reaksi pasar terhadap nilai tambah ekonomi

advertisement
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
REAKSI PASAR TERHADAP NILAI TAMBAH EKONOMI
Eli Rohmawati | Andry Irwanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi investor terhadap nilai tambah ekonomi (EVA). Data
penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan tahunan perusahaan sampel pada
periode 2009-2012. Perusahaan manufaktur digunakan pada penelitian ini dengan perusahaan sampel
sebanyak 34 perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara signifikan positif terdapat reaksi
investor di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah
ekonomi (EVA) positif dan secara signifikan positif terdapat reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman
laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif.
Kata Kunci: Nilai Tambah Ekonomi (EVA), Reaksi Investor
ABSTRACT
This study examine to analyze reaction of investors to economic value added (EVA), variable in manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009-2012. The total population of this study
were 34 companies. The study concluded that investor reaction significantly positive around the announcement
annual financial report for the firm have economic value added positive and there is investor reaction
significantly positive around the announcement annual financial report for the firm have economic value added
negative.
Keyword: Economic Value Added (EVA), investor reaction
dan harga saham serta adanya kandungan informasi
pada laba.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman pada dunia
usaha menuntut para manajemen untuk menyediakan
laporan keuangan yang mengandung informasi yang
bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
bisnis oleh para investor. Fanani (2008) berpendapat
bahwa salah satu elemen penting dalam menilai
kinerja perusahaan secara keseluruhan dapat direpresentasikan dalam laba perusahaan yaitu bersumber
dari pelaporan keuangan.
Ball and Brown (1968) melakukan penelitian yang
secara fundamental menemukan bukti ilmiah bahwa
tingkat pengembalian saham perusahaan merespon isi
informasi pada laporan keuangan. Penelitian Ball dan
Brown merupakan penelitian yang disebut studi
peristiwa karena penelitiannya mempelajari reaksi
pasar saham atas suatu peristiwa khusus, dalam
penelitiannya membahas pengumuman laba bersih
tahunan suatu perusahaan. Hasil penelitiannya
ditemukan bahwa ada hubungan antara laba akuntansi
Ivanov et al. (2014) melakukan penelitian strategi
investasi portofolio dengan menggunakan EVA,
penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang
dibentuk dengan EVA negatif menghasilkan tingkat
pengembalian yang relatif tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki EVA positif.
Pada penelitian sebelumnya secara umum hanya
membahas perusahaan yang memiliki nilai tambah
ekonomi (EVA) yang positif yang bisa memberikan
nilai tambah ekonomi bagi para investor yang
dicerminkan dari peningkatan harga saham
perusahaan serta merupakan good news bagi para
investor, akan tetapi mereka mengabaikan
perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi
(EVA) negatif, karena mereka meyakini bahwa
perusahaan yang memiliki EVA negatif berarti
bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja buruk.
Pada penelitian ini akan menjelaskan reaksi investor
terhadap nilai tambah ekonomi (EVA), bukan hanya
- 100 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
dilihat dari nilai tambah ekonomi (EVA) yang
bernilai positif, akan tetapi dilihat juga dari segi nilai
tambah ekonomi (EVA) yang bernilai negatif selama
masa krisis yaitu dilakukan pada tahun 2009-2010.
Apakah nilai tambah ekonomi yang bernilai negatif
menghasilkan tingkat pengembalian yang positif
dan relatif tinggi dibandingkan dengan nilai tambah
ekonomi (EVA) positif.
Pada uraian latar belakang masalah diatas dapat
disimpulkan rumusan masalah: Apakah terdapat
reaksi investor terhadap return pada perusahaan yang
memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) positif? dan
apakah terdapat reaksi investor terhadap return pada
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pesinyalan (Signalling Theory)
Signalling theory adalah teori persinyalan yang
menjelaskan bahwa informasi yang dipublikasikan
perusahaan merupakan sinyal baik bagi para investor,
informasi tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam
pengambilan keputusan. Informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan merupakan unsur paling
penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi merupakan penyajian atas informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan, atau gambaran
perusahaan dimasa yang akan datang. Investor
menggunakan laporan keuangan yang relevan, akurat
dan tepat waktu untuk menganalisis pengambilan
keputusan untuk masa yang akan datang.
Menurut informasi yang dipublikasikan perusahaan
merupakan sinyal yang baik bagi para investor yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif,
diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar.
Teori Efisiensi Pasar
Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa harga
saham sekarang mencerminkan seluruh informasi
yang ada, dengan kata lain tidak ada informasi masa
lalu yang dapat digunakan untuk memprediksi harga
di masa yang akan datang. Secara statistik fenomena
pasar efisien dapat digambarkan dengan data yang
berdistribusi normal dengan nilai mean dan varian
yang stabil.
E. Fama (1970) berpendapat bahwa pasar yang efisien
adalah pasar dimana harga sekuritas-sekuritasnya
mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia.
Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa tidak ada
informasi masa lalu yang dapat digunakan untuk
perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi
(EVA) negatif ?
Artikel ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian
kedua akan dibahas landasan teoritis. Bagian ketiga
membahas tentang pengembangan hipotesis
penelitian. Metodologi penelitian akan dibahas pada
bagian keempat diikuti dengan hasil penelitian dan
pembahasan pada bagian kelima. Kesimpulan,
kelemahan, dan saran akan dibahas pada bagian
keenam.
memprediksi pergerakan harga saham dimasa yang
akan datang.
Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja adalah salah satu masalah yang
paling penting yang dipertimbangkan oleh pemegang
saham, kreditur, pemerintah dan manajer yang diberikan kepada pengembangan pasar modal. Investor
selalu berniat untuk menyadari tingkat keberhasilan
manajer dalam menggunakan modalnya.
Keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam
menjalankan tujuan strategi perusahaan, visi, dan misi
merupakan gambaran dari kinerja perusahaan.
Kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh
organisasi perusahaan dalam periode.
Return Saham
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemilik
saham memiliki hak klaim atas dividen atau
distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada
pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset
perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim
pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi
likuiditas.
Salah satu motivasi seorang investor dalam melakukan
sebuah investasi yaitu untuk dapat menghasilkan
keuntungan yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu
dengan membeli sebagian saham. Hasil dari investasi
tersebut yaitu berupa return yang dapat dinikmati oleh
pemodal. konsep return merupakan tingkat
keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemodal atas
perilaku investasinya (Ang, 1997)
- 101 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
HIPOTESIS
LAPORAN KEUANGAN
Financial Accounting Value
Economic Value Added (EVA)
Reaksi Investor
EVA Positif
EVA Negatif
Average Abnormal Return (AAR) dan Cumulative
Average Abnormal Return (CAAR)
Gambar 1. Rerangka Konseptual
Pengembangan Hipotesis
Reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman
laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki
nilai tambah ekonomi (EVA) positif. Pada penelitian
ini digunakan nilai tambah ekonomi (EVA) sebagai
pengukuran kinerja perusahaan, banyak para investor
mengetahui apa itu konsep EVA akan tetapi masih
jarang perusahaan menggunakan konsep tersebut dan
mayoritas perusahaan masih mengukur kinerja
perusahaannya menggunakan corporate action. Pada
hipotesis ini digunakan teori signaling yang berguna
untuk menangkap sinyal-sinyal yang muncul akibat
dari reaksi pasar. Ferguson et al (2005) melakukan
penelitian dengan menggunakan metodologi event
study untuk menyelidiki apakah perusahaan yang
mengadopsi system EVA Stern Stewart karena
memiliki kinerja yang buruk, dan apakah dengan
mengadopsi EVA, perusahaan akan memiliki kinerja
yang baik. Ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai kinerja
yang buruk menyarankan perusahaan untuk
mengadopsi EVA, dengan kata lain mengadopsi EVA
dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan yang
telah mengadopsi EVA mengalami peningkatan
profitabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan
rekan mereka yang belum mengadopsi EVA.
H1 : Apakah terdapat reaksi investor terhadap
return pada perusahaan yang memiliki
nilai tambah ekonomi (EVA) positif
Reaksi investor di sekitar tanggal pengumuman
laporan keuangan pada perusahaan yang memiliki
nilai tambah ekonomi (EVA) negatif. Seperti yang
dijelaskan oleh Singgih (2008) bahwa jika perusahaan
memiliki nilai EVA positif menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut baik dan mencerminkan tingkat
pengembalian yang tinggi dari tingkat biaya modal.
EVA yang positif menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menciptakan peningkatan nilai
kekayaan perusahaan, dan sebaliknya yang menyiratkan bahwa perusahaan gagal dalam menjalankan
strategi ataupun tujuan dari perusahaan untuk
memaksimalkan keuntungan. Nilai EVA negatif,
menunjukkan bahwa laba operasi perusahaan tidak
mampu menutupi biaya yang terjadi, menunjukkan
bahwa operasi yang dilakukan perusahaan belum
sepenuhnya efektif. Jika hal tersebut terus-menerus
berkelanjutan, maka perusahaan tidak dapat
melanjutkan operasi dan seiring berjalannya waktu
maka perusahaan bisa mengalami kebangkrutan.
Ivanov et al. (2014) melakukan penelitian strategi
investasi portofolio dengan menggunakan EVA,
penelitiannya menunjukkan bahwa portofolio yang
dibentuk dengan EVA negatif menghasilkan tingkat
pengembalian yang relatif tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki EVA positif. Hasil
dari penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan
portofolio dengan rasio leverage rendah dapat
menunjukkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Selain itu, perusahaan dalam kategori yang
didefinisikan sebagai EVA paling negatif dan EVA
negatif setidaknya kedua EVA dapat berbalik dan
menghasilkan abnormal return yang positif.
H2 : apakah terdapat reaksi investor terhadap
return pada perusahaan yang memiliki nilai
tambah ekonomi (EVA) negatif ?
- 102 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
METODE PENELITIAN
Populasi dan Metode Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2012 yaitu sebanyak 34 perusahaan
manufaktur. Pemilihan sampel perusahaan menggunakan purposive sampling dengan kriteria:
a) Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan
setelah diaudit selama periode 2009-2012.
b) Perusahaan memiliki tahun buku yang berakhir
31 Desember. Hal ini dimaksudkan agar terjadi
keseragaman waktu pelaporan keuangan.
c) Perusahaan memiliki data mengenai variabel
yang dibutuhkan dalam penelitian secara lengkap.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
annual report emiten manufaktur yang listing di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2008-2012 yang
diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada http://www.idx.co.id. Metode yang digunakan
dalam pemgumpulan data tersebut menggunakan
metode dokumentasi.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Variabel Dependen (Y)
a. Average Abnormal Return (AAR) dan
Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)
Pada teori abnormal return ini merupakan teori
yang dapat mengukur reaksi pasar sebagai
perubahan harga. Pengukuran reaksi pasar digunakan untuk menilai kandungan informasi dari suatu
pengumuman. Apabila suatu pengumuman
mengandung informasi maka dapat menghasilkan
abnormal return, dan sebaliknya. Abnormal return
merupakan selisih antara return aktual dengan
return yang diharapkan yang dapat terjadi sebelum
informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi
kebocoran informasi (leakage of information) dan
sesudah informasi resmi diterbitkan. Sedangkan
normal return merupakan return yang diharapkan
(Samsul, 2006)
Brown dan Warner (1985) mengestimasi return
ekspektasian menggunakan model estimasi
diantaranya sebagai berikut:
1) Model sesuaian rata-rata
(Mean-Adjusted Model)
Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan
rata-rata return realisasian sebelumnya
selama periode estimasi
Σjt = t Ri,j
E [Ri,t] = T ....................................... (1)
2
1
- 103 -
Keterangan:
E[ Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i pada
periode peristiwa ke-t
Ri,j
= return realisasian sekuritas ke-i pada
periode estimasi ke-j.
T
= lamanya periode estimasi, yaitu dari t1
sampai dengan t2
Periode estimasi (estimation periode) umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa, periode peristiwa (event period) disebut
juga dengan periode pengamatan atau jendela
peristiwa (event window).
2. Model Disesuaikan-Pasar
(Market-Adjusted Model)
Pada model ini beranggapan bahwa estimasi
yang terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return dengan indeks pasar
pada saat tersebut. Return sekuritas yang
diestimasi sama dengan return indeks pasar.
3. Model Pasar (Market Model)
Pada market model ini digunakan untuk
perhitungan ekspektasian yang dilakukan
dengan dua tahap, yaitu:
• Membentuk model ekspektasian dengan
menggunakan data realisasi selama periode
estimasi
• Menggunakan model ekspektasian diperiode
jendela
Teknik model regresi OLS (Ordinary Least
Square) dapat digunakan untuk membentuk
model ekspektasian pada market model dengan
persamaan:
Ri,j = αi + βi . RMj + εi,j ...................................... (2)
Keterangan:
Ri,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode
estimasi ke-j
αi = intercept untuk sekuritas ke-i
βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari
sekuritas ke-i
Rmj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
yang dapat dihitung dengan rumus :
RMj = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1
εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode
estimasi ke-j
Samsul (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa
langkah dalam menghitung abnormal return, yaitu:
1) Abnormal Return (AR)
Abnormal return merupakan selisih dari return
aktual dengan expected return yang dihitung
secara harian. Dengan demikian dapat diketa-
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Dimana :
CAARNn = Cumulative Average Abnormal Return
hari t.
AARNt = Average Abnormal Return pada hari t.
hui abnormal return tertinggi dan terendah
serta reaksi yang paling kuat pada hari-hari
event window yang telah ditentukan.
ARi,t = Ri,t – Rm,t ............................................ (3)
Dimana:
ARi,t = abnormal return perusahaan i pada periode
ke- t
Ri,t = Return perusahaan pada periode ke-t
Rm,t = return pasar pada periode ke-t
2) Average Abnormal Return (AAR)
Average abnormal return merupakan rata-rata
dari semua jenis saham secara harian. Dengan
menghitung average abnormal Return
ARi,t
AARi,t = Σ n ........................................ (4)
Dimana :
AARi,t = Rata-rata abnormal return pada waktu t.
AR i,t = Abnormal return sekuritas i pada waktu t.
N
= Jumlah periode jendela
3) Cumulative Abnormal Return (CAR)
Cumulative abnormal return merupakan
akumulasi abnormal return harian untuk setiap
jenis saham. Cumulative abnormal return
digunakan untuk membandingkan setiap jenis
saham yang terpengaruh pada sebelum dan
sesudah peristiwa terjadi.
Variabel Independen (X)
a. Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh
perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya
modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat
dari investasi yang dilakukan. Berikut merupakan
tahap-tahap dalam perhitungan nilai tambah
ekonomi (EVA) :
1. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak
2. Menghitung Invested Capital (struktur modal)
Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) –
Hutang Jangka Pendek
3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost
Of Capital)
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
CARi,t = ARi,t .......................................... (5)
Dimana :
CARi,t = abnormal return kumulatif perusahaan i
selama periode pengamatan dari publikasi
laporan keuangan
ARi,t = Abnormal return sekuritas i pada waktu t
4) Cumulative Average Abnormal Return
(CAAR)
Cumulative average abnormal return adalah
akumulasi dari average abnormal return.
Cumulative average abnormal return digunakan
untuk mengetahui kecenderungan dampak
positif atau negatif dari suatu peristiwa. Untuk
mengetahui kecenderungan dampak dari suatu
peristiwa maka cumulative average abnormal
return sebelum peristiwa dibandingkan dengan
cumulative average abnormal return sesudah
peristiwa.
t ‒10
CAARNn = AARNt .................................... (6)
t +10
- 104 -
Dimana :
a. Menghitung Tingkat Bunga
Tingkat
Total Hutang
=
Modal (D) Total Hutang + Total Ekuitas
b. Cost Of Debt : peneliti menggunakan data
prosentase yield to maturity (YTM) bagi perusahaan
yang mengeluarkan obligasi, data prosentase hutang
jangka panjang bagi perusahaan yang tidak
mengeluarkan obligasi, jika perusahaan tidak
mengeluarkan obligasi dan tidak memiliki hutang
jangka panjang maka cost of debt dapat dilakukan
adjustment pada perusahaan sebanding yang
memiliki tingkat risiko yang sama ataupun bisa
menggunakan BI rate.
c. Menghitung Tingkat Ekuitas
Tingkat
Total Ekuitas
=
Ekuitas (E) Total Hutang + Total Ekuitas
d. Menghitung Cost Of Equity
Perhitungan cost of equity menggunakan market
model, dengan menggunakan periode estimasi
selama 60 bulan (5 tahun).
Tingkat
Beban Pajak
=
x 100%
Pajak
Laba Bersih sebelum Pajak
4. Menghitung Capital Charges
Capital Charges = WACC x Invested Capital
5. Menghitung Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
EVA= NOPAT - Capital Charge
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum dan Obyek Penelitian
Hasil dari pengolahan data akan disajikan pada bab
ini, data yang diolah atau ditabulasi menggunakan
program SPSS kemudian dianalisis menggunakan
metode statistik one sample test dan uji T.
Hasil Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Hasil perhitungan EVA yang dilakukan peneliti
memperoleh hasil yang tidak konsisten pada tiap
perusahaan dari tahun ke tahun penelitian. Berikut
adalah data perusahaan pada tahun penelitian
memiliki nilai EVA positif. Pada tahun penelitian
2009-2012 terdapat 61 perusahaan yang memiliki
nilai EVA positif, perusahaan dengan kategori EVA
positif maka perusahaan tersebut dapat diberikan poin
satu, poin satu dapat menjelaskan bahwa perusahaan
tersebut memiliki nilai EVA positif.
Pada tahun penelitian 2009-2012 terdapat 75 perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif, perusahaan
dengan kategori EVA negatif dapat diberikan poin nol,
poin tersebut menjelaskan bahwa perusahaan tersebut
memiliki nilai EVA negatif. Perusahaan memiliki nilai
EVA negatif maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
tersebut telah gagal dalam melakukan strategi penilaian kinerja perusahaannya dan tidak mendapatkan
nilai tambah ekonomi yang diharapkan. EVA negatif
merupakan bad news bagi para investor.
Hasil Perhitungan
Average Abnormal Return (AAR)
Hasil perhitungan rata-rata perhitungan Average
Abnormal Return (AAR) pada EVA dengan kategori
positif ataupun EVA dengan kategori negatif, EVA
positif dengan 61 perusahaan sampel selama periode
penelitian 2009-2012 sedangkan EVA negatif memiliki 75 perusahaan sampel selama periode penelitian
2009-2012. Tabel diatas diperoleh nilai rata-rata perhitungan AAR pada event window yang digunakan
pada sampel perusahaan, pada hari kesatu setelah
penerbitan laporan keuangan dan hari kedua sebelum
diterbitkannya laporan keuangan memiliki rata-rata
nilai AAR yang negatif baik bagi perusa-haan dengan
kategori EVA positif ataupun negatif. Rata-rata nilai
AAR positif yang diperoleh oleh perusahaan dengan
kategori EVA positif maupun EVA negatif berada
pada hari keempat setelah diterbitkannya laporan
keuangan, pada saat diterbitkannya laporan keuangan
(t0), hari ketiga dan keempat sebelum diterbitkan
laporan keuangan, sedangkan pada hari kelima dan
ketiga setelah penerbitan laporan keuangan serta hari
kesatu dan kelima sebelum diterbitkannya laporan
keuangan pada perusahaan EVA dengan kategori
negatif memiliki nilai rata-rata AAR yang negatif,
begitu juga sebaliknya dengan perusahaan EVA
dengan kategori positif, akan tetapi hari kedua setelah
penerbitan laporan keuangan perusahaan dengan
kategori EVA negatif memiliki nilai rata-rata AAR
positif dan perusahaan dengan kategori EVA positif
memiliki nilai rata-rata negatif.
Hasil Perhitungan Cumulative Average Abnormal
Return (CAAR)
Hasil perhitungan CAAR menjelaskan bahwa nilai
rata-rata CAAR pada periode Event Window 5 hari
sebelum penerbitan laporan keuangan dan 5 hari
setelah penerbitan laporan keuangan. Ada 75 perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif dan 61 perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dari semua
sampling perusahaan yang digunakan pada periode
2009-2012. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada
hari kedua setelah penerbitan laporan keuangan dan
satu hari sebelum penerbitan laporan keuangan yang
memiliki nilai rata-rata CAAR negatif baik bagi
perusahaan EVA yang memiliki kategori positif
maupun negatif. Nilai rata-rata CAAR positif baik
perusahaan yang memiliki kategori EVA positif
ataupun negatif berada di hari keempat, ketiga dan
hari pada saat laporan keuangan diterbitkan,
sedangkan nilai rata-rata CAAR pada hari kelima dan
kesatu perusahaan dengan kategori EVA negatif
memiliki nilai rata-rata CAAR negatif begitu juga
sebaliknya, pada hari kedua sebelum diterbitkannya
laporan keuangan perusahaan dengan kategori EVA
negatif memiliki nilai rata-rata CAAR positif begitu
juga sebaliknya dengan perusahaan dengan kategori
EVA positif memiliki nilai rata-rata CAAR yang
negatif. Data tersebut dapat menjelaskan bahwa
perkembangan ekonomi yang belum stabil dapat
mempengaruhi perhitungan CAAR untuk melihat
reaksi pasar yang terjadi pada periode penelitan.
Hasil Pengujian Statistik
- 105 -
Uji One Sample Test
Pada uji One Sample Test dihasilkan bahwa pada
level 0.1 (10%) secara signifikan investor bereaksi
pada penerbitan laporan keuangan yang ditunjukkan pada hari pada saat diterbitkannya laporan
keuangan (t0) ditunjukkan dengan nilai signifikan
sebesar 0.061 dan pada hari ketiga setelah diterbitkannya laporan keuangan dengan ditunjukkannya
nilai signifikan sebesar 0.097.
Uji one sample test untuk nilai average abnormal
return (AAR) pada perusahaan yang memiliki
nilai EVA negatif ditunjukkan hasil bahwa investor
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
berpengaruh signifikan pada level 0.1 (10%) pada
penerbitan laporan keuangan, reaksinya ditunjukkan pada hari keempat sebelum diterbitkannya
laporan keuangan dengan nilai signifikan sebesar
0.071, dan pada hari kelima setelah diterbitkannya
laporan keuangan ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0.094.
Pada uji one sample test atas cumulative average
abnormal return (CAAR) pada perusahaan yang
memiliki EVA positif diperoleh hasil bahwa secara
signifikan investor bereaksi pada penerbitan
laporan keuangan di level signifikan 0.1 (10%)
yang ditunjukkan pada hari saat diterbitkannya
laporan keuangan (t0) dengan nilai signifikan
sebesar 0.061, dan pada hari ketiga sebelum
diterbitkannya laporan keuangan dengan nilai
signifikan sebesar 0.097.
Hasil dari uji one sample test dari cumulative
average abnormal return (CAAR) pada
perusahaan yang memiliki EVA negatif adalah
secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan
laporan keuangan di level signifikansi 0.1 (10%)
yang ditunjukkan pada hari kelima sebelum
diterbitkannya laporan keuangan dengan nilai
signifikan sebesar 0.094, serta pada hari keempat
setelah penerbitan laporan keuangan dengan nilai
signifikan sebesar 0.071.
Uji independen T test
Hasil uji independen T test dari average abnormal
return (AAR) pada perusahaan yang memiliki
nilai EVA positif dan EVA negatif. Tabel diatas
menunjukkan hasil bahwa pada level 0.1 (10%)
secara signifikan investor bereaksi pada diterbitkannya laporan keuangan yang ditunjukkan pada
hari keempat sebelum diterbitkannya laporan
keuangan baik untuk perusahaan dengan nilai EVA
positif ataupun perusahaan dengan nilai EVA
negatif, ditunjukkan dengan nilai signifikan
sebesar 0.007.
Hasil uji independen T test pada cumulative
average abnormal return (CAAR) pada perusahaan
yang memiliki nilai EVA positif dan perusahaan
yang memiliki nilai EVA negatif. Uji independen
T test dihasilkan bahwa pada level 0.1 (10%)
investor bereaksi pada diterbitkannya laporan
keuangan yang ditunjukkan pada hari keempat
setelah diterbitkannya laporan keuangan baik untuk
perusahaan yang memiliki nilai EVA positif ataupun perusahaan dengan nilai EVA negatif, yang
ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0.007.
Hasil Event Study
Secara keselurahan penelitian ini membuktikan
bahwa pada event study yang dilakukan oleh
peneliti memperoleh hasil bahwa adanya reaksi
investor disekitar tanggal pengumuman laporan
keuangan baik untuk AAR dan CAAR pada
perusahaan yang memiliki nilai EVA positif dan
perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif,
dengan hasil nilai signifikan yang telah dijelaskan
pada penjabaran hasil penelitian sebelumnya.
Pengujian Hipotesis
H1 : Terdapat reaksi investor terhadap return pada
perusahaan yang memiliki nilai tambah
ekonomi (EVA) positif
Pengujian H 1 dibuktikan dengan hasil yang
ditunjukkan pada tabel diatas, pada posisi average
abnormal return (AAR) dan cumulative average
abnormal return (CAAR) perusahaan yang memiliki
nilai EVA positif menunjukkan bahwa ada reaksi
investor disekitar tanggal pengumuman laporan
keuangan, untuk AAR investor bereaksi pada hari
ketiga setelah diterbitkannya laporan keuangan dan
pada saat diterbitkannya laporan keuangan (t0)
sedangkan untuk CAAR investor bereaksi pada saat
diterbitkannya laporan keuangan (t0) dan pada hari
ketiga sebelum diterbitkannya laporan keuangan.
H2 : terdapat reaksi investor terhadap return pada
perusahaan yang memiliki nilai tambah
ekonomi (EVA) negatif
Pengujian H2 dibuktikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel diatas, pada posisi average abnormal
return (AAR) dan cumulative average abnormal
return (CAAR) perusahaan yang memiliki nilai EVA
negatif menunjukkan bahwa ada reaksi investor
disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan,
untuk AAR investor bereaksi pada hari kelima setelah
diterbitkannya laporan keuangan dan hari keempat
sebelum diterbitkannya laporan keuangan, sedangkan
untuk CAAR investor bereaksi pada hari keempat
setelah diterbitkannya laporan keuangan dan hari
kelima sebelum diterbitkannya laporan keuangan.
- 106 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut merupakan ringkasan hasil SPSS uji one sample test dan uji T dapat menjelaskan hasil yang diperoleh
sebagai berikut:
Uji
variabel
AAR
One
sample test
Kategori
Positif
0.097
0.061
0.094
0.071
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Event window
3
0
5
-4
0.061
0.097
0.071
0.094
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
0
-3
4
-5
Negatif
Positif
CAAR
Negatif
Nilai sign
Keterangan
Level
0.1
AAR
Positif
Negatif
0.007
Signifikan
-4
CAAR
Positif
Negatif
0.007
Signifikan
4
T test
Hasil uji one sample test didapatkan hasil bahwa
secara signifikan investor bereaksi pada penerbitan
laporan keuangan di periode event window yang telah
ditentukan sebelumnya baik untuk average abnormal
return (AAR) dan cumulative average abnormal
return (CAAR) pada level signifikansi 0.1 (10%)
pada perusahaan yang memiliki nilai EVA positif
ataupun pada perusahaan yang memiliki nilai EVA
negatif. Sedangkan pada uji T didapatkan hasil secara
signifikan investor juga bereaksi pada penerbitan
laporan keuangan di periode event window yang telah
ditentukan sebelumnya baik pada perusahaan yang
memiliki nilai EVA positif ataupun pada perusahaan
yang memiliki nilai EVA negatif. Pada hasil ini bisa
menjelaskan bahwa pada perusahaan masih bisa
memberikan return yang positif meskipun nilai yang
dihasilkan tidak terlalu besar.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa investor
bereaksi pada penerbitan laporan keuangan pada event
window dapat menjelaskan bahwa secara teori
persinyalan investor menangkap sinyal-sinyal yang
telah diinformasikan perusahaan, informasi tersebut
dapat digunakan sebagai alat dalam pengambilan
keputusan. Investor beraksi pada saat diterbitkannya
laporan keuangan (t0) menyiratkan bahwa investor
hanya melihat laporan keuangan yang diterbitkan
pada saat itu tanpa menganalisisnya terlebih dahulu,
selanjutnya apabila investor bereaksi pada hari
sebelum diterbitkannya laporan keuangan menyiratkan bahwa adanya kebocoran informasi perusahaan
yang bersangkutan kepada publik, selanjutnya ketika
investor yang bereaksi pada hari setelah diterbitkannya laporan keuangan menyiratkan bahwa
investor tersebut menganalisis laporan keuangan yang
diterbitkan sebelum investor tersebut melakukan
investasi pada perusahaan yang bersangkutan.
Pada efisiensi pasar setengah kuat terdapat dua
kategori yaitu pasar efisiensi bentuk setengah kuat
yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan
yang biasa disebut dengan efisiensi pasar secara
informasi dan efisiensi pasar bentuk setengah kuat
yang berdasarkan keputusan. Pada efisiensi pasar
keputusan terdapat investor yang canggih yang dapat
membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis
dan yang tidak bernilai ekonomis, investor yang
canggih dapat menganalisis lebih dalam informasi
yang diterima agar terhindar dari kebohongan atas
informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan
sehingga investor tidak akan mengalami kerugian atas
investasi kosong. Pasar efisiensi bentuk setengah kuat
secara informasi belum tentu efisiensi secara
keputusan, pasar efisiensi secara keputusan juga
merupakan pasar yang efisien secara informasi.
Penelitian ini juga membuktikan penelitian
fundamental yang dilakukan Ball and Brown (1968)
menemukan bukti ilmiah bahwa tingkat pengembalian saham perusahaan merespon isi informasi pada
laporan keuangan.
Para investor dalam mengestimasi nilai yang
diharapkan dan resiko pengambilan sekuritas sangat
membutuhkan informasi akuntansi. Pelaporan
keuangan dinilai dari kualitas informasi yang
dilaporkan dapat meningkatkan efisiensi dengan
pengurangan asimetri informasi yang menimbulkan
pergeseran ekonomi seperti bahaya moral dan seleksi
yang merugikan (Biddle at al, 2009) Informasi
mengandung nilai jika informasi tersebut dapat
- 107 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
merubah reaksi investor yang dapat dicerminkan
melalui perubahan harga saham yang dapat diukur
dengan abnormal return serta jumlah transaksi yang
diukur melalui trading volume activity (TVA).
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan
yang menghasilkan nilai EVA positif dapat memberikan good news bagi para investor sebagai nilai
tambah untuk memperoleh imbal hasil yang diinginkan oleh para investor, begitu juga pada perusahaan
yang memiliki nilai EVA negatif, pada penelitian ini
perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif juga bisa
mempengaruhi investor bereaksi pada penerbitan
laporan keuangan ini ditunjukkan pada hasil uji T test
yaitu investor bereaksi pada penerbitan laporan
keuangan disekitar tanggal pengumuman laporan
keuangan. Hasil penelitian ini menyiratkan bahwa
investor tidak membedakan antara perusahaan yang
memiliki nilai EVA positif atau perusahaan yang
memiliki EVA negatif.
Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ivanov et al
(2014) dengan hasil penelitian bahwa perusahaan
dengan nilai EVA negatif bisa memberikan tingkat
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk
membuktikan hipotesis, maka kesimpulan dari
penelitian ini yaitu:
Baik perusahaan yang memiliki nilai tambah
ekonomi (EVA) positif ataupun perusahaan yang
memiliki nilai tambah ekonomi (EVA) negatif
masih memiliki daya tarik terhadap investor, pada
hasil penelitian ini yang ditunjukkan pada T test
atas AAR, investor bereaksi pada hari ketiga
setelah penerbitan laporan keuangan, dan T test
atas CAAR investor bereaksi pada hari ketiga
sebelum diterbitkannya laporan keuangan.
Keterbatasan
Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
diantaranya adalah:
1. Peneliti hanya menggunakan satu jenis perusahaan
yaitu perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
perusahaan manufaktur memiliki ekspansi pasar
yang luas serta pada penerapan EVA tidak semua
perusahaan dapat diterapkan karena EVA berkaitan
erat dengan biaya hutang, pastinya pada sektor
pengembalian yang positif, ini ditunjukkan dengan
hasil uji one sample test dan uji T bahwa investor
bereaksi disekitar tanggal penerbitan laporan
keuangan pada perusahaan yang memiliki nilai EVA
positif ataupun pada perusahaan yang memiliki nilai
EVA negatif. Perkembangan dunia usaha global yang
semakin kompetitif mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Persaingan global yang sedemikian ketatnya mendorong pemerintah untuk lebih
memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek
ekonomi. Begitu juga dengan pelaku usaha agar lebih
aktif dalam menghadapi globalisasi untuk menarik
investor domestik dan mancanegara. Krisis moneter
yang melanda Indonesia sampai sekarang telah
memporakporandakan perekonomian Indonesia yang
semula mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,
sehingga menimbulkan terjadinya inflasi. Akibat
inflasi yang terus menerus meningkat dan peningkatannya tidak dapat dikendalikan, membuat semua
bidang ekonomi terkena imbasnya. Khususnya pada
pasar modal, harga saham mengalami fluktuasi yang
begitu besar.
perusahaan non keuangan tidak dapat menerapkan
EVA.
2. Pada perhitungan cost of debt (COD) peneliti
menggunakan data prosentase yield to maturity
(YTM) bagi perusahaan yang mengeluarkan
obligasi, data prosentase hutang jangka panjang
bagi perusahaan yang tidak mengeluarkan
obligasi, jika perusahaan tidak mengeluarkan
obligasi dan tidak memiliki hutang jangka panjang
maka cost of debt dapat dilakukan adjustment pada
perusahaan sebanding yang memiliki tingkat
risiko yang sama ataupun bisa menggunakan BI
rate. Cost of debt dijadikan keterbatasan dikarenakan adanya percampuran antara perusahaan yang
mengeluarkan obligasi ataupun tidak mengeluarkan obligasi, seharusnya ada spesifikasi antar
perusahaan yang mengeluarkan obligasi dan tidak
menggunakan asumsi tapi data riil yang akan
digunakan.
Saran
Ada beberapa saran yang harus dipertimbangkan
oleh peneliti selanjutnya untuk melanjutkan hasil
penelitian ini diantaranya adalah:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan
sektor industri lain yang bisa menerapkan konsep
EVA, agar hasil yang diperoleh bisa diaplikasikan
- 108 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
untuk semua perusahaan dan merupakan tujuan
dari penelitian kuantitatif adalah bisa memberikan
hasil penelitian yang dapat digeneralisai untuk
semua sampel.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa memperoleh
data riil dalam penentuan cost of debt (COD),
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan
reaksi pasar yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta Mediasoft Indonesia.
Ball, R. dan Brown, P. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting
Research, August, 159-178.
Beaver, W. 1968a. The Information Content of Annual Earnings Announcements. Journal of Accounting
Research, Suplement 6, 67-92.
Beaver, W. 1968b. The Information Content of Annual Earnings Announcements. . Journal of Accounting
Research, Suplement 6, 67-92.
Biddle, Gary, Hillary dan Verdi. 2009. How does financial reporting quality relate to invesment efficiency?
Journal of Accounting and Economic, 48 (2-3), 112-131.
Biddle, Gary, Hillary danVerdi. 2009. How does financial reporting quality relate to invesment efficiency?
Journal of Accounting and Economic, 48 (2-3): 112-131.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Carrillo, Constanza dan Nino, Jorge. 2006a. EVA's information content : interpretation and empirical evidence
from Chile. Revista Latinoamericana de Administracion Academia 36, 1-23.
Carrillo, Constanza dan Nino, Jorge. 2006b. EVA's information content: interpretation and empirical evidence
from Chile. Academia, Revista Latinoamericana de Administración, 36, 1-23.
Chandrasari, Ratna dan Zurotun. 2006. Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham: Uji Liqudation
Option Hyphotesis. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
Fama, E. F. dan Blume, M. 1966. Filter Rules and Stock Market Trading. Journal of Bussiness, No. 39, 226-241.
Fama, Eugene. 1970. Efficient Capital Markets - A review of theory and empirical work. Journal of Finance
Vol 25, No. 2.
Fanani, Zaenal. 2008. Kualitas Pelaporan Keuangan: Faktor-faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonominya.
The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop Depok.
Foster, Gorge. 1986. Financial Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Huang, Chunghuey dan Wang, Mao-Chang. 2008. The Effects of Economic Value Added and Intellectual
Capital on the Market Value of Firms: An Empirical Study. International Journal of Management,
Vol. 25 No. 4 722-731.
Husnan, Suad. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta UPP AMP YKPN.
Ivanov, Stoyu I., Leong, Kenneth dan Zaima, Janis K. 2014. An Empirical Examination Of Negative Economic
Value Added Firms. The International Journal of Business and Finance Research 8.
SAK, Standar Akuntansi Keuangan 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
- 109 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Singgih, M.L. . 2008. Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added. ITS Surabaya:
Fakultas Teknologi Industri.
Stewart, Stern. 1993. The Stern Stewart Performance 1000: a Guide to Value-added Performance; 1982-1991.
Statistical Review [M] New York, NY,.
Sumarwoto. 2007. Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
Xin, Zhao, Ting, Wang danYuana, Zheng. 2012. Economic Value Added for Performance Evaluation: a Financial
Engineering. Systems Engineering Procedia, 5, 379-387.
Young, S. David danO'Byrne, Stephen F. 2001. EVA and Value Based Management: A Practical Guide to
lmplemenlation. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
NO
KODE
NAMA PERUSAHAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
ADES
ADMG
AISA
ASII
AUTO
BATA
BRAM
BUDI
BRNA
CEKA
FASW
GJTL
HMSP
IGAR
IKBI
INDR
INTP
INAI
INDF
KDSI
KBLM
KAEF
LMPI
MYOR
MRAT
MERK
PBRX
PICO
PRAS
RMBA
SRSN
SMSM
SPMA
TRST
Akasha Wira International Tbk
Polychem Indonesia Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Astra International Tbk
Astra Otoparts Tbk
Sepatu Bata Tbk
Indo Kordsa Tbk
Budi Acid Jaya Tbk
Berlina Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Fajar Surya Wisesa Tbk
Gajah Tunggal Tbk
HM Sampoerna Tbk
Champion Pacific Indonesia Tbk
Sumi Indo Kabel Tbk
Indorama Synthetics Tbk
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Indal Aluminium Industry Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Kedawung Setia Industrial Tbk
Kabelindo Murni Tbk
Kimia Farma (Persero) Tbk
Langgeng Makmur Industri Tbk
Mayora Indah Tbk
Mustika Ratu Tbk
Merck Tbk
Pan Brothers Tbk
Pelangi Indah Canindo Tbk
Prima Alloy Steel Universal Tbk
Bentoel International Investama Tbk
Indo Acidatama Tbk
Selamat Sempurna Tbk
Suparma Tbk
Trias Sentosa Tbk
- 110 -
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
LAMPIRAN 2
NO THN KODE
NILAI EVA
KET
1
2
3
4
5
6
7
8
AISA
BATA
BRAM
BUDI
2009
HMSP
LMPI
MERK
SMSM
22,174,503,363.33
33,236,532,101.32
12,413,966,620.79
67,343,483,791.48
4,651,629,868,486.72
553,303,829,605.35
67,272,433,705.95
149,759,422,122.94
P
P
P
P
P
P
P
P
9
10
11
12
13
14
15
16
AUTO
BATA
BRAM
FASW
2010
HMSP
LMPI
MERK
SMSM
382,188,756,241.31
21,951,642,361.90
133,317,263,702.38
29,176,916,616.23
5,558,457,078,840.93
274,444,306,029.79
10,108,727,274.18
76,277,676,308.89
P
P
P
P
P
P
P
P
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
70,811,731.73
ADES
95,834,635,043.35
ADMG
58,766,620,426.72
AISA
ASII 13,301,056,032,298.90
793,604,965,231.23
AUTO
43,200,832,862.96
BATA
38,869,898,261.20
BRAM
2011 BRNA
19,444,384,261.88
66,454,531,388.87
CEKA
39,575,958,653.11
GJTL
7,593,145,328,529.89
HMSP
42,114,983,169.21
IGAR
11,879,624,515.80
IKBI
2,698,144,414,819.76
INTP
6,074,038,699.03
INAI
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
NO THN KODE
NILAI EVA
KET
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
INDF
KBLM
KAEF
LMPI
MYOR
MRAT
2011
MERK
PBRX
RMBA
SRSN
SMSM
TRST
2,033,236,285,836.33
5,074,663,633.85
88,952,459,963.42
22,174,234,962.96
682,253,789,757.62
8,872,769,870.67
208,750,347,607.76
39,235,196,580.54
137,347,645,497.33
9,840,927,965.81
214,022,053,077.88
74,795,290,379.66
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
10,589,092,676.96
ADES
7,328,858,024,556.32
ASII
464,873,877,383.77
AUTO
44,404,819,526.66
BATA
159,875,881,038.66
BRAM
16,271,330,178.32
BRNA
13,287,844,442.71
CEKA
474,625,354,117.09
GJTL
HMSP 10,700,050,143,267.20
2012
21,099,275,141.41
IGAR
2,434,199,486,514.55
INTP
9,681,687,149.70
KBLM
22,749,605,725.73
KAEF
57,697,926,531.52
LMPI
68,945,898,401.44
MYOR
70,982,951,550.77
MERK
27,694,944,408.54
PBRX
289,256,852,994.81
SMSM
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
LAMPIRAN 3
NO THN KODE
NILAI EVA
KET
1
2
3
4
5
1
ADES
(26,370,200,801.11) N
2
ADMG
(687,110,586,584.81) N
3
ASII (9,525,064,802,858.66) N
4
AUTO
(345,583,394,748.84) N
5
BRNA
(35,124,481,157.45) N
6
CEKA
(121,743,650,532.94) N
7
FASW
(303,758,763,972.33) N
8
GJTL
(268,010,922,216.22) N
9
IGAR
(60,545,987,694.64) N
10 2009 IKBI
(128,052,169,891.48) N
11
INDR
(296,392,406,356.14) N
12
INTP (5,110,667,537,046.37) N
13
INAI
(160,323,829,749.82) N
14
INDF (3,983,737,564,539.38) N
15
KDSI
(144,424,910,861.28) N
16
KBLM
(93,699,184,492.08) N
17
KAEF
(385,502,739,535.16) N
18
MYOR
(273,058,667,645.90) N
NO THN KODE
1
2
3
MRAT
19
PBRX
20
PICO
21
22 2009 PRAS
RMBA
23
SRSN
24
SPMA
25
TRST
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
- 111 -
ADES
ADMG
AISA
ASII
BUDI
2010
BRNA
CEKA
GJTL
IGAR
IKBI
NILAI EVA
4
(132,002,184,518.95)
(19,324,039,648.54)
(34,328,610,150.80)
(157,455,554,667.20)
(487,823,833,283.03)
(62,695,863,898.85)
(523,584,720,215.67)
(171,355,044,148.50)
(20,140,957,845.87)
(453,652,241,722.63)
(20,701,212,792.59)
(3,878,467,346,830.21)
(178,299,321,869.12)
(12,560,621,382.80)
(52,271,961,690.57)
(13,092,049,368.99)
(24,269,446,795.46)
(141,881,922,937.11)
KET
5
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
1
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
2
3
4
INDR
(232,929,291,747.75)
INTP (2,722,400,726,323.13)
INAI
(20,519,872,229.47)
2010 INDF (4,273,201,724,746.89)
KDSI
(97,775,138,777.53)
KBLM
(2,569,391,938.41)
KAEF
(233,162,993,211.40)
MYOR
(250,940,048,746.63)
MRAT
(107,694,556,224.96)
PBRX
(225,862,612.02)
PICO
(19,893,045,449.24)
PRAS
(39,555,297,085.17)
RMBA
(399,922,981,343.53)
SRSN
(69,806,683,612.73)
SPMA
(438,721,792,992.44)
TRST
(57,987,697,984.17)
BUDI
(24,792,993,718.80)
FASW
(87,127,420,656.71)
INDR
(141,496,529,177.70)
2011 KDSI
(2,208,410,660.68)
PICO
(6,100,388,459.91)
PRAS
(5,770,867,979.84)
SPMA
(56,838,486,332.85)
5
1
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
AAR 5
AAR 4
AAR 3
AAR 2
AAR 1
AAR 0
AAR -1
AAR -2
AAR -3
AAR -4
AAR -5
.318
1.164
1.685
-.552
-.958
1.911
.566
-.237
.468
1.035
.023
t
.023
1.035
.467
-.239
.566
1.910
-.961
-.551
1.684
1.162
.316
ADMG
AISA
BUDI
FASW
IKBI
INDR
INAI
INDF
2012
KDSI
MRAT
PICO
PRAS
RMBA
SRSN
SPMA
TRST
4
5
(378,114,523,266.79)
(27,295,969,260.50)
(84,758,488,525.77)
(103,396,636,213.71)
(2,164,598,504.04)
(210,298,491,900.50)
(19,871,349,631.66)
(936,915,745,848.93)
(9,738,195,819.96)
(18,340,694,405.21)
(9,778,730,228.88)
(27,226,341,014.20)
(149,275,783,794.53)
(11,685,696,034.61)
(142,507,404,329.84)
(56,204,497,740.50)
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
One-Sample Test AAR, EVA negatif
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
df
.752
60
.249
60
.097
60
.583
60
.342
60
.061
60
.574
60
.813
60
.641
60
.305
60
.982
60
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
df
-1.695
74
.094
.616
74
.540
-.505
74
.615
.599
74
.551
-1.113
74
.269
.635
74
.527
-.484
74
.630
-.066
74
.947
.640
74
.524
1.833
74
.071
-.341
74
.734
t
AAR 5
AAR 4
AAR 3
AAR 2
AAR 1
AAR 0
AAR -1
AAR -2
AAR -3
AAR -4
AAR -5
One-Sample Test CAAR, EVA positif
CAAR 5
CAAR 4
CAAR 3
CAAR 2
CAAR 1
CAAR 0
CAAR -1
CAAR -2
CAAR -3
CAAR -4
CAAR -5
3
N
N
N
N
N
N
N
One-Sample Test AAR, EVA positif
t
2
One-Sample Test CAAR, EVA negatif
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
df
.982
60
.305
60
.642
60
.812
60
.574
60
.061
60
.341
60
.584
60
.097
60
.250
60
.753
60
CAAR 5
CAAR 4
CAAR 3
CAAR 2
CAAR 1
CAAR 0
CAAR -1
CAAR -2
CAAR -3
CAAR -4
CAAR -5
- 112 -
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
t
df
-.341
.734
74
1.832
.071
74
.640
.524
74
-.066
.948
74
-.683
.497
74
.634
.528
74
-1.114
.269
74
.599
.551
74
-.505
.615
74
.617
.539
74
-1.694
.094
74
Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Group Statistics T test
EVA
Negatif
Positif
N
75
61
Mean
-.0066185
.0010238
AAR4
Negatif
Positif
75
61
.0026689
.0044648
.03752115
.02997004
.00433257
.00383727
AAR3
Negatif
Positif
75
61
-.0027787
.0119056
.04768125
.05519194
.00550576
.00706660
AAR2
Negatif
Positif
75
61
.0021876
-.0018859
.03161546
.02669748
.00365064
.00341826
AAR1
Negatif
Positif
75
61
-.0051029
-.0019439
.03969062
.01585540
.00458308
.00203008
AAR0
Negatif
Positif
75
61
.0020339
.0074775
.02773300
.03056361
.00320233
.00391327
AAR -1
Negatif
Positif
75
61
-.0015845
.0025611
.02838057
.03535793
.00327711
.00452712
AAR -2
Negatif
Positif
75
61
-.0003759
-.0011103
.04907042
.03653769
.00566616
.00467817
AAR -3
Negatif
Positif
75
61
.0024924
.0012154
.03371418
.02027013
.00389298
.00259532
AAR -4
Negatif
Positif
75
61
.0097064
.0026602
.04584973
.02006519
.00529427
.00256908
AAR -5
Negatif
Positif
75
61
-.0007251
.0000548
.01839040
.01889473
.00212354
.00241922
AAR5
Std. Deviation Std. Error Mean
.03380880
.00390390
.02514306
.00321924
Group Statistics T test
EVA
Negatif
Positif
N
75
61
Mean
-.00072533
.00005569
CAAR4
Negatif
Positif
75
61
CAAR3
Negatif
Positif
CAAR2
Std. Deviation Std. Error Mean
.0097013
.0026574
.018396820
.018897456
.04584844
.02006166
.002124282
.002419571
.00529412
.00256863
75
61
.0024933
.0012115
.03371726
.02027258
.00389333
.00259564
Negatif
Positif
75
61
-.0003720
-.0011164
.04907149
.03653497
.00566629
.00467782
CAAR1
Negatif
Positif
75
61
-.0022853
.0025607
.02896738
.03535205
.00334486
.00452637
CAAR0
Negatif
Positif
75
61
.0020293
.0074721
.02772969
.03055909
.00320195
.00391269
CAAR -1
Negatif
Positif
75
61
-.0051067
-.0019508
.03969337
.01585880
.00458340
.00203051
CAAR -2
Negatif
Positif
75
61
.0021880
-.0018836
.03161650
.02669316
.00365076
.00341771
CAAR -3
Negatif
Positif
75
61
-.0027800
.0119016
.04768469
.05518946
.00550615
.00706629
CAAR -4
Negatif
Positif
75
61
.0026733
.0044590
.03752339
.02996414
.00433283
.00383652
CAAR -5
Negatif
Positif
75
61
-.0066147
.0010180
.03381053
.02513998
.00390410
.00321884
CAAR5
- 113 -
Download