Tahap 6, No. 7 Januari – Februari 2014 DAFTAR ISI Yesaya • Filipi Halaman Redaksi ............................................................................................. 3 Renungan Tahun Baru....................................................................... 4 Mempercayai Allah Melalui Kitab Yesaya.......................................... 5 Renungan Tanggal 2 Januari - 24 Februari 2013 ............................... 6 Menemukan Sukacita Dalam Kitab Filipi......................................... 60 Renungan Tanggal 25-28 Februari 2013 ......................................... 61 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 66 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: Pdt. Tommy Elim, GI. Alex MN Hukom, GI. Purnama, GI. Mario Novanno Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat telepon genggam: - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201401.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Januari 2014). - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201402.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Februari 2014). 4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Selamat Tahun Baru! Pada tahun ini, rakyat Indonesia akan menghadapi Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Situasi politik akan memanas! Sementara itu, bencana alam, pemanasan global, krisis energi, dan kemacetan akan terus menghantui kita. Walaupun teknologi semakin maju, kemerosotan alam tidak mungkin bisa dicegah. Ilmu kedokteran akan semakin maju, tetapi penyakit-penyakit baru mungkin saja akan bermunculan. Sekalipun demikian, kita tidak perlu kuatir menghadapi keadaan apa pun karena kita memiliki Allah yang berkuasa atas alam semesta ini. Di samping itu, kita juga harus selalu ingat bahwa pengharapan kita bukanlah terletak pada kondisi bumi yang kita diami saat ini, tetapi kita mengharapkan datangnya langit baru dan bumi baru yang akan menghapus air mata kita. Pada edisi ini, di samping renungan khusus Tahun Baru, kita akan membaca dan merenungkan kitab Yesaya dan kitab Filipi. Kitab Yesaya terdiri dari 66 pasal, sama seperti jumlah kitab dalam Alkitab. Kitab Yesaya memuat banyak nubuat yang penting tentang Yesus Kristus. Allah menghukum bangsa Israel yang berdosa dengan membuang mereka ke negeri asing, tetapi Dia pula yang mengembalikan umat-Nya ke Tanah Perjanjian. Melalui pembacaan kitab Yesaya, Allah menyatakan diri-Nya sebagai Penguasa Sejarah. Tidak ada Allah yang seperti Dia! Allah memberikan tantangan kepada berhala-berhala yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir, “Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!” (Yesaya 44:7). Oleh karena itu, merupakan suatu kebodohan bila umat Allah menyembah berhala-berhala tersebut! Kitab Filipi itu unik. Kitab itu ditulis dari dalam penjara, tetapi nada keseluruhan kitab itu bukanlah keluhan atau protes, melainkan sukacita. Saat membaca kitab Filipi, renungkanlah juga apakah wajar bila kita mengeluh atas kondisi hidup yang sedang kita jalani. Akhir kata, walaupun kami telah berusaha melakukan pelayanan kami ini dengan seteliti mungkin, ternyata masih terdapat berbagai kesalahan yang tidak bisa dihindarkan. Kami memohon agar pembaca bersedia memberi masukan dan memaafkan kekurangan kami. Rabu Arah Hidup Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 1:20-26 1 Jan Tahun Baru Apakah pendorong, penggerak, dan pengarah kehidupanmu sepanjang tahun 2013? Bila kita jujur, kemungkinan, banyak target yang kita kejar—baik dalam hal pekerjaan, studi, bahkan pelayanan gerejawi—didorong oleh keinginan kuat untuk menunjukkan kehebatan dan kemampuan diri kita. Tidak salah bila kita mencapai prestasi yang hebat, bahkan spektakuler, tetapi seharusnya bukan itu yang mengarahkan kehidupan pengikut Kristus. Filipi 1:20 menegaskan dua hal penting menyangkut arah utama perjalanan hidup orang percaya: Pertama, adanya keinginan sangat kuat serta tekad tak terbendung untuk menyenangkan hati Allah. Perkataan ‘yang sangat kurindukan dan sangat kuharapkan’ mengungkapkan kemauan kuat, pengabdian total hanya untuk Allah. Kedua, agar hadirat kemuliaan Kristus terlihat secara nyata melalui kehidupan orang percaya, bahkan terpancar saat ajal tiba. Kedua hal di atas memberi kekuatan besar bagi orang Kristen untuk menjadi berkat. Kondisi sesulit apa pun tidak dapat menghambat orang percaya menjadi berkat. Kita terpanggil untuk meniru Paulus yang di dalam penjara pun menjadi berkat dan menghasilkan buah kemuliaan Tuhan. Inilah panggilan hidup atau arah utama dalam perjalanan hidup orang percaya. Hanya dengan dedikasi total seperti yang diungkapkan seorang pendeta Skotlandia bernama Oswald Chambers, “Seluruh pengabdian hidup kita hanyalah bagi kemuliaan-Nya (My Utmost for His Highest)”, kita dapat sampai pada kalimat Paulus yang indah, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21). Selamat Tahun Baru! Arahkanlah hari-harimu ke arah yang benar di hadapan Tuhan. Abdikanlah seluruh hidupmu hanya untuk kemuliaan Allah! [TE] Filipi 1:20 “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.” Mempercayai Allah Melalui Kitab Yesaya Y esaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, dan Daniel adalah lima kitab yang disebut sebagai kitab nabi besar. Nama masing-masing kitab (kecuali kitab Ratapan yang ditulis oleh Nabi Yeremia) menunjuk kepada nama penulis kitab yang bersangkutan. Sebutan “nabi besar” bukanlah dimaksudkan untuk mengatakan bahwa kenabian para penulis kitab-kitab tersebut lebih hebat atau lebih meyakinkan dibandingkan dengan penulis kitab kedua belas nabi berikutnya, melainkan karena kitab-kitab yang mereka tulis relatif lebih tebal dibandingkan dengan kedua belas kitab berikutnya yang disebut sebagai kitab nabi kecil. Masa pelayanan Nabi Yesaya mencakup zaman Raja Uzia, Raja Yotam, Raja Ahas, dan Raja Hizkia dari Kerajaan Yehuda (Yesaya 1:1). Mengingat bahwa Nabi Yesaya menerima panggilan untuk melayani pada tahun matinya Raja Uzia (740 BC) dan dia muncul untuk menegur Raja Hizkia yang memamerkan kekayaannya kepada utusan Raja Babel (39:1-6, peristiwa ini terjadi ± 691 BC), maka bisa diduga bahwa pelayanan Nabi Yesaya mencakup rentang waktu lebih dari lima puluh tahun. Menurut tradisi Yahudi, Nabi Yesaya mati dibunuh dengan cara digergaji pada masa pemerintahan Raja Manasye, anak Raja Hizkia (bandingkan dengan Ibrani 11:37). Walaupun para penulis Perjanjian Baru tidak meragukan kepengarangan Nabi Yesaya (Matius 3:3; 4:14; 8:17; 12:17; 13:14; 15:7 ; Markus 1:2; 7:6; Lukas 3:4; 4:17; Yohanes 1:23; 12:38, 39, 41; Kisah Para Rasul 8:28, 30; 28:25; Roma 9:27, 29; 10:16, 20; 15:12), para penafsir modern banyak yang menolak kepengarangan tunggal bagi kitab Yesaya. Para penafsir modern tersebut meyakini bahwa penulis Alkitab selalu hanya menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada zamannya. Bagi para penafsir tersebut, nubuat disamakan dengan khotbah dan nubuat para nabi dianggap tidak mungkin menyangkut hal-hal yang belum terjadi atau hal-hal yang tidak kelihatan. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa Nabi Yesaya yang disebut dalam kitab ini hanya menulis pasal 1-39. Sebagian besar penafsir modern beranggapan bahwa pasal 40-55 ditulis oleh “Yesaya Kedua” yang melayani pada masa pembuangan, sedangkan pasal 56-66 ditulis oleh “Yesaya Ketiga” yang melayani sesudah masa pembuangan. Masalah kepengarangan kitab Yesaya dan masalah-masalah lain yang dipersoalkan dalam kitab ini pada umumnya menyangkut persoalan apakah kita bisa mempercayai Allah atau tidak. Bila kita tidak bersedia untuk percaya bahwa Allah menguasai masa lampau, masa kini, dan masa depan, kita akan terus menemukan pertanyaan yang harus dijawab! [P] Kamis Allah Menghendaki Pertobatan 2 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 1 Nabi Yesaya mulai melayani pada akhir masa pemerintahan Raja Uzia sampai masa pemerintahan Raja Hizkia di Kerajaan Selatan atau Kerajaan Yehuda (1:1). Saat Raja Uzia mulai memerintah, yang menjadi raja di Kerajaan Israel (Utara) adalah Raja Yerobeam II. Sesudah Raja Yerobeam II wafat, Kerajaan Israel berulang-ulang mengalami kudeta (perebutan kekuasaan) sehingga terus-menerus mengalami kemerosotan dan akhirnya runtuh. Pada saat Kerajaan Israel runtuh, Kerajaan Yehuda diperintah oleh Raja Ahas. Mengingat bahwa Nabi Yesaya masih aktif melayani sampai saat Raja Hizkia memerintah sebagai raja Yehuda, bisa diduga bahwa Nabi Yesaya masih bisa menyaksikan keruntuhan Kerajaan Israel Utara pada tahun 722 BC. Dalam bacaan Alkitab hari ini, TUHAN memaparkan kejahatan bangsa Israel. Mereka rajin memberi persembahan dan beribadah secara fisik, tetapi kelakuan mereka jahat (1:11-15). Sikap bangsa Israel yang tidak tahu berterima kasih membuat sikap mereka digambarkan sebagai lebih buruk daripada sikap seekor lembu atau seekor keledai (1:2-3). Walaupun Tuhan telah berulang-ulang mengingatkan mereka dengan menjatuhkan hukuman, tetapi hukuman Tuhan yang mereka terima tidak membuat mereka sadar dan bertobat. Seluruh Alkitab dengan jelas menegaskan bahwa Allah menghendaki agar bangsa Israel bertobat, berhenti berbuat jahat dan hidup dalam ketaatan kepada kehendak Allah (1:16-19). Akan tetapi, Allah menghendaki agar pertobatan dan sikap ketaatan tersebut dilakukan secara sukarela. Bagaimana dengan Anda? [P] Yesaya 1:19-20 “Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya. Jumat Hari-hari yang Terakhir 3 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 2 Bacaan Alkitab hari ini membahas tentang hal-hal yang akan terjadi pada hari-hari yang terakhir (2:2). Bagi mereka yang tidak percaya bahwa para nabi bisa berbicara tentang sesuatu yang belum terjadi, mereka akan berusaha mencari suatu peristiwa atau keadaan tertentu dalam sejarah yang cocok dengan peristiwa atau keadaan yang diuraikan dalam bagian Alkitab tersebut. Bagi mereka yang percaya bahwa Tuhan telah mengetahui hal-hal yang belum terjadi, masalah selanjutnya adalah menentukan apakah bagian Alkitab itu harus dipahami secara harfiah atau secara simbolis. Kesulitan yang kita hadapi disebabkan karena di samping mengandung banyak hal yang bersifat historis (sehingga harus dipahami secara harfiah), Alkitab juga mengandung banyak hal yang bersifat simbolis (sehingga tidak boleh dipahami secara harfiah). Perkataan “hari-hari yang terakhir” dalam 2:2 jelas menunjuk kepada akhir zaman. Di satu sisi, kita tidak pernah menemukan suatu masa damai yang total dalam sejarah, sehingga senjata menjadi sudah tidak diperlukan lagi (2:4). Sampai masa kini, di negara-negara yang nampaknya aman dan damai pun, senjata masih diperlukan untuk menciptakan keseimbangan di kawasan tempat negara itu berada. Di sisi lain, keadaan banyak orang melakukan tenung dan sihir serta keadaan makmur (2:6-7) merupakan hal-hal yang pernah benar-benar terjadi dalam sejarah Israel. Walaupun nubuatan Nabi Yesaya dalam pasal ini sulit untuk dipastikan kapan realisasinya, kita bisa melihat suatu pesan yang jelas dan yang relevan bagi kita yang hidup pada saat ini, yaitu bahwa kita tidak boleh menyombongkan diri karena segala sesuatu yang telah kita miliki atau telah kita capai. Bila saat ini kita meninggikan diri sendiri, suatu hari kita akan direndahkan! [P] Yesaya 2:12 “Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan” Sabtu Bila TUHAN Bukan Andalan 4 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 3-4 Bila umat Tuhan tidak mengandalkan TUHAN, kehidupan mereka akan menjadi kacau karena Tuhan akan menjauhkan segala hal yang membuat umat-Nya merasa hebat dan tidak memerlukan Tuhan. Perhatikanlah betapa kacaunya bila orang-orang muda yang belum matang dipilih secara sembarangan untuk menjadi pemimpin, apalagi bila anak-anak yang menjadi pemimpin (3:4). Kepemimpinan wanita (3:12) tidak boleh dilihat dari kacamata masa kini. Pada masa lampau, tidak banyak wanita yang mendapat pendidikan yang baik. Secara sosial, kepemimpinan wanita juga sulit diterima pada masa lampau. Kepemimpinan wanita hanya terjadi dalam situasi darurat (bila tidak ada pria yang pantas untuk menjadi pemimpin). Oleh karena itu, kepemimpinan anak-anak dan kepemimpinan wanita juga merupakan gambaran keadaan yang kacau yang akan terjadi bila umat Tuhan tidak lagi mengandalkan Tuhan. Di samping menjatuhkan hukuman dalam masalah yang menyangkut kepemimpinan, Tuhan juga akan menghukum sikap sombong. Kemewahan akan diganti dengan kehinaan (3:16-24). Perhatikan betapa memalukannya sikap para wanita lajang yang haus lelaki (4:1). Walaupun Tuhan telah merancang penghukuman bagi umat-Nya yang hidup dengan tidak mengandalkan Tuhan, kita perlu menyadari bahwa rancangan penghukuman itu dimaksudkan untuk memurnikan umat-Nya dan bahwa masih ada pengharapan bagi umat Tuhan karena Tuhan masih menyisakan sisa umat yang akan menikmati kemuliaan Tuhan (4:3-6). [P] Yesaya 3:1-3 “Maka sesungguhnya Tuhan, TUHAN semesta alam, akan menjauhkan dari Yerusalem dan dari Yehuda setiap orang yang mereka andalkan, segala persediaan makanan dan minuman: pahlawan dan orang perang, hakim dan nabi, petenung dan tua-tua, perwira dan orang yang terpandang, penasihat dan ahli sihir, dan orang yang paham mantera.” Minggu Sadarilah Kebaikan TUHAN 5 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 5 Bangsa Israel dan Yehuda itu keterlaluan! Allah menggambarkan diriNya sebagai Petani yang mengelola kebun anggur, sedangkan bangsa Israel digambarkan sebagai kebun anggur dan bangsa Yehuda digambarkan sebagai buah anggur. Ketekunan Sang Petani itu menggambarkan tentang kesabaran Allah dalam memelihara dan membina umat-Nya. Kekecewaan Sang Petani menggambarkan kekecewaan Allah terhadap tingkah laku umat-Nya yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang telah dikerjakan Tuhan bagi mereka (5:1-12). Kegagalan umat Allah untuk memberi respons yang wajar terhadap jerih payah Allah terhadap diri mereka itu membuat Allah memutuskan untuk menjatuhkan hukuman, yaitu bahwa umat-Nya akan diangkut ke dalam pembuangan. Yang amat menyedihkan, rencana penghukuman Allah itu tidak ditanggapi dengan pertobatan, melainkan dengan tantangan! (5:19), sehingga sikap mereka itu mambangkitkan murka Tuhan. Hukuman Tuhan akan segera dijatuhkan! (5:26). Saat merenungkan bacaan Alkitab hari ini, janganlah kita cepat merasa bangga dan beranggapan bahwa diri kita lebih baik daripada bangsa Israel. Sebaliknya, marilah kita memeriksa diri kita masing-masing apakah hidup kita telah memenuhi maksud Tuhan bagi diri kita. Apakah kita telah sungguh-sungguh menunjukkan kasih kita kepada Tuhan melalui ketekunan beribadah dan berdoa bersama, ketekunan berdoa secara pribadi dan membaca Alkitab, ketekunan memberikan persembahan kepada Tuhan serta ketekunan melayani dan membagikan kelebihan kita kepada sesama? [P] Yesaya 5:3-4 “Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?” Senin Panggilan untuk Melayani 6 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 6-7 Alasan yang tepat bagi seseorang yang hendak melayani Allah, baik sebagai imam atau nabi —atau sebagai pendeta pada masa kini— adalah karena kesadaran akan adanya panggilan Allah. Kesadaran akan adanya panggilan Allah itu penting karena pelayanan itu tidak selalu enak, bahkan umumnya penuh dengan tantangan. Pelayanan tidak boleh dipandang sebagai pekerjaan karena pelayanan bukanlah alat untuk mencari keuntungan! Seseorang yang melayani demi mendapatkan uang atau keuntungan tidaklah pantas untuk disebut sebagai hamba Tuhan. Pekerjaan selalu dilandasi oleh kompetensi (kemampuan melakukan pekerjaan), sedangkan pelayanan harus dilandasi oleh perasaan tidak layak untuk melaksanakan tugas (6:5). Seorang yang sungguh-sungguh hendak melayani Tuhan harus bersikap sebagai hamba yang taat secara mutlak kepada kehendak Allah. Oleh karena itu, seseorang yang sungguh-sungguh hendak melayani tidak boleh bersikap memerintah seperti seorang majikan. Pada dasarnya, semua orang yang melayani adalah sama-sama hamba Tuhan dan tidak boleh bersikap seperti seorang majikan terhadap sesamanya. Bila kita memperhatikan apa yang ditugaskan oleh Allah kepada Nabi Yesaya (6:10), bisa dikatakan bahwa Allah menugaskan Nabi Yesaya untuk menjadi seorang yang nampak gagal! Perhatikan bahwa penolakan Raja Ahas untuk meminta tanda (7:11-12) bukanlah dilandasi oleh sikap kerendahhatian, melainkan oleh ketidaksediaan untuk bersikap taat! Allah menghendaki agar umat-Nya—apalagi hamba-Nya—bersikap taat sepenuhnya tanpa membantah terhadap apa pun yang diperintahkan Allah kepadanya. [P] Yesaya 6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” 10 Selasa Allah Beserta Kita 7 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 8:1-9:6 Bila kita membandingkan antara anak yang dilahirkan oleh isteri Nabi Yesaya (8:1-4) dengan anak yang dijanjikan sebagai tanda bagi Raja Ahas (7:7-16), maka kita bisa melihat adanya kesamaan, yaitu keduanya merupakan tanda bagi kehancuran kota Samaria (ibu kota Kerajaan Israel Utara) dan kota Damsyik (ibu kota negeri Asyur). Dalam Injil Matius, dijelaskan bahwa Yesaya 7:14 itu sekaligus juga merupakan nubuat bagi kelahiran Tuhan Yesus (Matius 1:23). Dalam Alkitab, merupakan hal yang umum terjadi bahwa sebuah nubuatan memiliki penggenapan ganda, yaitu penggenapan dalam waktu dekat dan penggenapan dalam waktu jauh. Sebenarnya, perkataan “perempuan muda” (Yesaya 7:14) merupakan kata yang umum dipakai untuk menunjuk kepada seorang perempuan muda (tidak harus seorang perempuan yang belum menikah). Akan tetapi, saat kitab Yesaya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai sebagai padanan perkataan tersebut adalah kata yang menunjuk kepada seorang perempuan muda yang belum menikah. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa saat Nabi Yesaya berbicara kepada Raja Ahas di Yesaya 7, dia belum menikah, kemudian dia segera menikah dan melahirkan anak dalam pasal 8. Sebutan “Maher-Syalal Hash-Bas” (8:1-4) yang menunjuk kepada kehancuran kota Samaria dan kota Damsyik mengandung makna adanya penyertaan Allah yang membawa kebinasaan bagi bangsa Aram (yang bersekutu dengan Kerajaan Israel Utara) dan bangsa Asyur yang merupakan musuh umat Allah. Sebutan “Imanuel” yang secara khusus menunjuk kepada Tuhan Yesus (Matius 1:23) menunjukkan penyertaan Allah dalam hal penyelamatan terhadap umat-Nya yang mau percaya kepada Tuhan Yesus. [P] Yesaya 7:14 “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” 11 Rabu Bahaya Kecongkakan 8 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 9:7-10:4 Kecongkakan membuat bangsa Israel tidak memiliki kepekaan terhadap teguran Tuhan. Mereka mengatakan, “Tembok batu bata jatuh, akan kita dirikan dari batu pahat; pohon-pohon ara ditebang, akan kita ganti dengan pohon-pohon aras.” (9:9). Hukuman Tuhan tidak membuat bangsa Israel bertobat dan mencari Tuhan. Sikap bangsa Israel yang jahat dan keras kepala itu disebabkan karena para pemimpin mereka merupakan penyesat yang membuat kehidupan bangsa Israel menjadi kacau (9:15) dan ketidakadilan merajalela (10:1-2). Kecongkakan bukan hanya merupakan sumber masalah bagi bangsa Israel, tetapi juga merupakan sumber masalah bagi umat Tuhan pada masa kini. Kecongkakan membuat manusia merasa mampu melakukan apa saja dan tidak merasa memerlukan Tuhan. Kecongkakan membuat manusia merasa berhak melakukan apa saja tanpa mempedulikan hakhak orang lain. Kecongkakan di dalam gereja membuat prinsip-prinsip rohani diganti dengan prinsip-prinsip duniawi, misalnya: perencanaan dianggap lebih penting daripada doa, pertumbuhan jumlah kehadiran (dengan menghalalkan segala cara) dianggap lebih penting daripada pertumbuhan kualitas kerohanian, dan sebagainya. Kecongkakan merupakan sumber masalah yang membuat kita sulit untuk bersikap tunduk terhadap kehendak Allah. Kecongkakan membuat kita mengabaikan firman Allah dan kita menentukan sendiri apa yang benar, apa yang baik, dan apa yang harus kita lakukan. Bisa dikatakan bahwa kecongkakan adalah sikap meninggikan diri sendiri sampai menempati posisi Allah. Apakah kecongkakan juga menguasai kehidupan Anda? [P] Yesaya 9:8-9 Biarlah seluruh bangsa itu mengetahuinya, yakni Efraim dan penduduk Samaria, yang berkata dengan congkaknya dan tinggi hatinya: “Tembok batu bata jatuh, akan kita dirikan dari batu pahat; pohon-pohon ara ditebang, akan kita ganti dengan pohon-pohon aras.” 12 Kamis Tahu Diri dan Tahu Batas 9 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 10:5-34 Bangsa Asyur adalah bangsa yang tidak tahu diri dan tidak tahu batas. Bila bangsa Asyur dipakai Allah untuk menjalankan penghukuman kepada bangsa Israel, hal itu tidak berarti bahwa bangsa Asyur lebih baik daripada bangsa Israel atau dewa yang disembah oleh bangsa Asyur lebih hebat daripada Allah bangsa Israel. Bila mereka membuka mata lebarlebar untuk melihat kehebatan Allah bangsa Israel dan mereka bersikap tahu diri, seharusnya mereka sadar bahwa tidak ada dewa yang dapat mengalahkan Allah bangsa Israel. Sayangnya, bangsa Asyur tidak tahu diri. Setelah Allah memakai mereka untuk menghancurkan Kerajaan Israel, mereka juga berniat untuk menghancurkan Yehuda (10:10-11). Bangsa Asyur merupakan alat di tangan Allah untuk menjatuhkan hukuman terhadap bangsa Israel. Akan tetapi, kesombongan mereka membuat mereka pun akhirnya menerima hukuman Allah (10:12). Mereka tidak sadar bahwa walaupun Allah menghukum umat-Nya yang hidup dalam ketidaktaatan, Allah tetap mengasihi umat-Nya. Allah membatasi apa yang dapat dilakukan oleh bangsa-bangsa kafir terhadap umat-Nya. Walaupun Allah menjatuhkan hukuman, Allah masih menyisakan suatu sisa umat yang pada waktunya akan dipulihkan keadaannya (10:20). Bacaan Alkitab hari ini merupakan peringatan bagi umat Tuhan pada masa kini agar bersikap tahu diri. Bila suatu ketika Tuhan memakai kita untuk menjadi alat di tangan-Nya, kita tidak boleh menjadi sombong dan berbuat sekehendak hati kita. Kesuksesan yang bisa kita raih merupakan anugerah Allah. Bila kita menjadi sombong dan kemudian hidup dalam dosa, kita akan menerima hukuman Allah. Bila Tuhan memakai kita menjadi alat di tangan-Nya, kita harus tetap merendahkan diri. [P] Yesaya 10:15 “Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu!” 13 Jumat Pengharapan Berganda 10 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 11-12 Pengharapan Kristen adalah pengharapan berganda: Kita mengharapkan penyelesaian segera dari semua permasalahan yang kita hadapi, tetapi kita juga sadar bahwa penyelesaian sempurna dari semua masalah yang kita hadapi hanya bisa kita capai saat Tuhan Yesus sudah datang untuk kedua kali ke bumi ini. Kita berharap agar dunia yang kita tempati ini bertambah baik, tetapi kita tidak pernah bisa menghindar dari keadaan buruk selama kita masih hidup dalam dunia yang kita tempati saat ini. Ketidakadilan dan penindasan yang dialami oleh umat Tuhan membangkitkan kerinduan akan datangnya keadilan, kebenaran, dan pembebasan. Kerinduan semacam itu wajar bila muncul di kalangan umat Tuhan saat mereka berada di dalam situasi kemerosotan secara rohani. Tunas atau taruk yang akan keluar dari tunggul Isai (11:1) merupakan gambaran dari Mesias yang akan datang. Tunggul adalah pangkal pohon yang masih tersisa setelah sebuah pohon ditebang. Di sini, Mesias tidak disebut keluar dari tunggul Daud, melainkan tunggul Isai (ayah Daud), karena Daud telah gagal menjadi raja yang ideal. Mesias adalah keturunan Daud, tetapi Sang Mesias yang menjadi sumber pengharapan umat Allah melampaui Daud dalam segala hal! Keadilan, kebenaran, kesetiaan, kedamaian yang bisa dinikmati pada masa pemerintahan Daud tidak sempurna; tetapi keadilan, kebenaran, kesetiaan, dan keamanan yang bisa kita nikmati saat Sang Mesias datang untuk kedua kali ke bumi ini bersifat sempurna. Tahun 2014 ini, bangsa Indonesia akan melaksanakan pemilu. Kita memiliki pengharapan bahwa pemerintah yang baru akan bisa memerintah dengan lebih baik. Akan tetapi, pengharapan kita tetap harus tertuju kepada Pemerintahan Kristus. Saat itu, pengharapan kita pasti akan terwujud [P] Yesaya 11:2 “Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN” 14 Sabtu Mengenal Allah Membesarkan Hati 11 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 13 Pengetahuan Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dia mengerti apa yang terjadi di sini pada saat ini, tetapi Ia juga mengerti apa yang terjadi di tempat lain pada saat bersamaan, bahkan Ia mengerti apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Allah bukan hanya menetapkan hukuman bagi umat-Nya—bangsa Israel dan Yehuda, tetapi Allah juga menetapkan hukuman bagi bangsa Asyur dan bangsa Babel yang merupakan alat di tangan Allah untuk menghukum umat-Nya. Penghukuman Allah terhadap bangsa Asyur dan bangsa Babel ini disebabkan karena bangsa Asyur dan bangsa Babel bertindak keterlaluan terhadap umat Allah. Mereka tidak menyadari bahwa mereka hanya merupakan alat di tangan Allah. Kesombongan dan kejahatan mereka sendirilah yang membuat Allah menjatuhkan hukuman terhadap mereka. Seorang yang tidak beriman tidak mungkin bisa meyakini bahwa Allah memiliki kuasa untuk menghukum, mengampuni, menyelamatkan, dan Allah juga memiliki kuasa untuk menentukan masa depan. Oleh karena itu, para sarjana Alkitab yang tidak beriman tidak bisa mempercayai bahwa kehancuran Asyur (10:12) serta kehancuran Babel (13:1721) benar-benar dinubuatkan oleh Allah, sehingga mereka beranggapan bahwa nubuat semacam ini ditulis oleh “Nabi Yesaya yang lain”, yaitu seorang “nabi” yang bernubuat sesudah Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel musnah, bukan Nabi Yesaya bin Amos yang disebut dalam 1:1 dan diceritakan dalam pasal 6. Bagi seorang yang beriman, pengakuan bahwa Allah berkuasa atas bangsa-bangsa dan bahwa Allah menguasai masa depan merupakan pengakuan yang memberikan kekuatan dan penghiburan! [P] Yesaya 13:11 “Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.” 15 Minggu Jangan Sombong Saat Sukses 12 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 14 Akar dari dosa adalah kesombongan. Manusia perlu menyadari posisinya dan tidak boleh bertindak melampaui apa yang wajar (14:13-15). Kembalinya bangsa Israel (Utara maupun Selatan) ke Tanah Perjanjian (14:1) mengandung arti hancurnya Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel yang telah menjadikan mereka sebagai tawanan. Kehancuran Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel itu digambarkan sebagai terkubur di dalam tanah dan disambut oleh ulat dan cacing (14:11) atau sebagai “Bintang Timur” yang jatuh dari langit ke bumi (14:12). Pemaparan secara simbolis tentang kejatuhan Kerajaan Asyur dan Kerajaan Babel merupakan peringatan keras bagi umat Tuhan agar kita tidak menjadi sombong saat Allah menganugerahkan kesuksesan. Bila kita menempati posisi yang tinggi atau kita memiliki kekayaan yang luar biasa, ingatlah bahwa kesuksesan kita itu tidak boleh membuat kita menyombongkan diri dan kesuksesan kita juga tidak boleh membuat kita memakai kesuksesan itu untuk menindas orang lain. Saat kita berada dalam posisi puncak, kita harus berjuang agar kita tetap bersikap rendah hati. Ingatlah bahwa kita semua harus tetap tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah saat kita berada dalam posisi puncak. Sebagaimana Allah merobohkan Kerajaan Asyur serta Kerajaan Babel saat mereka menyombongkan diri, demikian pula Allah akan menghukum kita bila kita tidak bersedia untuk tetap tunduk kepada Allah![P] Yesaya 14:13-15 “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.” 16 Senin Balaslah Kejahatan dengan Kebaikan 13 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 15-16 Bangsa Moab adalah keturunan dari Moab, yaitu anak dari Lot (keponakan Abraham) yang dilahirkan dari hubungan yang tidak wajar antara Lot dan putri sulungnya sendiri (Kejadian 19:37). Walaupun nenek moyang bangsa Moab dan bangsa Israel masih tergolong sebagai sebuah keluarga, hubungan antara bangsa Moab dan bangsa Israel tidak harmonis. Saat bangsa Israel berjalan dari Tanah Mesir menuju ke Tanah Kanaan, bangsa Moab merupakan salah satu sumber masalah. Bangsa Moab takut terhadap bangsa Israel karena bangsa Israel berjumlah amat banyak. Mereka membayar Bileam agar mengutuk bangsa Israel, tetapi usaha mereka gagal. Atas anjuran Bileam, mereka merusak iman orang Israel dengan membuat para pria Israel berzinah dengan para wanita Moab sehingga Allah murka terhadap umat Israel. (Bilangan 25:1-4). Mereka mempersulit perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Kanaan dengan tidak mengizinkan bangsa Israel melewati wilayah mereka (Hakim-hakim 11:17). Mereka menyembah dewa Kamos (Bilangan 21:29) dan melakukan pengorbanan anak sebagai korban bakaran (2 Raja-raja 3:27). Walaupun pengorbanan anak yang dilakukan oleh bangsa Moab amat dibenci Tuhan dan bangsa Moab seringkali menjadi musuh bangsa Israel, Allah tidak menghendaki bangsa Israel memusnahkan bangsa Moab (Ulangan 2:9). Sekalipun demikian, tidak berarti bahwa bangsa Moab bisa bebas dari hukuman Tuhan. Keangkuhan Moab akan diganjar dengan ratapan (Yesaya 16:6-7). Yang mengesankan, Allah tidak menghendaki agar bangsa Israel memakai kesempatan untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa Moab­—yang sering bersikap memusuhi bangsa Israel—saat bangsa Moab terpojok, melainkan agar umat-Nya bersedia menampung pelarian dari Moab (16:4a). [P] Yesaya 16:4a “Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa!” 17 Selasa Keruntuhan Sebagai Peringatan 14 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 17 Kerajaan Asyur (yang dalam bacaan Alkitab hari ini diwakili oleh ibu kotanya, yaitu Damsyik) adalah negara yang amat kuat menjelang runtuhnya Kerajaan Israel Utara. Pada masa pelayanan Nabi Yesaya, tidak terbayang bahwa negara Asyur yang kuat itu akan menjadi reruntuhan (17:1). Akan tetapi, yang akan runtuh bukan hanya Kerajaan Asyur. Kerajaan Israel Utara (yang diwakili oleh suku Efraim, salah satu suku terkuat dalam Kerajaan Israel) yang telah meninggalkan Tuhan—lalu beralih mengandalkan manusia—juga akan segera lenyap (17:3). Hanya kehancuran yang bisa menyadarkan manusia bahwa berhala-berhala buatan tangan manusia tidak bisa diandalkan. Hanya kehancuran yang bisa membuat kita beralih dari mengandalkan sesuatu yang bukan Tuhan menjadi memandang lagi kepada Allah Israel (17:7-8). Oleh karena itu, Allah mengingatkan bahwa kemakmuran Israel akan segera lenyap (17:9-11). Sepanjang sejarah, kemakmuran seringkali membuat manusia terlena dan meninggalkan Allah. Kemakmuran membuat manusia mengandalkan barang-barang atau mengandalkan kemampuan diri sendiri, dan Allah diabaikan. Kita perlu senantiasa sadar bahwa kemakmuran hanya bersifat sementara. Apa yang kita banggakan sewaktu-waktu bisa lenyap. Kita tidak boleh menyombongkan diri sendiri atau menyombongkan apa yang kita miliki. Bila kita mulai mengandalkan diri sendiri dan mengabaikan Tuhan, ingatlah bahwa hukuman Tuhan bisa datang secara mendadak. Kita pun juga harus senantiasa waspada agar kita tidak mengandalkan kehebatan orang lain yang menjadi sekutu kita. Tuntutan Allah seragam terhadap setiap orang dan setiap negara: Kita hanya boleh mengandalkan Tuhan saja! [P] Yesaya 17:14 “Menjelang waktu senja, sesungguhnya ada kedahsyatan! Sebelum hari pagi, mereka sudah tidak ada lagi! Itulah bagian orang-orang yang merampoki kita, dan itulah yang ditentukan bagi orang-orang yang merampasi kita.” 18 Rabu Yang Kuat pun Akan Dihakimi 15 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 18 Negeri dengingan sayap (18:1) merupakan gambaran dari negeri Etiopia. Sebutan “dengingan sayap” nampaknya berkaitan dengan banyaknya nyamuk di Etiopia, sehingga dengingan nyamuk menunjukkan bahwa negeri Etiopia sedang melakukan ekspansi (perluasan wilayah) dan “duta” yang dikirim (18:2) dimaksudkan untuk mencari sekutu dalam menghadapi musuh. Bangsa yang jangkung dan berkulit mengkilap, ditakuti dekat dan jauh, berkekuatan ulet dan lalim kemungkinan menunjuk kepada bangsa Mesir atau bangsa Asyur, yaitu bangsa-bangsa yang kuat pada masa itu. Perkataan Tuhan akan mengerat ranting-rantingnya (18:5) menunjuk kepada penghakiman Tuhan. Tuhan akan menghukum bangsa-bangsa yang kuat dan kejam itu. Kebebasan bagi burung-burung buas dan binatang-binatang di hutan itu (18:6) menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang dihukum Tuhan itu tinggal sedikit penduduknya. Penghukuman itu mengakibatkan bangsa-bangsa yang kuat itu akhirnya akan menyembah Tuhan (18:7 menyampaikan persembahan). Nampaknya keadaan semacam ini menunjuk kepada akhir zaman. Sebagaimana bangsa Israel yang harus berhadapan dengan bangsabangsa yang sadis dan kuat, orang-orang percaya pada masa kini juga harus berhadapan dengan orang-orang yang bersikap memusuhi. Tidak mengherankan bila kita masih sering mendengar bahwa di berbagai tempat terdapat gereja yang dihancurkan dan orang Kristen yang dianiaya. Orang-orang beriman harus terus berharap akan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali yang akan menghapus semua kesusahan kita. [P] Yesaya 18:7 “Pada waktu itu juga persembahan akan disampaikan kepada TUHAN semesta alam dari kaum yang jangkung dan berkulit mengkilap, dan dari kaum yang ditakuti dekat dan jauh, yakni bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim, yang negerinya dilintasi sungai-sungai, ke tempat nama TUHAN semesta alam, yaitu gunung Sion.” 19 Kamis Mesir Tidak Dapat Diandalkan 16 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 19-20 Saat menghadapi ancaman bangsa Asyur, bangsa Israel mengharapkan bantuan dari bangsa Mesir. Akan tetapi, pengharapan semacam ini adalah pengharapan yang keliru. Allah menghendaki agar umat-Nya berharap kepada-Nya saja. Tuhan akan mengacaukan Mesir, sehingga Mesir akan menjadi kacau balau dan menderita (19:2-17). Mesir—dan juga Etiopia—akan ditaklukkan oleh Asyur dan diangkut sebagai tawanan (20:3-4). Akibatnya, tidak masuk akal untuk terus berharap kepada pertolongan bangsa Mesir serta bangsa Etiopia. Yang mengejutkan dalam bacaan hari ini adalah adanya nubuatan tentang lima kota di tanah Mesir yang berbicara bahasa Kanaan (19:18)— yang dimaksudkan kemungkinan besar adalah bahasa Ibrani—dan yang bersumpah demi Tuhan (19:18)—artinya mereka telah menjadi beriman kepada Tuhan. Hal ini dikuatkan pula oleh adanya mezbah bagi Tuhan di Tanah Mesir (19:19). Kita tidak tahu kapan hal ini terlaksana, tetapi nubuat ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar bangsa Israel bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Saat menghadapi masalah—baik menyangkut kesehatan, pekerjaan, keuangan, hubungan, dan sebagainya—kita condong untuk mengharapkan pertolongan manusia—bukan mencari pertolongan Allah. Walaupun tidak salah mencari pertolongan orang lain (dan Allah memang seringkali memakai orang lain untuk menolong kita), sumber pengharapan kita bukan orang itu, melainkan Allah. Ingatlah bahwa Penolong yang kuasa-Nya tak terbatas hanyalah Allah saja. [P] Yesaya 20:5-6 “Maka orang akan terkejut dan malu karena Etiopia, pokok pengharapan mereka, dan karena Mesir, kebanggaan mereka. Dan penduduk tanah pesisir ini akan berkata pada waktu itu: Lihat, beginilah nasib orang-orang yang kami harapkan, kepada siapa kami melarikan diri minta pertolongan supaya diselamatkan dari raja Asyur. Bagaimana mungkin kami terluput?” 20 Jumat Babel pun Runtuh! 17 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 21 Bangsa Babel adalah bangsa yang kejam. Kekejaman bangsa Babel itu membuat bangsa-bangsa yang pernah ditaklukkan oleh Babel kemudian menyerang dan mengalahkan Babel. Penyerangan itu berlangsung cepat seperti cepatnya gerakan angin puting beliung yang membawa pasir panas yang berbahaya dari padang gurun. Angin puting beliung dari padang gurun ini amat dahsyat sehingga padang gurun itu disebut sebagai ‘negeri yang dahsyat’. Bahaya dahsyat yang datang secara sangat cepat ini—seperti cepatnya kedatangan rasa mulas seorang perempuan yang sedang melahirkan—merupakan gambaran dari datangnya serangan bangsa Elam dan bangsa Madai yang menggarong dan merusak serta menghentikan semua kekejaman Babel (21:1-3). Bagi Nabi Yesaya, penglihatan tentang keruntuhan Kerajaan Babel yang amat dahsyat ini terasa mengejutkan dan menggelisahkan. Malam hari yang merupakan saat untuk beristirahat setelah lelah bekerja pun terasa tidak nyaman (21:4). Yang keterlaluan, para pejabat Babel yang tidak menyadari datangnya bahaya itu malah berpesta, sampai akhirnya mereka sadar akan datangnya ancaman bahaya dan mereka segera bersiap-siap untuk berperang (21:5). Sayangnya, persiapan itu terlambat dan Kerajaan Babel berhasil diruntuhkan. Pada masa kini, di Indonesia, terdapat banyak orang yang hidup mewah dengan memakai uang hasil korupsi. Banyaknya politisi dan pejabat yang telah ditangkap karena korupsi tidak membuat para koruptor itu menjadi jera. Kita belum pernah melihat adanya pejabat korup yang sadar dan bertobat secara sukarela. Bila Anda termasuk orang yang berpesta dari hasil berbuat jahat, sadarlah dan bertobatlah segera! [P] Yesaya 21:5 Orang sibuk menyajikan hidangan, mengatur tempat-tempat duduk, makan, minum ... Tiba-tiba kedengaran: “Hai para panglima! Siaplah tempur, minyakilah perisai!” 21 Sabtu Mati Bukan Penyelesaian Masalah 18 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 22 “Lembah Penglihatan” adalah ungkapan untuk kota Yerusalem (Bandingkan 22:5 dengan 22:9-10). Kata “lembah” menunjuk kepada lembahlembah di seputar Yerusalem, yaitu Lembah Kidron di sebelah Timur dan Lembah Hinom di sebelah Barat dan Selatan. Saat itu, kota Yerusalem sedang berada dalam situasi ketakutan karena sedang menghadapi ancaman dari bangsa Asyur pada zaman pemerintahan Raja Hizkia. Sekalipun demikian, Nabi Yesaya menyebut ancaman yang akan datang pada masa depan, yang lebih berbahaya daripada ancaman bangsa Asyur (perhatikan kata ”suatu hari” dalam 2:5), yaitu ancaman dari bangsa Elam dan Kir (2:6)—dua negara yang bersahabat dengan Bangsa Babel. Ancaman Elam dan Kir ini mewakili ancaman yang sesungguhnya, yaitu ancaman penyerbuan bangsa Babel yang akan memporakporandakan Yerusalem, bahkan akan menghancurkan Bait Allah. Sikap penduduk Yehuda itu keterlaluan! Walaupun Tuhan telah meminta mereka untuk bertobat—pertobatan ini diungkapkan melalui sikap menangis dan meratap dengan menggunduli kepala dan melilitkan kain kabung (22:12)—ternyata di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati!” (22:13). Sikap masa bodoh seperti itu dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kematian akan menyelesaikan semua masalah. Jelaslah bahwa pemikiran semacam ini merupakan pemikiran yang salah! Kematian tidak berarti segala sesuatu telah selesai karena setelah kita mati, kita masih akan menghadapi masa penghakiman (Ibrani 9:27). [P] 2 Korintus 5:10 “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” 22 Minggu Orang Kaya Tidak Boleh Sombong 19 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 23 Tirus adalah sebuah kota pelabuhan yang besar di daerah Fenisia. di wilayah sebelah Utara Israel. Bersama-sama dengan kota-kota di sekelilingnya yang menjadi sekutunya, Tirus merupakan sebuah negara yang menguasai dunia perdagangan pada masa itu. Kapal Tarsis adalah kapal dagang berukuran besar yang sanggup melakukan perjalanan jauh. Negeri orang Kitim menunjuk kepada daerah Siprus. Sidon adalah kota pelabuhan terpenting kedua di daerah Fenisia (sesudah Tirus). Bacaan Alkitab hari ini menubuatkan penyerbuan orang Kasdim (bangsa Babel) yang mengakibatkan runtuhnya kota Tirus dan Sidon serta berdampak terhadap kota-kota pelabuhan lainnya yang memiliki relasi dagang dengan Tirus, bahkan berdampak sampai ke Mesir. Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Tirus memiliki kemiripan dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh Babel, yaitu bahwa kedua kekuatan itu membuat mereka merasa berkuasa, dan selanjutnya membuat mereka menjadi sombong. Hukuman Tuhan atas Tirus mematahkan kesombongan Tirus yang membanggakan kekayaannya. Hukuman Tuhan atas Tirus ini mengingatkan orang-orang kaya pada masa kini agar tidak membanggakan kekayaan mereka serta tidak merasa lebih berkuasa atau lebih mulia daripada orang-orang yang lebih miskin daripada mereka. Sebaliknya, orang-orang kaya harus berusaha untuk bersikap rendah hati karena kekayaan yang mereka miliki merupakan pemberian Allah yang harus dipertanggungjawabkan. [P] Yesaya 23:8-9 “Siapakah yang memutuskan ini atas Tirus, kota yang pernah menghadiahkan mahkota, yang saudagar-saudagarnya pembesar-pembesar dan pedagang-pedagangnya orang-orang mulia di bumi? TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.” 23 Senin Masa Depan Kita 20 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 24 Apakah Allah berkuasa atas alam semesta ini? Bila ya, maka kita perlu meninjau kembali hukum-hukum alam yang berlaku atas alam semesta ini. Kita harus mengakui adanya kemungkinan bahwa hukum-hukum alam yang kita terapkan keliru. Bila Allah berkuasa atas alam semesta ini, maka apa yang terjadi di bumi ini bukan hanya merupakan serangkaian kebetulan, melainkan merupakan hasil rancangan Allah. Nubuat tentang bumi yang akan menjadi hancur dan porak-poranda dalam bacaan Alkitab hari ini tentu saja merupakan sesuatu yang tidak masuk akal bagi orang-orang pada masa lampau. Akan tetapi, kerusakan lingkungan dan berbagai bencana alam yang terjadi pada masa kini membuat kita menyadari bahwa kehancuran bumi ini merupakan sesuatu yang masuk akal. Dari satu sisi, perilaku manusia berdosa yang mengutamakan kesenangan dan kenyamanan telah mempercepat kerusakan lingkungan (24:5). Dari sisi lain, kehancuran bumi pasti terjadi karena hal itu merupakan rencana Allah. Sekalipun demikian, orang beriman menantikan datangnya bumi baru dan langit baru saat Yesus Kristus memerintah sepenuhnya di bumi ini (bandingkan dengan 24:23 dan dengan Wahyu 21). Bagi orang beriman, nubuat tentang kehancuran bumi bukanlah sekedar nubuat yang mengerikan, melainkan nubuat yang menimbulkan pengharapan bahwa Allah akan memulihkan semua kemerosotan yang terjadi di bumi ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dalam nubuat tentang kehancuran bumi ini terdapat pula sorak-sorai nyanyian pujian tentang keadilan Allah (24:16). Di balik penghukuman Allah terdapat pengharapan tentang pemerintahan Allah (24:23). [P] Yesaya 24:23 “Bulan purnama akan tersipu-sipu, dan matahari terik akan mendapat malu, sebab TUHAN semesta alam akan memerintah di gunung Sion dan di Yerusalem, dan Ia akan menunjukkan kemuliaan-Nya di depan tua-tua umat-Nya.” 24 Selasa Nyanyian Pujian Yesaya 21 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 25 Nyanyian pujian Nabi Yesaya dalam pasal ini termasuk unik karena nyanyian ini bukan hanya didasarkan pada hal-hal yang sudah terjadi, tetapi juga didasarkan pada hal-hal yang belum terjadi (masih berupa nubuat yang belum digenapi). Perhatikan misalnya dua kali kata ”akan” dalam 25:3 yang menunjuk ke masa depan. Iman Nabi Yesaya membuat ia bisa memuji Tuhan untuk hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Inti dari pujian Nabi Yesaya adalah bahwa Tuhan akan meruntuhkan kesombongan serta melindungi orang yang lemah. Dalam 25:2-3, kesombongan digambarkan sebagai sebuah “kota” (bandingkan dengan “Menara Babel” yang merupakan simbol dari sikap kemandirian atau sikap merasa diri mampu sehingga mereka tidak merasa memerlukan Allah). Moab (25:10-11) merupakan gambaran dari masyarakat kafir yang memusuhi umat Allah. Umat Allah yang berada dalam posisi lemah akan dibela oleh Allah dari musuh yang meninggikan diri mereka sendiri. Pengharapan umat Allah bukan hanya tertuju kepada pertolongan Allah saat ini, tetapi tertuju kepada masa depan (akhir zaman), saat Allah meniadakan maut dan menghapus air mata (25:8, bandingkan dengan Wahyu 21:4). Pada masa kini, cara Allah berinteraksi dengan umat-Nya berbeda dengan pada masa lampau. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila pengalaman umat Allah pada masa lampau berbeda dengan pengalaman umat Allah pada masa kini. Sekalipun demikian, kita selalu mempunyai alasan untuk bersyukur dan memuji Tuhan, baik karena kebaikan yang telah Dia karuniakan kepada umat-Nya pada masa lampau, maupun karena kebaikan yang telah Dia kerjakan bagi kita pada masa kini.[P] Yesaya 25:9 Pada waktu itu orang akan berkata: “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!” 25 Rabu Yerusalem yang Baru 22 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 26 Nabi Yesaya bukan hanya menubuatkan tentang hukuman Tuhan, tetapi juga tentang pemulihan yang akan dilakukan oleh Tuhan. Yerusalem yang lama diizinkan Tuhan untuk dihancurkan oleh musuh, yaitu oleh bangsa Babel. Akan tetapi, Yerusalem baru yang dijanjikan Tuhan melalui Nabi Yesaya adalah kota yang kuat (26:1), yang tidak bisa dirusak oleh musuh. Bila Yerusalem yang lama berisi orang benar serta orang jahat, Yerusalem yang baru adalah tempat yang khusus bagi orang yang benar dan setia (26:2). Orang jahat tidak akan diperkenankan untuk masuk—apalagi tinggal—di Yerusalem baru. Dalam pandangan Allah, tidak ada seorang pun yang benar (Bandingkan dengan Roma 3:9-20). Kebenaran yang dimiliki oleh orang beriman adalah kebenaran karena Kristus telah membenarkan orang yang percaya kepada-Nya (Roma 3:24; Galatia 2:16). Kita dibenarkan bukan karena Allah melihat bahwa hidup kita sudah seratus persen benar, melainkan karena Allah melihat bahwa Kristus yang benar telah mengorbankan diri-Nya bagi kita, sehingga kebenaran Kristus dipandang oleh Allah sebagai kebenaran kita. Bila kita telah benar-benar percaya kepada Kristus, Allah akan menjagai kita sehingga kita akan tetap berada di jalan yang lurus dan kita akan memperoleh damai sejahtera yang berasal dari Allah (Yesaya 26:3, 7). Bila hati kita tidak diliputi oleh damai sejahtera, hal itu merupakan salah satu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam hidup kita yang perlu untuk segera diperbaiki. Kesediaan untuk melakukan kehendak Allah merupakan syarat agar Allah bisa bekerja di dalam dan melalui kehidupan kita, sehingga kita bisa memperoleh damai sejahtera (26:12). [P] Yesaya 26:3-4 “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.” 26 Kamis Hukuman dan Pemulihan 23 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 27 Umat Allah yang dibuang ke dalam pembuangan karena dosa-dosa mereka tidak akan terus berada dalam pembuangan, melainkan Allah akan mengembalikan mereka ke Tanah Perjanjian setelah hukuman Allah itu selesai. Perkataan “Pada waktu itu” (27:1-2) menunjuk kepada masa depan saat Tuhan menghukum musuh umat Allah—yang digambarkan sebagai Lewiatan, yaitu monster laut yang amat mengerikan dalam kepercayaan bangsa Kanaan—serta memberkati umat-Nya yang digambarkan sebagai kebun anggur yang elok. TUHAN—yang memposisikan diri-Nya sebagai Penjaga kebun anggur—menyirami, merawat, dan menjaga kebun anggur itu. Puteri malu dan rumput yang menghambat pertumbuhan pohon anggur itu menggambarkan penyesatan yang harus diberantas dari kehidupan umat Allah (27:3-4). Perkataan “kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku” (27:5) menunjukkan anugerah Allah bagi orang-orang tersesat yang mau bertobat dan kembali kepada Allah. Israel yang berkembang dan bertunas dan memenuhi muka bumi dengan hasilnya (27:6) menunjuk kepada berkat keselamatan yang tersedia bagi setiap orang dari segala bangsa yang mau bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Walaupun dalam Kitab Ezra dan Nehemia hanya dijelaskan tentang kembalinya umat Yehuda (Kerajaan Israel Selatan), nubuat dalam 27:12-13 memberi petunjuk bahwa terdapat pula pemulihan bagi umat Israel Utara yang dibuang oleh tentara Asyur. Saat ini, kita masih menantikan terjadinya pemulihan umat Allah sepenuhnya yang akan terwujud saat Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kalinya. [P] Yesaya 27:13 “Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.” 27 Jumat Keyakinan Kosong yang Berbahaya 24 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 28 Sebelum bangsa Israel Utara ditaklukkan tentara Asyur, mereka sempat mengalami kondisi yang cukup makmur sehingga dalam bacaan Alkitab hari ini disebut tentang pemabuk-pemabuk Efraim (28:1, 3). Efraim adalah suku yang dominan di Israel Utara sehingga sebutan Efraim harus dipandang sebagai mewakili seluruh Kerajaan Israel Utara. Para pemabuk ini bukan hanya menyangkut rakyat biasa atau para penguasa saja, tetapi juga mencakup para imam dan para nabi (28:7). Oleh karena itu, bisa dibayangkan betapa kacaunya cara hidup dan cara pengambilan keputusan orang-orang Israel Utara tersebut. Bayangkan betapa kacaunya pesta pora yang membuat “segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.” (28:8). Tidak mengherankan bahwa bangsa Israel Utara itu tidak peduli terhadap firman Allah sehingga Allah memakai bangsa Asyur yang berlogat ganjil dan berbahasa asing (28:11) untuk mendidik orang Israel. Para pemimpin Kerajaan Yehuda pun juga amat kacau pemikirannya. Mereka mengaku bahwa mereka telah mengikat perjanjian dan mengadakan persetujuan dengan maut, seolah-olah mereka kebal terhadap bahaya maut (28:15). Hukuman Tuhan atas kerajaan Israel Utara itu merupakan peringatan bagi rakyat Yehuda akan datangnya hukuman Tuhan, tetapi rakyat Yehuda justru mencemooh (meremehkan) peringatan Tuhan itu (28:22). Keyakinan rakyat Yehuda yang merupakan kebohongan itu amat kontras dengan firman Allah yang merupakan kebenaran yang pasti terlaksana. Bagaimana dengan keyakinan Anda? [P] Yesaya 28:16b-17 “Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian.” 28 Sabtu Hidup Secara Bertanggung Jawab 25 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 29 Dalam bacaan Alkitab hari ini, Nabi Yesaya mencela kemunafikan penduduk Yerusalem (Perhatikan kata “Celakalah” dalam 29:1 dan 29:15). Sebutan “Ariel” (29:1) secara harfiah berarti “perapian”. Arti lain dari “Ariel” adalah “singa dari Allah” (Arti kedua ini tidak cocok untuk 29:1). Dalam bacaan Alkitab hari ini, “Ariel” adalah sebutan untuk kota Yerusalem. Bangsa Yehuda menganggap Yerusalem sebagai perapian (mezbah korban bakaran) Allah. Mereka menganggap sistem penyembahan di Yerusalem sebagai satu-satunya penyembahan yang berkenan kepada Allah, padahal sebenarnya Allah tidak berkenan terhadap ibadah mereka. Walaupun ibadah di Yerusalem terus berlangsung, ibadah itu tidak dilakukan dengan segenap hati, melainkan hanya sekedar rutinitas dan formalitas (29:1, 13). Mereka bersalah dalam dua hal yang mendasar, yaitu mereka tidak mengakui Allah sebagai Pencipta diri mereka dan mereka tidak merasa harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka kepada Allah (bandingkan dengan 29:16). Akibat dari kedua hal itu adalah munculnya kehidupan yang berdosa dan ibadah yang palsu. Pada masa kini pun, banyak orang Kristen yang kondisinya seperti penduduk Yerusalem, yaitu mereka tidak sadar bahwa kehidupan mereka harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa satu-satunya kewajiban mereka terhadap Allah hanyalah mengikuti ibadah setiap hari Minggu. Akibatnya, ibadah dilakukan tanpa gairah (karena hanya dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan kewajiban) dan cara hidup tidak dipengaruhi oleh masalah iman. Bila Anda juga berpikir seperti itu, Anda harus segera bertobat dan memohon pengampunan Tuhan. [P] Yesaya 29:15 Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata: “Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?” 29 Minggu Bertobat & Tinggal Diam 26 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 30 Saat merenungkan Yesaya 19-20 telah disebutkan bahwa mengharapkan pertolongan bangsa Mesir untuk menghadapi ancaman bangsa Asyur merupakan suatu pengharapan yang sia-sia karena Mesir akan ditaklukkan oleh Asyur (lihat renungan tanggal 16 Januari 2014). Akan tetapi, meminta bantuan Mesir merupakan sesuatu yang tercela bukan hanya karena Mesir tidak bisa membantu, tetapi juga karena Allah tidak menghendaki umat-Nya membentuk ikatan perjanjian dengan Mesir. Oleh karena itu, Allah mencela umat Yehuda yang mengirim utusan ke Mesir untuk mencari bantuan guna menghadapi ancaman Asyur (30:12). Mencari bantuan ke Mesir itu merupakan tindakan ketidaktaatan, bahkan penentangan terhadap kehendak Allah. Sebenarnya, yang harus dilakukan oleh umat Yehuda adalah bertobat dan tinggal tenang (tidak melakukan usaha apa pun kecuali menantikan pertolongan Allah, 30:15). Sumber kekuatan umat Allah adalah menantikan Allah bekerja, bukan mencari bantuan yang masuk akal (manusiawi). Keangkuhan manusia membuat manusia seringkali tidak memahami keterbatasan dirinya. Bila kita tidak menyadari keterbatasan diri kita, kita tidak akan pernah memiliki waktu untuk memeriksa keadaan diri kita sendiri. Dalam hal umat Israel (atau umat Yehuda), yang paling dikehendaki Allah adalah agar umat-Nya menyadari bahwa mereka memerlukan Allah. Bila mereka melakukan dosa dan Allah menghukum mereka, yang Allah kehendaki adalah agar mereka sadar, bertobat, dan datang kepada Allah memohon pengampunan, bukan mencari jalan keluar dengan cara mereka sendiri. [P] Yesaya 30:15-16a Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan, kamu berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. 30 Senin Percayalah Kepada Allah 27 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 31 Mengapa Allah merasa amat kesal bila umat-Nya meminta bantuan kepada Mesir? Meminta bantuan ke Mesir merupakan tindakan yang membuat Allah merasa amat kesal karena tindakan tersebut menunjukkan bahwa umat-Nya telah melupakan peristiwa yang terjadi saat Allah melepaskan mereka dari penjajahan di Tanah Mesir. Bila umat Allah meminta bantuan ke Mesir, berarti bahwa pasukan Mesir lebih hebat daripada Allah yang mereka sembah. Mereka lupa bahwa saat pasukan Mesir yang “hebat” itu mengejar bangsa Israel, Allah membuat seluruh pasukan Mesir itu mati karena “ditelan” oleh Laut Teberau (Keluaran 14). Pasukan Mesir yang nampak “hebat” di hadapan orang Israel itu tidak berdaya menghadapi tangan Allah yang teracung melawan mereka! Dengan meminta bantuan Mesir, secara tidak langsung, umat Yehuda telah membandingkan Allah dengan Mesir dan mereka berkeyakinan bahwa Mesir lebih hebat daripada Allah! Perhatikanlah kekesalan hati Allah yang terungkap dalam perkataan berikut, “Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.” (Yesaya 31:3). Umat Allah pada masa kini harus hidup oleh iman. Bila kita tidak berpegang teguh pada keyakinan iman yang kita miliki di dalam Kristus, kita akan terjebak untuk tidak mempercayai Allah dan lebih mengandalkan orang yang pandai, orang yang berkuasa, serta orang yang memiliki banyak uang! [P] Yesaya 31:1 “Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.” 31 Selasa Hidup Secara Benar dan Adil 28 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 32 Orang Kristen memiliki pengharapan yang bersifat ideal—yaitu pengharapan yang tidak akan tercapai sepenuhnya saat kita masih tinggal di dunia ini—sekaligus menghadapi kenyataan hidup yang tidak ideal. Adanya raja yang memerintah menurut kebenaran dan pemimpin yang memimpin menurut keadilan (sehingga bisa menjadi pengayom saat rakyat menghadapi persoalan) merupakan pengharapan yang baru akan terwujud sepenuhnya saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya di bumi ini. Pengharapan yang kita miliki itu seharusnya tidak membuat kita menutup mata terhadap kenyataan hidup ini, melainkan seharusnya menjadi sumber kekuatan bagi kita dalam menghadapi permasalahan kehidupan ini. Saat menantikan penggenapan seluruh pengharapan kita, kita perlu senantiasa mengoreksi kehidupan kita. Rencana yang jahat harus diganti dengan rencana yang baik dan tulus. Bila kita ikut-ikutan hidup dalam dosa, kita harus segera bertobat dan menjalani kehidupan yang baik. Kita pun juga harus bersandar kepada pertolongan Roh Kudus (Roh dari atas, 32:15) agar kita sanggup untuk hidup dengan mempertahankan kebenaran dan keadilan di dunia yang tidak benar dan tidak adil. Roh Kudus akan membuat hal-hal yang kita anggap tidak mungkin menjadi mungkin. Bila kita sanggup untuk hidup dalam kebenaran dengan pertolongan Roh Kudus, maka kita akan mengalami damai sejahtera dalam segala keadaan. [P] Yesaya 32:15-17 “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.” 32 Rabu Penguasa Sejati 29 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 33 Asyur adalah penguasa yang rapuh. Walaupun Asyur nampak sebagai sosok yang hebat (selalu memenangkan peperangan) dan mengerikan (karena kekejamannya terhadap lawan), kehebatannya terbatas. Pada waktu yang ditentukan Allah, Asyur akan dihancurkan oleh Babel. Itulah yang tersirat dalam 33:1. Mulai 33:2, umat Yehuda tidak lagi mengharapkan bantuan Mesir, melainkan menantikan perlindungan Allah. Nabi Yesaya mengingatkan umat Allah bahwa yang penting bukanlah kekuatan militer, melainkan keadilan dan kebenaran, hikmat dan pengetahuan, serta takut akan TUHAN (33:5-6). Keadaan putus asa dan terpuruk yang digambarkan dalam 33:7-9 menunjukkan bahwa satu-satunya Sumber Pengharapan yang mantap bagi bangsa Yehuda hanyalah berharap kepada Allah saja. Hukuman Allah terhadap bangsa-bangsa kafir mengejutkan bagi orang-orang yang berdosa dan menakutkan bagi orang-orang yang murtad (33:14). Sebaliknya, hukuman Allah terhadap bangsa-bangsa kafir itu melegakan bagi orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara jujur, yang menolak pemerasan dan suap (33:15-16). Dalam kehidupan kita, kita pun mudah terpesona melihat orangorang yang nampak sukses dalam hidupnya, baik sukses dalam hal kekayaan, prestasi, maupun kekuasaan. Kita sering tidak sadar bahwa kesuksesan yang mereka raih bersifat sementara. Di hadapan Tuhan, kesuksesan tidak berarti. Sumber pengharapan kita adalah Tuhan sendiri, bukan orang-orang yang sukses! Bila kita berharap kepada pertolongan Tuhan, kita akan disanggupkan untuk hidup dalam keadilan dan kebenaran serta dalam takut akan Tuhan. [P] Yesaya 33:1 “Celakalah engkau, hai perusak yang tidak dirusak sendiri, dan engkau, hai penggarong yang tidak digarong sendiri! Apabila engkau selesai merusak, engkau sendiri akan dirusak; apabila engkau habis menggarong, engkau sendiri akan digarong.” 33 Kamis Gambaran Masa Depan 30 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 34-35 Alkitab memberikan dua macam gambaran tentang masa depan, yaitu gambaran masa depan orang yang tidak beriman (pasal 34) dan masa depan orang beriman (pasal 35). Masa depan yang akan kita masuki tergantung dari apakah kita memutuskan untuk hidup oleh iman dan dalam ketaatan kepada kehendak Allah atau kita memutuskan untuk hidup semau gue tanpa iman. Panggilan supaya bangsa-bangsa (atau suku-suku bangsa; 34:1) memperhatikan firman Allah itu bersifat universal, artinya mencakup semua bangsa atau suku bangsa di dunia. Tidak ada bangsa atau suku bangsa yang dapat menghindari hukuman Allah. Sebutan “Edom (34:5) mewakili bangsa-bangsa yang memusuhi Allah atau umat Allah. Sebutan “segenap tentara langit” (34:4) menunjukkan bahwa penghukuman Allah tidak hanya menyangkut manusia, tetapi juga mencakup roh-roh jahat. Gambaran mengerikan tentang bagaimana Allah memusnahkan Edom merupakan peringatan bagi orang-orang pada masa kini agar segera bertobat sebelum hukuman Allah dijatuhkan. Gambaran yang suram bagi masa depan bangsa-bangsa yang tidak beriman itu amat bertentangan dengan gambaran yang ceria bagi umat Allah. Masa depan bagi orang beriman adalah memperoleh berkat pemulihan atau penyelamatan yang dikerjakan oleh Sang Mesias (bandingkan 35:5-6 dengan penggenapannya dalam Matius 11:5). Bagi umat Yehuda yang akan menuju ke pembuangan di Babel, penyelamatan dalam waktu dekat adalah kembali ke Yerusalem (35:10). Bagi kita sekarang, kita menantikan pemulihan yang tuntas yang terlaksana saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kali. [P] Yesaya 35:10 “Orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.” 34 Jumat Iman yang Melampaui Akal 31 Jan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 36 Iman tidak meniadakan akal budi, tetapi akal budi juga tidak boleh menggeser iman. Akal budi harus ditempatkan pada tempatnya, yaitu bahwa akal budi harus ditempatkan di bawah iman. Bangsa Yehuda melakukan kesalahan ketika memutuskan untuk mencari bantuan kepada Mesir. Mesir tidak boleh diharapkan bukan hanya karena Mesir tidak bisa diandalkan, tetapi juga karena Allah tidak menghendaki umat-Nya mengandalkan Mesir. Allah menghendaki agar umat-Nya mengandalkan Dia saja, tidak mengandalkan yang lain. Akan tetapi, mengandalkan Allah saja itu tidak mudah karena kehadiran Allah tidak bisa kita lihat secara fisik. Kita cenderung mengandalkan apa yang kelihatan, sedangkan hidup beriman berarti mengandalkan apa yang tidak kelihatan. Iman umat Yehuda di bawah pimpinan Raja Hizkia tidak masuk akal dalam pandangan Juru Minuman Agung, yaitu utusan Raja Asyur. Juru Minuman Agung itu beranggapan bahwa keunggulan bangsa Asyur dalam berperang membuktikan bahwa dewa yang disembah bangsa Asyur lebih hebat daripada Allah Israel, padahal sebenarnya tidak demikian! Bila Allah membiarkan umat-Nya dikalahkan oleh musuh, bahkan diangkut sebagai tawanan, hal itu tidak disebabkan karena Allah tidak sanggup menjaga umat-Nya, melainkan karena Allah hendak mendidik umat-Nya agar meninggalkan dosa. Reformasi ibadah yang dilakukan oleh Nabi Yesaya pun tidak bisa dipahami oleh Juru Minuman Agung karena model ibadah kepada Allah Israel berbeda dengan model ibadah kepada ilahilah lain. Sekalipun iman kita tidak selalu bisa dimengerti, tidak berarti bahwa iman kita salah dan harus ditinggalkan! [P] Yeremia 10:3-4 “Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.” 35 Sabtu Jangan Menantang Allah Israel! 1 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 37 Raja Asyur dan para utusannya melakukan kesalahan besar! Mereka mengira bahwa kemenangan dalam peperangan melawan bangsa-bangsa lain menandakan kehebatan mereka dan dewa-dewi yang mereka sembah, padahal dewa-dewi yang mereka sembah hanyalah patung-patung buatan yang sama sekali tidak memiliki kuasa dan kemenangan yang mereka raih bukan disebabkan karena kehebatan mereka. Dalam hal keberhasilan meruntuhkan Kerajaan Israel Utara, kemenangan bangsa Asyur itu mereka raih karena anugerah Allah yang mau memakai mereka untuk melaksanakan tujuan Allah—untuk menghukum umat-Nya yang telah terlalu jauh meninggalkan Allah—tanpa mereka sadari. Ketidaksadaran bangsa Asyur atas cara kerja Allah Israel itu membuat mereka secara sembrono meninggikan diri mereka dan dewa-dewi mereka serta merendahkan Allah Israel. Kebodohan mereka itu membuat Allah turun tangan. Malaikat TUHAN keluar dan membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang tentara Asyur (37:36). Sanherib, raja Asyur, pulang dan dibunuh oleh anak-anaknya sendiri saat ia sujud menyembah di dalam kuil dewa Nisrokh (37:38). Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita agar kita menyadari dan menghargai anugerah dan kesabaran Allah terhadap diri kita. Janganlah kita menyombongkan diri kita sendiri dan menganggap diri kita dapat melakukan apa saja dengan kemampuan kita. Marilah kita merendahkan diri dengan kesadaran bahwa apa yang dapat kita lakukan saat ini adalah anugerah Allah bagi diri kita. [P] Yesaya 37:29 “Oleh karena engkau telah mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang.” 36 Minggu Bahaya Kemapanan 2 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 38-39 Saat menghadapi banyak masalah, kita cenderung untuk mengeluh, padahal masalah seringkali merupakan sarana yang membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. Kita telah membaca bahwa ancaman dari pasukan Asyur telah membuat Raja Hizkia berada di puncak kedewasaan secara rohani. Dia berhasil menguatkan iman rakyatnya agar tetap mempercayai Allah walaupun situasi yang dihadapi adalah seolah-olah umat Yehuda telah berada di jalan buntu. Saat divonis mati oleh Tuhan pun, Raja Hizkia tetap berharap kepada Tuhan sehingga Tuhan menunda kematian Raja Hizkia selama lima belas tahun (38:1-5). Setelah Tuhan memperpanjang umur Raja Hizkia dan keadaan negara stabil (tidak ada perang lagi), datanglah utusan dari MerodakhBaladan bin Baladan, raja Babel untuk memberi selamat atas kesembuhan Raja Hizkia serta meninjau Kerajaan Yehuda. Kedatangan utusan tersebut membangkitkan rasa bangga (bandingkan dengan 2 Tawarikh 32:25) sehingga Raja Hizkia memamerkan seluruh harta bendanya dan seluruh daerah kekuasaannya. Jelas bahwa Bait Allah pun—yang menjadi kebanggaan rakyat Yehuda—ikut diperlihatkan kepada utusan raja Babel tersebut! Akibatnya, Tuhan mengumumkan Keruntuhan Kerajaan Yehuda yang akan terjadi sesudah Raja Hizkia wafat (Yesaya 39:6-7). Kejatuhan seorang beriman umumnya tidak terjadi saat pencobaan berat datang, tetapi saat keadaan tenang (mapan). Kejatuhan Raja Daud pun terjadi saat ia sedang dalam keadaan santai (2 Samuel 11). Bacaan Alkitab hari ini merupakan peringatan bagi para pemimpin dan aktivis gereja agar tidak jatuh dalam dosa pada masa tua setelah berjuang mempertahankan iman pada masa muda. [P] Yesaya 39:6 “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.” 37 Senin Rancangan Allah 3 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 40 Pasal 40-55 merupakan kata-kata penghiburan dan pengharapan bagi umat Allah yang sedang berada dalam pembuangan. Mengingat bahwa Nabi Yesaya hidup pada zaman sebelum pembuangan, maka kata-kata penghiburan dan pengharapan ini merupakan kata-kata nubuatan yang baru menjadi relevan di masa depan, saat bangsa Yehuda sudah berada di pembuangan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Nabi Yesaya menjelaskan bahwa pembuangan itu dirancang oleh Allah sebagai hukuman atas dosa yang dilakukan oleh umat Yehuda. Apakah yang menjadi jaminan bahwa umat Allah yang berada dalam pembuangan akan bisa mengalami pembebasan sesudah penghukuman Tuhan itu berakhir? Pertama, perlu diingat bahwa yang menjadi jaminan bukanlah diri umat Allah itu sendiri (yang sedang mengalami kemerosotan), melainkan firman Allah yang tidak pernah berubah atau merosot (40:8). Kedua, yang menjadi jaminan adalah bahwa Tuhan Allah itu berkuasa untuk melaksanakan janji-Nya. Bila umat Allah melihat dirinya sendiri, mereka hanya akan melihat kelemahan dan ketidaksanggupan diri mereka. Akan tetapi, bila mereka memandang Allah, tidak ada sesuatu pun yang mustahil (40:10). Umat Allah bukan hanya perlu menyadari kemahakuasaan Allah, tetapi juga perlu memahami kepedulian Allah yang digambarkan seperti kepedulian seorang gembala terhadap domba-dombanya (40:11). Kita perlu menanggapi janji Allah dengan iman, bukan dengan logika. Sadarilah bahwa rancangan Allah itu berasal dari diri-Nya sendiri dan tidak pernah didasarkan pada akal manusia. Tindakan Allah itu tidak akan pernah bisa kita atur! [P] Yesaya 40:13-14 “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?” 38 Selasa Sumber Penghiburan Umat Allah 4 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 41 Dalam bacaan Alkitab hari ini, sebutan “Israel” (41:8, 14, 16-17, 20) terutama menunjuk kepada Israel Selatan (Yehuda). Akan tetapi, janjijanji dalam pasal ini juga dapat dikatakan sebagai janji kepada seluruh umat Tuhan sepanjang zaman. Ada dua pesan utama yang terkandung dalam janji-janji tersebut: Pertama, Allah yang Mahakuasa itu menyertai umat-Nya sehingga umat Allah tidak perlu takut menghadapi tantangan apa pun (41:1-20). Kita perlu menyadari bahwa sebagai sebuah bangsa yang akan ditaklukkan oleh bangsa Babel, bahkan akan menjadi sebuah bangsa yang hidup dalam pembuangan, bangsa Israel secara akal sehat akan menjadi sebuah bangsa yang minder (penakut). Oleh karena itu, keyakinan bahwa Allah yang Mahakuasa itu akan menyertai umat-Nya merupakan keyakinan yang penting untuk menguatkan mental bangsa Israel. Kedua, Allah yang menyertai umat-Nya itu adalah Allah yang menguasai sejarah. Dewa-dewi bangsa-bangsa lain itu tidak mengerti apaapa dan tidak bisa berbuat apa-apa, sedangkan Allah Israel mengerti dan menguasai masa depan (41:21-29). Sebenarnya umat Allah pada masa kini pun umumnya memiliki kemiripan dengan umat Israel. Kita seringkali hidup sebagai minoritas di tengah-tengah masyarakat yang memiliki kepercayaan lain. Di negaranegara yang dulu merupakan negara Kristen pun, semakin lama semakin banyak orang yang mulai meninggalkan iman mereka dan memegang keyakinan yang lain. Kita tidak akan sanggup menjalani kehidupan sebagai Kristen sejati bila kita tidak meyakini bahwa Allah yang Mahakuasa dan yang menguasai masa depan itu menyertai kita! [P] Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” 39 Rabu Hamba Allah yang Luar Biasa 5 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 42 Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah memperkenalkan Sang Mesias sebagai Hamba Allah yang dipilih oleh Allah (42:1). Berbeda dengan patungpatung berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa (41:29), Sang Mesias ini menjalankan misi penyelamatan (42:6) dan menyatakan (menegakkan) hukum Allah kepada bangsa-bangsa bukan dengan cara yang kasar, tetapi dengan kelemahlembutan dan kesetiaan (42:3-4). Pelayanan Sang Mesias ini bersifat universal (42:6 menjadi terang bagi bangsa-bangsa, bukan hanya bagi bangsa Israel saja). Misi penyelamatan Sang Mesias terwujud secara sempurna saat Tuhan Yesus datang pertama kali di dunia ini, sedangkan misi penegakan hukum Allah akan terwujud secara sempurna saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya ke bumi ini. Dalam Alkitab, sebutan “hamba-Mu” dipakai juga oleh Musa, Yosua, dan Daud untuk menyebut diri mereka dalam hubungan dengan Allah (Keluaran 4:10; Yosua 5:14; 2 Samuel 7:19). Banyaknya pemakaian sebutan “hamba-Mu” dalam Alkitab menunjukkan bahwa sebutan “hamba-Mu” bisa dipakai oleh setiap orang beriman untuk menyebut diri mereka dalam hubungan mereka dengan Allah. Sekalipun demikian, bila kita menyebut diri kita sebagai “hamba Allah”, seharusnya konsekuensinya adalah kita harus mengabdikan hidup kita untuk kepentingan Kerajaan Allah. Sungguh tidak masuk akal bila kita menyebut diri kita sebagai “hamba Allah”, tetapi yang kita perjuangkan dalam hidup kita hanyalah memuaskan keinginan diri sendiri, bukan memenuhi kehendak Allah. Bila kita ingin menyebut diri kita sebagai “hamba Allah”, kita harus hidup sebagai terang yang membawa atau memancarkan berita keselamatan bagi lingkungan kita. [P] Yesaya 42:1 “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” 40 Kamis Tak Perlu Takut 6 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 43 Sumber kekuatan bagi umat Allah agar tak takut menghadapi masalah adalah janji penyertaan Tuhan. Sapaan “hai Yakub” yang kemudian diganti menjadi “hai Israel” (43:1) menunjukkan bahwa umat Allah yang semula memiliki karakter buruk (Sebutan “Yakub” berarti “penipu”, Kejadian 27:36) telah berubah setelah pembuangan di Babel (Sebutan “Israel” adalah nama yang diberikan Allah kepada Yakub setelah Yakub “memaksa” Allah memberkati dirinya, Kejadian 32:24-28). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai “Penebus” Israel. Dalam kitab Rut, dijelaskan bahwa seorang “penebus” adalah anggota keluarga terdekat yang bertanggung jawab untuk menjaga (menebus) agar tanah warisan keluarga (yang kepala rumah tangganya sudah meninggal) tetap menjadi milik keluarga (suku) yang bersangkutan. Melalui sebutan “Penebus” (Yesaya 43:1, 3), Allah menyatakan diriNya sebagai Yang bertanggung jawab untuk menjaga umat-Nya. Dengan Allah sebagai “Penebus”, umat Allah tidak perlu takut menghadapi permasalahan apa pun (yang digambarkan sebagai perjalanan melalui “air” dan “api”). Janji Allah dalam 43:6 bisa diartikan sebagai pemulihan bangsa Israel secara keseluruhan atau sebagai pertobatan dari segala bangsa. Pemulihan bangsa Israel dalam waktu dekat digenapi saat umat Yehuda kembali dari pembuangan, sedangkan penggenapan pemulihan Israel terwujud saat berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Akan tetapi, pemulihan bangsa Israel secara rohani (janji pertobatan segala bangsa) masih menanti penggenapannya saat Tuhan Yesus datang kedua kali. Bagi kita sekarang, janji dalam pasal ini merupakan sumber kekuatan dan sumber penghiburan yang seharusnya membuat kita tidak perlu gentar menghadapi tantangan apa pun dalam pelayanan kita. [P] Yesaya 43:5 “Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.” 41 Jumat Allah Israel vs Patung Berhala 7 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 44 Bila kita membandingkan secara teliti dan objektif (apa adanya) antara Allah bangsa Israel dengan patung berhala yang disembah oleh bangsabangsa kafir, kita akan bisa menyimpulkan bahwa menyembah patung berhala itu suatu kebodohan. Allah Israel menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah yang kekal (44:6, yang terdahulu dan yang terkemudian). Tidak ada yang seperti Dia dalam hal kemahatahuan-Nya (44:6-8). Dia adalah Pencipta langit dan bumi (44:24). Dia adalah Penebus umat-Nya (44:22-24), bahkan Dia telah menghapuskan dosa umat-Nya (44:22). Walaupun kota Yerusalem dan Bait Allah di dalamnya belum diruntuhkan pada masa Yesaya, kitab Yesaya telah menubuatkan keruntuhan kota Yerusalem dan rencana pembangunan kembali kota itu (44:26). Allah juga menyampaikan bahwa rencana Allah itu akan digenapi melalui tangan Raja Koresh (44:28). Penyebutan nama Raja Koresh ini mengejutkan karena pada zaman Nabi Yesaya, Raja Koresh belum muncul dalam percaturan politik pada masa itu. Sebaliknya, patung dari besi atau kayu yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir adalah besi dan kayu biasa yang sama sekali tidak memiliki kuasa apa pun. Sungguh aneh bila manusia yang membuat patung dari besi atau dari kayu menyembah patung yang mereka buat sendiri (44:12-19). Sampai sekarang, masih amat banyak orang yang mata hati dan pikirannya tertutup, sehingga mereka menyembah patung yang dibuat oleh tangan manusia. Marilah kita berdoa agar Tuhan mau memakai kita sebagai alat di tangan-Nya, sehingga kita bisa membawa terang bagi setiap orang yang masih belum mengenal keselamatan yang tersedia di dalam Kristus. [P] Yesaya 44:6 Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.” 42 Sabtu Allah Tanpa Pesaing 8 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 45 Dalam alam pikir kuno—sebenarnya sampai sekarang masih ada orang yang memiliki pikiran yang sama—dewa-dewi itu memiliki wilayah kekuasaan tertentu. Misalnya, dewa gunung adalah dewa yang memiliki kekuasaan di wilayah gunung; dewa air adalah dewa yang memiliki kekuasaan di wilayah air. Allah Israel juga dianggap seperti “dewa” yang hanya memiliki kekuasaan di wilayah Israel. Karena dewa-dewi itu tidak memiliki kekuasaan di luar wilayahnya, maka orang-orang kafir pada zaman dulu seringkali memiliki banyak dewa. Oleh karena itu, bila Allah dapat memakai Koresh—Raja Persia—untuk melaksanakan rencana-Nya, maka Allah Israel adalah Allah yang luar biasa! Tidak ada dewa-dewi yang bisa melakukan hal seperti itu. Allah membuat Koresh menjadi raja yang sedemikian perkasa sehingga ia dapat menaklukkan raja-raja lain pada zamannya, termasuk menaklukkan Kerajaan Babel. Setelah Allah membuat Koresh menjadi raja yang amat berkuasa, Allah menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan umat Yehuda, yaitu menggembalikan mereka dari tempat pembuangan di Babel (yang sudah dikuasai oleh Persia) ke Yerusalem, bahkan Koresh mendukung pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Untuk menegaskan bahwa Koresh melakukan semuanya itu karena digerakkan hati-Nya oleh Allah, Allah menegaskan bahwa Koresh tidak dibayar dan tidak disuap (45:13, bandingkan dengan penggenapannya dalam Ezra 1). Bila kita bisa mempercayai bahwa Nabi Yesaya menyampaikan nubuat dalam pasal ini sebelum peristiwanya terjadi, kita tidak perlu merasa risau terhadap segala sesuatu yang terjadi di bumi ini karena kita tahu bahwa Allah adalah Penguasa Masa Depan! [P] Yesaya 45:5-6 “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain.” 43 Minggu Penguasa yang Sesungguhnya 9 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 46-47 Bangsa Babel hanyalah alat di tangan Tuhan untuk menghukum umat Yehuda yang telah jatuh ke dalam dosa. Sayangnya, bangsa Babel bertindak sewenang-wenang—bahkan terlalu kejam—terhadap umat Allah (47:6). Mereka beranggapan bahwa kejayaan mereka disebabkan karena dukungan dari dewa-dewi mereka, khususnya Dewa Bel dan Dewa Nebo yang merupakan dewa-dewa utama yang mereka sembah, padahal sebenarnya tidak demikian! Bila Allah Israel tidak bermaksud memakai mereka untuk menjadi alat untuk menghukum bangsa Israel, mereka tidak mungkin menjadi bangsa yang selalu memenangkan peperangan! Saat Allah memakai bangsa Persia untuk menyelamatkan umat-Nya dengan menghancurkan Kerajaan Babel, barulah nampak jelas bahwa Dewa Bel dan Dewa Nebo yang biasa diarak oleh bangsa Babel merupakan dewadewa yang tidak berdaya dan sama sekali tidak memiliki kuasa (46:1-2). Umat Allah harus senantiasa sadar bahwa Allah yang kita sembah sama sekali berbeda dengan dewa-dewi bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Allah. Allah yang kita sembah adalah Allah yang bukan hanya mengerti apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi juga Allah yang merencanakan masa depan. Bila Allah memakai bangsa-bangsa kafir untuk menghukum atau untuk menyelamatkan umat-Nya, hal itu berarti bahwa Allah lebih berkuasa daripada bangsa-bangsa tersebut. Walaupun Allah tidak bisa dilihat secara fisik, kehadiran dan campur tangan Allah dalam kehidupan umat-Nya itu nyata! Umat Allah perlu meyakini bahwa Allah yang tidak kelihatan itu adalah Allah yang peduli dan yang memelihara umat-Nya (46:3-4). Allah adalah Penguasa umat manusia yang sesungguhnya. [P] Yesaya 46:4 “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” 44 Senin Dosa Menghasilkan Sengsara 10 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 48 Tepatlah bila Allah menyebut bangsa Israel sebagai “tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu” (48:4). Mereka telah mengalami banyak berkat Tuhan, tetapi mereka malah menganggap berkat Tuhan itu berasal dari patung berhala yang mereka buat (meniru kebiasaan bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka). Oleh karena itu, Allah menekankan bahwa Dia telah memberitahukan tentang keruntuhan Babel melalui tangan Koresh, Raja Persia, sebelum hal itu terjadi, supaya jelas bahwa yang melakukan hal itu adalah Allah, bukan berhala (48:5, 14-15). Allah menyesalkan bangsa Israel yang tidak sungguh-sungguh dan tidak tulus hati dalam menjalankan kehidupan keagamaan mereka (48:1), bahkan Allah menganggap mereka sebagai pengkhianat dan pemberontak (48:8). Sekalipun demikian, Allah menahan amarah-Nya dan tidak melenyapkan umat-Nya (48:9), melainkan Ia memurnikan umat-Nya dengan menguji mereka dalam dapur kesengsaraan (48:10). Melalui penderitaan dalam pembuangan yang dialami oleh umat Israel, Allah mengajarkan bahwa damai sejahtera dan kebahagiaan hanya dapat dinikmati bila umat Allah hidup dalam ketaatan (memperhatikan perintah Allah, 48:18). Sebaliknya, orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak akan memiliki damai sejahtera. Seperti halnya dengan bangsa Israel, orang Kristen pada zaman ini juga banyak yang tertipu oleh damai sejahtera yang palsu dan kebahagiaan yang semu. Hal ini antara lain terlihat dalam diri orang Kristen yang ikut-ikutan melakukan manipulasi dan korupsi. Keuntungan dalam wujud materi pada umumnya diiringi oleh rusaknya keluarga, misalnya berwujud perselingkuhan atau karena anak-anak yang hidupnya salah jalan. [P] Yesaya 48:18 “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” 45 Selasa Hamba TUHAN 11 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 49-50 Sebutan “hamba TUHAN” adalah sebutan umum yang berlaku bagi setiap orang yang melaksanakan kehendak Allah. Akan tetapi, sebutan “Hamba Tuhan” dalam pasal ini secara khusus menunjuk kepada Sang Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebagaimana panggilan untuk men jadi :Hamba Tuhan” bagi Tuhan Yesus itu telah direncanakan TUHAN sebelumnya (sejak dari kandungan), demikian pula TUHAN menghendaki agar setiap orang percaya juga menempatkan diri sebagai “hamba Tuhan” dalam arti bertekad untuk mengabdikan hidupnya guna melakukan kehendak TUHAN. Pedang yang tajam (49:2a) adalah senjata jarak dekat, sedangkan anak panah yang runcing (49:2b) adalah senjata jarak jauh. Perkataan (firman) dari Sang Mesias adalah senjata untuk berperang secara rohani dalam rangka melaksanakan kehendak Allah. Sang Mesias di sini disebut sebagai “Israel” (49:3) dalam arti bahwa Dialah Orang Israel ideal yang dikehendaki Allah dan yang hidup-Nya merupakan teladan bagi bangsa Israel. Sebagai bangsa Israel secara rohani, umat Allah pada masa kini juga harus meneladani Sang Mesias. Walaupun pelayanan Sang Mesias itu menghadapi penolakan—demikian pula pelayanan para nabi— TUHAN menghargai pelayanan tersebut (ditunjukkan melalui jaminan hak dan adanya upah, 49:4). Bagi kita sekarang, hal itu berarti bahwa nilai pelayanan kita dalam melaksanakan kehendak Allah tidak ditentukan oleh hasil, tetapi oleh kesetiaan kita. Penegasan bahwa lingkup pelayanan Sang Mesias itu tidak terbatas pada Israel (suku-suku Yakub, 49:6)) mengingatkan bahwa Allah menginginkan agar kita memberitakan Injil kepada segala bangsa, bukan hanya kepada suku kita sendiri. [P] Yesaya 50:10 “Siapa di antaramu yang takut akan TUHAN dan mendengarkan suara hamba-Nya? Jika ia hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya, baiklah ia percaya kepada nama TUHAN dan bersandar kepada Allahnya!” 46 Rabu Ingatlah Janji Tuhan 12 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 51 Kita selalu hidup dalam konflik antara idealisme (apa yang kita harapkan terjadi) dan kenyataan (apa yang sebenarnya terjadi). Sayangnya, kita sulit menemukan kebenaran di dalam dunia ini. Kita sering harus menemui hal-hal yang mengecewakan diri kita karena kenyataan yang kita hadapi bukanlah apa yang kita idam-idamkan untuk terjadi. Kekecewaan itu bisa terjadi dalam segala bidang kehidupan kita. Demikian pula dengan bangsa Israel. Saat mereka berada di dalam pembuangan, hal-hal yang indah hanya berupa cerita masa lampau. Akan tetapi, sebenarnya cerita masa lampau itu amat penting bagi bangsa Israel karena saat itu mereka sedang mengalami hukuman Tuhan. Bila mereka tidak menyadari bahwa penderitaan yang mereka alami adalah konsekuensi logis dari dosa yang mereka lakukan, mereka akan berontak menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Bila mereka bisa menangkap maksud baik Allah melalui hal-hal buruk yang mereka alami, barulah mereka bisa beriman terhadap janji Allah. Allah meminta supaya umat-Nya mengingat kepada Abraham dan Sara (51:2) yang memperoleh janji yang nampaknya tidak mungkin, yaitu memperoleh anak pada usia tua—saat sara sudah mati haid (menopause). Bila umat Allah bisa mempercayai pekerjaan Allah pada masa lampau, maka penghiburan yang dijanjikan Tuhan menjadi janji yang nyata, bukan sekedar omong kosong! Dalam waktu dekat, janji penghiburan Tuhan itu menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel dari pembuangan. Akan tetapi, dalam waktu jauh, janji itu juga berlaku bagi kita, yaitu janji datangnya langit baru dan bumi baru yang akan menyingkirkan semua penderitaan kita di bumi yang penuh dengan dosa ini (51:56). [P] Yesaya 51:12-13 “Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau, ....” 47 Kamis Beritakanlah Kabar Baik itu! 13 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 52-53 Seruan “Terjagalah!” (52:1) atau “Bangunlah!” terdapat pula dalam 51:9 dan 51:17. Dalam 51:9, seruan “Terjagalah!” adalah permohonan agar Tuhan bertindak dalam kehidupan umat Israel seperti yang telah Dia lakukan pada masa lampau, khususnya seperti tindakan Tuhan dalam membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Tanah Mesir. Sebutan “Rahab” dan “naga (51:9) —seperti halnya dengan sebutan “Leviatan” — adalah sebutan untuk monster laut dalam mitologi Timur Dekat kuno. Seruan “Terjagalah!” yang kedua (51:17) adalah seruan terhadap bangsa Israel agar bersiap-siap menyaksikan Tuhan bertindak menghukum bangsa-bangsa yang telah menindas bangsa Israel. Seruan “Terjagalah!” yang ketiga (52:1) adalah seruan kepada bangsa Israel untuk kembali dari pembuangan. Seruan untuk kembali dari pembuangan yang merupakan pembebasan secara fisik itu kemudian dilanjutkan dengan kabar baik tentang pembebasan secara rohani dari penjajahan dosa yang dikerjakan oleh Sang Hamba Tuhan—yaitu Tuhan Yesus—melalui kematian-Nya di kayu salib (52:13-53:12). Seruan “Terjagalah! yang ketiga adalah kabar baik bagi bangsa Israel yang berada dalam pembuangan. Bagi umat Tuhan pada zaman ini— yaitu bagi umat Israel secara rohani—berita tentang keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib itu merupakan kabar baik yang harus disampaikan kepada dunia yang berdosa. Bila Anda sudah menerima keselamatan di dalam Tuhan Yesus, Anda wajib menyampaikan berita keselamatan kepada mereka yang belum pernah mendengar berita itu. Bila Anda belum pernah menyampaikan berita itu, seruan “Terjagalah” itu berlaku bagi Anda juga! [P] Yesaya 52:7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” 48 Jumat Janji Pemulihan bagi Kita 14 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 54 Dalam Alkitab, kita bisa menemukan berbagai kisah tentang wanita mandul yang kemudian bisa melahirkan, misalnya Sara, Rahel, Hana, dan sebagainya. Sukacita yang dirasakan oleh wanita mandul yang bisa melahirkan anak itulah yang dijanjikan Allah kepada umat Israel (54:1). Allah memang murka terhadap bangsa Israel yang seringkali jatuh dalam dosa. Akan tetapi, murka Allah itu hanya sebentar (bersifat sementara). Kasih Allah yang kekal membuat Ia tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya (54:7-10). Bila Allah bisa memakai bangsa-bangsa lain untuk menghukum umat-Nya, Allah juga bisa menghukum bangsa-bangsa itu dan memulihkan umat-Nya (54:16-17). Karena janji pemulihan dalam pasal ini tidak menyebut nama “Yerusalem” atau “Sion”, maka janji ini bisa dianggap sebagai janji yang bersifat umum yang berlaku pula bagi umat Israel secara rohani, yaitu bagi orang percaya pada masa kini yang kondisinya seperti seorang wanita yang mandul, tidak ada buah rohani dalam kehidupannya. Allah menginginkan agar kehidupan umat-Nya bisa menghasilkan buah secara rohani. Dengan perkataan lain, Allah menghendaki agar kehidupan orang percaya menjadi berkat bagi orang lain. Orang percaya yang hanya hidup bagi diri sendiri perlu menyadari bahwa misi yang Allah tugaskan kepada umat-Nya adalah menjadi berkat bagi semua bangsa! Bila misi tersebut belum kita jalankan, sekarang adalah saat untuk memulai! [P] Yesaya 54:2-3 “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.” 49 Sabtu Sambutlah Tawaran Injil! 15 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 55 Tawaran untuk makan dan minum tanpa membayar (55:1) bukanlah tawaran untuk makan dan minum dalam arti harfiah, melainkan tawaran yang menunjuk kepada tawaran Injil (Kabar Baik) bagi orang berdosa untuk menerima keselamatan di dalam Kristus dengan iman tanpa bayaran (usaha) apa pun. Secara khusus, tawaran untuk meminum air adalah tawaran untuk mempersilakan Roh Kudus (yang dilambangkan oleh air) bekerja di dalam hati kita. Semua tawaran lain yang bukan Injil adalah tawaran yang hanya menjanjikan kesenangan sesaat. Hanya Injil Yesus Kristus yang bisa memberikan kepuasan yang sesungguhnya kepada kita. Tawaran Allah ini perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh (55:2-3). Sebutan “dia” dalam 55:4 dan “engkau” dalam 55:5 menunjuk kepada Yesus Kristus, Sang Mesias yang pelayanan-Nya mencakup semua bangsa (bukan hanya bangsa Israel). Tawaran untuk menerima berita Injil—yaitu keselamatan di dalam Kristus”—adalah suatu tawaran yang harus ditanggapi dengan serius karena tawaran tersebut diberikan dalam jangka waktu yang terbatas. Sesudah kita meninggal, tawaran itu sudah tidak berlaku lagi (55:6). Tanggapan yang wajar adalah bahwa kita harus meninggalkan dosa dan kembali kepada TUHAN (55:7). Bila Anda sudah berkali-kali mendengar berita Injil tentang keselamatan di dalam Kristus, namun Anda hanya mendengar tanpa memberikan tanggapan, sekarang adalah kesempatan ulang yang kembali ditawarkan kepada Anda. Bila Anda mengeraskan hati dan tetap tidak mau memberi tanggapan terhadap tawaran tersebut, Anda belum tentu bisa mendapatkan kesempatan ulang lagi. [P] Yesaya 55:6-7 “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” 50 Minggu Anugerah Bagi Segala Bangsa 16 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 56 Orang asing dan orang kebiri (56:3) adalah kelompok orang yang diperlakukan secara khusus dalam kumpulan umat Allah. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam jemaah Tuhan (bandingkan dengan Ulangan 23:1-3). Kesadaran terhadap perintah Tuhan tersebut membuat orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan serta orang kebiri tentu saja akan sulit untuk merasa sebagai bagian yang menyatu dengan umat Tuhan yang diterima sepenuhnya oleh Tuhan. Akan tetapi, dalam anugerah-Nya yang besar, Tuhan menyatakan penerimaan-Nya yang penuh terhadap mereka (Yesaya 56:4-8). Tuhan menjadikan mereka sebagai bagian di dalam rumah-Nya (56:5a). Tuhan memberikan nama abadi kepada mereka (56:5b). Tuhan melayakkan mereka untuk melayani Dia (56:6) dan bersekutu dengan Dia (56:7). Sebenarnya, sama seperti orang Israel yang tidak taat kepada Tuhan, orang asing yang menggabungkan diri dan orang kebiri tidak layak menerima itu semua. Akan tetapi, Tuhan melayakkan mereka untuk mengalami dan menerima itu semua. Itulah anugerah Tuhan yang besar bagi manusia. Bila kita membandingkan diri kita dengan kedua kelompok orang tersebut (orang asing dan orang kebiri), maka kita akan menyadari bahwa, kita pun termasuk orang yang patut dimurkai Tuhan (Efesus 2:1-2). Kita seringkali melanggar firman Tuhan dan tidak mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi kehendak Tuhan bagi kehidupan kita. Akan tetapi, Tuhan—dengan anugerah-Nya yang besar—berkenan menyelamatkan kita dan membawa kita dalam persekutuan dengan Dia. Dengan kesadaran itu, biarlah kita hidup menaati Dia dan memuliakan namaNya. [AMNH] Yesaya 56:7b “Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” 51 Senin Kasih itu Memulihkan 17 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 57 Kefasikan orang Israel merasuk di berbagai macam segi kehidupan mereka. Mereka tidak memedulikan orang benar yang binasa (57:1). Mereka pun melakukan sihir, zina dan dusta (57:3-4). Dalam hidup mereka, mereka menyembah berhala, termasuk Molokh, dewa bangsa Amon (57:8-9), yang dalam penyembahan kepadanya, orang mempersembahkan anak. Dalam kefasikan seperti itu, mereka menyadari bahwa tidak ada harapan bagi mereka dan mereka pasti binasa (57:10-13). Mereka hancur karena kefasikan mereka. Dalam keadaan inilah, Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya yang besar. Dia menyatakan bahwa murka-Nya bukan untuk selamanya (57:16). Dia akan menyembuhkan dan menuntun umat-Nya kembali dan memberikan damai bagi mereka (57:18-19). Manusia seringkali melupakan Tuhan dan memilih jalannya sendiri. Manusia memilih untuk melakukan hal-hal yang tidak benar dalam hidupnya. Pelanggaran demi pelanggaran terjadi dan itu membawa pada kehancuran manusia. Kefasikan dan pemberontakan terhadap Allah dan hukum-hukum-Nya pasti merusak. Tuhan yang memberi aturan adalah Tuhan yang tahu apa yang terbaik bagi manusia. Pemberontakan, ketidaktaatan, dan kefasikan manusia membawa pada kehancuran, kerusakan, penderitaan, dan hilangnya harapan. Akan tetapi Tuhan tidak terus murka. Dia penuh dengan belas kasihan dan kesabaran. Dia terus mencari untuk membawa manusia kembali kepada-Nya. Hanya di dalam Dialah ada pemulihan, penghiburan, dan harapan yang pasti, karena Dia tahu apa yang paling tepat dan paling baik bagi manusia, yang adalah ciptaan-Nya. [AMNH] Mazmur 103:8-9 “TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.” 52 Selasa Kesalehan Palsu Dibenci Tuhan 18 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 58 Kesalehan yang palsu sangatlah berbahaya karena kesalehan seperti itu bisa menipu, bahkan bisa menumbuhkan keyakinan pada diri kita bahwa kita sudah melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Orang Israel melakukan banyak tindakan yang dianggap saleh dalam hidup mereka. Mereka mencari Tuhan setiap hari. Mereka suka mempelajari jalan Tuhan. Mereka menanyakan tentang apa yang benar (58:2). Mereka mempraktikkan kesalehan dengan rajin berpuasa. Mereka merasa sudah merendahkan diri di hadapan Tuhan. Akan tetapi, Tuhan murka kepada mereka karena mereka hanya melakukan apa yang tampak dari luar. Kesalehan mereka itu bukanlah kesalehan yang tulus. Mereka berpuasa, tetapi sebenarnya mereka memikirkan diri sendiri. Mereka mengadakan hari untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, tetapi mereka sebenarnya sibuk mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan mereka. Kesalehan mereka hanyalah kesalehan palsu yang tampak dari luar, tetapi tidak terwujud di dalam. Kesalehan mereka pada kenyataannya hanyalah bentuk pencitraan diri di hadapan manusia. Tuhan menghendaki kesalehan yang tulus dari umat-Nya. Dia tidak berkenan apabila umat-Nya hanya mementingkan diri sendiri dan melakukan kesalehan sebagai bentuk pencitraan. Tuhan tidak berkenan apabila kita rajin datang ke gereja, setia membaca Alkitab, memiliki pelayanan yang terjadwal dengan padat, tetapi kita tidak memiliki kasih kepada Tuhan dan sesama manusia (Matius 22:37-40). Marilah kita hidup dalam kesalehan yang sesungguhnya, yaitu kesalehan yang lahir karena pengenalan dan hubungan yang akrab dengan Tuhan dan firman-Nya. Kesalehan yang sejati adalah kesalehan yang memuliakan nama-Nya setiap hari. [AMNH] Yesaya 58:8 “Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.” 53 Rabu Pemisah terhadap Allah 19 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 59 TUHAN itu Mahakuasa. Dia sanggup melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tangan-Nya dan pendengaran-Nya tidak bisa dihambat oleh apapun. Akan tetapi, Nabi Yesaya menyampaikan satu kebenaran penting pada manusia, yaitu bahwa kejahatan dan pemberontakan manusia membuat TUHAN menahan diri dari menolong dan mendengarkan manusia. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel. Nabi Yesaya menggambarkan pemberontakan bangsa Israel mencakup keberadaan diri mereka (59:3), kejahatan yang dilakukan dengan segera (59:7a), dalam rancangan mereka (59:7b), dan ke mana saja mereka pergi, mereka melakukan pelanggaran (59:7c). Israel tidak peduli terhadap keadilan dan kebenaran Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menghukum dan tidak menolong mereka. Dalam hidup kita sebagai umat Tuhan, kita perlu memperhatikan kekudusan hidup kita. Tuhan kita memang berkuasa, tetapi Dia ingin agar kita tidak menyalahgunakan diri-Nya dengan tidak menghargai Dia. Dia sanggup menolong manusia dan mau mendengarkan doa umat-Nya, tetapi Dia juga bisa membatasi diri-Nya dari menolong dan mendengarkan kalau umat-Nya tidak berjalan dalam kehendak-Nya (lihat Mazmur 66:18; Yakobus 4:2-3). Bagi Tuhan, yang terutama adalah agar umat-Nya menjadi serupa dengan gambar Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Tuhan menginginkan agar manusia selalu mengutamakan hubungan dan ketaatan kepada-Nya karena hubungan dan ketaatan itulah yang membuat manusia mengalami pembentukan dari Tuhan. [AMNH] Yesaya 59:1-2 “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” 54 Kamis Terang Bagi Bangsa-bangsa 20 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 60 Terang merupakan pilihan yang lebih baik daripada kekelaman (agak gelap) dan kegelapan. Dengan adanya terang, manusia mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Di dalam kegelapan, manusia tidak tahu apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dunia yang tertutup kegelapan dan bangsa-bangsa yang tertutup kekelaman membutuhkan terang yang bersinar. Ketika terang Tuhan terbit atas umat-Nya dan kemuliaan Tuhan menjadi nyata atas umat-Nya, maka bangsa-bangsa berduyun-duyun datang berkumpul (60:3-4). Itulah sebabnya Yesaya menegaskan agar umat Tuhan bangkit, karena terang dan kemuliaan Tuhan telah datang atas mereka (60:1). Manusia membutuhkan terang Tuhan dan umat Tuhan telah mengalami terang itu. Oleh karena itu, umat Tuhan harus membagikannya kepada orang-orang yang belum memperoleh terang itu. Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya adalah terang dunia (Matius 5:14-16). Di satu sisi, hal itu menegaskan status orang percaya yang telah dijadikan Tuhan sebagai terang dunia. Status itu ada pada orang percaya bukan karena usaha manusia, tetapi karena tindakan Allah. Di sisi lain, hal itu menegaskan tanggung jawab orang percaya untuk menerangi dunia melalui perbuatan baiknya (Matius 5:16). Dunia menjadi tahu kebenaran Tuhan melalui perbuatan baik yang dilakukan orang percaya. Jika orang percaya tidak menjalankan tugasnya, maka kegelapan tetap menguasai dunia. Dalam semuanya itu, kita perlu selalu ingat, bahwa bila kita bisa menjalankan tugas sebagai terang dunia, hal itu hanyalah karena kita memiliki Tuhan, Sumber Terang yang sesungguhnya. Marilah kita memancarkan Terang-Nya kepada dunia ini melalui kehidupan kita. [AMNH] Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” 55 Jumat Kabar yang Sungguh Baik 21 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 61-62 Keadaan di sekitar kita yang tidak mendukung mungkin sekali membuat orang percaya sulit bersandar dan berharap kepada Tuhan. Keadaan seperti itulah yang dihadapi orang Israel pada waktu dibuang dari Tanah Perjanjian. Tidak mudah bagi mereka untuk percaya bahwa Tuhan akan memulihkan kemegahan mereka sebagai umat pilihan-Nya. Ketika Tuhan menjanjikan pemulihan dan pembebasan bagi mereka (pasal 61), keadaan yang mereka lihat tidak mendukung hal tersebut. Akan tetapi dalam Yesaya 62, Tuhan menegaskan bahwa Dia tidak melupakan umatNya. Kebenaran umat-Nya akan kembali bersinar. Tuhan akan memulihkan umat-Nya kembali karena kasih setia-Nya. Janji-Nya ini akan digenapi dan umat-Nya harus percaya pada Tuhan yang berkuasa atas langit dan bumi. Dalam hidup kita sebagai orang percaya, kita pun dihadapkan pada pergumulan yang serupa dengan orang Israel. Ada banyak janji Tuhan yang perlu kita pegang walaupun keadaan sekitar mungkin tidak mendukung hal tersebut. Tuhan berjanji untuk memelihara kita sebagai umat-Nya, tetapi adakalanya pergumulan yang kita hadapi membuat kita merasa sulit untuk bersandar kepada janji Tuhan tersebut. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan datang untuk kedua kalinya. Akan tetapi, Dia belum datang kembali walaupun waktu sudah berjalan sekitar 2000 tahun dari saat janji tersebut diberikan. Saat menghadapi pergumulan seperti itu, kita perlu bersandar kepada janjiNya dan tetap percaya bahwa Dia tidak lupa akan janji-Nya dan Dia pasti akan menggenapi janjinya. Penantian terhadap janji Tuhan itu melatih kita untuk bertekun dan bersabar. [AMNH] Ulangan 4:31 “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.” 56 Sabtu “TUHAN, Engkaulah Bapa Kami” 22 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 63-64 Sapaan Tuhan sebagai Bapa adalah sapaan yang kurang populer dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menekankan bahwa diri-Nya harus dihormati, harus ditakuti, dan harus disembah. Selain itu, dalam pengalaman bangsa Israel yang dibuang ini, Tuhan menegaskan bahwa diri-Nya tidak boleh diduakan. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang boleh disembah. Akan tetapi, sebenarnya dalam PL pun, Tuhan menunjukkan bahwa Dia berkenan pada keakraban dengan umatNya. Dalam bacaan hari ini, Nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan berkenan disapa sebagai Bapa (63:16; 64:8) karena Dialah Penebus dan Pencipta manusia. Kenyataan ini menggambarkan sisi Tuhan yang ingin berada dekat dengan manusia. Dalam sapaan itu, Tuhan menegaskan bahwa kita bisa datang mendekat kepada-Nya dengan tidak perlu merasa takut. Seperti itulah Tuhan kita! Di satu sisi, Dia menuntut penghormatan, penyembahan yang penuh dari umat-Nya karena Dia berhak menerima hal itu. Di sisi lain, Dia menebus umat-Nya agar umat-Nya dapat menikmati kasih-Nya yang berlimpah, sehingga kita bisa memanggil Dia sebagai “Bapa kami”. Seringkali kita kurang menikmati keakraban yang Tuhan sediakan bagi kita. Kita lebih mudah mengingat bahwa Dia adalah Tuhan yang kudus, yang harus kita hormati. Kita mungkin saja lupa bahwa Dia juga berkenan bila kita memanggilnya sebagai “Bapa”—sapaan yang menggambarkan hubungan yang akrab dan dekat. Dalam sapaan itu, Tuhan tetap menuntut penghormatan kita karena Dia tetap berhak untuk dihormati sebagai Bapa. Apakah Anda bisa menikmati keakraban dengan Tuhan sambil tetap menghormati Dia? [AMNH] Roma 8:15 “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, ‘ya Abba, ya Bapa!’ ” 57 Minggu Kesabaran Tuhan itu Berbatas 23 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 65 Manusia sering beranggapan secara keliru bahwa Tuhan itu panjang sabar dan tidak akan murka pada manusia. Kita menganggap bahwa Tuhan yang panjang sabar itu tidak mungkin menghukum manusia. Akan tetapi, jelas sekali bahwa bukan demikian maksud dari kepanjangsabaran Tuhan. Tuhan itu panjang sabar, sehingga Dia memberi kesempatan demi kesempatan bagi manusia untuk bertobat lebih dari yang dapat kita bayangkan. Nabi Yesaya menceritakan bagaimana Tuhan menawarkan kepada manusia untuk datang kepada-Nya walaupun jelas bahwa mereka memberontak dan menempuh jalan yang tidak baik (65:1-2a), Manusia tetap memilih jalannya sendiri (65:2b-5, 12). Manusia memilih untuk menyembah kepada berhala dan meremehkan Tuhan. Tentu saja pantas kalau Tuhan murka terhadap manusia yang tidak menghargai kekudusan-Nya itu (65:6-7). Akan tetapi, dalam kemurkaan-Nya itu, Tuhan tetap menunjukkan kepanjangsabaran-Nya dengan cara menyediakan pengampunan bagi manusia yang bersedia untuk datang kembali kepada-Nya (65:9). Kesabaran Tuhan pada kita adalah nyata. Kita penuh dengan kegagalan dan pelanggaran terhadap firman-Nya. Akan tetapi, Dia terus memberi pengampunan kepada kita yang menyesali dosa-dosa kita. Dia selalu memberi kesempatan untuk terjadinya pemulihan hubungan dengan Dia. Di dalam Yesus Kristus, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, agar kita bisa menikmati pengampunan-Nya atas dosa-dosa kita. Akan tetapi, pengorbanan Yesus Kristus itu juga menunjukkan bahwa Dia tidak membiarkan dosa di hadapan-Nya. Dia murka dan menghukum dosa itu. Bersyukurlah kita bahwa Tuhan Yesus berkenan menanggung hukuman Allah itu. [AMNH] 1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 58 Senin Beritakan Kemuliaan Tuhan 24 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 66 Kejahatan bangsa Israel begitu mendukakan hati Tuhan dan membangkitkan murka-Nya. Mereka membunuh manusia, mempersembahkan darah babi yang diharamkan Tuhan, memuja berhala, menghendaki dewa kejijikan mereka (66:3-4), melahap daging binatang yang diharamkan (66:17). Semuanya itu mengungkapkan pemberontakan bangsa Israel terhadap Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Akan tetapi, Tuhan memilih orang-orang pilihan untuk memberitakan kemuliaan-Nya. Orangorang pilihan Tuhan ini diutus kepada segala bangsa (66:18-19). Orangorang inilah yang dipakai Tuhan untuk membawa orang-orang percaya dari segala bangsa berkumpul dan memuliakan nama-Nya. Terhadap orang yang memberontak, Tuhan menyatakan murka-Nya yang besar, sehingga mereka binasa (66:15-16, 24). Terhadap umat pilihan-Nya, Dia menyatakan kasih-Nya yang besar dan mengutus mereka untuk memberitakan kemuliaan-Nya kepada segala bangsa. Bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus, Tuhan telah menyatakan kemuliaan dan pengampunan-Nya. Dia mengampuni kita dari segala dosa kita dan kemuliaan-Nya melingkupi umat pilihan-Nya. Akan tetapi, Dia bukan menyelamatkan kita untuk tinggal diam. Dia memanggil kita dan mengutus kita untuk pergi kepada segala bangsa untuk memberitakan kemuliaan-Nya di dalam Yesus Kristus. Dia mengutus kita untuk pergi dan menjadikan segala bangsa menjadi murid Kristus (Matius 28:18-20). Marilah kita setia menjalankan tugas yang diberikan kepada kita ini! [AMNH] Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”” 59 Menemukan Sukacita dalam Kitab Filipi J emaat di kota Filipi dirintis oleh Rasul Paulus saat ia mengadakan perjalanan misi yang kedua. Walaupun panggilan Allah bagi Rasul Paulus untuk memberitakan Injil ke wilayah Makedonia amat jelas, tidak berarti bahwa pelayanan itu mudah dan tanpa hambatan. Di Filipi—yaitu kota pertama di Makedonia yang dikunjungi oleh Rasul Paulus—Rasul Paulus harus masuk ke penjara karena digugat oleh orang-orang yang merasa dirugikan oleh pelayanannya. Di Tesalonika—yaitu kota kedua di Makedonia—Rasul Paulus harus melarikan diri ke kota Berea karena orang-orang Yahudi yang tidak menyukai keberhasilan pelayanannya hendak menyelenggarakan pengadilan rakyat untuk menghakimi Rasul Paulus dan tim pelayanannya (Kisah Para Rasul 16:9-10; 16:16-24; 17:5). Dalam 2 Korintus 11:23-28, Rasul Paulus menguraikan garis besar penderitaan yang ia alami dalam pelayanannya, termasuk penderitaan yang disebabkan karena ia berkali-kali dimasukkan ke dalam penjara. Dalam Kisah Para Rasul, selain diuraikan mengenai pemenjaraan yang dia alami di kota Filipi, diuraikan pula bahwa Rasul Paulus dipenjarakan selama dua tahun di kota Kaisarea (23:33; 24:27) serta menjadi tahanan rumah selama dua tahun di kota Roma (28:16, 30). Menurut tradisi, setelah dibebaskan dari tahanan rumah di kota Roma, Rasul Paulus masih terus melakukan perjalanan misi, dan akhirnya kembali dipenjarakan di kota Roma. Saat menulis Surat Filipi, Rasul Paulus sedang berada dalam penjara (sebagai tahanan rumah) di kota Roma. Yang menarik, dalam surat Filipi bertaburan kata-kata sukacita, baik itu berupa perintah langsung kepada jemaat ataupun ungkapan pribadi atas jemaat. Penjara tidak dapat menahan sukacita yang sejati di dalam Kristus. Sukacita itu timbul karena keyakinan yang pasti akan kasih dan karya Kristus dalam hidupnya dan dalam hidup jemaat yang ia kasihi, sehingga tidak dapat dilenyapkan oleh pengalaman pahit maupun oleh berbagai masalah yang timbul dalam jemaat yang ia layani. Jemaat Filipi sendiri sedang mengalami cukup banyak masalah. Dari luar, seperti yang dialami Rasul Paulus, mereka berada di bawah tekanan Kaisar Nero dan terancam pemenjaraan sebagai pengikut Kristus. Dari dalam, mereka menghadapi perpecahan dan pelayan palsu. Kunci sukacita Rasul Paulus tercermin dalam perkataannya, “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (1:6). Sukacita Rasul Paulus itu juga tersedia bagi diri Anda! [MN/P] 60 Selasa Bersyukur untuk Hal Terpenting 25 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 1 Jemaat di Filipi memiliki tempat yang khusus di hati Rasul Paulus. Seperti batu karang yang kokoh, jemaat Filipi tidak bergeser di tengah-tengah derasnya terpaan tekanan yang dihadapi dari luar dan dari dalam. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah atas jemaat Filipi karena kesetiaan yang mereka tunjukkan (1:3-5), bahkan Rasul Paulus meminta kepada Allah untuk terus menambahkan kepada jemaat Filipi pengenalan yang benar akan Allah supaya hidup mereka suci dan tak bercacat di hadapan Allah. Kita harus bersyukur ketika mendapat promosi (kenaikan jabatan) di tempat kerja. Kita pasti bersukacita atas kelahiran anak dan cucu kita dan menunjukkan sukacita yang sama waktu anak dan cucu tetangga lahir. Kita bersyukur atas makanan yang Tuhan sediakan setiap hari. Kita bersyukur untuk perjalanan yang Tuhan sertai. Kita harus berdoa agar orang tua dan anak-anak kita diberkati dan diberi kesehatan. Kita meminta agar Tuhan mengaruniakan kecerdasan kepada anak-anak kita supaya pendidikan mereka baik. Banyak hal yang harus kita syukuri. Banyak hal yang di dalamnya kita bisa bersukacita. Banyak hal yang kita minta kepada Tuhan karena kita menganggap bahwa permintaan itu sangat penting. Sekalipun demikian, jangan lupakan yang paling penting. Kita harus meminta dengan sungguh-sungguh, bersyukur dengan segenap hati, dan dipenuhi dengan sukacita yang melimpah untuk kesetiaan, keteguhan, ketetapan dan kemantapan hati dalam persekutuan dengan berita Injil, yaitu Kristus sendiri karena hanya di dalam Dia kita beroleh hidup. Tuhan Yesus mengatakan dalam Matius 16:26, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” [MN] Filipi 1:5 “Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.” 61 Rabu Rendah Hati Seperti Kristus 26 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 2 Walaupun jemaat di Filipi setia di dalam persekutuan dengan Berita Injil, bukan berarti bahwa mereka bebas dari masalah. Terkadang kerinduan akan hal rohani tidak diimbangi dengan kerinduan terhadap kedewasaan karakter. Jemaat Filipi diperhadapkan dengan kenyataan adanya orang-orang yang kurang atau mungkin tidak dapat menahan diri untuk tidak mementingkan diri sendiri. Ada orang-orang yang punya agenda pribadi di dalam jemaat (2:3-4). Mereka dinasehati oleh Rasul Paulus agar menganggap orang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Kemungkinan, hal itu pula yang menjadi nasihat Rasul Paulus kepada Euodia dan Sintikhe (4:2). Pada umumnya, orang yang menjadi semakin berkuasa, semakin kaya, semakin populer, atau semakin berpengaruh akan semakin sulit merendahkan hati, apalagi merendahkan diri. Sifat ingin dihormati, ingin didengar, ingin dituruti kemauannya menempati porsi yang semakin besar dalam diri seseorang. Merupakan suatu yang Ironis bahwa berkat yang ditanggapi secara keliru bisa berubah menjadi seperti kutuk. Pada dasarnya, setiap orang memiliki potensi untuk meninggikan diri, bahkan sekalipun tidak ada prestasi apa pun yang telah ia raih. Tidak mengherankan bahwa jika gereja dipenuhi dengan orang-orang seperti itu, pelayanan akan terhambat karena gereja akan sibuk membereskan masalah perpecahan yang tidak terjadi jika setiap orang belajar meneladani kerendahhatian Kristus. Hal yang sama juga berlaku di dalam keluarga, di perusahaan, di kampus, di sekolah, maupun di tengah masyarakat. Kerendahhatian sangat penting dalam kehidupan bersama. [MN] Filipi 2:5-8 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan… Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” 62 Kamis Mengarahkan Pandangan 27 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 3 Sikap “menaruh percaya pada hal-hal lahiriah” nampaknya mempesona sebagian anggota jemaat di Filipi. Kondisi ini sudah sedemikian kritis, sehingga Rasul Paulus merasa perlu memberikan penjelasan dengan membandingkan dirinya yang lama dan segala yang telah ia capai dengan apa yang paling penting bagi dirinya sekarang setelah ia menjadi murid Kristus. Bagi Rasul Paulus, hal-hal lahiriah membuat dirinya rugi karena hal-hal itu menghambat pengenalannya akan Kristus. Ia tahu bahwa agar dia bisa “memperoleh” Kristus, ia harus melepaskan—bahkan menganggap sebagai sampah—hal-hal lahiriah itu. Kebanggaan sebagai orang Yahudi dari suku Benyamin—orang Ibrani asli, “kedewasaan rohani” dalam menerapkan hukum Taurat, reputasi sebagai penegak hukum Taurat—yaitu dengan menganiaya para pengikut Kristus—adalah sebagian sampah yang harus dibuang oleh Rasul Paulus. Posisi, prestasi, reputasi, bahkan koneksi, penting dalam pandangan manusia, bahkan pakaian dan gadget yang kita miliki menentukan penilaian orang terhadap diri kita, orang-orang Kristen, sehingga tidak mengherankan bila perbedaan kita dengan mereka yang belum mengenal Tuhan menjadi terlihat samar-samar. Pengetahuan, keahlian, kekayaan, dan pengalaman merupakan modal penting untuk menjalani hidup ini, tetapi semua itu bersifat sementara atau bersifat sekunder. Penjelasan ini bukanlah dimaksudkan agar kita meninggalkan semua hal itu, tetapi agar kita tidak mengutamakan hal-hal lahiriah, melainkan agar kita mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan kita, yaitu kepada tujuan untuk memperoleh hadiah berupa panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (3:13-14). [MN] Filipi 3:10-11 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” 63 Jumat Andalkan Sang Sumber 28 Feb Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 4 Salah satu kunci keberhasilan Rasul Paulus dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepadanya adalah soal integritas, khususnya menyangkut uang atau materi. Meskipun ia mengalami kesusahan (4:14), ia tidak mengemis kepada jemaat Filipi. Setelah jemaat Filipi mengetahui bahwa Rasul Paulus sedang dalam kesulitan pun, Rasul Paulus tidak mendesak mereka untuk segera mengirimkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Ia tetap bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, walaupun sebenarnya ada sumber-sumber yang bisa ia andalkan. Bisa saja Rasul Paulus—atas nama pelayanan—memanipulasi kepercayaan dan kedekatan yang ia miliki dengan jemaat Filipi. Sebaliknya, ia menunggu—dan kita percaya bahwa ia pasti berdoa. Ia membiarkan Tuhan yang menggerakkan hati jemaat Filipi untuk menyokong pelayanan Rasul Paulus. Dengan memberi, jemaat Filipi telah menyimpan harta di surga (bandingkan 4:17 dengan Matius 6:20). Pelayanan kita adalah pelayanan Tuhan. Bila Tuhan mempercayakan suatu pelayanan kepada kita, Ia akan bertanggung jawab untuk membuat pelayanan itu berhasil. Sayangnya, sebagian orang yang dipercaya Tuhan untuk melayani kadang-kadang merasa terlalu bertanggung jawab sehingga merasa bersalah kalau pelayanan itu “tidak jalan”. Akibatnya, kalau pelayanan itu dihadang oleh kesulitan. kita mudah tergoda untuk mengandalkan sumber-sumber yang kelihatan, bukan mengandalkan Sang Pemberi sumber-sumber itu sendiri. Akibat yang lebih parah adalah bila kita secara tidak sadar mulai memakai cara-cara duniawi demi suksesnya pelayanan rohani yang kita jalani. Saat kita menghadapi keadaan yang seperti jalan buntu, iman kita diuji. Ingatlah janji Tuhan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu....” (Matius 7:7) [MN/P] Filipi 4:11, 13 “… aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan… Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” 64 DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 - 20 Mei 2012 GKY BENGKULU Jl.Ahmad Yani no.15, Bengkulu. Kebaktian Umum: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429531. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 66 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 - Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PANTAI INDAH KAPUK - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum Minggu, Pk.10.00 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. Le Danz, 222 Queen Street #01-01/02, Singapore 188550. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 67 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII, Surabaya. Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 68