PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP PGRI SUDIMORO, KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah Dwi Nur Qori’ah dan Dwi Avita Nur Hidayah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII SMP PGRI Sudimoro Tahun Pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan lingkaran melalui pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas VIII SMP PGRI Sudimoro. Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi pembelajaran, tes kemampuan pemecahan masalah.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dengan penerapan model Problem Based Learning pada siswa kelas VIII SMP PGRI SUDIMORO PACITAN. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 yaitu 61,78% sedangkan disiklus II menjadi 77,01% Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Problem Based Learning. 1 PENDAHULUAN Matematika adalah salah dan memberi fasilitas belajar bagi mata yang siswa untuk mencapai tujuan. Guru diajarkan pada setiap jenjang mempunyai tanggung jawab untuk pendidikan di Indonesia mulai melihat segala sesuatu yang terjadi dari dalam satu pelajaran Sekolah Dasar (SD) kelas untuk membantu dengan Sekolah proses perkembangan siswa. Guru Menengah Atas (SMA). akan Matematika perlu diberikan sampai kepada semua siswa dari sekolah membekali mulai dasar untuk siswa agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Selain dimaksudkan pula itu mengajar efektif bila membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar guru akan lebih siap mengajar dikelas, perencanaan yang matang dapat menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif guru waktu meningkatkan mengajar, dapat interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. untuk Dalam belajar matematika, pada pengembangkan kemampuan dasarnya seseorang tidak menggunakan matematika dalam terlepas dari masalah karena pemecahan masalah dan berhasil atau tidaknya seseorang mengkomunikasikan ide-ide atau dalam matematika ditandai gagasan. Guru mempunyai tugas adanya kemampuan dalam untuk mendorong, membimbing, menyelesaikan 2 masalah yang dihadapi. Menurut Lencher Kemungkinan kegagalan guru (1983) dalam Wardhani ,dkk dalam (2010:14-15) suatu pertanyaan pokok akan menjadi masalah hanya jika dibidang pertanyaan sebabkan itu menunjukkan menyampaikan bahasan terutama matematika pada suatu saat di proses adanya tantangan yang tidak belajar mengajar guru kurang dapat dipecahkan dengan suatu membangkitkan prosedur keaktifan serta pemahaman dan diketahui rutin yang penjawab penalaran siswa dalam pertanyaan. Suatu masalah bagi mengikuti pelajaran. Untuk si menumbuhkan A oleh sudah perhatian, belum tentu menjadi sikap aktif, masalah bagi si B jika si B sudah kreatif, dan inovatif dari siswa mengetahui tidaklah prosedur untuk mudah dalam menyelesaikannya, sementara si memecahkan sebuah masalah. A belum pernah mengetahui Fakta yang terjadi adalah guru prosedur dianggap satu-satunya sumber untuk menyelesaikannya. Peranan guru belajar dalam mengajar sangat penting. Berdasarkan hasil observasi di Interaksi antara guru dan siswa kelas pada proses belajar mengajar Sudimoro memegang penting pembelajaran matematika siswa tujuan sudah terbiasa bergantung pada dalam peranan mencapai pembelajaran yang diinginkan. yang VIII penjelasan 3 paling benar. SMP PGRI Pacitan dalam guru tanpa mau mencoba melakukan kegiatan hanya mementingkan jawaban belajar untuk akhir. Padahal perlu disadari membangun pengetahuan bahwa proses dari memecahkan mereka Keterlibatan masalah jauh lebih penting dan matematika sendiri. siswa dalam pembelajaran juga mendasar. kurang, sehingga seringkali soal- permasalahan soal yang diberi oleh guru dipilih dan diterapkan suatu mengacu pada aspek pemecahan model masalah, dapat mewujudkan tercapainya tujuan didik pembelajaran. kurang diselesaikan peserta Berdasarkan di atas pembelajaran perlu untuk Ketika siswa dengan baik. Hal ini berdampak belajar matematika, maka yang pada dipelajari rendahnya nilai hasil adalah penerapan belajar siswa. Sehingga nilainya matematika yang dekat dengan kurang maksimal atau kurang kehidupan siswa. dari pembelajaran sebaiknya Kriteria Ketuntasan Situasi Minimal (KKM) yaitu 65. Pada menyajikan proses siswa nyata, masalah yang autentik dan terlihat kurang aktif, mereka bermakna yang dapat menantang belum siswa untuk memecahkannya. pembelajaran berani mengutarakan bertanya dan pendapatnya. Menurut fenomena dapat Amir dunia (2009:12) Dalam menjawab permasalahan salah satu metode yang banyak siswa seringkali menggunakan diadopsi untuk teknik yang keliru, sebab siswa pendekatan pembelajaran 4 menunjang learner centered dan yang memberdayakan tersebut pembelajar adalah metode Problem keterampilan Based PBL masalah. Pada model Problem Based seperti Learning siswa juga dituntut untuk dengan melakukan Learning memiliki (PBL). ciri-ciri pembelajaran pemberian dimulai masalah, biasanya dan sekaligus untuk memiliki memecahkan pemecahan masalah- masalah yang disajikan dengan cara masalah memiliki konteks dengan menggali dunia secara banyaknya. Pengalaman ini sangat merumuskan diperlukan dalam kehidupan sehari- mengidentifikasi hari dimana berkembangnya pola pikir kesenjangan pengetahuan mereka, dan pola kerja seseorang bergantung mempelajari dan mencari sendiri pada bagaimana dia membelajarkan materi dengan dirinya. Berdasarkan uraian tersebut di masalah dan melaporkan solusi dari atas, pembelajaran dengan model masalah. Problem nyata berkelompok masalah (dalam pembelajar aktif dan yang berkaitan Menurut Ngalimun Ward (2002) (2012: Problem Based Learning suatu model 89) adalah pembelajaran yang informasi Based sebanyak- Learning adalah pembelajaran yang dimulai dengan adanya masalah kemudian siswa konstektual, memperdalam melibatkan siswa untuk memecahkan pengetahuannya tentang apa yang suatu masalah melalui tahap – tahap telah metode ilmiah sehingga siswa dapat memecahkan masalah tersebut. Dalam mempelajari pembelajaran berhubungan pengetahuan dengan yang masalah mereka ini ketahui masalah untuk yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran 5 dapat diselesaikan siswa melalui kerja Tujuan Penelitian kelompok sehingga dapat memberi Mengacu pada rumusan masalah pengalaman-pengalaman belajar yang diatas, tujuan peneliti ini adalah : beragam pada siswa seperti kerjasama Untuk mengetahui penerapan model dan pembelajaran Problem Based interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang Learning dapat peningkatan berhubungan aktivitas siswa kelas VIII SMP dengan pemecahan masalah seperti memahami masalah, PGRI Sudiomoro Tahun Pelajaran membuat pemecahan 2014/2015. rencana Belajar masalah, rencana melaksanakan pemecahan masalah, dan melihat (mengecek) ke belakang. Rumusan Masalah Para ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam dalam peneliti ini adalah : mengartikan istilah belajar. Namun perbedaan tersebut masih dalam 1. Berdasarkan latar belakang yang tahap kewajaran yang justru menjadi telah pemahaman tentang belajar, berikut diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan ini dikemukakan pendapat beberapa model tokoh yang menjelaskan tentang Problem Based Learning yang dapat pengertian belajar. Menurut Reber meningkatkan aktivitas belajar siswa (dalam Ratumanan, 2004: 1) belajar kelas VIII SMP PGRI Sudiomoro merupakan Tahun Pelajaran 2014/2015? kemampuan suatu yang perubahan relatif tetap sebagai hasil latihan yang diperkuat. 6 Menurut Suyono, (2011:1) dan pendapat para tokoh di atas, belajar adalah suatu proses dan maka aktivitas yang selalu dilakukan dan mengenai pengertian belajar yakni dialami manusia sejak manusia di “kegiatan mental dan psikis maupun dalam kandungan, buaian, tumbuh fisik, berkembang dari anak-anak, remaja interaksi aktif yang menghasilkan sehingga dewasa, sampai ke liang perubahan”.Sedangkan lahat, yang diharapkan adalah perubahan sesuai pembelajaran Sedangkan dengan prinsip sepanjang hayat. Menurut Slavin, dapat yang dalam ditarik simpulan berlangsung pengetahuan, dalam perubahan pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan (2000:143) belajar adalah perubahan maupun sikap yang relatif permanen dalam perilaku mengetahui seberapa jauh perubahan atau potensi perilaku sebagai hasil yang dilakukan setelah proses belajar dari pengalaman atau latihan yang tersebut perlu diadakan penelitian. diperkuat. Belajar merupakan akibat Hasil adanya interaksi antara stimulus dan disebut prestasi. penelitian mental. tersebut Untuk biasa respon. Seseorang dianggap telah Model Pembelajaran Problem belajar Based Learning (PBL) sesuatu jika menunjukkan perilakunya. dia dapat perubahan Perubahan akibat Menurut Amir (2009:12) salah satu model yang banyak diadopsi belajar dapat terjadi dalam berbagai untuk bentuk perilaku kognitif, afektif dan pembelajaran learner centered dan psikomotorik.Berbagai yang penjelasan menunjang memberdayakan 7 pendekatan pembelajar adalah metode Problem Based pada masalah Learning (PBL). Dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman 2 belajar. Problem Based Learning PBL memiliki pembelajaran pemberian ciri-ciri dimulai masalah, seperti dengan biasanya masalah memiliki konteks dengan 3 dunia nyata, berkelompok masalah pembelajar aktif dan secara merumuskan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang berkaitan dengan masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah: Fa se 1 Indikator Aktivitas Guru Mengorient Menjelaskan asi siswa tujuan 4 pembelajaran , menjelaskan logistic yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah Mengorgani Membantu sasi siswa siswa untuk mendefinisik belajar an dan mengorganis asikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Membimbin Mendorong g siswa untuk pengalaman mengumpulk individual/k an informasi elompok yang sesuai, melaksanaka n eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Mengemban Membantu gkan dan siswa dalam menyajikan merencanaka hasil karya n dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan 8 5 temannya Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan Menganalisi s dan mengevalua si proses pemecahan masalah sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 12). Pengertian lain dikemukakan “Keterlibatan oleh Wijaya intelektual yaitu dan emosional siswa dalam kegiatan belajar me Aktivitas Belajar (menyerap) Menurut Sadirman (2007:100) (menyesuaikan) ngajar, asimilasi dan akomodasi kognitif dalam aktivitas belajar adalah kegiatan atau pencapaian pengetahuan, perbuatan, aktivitas yang bersifat fisik maupun serta pengalaman langsung dalam mental, yaitu berbuat dan berpikir pembentukan sebagai suatu rangkaian yang tidak (Wijaya, 2007: 12). sikap dan dapat dipisahkan. Jadi segala sesuatu JENIS PENELITIAN yang Penelitian dilakukan atau kegiatan- ini nilai” termasuk kegiatan yang terjadi fisik maupun penelitian tindakan kelas, (PTK) mental, merupakan suatu aktivitas. yaitu penelitian yang dimaksudkan Sedangkan aktivitas belajar menurut untuk Kamus bagaimana tindakan yang tepat untuk Besar Bahasa Indonesia memberikan disebutkan aktivitas berasal dari kata meningkatkan kerja a kademik aktif yang berarti Karena penelitian dilakukan untuk giat, rajin, selalu berusaha bekerja memecahkan masalah pembelajaran atau di kelas. Dalam penelitian tindakan belajar dengan sungguh- 9 keaktifan informasi siswa. ini menggunakan bentuk guru hasilnya lebih baik, dalam arti sebagai peneliti, penanggung jawab cermat, lengkap, penuh penelitian tindakan adalah sehingga lebih praktisi (guru). Menurut Suharsimi (Arikunto, 2002:136). Dengan kata Arikunto lain instrumen penelitian merupakan (2006:96), Penelitian sistematis mudah Tindakan Kelas (classroom action alat research) adalah penelitian yang mengumpulkan data. dilakukan oleh guru ke kelas atau di bantu dan peneliti Instrumen yang dalam digunakan sekolah tempat ia mengajar dengan dalam penelitian ini adalah: penekanan pada penyempurnaan atau 1) Lembar peningkatan Siswa. proses dan praktis diolah. Observasi Aktivitas pembelajaran.Data dalam penelitian Kategori aktivitas siswa yang akan bersumber dari interaksi guru dan diamati : siswa A. Siswa membentuk kelompok. dalam pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari aktivitas siswa. penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti mengumpulkan pekerjaannya data lebih mudah ada didalam LKS. C. Siswa membaca masalah yang INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen B. Siswa memahami masalah yang dalam agar ada didalam LKS. D. Siswa mencari informasi dari berbagai sumber. E. Siswa bekerja sama memecahkan masalah. dan 10 untuk F. Salah satu mempresentasikan hasil siswa siklus 1 adalah sebanyak 61,78% dan yang rata rata pada siklus 2 sebanyak diperoleh didepan kelas. G. Siswa dari kelompok 77,01 %. lain bertanya. H. Siswa Berdasarkan hasil penelitian dan mengumpulkan hasil diskusi. Komponen-komponen indikator pembelajaran Pelaksanaan keberhasilan matematika peningkatan Problem tindakan matematika dalam pada dan melakukan setiap siklusnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: yang tercapainya kesuksesan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, INDIKATOR KEBERHASILAN menjadi Kesimpulan: pembelajaran menggunakan Based Learning meningkatkan pemecahan siswa masalah kelas matematika VIII SMP PGRI Pacitan, maka dapat Sudimoro 1. Aktivitas belajar siswa dikatakan disimpulkan bahwa matematika menggunakan jika prosentase untuk kemampuan adalah: meningkat model pembelajaran model aktivitas siswa dalam kategori Problem baik yaitu dilakukan dengan cara mengenalkan . siswa Paparan Data Aktivitas siswa peningkatan dapat mengalami Based Learning pada permasalahan yang permasalahan– nyata dikehidupan dari sehari–hari berkaitan dengan materi diagram batang diatas, rata rata yang diajarkan, dan siswa mencoba dilihat 11 berbagai strategi untuk menemukan dilihat penyelesaian dalam mengerjakan latihan. dari permasalahan– permasalahan tersebut. Dari hasil dari kemampuan mereka Saran: penelitian diketahui bahwa Beberapa pembelajaran matematika dengan dipertimbangkan berdasarkan hasil model Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pada siswa kelas VIII SMP PGRI saran yang perlu penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembelajaran Problem dengan Based model Learning SUDIMORO PACITAN. Hal ini membutuhkan waktu yang relatif dapat peningkatan banyak, sehingga penggunaan aktivitas siswa dari siklus I yaitu alokasi waktu harus benar-benar 61,78% sedangkan di siklus II diperhitungkan agar pelaksanaan menjadi 77,01%, dari siklus 1 ke pembelajaran siklus 2 meningkat sebesar 15,23%. secara optimal. dilihat dari Peningkatan ini juga terjadi akibat 2. Dalam dapat pelaksanaan berjalan model siswa merasa nyaman dan tertarik Problem Based Learning siswa dengan perlu model Learning, Problem siswa Based terbiasa memperbanyak soal pemecahan latihan masalah mengerjakan soal yang ada pada sehingga LKS, akhir pemecahan masalah matematika pembelajaran siswa berperan lebih siswa akan berkembang lebih aktif, baik. dari siswa awal dapat sampai bekerjasama dengan baik antar kelompok yang 12 kemampuan 3. Dalam pelaksanaan model Problem Based Learning pada proses diskusi, penghargaan kelompok merupakan salah satu cara memotivasi siswa agar lebih antusias dalam pembelajaran 13