BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja ataupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya yang paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk dapat memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat terhadap ilmu manajerial. Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan setiap orang dan perusahaan. Seiring dengan perkembangannya, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajemen keuangan juga mengatur penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden). Untuk memperkuat pengertian manajemen keuangan, maka menurut beberapa ahli, manajemen keuangan adalah: 12 13 Menurut Darsono (2006:1) menerangkan bahwa : “Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurahmurahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk memperoleh laba”. Sedangkan menurut Keown, et. Al. (2005:4) pengertian manajemen keuangan adalah sebagai berikut : ”Financial management is concerned with the maintenance and creation of economic value or wealth”. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Manajemen Keuangan adalah adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan keuntungan yang optimal. Manajemen keuangan juga menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Manajemen keuangan lebih menitikberatkan pada pengelolaan investasi, pembiayaan dan manajemen aktiva untuk menciptakan kemakmuran bagi pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan. 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Irawati (2006:3) terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu : 1. Keputusan investasi Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam allocation of fund atau pengalokasian dana kedalam bentuk investasi yang dapat mengahasilkan laba dimasa yang akan datang. 14 Keputusan investasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan yang mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets. 2. Keputusan pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antar sumbersumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan- kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat jangka pendekk dan jangka panjang, sedangkan perbandingannya disebut dengan struktur modal. Dalam keputusan pendanaan mempengaruhi baik struktur modal maupun struktur financial. 3. Keputusan dividen Keputusan dividen bagian dari keuntungan suatu perusahaan dibayarkan kepada pemegang saham. Keputusan dividen adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proporsi dan yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan. . 2.2 Investasi Definisi investasi menurut Dr. Sumantoro (2009) dalam bukunya Pengantar Pasar Modal Indonesia adalah sebagai berikut: Investasi adalah kegiatan mendapatkan modal, baik langsung maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. 15 Sedangkan menurut Khamarudin Ahmad yang mengutip pernyataan Donald E. Fisher dan Ronald J. Jordan (1995) dalam bukunya “Security Analysis and Portofolio Management” mengenai definisi investasi, yaitu : An investment is a commitment of funds made in expectation of some positive rate of return. Setiap investor memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui berbagai keputusan investasi yang diambil. Secara umum, motif utama yang menjadi dasar kuat dalam melakukan investasi adalah keinginan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan risiko tertentu atau memperoleh keuntungan tertentu dengan risiko seminimal mungkin. Investasi juga merupakan sebuah komitmen atas dana yang ditanamkan, karena dalam jangka waktu tertentu dana tersebut tidak dapat dipakai untuk keperluan lain sebelum batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu dalam menginvestasikan dananya setiap investor seharusnya mengetahui seberapa besar risiko yang diambil untuk mendapatkan hasil dari investasi yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berpendapat sebagai berikut: Investasi adalah kegiatan yang mempunyai komitmen dalam menempatkan dana dengan risiko yang menyertainya dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan tertentu dari dana tersebut. 2.2.1 Klasifikasi investasi Pada umumnya, bentuk investasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Real assets, yaitu bentuk investasi yang ditanamkan investor ke dalam bentuk kekayaan riil atau bersifat berwujud, seperti gedung, kendaraan, mesin dan sebagainya. 16 2. Financial assets, adalah investasi yang ditanamkan oleh investor ke dalam bentuk tabungan dan surat berharga atau dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Salah satu perbedaan antara aktiva riil dengan aktiva keuangan adalah likuiditasnya. Likuiditas disini diartikan tingkat kemudahan mengkonversi suatu aset menjadi uang tunai dan biaya transaksinya cukup rendah. Real assets secara umum kurang likuid dan return asetnya sulit diukur secara akurat. Sedangkan klasifikasi investasi berdasarkan jenis asetnya menurut Frank J. Fabozzi (2000) dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Tangible assets, yaitu aset yang nilainya tergantung pada bentuk fisik yang dimilikinya. Seperti gedung, tanah atau mesin. Tangible assets ini diklasifikasikan lagi menjadi: - Reproducible assets, contohnya mesin - Non reproducible assets, contohnya tanah 2. Intangible assets, yaitu assets mewakili klaim resmi untuk beberapa keuntungan dimasa datang. Nilainya tidak berhubungan dengan bentuk, fisik, dan sebagainya. Financial aset yang disebut juga instrumen keuangan atau sekuritas termasuk dalam intagible assets. Untuk instrument ini, jenis keuntungan di masa depan berupa klaim pendapatan dimasa depan. Contoh bentuk investasi ini adalah saham dan obligasi. 2.2.2 Investasi di Pasar Modal Pengertian pasar modal sebagaimana pengertian pasar pada umumnya adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Namun dalam hal ini yang menjadi produk atau barang yang diperjual belikan adalah merupakan modal atau ana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. 17 Penjual modal atau yang lazim disebut investor adalah orang/badan usaha yang dapat menyisihkan kelebihan dananya untuk sebuah investasi yang sifatnya produktif, dalam hal ini membeli saham yang diperjual belikan di pasar modal. Sedangkan pembeli modal atau dana adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan modal untuk keperluan usahanya (ekspansi usaha), memperbaiki struktur modalnya ataupun pengalihan pemilikan perusahaan. Pada kenyataanya pasar modal itu lebih dikenal sebagai bursa efek atau disebut juga sebagai securities exchange atau stock market. Terlepas dari banyaknya istilah mengenai pasar modal tersebut, pada dasarnya pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dana (investor) dan pembeli dana (perusahaan go public) dan dalam mengadakan transaksi yang diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara di bursa efek. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong berisiko tinggi adalah investasi saham. Definisi yang diberikan oleh Adler H. Manurung (1992:13) adalah sebagai berikut: Saham adalah sebuah surat berharga yang di dalamnya tertulis besarnya kepemilikan terhadap sebuah perusahaan dari sebesar modal perusahaan. Kepada pemilik saham diberikan hak-hak sebagai berikut: a. Mendapatkan dividen, yaitu bagian keuntungan usaha yang dibagikan kepada para pemegang saham. b. Mengeluarkan surat/pendapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham. c. Hak-hak lain seperti bonus, klaim dan lain-lain yang dikeluarkan oleh perusahaan esuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. d. Peningkatan nilai modal atau selisih nilai yang mungkin ada apabila saham tersebut dijual oleh pemiliknya dengan harga yang lebih tinggi. Seorang investor yang ingin melakukan investasi di pasar modal, selain memiliki sejumlah dana, juga diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman dan naluri bisnis untuk menganalisa efek atau surat-surat berharga. 18 Dalam melakukan investasi tersebut, seorang investor dapat memilih melalui dua cara, yaitu: 1. Melakukan pembelian saham di pasar perdana Pasar perdana adalah pasar di dalam masa penawaran efek dari perusahaan yang menjual saham (biasanya disebut emiten) kepada masyarakat untuk pertama kalinya. Untuk pelaksanaan penjualan sahamnya, emiten dibantu oleh agen penjual. Mengenai pasar perdana, Richard A. Breadley, Stewardt C. Myers dan Allan J. Marcus (2000:10) memberikan pengertian sebagai berikut: Primary market is market, for the sale of new securities by coorporation 2. Melakukan pembelian saham di pasar sekunder Mengenai pengertian pasar sekunder, Richard A. Breadley, Stewardt C. Myers dan Allan J. Marcus (2000:10) memberikan batasan sebagai berikut: Secondary market is market in which already issued securities are traded among investor Harga efek (saham) di pasar sekunder, selain ditentukan oleh kondisi perusahaan emiten, juga dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut di bursa (pasar sekunder). Karena itu untuk melakukan pembelian di pasar sekunder, yang perlu diperhatikan adalah: 1. Laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan. Dari laporan dapat dilihat dan dinilai keadaan perusahaan tersebut yang telah go public. 2. Saran atau nasehat dari para perantara perdagangan efek. Seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham perlu minta saran atau nasehat 19 dari lembaga ini karena lembaga ini secara terus menerus mengikuti perkembangan harga saham-saham perusahaan tersebut. Investasi di dalam saham merupakan investasi yang mengandung risiko, karena pemodal menghadapi ketidakpastian. Saham perusahaan go public merupakan komoditi investasi yang tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di dalam negeri maupun di luar negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri perusahaan tersebut. Investasi di saham adalah investasi yang terbuka bagi perorangan Indonesia atau asing, maupun Badan Hukum Indonesia atau asing. Namun untuk membeli dan menjual saham harus melaui Pialang atau Broker (Anggota bursa), perusahaan pialang akan bertindak sebagai pembeli atau penjual. Pembagian pasar di Bursa Efek Jakarta berdasarkan pembentukan harga efek yang terjadi dibagi menjadi: a. Pasar reguler, yaitu pasar di mana pembentukan harga dilakukan dengan cara tawar menawar (continuous action market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar b. Pasar negosiasi, yaitu pasar di mana pembentukan harga efek dilakukan dengan car negosiasi (negotiated market) antara pihak penjual dan pihak pembeli. Pasar negosiasi terdiri dari: 1. Block trading, yaitu perdagangan dalam jumlah besar untuk jumlah saham minimal dua ratus ribu saham. 2. Odd Lot, yaitu perdagangan di bawah standar lot untuk jumlah saham kurang dari 500 lembar saham. 3. Crossing, yaitu perdagangan tutup sendiri untuk transaksi jual beli yang dilakukan oleh satu Anggota Bursa. 20 4. Foreign Board, yaitu perdagangan saham untuk investor asing. 2.2.3 Risiko Dalam pengertian investasi, risiko selalu dikaitkan dengan tingkat return yang dapat diperoleh dari surat berharga. Definisi risiko menurut Gitman (2000:333) adalah Risk can be defined as the chance of financial loss. Sedangkan menurut Bodie, Kane dan Marcus (1996) dalam buku didefinisikan sebagai berikut: Risk mean uncertainty about future rates of return. Menurut Suad Husnan (2005) risiko juga dapat didefinisikan sebagai penyimpangan tingkat keuntungan yang sesungguhnya (actual return) dan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Risiko dan investasi saham merupakan besarnya tingkat penyebaran atau tingkat keragaman dari sutau nilai harapan pengembalian tertentu. Semakin besar tingkat penyebaran, maka investasi semakin berisiko. Beberapa jenis risiko investasi yang mungkin terjadi dan harus diperhitungkan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi yaitu: a. Risiko kegagalan Merupakan bagian dai risiko total yang terjadi akibat perubahan kondisi dari perusahaan emiten. b. Risiko Tingkat Bunga Risiko ini muncul dari perubahan dalam tingkat bunga yang berlaku di pasar. Risiko ini merupakan risiko utama yang tidak dapat dihindarkan sebab mempunyai pengaruh yang sama terhadap seluruh surat berharga yang ada. 21 c. Risiko Pasar Risiko pasar muncul dari dalam return pasar yang diisebabkan oleh kekuatan surat berharga secara sistematis. Sebab utama terjadinya adalah kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dan dipengaruhi oleh resesi perekonomian lain. d. Risiko Manajemen Risiko ini merupakan bagian dari risiko total yang disebabkan oleh keputusan bisnis yang kurang baik. e. Risiko Kemampuan membeli Risiko ini muncul oleh pengaruh perubahan tingkat inflasi yang dialami suatu negara yang menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan ataupun bunga yang diperoleh dari investasi. f. Risiko Kollabilitas (Collability Risk) Yaitu risiko dimana emiten dapat menarik surat berharganya di pasar modal dengan cara melakukan pembelian kembali. g. Risiko Konversi Risiko kemungkinan adanya penukaran surat berharga yang satu dengan surat berharga yang lain. Dalam melakukan investasi pada surat berharga, maka risiko dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Risiko sistematis (Systematis Risk) adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasikan dan disebut pula risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan perekonomian secara makro, misalnya risiko kemampuan daya beli, risiko politik, risiko nilai tukar dan risiko lainnya. 22 b. Risiko tidak sistematis (Unsystematic Risk) adalah risiko khusus yang terdapat pada masing-masing perusahaan, seperti kebangkrutan, risiko manajemen dan risiko induatri khusus. Risiko ini dikurangi dengan cara diversifikasi. 2.2.4 Sikap Investor Menghadapi Risiko Investasi Sikap investor terhadap risiko suatu jenis investasi tergantung pada sifat investor yang bersangkutan. Sikap investor dalam menghadapi risiko sangat bervariasi. Sikap investor menurut Horne and Wachowicz (2005) dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: 1. Prefference risk investor, adalah investor yang menyukai risiko dan dapat menerima kenaikan return yang lebih rendah daripada kenaikan risikonya. 2. Indeffence risk investor, adalah investor yang bersikap netral terhadap risiko menerima kenaikan return sama dengan kenaikan risiko. 3. Averse risk investor, adalah investor yang tidak menyukai risiko dan meminta kenaikan return lebih tinggi dari kenaikan risikonya. 2.2.5 Analisa Fundamental Dari analisa fundamental untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham, terdapat dua cara pendekatan yaitu pendekatan nilai sekarang (present value) dan pendekatan model diskonto dividen. Pendekatan nilai sekarang biasa disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method), karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan rumusan sebagai berikut: n NP0 = t 1 ArusKas (1 k )t 23 Dimana: NP0 = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm) t = periode waktu k = tingkat suku bunga Sedangkan pedekatan model diskonto deviden dilakukan dengan cara mendiskontokan arus dividen masa depan kenilai sekarang seperti sebagai berikut ini: n P0 = t 1 Dt (1 k ) t Dimana: Dt = deviden yang dibayarkan untuk periode t Pada model ini arus dividen dapat diasumsikan sebagai arus kas yang diterima investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai saham. 2.2.6 Analisa Teknikal Analisa teknikal digunakan untuk memperkirakan harga saham dengan jalan mengamati perubahan harga saham tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisa ini adalah: a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan. b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu. c. Perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang dimasa datang. 24 2.3 Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Membahas manajemen keuangan tidak bisa lepas dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama, yaitu : (1) neraca dan (2) laporan rugi-laba. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2001) adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangkan waktu tertentu.” Sedangkan Sutrisno (2007: 9) menyatakan bahwa : ”Laporan keuangan itu disusun untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan (manajemen, pemilik, kreditor, investor, dan pemerintah).” Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari aktivitas suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen dan diproses melalui siklus akuntansi yang akan digunakan oleh pemilik perusahaan, calon investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan untuk melihat kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Para investor maupun para kreditur memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, kondisi kerja dan kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. 25 2.3.2 Pemakai Laporan Keuangan Laporan keuangan tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Penyusunan laporan keuangan juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Berdasarkan SAK (2002:2), para pemakai laporan keuangan adalah: a. Investor (baik investor sekarang dan potensial) Para investor berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah hasil membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga terkait pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar denda. b. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa. c. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka dalam memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 26 e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama bila mereka terlibat perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. g. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara misalnya: perusahaan dapat mempekerjakan sejumlah orang dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal beresiko ke perusahaan, maka kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain. 2.3.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pemakai akan mencari informasi mana yang paling dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan. 27 Jenis-jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah: "The four key financial statements required by the SEC for reporting to shareholders are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of stockholders’ equity, and (4) the statement of cash flows.” Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan laba rugi), balance sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas). Sedangkan laporan lainnya yang juga tercantum dalam kutipan di atas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang merupakan daftar pendukung (supporting statement) dari laporan keuangan utama, dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri. Jenis-jenis laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Income statement (laporan rugi laba) Income statement (laporan rugi laba) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Dimana tertulis secara lengkap semua pendapatan dan beban yang harus dibayar Laporan rugi laba menurut James C, Van Horne & John M. Wachowicz, JR (2005:153) adalah sebagai berikut: "Laporan rugi laba adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode waktu tertentu diakhiri dengan laba bersih atau rugi bersih untuk periode tersebut.” Dengan demikian dari kutipan-kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi menggambarkan jumlah pendapatan, biaya, dan laba atau rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. 2. Balance sheet (neraca) Balance sheet (neraca) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu. Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Menurut James C, Van Horne & John M. Wachowicz (2005:193) mengatakan bahwa: 28 "Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukan total aktiva sama dengan total kewajiban ditambah ekuitas pemilik.” Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan laporan pada saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan (aktiva), hutang-hutang, dan ekuitas pemilik. 3. Statement of cash flows (laporan arus kas) Kemudian jenis laporan keuangan utama yang terakhir adalah laporan arus kas. Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. 2.3.4 Tujuan Laporan Keuangan Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui beberapa pendapat seperti yang ada di bawah ini: Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku “Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan” (2004:132): 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktiva pembiayaan dan investasi. 5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan 29 pemakai laporan, seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan”. 2.3.5 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Menurut Leopold A. Bernstein yang dikutip oleh Dwi Prastowo da Rifka Juliaty (2005:56) mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai berikut : ”Financial statement analysis is the judgementalprocess that aims to evaluate the current and past financial positions and results of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance”. Definisi di atas menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Menurut Mamduh Hanafi (2004:35), pada waktu menganalisis laporan keuangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun kebelakang barangkali bisa digunakan untuk melihat adanya trend-trend tersebut. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik-tidaknya. Angka pembanding (rata-rata industri) diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diperlukan diskusi seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan bagian-bagian internal yang harus dimasukan ke dalam analisis. 30 4. Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak tersedia di laporan keuangan. 2.4 Pentingnya Informasi Rasio Keuangan 2.4.1 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi perusahaan. Analisis dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Pengertian rasio keuangan menurut Abdullah (2004:41) adalah : ”Rasio keuangan adalah teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan”. Menurut Sartono (2001:113) menjelaskan analisis rasio keuangan adalah: ”Dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan, dismping itu analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian perusahaan”. Dari penjelasan di atas analisis rasio keuangan merupakan perbandingan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan untuk memperkirakan reaksi para kreditor, investor dan pandangan ke dalam tentang bagaiman kira-kira dana dapat diperoleh. 31 2.4.2 Penggunaan Rasio Dalam Analisa Keuangan Perusahaan memberikan informasi keuangan berkaitan dengan adanya Stake holder perusahaan. Perusahaan publik mempunyai berbagai macam stakeholder (pihak yang berkepentingan), seperti: pemegang saham, pemegang obligasi, banker, pemberi pinjaman, pemasok, karyawan, dan manajemen. Semua stakeholder perlu memonitor agar kepentingannya dapat dilayani. Mereka mendapatkan laporan keuangan secara periodik sebagai informasi dasar profitabilitas perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu bagi kita mengadakan interpretasi atau analisa terhadap data keuangan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan tercermin didalam laporan keuangannya. Laporan keuangan (Financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan, contohnya neraca (balance sheet) mencerminnkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada waktu tertentu, dan laporan rugi laba (Income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu. Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi penganalisis untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan yang bersangkutan. Manajer sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisa laporan keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu yang lalu dan sedang berjalan. Dengan mengadakan analisa data keuangan dari tahun-tahun lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik. Hasil analisa historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan selanjutnya. Dengan mengetahui kelemahankelemahan yang dimiliki diusahakan agar dalam penyusunan rencana di tahun- 32 tahun yang akan datang kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik harus tetap dipertahankan. Selain manajer, para krediturpun berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yang telah atau akan menjadi debiturnya. Para kreditur berkepentingan untuk ”keamanan” mereka sendiri. Sebelum mengambil suatu keputusan untuk memberi atau menolak kredit, kreditur perlu mengadakan analisa laporan keuangan perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut membayar kembali hutangnya plus beban bunganya. Para kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan itu cukup mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap perusahaan yang bersangkutan. Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kemampuan nasabahnya untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dipenuhi dengan dana yang berasal dari aktiva lancar. Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah rate of return dari dana yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis keuangan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah ”Rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya hanya alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Jenis rasio banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Penganalisis keuangan dalam mengadakan analisa pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam pembandingan, yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis). Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. 33 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio serupa dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/ rasio standar) untuk waktu yang sama. Denagn membandingkan rasio perusahaan dan rasio industri dapat diketahui apakah perusahaan bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average) atau terletak di bawah rata-rata (below average). 2.4.3 Rasio Likuiditas Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dilunasi, dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajibankewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kekuatan membayar, semuanya bergantung pada manajemennya masing-masing. Gambaran mengenai masalah likuiditas dapat dilihat dari pendapat para ahli yang mengemukakan tentang definisi dari likuiditas, yaitu : Menurut Bambang Riyanto (2001:25), dikemukakan bahwa: ”Likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi”. Sedangkan menurut Sartono (2001:116), mengemukakan bahwa: 34 ”Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya”. Menurut Lukman Syamsuddin (2002), likuiditas adalah: ”Suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo denagn menggunakan aktiva lancar yang tersedia”. Salah satu cara di dalam melakukan pengukuran terhadap tingkat likuiditas perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dimana rasio-rasio ini berguna untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mamduh Hanafi (2004:37), salah satu rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio) dan rasio quick (acid-test ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) mengukur kemampuan perusahaan meliputi hutang jangka pendeknya (jatuh tempo dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang lebih rendah dibandingkan aktiva tetap. Dengan demikian maka rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut: Current ratio = Current.assets x 100% Current.Liabilitie s Rasio quick (acid-test ratio) mengeluarkan persedian dari komponen aktiva lancar. Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang dagang, dan persediaan), persediaan biasanya dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid. 35 Untuk menjual persediaan (mengubah persediaan menjadi kas), waktu yang diperlukan lebih lama (dibandingkan piutang dagang). Di samping itu tingkat ketidakpastiannya termasuk kemungkinan nilai persediaaan turun karena produk rusak atau kualitas yang menurun, juga lebih tinggi. Dengan alasan semacam itu, persediaan dikeluarkan dari perhitungan rasio lancar. Rasio yang diperoleh disebut rasio quick, yang dihitung sebagi berikut : Quick Ratio = 2.4.4 Current.assets Inventory x100% Current.Liabilitie s Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Profitabilitas juga dapat dikatakan merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah keuntungan yang didapat perusahaan dapat kita lihat pada laporan laba rugi tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu memaksimalkan laba yang diperolehnya. Rasio Profitabilitas menurut Van Horne (2005:140) adalah: ”Ratios that relate profits to sales and investment”. Menurut Gitman (2006:65) rasio profitabilitas adalah: ”Profitability ratio enable the analysis to evaluate the firm profits with respect to a given level of sales, a certain level of assets, or the owner investment”. Sedangkan menurut Sofyan S. Harahap (2004:304) menjelaskan rasio profitabilitas adalah: 36 ”Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan atau investasi perusahaan. Keuntungan perusahaan ini dapat diukur sebagai salah satu indikator yang berpengaruh terhadap pemegang saham (investor). Menurut Gitman (2006:67) rasio profitabilitas dapat dikelompokkan menjadi: 1. Gross profit margin, rasio ini mengukur berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Gross Profit Margin = Net Sales - COGS x100% Net Sales 2. Operating profit margin, rasio ini mengukur berapa besar persentase dari penjualan sebelum bunga dan pajak. Operating profit margin = EBIT x100% Net Sales 3. Net profit margin, rasio ini mengukur berapa besar persentase dari penjualan setelah bungadan pajak (penjualan bersih). Net profit margin = EAT x100% Net Sales 4. Earning Per Share (EPS), rasio ini megukur tingkat profitabilitas atau keuntungan dari tiap satuan lembar saham. 37 Earning Per Share = EAT x100% Outstanding Share 5. ROI (return on investment), rasio ini untuk mengukur efektivitas keseluruhan kinerja manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Return on investment = EAT x100% Total Assets 6. ROE (return on equity), rasio ini mengukur tingkat pengambalian dari modal sendiri atau investasi para pemegang saham biasa. Return on equity = 2.5 EAT x100% Total Equity Keterbatasan Analisis Rasio Rasio keuangan dapat digunakan untuk memahami posisi keuangan perusahaan, namun siapa pun yang bekerja dengan rasio ini akan menyadari keterbatasan dalam penggunaannya. Menurut Keown et al (2001:105) kelemahan penting yang dapat ditemukan dalam menginterpretasikan rasio keuangan: 1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dimana perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha. 2. Rata-rata yang diterbitkan industri adalah hanya perkiraan-perkiraan dan menyediakan kepada para pengguna beberapa petunjuk dibanding menentukan rata-rata dari rasio-rasio secara ilmiah bahkan satu sampel yang mewakili perusahaan di dalam suatu industri. 3. Praktek-praktek akuntansi yang berbeda secara luas antar perusahaan dan dapat mendorong ke arah perbedaan-perbedaan rasio-rasio yang 38 dimasukan. Sebagai contoh, perusahaan boleh memilih metode-metode yang berbeda dalam menghitung penyusutan aktiva tetap. 4. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Contohnya, rasio lancar yang melebihi norma industrinya menyiratkan adanya kelebihan likuiditas yang menghasilakn penurunan laba perusahaan secara keseluruhan jika dikaitkan dengan investasi perusahaan dalam aktiva. 5. Rata-rata industri mungkin memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atau posisi keuangan perusahaan rata-rata suatu industri. 6. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya, jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan, maka dari itu untuk menghindarinya metode saldo rata-rata haruslah digunakan (untuk beberapa bulan, kurtal, atau sepanjang tahun) dan bukan saldo total pada akhir tahun. Di luar keterbatasannya rasio keuangan dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Manfaat sesungguhnya yang dihasilkan dari menganalisis rasio keuangan adalah bahwa angka-angka tersebut memberitahukan kita pertanyaan-pertanyaan apa yang harus diajukan. 2.6 Keputusan Investasi Dalam jurnalnya Tendi H. (2008), dikatakan bahwa keputusan investasi mencakup pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Gitman (2000) dan Brealy & Myers (2000) menyatakan bahwa keputusan investasi sangat penting karena akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari seluruh analisis keuangan. Sedangkan menurut Jensen dan 39 Meckling (1976) menyatakan bahwa keputusan investasi dapat berperan sebagai mekanisme transmisi antara kepemilikan dan nilai perusahaan. Keputusan Investasi sendiri tercermin dari pertumbuhan Total Asset perusahaan yang bersangkutan dari tahun ke tahun. Implementasi keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan internal (internal financing) dan sumber pendanaan eksternal (external financing). Dengan memperhatikan sumber-sumber pembiayaan, perusahaan memiliki beberapa alternatif pembiayaan untuk menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Jadi, inti dari fungsi pendanaan ini adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut : a. Dana yang dikeluarkan untuk investasi sangat besar, dan jumlah dana yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus. b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu selama jangka waktu cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana tersebut. c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Proses dalam melakukan keputusan investasi dapat diperinci ke dalam tahap sebagai berikut : a. Perencanaan b. Analisis investasi 40 c. Pemilihan proyek d. Pelaksanaan proyek e. Pengawasan proyek Jika proyek-proyek investasi sudah tersedia atau dapat diperoleh, maka perusahaan perlu melakukan analisis awal. Dalam analisis awal perusahaan harus mengumpulkan informasi yang lebih akurat tentang proyek-proyek yang tersedia. Informasi tentang proyek-proyek yang akan diambil umumnya meliputi : a. Jenis atau macam proyek b. Lama berakhirnya proyek c. Pola produksi atau output selama masa proyek d. Total produksi dan saat mulai berproduksi e. Teknologi yang akan digunakan f. Jumlah dan pola penerimaan dan pengeluaran cash flow g. Informasi lain yang sangat bervariasi antara satu proyek dengan proyek lain Pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini (Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2004:181) : a. Adanya asal-usul investasi b. Estimasi arus kas dari asal-usul investasi tersebut c. Evaluasi arus kas tersebut d. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu e. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi dilaksanakan. Asal-usul investasi tidak mesti berasal dari bagian keuangan. Mungkin saja usul tersebut berasal dari pemasaran, bagian produksi, dan melibatkan berbagai bagian. Demikian juga arus kas akan memerlukan kerja sama antara bagian yang mengusulkan dengan bagian keuangan. Evaluasi arus kas mungkin lebih banyak dilakukan oleh bagian keuangan, demikian juga pemilihan proyek. Akhirnya monitoring memerlukan kerja sama dengan seluruh bagian yang terlibat. 41 Untuk maksud-maksud analisis, suatu proyek rencana investasi bisa dimasukkan ke dalam salah satu klasifikasi berikut ini : a. Pengenalan proyek baru atau pembuatan produk baru b. Penggantian peralatan atau pabrik c. Penelitian dan pengembangan d. Eksplorasi 2.6.1 Metode Penilaian Investasi Suatu investasi dikatakan menguntungkan kalau investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Ada beberapa alat analisa atau metode dalam menilai keputusan investasi. Metode-metode penilaian investasi tersebut antara lain adalah : a. Payback period Payback period adalah untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan kembali seperti semula. Karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu (yaitu tahun atau bulan). Untuk mengetahui kelayakan investasi dengan membandingkan masa payback period dengan target lamanya kembalinya investasi. Bila payback period lebih kecil dibanding dengan target kembalinya investasi, maka proyek investasi layak, sedangkan bila lebih besar proyek tidak layak. Dan untuk menghitung besarnya payback period bila cash flownya sama tiap tahun adalah : Kelemahan lain dari metode payback adalah : 1. Tidak memperhatikan nilai waktu uang, dan 2. Mengabaikan arus kas setelah periode payback. 42 Untuk mengatasi kelemahan karena mengabaikan nilai waktu uang, metode perhitungan payback period dicoba diperbaiki dengan mem-present value-kan arus kas, dan dihitung periode payback-nya. Cara ini disebut sebagai discounted payback period. b. Accounting rate of return Metode accounting rate of return adalah metode penilaian investasi yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dari investasi. Apabila angka accounting rate of return lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang disyaratkan, maka proyek investasi ini menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ini tidak layak. Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, perhitungan metode ini menggunakan data accounting yang tersedia, sehingga tak memerlukan penghitungan tambahan. Sedangkan kelemahan metode ini mengabaikan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan aliran kas, metode ini dianggap kurang memuaskan atau kurang baik untuk digunakan dalam menilai proyek-proyek investasi. c. Net Present Value Pada metode di depan keduanya mengabaikan adanya nilai waktu uang, padahal cash flow yang digunakan untuk menutup investasi tersebut diterima di masa yang akan datang, sementara dana untuk investasi dikeluarkan pada saat sekarang. Oleh karena itu perlu metode yang memperhatikan konsep time value of money. Salah satu metode untuk menilai investasi yang memperhatikan time value of money adalah net present value (NPV). NPV adalah merupakan selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan nilai sekarang dari investasi. Bila selisih antara present value dari cash flow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek investasi layak, sebaliknya bila present value dari cash flow lebih kecil dibanding present value investasi maka NPV negatif dan investasi dipandang 43 tidak layak. Dengan demikian dalam perhitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting yaitu : 1. Menaksir arus kas 2. Menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan d. Internal Rate of Return Bila pada metode net present value mencari nilai sekarang bersih dengan tingkat discount rate tertentu, maka metode internal rate of return mencari discount rate menyamakan antara present value dari aliran kas dengan present value dari investasi. Dengan demikian internal rate of return (IRR) adalah tingkat discount rate yang dapat menyamakan present value of cash flow dengan present value of investment. Kelemahan metode IRR antara lain : 1. Bahwa i yang dihitung akan merupakan angka yang sama untuk setiap tahun usia ekonomis. Metode IRR tidak memungkinkan menghitung IRR yang berbeda setiap tahunnya. Padahal secara teoritis dimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbeda-beda. 2. Bisa diperoleh i yang lebih dari satu angka (multiple IRR). Bila demikian, maka akan timbul masalah, yakni i mana yang akan kita pergunakan. Untuk mencari besarnya IRR diperlukan data NPV yang mempunyai dua kutub, positif dan negative. Setelah didapatkan NPV tersebut, selanjutnya dibuat interpolasi atau dihitung dengan rumus sebagai berikut : 44 Dimana : : tingkat discount rate (r) lebih rendah : tingkat discount rate (r) lebih tinggi : Total Present Value : Net Present Value Bila IRR lebih besar dibanding keuntungan yang disyaratkan berarti layak, demikian sebaliknya bila IRR lebih kecil dibanding keuntungan yang disyaratkan berarti proyek investasi kurang layak. e. Profitability Index Metode profitability index (PI) ini menghitung perbandingan antara present value dari penerimaan dengan present value dari investasi. Bila PI ini lebih besar dari 1, maka proyek investasi dianggap layak untuk dijalankan. Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut : 2.7 Hubungan Antara Rasio Keuangan Dengan Keputusan Investasi (dilihat dari sudut investor) Laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu. Hal ini akan membantu bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. 45 Dengan analisa data keuangan dari waktu yang lalu dan diperoleh rasio keuangan akan dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan diwaktu yang lalu. Hasil analisa tersebut akan sangat penting bagi seorang investor artinya untuk keputusan yang akan diambil oleh seorang investor. Bagi seorang investor atau calon investor, analisa rasio keuangan diperlukan dalam rangka penentuan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat imbalan hasil dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan. Apakah investor akan menanamkan modalnya dalam bentuk obligasi, saham biasa, atau saham prioritas tergantung hasil analisanya. Menurut Suad Husnan (1994:54) Sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dulu kebijakan investasinya, menganalisa laporan keuangan dan mengevaluasi kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan seorang investor dapat melakukan analisa terhadap variabel yang mempengaruhi keputusan investasi. Disamping itu juga bisa dievaluasi hasil yang telah dicapai suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan bagaimana kinerja perusahaan itu. Ini sangat penting bagi seorang investor untuk mempertimbangkan pada saham yang mana ia akan melakukan investasi. Menurut Suad Husnan (1994;285) Berdasarkan laporan keuangan dapat diidentifikasi faktor-faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, hutang, laba, kebijakan dividen, price earning ratio yang diperkirakan mempengaruhi return saham. Berdasarkan nilai rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan. Sebagai contoh 46 adalah rasio ROI (return on investmen), jika diperoleh hasil return on investment yang besar dari suatu perusahaan maka semakin bagus kinerja daripada perusahaan, yang pada akhirnya bisa memberikan return yang lebih besar kepada investor, maka investor akan mempertimbangkan return on investment sebagai alat untuk menilai suatu saham. Hal ini merupakan daya tarik bagi investor yang mengharapkan tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan di perusahaan yang bersangkutan.