Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari

advertisement
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh
Media Cetak Di Aceh
(Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia)
(Breach Advertising Guidelines of Tradisional Medicine Health Minister By The
Print Media in Aceh (A case study of Print Media Serambi Indonesia)
Astia Ulfa1), Hamdani M. Syam2)
1)
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK - Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa faktor yang
mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia mempublikasikan iklan
pengobatan alternatif dengan melanggar pedoman keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas,
Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga Dan Makanan-Minuman. Ada beberapa iklan yang diteliti, yaitu Iklan
“Fisioterapi SASYA MEDICA”, Iklan “GREEN CAP Kapsul Khusus Pria” ,
Iklan “Kesehatan mengobati Wasir/Ambeien” dan Iklan “Kini, pengantin baru ini
tak cepat lelah lagi”. Teori yang digunakan adalah teori Ekonomi Media, Disini
media menjadi perusahaan dimana pengiklan menjadi klien-klien dari media
tersebut. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
wawancara Semi Berstruktur, Observasi dan Studi Dokumentasi. Teknik
pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive. Berdasarkan hasil
dan pengolahan data yang dilakukan maka terlihat bahwa ada suatu unsur
kepentingan pada media cetak Harian Serambi Indonesia dalam bisnis ekonomi
pada media, mengingat iklan-iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia
baik dengan sistim iklan paketan maupun non paket di bayar mahal oleh pihak
produsen (client). Sehingga iklan merupakan pendapatan utama bagi media cetak
Serambi Indonesia dan sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas media.
Kata Kunci: Iklan, Media Cetak harian Serambi Indonesia, Pengobatan
Tradisional
ABSTRACT - The purpose of this study was determine what factors influence
Serambi Indonesia daily print media publish alternative medicine ads with health
minister’s decision violated the guidelines numbers: 386/Men.Kes/SK/1V/1994
about the advertising guidance: Free Medicine, Traditionall Medicine, Health
Tools, Cosmetics, Home Health Supply and Food and beverage. There are some
ads studied, namely: advertisement “Fisiotrapis SASYA MEDICA”,
advertisement “GREEN CAP Men’s Capsule”, advertisement “Cure Health
Hemorrhoids/Piles” and advertisement “Now the newly weds do not get tired
anymore”. Theoretical framework of the research is economic media theory. The
methodology of the research is qualitative approach with descriptive research. The
Corresponding Author : [email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 1. №. 1, Januari 2017: 1-15
1
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
instruments of this research are semi-structured interview, observation and
documentation. The sampling technique used is purposive sampling. Based on the
findings, it is shown that there is the interest of print media Serambi Indonesia in
economical business of media, according to advertisements of print media
Serambi Indonesia in packet advertisement system or non-packet advertisements
system which is paid highly costs by print media Serambi Indonesia and
extremmely influence in stabilizing media.
Keyword: Advertising, Print Media Serambi Indonesia, Alternative Medicine
PENDAHULUAN
Media massa seolah menunjukkan eksistensinya sebagai alat penyampaian
informasi yang efektif bagi publik. Untuk media cetak sendiri di Indonesia telah
ada berbagai macam produk media cetak yang beredar. Untuk tingkat daerah
Aceh media cetak juga menunjukkan eksistensinya sebagai alat penyampaian
informasi bagi publik seperti salah satunya Harian Serambi Indonesia.Selain
sebagai media informasi, Media massa kini juga telah menjadi media ekonomi
bagi pihak media itu sendiri. Media massa memang bergantung pada pengiklan
sebagai sumber utama pendapatan mereka. Karena hal ini membuat pasar saling
mempengaruhi dimana ketika permintaan atau konsumsi suatu produk media
meningkat maka semakin banyak pula pengiklan yang ingin berpromosi di media
tersebut dan media jadi di untungkan.
Iklan adalah merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk
membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003:1). Iklan adalah
sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari
sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan
membayar sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008:174).
Berbagai macam iklan telah menghiasi rubik iklan di Harian Serambi
Indonesia, salah satunya iklan pengobatan alternatif. Meskipun perkembangan
teknologi alat medis terus berinovasi, namun minat masyarakat untuk mencoba
pengobatan alternatif tradisional masih terbilang besar, sehingga pengobatan
alternatif tradisional atau ramuan herbal menjadi bagian tidak terpisahkan dari
dunia modern. Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk cenderung terus
meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola
konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai
untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman.
Iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi media massa, begitu pula
dengan media cetak Harian Serambi Indonesia. Iklan pengobatan tradisional pada
Harian Serambi Indonesia ± mencapai 60 iklan di setiap bulannya dan
pemasukkannya ± mencapai 50 juta rupiah di setiap bulannya. Secara keseluruhan
iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia mencapai 1,9 M – 2,5 M di
setiap bulannya.
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
2
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Namun pada petunjuk teknis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
386/Men.Kes/SK/1V/1994Tentang: Pedoman Periklanan : Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Dan Makanan-Minuman.Bahwa Iklan obat tradisional secara umum harus
mengacu pada "Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia".Ada beberapa
point pelanggaran yang di lakukan ,edia cetak Harian Serambi Indnesia,
diantaranya:
1. Obat tradisional dapat diiklankan apabila telah mendapat nomor persetujuan
pendaftaran dari Departemen Kesehatan Rl.
2. Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 41 Ayat (2) Undang-Undang nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut :

Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang
khasiat dan kegunaan obat tradisional tetapi juga memberikan informasi
tentang hal-hal yang harus diperhatikan misalnya adanya kontra indikasi,
efek samping, pantangan dan lainnya.
3. Iklan obat tradisional tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari
seseorang, anjuran atau reomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh,
pakar, panutan dan lain sebagainya.
4. Pada setiap awal iklan obat tradisional dicantumkan identitas kata JAMU
dalam lingkaran.
Iklan obat tradisional khusus untuk media cetak harus mencantumkan nomor
pendaftaran dan dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan
berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberkolosis,
poliomelitis, penyakit kelamin, impotensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi,
diabetes, lever, dan penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Namun dalam pelaksanaan pempublikasian iklan sekarang ini sudah
mengesampingkan kode etik periklanan yang ditetapkan Menteri Kesehatan.
Dalam mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional yang tertera pada
rubik iklan Harian Serambi Indonesia terdapat beberapa kesalahan yang
melanggar Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994
tentang Pedoman Periklanan : Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan,
Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman dan
melanggar amandemen Etika Pariwara Indonesia.
Hal ini mendorong keingintahuan peneliti terhadap iklan pengobatan
alternatif tradisional yang dipublikasikan media cetak Harian Serambi Indonesia
yang melanggar pedoman periklanan yang diterapkan Menteri Kesehatan Nomor:
386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Dan Makanan-Minuman.
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
3
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas, hal yang menjadi permasalahan untuk dikaji lebih lanjut
ialah:
“Apa faktor yang mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia
mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisionaldengan melanggar kode
etik Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman
Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman?”
TINJAUAN PUSTAKA
Teori menurut Morissan (2013:2) adalah gagasan atau ide bagaimana sesuatu
dapat terjadi. Silverman (2000) dalam Emzir (2012:32) juga mendefinisikan teori
sebagai serangkaian konsep yang digunakan untuk mendefinisikan atau
menjelaskan beberapa fenomena. Oleh karena itulah diperlukan teori dalam
penelitian ini untuk memperkuat hasil penelitian yang akan peneliti lakukan dalam
mendalami faktor media cetak Serambi dalam mempublikasikan iklan pengobatan
alternatif. Teori yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
Teori Ekonomi Media
Perkembangan media massa modern menempatkan media tidak lagi dipahami
dalam konteks sebagai institusi sosial dan politik belaka melainkan juga harus
dilihat dalam konteks institusi ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa media telah
tumbuh bukan saja sebagai alat sosial, politik dan budaya tapi juga sebagai
perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi.Institusi media harus dinilai
sebagai dari sistem ekonomi yang juga bertalian erat dengan sistem politik. Inilah
yang dimaksudkan bahwa media mempunyai dwi karakter yang tidak terpisahkan,
yaitu karakter sosial budaya politik dan karakter ekonomi.
Perkembangan budaya masyarakat, memunculkan aktivitas ekonomi media
yang makin besar pengaruhnya pada kehidupan sehari-hari masyarakat.Kontribusi
ekonomi media pada ekonomi nasional, makin lama makin penting.Sesuai dengan
perkembangan budaya manusia, maka pengertian media disini meliputi unsur
teknologi guna mempermudah dan meningkatkan kemampuan mencari, memilih,
mengolah, mengirim, menerima, menyimpan dan memanfaatkan informasi.Dalam
kehidupan modern saat ini, hampir tidak ada peristiwa dalam kehidupan
masyarakat yang bebas dari liputan media (Noor Henry, 2015:2).
Ekonomi media mempelajari bagaimana industri media memanfaatkan sumber
daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya kepada
khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan
informasi dan hiburan.Media massa selain menjadi representasi ruang publik yang
penuh dengan dinamika sosial, politik dan budaya juga menjadi kekuatan
ekonomi yang mampu menghasilkan surplus. Media menjadi medium iklan utama
dan karenanya menjadi penghubung dan konsumsi, antara produsen barang dan
jasa dengan masyarakat.
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
4
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Menurut Noor Henry (2015:26) seperti halnya istilah ekonomi, ekonomi
media dapat dilihat dari dua sisi yaitu, ekonomi media sebagai aktivitas dan
ekonomi media sebagai ilmu.
1. Ekonomi media sebagai kegiatan
Ekonomi media sebagai kegiatan adalah aktivitas ekonomi dibidang
media atau aktivitas media dimasyarakat yang berpengaruh pada berbagai
aktivitas lainnya seperti ekonomi, sosial, politik keamanan dan lainnya.Pengertian
ini lebih dekat kepada pengertian aktivitas ekonomi lainnya, seperti ekonomi
pertanian, ekonomi industri, ekonomi transportasi, ekonomi energi dan
sebagainya.Dengan demikian, maka ekonomi media juga berkaitan dengan
berbagai aspek bisnis seperti, strategi bisnis, kebijakan harga, persaiangan dan
aspek yang berpengaruh pada industri dan bisnis media.
Bisnis Media adalah pengelolaan media secara ekonomi, atau usaha
(bisnis) media secara ekonomis dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
(konsumsi) baik individu, organisasi maupun masyarakat dan para pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya dalam rangka mencari laba.Pengertian ini lebih
dekat kepada pengertian bisnis hari-hari.
2. Ekonomi media sebagai ilmu
Ekonomi media sebagai ilmu adalah kombinasi dan sinergi dari teori
dan aplikasi ekonomi pada bisnis media, yang meliputi aktivitas kewartawanan
(journalism), industri berita (news-industry), produksi film (film
production),program hiburan (entertainment-program), percetakan (print),
penyiaran (broadcast), komunikasi bergerak (mobile-communication), internet,
iklan (advertising) hubungan masyarakat (public relation), pangsa pasar media,
hak kekayaan intelektual (intellectual-property right), daya saing media
(competitive economics strategies), pajak media (pajak-tax) dan isu yang terkait
dengan media. Secara lebih sederhana dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Ekonomi media sebagai ilmu (media economics) adalah ilmu yang membahas
bagaimana perusahaan media dijalankan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan akan informasi dan hiburan para pemirsa,(informational and
entertainment wants and needs of audiences), para pemasang
iklan(advertiser) dengan sumber daya yang tersedia.
b. Media ekonomi sebagai ilmu adalah membahas bagaimana memproduksi
informasi (media content) untuk memuaskan pemirsa dan pemasang iklan
(advertiser), dan masyarakat (society) dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
c. Ekonomi media adalah aplikasi teori media (komunikasi) dan praktek-praktek
bisnis, berupa penggunaan teori-teori komunikasi, ekonomi dan teknik
manajemen dalam melakukan optimasi bisnis media.
d. Ekonomi media adalah sinergi dari aplikasi teori komunikasi, ekonomi,
manajemen, dan riset operasi.
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
5
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dikantor Harian Serambi Indonesia di kawasan
Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
kualitatif, yakni sebuah penelitian dimana penelitian ini mencurahkan kemampuan
sebagai pewancara atau pengamat yang empatis untuk mengumpulkan data
tentang permasalahan yang ditelitinya (Suryanto, dkk 2005:228). Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata atau tulisandari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,
2004:3).
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan
fakta yang ada (Sudaryanto, 1993:62). Dalam hal ini peneliti akan memaparkan
secara deskriptif mengenai apa faktor yang menyebabkan media Serambi
mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan sedalam-dalamnya fenomena yang terjadi melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya (Kriyanto, 2007:34). Dengan demikian penelitian ini berusaha
menjelaskan apa faktor yang menyebabkan media Serambi mempublikasikan
iklan pengobatan alternatif tradisional.
INFORMAN PENELITIAN
Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive
non-probabilitas. Purposive adalah teknik penentuan dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2011:68). Peneliti memilih teknik purposive non-probabilitas
ini dikarenakan tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dapat menjadi sampel. Teknik pengambilan
dilakukan dengan memilih satuan atas dasar pertimbangan tertentu, terutama di
bidang ilmu yang sedang diteliti.
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dipilih dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Informan merupakan pegawai tetap kantor Serambi Indonesia.
2) Informan yang terlibat dengan kegiatan periklanan Serambi Indonesia.
Peneliti memilih 4 orang sebagai informan terkait penelitian ini.Adapun
subjek atau informan yang sesuai dalam penelitian ini adalah pegawai media cetak
Harian Serambi Indonesia, diantara lain:
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
6
a
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
FISIP
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
No.
Nama
Jabatan
1
Mohd.Din
Pimpinan Redaksi
2
Hari Teguh Patria
Manager Iklan
3
Kurniadi
Asisten Manager Iklan
4
Firdaus
Manager Percetakan Komersil
SUMBER DATA
Menurut Lofland (Taher, 2009:118) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah dengan dokumen,
informasi, foto, film dan sebagainya. Berdasarkan sumbernya data dibedakan
menjadidua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini sumber
data adalah data primer dan sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab permasalahan penelitian (Ruslan, 2004:254). Dalam penelitian ini data
primer diperoleh langsung dari informan terpilih dengan melakukan observasi dan
wawancara.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002:8). Data
sekunder dari penelitian ini, diperoleh dari file-file periklanan media cetak Harian
Serambi Indonesia dan sumber-sumber tertulis lainnya.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data.Data yang
terkumpul diidentifikasi, diolah dan dianalisis sehingga hasil yang akurat dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada tiga hal penting cara mengumpulkan
data untuk kepentingan penelitian, meliputi wawancara, observasi dan
dokumentasi. Dalam hal ini, perlu mempersiapkan instrumen yang sesuai dengan
objek penelitian. Sebagaimana yang dipaparkan Arikunto (2010:265), bahwa
menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting dalam penelitian.
1. Wawancara Semi Terstruktur
Wawancara ini dikenal dengan nama wawancara terarah atau wawancara
bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
7
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah
disiapkan terlebih dahulu. Disini pedoman permasalahan yang akan ditanyakan
merupakan landasan atau pijakan dalam melakukan wawancara, Kemudian periset
dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan
kondisi sehingga dimungkinkan mendapatkan data yang lebih lengkap
(Kriyantono, 2008:101).Pada penelitian ini peneliti menggunakan pedoman
wawancara saat melakukan wawancara dan mengembangkan pertanyaanpertanyaandari pedoman wawancara yang peneliti anggap penting, namun tetap
berada pada pokok permasalahan penelititan.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik-teknik pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.Pengamatan
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan
pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data (Meleong, 2009:174).Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan
langsung kelapangan dengan mengamati media Harian Serambi Indonesia
mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional.
3. Dokumentasi
Kriyanto (2006:98) mengatakan bahwa, tujuan menggunakan metode
dokumentasi adalah untuk menggali data masa lampau secara sistematis dan
objektif.Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.Pada penelitian ini dokumen berbentuk foto-foto
iklan, file-file periklanan media cetak Harian Serambi Indonesia dan pedoman
menteri Kesehatan nomor 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang: Pedoman
Periklanan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
TEKNIK ANALISIS DATA
Dari keseluruhan data yang di peroleh baik dari penelitian lapangan (field
research) dan studi kepustakaan (library research) dapat dianalisis dengan cara
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Analisis
data adalah mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan
pengaruh data kedalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat
ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
(Kriyantono, 2008:165).
Dalam penelitian kualitatif ini, proses pengumpulan data dengan cara
mengobservasi lalu melakukan wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap
jawaban dari hasil wawancara. Apabila jawaban terasa belum memuaskan, maka
peneliti melanjutkan pertanyaan-pertanyaan kembali sampai memperoleh hasil
atau data yang dianggap kredibel. Analisis data yang dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus, sehingga peneliti memperoleh data yang
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
8
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
lengkap (Sugiyono, 2005:91). Adapun secara rinci proses analisis data yang
dilakukan adalah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
informan.
2. Reduksi data
Setelah data terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikumpulkan dan
diklasifikasikan dengan membuat catatan ringkas.
3. Penyajian data
Data yang sudah diringkas kemudian disajikan dalam bentuk tulisan
deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah terkumpul baik dari data primer dan sekunder
dibuat dalam kesimpulan agar mendapat penjelasan dan gambaran yang jelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui, media cetak Harian Serambi Indonesia merupakan
media cetak lokal ternama di Aceh dengan penjualan 45.000 eksamplar setiap
harinya di 23 kabupaten dan kota yang ada di Aceh. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh menurut wawancara semi terstruktur, didapatkan pemahaman
bahwa media cetak Harian Serambi Indonesia dalam mempublikasikan iklan
sangat memperhatikan nilai syariah di kota madani ini. Contohnya dengan
memperhalus kata-kata dari isi konten iklan pengobatan tradisional yang biasanya
cendrung sensitif.Menyangkut halnya bisnis, semua iklan di terima oleh pihak
media cetak Harian Serambi Indonesia selama iklan tersebut tidak memiliki unsur
SARA, pornografi, tidak profokasi, tidak memfitnah, tidak menipu. Unsur
tersebut merupakan kode etik secara universal sebuah media massa. Fungsi media
cetak Harian Serambi Indonesia hanya menjembatani antara produsen dan
konsumen.Media cetak Harian Serambi Indonesia tidak bertanggung jawab diluar
hal tersebut.
Dalam aspek strategi pesaing, media cetak Harian Serambi Indonesia
menyatakan bahwa media cetak Harian Serambi Indonesia tidak memiliki pesaing
di antara media cetak lokal lainnya yang berada di Aceh.Oplah yang banyak dan
tersebar di seluruh Aceh ini menjadikan media cetak Harian Serambi Indonesia
sebagai market leader dan dipercaya oleh para masyarakat. Hal tersebut tidak
membuat media cetak Harian Serambi Indonesia lengah dalam strateginya,
mereka tetap uptodate dalam hal apapun agar terus menjadi koran ternama. Dalam
pempublikasian iklan, isi dan konten bahasa bukanlah garapan dari pihak media
cetak Harian Serambi Indonesia, melainkan langsung dari pihak klien.Namun
media cetak Harian Serambi Indonesia selalu menyaring kembali konten isi atau
bahasa iklan yang mereka anggap kasar sehingga layak untuk di baca.
Jika dilihat dari fungsi dan manfaat dari iklan pengobatan tradisional ini,
target dari iklan ini yaitu orang dewasa, orangtua dan untuk kalangan menengah
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
9
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
ke atas. Hal ini juga diakibatkan karena harga obat-obat tradisional ini yang
terbilang cukup mahal dibandingkan dengan obat lainnya, walaupun demikian
jarang sekali mereka mendapat complain dari konsumen yang mengkonsumsi obat
tersebut.
Positioning dan kolom pada media cetak Harian Serambi Indonesia juga
sangat mempengaruhi ketertarikan konsumen. Para klienbanyak yang merequest
meletakkan iklan mereka pada halaman depan dan halaman sebelah kanan. Hal
tersebut dikarenakan alur mata pada saat melihat atau membaca koran pada
sebelah kanan dahulu. Dengan demikian, mengingat halaman depan yang terbatas
dan tidak mungkin semua iklan diletakkan di halaman sebelah kanan, pihak media
cetak Harian Serambi Indonesia membatasi dengan menaikkan rate harga iklan
dan memberikan harga paket-paketan untuk iklan. Dengan memakai sistem iklan
paket, para klientidak bisa merequest posisi iklan lagi, namun klien dapat
merequest hari tayang iklan mereka sesuai keinginan.
Iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi media massa, begitu pula dengan
media cetak Harian Serambi Indonesia. Sebuah media tidak bisa berdiri sendiri. Ada
beberapa hal yang membantu berdirinya sebuah media, seperti pemilik modal, kekuasaan
atu penguasa dan publik dengan segala strata sosial yang juga mempengaruhi media. Pada
media cetak Harian Serambi Indonesia, dikarenakan media cetak serambi Indonesia
merupakan market leader yang ada di Aceh ini, banyak orang-orang penting
pemerintahan yang juga berlangganan dengan media cetak Harian Serambi Indonesia.
Iklan pengobatan tradisional pada Harian Serambi Indonesia ± mencapai 60
iklan di setiap bulannya dan pemasukkannya ± mencapai 50 juta rupiah di setiap
bulannya. Harga tersebut disesuaikan dengan harga paket-paketan iklan yang
ditayangkan dengan frekuensi hari yang berbeda-beda. Ada yang seminggu 3 kali
terbit ada yang lebih. Secara keseluruhan iklan pada media cetak Harian Serambi
Indonesia mencapai 1,9 M – 2,5 M di setiap bulannya. Selain pada bisnis iklan,
terdapat bisnis media pada bidang lain yang membantu pemasukan media cetak
Harian serambi Indonesia, seperti sirkulasi koran, percetakan buku, undangan,
serambi on TV dan lain-lain.
Pihak media cetak Harian Serambi Indonesia mengakui bisnis periklanan
mereka berhasil.Hal tersebut dikarenakan pihak klienyang terus berlangganan
untuk beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia. Hal ini juga diakibatkan
karena media cetak Harian Serambi Indonesia merupakan koran all segmen,
semua kalangan bisa beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia. Pihak
klien ternyata lebih memilih beriklan di media yang all segmented daripada
segmented, karena jangkauan pasarnya jauh lebih luas. Dengan banyaknya
klienyang terus beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia membuat
income yang banyak bagi media cetak Harian Serambi Indonesia.Hal tersebut
dikarenakan iklan merupakan sumber pendapatan utama pada media cetak Harian
Serambi Indonesia.
Penggunaan bahasa yang digunakaan dalam konten iklan pengobatan
tradisional media cetak Harian Serambi Indonesia juga mengikuti kode etik yang
berlaku di Indonesia.Seperti halnya penggunaan kata “ter-ter” seperti tokcare,
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
0
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
terjamin, terampuh dan lainnya tidak dimuat dalam konten iklan di media cetak
Harian Serambi Indonesia. Namun pada kenyataannya terdapat point-point
pelanggaran Peraturan Menteri Kesehatan pada media cetak Harian Serambi
Indonesia, seperti :
1. Obat tradisional tidak dapat diiklankan apabila tidak mencantumkan
nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen Kesehatan RI
2. Informasi menegenai produk obat tradisional dalam iklan tidak sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 41 Ayat (2) Undang-Undang
nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut :
1. Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat
dan kegunaan obat tradisional tetapi juga memberikan informasi
tentang hal-hal yang harus diperhatikan misalnya adanya kontra
indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya.
3. Iklan obat tradisional menggunakan kata-kata : super ultra istimewa, top,
tokcer, cespleng, manjur dan kata-kata lain yang semakna yang
menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa
obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan.
4. Iklan obat tradisional memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang,
anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar,
panutan dan lain sebagainya.
5. Pada awal iklan obat tradisional tidak mencantumkan identitas kata JAMU
dalam lingkaran
6. Obat tradisional yang termasuk golongan sehat pria seperti Sehat Perkasa,
Pria Perkasa, Pria Jantan, dan lain sebagainya, tidak mencantumkan
kegunaan sesuai dengan tujuan penggunaan yang disetujui pada
pendaftaran.
Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam keputusan Pedoman
Periklanan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang
Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman dapat dikenakan
sanksi hukum lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Namun peraturan periklanan obat di Indonesia masih tumpang tindih. Peran
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) terlalu besar dari membuat peraturan
sampai melakukan sensor iklan sebelum ditanyangkan. Di pihak lain, sanksi
terhadap pelanggaran yang ada terlalu ringan sehingga tidak memberikan efek
penjera dan justru menjadi celah hukum yang dimanfaatkan oleh pengusaha.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang
Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman tidak mampu
memberikan jawaban yang jelas. Pada aturan pedoman hanya menyatakan
“Pelanggaran terhadap Pedoman Periklanan akan dikenakan sanksi sesuai
administratif dan sanksi hukum yang berlaku”. Peraturan mana yang dimaksudkan
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
1
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
dan diacu pada keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994
tentangPedoman Periklanan tersebut tidak jelas dan kabur.
Pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyajian periklanan
terjadi karena tidak adanya aturan yang jelas serta kurang tegasnya sanksi dan
hukuman yang diberikan kepada pihak terkait, karena selama ini rambu-rambu
periklanan yang dibuat oleh Menteri, KPI atau Badan Pengawas Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia (BPP P3I) belum tersosialisasikan dengan baik.
Sehingga masih banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran tersebut tanpa
memperhatikan etika dan estetika dalam iklan tersebut dan dalam sanksi yang
diberikan belum bisa membuat jera para pembuat iklan, hal ini yang bisa memicu
kejadian seperti ini muncul kembali.
Teori Ekonomi Media mengasumsikan bahwa media massa dewasa ini
dengan segala kemajuan dan perkembanganya digunakan tidak hanya untuk
mendistribusikan informasi semata, melainkan sudah berkembang dalam berbagai
macam bentuk. Salah satunya adalah menjadi salah satu kegiatan bisnis.Bisnis
media merupakan bagian dari aktivitas ekonomi. Media massa menjadi sebuah
industri yang juga berorientasi pada meraup keuntungan atau laba. Salah satu cara
ataupun bentuk industrialisasi media tersebut ialah dengan menyediakan slot atau
ruang bagi iklan-iklan komersial dari produk-produk tertentu. Disini media
menjadi perusahaan dimana pengiklan menjadi klien-klien dari media tersebut.
Seperti halnya media massa lainnya, media cetak Harian Serambi Indonesia
juga terdapat aktivitas bisnis di dalamnya, salah satunya yaitu bidang periklanan.
Selain iklan pada Serambi Indonesia yang menjadi salah satu sumber pendapatan
utama di media cetak Harian Serambi Indonesia, iklan di Prohaba, cetak buku,
undangan, iklan radio, TV berbasis internet (Serambi on TV), Serambi online
(serambinews.com) juga menjadi pendukung sumber pendapatan pada media
cetak Harian Serambi Indonesia. Seperti halnya aktivitas ekonomi pada
umumnya, pada media cetak khususnya media cetak Harian Serambi Indonesia
terdapat kegiatan produksi, distribusi dan disebarluaskan dalam membangun
produksi jasa (informasi), guna mendapatkan manfaat bagi pembaca dan laba bagi
perusahaan media cetak Harian Serambi Indonesia.
Ada beberapa keunikan dalam ekonomi bisnis media ini, antara lain :
1. Pada ekonomi atau bisnis lainnya, yang dihasilkan adalah barang dan jasa
menurut selera konsumen, seperti kebutuhan pakaian, sandang, kendaraan dan
sebagainya. Sementara pendapatan perusahaan (revenue) berasal dari
pembelian barang dan jasa oleh konsumen. Sedangkan pada ekonomi bisnis
media pada media cetak Harian Serambi Indonesia yang dihasilkan adalah
informasi dalam bentuk iklan, dimana pendapatan (revenue) perusahaan
berasal dari pemasang iklan (client). Iklan yang dimaksud adalah iklan
pengobatan tradisional.
2. Pada aktivitas ekonomi atau bisnis biasa, hubungan antara biaya produksi
(output) dan pendapatan (revenue) perusahaan jelas terlihat atau dapat
dikatakan berhubungan langsung. Namun pada bisnis media hubungan antara
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
2
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
biaya produksi (output) dan pendapatan (revenue) tidak terjadi langsung. Hal
ini disebabkan pendapatan dari bisnis media utamanya adalah dari iklan,
bukan dari output media. Para pemasang iklan akan tertarik untuk
menggunakan suatu media untuk beriklan bila rating atau peringkat dari
media tersebut tinggi. Begitu pula pada media cetak Harian Serambi
Indonesia, para client memiih beriklan di media cetak Harian Serambi
Indonesia dikarenakan rating oplah Serambi Indonesia dibandingkan dengan
media cetak lainnya lebih besar dan menjangkau ke berbagai daerah di Aceh.
3. Pada bisnis media mengelola dua kelompok pasar yang berbeda dalam waktu
yang sama, yaitu pasar produk yang dihasilkan (pembaca) dan pasar pemasang
iklan (calon klien lainnya). Sedangkan bisnis lain pada umumnya hanya
mengelola satu pasar saja, yaitu konsumen dari produknya. Begitu pula pada
media cetak Harian Serambi Indonesia, selain mengelola isi konten iklan agar
pembaca tertarik, juga mengelola pemasang iklan lainnya agar tertarik juga
ikut beriklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui apa
faktor yang mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia
mempublikasikan iklan yang melanggar pedoman Menteri Kesehatan Nomor:
386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Dan Makanan-Minuman, maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
- Media cetak Harian Serambi Indonesia mengakui adanya iklan yang
terlewatkan saat pengkroscekan, sehingga muncullah iklan pengobatan
tradisional yang melanggar pedoman Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Periklanan.
- Ada suatu unsur kepentingan pada media cetak Harian Serambi Indonesia
dalam bisnis ekonomi pada media, mengingat iklan-iklan pada media cetak
Harian Serambi Indonesia baik dengan sistim iklan paketan maupun non
paket di bayar mahal oleh pihak produsen (client). Sehingga iklan merupakan
pendapatan utama bagi media cetak Serambi Indonesia dan sangat
berpengaruh dalam menjaga stabilitas media.
- Media cetak Harian Serambi Indonesia tidak terlalu peduli pada keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman
Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman. Hal ini
disimpulkan karena pihak periklanan media cetak Serambi Indonesia tidak
update dalam hal pedoman peraturan beriklan yang berlaku di Indonesia.
Bagi media cetak Harian Serambi Indonesia peraturan-peraturan tersebut
merupakan tanggung jawab produsen (client).
- Peraturan periklanan obat di Indonesia masih tumpang tindih. Pelanggaran
pedoman periklanan obat tradisional terjadi karena tidak tegasnya pedoman
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
3
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
periklanan. Rambu-rambu periklanan yang dibuat oleh Menteri, KPI atau
Badan Pengawas Persatuan Perusahaan PeriklananIndonesia (BPP P3I) belum
tersosialisasikan dengan baik.
SARAN
Adapun saran-saran peneliti terhadap penelitian ini adalah:
1. Media cetak Harian Serambi Indonesia harus lebih teliti dalam pengkroscekan
iklan sebelum dipublikasi.
2. Media cetak Harian Serambi Indonesia harus melaksanakan kegiatan
jurnalistik termasuk bisnis media yang bertanggung jawab dengan mentaati
hukum dan aturan-aturan yang berlaku.
3. Kajian ilmiah tentang implementasi hukum dalam kegiatan jurnalistik media
harus lebih diperbanyak, agar terciptanya sebuah iklim media yang
professional dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. KPI dan pihak yang berwenang lainnya harus lebih serius dan tegas dalam
mengatur periklanan Indonesia dan memberikan sanksi yang jelas pada
pelanggaran peraturan periklanan, khususnya obat tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Subagio. 2010. Marketing In Business. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Aminah, Siti. Politik Media, Demokrasi dan Media Politik. Journal Fisip Unair:
Surabaya.
Arbaiyah, Siti. 2010. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Sirkulasi Di Serambi Indonesia
Meunasah Manyang PA Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2010.Skripsi Politeknik Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam:
Banda Aceh.
Arikunto, Suharismi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_________________. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ilyas, Wirawan Bermawi & Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta:
Salemba Empat.
Durianto, Sugiarto, Widjaja & Supraktino.2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang
Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
____________________. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
Emzir.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Raja Grafindo Persada.
Gilpin, Robert. 1987. The Dynamics of International Political Economy, dalam
the Political Economy of International Relations. Princeton: Princeton
University Press.
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
4
a
a
wa
Jurn
h Mah
sis
lmia
lI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 1, Nomor 1, Januari 2017
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya;
Edisi Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kriyantono, Rakhmat. 2008. Teknik Prkatis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Mc.Quil, Dennis. 2005. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Moleong, Lexy Johannes. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Moeliono, Anton Moedardo. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Media Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Nuradi, Wicaksono Dkk. 1996. Kamus Isilah Periklanan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan
Praktek. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rosady, Ruslan. 2004. Metode Penelitian Public Relation. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
_____________. 2008. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa (Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdkarya.
Soehadi, Burhan. 1978. Media Komunikasi Massa dan Perannya dalam
Pembentukan Opini Publik fakultas Hukum USU. Medan.
Widjaja, HAW. 2010. Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi
Aksara.
Ahmad
Fatoni.
2010.
Ekonomi
Media.
https://ahmadfatoniofficial.wordpress.com/2010/05/03/ekonomi-media/.
Diakses: 5 Maret 2016.
Stings_ary1556. 2016. Journal Ekonomi Media. https://www.scribd.com. Diakses:
9 Juni 2016
Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media
Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa,
Hamdani M. Syam, M.A)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13
1
5
Download