HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL (Studi Penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS Disusun Oleh: SUTARSIH 1050 15000 656 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1430 H ABSTRAK SUTARSIH. Hubungan Antara Hasil Belajar Sosiologi Dengan Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan (positif) antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat selama bulan Januari 2009 dan penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang siswa kelas XI IPS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional. Untuk skor hasil belajar Sosiologi diperoleh dari hasil ujian semester 1 dan untuk skor sikap siswa terhadap lingkungan sosial diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan penskoran 1-4 disusun menurut skala Likert. Sebelum instrument penelitian digunakan dalam penelitian terlebih dahulu di uji cobakan. Jumlah pernyataan pada waktu uji coba sebanyak 30 butir dan pada waktu penelitian jumlahnya sebanyak 20 butir. Teknik analisis data yang digunakan analisis satu variabel dan uji korelasi. Dari hasil penelitian dengan uji hipotesis diperoleh rxy=0,571. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan cukup signifikan atau searah (positif) antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial dan variansi hasil belajar sosiologi dapat memberi kontribusi kepada sikap siswa terhadap lingkungan sosial sebesar 33 %. Kata kunci: hasil belajar sosiologi, sikap siswa, lingkungan sosial. ABSTRACT SUTARSIH. Relationship Between Learning Outcomes Sociology With Student Attitudes Against Social Environment. Department of Social Sciences Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aimed to determine whether there was a significant (positive) between the results of the sociology of learning with students' attitude towards the social environment. This research was conducted at the high school during the month of Ciputat PGRI 56 January 2009, and the research was conducted on 30 students of grade XI IPS. The research method used is survey method with correlation techniques. To score the results obtained from studying sociology first semester exam results and to score students' attitude towards the social environment resulting from the spread of the questionnaire by scoring 1-4 were prepared according to the Likert scale. Before the research instrument used in prior studies was tested. The number of questions during the trial as many as 30 points and at the time of research in number as many as 20 points. Data analysis techniques used in the analysis and correlation test one variable. From the results of research by testing hypotheses rxy = 0.571. The conclusion of this study is that there is a significant relationship or the direction (positive) between the results of the sociology of learning with students 'attitude towards social and environmental variance, the results of the sociology of learning can contribute to students' attitude towards the social environment of 33%. Keywords: Sociology environment. learning outcomes, student attitudes, social KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada panutan kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta kita sebagai ummatnya. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun skripsi ini jauh dari kesempurnaan, ini merupakan hasil usaha maksimal yang dapat penulis lakukan. Penulis sepenuhnya menyadari, bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan yang penuh ketulusan, baik secara moril maupun materil dari semua pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MM, Selaku Dosen Pembimbing. Berkat jasa beliau, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Asep Setiadi, M. Pd, Kepala SMA PGRI 56 Ciputat, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta sarannya pada saat penulis melakukan penelitian ini. 6. Keluarga Besar SMA PGRI 56 Ciputat, yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian. i 7. Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, segala pengorbanan, kasih sayang dan do’a yang telah diberikan, ananda ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas jasa-jasa kalian yang tiada tara serta tulus ikhlas. 8. Kakak-kakaku dan adikku tersayang, yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang tulus untuk penulis. 9. Bapak Sholeh Amrullah, yang telah banyak memberi bimbingan spiritual, dukungan dan do’a yang tulus serta yang telah mengajari arti kehidupan kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku, Ello, Lilis, Wije, Diah, Nungse, Hilda, Pipit, Dede, Zeki, Arfah, Viva, Yeyen. 11. Teman-temanku anak-anak IPS angkatan 2005, yang telah memberikan pengalaman yang berharga untuk penulis. 12. Keluarga besar IMM Cabang Ciputat, immawan & Immawati, serta kawankawanku seperjuangan, Yuna, Sita, Ningsih, Toto, Ifin, Rijal, Indra, Amir, Hasbi dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak inspirasi dan pengalaman yang sangat berharga untuk penulis. 13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan do’anya dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya, tiada untaian kata yang terindah kecuali rasa syukur atas segala Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya Allah SWT. Dan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin. Jakarta, 18 April 2010 Penulis Sutarsih ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………. i DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vi DAFTAR TABEL………………………………………………………… vii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………. 8 C. Pembatasan Masalah…………………………………………. 9 D. Perumusan Masalah…………………………………………... 9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………… 10 BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. A. Konsep Tentang Belajar dan Hasil Belajar…………………... 11 1. Hakikat Belajar…………………………………………… 11 2. Hakikat Hasil belajar…………………………………….. 13 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar....................... 15 4. Teori-Teori Belajar.............................................................. 18 a. Behaviorisme………………………………………….. 18 b. Kognitivisme.................................................................. 19 c. Teori Belajar Psikologi Sosial........................................ 21 d. Teori Belajar Gagne....................................................... 21 B. Konsep Tentang Pelajaran Sosiologi………………………… 22 1. Pengertian Sosiologi……………………………………… 22 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi……………….. 23 3. Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi......................................... 24 4. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi..... 24 iii C. Konsep Tentang Sikap……………………………………….. 25 1. Pengertian dan Komponen-Komponen Sikap....................... 25 2. Pembentukan dan Perubahan Sikap...................................... 27 3. Fungsi dan Sumber Sikap...................................................... 27 4. Sikap Sosial dan Individual.................................................. 28 5. Hubungan Sikap dan Pendapat.............................................. 29 6. Pengukuran (Skala) Sikap...................................................... 29 D. Konsep Tentang Lingkungan Sosial………………………….. 30 1. Keluarga………………………………………………….. 31 2. Sekolah………………………………………………….... 32 3. Masyarakat……………………………………………….. 33 E. Kerangka Berpikir……………………………………………. 34 F. Hipotesis Penelitian…………………………………………... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….. 37 B. Metode Penelitian…………………………………………… 37 C. Populasi dan Sampel………………………………………… 38 D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………... 38 E. Variabel Penelitian…………………………………………… 40 F. Instrumen Penelitian………………………………………… 40 G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……………………..... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 Ciputat…………………… 46 1. Sejarah Berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat……………… 46 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA PGRI 56 Ciputat………….. 47 3. Tujuan Sekolah…………………………………………… 47 4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan……………………. 48 5. Kegiatan Ekstra Kurikuler……………………………….. 52 iv 6. Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi.................................. 52 7. Struktur Organisasi………………………………………. 53 B. Deskripsi Data………………………………………………. 54 C. Analisis Data………………………………………………… 71 1. Analisis Data melalui teknik korelasi Product Moment..... 71 2. Analisis Hasil Wawancara……………………………….. 72 D. Interpretasi Data…………………………………………….. 74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………. 76 B. Saran…………………………………………………………. 77 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 78 LAMPIRAN v DAFTAR GAMBAR Gambar. 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar..................... 17 Gambar. 4.1 Bagan Struktur Organisai SMA PGRI 56 CIPUTAT……… 53 Gambar. 4.2 Histogram Hasil Belajar Sosiologi siswa…………………… 56 Gambar. 4.3 Histogram Sikap siswa terhadap lingkungan Sosial................ 57 vi DAFTAR TABEL Tabel. 3.1 Tabel. 3.2 Tabel. 4.1 Tabel. 4.2 Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial.................. 41 Angka Indeks Korelasi Product Moment................................. 44 Daftar Nama Guru SMA PGRI 56 Ciputat………………...... 48 Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Tahun Ajaran 2009/2010….................................................................. 50 Tabel. 4.3 Sarana Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Tahun Ajaran2009/2010.............................................................. 51 Tabel. 4.4 Rangkuman Skor Hasil Belajar Sosiologi Siswa dan Sikap siswa terhadap lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat……………………………………………………… 54 Tabel. 4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar sosiologi siswa SMA PGRI 56 Ciputat……………………………………… 55 Tabel. 4.6 Distribusi frekuensi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat……………………………………….. 56 Tabel. 4.7 Peranan keluarga sangat penting……………………………… 58 Tabel. 4.8 Peranan keluarga tidak penting……………………………….. 58 Tabel. 4.9 Tidak merasa malu sedikitpun ketika bolos sekolah………….. 59 Tabel. 4.10 Bebas bertindak sesuka hati…………………………………… 59 Tabel. 4.11 Patuh dan selalu mendengarkan nasihat orang tua…………… 60 Tabel. 4.12 Tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk orang tua sendiri……………………………………………………... 61 Tabel.4.13 Lingkungan sekolah sangat kumuh…………………………… 61 Tabel.4.14 Merasa malu ketika datang terlambat apalagi bolos sekolah…. 62 Tabel.4.15 Setelah belajar sosiologi akhirnya memahami cara bermasyarakatyang baik………………………………….. 63 Tabel.4.16 Telah belajar Sosiologi tapi tidak memahami cara bermasyarakat yang baik………………………………… 63 Tabel.4. 17 Lingkungan sekolah sangat bersih……………………………. 64 Tabel.4. 18 Menolak ketika diajak teman untuk bolos sekolah…………… 65 Tabel.4. 19 Merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman yang bolos sekolah …………………………………………… 65 Tabel.4. 20 Hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolong- menolong ……………………………………... 66 Tabel.4. 21 Hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong dan saling menghormati………………………………………..67 Tabel.4. 22 Komunikasi yang baik belum tentu hidup masyarakat Harmonis……………………………………………………… 67 Tabel.4. 23 Malas untuk membantu orang lain…………………………….68 Tabel.4. 24 Selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain……………………………………………. 69 Tabel.4. 25 Bertingkah laku sesuka hati sendiri…………………………... 69 Tabel.4. 26 Tawuran termasuk gaya hidup modern……………………….. 70 vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Angket mengenai sikap siswa terhadap lingkungan Hasil Angket sikap siswa Uji Coba Validitas butir pertanyaan angket “Correlations” Uji Reliabilitas Hasil uji coba validitas Instrument Kisi-kisi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial Nilai rapor siswa semester 1 Perhitungan untuk variabel X dan Variabel Y Data skor Hasil Belajar Sosiologi (variabel X) dan Skor Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat (variabel Y) Uji korelasi antara variabel X dengan Variabel Y Tabel Statistik Nilai–Nilai r Product Moment Hasil berita wawancara dengan kepala sekolah SMA PGRI 56 ciputat Hasil berita wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 ciputat Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 ciputat Hasil berita wawancara dengan siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 ciputat Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat Hasil berita wawancara dengan orang tua siswa-siswi kelas XI IPS SMA PGRI 56 ciputat Wawancara bersama Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat Gambar Siswa-siswi sedang mengisi angket dikelas. viii BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 Ciputat 1. Sejarah berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat SMA PGRI 56 Ciputat merupakan salah satu lembaga pendidikan perjuangan bangsa yang dinaungi oleh Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). SMA PGRI Ciputat sangat konsisten dengan tujuannya, yaitu: menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua lapisan masyrakat. Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI 56 Ciputat terletak di jalan Pendidikan no.30 0217409808, Ciputat E-mail. kota Tangerang Selatan [email protected]. 15411, Sekolah Tlp. ini didirikan pada tahun 1982 yang berdasarkan Surat Keputusan akreditasi lama /SK No. 086/102.Kep/E.84/16 Maret 1984, dan akreditasi baru yaitu /SK No. Ma. 002937/28.00.Ma.0003.06/ 27 Juni 2006, yang berdiri diatas lahan tanah seluas 1777 m2, yang dipergunakan untuk bangunan seluas 877 m2, halaman seluas 300 m2, dan untuk lapangan olahraga seluas 600 m2. Lahan tanah yang dipergunakan oleh SMA PGRI 56 Ciputat ini milik tentara ABRI 203 yang diwakafkan untuk pendidikan. SMA PGRI 56 Ciputat dikepalai oleh Drs. Asep Setiadi, M.Pd dan Novia Roza, M.Pd sebagai wakil kepala sekolah. 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA PGRI 56 Ciputat a. Visi Menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai pusat pengembangan Pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader bangsa yang berkualitas yang unggul dalam Iptek dan imtaq” b. Misi Berisi langkah-langkah yang mewujudkan visi di atas melalui: 46 harus dilakukan dalam rangka 47 1) Menyelenggarkan pendidikan umum yang bersifat nasional 2) Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil, dan bermutu 3) Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa, dan negara 4) Menjadikan lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Ciputat dan sekitarnya 5) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya. 3. Tujuan Sekolah a. Tujuan jangka panjang: berisi tujuan jangka panjang sekolah (5 tahun kedepan) b. Tujuan jangka pendek: berisi serangkaian tujuan jangka pendek yang mewujudkan dalam tahunan seperti: 1) Membentuk pokja/Tim kecil sebagai pionir dalam mengimplementasikan budaya profesional 2) Menjaring calon siswa yang berkualitas 3) Menganalisa dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan Standar Kompetensi Nasional dan Internasional 4) Meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi 5) Menjalin kerjasama dengan lembaga/PP instansi terkait, dan masyarakat dalam rangka perkembanngan IPTEK 6) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang sesuai dengan minat siswa 7) Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana serta program pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil belajar siswa. 1 1 Setiadi, Asep, Wawancara, Ciputat, 15 Januari 2010 48 4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan a. Guru Dalam proses belajar mengajar, sangat dibutuhkan tenaga yang profesional agar tercipta generasi yang berkompeten dan mempunyai skill yang memadai. Kondisi guru-guru di SMA PGRI 56 Ciputat, apabila dilihat pada standar kompetensinya, pendidikan tenaga pengajar pada umumnya sesuai dengan bidangnya atau dengan kata lain sesuai dengan disiplin keilmuannya. Adapun tenaga pengajar yang ada di SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2008/2009, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.1 Daftar Nama Guru SMA PGRI 56 Ciputat No Nama 1 Drs. Asep Setiadi, L/P Status Pendidikan Mata Pegawai Terakhir Pelajaran S.2. Adm. Manj L DPK Novia Roza, M.Pd P DPK Siti Aisyah, M.Pd P PNS 4 Dra. Ulfiati R P PNS S.1 Pend. B.Indo B. Indo 5 Drs. Tatang L GTT S.1. MIPA Matematika M.Pd 2 3 Gunawan Pend. S.2. Adm. Manj Pend S.2. Adm. Manj Pend. Fisika B.Inggris Ekonomi 6 Drs. Junaedi L GTT S.2. PDU Ekonomi 7 Dra. Ecin K P GTT S.1. B.Indo B.Indonesia 8 H. Hasan HB, L GTT L GTT M.Pd 9 Drs. Sidup Usman S.1. Adm. Manj Pend. S.1. B.Indo Sosiologi B.Indonesia 49 10 Drs.Tatang Setiawan 11 M. Zaenudin ZM, S.pd 12 Dra. Tinelfia 13 Tatan. ZM, S.Ag, M.pd L GTT S.1. Biologi Biologi L GTT S.1 Tata Niaga Penjaskes P GTT S.1. Kimia Fisika L GTT S.2. Adm. Manj Pend Geografi 14 Komariah S.Pd P GTT S.1. B.Indo B.Indonesia 15 Buyung Tarmizi L GTT S.1. Pend. IPS Sejarah 16 Abdul Rochim, L GTT S.1. Biologi Biologi S.Pd 17 Yunita N, S.Hum P GTT S.1. Hum Sosiologi 18 Cucu PAlam, S.Pd L GTT S.1. Kesenian Senibudaya 19 Heru Sutanto, L GTT S.1. MIPA Geografi S.Pd 20 Budiyanto S.Pd L GTT S.1. P.IPS Sejarah 21 Yusep K.S, SE L GTT S.1. Manajemen TI K 22 Drs. Hartono L GTT S.1. MIPA Fisika 23 Eko Sulistiyo L GTT S.1. Manajemen TIK 24 Even Apriansyah L GTT 25 Eka R.,S.Pd P GTT S1. Pend. Mtk Matematika 26 Agus S, S.Pd.I L GTT S.1. PAI PAI Rindu Harahap L GTT 27 SB Agama Kristen Sumber : Dokumen Tata Usaha b. Siswa Siswa merupakan salah satu komponen sekolah yang sangat penting dan berhak mendapatkan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat Berjumlah 270 orang dengan jumlah 50 rombel sebanyak tujuh, hal ini membuktikan antusias masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMA PGRI 56 Ciputat ini cukup tinggi. Adapun jumlah siswa di SMA PGRI 56 Ciputat tahun 2009/2010, yaitu sebagai berikut: Tabel. 4.2 Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Tahun Ajaran 2009/2010 No Program Kelas X RB Siswa L P RB Siswa L Kelas XII RB P Siswa L P RB Siswa L P 2 40 38 Umum 2 IPA 2 25 32 1 17 28 3 42 60 3 IPS 1 27 8 1 32 13 2 69 21 3 52 40 2 49 41 7 151 119 2 40 38 Jumlah 1 Jumlah 2 Kelas XI 40 38 Sumber : Dokumen Tata Usaha c. Karyawan Selain tenaga pendidik dan peserta didik, komponen penting lainnya untuk mendukung proses pelaksanaan KBM adalah karyawan. Karyawan di SMA PGRI 56 Ciputat berjumlah 7 orang. Yang terdiri dari 1 orang satpam, 1 orang kebersihan, 1 orang penjaga perpustakaan, 4 orang petugas Tata Usaha (TU). d. Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting untuk menunjang dalam porses pelaksanaan pembelajaran. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di SMA PGRI 56 Ciputat tersedianya fasilitasfasilitas. Adapun saran prasarana yang ada di SMA PGRI 56 Ciputat dapat dilihat pada tabel berikut ini; 51 Tabel 4.3 Keadaan Sarana Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Tahun Ajaran 2009/2010 Jenis ruang Jumlah Kondisi Lab. Komputer 1 baik Lab. Bahasa 1 baik Lab. Multimedia 1 baik Laboratorium IPA 1 baik Lapangan Olahraga 1 baik Ruang Perpustakaan 1 baik Ruang Belajar/Kelas 10 baik Ruang Kepala Sekolah 1 baik Ruang Guru 1 baik Ruang BP/ BK 1 baik Ruang TU 1 baik Kamar Mandi/ WC Guru 1 baik Kamar Mandi / WC Siswa 1 baik Gudang 1 baik Rumah Ibadah 1 baik Sumber: Dokumen Tata Usaha 5. Kegiatan Ekstra Kurikuler Untuk mendukung hasil kegiatan belajar mengajar dan pengembangkan bakat serta kreatifitas siswa, maka berbagai kegiatan ekstra kurikuler diadakan disekolah ini. Diantaranya yaitu Pramuka, PMR, UKS, ROHIS, Tari Saman, dan futsal putra/putri. Yang kesemuanya ini tujuannya adalah untuk menyalurkan minat, bakat dan kreatifitas siswa dan siswi SMA PGRI 56 Ciputat. 52 6. Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Kurikulum untuk pelajaran Sosiologi yang dpakai adalah kurikulum 2006 atau dikenal dengan istilah KTSP dan waktu belajarnya selama empat jam pelajaran dalam satu minggu. Dalam penyampaian materi pelajaran sosiologi guru menggunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari, walaupun tidak sesempurna yang diinginkan. Diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Seluruh metode tersebut digunakan secara bervariasi dan terpadu. Selain itu kegiatan belajar tidak selalu dilaksanakan didalam ruang kelas melainkan juga diluar kelas baik, di lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat dengan cara guru meberi tugas kelompok yang langsung terjun kemasyarakat. Hal ini disesuaikan dengan materi yang dipelajari, dengan tujuan agar siswa mampu untuk memahami dan menghayati terhadap apa yang telah mereka pelajari. Sehingga mereka benar-benar faham dan mengerti, serta mampu memperaktikannya dengan nyata dalam kehidupannya masing-masing. 2 2 Yunita, S. Hum, Guru Mata Pelajaran Sosiologi SMA PGRI 56, Ciputat, Wawancara Pribadi, Ciputat , 14 Januari 2010. 53 7. Struktur Organisasi Gambar. 4.1 Bagan Struktur Organisasi SMA PGRI 56 CIPUTAT Kepala Sekolah Drs, Asep Setiadi, M.Pd Wakil Kepala Sekolah Novia Roza, M. Pd Bendahara Dra. Novia Roza, M. Wk. Kurikulum Tatan ZM, S.Pd, M.Pd Tata Usaha Drs. Duduh Wk. Kesiswaan Sidup Usman,S.Pd Wk. Sarana Drs. Junaedi,M,Pd Dewan Guru Siswa Wk. Humas Drs.Siti Aisyah 54 B. Deskripsi Data Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hasil belajar sosiologi siswa sebagai variable X dan sikap siswa terhadap lingkungan sosial sebagai variable Y. Data yang dideskripsikan sebagai variable X merupakan data hasil belajar yang diperoleh dari nilai raport sebanyak 30 orang siswa. Sedangkan data yang dideskripsikan sebagai variable Y merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang telah penulis sebarkkan kepada 30 orang siswa, dengan jumlah butir soal 20 item dan masing-masing item mempunyai skor tertentu yang kemudian ditotalkan pada msing-masing siswa, dan hasilnya akan penulis deskripsikan dalam bentuk tabel distribusi. Tabel 4.4 Rangkuman Skor Hasil Belajar Sosiologi Siswa dan sikap siswa terhadap lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Parameter Skor terendah Skor tertinggi Rentang (Range) Banyak Kelas (K) Panjang Kelas (P) Rerata (Mean) Median (Me) Modus (Mo) Standar Deviasi (SD) Variants/Simpangan (S) X Y 50 80 30 6 6 65,7 65,7 64,9 8,25 68,2 56 72 16 6 3 64,2 64,9 66,3 5,88 34,62 1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai siswa smesester 1 (diambil dari nilai raport siswa) pada mata pelajaran Sosiologi di SMA PGRI 56 Ciputat yang dipilih secara acak. 55 Untuk menggambarkan distribusi frekuensi hasil belajar siswa, maka nilai/skor diambil dari nilai raport, sebagaimana terlihat dalam table berikut: Tabel. 4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar sosiologi siswa SMA PGRI 56 Ciputat Interval Fi X Fi.X 50 - 55 56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 79 80 - 85 ∑ 5 3 10 6 5 1 30 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 262,5 175,5 645 423 382,5 82,5 1971 Batas Bawah 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 Batas Atas 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 FKb Fka 5 8 18 24 29 30 30 25 22 12 6 1 Jika nilai siswa pada mata pelajaran sosiologi semester 1 yang diambil dari nilai raport dikategorikan sebagai berikut: 50-55 adalah rendah/cukup, 62-73 adalah sedang/baik, dan 74-85 adalah tinggi/sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa nilai siswa pada mata pelajaran sosiologi semester 1 yang diambil dari nilai raport termasuk kategori sedang/baik. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa kebanyakan siswa memiliki hasil belajar pada kategori sedang yaitu 22 orang dari 30 orang siswa dari keseluruhan siswa yang diteliti. 56 12 10 8 6 4 2 0 50 ‐ 55 56 ‐ 61 62 ‐ 67 68 ‐ 73 74 ‐ 79 80 ‐ 85 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Sosiologi Siswa 2. Hasil penelitian tentang sikap siswa terhadap lingkungan sosial Tabel distribusi frekuensi dari nilai/skor sikap siswa dibuat dengan cara mengelompokkan data table distribusi. Tabel.4.6 Distribusi frekuensi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat Interval Fi X Fi.X Batas Bawah 55,5 58,5 61,5 64,5 67,5 70,5 Batas Atas 58,5 61,5 64,5 67,5 70,5 73,5 FKb Fka 56 - 58 5 57 285 5 30 59 - 61 4 90 240 9 25 62 - 64 5 63 315 14 21 65 - 67 8 66 528 22 16 68 - 70 6 69 414 28 8 71 - 73 2 72 144 30 2 ∑ 30 1926 Jika sikap siswa terhadap lingkungan sosial berdasarkan angket dikategorikan sebagai berikut: 56-61 adalah rendah/cukup, 62-67 adalah sedang/baik, dan 68-73 adalah tinggi/sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap lingkungan sosial termasuk kategori sedang/baik. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa kebanyakan siswa 57 mem miliki jawabban skor haasil angket pada kateggori sedangg dengan ju umlah respponden 16 orang dari 300 orang jum mlah respondden keseluruuhannya. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 56 ‐‐ 58 59 ‐ 61 6 62 ‐ 64 65 ‐ 67 68 ‐ 70 71 ‐ 73 Gamb bar 4.3 Histogram sik kap siswa teerhadap lin ngkungan ssosial Saalah satu tekknik pengum mpulan dataa yang diguunakan dalaam penelitiaan ini adallah dengan menggunaakan angkeet yang disebarkan keepada respo onden yangg telah dippilih secara acak seb bagai samppel. Kemuudian data yang dipeeroleh diolaah dalam beentuk tabel distribusi yang dilenggkapi perseenatse denggan mengguunakan rum mus: P= F N x 100 % Keterrangan: F = Frekuensi F yaang sedang dicari preseentasenya N = Number N of cases c (jumlaah frekuensii/banyaknyaa individu) P = Angka A preseentase k d dimasukkan ke dalam taabulasi, yanng merupakaan Haasil angket kemudian proses data-data instrument pengumpullan data (angket) menjaadi table-tab bel angkaa dalam pressentase yanng dapat diliihat pada tabble-tabel beerikut: 58 Tabel.4.7 Peranan keluarga sangat penting Keterangan Frekuensi Presentase Sangat setuju 25 83% Setuju 5 17% Tidak setuju 0 0% Sangat tidak setuju 0 0% Total 30 100% Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa peranan keluarga sangat penting. Pada pertanyaan no 1 dapat diketahui sebanyak 25 siswa atau 83% menjawab sangat setuju, 5 siswa atau 17% menjawab setuju, dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa peranan keluarga sangat penting. Tabel.4.8 Peranan keluarga bagi saya tidak penting Keterangan Frekuensi Presentase Sangat setuju 0 0% Setuju 0 0% Tidak setuju 9 30% Sangat tidak setuju 21 70% Total 30 100% Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap peranan keluarga tidak penting. 59 Pada pertanyaan no 2 dapat diketahui sebanyak 21 siswa atau 70% menjawab sangat tidak setuju, 9 siswa atau 30% menjawab tidak setuju, dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab setuju dan sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan peranan keluarga penting. Tabel.4.9 Tidak merasa malu sedikitpun ketika bolos sekolah Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 3 10 Setuju 1 3 Tidak setuju 15 50 Sangat tidak setuju 11 37 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa tidak merasa malu sedikitpun ketika bolos sekolah. Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37% menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50%, menjawab tidak setuju, dan 1 siswa menjawab setuju dan 3 siswa sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa merasa malu ketika bolos sekolah. Tabel.4.10 Bebas bertindak sesuka hati Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 1 3,3 Setuju 4 13,3 Tidak setuju 16 53,3 Sangat tidak setuju 9 30 Total 30 100 60 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menyatakan tidak setuju bertindak sesuka hati. Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 9 siswa atau 30% menjawab sangat tidak setuju, 16 siswa atau 53,3% menjawab tidak setuju, 4 siswa menjawab setuju dan 1 siswa menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju bertindak sesuka hati. Tabel.4.11 Patuh dan selalu mendengarkan nasihat orang tua Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 3 10 Setuju 23 77 Tidak setuju 3 10 Sangat tidak setuju 1 3 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa menyetujui saya termasuk anak penurut dan selalu mendengarkan nasihat orang tua saya. Pada pertanyaan no 5 dapat diketahui sebanyak 3 siswa atau 10% menjawab sangat setuju, 23 siswa atau 77% menjawab setuju, 3 siswa menjawab tidak setuju dan 1 siswa menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan setuju bahwa dia adalah penurut dan selalu mendengarkan nsihat orang tua. 61 Tabel.4.12 Tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk orang tua sendiri Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 1 3 Setuju 1 3 Tidak setuju 15 50 Sangat tidak setuju 13 43,3 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa tidak pernah mendengarkan nasihat siapapun termasuk orang tua sendiri. Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 13 siswa atau 43,3% menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50% menjawab tidak setuju, 1 siswa menjawab setuju dan 1 siswa menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju bahwa siswa tidak pernah mendengarkan nasihat siapapun termasuk orang tua sendiri. Tabel.4.13 Lingkungan sekolah sangat kumuh Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 2 7 Setuju 5 17 Tidak setuju 16 53 Sangat tidak setuju 7 23 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap lingkungan belajar 62 (sekolah) sangat kumuh sehingga tidak mendukung untuk kegiatan belajar mengajar. Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 7 siswa atau 23% menjawab sangat tidak setuju, 16 siswa atau 53% menjawab tidak setuju, 5 siswa menjawab seuju dan 2 siswa yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju bahwa lingkungan belajar (sekolah) kumuh sehingga tidak mendukung untuk kegiatan belajarmengajar.. Tabel.4.14 Merasa malu ketika datang terlambat apalagi bolos sekolah Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 11 37 Setuju 18 60 Tidak setuju 0 0 Sangat tidak setuju 1 3 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa merasa malau ketika datang kesekolah terlambat apalagi bolos sekolah. Pada pertanyaan no 8 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37% menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab tidak setuju dan 1 siswa yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa malu ketika datang kesekolah terlambat apalagi bolos sekolah. 63 Tabel.4.15 Belajar sosiologi bisa memahami cara bermasyarakat yang baik. Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 10 33 Setuju 18 60 Tidak setuju 2 7 Sangat tidak setuju 0 0 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa setelah belajar sosiologi akhirnya dapat memahami cara bermasyarakat yang baik. Pada pertanyaan no 9 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau 33% menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, 2 siswa atau 7 % menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyetujui bahwa setelah belajar sosiologi dapat memahami cara bermasyarakat yang baik. Tabel.4.16 Telah belajar sosiologi tapi tidak memahami cara bermasyarakat yang baik Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 3 10 Setuju 7 23 Tidak setuju 17 57 Sangat tidak setuju 3 10 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju 64 atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap walaupun telah belajar sosiologi tapi siswa tidak memahami cara bermasyarakat yang baik.. Pada pertanyaan ini dapat diketahui sebanyak 3 siswa atau 10% menjawab sangat tidak setuju, 17 siswa atau 57% menjawab tidak setuju, 7 siswa atau 23% menjawab setuju dan 3 siswa atau 10% yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju telah belajar sosiologi tapi siswa tidak memahami cara bermasyarakat yang baik. Tabel.4.17 Lingkungan sekolah saya sangat bersih Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 10 33 Setuju 16 53,3 Tidak setuju 3 10 Sangat tidak setuju 1 3 Total 30 100 Keterangan Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa lingkungan sekolah saya sangat bersih, sehingga mendukung untuk kegiatan belajar Pada pertanyaan no 11 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau 33% menjawab sangat setuju, 16 siswa atau 53,3% menjawab setuju, 3 siswa menjawab tidak setuju dan 1 siswa yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa lingkungan sekolah saya sangat bersih sehingga mendukung untuk kegiatan belajar. 65 Tabel.4.18 Menolak ketika diajak teman untuk bolos sekolah Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 11 37 Setuju 16 53 Tidak setuju 1 3 Sangat tidak setuju 2 7 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa setuju walaupun teman memaksa mengajak untuk bolos, tapi sya tetap menolaknya. Pada pertanyaan no 12 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37% menjawab sangat setuju, 16 siswa atau 53% menjawab setuju, 1 siswa menjawab tidak setuju dan 2 siswa yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa Walaupun teman saya memaksa mengajak saya untuk bolos, tapi saya tetap menolaknya. Tabel.4.19 Merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman yang bolos sekolah Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 1 3 Setuju 0 0 Tidak setuju 19 63,3 Sangat tidak setuju 10 33 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju 66 atau tidak setuju karena artinya siswa merasa gengsi ketika diajak oleh teman untuk bolos sekolah, maka akhirnya mengikutinya. Pada pertanyaan no 13 dapat diketahui sebanyak 10 siswa atau 33% menjawab sangat tidak setuju, 19 siswa atau 63,3% menjawab sangat tidak setuju, dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab setuju dan 1 siswa yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju merasa gengsi ketika tidak mengikuti teman yang bolos sekolah. Tabel.4.20 Hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolongmenolong Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 26 87 Setuju 3 10 Tidak setuju 1 3 Sangat tidak setuju 0 0 Total 30 100% Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa menyetujui bahwa hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolong-menolong karena kita makhluk sosial. Pada pertanyaan no 14 dapat diketahui sebanyak 26 siswa atau 87% menjawab sangat setuju, 3 siswa atau 10% menjawab setuju,1 siswa atau 3% menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyetujui bahwa hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolong-menolong karena kita makhluk sosial. 67 Tabel.4.21 Hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong dan saling menghormati Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 2 7 Setuju 1 3 Tidak setuju 14 47 Sangat tidak setuju 13 43 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap hidup bermasyarakat tidak harus saling menghormati dan saling tolongmenolong karena hidup ini tidak butuh bantuan oang lain. Pada pertanyaan no 15 dapat diketahui sebanyak 13 siswa atau 43% menjawab sangat tidak setuju, 14 siswa atau 47% menjawab tidak setuju, 1 siswa atau 3 % menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju bahwa hidup bermasyarakat tidak harus saling tolong-menolong dan saling menghormati karena hidup ini tidak butuh bantuan orang lain. Tabel.4.22 Walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum tentu hidup masyarakat harmonis Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 2 7 Setuju 21 70 Tidak setuju 6 20 Sangat tidak setuju 1 3 Total 30 100 68 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap peranan keluarga tidak penting. Pada pertanyaan 16 dapat diketahui sebanyak 1 siswa atau 3% menjawab sangat tidak setuju, 6 siswa atau 20% menjawab sangat tidak setuju, 21 siswa atau 70% menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan setuju walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum tentu hidup masyarakat harmonis. Tabel.4.23 Malas untuk membantu orang lain Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 1 3 Setuju 3 10 Tidak setuju 19 63,3 Sangat tidak setuju 7 23 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa malas untuk membantu orang lain karena orang lain pun tidak peduli dengan saya. Pada pertanyaan no 17 dapat diketahui sebanyak 7 siswa atau 23% menjawab sangat tidak setuju, 19 siswa atau 63,3% menjawab tidak setuju, dan 1 siswa yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju saya malas untuk membantu orang lain, karena orang lain pun tidak peduli dengan saya. 69 Tabel.4.24 selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain Keterangan Frekuensi Presentase (%) Sangat setuju 11 37 Setuju 18 60 Tidak setuju 1 3 Sangat tidak setuju 0 0 Total 30 100 Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena artinya siswa setuju bahwa saya selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain Pada pertanyaan no 18 dapat diketahui sebanyak 11 siswa atau 37% menjawab sangat setuju, 18 siswa atau 60% menjawab setuju, 1 siswa atau 3% menjawab tidak setuju dan dari 30 siswa tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain. Tabel.4.25 Bertingkah laku sesuka hati sendiri Keterangan Frekuensi Presentase Sangat setuju 2 7 Setuju 7 23 Tidak setuju 15 50 Sangat tidak setuju 6 20 Total 30 100% Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa bertingkah laku sesuka hati sendiri. 70 Pada pertanyaan 19 dapat diketahui sebanyak 6 siswa atau 20% menjawab sangat tidak setuju, 15 siswa atau 50% menjawab tidak setuju, 7 siswa atau 23% dan 2 siswa atau 7% menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju siswa bertingkah laku sesuka hati sendiri. Tabel.4.26 Tawuran termasuk gaya hidup modern Keterangan Frekuensi Presentase Sangat setuju 2 7 Setuju 1 3 Tidak setuju 13 43 Sangat tidak setuju 14 47 Total 30 100% Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju karena artinya siswa menganggap tawuran wajar terjadi dikalangan remaja karena twuran itu adalah bagian dari gaya hidup modern. Pada pertanyaan 20 dapat diketahui sebanyak 14 siswa atau 47% menjawab sangat tidak setuju, 13 siswa atau 43% menjawab tidak setuju,1 siswa atau 3% menjawab setuju dan 2 siswa atau 7% yang menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan sangat tidak setuju Tawuran wajar terjadi di usia remaja karena menurut saya tawuran termasuk gaya hidup modern. 71 C. Analisis Data 1. Analisis Data melalui teknik korelasi Product Moment. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat, maka penulis mencari hubungan antara kedua variabel yang berbeda tersebut (variabel X dan variabel Y). Adapun teknik yang penulis gunakan yaitu korelasi product moment. rxy = rxy = N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y ) {N .∑ X 2 }{ − (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 } 30.128143 − (1978)(1932) {30.(133253) − (1978) }{. 30.(125044 − (1932) )} 2 rxy = 3844290 − 3821496 (3997590 − 3912484)(3751320 − 3732624) rxy = 22794 (85106)(18696) rxy = 22794 1591141776 rxy = 2 22794 39889,11852 rxy = 0,5714340363 rxy = 0,571 Setelah dilakukan penghitungan secara keseluruhan, hasil yang didapatkan adalah antara hasil belajar sosiologi siswa dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial (keluarga, sekolah dan masyarakat) di SMA PGRI 56 Ciputat diperoleh angka korelasi ”r” product moment 0,571. 72 2. Analisis Hasil Wawancara Setelah ditemukan hasil penghitungan korelasi antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan masyarakat yang menunjukkan terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara kedua variabel tersebut. Ini artinya ternyata ada hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Walaupun hubungan tersebut tidak terlalu kuat hubungannya. Menurut Bapak Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat, Pak Asep Setiadi, M.Pd, bahwa terdapat hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak sehari-hari, baik di sekolah (ketika berada didalam kelas) maupun dilingkungan masyarakat. Biasanya anak yang prestasinya baik cenderung sikapnya akan baik pula, begitupun sebaliknya, anak yang prestasinya rendah pada umumnya sikapnya cenderung kurang baik pula. Walaupun tidak setiap anak yang prestasinya jelek selalu jelek pula sikapnya, akan tetapi pada umumnya seperti itu yang terjadi di masyarakat. Selain itu, telah kita ketahui bersama bahwa materi yang dipelajari dalam mata pelajaran sosiologi adalah seputar kehidupan bermasyarakat. Selain itu tugas guru disini tidak hanya untuk menyampaikan materi saja akan tetapi untuk mendidik agar terbentuk manusia-manusia yang cerdas dan bersikap baik, sopan dan beretika. 3 Bu Yunita S. Hum 4 (Guru Sosiologi) mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa. Karena hal ini bisa dilihat dari prestasi mereka dan keperibadian masing-masing anak ketika sedang dikelas dan cara mereka bergaul dengan temannya, serta cara mereka bersikap. Selain itu dalam pembelajaran sosiologi mereka mempelajari materi sosialisasi, interaksi, perilaku menyimpang yang sering terjadi dilingkungan sosial, baik itu dilingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. 3 4 Setiadi, Asep, Wawancara, Ciputat, 15 Januari 2010. S, Yunita, Wawancara, Ciputat, 14 Januari 2010 73 Kemudian peneliti juga mewawancarai beberapa orang siswa, diantaranya siswa yang nilai Sosiologinya tertinggi, siswa yang memiliki nilai sedang dan siswa yang nilainya terendah. Kesimpulan dari tiap-tiap wawancara tersebut, ternyata anak yang nilai sosiologinya baik mereka cenderung sikapnya baik pula hal ini dilatarbelakangi oleh motivasi dari diri sendiri dan besarnya perhatian orang tua terhadap anak tersebut. Sedangkan mereka yang prestasinya sedang, dilatarbelakangi oleh adanya motivasi dari diri mereka sendiri, dan nilainya yang terndah mereka cenderung malas belajar dan sikapnya acuh tak acuh dan selain itu dilatarbelakangi oleh kurangnya perhatian orang tua sehingga mereka berulah untuk menarik perhataian orang lain, khususnya orang tuanya sendiri. Untuk mewawancarai orang tua siswa, peneliti mengambil beberapa orang tua siswa sesuai dengan jumlah siswa yang telah diwawancarai peneliti. Pandangan semua orang tua siswa pada umumnya sama. Mereka sangat memperhatikan kebutuhan sehari-hari anaknya terutama pendidikannya. Mereka berusaha mati-matian demi masa depan anakanaknya walaupun terkadang harus meminjam sana meminjam sini. Dan dari pengakuan beberapa orang tua, mereka juga sangat khawatir dengan faktor lingkungan dan pergaulan anak-anak mereka ketika sedang berada diluar rumah. Oleh karena itu mereka (para orang tua) berharap agar pihak sekolah khususnya para guru selalu membimbing dan membina anakanaknya disekolah. 74 D. Interpretasi Data 1. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu: a. Interpretasi secara sederhana/kasar Dari perhitungan rxy diatas, ternyata angka korelasi antara variabel X (hasil belajar sosiologi) dengan variabel Y (sikap siswa terhadap lngkungan sosial) tidakk bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy yang dihasilkan yaitu 0,571 yang berada pada rentang 0,571-0,70 berarti korelasi positif antara variabel x dan y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup. b. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “t” product moment Untuk mengetahui signifikansi rxy melalui tabel “r” product moment, langkah pertama yang harus ditempuh adalah dengan mencari df (degree of freedom) atau derajat bebasnya terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti sebanyak 30 orang, berarti N = 30. Variabel yang diteliti korelasinya adalah sebanyak dua variabel, yaitu variabel x dan variabel y, jadi nr = 2. Dengan demikian dapat diketahui df-nya adalah df = 30 - 2 = 28. Setelah diketahui df = 28 kemudian berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment pada taraf signifikansi 5 % = 0,361 karena rxy atau ro (0,571) pada taraf signifikansi 5 % lebih besar daripada tabel (0,361), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak yang menunjukkan arti bahwa pada taraf signifikansi 5 % tersebut terdapat hubungan yang cukup signifikansi antara variabel x (hasil belajar sosiologi siswa) dengan variabel y (sikap siswa terhadap lingkungan sosial), begitu juga pada taraf signifkansi 1 % nilai rxy ro (0,571) lebih besar daripada rt (0,463) maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan Hipotesis nol (Ho) ditolak yang menunjukkan arti bahwa pada taraf signifikansi 1 % tersebut terdapat hubungan yang cukup signifikan antara variabel x dengan variabel y. 75 2. Menghitung koefisien determinasi, dengan rumus: KD = r2x100 % = (0,571)2x100 % = 0,326041 x 100 % = 32,6041 % (33 %) Menghitung koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh hasil belajar sosiologi terhadap sikap siswa pada lingkungan sosial. Dari perhitungan diatas, maka telah diketahui bahwa hubungan hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat Tangerang Selatan sebesar 32,60 atau dalam persentase dibulatkan= 33 %. Hal ini menjelaskan atau memberikan kontribusi atau variasi perubahan pada sikap siswa sebesar 33 %. Dan sisanya 67,3959 atau dalam persentase di bulatkan 67 % ditentukan oleh variabel lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 1 Menurut Y.B. Mangunwijaya, “Pendidikan mengantar dan menolong peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensi-potensi dirinya agar menjadi manusia yang mandiri, dewasa, dan utuh; manusia merdeka sekaligus peduli dan solider dengan sesama manusia lain dalam ikhtiar meraih kemanusaiaan yang semaikn sejati dengan jati diri dan citra diri yang semaikn utuh, harmonis, dan integral”. 2 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah posistif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan di Indonesia ditinjau dari landasan sejarahnya, memiliki sejarah yang cukup panjang. Hal ini sesuai dengan pendapat Redja Mudyahardjo, yang mengatakan bahwa, “Pendidikan itu telah ada sejak zaman 1 Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di indonesia. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008). h.3& 11 2 A. Ferry T. Indratno, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara 2007), h. 191 1 2 kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman kemerdekaan”. 3 Pendidikan bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah, akan tetapi kemudian berkembang secara vertikal sehingga anak-anak Indonesia, melalui pendidikan menengah dapat mencapai pendidikan tinggi sekalipun melalui jalan yang sulit dan sempit. 4 Dasar pendidikan di negara Indonesia adalah falsafah negara Pancsila. 5 Pancasila yang dimaksud adalah Pancasila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu; 1) Ketuhanan yang Maha Esa, 2). Kemanusiaan yang Adil dan beradab, 3). Persatuan Indonesia, 4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila ini merupakan sebuah sistem nilainilai dasar yang menjadi sumber hukum dari segala penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, termasuk penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu pancasila disebut dasar Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. 6 Adapun tujuan pendidikan berdasarkan pasal 3 UU no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikn Nasional adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 7 Reformasi di bidang pendidikan sangat penting terutama sejak diberlakukannya KTSP tahun 2006 yang secara subtansial sama dengan KBK 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 3 - 4 4 Nasution M.A. Sejarah Pendidikan Indonesia. (Bandung: Jemmars, 1987), h. 1 5 Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 422 6 Redja Mudyahardjo. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal…..,h.354 7 Nana Supriatna, dkk, Pendidikan IPS SD, (Bandung: UPI Press, 2007). Cet.1, h.19 3 yang ditetapkan tahun 2004. Dalam kurikulum 2006, guru dan pihak sekolah bebas untuk menentukan sendiri materi, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian yang harus dicapai oleh siswa. Dengan demikian pendidikan tak terlepas dari sejumlah permasalahan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah relevansi, masalah efektivitas dan masalah kualitas. Masalah kuantitas timbul sebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk. Sedangkan masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang peningkatan output pendidikan. Masalah efektivitas merupakan masalah kemampuan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masalah efisiensi pada hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan pendidikan. Sehubungan dengan aspek permasalahan di atas pemerintah telah banyak melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan pembangunan di bidang pendidikan. Semuanya diarahkan pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan. Pada sisi lain, upaya pembaruan pendidikan ini juga berkiblat pada visi dan misi pembangunan pendidikan nasional yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu sebagai berikut. Pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bersamaan dengan peningkatan mutu. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 sebagai landasan yuridis pendidikan nasional, Pasal 31 ayat (1) : “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 Ayat (1) : “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Kedua, mengembangkan wawasan persaingan dan keunggulan bangsa Indonesia sehingga dapat bersaing secara global. Ketiga, memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan. Keempat, mendorong terciptanya masyarakat belajar. Kelima, merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Keenam, merupakan sarana untuk memperkuat jati diri dalam 4 proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi di abad ke-21. 8 Adapun masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, dalam konteks hubungan bangsa dengan peradaban dunia. Dalam peningkatan kualitas pendidikan salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah disinggung diatas tadi. Dalam penerapan KTSP ini, siswa harus mencapai setiap indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar melalui pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan kompetensi yang dimiliki diharapkan siswa menjadi peserta aktif dalam masyarakat. Dalam KTSP ini, peran guru mengalami pergeseran. Guru tidak hanya sebagai sumber informasi tetapi juga menajdi fasilitator yang membelajarkan peserta didik. Sebagai fasilitator, guru harus menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan perubahan dalam diri peserta didik, baik dalam pengetahuan (kognitif), sikap (apektif), dan keterampilan (psikomotorik). Seperti yang diungkapkan oleh W. S Winkel tentang belajar yaitu” suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman, serta keterampilan dan perubahan itu bersikap relatif konstan dan berbekas”. 9 Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar memiliki tugas yang tidak mudah karena ia merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan di bidangnya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Banyak sekali bentuk kemampuan, 8 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet.Ke-3, h. 5 9 W. S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), hal. 53 5 keterampilan, dan keahlian yang harus dimiliki seorang guru yang profesional, karena guru merupakan fasilitator maupun motivator bagi siswa. Di antara kemampuan, keterampilan dan keahlian yang harus dimiliki oleh sosok guru adalah kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa serta mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mengetahui pencapaian belajarnya. Karena evalusi atau penilaian merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai tujuan dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan pendidikan sekarang harus mengalami perubahan. Misalnya penyampaian pelajaran tidaklah cukup dengan mengutarakan secara tulisan saja. Ini berarti bahwa sistem intruksional menghendaki para pengajar berusaha menjadikan keterlibatan mental maupun fisik siswa dalam proses pengajaran. Sehingga pengajaran yang efektif dapat menunjang untuk pencapaian tujuan. Hal ini menuntut pihak pengajar sedapat mungkin mencari pola organisasi pengajaran yang tepat sebagai alternatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu acuannya adalah analisis materi atau strukturisasi konsep. Dalam hal ini, sudah barang tentu perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan yang bercorak positif, yaitu perubahan yang semakin mengarah ke taraf kedewasaan. Hal ini kelihatannya sudah jelas dengan sendirinya, namun ternyata perlu dikaji lebih lanjut. Suatu proses belajar juga dapat menghasilkan suatu perubahan dalam sikap atau tingkah laku yang dipandang bercorak negatif. Misalnya seorang anak sekolah SMA yang sering melakukan tawuran di lingkungannya sendiri dan kiranya akan menimbulkan kesulitan dalam hidup bermasyarakat kelak. Oleh karena itu, masyarakat mutlak perlu mendampingi anak dalam belajarnya di berbagai aspek kehidupan, sehingga nampaklah peruhan-perubahan yang semakin membuat anak semakin dewasa, sesuai dengan norma-norma hidup bermasyarakat. Maka lahirlah lingkungan-lingkungan pedagogik (pendidikan) yang bertugas 6 mendidik anak dan mengarahkan semua pengalaman belajar, sehingga proses perkembangan berlangsung sebagaimana mestinya. Demikian pula untuk mendukung terwujudnya suasana belajar mengajar yang aktif dan konstruktif, dalam mata pelajaran Sosiologi diperlukan dukungan dan kerjasama masyarakat. Pembelajaran sosiologi ditujukan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep- konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, interaksi soial, perilaku menyimpang dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoretis sosiologi memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), emansipasi, kerukunan hidup beragama, dan masyarakat yang demokratis. Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Pentingnya peranan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, malah dianggap sebaliknya oleh siswa. Dari apa yang penulis amati dan pengakuan beberapa siswa, mereka menganggap bahwa mata pelajaran IPS yang diantaranya sosiologi merupakan mata pelajaran yang kurang disukai atau diminati. Persepsi-persepsi negatif telah menjadi milik sejumlah siswa SMA, 7 ilmu-ilmu sosial itu membosankan karena sajiannya yang bertele-tele dan untuk menguasainya dibutuhkan kemampun untuk menghafal yang luar biasa. Selama ini Sosiologi dianggap sebagai pelajaran masa lampau yang dalam penyajiannya tidak relevan dengan konteks sosial siswa. Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik pada pelajaran sosiologi, di samping pengajar sosiologi yang monoton dalam mengajar, metode pebelajaran yang kurang bervariasi dan hanya berpegang pada sebatas LKS atau buku-buku paket saja. Sehingga anak didik pun tidak belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak memiliki semangat untuk belajar. Sehingga bolos sekolah merupakan salah satu cara untuk melewati kebosanan dalam belajar. Yang pada akhirnya siswa sering melakukan tauran dan kenakalan-kenakalan lainnya, hal ini dikarenakan kesibukan belajarnya berkurang. Walaupun demikian tidak semua siswa menganggap pelajaran sosiologi membosankan, misalnya ada beberapa anak yang mengaku bahwa setelah mempelajari sosiologi mereka jadi memahami kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Sehingga perilaku mereka tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat dan mereka dibanggakan ditengah-tengah lingkungan masyarakat. Dengan demikian sikap pelajar bervariasi, ada yang positif dan ada yang negatif. Hal ini tergantung dengan pola pikir dan pandangan mereka masing-masing. Profesionalitas guru dalam pengajaran sosiologi juga sangat berpengaruh dalam mengubah pandangan siswa yang semula menganggap sosiologi sebagai mata pelajaran yang membosankan menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk mengubah pandangan tersebut, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi-materi yang akan disampaikan serta mampu mengolah materi dengan baik. Seorang guru juga harus memiliki strategi belajar mengajar yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, salah satu di antaranya adalah pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran. 8 Penyajian materi dan pemilihan media yang tepat dalam proses pembelajaran sangat penting dalam menarik minat dan perhatian siswa. Media pembelajaran berfungsi sebagai penunjang dan daya dukung terjadinya keefektifan proses pembelajaran, sehingga dapat mempermudah siswa dalam belajar. Mengingat bervariasinya sikap siswa di tengah-tengah masyarakat, maka perlu diteliti apakah ada kaitannya dengan hasil belajar sosiologi di sekolah. Dalam upaya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL (Studi Penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat)” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan judul penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berusaha mengidentifikasi beberapa masalah yang terkait, meliputi: 1. Sikap negatif siswa yang sering meresahkan lingkungan masyarakatnya 2. Siswa mempunyai inteligensi yang berbeda-beda sehingga mempunyai kecepatan yang berbeda-beda dalam menangkap pelajaran. Hal ini mempengaruhi kemampuan belajar siswa. 3. Lingkungan sosial siswa yang kurang baik akan membuat kemampuan siswa dalam belajar menjadi kurang baik pula. 4. Ketidakseriusan siswa dalam belajar akan membentuk sikap yang negatif demikian pula sebaliknya. 5. Anak sekolah yang sering melakukan tawuran dilingkungannya sendiri menimbulkan setereotif yang negatif. 6. Hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. 9 C. Pembatasan Masalah Masalah yang timbul dalam identifikasi masalah demikian banyaknya, sehingga pada kesempatan ini sulit untuk diteliti semuanya disebabkan terbatasnya dana dan tenaga peneliti. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada masalah apakah ada hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan ini yakni; “Apakah ada hubungan yang signifikan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat kelas XI IPS tahun ajaran 2009/2010 dan seberapa eratkah hubungan antara keduanya?” E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat. 2. Kegunaan Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah: Bagi Sekolah, agar menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi sekolah Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa sehingga menjadi guru yang profesional. Bagi siswa, dapat membangun motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan berfikir dan berpendapat positif, menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat. BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Konsep Tentang Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Hakikat Belajar Meskipun istilah belajar tidak asing lagi bagi kita, namun dipandang perlu untuk mengkaji kembali secara lebih mendalam agar kita dapat menemukan esensial belajar, sekaligus pula mengklarifikasi apakah kegiatan-kegiatan yang selama ini kita sebut belajar, sudah sesuai dengan hakikat belajar sesungguhnya. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Meskipun ada banyak perbedaanperbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masingmasing ahli, namun pada prinsipnya ada kesamaan-kesamaan, diantaranya; Menurut Burton, “Belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannnya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannnya. Belajar adalah proses perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Sedangkan menurut James, O. Whittaker, “Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.” Menurut Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu 2 . 1 Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI Press.2007). Cet.ke 1, h.2 2 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta. 2009). Cet ke 2.h. 35 11 12 Menurut pendapat Zikri Neni Iska, “Belajar atau yang disebut juga learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”. 3 Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kerusakan fisik, baik karena pengaruh obat-obat berbahaya maupun karena kecelakaan atau penyakit tertentu. ”Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adapatsi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived)”. 4 Dalam buku Educational Psyichology. Witherington menyatakan bahwa, ”Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. 5 ”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 6 ”Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.” 7 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan. 3 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brother’s). 2006, h. 76. 4 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman... h.76 5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 22, h. 84. 6 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. 1, h. 78. 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 78. 13 2. Hakikat Hasil belajar Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Soedjiarto (1993:49) menyatakan bahwa, “Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. 8 Hasil belajar merupakan tingkah laku siswa yang diperoleh setelah melalui proses belajar. Hasil Belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan di ukur. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley, membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne, “membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris”. 9 Menurut A.J. Romiszowski, “Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemerosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance)”. 10 Townsend menjelaskan bahwa, ”Hasil belajar mencakup karakteristik personal siswa mengacu pada tujuan pendidikan di sekolah yang terdiri dari empat unsur, yaitu: (1) kemampuan akademik, (2). Perilaku dan 8 Jurnal pendidikan dan kebudayaan, edisi khusus, Desember 2006, h. 3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Cet. Ke 13. H. 22 10 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 38 9 14 kehadiran, (3).Kemampuan non akademik seperti konsep diri, kemampuan kewarganegaraan, dan kemampuan kerja, dan (4). Pengembangan fisik, susila, emosi, dan spiritual siswa”. 11 Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut mulai dari adanya perubahan kognitif atau pengalaman untuk kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengalaman terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui test dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel. Sedangkan menurut Soedijarto, faktor-faktor yang mempengaruhi mutu belajar adalah sebagai berikut: (1). Latar belakang sosial ekonomi, (2). Lingkungan belajar dirumah, (3). Latar belakang kemampuan kognitif dan kuantitatif, (4). Sikap pelajar terhadap pendidikan, (5). Tingkat partisipasi pelajar, (6). Bentuk tes yang digunakan dan cara guru berperan dalam proses belajar-mengajar. 12 Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengjar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan 11 Wayan Koster. “Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcom Sekolah Survai di SLTP Negeri DKI Jakarta”. http://www.google.com. 22 September 2009. 12 Oemar Hamlik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, h. 155 15 pengajaran yan telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, apektif, maupun psikomotorik. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, 13 diantaranya: a. Faktor Internal Siswa Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu kedaan jasmani, kedaan fungsi-fungsi jasmani tertenu terutama panca indera; 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat, sikap dan motivasi siswa. b. Faktor Eksternal Siswa (Faktor dari luar siswa) Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri dari atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, diantaranya; keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya. Selain itu diantara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yang tak kalah pentingnya adalah faktor kurikulum. Dalam sistem pendidikan yang berlaku dewasa ini, peranan kurikulum pendidikan menempati posisi yang paling penting. Karena dalam hal pelaksanaan kegiatan pendidikan tak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pedoman atau kurikulum yang baik dan sesuai dengan kebutuhan yang ada pada masyarakat. 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Cet.ke 12, h. 132. 16 Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Alat pengukuran hasil belajar dapat berbentuk tes. 14 Jadi pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan perilaku siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Kesimpulannya, berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut: 14 Hal.159 Oemar Hamalik. “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. 17 Gambar.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor Internal Dari dalam siswa Aspek Psiologis Kesehatan Keadaan fungsi-fungsi jasmani(telinga & mata Faktor Eksternal Dari luar siswa Faktor Lingkungan Aspek Psikologis Intelegensi Bakat Minat motivasi Lingkungan Sosial Keluarga; orang tua, saudara Sekolah; guru, teman, dll Masyarakat; tetangga, teman sepermainan Faktor Metode Metode mengajar Metode belajar Lingkungan Non Sosial Suhu Cuaca Waktu Tempat belajar Alat-alat belajar Kurikulum 18 4. Teori-Teori Belajar Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli, dan biasanya berisi tentang konsep dan prinsip. Secara pragmatis teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan pristiwa belajar. 15 Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekananpenekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses kearah perubahan sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar, diantaranya; behaviorisme, kognitivisme, teori belajar psikologi sosial dan teori belajar Gagne 16 . a. Behaviorisme Para penganut behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat , yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Menurut aliran psikologi ini proses belajar lebih dianggap sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang terjadi selama itu didalam diri siswa yang belajar. Sebagaimana pada kebanyakan aliran psikoligi belajar lainnya, behaviorisme juga melihat bahwa belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku.Ciri yang paling mendasar dari aliran ini adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigma S-R (Stimulus Respon), yaitu suatu proses yang memberikan respons tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar. 15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT remaja Rosda Karya, 2007), Cet.ke-13, h.105 16 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2009). Cet ke 2.h. 39-46 19 Tokoh aliran behaviorisme adalah Thordike. Ia merupakan orang pertama yang menerangkan hubungan S-R ini. Beberapa macam teori behaviorisme yang terkenal adalah; 1) Classical Conditioning (Pavlov) Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol didalam diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar. Stimulus tidak terkontrol Respon tidak terkontrol (US) (UR) Stimulus tidak terkontrol atau tidak terkondisi (US) merupakan stimulus yang secara biologis dapat menyebabkan adanya respons dalam dalam bentuk refleks (UR). Disni respons dapat terbentuk tanpa adanya proses belajar. 2) Operant Conditioning (Skiner) Menurut teori Skiner, setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan memberikan respons berdasarkan hubungan S-R. Respons yang diberikan ini dapat sesuai ”R”(benar) atau tidak sesuai ”F” (salah) seperti apa yang diharapkan. Respons yang benar perlu diberikan penguatan (reinforcement) agar orang terdorong untuk melakukannya kembali. Karena itu pemberian penguatan terhadap respons dapat diberikan secara kontinue (contineous reinforcement), dan dapat dilakukan secara berselang-seling (intermitten reinforcement). b. Kognitivisme Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannnya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan- 20 tujuannya. Karena itu belajar menurut kognitivisme diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Teori ini menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks perubahan seluruh situasi tersebut. Karena teori ini lebih menekankan kebermaknaan keseluruhan sesuatu dari pada bagian-bagaian, maka belajar dipandang seabagai proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain. Proses belajar disini mencakup antara lain pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang terbentuk didalam fikiran seseorang berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kognitivisme memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsipprinsip pembelajaran sebagai berikut; 1) Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu . 2) Penyususnan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. Untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan baik peserta didik harus terlebih dahulu telah mengetahui tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana dan mudah. 3) Belajar dengan memahami lebih baik daripada dengan hanya menghafal, apalaagi tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus disesuaikan dengan apa yang telah diketahui peserta didik sebelumnya. Karena itu tugas guru adalah menunjukan hubungan anatara apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui sebelumnya. 4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. 21 c. Teori Belajar Psikologi Sosial Pandangan psikologi sosial secara mendasar mengungkapkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan karena setiap orang memiliki rasa ingin tahu, ingin menyerap informasi, ingin mengambil keputusan serta ingin memecahkan masalah. Menurut teori belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat; (1) Searah (one directional), yaitu bilamana ada adanya stimuli dari luar menyebabkan timbulnya respons, (2) dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungnnya, atau sebaliknya. d. Teori Belajar Gagne Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berfikir seseorang tergantung pada; keterampilan apa yang telah dimilikinya, keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu tugas. Dengan demikian menurut Gegne didalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu; meningkatnya keterampilan intelektal sejalan dengan meningktnya umur serta latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat bilamana strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara lebih efisien. 17 17 46 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2009). Cet ke-2.h. 39- 22 B. Konsep Tentang Pelajaran Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi Secara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni Socius dan Logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, atau bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan demikian secara istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. 18 Terdapat berbagai macam definisi Sosiologi menurut para ahli, diantaranya; Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi; Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (normanorma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama denga segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya. 19 Menurut Horton dan Hunt (1987;41), sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata karena ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmpu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan (applied science) yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu di tanggulangi. 20 Ditinjau dari segi pengertian, Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. 18 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 1, h. 69. 19 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 18 20 J. Dwi Nurwoko dan Bagong, Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Pernada Media Group, 2007), Cet. 3, h. 2. 23 Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 21 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Selain itu, pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan seharihari siswa. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Adapun Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Proses sosial, 2) Struktur sosial, 3) Perubahan sosial, dan 4) Lembaga dan pranata sosial. 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009 24 3. Tujuan Mata Pelajaran Sosiologi Mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, pranata sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial. b) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat c) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial serta saling menghargai dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultural e. Melangsungkan komunikasi sosial untuk mencapai kemandirian dalam keterampilan hidup di masyarakat. 4. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi Adapun Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sosiologi, meliputi; a) Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan b) Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma yang mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika kehidupan sosial c) Mengidentifikasi kegiatan bersosialisasi sebagai proses membentukan kepribadian d) Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti sosial dalam masyarakat e) Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial dalam kaitannya dengan konflik sosial f) Mendeskripsikan berbagai bentuk kelompok sosial dan perkembangannya dalam masyarakat yang multikutural g) Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat 25 h) Menjelaskan hakikat dan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya dalam masyarakat. i) Melakukan penelitian sosial secara sederhana dan mengkomunikasikan hasilnya dalam tulisan dan lisan. 22 C. Konsep Tentang Sikap 1) Pengertian dan Komponen-Komponen Sikap Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang. Di masa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh. 23 Sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara, dengan kata-kata yang berbeda. Menurut Sarlito Wirawan, “Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu; sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecendungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu”. 24 Menurut Nana Sudjana, “Sikap pada hakikatnya adalah kecendrungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisis, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh Sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu”. 25 22 http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995). edisi kedua, h.3-4 24 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h. 94 25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Cet. Ke 13, h. 80 23 26 Fishbein (1975) mengatakan, “Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupalkan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi perilaku”. 26 Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang dapat diamati. Sementara menurut Azwar, 27 ; Sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: yang berorientasi pada respon, yang berorientasi pada kesiapan respon, dan yang berorientasi pada skema triadik. Pertama, yang berorientasi pada respon. Dalam pandangan ini, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek tersebut. Kedua, yang berorientasi pada kesiapan respon. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan kepada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Secara sederhana sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek”. Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya. Jadi pada perinsipnya komponen sikap menurut para ahli memiliki kesamaan. 26 Mohammad Ali, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Bumi Aksara,), h. 141 27 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995). edisi kedua, h. 27 2) Pembentukan dan Perubahan Sikap Sebagaian orang berpendapat bahwa faktor-faktor genetik berpengaruh pada terbentuknya sikap. Meskipun demikian, sebagian besar ahli psikologi sosial berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman, melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat ini, bisa disusun berbagai upaya (pendidikan, pelatihan, komunikasi, penerangan dan sebagainya) untuk mengubah seseorang. 28 Pemebentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui kontak sosial terus-menerus antara individu dengan individu-individu lain disekitarnya. Pada dasarnya, pembentukan sikap tidak terjadi dengan semabarangan. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling memengaruhi antara individu yang satu dengan yang lain; terjadi hubungan timbal balik yang turut memengaruhi pola perilaku masingmasing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut interaksi sosial itu meliputi hubungan anatara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis disekelilingnya. Interaksi sosial didalam kelompok maupun diluar kelompok bisa mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. 28 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 362 28 3). Fungsi dan Sumber Sikap Rita L Atkinson, dkk, menyebutkan ada lima fungsi sikap, diantaranya 29 ; a. Fungsi Instrumental Sikap yang kita pegang karena alasan praktis atau manfaat. Sikap ini semata-mata mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman. b. Fungsi Pengetahuan Sikap ini, sikap yang membantu kita memahami dunia, yang membawa keteraturan bagi berbagai informasi yang harus kita asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini adalah skema penting yang memungkinkan kita mengorganisasikan dan mengolah berbagai informasi secara efisien tanpa harus memperhatikan detailnya. c. Fungsi Nilai-Ekpresif Sikap yang mengekspresikan nilai-nilai kita atau mencerminkan konsep diri kita. Karena sikap ini berasal dari nilai atau konsep dasar seseorang, mereka cenderung konsisten satu sama lain. d. Fungsi Pertahanan Ego Sikap yang melindungi kita dari ancaman dan kecemasan bagi harga diri kita.konsep pertahanan ego berasal dari teori psikoanalisis freud. e. Fungsi Penyesuaian Sosial Sikap yang membantu kita merasa menjadi bagian dari komunitas. 4). Sikap Sosial dan Individual Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Sedangkan Sikap Individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja. Sikap individual berkenaan dengan objekobjek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. 29 Alex Sobur, Psikologi Umum…, h. 362 29 Menurut Wuryo & Sjaifullah, 30 masalah sikap erat hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang terdapat dalam kelompok, tempat individu tertentu menjadi anggota atau berhasrat mengadakan hubungan struktural organisatoris dan atau berhasrat mengadakan hubungan psikologis. 5). Hubungan Sikap dan Pendapat Tidak jarang dijumpai pemakaian istilah sikap dan pendapat disamakan atau dipertukarkan artinya. Namun sebenarnya, kedua istilah tersebut tidak sama prsis maknanya atau memiliki arti yang berbeda. Menurut Cultip dan Center dalam Sobur (2003), pendapat/opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Sikap/Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Sedangkan sikap adalah kecendrungan untuk memberikan respon terhadap masalah atau situasi tertentu. Meskipun antara sikap dan pendapat terdapat pengertian yang berbeda, namun diantara keduanya terdapat interaksi yang kontinyu. 6). Pengukuran (Skala) Sikap Sikap pada dasarnya tidak bisa dilihat secara langsung. Guna mengetahui sikap seseorang terhadap objek sikap tertentu, kita harus melihatnya melalui ketiga komponen sikap, yaitu pengetahuan (kognisi), perasaan (afeksi), dan perilakunya (konasi). Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Skala ikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi kedalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan negatif 30 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2003), h. 371 30 Menurut Sax, 31 Pengukurn dan pemahaman terhadap sikap, harus mencakup semua dimensi yang meliputi; arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas sikap. Namun, tampaknya hal itu mustahil dilakukan. Dan memang harus kita akui bahwa tidak akan pernah ada instrumen pengukuran sikap Menurut beberapa ahli, sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan skala sikap. Di antara banyak skala sikap yang dikenal, ada dua skala sikap yang cukup banyak digunakan yaitu skala sikap dari R. Likert dan L.L. Thurstone. Bentuk kedua skala itu hampir serupa, hanya pembuatannya yang berbeda. Jika pada pembauatn R. skala Likert, daftar calon-calon pernyataan yang akan dijadikan pengukur dujikan dahulu kepada sejumlah responden yang ciri-cirinya mirip dengan sampel yang akan diselidiki, sedangkan pada pembuatan skala Thrustone calon-calon pernyataan itu diujikan dahulu kepada sejumlah ahli yang mengetahui betul permasalahan yang sedang diselidiki. 32 D. Konsep Tentang Lingkungan Sosial Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya. Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup secara individu, selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam aktivitas hidup pada lingkungannya. Manusia mempunyai kedudukan khusus terhadap 31 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 381 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h. 98 32 31 lingkungannya dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, yaitu sebagai khalifah atau pengelola di atas bumi. Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara 33 lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan. 1) Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bersifat informal, yang dialamai oleh anak dan orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya ikatan perkawinan. Menurut pasal 1 UU Perkawinan no.1 tahun 1974, menjelaskan bahwa”perkawianan adalah ikatan lahir batin antara seorang 33 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 14 32 pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera bedasarkan ketuhanan yang maha Esa”. 34 Anggota keluarga terdiri dari suami, isteri, atau orang tua serta anakanak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang anatara suami istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anak. Menurut ST. Vembriarto fungsi keluarga dalam hubungannya dengan kehidupan seorang anak, diantaranya; 1) fungsi biologis; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anakanak, 2) fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kemesraan dan penuh kasih sayang dan rasa aman), 3) fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk keperibadian anak, 4) fungsi penddidikan yaitu keluarga sejak dahulu mrupakan institui pendidikan, 5) fungsi rekreasi; yaitu tempat rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan, 6) fungsi keagamaan yaitu keluaraga merupakan pusat keagamaan, dan 7) fungsi perlindungan yaitu memelihara dan, merawat, dan melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. 35 Dari ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar perananya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik primer/kodrat. 2) Sekolah 34 35 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan…,h. 14 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h14-15 33 Sekolah sebagai suatu konsep mempunyai dua pengertian , yaitu; 1) sekolah dalam arti sebuah bangunan dengan segala perelngkapannya sebagai lembaga pendidikan, 2) sekolah sebagai proses atau kegiatan belajar mengajar. Sebagai lembaga pendidikan sekolah mempunyai pengertian; yaitu; a) sekolah merupakan lembaga sosial formal yang berdasarkan UU Negara sebagai lingkungan pendidikan, b) sekoalah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai organisasi yang tersusun rapi, c) sekolah sebagai perangkat /institusi masyarakat ditata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti yang tercermin didalam falsafah dan tujuan, penjengjangan, kurikulum, pengadministrasian dan penelolaannya. 36 Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut; a) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik b) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. c) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. d) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya. 36 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h.18 34 3). Masyarakat “Masyarakat adalah sekumpulan orang atau kelomok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bentuk relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai sutu kelompok”. 37 Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. E. Kerangka Berpikir Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, Sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep Sosiologi seperti sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. 37 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan…,. h. 20 35 Selain itu, pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari siswa. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran sosiologi di sekolah, sebagai alat ukurnya adalah dengan melihat hasil belajar sosiologi siswa. Pengajaran dikatakan berhasil jika pelajaran tahan lama dan dipergunakan dalam kehidupan siswa. Jadi disini terdapat transfer belajar, yaitu pemindahan suatu hasil belajar dari suatu bidang studi kehidupan sehari-hari. Transfer lebih sering terjadi pada siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan ini akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Adanya komponen pengetahuan dalam sikap memberikan pengertian bahwa sikap seseorang dapat terbentuk karena adanya pengetahuan. Demikian pula halnya dengan pengetahuan Sosiologi, merupakan suatu pengetahuan yang dapat menimbulkan perubahan pada sikap seseorang. Hal ini disebabkan karena di dalam pembelajaran Sosiologi mengandung suatu harapan yang berguna bagi kehidupan siswa dan Sosiologi juga telah mempengaruhi kehidupan masyarakat. Keadaan ini tidak mustahil terjadi pada siswa SMA karena pada tingkat usia ini mereka sedang mengalami pencarian jati diri. Melalui peningkatan pengetahuan tentang kehidupan sosial akan mengembangkan sikap memahami dan menyesuaikan diri dilingkungan sosial. Adapun hubungan antara hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, salah satunya adalah siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, dimana suatu sikap yang dibentuk dan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan siswa terhadap lingkungan sosial yang dapat diperolehnya melalui proses belajar sosiologi di sekolah. Adanya hasil belajar Sosiologi menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan Sosiologi pada siswa. Dimana hasil belajar sosiologi yang tinggi menimbulkan dugaan 36 adanya sikap yang positif terhadap lingkungan sosial, tetapi sebaliknya jika terdapat hasil belajar Sosiologi yang rendah akan menimbulkan suatu dugaan adanya sikap yang negatif dalam siswa tersebut terhadap lingkungan sosial. Sehingga akan diteliti ada tidaknya hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial. F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian dan kerangka teori diatas, maka hipotesis penelitian terdiri atas hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial siswa SMA PGRI 56 Ciputat Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat, yang alamatnya di Jalan Pendidikan No 30 Ciputat, Tangerang Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2010. 3. Sumber Data Penelitian Responden sebagai sumber data adalah kepala sekolah, guru Sosiologi, orang tua siswa, dan para siswa kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat. Menurut Arikunto, sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan prosedur survei melalui instrument kuesioner untuk melihat pengaruh dan fenomena yang berkembang pada setiap variabel dan subjek penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh Vandalen, bahwa survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara melihat pengaruh antara variabel X dan variabel Y dengan standar yang sudah ditentukan. 1 Maka prosedur pemecahan masalah yang digunakan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data 1 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rieneka Cipta, 1998), edisi revisi IV, h.14 37 38 data yang ada atau sebagaimana adanaya, kemudian data-data tersebut dianalisis, dinterpretasikan dan disimpulkan. C. Populasi dan Sampel Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian. 2 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2009/2010 yang telah mempelajari mata pelajaran Sosiologi. Mengenai sampel, Suharsimi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Dengan kata lain sampel, adalah bagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling, yakni sampel diambil satu kelas yaitu kelas XI.IPS tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 30 orang siswa sebagai objek penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang ada dilapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya. Untuk memperoleh data-data lapangan penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data , yaitu: 1. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti pada awal penelitian untuk mengetahui apakah dilokasi tersebut peneliti dapat memperoleh data-data penelitian yang sesuai. Kemudian penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilokasi penelitian juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas, kedaaan guru dan siswa, sarana dan perasarana dan lain-lain. 2. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung atau sambil bertatap 2 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…., hal. 112 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…., hal 117 39 muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan panduan wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru sosiologi, para siswa/i, orang tua dan siswa, guna mendapatkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun pedoman wawancara terlampir. 3. Angket Angket/kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah disediakan jawabannya untuk dipilih, atau disediakan tempat untuk mengisi jawabnnya. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian digunakan skala Likert. Penskoran nilai terhadap pernyataan dibagi kedalam empat kategori, yaitu: a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Tidak setuju (TS) d. Sangat tidak setuju (STS) Melalui angket ini peneliti dapat memperoleh data tentang sikap siswa terhadap lingkungan sosial yang diambil diSMA PGRI 56 Ciputat kelas XI.IPS 4. Dokumentasi Studi Dokumentasi dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengumpulkan catatan tertentu yang nyata, yang sudah tersedia sebagai sumber penyelidikan. Diambil nilai raport siswa pada semester 1 mata pelajaran Sosiologi tahun ajaran 2009-2010. 40 E. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 4 Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu: 1. Variabel Hasil Belajar. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil variabel ini disimbolkan dengan huruf (X) 2. Variabel Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen dan variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y). F. Instrumen Penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes objektif bentuk tes skala sikap. Untuk hasil belajar peneliti ambil dari raport siswa semester 1 dan untuk tes skala sikap dibuat angket, jumlah soalnya ada 30 butir pertanyaan. Sebelum digunakan, tes angket di uji cobakan terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui apakah soal tes tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas dengan menggunakan bantuan shofware SPSS versi 13,0 For Windows. (lampiran ). 4 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: 2002), Cet. VI, hal. 104 41 Tabel. 3.1 Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial No 1 Aspek Lingkungan Keluarga 2 Komponen Sikap Kognisi Apeksi Konasi 1, 2 3*, 4*, 5,6 8, 9 8 15, 17 8 Lingkungan Sekolah Jumlah 7*, 10,14 11,16*,18 * 3 Lingkungan 12, 13, 19, 20, Masyarakat 21*, 22, 29*, 25*,26* 30 Jumlah 12 10 23*, 24, 27, 28 8 Keterangan : * Pada tabel 3.1 diatas soal dibuang G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ¸ 1. Teknik Pengolahan Data Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden kemudian dikompilasi secara sistematik sesuai dengan metode statistik, tentang judul skripsi yang penulis buat ini yang terdiri dari stau variabel yaitu yang berkenaan dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial dengan jumlah pertanyaan 20 soal, sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari daftar nilai siswa yang diperoleh dari hasil raport. Angka-angka yang diperoleh diperhitungkan jumlah skor yang telah ditentukan tersebut kemudian penulis susun dalam daftar nilai. Dari nilainilai yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel (X) hasil belajar sosiologi siswa dan nilai variabel (Y) adalah sikap siswa terhadap lingkungan sosial. Nilai variabel X dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan angka-angka statistik. 14 30 42 2. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing, pada tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam menetapkan informasi sehingga dapat diperoleh data yang akurat. b. Skoring Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan (angket) diberi skor berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut: - Untuk Pernyataan Positif 1. Untuk jawaban Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. Untuk jawaban Setuju, diberi nilai 3 3. Untuk jawaban Tidak Setuju, diberi nilai 2 4. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 1 - Sedangkan untuk pernyataan negatif, sebagai berikut; 1. Untuk jawaban Sangat Setuju, diberi nilai 1 2. Untuk jawaban Setuju, diberi nilai 2 3. Untuk jawaban Tidak Setuju, diberi nilai 3 4. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 4 43 c. Analisis Satu Variabel Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = ____F____ x 100 % N Keterangan: P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban F = Frekuensi jawaban responden N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu). 5 Sedangkan untuk menganalisis hubungan kedua variabel tersebut digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus product moment. Rumus tersebut sebagai berikut: N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y ) rxy = {N .∑ X 2 }{ − (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 } Keterangan: rxy : Kooefisien korelasi antara nilai hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan N. : Jumlah frekuensi dalam distribusi ∑XY : Jumlah perkalian dari skor nilai hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa. ∑X : Jumlah skor nilai hasil belajar sosiologi siswa ∑Y : Jumlah skor sikap siswa terhadap lingkungan sosial 5 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta; PT. Raja Grapindo Persada, 2007), Cet. Ke-17, h. 43 44 Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara: a. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan pedoman: Tabel. 3.2 Angka Indeks Korelasi Product Moment A Besarnya ”r” Interpretasi Product Moment (rxy) 0,00-0,20 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah. Sehingga kolerasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y 0,20-0,40 Antara variabel X dan varibel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup 0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat 0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi. 45 b. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai ”r” product moment. Untuk lebih memudahkan intrpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai ”r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) 2. Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan dengan jalan membandingkan besarnya ”r” product moment dengan ”r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya adalah sebaga berikut: Df = N – nr. Keterangan: df = Degrees of freedom n = Number of Class nr = Banyaknya Variabel yang dikorelasikan 6 Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap Variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 X 100% Keterangan: KD = Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y r2 = Koefisien korelasi antar variabel X terhadap variabel Y. 6 206-211 Anas Sudjiono, Pengantar Statistic Pendidikan, (Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2008),h. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya mengenai hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial adalah 0,571. Artinya hubungan tersebut tergolong hubungan yang cukup atau sedang. Kemudian rxy dibandingkan dengan r tabel , dan r tabel yang diperoleh yaitu sebesar 0,361 pada taraf 5 % dan 0,463 pada taraf 1 %. Dengan demikian rxy lebih besar daripada r tabel baik pada taraf 5 % ataupun pada taraf 1 %. Ini berarti terdapat hubungan yang cukup atau sedang antara variabel hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat Tangerang Selatan. 2. Kondisi hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA PGRI 56 Ciputat cukup bervariasi. Ada yang tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah. Ini berarti semua siswa kelas XI IPS SMA PGRI 56 Ciputat tahun Ajaran 2009/2010 hasil belajar sosiologi berpengaruh terhadap sikap siswa. 3. Kondisi sikap siswa terhadap lingkungan sosial di SMA PGRI 56 Ciputat cukup baik. 76 77 B. Saran-Saran 1. Hendaknya setiap lembaga pendidikan selalu memperhatikan hasil belajar peserta didik. Karena hasil belajar merupakan salah satu unsur penting yang harus selalu diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana kemampuan siswa, guna mencapai tujuan dari KBM tersebut. 2. Walaupun hubungan antara hasil belajar sosiologi tidak terlalu kuat, namun hal ini perlu diperhatikan oleh pihak sekolah karena hasil belajar sosiologi turut berpengaruh terhadap sikap siswa. 3. Khusus untuk guru Sosiologi, hendaknya selain bisa membangkitkan semangat belajar, membina dan mengembangkan kreatifitas siswa, juga dapat menjadi suri tauladan sikap yang baik serta menjadi contoh yang konkrit bagi siswa yang bisa dibanggakan, dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. 78 DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Bumi Aksara. Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , edisi revisi IV, Jakarta: Rieneka Cipta, 1998. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009. Azwar, Saifuddin, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. ______, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Hernawan , Asep, Herry, dkk, Belajar dan Pembelajaran SD, Bandung: UPI Press, 2007. Indratno, A. Ferry, T, Kurikulum yang Mencerdaskan Visi 2030 dan Pendidikan Alternatif, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara 2007. Iska , Zikri. Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. 2006. Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indones, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008. Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. 79 Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia, Bandung: Jemmars, 1987. Nurwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Pernada Media Group, 2007 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 22. Sabri, M, Alisuf , Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999. Sarwono, Sarlito. Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000. Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2003. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grapin Persada, 2007. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2004. 80 Sukmadinata, Nana. Syaodih, Landasan Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Supriatna, Nana, dkk, Pendidikan IPS SD, Bandung: UPI Press, 2007. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi Khusus, Desember 2006 Koster, Wayan, “Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcom Sekolah Survai di SLTP Negeri DKI Jakarta”. http://www.google.com. 22 September 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, 25 Agustus 2009 Lampiran 2 hasil Angket sikap siswa Butir pertanyaan Res Skor item 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 6 27 28 29 30 1 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 89 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 2 3 2 83 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 101 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 92 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 108 6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 97 7 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 92 8 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 9 4 4 3 3 2 1 4 1 3 1 2 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 88 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 78 10 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 103 11 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 101 12 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 104 13 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 2 95 14 2 3 3 4 2 4 3 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 4 1 3 3 4 4 4 3 4 4 83 15 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 103 16 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 17 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 109 3 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 94 18 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 95 19 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 1 4 106 Total 64 69 63 61 66 61 71 55 62 51 61 57 59 50 58 54 64 55 70 66 68 47 54 62 63 9 64 55 67 65 1821 Lampiran 3 Uji Coba Validitas butir pertanyaan angket Correlations a1 a2 a3 a4 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati a1 4 a1 5 a1 6 a1 7 a1 8 a1 9 a2 0 a2 1 a2 2 a 2 3 a2 4 a2 5 a2 6 a2 7 a2 8 a2 9 a3 0 VA R00 023 ,0 8 9 ,3 43 ,2 05 ,4 42 ,3 42 ,1 43 ,1 06 ,5 28 (*) ,3 56 ,1 67 ,3 53 ,0 62 ,0 21 ,1 57 ,0 99 ,5 49 (*) ,0 1 3 ,1 22 ,1 79 ,1 98 ,3 53 ,0 62 ,0 99 ,0 65 ,57 2 (*) ,2 56 ,7 1 8 ,1 50 ,3 99 ,0 58 ,1 51 ,5 59 ,6 65 ,0 20 ,1 35 ,4 95 ,1 38 ,8 01 ,9 32 ,5 22 ,6 87 ,0 15 ,9 5 7 ,6 19 ,4 64 ,4 15 ,1 38 ,8 01 ,6 87 ,7 91 ,11 7 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 50 ,5 34 (*) ,2 10 ,2 8 7 ,0 45 ,5 87 (** ) ,1 00 ,4 40 ,1 68 ,5 41 (*) ,0 69 ,4 27 ,0 20 ,6 72 (** ) ,2 50 ,4 20 ,7 25 (** ) ,2 33 ,4 42 ,3 3 1 ,4 56 (*) ,0 49 ,1 26 ,2 96 ,0 52 ,2 09 ,4 77 (*) ,61 5(** ) ,0 02 ,5 41 ,0 19 ,3 89 ,2 3 4 ,8 55 ,0 08 ,6 84 ,0 60 ,4 91 ,0 17 ,7 79 ,0 68 ,9 37 ,0 02 ,3 03 ,0 73 ,0 00 ,3 38 ,0 58 ,1 6 7 ,0 49 ,8 41 ,6 09 ,2 18 ,8 33 ,3 90 ,0 39 ,00 5 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 1 ,2 63 ,1 41 ,1 87 ,1 0 8 ,1 12 ,0 92 ,2 49 ,2 33 ,0 00 ,1 30 ,2 06 ,0 59 ,1 83 ,2 36 ,0 76 ,2 69 ,4 18 ,3 38 ,0 22 ,2 9 4 ,1 49 ,0 26 ,2 89 ,0 41 ,1 30 ,1 21 ,2 56 ,23 4 ,2 77 ,5 66 ,4 44 ,6 5 9 ,6 49 ,7 09 ,3 04 ,3 37 1, 00 0 ,5 97 ,3 98 ,8 10 ,4 53 ,3 31 ,7 58 ,2 65 ,0 75 ,1 57 ,9 29 ,2 2 2 ,5 43 ,9 17 ,2 31 ,8 68 ,5 97 ,6 23 ,2 89 ,33 4 a4 ,5 87 (** ) a5 ,6 63 (** ) a6 1 ,1 52 ,1 79 ,2 74 ,5 35 ,4 64 ,0 08 ,0 02 19 19 19 1 ,6 55 (** ) ,5 35 a1 3 a9 a3 ,1 52 a1 2 a8 a2 19 a1 1 a1 0 a1 a 7 19 19 ,1 79 ,6 55 (** ) ,4 64 ,0 02 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,5 87 (** ,1 50 ,2 63 1 ,3 52 ,3 98 ,1 5 1 ,0 09 ,2 41 ,0 19 ,3 25 ,0 00 ,2 01 ,2 67 ,2 57 ,0 76 ,0 57 ,3 72 ,2 63 ,2 67 ,0 45 ,2 91 ,1 6 7 ,0 88 ,1 91 ,0 09 ,4 20 ,0 10 ,1 69 ,1 23 ,23 8 on Sig. (2taile d) N a5 a6 a7 a8 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on ) ,1 40 ,0 91 ,5 3 7 ,9 72 ,3 20 ,9 37 ,1 74 1, 00 0 ,4 09 ,2 70 ,2 88 ,7 58 ,8 16 ,1 17 ,2 77 ,2 70 ,8 55 ,2 26 ,4 9 3 ,7 20 ,4 34 ,9 72 ,0 73 ,9 67 ,4 90 ,6 15 ,32 6 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 41 ,3 52 1 ,5 17 (*) ,2 4 1 ,6 00 (** ) ,6 12 (** ) ,6 16 (** ) ,7 72 (** ) ,3 59 ,5 70 (*) ,6 20 (** ) ,7 09 (** ) ,1 88 ,7 59 (** ) ,2 74 ,3 08 ,5 81 (** ) ,1 24 ,7 33 (** ) ,1 2 3 ,4 64 (*) ,0 26 ,0 06 ,2 25 ,2 74 ,3 47 ,2 55 ,81 7(** ) ,0 19 ,5 66 ,1 40 ,0 23 ,3 2 0 ,0 07 ,0 05 ,0 05 ,0 00 ,1 31 ,0 11 ,0 05 ,0 01 ,4 40 ,0 00 ,2 57 ,2 00 ,0 09 ,6 13 ,0 00 ,6 1 5 ,0 45 ,9 15 ,9 79 ,3 55 ,2 57 ,1 45 ,2 93 ,00 0 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,2 74 ,2 10 ,1 87 ,3 98 ,5 17 (*) 1 ,1 6 4 ,3 67 ,0 91 ,3 40 ,3 53 ,3 18 ,0 72 ,4 62 (*) ,4 30 ,5 43 (*) ,2 98 ,0 72 ,4 82 (*) ,4 27 ,0 95 ,5 12 (*) ,2 5 8 ,1 48 ,2 57 ,0 62 ,4 17 ,5 50 (*) ,0 95 ,4 40 ,65 4(** ) ,2 56 ,3 89 ,4 44 ,0 91 ,0 23 ,5 0 2 ,1 22 ,7 11 ,1 55 ,1 38 ,1 85 ,7 69 ,0 47 ,0 66 ,0 16 ,2 15 ,7 69 ,0 37 ,0 68 ,6 98 ,0 25 ,2 8 7 ,5 46 ,2 89 ,8 01 ,0 76 ,0 15 ,6 98 ,0 60 ,00 2 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 89 ,2 87 ,1 08 ,1 51 ,2 41 ,1 64 1 ,0 88 ,2 20 ,0 58 ,4 00 ,3 68 ,1 14 ,2 08 ,4 47 ,0 43 ,3 79 ,1 03 ,1 08 ,0 88 ,2 68 ,2 00 ,0 6 9 ,0 86 ,1 08 ,0 88 ,1 73 ,1 03 ,0 25 ,0 19 ,32 6 ,7 18 ,2 34 ,6 59 ,5 37 ,3 20 ,5 02 ,7 19 ,3 65 ,8 12 ,0 90 ,1 21 ,6 42 ,3 93 ,0 55 ,8 61 ,1 10 ,6 76 ,6 59 ,7 20 ,2 68 ,4 12 ,7 7 9 ,7 27 ,6 59 ,7 19 ,4 78 ,6 76 ,9 18 ,9 40 ,17 3 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 43 ,0 45 ,1 12 ,0 09 ,6 00 (** ) ,3 67 ,0 8 8 1 ,5 21 (*) ,6 08 (** ) ,4 58 (*) ,3 80 ,1 80 ,6 50 (** ) ,4 22 ,0 96 ,3 87 ,4 15 ,0 65 ,1 56 ,1 93 ,3 96 ,2 9 7 ,2 85 ,1 12 ,0 27 ,0 37 ,2 66 ,3 07 ,2 25 ,55 6(*) ,0 08 ,5 41 ,2 77 19 19 19 ,6 63 (** ) ,5 34 (*) ,0 02 Sig. (2taile d) N a9 a10 a11 a12 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2- ,1 50 ,8 55 ,6 49 ,9 72 ,0 07 ,1 22 ,7 1 9 ,0 22 ,0 06 ,0 49 ,1 09 ,4 60 ,0 03 ,0 72 ,6 96 ,1 02 ,0 77 ,7 91 ,5 24 ,4 29 ,0 93 ,2 1 8 ,2 37 ,6 49 ,9 13 ,8 80 ,2 70 ,2 02 ,3 55 ,01 3 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,2 05 ,5 87 (** ) ,0 92 ,2 41 ,6 12 (** ) ,0 91 ,2 2 0 ,5 21 (*) 1 ,3 92 ,4 74 (*) ,4 54 ,5 97 (** ) ,3 15 ,4 56 (*) ,0 26 ,6 54 (** ) ,6 04 (** ) ,0 92 ,5 36 (*) ,0 16 ,5 07 (*) ,4 4 7 ,4 49 ,0 92 ,0 61 ,1 07 ,2 04 ,1 34 ,2 07 ,59 9(** ) ,3 99 ,0 08 ,7 09 ,3 20 ,0 05 ,7 11 ,3 6 5 ,0 22 ,0 97 ,0 40 ,0 51 ,0 07 ,1 89 ,0 50 ,9 14 ,0 02 ,0 06 ,7 09 ,0 18 ,9 49 ,0 27 ,0 5 5 ,0 54 ,7 09 ,8 05 ,6 63 ,4 03 ,5 86 ,3 95 ,00 7 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,4 42 ,1 00 ,2 49 ,0 19 ,6 16 (** ) ,3 40 ,0 5 8 ,6 08 (** ) ,3 92 1 ,3 25 ,0 94 ,0 70 ,6 23 (** ) ,5 37 (*) ,3 18 ,5 48 (*) ,2 62 ,1 18 ,2 25 ,1 89 ,5 10 (*) ,1 5 9 ,0 80 ,1 45 ,2 26 ,0 22 ,3 73 ,0 65 ,3 20 ,50 2(*) ,0 58 ,6 84 ,3 04 ,9 37 ,0 05 ,1 55 ,8 1 2 ,0 06 ,0 97 ,1 75 ,7 01 ,7 76 ,0 04 ,0 18 ,1 84 ,0 15 ,2 78 ,6 32 ,3 54 ,4 39 ,0 26 ,5 1 6 ,7 44 ,5 53 ,3 52 ,9 28 ,1 16 ,7 91 ,1 82 ,02 8 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 42 ,4 40 ,2 33 ,3 25 ,7 72 (** ) ,3 53 ,4 0 0 ,4 58 (*) ,4 74 (*) ,3 25 1 ,5 29 (*) ,5 56 (*) ,5 76 (** ) ,8 21 (** ) ,0 54 ,5 20 (*) ,2 21 ,4 17 ,5 33 (*) ,2 93 ,5 35 (*) ,1 4 9 ,5 74 (*) ,0 49 ,3 45 ,2 25 ,3 76 ,4 02 ,1 67 ,78 5(** ) ,1 51 ,0 60 ,3 37 ,1 74 ,0 00 ,1 38 ,0 9 0 ,0 49 ,0 40 ,1 75 ,0 20 ,0 13 ,0 10 ,0 00 ,8 27 ,0 22 ,3 64 ,0 75 ,0 19 ,2 24 ,0 18 ,5 4 4 ,0 10 ,8 44 ,1 48 ,3 54 ,1 13 ,0 88 ,4 93 ,00 0 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 43 ,1 68 ,0 00 ,0 00 ,3 59 ,3 18 ,3 6 8 ,3 80 ,4 54 ,0 94 ,5 29 (*) 1 ,2 94 ,4 87 (*) ,4 02 ,1 38 ,2 79 ,2 94 ,3 49 ,3 25 ,1 64 ,2 97 ,0 0 0 ,1 84 ,3 49 ,0 00 ,2 79 ,2 94 ,1 64 ,1 20 ,51 9(*) ,5 59 ,4 91 1, 00 1, 00 ,1 31 ,1 85 ,1 2 ,1 09 ,0 51 ,7 01 ,0 20 ,2 22 ,0 34 ,0 88 ,5 72 ,2 47 ,2 22 ,1 43 ,1 75 ,5 02 ,2 17 1, 0 ,4 50 ,1 43 1, 00 ,2 47 ,2 22 ,5 02 ,6 24 ,02 3 taile d) N a13 a14 a15 a16 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) 0 0 1 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 06 ,5 41 (*) ,1 30 ,2 01 ,5 70 (*) ,0 72 ,1 1 4 ,1 80 ,5 97 (** ) ,0 70 ,5 56 (*) ,2 94 1 ,1 06 ,2 99 ,0 51 ,3 71 ,2 09 ,3 35 ,3 92 ,3 56 ,4 72 (*) ,6 65 ,0 17 ,5 97 ,4 09 ,0 11 ,7 69 ,6 4 2 ,4 60 ,0 07 ,7 76 ,0 13 ,2 22 ,6 67 ,2 14 ,8 35 ,1 18 ,3 90 ,1 61 ,0 97 ,1 35 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,5 28 (*) ,0 69 ,2 06 ,2 67 ,6 20 (** ) ,4 62 (*) ,2 0 8 ,6 50 (** ) ,3 15 ,6 23 (** ) ,5 76 (** ) ,4 87 (*) ,1 06 1 ,7 02 (** ) ,0 14 ,4 87 (*) ,3 24 ,3 04 ,0 20 ,7 79 ,3 98 ,2 70 ,0 05 ,0 47 ,3 9 3 ,0 03 ,1 89 ,0 04 ,0 10 ,0 34 ,6 67 ,0 01 ,9 54 ,0 35 ,1 76 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 56 ,4 27 ,0 59 ,2 57 ,7 09 (** ) ,4 30 ,4 4 7 ,4 22 ,4 56 (*) ,5 37 (*) ,8 21 (** ) ,4 02 ,2 99 ,7 02 (** ) 1 ,0 23 ,1 35 ,0 68 ,8 10 ,2 88 ,0 01 ,0 66 ,0 5 5 ,0 72 ,0 50 ,0 18 ,0 00 ,0 88 ,2 14 ,0 01 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 67 ,0 20 ,1 83 ,0 76 ,1 88 ,5 43 (*) ,0 4 3 ,0 96 ,0 26 ,3 18 ,0 54 ,1 38 ,0 51 ,0 14 ,0 23 ,4 95 ,9 37 ,4 53 ,7 58 ,4 40 ,0 16 ,8 6 1 ,6 96 ,9 14 ,1 84 ,8 27 ,5 72 ,8 35 ,9 54 ,9 24 0 0 1 9 0 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 8 3 ,5 36 (*) ,0 76 ,2 66 ,0 43 ,2 09 ,4 17 ,1 64 ,52 9(*) ,0 41 ,7 3 7 ,0 18 ,7 58 ,2 70 ,8 61 ,3 90 ,0 76 ,5 03 ,02 0 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 67 ,1 69 ,3 20 ,1 9 4 ,5 10 (*) ,3 76 ,2 14 ,4 87 (*) ,6 11 (** ) ,3 12 ,2 28 ,72 2(** ) ,2 05 ,1 23 ,4 90 ,1 81 ,4 2 6 ,0 26 ,1 13 ,3 78 ,0 35 ,0 05 ,1 94 ,3 47 ,00 0 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,6 93 (** ) ,3 32 ,4 34 ,6 15 (** ) ,0 74 ,4 81 (*) ,0 3 8 ,5 41 (*) ,0 59 ,2 58 ,3 94 ,4 90 (*) ,1 02 ,3 33 ,82 4(** ) ,9 24 ,0 01 ,1 65 ,0 64 ,0 05 ,7 63 ,0 37 ,8 7 8 ,0 17 ,8 10 ,2 87 ,0 95 ,0 33 ,6 78 ,1 64 ,00 0 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 1 ,0 16 ,2 14 ,0 10 ,1 04 ,2 30 ,4 85 (*) ,3 6 3 ,2 47 ,2 03 ,2 36 ,0 16 ,2 74 ,3 16 ,1 68 ,14 7 ,9 47 ,3 79 ,9 67 ,6 71 ,3 44 ,0 35 ,1 2 7 ,3 08 ,4 04 ,3 30 ,9 47 ,2 56 ,1 88 ,4 91 ,54 8 N a17 a18 a19 a20 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 53 ,6 72 (** ) ,2 36 ,0 57 ,7 59 (** ) ,2 98 ,3 7 9 ,3 87 ,6 54 (** ) ,5 48 (*) ,5 20 (*) ,2 79 ,3 71 ,4 87 (*) ,6 93 (** ) ,0 16 1 ,4 49 ,2 36 ,6 68 (** ) ,0 10 ,4 07 ,2 2 2 ,4 44 ,0 41 ,1 04 ,2 21 ,1 21 ,1 93 ,2 76 ,69 2(** ) ,1 38 ,0 02 ,3 31 ,8 16 ,0 00 ,2 15 ,1 1 0 ,1 02 ,0 02 ,0 15 ,0 22 ,2 47 ,1 18 ,0 35 ,0 01 ,9 47 ,0 54 ,3 31 ,0 02 ,9 69 ,0 83 ,3 6 1 ,0 57 ,8 68 ,6 71 ,3 63 ,6 22 ,4 29 ,2 53 ,00 1 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 62 ,2 50 ,0 76 ,3 72 ,2 74 ,0 72 ,1 0 3 ,4 15 ,6 04 (** ) ,2 62 ,2 21 ,2 94 ,2 09 ,3 24 ,3 32 ,2 14 ,4 49 1 ,1 30 ,1 81 ,1 63 ,1 23 ,3 4 4 ,3 30 ,0 76 ,3 29 ,0 43 ,1 36 ,0 30 ,1 19 ,33 4 ,8 01 ,3 03 ,7 58 ,1 17 ,2 57 ,7 69 ,6 7 6 ,0 77 ,0 06 ,2 78 ,3 64 ,2 22 ,3 90 ,1 76 ,1 65 ,3 79 ,0 54 ,5 97 ,4 59 ,5 06 ,6 17 ,1 4 9 ,1 67 ,7 58 ,1 69 ,8 61 ,5 78 ,9 01 ,6 27 ,16 2 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 21 ,4 20 ,2 69 ,2 63 ,3 08 ,4 82 (*) ,1 0 8 ,0 65 ,0 92 ,1 18 ,4 17 ,3 49 ,3 35 ,3 04 ,4 34 ,0 10 ,2 36 ,1 30 1 ,6 45 (** ) ,5 67 (*) ,2 55 ,0 1 6 ,4 06 ,4 62 (*) ,2 89 ,6 25 (** ) ,2 81 ,3 50 ,2 56 ,56 2(*) ,9 32 ,0 73 ,2 65 ,2 77 ,2 00 ,0 37 ,6 5 9 ,7 91 ,7 09 ,6 32 ,0 75 ,1 43 ,1 61 ,2 05 ,0 64 ,9 67 ,3 31 ,5 97 ,0 03 ,0 11 ,2 93 ,9 4 7 ,0 85 ,0 47 ,2 31 ,0 04 ,2 44 ,1 42 ,2 89 ,01 2 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 57 ,7 25 (** ) ,4 18 ,2 67 ,5 81 (** ) ,4 27 ,0 8 8 ,1 56 ,5 36 (*) ,2 25 ,5 33 (*) ,3 25 ,3 92 ,3 67 ,6 15 (** ) ,1 04 ,6 68 (** ) ,1 81 ,6 45 (** ) 1 ,3 82 ,3 52 ,1 6 7 ,6 30 (** ) ,2 63 ,1 73 ,4 87 (*) ,3 72 ,2 58 ,5 02 (*) ,75 4(** ) ,5 22 ,0 00 ,0 75 ,2 70 ,0 09 ,0 68 ,7 2 0 ,5 24 ,0 18 ,3 54 ,0 19 ,1 75 ,0 97 ,1 23 ,0 05 ,6 71 ,0 02 ,4 59 ,0 03 ,1 06 ,1 39 ,4 9 3 ,0 04 ,2 77 ,4 78 ,0 35 ,1 17 ,2 85 ,0 28 ,00 0 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 a21 a22 a23 a24 a25 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson ,0 99 ,2 33 ,3 38 ,0 45 ,1 24 ,0 95 ,2 6 8 ,1 93 ,0 16 ,1 89 ,2 93 ,1 64 ,3 56 ,1 69 ,0 74 ,2 30 ,0 10 ,1 63 ,5 67 (*) ,3 82 ,6 87 ,3 38 ,1 57 ,8 55 ,6 13 ,6 98 ,2 6 8 ,4 29 ,9 49 ,4 39 ,2 24 ,5 02 ,1 35 ,4 90 ,7 63 ,3 44 ,9 69 ,5 06 ,0 11 ,1 06 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,5 49 (*) ,4 42 ,0 22 ,2 91 ,7 33 (** ) ,5 12 (*) ,2 0 0 ,3 96 ,5 07 (*) ,5 10 (*) ,5 35 (*) ,2 97 ,4 72 (*) ,3 20 ,4 81 (*) ,4 85 (*) ,4 07 ,1 23 ,2 55 ,3 52 ,0 27 ,0 15 ,0 58 ,9 29 ,2 26 ,0 00 ,0 25 ,4 1 2 ,0 93 ,0 27 ,0 26 ,0 18 ,2 17 ,0 41 ,1 81 ,0 37 ,0 35 ,0 83 ,6 17 ,2 93 ,1 39 ,9 11 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 13 ,3 31 ,2 94 ,1 67 ,1 23 ,2 58 ,0 6 9 ,2 97 ,4 47 ,1 59 ,1 49 ,0 00 ,0 83 ,1 94 ,0 38 ,3 63 ,2 22 ,3 44 ,0 16 ,1 67 ,9 57 ,1 67 ,2 22 ,4 93 ,6 15 ,2 87 ,7 7 9 ,2 18 ,0 55 ,5 16 ,5 44 1, 00 0 ,7 37 ,4 26 ,8 78 ,1 27 ,3 61 ,1 49 ,9 47 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 22 ,4 56 (*) ,1 49 ,0 88 ,4 64 (*) ,1 48 ,0 8 6 ,2 85 ,4 49 ,0 80 ,5 74 (*) ,1 84 ,5 36 (*) ,5 10 (*) ,5 41 (*) ,2 47 ,4 44 ,6 19 ,0 49 ,5 43 ,7 20 ,0 45 ,5 46 ,7 2 7 ,2 37 ,0 54 ,7 44 ,0 10 ,4 50 ,0 18 ,0 26 ,0 17 ,3 08 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 ,0 49 ,0 ,1 91 ,0 26 ,2 57 ,1 12 ,0 ,1 ,0 ,3 49 ,0 76 ,3 76 ,0 1 9 ,1 ,0 27 ,2 1 5 ,5 10 (*) ,5 79 (** ) ,4 73 (*) ,3 57 ,2 24 ,5 11 (*) ,2 16 ,33 7 ,9 11 ,3 7 6 ,0 26 ,0 09 ,0 41 ,1 33 ,3 57 ,0 25 ,3 73 ,15 8 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 1 ,2 7 8 ,0 92 ,1 16 ,2 96 ,0 76 ,2 27 ,0 27 ,2 11 ,59 2(** ) ,2 4 9 ,7 07 ,6 35 ,2 19 ,7 58 ,3 50 ,9 11 ,3 86 ,00 8 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,2 15 ,2 78 1 ,2 59 ,2 94 ,2 97 ,2 74 ,1 79 ,3 69 ,1 58 ,09 4 ,4 93 ,3 76 ,2 49 ,2 85 ,2 22 ,2 18 ,2 56 ,4 64 ,1 20 ,5 19 ,70 1 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 30 ,4 06 ,6 30 (** ) ,5 10 (*) ,0 92 ,2 5 9 1 ,3 65 ,6 48 (** ) ,4 44 ,5 47 (*) ,4 59 (*) ,5 13 (*) ,68 3(** ) ,0 57 ,1 67 ,0 85 ,0 04 ,0 26 ,7 07 ,2 8 5 ,1 24 ,0 03 ,0 57 ,0 15 ,0 48 ,0 25 ,00 1 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,2 ,0 ,0 ,4 62 ,2 63 ,5 79 ,1 ,3 65 1 ,2 42 ,7 38 ,3 35 ,3 ,2 48 ,28 5 1 1 9 ,2 9 Corr elati on Sig. (2taile d) N a26 a27 a28 a29 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati 79 26 0 8 92 45 49 59 03 41 76 (*) (** ) 16 4 (** ) ,4 64 ,8 41 ,9 17 ,4 34 ,9 15 ,2 89 ,6 5 9 ,6 49 ,7 09 ,5 53 ,8 44 ,1 43 ,7 58 ,1 13 ,8 10 ,4 04 ,8 68 ,7 58 ,0 47 ,2 77 ,0 09 ,6 35 ,2 2 2 ,1 24 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 ,1 98 ,1 26 ,2 89 ,0 09 ,0 06 ,0 62 ,0 8 8 ,0 27 ,0 61 ,2 26 ,3 45 ,0 00 ,2 66 ,2 14 ,2 58 ,2 36 ,1 04 ,3 29 ,2 89 ,1 73 ,4 73 (*) ,2 96 ,2 9 7 ,4 15 ,6 09 ,2 31 ,9 72 ,9 79 ,8 01 ,7 1 9 ,9 13 ,8 05 ,3 52 ,1 48 1, 00 0 ,2 70 ,3 78 ,2 87 ,3 30 ,6 71 ,1 69 ,2 31 ,4 78 ,0 41 ,2 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 53 ,2 96 ,0 41 ,4 20 ,2 25 ,4 17 ,1 7 3 ,0 37 ,1 07 ,0 22 ,2 25 ,2 79 ,0 43 ,4 87 (*) ,3 94 ,0 16 ,2 21 ,0 43 ,6 25 (** ) ,4 87 (*) ,1 38 ,2 18 ,8 68 ,0 73 ,3 55 ,0 76 ,4 7 8 ,8 80 ,6 63 ,9 28 ,3 54 ,2 47 ,8 61 ,0 35 ,0 95 ,9 47 ,3 63 ,8 61 ,0 04 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 62 ,0 52 ,1 30 ,0 10 ,2 74 ,5 50 (*) ,1 0 3 ,2 66 ,2 04 ,3 73 ,3 76 ,2 94 ,2 09 ,6 11 (** ) ,4 90 (*) ,2 74 ,1 21 ,8 01 ,8 33 ,5 97 ,9 67 ,2 57 ,0 15 ,6 7 6 ,2 70 ,4 03 ,1 16 ,1 13 ,2 22 ,3 90 ,0 05 ,0 33 ,2 56 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,0 99 ,2 09 ,1 21 ,1 69 ,3 47 ,0 95 ,3 07 ,1 34 ,0 65 ,4 02 ,1 64 ,4 17 ,3 12 ,1 02 1 9 ,0 2 5 38 ,3 18 ,0 00 ,1 61 ,1 57 ,3 07 ,23 7 19 19 19 19 19 19 19 ,6 48 (** ) ,2 42 1 ,3 20 ,4 78 (*) ,1 93 ,3 85 ,32 7 ,2 1 8 ,0 03 ,3 18 ,1 82 ,0 38 ,4 29 ,1 03 ,17 2 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 57 ,0 76 ,2 7 4 ,4 44 ,7 38 (** ) ,3 20 1 ,4 49 ,1 93 ,4 10 ,51 7(*) ,0 35 ,1 33 ,7 58 ,2 5 6 ,0 57 ,0 00 ,1 82 ,0 54 ,4 29 ,0 81 ,02 3 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 ,1 36 ,2 81 ,3 72 ,2 24 ,2 27 ,1 7 9 ,5 47 (*) ,3 35 ,4 78 (*) ,4 49 1 ,0 30 ,5 44 (*) ,64 5(** ) ,6 22 ,5 78 ,2 44 ,1 17 ,3 57 ,3 50 ,4 6 4 ,0 15 ,1 61 ,0 38 ,0 54 ,9 01 ,0 16 ,00 3 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 ,3 16 ,1 93 ,0 30 ,3 50 ,2 58 ,5 11 (*) ,0 27 ,4 59 (*) ,3 38 ,1 93 ,1 93 ,0 30 1 ,1 00 ,28 0 1 9 ,3 6 9 on Sig. (2taile d) N a30 VA R00 023 Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N Pea rson Corr elati on Sig. (2taile d) N ,6 87 ,3 90 ,6 23 ,4 90 ,1 45 ,6 98 ,9 1 8 ,2 02 ,5 86 ,7 91 ,0 88 ,5 02 ,0 76 ,1 94 ,6 78 ,1 88 ,4 29 ,9 01 ,1 42 ,2 85 ,0 25 ,9 11 ,1 2 0 ,0 48 ,1 57 ,4 29 ,4 29 ,9 01 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 ,0 65 ,4 77 (*) ,2 56 ,1 23 ,2 55 ,4 40 ,0 1 9 ,2 25 ,2 07 ,3 20 ,1 67 ,1 20 ,1 64 ,2 28 ,3 33 ,1 68 ,2 76 ,1 19 ,2 56 ,5 02 (*) ,2 16 ,2 11 ,1 5 8 ,5 13 (*) ,2 48 ,3 85 ,4 10 ,7 91 ,0 39 ,2 89 ,6 15 ,2 93 ,0 60 ,9 4 0 ,3 55 ,3 95 ,1 82 ,4 93 ,6 24 ,5 03 ,3 47 ,1 64 ,4 91 ,2 53 ,6 27 ,2 89 ,0 28 ,3 73 ,3 86 ,5 1 9 ,0 25 ,3 07 ,1 03 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 19 19 ,5 72 (*) ,6 15 (** ) ,2 34 ,2 38 ,8 17 (** ) ,6 54 (** ) ,3 2 6 ,5 56 (*) ,5 99 (** ) ,5 02 (*) ,7 85 (** ) ,5 19 (*) ,5 29 (*) ,7 22 (** ) ,8 24 (** ) ,1 47 ,6 92 (** ) ,3 34 ,5 62 (*) ,7 54 (** ) ,3 37 ,5 92 (** ) ,0 9 4 ,6 83 (** ) ,1 17 ,0 05 ,3 34 ,3 26 ,0 00 ,0 02 ,1 7 3 ,0 13 ,0 07 ,0 28 ,0 00 ,0 23 ,0 20 ,0 00 ,0 00 ,5 48 ,0 01 ,1 62 ,0 12 ,0 00 ,1 58 ,0 08 ,7 0 1 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 1 9 1 19 19 9 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 19 19 19 19 19 19 ,6 84 ,24 5 19 19 19 ,5 44 (*) ,1 00 1 ,56 3(*) ,0 81 ,0 16 ,6 84 19 19 19 19 19 19 ,2 85 ,3 27 ,5 17 (*) ,6 45 (** ) ,2 80 ,5 63 (*) 1 ,0 01 ,2 37 ,1 72 ,0 23 ,0 03 ,2 45 ,0 12 19 19 19 19 19 19 19 ,01 2 19 Lampiran 4 Uji Reliabilitas Case Processing Summary Cases Valid N % 19 100,0 Exclude 0 d(a) ,0 Total 100,0 19 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,855 20 Lampiran 1 Angket mengenai sikap siswa terhadap lingkungan Dengan Hormat, Dalam rangka penelitian mengenai hubungan antara hasi belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, maka saya mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ingin bekerjasama dengan sdr/sdri, untuk mengisi angket ini yang berhubungan dengan judul Skripsi diatas. Dengan ini saya memohon bantuan dan kesediaan saudara/i untuk mengisi angket ini. Petunjuk Pengisian Angket: 1. Dibawah ini terdapat pertanyaan-pertanyaan, berilah tanda Cheklist (√) atau tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai dengan diri anda. 2. peneliti berharap kejujuran saudara/i dalam menjawab setiap pertanyaan. 3. Identitas pengisisan angket ini kami jamin kerahasiaannya 4. Pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan penilaian belajar anda 5. Atas kesediaan dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. No Pertanyaan 1 Menurut saya lingkungan keluarga sangat penting karena tempat pertama kita bersosialisasi Lingkungan keluarga menurut saya tidak penting karena tidak berpengruh apa-apa bagi saya Keluarga saya adalah keluarga yang tidak harmonis yang selalu membuat saya tidak nyaman tingal dirumah Menurut saya keluarga saya adalah keluarga yang harmonis sehingga membuat saya nyaman tingal dirumah 2 3 4 5 6 7 8 Saya tidak pernah malu sedikitpun ketika datang terlambat kesekolah Karena orang tua tidak memperdulikan saya maka saya bebas berkehendak apapun Saya sangat menyayangi dan menghormati kedua orang tua saya karena mereka adalah orang yang berarti dalam hidup saya Saya termasuk anak yang penurut dan selalu mendengarkan nasihat orang tua saya SS S TS STS 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Saya tidak pernah mendengarkan nasehat siapapun termasuk orang tua saya sendiri Lingkungan sekolah tempat saya belajar sangat kumuh sehingga tidak mendukung untuk belajar-mengajar Saya merasa malu ketika datang terlambat kesekolah apalagi bolos sekolah Setelah saya belajar sosiologi, saya memahami bagaimana cara bermasyarakat yang baik. Walaupun telah belajar sosiologi tapi saya tidak memahami cara bermasyarakat yang baik Menurut saya lingkungan sekolah saya sangat bersih, sehingga mendukung untuk kegiatan belajar Walaupun teman saya memaksa mengajak saya untuk bolos, tapi saya tetap menolaknya Bagi saya belajar sosiologi sangat menyenangkan karena mempelajari kehidupan kita sehari-hari Karena gengsi ketika saya diajak oleh teman untuk bolos sekolah maka akhirnya saya mengikutinya Bagi saya belajar sosiologi sangat membosankan sehingga saya malas untuk mempelajarinya Menurut saya hidup bermasyarakat harus saling menghormati dan saling tolong-menolong Menurut saya hidup bermasyarakat tidak harus saling menghormati dan saling tolong-menolong Hidup bermasyarakat akan harmonis jika ada komunikasi yang baik antar sesama Walaupun sudah terjalin komunikasi yang baik belum tentu hidup masyarakat harmonis Saya selalu menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan Saya malas untuk membantu orang lain, karena orag lain pun tidak peduli dengan saya Saya senang bergaul dengan tetangga sekitar Saya malas bergaul dengan tetangga saya karena tetanga saya pun tidak peduli dengan saya Saya selalu berhati-hati ketika bertingkah laku terhadap orang lain Saya bertingkah laku sesuka hati saya sendiri 29 Menurut saya tawuran adalah perbuatan yang tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain 30 Tawuran wajar terjadi di usia remaja karena menurut saya tawuran termasuk gaya hidup modern Lampiran 5 Hasil uji coba validitas Butir Soal rhitung rtabel Keterangan 1 0,572 456 valid 2 0,615 456 valid 3 0,234 456 gugur 4 0,238 456 gugur 5 0,817 456 valid 6 0,654 456 valid 7 0,326 456 gugur 8 0,556 456 valid 9 0,599 456 valid 10 0,502 456 valid 11 0,785 456 valid 12 0,519 456 valid 13 0,529 456 valid 14 0,722 456 valid 15 0,824 456 valid 16 0,147 456 gugur 17 0,692 456 valid 18 0,334 456 gugur 19 0,562 456 valid 20 0,754 456 valid 21 0,337 456 gugur 22 0,592 456 valid 23 0,094 456 gugur 24 0,683 456 valid 25 0,285 456 gugur 26 0,327 456 gugur 27 0,517 456 valid 28 0,645 456 valid 29 0,280 0,563 456 gugur 456 valid 30 Lampiran 6 Instrument Kisi-kisi Sikap siswa Terhadap Lingkungan Sosial No 1 Aspek Lingkungan Keluarga Komponen Sikap Jml Kognisi Apeksi Konasi 1, 2 3*, 4*, 5,6 8, 9 8 10,14 7*, 11,16*,18 15, 17 8 2 Lingkungan Sekolah 3 Lingkungan 12, 13, 19, Masyarakat 20, 21*, 22, 25*,26* 23*, 24, 27, 28 14 29*, 30 Jumlah 12 10 8 30 Lampiran 7 Nilai rapor siswa semester 1 DAFTAR NILAI RAPOR SEMESTER I SMA PGRI 56 CIPUTAT-TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2009-2010 KELAS: XI.IPS NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17 18 19 20 21 22 23 24. NOMOR INDUK BID. STUDI: SOSIOLOGI NAMA SISWA ANDIKA DWI S ANDIKA EFFEL M ALDO WILHAR NOOH ARIF JAUHARI DEDI ISKANDAR DEDE TRIYADI DIANA DARMA DAYANA N. P DAPRIAN NUGROHO DJANDRIANSYAH EDWAR MAULANA FIQIH FADILAH GIAN CARLO HENDRA SUTRISNO HERIE AZHARIE MUHAMMAD YUSUF HELMI NOVAN N. S OKTA EMILIA PIMA PRIANA RIKI SEPTIAN RUDIANTO RIYAN S SILA FRANSISKA SITI MAULAWATI NILAI 77 80 74 76 55 69 75 67 72 77 66 54 69 53 65 60 70 65 67 56 61 65 65 70 25. 26. 27. 28. 29. 30. SYAHRULLAH ADAM SUTAN ARIFIN TATAM TAMAZI VERONICA NAINGGOLAN WINDI DIANA YOGI TRILAKSONO 65 65 55 70 65 50 Mengetahui, Guru Bid.Studi Sosiologi Yunita, S. Hum Lampiran 8 Perhitungan untuk variabel X dan Variabel Y I. Data Statistik Hasil Belajar Sosiologi (variabel X) Distribusi Frekuensi hasil belajar Sosiologi a. Nilai Hasil Belajar Sosiologi Siswa 77 69 66 60 61 65 80 75 53 70 65 55 74 67 69 65 65 70 76 72 53 67 70 65 55 77 65 56 65 50 b. Nilai Tertinggi (H) dan Nilai terendah (L) H= 80 L= 50 c. Range (R) R= H - L H = 80 L = 50 R= 80-50 = 30+1 d. Banyaknya Kelas (K) K= 1+3.3 Log N = 1+3.3 Log 30 = 1+4,87 = 5,87 =6 e. Interval I = = = 5,16 = 6 Tabel Interval Fi X Fi.X 50 - 55 56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 79 80 - 85 ∑ 5 3 10 6 5 1 30 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 262,5 175,5 645 423 382,5 82,5 1971 1. Mean (X) X = ∑ . X N = = 65,7 2. Median (Md) Md =l+ . = 61,5 + .I . .6 .6 = 61,5 + = 61,5 + .6 = 61,5 + = 61,5+4,2 = 65,7 Batas Bawah 49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 Batas Atas 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 FKb Fka 5 8 18 24 29 30 30 25 22 12 6 1 3. Mode (Mo) Mo =l+ .I = 61,5 + = 61,5 + .6 .6 = 61,5 + 3,4 = 64,9 4. Variants Interval 50 – 55 fi 5 X 52,5 X– 13 169 845 56 – 61 3 58,5 – 7 49 147 62 – 67 10 64,5 1 10 68 – 73 60 70,5 – 1 5 25 150 74 – 79 5 76,5 11 121 605 80 – 85 1 82,5 17 289 289 30 SD2 = ∑f X = . 2046 = = 68,2 5. Standar Deviasi SD =√ = √68,2 = 8,25 fi 2046 X II. Data Statistik Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Sosial Distribusi Frekuensi a. Nilai Sikap Siswa terhadap lingkungan Sosial 59 68 70 64 62 66 70 56 66 65 61 69 57 66 58 65 72 60 70 58 65 72 60 70 58 64 66 67 63 64 b. Nilai Tertinggi (H) dan Nilai terendah (L) H= 72 L= 56 c. Range( R ) R=H-L H = 72 L = 56 R= 72 - 56 = 16 d. Banyaknya Kelas (K) K= 1+3.3 Log N = 1+3.3 Log 30 = 1+4,87 = 5,87 =6 e. Interval I = I = = 2,6 =3 Tabel Interval Fi X Fi.X 56 - 58 59 - 61 62 - 64 65 - 67 68 - 70 71 - 73 ∑ 5 4 5 8 6 2 30 57 90 63 66 69 72 285 240 315 528 414 144 1926 f. Mean (X) X = ∑ . X N = = 64,2 g. Median (Md) Md = l + . = 64,5 + .I . .3 = 64,5 + .3 = 64,5 + .3 = 64,5 + = 64,5+0,4 = 64,9 h. Modus (Mo) Mo = l + .I = 64,5 + .3 = 64,5 + . 3 = 64,5 + 1,8 = 66,3 Batas Bawah 55,5 58,5 61,5 64,5 67,5 70,5 Batas Atas 58,5 61,5 64,5 67,5 70,5 73,5 FKb Fka 5 9 14 22 28 30 30 25 21 16 8 2 Varians Interval 56 – 58 fi 5 X 57 X– 7,2 5,184 25.92 59 – 61 4 60 – 4,2 1,764 7.056 62 – 64 5 63 144 720 65 – 67 8 66 – 1,2 1,8 3,24 25.92 68 – 70 6 69 4,8 23,04 138.24 71 – 73 2 72 7,8 60,84 121.68 30 SD2 1038.816 = ∑f X = . 1038.816 = . = 34,62 i. Standar Deviasi SD = √ = √34,62 = 5,88 fi X Lampiran 9 Data skor Hasil Belajar Sosiologi (variabel X) dan Skor Sikap siswa terhadap lingkungan Sosial di SMA PGRI 56 Ciputat (variabel Y) No Res 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 Jumlah X Y XY X2 Y2 77 80 74 76 50 69 75 67 72 77 66 54 69 53 65 60 70 65 67 56 61 65 65 70 65 65 55 70 65 55 1978 59 68 70 64 62 66 70 56 66 65 61 69 57 66 58 65 72 60 70 58 64 66 67 63 64 56 66 72 68 64 1932 4543 5440 5180 4864 3100 4554 5250 4355 4752 5005 4026 3726 3933 3498 3770 3900 5040 3900 4690 3248 3904 4290 4355 4410 4160 3640 3630 5040 4420 3520 128143 5929 6400 5476 5776 2500 4761 5625 4489 5184 5929 4356 2916 4761 2809 4225 3600 4900 4225 4489 3136 3721 4225 4225 4900 4225 4225 3025 4900 4225 4096 133253 3481 4624 4900 4096 3844 4356 4900 3136 4356 4225 3721 4761 3249 4356 3364 4225 5184 3600 4900 3364 4096 4356 4489 3969 4096 3136 4356 5184 4624 4096 125044 Lampiran 10 Uji korelasi antara variabel X dengan Variabel Y rxy = rxy = N .(∑ XY ) − (∑ X ).(∑ Y ) {N .∑ X 2 }{ − (∑ X ) 2 . N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 } 30.128143 − (1978)(1932) {30.(133253) − (1978) }{. 30.(125044 − (1932) )} 2 rxy = 3844290 − 3821496 (3997590 − 3912484)(3751320 − 3732624) rxy = 22794 (85106)(18696) rxy = 22794 1591141776 rxy = 22794 39889,11852 rxy = 0,5714340363 rxy = 0,571 2 Lampiran 11 Statistik Tabel Statistik Nilai–Nilai r Product Moment 3 4 5 Taraf Signifikan 5% 1% 0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959 6 7 8 9 10 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,917 0,874 0,834 0,789 0,765 30 31 32 33 34 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 70 75 80 85 90 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 11 12 13 14 15 0,602 0.576 0,553 0,532 0,514 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 35 36 37 38 39 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 95 100 125 150 175 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 16 17 18 19 20 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,623 0.606 0,590 0,575 0,561 40 41 42 43 44 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 200 300 400 500 600 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 21 22 23 24 25 26 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496 45 46 47 48 49 50 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361 700 800 900 1000 0,074 0,070 0,065 0,062 0,097 0,091 0,086 0,081 No 27 28 29 Taraf Signifikan 5% 1% 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470 55 60 65 Taraf Signifikan 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317 N N Sumber: Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta, 2004), h.288 Lampiran 12 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Jabatan Yang Mewawancarai : Jum’at, 15 Januari 2010 : Kantor Kepsek SMA PGRI 56 Ciputat : 09.22 s.d selesai : Drs. Asep setiadi, M.Pd : Kepala SMA PGRI 56 Ciputat : Sutarsih Pertanyaan: Jelaskan secara garis besar, bagaimana sejarah berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat? Jawaban: Sekolah ini didirikan pada tahun 1982 yang berdasarkan Surat Keputusan akreditasi lama /SK No. 086/102.Kep/E.84/16 Maret 1984, dan akreditasi baru yaitu /SK No. Ma. 002937/28.00.Ma.0003.06/ 27 Juni 2006, yang berdiri diatas lahan tanah seluas 1777 m2, yang dipergunakan untuk bangunan seluas 877 m2, halaman seluas 300 m2, dan untuk lapangan olahraga seluas 600 m2. Lahan tanah yang dipergunakan oleh SMA PGRI 56 Ciputat ini milik tentara ABRI 203 yang di wakafkan untuk pendidikan. Pertanyaan: Apa Misi dan Visi serta tujuan Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat? Jawaban : Visi SMA PGRI 56 Ciputat adalah menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai pusat pengembangan Pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader bangsa yang berkualitas yang unggul dalam Iptek dan imtaq, Sedangkan Misinya adalah Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan visi di atas melalui: Menyelenggarkan pendidikan umum yang bersifat nasional, Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil, dan bermutu, Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa, dan negara,Menjadikan lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Ciputat dan sekitarnya, dan Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya. Tujuannya yaitu meliputi tujuan jangka panjang dan pendek. Tujuan jangka panjang berisi tujuan sekolah (5 tahun kedepan). Tujuan jangka pendek berisi serangkaian tujuan jangka pendek. yang mewujudkan dalam tahunan seperti: Membentuk pokja/Tim kecil sebagai pionir dalam mengimplementasikan budaya profesional, menjaring calon siswa yang berkualitas, menganalisa dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan, Standar Kompetensi Nasional dan Internasional, Meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi, Menjalin kerjasama dengan lembaga/PP instansi terkait, dan masyarakat dalam rangka perkembanngan IPTEK, meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang sesuai dengan minat siswa, serta meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana serta program pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil belajar siswa. Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak sekolah agar pelaksanaan KBM berjalan kondusif dan menarik bagi siswa? Jawaban: Pertama yang harus diperhatikan adalah kontinyuitas dan perkembangan silabus serta kurikulum sekolah, Kedua melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran yang menunjang proses KBM, Ketiga memilih guru yang memiliki kompetensi yang sesuai dibidangnya, Empat proses KBM tidak harus dilaksanakan didalam kelas tetapi bisa dilakukan diluar kelas, karena biasanya anak lebih senang belajar di alam bebas. Apalagi mata pelajaran Sosiologi sangat cocok belajar dilingkungan sosial. Pertanyaan: Menurut bapak, Apakah ada kendala dalam proses KBM disekolah, khususnya mata pelajaran Sosiologi?Mengapa? Jawaban: Ada, diantaranya; Pertama, kurangnya guru bidang studi yang sesuai dengan jurusannya sehingga kurang menguasai metode pembelajaran yang digunakan. Kedua, murid pada umumnya beranggapan bahwa mata pelajaran sosiologi kurang penting bagi dirinya, sehingga siswapun tidak memiliki motivasi untuk belajar. Ketiga, sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang mendukung. Pertanyaan: Usaha apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengatasi kendala tersebut? Jawaban: Usaha yang telah kami lakukan sampai saat ini adalah mencari guru yang sesuai dengan bidangnya, kemudian memfasilitasi sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dan memadai. Pertanyaan: Bagaimana sikap siswa/i di lingkungan sekolah? Jawaban: Selama ini secara keseluruhan sudah cukup baik, walaupun masih ada kekurangannya. Hal ini berdasarkan pengamatan saya secara pribadi baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Pertanyaan: Apakah Sekolah yang Bapak pimpin telah mengalami perkembangan? Jawaban : Dari segi fisik (bangunan dan sarana perasarana) telah mengalmai peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya ruang laboratorium IPA, bahasa, komputer, perpustakaan, dll. Selain itu juga perestasi siswa pun telah mengalami kemajuan, misalnya dengan sering mendapatkan juara dari setiap perlombaan yang sering diikuti. Tetapi tidak bisa dipungkiri juga dari sisi lain reward terhadap guru masih belum memadai sehingga hal ini telah menjdi PR bagi saya untuk mengupayakan bagaimana caranya agar kesejahteraan guru dapat terpenuhi. Pertanyaan : Prestasi apa saja yang telah diperoleh siswa/i di sekolah ini? Jawaban : Alhamdulillah dari sekolah kami ini telah banyak mengikuti kegiatan lomba-omba, diantaranya lomba debat bahasa inggris, olimpiade Kimia, olimpiade fisika, lomba karya ilmiah, olah raga futsal, dan alhamdulilah selalu dapat juara 1, 2, dan 3. Pertanyaan: Apa saja Program Ekstrakurikuler yang ada disekolah ini?Mengapa? Jawaban : Banyak sekali program ekstrakurikuler yang kita sediakan, diantaranaya ada Pramuka, PMR, ROHIS, Futsal Putra dan Putri, Tari Saman, KIR (Karya Ilmiah Remaja), ROHIS, dll. Pertanyaan: Apakah sarana dan prasarana sudah menunjang terhadap proses KBM?Mengapa? Jawaban: Saat ini sudah cukup memadai, karena hal ini bisa dilihat dengan telah tersedianya sarana dan prasarananya, misalnya penyediaan laboratorium IPA, sarana olah raga, media pembelajaran seperti proyektor, dll. Pertanyaan: Bagaimana tanggapan bapak terhadap anak yang sering melakukan tawuran baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah? Jawaban : Menurut saya pada dasarnya usia anak SMA adalah masa mencari identitas diri, dimana pada usia remaja tersebut sangat rentan dengan perilaku yang negatif. Selain itu tingkah laku tersebut adalah dampak dari ketidaksetabilan sosial dimasyarakat, banyak waktu luang yang sia-sia, perhatian keluarga dan masyarakat yang kurang terhadap anak, sehingga anak merasa tidak diperdulikan sehingga mereka mencari perhatin melalui perbuatan yang dianggap tidak wajar. Selain itu, sarana prasarana sekolah kurang memadai yang menyebabkan anak tidak memiliki kreativitas, kontinyuitas pembelajaran yang tidak setabil sehingga anak melampiaskannya dengan perilaku yang sedikit nyeleneh. Pertanyaan. Pernahkah siswa-siswi bapak tawuran disekolah atau diluar sekolah? Jawab : Alhamdulillah sampai saat ini disini belum terjadi tawuran, tapi diluar pernah ada satu dua orang anak yang pernah ikut terlibat dalam tawuran akan tetapi itu semua tidak berlanjut dan dapat ditangani pihak sekolah. Pertanyaan: Kemudian upaya apa yang dilakukan pihak sekolah terhadap anak yang terlibat tawuran tersebut? Jawab: Memberi peringatan dan sanksi, serta memberi nasihat kemudian apabila tidak berhasil memanggil orang tuanya untuk membuat surat perjanjia tidak melakukan perbuatan yang keluar dari norma. Selain itu kita memberi binaan melalui mata pelajaran pengembangan diri dikelas dan upaya lainnya adalah mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah sesuai dengan minat mereka masing-masing agar waktu luang tidak sia-sia begitu saja. Pertanyaan: Menurut Bapak apakah ada hubungan antara hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial? Jawab: Menurut saya ada. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak sehari-hari, baik di sekolah (ketika berada didalam kelas) maupun dilingkungan masyarakat. Menurut pendapat saya, biasanya anak yang prestasinya baik cenderung sikapnya akan baik pula, begitupun sebaliknya, anak yang prestasinya rendah pada umumnya sikapnya cenderung kurang baik pula. Akan tetapi tidak semua seperti itu. Ciputat, Jum’at 15 Januari 2010 Narasumber Kepala SMA PGRI 56 Ciputat Drs. Asep Setiadi, M. Pd NIP: 19571031 198403 1 003 Lampiran 13 Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Jabatan Yang Mewawancarai : Kamis, 14 Januari 2010 : Kantor Guru SMA PGRI 56 Ciputat : 10.00 s.d selesai : Yunita N, S. Hum : Guru Bidang Studi Sosiologi : Sutarsih Pertanyaan: Bagaimana proses KBM Sosiologi di SMA PGRI 56Ciputat? Jawab: Cukup baik, pada saat mereka diberikan tugas mereka mengerjakannya. Pertanyaan: Metode apa sajakah yang digunakan oleh Ibu dalam KBM Sosiologi? Jawab: Metode yang digunakan dalam proses KBM cukup beragam, seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan mereka cukup antusias. Pertanyaan: Apakah nilai sosiologi siswa/i sudah baik?Mengapa? Jawab : Sudah cukup baik, karena nilai rata-rata pelajaran sosiologi siswa sudah sesuai dengan KKM. Pertanyaan: Kesulitan atau kendala apa saja yang Ibu hadapi ketika sedang KBM? Jawab: Saat semangat belajar siswa menurun, kecuali diberi stimulus atau motivasi terlebih dahulu. Pertanyaan: Jelaskan bagaimana sikap siswa di kelas ketika proses KBM? Mengapa? Jawab: Sikap siswa ketika sedang berada di kelas khususnya kelas XI IPS sangat interaktif dan sopan terhadap guru Pertanyaan: Apakah sebagai guru sosiologi ibu memberikan himbauan dan ajakan kepada siswa/i untuk bersikap positif terhadap lingkungan sosial, kemudian bagaimana reaksi mereka terhadap ajakan tersebut? Jawab: Iya saya selalu memberikan arahan dan ajakan kepada mereka agar selalu bersikap baik, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Terkadang disesuaikan dengan materi yang berkaitan dengan perilaku, contoh bahaya perilaku menyimpang, interaksi antar individu dan masyarakat, dll. Reaksi mereka cukup antusias. Pertanyaan: Strategi yang seperti apa yang Ibu lakukan dalam memotivasi siswa untuk semangat belajar sosiologi? Jawab: Dengan cara memberi tugas, dan siswa diberi nilai, dengan demikian siswa termotivasi untuk belajar. Pertanyaan: Bagaimanakah sikap siswa terhadap temannya sendiri, guru, dan masyarakat disekitarnya?. Jawab: Sebagaian besar cenderung baik dan masih ada dalam batas kewajaran, terhadap guru sopan dan menghormati. Pertanyaan: Menurut Ibu apakah ada hubungannnya antara nilai hasil belajar sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, khususnya di lingkungan sekolah?Mengapa? Jawab: Jelas ada, karena hal ini bisa dilihat dari prestasi mereka dan keperibadian masing-masing anak ketika sedang dikelas dan cara mereka bergaul dengan temannya. Ciputat, Kamis, 14 Januari 2010 Narasumber Guru Bidang Studi Sosiologi Yunita S. Hum NIP. Lampiran 14 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Kelas Yang Mewawancarai : Kamis, 14 Januari 2010 : SMA PGRI 56 Ciputat : 09.22 s.d selesai : Aldo Wilhar Nooh : XI IPS : Sutarsih Aldo adalah siswa yang cerdas dan senantiasa semangat dalam belajar serta selalu memperhatikan guru. (berdasarkan nilai rapot dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru bidang studi Sosiologi kelas XI IPS) 1. Strategi guru menyampaikan materi sosiologi Cukup menarik, dan memotivasi saya untuk belajar 2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting? Sangat penting sekali, karena kita sebagai makhluk sosial, membutuhkan orang lain jadi tentunya kita harus menghargai orang lain. 3. Bagaimana Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk tawuran? Saya menolaknya karena, menurut saya tawuran itu tidak baik dan merugikan diri sendiri dan orang lain. 4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru, keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda? Menurut saya sudah. Karena selama ini komunikasi saya lancar dan cukup baik. 5. Menurut anda apakah keluarga anda memperhatikan anda? Sangat perhatian, dengan cara memotivasi belajar, kasih sayang dsb. 6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa? Iya Setuju. Karena pada kenyataannya dimasyarakat sering terjadi dan kebanyakan tawuran terutama usia anak SMA. Yang diwawancarai Aldo Wilhar Nooh Lampiran 15 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Kelas Yang Mewawancarai : Kamis, 14 Januari 2010 : SMA PGRI 56 Ciputat : 09.30 s.d selesai : Pima Priama : XI IPS : Sutarsih Pima Priama adalah siswa yang cukup cerdas dan rajin dalam belajar serta selalu memperhatikan guru. (berdasarkan nilai rapor dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru bidang studi Sosiologi kelas XI IPS) 1. Strategi guru menyampaikan materi sosiologi Cukup menarik, dan memotivasi saya untuk belajar, walaupun terkadang membosankan. 2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting? Penting, karena jika kita ingin dihormati orang lain maka kita terlebih dahulu harus menghormati/menghargai orang lain. 3. Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk tawuran? Saya menolaknya, karena tawuran itu tidak baik dan dibenci oleh masyarakat. 4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru, keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda? Kalo dengan masyarakat saya akui belum. Karena selama ini saya jarang keluar rumah. 5. Menurut anda apakah keluarga anda selalu memperhatikan anda? Iya. Mereka memberi kasih sayang dengan tulus walaupun terkadang dengan marah. 6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa? Setuju. Karena jaman sekarang banyak anak yang salah bergaul. Yang diwawancarai Pima Priama Lampiran 16 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Kelas Yang Mewawancarai 1. : Kamis, 14 Januari 2010 : SMA PGRI 56 Ciputat : 09.40 s.d selesai : Yogi Trilaksono : XI IPS : Sutarsih Yogi Trilaksono adalah siswa yang nilai sosiologinya terendah dan semangat dalam belajar agak kurang. (berdasarkan nilai rapot dan wawancara dengan Bu Yunita S. Hum/guru bidang studi Sosiologi kelas XI IPS) Strategi guru menyampaiakn materi sosiologi Lumayan, kadang membosankan. 2. Mengnghargai dan menghormati orang lain itu penting? Penting, karena jika kita ingin dihormati orang lain maka kita terlebih dahulu harus menghormati/menghargai orang lain. 3. Sikap anda ketika teman anda mengajak anda untuk tawuran? Tergantung, kalau itu untuk membela teman menurut saya tidak apa-apa. 4. Apakah anda sudah bergaul dengan baik terhadap teman, guru, keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan anda? Menurut saya sudah. Karena selama ini komunikasi dengan tetangga cukup baik. 5. Menurut anda apakah keluarga anda memperhatikan anda? Orang tua saya cukup perhatian, walaupun terkadang saya kesal ketika di marahin.. 6. Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, apakah anda setuju?Mengapa? Iya Setuju. Karena pada kenyataannya dimasyarakat sering terjadi tawuran terutama usia anak SMA. Yang diwawancarai Yogi Trilaksono Lampiran 17 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Orang Tua Yang Mewawancarai : Kamis, 21 Januari 2010 : Pamulang, blok A9/5 Tlp.7414638 : 15.00 s.d selesai : Drs. Biky Nooh : Aldo Wilhar Nooh : Sutarsih Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya dilingkungan Keluarga? Jawab: Anaknya cukup baik, dan saya bangga punya anak seperti Aldo karena dia anaknya penurut pada orang tua. Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda? Cukup baik, karena saya perhatikan dia mau berusaha untuk belajar. Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda berjalan dengan baik? Dengan Memotivasi dan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan pelajarannya. Selain itu tidak disuruh-suruh untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena takut mengganggu waktu belajarnya dia. Tujuannya agar dia fokus ketika belajar. Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap lingkungan sekitar? Menurut saya sudah, karena dia orangnya mudah bergaul terutama dengan anakanak, karena dia suka anak kecil dan kebetulan dia anak satu-satunya di keluarga kami. Pertanyaan: Menurut bapak apakah anak bapak termasuk anak yang rajin? Iya,apalagi dalam hal belajar dia anaknya cukup rajin tidak usah disuruh-suruh lagi oleh orang tua. Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya dalam kehidupan sehari-hari? Sangat penyayang dan hormat pada yang lebih tua Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda termasuk didalamnya? Saya bersyukur sampai saat ini anak saya tidak pernah terlibat dalam kriminalitas apalagi ikut tawuran. Karena saya percaya dan terus mengawasi aktifitas dia walaupun secara tidak langsung. Pertanyaan: Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari segi tingkah lakunya? Mungkin kendalanya ada tapi yang sewajarnya, selama ini dia anaknya mudah untuk diatur. Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda? Harapan saya sangat besar, tentunya saya ingin Aldo menjadi anak yang cerdas, dan sukses dimasa depannya nanti serta berkepribadian yang baik. Narasumber Orang tua Aldo Wilhar Nooh Drs. Biky Nooh Lampiran 18 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Orang Tua Yang Mewawancarai : Ahad, 17 Januari 2010 : Pondok Cabe Ilir, RT/RW 06/01 Tlp.74706249 : 10.00 s.d selesai : Ibu Epon : Pima Priama : Sutarsih Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya dilingkungan Keluarga? Jawab: Anaknya cukup baik, hanya saja kalo disuruh belajar agak susah. Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda? Pas-pasan, cukup lumayan. Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda berjalan dengan baik? Dengan menyruhnya untuk rajin belajar terutama kalau ada tugas dirumah saya selalu mengingatkannya. Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap lingkungan sekitar? Pergaulan dia biasa saja dengan masyarakat, karena anaknya jarang keluar rumah. Pertanyaan: Menurut anda apakah anak anda termasuk anak yang rajin? Sebenarnya anaknya cukup rajin hanya saja harus disuruh-suruh dahulu, begitupun dalam hal belajar, semangatnya kadang naik turun. Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya dalam kehidupan sehari-hari? Alhamdulillah selama ini baik, hormat pada yang lebih tua. Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda termasuk didalamnya? Alhamdulillah sampai sekarang anak saya tidak pernah terlibat dalam kriminalitas apalagi ikut tawuran. Karena saya terus pantau dan saya selalau menasihatinya. Pertanyaan: Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari segi tingkah lakunya? Sampai saat ini saya belum menemukan kendala yang fatal, masih ada dalam kewajaran, hanya saja kalau dalam belajr harus disuruh-suruh. Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda? Saya berharap mudah-mudahan anak saya bisa tuntas sekolahnya dan menjadi orang yang bermanfaat buat dirinya sendiri dan orang lain. Narasumber Orang Tua Pima Priama Ibu Epon Lampiran 19 HASIL BERITA WAWANCARA DENGAN ORANG TUA SISWA-SISWI KELAS XI IPS SMA PGRI 56 CIPUTAT Hari/ Tgl Wawancara Tempat Waktu Nama yang diwawancarai Orang Tua Yang Mewawancarai : Sabtu, 16 Januari 2010 : Ciputat : 14.00 s.d selesai : Bapak Ruswono : Yogi Trilaksono : Sutarsih Pertanyaan: Bagaimana tingkah laku anak anda dalam kesehariannya dilingkungan Keluarga? Jawab: Baik, walaupun kadang malas-malasan tapi Alhamdulillah masih bisa diatasit. Pertanyaan: Bagaimana prestasi anak anda? Cukup, saya lihat dia memiliki potensi di bidang olah raga Pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan pihak keluarga agar belajar anak anda berjalan dengan baik? Mendorong dia agar rajin belajar dan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan sekolahnya. Pertanyaan: Apakah anak Ibu/Bpk sudah bergaul dengan baik terhadap lingkungan sekitar? Menurut saya sudah, karena dia orangnya tidak biasa berdiam diri di rumah, dan saya perhatikan dia gampang akrab berteman. Pertanyaan: Menurut anda apakah anak anda termasuk anak yang rajin? Jujur saja dia anaknya agak sedikit malas, tapi kalo kita suruh untuk belajar dia mau. Jadi harus disuruh dulu baru mau. Pertanyaan: Bagaimana sikap anak anda terhadap anggota keluraga lainnya dalam kehidupan sehari-hari? Baik dan hormat pada yang lebih tua Pertanyaan: Dalam kenyataan dimasyarakat bahwa usia anak remaja sangat erat kaitannya dengan kriminalitas, menurut bpk/ibu apakah anak anda termasuk didalamnya? Anak saya dulu pernah berkelahi dengan temannya karena gara-gara pertandingan futsal, dan untungnya dekat rumah, sehingga saya bisa menanganinya. Dan Alhamdulilah sampai sekarang tidak pernah terjadi lagi. Pertanyaan:Apakah ada kendala dalam mendidik anak anda, khususnya dari segi tingkah lakunya? Ada, hanya satu ketika dia sedang malas belajar. Apa harapan bapak/ibu terhadap anak anda? Sebagai orang tua, tentunya saya ingin yogi menjadi anak yang baik, dan sukses dimasa depannya. Narasumber Orang tua Yogi Trilaksono Bpk. Ruswono Lampiran 20 Wawancara bersama Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat Lampiran 21 Siswa-siswi sedang mengisi angket