ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS MATERI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA NYATA DI KELAS IV SDN 183/1 SEBERANG BULIAN Oleh: DEVI APRIANOSA NIM AIDI09014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 1|Page MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS MATERI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA NYATA DI KELAS IV SDN 183/1 SEBERANG BULIAN Oleh: Devi Aprianosa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sains membuat guru yang merupakan pengelola kelas merasa ada masalah pada proses pembelajaran Sains. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk siswa SD adalah media benda nyata yang menarik dengan bentuk yang bervariasi dan dapat di sentuh langsung oleh siswa, sehingga memudahkan anak untuk mengingat benda apa yang mereka perhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media benda nyata di SD N183/I Seberang Bulian. Metode penelitian yang yang dilakukan adalah melalui prosedur penelitian, perencanaan. Tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi. Untuk menganalisis digunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Siklus I diperoleh siswa tuntas 7 orang dengan persentase 39% dengan predikat sangat kurang. Pada Siklus II, meningkat menjadi siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase sebesar 67% dengan predikat baik dan meningkat lagi pada Siklus III dengan siswa tuntas sebanyak 15 orang dengan persentase 83% dengan predikat sangat baik. Kesimpulan pada penelitian ini penggunaan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sains, maka disarankan dalam proses pembelajaran sains khususnya dalam materi energi untuk menggunakan media benda nyata agar siswa lebih terampil dan lebih aktif dalam belajar sains. Kata Kunci : Hasil Belajar Sains dan Media Benda Nyata Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 2|Page I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA/SAINS) sebagai bekal di masa depan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (2006:484) bahwa “IPA/SAINS diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di identifikasi”. Kemampuan yang harus dibangun dalam diri siswa bukan hanya mengethui fakta-fakta atau konsep, yang memandang Ilmu Pengetuan Alam IPA/SAINS sebagai produk saja tetapi Juga sebagai sebuah proses yang menekankan bahwa untuk menuju sebuah pemahaman suatu konsep perlu adanya proses terlebih dahulu. Media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran ada beberapa jenis, salah satunya adalah penggunaan benda-benda nyata. Menggunakan benda-benda nyata dalam pembelajaran sering kali baik untuk menampilkan ukuran, suara, bentu, gerak-gerik, permukaan serta manfaatnya. Selain itu siswa dapat melihat langsung benda tersebut tanpa berimajinasi, sehingga para siswa akan lebih banyak belajar dibanding sekedar melihatnya digambar atau sekedar berimajinasi. Penggunaan media benda nyata di dalam proses belajar mengajar bidang pada pembelajaran Sains dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar Sains lebih mudah memahami dan memecahkan masalah tersebut. Energi dan penggunaannya dalam kehidupan manusia merupakan salah satu pokok bahasan SAINS di kelas IV SD. Energi dan penggunaannya adalah pokok bahasan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari–hari bahkan terlihat jelas oleh mata. Tetapi setelah melakukan tes Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 3|Page kepada anak didik sering kali hasil belajar mereka masih banyak yang rendah. Hal itu mungkin disebabkan siswa kurang memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan salah satu guru Sains di SD N183/I Seberang Bulian yang mengajar di kelas IV. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar, sering ditemukan didalam kelas siswa yang ribut dan ada juga yang acuh tak acuh terhadap guru yang sedang mengajar di depan kelas. Guru telah melakukan berbagai cara dengan menggunakan media pembelajaran dan pemberian hukuman tetapi siswa tetap saja ribut. Media pembelajaran yang di terapkan guru terkadang rusak saat di pergunakan siswa dan sering terjadi pertengkaran. Guru SDN 183/I Seberang Bulian lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah, dalam penerapan penggunaan media benda nyata oleh guru SDN 183/I Seberang Bulian belum diterapkan disebabkan guru lebih memfokuskan pada media yang telah ada disekolah. Dari uraian masalah di atas penulis ingin mengkaji lebih mendalam dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sains Materi Energi dengan Menggunakan Media Benda Nyata Di Kelas IV SDN 183/I Seberang Bulian”. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah, “Apakah dengan menggunakan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains materi energi di kelas IV SDN 183/I Seberang Bulian?” II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2007:35), “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 4|Page hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Komalasari (2010: 3) mendefinisikan pembelajaran adalah “Suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK tahun 2004 dan KTSP, Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan tahun 2006), pendidikan sains (IPA) disekolah dasar (SD) secara eksplisit berupa mata pelajaran mulai diajarkan pada jenjang kelas tinggi. Sedangkan di kelas rendah pembelajaran IPA ini terintegrasi bersama mata pelajaran lainnya, melalui model pembelajaran tematis. Dalam KTSP ditegaskan pengertian IPA/Sains sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA/Sains di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA/sains di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) menekankan pada penyampaian konsep-konsep dengan sistimatika yang ketat berdasarkan buku teks dan lebih-lebih sekedar verbalistik semata. Samatowa (2006: 3) menyimpulkan bahwa “Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah”. 2. Materi Energi a) Pengertian Energi Pada saat berlari lama-kelamaan tubuh kita akan merasa lemas karena kehabisan energi. Untuk Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 5|Page dapat berlari kembali dengan baik maka kita memerlukan energi dan stamina yang baik, hal yang bisa kita lakukan adalah dengan beristirahat atau dengan makan. Sama seperti mobil-mobilan yang mengunakan baterai bekas (soak) jalannya pasti lambat atau tidak normal. Setelah baterainya diganti dengan baterai yang baru atau baterai yang soak tadi diisi (dicarge) maka jalan mobil tadi akan dapat berjalan dengan normal kembali. Mobil-mobilan yang memakai baterai baru (energi masih penuh) akan dapat melakukan usaha yanga lebih besar dibandingkan dengan mobil-mobilan yang memakai baterai bekas. Dari kedua contoh di atas dapat dikatakan bahwa suatu benda akan dapat melakukan suatu usaha atau pekerjaan jika memiliki cukup energi untuk dapat melakukan suatu usaha yang ingin dilakukan. Dari ilustrasi di atas dapat diketahui pengertian dari energi yaitu sesuatu yang dapat menyebabkan benda dapat melakukan suatu pekerjaan atau energi merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan usaha. Energi juga dapat dikatakan sesuatu usaha yang masih tersimpan. Dari pengertian itu karena energi merupakan suatu usaha yang masih tersimpan maka satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Satuan energi yang lain yaitu kalori dan kWh, kalori dipergunakan untuk menyatakan satuan energi kimia, sedangkan kWh dipergunakan untuk menyatakan energi listrik. 3. Media Benda Nyata “Media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai penyalur informasi belajar guna mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah & Zain, 2006 : 121)”. Benda nyata atau benda sesungguhnya merupakan “suatu obyek yang dapat memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal terutama yang menyangkut keterampilan tertentu (Ibrahim & Sukmadinata, 2003:129)”. Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 6|Page Media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu membelajarkan siswa SD dalam belajar sains diantara benda-benda konkrit atau nyata. Benda-benda konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa perubahan. Dengan menggunakan benda konkrit, kualitas pembalajaran sains akan meningkat karena siswa tidak hanya belajar produk sains tapi juga memperoleh pegetahuan sains melalui keterampila proses sains. Contoh media benda konkrit adalah mahluk hidup seperti tumbuhan dan hewan, pesawat sederhana, benda padat seperti batu, benda cair seperti air dan benda gas seperti asap. Benda-benda di atas dapat dibawa ke dalam kelas untuk diamati. Diklasifikasikan, diukur, dan dipelajari melalui proses sains lainnya. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa siklus jika diperlukan. Setiap siklus akan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi-evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD N183/I Seberang Bulian dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 128 siswa, subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) yang di teliti, dengan jumlah siswa 18 orang, 12 orang siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Siswa kelas IV berumur rata-rata antara 9 tahun sampai 10 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditemukan merupakan penjelasan secara rinci pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan banyaknya siklus yang diuraikan pada bab Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 7|Page sebelumnya bahwa rancangan penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus akan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi-evaluasi dan refleksi. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media benda nyata di kelas IV SDN 183/I Seberang Bulian pada materi pokok energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 183/I Seberang Bulian sesuai dengan kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditetapkan. Dari kegiatan yang dilakukan, diperolehlah hasil belajar siswa, pada siklus I dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 39% dalam kriteria penilaian sangat kurang, siklus II didapat peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 67% dalam kriteria penilaian baik, dan siklus III didapat peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 83% dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneli dapat memberikan saran yang berkenaan dengan temuan yang diperoleh dari kegiatan belajar siswa dalam penggunaan media benda nyata pada pembelajaran sains di kelas IV SDN 183/I Seberang Bulian sebagai berikut: 1. Bagi siswa kegiatan belajar siswa yang telah diperoleh harus dapat lebih ditingkatkan lagi, yaitu dengan penerapan media benda nyata yang dimana banyak siswa lebih termotivasi, aktif dan memahami materi sains yang dipelajari. Selain itu dapat membuat siswa belajar lebih mandiri dan mengasah kemampuannya sendiri. Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 8|Page 2. Bagi Guru Guru-guru sekolah disarankan untuk selalu dapat menerapkan media benda nyata dalam meningkatkan hasil belajar siswa, guru juga dapat mengontrol kegiatan siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada penggunaan media benda nyata pada materi pokok energi di SDN 183/I Seberang Bulian. Bagi Sekolah Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan menambah keterampilan guru dalam mengajar. Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 9|Page DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran, edisi I. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Asy’ari, M. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2004). Penyebaran Mutu Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2006. Permendiknas tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Hamalik, O. 1984. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo. __________. 1994. Media Pengajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti. IGAK Wardani dkk, 2007, "Penelitian Tindakan Kelas”. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M. N. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Saparudin, 2003, “Studi Tentang Tindakan Guru Dalam Menangani Siswa yang Tidak Mengerjakan Pekerjaan Rumah di SD Se-Kecamatan Muara Tembesi”. Universitas Jambi. Sardiman, A. M. 2002. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. Semiawan C. R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT.Indeks. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cet. Ke-4. Jakarta: PT. Rineka Cipta. _______. 2007. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 10 | P a g e Soetjipto dan Raflis K. 2004. Profesi Keguruan. Cet. Ke-2. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sripadmasari. 2010. Media Pembelajaran. pembelajaran). 30 Juli 2012. (Staff.undip.ac.id/psikfk/Sripadmasari /media Susilana R dan Riyana C. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Sujana N. dan Ahmad R, 1991. Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru. Usman, M. U. 2006. Menjadi Guru Profesional. Cet. Ke-20. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Devi Aprianosa: FKIP S-1 PGSD 11 | P a g e