ISSN :1907-6304 ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP PERUBAHAN LABA Analysis of Stock Split influence to Change the profit Nurul Latifah P *) Abstract A company in certain considerations can do split their stock into smaller nominal stock. This research is done purpose to learn the impact stock split to change of profit in the companies which are listed in Jakarta Stock Exchange. The company's management purpose to do stock split for example to attract small investor interest, and to raise stock liquidity. The Analysis of this research used the result of profit and loss before stock split happened in result profit and loss and after it happened. The increase of trade will influence the income that get by company, so it will influential toward the result of the company profit. Keyword: Jakarta Stock Exchange, Stock Split, trading and the change of profit. Abstrak Suatu perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu bisa memecah sahamnya (stock split) menjadi saham yang nominalnya lebih kecil. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari dampak stock split pada perubahan laba di perusahaan-perusahaan yang terda:ftar di Bursa Efek Jakarta. Tujuan manajemen perusahaan melakukan stock split antara lain adalah menarik perhatian investor kecil, meningkatkan jumJah pemegangsaham, meningkatkan perdagangan saham dan meningkatkan likuiditas saham. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Horizontal, yaitu membandingkan Laporan Laba Rugi sebelum peristiwa stock split dengan Laporan Laba Rugi setelah peristiwa stock split. Peningkatan perdagangan akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh perusahaan, sehingga akan berpengaruh juga terhadap perolehan laba perusahaan. Kata kund: Bursa Efek Jakarta, Stock split, perdagangan •) Dosen STIE Pelita Nusantara Semarang Fokus Ekonomi Vol.3 No.1Juni2008 :48 - 59 dan perubahan /aha. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran Pasar Modal telah menjadi suatu altematif pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kelebihan yang dimiliki oleh pasar modal, salah satunya adalah biaya yang murah atas dana yang akan didapatkan (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1993). Pasar modal merupakan instrumen keuangan yang penting dalam suatu perekonomian, yang berfungsi untuk memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif(perusahaan). Pasar modal juga dapat bermanfaat sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumber dana, penunjang terciptanya perekonomian yang sehat, memperbaiki struktur modal perusahaan serta mengurangi ketergantungan hutang luar negeri pada sektor swasta. Pasar modal juga merupakan sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) melakukan diversifikasi investasi sesuai dengan risiko danreturn yang diharapkan. Dalam pasar modal keputusan pembelatYaan akan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan dapat lebih dioptimalkan. Tujuan pasar modal dalam perek:onomian adalah untuk mempercepat proses perluasan keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham, pemerataan pendapatan melalui pemerataan keuntungan perusahaan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana untuk kegiatan produktif (Sumantoro, 1990). Pembelian s umlah saham merupakan salah satu bentuk investasi modal. Saham memberikan penghasilan dalam bentuk dividen, serta nilainya dapat diharapkan meningkat. Investasi pada saham memiliki risiko yang tinggi, sesuai dengan prinsip investasi itu sendiri, yaitu high risk-high return, low risk-low return. Risiko investasi tersebut mengakibatkan investor harus dapat meramalkan kemungkinan pergerakan saham tersebut di masa yang akan datang. Investasi pada sek:uritas juga bersifat likuid (mudah berubah), oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemegang saham dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan). Hal ini disebabkan laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Suatu perusahaan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu bisa memecah sahamnya (stock split) menjadi saham yang nominalnya lebih kecil. Saham yang beredar ditarik kembali dan ditukar dengan saham yang nominalnya lebih kecil. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan. Secara umum terdapat dua jenis split yaitu split-up dan split- dawn. Split-up lebih dikenal dengan stock split, sedangkan split- down dikenal dengan reserve split. Stock split merupakan distribusi saham yang tidak berpengaruh pada aliran kas perusahaan, maupun proporsi kepemilikan saham. Manajemen perusahaan melakukan stock split karena beberapa tujuan, antara lain: memberi sinyal positiftentang prospek perusahaan, mencari harga saham optimal dan meningkatkan liku.iditas saham. Sebagian Perusahaan berupaya menyampaikan informasi atau sinyal kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan positif. Stock split diharapkan memberi sinyal kepada ANALJSIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUILiltr.lhP 49 investor bahwa saham perusahaan masih undervalue dan ak:an terjadi peningkatan dividend yield dimasa yang akan datang (Brennan dan Hughes, 1991). Selain itu, perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai sudah terlalu tinggi, sehingga mengurangi kemampuan investor ritel untuk membelinya. Stock split dilak:ukan agar harga saham menjadi optimal bagi investor kecil dan pada ak:hirnya meningkatkan jumlah pemegang saham perusahaan. Tujuan manajemen perusahaan melak:uk:an stock split antara lain adalah menarik: perhatian investor kecil, meningkatkan jumlah pemegang saham, dan meningkatkan likuiditas.Selain tingkat risiko dan return, tingkat likuiditas merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam memilih saham . Likuiditas adalah kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar, dengan wak:tu yang singkat, dan biaya yang rendah. Stock split menurunkan harga dan meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga lebih banyak: investor kecil yang dapat berpartisipasi. Pada akhimya partisipasi investor kecil diharapkan mampu meningkatkanjumlah pemegang saham (Baker dan Gallagher, 1980; Lak:onishok dan Lev, 1987). Dari uraian tersebut, mak:a penelitian ini mengangkat judul : Analisis Pengaruh Stock Split terbadap Perubahan Laba . 1.1. Identitikasi Masalah Harga saham yang sudah terlalu tinggi tidak:dapat likuid di Bursa sehingga pihak:manajemen akan berusaha untuk mengembalikan harga saham ke titik yang optimal agar saham dapat lak:u di Bursa . Peneliti memfokuskan penelitian pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang telah diidentiflkasi memiliki pengaruh pada perusahaan di bidang Perdagangan saham perusahaan. Peningkatan perdagangan mengak:ibatkan bertambahnya pendapatan perusahaan , sehingga ada perubahan laba yang diperoleh perusahaan. 1.3. Perumusan Masalah Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), perusahaan publik mulai melak:uk:an Stock split sejak: tahun 1993, dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini mungkin disebabkan Stock split dianggap berhasil memenuhi tujuan perusahaan, yang antara lain adalah memperbaiki likuiditas saham perusahaan, meningkatkan perolehan pendapatan, meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan pada uraian diatas, maka pertanyaan pada perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh stock split terhadap perubahan laba perusahaan. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari dampak Stock split pada Perubahan laba yang dialami oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa efek Jakarta. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil studi empiris yang dilakukan dalam penelitian inidiharapkan dapat memberikan manfaat minimal sebagai berikut: 1. Memperkaya khasanah studi empiris bagi pengambil kebijak:sanaan publik. 2. Menjadi acuan bagi kalangan investor, praktisi perbankan dan industri dalam formulasi manajemen keuangan. Fokus Ekonomi Vol.3 No.1Juni2008 :48 - 59 1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Desain penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian diskriptif, yaitu tentang fenomena stock split yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Stock split dapat mempengaruhi perubahan laba atau tidak. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan ( Neraca dan Laporan Laba rugi ) yang telah diterbitkan oleh perusahaan masingmasing dan telah di publikasikan. 1.6.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Untuk mengetahui variabel laba, dengan metode analisisi horizontal atau perbandingan antara laporan keuangan sebelum stock split dan setelah event stock split. 2. Variabel lndependen Variabel independen dalam penelitian ini adalah stock split. Stock split dapat mempengaruhi perubahan laba dan dapat pula tidak mempengaruhi perubahan laba 1.6.3. Populasi dan Sampel Penelitian ini menggu.nakan data seluruh laporan kwangan yang diterbitkan dan dipublikasikan oleh perusahaan- perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang mengalami stock split selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. 1.6.4. Ienis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah data kuantitatif.Penelitian ini menggunakan data seku.nder sebagai sumber data, karena data tersebut cukup reliabel untuk menggambarkan dampak stock split. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan yang diterbitkan dan dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang mengalami stock split selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. 1.6.5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini diambil dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ yang mengalami stock split Perusahaan yang terpilih sebagai obyek penelitian harus memenuhi beberapa kriteria: l. Melakukan stock split antara periode Januari 2004 hingga Desember 2006 2. Memiliki data transaksi yang lengkap selama periode pengamatan, yaitu selama satu tahun sebelum dan satu tahun setelah stock split. 3. Memiliki data arus order yang lengkap selama periode pengamatan. 4. Tidak mengalami delisting. 1.6.6. Teknik Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan metode event .study_dan analisis horizontal antara laporan keuangan yang dihasilkan sebelum peristiwa stock split dengan laporan keuangan yang dihasilkan setelah peristiwa stock split. ANAL.ISIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUII.iltr.lhP 51 Gambar 1. Event Window yang digunakan dalam penelitian ini Event rindow to t-1 t+l Keterangan: t0 adalah waktu dilakukannya peristiwa stock split. t-1 adalah periode satu tahun sebelum event, dan t+1 adalah periode satu tahun setelah - 2. Telaah Pustaka 2. 1 Stock Split 2.1.1 Kajian peristiwa (event study) Menurut Jogiyanto (1998), suatu peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk: menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk: menguji efisiensi pasar bentuk: setengah kuat (semi strong form). Berdasarkan Peterson (1989), event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham, di pasar modal untuk: mengetahui apakah terdapat abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari peristiwa tertentu. Sedangkan menurut Kritzman (1994) event study bertujuan untuk: mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga atau return dari surat berharga tersebut. Trading range theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split karena didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split mereka dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal. Saham dipecah karena ada batas saham yang optimal dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga banyak orang yang mau memperjualbelikannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Salah satu tujuan dilakukannya stock split adalah untuk mengarahkan harga saham pada kisaran tertentu sehingga frekuensi perdagangan dapat lebih meningkat dan dapat meningkatkan investor kecil untuk dapat membeli sejumlah saham lebih besar. 2.1.2 SigllllUing Theory Signalling Theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal positif karena manajemen yang memiliki infomasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya akan menginformasikannya kepada investor yang miskin akan informasi tentang kondisi perusahaan yang sebenamya. Hal ini terjadi karena adanya asimetri informasi antara manajemen dan investor. Asimetri informasi (information asymetric) merupakan informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor -investor yang mendapat informasi saja (informed investor). Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar, maka pada umumnya pasar akan Fokus Ekonomi Vol.3 No.1Juni2008 :48 - 59 merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang tercermin dari perubahan harga saham (Schweitzer, 1989) dalam Wismar'ein (2004). Klein dan Peterson (1989 dalam Margaretha,2004) berpendapat bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan mengalami peningkatan laba yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak melakukan split.Adanya perbedaan laba tersebut secara signifikan berhubungan positif dengan abnormal return pada saat pengumuman split. Pengumuman split dipandang sebagai sinyal positif bagi investor, karena pengumuman ini menaikk:an ekspektasi investor tentang pendapatan masa depan perusahaan. Sebaliknya, pengumuman reverse split dianggap sebagai sinyal negatifbagi investor, karena dengan melakukan reverse perusahaan akan mengalami penurunan harga saham. Stock split merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor (Szewezyk dan Tsetsekos,1993). Me. Gough (1993) berpendapat bahwa suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk mengimplementasi-kan stock split, seharusnya melakukan berbagai analisis karena proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan stock split sangat rumit dan memakan waktu lama, sehingga sebelum evaluasi dilengkapi dan keputusan dibuat, dewan direktur hams menyetujui adanya peningkatan saham yang diotorisasi untuk level yang baru. Selama tahap analisis tersebut, manajer hams mereview pengaruh stock split tersebut terbadap Neraca dan laporan laba rugi. Baker et.al (1995) mencoba menggali mengenai puzzle phenomenon tentang stock split dan Stock_dividends. Beberapa pengaruh yang disebabkan oleh stock split tersebut adalah terjadinya perubahan pada harga saham, earnings, risiko, dan tingkat likuiditas saham. Harga saham setelah stock split mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena nilai nominal yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik. investor untuk melakukan investasi. Earnings yang diperoleh perusahaan setelah melakukan stock split umumnya mengalami peningkatan dan tingkat likuiditas saham bertambah.halinikarena meningkatnya jumlah pemegang saham sehingga pasar menjadi lebih likuid. Tujuan perusahaan melakukan stock split (Kieso dan Weygandt, 1993) adalah untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada suatu tingkat (trading range tertentu) supaya (calon) investor dapat lebih banyak menginvestasi-kan dananya pada saham tersebut, untuk memperbanyak (calon) investor dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau, serta untuk menguntungkan investor yang ada dengan memberi kesempatan untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna sesudah stock split tersebut. Pemecahan Saham (stock split) yaitu memecah selembar saham menjadi n lembar saham (Jogiyanto,2000). Harga per lembar saham bam setelah stock split sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Secara umum terdapat dua jenis split yaitu split-up dan split -down. split-up lebih dikenal dengan stock split, sedangkan split -down dikenal dengan reserve_split. Stock split merupakan distribusi saham yang tidak berpengaruh pada aliran kas perusahaan, maupun proporsi kepemilikan saham. Manajemen perusahaan me1akukan stock split karena beba-apa tujuan, antara lain: memberi sinyal positiftentang prospek perusahaan. mencari harga saham optimal dan meningkatka.n liku.iditas saham. ANAL.ISIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUII.iltr.lhP 53 Sebagian Perusahaan berupaya menyampaikan informasi atau sinyal kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan positif. Stock split diharapkan memberi sinyal kepada investor bahwa saham perusahaan masih undervalue dan akan terjadi peningkatan dividend yield dimasa yang akan datang (Brennan dan Hughes, 1991). Selain itu, perusahaan melakukan stock split karena harga sahamnya dinilai sudah terlalu tinggi, sehingga mengurangi kemampuan investor ritel untuk membelinya. Stock split dilakukan agar harga saham menjadi optimal bagi investor kecil dan pada akhimya meningkatkan jumlah pemegang saham perusahaan. Trading Range theory menyatakan harga saham yang relatif tinggi menyebabkan saham perusahaan kurang aktif diperdagangkan. Karena itu jika harga saham sudah terlalu tinggi, perusahaan melakukan stock split agar harga sahamnya dapat dipertahankan pada kisaran tertentu yang dianggap optimal (Anshuman danAvner,2002). Selanjutnya motivasi lain manajemen perusahaan melakukan stock split adalah meningkatkan likuiditas saham. Stock split menurunkan harga saham dan meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan.Kedua hal ini diharapkan meningkatkan volume perdagangan. jumlah pemegang saham, dan tentu saja likuiditas (Lamoureux dan Poon, 1987). Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), perusahaan publik mulai melakukan Stock split sejak tahun 1993, dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini mungkin disebabkan Stock split dianggap berhasil memenuhi tujuan perusahaan. yang antara lain adalah memperbaiki likuiditas saham perusahaan. Trading Volume Activity suatu saham merupakan penjumlahan dari setiap transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para pelaku pasar Grossman dan Stighitz (1980).Dalam Budiarto (1999) berpendapat bahwa volume perdagangan terjadi karena adanya perbedaan pendapat (differing beliefs) diantara investor mengenai berapa nilai saham sesungguhnya. Oleh karena itu kenaikan volume perdagangan saham merefleksikan seberapa jauh terjadinya asimetri informasi diantara para investor sebagai raksi atas suatu pengumuman yang dipublikasikan. Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan keputusan investasi investor ( Wismar'in, 2004). a. Reaksi Pasar terhadap pengumuman Stock Split Reaksi pasar dapat juga diindikasikan dengan adanya perubahan volume perdagangan di pasar modal. Perubahan volume perdagangan tersebut menunjukkan aktivitas perdagangan di bursa dan mencerminkan keputusan investasi para investor di pasar modal (Wismar'in, 2004). Menurut Dolley (1933) dalam Fatmawti (1999) yang pertama kali melakukan penelitian tentang mengapa perusahaan melakukan split, dengan menggunakan sampel sebanyak 88 perusahaan hasilnya menunjukkan bahwa motifutama perusahaan melakukan split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi 1ebih 1uas. Sedangkan menurut Baker dan Gallgher (1980) dalam Fatmawati (1999) perusahaan melakukan split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas saham. Fokus Ekonomi Vol.3 No.1Juni2008 :48 - 59 Suatu asset disebut likuid apabila asset tersebut dapat ditransaksikan dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat, biaya yang rendah, dan tanpa mempengaruhi harga. Menurut Haris (2003) minimal terdapat empat dimensi dalam likuiditas: a. Immediacy, adalah biaya untuk segera melakukan dalam jumlah dan tingkat harga tertentu. b. Width, atau market spread merupakan selisih minat jual (ask) terbaik dan minat bell terbaik (bid), yang dapat segera dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk: bertransaksi. c. Depth, menunjukkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat segera diserap pasar tanpa mempengaruhi tingkat harga. d. Resiliency, merupakan fungsi dari waktu, yaitu seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang semestinya (mencerminkan harga fundamentalnya), apabila pada suatu saat terdapat arus order yang tidak seimbang. Untuk mengukur dimensi Immediacy dan width,proksi yang dapat digunakan adalah nominal spread atau relative spread. Nominal spread adalah selisih minat jual terbaik (best offer atau best ask) dikurangi dengan minat beli terbaik (best bid). Sedangkan relative spread (RS), adalah nominal spread dibagi dengan nilai tengah antara minat jual terbaik dan minat beli terbaik. Semakin kecil nilai (RS)berartitingkat likuiditas (dua dimensi) semakin baik. Relative spreadumum digunakan karena sudah tidak mengandung satuan mata uang, sehingga mudah membandingkan likuiditas antar saham dan antarpasar (Ekaputra, 2006). Sedangkan untuk mengukur depth digunakan best ask depth dan best bid depth. Ask (bid) depth adalah harga ask (bid) terbaik dikalikan denganjumlah lembar saham pada ask (bid) tersebut. Berbeda dengan spread, semakin besar nilai depth berarti semakin baik tingkat likuiditas. Apabila pada saat yang sama terjadi penurunan relative spread dan depth, maka untuk: mengukur ketiga dimensi likuiditas, akan digunakan rasio antara depth to relative spread (DTRS). Semakin tinggi nilai DTRS berarti semakin baik tingkat likuiditas (tiga dimensi) saham (Ekaputra dan Basbarat, 2006; Purwoto dan Tandellin, 2004). 2.1.3 Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang biasa digunakan untuk:menyatakan keadaan keuangan perusahaan adalah Neraca, Laporan Laba-rugi, Laporan perubahan modal, dan Laporan arus kas. Neraca merupakan suatu laporan tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu yang meliputi: aktiva, hutang dan modal. Aktiva merupakan sumber daya yang dimilki perusahaan, sedang hutang dan modal menunjukkan bagaimana sumber daya ini dibenlanjai oleh perusahaan. Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan hasil operasi perusahaan dalam satu periode tertentu. Laporan laba rugi ini umumnya disusun dengan menggunakan konsep Accrual Basis.Ini berarti bahwa pendapatan dan biaya yang dilaporkan tidak selalu mencerminkan actual cash flaws selama periode tersebut. Dengan demikian, net earnings yang diperoleh tidak sama dengan actual cash yang dihasilkan melalui operasional perusahaan. Terdapat dua alasan mengapa pendapatan bersih perusahaan tidak sama dengan net cash jlawnya. Yang pertama, pendapatan dan biaya sudah dimasukkan dalam laporan laba rugi meskipun tidak terjadi cash flow. Yang kedua biaya yang dimasukkan dalam laporan adalah bukan merupakan cash expense. Misalnya penyusutan atas aktiva tetap • hal ini bukan pengeluaran kas perusahaan, tetapi dihitung sebagai biaya. ANALJSIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUILiltr.lhP 55 3. Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis profitabilitas horizontal atau perbandingan antara laporan keuangan sebelum tetjadi stock split dengan laporan keuangan setelah tetjadi stock split. Jumlah perusahaan yang mengalami stock split dan memenuhi kriteria untuk diteliti ada 14 buah perusahaan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabell. DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT (2004 s/d 2006) NO Peristiwa Stock split Nama Perusahaan 1 PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk 2 Bank CentralAsia, Tbk 3 PT. Berlian Laju Tanker, Tbk I· 4 PT. Davomas Abadi, Tbk I· 5 PT. Ekadharma Tape lndusbies, Tbk 6 PT. InternationalNickel .,donesia, Tbk I· 7 PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 8 PT. Telkom Indonesia, Tbk 9 PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk 10 PT. Hex indo Adiperkasa, Tbk 11 12 13 14 PT. Ciputra Surya, Tbk PT. Buana Finance, Tbk I· I· PT. Jaya Real Property, Tbk PT.Lippa Karawaci, Tbk 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2006 2006 2006 Hasil penelitian dengan analisis profitabilitas horizontal dapat dilihat pada tabel2 berikut lDl: Tabel 2. Rekapitulasi Laba -rugi Perusahaan -perusab.aan Yang Melakukan Stock Split Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tab.un 2004 NO Nama Perusahaan Perolehan Leba Perolehan Leba Perislwa Sebelum Stock Split setelah Stock Split Slock split (2003) (2005) 80,069,111,000 115,715,575,000 Perubahan 1 PT. Bakrie Sumatra Plantalons, Tbk 2004 2 Bank Cenlral Asia, Tbk 2004 3 PT. Berlian Laju Tanker, Tbk 2004 149,149,512,900 645,185,592,405 496,036,079,505 4 PT. Davomas Abadi, Tbk 2004 92,015,814,000 90,069,211,826 ·1,946,602,174 5 PT. Ekadharma Tape lndusbies, Tbk 2004 4,342,120,809 5,184,928,538 842,807,729 Rata-rata Perubahsn 35,646,464,000 2,390,855,000,000 3,597,400,000,000 1,206,545,000,000 .., CD ,.; -. CD 0 0 CD 6 PT. ln1emational Nickel Indonesia, Tbk 2004 104,185,000,000 268,920,000,000 164,735,000,000 7 PT. Rameyana Leslari Santosa, Tbk 2004 302,534,000,000 302,352,000,000 -182,000,000 8 PT. Telkom Indonesia, Tbk 2004 Sumbcr : Data sckundcr yang diolah 56 I FokusEkonomi Vol.3 No.1 Juni2008 :48 - 59 6,087,227,000,000 7,993,566,000,000 1,906,339,000,000 .. ,. Tabel3 Rekapitulasi Perusahaan-perusahaan Yang Mengalami Stock Split Tahun 1005 Perolehan Laba Peristiwa Sebelum Stock Split Stock split (2004) Nama Perusahaan Perolehan Laba setelah Stock Sp//t (2006) Perubahan Rata-rata Perubahan ..., .... "' 0 "..0', .,."'. 0 PT. Slnar Mas Agro Resources & Technology, 2005 -107,960,228,660 PT. Hexlndo Adlperkasa, Tbk 2005 91,418,307,815 PT. Clputra Surya, Tbk 2005 61,391'768,522 628,005,201,501 735,965,430,161 39,428,484,467 -51,989,823,348 169,114,824,630 107,723,056,108 Sumber : Data sekunder yang diolah Tabel4 Rekapitulasi Perusahaan-perusahaan Yang Mengalami Stoek Split Tahun 1006 NO Nama Perusahaan It'IIIIIIIWI l;tOCI Ifill 1 PT. aJana FilanOB,Tbk 2006 2 PT. Jaya Real Property, Tbk 2006 3 PT.lippo Karawaci, Tbk 2006 t'llrolenan LaDa lt'llrolllnan LaDa Sebelum Stock Spft - 92,359,559,347 67,226,436,000 358,943,471,241 sel8•n Perubahan Stock Spit K&l&-illlli Perubahan 77,504,985,041 -14,854,574,306 .., .., _, 110,127,635,000 42,901,199,000 00 353,027,466,695 -5,916,004,546 00 ..... ,.; ...,_ ..... Sumber ; Data 5ekunder yang diolah 4. Pembahasan Dari data tabel 1, Perusahaan -perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2004 ada 8 perusahaan , sedangkan data rata-rata perubahan laba setiap perusahaan adalah Rp.476.001.968.633,- Walaupun ada yang mengalami penurunan perolehan laba misalnya PT. Davomas dan Ramayana itu disebabkan karena penjualan yang menurun, dan biaya yang membengkak. Pembengkakan biaya terutama pada pos-pos sebagai berikut: Gaji, upah, dan imbalan karyawan, biaya sewa,biaya promosi, alat tulis dan keperluan kantor,penyusutan, perbaikan dan pemeliharaan, honorarium tenaga ahli, dan lain sebagainya. Dari data tabel 2, Perusahaan -perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2005 ada 3 perusahaan , sedangkan data rata-rata perubahan laba setiap perusahaan adalah Rp.263.889.554.307, Walaupun ada yang mengalami penurunan perolehan laba misalnya PT. Hexindo disebabkan oleh berbagai hal antara lain, penjualan yang menurun, tingginya biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan misalnya kenaikan gaji pegawai, naiknya biaya sewa, meningkatnya perjalanan dinas, akumulasi penyusutan yang menigkat, naiknya biaya pemeliharaan dan pemeliharaan, dan lain-lain. Dari tabel 3, Perusahaan -perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2006 ada 3 perusahaan, sehinggarata-rata perubahanlaba setiap perusahaanadalahRp.7.376.873.383,- pada tahun 2006 PT. Buana Finance mengalami penurunan laba sebesar Rp.14.854.574.306 dan PT. ANALJSIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUILiltr.lhP 57 Lippa Karawaci mengalami penwunan laba sebesar Rp.5.916.004.546,- Hal ini disebabkan oleh meningkatnya gaji dan kesejahteraan karyawan, meningkatnya biaya perbaikan dan pemeliharaan, biaya transportasi dan akomodasi yang meningkat, naiknya biaya pemakaian listrik dan air, dan lain-lain. 5. Simpulan Pengaruh stock split terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan. Sehingga perolehan laba perusahaan juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil perhitungan pada tabel-tabel yang disajikan diatas. Perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split, mengalami kenaikan perolehan laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stock split dapat meningkatkan laba secara signiflkan. Daftar Pustaka Agung I.G N.H. A. Pasay dan Sugiharso, 1994, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Ana/isis Produksi Terapan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aitken, M. dan A. Frino, 1996, "The Determinants of Market Bid and Ask Spreads on The Australian Stock Exchange: Cross Sectioal Analysis", Journal Acccounting and Finance (Mei), hal51-63. Angel, J.J. (1997). 1ick size, share price, and stock split. The Journal of Finance, 52, (2) .P.655681. Anshuman V.R., K. Avner, 2002, "Can Splits Create Market Liquidity Theory and Evidence". Journal of Financial Maret, hal. 83-125. Baker, H.K. dan P.L. Gallagher, 1980. "Management's view of stock splits". Financial Management 9 (summer), hal 73-77 Baker, H.K. dan GE. Powell (1992). Why companies issue stock splits. Financial Management, 21,p.ll. Brennan, M..J dan P.J. Hughes. 1991. ''Stock Prices and supply of information". Journal of Finance 46 (Dec). Copeland, T.E., 1979, "Liquidity Changes Following Stock Split of Finance 42(March), ha1.913-932 Conroy, R.M.R.S. Harris.Dan B.A. Benet, 1990, "The Effect of Stock split on Bid-Ask Spread". The Journal of :finance Vol.45, No.4 (September 1990), hal. 1285-1295. Defeo, V., and P. jain (1989). Stock Splits: Price per share and trading,volume, in advances in quantitative analysis offmance and accounting, Forthcoming: Jai Press, Greenwich, CT. Fokus Ekonomi Vol.3 No.1Juni2008 :48 • 59 Easley, D. dan M. O'Hara. 1987, "Price, Trade size, and information in securities markets", Journal offmancial economics, 19, ha1.69-90. Ekaputra, I.A., 2006, "Determinant Intraday Bid -Ask Spread Saham di Bursa Efek Jakarta", Manajemen Usahawan Indonesia, No.5/TH.:XXXV, May 2006. Ekaputra, I.A. dan A. Basharat, 2006, "The Impact of Tick Size Reduction an Liquiditya n d Order Strategy: Evidence from The Jakarta Stock Exchange", working paper dipresentasikan pada International Conference on Business and Management Reseacb, Denpasar, Bali, 2006. Ekaputra, I.A. dan Eka Putri, O.Z., "Stock Split, Fraksi Perdagangan di Bursa Efek Jakarta". Manajemen Usahawan Indonesia, No.12/TH.XXXV, Desember 2006. Fatmawati, S., dan M.Asri. (1999). Pengaruh Stock split terhadap Likuiditas saham yang diukur dengan besarnya Bid-Ask Spread di Bursa efek Jakarta", Kajian teori keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Harris, L., 2003, Trading & Exchanges: Market Microstructure for Practioners, Oxford University Press, New York. Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan ana/isis investasi, BPFE Yogyakarta. Kumiawati, 2003, Ana/isis Kandungan informasi stock split dan likuiditas saham: Studi Empiris pada Non- Syncronous Trade. Jurnal riset Akuntansi Indonesia, hal.264-275. Lamoureux, C., andPoon(1987). The market reaction to stock splits.Journaloffinance,42,p.l3471370 Margaretha, 2004. "Ana/isis Pemecahan Saham: Dampaknya terhadap Likuiditas perdagangan dan pendapatan saham, Balance, hal.73-86 Marwata, 2000. "Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham" Simposium Nasional Akt. III, 5 Sept. Murray, D. (1985). Further evidence on the liquidity effects of stock splits and stock dividends. Journal of Financial Research, 8, p. 59-67. ANAL.ISIS PENGARUH STOCKSPLITTERHADAP PERUBAHAN L.ABA NUIUII.iltr.lhP 59