PEMERINTAH TERBITKAN 6 JUTA SERTIFIKAT TANAH UNTUK RAKYAT MISKIN radarbolmongonline.com Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menargetkan memberikan 5 juta sertifikat melalui Program Nasional Agraria (Prona) pada tahun 2017. Dengan merangkul perbankan, akan ada tambahan pemberian 1 juta sertifikat. "Paling sedikit kita keluarkan 5 juta sertifikat tanah untuk warga miskin di tahun ini," kata Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan Djalil saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta. Sofyan Djalil mengatakan, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pihak lain seperti perbankan. Dengan kerja sama itu, Sofyan melihat akan ada tambahan satu juta sertifikat bagi para nasabah bank sebagai langkah mempercepat legalisasi aset. "Kalau bermitra dengan perbankan, bisa dapat tambahan 1 juta sertifikat lahan. Jadi lebih dari 6 juta sertifikat untuk beberapa wilayah di 2017," terang Sofyan Djalil. Menurut Sofyan Djalil, untuk program Prona 5 juta sertifikat ini, anggaran yang dibutuhkan sekitar lebih dari Rp2 triliun. Anggaran ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan nilainya akan meningkat tahun depan dengan target 7 juta sertifikat lahan. "Biaya sertifikat Prona sekitar Rp290 ribu. Tapi ini akan dibiayai dari APBN sekitar lebih dari Rp 2 triliun untuk 2017," jelas Sofyan Djalil. Meski begitu, Sofyan Djalil tetap akan berhati-hati dalam memberikan sertifikat yang dibiayai oleh APBN tersebut. Sebab dengan tanpa adanya biaya justru bisa dimanfaatkan oknum dengan menyertakan pungutan liar (pungli). "Saber Pungli ini berhasil menangkap orang BPN, polisi pun juga ada. Karena bukan masalah uang Rp50 ribu, tapi korupsi di negara ini banyak terjadi di tingkat bawah sehingga kita dicap sebagai negara terkorup," Sofyan Djalil menegaskan. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Sumber berita: 1. http://bisnis.liputan6.com, BPN Akan Terbitkan 6 Juta Sertifikat Tanah untuk Rakyat Miskin, Kamis, 09 Mar 2017. 2. http://ekonomi.metrotvnews.com, Kementerian ATR Beri 6 Juta Sertifikat Tanah Gratis, Kamis, 09 Mar 2017. Catatan: Pelaksanaan Program Nasional Agraria (Prona) diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Permen ATR/Kepala BPN) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Program Nasional Agraria (Prona). Prona adalah rangkaian kegiatan pensertifikatan tanah secara massal, pada suatu wilayah administrasi desa/kelurahan atau sebutan lain atau bagian-bagiannya (Pasal 1 angka 1 Permen ATR/Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2015). Tujuan Prona adalah memberikan pelayanan pendaftaran tanah pertama kali dengan proses yang sederhana, mudah, cepat dan murah dalam rangka percepatan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah. Subyek hak yang dapat menjadi peserta Prona adalah Warga Negara Indonesia atau badan hukum/lembaga sosial dan keagamaan. Tanah yang dapat menjadi obyek Prona adalah: 1. tanah bekas tanah milik adat; 2. tanah yang dikuasai langsung oleh negara; atau 3. tanah yang terletak dalam satu hamparan desa/kelurahan. Tanah obyek Prona dapat berupa tanah nonpertanian, tanah pertanian, tanah perkebunan, dan tanah milik badan hukum/lembaga sosial dan keagamaan. (Pasal 4 Permen ATR/Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2015) Kegiatan Prona meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. penetapan lokasi; penyuluhan; pengumpulan data/alat bukti/alas hak; pengukuran bidang tanah; pemeriksaan tanah; pengumuman, dalam hal bekas tanah milik adat; penerbitan SK Hak/Pengesahan data fisik dan data yuridis; penerbitan sertifikat; dan penyerahan sertifikat. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum