analisis program wirausaha muda mandiri sebagai usaha mencapai

advertisement
ANALISIS PROGRAM WIRAUSAHA MUDA MANDIRI SEBAGAI USAHA
MENCAPAI KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI PERSPEKTIF PENDEKATAN
PEMBANGUNAN SOSIAL
AHMAI ROFAI
1406618682
Ilmu Kesejahteraan Sosial Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan sosial merupakan suatu pendekatan pencapaian kesejahteraan sosial yang
memiliki ciri khusus menghubungkan pembangunan sosial dan pembangunan ekonomi. Secara
jelasnya, Midgley (1995) kemudian mendefinisikan pembangunan sosial sebagai suatu upaya
dan proses perubahan terencana yang dirancang untuk meningkatkan hidup masyarakat yang
mana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi.
Tercapainya suatu kondisi kesejahteraan sosial melalui pendekatan pembangunan sosial
ini, digambarkan dalam tiga elemen sebagai berikut (Midgley, 1995) (a) sejauh mana masalahmasalah sosial dapat diatur, (b) sejauh mana kebutuhan-kebutuhan dapat dipenuhi, (c) sejauh
mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup disediakan. Ketiga elemen ini bekerja pada
level sosial dan dapat diaplikasikan ketiika seluruh bagian masyarakat ingin menikmati apa yang
dimaksud dengan kesejahteraan sosial melalui berbagai metode dan strategi perubahan
terencana, yakni pembangunan sosial itu sendiri.
Berbicara tentang kondisi sosial di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
terdapatnya jumlah angkatan kerja pada Agustus 2009 sebesar 113,83 juta orang, bertamabah 90
ribu orang dibandingkan pada tahun Februari 2009 (113,74 juta). Dalam jumlah angakatan kerja
ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 7,87
persen, kondisi ini di perparah dengan sulitnya lulusan perguruan tinggi yang tidak mendapatkan
pekerjaan. Angka Pengangguran Terdidik Februari 2007 sebanyak 2007 (BPS), tahun 2005.06
terdapat 323.902 lulusan perguruan tinggi dan dalam waktu 6 bulan (6/2006 – 2/2007)
penganggur terdirik naik sebesar 66.578 orang (9,88%).
Berdasarkan data dan statistik angkatan kerja diatas, kondisi tersebut akan berpucuk pada
terjadinya dan meningkatnya pengangguran di Indonesia (terutama bagi mereka yang terdidik)
yang berdampak besar terhadap kestabilitasan sosial dan kemasyarakatan. Sebenarnya hal ini
didukung oleh kenyataan yang sebagian besar lulusan perguruan tinggi adalah sebagai pencari
kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Tren peningkatan
pengangguran terjadi karena meningkatnya penduduk angkatan kerja yang
tidak dibarengi
ekspansi atau perluasan keberadaan lapangan kerja itu sendiri.
2
Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) hadir sebagai usaha untuk menangani dan
menjadi solusi atas permalasahan penggangguran diatas, melalui pemberian modal dan
dampingan serta pendidikan wirausaha bagi pemuda yang memiliki inisiasi wirausaha dari
berbagai bidang. WMM merupakan program kompetisi, apresiasi, edukasi dan pembinaan
kepada generasi muda Indonesa yang berani berwirausaha. Program ini diselenggarakan oleh
Bank Mandiri yang berdiri sejak tahun 2007 sebagai salah satu proyek utama Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan.
Tujuan dari WMM Bank Mandiri ini adalah mengajak generasi muda Indonesia yang
mandiri, yakni generasi pencipta lapangan kerja yang tangguh dan mampu bersaing di era global.
Hal ini sejalan dengan penanganan solusi dari permasalahan angkatan kerja dan penggangguran
di Indoensia seperti yang tertuang dalam paragraf diatas. Adapun bidang-bidang wirausaha
meliputi industri, perdagangan dan jasa, boga, kreatif, dan teknologi serta sosial.
Berdasarkan paparan tentang kesejahteraan sosial melalui pendekatan pembangunan
sosial, kondisi statistik angkatan kerja yang berpotensi menimbulkan masalah pengangguran dan
program Wirausaha Muda Mandiri sebagai tawaran solusi alternatif atas permasalahan
pengangguran diatas. Maka dalam makalah ini, penulis akan menyusun dan menganalisis
program WMM Bank Mandiri sebagai solusi atas masalah pengangguran di Indonesia dalam
konteks pencapaian kesejahteraan sosial melalui perpektif pendekatan pembangunan sosial.
1.1 Rumusan Masalah
a. Bagaimana program Wirausaha Muda Mandiri dipandang sebagai usaha mencapai
kesejahteraan sosial dalam perspektif pendekatan pembangunan sosial?
1.2 Tujuan
a. Menggambarkan analisis program Wirausaha Muda Mandiri sebagai usaha mencapai
kesejahteraan melalui perspektif pendekatan pembangunan sosial.
3
BAB 2
GAMBARAN PROGRAM WIRAUSAHA MUDA MANDIRI
Wirausaha Muda Mandiri (WMM) merupakan program kompetisi, apresiasi, edukasi dan
pembinaan generasi muda Indonesia yang berani dan mau berwirausaha. Program ini didirikan
sejak tahun 2007 oleh Bank Mandiri dieruntukan pengusaha muda di seluruh Indonesia. Bank
Mandiri menjadikan program WMM ini sebagai salah satu kegiatan utama tanggung jawab
sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).
Bank Mandiri melalui program ini ingin mengajak generasi muda Indonesia yang mandiri,
yaitu generasi pencipta lapangan kerja yang tangguh dan mampu bersaing di era global.
Disamping tujuan ini, program WMM juga diharapkan dapat berkontribusi dalam penciptaan
ekosistem yang baik untuk tumbuh kembang wirausaha di Indonesia. Dari tahun ke tahun,
pelaksanan
program
WMM terus disempurnakan dan telah diikuti lebih dari 36.000
wirausahawan muda (mahasiswa sarjanan dan pasca-sarjana) dari 656 perguruan tinggi seluruh
Indonesia. WMM ini sendiri, dalam impelementasi programnya memiliki kegiatan (program
turunan) lainya untuk memperbesar manfaat dan cakupan program. Berikut tabel inovasi
program di setiap tahunya
Tabel 1 Program turunan (aktivitas) Wirausahawan Muda Mandiri
4
(Sumber : Bank Mandiri, FAQ WMM 2016)
a. Program Workshop dan Awarding
Merupakan puncak rangkaian program kompetisi Wirausaha Muda Mandiri sebagai
bentuk apresiasi kepada para wirausahawan terbaik di Indonesia. Pelaksanaan Kegiatan WMM
Award dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Workshop Kewirausahaan yang bertujuan
untuk memberikan wawasan dan pengetahuan terkini seputar dunia usaha. Melalui kegiatan
Workshop
Kewirausahaan,
Bank
Mandiri
berupaya
untuk
menyebarluaskan
“virus
kewirausahaan” kepada peserta yang hadir.
b. Pelatihan dan Pendampingan (WMM Expo)
WMM Expo adalah salah satu bagian dari program pendampingan usaha dalam bidang
pemasaran. Kegiatan ini merupakan market place bagi produk dan jasa dan ajang sharing
knowledge bagi finalis nasional serta alumni program WMM. Pengunjung yang hadir pada
WMM Expo dapat berinteraksi dan berjaring langsung dengan alumni WMM yang telah sukses
menggeluti dunia bisnis. Mini workshop dilaksanakan pada WMM Expo dengan tema khusus
setiap harinya untuk mengupas seluk beluk dunia bisnis bagi para pengunjung dan tenant.
c. Penyusunan Modul Kewirausahaan
Diluncurkan pada tahun 2009 modul kewirausahaan merupakan pengembangan dari
program WMM yang bertujuan untuk menyediakan kurikulum kewirausahaan yang dapat
membantu mahasiswa dalam menyusun strategi bisnis dan framework untuk memulai usaha di
usia yang sedini mungkin. Dalam penyusunannya, Bank Mandiri bersinergi dengan praktisi
bisnis maupun akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Karya intelektual ini diharapkan dapat
memberikan sumbangsih bagi pengembangan kewirausahaan di Indonesia. Hingga kini Modul
Kewirausahaan telah digunakan lebih dari 100 peruruan tinggi di seluruh Indonesia.
d. Wirausaha Mandiri (WM) Forum
Pengusaha perlu berjejaringan untuk mengembangkan usahanya. Memahami adanya
kebutuhan tersebut, sebagai salah satu wujud inovasi program WMM di tahun 2014 telah
dibentuk Wirausaha Muda Mandiri Forum. Organisasi yang dibentuk atas inisiatif bersama Bank
5
Mandiri dan alumni WMM ini dapat memberikan berbagai benefit bagi anggotanya mulai
kesempatan business visit ke perusahaan nasional, kelas wirausaha, berjejaring dengan
pengusaha muda dari seluruh Indonesia, business matching dan lain-lain. Wirausaha Muda
Mandiri Forum bertujuan untuk mewadahi aspirasi dan mendukung pengusaha muda yang
tergabung dalam program WMM serta menyebarluaskan semangat kewirausahaan bagi generasi
muda Indonesia.
e. National Lecturer Series (NLS)
National Lecturer Series (NLS) merupakan program inovasi Bank Mandiri yang
dilaksanakan dalam bentuk kuliah umum kewirausahaan dan diselenggarakan bekerja sama
dengan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional dan Budaya
dengan tujuan untuk menyebarkan semangat wirausaha kepada kaum muda. NLS terbuka bagi
mahasiswa dan civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Hingga
tahun 2012, NLS telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali dan melibatkan 11.280 mahasiswa dari
95 perguruan tinggi di Indonesia.
.f. Mandiri Inkubator Bisnis (MIB)
Dalam rangka membentuk ekosistem pendukung bagi start up business Bank Mandiri
meluncurkan program Mandiri Inkubator Bisnis (MIB) di tahun 2015. Program MIB didesain
untuk memberikan pembinaan berkelanjutan dan didukung fasilitas ruang usaha bersama ( coworking space ). Dilatarbelakangi perhatian Bank Mandiri pada pengusaha muda yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan menjadi perusahaan besar serta semakin berkembangnya
konsep inkubator bisnis sebagai salah satu solusi untuk mengakselerasi pertumbuhan start up
business secara global, program MIB terus dikembangkan sebagai support system bagi alumni
program WMM dan pengusaha muda berprestasi lainnya.
6
BAB 3
ANALISIS PROGRAM WIRAUSAHA MUDA MANDIRI SEBAGAI USAHA
MENCAPAI KESEJAHTERAAN SOSIAL MELALUI PERSPEKTIF PENDEKATAN
PEMBANGUNAN SOSIAL
3.1 Program Wirausaha Muda Mandiri dan Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial sosial menurut Midgley (1995) dapat diciptakan melalui tiga elemen;
pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial dapat diatur, kedua, sejauh mana kebutuhankebutuuhan dipenuhi, dan ketiga, sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat
disediakan. Ketiga elemen ini berlaku bagi baik invididu, keluarga, kelompok, komunitas
maupun seluruh masyakat. Elemen-elemen ini dapat diukur dan bekerja pada berbagai level
sosial dan diaplikasikan melalui rangkaian usaha terencana dari komponen masyarakat (individu,
keluarga, kelompok dst) untuk mencapai kondisi sejahtera yang mana hal ini tergantung pada
seberapa besar komponen masyakat ini dapat menyelesaikan masalah dan mengatur ketersediaan
kesempatan yang ada.
Gambaran tiga elemen kesejahteraan sosial diatas dalam program Wirausaha Muda Mandiri
(WMM) yang
sasaran komponen masyarakatnya adalah pemuda-pemudi mahasiswa atau
lulusan pendidikan perguruan tinggi di seluruh Indonesia akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Sejauh mana masalah sosial dapat diatur
Masalah yang berusaha ditangani oleh program WMM ini adalah pengangguran dan
keterbatasan lapangan kerja (meningkatnya angkatan kerja pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada) di Indonesia. Hal ini diperparah dengan kondisi lulusan
perguruan tinggi yang lebih memilih untuk mencari pekerjaan dibandingkan menciptakan
pekerjaan sendiri. Alhasil, dari tahun ke tahun, semakin banyak lulusan perguruan tinggi mencari
kerja tetapi tidak dibarengi dengan perluasan dan penambanngan lapangan kerja.
WMM dengan tujuan programnya adalah “mengajak generasi muda Indonesia yang
mandiri, yaitu generasi pencipta lapangan kerja yang tangguh dan mampu bersaing di era
global” melalui berbagai aktivitas dan kegitan (program turunan) nya berusaha menjawab
pemenuhan solusi masalah pengangguran dan ketebatasan lapangan kerja di Indonesia. Program
ini, hadir untuk memberdayakan pemuda terdidik agar menciptakan lapangan kerja yang secara
7
jangka panjang bisa saja “si penerima” program ini akan menciptakan lapangan kerja bagi
masyakat yang belum terdidik secara professional (masyarakat putus sekolah)
b. Sejauh mana kebutuhan-kebutuhan terpenuhi
Kebutuhan merupakan suatu komponen dimana masyarakat menginginkan adanya hal
tersebut sebagai pemenuhan kepuasan diri dalam mencapai kondisi yang diinginkan.
Berdasarkan masalah yang ada, kenaikan tingkat pengguran terjadi karena keterbatasan lapangan
kerja, oleh karena itu perlu adanya suatu upaya dalam menciptakan lapangan kerja serta
perluasan aktor bisnis guna mengurangi sekaligus menyelesaikan masalah minimnya lapangan
kerja yang mengakibatkan pengagguran di Indonesia.
Program WMM dalam hal ini, dari tiap tahunya selalu menrima peningkatan peserta
wirausahawan. Dilansir dalam laman situs swa.co.id bahwa pada tahun 2007(pertama berdiri)
jumlah peserta ssebanyak 650 wirausaha kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 3.330
wirausaha. Dengan hal ini, semakin banyak peningkatan wirausaha, semakin banyak juga
lapangan kerja yang diciptakan oleh wirausaha. Hal ini dapat menjawab pemenuhan kebutuhan
akan lapangan kerja dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
c. Sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat diselesaikan
Kesempatan merupakan suatu peluang yang dimiliki masyakat dan dapat menjadi pilihan
alternatif untuk mencapai kondisi yang diinginkan, dalam hal ini merupakan penigkatan taraf
hidup. Kembali pada poin tren meningkatnya jumlah wirausaha muda dari tahun ke tahun atas
program yang dirancang WMM ini, merupakan peluang tersendiri terciptanya lapangan kerja
baru yang dibuat oleh setiap wirausaha yang ada. kesempatan ini dapat diambil oleh semua orang
untuk dapat bekerja atas meningkatnya jumlah lapangan kerja yang ada. dengan hal ini, kondisi
masalah pengangguran dapat dikurangi secara perlahan-lahan sebagai bagian dari solusi
kemiskinan dan taraf hidup rendah yang ada di masyarakat Indonesia.
8
3.2 Program Wirausaha Mandiri dalam Perpektif Pendekatan Pembangunan Sosial
Pembangunan sosial merupakan suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi
proses pembangunan ekonomi (Midgley, 1995). Ciri paling khusus dari pembangunan sosial
adalah mencoba untuk menghubungkan pembangunan sosial dan ekonomi, melihat kedua
elemen ini sebagai satu kesatuan dinamis dimana pembangunan sosial tidak akan berjalan tanpa
ada pembangunan ekonomi. Pembangunan sosial juga merupakan bentuk harnonisasi intervensi
sosial dengan usaha pembangunan sosial.
Melihat konteks pengertian pembangunan sosial tersebut, Program WMM sangat sejalan
dengan apa yang telah dijelaskan diatas, dimana program WMM ini merupakan suatu usaha
terencana perubahan sosial (dari kondisi pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja di
Indonesia ke kondisi kemandirian dan meningkatnya lapangan kerja di Indonesia). Harmonisasi
pembangunan sosial dan ekonomi terlihat dalam tujuan yang ada, dimana secara sosial
masyarakat memiliki akses dalam pemenuhan peningkatan taraf hidup dan secara ekonomi
masyakat memiliki akan lebih mandiri dan memiliki akses lapangan kerja lebih banyak atas
peningkatan wirausaha yang membuka lapangan kerja.
Tujuan pembangunan sosial secara umum adalah meningkatkan kapasitas perseorangan
dan institusi, memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikan yang
berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri demi
mencapai hasil yang lebih baik dan mencapai keadilan sosial (Midgley, 1995). Atas dekripsi
tujuan pembangunan sosial ini, program WMM berusaha meningkatkan kapasitas perseorangan
melalui pendampingan dan pelatihan wirausaha, kemudian memobilisasi dan mengelola sumber
daya (peserta wirausaha) untuk dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan melalui
penciptaan lapangan kerja dan memunculkan sikap kemandirian dalam wirausaha guna mencapai
kondisi peningkatan taraf hidup dan keadilan sosial yang ada di Indonesia.
Untuk analisis lebih dalam mengenai program WMM oleh Bank Mandiri ini, penulis
akan memaparkan karakteristik dari model pencapaian pembangunan sosial sebagai berikut:
a. Proses pembangunan sosial terkait dengan pembangunan ekonomi
9
Program WMM ini dapat dipandang sebagai proses pembangunan sosial yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi karena, proses awal dan tujuan terbentuknya program ini adalah
karena terbatasnya lapangan kerja yang mengakibatkan pengangguran dimana seorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup untuk keberlangsunganya. Program ini muncul untuk
memberikan solusi alternatif agar terdapatnya jiwa mandiri pada pemuda yang dapat pula
menciptakan lapangan kerja untuk lain dibandingkan mencari pekerjaan itu sendiri.
b. Memiliki fokus yang interdisiplin
Dalam hal ini, pembangunan sosial diharapkan dapat menggambarkan kondisi perbaikan
dari sudut pandang ilmu sosial yang beragam. Program WMM secara umum telah banyak
melibatkan sudut pandang ilmu sosial terutama dalam ekonomi, kesejahteraan, sosial dan lainya.
Hal ini terlihat dari penanganan masalah pengangguran akibat terbatasnya lapangan kerja yang
tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja. Juga sudut pandang politik dan hukum,
karena dari berbagai implementasinya, program WMM juga merupakan pemenuhan kewajiban
Bank Mandiri terhadap tanggungjawab sosial atas keberlangsungan bisnis dan korporasi yang
dilakukan selama ini.
c. Menunjukan sebagai “proses”
konteks proses disini hadir sebagai pertimbangan adanya dinamisasi yang mungkin dan
akan selalu terjadi dalam segala bentuk usaha pembangunan yang ada dalam mewujudkan
perubahan kearah yang positif. Dalam program WMM ini, terdapat 3 aspek penting yang dapat
dinilai sebagai proses dalam pembangunan sosial, yakni (a) kondisi sosial yang ingin di ubah,
kondisi yang saat ini menggambarkan meningkatkan penggagguran akibat terbatasnya lapangan
kerja, (b) proses perubahan itu sendiri, yang mana seluruh kegiatan dan aktivitas dari program
WMM dirancang untuk proses perubahan sosial yang ada, (c) tujuan pembangunan tercapai,
yaitu kondisi dimana muncul kemandirian terutama pada pemuda sebagai wirausaha yang dapat
pula membuat kesempatan kerja bagi orang-orang disekitarnya
10
d. Progressive in nature
Merupakan suatu mekanisme perubahan sosial dimana terdapatnya suatu
proses
perkembangan dan perubahan yang bergerak maju secara alami. Dalam program WMM ini,
proses perkembangan terjadi secara alami dapat dilihat dengan hasil signifikansi peningkatan
jumlah pendaftar dan penerima program wirausaha mandiri ini. Peningkatan jumlah ini, dapat
digunakan sebagai standar keberhasilan kemajuan suatu program yang memiliki dampak
terhadap orang banyak.
e. Proses pembangunan sosial adalah “intervensionist”
Dalam hal ini, kata “intervensionist” hadir dari sebuah kepercayaan bahwa dibutuhkanya
suatu usaha yang terorganisasi dan sistematis untuk membawa peningkatan dan perbaikan
masyarakat. Program WMM telah diorganisasi dan dirancang dengan sangat matang oleh Bank
Mandiri untuk melakukan sebuah perubahan peningkatan dan perbaikan dimasyarakat terutama
dalam proses kemandirian pemuda serta penciptaan lapangan kerja di Indonesia untuk
mengurangi pengangguran yang ada.
f. Memiliki strategi yang beragam
Keberagaman yang dilakukan untuk pencapaian proses pembangunan sosial dalam
program WMM ini terlihat sangat jelas dari berbagai aktivitas dan kegiatan yang ada, meliputi
pelatihan, pendampingan, sosialisasi, pendidikan, apresiasi dan pembuatan media pembelajaran
seperti modul wirausaha yang telah dibuat tahun 2010 silam.
g. Menekankan pada populasi sebagai satu kesatuan
dalam hal ini, pembanguanan sosial dilakukan berfokus pada masyarakat secara luas,
inclusive atau universalistic. Program WMM dapat dikatakan inklusif karena program ini terbuka
bagi siapapun pemuda mahasiwa dan lulusan perguruan tinggi yang memiliki ide dan bisnis
sosial serta telah berwirausaha. Juga dapat dikatakan universal karena karena program ini
mengajak seluruh pemuda di Indonesia, yang berarti program bersifat luas dan dapat
memfasilitasi pertumbuhan perbaikan suatu masyarakat.
11
h. bertujuan mempromosikan atau mendukung terwujudnya kesejahteraan sosial
Teori kesejahteraan dalam
Migdley berkonotasi dengan suatu kondisi “social well-
being” yang akan terpenuhi dalam 3 komponen, permasalahan diatasi dengan baik, kebutuhan
sosial terpenuhi dan peluang sosial tercipta. Tiga komponen ini dalam konteks program WMM
telah banyak dibahas secara rinci pada subab sebelumnya tentang analisis kesejahteraan sosial.
3.2.1 Strategi Individual dalam Pembangunan Sosial
Pendekatan pada strategi ini menekankan pada kepercayaan bahwa kesejahteraan seluruh
masyarakat ditingkatkan ketika invidu berusaha untuk mempromosikan kesejahteraan mereka
sendiri. Pendekatan ini mulai popular saat ini dikalangan pembangunan sosial yang percaya
bahwa perlu adanya intervensi spesifik yang mencirikan pendekatan individualis untuk
pembangunan sosial dalam konteks ekonomi pasar. Program WMM sendiri merupakan suatu
bentuk intervensi langsung yang spesifik diperuntukan kepada pemuda untuk menciptakan
kemandirian dan kewirausahaan yang berdampak pada penciptaan dan peningkatan jumlah
lapangan kerja di Indonesia. Berikut merupakan konsep utama yang diyakini dalam pendekatan
srategi individual untuk menjelaskan lebih jauh proram WMM ini.
a. Fostering an Enterprise Culture to Promote Social
Pandangan bahwa individu hanya dapat memenuhi kebutuhan mereka, keluarga dan
tanggunganya jika ada pekerjaan, peluang untuk kerja mandiri dan prospek untuk investasi. Oleh
karena itu, setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang dapat
berpartisipasi secara efektif dikegiatan ekonomi. Pemerintah dan lembaga lainnya perlu
melakukan suatu program atau tindakan untuk memastikan dan mendukung upaya individu ini.
Dalam kaitanya dengan program WMM, program ini menawarkan sutu solusi agar pemuda dapat
menciptakan peluang kerja dan mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, keluarganya dan
tanggunganya. Usaha ini dilakukan secara baik dan progresif sejak tahun 2007 sampai sekarang
oleh Bank Mandiri untuk mewujudkan budaya enterprise dan kemandirian dari strategy individu
ini dalam pencapaian pembangunan sosial
12
b. Promoting Small Enterprises for Needy People
Hal ini merupakan konteks dimana pendukung strategi individual percaya bahwa
pemerintah atau lembaga lainya perlu mencipatakan kondisi yang kondusif bagi munculnya
usaha kecil yang memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin menghasilkan sumber daya
yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Gambaran keyakinan ini sebenarnya
sangat sejalan dengan program WMM yang dicanangkan Bank Mandiri ini. Kegiatan tidak hanya
memberikan dana modal usaha bagi peserta wirausaha pemenang, tetapi juga memberikan
pendampingan serta pelatihan teruatama dalam pemasaran produk usahanya. Peserta merupakan
pemuda yang secara umum belum memiliki modal serta pengetahuan yang cukup
untuk
menjalankan ide bisnis yang dimiliki. Oleh karenya program WMM hadir untuk memfasilitasi
hal-hal ini melalui pemberian modal dan pendampingan, disinilah konteks penciptaan
kondusifiitas muncul bagi usahawan kecil yang dilakukan oleh lembaga Bank Mandiri dalam
konteks strategi individu.
c. Promoting Social Welfare by Enhancing Individual Functioning
Pendukung
pendekatan
strategi
individual
percaya
bahwa
orang-orang
akan
mempromosikan kesejahteraan mereka sendiri, mereka dipandang harus mampu berfungsi secara
efektif dan beroperasi dengan percaya diri dalam konteks pemenuhan kebutuhan untuk
keberlangsungan hidup. melulai dekripsi ini, maka progam WMM sangat sejalan dengan proses
individu yang harus mampu berfungsi secara efektif dengan mampu membuat usaha sendiri serta
menciptakan lapangan kerjadibandingkan harus mencari lapangan kerja itu sendiri. Proses ini
terlihat pada berbagai kegiatan program WMM melalui pendampingan dan kompetisi guna
meningkatkan jiwa kompetitif antar peserta wirausaha dan pemenuhan pemahaman yang lengkap
serta komprehensif pada kapabilitas individu wirausaha muda di Indonesia.
13
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kondisi permasahan pengangguran yang diakibatkan oleh meningkatkan jumlah angkatan
kerja yang tidak dibarengi dengan peningkatan lapangan kerja berdampak besar terhadap
permasalahan kesejahteraan sosial yang ada di Indonesia. Atas kondisi ini, Program WMM
didirikan sebagai bentuk strategi penyelesain masalah pengangguran dengan berusaha
mengajak pemuda di seluruh Indonesia Perguruan Tinggi untuk menjadi wirausaha yang
dapat menciptakan lapangan kerja (dibandingkan mencari pekerjaan itu sendiri).
Kesejahteraan sosial yang didefinisikan Midgley dalam toga komponen (a) sejauh mana
masalah diatasi, (b) sejauh mana kebutuhan terpenuhi dan (c) sejauh mana kesempatan untuk
meningkatkan taraf hidupdisediakan. Program WMM telah berusaha untuk
mengatasi
masalah pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja melalui program wirausaha mandiri
pemuda yang dapat menciptakan lapangan kerja, dengan ini, kebutuhan lapangan kerja akan
dapat dipenuhi jika terjadi peningkatan penerima atau peserta program WMM, dan
kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup pada setiap individu dan masyarakat akan
disediakan pada program ini terutama dalam proses peningkatan penciptaan lapangan kerja
oleh wirausaha mandiri yang dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka
pengangguran.
Program WMM ini dalam konteks pembangunan sosial tergambar jelas melalui
pemenuhan 8 karakteristik pembangunan sosial yang meliputi (a) terkait dengan
pembangunan ekonomi (konsep wirausaha itu sendiri), (b) memiliki fokus antar cabang ilmu
pengetahuan, (c) melibatkan pengertian proses, (d)progressive in nature, (e) intervensionist,
yang secara jelas telah direncakan oleh Bank Mandiri sebagai pihak pembuat program, (f)
beragam strategi (melalui strategi kompetisi, apresiasi, pendampingan dan pembuatan media
pembelajaran yang ada), (g) inklusif dan univeversal (dimana program dapat diikuti oleh
seluruh pemuda perguruan tinggi di Indonesa), (h) menigkkatkan kesejahteraan sosial
(melalui wirausaha mandiri dan penciptaan lapangan kerja).
Adapun strategi pembangunan sosial yang dilakukan pada program WMM ini adalah
strategi individual. Strategi yang mana pendukung percaya bahwa kondisi peningkatan
14
kesejahteraan sosial akan tercapai jika individu berusaha untuk mempromosikan
kesejahteraan sosial itu sendiri. Dalam konteks ini, pemerintah atau lembaga lain perlu
menyediakan
atau
memfasilitasi
individu
untuk
dapat
mempromosikan
kondisi
kesejhteraanya. Program WMM ini masuk dalam kategori strategi individu dalam
pembangunan sosial ini karena Bank Mandiri sebagai suatu lembaga mendirikan program ini
dengan penekanan pada peningkatan kapasitas invidu agar memiliki jiwa kemandirian
melalui wirausaha dan dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang sekitarnya untuk
pencapaian kondisi pemenuhan kesejahteraan sosial.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan paparan yang dijelaskan pada simpulan diatas, maka Program WMM ini
secara umum telah sejalan dengan konsep pembangunan sosial dan kesejahteraan sosial itu
sendiri. Berikut merupakan beberapa rekomendasi yang penulis pikir perlu untuk dijadikan acuan
sebagai proses perbaikan program WMM ini dalam konteks pembangunan sosial guna mencapai
kondisi masyarakat yang sejahtera.
a. Syarat penerima manfaat program,
Penerima dan peserta dalam program ini adalah mahasiswa sarjana dan paska-sarjana
dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini penulis pikir masih belum banyak
memenuhi karakteristik pembangunan sosial yang harusnya bersifat inklusif dan universalis.
Hal ini terjadi karena penerima manfaat dari program ini hanya terbatas bagi pemuda yang
mengenyam pendidikan tinggi. Belum terkesan inklusif karena tidak melibatkan peserta
program (pemuda) yang tidak mengenyam pendidikan perguruan tinggi yang mungkin saja
terjadi atas faktor kurangnya kesejahteraan bagi mereka.
b. Mekanisme monitoring dan evaluasi setelah program
Sebenarnya penekanan rekomendasi dalam poin adalah lebih pada konteks teknis dari
program WMM ini sendiri. Sepanjang penulis membaca dan memahami program yang ada,
tidak ditemukanya metode monitoring atau evaluasi yang dilakukan oleh pengurus program
15
setelah program ini selesai disetiap tahunya. Pemberlakuan evaluasi dan monitoring program
sangat penting dilakukan untuk melihat dan memastikan ketercapaian tujuan dari program itu
sendiri dan dampak yang dihasilkan program terhadap penerima/peserta program. Jika hal ini
dilakukan, maka akan terus terjadi perbaikan melalui serangkaian evaluasi dan rekomandasi
yang ada, dan akan secara tidak langsung berhubungan dengan proses pembangunan sosial
itu sendiri ketika terjadi perbaikan yang cukup signifikan terhadap kulitas program WMM
ini.
c. Sinergis dan kerjasama kepada lembaga lain yang memiliki fokus yang sama
Pembangunan sosial dalam proses pencapaian masyarakat yang sejahtera akan jauh lebih
cepat dan ringan untuk dilakukan jika dilaksanakan dalam mekanisme kerjasama dan sinergi
yang dibanguan antar lembaga dan pemerintah. Program WMM ini memangs secara umum
telah banyak melibatkan kerjsama mulai dari korporasi internasional hingga perguruan tinggi
negeri di seluruh Indonesia. Namun, penulis melihat bahwa proses kerjasama dan sinergis
yang terjalin cenderung tidak menyeluruh, melainkan proses
yang terjalin hanyalah
kerjasama dalam hal-hal jangka pendek. Hal ini sangat berakibat pada proses keberhasilan
pembangunan yang cukup lama. Penjalinan kerja sama dan sinergis antar lembaga yang
dapat dilakukan secara jangka panjang, akan berakibat pada keberlangsungan dan
pemenuhan tujuan program yang menyeluruh, dalam konteks ini adalah mengurangi
pengagguran dan penikatan lapangan kerja.
16
REFERENSI
Buku
[1] James Midgley, 1995, Social Development: The Developmental Perspective in Social
Welfare. London: SAGE Publication
Dokumen
[1] FAQ Wirausaha Mandiri, 2016 [wirausahamandiri.org]
Website
[1] Bank Mandiri Cetak Lebih dari 6300 Wirausaha Muda [swa.co.id]
17
Download