................... 50 Tabel 3.2 Blue Print Skala Pemberian Maaf.................................................... 51 Tabel 3.3 Blue Print Skala Agresivitas ........................................................ 52 Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r ....................................................................... 53 Tabel 3.5 Blue Print Skala Pemberian Maaf ................................................ 54 Tabel 3.6 Blue Print Skala Agresivitas ........................................................ 55 Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ...................................... 72 Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 73 Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan sedang berkonflik/tidak .......... 74 Tabel 4.4 Gambaran Responden berdasarkan lamanya konflik itu................. 75 Tabel 4.5 Deskriptive Statistik ..................................................................... 76 Tabel 4.6 Kategorisasi Klasifikasi Pemberian Maaf ..................................... 76 Tabel 4.7 Klasifikasi skala Pemberian Maaf ................................................ 77 Tabel 4.8 Kategorisasi Agresivitas ............................................................... 78 Tabel 4.9 Klasifikasi skor skala Agresivitas ................................................. 79 Tabel 4.10 Correlations ................................................................................. 80 Tabel 4.11 Anova .......................................................................................... 82 Tabel 4.12 Hasil analisi masing-masing variabel ........................................... 84 Tabel 4.13 Hasil uji analisis determinasi ....................................................... 85 Tabel 4.14 Perhitungan proporsi varians pemberian maaf .............................. 86 xxv Tabel 4.15 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan jenis kelamin .................... 87 Tabel 4.16 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan usia ................................... 88 Tabel 4.17 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan kelas .................................. 89 Tabel 4.18 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan alamat ............................... 90 Tabel 4.19 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan sedang berkonflik/tidak ..... 91 Tabel 4.20 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan lamanya berkonflik ........... 92 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan berbagai macam budaya, bahasa dan tentunya masalah. Salah satu masalah yang cukup sering terjadi, cukup sering muncul di tayangan-tayangan media. Baik di media cetak maupun elektronik adalah masalah kekerasan. Kekerasan yang terjadi seperti: kekerasan pada anak, kekerasan rumah tangga, demo anarkis, perkelahian antar mahasiswa, tawuran remaja, kekerasan yang dilakukan oleh geng/kelompok remaja. Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia pun dari tahun ke tahunnya semakin meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80 kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar 183 kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus.Lalu kekerasan pada anak saja, per Desember 2008 mencapai 1.900 kasus, kekerasan pada wanita per 2006 – September 2009 mencapai 1.580 kasus, itupun hanya untuk wilayah NTT (Nusa Tenggara Timur) dan sementara hingga Mei tahun ini, jumlah kasus kekerasan terhadap anak mencapai 236. (http://www.republika.co.id) Kekerasan yang dilakukanpun bermacam-macam. Kekerasan bisa berbentuk fisik (memukul, menendang), verbal (melecehkan, menghina, memberi 2 julukan). (www.namovanma.co.nr. )Atau yang baru-baru ini banyak bermunculan, berita tentang kekerasan yang dilakukan geng/kelompok remaja. Geng/kelompok yang melakukan kekerasan adalah diantaranya kekerasan yang terungkap pada akhir November 2007 lalu. Kekerasan yang dilakukan oleh geng gazper yang beranggotakan siswa salah satu SMA di daerah pondok labu-jakarta selatan. Terhadap junior mereka pada saat orientasi siswa baru seperti membebani siswa baru dengan beban tugas yang tidak masuk akal, atau seperti memunculkan “aksi” membentak. Atau kasus yang terjadi pada pertengahan Juni 2008 lalu, media sempat dikejutkan dengan salah satu berita mengenai kekerasan yang dilakukan beberapa orang pelajar putri di Pati yang menamakan diri mereka sebagai geng nero. Atau kekerasan yang dilakukan oleh kelompok geng lainnya seperti geng motor. Yang melakukan penganiayaan terhadap anggota yang akan bergabung bersama mereka. Tindak kekerasan yang dipaparkan di atas merupakan gambaran agresi. Seperti yang dikemukakan Myers (dalam Sarwono, 2002). Bahwa yang dimaksud dengan perbuatan agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain. Hal ini (agresi), dapat terjadi di mana-mana. Di rumah,lingkungan sekitar,lingkungan sekolah, tempat kerja,dll. Misalnya agresi di tempat kerja. Agresi di tempat kerja memiliki beberapa bentuk, tetapi bersifat tertutup. Agresi ini muncul dari banyak faktor, termasuk persepsi bahwa dirinya diperlakukan 3 tidak adil dan adanya banyak perubahan mengganggu yang terjadi di tempat kerja dalam tahun-tahun terakhir. (Byrne dan Baron: 2005) Perilaku agresi sebagaimana tingkah laku lain muncul karena adanya faktor pencetus atau pendorong. Baik dari luar (eksternal) maupun dalam (internal) individu yang menghendaki kemunculan perilaku tersebut. Suatu stimulus, baik internal maupun eksternal jika cukup kuat akan mampu memicu sebuah tindakan. Namun, menetap atau tidaknya sebuah tindakan tergantung pada reinforcement dan reward yang didapat individu tersebut karena tindakannya, semakin positif reinforcement dan reward-nya maka perilaku tersebut akan cenderung menetap. (Luthfi, Saloom,Yasun: 2009) .dan seperti yang telah disebutkan diatas bahwa faktor pencetus agresi muncul karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah frustasi,deindividuasi,stress,kepribadan/personality. Kemudian karena manusia adalah mahluk social yang selalu mengadakan relasi social dengan sesamanya, maka faktor eksternalpun menjadi faktor pencetus munculnya perilaku agresi,baik di lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga.faktor eksternal yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata,provokasi, alcohol dan obat-obatan (NAZA:narkotika dan zat berbahaya lainnya),suhu udara, budaya. Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan oleh Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in 4 Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentukbentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih rendah. Dimana yang dimaksud pemberian maaf itu sendiri memiliki arti menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya 5 Memberikan maaf merupakan hal yang sangat penting. Karena seperti apa yang disebutkan bahwa keuntungan dari memberikan maaf adalah diantaranya: mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik. Itu artinya, dengan memaafkan kita dapat lebih cepat sembuh. Baik secara emosional maupun fisik. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menghadapi suatu masalah, akan berdampak pada fisik maupun mental. Misalnya tidak nafsu makan atau bahkan malah berlebihnya nafsu makan, yang akhirnya mengakibatkan fisik menjadi kurang stabil, atau karena masalah tersebut mood menjadi jelek. Bila hal itu terjadi, besar kemungkinan segala aktifitas yang biasa dikerjakan sehari-hari akan terhambat. Namun, dengan memberikan maaf, dampak negatif tersebut akan cepat sembuh. Sehingga rutinitas sehari-haripun dapat kembali berjalan dengan lancar. Di samping itu, agama Islampun sangat menganjurkan untuk memberikan maaf. Keuntungan memberikan maaf terdapat pada Alqur’an surat Asy-syuro ayat 40: Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. “yaitu semua itu tidak akan sia-sia di sisi Allah. Sebagaiman penjelasan hadits shoheh yang artinya sebagai berikut: Allah tidak menambahkan bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan (semakin mulia). 6 Kemudian dalam surat lain Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-Mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S Ali Imran:134). Yang kemudian dijelaskan lagi pada ayat berikutnya tentang siapa-siapa saja orang-orang bertaqwa itu. “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. Jadi jelas sekali dalam ayat tersebut, bahwa hadiah dari Allah bagi orangorang yang yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Yaitu berupa ampunan dan surga yang seluas langit dan bumi. Kemudian agar tempat yang dipilih adalah tempat yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini yaitu SMA YZA Bogor. SMA YZA Bogor terletak di Jalan Dr. Semeru 59 RT 001/12 Kelurahan Menteng,Bogor Barat. Dipilih karena siswa SMA YZA Bogor ini, cukup sering melakukan aksi tawuran. Terhitung dari Juni 2009-Juni 2010 ini sudah ada beberapa kasus. Diantaranya: pada tanggal 9 juni 2009 Di Ciawi, petugas Polsek Bogor Timur berhasil mengamankan 23 pelajar dari SMA YZA dan YKTP. Mereka ditangkap karena terlibat tawuran di Jalan Raya tajur, usai menonton konser di gedung YPI Ciawi yang dihadiri Kaka, vokalis group band Slank.(http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar- tawuran-di-KRL). Lalu pada tanggal 31 Maret 2010, antara siswa SMK Yayasan 7 Kejuruan Teknik Bogor (YKTB) dan SMA YZA yang sama-sama terletak di Jalan Semeru, Kecamatan Bogor Barat. Walaupun aksi-aksi tersebut dapat diredam oleh satgas pelajar dan warga setempat. (http://www.bataviase.co.id/node/160476). Permasalahan 1.2.1. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan dapat terjangkau dan terarah, maka aspek yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Pemberian maaf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam Rusydi:2009) 2. Reduction in revenge yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penurunan tingkat balas dendam. 3. Reduction in avoidance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penurunan tingkat menghindari pelaku 4. Agresifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke dalam 4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah dan sikap permusuhan. 8 5. Agresi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain secara fisik 6. Agresi verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen mtotorik seperti melukai dan menyakiti orang lain, hanya saja melalui verbalisasi. 7. Rasa marah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah emosi atau afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan psikologis untuk bersikap agresif. 8. Sikap permusuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan benci dan curiga pada orang lain. 9. Remaja awal yang di maksud adalah siswa SMA YZA Bogor X atau XI. Berusia 15-16 tahun, berada dalam satu kelompok yang sama minimal 4 bulan 10. Jenis kelamin. Menurut KBBI adalahsifat (keadaan) jantan atau betina. 11. Usia. Usia menurut KBBI adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). 12. Sedang mengalami konflik/tidak. Adalah seseorang yang berada di dalam kondisi percekcokan, ketegangan atau pertentangan perselisihan, pertentangan, 9 13. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai hari penelitian. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai hari penelitian yang dimaksud di sini adalah rentangan atau panjang antara awal konflik itu terjadi sampai pada hari penelitian. 1.2.3. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pengidentifikasian permasalahan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 10 7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 9. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 10. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor? 11. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor 1.2.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan Adapun tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 11 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan agresi fisik pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan agresivitas pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 7. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan rasa marah pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 8. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 9. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 10. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 12 11. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. 12. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik tersebut. Dari awal hingga hari penelitian dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. Manfaat 1. Secara teoritis untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam psikologi kognitif dan psikologi pendidikan khususnya kemampuan mengingat siswa. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi remaja (Khususnya) agar senantiasa memberikan maaf kepada orang yang telah melakukan bentuk tindakan agresi. umunya bagi para orang tua/guru/pengurus yayasan. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan standar APA (American Psychology Association)-Style dan pedoman penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini: 13 Bab 1 Pendahuluan Pada bab pertama ini diulaskan secara jelas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Kajian pustaka Pada bab dua ini dijabarkan secara rinci mengenai pengertian agresivitas, faktor penyebab/pemicu agresivitas, bentuk-bentuk agresi, teori-teori agresi. Pengertian pemberian maaf, anjuran memaafkan dalam Islam, maaf dan kesehatan mental, faktor yang mempengaruhi pemberian maaf, proses memaafkan, pengertian remaja, tugas-tugas perkembangan remaja. Kerangka berfikir. Bab 3 Metodologi penelitian Pada bab tiga ini diulaskan secara jelas tentang jenis penelitian yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional variable. Pengambilan sample yang meliputi populasi dan sampel penelitian, tehnik pengambilan sampel. Metode pengumpulan data yang meliputi tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian, tehnik uji instrumen penelitian. Tehnik analisis data Bab 4 Presentasi dan análisis data Pada bab empat ini diulas secara jelas mengenai gambaran umum subjek penelitian, presentasi dan análisis data, dan pembahasan hasil pengujian hipótesis. 14 Bab 5 Kesimpulan, diskusi, saran Pada bab lima ini dijelaskan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. 15 BAB 2 Kajian Pustaka 2.1. Agresifitas 2.1.1. Pengertian Agresifitas Kata agresif/agresifitas berasal dari bahasa “latin” yang berarti melukai atau menyerang orang lain.(Luthfi,Saloom,Yasun:2009) Menurut Berkowitz (1995) bahwa yang dimaksud dengan agresifitas adalah mengacu pada kecenderungan yang relative tetap untuk menjadi agresif dalam berbagai situasi yang berbeda. Dimana agresi itu sendiri sebagai segalabentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental. Menurut Chaplin dalam kamus lengkap psikologi. Agresivitas adalah kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan. Pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri; pengejaran dengan penuh semangat suatu cuta-cita. Dominasi social, kekuasaan social, khususnya yang diterapkan secara ekstrim. Menurut Edmunds dan Kendrik (1980) agresivitas merupakan suatu disposisi atau kecenderungan untuk melakukan agresi dan berkenaan karakteristik individu. (dalam Luthfi,Saloom,Yasun:2009). Dimana yang dimaksudkan dengan agresi itu adalah tindakan nyata atau pengejawantahan dari agresifitas. Agresi adalah 16 perilaku yang di munculkan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang sifatnya menyakiti lawannya baik secar fisik maupn psikis sehingga tidak dapat diterima secara sosial (agresi sebagai aksi). (Luthfi,Saloom,Yasun:2009) Buss (dalam Edmunds dan Kendrik,1980) menyatakan bahwa agresivitas merupakan suatu variabel kepribadian, suatu kelas respon yang menetap dan luas. (Lutfi,Saloom, Yasun:2009) Menurut Baron dan Richardson (Krahe,2001dalam Luthfi dkk,2009), agresivitas adalah “Any form of behavior directed toward the goal of harming or injuring another living being how is motivated to avoid such treatment” , atau setiap perilaku yang ditujukan untuk membahayakan atau melukai mahluk hidup lain dan telah diperkirakan akan menghasilkan konskwensi tersebut (ada harapan dan niat) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agresifitas adalah perilaku/tindakan yang dapat menyakiti/melukai seseorang dengan sengaja, baik secara fisik maupun psikis, untuk tujuan tertentu sehingga tidak dapat diterima secara social. 2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresifitas Agresivitas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal: A. Faktor Internal Beberapa faktor internal yang mempengaruhi agresivitas,yaitu: 17 1. Frustasi Adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan. Frustasi menimbulkan agresi. Individu yang mengalami frustasi apabila maksun dan keinginannya yang diperjuangkan dengan intensif,mengalami hambatan atau kegagalan. Akibat dari frustasi tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang meluap-luap itu mencari jalan keluarnya. 2. Deindividuasi Adalah suatu keadaan dimana individu kehilangan kesadarn atas dirinya (self awarness) yang diakibatkan oleh situasi yang merasa tertekan. Deindividuasi memiliki efek behavioral yang kuat terhadap individu, yaitu efek agresi,kecemasan dan depresi. 3. Stress Dalam istilah psikologi, stress dikatakan sebagai stimulus. Seperti ketakutan, kesakitan, yang mengganggu atau menghambat mekanisme-mekanisme psikologi yang normal dari organisme. Engle mengajukan definisi stress yang lebih lengkap yaitu meliputi sumber-sumber stimuli internal dan eksternal. Stress menunnjuk 18 kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi internal seperti kondisi emosional, pengaruh hormon, dan lain-lain yang bersifat fa’ali, maupun lingkungan eksternal seperti perubahan social, memburuknya kondisi perekonomian itu memberikan andil bagi meningkatnnya kriminalitas, termasuk didalamnya tindak kekerasan atau agresi, yang menuntut penyesuaian atas organism. 4. Kepribadian/personality Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi. Demikian juga halnya dengan orang yang bertempramen pemarah, memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi dibandingkan temperamen bukan pemarah. B. Faktor Eksternal Manusia adalah mahluk sosial yang selalu mengadakan relasi sosial dengan sesamanya. Ketika individu selain bertemu, pada saat itulah interaksi sosial tercipta. Hal yang sering muncul dalam interaksi sosial adalah saling mempengaruhi antara satu sama lain. Pengaruh tersebut dapat menjadi kuat dan menjadi penyebab timbulnya perilaku agresivitas pada individu, dan yang termasuk di dalamnya adalah: 19 (1) Lingkungan Sosial (2) Interaksi Teman Sebaya (3) Lingkungan Keluarga 1. Kekuasaan dan kepatuhan Kekuasaan yang dimaksud disini adalah kekuasaan yang cenderung disalahgunakan dan penyalahgunaan tersebut merubah kekuasaan menjadi kekuasaan yang memaksa, yang memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku agresif seperti yang ditujukan Hitler, Mussolini, Stalin dan sejumlah besar manipulator kekuasaan lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Weber bahwa kekuasaan adalah kesempatan dan seseorang atau kelompok untuk merealisasikan komunal keinginan-keinginannya bahkan meskipun harus dalam tindakan berhadapan dengan perlawanan dari seseorang atau sekelompok orang yang berpartisipasi dalam tindakan komunal tersebut. 2. Efek senjata Dalam penelitian Berkowitz dan Lepage yang menguji tentang efek senjata api terhadap kecenderungan perilaku agresi pada individu menghasilkan kesimpulan bahwa individu yang 20 berhubungan dengan senjata api cenderung menjadi lebih agresif daripada individu yang tidak berhubungan dengan senjata api. Namun, dalam penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Brooker dan Buss serta Page dan Sheidh menghasilkan kesimpulan yang berlawanan bahwa efek dari kehadiran senjata tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kecenderungan perilaku agresi seseorang. Ternyata, efek senjata terhadap perilaku agresi ini lebih dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap senjata api itu sendiri. Individu yang mempersepsikan senjata api sebagai benda yang berbahaya justru akan memperlihatkan perilaku cemas. 3. Provokasi provokasi adalah pancingan, tantangan. Provokasi adalah perkataan atau tindakan yang dianggap menghina atau mengancam keselamatan individu yang melakukan agresi. Provokasi dapat mencetuskan agresi. Karena provokasi itu oleh pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang diisyaratkan oleh ancaman itu. Ada hal lain yang dipercaya bahwa provokasi dapat mncetuskan agresi, yakni dengan harga diri (self esteem) dan hal tersebut telah dibuktikan melalui penelitian, bahwa jika seseorang mendapat provokasi 21 (penghinaan) terhadap harga dirinya maka ia akan cenderung bersikap agresif kepada provokator. Orang akan lebih mudah marah diprovokasi, ketika mereka merasa atau menganggap pencapaian dari tujuan mereka menjadi tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil yang diharapkan untuk dicapai oleh seseorang aka semakin mudah pula seseorang diprovokasi ketika harapn itu tidak tercapai. Jadi provokasi adalah perilaku orang lain yang memancin kita untuk membalasnya dengan berperilaku agresif. 4. Alkohol dan obat-obatan (NAZA: narkotika dan zat berbahaya lainnya) Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan oleh individu yang berkepribadian labil atau memiliki masalah psikiatis dan neurologis tertentu dapat mengarahkan kepada perilaku agresif dan tindak kekerasan. Alkohol dan obat-obatan mampu menimbulkan perilaku dengan jalan NAZA menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi dan lebih “berani” untuk berbuat agresi, disamping itu dengan memakai NAZA, kesadaran seseorang menjadi hilang dan tanpa control kesadaran inilah seseorang menjadi agresif. 22 5. Suhu udara Merupakan faktor yang jarang diteliti meski sejak dulu ada dugaan bahwa suhu udara berpengaruh terhadap tingkah laku termasuk perilaku agresif. Namun hal ini belum jelas, bagaimana pengaruh suhu udara itu terhadap agresivitas individu-individu di Negara-negara yang tidak mengenal perubahan iklim yang mencolok seperti di Negara kita. 6. Media massa Peran media massa dalam pemunculan agresi adalah sebagai “trigger” atau pencetus. Media massa menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan agresi dengan modeling atau belajar dari orang lain yang terpampang di media massa. 7. Budaya Beberapa daerah mengembangkan budaya kekerasan/agresi. Orang yang lebih agresi mendapatkan penghargaan sosial yang tinggi dalam suatu masyarakat. 23 2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi Bentuk-bentuk agresi yang dirangkum dari pembagian agresi Geen (1998), Olweus (2003) serta Sulliva (2000) (dalam Luthfi, Saloom, Yasun:2009) membagi agresi ke dalam dua bentuk besar, yaitu: 1. agresi langsung (direct aggresion) yaitu agresifitas yang dilakukan secara terang-terangan, ditujukan secara langsung kepada korban dan dengan jelas berasal dari aggressor (serangan terbukaagresi ini dibagi lagi kedalam dua bagian: a. Fisik yaitu menjambak, memukul, menendang, menonjok, mendorong, mencubi, menjegal/menyengkat, meludahi, mengunci seseorang, menggigit, merusak/mengambil paksa barang orang lain. b. Verbal seperti meledek, menghina dengan perkataan, mengancam dengan perkataan, ancaman kekerasan, pemberian nama ejekan, memaki, menggoda (teasing), mengejek, menghina/mengganggu dengan sengaja, mengkritik penampilan di depan orang. 2. Agresi tidak langsung (indirect aggresion) yaitu agresivitas yang dilakukan dengan serangan yang tertutup atau tersamar dimana penyerang dapat menyakiti korban tanpa teridentifikasi 24 oleh korban atau orang lain. Serangan ini biasanya memakai struktur social yang tersedia untuk menyakiti korban, misalnya melalui menipulasi hubunngan atau kedudukan sosial pihak tersebut secara sengaja. Agresivitas ini dibagi lagi ke dalam tiga bagian: a. Merusak reputasi/status sosial: menyebarkan gossip tidak benar, menjelek-jelekkan target (sasaran) di “belakangnya’’, memitnah, menulis dan mnyebarkan rahasia target. b. Merusak atau memanipulasi hubungan: mengeluarkan target dari kelompok, mengucilakan, menghasut teman lain untuk memusuhi target, merebut teman/pacar/sahabat target, tidak menghiraukan target, mengancam akan memusuhi atau menjauhi target jika target tidak melakukan apa yang diminta. c. Non verbal seperti ekspresi wajah yang menghina contohnya: mencibirkan tersenyum, mengejek, mengadahkan hidung, bibir, memandang sinis, menggulingkan bola mata, ekspresi jijik atau muak, berbisik-bisik lalu tertawa dan dengan gestur yang kasar 25 seperti membalikkan badan (memunggungi), menyenggol dan berpura-pura tidak sengaja. Sedangkan Buss dan Perry (dalam Luthfi, Saloom, Yasun: 2009) mengelompokkan bentuk agresi tersebut ke dalam empat bentuk, yaitu: a. Agresi fisik mer upakn komponen dari perilaku motorik seperti melukai an menyakiti orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang dan memukul b. Agresi verbal Merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain, hanya saja melalui verbalisasi, misalnya berdebat, menunjukkan ketidaksukaan dari ketidaksukaan kepada orang lain, kadang kala sering menyebarkan gossip. c. Rasa marah Merupakan emosi atau afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan psikologis untuk bersikap agresif, misalnya mudah kesal, hilang kesabaran dan tidak mampu mengontrol rasa marah. d. Sikap permusuhan 26 Merupakan perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan benci dan curiga pada orang lain, merasa kehidupan yang dialami tidak adil dan iri hati. Berdasarkan motifnya, dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu: a. Hostile aggression (agresi amarah/emosi) Yaitu agresi yang didasarkan pada motif/dorongan untuk melampiaskan amarah atau emosi. Kemarahan yang tidak dapat tersalurkan akhirnya akan terwujud dalam perilaku melukai orang lain. Karakteristik ini menunjukkan bahwa tujuan dari perilaku agresi adalah ekspresi rasa marah atau frustasi yang dialami atau untuk dilampiaskan emosi itu sendiri. b. Instrumental aggression Agresi yang ditunjukan sebagai alat atau saran dalam mencapai tujuan yang lain adalah instrumental aggression. Agresi yang muncul sematamata digunakan sebagai media mencapai tujuan tertentu. Biasanya agresi tipe ini tidak disertai dengan keterlibatan emosi dalam perilakunya. Ketika tindakan agresi sudah selesai dilakukan, pelaku dengan mudah mengingat apa saja yang telah dilakukan dengan detil. 27 Luthfi dkk (2009) menyatakan bentuk agresi yang lain adalah agresi yang didasarkan pada batasan atau penilaian bahwa tindakan agresi tersebut melanggar hukum atau tidak. Pelanggaraan terhadap hukumformal/positif (undang-undang dll) serta hukum yang tidak tertulis (norma/adat dsb). 1. Prososial aggression Walaupun secara umum agresi adalah tindakan menyerang atau melukai orang lain, tetapi tindakan tersebut mendapat pemakluman atau tidak menimbulkan masalah, bahkan terkadang didukung. Misalnya tindakan polisi menembak perampok. Tindakan menembak itu sendiri adalah agresi, tetapi dikaitkan dengan perampok sebagai korban, maka perilaku ini adalah prososial agresi. Tujuan utama dari psrososial agresi adalah menegakkan hukum atau adat atau melindungi kepentingan bersama. 2. Anti sosial aggression Perilaku melukai/menyerang orang lain yang tidak dapat diterima oleh masyarakat atau tindakan agresi yang melanggar hukum. Tujuan agresi ini lebih pada keuntungan sang pelaku agresi. Bukan untuk kepentingan bersama atau kepentingan mulia lainnya. 28 2.1.4. Teori-teori Agresi Teori agresi memberi gambaran bagaimana perilaku agresi itu muncul. Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan agresi terdiri dari 4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif (GAAM: general affective aggression model).Luthfi dkk (2009) 1. Bawaan Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang inheren/terberi dalam setiap orang. a. Agresi sebagai instink Kelompok ini beranggapan bahwa agresi sebagai dorongan naluriah/instingtif yang dimiliki oleh seseorang. setiap orang memiliki insting/naluri untuk agresi. Perbedaan kemunculan agresifitas antar individu dipengaruhi oleh control dari individu tersebut. b. Genetis Kelompok ini menganggap bahwa agresi adalah sesuatu yang terdapat dalam biologis seseorang. ada 2 tokoh yang mengembangkan pandangan ini. Yang pertama adalah Moyer beranggapan bahwa agresifitas merupaka suatu proses yang ada di dalam otak dan saraf pusat. Orang-orang yang memiliki kecenderungan agresifitas tinggi memiliki struktur dan komponen otak yang berbeda dengan orang 29 dengan agresifitas rendah. Pokok pikiran lainnya adalah bahwa agresi terkait dengan hormoh testoteron. Semakin tinggi hormone testosterone yang dimiliki seseorang maka orang tersebut cenderung untuk menjadi lebih agresif. Tokoh kedua adalah Lagerspetz (1979) berpandangan bahwa agresi adalah karakter atau sifat yang diturunkan dari orang tua ke anak dan seterusnya. Lagerspetz berpendapat bahwa orang tua yang agresi, maka anaknya akan agresif pula. Dasar pikiran Lagerspetz adalah teori Mendell. 2. Lingkungan Agresi merupakan perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Agresi adalah reaksi terhadap stimulus lingkungan. Perilaku tersebut adalah: 1) Frustasi agresi klasik Menekankan pada munculnya perilaku agresi disebabkan karena rasa frustasi yang dialami oleh seseorang. rasa frustasi muncul bila seseorang tidak dapat mencapai/mendapatkan apa yang diinginkannya. Ketidakberhasilan mendatangkan rasa frustasi yang kemudian meunculkan agresi. Neo frustasi agresi 30 Teori ini muncul sebagai usaha untuk mengvaluasi teori frustasi klasik. mendapatkan sesuatu tidaklah serta merta memunculkan agresi. Jadi antara frustasi dan agresi memiliki variable antara yaitu marah. Dan frustasi baru akan memunculkan marah bila ternyata tidak perilaku lain yang dapat dijadikan alternative 2) Deprivasi Keadaan ini kurang bersifat subjektif. Seseorang akan merasa kurang atau merasa cukup dengan membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. Kondisi kekurangan yang bersifat objektif (benar-benar kekurangan) disebut deprivasi absolute, sedangkan deprivasi relative adalah dianggap tidak sebandingkan atau tidak sama dengan yang dimiliki orang lain. Dan deprivasi relative lebih berpeluang memunculkan agresi dibandingkan dengan deprivasi absolute. Tetapi yang perlu dicatat adalah kondisi deprivasi tidak serta merta mendatangkan agresi. Tetapi masih membutuhkan “cue” atau pemicu. Hal-hal yang dapat memicu adalah peluang, kesempatan dan media massa. 3) Belajar social Teori belajar social menekankan pada faktor yang menimbulkan agresi berasal dari luar. Tokoh utama teori belajar social tentang agresi adalah Albert bandura. Menurut Bandura, perilaku agresif 31 dipelajari model yang dilihat di lingkungan social, baik dalam keluarga, masyarakat amupun media massa. Selain belajar social dengan modeling, reward dan punishment adalah faktor yang juga memperkuat munculnya agresi. Seseorang yang merasa mendapatkan imbalan/reward dengan agresi, tentunya dia akan mengulanginya lagi dikesenpatan lain. 3. Kognitif Agresi menurut pendekatan kognisi adalah hasil pengolahan informasi di level/ranah kognisi. Proses kognisi yang menimbulkan agresi adalah adanya kesalahan melakukan ketegorisasi dan stribusi. Teori kognitif yang ebih memberikan gambaran agresi adalah teori excitation transfer. Teori ini menjelaskan bahwa agresi muncul karena interpretasi terhadap stimulus atau kejadian. Kejadian yang akan memunculkan agresi adalah kejadian yang interpretasi/atribusi sebagai awal dari sebuah kecelakaan atau kerugian. Sebaliknya, kalau suatu kejadian yang menimpa seseorang diinterpretasikan sebagai hal yang “hanya sebagai hampir celaka”, maka tidak akan memunculkan agresi. Dikemukakan oleh Anderson dkk (1997). Teori GAAM (General Affective Agression Model) adalah teori yang mencoba mnejelaskan agresi dari sisi internal maupun eksternal. Agresi akan muncul bila 32 kondisi-kondisi yang berperan muncul secara bersamaan. Faktorfaktor/kondisi tersebut adalah faktor internal sebagai individu differences, yang meliputi trait, attitude dan belief tentang kekerasan, nilai-nilai kekerasan, skill atau pengetahuan dan kemampuan berkelahi dan senjata. Sedangkan faktor eksternal meliputi situasi-situasi yang mendatangkan frustasi seperti serangan dari pihak lain, munculnya model/ provokator, keberadaan cue/pencetus (seperti keberadaan senjata) dan ketidaknyamanan yang dirasakan secara subjektif. Agresi baru akan muncul bila seluruh faktor-faktor di atas muncul secara bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata tidak hadir, besar kemungkinan agresi tidak akan dimunculkan seseorang. 2.2. Pemberian Maaf 2.2.1. Pengertian Pemberian maaf Secara bahasa pemberian maaf berasal dari kata beri dan maaf. Lalu kata beri diberi imbuhan pem-an. Sehingga menjadi pemberian maaf. Yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beri dan maaf mempunyai arti sebagai berikut. Kata pemberian dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti: 1 sesuatu yg diberikan: anak itu menolak - orang asing itu; 2 sesuatu yg didapat dr orang lain (krn diberi): barang ini bukannya kami beli, melainkan - Paman; 3 proses, cara, perbuatan memberi atau memberikan: - ampun;. Sedangkan maaf menurut Kamus 33 Besar Bahasa Indonesia adalah pembebasan seseorang dr hukuman (tuntutan, denda, dsb) krn suatu kesalahan; ampun: minta maaf; 2 ungkapan permintaan ampun atau penyesalan: maaf , saya datang terlambat; 3 ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu: maaf, bolehkah saya bertanya;. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian maaf adalah preses, cara, perbuatan memberi atau memberikan pembebasan kepada seseorang dari hukuman(tuntutan,denda,dsb)karenasuatukesalahan. Secara istilah Pemaafan merupakan kesediaan untuk menanggalkan kekeliruan masa lalu yang menyakitkan, tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian, dan menepis keinginan untuk menyakiti orang lain atau diri sendiri.(Smedes,1988) McCullough dkk. (1997) mengemukakan pendapat yang senada bahwa pemaafan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk tidak membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi hubungan dengan pihak yang menyakiti. Memberikan maaf berarti menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya 34 Kemudian beliaupun menjelaskan Forgiveness is a process (or the result of a process) that involves a change in emotion and attitude regarding an offender. Most scholars view this an intentional and voluntary process, driven by a deliberate decision to forgive. This process results in decreased motivation to retaliate or maintain estrangement from an offender despite their actions, and requires letting go of negative emotions toward the offender. Theorists differ in the extent to which they believe forgiveness also implies replacing the negative emotions with positive attitudes including compassion and benevolence. In any event, forgiveness occurs with the victim’s full recognition that he or she deserved better treatment, one reason why Mahatma Gandhi contended that “the weak can never forgive. Forgiveness is an attribute of the strong” . Artinya: Memaafkan adalah sebuah proses (atau hasil dari suatu proses) yang melibatkan perubahan di emosi dan sikap mengenai pelaku. Kebanyakan ahli berpandangan bahwa ini merupakan disengaja dan proses sukarela, didorong oleh keputusan sengaja untuk mengampuni. hasil proses ini menurunnya motivasi untuk membalas atau mempertahankan kerenggangan dari pelaku meskipun tindakan mereka, dan membutuhkan melepaskan emosi negatif terhadap pelaku. Teoretikus berbeda dalam sejauh mana mereka percaya pengampunan juga menyiratkan menggantikan emosi negatif dengan sikap positif termasuk kasih sayang dan kebajikan. Dalam setiap peristiwa, pengampunan terjadi dengan pengakuan penuh korban bahwa ia 35 pantas mendapatkan perlakuan yang lebih baik, salah satu alasan mengapa Mahatma Gandhi berpendapat bahwa "Yang lemah tidak pernah bisa memaafkan. Pengampunan adalah atribut yang kuat. Kemudian McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam Rusydi:2009) Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian maaf adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa yang telah terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu, tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat mencegah atau menepis keinginan untuk berespons destruktif (merusak/menyakiti) terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan dorongan untuk berkonsiliasi dengan pihak yang telah menyakiti. 2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam Terdapat pada Qur’an, diantaranya: 1. Q.S surat Al-a’raaf ayat 199 Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. 2. Q.S An Nuur ayat 22 36 Artinya:”Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ayat Ini berhubungan dengan sumpah abu bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat Ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu. 3. Q.S Asy Syuura ayat 43 37 Artinya:” Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”. 4. Q.S Ali ‘Imron ayat 133-134 Artinya:”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa(133). (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.(134) Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengapa Al-quran menganjurkan untuk memberi maaf dikarenakan memberikan maaf adalah hal yang sangat dianjurkan. Dengan memaafkan banyak hal positif yang bisa kita dapat. Yaitu kita akan disukai Allah, bila kita memberikan maaf kepada orang yang telah meyakiti kita, maka balasannya adalah Allah akan mengampuni pula dosa kita. 38 2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental Maaf dan pemberian maaf saling berkaitan. lima keuntungan dari forgiveness. Yaitu: 1. membantu menyembuhkan secara psikologis kepada perubahan efek positif 2. meningkatkan kesehatan fisik dan mental 3. mengembalikan kekuatan personal korban 4. membantu rekonsiliasi antara orang yang menyakiti dan orang yang disakiti 5. mempromosikan akan harapan resolusi konflik pada dunia nyata Keuntungan dari lain dari forgiveness, yaitu: 1. mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik 2. bebas dari ketegangan dan rasa sakit kronik 3. meningkatkan kekuatan fisik 4. mengurangi stress 5. mendorong peningkatan system imun 6. pencernaan dan fungsi perut yang lebih baik 7. lebih tenang ketika tidur 39 8. terbebas dari depresi dan rasa benci 9. terbebas dari merasa tersabotase 10. memiliki energi lebih, kontrol lebih baik secara fisik maupun mental 11. hidup lebih panjang 12. memiliki pandangan yang lebih positif 13. meningkatkan kegembiraan 14. waktu reaksi yang lebih cepat 15. lebih bersahabat dan lebih toleran 16. lebih sukses 17. meningkatkan kesadaran dan kecerdasan 18. memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baru 19. pikiran yang damai 2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf faktor yang berpengaruh terhadap pemberian maaf seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang disebutkan di atas. 40 a. Empati Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan pengambilalihan peran. Melalui empati terhadap pihak yang menyakiti, seseorang dapat memahami perasaan pihak yang menyakiti merasa bersalah dan tertekan akibat perilaku yang menyakitkan. Dengan alasan itulah beberapa penelitian menunjukkan bahwa empati berpengaruh terhadap proses pemaafan . Empati juga menjelaskan variabel sosial psikologis yang mempengaruhi pemberian maaf yaitu permintaan maaf (apologies) dari pihak yang menyakiti. Ketika pelaku meminta maaf kepada pihak yang disakiti maka hal itu bisa membuat korban lebih berempati dan kemudian termotivasi untuk memaafkannya . b. Atribusi terhadap pelaku dan kesalahannya Penilaian akan mempengaruhi setiap perilaku individu. Artinya, bahwa setiap perilaku itu ada penyebabnya dan penilaian dapat mengubah perilaku individu (termasuk pemaafan) di masa mendatang. Dibandingkan dengan orang yang tidak memaafkan pelaku, orang yang memaafkan cenderung menilai pihak yang bersalah lebih baik dan penjelasan akan kesalahan yang diperbuatnya cukup adekuat dan jujur. Pemaaf pada umumnya menyimpulkan bahwa pelaku telah merasa bersalah dan tidak 41 bermaksud menyakiti sehingga ia mencari penyebab lain dari peristiwa yang menyakitkan itu. Perubahan penilaian terhadap pe ristiwa yang menyakitkan ini memberikan reaksi emosi positif yang kemudian akan memunculkan pemberian maaf terhadap pelaku c. Tingkat kelukaan Beberapa orang menyangkal sakit hati yang mereka rasakan untuk mengakuinya sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan. Kadang-kadang rasa sakit membuat mereka takut seperti orang yang dikhianati dan diperlakukan secara kejam. Mereka merasa takut mengakui sakit hatinya karena dapat mengakibatkan mereka membenci orang yang sangat dicintainya, meskipun melukai. Merekapun menggunakan berbagai cara untuk menyangkal rasa sakit hati mereka. Pada sisi lain, banyak orang yang merasa sakit hati ketika mendapatkan bukti bahwa hubungan interpersonal yang mereka kira akan bertahan lama ternyata hanya bersifat sementara. Hal ini sering kali menimbulkan kesedihan yang mendalam. Ketika hal ini terjadi, maka pemaafan tidak bisa atau sulit terwujudkan d. Karekteristik kepribadian Ciri kepribadian tententu seperti ekstravert menggambarkan beberapa karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter yang hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri, menyenangkan, jujur, 42 dermawan, sopan dan fleksibel juga cenderung menjadi empatik dan bersahabat. Karakter lain yang diduga berperan adalah cerdas, analitis, imajinatif, kreatif, bersahaja, dan sopan e. Kualitas hubungan Seseorang yang memaafkan kesalahan pihak lain dapat dilandasi oleh komitmen yang tinggi pada relasi mereka. Ada empat alasan mengapa kualitas hubungan berpengaruh terhadap perilaku memaafkan dalam hubungan interpersonal. Pertama, pasangan yang mau memaafkan pada dasarnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga hubungan. Kedua, dalam hubungan yang erat ada orientasi jangka panjang dalam menlain hubungan di antara mereka. Ketiga, dalam kualitas hubungan yang tinggi kepentingan satu orang dan kepentingan pasangannya menyatu. Keempat, kualitas hubungan mempunyai orientasi kolektivitas yang menginginkan pihak-pihak yang terlibat untuk berperilaku yang memberikan keuntungan di antara mereka. 2.2.5. Proses Memaafkan Memaafkan adalah suatu proses berkelanjutan. Dalam bukunya Forgive and Forget: Healing The Hurts We Don‘t Deserve membagi empat tahap pemberian maaf. Pertama adalah membalut sakit hati. Sakit hati yang dibiarkan berarti merasakan sakit tanpa mengobatinya sehinggalambat laun akan mengrogoti kebahagian dan kententraman. Oleh karena itu, meredakan 43 dan memadamkan kebencian terhadap seseorang yang menyakiti bila dibalut, apalagi ditambah dengan obat, ibaratnya memberi antibiotik untuk mematikan sumber sakit. Kedua yaitu meredakan kebencian. Kebencian adalah respon alami seseorang terhadap sakit hati yang mendalam dan kebencian yang memerlukan penyembuhan. Kebencian sangat berbahaya kalau dibiarkan berjalan terus. Tidak ada kebaikan apapun yang datang dari kebencian yang dimiliki seseorang. Kebencian sesumgguhnya melukai si pembenci sendiri melebihi orang yang dibenci. Kebencian tidak bisa mengubah apapun menjadi lebih baik bahkan kebencian akan membuat banyak hal menjadi lebih buruk. Dengan berusaha memahami alasan orang lain menyakiti atau mencari dalih baginya atau instropeksi sehingga ia dapat menerima perlakuan yang menyakitkan maka akan berkurang atau hialnglah kebencian itu. Ketiga adalah upaya penyembuhan diri sendiri. Seseorang tidak mudah melepaskan kesalahan yang dilakukan orang lain. Akan lebih mudah dengan jalan melepaskan orang itu dari kesalahannya dalam ingatannya. Kalau ia bisa melepaskan kesalahan dalam ingatan berarti ia memperbudak diri sendiri dengan masa lalu yang menyakitkan hati. Kalau ia tidak bisa membebaskan orang lain dari kesalahannya dan melihat mereka sebagai orang yang kekurangan sebagaimana adanya berarti membalikan masa depannya dengan melepaskan orang lain dari masa lalu mereka. Memaafkan adalah pelepasan yang jujur walaupun hal itu dilakukan di dalam hati. Pemberi maaf sejati tidak berpura-pura 44 bahwa mereka tidak menderita dan tidak berpura-pura bahwa orang yang bersalah tidak begitu penting. Asumsinya, memaafkan adalah melepaskan orang yang serta berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Keempat yaitu berjalan bersama. Bagi dua orang yang berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang menyakiti harus tulus menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan menyakiti hati lagi. Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta maaf menepati janji yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan bersama di masa yang akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain. Proses memaafkan adalah proses yang berjalan perlahan dan memerlukan waktu Semakin parah rasa sakit hati semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk memaafkan. Kadang-kadang seseorang melakukannya dengan perlahanlahan sehingga melewati garis batas tanpa menyadari bahwa dia sudah melewatinya. Proses juga dapat terjadi ketika pihak yang disakiti mencoba mengerti kenapa hal itu terjadi bersama-sama dengan upaya meredakan kemarahan. 2.3 Remaja 2.3.1 Pengertian Remaja Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun. (Hurlock:2006). Awal masa remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan”, kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak 45 menyenangkan”. Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya masih tergolong “anak belasan tahun”, sampai ia mencapai usia dua puluh satu tahun, namun istilah belasan tahun-yang secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas remaja muda-jarang dikenakan pada remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “pemuda” atau “pemudi”, atau malahan disebut “kawula muda”, yang menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa remaja. Hurlock:206-207) Definisi remaja yang bersifat konseptual. Dikemukakan tiga criteria yaitu: biologi, psikologi dan sosioekonomi, yaitu: 1. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual skundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Remaja dalam UU kesejahteraan anak no.4/1979 adalah semua orang di bawah umur 21 tahun dan beum menikah, sebagai anak-anak dan karenanya tidak berhak mendapat dan kemudahan-kemudahan yang diperuntukan bagi anak-anak. Misalnya: perlindungan dari orang tua 46 Definis remaja untuk masyarakat Indonesia, sebagai pedoman umum dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikahuntuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Usia belasan tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai tampak (kriteria fisik) 2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia belasan tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak menggapnya lagi sebagai anak-anak(kriteria sosial). 3. Pada usia tersebut, mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa, seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud) dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (piaget) maupun moral (kohlberg) (criteria psikologi) 4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebu masih menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat dan tradisi), belum dapat memberikan pendapatan sendiri, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara social maupun psikologi, masih dapat digolongkan remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama 47 dikalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai kedewasaannya sebelum usia tersebut. 5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan. Hal itu karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, definisi di sini dibatasi khusus untuk yang belum nikah. Dengan demikian, remaja dapat didefinisikan sebagai seseorang berumur 10-24 tahun,telah ada tanda-tanda kematangan. Baik secara fisik maupun psikis,masih menggantungkan diri pada orang tua dan belum menikah. 2.3.2 Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Hurlock (1998) antara lain: 1. Menerima keadaan fisik 2. Menerima peran seks dewasa 3. Mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis 4. Mandiri secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya 48 5. Belum mandiri secara ekonomis, sehingga untuk mandiri secara ekonomis mereka harus bekerja 6. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan social 7. Membentuk nilai-nilai baru sesuai orang dewasa 8. Mempersiapkan diri untuk usia pernikahan Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa (2003) mengemukakan tujuh tugas perkembangan remaja, yaitu: 1. Menerima keadaan fisiknya. Baik berhubungan dengan penampilan maupun cirri-ciri Janis kelamin. Karena pada masa ini remaja mengalami berbagai macam perubahan fisik. Perubahan fisik tergantung dengan pertumbuhannya dan kematangan seksual. Pertumbuhan fisik menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang tidak selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan. 2. Memperoleh kebebasan emosional. Tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan-pertentangan dalam keluarga. Pertentangan dan perselisihan faham yang tidak terselesaikan di rumah sering “memaksa” remaja mencari ketenangan di luar rumah. 3. Mampu bergaul. Dalam usaha memperluas pergaulan, remaja sering menghadapi berbagai macam keadaan, mengalami pengaruh lingkungan 49 baik yang mengarahkan maupun yang mengombang ambingkannya. Pada masa remaja “bekal” pegangan hidup dari orang tua sering dianggapnya sudah kadaluarsa. Dalam kekosongan ini remaja mudah terombangambing, tidak tahu tempatnya, tidak dapat menempatkan dirinya sehingga perlu melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya 4. Menemukan model untuk identifikasi. Menurut E.H. Erikson, pada masa ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam perubahan. 5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. Dalam hal ini remaja perlu refleksi diri. Sehingga ia akan mengetahui sejauh mana jangkauan kesanggupannya bisa mencapai kemungkinan dan kesempatan yang diperolehnya secra nyata, dan menerima apa yang didapatkannya sebagai hasil refleksi. 6. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Skala nilai dan norma, baru bisa diperolehnya melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya, tokoh masyarakat yang dianggapnya berhasil dalam kehidupannya. Nilai yang mengarahkan dan membatasi perilaku, bisa diperolehnya dari ajaran di sekolah. Baik pelajaran bidang studi ilmu maupun agama dan pemimpin remaja di luar sekolah. Berlandaskan semua nilai dan norma yang telah diperolehnya akan dibentuknya suatu 50 “falsafah hidup” sebagai pegangan dalam pengendalian gejolak dorongan dalam dirinya. 7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan. Seorang remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar mengingkari kesenangan diri sendiri, menangguhkan hal-hal menyenangkan dan mendahulukan pelaksanaan tugas dan kewajiban 2.4. Kerangka Berfikir Pemberian maaf adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa yang telah terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu, tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat mencegah atau menepis keinginan berespon destruktif (merusak/menyakiti) terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan dorongan untuk berkonsiliasi dengan pihak yang telah disakiti. Seseorang yang memilik tingkat pemberian maaf yang rendah cenderung tingkat agresivitasnya tinggi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington 51 dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentukbentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih rendah. Dimana agresivitas itu sendiri menurut Chaplin dalam kamus psikologi adalah kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan.pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri; pengejaran dengan penuh semangat suatu cita-cita. Dominasi sosial, kekuasaan sosial,khususnya yang diterapkan secara ekstrim. Dan agar ke-2 hal tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pengaruhnya. Maka sesuai dengan penegrtian masing-masing variabel di atas, penelitipun 52 mengembangkan ke-2 variabel itu menjadi masing-masing: variabel pemberian maaf dikembangkan dengan menambahkan 2 dimensi yang ada. Yaitu: reduction in revenge dan reduction in avoidance. Dan untuk variabel agresivitas dikembangkan dengan menambahkan empat dimensi yang ada menurut Buss dan Pery (dalam Luthfi,dkk). Yaitu: agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan. Disamping itu, peneliti juga menambahkan beberapa lainnya. Yaitu berdasarkan pada hal lain yang dapat menjelaskan gambaran umum orang tersebut.seperti jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi. Dan berikut adalah skema dari krangka berpikir ini: 53 Gambar 2.1. Skema kerangka berfikir Pemberian maaf Agresivitas Reduction in revenge Agresi fisik Reduction in avoidance Agresi verbal Jenis Kelamin Rasa marah Usia Sedang berkonflik/tidak Rasa marah Lamanya konflik terjadi Keterangan: Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen variabel, sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut sebagai independen variabel. 54 2.5 Hipotesis Karena di dalam penelitian ini terdapat dua aspek pemberian maaf, 4 (empat) faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dan 4 (empat) aspek agresivitas. Maka dapat ditarik sebanyak 11 hipotesa minor. Untuk setiap korelasi antara suatu jenis pemberian maaf dengan agresivitas. Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa diatas diubah menjadi hipotesa mayor yaitu: Ha: ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu : HO1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor HO2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor 55 Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor HO4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor HO5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. 56 Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha8: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor. HO9 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha9 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor. 57 HO10 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA YZA Bogor. Ha10 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA YZA Bogor. 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan hal-hal yang menentukan penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: jenis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metoe dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan teknik analisis data. 3. 1 Jenis penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. Pengaruh tersebut disajikan dalam data yang berbentuk angka-angka sehingga bisa diketahui nilai pengaruhnya. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian informasi atau datanya menggunakan tehnik statistik. Kountur (2009). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan. 59 3.1.1.2 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat. Namun tidak dielaskan hubungan di antara variabel. Hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. metode penelitian korelasional. (Hasan:1997). Dan menurut sevilla penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Adapun dalam penelitian ini, variabel yang dikorelasikan tersebut adalah pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal SMA YZA 2 Bogor. 3.2 Definisi konseptuap dan definisi operasional variable 3.2.1 Definisi Konseptual Variabel Definisi konseptual adalah definisi yang diperoleh dari kamus. Definisi ini adalah arti akademik arti universal dari sebuah kata atau kelompok kata. Definisi ini lebih formal dan abstrak dibandingkan dengan definisi operasional (Sevilla, 1993). Definisi konseptual diambil berdasarkan teori. Dalam penelitian ini definisi konseptual dari masing-masing variabel adalah: 1. variabel pertama dalam penelitian ini adalah pemberian maaf. Pemberian maaf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian maaf yg didefinisikan oleh Mc.Cullough (1998),yaitu: the reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam Rusydi:2009) 60 2. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah agresifitas. agresifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Agresifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke dalam 4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah dan sikap permusuhan. 3.2.4 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang memeberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. (Kountur: 2007) Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pemberian maaf dan agresifitas. Variabel pertama pemberiaan maaf dan sebagai variabel kedua adalah agresifitas. a. Pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut TransgressionRelated Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah diterjemahkan ke dalam bahas indonesia dan telah dimodifikasi dimana alat tes tersebut mengukur tingkat forgiveness berdasarkan dua sub skala yakni rendahnya tingkat menghindari pelaku (reduction in avoidance) dan rendahnya tingkat membalas (reduction in revenge) b. Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden pada skala agresifitas berdasarkan faktor yang akan 61 mengungkapkan kriteria kecenderungan agresivita, yaitu agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor berjumlah 150 orang 3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. (Kountur:2007). Gay mengemukakan bahwa sampel minimum dalam penelitian korelasional adalah 30 orang. Oleh karenanya peneliti menggunakan sampel sebanyak 40 orang. 3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara probability sampling dengan teknik simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple random sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random, semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak dapat dipilih lagi. Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 62 1. Remaja awal umur 10-24 tahun 2. Siswa/siswi kelas 1 atau 2 SMA yang tercatat di sekolah SMA YZA 2 Bogor 3.4 Metode Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan instrumen, tehnik uji instrument, serta tehnik analisis data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat pengumpul data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari reponden. Skala yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Dan untuk mengukur berpikir positif dan penerimaan diri, peneliti menggunakan skala model likert yang telah dimodifikasi yaitu dengan menghilangkan jawaban netral. Dengan item pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Dalam merespon item tesebut subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling mewakili dirinya, dengan cara memilih sistem rating kategori yang merentang dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”. Tabel 3.1 Pemberian skor pada penelitian menggunakan skala Likert 4 kemungkinan: Pilihan Jawaban SS S TS STS Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4 63 Adapun skala untuk mengukur tingkat forgiveness, peneliti menggunakan alat tes TRIM yang diciptakan oleh McCullogh (1998) yang akan diterjemahkan oleh Ahmad Rusdi dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Religiusitas dengan Forgiveness pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosah Islamiyah alhikmah Jakarta pada tahun 2009. Sakala tersebut berisi dua sub skala, yaitu reductin in revenge dan reduction in avoidance, tujuh item sub skala avoidance mengukur tingkat penghindaran dan pengurangan kontak dengan transgressor (orang yang menyakiti). Lima item sub skala revenge mengukur tingkat keinginan untuk membalas kepada transgressor. Menurut Maltby. Et.al (2008 dalam Rusdi:2009) menggunakannya untuk mengukur Forgiveness. Dari hasil yang didapatkan dari penelitian Rusdi (2009), Hasil uji validitas pada alat ini adalah semua item yang ada dinyatakan valid dengan reliabilitas sebesar 0.907. Kemudian untuk agresivitas, peneliti menggunakan skala yang sudah pernah dibuat dan diujikan oleh peneliti sebelumnya yang sama-sama mengukur agresivitas dan menggunakan kriteria menurut Buss dan Perry. skala tersebut telah penulis lampirkan pada halaman lampiran. 3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala,yaitu: pemberian maaf dan agresifitas. 64 1.skala pemberian pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut Transgression-Related Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah dimodifikasi dimana alat tes tersebut mengukur tingkat forgiveness berdasarkan du sub skala, yakni rendahnya tingkat menghindari pelaku (reduction in advoidance) dan rendahnya tingkat membalas (reduction in revenge) Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Blue print skala pemberian maaf Indikator Nomor Item Reduction in Revenge 1,2,3,4,5 Reduction in Avoidance 6,7,8,9,10,11,12 Total Jumlah 5 7 12 2.Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden pada skala agresifitas. Disusun kedalam empat bentuk perilaku agresif, yaitu agresi fisik,agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan. Perilaku agresi fisik adalah berkelahi, merusak sesuatu, menyerang. Perilaku agresi verbal adalah pengucapan kata-kata kasar, ketidaksetujuan, mengejek, menyebarkan gosip. Rasa marah adalah mudah kesal, hilang kesabaran, tidak mampu mengontrol rasa marah. Dan sikap permusuhan adalah iri hati, prasangka buruk, mengucilkan 65 Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut: N o Dimensi 1 Agresi Fisik 2 Agresi Verbal 3 Rasa Marah Tabel 3.3 Blue print skala agresifitas Indikator Item Tota l Favorabl Unfavorab e le a. Berkelahi 1,4 2 7 b. Merusak 3 19 sesuatu 22 14 c. Menyerang a. Pengucapan kata-kata kasar b. Ketidaksetujuan c. Mengejek d. Menyebarkan gosip a. Mudah kesal b. Hilang kesabaran 4 Sikap Permusuh an 12 23 20 13 5 25 6 18 21,26 28, 29 17,8 10,30 11 9 27,24 31 15 7 c. Tidak mampu mengontrol rasa marah a. Iri hati 16 b. Prasangka buruk 7, c. Mengucilkan 9 Total 15 8 16 31 3.4.3 Uji validitas Kountur (2008) mengemukakan suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 66 3.4.4 Uji reliabilitas Anastasi (2006) mengemukakan bahwa reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda, atau dengan seperangkat butirbutir ekuivalen (equivalevs item) yang berbeda, atau dalam kondisi pengujian yang berbeda. Menurut Hasan (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrak-konstrak pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu kontrak variabel dikatakan baik jika memiliki cronach alfa >0,60 Menurut G. P. Guilford (dalam Kuncono,2004) prinsip pada umumnya yang digunakan untuk penafsiran nilai r adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi nilai r Besar nilai r Interpretasi >0,9 Sangat reliabel 0,7-0,9 Reliabel 0,4-0,7 Cukup reliabel 0,2-0,4 Kurang reliabel <0,2 Tidak reliabel 3.5 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji instrumen penelitian, uji instrumen diberikan kepada 30 orang siswa/siswi Madrasah Aliyah Alhamidiyah Depok. Adapun uji instrumen adalah: 67 a. Mengetahui validitas instrumen dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut. 3.5.1. Hasil uji validitas skala pemberian maaf Berdasarkan hasil uji coba (try out) terdapat 12 item dalam instrumen ini, diperoleh 11 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1% yaitu item nomor: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. . Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 1 item yaitu nomor: 1. semua alat ukur yang valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Berikut ini adalah blue print revisi skala pemberian maaf: Tabel 3.5 Blue Print Revisi Skala Pemberian Maaf Indikator Nomor Item Jumlah Reduction in Revenge 2,3,4,5 4 Reduction in Avoidance 6,7,8,9,10,11,12 7 Total 11 3. 5. 2. Hasil Uji Coba Skala Agresifitas Berdasaran dari hasil uji coba (try out) terdapat 31 item dalam instrumen interaksi sosial, diperoleh 17 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% dan pada taraf signifikansi 1% yaitu item nomor: 1, 3, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 22, 26,27, 28, 31. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 14 item yaitu: 2, 4, 5, 68 6, 7, 8, 11, 16, 18, 19, 21, 24, 25, 29, 30. Berikut ini adalah blue print revisi skala agresivitas: N o Dimensi 1 Agresi Fisik 2 Agresi Verbal 3 Rasa Marah Tabel 3.6 Blue print revisi skala agresifitas Indikator Item Favorabl Unfavorab e le d. Berkelahi 1 e. Merusak 3 sesuatu 22 14 f. Menyerang e. Pengucapan kata-kata kasar f. Ketidaksetujuan g. Mengejek h. Menyebarkan gosip a. Mudah kesal 12 Tota l 4 23 4 17 10 4 c. Tidak mampu mengontrol rasa marah a. Iri hati b. Prasangka buruk 7, c. Mengucilkan 9 27 31 15 5 Total 7 17 20 13 26 28, b. Hilang kesabaran 4 Sikap Permusuh an 10 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pemberian Maaf dengan Agresivitas Uji reliabilitas diberikan pada siswa/siswi madrasah aliyah AlhamidiyahDepok dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Uji reliabilitas kedua 69 skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 13.0. Untuk hasil uji reliabilitas skala pemberiaan maaf dan agresivitas, maka diperoleh hasil: 1. reliabilitas skala pemberiaan maaf dengan 12 item adalah 0, 841. Jadi skala pemberian maaf ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel. 2. reliabilas skala interaksi sosial dengan dengan 31 item adalah 0, 763. Jadi skala agresivitas ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0, 841 untuk skala pemberian maaf dan 0,763 untuk skala agresivitas termasuk dalam kategori tinggi atau reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0, 60. 3.7 Teknik Analisa Data Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara pemberian maaf dan agresivitas adalah menggunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Data yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 12. 70 3.7. Prosedur Penelitian a. Tahap persiapan 1. melakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan diteliti. 2. Melakukan observasi pendahuluan terhadap siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor. 3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian. 4. persiapan yang menyangkut alat pengumpulan data adalah memilih itemitem dalam skala yang benar-benar valid dan reliabel. b. Tahapan Penelitian 1. menentukan subjek penelitian dengan teknik sampel probability sampling dengan model simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple random sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random, semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak dapat dipilih lagi. 2. kemudian melakukan penelitian, dengan melakukan penyebaran skala uji coba (try out) yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2010 kepada 40 siswa/siswi madrasah Aliyah Alhamidiyah-Depok. 3. melakukan skoring dan membuang item yang gagal atau tidak valid. 4. melakukan penyebaran skala kedua sebagai hasil dari Field Study. 71 c. Tahap Analisa Data 1. Melakukan skoring data hasil penyebaran skala kedua (Field Study) 2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh , kemudian membuat tabel data. 3. melakukan analisis data dengan mengunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan perbandingan antara variabel penelitian. Dianalisis secara validitas dan reliabilitasnya, secara teknik analisis statstik. 4. membuat laporan dan analisis tersebut. 72 BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini peneliti akan uraikan mengenai presentasi dan analisis hasil terdiri dari gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian dan hasil utama penelitian. 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden pada penelitian ini diuraikan berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas/jurusan, alamat, apakah sedang berkonflik atau mempunyai masalah dengan seseorang/tidak dan sudah berapa lama masalah itu terjadi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor sebanyak 60 orang. 4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia Gambaran responden berdasarkan usia dijelaskan dengan tabel berikut ini : Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase ≤15 27 45% 16 22 36,7% ≥17 11 18,3% TOTAL 60 100% 73 Responden pada penelitian ini adalah remaja awal yang berusia 14-18 tahun. Dari tabel gambaran umum responden berdasarkan usia diatas, didapatkan bahwa subjek penelitian yang berusia ≤15 tahun sebanyak 27 orang (45%), subjek penelitian yang berusia 16 sebanyak 22 orang (36,7%), subjek penelitian yang berusia ≥17 sebanyak 11 orang (18,3%). 4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dengan tabel berikut ini : Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-Laki 24 40% Perempuan 36 60% Total 60 100% Berdasarkan tabel diatas, responden berdasarkan jenis kelamin. Yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebanyak 24 orang responden (40%) yang berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 36 orang responden (60%) yang berjenis kelamin perempuan. 74 4.1.5. Gambaran Responden Berdasarkan Sedang Berkonflik/Mengalami Masalah Gambaran responden berdasarkan sedang berkonflik/mengalami masalah dijelaskan dengan tabel berikut ini : Tabel 4.3 Gambaran Responden sedang berkonflik/mengalami masalah atau tidak Mengalami masalah Frekuensi Persentase Ya 26 43,3% Tidak 34 56,7% Total 60 100% Berdasarkan tabel diatas, responden yang sedang mengalami masalah sebanyak 26 orang (43,3%), sedangkan yang tidak mengalami masalah sebanyak 34 orang (56,7%). 4.1.6. Gambaran Responden Berdasarkan Lama Mengalami Masalah Sampai Hari Penelitian Gambaran responden berdasarkan lama mengalami masalah sampai hari penelitian dijelaskan dengan tabel berikut ini: 75 Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama mengalami masalah sampai hari penelitian Lamanya masalah Frekuensi Persentase 1-15 hari 6 23,1% 1-5 bulan 17 65,4% ≥1 tahun 3 11,5% Total 26 100% Berdasarkan tabel di atas, lamanya responden yang sedang mengalami masalah dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 1 – 15 hari, kelompok ke-2 1 – 5 bulan,kelompok ke-3 ≥1 tahun. Dari 60 orang responden yang yang mengisi angket,26 orang sedang berkonflik/mengalami masalah. Dari 26 orang itu, responden yang sedang mengalami masalah dengan rentang waktu 1-5 hari yaitu sebanyak 6 orang (23,1%), responden yang sedang mengalami masalah dengan rentang waktu 1-5 bulan sebanyak 17 orang (65,4%), responden yang sedang mengalami masalah dengan rentang waktu ≥1 tahun sebanyak 3 orang (11,5%). 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil pelitian diperoleh dari hasil perhitungan statistik skor skala pemberian maaf dan aggressivitas yang dibagikan kepada subjek penelitian. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikategorisasikan dengan menggunakan 3 kategorisasi, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mendapatkan kategorisasi tersebut sebelumnya dilakukan penghitungan untuk mencari nilai x dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 76 Berikut ini adalah hasil perolehan nilai x pada masing-masing variabel: Tabel 4.5 Descriptive Statistics N Agresifitas Pemberian maaf Valid N (listwise) 60 60 Minimum 23,00 15,00 Maximum 52,00 44,00 Nilai x 14.5 14.5 60 Setelah diperoleh nilai x, maka penghitungan kategorisasi dilakukan penghitungan formula berikut: Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Minimun + 3x Tinggi Sedang Minimun + 2x Rendah Minimun + x Berikut ini penjelasan hasil penghitungan kategorisasi skor pada tiap-tiap variabel penelitian: 4.2.1. Skala Pemberiaan Maaf Untuk mengetahui kategorisasi pemberian maaf, peneliti membagi ke dalam tiga kategori tingkatan pemberian maaf yaitu tingkatan rendah,sedang dan 77 tinggi. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang di ukur, misalnya dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas dan semacamnya Skala pemberian maaf ini terdiri dari 11 item. Karena semua item dalam skala pemberian maaf ini unfavorable, maka setiap itemnya diberi skor 4 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 3 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), 2 untuk pilihan Setuju (S) dan 1 untuk pilihan Sangat Setuju (SS). Berikut kategori klasifikasi untuk pemberian maaf : Tabel 4.7 Kategorisasi klasifikasi pemberian maaf Valid Tinggi Range Frequency 44-58.5 - Cumulative Percent Percent - - Sedang 30-44 35 58.3% 58.3% Rendah 15-29.5 25 41.7% 100% 60 100% Total Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang memiliki skor 15-29.5 (25 responden=41.7%) responden yang masuk pada kategori skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 30-44 (35 78 responden = 58.3%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi. Yaitu responden yang memiliki skor di atas 44-58.5. 4.2.2. Skala Agresivitas Untuk mengetahui tingkat agresivitas subjek, peneliti membagi ke dalam tiga kategori tingkatan agresivitas, yaitu tingkatan tinggi, sedang dan rendah. Skala agresivitas ini terdiri dari 17 item, dengan setiap itemnya diberi skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), 3 untuk pilihan Setuju (S) dan 4 untuk pilihan Sangat Setuju (SS). Berikut kategori skor untuk interaksi sosial: Tabel 4.8 Kategorisasi klasifikasi Agresivitas Range Valid Tinggi Cumulative Percent Percent - - - Sedang 38-52 21 35% 35% Rendah 23-37.5 39 65% 100% 60 100% Total 53-66.5 Frequency Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang memiliki skor 23-37.5 (39 responden=65%) responden yang masuk pada kategori skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 38-52 (21 responden = 79 35%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi. Yaitu responden yang memiliki skor di atas 53-66.5. 4.3. Hasil uji hipotesis Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 12.00. Langkah pertama peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap agresivitas. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total 483,286 Df Mean Square 2 241,643 1961,564 57 2444,850 59 a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge 34,413 F Sig. 7,022 ,002(a) Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai F sebesar 7.002 dengan sig .002, yang artinya (p<0,05) maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independen variabel terhadap pemberian maaf ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari agresi fisik, agresi verbal, rasa marah, sikap permusuhan, jenis kelamin, usia, kelas dan sedang mengalami masalah/tidak terhadap pemberian maaf. 80 Setelah dilakukan penghitungan nilai F, kemudian peneliti akan menganalisis masing-masing variabel reduction in revenge, reduction in avoidance, agresi fisik, verbal ,rasa marah, sikap permusuhan, jenis kelamin, usia dan sedang mengalami masalah/tidak terhadap pemberian maaf. Hasil penghitungannya ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 4.10 Hasil analisis masing-masing variable Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 49,727 4,074 Reduction in revenge -,941 ,346 Reduction in avoidance -,206 Jenis kelamin sedang berkonflik/tidak Lama berkonflikhari penelitian Beta T Sig. 12,207 ,000 -,368 -2,717 ,009 ,215 -,130 -,958 ,342 ,889 1,707 ,068 ,521 ,605 ,726 1,689 ,056 ,430 ,669 -3,522 2,108 -,345 -1,671 ,108 a. Dependent Variable: agresivitas Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8 81 Ŷ = 49,727 + -,941 X1 + -,206X2 + 0,889 X3 + -1,006 X4 + -1,040 X5 + 3,167 X6 + 0,726X7 + -3,522X8 Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 49,727 b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,941. Koefisien bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in revenge dengan agresivitas. c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -0,206. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in avoidance dengan agresivitas. d. Koefisien regresi aspek jenis kelamin (X3) sebesar 0,889. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara jenis kelamin dengan agresivitas. e. Koefisien regresi aspek usia (X4) sebesar -1,006. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negative antara usia dengan agresivitas. f. Koefisien regresi aspek sedang mengalami konflik/tidak (X7) sebesar 0,726. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresivitas. 82 g. Koefisien regresi aspek lamanya berkonflik sampai hari penelitian (X8) sebesar -3,522. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara lamanya berkonflik sampai hari penelitian dengan agresivitas Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi : Bagan 4.11 Hasil analisis masing-masing variabel Reduction in revenge -,941** Reduction in avoidance -0,206** Jenis Kelamin Usia Sedang berkonflik/tidak Lamanya berkonflik 0,889* Agresivitas -1,006*. 0,726* -3,522* 83 Keterangan : * : Tidak Signifikan ** : Signifikan Dari bagan 4.11 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan bernilai negatif 2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang signifikan dan bernilai negatif. 3. Variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang tidak signifikan dan memiliki nilai positif 4. Variabel usia memiliki hubungan yang tidak signifikan dan memiliki nilai negatif 5. Variabel sedang berkonflik/tidak memiliki hubungan yang tidak signifikan, namun memiliki nilai yang positif. 6. Variabel lamanya berkonflik sampai hari peneliian memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negatif. kemudian peneliti akan menganalisis juga masing-masing variabel agresi fisik, agresi verbal,rasa marah dan sikap permusuhan. Hasil penghitungannya ditampilkan pada tabel berikut 84 Tabel 4.12 Hasil analisis masing-masing variable Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant ) revenge Standardized Coefficients Std. Error 10,276 1,378 -,150 avoidanc ,031 e a Dependent Variable: agresi fisik ,117 ,073 Beta t Sig. 7,459 ,000 -,191 -1,280 ,206 ,063 ,422 ,675 Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 Ŷ = 10.276 + -,150 X1 + ,031X2 Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 10,276 b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,150. Koefisien bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in revenge dengan agresi fisik. c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,031. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara reduction in avoidance dengan agresi fisik. Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi : 85 Bagan 4.13 Hasil analisi variabel agresi fisik Reduction in revenge -,150* Agresi fisik Reduction avoidance ,031* Keterangan : * : Tidak Signifikan ** : Signifikan Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negatif 2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai positif. 86 Tabel 4.14 Hasil analisis variable agresi verbal Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 15,025 ) revenge -,366 Avoidanc -,138 e a Dependent Variable: agresi verbal Standardized Coefficients Std. Error Beta t 1,469 Sig. 10,230 ,000 ,125 -,377 -2,933 ,005 ,078 -,228 -1,774 ,081 Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 Ŷ = 15.025 + -,366 X1 + -,138X2 Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 15,025 b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,366. Koefisien bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in revenge dengan agresi verbal. c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,138. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in avoidance dengan agresi verbal. Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi : 87 Bagan 4.15 Hasil analisi variabel agresi verbal Reduction in revenge -,366** Agresi Verbal Reduction avoidance -,138* Keterangan : * : Tidak Signifikan ** : Signifikan Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan bernilai negatif 2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negative 88 Tabel 4.16 Hasil analisis variable rasa marah Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error 11,243 1,236 -,229 avoidanc -,047 e a Dependent Variable: rasa marah ,105 ,065 (Constant ) revenge Standardized Coefficients Beta t Sig. 9,099 ,000 -,307 -2,182 ,033 -,100 -,713 ,479 Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 Ŷ = 11.243+ -,229 X1 + -,047X2 Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 11,243 b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,229. Koefisien bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in revenge dengan rasa marah. c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,047. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in avoidance dengan rasa marah. 89 Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi : Bagan 4.17 Hasil analisis variabel rasa marah Reduction in revenge -,229** Rasa marah Reduction avoidance -,047* Keterangan : * : Tidak Signifikan ** : Signifikan Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan bernilai negatif 2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negatif. 90 Tabel 4.18 Hasil analisis variable sikap permusuhan Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant ) revenge Standardized Coefficients Std. Error 13,184 1,492 -,196 Avoidanc -,053 e a Dependent Variable: permusuhan ,127 ,079 Beta T Sig. 8,838 ,000 -,223 -1,542 ,129 -,097 -,668 ,507 Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 Ŷ = 13.184 + -,196 X1 + -,053X2 Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 13,184 b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,196. Koefisien bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in revenge dengan sikap permusuhan. c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,053. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in avoidance dengan sikap permusuhan. Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi : 91 Bagan 4.19 Hasil analisi variabel sikap permusuhan Reduction in revenge -,196* Sikap permusuhan Reduction avoidance -,053* Keterangan : * : Tidak Signifikan ** : Signifikan Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negatif 2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan dan bernilai negatif. Kemudian pada penelitian ini juga dilakukan penghitungan nilai R Square untuk melihat seberapa besar sumbangsih aspek-aspek reduction in revenge,reduction in avoidance, jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak, 92 lamanya berkonflik-hari penelitian terhadap perubahan agresivitas. Hasil penghitungannya ditampilkan pada Tabel di bawah ini Tabel 4.20 Hasil Uji Analisis Determinasi Model Summary Change Statistics R Square Model Change F Change df1 df2 1 ,166(a) 11,526 1 58 a Predictors: (Constant), forgiveness Sig. F Change ,001 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.166 atau 16,6 %. Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh semua independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Setelah mengetahui proporsi varian dari pemberian maaf terhadap agresivitas, peneliti juga ingin melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap prestasi matematika dengan cara melihat hasil dari perhitungan determinasi R2 (R Square) masing-masing variabel. Yang pertama, menghitung hasil keseluruhan nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-8 IV. Kemudian mulai menghitung nilai determinasi R2 (R Square) satu IV (level). Setelah diperoleh hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari satu IV (level) secara bersama-sama dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-8 IV. Langkah berikutnya, menambahkan satu IV lagi dan secara 93 secara bersama-sama pula dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke11 IV, begitu dan seterusnya hingga dari keseluruhan IV dimasukkan yang kemudian dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-8 IV sehingga diperolah nilai R2 change/kontribusi varian dari masing-masing IV. Berikut ini ialah hasil proporsi varian pemberian maaf yang terkait dengan IV : Tabel 4.21. Proporsi Varian IV dengan DV (nilai R2 change/kontribusi varian) No. IV 1. 2. 3. 4. 5. X1 = reduction in revenge X1 + X2 = reduction in avoidance X1 + X2 + X3 = jenis kelamin X1 + X2 + X3 + X4 = usia X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 = sedang berkonflik/tidak X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 = lamanya konflik itu terjadi 6. 2 R 0,185 0.198 0.005 0.003 0.003 0.111 R2 Change / Kontribusi Varian (%) 0. % 0% 0% 0% 0% 0% Sig S S TS TS TS TS 94 Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan : Variabel reduction in revenge memberikan sumbangan varians sebesar 1.85%. Variabel reduction in avoidance memberikan sumbangan varians sebesar 1.98 %. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.05 %. Variabel usia memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %. Variable sedang berkonflik/tidak memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %. Terakhir variabel lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan varians sebesar 1.11 %. Dengan demikian, sumbangan varians yang signifikan terhadap agresivitas ada dua iv, yaitu reduction in revenge dan reduction in avoidance. Sedangkan sumbangan varians dari empat iv lainnya yaitu jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak dan lamanya berkonflik tidak signifikan. Artinya perubahan skor dv disebabkan atau dipengaruhi oleh reduction in revenge dan reduction in avoidance. 95 4.6. Hasil Tambahan Guna mengetahui apakah terdapat perbedaan pemberian maaf dan agresivitas , uji beda yang peneliti lakukan adalah uji beda pada agresivitas berdasarkan pada jenis kelamin responden, usia, kelas, alamat, sedang mengalami konflik/tidak dam lamanya masalah itu terjadi dari awal hingga hari penelitian. Berikut adalah uji beda yang peneliti lakukan: 4.6.1. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Jenis Kelamin Untuk yang pertama yang akan di uji adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Jenis Kelamin 96 Tabel 4.22. Uji Beda Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics agresivitas jeniskelamin laki-laki perempuan 24 Mean 35,0417 Std. Deviation 6,98744 Std. Error Mean 1,42630 36 35,7222 6,13007 1,02168 N Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t-test for Equality of Means T Sig. (2tailed) Df Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Agresivitas Equal variances assumed Equal variances not assumed ,174 ,678 -,398 58 ,692 -,68056 1,70859 -4,10067 2,73956 -,388 44,891 ,700 -,68056 1,75447 -4,21448 2,85337 Nilai rata-rata agresivitas pada siswa perempuan (35,7222) hampir sama dengan nilai rata-rata siswa laki-laki (35,0417). Nilai Leven’s test > 0,05 (0.678>0,05), maka nilai Levence’s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar -0,398 dengan signifikan 0.692. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.692, p=<0.05). Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa perempuan dan laki-laki terhadap agresivitas, jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang. 97 4.6.2. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Usia Uji beda yang kedua adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Usia. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasrkan Usia Tabel 4.23. Uji Beda Berdasarkan Usia ANOVA agresivitas Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 31,456 Df 2 2413,394 2444,850 57 59 Mean Square 15,728 F ,371 Sig. ,691 42,340 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (0,371) dan signifikansinya (.691). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara agresivitas berdasarkan usia ≥15 tahun, 16 tahun dan ≥17tahun. 4.6.3. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak Uji beda kelima adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak 98 Tabel 4.24 Uji Beda Berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak Group Statistics Sedang mengalami konflik/tidak Sedang mengalami konflik agresivitas N Tidak sedang mengalami konflik Mean Std. Error Mean Std. Deviation 26 35,6538 8,19240 1,60666 34 35,2941 4,81494 ,82575 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t-test for Equality of Means t Sig. (2tailed) Df Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Agresivitas Equal variances assumed Equal variances not assumed 5,003 ,029 ,213 58 ,832 ,35973 1,69080 -3,02478 3,74423 ,199 37,946 ,843 ,35973 1,80644 -3,29739 4,01685 Nilai rata-rata agresivitas pada siswa yang Sedang mengalami konflik (35,6538) hampir sama dengan nilai rata-rata siswa yang tidak sedang mengalami konflik (35,2941), walau begitu, perbedaannya sangat kecil. Nilai Leven’s test < 0,05 (0.029 >0,05), maka nilai Levence’s test signifikan. Ini artinya varians pada kelompok heterogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,213 dengan signifikan 0.832. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.832, p=<0.05). Artinya 99 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang sedang mengalami konflik dengan siswa yang tidak sedang mengalami konflik, artinya bahwa sedang mengalami konflik/tidak, tidak mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang. 4.6.4. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Uji beda keenam adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan hal tersebut: Tabel 4.25 Uji Beda Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi ANOVA agresivitas Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 328,581 1349,304 1677,885 Df 2 23 25 Mean Square 164,290 58,665 F 2,800 Sig. ,082 Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (2,8) dan signifikansinya (0,082). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara Lamanya siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Baik yang mengalami konflik 1-15 hari, 1-5 bulan ataupun yang lebih dari 1 tahun. 100 Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data, didapatkan R square sebesar 0.166 atau 16,6 %. Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh semua independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Pada penelitian inipun peneliti menganalisis masing-masing variabel. Variable yang dinyatakan signifikan adalah variable reduction in revenge dan variable reduction in avoidance. Sedangkan untuk jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik/tidak dan lamanya mengalami konflik dari awal masalah hingga hari penelitian, dinyatakan tidak signifikan. Masing-masing variabelpun memiliki sumbangan pengaruh terhadap pemberian maaf. Variable yang pertama ada Reduction in revenge dengan sumbangan pengaruh sebesar 1.85%. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F hitung sebesar = 13.145. Memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya. Variable ke-2 adalah reduction in avoidance dengan sumbangan pengaruh sebesar 1.98 %. Sumbangan ini signifikan dengan F hitung = 7.022. hal ini sesuai dengan apa yg dikemukakan Smedes pada proses dalam memeberikan maaf. Dalam proses ini salah satunya adalah berjalan bersama. Bagi dua orang yang 101 berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang menyakiti harus tulus menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan menyakiti hati lagi. Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta maaf menepati janji yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan bersama di masa yang akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain. Dengan tidak melakukan penghindaran kepada orang yang telah menyakiti,maka proses memaafkanpun akan lebih mudah. Variabel ke-3 adalah variable berdasarkan jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.05 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.271. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia darah) dan faktor lingkungan (kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas). Variabel ke-4 adalah usia memberikan sumbangan varians sebesar 2 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.574. variable ini memberikan sumbangan yang cukup besar. Sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf yang tinggi, hal ini dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja pada khususnya untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap kesalahan yang diperbuat oleh orang lain. 102 Variable ke-5 adalah variabel berdasarkan sedang berkonflik/tidak memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.185. Dan terakhir adalah variabel berdasarkan lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan varians sebesar 1.11 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung =1.436. kedua hal ini berhubungan dengan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang. Seperti frustasi, deindividuasi dan stress. Akibat dari ketiga faktor tersebut tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang meluap-luap itu mencari jalan keluarnya. 103 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 104 5. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 6. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 7. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 8. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 9. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 10. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 11. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. 105 5.2 Diskusi Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa terdapat pengaruh antara pemberian maaf dengan agresivitas pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk- 106 bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih rendah. Dalam penelitian ini, dari kesepuluh variabel, hanya 2 yang signifikan. Yaitu variabel reduction in revenge dan reduction in avoidance. Kedua variabel itu termasuk dalam dimensi pemberian maaf. dimana,bahwa sesuai dengan hasil penelitian di atas bahwa pemberian maaf dapat mempengaruhi agresivitas. Dan hal tersebut sebagai salah satu dari beberapa proses pemberian maaf. Yang menurut Smedes, bahwa proses memaafkan adalah prose yang berjalan perlahan dan memerlukan waktu. Sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Variabelvariabel tersebut adalah: Variabel berdasarkan jenis kelamin. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia darah) dan faktor lingkungan (kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas). Artinya faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi agresivitas. bukan berdasarkan laki-laki atau perempuan. Variabel selanjutnya adalah variabel berdasarkan usia.hal ini dikarenakan bahwa sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf yang tinggi, hal ini dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja pada khususnya 107 untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.Namun perlu diingat bahwa tingkat kedewasaan seseorang tidak sama dengan tingkat usia seseorang. Seseorang yang usianya lebih tua namun belum tentu pula ia lebih dewasa dalam menyikapi masalah. Kemudian berdasarkan Kelas adalah variabel yg tidak signifikan. Hal ini senada dengan variabel berdasarkan usia. Dimana, kelas tidak dapat menjadi tolok ukur apakah seseorang itu memiliki tingkat agresivitas yang tinggi atau tidak. Variabel selanjutnya adalah variabel sedang berkonflik/tidak dan variabel berdasarkan lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan. Hal ini dikarenakan bahwa walaupun hal tersebut bisa mempengaruhi, namun ada hal lain yang lebih mempengaruhi agresivitas.diantaranya adalah kepribadian/personality. Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi. Demikian juga halnya dengan orang yang bertemprament pemarah, memiliki kecenderungan lebuh tinggi daripada yang bukan. Disamping itu menurut Luthfi,dkk (2009) tentang teori GAAM (general affective aggression model). Dimana teori ini memberi gambaran bagaimana perilaku agresi itu muncul. Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan agresi terdiri dari 4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif. Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang inheren/terberi dalam setiap orang. Yang kedua adalah teori lingkungan . dan perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan adalah: frustasi agresik klasik 108 yang menekankan pada munculnya perilaku agresi yang disebabkan karena rasa frustasi yang dialami oleh seseorang. ketiga adalah deprivasi. Namun keadaan ini kurang subjektif. Keempat adalah belajar social. Selain belajar social deng modeling, reward dan punishment adalah faktor yang juga memperkuat munculnya agresi. Seseorang yang merasa mendapat imbalan/reward dengan agresi, tentunya dia akan mengulanginya lagi pada lain kesempatan. Dan teori selanjutnya adalah teori mengenai kognitif. Namun, agresi baru akan muncul bila seluruh faktor di atas muncul secara bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata tidak hadir, besar kemungkinan agresi tidak akan dimunculkan seseorang. 5.3 Saran Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.Untuk itu, dari peneliti ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan peneliti selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa, yaitu berupa saran teoritis dan saran praktis. Saran teoritis: 1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis mengharapkan penelitian lanjutan menggunakan variabel lain yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti: faktor internal (frustasi, deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor ekternal, seperti: lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan 109 keluarga (kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza, suhu udara, media massa, budaya). 2. Untuk penelitian selanjutnya,penulis menyarankan agar menambah data gambaran umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua, status rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak. Saran praktis: 1. Disarankan kepada lembaga atau pihak yang berkaitan dengan penelitian ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak sekolah untuk mengadakan training atau seminar yang berkaitan dengan pemberian maaf dan agresivitas yang diperuntukan bukan hanya untuk siswa,tapi juga untuk seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi meningkatnya agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan khususnya di kalangan remaja awal. 2. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu guru untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membiasakan diri sehingga menjadi contoh teladan kepada anak/murid cara meminimalisasi agresivitas dengan memberikan maaf. Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk saling memaafkan agar bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang sangat merugikan. 110 DAFTAR PUSTAKA Anastasi, Anne. Susana Urbina; (2007). Tes psikologi, Jakarta : Indeks. Baron, Robert A. dan Donn Byrne; 2005. Psikologi sosial (terjemah edisi kesepuluh), Jakarta: Erlangga Berkowitz, L.; 1995. Aggression: its causes, consequences and control (terjemah), Jakarta: Lembaga PPM dan PT Pustaka Binaman Chaplin , J. P.; 2008. Kamus lengkap psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Gunarsa, Singgih D. dan Gunarsa Yulia Singgih D.; 2003. Psikologi praktis: anak, remaja dan keluarga, Jakarta: Gunung Mulia Hasan, Iqbal; 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan aplikasinya, Bogor: Galia Indonesia Hurlock, Elizabeth B; 2006. Developmental psycology a life-span approach, fifth edition (terjemah), Jakarta: Erlangga Kountur, Ronny; 2007. Metode penelitian untuk penyusunan skripsi dan tesis (edisi revisi), Jakarta: Penerbit PPM Kuncono; 2004. Aplikasi komputer psikologi: diktat kuliah dan panduan praktikum, Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Luthfi , Ikhwan, Gazi Saloom,Hamdan Yasun; 2009. Psikologi social, Jakarrta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta McCullough , Michael E., Steven J. Sandage dan Everett L. Worthington JR; 1997. The forgive is human: how to put your past in the past, Sarwono, Sarlito Wirawan; 2002. Individu dan teori-teori psikologi social, Jakarta: Balai pustaka Sevilla, G.. Consusio, A.Ochavo. Jesus, G.Punsalan.Twilla, P.Regala.Bella, G.Uriarte.Gabriel; 1993. Pengantar metode penelitian, Jakarta : UI-Press. 111 Smedes , Lewis B.; 1988. Choices: making right decisions in a complex word, San Francisco: Harper & Row Sugiyono; 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta. Internet: http://www.republika.co.id www.namovanma.co.nr http://www.bataviase.co.id/node/160476 http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar-tawuran-di-KRL. 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 Skala TRIM Appendix Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory For the questions on this page, please indicate your current thoughts and feeling about he person who recently hurt you. Use the following scale to indicate your agreement with esch of the questions. 1=strongly disagree 2=disagree 3=neutral 4=agree 5=strongly agree 1._____ I’II make him/her pay. (R) 7. _____ I live as if he/she doesn’t exist, isn’t around. (A) 2._____ I wish that something bad would happen to him/her. (R) 3._____ I want him/her to get what he/she deserves. (R) 8._____ I don’t trust him/her. (A) 9._____ I find it difficult to act warmly toward him/her. (A) 4._____ I’m going to get evea. (R) 5._____ I want to see him/her hurt and miserable. (R) 6._____ I keep as much distance between us as possible. (A) 10._____ I avold him/her 11._____ I cut off the relationship with him/her. (A) 12._____ I withdraw from him/her. (A) Note. Items in the Avoidance and revenge subscales are denoted with (A) and (R), respectively Received May 4, 1998 Revision received July 30, 1998 Accepted August 3,1998 123 Data mentah gambaran umum responden no jenis kelamin usia kelas/jurusan alamat sedang berkonflik atau tidak lama masalah itu 1 2 0 0 -1 0 0 0 0 0 1 0 -1 3 4 1 1 -1 0 0 0 1 1 0 0 5 1 0 0 1 1 6 7 8 1 1 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11 12 13 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 14 0 -1 0 0 1 0 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 -1 0 -1 0 1 0 1 -1 0 0 -1 -1 -1 0 1 1 1 1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 -1 1 1 1 0 124 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -1 0 0 125 Data mentah variabel reduction in revenge no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 1 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 1 4 4 2 1 4 2 1 2 1 3 2 1 4 3 4 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 1 2 4 2 1 4 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 1 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 2 12 12 11 9 12 12 13 9 9 9 10 11 9 9 8 16 14 13 9 14 16 10 9 16 11 10 10 9 11 12 11 16 13 15 5 12 126 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 4 4 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 191 4 2 2 2 2 3 1 1 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 1 148 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 138 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 4 1 189 12 11 9 11 12 12 7 7 9 7 15 10 12 12 12 11 11 11 11 13 12 12 15 5 666 127 Data mentah pemberian maaf no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 1 4 4 2 1 4 2 1 2 1 3 2 1 4 3 4 1 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 1 2 4 2 1 4 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 5 2 2 3 3 3 2 4 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 3 1 6 2 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 7 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 2 4 2 3 1 8 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 3 4 2 9 2 2 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 3 4 1 10 2 2 1 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 1 4 4 4 1 11 2 2 2 4 3 3 3 1 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 1 3 4 2 3 3 1 1 4 4 3 1 26 26 26 32 36 34 36 26 25 24 26 30 27 28 20 36 27 32 32 31 42 31 35 36 30 35 29 33 30 31 23 44 34 39 15 128 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 191 4 4 2 2 2 2 3 1 1 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 1 148 2 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 138 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 4 1 189 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 1 138 2 2 4 3 3 2 4 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 168 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 2 3 1 146 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 155 4 4 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 1 164 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 1 177 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 168 32 32 31 25 30 26 29 21 22 28 22 36 24 30 31 34 30 28 24 32 30 32 32 39 15 1782 129 Data mentah variabel reduction in avoidance No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 5 2 2 3 3 3 2 4 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 4 2 3 1 2 6 2 2 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 7 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 2 4 2 3 1 2 8 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 1 4 3 4 2 2 9 2 2 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 3 4 1 4 10 2 2 1 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 1 4 4 4 1 4 11 2 2 2 4 3 3 3 1 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 1 3 4 2 3 3 1 1 4 4 3 1 4 14 14 15 23 24 22 23 17 16 15 16 19 18 19 12 20 13 19 23 17 26 21 26 20 19 25 19 24 19 19 12 28 21 24 10 20 130 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 4 3 3 2 4 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 1 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 1 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 1 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 20 20 16 19 14 17 14 15 19 15 21 14 18 19 22 19 17 13 21 17 20 20 24 10 131 no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 1 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 4 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 1 2 1 1 2 3 3 3 1 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 4 1 2 2 1 1 3 2 1 1 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 4 1 3 1 3 2 2 1 2 4 4 1 1 4 3 2 3 4 2 4 2 3 2 4 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 1 3 5 4 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 4 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 6 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 4 2 1 3 7 3 1 3 1 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 4 2 1 2 8 4 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 4 3 1 3 2 1 3 2 2 4 2 4 4 2 2 3 9 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 1 4 2 2 2 10 2 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 11 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 1 2 2 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 4 2 3 4 12 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 4 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 4 2 3 2 13 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 4 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 14 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 2 1 2 4 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 3 1 15 2 2 1 1 2 1 4 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 4 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 4 2 16 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 1 2 3 2 3 1 2 4 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 1 4 2 3 4 17 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 4 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 35 35 36 32 28 25 31 33 41 37 32 30 44 38 37 35 28 41 31 36 26 36 52 39 31 42 29 28 39 37 27 36 34 23 52 35 40 42 132 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 30 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 43 2 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 3 1 32 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 40 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 4 2 37 4 1 3 2 1 4 3 1 2 1 4 1 2 1 4 1 3 38 2 2 2 1 2 1 1 2 4 1 2 3 2 2 1 2 2 32 3 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 4 2 39 2 1 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 33 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 41 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 4 2 1 2 1 4 2 35 2 1 2 1 2 3 3 2 1 1 3 1 3 1 1 3 2 32 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 40 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 35 3 2 3 1 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 1 2 2 35 3 2 2 1 1 4 2 3 4 1 2 3 2 3 1 3 2 39 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 23 4 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 40 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 40 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 1 1 1 1 1 2 1 1 1 23 2 1 2 1 1 1 1 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 1 4 2 52 152 112 152 88 120 124 119 160 137 94 148 127 113 108 102 148 123 ### 133 Data mentah agresi fisik fieldtest no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 1 3 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 4 3 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 1 2 3 3 3 1 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 4 1 2 2 1 1 3 2 1 1 3 8 4 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 4 3 1 3 2 1 3 2 2 4 2 4 4 2 12 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 4 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 4 2 jumlah 9 9 9 9 8 6 6 9 11 9 9 8 10 11 10 10 7 10 8 9 8 9 15 10 7 13 7 6 11 8 6 12 8 8 12 9 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 134 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 4 3 2 2 3 152 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 3 3 3 1 1 112 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 160 3 2 1 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 3 3 2 1 4 127 11 11 7 12 9 10 9 7 9 10 8 10 8 6 11 7 10 11 6 13 11 9 8 12 551 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 135 Data mentah agresi verbal fieldtest no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 6 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 4 2 7 3 1 3 1 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 4 2 11 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 1 2 2 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 4 2 13 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 4 2 2 1 1 2 1 3 2 11 6 8 6 6 5 5 9 10 9 5 10 12 9 9 9 7 10 8 8 6 8 13 9 8 10 8 7 8 9 6 6 7 4 15 8 136 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1 3 1 3 2 2 2 4 1 2 2 3 3 3 1 2 3 4 1 2 1 2 1 4 124 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 4 119 3 4 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 4 148 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 113 7 11 6 10 8 10 7 13 6 9 7 11 11 12 8 9 9 10 5 7 7 8 4 15 504 137 Data mentah variabel rasa marah fieldtest no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 5 4 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 4 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 2 10 2 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 2 1 2 4 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 16 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 1 2 3 2 3 1 2 4 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 1 4 2 8 8 6 8 5 6 7 7 9 8 6 6 9 8 8 6 7 10 8 9 5 8 14 7 6 9 7 4 8 9 7 7 7 5 11 8 138 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 2 2 4 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 3 120 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 94 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 3 2 2 3 108 3 4 2 2 3 2 4 1 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 2 1 4 148 10 9 9 9 7 8 10 4 7 11 8 9 10 7 8 9 7 8 5 10 10 8 5 11 470 139 Data mentah variabel sikap permusuhan fieldtest no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 4 1 3 1 3 2 2 1 2 4 4 1 1 4 3 2 3 4 2 4 2 4 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 9 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 4 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 1 4 2 15 2 2 1 1 2 1 4 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3 2 4 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 17 1 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 4 2 2 1 2 2 1 2 2 7 12 13 9 9 8 13 8 11 11 12 6 13 10 10 10 7 11 7 10 7 11 10 13 10 10 7 11 12 11 8 11 12 6 14 10 140 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 152 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 3 88 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 1 1 3 2 2 4 2 2 2 2 1 4 137 4 2 1 2 1 2 2 4 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 4 2 1 1 102 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 123 12 11 8 12 8 12 11 14 10 9 10 11 6 7 13 10 9 10 7 10 12 10 6 14 602 141 Hasil regresi reduction in revenge terhadap agresi verbal Model Summary Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square F Change Change ,526(a) ,276 ,251 2,11509 ,276 10,887 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge df1 df2 2 57 ANOVA(b) Sum of Mean Model Squares Df Square 1 Regression 97,405 2 48,703 Residual 254,995 57 4,474 Total 352,400 59 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge b Dependent Variable: agresi verbal F 10,887 Sig. ,000(a) Coefficients(a) Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1 (Constant) 15,025 1,469 revenge -,366 ,125 -,377 avoidance -,138 ,078 -,228 a Dependent Variable: agresi verbal t 10,230 -2,933 -1,774 Sig. ,000 ,005 ,081 Sig. F Change ,000 142 Hasil regresi variabel reduction in revenge terhadap agresi fisik Model Summary Model 1 R ,170(a) R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change ,029 -,005 1,98389 ,029 ,844 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge df1 df2 2 57 F ,844 Sig. ,435(a) t Sig. ANOVA(b) Sum of Square Model s df 1 Regression 6,641 2 Residual 224,34 57 3 Total 230,98 59 3 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge b Dependent Variable: agresi fisik Mean Square 3,320 3,936 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 10,276 1,378 revenge -,150 ,117 avoidance ,031 ,073 a Dependent Variable: agresi fisik Standardized Coefficients Beta 1 -,191 ,063 7,459 -1,280 ,422 ,000 ,206 ,675 Sig. F Change ,435 143 Hasil regresi pemberian maaf ke agresivitas Descriptive Statistics agresivitas Reduction in revenge Reduction in avoidance Mean 35,4500 Std. Deviation 6,43725 N 11,1000 2,51571 60 18,6000 4,04299 60 60 Correlations agresivitas Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N agresivitas Reduction in revenge Reduction in avoidance agresivitas Reduction in revenge Reduction in avoidance agresivitas 1,000 Reduction in avoidance -,430 -,306 -,430 1,000 ,481 -,306 ,481 1,000 . ,000 ,009 ,000 . ,000 ,009 ,000 . 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Reduction in revenge Reduction in avoidance Variables Entered/Removed(b) Model 1 Variables Entered Variables Removed VAR00002, VAR00001( a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: agresivitas Method . Enter Reduction in revenge 144 Model Summary Change Statistics Model 1 R ,445(a) R Square ,198 Adjusted R Square ,170 Std. Error of the Estimate 5,86629 R Square Change ,198 F Change 7,022 df1 df2 2 57 a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df 483,286 Mean Square 2 241,643 1961,564 57 2444,850 59 a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge 34,413 F Sig. 7,022 ,002(a) b Dependent Variable: agresivitas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B agresivita 49,727 s Reductio n in -,941 revenge Reductio n in -,206 avoidanc e a Dependent Variable: agresivitas Standardized Coefficients Std. Error Beta t 4,074 Sig. 12,207 ,000 ,346 -,368 -2,717 ,009 ,215 -,130 -,958 ,342 Sig. F Change ,002 145 Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi fisik Model Summary Change Statistics Model 1 R R Square ,091(a) Adjusted R Square ,008 Std. Error of the Estimate -,009 R Square Change 1,98728 F Change ,008 df1 ,487 df2 1 a Predictors: (Constant), VAR00001 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df Mean Square 1,924 1 1,924 229,059 230,983 a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00002 58 59 3,949 F Sig. ,487 ,488(a) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 10,125 ) VAR0000 -,032 1 a Dependent Variable: VAR00002 Standardized Coefficients Std. Error Beta t 1,373 ,045 -,091 Sig. F Change 58 Sig. 7,374 ,000 -,698 ,488 ,488 146 Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi verbal Model Summary Change Statistics Model 1 R ,505(a) Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate ,255 ,242 2,12754 a Predictors: (Constant), VAR00001 R Square Change ,255 F Change 19,854 df1 df2 Mean Square F Sig. 19,854 ,000(a) 1 58 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df 89,867 1 89,867 262,533 352,400 a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00003 58 59 4,526 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 14,835 ) VAR0000 -,217 1 a Dependent Variable: VAR00003 Standardized Coefficients Std. Error Beta t 1,470 ,049 -,505 Sig. 10,092 ,000 -4,456 ,000 Sig. F Change ,000 147 Hasil regresi pemberian maaf terhadap rasa marah Model Summary Change Statistics Model 1 R ,333(a) Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate ,111 ,095 1,78741 a Predictors: (Constant), VAR00001 R Square Change ,111 F Change 7,210 df1 df2 1 58 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 11,091 ) VAR0000 -,110 1 a Dependent Variable: VAR00004 Standardized Coefficients Std. Error Beta T 1,235 ,041 -,333 Sig. 8,981 ,000 -2,685 ,009 Sig. F Change ,009 148 Hasil regresi pemberian maaf terhadap sikap permusuhan Model Summary Change Statistics Model 1 R ,264(a) Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate ,070 ,054 2,14151 a Predictors: (Constant), VAR00001 R Square Change ,070 F Change 4,348 df1 df2 Mean Square F Sig. 4,348 ,041(a) 1 58 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df 19,942 1 19,942 265,991 58 4,586 285,933 a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00005 59 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 13,064 ) VAR0000 -,102 1 a Dependent Variable: VAR00005 Standardized Coefficients Std. Error Beta t 1,480 ,049 -,264 Sig. 8,830 ,000 -2,085 ,041 Sig. F Change ,041 149 Hasil regresi sedang berkonflik/tidak Model Summary Change Statistics Model 1 R ,056(a) Adjusted R Std. Error of R Square R Square Square the Estimate Change ,003 -,014 6,48218 ,003 a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak F Change ,185 df1 Mean Square F df2 1 58 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df 7,771 1 7,771 2437,079 58 2444,850 59 a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak b Dependent Variable: agresivitas 42,019 Sig. ,185 ,669(a) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 35,038 ) sedang berkonflik ,726 /tidak a Dependent Variable: agresivitas Std. Error Standardized Coefficients Beta t 1,271 1,689 ,056 Sig. 27,562 ,000 ,430 ,669 Sig. F Change ,669 150 Hasil regresi jenis kelamin Model Summary Adjusted R R R Square Square ,068(a) ,005 -,013 a Predictors: (Constant), jenis kelamin Std. Error of the Estimate 6,47738 Model 1 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df Mean Square 11,378 1 11,378 2433,472 58 41,956 2444,850 a Predictors: (Constant): jenis kelamin b Dependent Variable: agresivitas 59 F Sig. ,271 ,605(a) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 34,917 ) VAR0000 ,889 3 a Dependent Variable: agresivitas Std. Error Standardized Coefficients Beta t 1,322 1,707 ,068 Sig. 26,408 ,000 ,521 ,605 151 Hasil regresi lamanya berkonfik Model Summary Change Statistics Model 1 R ,333(a) Adjusted R Std. Error of R Square R Square Square the Estimate Change ,111 ,034 5,90117 ,111 a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian F Change 1,436 df1 df2 Mean Square F Sig. 1,436 ,258(a) 2 23 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total Df 100,014 2 50,007 800,947 23 900,962 25 a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian b Dependent Variable: agresivitas 34,824 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant ) Lama berkonflik -hari penelitian Std. Error 35,255 1,192 -3,522 2,108 1,645 a Dependent Variable: agresivitas 2,108 Standardized Coefficients Beta t Sig. 29,571 ,000 -,345 -1,671 ,108 ,161 ,780 ,443 Sig. F Change ,258 152 Hasil regresi revenge & avoidance ANOVA(c) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual df Mean Square 451,726 1 451,726 1993,124 2444,850 58 59 34,364 483,286 2 241,643 1961,564 57 2444,850 59 a Predictors: (Constant), VAR00001 b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002 c Dependent Variable: VAR00003 34,413 2 Total Regressio n Residual F Sig. 13,145 ,001(a) 7,022 ,002(b) Total Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant 47,659 ) VAR0000 -1,100 1 2 (Constant 49,727 ) VAR0000 -,941 1 VAR0000 -,206 2 a Dependent Variable: VAR00003 Standardized Coefficients Std. Error Beta t 3,451 ,303 -,430 4,074 Sig. 13,809 ,000 -3,626 ,001 12,207 ,000 ,346 -,368 -2,717 ,009 ,215 -,130 -,958 ,342 Model Summary Change Statistics Model 1 2 Adjusted R Square ,171 Std. Error of the Estimate 5,86210 R Square Change ,185 R ,430(a) R Square ,185 ,445(b) ,198 ,170 5,86629 ,013 a Predictors: (Constant), VAR00001 b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002 F Change 13,145 ,917 df1 df2 1 58 Sig. F Change ,001 1 57 ,342 153 Hasil regresi usia Model Summary Change Statistics Model 1 R ,056(a) Adjusted R Std. Error of R Square Square the Estimate ,003 -,014 6,48218 a Predictors: (Constant), usia R Square Change ,003 F Change ,185 df1 Mean Square F df2 1 58 ANOVA(b) Model 1 Sum of Squares Regressio n Residual Total df 7,771 1 7,771 2437,079 2444,850 a Predictors: (Constant), usia b Dependent Variable: agresivitas 58 59 42,019 Sig. ,185 ,669(a) Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant ) usia Std. Error 35,038 1,271 ,726 a Dependent Variable: agresivitas 1,689 Standardized Coefficients Beta t ,056 Sig. 27,562 ,000 ,430 ,669 Sig. F Change ,669 154 Hasil T-test jenis kelamin Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower agresivitas Equal variances assumed Equal variances not assumed ,174 ,678 -,398 58 ,692 -,68056 1,70859 -4,10067 2,73956 -,388 44,891 ,700 -,68056 1,75447 -4,21448 2,85337 Group Statistics agresivitas Upper jeniskelamin laki-laki perempuan N 24 36 Mean 35,0417 35,7222 Std. Deviation 6,98744 6,13007 Std. Error Mean 1,42630 1,02168 155 Hasil T-test usia Descriptives agresivitas N ≥17 tahun Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound Minimum Maximum 11 34,4545 5,06683 1,52771 31,0506 37,8585 28,00 43,00 16 tahun ≤15 tahun 22 35,0000 4,46148 ,95119 33,0219 36,9781 25,00 42,00 27 36,2222 8,17752 1,57376 32,9873 39,4571 23,00 52,00 Total 60 35,4500 6,43725 ,83104 33,7871 37,1129 23,00 52,00 ANOVA agresivitas Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 31,456 2413,394 2444,850 df 2 57 59 Mean Square 15,728 42,340 F ,371 Sig. ,691 156 Hasil T-test sedang berkonflik/tidak Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F agresivitas Equal variances assumed Equal variances not assumed 5,003 t-test for Equality of Means Sig. t ,029 Sig. (2tailed) df Mean Difference Std. Error Difference agresivitas Lower Upper ,213 58 ,832 ,35973 1,69080 -3,02478 3,74423 ,199 37,946 ,843 ,35973 1,80644 -3,29739 4,01685 Group Statistics VAR00002 sedang mengalami konflik tidak sedang mengalami konflik 95% Confidence Interval of the Difference N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 26 35,6538 8,19240 1,60666 34 35,2941 4,81494 ,82575 157 Hasil T-test lamanya mengalami konflik Descriptives agresivitas 95% Confidence Interval for Mean N ≥1 tahun 1 sampai 5 bulan 1 sampai 15 hari Total 3 Mean 29,0000 Std. Deviation 6,00000 Std. Error 3,46410 Lower Bound 14,0952 Upper Bound 43,9048 Minimum 23,00 Maximum 35,00 17 6 26 38,1765 31,8333 35,6538 8,64028 4,07022 8,19240 2,09558 1,66166 1,60666 33,7340 27,5619 32,3449 42,6189 36,1048 38,9628 23,00 27,00 23,00 52,00 37,00 52,00 ANOVA agresivitas Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 328,581 1349,304 1677,885 df 2 23 25 Mean Square 164,290 58,665 F 2,800 Sig. ,082