BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, keberadaan Perusahaan Perseroan (Persero) merupakan suatu
keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Perusahaan Perseroan
adalah salah satu perusahaan yang dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Selain itu, Perusahaan Perseroan dikelola juga oleh Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS). Dengan didirikannya Perusahaan Perseroaan diharapkan dapat
meningkatkan Pendapatan Nasional. Sehingga perusahaan perlu mempertahankan
nilai perusahaan yaitu pada tingkat ekonomi, efisien, dan efektifitas agar
perusahaan mampu mencapai tujuan pembangunan ekonomi Nasional.
Keberadaan BUMN di Indonesia diatur dalam Undang – Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang – Undang ini sering
disebut sebagai Undang – Undang BUMN. Menurut Undang – Undang BUMN
Pasal 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
Pasal 1:
1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
1
2
2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka,
adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi
kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pasal 2:
1. Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :
a.
Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
b. Mengejar keuntungan;
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak;
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi;
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
2. Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum,
dan/atau kesusilaan.
3
Menurut Pasal 11 Undang – Undang BUMN Perusahaan Perseroan
merupakan perusahan yang berbentuk hukum sehingga perusahaan persero
memiliki ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas.
Ketentuan
lain
yang
mengatur
tentang
Perseroan
Terbatas
adalah
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Sedangkan, menurut Pasal 12 Undang – Undang BUMN maksud dan tujuan
pendirian Perusahaan Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat;
b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan Perseroan merupakan perusahaan yang mendapatkan Penyertaan
Modal Negara yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa yang bermutu
tinggi bagi kepentingan publik sehingga Perusahaan Perseroan dapat bersaing
dalam negeri maupun luar negeri. Tujuan utama Perusahaan Perseroan yaitu untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Ketentuan lainnya dalam Undang – Undang BUMN yaitu mengatur
pemberian tugas khusus bagi Perusahaan Perseroan sebagai BUMN untuk
menyelenggarakan kepentingan umum adalah ketentuan pasal 66 Undang-Undang
BUMN. Dalam Pasal 66 Undang – Undang BUMN menentukan bahwa:
1. Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk
menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan
maksud dan tujuan kegiatan BUMN.
4
2. Setiap penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan RUPS/Menteri.
Ketentuan Pasal 66 Undang – Undang BUMN tersebut menggunakan istilah
“kemanfaatan umum” yang artinya “pelayanan yang bermanfaat bagi masyarakat
atau publik”. Penugasan khusus atau sering disebut juga dengan Kewajiban
Pelayanan Umum (Publik Service Obligation) digunakan sebagai penyedia barang
dan jasa bagi kebutuhan publik yang memiliki jumlah cukup walaupun tidak
memberi keuntungan bagi penyedia jasa.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa, BUMN didirikan
dengan maksud dan tujuan tidak hanya untuk mencari keuntungan saja, tetapi
BUMN juga diberikan penugasan khusus oleh pemerintah sebagai penyelenggara
kemanfaatan umum. Sehingga
BUMN melaksanakan kinerja, baik secara
komersil maupun sosial. Apabila dalam menjalankan tugas sebagai kinerja sosial
untuk Kewajiban Pelayanan Umum (Publik Service Obligation) secara finansial
tidak mengalami keuntungan bagi Perusahaan Perseroan, maka Pemerintah
memiliki tanggung jawab menyediakan sejumlah dana pada pos pengeluaran
APBN. Dengan penyediaan dana dari pemerintah tersebut dapat membuat
Perusahaan Perseroan tetap bertahan untuk berproduktifitas.
Bertahannya suatu perusahaan juga dapat dikarenakan oleh kualitas kinerja
karyawan, dengan melakukan berbagai rekstrukturasi dalam perusahaan
kemungkinan dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Ketentuan yang
5
mengatur restrukturasi BUMN adalah Undang – Undang BUMN Pasal 72 yang
memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Restrukturisasi dilakukan dengan maksud untuk menyehatkan BUMN agar
dapat beroperasi secara efisien, transparan, dan profesional.
2. Tujuan restrukturisasi adalah untuk:
a. Meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan;
b. Memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara;
c. Menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif kepada
konsumen; dan
d. Memudahkan pelaksanaan privatisasi.
3. Pelaksanaan restrukturisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tetap
memperhatikan asas biaya dan manfaat yang diperoleh.
Berdasarkan ketentuan Pasal 72 Undang – Undang BUMN dapat disimpulkan
bahwa upaya restrukturisasi sangatlah penting untuk dilakukan karena Perusahaan
Perseroan berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan
melakukan restrukturisasi akan meningkatkan kualitas kinerja karyawan, dan
kemungkinan juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai
restrukturisasi, aspek dasar yang perlu ditingkatkan adalah kualitas dari sumber
daya manusia. Sebagai aspek dasar sumber daya manusia merupakan kunci dari
keberhasilan suatu organisasi, karena berfungsi sebagai pengelola perusahaan.
Dalam mengelola perusahaan agar tetap bertahan di era globalisasi ini, suatu
perusahaan perlu memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal. Untuk
6
mendapatkan keoptimalan kinerja dari sumber daya manusia yang ada,
perusahaan perlu memberikan sarana dan prasarana memadai yang dibutuhkan
saat bekerja di perusahaan. Selain itu, organisasi juga perlu memperhatikan
sumber daya manusia yang mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Sehingga
perusahaan dapat mempertahankan dan memperoleh kinerja berkualitas dari
sumber daya manusia. Kinerja dapat dikatakan berkualitas, jika perusahaan
mampu mengelola sumber daya manusia untuk melaksanakan tugasnya dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan, secara
finansial kinerja yang berkualitas dicapai ketika perusahaan dapat menyediakan
pelayanan, produk berkualitas tinggi dan mengelola keuangan pada tingkat
ekonomis, efisien, dan efektif.
Kinerja dianggap penting bagi perusahaan, maka diperlukan penilaian kinerja
kepada sumber daya manusia yang berfungsi sebagai tolak ukur keefektifan dan
efisiensi kinerja tiap individu. Dengan demikian, kinerja dari tiap-tiap individu
dapat membuat kesuksesan perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan sukses atau
berhasil, jika perusahaan memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan misi yang
telah disepakati pendirinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
adalah perencanaan strategi pada perusahaan.
Perencanaan strategi merupakan sebuah rencana tertulis jangka panjang, yang
didalamnya menyatakan misi perusahaan dan pernyataan tujuan organisasi.
Perencanaan strategi juga dianggap memberikan substansi dimana kinerja
perusahaan dapat dikontrol dan diukur (Rue dan Ibrahim,1998; Shrader et al.1989
dalam Asmarani 2006 : 20). Ditambahkan pula menurut (Hopkins and
7
Hopkins,1997 dalam Asmarani 2006 : 20-21) perencanaan strategi sebagai proses
penggunaan kriteria sistematis dan investigasi yang sangat teliti untuk
merumuskan, menetapkan dan mengendalikan strategi serta mendokumentasikan
harapan-harapan organisasi secara formal.
Apabila perencanaan strategi dapat bermanfaat bagi peningkatan nilai
perusahaan, maka diharapkan adanya peningkatan kepuasan kerja dari para
karyawan. Bila yang terjadi sebaliknya, kemungkinan perencanaan strategi tidak
sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi pribadi sehingga menimbulkan
berkurangnya tingkat kepuasan kerja karyawan. Dapat disimpulkan bahwa
berkualitasnya suatu perusahaan ditentukan oleh interaksi antara kebutuhan
individu dengan perencanaan strategi perusahaan. Agar kepuasan kerja karyawan
berjalan secara konsisten, maka diperlukan perhatian antara pemimpin dan
karyawan untuk pencapian hasil kerja yang lebih baik dan kepusan kerja dapat
tercapai dan dapat dipertahankannya.
Kreitner dan Kinicki (2014:169) mengatakan bahwa kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah sebuah tanggapan afektif atau emosional terhadap berbagai
segi pekerjaan seseorang. Definisi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa
kepuasan kinerja bukanlah sebuah konsep kesatuan. Namun, seseorang bisa
merasa cukup puas dengan salah satu aspek pekerjaannya dan merasa kurang puas
dengan satu atau beberapa aspek lainnya.
Beberapa hasil penelitian juga mendukung kinerja dipengaruhi oleh kepuasan
kerja. Soedjono (2005), Ahmed dan Uddin (2012), Dhermawan, et al. (2012), dan
8
Kurniawan (2011) menyatakan secara signifikan dan positif kinerja dipengaruhi
oleh kepuasan kerja.
Dalam penelitian ini, penulis memilih perusahaan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP 8 Surabaya karena PT Kereta Api Indonesia (Persero)
merupakan perusahaan yang berorientasi atau bergerak di bidang jasa transportasi
darat. Kegiatan utamanya melayani jasa angkutan umum dan barang. Selain itu,
PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga mempunyai kegiatan usaha komersil
seperti pendidikan dan pelatihan, usaha sarana prasarana dan fasilitas meliputi
sewa kios, gudang, ruang serta terminal petikemas.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang memiliki peran penting untuk meraih Pendapatan Nasional. Sesuai
dengan Undang – Undang nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, dimana
perkeretaapian di Indonesia dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan
oleh Pemerintah. Pada Undang – Undang No 13 Tahun 1992 pasal 8 ayat 1
tentang Perkeretaapian menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggungjawab untuk
menyediakan dan merawat prasarana pokok kereta api.
Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas penyelenggara
dan peningkatan pelayanan angkutan kereta api, Pemerintah melalui Surat
Keputusan Bersama tiga menteri yaitu Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan,
dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, masing – masing
dengan
No.
KM
19
Tahun
1999,
No.
83/KMK03/1999
dan
No.
KEP.024/K/03/1999 tanggal 4 Maret 1999 (SKB 3 Menteri) mengatur pembagian
9
kewajiban/ tanggung jawab yang wajib diemban baik oleh Pemerintah maupun
Perusahaan berkenaan dengan penyelenggara jasa angkutan kereta api. Kewajiban
yang dimaksud pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
Kewajiban Pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Membiayai kegiatan pelayanan umum angkutan kereta api penumpang kelas
ekonomi yang ditetapkan oleh Pemerintah (Public Service Obligation/ PSO).
2. Membiayai perawatan dan pengoprasian prasarana kereta api (Infrastructure
Maintenance and Opration/ IMO).
Sedangkan kewajiban bagi Perusahaan yaitu membayar biaya penggunaan
prasarana kereta api (Track Access Charge/ TAC).
Selain itu, PT Kereta Api Indonesia juga mempunyai peranan yang
dijalankan oleh Badan Usaha Milik Swasta. Dimana, perusahaan dituntut untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Banyaknya kegiatan tersebut
membuat PT Kereta Api Indonesia (Persero) diharuskan dapat meningkatkan
kinerja karyawannya dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan. Untuk
mencapai kepuasan pelanggan PT Kereta Api Indonesia (Persero) harus peka
terhadap kebutuhan pelanggan, karena pelanggan bukan hanya memakai jasa
perkeretaapian, tetapi juga menuntut pelayanan yang memuaskan. Jika kepuasan
pelanggan pada tingkat yang sangat tinggi, kemungkinan akan menimbulkan
loyalitas pelanggan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat keuntungan
perusahaan.
10
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kepusan
pelanggan diperlukan perencanaan strategi. Membuat perencanaan strategi
kemungkinan
dapat
mempengaruhi
tingkat
kepuasan
kinerja
kayawan.
Meningkatnya kepuasan kerja dari masing-masing individu dapat mempengaruhi
kinerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas bagi
pelanggan.
Dari uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Perencanaan Strategi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pada
PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 8 Surabaya” sebagai peningkatan
mutu kinerja PT Kerata Api Indonesia (Persero).
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini menduga bahwa faktor perencanaan strategi dan kepuasan
kerja dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Dimana, perencanaan strategi
merupakan cara suatu organisasi untuk menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran
organisasi. Di dalam suatu organisasi penerapan perencanaan strategi yang baik
sangat diperlukan karena perencanaan strategi merupakan kebutuhan yang paling
mendasar digunakan sebagai cara untuk mengantisipasi berbagai ancaman dan
perubahan lingkungan yang terjadi sekarang atau dimasa yang akan datang.
Dengan penerapan perencanaan strategi yang baik, kemungkinan mempengaruhi
kinerja para karyawan.
Selain penerapan perencanaan strategi yang baik, suatu organisasi juga harus
mengetahui kepuasan kerja dari masing-masing karyawan yang kemungkinan
11
kepuasan kerja juga dapat mempengaruhi kinerja. Karena, bila karyawan yang
memiliki kepuasan kerja pada tingkat yang tinggi, kemungkinan karyawan akan
bekerja sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan organisasi. Sedangkan, bila
karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah akan timbul
perasaan tidak nyaman ketika bekerja sehingga karyawan akan bermalas-malasan
dalam bekerja, seperti: seringnya karyawan tidak masuk bekerja atau
kemungkinan yang lebih besar ketika karyawan akan memutuskan untuk berhenti
atau mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
penulis
mengidentifikasikan
masalah-masalah penelitian ini dalam bentuk pertanyaan penelitian (research
question) sebagai berikut:
1. Apakah perencanaan strategi dapat berpengaruh terhadap kinerja PT Kereta
Api Indonesia (Persero) DAOP 8 Surabaya?
2. Apakah kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap kinerja PT Kereta Api
Indonesia (Persero) DAOP 8 Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji pengaruh perencanaan strategi terhadap kinerja karyawan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 8 Surabaya.
2. Untuk mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 8 Surabaya.
12
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu kegunaan praktis,
teoretis, dan kebijakan.
1. Kontribusi Praktis
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang
bermanfaat bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam membenahi perencanan
strategi dan kepuasan kerja guna sebagai peningkatan kinerja.
2. Kontribusi Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat
menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya, khususnya yang menyangkut
tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja.
3. Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT Kereta
Api Indonesia (Persero) dalam mengambil kebijakan terhadap kinerja yang akan
dilaksanakan di masa mendatang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam suatu penelitian pembatasan masalah dianggap perlu dilakukan, agar
pembahasan tidak keluar dari apa yang dibahas. Untuk memberikan gambaran
yang jelas tentang batasan masalah dalam penulisan ini, penulis hanya
memfokuskan pada sejauh mana perancanaan strategi dan kepuasan kerja dapat
mempengaruhi kinerja para karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero)
DAOP 8 Surabaya.
Download