a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia) (Breach Advertising Guidelines of Tradisional Medicine Health Minister By The Print Media in Aceh (A case study of Print Media Serambi Indonesia) Astia Ulfa1), Hamdani M. Syam2) 1) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK - Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia mempublikasikan iklan pengobatan alternatif dengan melanggar pedoman keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman. Ada beberapa iklan yang diteliti, yaitu Iklan “Fisioterapi SASYA MEDICA”, Iklan “GREEN CAP Kapsul Khusus Pria” , Iklan “Kesehatan mengobati Wasir/Ambeien” dan Iklan “Kini, pengantin baru ini tak cepat lelah lagi”. Teori yang digunakan adalah teori Ekonomi Media, Disini media menjadi perusahaan dimana pengiklan menjadi klien-klien dari media tersebut. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara Semi Berstruktur, Observasi dan Studi Dokumentasi. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive. Berdasarkan hasil dan pengolahan data yang dilakukan maka terlihat bahwa ada suatu unsur kepentingan pada media cetak Harian Serambi Indonesia dalam bisnis ekonomi pada media, mengingat iklan-iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia baik dengan sistim iklan paketan maupun non paket di bayar mahal oleh pihak produsen (client). Sehingga iklan merupakan pendapatan utama bagi media cetak Serambi Indonesia dan sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas media. Kata Kunci: Iklan, Media Cetak harian Serambi Indonesia, Pengobatan Tradisional ABSTRACT - The purpose of this study was determine what factors influence Serambi Indonesia daily print media publish alternative medicine ads with health minister’s decision violated the guidelines numbers: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 about the advertising guidance: Free Medicine, Traditionall Medicine, Health Tools, Cosmetics, Home Health Supply and Food and beverage. There are some ads studied, namely: advertisement “Fisiotrapis SASYA MEDICA”, advertisement “GREEN CAP Men’s Capsule”, advertisement “Cure Health Hemorrhoids/Piles” and advertisement “Now the newly weds do not get tired anymore”. Theoretical framework of the research is economic media theory. The methodology of the research is qualitative approach with descriptive research. The Corresponding Author : [email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 1. №. 1, Januari 2017: 1-15 1 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP instruments of this research are semi-structured interview, observation and documentation. The sampling technique used is purposive sampling. Based on the findings, it is shown that there is the interest of print media Serambi Indonesia in economical business of media, according to advertisements of print media Serambi Indonesia in packet advertisement system or non-packet advertisements system which is paid highly costs by print media Serambi Indonesia and extremmely influence in stabilizing media. Keyword: Advertising, Print Media Serambi Indonesia, Alternative Medicine PENDAHULUAN Media massa seolah menunjukkan eksistensinya sebagai alat penyampaian informasi yang efektif bagi publik. Untuk media cetak sendiri di Indonesia telah ada berbagai macam produk media cetak yang beredar. Untuk tingkat daerah Aceh media cetak juga menunjukkan eksistensinya sebagai alat penyampaian informasi bagi publik seperti salah satunya Harian Serambi Indonesia.Selain sebagai media informasi, Media massa kini juga telah menjadi media ekonomi bagi pihak media itu sendiri. Media massa memang bergantung pada pengiklan sebagai sumber utama pendapatan mereka. Karena hal ini membuat pasar saling mempengaruhi dimana ketika permintaan atau konsumsi suatu produk media meningkat maka semakin banyak pula pengiklan yang ingin berpromosi di media tersebut dan media jadi di untungkan. Iklan adalah merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003:1). Iklan adalah sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008:174). Berbagai macam iklan telah menghiasi rubik iklan di Harian Serambi Indonesia, salah satunya iklan pengobatan alternatif. Meskipun perkembangan teknologi alat medis terus berinovasi, namun minat masyarakat untuk mencoba pengobatan alternatif tradisional masih terbilang besar, sehingga pengobatan alternatif tradisional atau ramuan herbal menjadi bagian tidak terpisahkan dari dunia modern. Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi media massa, begitu pula dengan media cetak Harian Serambi Indonesia. Iklan pengobatan tradisional pada Harian Serambi Indonesia ± mencapai 60 iklan di setiap bulannya dan pemasukkannya ± mencapai 50 juta rupiah di setiap bulannya. Secara keseluruhan iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia mencapai 1,9 M – 2,5 M di setiap bulannya. Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 2 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP Namun pada petunjuk teknis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994Tentang: Pedoman Periklanan : Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman.Bahwa Iklan obat tradisional secara umum harus mengacu pada "Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia".Ada beberapa point pelanggaran yang di lakukan ,edia cetak Harian Serambi Indnesia, diantaranya: 1. Obat tradisional dapat diiklankan apabila telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen Kesehatan Rl. 2. Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 41 Ayat (2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut : Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya. 3. Iklan obat tradisional tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau reomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan dan lain sebagainya. 4. Pada setiap awal iklan obat tradisional dicantumkan identitas kata JAMU dalam lingkaran. Iklan obat tradisional khusus untuk media cetak harus mencantumkan nomor pendaftaran dan dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberkolosis, poliomelitis, penyakit kelamin, impotensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, lever, dan penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Namun dalam pelaksanaan pempublikasian iklan sekarang ini sudah mengesampingkan kode etik periklanan yang ditetapkan Menteri Kesehatan. Dalam mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional yang tertera pada rubik iklan Harian Serambi Indonesia terdapat beberapa kesalahan yang melanggar Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan : Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman dan melanggar amandemen Etika Pariwara Indonesia. Hal ini mendorong keingintahuan peneliti terhadap iklan pengobatan alternatif tradisional yang dipublikasikan media cetak Harian Serambi Indonesia yang melanggar pedoman periklanan yang diterapkan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman. Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 3 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP PERUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas, hal yang menjadi permasalahan untuk dikaji lebih lanjut ialah: “Apa faktor yang mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisionaldengan melanggar kode etik Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman?” TINJAUAN PUSTAKA Teori menurut Morissan (2013:2) adalah gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi. Silverman (2000) dalam Emzir (2012:32) juga mendefinisikan teori sebagai serangkaian konsep yang digunakan untuk mendefinisikan atau menjelaskan beberapa fenomena. Oleh karena itulah diperlukan teori dalam penelitian ini untuk memperkuat hasil penelitian yang akan peneliti lakukan dalam mendalami faktor media cetak Serambi dalam mempublikasikan iklan pengobatan alternatif. Teori yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut : Teori Ekonomi Media Perkembangan media massa modern menempatkan media tidak lagi dipahami dalam konteks sebagai institusi sosial dan politik belaka melainkan juga harus dilihat dalam konteks institusi ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat sosial, politik dan budaya tapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi.Institusi media harus dinilai sebagai dari sistem ekonomi yang juga bertalian erat dengan sistem politik. Inilah yang dimaksudkan bahwa media mempunyai dwi karakter yang tidak terpisahkan, yaitu karakter sosial budaya politik dan karakter ekonomi. Perkembangan budaya masyarakat, memunculkan aktivitas ekonomi media yang makin besar pengaruhnya pada kehidupan sehari-hari masyarakat.Kontribusi ekonomi media pada ekonomi nasional, makin lama makin penting.Sesuai dengan perkembangan budaya manusia, maka pengertian media disini meliputi unsur teknologi guna mempermudah dan meningkatkan kemampuan mencari, memilih, mengolah, mengirim, menerima, menyimpan dan memanfaatkan informasi.Dalam kehidupan modern saat ini, hampir tidak ada peristiwa dalam kehidupan masyarakat yang bebas dari liputan media (Noor Henry, 2015:2). Ekonomi media mempelajari bagaimana industri media memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya kepada khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan informasi dan hiburan.Media massa selain menjadi representasi ruang publik yang penuh dengan dinamika sosial, politik dan budaya juga menjadi kekuatan ekonomi yang mampu menghasilkan surplus. Media menjadi medium iklan utama dan karenanya menjadi penghubung dan konsumsi, antara produsen barang dan jasa dengan masyarakat. Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 4 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP Menurut Noor Henry (2015:26) seperti halnya istilah ekonomi, ekonomi media dapat dilihat dari dua sisi yaitu, ekonomi media sebagai aktivitas dan ekonomi media sebagai ilmu. 1. Ekonomi media sebagai kegiatan Ekonomi media sebagai kegiatan adalah aktivitas ekonomi dibidang media atau aktivitas media dimasyarakat yang berpengaruh pada berbagai aktivitas lainnya seperti ekonomi, sosial, politik keamanan dan lainnya.Pengertian ini lebih dekat kepada pengertian aktivitas ekonomi lainnya, seperti ekonomi pertanian, ekonomi industri, ekonomi transportasi, ekonomi energi dan sebagainya.Dengan demikian, maka ekonomi media juga berkaitan dengan berbagai aspek bisnis seperti, strategi bisnis, kebijakan harga, persaiangan dan aspek yang berpengaruh pada industri dan bisnis media. Bisnis Media adalah pengelolaan media secara ekonomi, atau usaha (bisnis) media secara ekonomis dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan (konsumsi) baik individu, organisasi maupun masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya dalam rangka mencari laba.Pengertian ini lebih dekat kepada pengertian bisnis hari-hari. 2. Ekonomi media sebagai ilmu Ekonomi media sebagai ilmu adalah kombinasi dan sinergi dari teori dan aplikasi ekonomi pada bisnis media, yang meliputi aktivitas kewartawanan (journalism), industri berita (news-industry), produksi film (film production),program hiburan (entertainment-program), percetakan (print), penyiaran (broadcast), komunikasi bergerak (mobile-communication), internet, iklan (advertising) hubungan masyarakat (public relation), pangsa pasar media, hak kekayaan intelektual (intellectual-property right), daya saing media (competitive economics strategies), pajak media (pajak-tax) dan isu yang terkait dengan media. Secara lebih sederhana dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Ekonomi media sebagai ilmu (media economics) adalah ilmu yang membahas bagaimana perusahaan media dijalankan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan akan informasi dan hiburan para pemirsa,(informational and entertainment wants and needs of audiences), para pemasang iklan(advertiser) dengan sumber daya yang tersedia. b. Media ekonomi sebagai ilmu adalah membahas bagaimana memproduksi informasi (media content) untuk memuaskan pemirsa dan pemasang iklan (advertiser), dan masyarakat (society) dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. c. Ekonomi media adalah aplikasi teori media (komunikasi) dan praktek-praktek bisnis, berupa penggunaan teori-teori komunikasi, ekonomi dan teknik manajemen dalam melakukan optimasi bisnis media. d. Ekonomi media adalah sinergi dari aplikasi teori komunikasi, ekonomi, manajemen, dan riset operasi. Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 5 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dikantor Harian Serambi Indonesia di kawasan Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, yakni sebuah penelitian dimana penelitian ini mencurahkan kemampuan sebagai pewancara atau pengamat yang empatis untuk mengumpulkan data tentang permasalahan yang ditelitinya (Suryanto, dkk 2005:228). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau tulisandari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004:3). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1993:62). Dalam hal ini peneliti akan memaparkan secara deskriptif mengenai apa faktor yang menyebabkan media Serambi mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional. Tujuannya adalah untuk menjelaskan sedalam-dalamnya fenomena yang terjadi melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya (Kriyanto, 2007:34). Dengan demikian penelitian ini berusaha menjelaskan apa faktor yang menyebabkan media Serambi mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional. INFORMAN PENELITIAN Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive non-probabilitas. Purposive adalah teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Peneliti memilih teknik purposive non-probabilitas ini dikarenakan tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dapat menjadi sampel. Teknik pengambilan dilakukan dengan memilih satuan atas dasar pertimbangan tertentu, terutama di bidang ilmu yang sedang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dipilih dengan kriteria sebagai berikut: 1) Informan merupakan pegawai tetap kantor Serambi Indonesia. 2) Informan yang terlibat dengan kegiatan periklanan Serambi Indonesia. Peneliti memilih 4 orang sebagai informan terkait penelitian ini.Adapun subjek atau informan yang sesuai dalam penelitian ini adalah pegawai media cetak Harian Serambi Indonesia, diantara lain: Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 6 a Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP a wa Jurn h Mah sis lmia lI FISIP Tabel 3.1 Subjek Penelitian No. Nama Jabatan 1 Mohd.Din Pimpinan Redaksi 2 Hari Teguh Patria Manager Iklan 3 Kurniadi Asisten Manager Iklan 4 Firdaus Manager Percetakan Komersil SUMBER DATA Menurut Lofland (Taher, 2009:118) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah dengan dokumen, informasi, foto, film dan sebagainya. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadidua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data adalah data primer dan sekunder. 3.4.1 Data Primer Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian (Ruslan, 2004:254). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari informan terpilih dengan melakukan observasi dan wawancara. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002:8). Data sekunder dari penelitian ini, diperoleh dari file-file periklanan media cetak Harian Serambi Indonesia dan sumber-sumber tertulis lainnya. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data.Data yang terkumpul diidentifikasi, diolah dan dianalisis sehingga hasil yang akurat dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada tiga hal penting cara mengumpulkan data untuk kepentingan penelitian, meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam hal ini, perlu mempersiapkan instrumen yang sesuai dengan objek penelitian. Sebagaimana yang dipaparkan Arikunto (2010:265), bahwa menyusun instrumen merupakan pekerjaan yang penting dalam penelitian. 1. Wawancara Semi Terstruktur Wawancara ini dikenal dengan nama wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 7 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu. Disini pedoman permasalahan yang akan ditanyakan merupakan landasan atau pijakan dalam melakukan wawancara, Kemudian periset dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga dimungkinkan mendapatkan data yang lebih lengkap (Kriyantono, 2008:101).Pada penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara saat melakukan wawancara dan mengembangkan pertanyaanpertanyaandari pedoman wawancara yang peneliti anggap penting, namun tetap berada pada pokok permasalahan penelititan. 2. Observasi Observasi merupakan teknik-teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data (Meleong, 2009:174).Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung kelapangan dengan mengamati media Harian Serambi Indonesia mempublikasikan iklan pengobatan alternatif tradisional. 3. Dokumentasi Kriyanto (2006:98) mengatakan bahwa, tujuan menggunakan metode dokumentasi adalah untuk menggali data masa lampau secara sistematis dan objektif.Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Pada penelitian ini dokumen berbentuk foto-foto iklan, file-file periklanan media cetak Harian Serambi Indonesia dan pedoman menteri Kesehatan nomor 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang: Pedoman Periklanan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. TEKNIK ANALISIS DATA Dari keseluruhan data yang di peroleh baik dari penelitian lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research) dapat dianalisis dengan cara menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Analisis data adalah mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan pengaruh data kedalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Kriyantono, 2008:165). Dalam penelitian kualitatif ini, proses pengumpulan data dengan cara mengobservasi lalu melakukan wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban dari hasil wawancara. Apabila jawaban terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan pertanyaan-pertanyaan kembali sampai memperoleh hasil atau data yang dianggap kredibel. Analisis data yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sehingga peneliti memperoleh data yang Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 8 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP lengkap (Sugiyono, 2005:91). Adapun secara rinci proses analisis data yang dilakukan adalah : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara informan. 2. Reduksi data Setelah data terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan membuat catatan ringkas. 3. Penyajian data Data yang sudah diringkas kemudian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan. 4. Kesimpulan Hasil penelitian yang telah terkumpul baik dari data primer dan sekunder dibuat dalam kesimpulan agar mendapat penjelasan dan gambaran yang jelas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang kita ketahui, media cetak Harian Serambi Indonesia merupakan media cetak lokal ternama di Aceh dengan penjualan 45.000 eksamplar setiap harinya di 23 kabupaten dan kota yang ada di Aceh. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menurut wawancara semi terstruktur, didapatkan pemahaman bahwa media cetak Harian Serambi Indonesia dalam mempublikasikan iklan sangat memperhatikan nilai syariah di kota madani ini. Contohnya dengan memperhalus kata-kata dari isi konten iklan pengobatan tradisional yang biasanya cendrung sensitif.Menyangkut halnya bisnis, semua iklan di terima oleh pihak media cetak Harian Serambi Indonesia selama iklan tersebut tidak memiliki unsur SARA, pornografi, tidak profokasi, tidak memfitnah, tidak menipu. Unsur tersebut merupakan kode etik secara universal sebuah media massa. Fungsi media cetak Harian Serambi Indonesia hanya menjembatani antara produsen dan konsumen.Media cetak Harian Serambi Indonesia tidak bertanggung jawab diluar hal tersebut. Dalam aspek strategi pesaing, media cetak Harian Serambi Indonesia menyatakan bahwa media cetak Harian Serambi Indonesia tidak memiliki pesaing di antara media cetak lokal lainnya yang berada di Aceh.Oplah yang banyak dan tersebar di seluruh Aceh ini menjadikan media cetak Harian Serambi Indonesia sebagai market leader dan dipercaya oleh para masyarakat. Hal tersebut tidak membuat media cetak Harian Serambi Indonesia lengah dalam strateginya, mereka tetap uptodate dalam hal apapun agar terus menjadi koran ternama. Dalam pempublikasian iklan, isi dan konten bahasa bukanlah garapan dari pihak media cetak Harian Serambi Indonesia, melainkan langsung dari pihak klien.Namun media cetak Harian Serambi Indonesia selalu menyaring kembali konten isi atau bahasa iklan yang mereka anggap kasar sehingga layak untuk di baca. Jika dilihat dari fungsi dan manfaat dari iklan pengobatan tradisional ini, target dari iklan ini yaitu orang dewasa, orangtua dan untuk kalangan menengah Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 9 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP ke atas. Hal ini juga diakibatkan karena harga obat-obat tradisional ini yang terbilang cukup mahal dibandingkan dengan obat lainnya, walaupun demikian jarang sekali mereka mendapat complain dari konsumen yang mengkonsumsi obat tersebut. Positioning dan kolom pada media cetak Harian Serambi Indonesia juga sangat mempengaruhi ketertarikan konsumen. Para klienbanyak yang merequest meletakkan iklan mereka pada halaman depan dan halaman sebelah kanan. Hal tersebut dikarenakan alur mata pada saat melihat atau membaca koran pada sebelah kanan dahulu. Dengan demikian, mengingat halaman depan yang terbatas dan tidak mungkin semua iklan diletakkan di halaman sebelah kanan, pihak media cetak Harian Serambi Indonesia membatasi dengan menaikkan rate harga iklan dan memberikan harga paket-paketan untuk iklan. Dengan memakai sistem iklan paket, para klientidak bisa merequest posisi iklan lagi, namun klien dapat merequest hari tayang iklan mereka sesuai keinginan. Iklan merupakan sumber pendapatan utama bagi media massa, begitu pula dengan media cetak Harian Serambi Indonesia. Sebuah media tidak bisa berdiri sendiri. Ada beberapa hal yang membantu berdirinya sebuah media, seperti pemilik modal, kekuasaan atu penguasa dan publik dengan segala strata sosial yang juga mempengaruhi media. Pada media cetak Harian Serambi Indonesia, dikarenakan media cetak serambi Indonesia merupakan market leader yang ada di Aceh ini, banyak orang-orang penting pemerintahan yang juga berlangganan dengan media cetak Harian Serambi Indonesia. Iklan pengobatan tradisional pada Harian Serambi Indonesia ± mencapai 60 iklan di setiap bulannya dan pemasukkannya ± mencapai 50 juta rupiah di setiap bulannya. Harga tersebut disesuaikan dengan harga paket-paketan iklan yang ditayangkan dengan frekuensi hari yang berbeda-beda. Ada yang seminggu 3 kali terbit ada yang lebih. Secara keseluruhan iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia mencapai 1,9 M – 2,5 M di setiap bulannya. Selain pada bisnis iklan, terdapat bisnis media pada bidang lain yang membantu pemasukan media cetak Harian serambi Indonesia, seperti sirkulasi koran, percetakan buku, undangan, serambi on TV dan lain-lain. Pihak media cetak Harian Serambi Indonesia mengakui bisnis periklanan mereka berhasil.Hal tersebut dikarenakan pihak klienyang terus berlangganan untuk beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia. Hal ini juga diakibatkan karena media cetak Harian Serambi Indonesia merupakan koran all segmen, semua kalangan bisa beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia. Pihak klien ternyata lebih memilih beriklan di media yang all segmented daripada segmented, karena jangkauan pasarnya jauh lebih luas. Dengan banyaknya klienyang terus beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia membuat income yang banyak bagi media cetak Harian Serambi Indonesia.Hal tersebut dikarenakan iklan merupakan sumber pendapatan utama pada media cetak Harian Serambi Indonesia. Penggunaan bahasa yang digunakaan dalam konten iklan pengobatan tradisional media cetak Harian Serambi Indonesia juga mengikuti kode etik yang berlaku di Indonesia.Seperti halnya penggunaan kata “ter-ter” seperti tokcare, Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 0 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP terjamin, terampuh dan lainnya tidak dimuat dalam konten iklan di media cetak Harian Serambi Indonesia. Namun pada kenyataannya terdapat point-point pelanggaran Peraturan Menteri Kesehatan pada media cetak Harian Serambi Indonesia, seperti : 1. Obat tradisional tidak dapat diiklankan apabila tidak mencantumkan nomor persetujuan pendaftaran dari Departemen Kesehatan RI 2. Informasi menegenai produk obat tradisional dalam iklan tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Pasal 41 Ayat (2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut : 1. Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisional tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya. 3. Iklan obat tradisional menggunakan kata-kata : super ultra istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur dan kata-kata lain yang semakna yang menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan. 4. Iklan obat tradisional memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan dan lain sebagainya. 5. Pada awal iklan obat tradisional tidak mencantumkan identitas kata JAMU dalam lingkaran 6. Obat tradisional yang termasuk golongan sehat pria seperti Sehat Perkasa, Pria Perkasa, Pria Jantan, dan lain sebagainya, tidak mencantumkan kegunaan sesuai dengan tujuan penggunaan yang disetujui pada pendaftaran. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam keputusan Pedoman Periklanan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman dapat dikenakan sanksi hukum lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun peraturan periklanan obat di Indonesia masih tumpang tindih. Peran Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) terlalu besar dari membuat peraturan sampai melakukan sensor iklan sebelum ditanyangkan. Di pihak lain, sanksi terhadap pelanggaran yang ada terlalu ringan sehingga tidak memberikan efek penjera dan justru menjadi celah hukum yang dimanfaatkan oleh pengusaha. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 Tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman tidak mampu memberikan jawaban yang jelas. Pada aturan pedoman hanya menyatakan “Pelanggaran terhadap Pedoman Periklanan akan dikenakan sanksi sesuai administratif dan sanksi hukum yang berlaku”. Peraturan mana yang dimaksudkan Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 1 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP dan diacu pada keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentangPedoman Periklanan tersebut tidak jelas dan kabur. Pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyajian periklanan terjadi karena tidak adanya aturan yang jelas serta kurang tegasnya sanksi dan hukuman yang diberikan kepada pihak terkait, karena selama ini rambu-rambu periklanan yang dibuat oleh Menteri, KPI atau Badan Pengawas Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (BPP P3I) belum tersosialisasikan dengan baik. Sehingga masih banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran tersebut tanpa memperhatikan etika dan estetika dalam iklan tersebut dan dalam sanksi yang diberikan belum bisa membuat jera para pembuat iklan, hal ini yang bisa memicu kejadian seperti ini muncul kembali. Teori Ekonomi Media mengasumsikan bahwa media massa dewasa ini dengan segala kemajuan dan perkembanganya digunakan tidak hanya untuk mendistribusikan informasi semata, melainkan sudah berkembang dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menjadi salah satu kegiatan bisnis.Bisnis media merupakan bagian dari aktivitas ekonomi. Media massa menjadi sebuah industri yang juga berorientasi pada meraup keuntungan atau laba. Salah satu cara ataupun bentuk industrialisasi media tersebut ialah dengan menyediakan slot atau ruang bagi iklan-iklan komersial dari produk-produk tertentu. Disini media menjadi perusahaan dimana pengiklan menjadi klien-klien dari media tersebut. Seperti halnya media massa lainnya, media cetak Harian Serambi Indonesia juga terdapat aktivitas bisnis di dalamnya, salah satunya yaitu bidang periklanan. Selain iklan pada Serambi Indonesia yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama di media cetak Harian Serambi Indonesia, iklan di Prohaba, cetak buku, undangan, iklan radio, TV berbasis internet (Serambi on TV), Serambi online (serambinews.com) juga menjadi pendukung sumber pendapatan pada media cetak Harian Serambi Indonesia. Seperti halnya aktivitas ekonomi pada umumnya, pada media cetak khususnya media cetak Harian Serambi Indonesia terdapat kegiatan produksi, distribusi dan disebarluaskan dalam membangun produksi jasa (informasi), guna mendapatkan manfaat bagi pembaca dan laba bagi perusahaan media cetak Harian Serambi Indonesia. Ada beberapa keunikan dalam ekonomi bisnis media ini, antara lain : 1. Pada ekonomi atau bisnis lainnya, yang dihasilkan adalah barang dan jasa menurut selera konsumen, seperti kebutuhan pakaian, sandang, kendaraan dan sebagainya. Sementara pendapatan perusahaan (revenue) berasal dari pembelian barang dan jasa oleh konsumen. Sedangkan pada ekonomi bisnis media pada media cetak Harian Serambi Indonesia yang dihasilkan adalah informasi dalam bentuk iklan, dimana pendapatan (revenue) perusahaan berasal dari pemasang iklan (client). Iklan yang dimaksud adalah iklan pengobatan tradisional. 2. Pada aktivitas ekonomi atau bisnis biasa, hubungan antara biaya produksi (output) dan pendapatan (revenue) perusahaan jelas terlihat atau dapat dikatakan berhubungan langsung. Namun pada bisnis media hubungan antara Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 2 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP biaya produksi (output) dan pendapatan (revenue) tidak terjadi langsung. Hal ini disebabkan pendapatan dari bisnis media utamanya adalah dari iklan, bukan dari output media. Para pemasang iklan akan tertarik untuk menggunakan suatu media untuk beriklan bila rating atau peringkat dari media tersebut tinggi. Begitu pula pada media cetak Harian Serambi Indonesia, para client memiih beriklan di media cetak Harian Serambi Indonesia dikarenakan rating oplah Serambi Indonesia dibandingkan dengan media cetak lainnya lebih besar dan menjangkau ke berbagai daerah di Aceh. 3. Pada bisnis media mengelola dua kelompok pasar yang berbeda dalam waktu yang sama, yaitu pasar produk yang dihasilkan (pembaca) dan pasar pemasang iklan (calon klien lainnya). Sedangkan bisnis lain pada umumnya hanya mengelola satu pasar saja, yaitu konsumen dari produknya. Begitu pula pada media cetak Harian Serambi Indonesia, selain mengelola isi konten iklan agar pembaca tertarik, juga mengelola pemasang iklan lainnya agar tertarik juga ikut beriklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi media cetak Harian Serambi Indonesia mempublikasikan iklan yang melanggar pedoman Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman, maka didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu: - Media cetak Harian Serambi Indonesia mengakui adanya iklan yang terlewatkan saat pengkroscekan, sehingga muncullah iklan pengobatan tradisional yang melanggar pedoman Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Periklanan. - Ada suatu unsur kepentingan pada media cetak Harian Serambi Indonesia dalam bisnis ekonomi pada media, mengingat iklan-iklan pada media cetak Harian Serambi Indonesia baik dengan sistim iklan paketan maupun non paket di bayar mahal oleh pihak produsen (client). Sehingga iklan merupakan pendapatan utama bagi media cetak Serambi Indonesia dan sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas media. - Media cetak Harian Serambi Indonesia tidak terlalu peduli pada keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 386/Men.Kes/SK/1V/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman. Hal ini disimpulkan karena pihak periklanan media cetak Serambi Indonesia tidak update dalam hal pedoman peraturan beriklan yang berlaku di Indonesia. Bagi media cetak Harian Serambi Indonesia peraturan-peraturan tersebut merupakan tanggung jawab produsen (client). - Peraturan periklanan obat di Indonesia masih tumpang tindih. Pelanggaran pedoman periklanan obat tradisional terjadi karena tidak tegasnya pedoman Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 3 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP periklanan. Rambu-rambu periklanan yang dibuat oleh Menteri, KPI atau Badan Pengawas Persatuan Perusahaan PeriklananIndonesia (BPP P3I) belum tersosialisasikan dengan baik. SARAN Adapun saran-saran peneliti terhadap penelitian ini adalah: 1. Media cetak Harian Serambi Indonesia harus lebih teliti dalam pengkroscekan iklan sebelum dipublikasi. 2. Media cetak Harian Serambi Indonesia harus melaksanakan kegiatan jurnalistik termasuk bisnis media yang bertanggung jawab dengan mentaati hukum dan aturan-aturan yang berlaku. 3. Kajian ilmiah tentang implementasi hukum dalam kegiatan jurnalistik media harus lebih diperbanyak, agar terciptanya sebuah iklim media yang professional dan sesuai dengan aturan yang berlaku. 4. KPI dan pihak yang berwenang lainnya harus lebih serius dan tegas dalam mengatur periklanan Indonesia dan memberikan sanksi yang jelas pada pelanggaran peraturan periklanan, khususnya obat tradisional. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Subagio. 2010. Marketing In Business. Jakarta: Mitra Wacana Media. Aminah, Siti. Politik Media, Demokrasi dan Media Politik. Journal Fisip Unair: Surabaya. Arbaiyah, Siti. 2010. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Sirkulasi Di Serambi Indonesia Meunasah Manyang PA Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2010.Skripsi Politeknik Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam: Banda Aceh. Arikunto, Suharismi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. _________________. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ilyas, Wirawan Bermawi & Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Durianto, Sugiarto, Widjaja & Supraktino.2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. ____________________. 2003. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Emzir.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Raja Grafindo Persada. Gilpin, Robert. 1987. The Dynamics of International Political Economy, dalam the Political Economy of International Relations. Princeton: Princeton University Press. Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 4 a a wa Jurn h Mah sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya; Edisi Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kriyantono, Rakhmat. 2008. Teknik Prkatis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mc.Quil, Dennis. 2005. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Moleong, Lexy Johannes. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moeliono, Anton Moedardo. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Media Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Nuradi, Wicaksono Dkk. 1996. Kamus Isilah Periklanan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rosady, Ruslan. 2004. Metode Penelitian Public Relation. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _____________. 2008. Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdkarya. Soehadi, Burhan. 1978. Media Komunikasi Massa dan Perannya dalam Pembentukan Opini Publik fakultas Hukum USU. Medan. Widjaja, HAW. 2010. Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara. Ahmad Fatoni. 2010. Ekonomi Media. https://ahmadfatoniofficial.wordpress.com/2010/05/03/ekonomi-media/. Diakses: 5 Maret 2016. Stings_ary1556. 2016. Journal Ekonomi Media. https://www.scribd.com. Diakses: 9 Juni 2016 Pelanggaran Pedoman Periklanan Obat Tradisional Menteri Kesehatan Oleh Media Cetak Di Aceh (Studi Kasus Media Cetak Harian Serambi Indonesia), (Astia Ulfa, Hamdani M. Syam, M.A) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1. №. 1. Januari 2017 1-13 1 5