Tahap 6, No. 10 Juli – Agustus 2014 DAFTAR ISI Yeremia • Ratapan • 1-2 Tesalonika Redaksi ............................................................................................. 3 Mengenal Berdasarkan Kitab Yeremia............................................... 4 Renungan Tanggal 1 Juli– 18 Agustus 2014 ...................................... 5 Mengenal Berdasarkan Kitab Ratapan............................................ 55 Renungan Tanggal 19 - 23 Agustus 2014 ........................................ 56 Mengenal Melalui Surat 1 Tesalonika.............................................. 61 Renungan Tanggal 24 - 31 Agustus 2014 ........................................ 62 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 70 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: Pdt. Deddy Wikarsa, Pdt. Gunawan Tanu, Pdt. Joni Sugicahyono, Pdt. Tommy Elim, GI Langgeng Harjanto Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat telepon genggam: - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201405.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Mei 2014). - www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201406.jar (GEMA bahasa Indonesia bulan Juni 2014). 4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Tanggal 9 Juli 2014 adalah saat yang dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk memilih presiden yang akan memimpin rakyat Indonesia selama lima tahun mendatang. Pemilihan presiden ini penting karena bangsa Indonesia sedang menghadapi permasalahan yang sangat kompleks yang tak kunjung terselesaikan. Saat ini, aparat keamanan “seperti tidak berdaya” menghadapi kelompok-kelompok ekstrim yang gemar mencari kesempatan untuk melakukan perusakan tempat ibadah atau pelarangan beribadah bagi kelompok lain yang tidak sepaham dan dianggap sebagai musuh. Pembongkaran berbagai masalah korupsi oleh KPK menunjukkan bahwa korupsi masih merajalela, bahkan diyakini oleh banyak orang bahwa masih amat banyak kasus korupsi yang belum terbongkar sampai saat ini. Berbagai kasus penganiayaan, baik terhadap anak-anak maupun terhadap para TKW masih terus bermunculan dan memilukan setiap hati yang memiliki kepedulian. Kesenjangan kaya-miskin yang bisa memicu kerusuhan tidak semakin menyempit, melainkan semakin melebar. Masalah pemerataan pembangunan, anak jalanan, pertanahan, dan sebagainya merupakan suatu deretan panjang masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh pemerintah mendatang. Kondisi di atas menunjukkan bahwa pemilihan presiden tahun ini merupakan suatu hal yang amat penting. Pada edisi ini, kita akan merenungkan kitab Yeremia, Ratapan, serta surat 1-2 Tesalonika. Kitab Yeremia dan kitab Ratapan menunjukkan bahwa dosa merupakan masalah serius yang harus dibereskan. Bila masalah dosa diabaikan, hukuman Tuhan tidak bisa dihindarkan. Teguran Allah terhadap bangsa Yehuda seharusnya menyadarkan kita yang hidup pada masa kini untuk tidak terbuai oleh daya pikat dosa, melainkan segera bertobat bila jatuh ke dalam dosa. Surat 1-2 Tesalonika memberikan contoh bagi gereja masa kini bahwa gereja yang masih muda pun bisa menjadi teladan bagi gereja-gereja lain bila kita bersikap terbuka untuk menaati kehendak Allah dalam hidup kita. Sungguh disesalkan bila gereja pada masa kini terus mengeluh saat menghadapi situasi yang buruk. Ingatlah bahwa “dalam penindasan yang berat kamu (jemaat Tesalonika) telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (1 Tesalonika 1:6b). Semoga GEMA edisi ini menjadi berkat bagi kita semua. Mengenal Kitab Yeremia N abi Yeremia melayani pada tahun ketiga belas pemerintahan Raja Yosia sampai bangsa Yehuda dihukum oleh Allah dengan cara ditaklukan oleh bangsa Babel. Nabi Yeremia dipanggil Allah menjadi nabi-Nya dalam usia masih sangat muda. Diperkirakan bahwa pada waktu itu, ia masih berumur di bawah 20 tahun. Hal ini berarti bahwa Nabi Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang jahat yang membuat rakyat jauh dari Tuhan. Di bawah pemerintahan Raja Yosia, Nabi Yeremia menyaksikan ketegasan seorang raja yang berani membarui kehidupan rohani bangsa Yehuda. Namun, Nabi Yeremia sadar bahwa bangsa ini hanya sekedar mengikuti Raja Yosia tanpa kesungguhan hati yang bertobat. Oleh karena itu, ketika Raja Yosia meninggal, mereka kembali menyembah berhala. Pada waktu itu, Kerajaan Yehuda berada di antara kekuatan Kerajaan Asyur, Babel, dan Mesir. Kerajaan Asyur ditaklukan oleh Kerajaan Babel pada tahun 612 BC, sedangkan Kerajaan Mesir ditaklukkan oleh Kerajaan Babel pada tahun 605 BC. Sebelum ditaklukkan oleh Kerajaan Babel, Kerajaan Yehuda dikuasai oleh Mesir dan Yoyakim diangkat menjadi raja boneka oleh Mesir. Dalam menjalankan tugas sebagai nabi untuk Yehuda, Nabi Yeremia menghadapi banyak tantangan, antara lain bahwa raja-raja setelah Raja Yosia berkelakuan jahat. Mereka membenci berita yang disampaikan Nabi Yeremia tentang kehancuran Kerajaan Yehuda. Nabi Yeremia juga mendapatkan tantangan dari orang-orang Anatot, tempat kelahirannya. Mereka berniat hendak membunuh Nabi Yeremia. Nabi Yeremia berhadapan dengan nabi-nabi palsu. Penulis kitab Yeremia adalah Nabi Yeremia yang dibantu oleh Barukh sebagai seorang jurutulis. Yang penting diingat adalah bahwa seluruh ide penulisan kitab ini berasal dari Nabi Yeremia. Diduga bahwa Barukh mencatat apa yang dikatakan Nabi Yeremia sampai akhir hidupnya. Tujuan kitab ini adalah untuk mendorong agar umat Allah bertobat dari dosa-dosa mereka dan kembali kepada Allah. Kenyataannya, mereka tidak mau bertobat. Walaupun kita temui seruan minta tolong kepada Allah di tengah kesulitan mereka, seruan tersebut bukan muncul dari hati yang mau berbalik kepada Allah. Mereka hanya menjadikan Allah sebagai alat yang melepaskan kesulitan mereka. Penghukuman tidak terelakan lagi. Akan tetapi, di tengah berita penghukuman yang mereka terima, Allah juga menyampaikan berita pemulihan kepada umat-Nya. Mereka akan dikembalikan ke tanah mereka pada waktu yang ditentukan Allah . [LH] Selasa Panggilan Allah 1 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 1 Nabi Yeremia adalah keturunan dari Imam Hilkia. Sudah tentu, pada akhirnya, Yeremia harus menjadi imam juga. Akan tetapi, ternyata bahwa Allah memanggilnya untuk menjadi seorang nabi. Bila dia menjadi imam, maka tugasnya telah jelas berdasarkan Taurat Tuhan, yaitu memimpin upacara kurban mewakili umat Tuhan, memeriksa kelayakan setiap kurban yang hendak dijadikan hewan kurban. Bila ada umat yang najis (misalnya karena penyakit kusta), imam bertanggung jawab untuk memeriksanya, dan sebagainya. Akan tetapi, tugas seorang nabi tidak dapat diduga. Seorang nabi bertanggung jawab untuk menyampaikan berita dari Tuhan, termasuk berita yang termasuk kutukan. Seorang nabi harus bersiap-siap untuk suatu tugas mendadak yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Yeremia bersedia melakukan tugas sebagai nabi, sekalipun tugas seorang nabi lebih berisiko daripada tugas seorang imam. Bagi Yeremia, menjadi nabi adalah panggilan Allah untuk dirinya. Setiap orang percaya harus menggumuli panggilan Tuhan dalam kehidupannya agar kita bisa mewujudkan kehendak Tuhan serta menyatakan kemuliaan-Nya. Allah telah menyiapkan pekerjaan baik untuk orang percaya. Menjawab panggilan Tuhan bukan hanya dalam lingkup menjadi hamba Tuhan penuh waktu, melainkan mencakup semua profesi. Kehendak Allah harus dinyatakan dan nama-Nya harus dimuliakan dalam seluruh dimensi kehidupan manusia. Mungkin saja Anda dipanggil Allah untuk menjadi seorang hakim yang harus menyatakan kebenaran. Mungkin saja Anda dipanggil Allah untuk menjadi seorang guru yang bukan sekedar membagi pengetahuan, tetapi juga membagi iman dan kasih. [LH] Yeremia 1:5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” Rabu Meninggalkan Tuhan Membuat Hidup Menjadi Sia-Sia 2 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 2 Secara politik, umat Tuhan pada waktu itu sedang menghadapi ancaman dari bangsa yang besar, yaitu bangsa Babel. Di tengah keadaan seperti ini, mereka berusaha mendekati bangsa lain untuk mencari bantuan. Akan tetapi, di mata Tuhan, tindakan mencari dukungan kepada bangsa lain sama dengan menyepelekan dan meninggalkan Tuhan karena mereka meminta bantuan kepada bangsa yang menyembah berhala. Tindakan meminta bantuan terhadap bangsa yang menyembah berhala ini membuat mereka terjerat untuk ikut menyembah berhala. Di tengah pergumulan yang berat, seharusnya umat Tuhan berseru kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah menjadi padang gurun atau menjadi tempat yang gelap gulita bagi mereka (2:31). Allah memang membawa mereka ke padang gurun tetapi Allah menyediakan manna dan pemeliharaan. Allah memang membawa mereka berjalan dalam tanah yang gelap tetapi Allah menyediakan tiang api. Allah pasti menyediakan solusi untuk masalah yang mereka hadapi. Nabi Yeremia menegur sikap umat Tuhan yang meninggalkan Tuhan, tidak mau datang kepada Allah saat menghadapi kesulitan, bahkan mereka berkata, “kami sudah bebas” (2:31). Perkataan, “kami sudah bebas” sebenarnya mengandung makna peralihan kekuasaan (bandingkan dengan Alkitab versi NKJV yang menerjemahkan perkataan tersebut menjadi, “we are lords”). Bukan Tuhan yang berkuasa menentukan keputusan dalam hidup mereka, tetapi diri mereka sendiri. Perbuatan umat Tuhan meninggalkan Tuhan dan tidak mau hidup mereka di bawah kekuasaan Allah merupakan tindakan sia-sia untuk mencari kenyamanan hidup. Demikian pula bagi orang percaya: Hidup akan menjadi sia-sia mulai saat seseorang meninggalkan Tuhan. [LH] Yeremia 2:13 “Sebab dua kali umat Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air” Kamis Orang Berdosa Pulanglah 3 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 3 Tuhan menginginkan supaya bangsa Yehuda bertobat. Seruan pertobatan dalam relasi Allah dengan umat-Nya tidaklah mudah karena bangsa Yehuda telah meninggalkan Tuhan. Di sini, kita melihat bahwa kasih Tuhan pada umat-Nya luar biasa. Demikian pula, kasih Allah luar biasa terhadap orang percaya yang telah jatuh ke dalam dosa sampai begitu dalam, Allah berseru supaya umat-Nya bertobat dan kembali kepada Allah karena Allah sangat mengasihi umat-Nya. Dalam pasal ini, berkali-kali Tuhan mengatakan “kembali”, baik dalam bentuk harapan Tuhan dari kesadaran umat-Nya (3:7), maupun ajakan langsung yang diserukan Tuhan kepada umat-Nya (3:12, 14, 22). Pada waktu itu, keadaan umat digambarkan seperti istri yang sudah tidak diinginkan lagi oleh suaminya karena perzinahan yang telah dilakukan istrinya sebagai bentuk gambaran dari penyembahan berhala yang mereka lakukan. Kata “kembalilah” menunjukan bahwa Allah tetap penuh belas kasihan dan mau menerima umat-Nya kembali. Allah menyediakan kesembuhan kepada mereka yang mendengar seruan pertobatan dan mau mengakui segala perbuatan dosanya, dan mau bertobat sungguh-sungguh (3:13, 22). Kesembuhan dari Allah akan mengubah kehidupan mereka sehingga hidup mereka dapat menjadi alat kemuliaan-Nya kembali. Seruan anugerah pemulihan ini harus diresponi dengan keseriusan: bukan hanya bersedih karena dosa, tetapi berubah. Bukan hanya menyesal, tetapi bertobat. [LH] Yeremia 3:13, 22a “Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada orang-orang asing di bawah setiap pohon yang rimbun dan tidak mendengarkan suara-Ku, demikianlah firman TUHAN. Kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu” Jumat Kita Adalah Milik Kristus 4 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 4 Tuhan meminta umat-Nya untuk disunat kembali: bukan disunat secara jasmani, tetapi secara rohani. Dalam Kejadian 17:1-14, Tuhan meminta Abraham bersama dengan seluruh laki-laki yang bersama dengannya untuk disunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham. Melalui sunat, Abraham dan keturunannya diingatkan bahwa mereka adalah milik Allah. Seharusnya, ketika Yeremia menyerukan supaya umat Tuhan disunat kembali secara rohani, mereka sadar bahwa mereka telah melanggar perjanjian dengan Allah melalui tindakan menyembah berhala, yang berarti bahwa mereka menyerahkan diri menjadi milik orang lain. Penekanan tuntutan sunat pada zaman Abraham sebenarnya bukanlah penekanan pada sunat fisik semata, tetapi melampaui itu. Abraham dibawa kepada pengalaman iman: penyunatan hati yang dipisahkan dari dunia untuk menyenangkan hati Tuhan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus mengingatkan dalam Roma 2:29 bahwa orang Yahudi sejati adalah mereka yang telah disunat hatinya secara rohani. Istilah sunat yang disampaikan Allah melalui Nabi Yeremia tidak membatalkan sunat yang telah mereka terima sejak zaman Abraham. Allah ingin menunjukkan bahwa mereka telah salah mengerti. Upacara agama sama sekali tidak membuat mereka menjadi lebih baik daripada yang lain dan tidak membebaskan mereka dari hukuman. Jika mereka ingin terhindar dari murka Allah, mereka harus kembali kepada Allah sebagai pemilik diri mereka. Anda adalah keturunan Abraham karena percaya kepada Kristus (Galatia 3:6-7), artinya Anda menjadi milik Kristus. Allah menjamin bahwa Anda tidak akan terpisah dari kasih Kristus. Akan tetapi, bukan berarti bahwa kita bisa seenaknya hidup dalam dosa karena Tuhan akan menunjukkan murka-Nya dan meminta Anda kembali bertobat karena Anda adalah milik-Nya. [LH] Yeremia 4:4a “Sunatlah dirimu bagi Tuhan, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api.” Sabtu Tugas Pemimpin 5 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 5 Tuhan sangat murka kepada pemimpin-pemimpin yang tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan, yang menyampaikan berita yang berbeda dengan keinginan Tuhan dan yang melakukan tugas hanya supaya disenangi orang. Kejahatan yang mereka lakukan dinilai Tuhan sebagai kejahatan yang dahsyat dan mengerikan (5:30). Kejahatan mereka mengerikan karena nabi palsu, imam dan umat terlibat dalam kejahatan di mata Tuhan. Tidak adanya rasa hormat dari para pemimpin rohani kepada Tuhan digambarkan dalam 5:31. Berita yang disampaikan para nabi palsu tidak berasal dari hati Allah. Para imam bersekongkol dengan para nabi palsu. Yang diajarkan para imam adalah pesan dari para nabi palsu, yaitu hal-hal yang disukai oleh telinga umat Tuhan. Umat Tuhan tidak terlalu peduli apakah yang didengar oleh telinga mereka berasal dari Tuhan atau bukan. Yang penting bagi mereka adalah apa yang sesuai dengan kesukaan mereka. Para imam dan para nabi palsu membiarkan umat Allah hidup di dalam dosa mereka. Mereka hidup seperti lepas kendali dalam nafsu mereka, tetapi para pemimpin mereka tidak ada yang menegur mereka. Kita melihat bahwa kehidupan bangsa Israel di bawah pemimpin rohani yang salah hanya akan membuat mereka semakin terjerumus dalam nafsu mereka. Oleh karena itu, hukuman Tuhan tidak dapat dielakkan lagi karena Allah adalah hakim yang adil (5:29). Jika kita adalah seorang pemimpin, tidak terkecuali pemimpin dalam rumah tangga, kita harus membawa orang-orang yang kita pimpin kepada kebenaran Allah. Kita harus berusaha agar mereka yang hidup dalam hawa nafsu dapat dilepaskan dan mengikuti kehendak Tuhan. [LH] Yeremia 5:30-31 “Kedahsyatan dan kengerian terjadi di negeri ini: Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?” Minggu Letak Ketenangan Hidup 6 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 6 Saat menyerukan kebenaran firman Tuhan kepada umat Tuhan, Nabi Yeremia mengalami tantangan yang hebat dari umat Tuhan sendiri. Mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yeremia. Hal ini membuat Nabi Yeremia bertanya-tanya kepada siapa dia harus berbicara dan bersaksi? Siapa yang mau memperhatikan dia? Respons negatif umat Tuhan diungkapkan sebagai “telinga mereka tidak bersunat” (6:10). Ungkapan tersebut memiliki arti penolakan terhadap pengajaran yang benar. Firman Tuhan menjadi “cemoohan” (6:10), artinya mereka mencela, memandang rendah firman Tuhan. Mereka “tidak menyukai” firman Tuhan (6:10). Sikap seperti itu bertentangan dengan ciri umat Tuhan dalam Mazmur 1:2, yaitu “kesukaannya ialah Taurat Tuhan”. Mengapa mereka tidak menyukai firman Tuhan? Karena kebenaran firman Tuhan bertentangan dengan kesenangan mereka. Umat Tuhan telah menyerahkan diri pada kejahatan (6:7). Tanpa mereka sadari, hidup mereka yang tidak mempedulikan firman Tuhan membawa mereka berhadapan dengan murka Tuhan. Firman Tuhan sangat berguna bagi kehidupan orang percaya, yaitu untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, mendidik, menasihati, menegur (2 Timotius 3:16; Efesus 6:4; Kolose 3:16) yang semuanya itu membuat kita bisa bersukacita di dalam Tuhan. Akan tetapi, nampaknya umat Tuhan lebih menyukai kesenangan di luar kehendak Tuhan, sehingga mereka menolak kebenaran Tuhan yang disampaikan oleh nabi-Nya. Ingatlah bahwa kesenangan hidup kita seharusnya bukanlah didasarkan pada kenikmatan kesenangan duniawi, tetapi pada ketaatan terhadap kebenaran firman Tuhan yang menjadi kesukaan kita. [LH] Yeremia 6:10 “...sungguh telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman Tuhan menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!“ 10 Senin Kemunafikan dalam Ibadah 7 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 7 Pada pasal 7, Nabi Yeremia dengan otoritas dari Tuhan membongkar kemunafikan dalam kehidupan rohani umat Tuhan. Nabi Yeremia menemukan bahwa kehidupan umat Tuhan seperti amat antusias datang ke rumah Tuhan pada hari perayaan (7:2), tetapi kehidupan mereka sama sekali berbeda dengan apa yang diinginkan Tuhan. Mereka melakukan ketidakadilan, menyembah berhala, dan melakukan kejahatan (7:5-6). Mereka menganggap ibadah sebagai alat untuk mencari pertolongan, namun hati mereka masih terus menerus sesat. Kehidupan ibadah tanpa pertobatan tidak akan menghasilkan relasi dengan Tuhan yang sesungguhnya. Tuhan tidak dapat ditipu karena Dia mengetahui isi hati manusia (Yesaya 29:13). Kehidupan ibadah mereka hanyalah suatu tradisi berbentuk ibadah yang diulang dari generasi ke generasi. Sejak dahulu, mereka telah mengetahui bahwa bait Allah merupakan tanda kehadiran Allah di tengah bangsa tersebut. sehingga perkataan “bait Allah, bait Allah, bait Allah” sebenarnya mengungkapkan kesombongan yang berkaitan dengan fisik bangunan. Allah telah mengingatkan bahwa diri-Nya tidak sama dengan baitNya (Yeremia 7:6-7). Menghampiri Tuhan tidak sama dengan datang ke dalam bait-Nya karena Allah bukanlah simbol. Allah adalah Pribadi yang hidup yang menciptakan dunia dan yang merencanakan keselamatan manusia dari dosa. Relasi Allah dan manusia tidak dapat terlepas dari masalah iman. Celakalah orang munafik yang menjalankan agama sebagai sekadar ritual (upacara) yang tidak mempengaruhi kehidupan. Mereka tidak akan merasa aman bila kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka melawan Allah. [LH] Yeremia 7:14 “karena itulah kepada rumah, yang atasnya nama-Ku diserukan dan yang kamu andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo” 11 Selasa Allah Berkuasa untuk Menghukum 8 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 8 Yang membuat bangsa ini tidak mengalami pemulihan dan terusmenerus berada dalam kesusahan bukanlah karena Allah tidak mau menyembuhkan mereka, tetapi karena mereka tidak mau disembuhkan. Berkali-kali Allah menyerukan agar mereka kembali (pasal 3), tetapi mereka tidak mau, bahkan mereka mengingkari kejahatan yang mereka lakukan dengan berkata, “Apakah yang telah kulakukan ini!” (8:6). Allah akan menghukum bangsa Yehuda dengan mengirimkan ularular beludak (8:17). Dalam Perjanjian Lama, ular beludak adalah binatang yang sangat mematikan. Saat bangsa Israel berada di padang gurun, Allah menghukum mereka dengan mengirimkan ular-ular beludak yang memagut mereka (Bilangan 21:6, Ulangan 32:24). Hanya orang yang memandang ular tembaga yang dibuat oleh Nabi Musa yang memperoleh kesembuhan dari bisa racun ular-ular tersebut. Akan tetapi, yang dimaksudkan dengan ular beludak dalam nubuatan Nabi Yeremia adalah bangsa Babilonia. Seperti ular beludak, bangsa Babilonia akan memberikan “serangan yang mematikan” terhadap umat Tuhan. Allah dapat memakai sarana apa saja untuk menghukum umat-Nya. Pada zaman Yeremia, Allah memakai Babilonia, kerajaan yang luar biasa kuat pada waktu itu. Pada saat ini, bila telinga kita sudah tidak mau mendengar suara Tuhan supaya kita bertobat, Allah akan bersuara lebih keras melalui berbagai cara supaya kita mendengarkan Dia. Allah berkuasa untuk memakai sarana apa saja guna menghukum orang percaya yang berbuat dosa agar nama-Nya dimuliakan dan kita kembali kepada-Nya. [LH] Yeremia 8:6 “Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri kedalam pertempuran” 12 Rabu Keyakinan Palsu 9 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 9 Nabi Yeremia dengan tajam mengatakan bahwa bangsa Yehuda tidak ada bedanya dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini dituliskan dengan dua cara: Pertama, Nabi Yeremia menyebut Yehuda dalam satu urutan dengan bangsa-bangsa lain: Mesir, Yehuda, Edom, bani Amon, Moab, dan seterusnya (9:26) yang akan mendapatkan hukuman Allah. Kedua, Nabi Yeremia menyebut bangsa lain sebagai bangsa yang tidak bersunat, sedangkan bangsa Israel disebut tidak bersunat hatinya. Orang Yahudi tidak boleh berbangga karena mereka bersunat. Kebanggaan terhadap sunat merupakan kebanggaan yang keliru karena sunat bukanlah jaminan bahwa mereka merupakan bagian dari umat perjanjian atau umat pilihan Allah. Perlu disadari bahwa Abraham menerima tanda sunat setelah dirinya beriman kepada Allah. Bandingkan dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yaitu bahwa tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel (Roma 9:6) Ketekunan beribadah dan partisipasi dalam kegiatan gerejawi bukanlah jaminan bahwa seseorang adalah orang Kristen yang sejati. Hal-hal tersebut hanya menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan adalah bagian (anggota) dari sebuah gereja. Tanpa iman dalam Kristus, sesungguhnya orang tersebut tidak tergabung dalam keluarga Allah. Ketika Kristus datang kembali, orang yang tidak memiliki iman dalam Kristus akan mendapatkan penghakiman Allah bersama dengan orang tidak percaya lainnya (Matius 7:21-23). [LH] Yeremia 9:25-26 “Lihat waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya: orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya” 13 Kamis Penyembahan Berhala 10 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 10 Tuhan mengingatkan kepada orang Yehuda bahwa menyembah berhala bukan saja merupakan sebuah kebodohan, tetapi juga membuat orang mengalami ketakuan yang tidak berdasar terhadap dewa yang sebenarnya tidak ada. Perbedaan berhala dengan Allah sangat jelas: Pertama, berhala merupakan buatan tangan manusia, sedangkan Allah adalah Pencipta manusia, bahkan Pencipta alam semesta ini. Kedua, berhala merupakan benda mati yang tidak memiliki kehidupan, sedangkan Allah itu hidup dan merupakan sumber kehidupan. Di tengah ketakutan terhadap serangan bangsa Babilonia yang kedatangannya sudah semakin mendekat, umat Tuhan justru semakin giat menyembah berhala. Mereka hidup seperti bangsa-bangsa lain, bahkan mereka meminta petunjuk kepada berhala yang mereka sembah tersebut. Firman Tuhan mengingatkan bangsa Yehuda bahwa berharap kepada berhala merupakan kesia-siaan. Berhala tidak mungkin dapat memberikan petunjuk (10:8). Berhala tidak dapat menjadi sandaran pengharapan. Pengalaman umat Tuhan pada masa Nabi Yeremia itu merupakan cermin bagi orang percaya pada saat ini. Berhala masih merupakan ancaman bagi kerohanian orang percaya, walaupun yang dimaksud dengan berhala pada masa kini mungkin bukan lagi berbentuk patung, tetapi segala sesuatu yang bukan Allah yang menjadi tumpuan rasa aman dan pengharapan kita. Saat kita menghadapi pergumulan dalam kehidupan kita, marilah kita berharap kepada Allah saja karena Allah yang kita sembah dalam Kristus adalah Allah yang hidup yang mau berelasi dengan orang percaya dan yang menjadi sumber berkat dalam kehidupan kita. [LH] Yeremia 10:16 “Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya dan Israel adalah suku milik-Nya, nama-Nya ialah TUHAN semesta alam” 14 Jumat Pembalasan adalah Hak Tuhan 11 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 11 Pelayanan Nabi Yeremia sebagai nabi Allah menjadi semakin berat. Orang-orang dari tanah kelahirannya—Anatot—tidak suka terhadap berita dari Allah yang disampaikan oleh Nabi Yeremia(11:21). Mereka bukan hanya tidak suka terhadap berita yang disampaikan oleh Nabi Yeremia, tetapi mereka juga berencana untuk membunuh Nabi Yeremia. Penghuni Anatot bukanlah orang biasa karena Anatot merupakan suatu daerah yang dikhususkan bagi orang Lewi (Yosua 21:13-18). Orang Lewi memiliki hak istimewa untuk bertugas di bait Allah, sehingga diharapkan bahwa mereka lebih rohani dibandingkan suku-suku yang lain. Di tengah keadaan yang mengancam hidupnya, Nabi Yeremia berseru kepada Tuhan memohon keadilan Tuhan. Nabi Yeremia menyerahkan masalahnya kepada Tuhan dan menantikan Tuhan melakukan pembalasan karena Nabi Yeremia sadar bahwa dia tidak memiliki hak untuk melakukan pembalasan (11:20). Allah mempedulikan kesulitan Nabi Yeremia. Allah menyatakan keadilan-Nya dan memberikan hukuman kepada orang-orang Anatot yang berusaha melawan Allah dengan mengancam nabi-Nya. Hukuman yang akan diterima oleh penduduk Anatot berupa kematian generasi muda dan anak-anak oleh pedang dan kelaparan. Nabi Yeremia merasa terhibur karena Tuhan akan membalaskan kejahatan yang dilakukan orang-orang yang menghalangi pekerjaannya dengan cara dan dalam waktu Tuhan. Saat ini pun, orang percaya akan dihibur oleh keadilan Allah, yaitu bahwa orang-orang jahat akan mendapat pembalasan dari Allah. [LH] Yeremia 11:22b-23 “Aku akan menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak mereka yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan; tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-orang Anatot pada tahun hukuman mereka” 15 Sabtu Masalah Menumbuhkan Iman 12 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 12 Rasanya tidak adil bila orang percaya—yang hidup saleh di hadapan Tuhan—keadaan hidupnya tidak lebih baik daripada orang-orang yang hidupnya tidak mempedulikan Tuhan atau orang-orang yang munafik (12:2), yaitu orang-orang Anatot yang hendak “menyembelih” Nabi Yeremia (11:19). Atas apa yang dialaminya, Nabi Yeremia berserah kepada Tuhan, supaya Tuhan yang bertindak melakukan pembalasan (12:3). Akan tetapi, respons Allah tidak seperti yang diharapkan Nabi Yeremia. Allah tidak memberi respons terhadap kejahatan yang dialami oleh Yeremia, tetapi fokus respons Allah adalah kepada hamba-Nya sendiri. Allah memberikan pengertian kepada Nabi Yeremia bahwa: Pertama, kehidupan rohani dalam menaati Tuhan itu tidak mudah, harus diperjuangkan seperti bila seseorang mengikuti perlombaan lari. Tuhan mengingatkan Nabi Yeremia bahwa dirinya harus tetap bergerak. Kedua, kehidupan ini tidak menjadi semakin mudah, melainkan semakin sulit. Dirinya harus bergerak berlari seperti berpacu melawan kuda. Ketiga, segala kesulitan yang dialami berguna untuk menumbuhkan iman sehingga kita bisa mempercayai Allah dalam keadaan apa pun. Allah mengajarkan kepada Nabi Yeremia bahwa jikalau Yeremia hanya percaya kepada Allah saat kehidupan aman dan damai, bagaimana Nabi Yeremia dapat percaya kepada Allah saat keadaan sulit. Bagi kita saat ini, firman Tuhan mengingatkan bahwa kita seringkali begitu mudah percaya kepada Allah di saat keadaan aman dan damai. Pergumulan hidup yang begitu banyak merupakan alat yang dipakai Allah untuk mengajar kita agar percaya kepada Dia di saat keadaan yang tersulit sekalipun. [LH] Yeremia 12:5 “Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?” 16 Minggu Hidup Untuk Tujuan Allah 13 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 13 Ikat pinggang yang lapuk dipakai Allah untuk menunjukan bahwa umat Allah tidak lagi bisa dipakai untuk memenuhi tujuan Allah. Kejahatan mereka­—yaitu menyembah berhala—telah membuat mereka menjadi tidak berguna untuk apa pun (13:10). Dalam pasal ini, bangsa Israel bisa merasa bangga karena mereka diibaratkan seperti ikat pinggang dari lenan yang diikatkan di pinggang. Ikat pinggang lenan termasuk barang yang mahal, indah, dan termasuk jenis kain yang terbaik. Kemah suci pun dihiasi dengan lenan halus (Keluaran 26:1). Demikianlah Israel dinyatakan seperti kain yang berharga dan mewah. Allah mengumpamakan umat Tuhan seperti ikat pinggang yang direkatkan pada pinggang; artinya, umat Tuhan ditempatkan sebagai umat yang istimewa untuk kemuliaan Allah (Yeremia 13:11). Ikat pinggang ini juga mencerminkan relasi Allah dan Israel yang melekat seperti relasi suami istri (perhatikan bahwa dalam bahasa Ibrani, kata “melekat” pada ayat 11 dan kata “bersatu” dalam Kejadian 2:24 memiliki akar kata yang sama). Karena umat Allah tidak mau mendengarkan Allah (Yeremia 13:11), maka seperti ikat pinggang yang dilepaskan dari pinggang dan disimpan, demikianlah Tuhan menyatakan bahwa umat Allah tidak lagi bisa dipakai untuk tujuan Allah. Tuhan menghendaki supaya kita memiliki sikap hati yang mau mendengarkan Tuhan dan mentaatinya. Dengan demikian, hidup kita akan terpuji dan terhormat bagi kemuliaan Allah. Hiasan hidup orang percaya bukanlah kemewahan dunia dan segala keberhasilannya, tetapi ketaatan terhadap kebenaran firman Allah yang berguna bagi tujuan Allah. [LH] Yeremia 13:11 “Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah tadinya segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku, demikianlah Firman TUHAN, supaya mereka itu menjadi umat, menjadi ternama, terpuji dan terhormat bagiKu. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar” 17 Senin Hukuman Bagi Pengikut Nabi Palsu 14 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 14 Bangsa Yehuda mengalami bencana kekeringan yang luar biasa. Apakah kekeringan ini hanya persoalan musim belaka? Ternyata tidak. Dalam Imamat 26:18-20, Tuhan telah berfirman bahwa jika mereka tidak taat, langit akan seperti besi bagi mereka. Tuhan akan menutup langit jika mereka menyembah allah lain (Ulangan 11:13-17). Oleh karena itu, jelas bahwa kekeringan yang dialami oleh bangsa Yehuda pada waktu itu bukanlah sekedar masalah musim, tetapi kekeringan itu merupakan hukuman Tuhan atas perbuatan dosa yang dilakukan bangsa Yehuda. Allah selalu menepati perkataan-Nya. Dia menjanjikan berkat bagi umat-Nya yang taat, tetapi Ia juga menetapkan hukuman bila umat-Nya berbuat dosa menyembah allah lain. Bila Allah menjatuhkan hukuman terhadap bangsa Yehuda yang berbuat dosa, hal itu menunjukkan bahwa Allah mampu dan pasti akan menepati perkataan-Nya. Mengapa Allah melarang Nabi Yeremia mendoakan bangsa Yehuda (14:11)? Karena bangsa Yehuda telah berlaku munafik. Allah tahu bahwa korban bakaran dan sajian mereka tidak didorong oleh hati yang mau bertobat sungguh-sungguh. Mereka berseru meminta pertolongan Tuhan, tetapi seruan mereka bukan cermin dari pertobatan. Sekalipun Nabi Yeremia berusaha membela umat Tuhan dengan mengatakan bahwa nabi palsu yang seharusnya disalahkan, Allah tetap akan menghukum karena sudah seharusnya bangsa Yehuda mengetahui bahwa mereka yang mengaku sebagai nabi (selain Nabi Yeremia) adalah para nabi palsu. Tidak mungkin nabi yang berasal dari Allah membiarkan umat Tuhan menyembah berhala! Nabi Tuhan selalu menyerukan isi hati Tuhan, yaitu supaya umat semakin mencintai Tuhan. Sebaliknya, nabi palsu membawa orang semakin jauh dari kehendak Tuhan. Biarlah kita semakin bertumbuh dalam pengajaran yang benar yang mengarahkan kita untuk melakukan kehendak Tuhan. [LH] Matius 7:15 “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu...” 18 Selasa Kasih Tuhan Saat Kita Kehilangan Arah 15 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 15 Bagi Nabi Yeremia, menjadi nabi merupakan suatu tugas yang berat yang membuat dia menyesali hari kelahirannya. Kehidupannya dirasakan sebagai masalah bagi orang lain, yaitu saudara sebangsanya. Sang nabi merasa bahwa tidak ada seorang pun yang ramah terhadap dirinya. Semua orang mengutuki dirinya bukan karena kehidupannya bobrok, tetapi karena kebenaran firman Allah yang disampaikannya (15:10). Di tengah keadaan seperti ini, Nabi Yeremia berharap bahwa Tuhan memperhatikan dia dan segera menolongnya. Nabi Yeremia bertanya kepada Tuhan, mengapa penderitaan yang dialaminya seperti tidak ada habisnya. Mungkin kita bisa terperanjat saat membaca tentang kekecewaan Nabi Yeremia terhadap Tuhan. Nabi Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak memenuhi apa yang dia harapkan (15:18, seperti sungai yang curang, tidak dapat dipercayai). Perhatikan bahwa Nabi Musa juga pernah mengalami putus asa karena beban berat yang harus dia pikul (Bilangan 11:10-15), demikian pula dengan Yosua (Yosua 7:6-11) dan Nabi Elia yang ingin mati (1 Raja-raja 19). Ternyata bahwa seorang hamba Tuhan adalah manusia biasa yang masih bisa berkeluh kesah, merasa kecil hati, dan merasa ketakutan. Allah mengetahui beratnya tekanan yang dialami oleh Nabi Yeremia dalam menjalankan tugasnya. Walaupun Nabi Yeremia telah mengucapkan hal yang tidak berharga (15:18), Allah dengan penuh kasih menyerukan kepada Nabi Yeremia untuk “kembali” atau “bertobat”. Bila Nabi Yeremia kembali kepada Allah dan percaya kepada janji-Nya, Allah akan menyertai Nabi Yeremia dan menguatkan dia (15:19-21). Demikian pula, Tuhan akan selalu menyertai dan menguatkan orang percaya dalam menjalani tantangan kehidupan yang berat untuk menjadi alat di tangan-Nya guna menyatakan kemuliaan-Nya. [LH] Yeremia 1:8 “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” 19 Rabu Jangan Sembunyikan Dosa mu 16 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 16 Babel sebagai alat penghukuman Tuhan digambarkan seperti penangkap ikan dan sebagai pemburu (16:16). Hukuman terhadap bangsa Yehuda itu seperti jala yang disebarkan dan tidak ada seorang pun yang dapat lolos dari tangkapan jala itu. Penghukuman Tuhan juga digambarkan sebagai pemburu yang ditempatkan di berbagai penjuru, bahkan sampai di celah-celah bukit, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menyembunyikan diri. Gambaran di atas merupakan jawaban terhadap umat Allah yang berpikir bahwa Allah mungkin tidak mengetahui dosa yang mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka bertanya, “... Apakah kesalahan kami dan apakah dosa yang telah kami lakukan terhadap TUHAN, Allah kami?” (16:10). Pertanyaan tersebut menunjuk kepada dua kemungkinan, yaitu mereka tidak menyadari dosa yang mereka perbuat atau mereka mengira bahwa TUHAN tidak mengetahui dosa yang mereka lakukan. Mereka tidak menyadari bahwa tidak ada dosa yang dapat disembunyikan dari hadapan Tuhan. Tuhan mengamati tingkah langkah mereka dan tidak ada yang dapat disembunyikan dari Tuhan (16:17). Jelaslah bahwa hukuman yang diberikan Allah kepada Yehuda setimpal dengan dosa yang mereka perbuat, yang semuanya diketahui oleh Allah. Apakah anda saat ini masih mempertahankan kebiasaan kehidupan yang berdosa dan Anda berharap bahwa Tuhan tidak memperhatikan dosa tersebut? Sesungguhnya, Allah mengetahui segala sesuatu. Kesadaran bahwa Allah mengetahui segala sesuatu merupakan langkah awal yang akan membawa kita kepada pertobatan. [LH] Ibrani 4:13 “Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.“ 20 Kamis Dosa Serakah 17 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 17 Nabi Yeremia memaparkan dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Tuhan, yaitu penyembahan berhala (17:1-4); ketidakpercayaan terhadap penyertaan Allah, lebih percaya kepada manusia atau kepada bangsa lain (17:5-10); keserakahan (17:11); meninggalkan Tuhan (17:12-13); dan menolak nabi Tuhan (17:14-18). Pada zaman ini, dosa keserakahan sangat kuat menguasai manusia. Keserakahan umumnya tidak disebabkan karena seseorang mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi karena ia tidak pernah bisa merasa cukup dengan apa yang dia miliki. Keserakahan akhirnya mendorong seseorang untuk berani mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak halal. Nabi Yeremia menuliskan masalah di atas untuk menjelaskan bahwa kekayaan tidak ada artinya bila waktu penghakiman tiba, apalagi bagi mereka yang memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak halal. Keserakahan mendatangkan hukuman Tuhan. Orang yang serakah adalah orang yang beriman pada materi, bukan pada Tuhan. Keserakahan menunjukan bahwa sumber kebahagiaan hidup seseorang bukanlah Tuhan, melainkan materi. Dia mengira bahwa banyaknya materi akan membuat hidupnya terasa bahagia, aman, dan tenang, padahal kebahagiaan, keamanan, dan ketenangan yang dimilikinya adalah palsu. Kenyataannya, orang yang serakah akan hidup dalam kekuatiran karena dia takut kehilangan apa yang dimilikinya. Tuhan tidak menghendaki kekayaan yang kita peroleh dengan cara yang tidak halal (melalui korupsi, tipuan, atau dengan melakukan ketidakadilan). Semua yang diperoleh dengan cara tidak halal bukanlah berkat Tuhan dan tidak memberikan damai sejahtera. [LH] Yeremia 17:11 “Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal.” 21 Jumat Allah Berkuasa untuk Menghukum 18 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 18 Allah menyuruh Yeremia untuk pergi ke tukang periuk. Melalui gambaran tentang tukang periuk, Allah menjelaskan bahwa Dia berdaulat atas semua bangsa. Sebagaimana penjunan akan menghancurkan bejana yang rusak, demikianlah Tuhan memperlihatkan kedaulatan-Nya untuk mencabut dan merobohkan bangsa yang jahat. Firman Tuhan mengatakan, “... Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” (18:6). Pernyataan ini berarti bahwa bangsa Israel berada di dalam kendali Allah, sehingga bangsa Israel sebenarnya tidak dapat berpikir dengan seenaknya bahwa hidup mereka dikendalikan oleh diri mereka sendiri seperti yang mereka kira (18:12). Mengapa tukang periuk menghancurkan bejana tersebut? Bejana tersebut dihancurkan karena bejana itu tidak sesuai dengan standar yang diharapkan oleh tukang periuk. Seorang tukang periuk memiliki harapan seperti apa nantinya bentuk bejana itu, sehingga bejana itu bisa dibanggakan. Melalui gambaran ini, Allah menyatakan bahwa Dia berdaulat atas kehidupan umat-Nya. Dalam kedaulatan-Nya, terdapat standar yang diharapkan Allah atas ciptaan-Nya. Allah berhak memberikan standar dan Israel harus hidup sesuai dengan standar tersebut. Kesadaran bahwa Allah berdaulat atas kehidupan kita seharusnya membuat kita dengan sukacita mempercayakan segala sesuatu dalam hidup kita kepada-Nya. Kita perlu meyakini bahwa dalam kedaulatan Tuhan terdapat kebaikan Tuhan. Oleh karena itu, jika kita tunduk pada kedaulatan Allah, sepantasnya kita hidup sesuai dengan standar Tuhan, bukan standar diri kita sendiri. [LH] Yeremia 18:6 “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” 22 Sabtu Panggilan Allah 19 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 19 Di dalam pasal ini Allah menyuruh Nabi Yeremia untuk mengajak beberapa tua-tua dan beberapa imam bangsa Yehuda. Di hadapan mereka, Nabi Yeremia harus menyampaikan pesan Tuhan berupa penghukuman yang akan menimpa bangsa Yehuda. Tentunya, perjalanan Nabi Yeremia bersama dengan mereka itu merupakan perjalanan yang menegangkan karena mereka tidak menyukai Yeremia. Tindakan Yeremia menunjukkan keyakinan Nabi Yeremia bahwa Allah menyertai dia ketika dirinya melakukan kehendak Tuhan. Allah memilih lembah Ben-Hinom sebagai tempat untuk menyampaikan pesan-Nya kepada bangsa Yehuda. Pada pasal 7:31 telah dijelaskan bahwa di lembah Ben Hinom, umat Tuhan melakukan kekejian dihadapan-Nya, yaitu mereka mempersembahkan anak-anak mereka kepada dewa Baal (Bandingkan dengan 19:5). Tindakan mempersembahkan anak itu amat keterlaluan karena Allah sudah melarang praktik keagamaan seperti itu dengan keras (Ulangan 18:10). Tindakan mempersembahkan anak sebagai korban bakaran kepada Baal itu menunjukkan bahwa mereka telah meninggalkan Tuhan. Setelah membongkar segala kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yehuda, Nabi Yeremia memecahkan buli-buli di depan mata mereka (Yeremia 19:10). Buli-buli yang pecah berkeping-keping karena dibanting dengan keras itu mencerminkan amarah Tuhan yang luar biasa kepada bangsa Yehuda. Dapat bayangkan betapa panasnya hati para tua-tua menyaksikan apa yang dilakukan oleh Nabi Yeremia. Namun, Nabi Yeremia tidak takut dan dengan berani tetap melanjutkan penyampaian berita penghukuman itu di pelataran rumah Tuhan di hadapan orang banyak. Kiranya kita juga memiliki ketetapan hati untuk berani melakukan apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan karena Tuhan menyertai orang yang percaya kepada-Nya (15:20; Matius 28:20). [LH] Matius 28:20 “.......Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada Akhir zaman” 23 Minggu Tunduk kepada Firman Allah 20 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 20 Ketaatan Nabi Yeremia kepada Tuhan mengandung risiko. Kali ini, Nabi Yeremia dipukul oleh Pasyhur dan dipasung semalaman di pintu gerbang. Dengan demikian, Pasyhur bukan hanya sekedar ingin menyakiti Nabi Yeremia, tetapi dia juga ingin mempermalukan Nabi Yeremia di hadapan orang banyak. Pasyhur dikutuk oleh Tuhan. Dia dan keluarganya akan dibawa ke Babel dan mati di sana. Bagi orang Yahudi, dikubur di luar tanah bangsanya merupakan tanda hukuman Tuhan. Pasyhur mendapatkan hukuman Tuhan bukan semata-mata karena menyakiti Nabi Yeremia, tetapi juga karena dia secara tidak langsung memberitakan kebohongan dengan cara menolak berita yang disampaikan oleh Nabi Yeremia. Pasyhur tidak menyukai kebenaran firman Allah yang disampaikan melalui Nabi Yeremia. Hanya ada satu kemungkinan yang membuat Pasyhur melawan kebenaran firman Allah, yaitu karena dia telah berdosa. Kebenaran firman Allah menelanjangi dosa yang terdapat dalam diri Pasyhur. Pasyhur memilih untuk menolak kebenaran dan terus menutupi segala kejahatannya. Seharusnya, dia dapat memilih untuk menerima kebenaran firman Tuhan dengan kerendahan hati dan membiarkan firman itu mengubah kehidupannya. Firman Allah dapat menjamah kita saat kita beribadah di gereja atau saat kita merenungkan firman Allah di rumah. Roh Kudus mengingatkan kebenaran firman Tuhan yang pernah kita baca untuk menegur kita. Janganlah melawan kebenaran firman yang menegur kita agar kita tidak mengalami hukuman Allah seperti Pasyhur. [LH] Yeremia 20:1,2 “Pasyhur bin Imer, imam yang pada waktu itu menjabat kepala di rumah TUHAN, mendengar Yeremia menubuatkan perkataan-perkataan itu. Lalu Pasyhur memukul nabi Yeremia dan memasungkan dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di atas rumah TUHAN.” 24 Senin Apa yang kau pilih? 21 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 21 Serangan dari Babel sudah berada di depan mata. Hal ini membuat Raja Zedekia berusaha mencari cara untuk menangani situasi yang menegangkan bagi kerajaan Yehuda. Salah satunya adalah dengan mengirim utusan kepada Nabi Yeremia untuk mencari tahu petunjuk Tuhan melaluinya. Hal ini sungguh bertentangan dengan sifat asli Raja Zedekia. Dalam 2 Tawarikh 36:12 dikatakan bahwa Raja Zedekia melakukan yang jahat dihadapan Tuhan dan tidak merendahkan diri di hadapan Nabi Yeremia. Tekanan yang luar biasa hebat akhirnya membuat raja ini merendahkan diri di hadapan hamba Tuhan. Raja Zedekia berharap agar Tuhan melakukan keajaiban seperti dahulu, tetapi jawaban yang didapat adalah Tuhan berpihak kepada Babel dan akan memerangi Yehuda sehingga Yehuda dikalahkan. Jikalau dahulu, dalam Ulangan 5:15, Allah berperang bagi umat-Nya dan membebaskan mereka dari tempat perbudakan Mesir, kali ini Allah akan membawa mereka ke negeri pembuangan. Nasi telah menjadi bubur, demikianlah kira-kira situasi yang terjadi yang sudah tidak dapat diubah lagi. Allah telah berulang kali memberitahukan bahwa ketidaktaatan mereka dapat membuat Allah murka, tetapi para pemimpin tidak peduli. Mereka lebih memilih beribadah kepada berhala yang mati daripada beribadah kepada Allah yang hidup. Itu berarti bahwa mereka memilih kematian. Raja Zedekia berharap bahwa Tuhan akan melakukan keajaiban bagi dirinya seperti yg pernah dilakukan Tuhan kepada umat-Nya dahulu. Merupakan suatu kebodohan bila kita berharap agar Tuhan melakukan sesuatu bagi kita seperti yang Dia lakukan kepada umat-Nya dahulu, tetapi kita tetap mempertahankan kesalahan kita. [LH] Ulangan 30:19 “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu” 25 Selasa Hidup Orang Percaya 22 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 22 Raja Yoyakim adalah keturunan raja Yosia, tetapi hidupnya tidak seperti ayahnya yang taat kepada Tuhan. Kejahatannya tercatat dalam 2 Raja-raja 24:3-4, yaitu melakukan kejahatan seperti Raja Manasye dan banyak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Di dalam Yeremia pasal 22, Tuhan mencela cara Raja Yoyakim menggunakan kekuasaannya untuk melakukan ketidakadilan. Dia memeras rakyat Yehuda agar bisa memberikan pajak kepada bangsa Mesir (2 Raja-raja 23:35). Raja Yoyakim adalah seorang raja yang tamak. Di tengah situasi krisis pada masa itu, dia lebih mengutamakan pembangunan istananya dengan memakai kayu-kayu aras yang mahal (Yeremia 22:14-15). Mungkin dirinya ingin mengulang kehebatan Raja Salomo yang membangun istananya dengan kayu aras. Dalam pembangunannya pun, dia tidak peduli jikalau harus memakai tenaga orang tanpa membayar. Sesungguhnya, tindakan Raja Yoyakim ini melanggar hukum yang ditetapkan Tuhan tentang membayar upah pekerja (Imamat 19:13). Raja Yoyakim tidak peduli dengan penderitaan orang-orang di sekitarnya. Dirinya hanya memikirkan kesenangan pribadi. Allah menilai kehidupan Raja Yoyakim yang penuh dengan ketamakan ini sebagai hidup yang tidak mengenal Allah. Bagi Allah, orang yang benar-benar mengenal Dia pasti akan melakukan keadilan dan kebenaran, seperti halnya dengan Raja Yosia (Yeremia 22:1516). Bagaimana dengan Anda? Apakah selama ini, kehidupan Anda merefleksikan bahwa Anda adalah orang yang memiliki hubungan dengan Allah di dalam Yesus Kristus? [LH] Lukas 6:46 “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?.” 26 Rabu Berita Anugerah 23 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 23 Allah itu penuh kasih. Ia memberikan harapan kepada Yehuda. Pada saat itu, para gembala Yehuda (para pemimpin politik dan rohani) adalah orang-orang yang korup, kelak akan ada seorang raja yang bijaksana yang akan melakukan keadilan dan kebenaran. Raja tersebut bernama TUHAN keadilan kita. Walaupun Tuhan akan menghukum dengan membuang mereka ke negeri Babel, Tuhan menjanjikan bahwa domba-domba yang tercerai-berai itu akan dikumpulkan kembali dan akan tinggal di tanahnya sendiri (23:5-8). Dalam terang Perjanjian Baru, nubuatan Yeremia ini mengarah kepada Mesias, yaitu Yesus Kristus. Tuhan Yesus adalah gembala yang baik yang membawa kembali domba-domba yang sesat (Matius 10:6; Yohanes 10:1-18). Kristus membawa kita ke pada diri-Nya supaya kita yang berada dalam kegelapan bisa memperoleh pengampunan dosa dan dibenarkan oleh Allah. Yeremia 23 adalah berita anugerah bagi bangsa Yehuda, yaitu bahwa penghukuman itu akan berakhir dan mereka akan kembali ke tanah mereka sendiri. Kegelapan akan berakhir dan mereka akan melihat terang. Merupakan berita anugerah juga bagi kita bahwa Yesus Kristus—keturunan Daud (Matius 1:1)—adalah gembala yang membebaskan kita dari kegelapan dan dari hukuman dosa. Tuhan Yesus bukan hanya datang untuk orang Yahudi. Keselamatan itu ditawarkan kepada semua orang. Yohanes 10:16 mengatakan, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” [LH] Yeremia 23:5 “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.” 27 Kamis Letak Ketenangan Hidup 24 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 24 Penglihatan tentang dua keranjang buah ara menjadi penghiburan bagi Yehuda dan juga bagi Yeremia yang mengasihi saudara-saudaranya. Buah ara yang baik melambangkan orang Yehuda yang tersisa yang ada di pembuangan. Allah akan memelihara mereka. Buah ara yang tidak baik melambangkan Zedekia dan para pemukanya dan orang-orang yang masih tinggal. Mereka ibarat garam yang sudah tidak asin lagi, Matius 5:13b, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” Allah tidak meninggalkan umat-Nya dalam pembuangan. Orangorang yang diangkut ke pembuangan akan diperhatikan Allah dalam segala yang mereka lakukan. Suatu saat, mereka akan dibawa kembali oleh Tuhan untuk pulang. Penghukuman adalah alat untuk membentuk umat Tuhan. Di negeri pembuangan, mereka diajar untuk mempercayai kebenaran dari Allah yang hidup serta tidak menyembah berhala. Hancurnya Yerusalem bukanlah kecelakaan, tetapi ada di dalam kontrol Allah. Seringkali kita menilai bahwa berkat Tuhan selalu berwujud keadaan baik dan keadaan buruk semata-mata adalah kutukan. Namun, sebenarnya tidak demikian. Kutukan adalah saat kita terpisah dari Allah. Penghukuman yang dialami bangsa Yehuda justru membuat mereka mengenal Allah yang mengubah hati mereka. Masalah serta konsekuensi dosa yang harus kita jalani adalah berkat Tuhan untuk membentuk kita kembali jikalau kita mau berbalik kepada-Nya. [LH] Yeremia 24:6, 7 “Maka Aku akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini. Aku akan membangun mereka, bukan meruntuhkannya; Aku akan menanam, bukan mencabutnya. Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya. “ 28 Jumat Dipakai dan Dihancurkan 25 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 25 Nabi Yeremia menyampaikan pesan dalam pasal ini saat kerajaan Raja Nebukadnezar telah berhasil mengalahkan Mesir dan menjadi semakin berkuasa. Artinya, kegenapan dari nubuatan Nabi Yeremia telah semakin dekat. Selama 23 tahun sampai dengan saat itu, Nabi Yeremia bertekun dan setia menyampaikan isi hati Tuhan. Selama itu juga, Nabi Yeremia menghadapi penolakan dari bangsanya sendiri. Ketekunan Nabi Yeremia patutlah kita teladani. Apa pun rintangan yang dihadapi, Nabi Yeremia tetap setia menjadi saksi Tuhan. Di dalam bagian ini, secara terang-terangan, Tuhan menyatakan Raja Nebukadnezar sebagai hamba-Nya yang dipilih untuk menghancurkan Yerusalem. Akan tetapi, istilah “hamba” itu tidak berarti bahwa kedudukan Raja Nebukadnezar sama seperti Nabi Yeremia yang juga adalah hamba-Nya. Predikat “hamba” bagi Raja Nebukadnezar menjelaskan tentang kuasa Allah atas semua bangsa. Allah berkuasa memakai bangsa yang tidak menyembah kepada-Nya untuk mencapai tujuan-Nya. Lalu, apa perbedaan Raja Nebukadnezar dengan Nabi Yeremia yang keduanya dipakai sebagai alat Tuhan? Ayat 12 memberi jawaban. Setelah tujuan Allah tercapai, kerajaan Babel mendapatkan murka Allah dan dihancurkan karena bangsa Babel telah bersalah kepada Tuhan. Sebaliknya, karena Nabi Yeremia beriman kepada Allah, ia terus menjadi alat untuk menyatakan kemuliaanNya. Anda pun bisa dipakai Allah untuk menggenapi tujuan-Nya. Akan tetapi, apakah Anda mau dipakai menjadi alat seperti Raja Nebukadnezar atau seperti Nabi Yeremia? [LH] Yeremia 25:12 “Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempattempat yang tandus untuk selama-lamanya.” 29 Sabtu Biar Menderita Tapi Bahagia 26 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 26 Yeremia menghadapi ancaman kembali. Setelah beberapa waktu yang lalu dipukul dan dipasung di pintu gerbang (20:2), kali ini Yeremia ditangkap dan akan dibunuh. Hal ini dialami karena Yeremia menyampaikan perkataan Tuhan tentang pemusnahan Bait Suci. Di hadapan orang banyak di pelataran bait Suci, Yeremia menubuatkan kehancuran Bait Suci. Para imam dan nabi palsu menjadi geram dengan perbuatan Yeremia. Bait Suci sangat penting bagi imam dan nabi palsu karena rakyat sangat menghormati bait Suci dan hal tersebut memberikan mereka kuasa untuk mengatur rakyat. Untuk mendapatkan popularitas, mereka menghindari teguran Tuhan dan selalu mengemukakan hal-hal yang menyenangkan, sehingga Bait Suci yang seharusnya menjadi tempat untuk mendengarkan suara Tuhan—termasuk mendengar teguran TUHAN— berubah menjadi tempat untuk mendengarkan berita-berita yang enak didengar. Itulah sebabnya, Allah hendak menghancurkan Bait Suci. Yeremia menderita bukan karena kesalahannya, tetapi karena kebenaran yang dia perjuangankan dan ketaatannya kepada Allah. Penderitaan semacam ini adalah penderitaan yang patut untuk dibanggakan sebagaimana dikemukakan dalam Matius 5:11-12, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” Penderitaan yang dialami orang percaya sebagai konsekuensi dari mengasihi Tuhan Yesus merupakan panggilan bagi orang Kristen. Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21). [LH] Yeremia 26:8 “Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: “Engkau harus mati!” 30 Minggu Kepalsuan Membawa Masalah 27 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 27-28 Nabi Hananya adalah seorang nabi palsu. Berita yang disampaikan bukanlah berasal dari Allah, tetapi hasil rekaannya sendiri. Hananya menyampaikan berita palsu tentang kedamaian yang akan dialami oleh Yehuda karena Tuhan mematahkan kuk raja Babel dan raja Yehuda serta semua orang buangan akan dikembalikan dengan segera oleh Tuhan ke negerinya. Jelas bahwa hal ini bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh Nabi Yeremia. Allah tidak suka dengan Nabi Hananya yang mulutnya menyampaikan kebohongan. Kebohongan yang dilakukan oleh Hananya menyesatkan orang banyak, sehingga banyak orang yang murtad dari Tuhan dan hidup dalam pengharapan palsu. Entah berapa lama Hananya melakukan kebohongan, tetapi akhirnya Tuhan bertindak. Tuhan membuat Hananya mati pada tahun itu juga. Firman Allah dalam Amsal 19:9 dengan jelas mengatakan, “Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.“ Hidup dalam kebohongan akan membawa ke dalam masalah. Bila Anda berbohong satu kali, Anda membutuhkan kebohongan berikutnya untuk membenarkan perkataan Anda yang pertama. Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa iblislah yang menjadi bapa bagi para pendusta. Sebagai orang percaya, marilah kita membuang segala kebohongan. Biarlah perkataan Kristus diam di dalam diri kita sehingga kita berkata sesuai dengan kebenaran firman Allah (Bandingkan dengan Kolose 3:16). [LH] Yeremia 28:15b-16 “Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN.”” 31 Senin Menjadi Berkat Bagi Kota 28 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 29 Di pasal 25 sudah diberitahukan bahwa masa pembuangan hanya 70 tahun. Hal ini memberikan harapan dalam kehidupan mereka. Yeremia menuliskan surat kepada orang yang di pembuangan supaya mereka hidup di pembuangan dengan pengharapan akan masa depan yang telah menanti. Dengan harapan akan pemulihan yang dijanjikan Allah, mereka tidak boleh menyia-nyiakan hidup mereka. Allah ingin supaya mereka menggunakan waktu yang ada dengan baik. Mereka harus membangun rumah, bercocok tanam, dan menikah supaya keturunan mereka tetap terpelihara. Bukan hanya itu saja. Mereka harus mengusahakan kesejahteraan kota tempat mereka berada dan berdoa bagi kota tersebut karena kesejahteraan mereka sangat tergantung pada kesejahteraan kota tersebut. Hal ini tentunya tidak pernah mereka pikirkan karena berdoa untuk kesejahteraan kota berarti berdoa untuk musuh mereka. Hal ini juga berlaku bagi kita saat ini. Allah telah menempatkan kita di kota kita. Seperti bangsa Yehuda, kita berada di kota yang tidak mengikuti nilai-nilai rohani yang kita percayai. Kita tetap memiliki tanggung jawab untuk kedamaian kota. Tuhan ingin supaya shalom di usahakan di kota kita, tetapi bukan dengan menegakkan kedamaian tanpa kebenaran, melainkan kebenaran dan kedamaian harus berjalan bersama. Kita bertanggung jawab untuk mendoakan kota ini. Tuhan menggerakkan Yehuda untuk memiliki belas kasihan kepada Babel, demikian juga kita saat ini diharapkan memiliki belas kasihan kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, mereka tahu bahwa Kristus ada dalam hidup kita. [LH] Yakobus 3:17-18 “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. ” 32 Selasa Pemulihan dari Allah dan Masa Depanmu 29 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 30 Yeremia 30-33 adalah kumpulan nubuat yang menawarkan harapan di masa putus asa. Nubuat-nubuat ini tampak luar biasa dan menunjuk ke sebuah era baru ketika Israel dan Yehuda sudah kembali dari pembuangan ke tanah mereka sendiri, bersatu kembali sebagai sebuah bangsa, dan dikembalikan kepada Tuhan mereka. Melalui nubuatan ini, bangsa Yehuda dapat melihat masa depan. Tuhan memakai hukuman untuk menunjukkan kepada Yehuda bahwa berhala yang pernah mereka sembah tidak dapat menyelamatkan mereka dan tidak dapat membatalkan hukuman Allah (30:12-14). Tuhanlah yang berkuasa atas hidup mereka. Allah memberikan pengertian tentang hukuman yang diberikanNya. Kata “tetapi” (30:7) menjadi sangat berarti bagi Yehuda untuk mengerti arti dibalik hukuman yang mereka jalani. Tuhan ingin memurnikan mereka, itulah yang ingin disampaikan Allah. Hukuman Tuhan kepada umatNya tidak sama seperti hukuman Tuhan kepada bangsa lain (30:11). Kepada umat-Nya, Allah tidak bertujuan untuk menghabiskan, tetapi untuk memulihkan. Masa depan itu ada ketika Tuhan memulihkan Anda. Tanpa pemulihan yang dari Allah, sesungguhnya hidup kita hanya akan berada dalam jalan yang tanpa tujuan. Cara Allah memulihkan mungkin akan sangat menyakitkan, tetapi Allah perlu melakukan itu semua untuk mengoreksi dan memperbaiki kita. Pada saat itu, sebenarnya kita sedang berada di dalam genggaman tangan Tuhan yang sedang mencurahkan kasih-Nya kepada kita. [LH] Yeremia 30:11 “Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman TUHAN, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.” 33 Rabu Masa Depan Karena Kasih Kekal Allah 30 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 31 Tidak ada satu pun hal yang baik dari Yehuda sehingga Allah harus mengasihinya. Kebobrokan Yehuda membuat masa depan mereka hancur. Sebenarnya, manusia tidak memiliki kuasa untuk menentukan masa depannya. Kasih kekal Allah saja yang menjamin masa depan Yehuda. Setelah menegur segala dosa mereka, Tuhan berjanji kepada umatNya “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (31:3b). Inilah motivasi Allah dalam memulihkan umat-Nya. Allah membuktikan kasih-Nya kepada Abraham (Kejadian 15:5) dan kepada bangsa Israel (Keluaran 19:4). Allah tidak pernah ingkar janji. Kasih Allah yang akan membangun kehidupan bangsa Yehuda kembali dan kehidupan masa depan yang akan dimiliki oleh bangsa Yehuda adalah kehidupan yang penuh dengan sukacita. Sukacita itu digambarkan oleh anak dara Israel yang tampil dengan taritarian dan rebana (Yeremia 31:4). Sesungguhnya, kasih-Nya menarik kita untuk mendekat kepada-Nya. Kasih Allah yang kekal itu telah dilanjutkan kepada kita saat ini karena Yesus Kristus. Inilah yang disampaikan Rasul Paulus dalam Galatia 3:14, “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” Kasih Allah di dalam Kristus yang membuat kita dekat dengan Allah. Kasih Tuhan begitu luar biasa dalam kehidupan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kasih Allah adalah kasih yang mencari dan menerima kita apa adanya. Dia seperti Bapa yang menyambut anaknya yang telah lama pergi dan kini kembali. Sang Bapa memberikan pakaian baru dan menyematkan cincin ke tangan anak itu. Demikianlah kasih Allah menjamah Saudara. [LH] Yeremia 31:3 “Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” 34 Kamis Percaya Kepada Allah untuk Masa Depan 31 Juli Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 32 Allah memerintahkan Nabi Yeremia untuk membeli sebidang tanah dari sepupunya. Transaksi itu dilakukan dalam keadaan yang sulit karena kota Yerusalem sedang dikepung oleh tentara Nebukadnezar dan Yeremia sedang ditahan di pelataran penjagaan. Sebenarnya, tidak ada keuntungan untuk membeli tanah yang sebentar lagi akan diserang oleh kerajaan musuh. Setahun kemudian, kerajaan Zedekia akan ditaklukkan. Akan tetapi, karena Tuhan yang memerintahkan, Yeremia menaatinya. Semua urusan transaksi dilakukan di pelataran penjagaan. Para saksi yang hadir pasti berpikir bahwa Nabi Yeremia tidak waras. Mungkin Allah sengaja mengatur agar semua transaksi dilakukan di depan umum, sehingga semua orang mendengar janji Allah untuk pemulihan umat-Nya di kemudian hari. Selain itu, Yeremia menunjukan kepada orang banyak bahwa dia beriman terhadap masa depan yang Allah janjikan. Beriman kepada Allah tidaklah mudah. Tidak mudah bagi Nabi Yeremia untuk membeli tanah yang akan segera dikuasai oleh musuh di hadapan orang banyak. Sekalipun demikian, Nabi Yeremia tetap mempercayai Allah. Hal yang sama berlaku pula bagi Musa yang tidak mudah untuk mempercayai bahwa Allah akan membebaskan dirinya dan Israel dari Mesir. Akan tetapi, Musa memilih untuk percaya kepada Allah. Masa depan telah ada di dalam rencana Allah. yaitu masa depan dengan kemuliaan Allah yang terpancar melalui kisah hidup kita. Percayalah kepada Allah dengan segenap hati untuk masa depan Saudara. Allah sanggup untuk membawa Saudara pada masa depan yang Allah sediakan di tempat nama Allah dimuliakan. [LH] Yeremia 32:42 “Sebab beginilah firman TUHAN: Seperti Aku mendatangkan kepada bangsa ini segenap malapetaka yang hebat ini, demikianlah Aku mendatangkan ke atas mereka keberuntungan yang Kujanjikan kepada mereka.” 35 Jumat Doa dan Masa Depan 1 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 33 Tidak mudah untuk memahami peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, apalagi bila kita sakit-sakitan atau mengalami pergumulan yang berat lainnya. Apakah bersikap tidak peduli merupakan cara yang tepat untuk mengahadapinya? Bolehkah bertanya kepada peramal? Kita harus ingat bahwa bertanya kepada peramal atau dukun merupakan kejijikan di hadapan Tuhan (Ulangan 18:9-12). Saat Yeremia sedang ditahan di pelataran penjagaan (33:1), Allah berbicara kepadanya. Allah menyuruh Yeremia untuk berseru kepadaNya. Tuhan berjanji bahwa bila Yeremia berseru kepada-Nya, Allah akan memberitahukan kepadanya hal-hal besar yang tidak terpahami. Kata “tak terpahami” menggambarkan suatu kota yang dijaga ketat dan tidak dapat ditembus. Itulah keadaan yang dialami Yeremia dan Yehuda. Peristiwa itu mencekam karena pasukan Babel sedang mengepung di balik tembok Yerusalem. Tidak mudah untuk bersikap tenang dan berusaha mengerti maksud di balik peristiwa itu. Namun, Allah menjelaskan bahwa yang tersembunyi itu diketahui oleh Allah. Hanya Allah yang dapat membuka yang tersembunyi, dan hanya orang yang berseru kepada-Nya yang akan diberitahu tentang yang tersembunyi itu. Doa itu amat penting bagi orang percaya karena doa menandakan sebuah relasi yang hidup antara Allah dengan pribadi orang percaya. Doa bukan hanya saat kita berbicara kepada Allah, tetapi juga saat kita mendengar Allah berbicara. Di saat berdoa, Tuhan akan memberikan pengertian tentang hal-hal yang belum kita pahami, sehingga kita memahami rencana Allah di tengah pergumulan kita dan masa depan kita. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara memiliki relasi dengan Allah melalui doa? [LH] Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” 36 Sabtu Jangan Tindas Bawahanmu 2 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 34 Yeremia mencela berbagai kejahatan sosial yang dipraktikkan di zamannya. Salah satu praktik semacam ini adalah perbudakan Israel yang mereka lakukan sendiri. Mendengar hal ini, Raja Zedekia memerintahkan supaya setiap orang melepaskan budaknya bangsa Ibrani seperti yang ditetapkan Tuhan (34:8-10). Akan tetapi, akhirnya mereka berubah pikiran. Kemungkinan mereka tidak jadi melepaskan budakbudak mereka mengingat bahwa tidak lama kemudian, pasukan Babel menarik diri dari Yerusalem untuk menghadapi serangan Mesir (37:45), sehingga Yehuda berharap bahwa Mesir akan bisa mengalahkan Babel dan mereka dapat menata hidup mereka kembali. Oleh sebab itu, diperlukan budak untuk menata hidup mereka kembali. Dari sini, nampak sekali bahwa kepentingan mereka lebih diutamakan daripada menaati perintah Tuhan. Sejak zaman Musa, Allah telah mengatur tentang hak-hak budak (Keluaran 21:2-11). Tuhan menetapkan bahwa setiap budak Ibrani harus dibebaskan pada setiap tahun yang ketujuh. Setiap orang Ibrani yang menyerahkan diri untuk menjadi budak tidak boleh diperjualbelikan seperti budak dari bangsa lain (Imamat 25:39:55). Setiap tuan harus memperlakukan budaknya dengan takut akan Tuhan. Tuhan sangat memperhatikan orang miskin dan tertindas, maka sudah seharusnya orang percaya memperhatikan kehidupan orang miskin dan tertindas. Ayub dalam Ayub 31:13-15 mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengabaikan hak budaknya laki-laki dan perempuan karena dia menyadari bahwa Tuhanlah yang menciptakan mereka, sama seperti dirinya. Saat ini, orang percaya tidak boleh menindas pembantu atau karyawan sebab Tuhan memandang bersalah orang yang menindas orang lain. [LH] Imamat 25:43 “Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu.” 37 Minggu Memelihara Ketaatan kepada Firman Tuhan 3 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 35 Yang menjadi perhatian dalam bagian ini adalah bagaimana Allah mengontraskan ketaatan orang-orang Rekhab terhadap perintah leluhur mereka dengan ketidaktaatan umat Tuhan kepada perintah Tuhan. Sampai pada waktu itu, sama seperti yang diperintahkan Yonadab, orangorang Rekhab tidak minum anggur, tidak mendirikan rumah, tidak mempunyai kebun, dan hidup dalam kemah saja. Pesan dari bagian ini sangat jelas sekali: Jikalau perintah seorang manusia, Yonadab, begitu dihargai dan ditaati oleh kaumnya selama beberapa abad, mengapa orang Israel dan Yehuda tidak menaati Tuhan? Jikalau sebuah tradisi keluarga dipelihara dengan penuh dedikasi, mengapa perintah Tuhan sangat kurang diperhatikan dan dipelihara? Seringkali orang percaya menjadi malu ketika menyaksikan pengabdian dan disiplin orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, tetapi sangat setia kepada keluarga mereka dan agama mereka. Seharusnya, di dalam kehidupan kita, ada kerinduan untuk memelihara kebenaran firman Allah karena Allah yang memiliki firman yang kekal telah menebus kita dari dosa dan Allah berdaulat atas hidup kita. Ada perbedaan antara ketaatan untuk memelihara firman Allah dengan pengabdian dan disiplin orang-orang yang tidak mengenal Allah. Orang percaya memelihara firman Allah karena kasih kepada Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi diri kita, karena kita sadar bahwa hidup di luar Allah tidak berarti, dan karena kita rindu agar kemuliaan Allah semakin dilihat dunia melalui hidup kita yang memelihara firman-Nya. Memelihara firman Allah harus dimulai dari diri kita sendiri, kemudian ditularkan kepada keluarga. Hal ini dapat kita lakukan dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan rohani seperti saat teduh, doa keluarga, serta menanam hidup berkomitmen kepada Tuhan. [LH] Mazmur 119:44 “Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.” 38 Senin Allah Menopang Firman-Nya 4 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 36 Yoyakim membakar tulisan firman Allah yang ditulis Yeremia. Hanya tiga orang saja yang berusaha melarang raja untuk tidak membakar gulungan kitab itu. Kondisi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada sensitivitas terhadap dosa di antara kaum Yehuda. Tindakan Yoyakim menunjukan bahwa dirinya menentang Allah dan tidak peduli terhadap teguran Tuhan, bahkan Yoyakim berniat untuk menangkap Yeremia dan Barukh, tetapi Allah menyembunyikan mereka. Apakah dengan membakar gulungan kitab, Yoyakim dapat membatalkan firman Allah atau menghancurkan firman Allah? Sama sekali tidak! Manusia dapat memusnahkan gulungan kitab, tetapi tidak dapat memusnahkan firman Allah. Allah memerintahkan Yeremia untuk menuliskan kembali firman-Nya itu dalam gulungan kitab yang lain. Dalam gulungan kitab yang baru, Allah menyampaikan bahwa kebanggaan takhta kerajaan Yoyakim akan dimusnahkan Tuhan dengan cara: tidak ada keturunan Yoyakim yang akan duduk di atas tahta Daud. Yoyakim bukanlah orang yang pertama dan terakhir melakukan pemusnahan firman Allah. Ada begitu banyak usaha untuk memusnahkan Alkitab dan kekristenan di sepanjang sejarah gereja. Akan tetapi, kelangsungan firman Allah ditopang oleh Allah sendiri seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 24:35 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” 1 Petrus 1:25 “tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya”. Sampai saat ini, Alkitab terus diterjemahkan dalam berbagai bahasa suku agar firman Allah bukan hanya bisa dibaca oleh orang-orang di kota, tetapi juga oleh orang-orang di daerah pedalaman. Jikalau bukan Tuhan yang menopang, tidak mungkin hal itu dapat berlangsung terusmenerus. Terpujilah nama Tuhan! [LH] Yesaya 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya 39 Selasa Bertekun dalam Mendidik Anak 5 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 37 Zedekia adalah keturunan Raja Yosia, tetapi hidupnya tidak seperti ayahnya yang takut Tuhan. Raja Yosia hidup mengasihi Tuhan. Dialah yang mengusahakan pemulihan rohani sesuai dengan kitab Taurat yang ditemukannya. Sebaliknya, Zedekia tidak mau mendengarkan peringatan Nabi Yeremia yang membawa pesan TUHAN (2 Tawarikh 36:12). Pada masa kecilnya, Zedekia bisa menyaksikan teladan dari kehidupan ayahnya. Seharusnya teladan tersebut terekam dalam ingatannya. Bukan hanya itu saja, kemungkinan besar, ayahnya mengajarkan tentang taurat Tuhan dengan serius kepada Zedekia. Adanya teladan seorang ayah ternyata tidak menjamin bahwa sang anak tersebut setelah dewasa akan tetap setia kepada Tuhan. Bisa saja terjadi bahwa anak itu memilih jalannya sendiri sesudah dia dewasa. Di dalam Alkitab, terdapat banyak contoh tentang anak yang kehidupannya tidak seperti orang tuanya yang takut akan Tuhan. Misalnya, Nadab dan Abihu (anak-anak Imam Harun), Simson (anak Manoah), Yoel dan Abia (anak-anak Nabi Samuel), dan masih banyak yang lainnya. Kita harus menyadari bahwa anak bukanlah seperti selembar kertas kosong yang perkembangannya tergantung dari siapa yang menulis dan apa isi tulisan di kertas tersebut. Bagaimanapun, setiap anak memiliki respons yang unik (setiap anak berbeda), sehingga apa yang dialami anak pada masa kecil bukanlah satu-satunya penentu yang membentuk kehidupan pribadinya. Ada begitu banyak hal yang turut mempengaruhi anak tersebut. Kondisi seperti di atas tidak boleh membuat kita tawar hati dan merasa percuma mendidik anak. Bagaimanapun, Allah menghendaki agar kita mendidik anak-anak kita secara tekun (Ulangan 6:7). Tuhan juga memperingatkan anak-anak agar memperhatikan didikan orang tuanya (Amsal 1:8-9). [LH] Efesus 6:4 ““.... didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” 40 Rabu Istana Kertas 6 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 38 Nabi Yeremia berkata bahwa lebih baik seluruh orang Yehuda pada waktu itu menyerahkan diri pada orang Kasdim. Dengan cara demikian, mereka akan tetap hidup ketimbang memberikan perlawanan. Semua yang disampaikan oleh Yeremia adalah perintah Tuhan, tetapi orang-orang yang mendengar tidak menyukai pesan tersebut. Dalam kondisi seperti ini, mereka berharap bahwa Nabi Yeremia akan menguatkan keyakinan mereka agar pasukan Yehuda memiliki keberanian untuk menghadapi musuh. Mereka kesal karena perkataan Nabi Yeremia membuat semua orang menjadi putus asa dan pasukan Yehuda menjadi gentar. Allah menolong Nabi Yeremia melalui Ebed-Melekh dan Raja Zedekia sehingga Nabi Yeremia bisa lolos dari bahaya. Percakapan Yeremia dengan raja menunjukan bahwa Raja Zedekia benar-benar mengharapkan pertolongan Tuhan. Sayangnya, ketika perintah Tuhan disampaikan, raja tidak berani mengikuti rencana Tuhan. Raja khawatir bahwa dirinya menjadi permainan jika ia menyerahkan diri kepada orang Kasdim. Tidak mungkin seorang raja menyarankan untuk menyerah dibandingkan berperang sampai akhir. Raja berada dalam situasi sulit! Nabi Yeremia berusaha meyakinkan Raja Zedekia bahwa mengikuti rencana Tuhan adalah pilihan terbaik. Nabi Yeremia menjelaskan bahwa di dalam tangan Tuhan lebih aman dibandingkan di dalam istananya sendiri. Mengikuti rencana Tuhan tidak mudah karena hanya Tuhan yang mengetahui kondisi akhir, sedangkan kita hanya diminta untuk taat sekalipun tidak mengerti. Terkadang zona nyaman yang kita miliki menjadi penghalang untuk mempercayai bahwa berada di dalam tangan Tuhan lebih aman dibandingkan di dalam “istana” kita pribadi. Sesungguhnya, “istana” kita bagaikan “istana kertas” yang mudah hancur, bahkan bisa menghancurkan diri kita. [LH] Amsal 3:5 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri ” 41 Kamis Penyertaan Tuhan Terhadap Orang Percaya 7 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 39 Tuhan menyelamatkan Nabi Yeremia dan Ebed-Melekh dari malapetaka serangan Babel bukan karena Allah menghargai mereka, tetapi karena mereka percaya kepada-Nya. Dalam bagian ini, bukan saja nubuatan Nabi Yeremia digenapi oleh Allah, tetapi juga janji Tuhan digenapi dalam kehidupan Nabi Yeremia, bahwa Allah menyertai dan melepaskan Yeremia (1:17-19). Raja Nebukadnezar menganggap Nabi Yeremia sebagai peramal yang meramalkan kemenangan Babel dan ia melihat bahwa Nabi Yeremia ditahan oleh bangsanya sendirim sehingga dia menganggap Nabi Yeremia berada di pihaknya. Oleh karena itu, Raja Nebukadnezar memerintahkan kepala pasukannya untuk membebaskan Yeremia serta menjamin bahwa kehidupan Yeremia dalam keadaan baik, serta memerintahkan supaya apa saja yang diminta oleh Nabi Yeremia harus dituruti. Allah juga setia kepada orang non-Yahudi yang percaya kepada-Nya, yaitu Ebed-Melekh. Rupanya tindakan Ebed-Melekh menyelamatkan Nabi Yeremia dipandang Allah sebagai sesuatu yang baik. Sebaliknya, Raja Zedekia mengalami kehancuran karena ketakutannya dan ketidakpercayaannya. Harapan Raja Zedekia terhadap Mesir pun mengecewakan. Pengalaman Raja Zedekia ini mengingatkan kita bahwa salah menaruh harapan dan kepercayaan bisa berakibat fatal. Percaya dan bersandar kepada Allah tidak akan mengecewakan karena Tuhan telah berjanji untuk menyertai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dalam Roma 5:5 tertulis : “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Di dalam Kristus ada harapan. Di dalam Kristus tidak mengecewakan karena keselamatan telah diberikan-Nya kepada kita. Percayalah kepada-Nya. [LH] Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.“ 42 Jumat Tujuan Allah Menggerakkan Hidup Anda 8 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 40-41 Nabi Yeremia diperlakukan istimewa oleh Nebuzaradan. Kepala pasukan Kerajaan Babel tersebut memberikan kebebasan kepada Nabi Yeremia untuk pergi ke Babel atau memilih untuk tetap tinggal di tanah leluhurnya. Bila Nabi Yeremia memilih untuk pergi ke Babel, Nebuzaradan berjanji untuk memperhatikannya. Kata “memperhatikan” (sesuai dengan 39:12) berarti bahwa Nabi Yeremia tidak akan disakiti dan apa pun yang diminta oleh Yeremia akan dituruti. Bukankah hal ini merupakan tawaran yang sangat menarik? Meskipun demikian, Nabi Yeremia memilih untuk tidak ikut ke Babel. Dia memilih untuk tinggal bersama-sama dengan orang-orang Yehuda yang tersisa di tanah leluhurnya. Nampak jelas sekali bahwa Nabi Yeremia mengetahui panggilan hidupnya. Sekalipun dia mendapat tawaran kemakmuran, dia tidak menerima tawaran itu karena panggilan hidupnya bukan untuk mengejar kemakmuran. Nabi Yeremia dipanggil sebagai Nabi Allah yang menjadi penyambung lidah Allah bagi umat-Nya. Sekalipun nubuatan itu telah tergenapi, tugasnya sebagai nabi belum selesai. Nabi Yeremia masih harus menyampaikan berita bukan hanya untuk orang-orang di pembuangan, tetapi juga untuk orang-orang yang tersisa di negerinya sendiri. Tujuan hidup orang percaya adalah memuliakan Allah. Bila Anda memahami tujuan hidup Anda, Anda dapat menentukan pilihan yang harus Anda ambil atau Anda tolak dalam kehidupan Anda. Misalnya, Anda akan memilih untuk meluangkan waktu bersama anak guna menanamkan hal rohani ketimbang mencari kesenangan. Contoh lain, Anda memilih pekerjaan bukan sekedar berdasarkan gaji, tetapi mempertimbangkan apakah di tempat itu Anda bisa memuliakan Allah. [LH] Yeremia 40:4a “Maka sekarang, lihatlah aku melepaskan engkau hari ini dari belenggu yang ada pada tanganmu itu. Jika engkau suka untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, marilah! Aku akan memperhatikan engkau. Tetapi jika engkau tidak suka untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, janganlah pergi! ” 43 Sabtu Jangan Menipu Allah Dalam Doa 9 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 42-43 Yohanan adalah seorang yang sangat berani memimpin orang-orang Yehuda untuk melawan bangsa Babel. tetapi keberaniannya ini tidak menunjukkan iman kepada Tuhan. Dia bersama-sama dengan orang Yehuda lainnya tidak berani mengikuti perintah Tuhan untuk tetap tinggal diam di negeri mereka sendiri. Kondisi negeri mereka pada waktu itu sangat melarat, banyak orang yang kelaparan dan tidak aman. Mereka melirik ke Mesir, suatu negeri yang makmur, aman dan damai . Oleh sebab itu, mereka memohon kepada Nabi Yeremia untuk menanyakan apakah Tuhan mengizinkan mereka pergi ke Mesir atau tidak. Namun, setelah sepuluh hari, Nabi Yeremia menyampaikan jawaban dari Tuhan, yaitu Tuhan melarang mereka pergi ke Mesir. Aneh sekali bahwa setelah mendengar jawaban tersebut mereka malah tidak mau menuruti perintah Tuhan. Nabi Yeremia menegur mereka bahwa mereka telah menipu Tuhan karena sebelumnya mereka telah berjanji untuk mendengarkan suara Tuhan, baik ataupun buruk. Apakah maksud dari tindakan mereka meminta Yeremia untuk berdoa bertanya kepada Allah tentang rencana mereka? Ketidaktaatan mereka membuktikan bahwa sebenarnya doa mereka kepada Tuhan tidak dilandasi oleh motivasi untuk mencari kehendak Tuhan. Mereka ingin supaya Tuhan menyetujui apa yang ingin mereka lakukan. Sebenarnya, mereka tidak perlu berdoa kalau hanya untuk menipu Allah. Bagaimana dengan Anda saat ini? Apa Apa yang terjadi saat Anda berdoa kepada Allah? Apakah doa anda merupakan lembaran permohonan yang disampaikan supaya Allah menyetujui keinginan Anda? Berdoalah dengan hancur hati karena mengingini rencana Allah dinyatakan dalam kehidupan Anda! Sampaikan dengan sungguh-sungguh bahwa Anda ingin hidup dalam rencana Allah [LH] 1 Yohanes 2:17 “ Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” 44 Minggu Ingatlah Firman Tuhan 10 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 44-45 Di pasal 44, Tuhan menegur orang-orang Yehuda yang tersisa melalui Nabi Yeremia, karena mereka tinggal di Mesir dan hidup menyembah ratu sorga. Mengapa malapetaka yang mereka terima tidak membuat mereka bertobat dan sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan? Apakah mereka telah melupakan hukuman yang Tuhan timpakan kepada nenek moyang mereka karena dosa mereka, yaitu bahwa raja, para imam, dan rakyat menyembah berhala? (44:9). Mereka kembali ke Mesir bukan karena mereka lupa, tetapi sebagai bentuk “pertobatan” kepada ratu sorga yang sempat mereka lalaikan dan mereka tinggalkan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran berasal dari ketaatan kepada ratu sorga, dan bahwa malapetaka yang terjadi merupakan hukuman dari ratu sorga yang disebabkan karena mereka berhenti membakar korban bakaran kepadanya (44:17-18). Mereka bukan melupakan peristiwa yang telah terjadi (44:19), namun mereka mengabaikan firman Tuhan yang menjelaskan mengapa peristiwa itu terjadi, misalnya penjelasan pasal 14 bahwa musim kekeringan yang mereka alami adalah hukuman Tuhan karena dosa-dosa mereka. Bandingkan dengan penjelasan Nabi Amos bahwa Tuhanlah yang menahan hujan (Amos 4:7). Betapa serius akibat yang dihasilkan bila melupakan firman Tuhan! Sisa Yehuda melupakan pengajaran firman Tuhan. Bagi mereka, hidup adalah sekedar mengejar kemakmuran. Mereka bersedia untuk sujud menyembah ilah lain yang dianggap bisa memberi kemakmuran. Akibat selanjutnya, mereka tidak peka terhadap teguran Tuhan. Hati mereka mengeras sehingga teguran Tuhan melalui peristiwa yang mereka hadapi tidak mereka dengar. [LH] Yeremia 44:9 “Sudah lupakah kamu kepada kejahatan nenek moyangmu, kejahatan raja-raja Yehuda, kejahatan para pemuka mereka, kejahatanmu sendiri dan kejahatan isteri-isterimu yang dilakukan mereka di tanah Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem? ” 45 Senin Hidupmu dalam Kedaulatan Allah 11 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 46 Yeremia menyampaikan kekalahan Mesir di dalam kedaulatan Allah. Di hadapan Tuhan, Mesir merasa bangga dengan kekuatan militernya yang luar biasa. Kekuatan militer Mesir itu digambarkan seperti kekuatan sungai Nil. Kebanggaan terhadap kekuatan kerajaannya itu membuat Mesir memiliki ambisi untuk menaklukkan kota yang lainnya (46:8). Mesir berhasil mengalahkan Yehuda pada zaman raja Yosia, tetapi kemudian dikalahkan oleh Nebukadnesar di Karkemis pada tahun 605 BC. Kebanggaan Mesir tidak berarti di hadapan Allah. Allah memakai bangsa lain untuk mengalahkan Mesir dan hari kekalahan Mesir oleh Babel sebenarnya adalah hari pembalasan Tuhan dengan memakai Babel menjadi alat-Nya (46:10). Dalam peperangan pada waktu itu, Mesir tidak dapat bertahan menghadapi Babel karena sesungguhnya Allah telah membuat Mesir kalah. Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah Raja atas semesta alam (46:18) yang seharusnya seluruh bangsa bertekuk lutut di hadapan-Nya. Kekalahan Mesir menunjukkan bahwa dewa-dewa Mesir tidak dapat melawan kedaulatan Allah. Bagi orang Yehuda yang lari ke Mesir, hal ini menjadi kegentaran bagi mereka. Mereka pasti menyesal karena telah berpihak pada Mesir. Kepada orang Yahudi ditunjukkan bahwa kehebatan dewa Mesir yang mereka sembah tidak bisa mengalahkan Allah yang sejati. Akan tetapi, orang Yehuda yang ada di pembuangan memiliki pengharapan. Apakah pentingnya uraian di atas bagi kita? Kenyataan bahwa Allah berdaulat atas bangsa-bangsa dan atas sejarah seharusnya membuat kita tidak takut menghadapi kehidupan ini. Karena hidup kita berada dalam kedaulatan Allah, hal itu berarti bahwa Tuhan akan melaksanakan rencana-Nya dalam kehidupan Anda. [LH] Yeremia 46:28a “ Maka engkau, janganlah takut...demikianlah firman TUHAN, sebab Aku menyertai engkau...” 46 Selasa Keadilan Tuhan adalah Penghiburan 12 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 47 Penghakiman Allah berlaku untuk semua orang, untuk segala bangsa. Seperti Yerusalem yang menghadapi penghakiman Allah, demikian juga dengan bangsa yang lain. Penghakiman Allah seperti pedang yang sudah terhunus dan tidak mungkin disarungkan kembali. Hal itu merupakan gambaran bahwa penghakiman itu pasti terjadi. Apa yang akan terjadi pada bangsa Filistin merupakan sebuah kengerian besar, yaitu bahwa akan datang bangsa yang menghancurkan Filistin seperti air yang mengamuk (47:2), bahkan hari yang menakutkan itu membuat para ayah tidak dapat lagi berpaling menoleh kepada anak-anak (47:3). Hal ini menggambarkan bahwa mereka tidak dapat bergerak lagi seperti orang mati. Filistin adalah bangsa yang sering kali mempersulit kehidupan umat Tuhan. Kali ini, umat Tuhan menyaksikan bahwa musuh-musuh mereka akan mendapat hukuman dari Tuhan. Hal ini merupakan penghiburan yang membuat umat Tuhan bisa bersabar ketika menghadapi tekanan musuh, karena kelak Tuhan akan menyelamatkan dan membalas. Kehidupan orang percaya tidaklah mudah. Seringkali orang percaya menghadapi tekanan dari orang-orang yang membenci Kristus. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia. Tekanan yang begitu berat membuat kita bertanya kepada Tuhan, “Sampai kapan ini semua terjadi?” Firman Tuhan hari ini kiranya membuat kita bersabar menanggung penderitaan karena kelak Tuhan akan menyelamatkan dan Tuhan akan bertindak dalam keadilannya terhadap orangorang yang menimbulkan penderitaan. [LH] Yeremia 47:6,7 Ah, pedang TUHAN, berapa lama lagi baru engkau berhenti? Masuklah kembali ke dalam sarungmu, jadilah tenang dan beristirahatlah! Tetapi bagaimana ia dapat berhenti? Bukankah TUHAN memerintahkannya? Ke Askelon dan ke tepi pantai laut, ke sanalah Ia menyuruhnya!” ” 47 Rabu Aman di Tangan Tuhan 13 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 48 Bangsa Moab adalah keturunan Lot, sehingga mereka merupakan saudara jauh dengan Israel. Sebagai saudara jauh, seharusnya Moab bersikap baik terhadap Israel, tetapi ternyata tidak demikian. Moab membawa pengaruh buruk kepada umat Tuhan, yaitu mempengaruhi bangsa Israel untuk berzinah dan menyembah berhala (Bilangan 25:1-3). Yang menyebabkan Moab dihukum Tuhan adalah kesombongan, keangkuhan, dan kepongahannya (Yeremia 48:29-30). Moab sombong karena kemakmurannya. Dari sisi militer, Moab memiliki pertahanan yang mereka percaya tidak akan dapat ditembus. Moab digambarkan seperti orang tua yang tidak pernah susah sejak masa mudanya (48:11). Allah membenci Moab karena mereka menyembah berhala. Kamos adalah dewa yang mereka sembah, tetapi Kamos pun akan dihancurkan oleh Allah. Kemakmuran yang mereka alami membuat mereka tetap menyembah Kamos karena mereka berpikir bahwa kemakmuran mereka berasal dari Kamos. Kali ini, Tuhan akan melenyapkan kebanggaan mereka dan mengambil segala kemakmuran mereka. Allah membenci Moab yang menyombongkan kekayaan dan kehebatannya, demikian juga Allah membenci kita yang mempercayakan diri kepada kekayaan dan kemampuan sendiri sebagai sumber rasa aman dalam kehidupan di dunia ini. Kemakmuran yang tidak disadari sebagai anugerah Tuhan dapat menggantikan Tuhan dalam kehidupan Anda. Bila kemakmuran dan kehebatan pribadi menggantikan Tuhan, Andalah yang akan menjadi “Tuhan”, Hal ini berarti bahwa Anda seakan-akan bisa menentukan hidup anda sendiri. Ingatlah bahwa rasa aman Anda tidak terletak pada kemakmuran dan kehebatan pribadi, tetapi pada Tuhan yang telah mengampuni kita dari dosa di dalam Yesus Kristus. [LH] Yeremia 48:7 “Sungguh, oleh karena engkau percaya kepada bentengmu dan perbendaharaanmu , maka engkau pun akan direbut;........ ” 48 Kamis Jangan Sombong 14 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 49 Kesombongan adalah bagian yang selalu disoroti oleh firman Tuhan dari bangsa-bangsa yang dihukum oleh Allah. Bani Amon adalah bangsa yang memegahkan diri dengan harta bendanya (49:1, 4). Edom adalah bangsa yang angkuh karena menduduki tempat tinggi di bukit seperti tempat burung rajawali membuat sarangnya (49:7, 16). Damsyik disebut sebagai kota yang terpuji (49:23, 25). Bangsa Arab (Kedar) adalah bangsa yang sombong karena sentosa dan aman tenteram (49:28, 31). Elam adalah bangsa yang membanggakan kemampuannya dalam memanah (49:34, 35). Mereka tidak mengenal Allah yang sejati sehingga hidup mereka hanya berputar pada diri mereka sendiri dan mereka hanya berbicara untuk membangun kebesaran pribadi. Sesungguhnya, mereka melakukan hal yang sia-sia, “Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?”. (Mazmur 2:1). Kesombongan mereka mendatangkan hukuman Tuhan. Hidup di dalam Kristus yang telah menyelamatkan manusia berdosa sesungguhnya membebaskan manusia dari hidup yang hanya berputar pada dirinya sendiri. Di dalam Kristus, kehidupan orang percaya sekarang ini bergerak keluar dari dirinya sendiri, yaitu kepada Allah, sehingga tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati hadirat-Nya. Kenyataan bahwa orang percaya dapat jatuh dalam dosa kesombongan karena apa yang dimilikinya menyadarkan kita bahwa kita perlu mendisiplin diri untuk menjalin relasi dengan Tuhan. Seorang yang menjalin relasi dengan Tuhan harus belajar untuk mengakui bahwa Tuhanlah yang lebih bernilai dalam kehidupannya, sehingga ia dapat menilai apa yang dimilikinya secara benar, misalnya menilai uang tidak lebih hanya sekedar alat pemeliharaan Tuhan. Uang tidak bisa memelihara kita. [LH] Amsal 16:18 “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” 49 Jumat Tidak Perlu Iri 15 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 50 Babel adalah alat Allah untuk menghakimi Yehuda dan bangsa lainnya. Kemenangan demi kemenangan serta kejayaan dan kemasyhuran yang mereka miliki pada waktu itu sesungguhnya adalah berkat dunia yang Tuhan izinkan untuk mereka miliki. Kesuksesan ini mereka kecap sekalipun mereka tidak mengenal Allah yang sejati. Akan tetapi, bangsa Babel pun mendapat giliran untuk dihakimi oleh Allah. Allah mendatangkan bangsa lain untuk menghancurkan Babel. Nubuat Yeremia tentang kehancuran Babel membuktikan bahwa Allah sama sekali tidak memandang kejayaan, kehebatan, dan kemakmurannya sebagai hal yang menyenangkan hati Allah. Semuanya itu tidak dapat menutupi dosa Babel yang sedang dinilai oleh Allah. Di sisi lain, nubuat ini menggenapi janji Allah untuk memulihkan umat Allah. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita. Segala kejayaan, kemakmuran dan kesuksesan yang dimiliki oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah memang diizinkan oleh Allah. Justru kesuksesan, kejayaan dan kemakmuran menjadi tempat yang licin bagi mereka, membuat mereka menjadi semakin sombong dan semakin tidak merasa perlu untuk mengenal Allah yang sejati. Akan tetapi, hal itu tidak akan bertahan lama karena semuanya akan berakhir dalam penghakiman Allah. Alkitab mengajarkan bahwa bukan orang yang kuat, bukan orang yang kaya, bukan orang yang sukses yang hidupnya memiliki damai sejahtera, tetapi orang yang dibenarkan Tuhan, yang dipandang sebagai domba-Nya, dan yang dipelihara oleh Gembala yang Agung. Oleh karena itu, janganlah Anda mengejar apa yang dikejar oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Anda juga tidak perlu iri terhadap kesuksesan mereka karena segala yang mereka miliki bersifat sementara dan akan lenyap di dalam penghakiman Allah. [LH] Yeremia 50:29 “Kerahkanlah penembak-penembak melawan Babel, semua orang pemanah! Berkemahlah mengepungnya, supaya jangan ada yang lolos!” 50 Sabtu Bersukacita Karena Allah yang Sejati 16 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 51 Peperangan antar kerajaan pada zaman dahulu bukan sekedar untuk menguasai wilayah kerajaan lain, tetapi juga untuk menunjukkan kehebatan atau kekuatan ilah yang mereka sembah. Rasa malu bagi kerajaan yang ditaklukkan bukan sekedar rasa malu menjadi tawanan, tetapi malu karena ilah mereka kalah. Oleh karena itu, ketika Babel mengalahkan umat Tuhan dan bangsa-bangsa lain, mereka menganggap dewa yang mereka sembah lebih hebat daripada dewa-dewa bangsa lain. Allah menjatuhkan hukuman kepada Babel bukan semata-mata karena perbuatan Babel terhadap umat Tuhan (51:49), melainkan juga karena sudah waktunya untuk menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Allah yang benar yang lebih berkuasa dibandingkan dengan dewa-dewa lainnya. Ayat 44 dan 47 menunjukan bahwa Allah Israel adalah Allah yang sejati yang menaklukan dewa Babel dan menghukum patung-patungnya. Peristiwa penghukuman ini juga merupakan jawaban doa umat Allah yang berseru karena penderitaan akibat penindasan Babel (51:34-35). Melalui jawaban doa ini, Allah ingin umat-Nya bersukacita atas diri-Nya dan timbul pengharapan dalam hati mereka (51:50). Allah ingin supaya umatNya menyaksikan segala yang diperbuatNya dan memuji nama-Nya karena umat-Nya memiliki Allah yang sejati. Demikian juga dengan kita saat ini. Allah kita adalah Allah yang sejati yang ingin agar kita memuji-Nya dan bersukacita atas pengharapan yang diberikan-Nya melalui perbuatan-Nya mengasihi kita di dalam Tuhan Yesus Kristus yang menebus kita dari dosa. Sesungguhnya, di dunia ini tidak ada yang seperti Allah yang kita sembah dalam Yesus Kristus, yang telah turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah dosa supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya diselamatkan. [LH] Yeremia 51:44a “Aku akan menghukum dewa Bel di Babel, dan akan mengeluarkan dari mulutnya apa yang ditelannya.” 51 Sisipan Ucapan HUT Kemerdekaan RI HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Peranan Roh Kudus dalam Kemerdekaan Kristen Minggu 17 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Galatia 5:13-26 Setelah kita dimerdekakan oleh Kristus, kita tidak lagi berada dibawah kuk perhambaan oleh hukum Taurat dan legalisme; maka sekarang kita memerlukan “Penolong” untuk menguasai hidup kita dari dalam supaya kita tetap hidup dalam kemerdekaan Kristen. Penolong itu adalah Roh Kudus. Roh Kudus adalah Penolong yang memungkinkan orang Kristen menikmati kemerdekaan yang sejati di dalam Kristus. Paling tidak ada tiga peranan Roh Kudus yang dipaparkan Rasul Paulus di dalam bacaan kita hari ini. Pertama, Roh Kudus memimpin kita melakukan hukum kasih (5:1315). Adalah sebuah kesalahan besar kalau seseorang menafsirkan kemerdekaan yang diberikan Kristus sebagai sebuah kebebasan untuk melakukan apa saja sekehendak hatinya. Paulus menjelaskan bahwa kita dipanggil untuk merdeka. Kita merdeka dari dosa karena kita telah mengalami pengampunan Allah melalui Kristus yang mati di atas kayu salib. Setelah menjelaskan panggilan kita, Paulus memperingatkan supaya kita jangan mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. Sebaliaknya justru sebuah kesempatan untuk berbuat kasih kepada sesama (5:13-14). Roh Kuduslah yang memingkinkan semuanya itu terjadi. Kedua, Roh Kudus memimpin kita menaklukkan keinginan daging (5:16-21, 24). Ketiga, Roh Kudus memimpin kita menghasilkan buah dari kemerdekaan Kristen kita, yaitu buah Roh (5:22-23, 25-26). Jika kita ingin mengisi kemerderkaan Kristen kita dengan benar tidak ada jalan lain selain memberi hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus. Hidup dipimpin Roh Kudus akan memampukan kita untuk mengalahkan keinginan daging dan sebaliknya hidup yang dipimpin Roh Kudus menjadikan kita mampu mengasihi sesama seperti yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Amin. [JS] Galatia 5:25-26 “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.” 53 Senin Tetap Dekat Dengan Allah 18 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Yeremia 52 Kitab Yeremia ditutup dengan kisah Raja Yoyakhin yang dikasihani oleh Ewil-Merodakh, Raja Babel. Raja Babel memperlakukannya dengan istimewa, yaitu makan bersama-sama dengan Raja Babel dan dipelihara kehidupannya oleh Raja Babel. Kita percaya bahwa apa yang dilakukan oleh Ewil-Merodakh, Raja Babel, adalah kehendak Tuhan. Bagi orang Israel, akhir cerita ini begitu penting. Raja keturunan Daud tetap ada, sekalipun dia tidak pernah kembali lagi ke Yerusalem. Hal yang amat penting di sini adalah bahwa penyertaan Allah atas Kerajaan Daud masih terus berlangsung. Hal ini menjadi sumber pengharapan bagi umat Allah untuk memandang ke depan. Bagi kita saat ini, Kristus, anak Daud (Matius 1) merupakan sumber pengharapan bagi manusia berdosa. Hal lain yang merupakan penutup kitab Yeremia berkaitan dengan nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yeremia. Kisah Nubuat yang disampaikan oleh Yeremia tentang penghukuman Tuhan kepada umat-Nya telah benar-benar terjadi. Oleh karena itu, mulai saat itu, nubuatan Yeremia tentang berkat masa depan menuju kepada penggenapan. Keadaan yang sulit sama sekali bukanlah tanda bahwa Allah tidak hadir dan memelihara. Keadaan sulit hanya membuat kita sulit mengerti bagaimana Allah dapat hadir, memelihara, dan menggenapi janji-Nya. Ketika orang percaya berada dalam keadaan yang sulit, yang perlu dilakukan adalah tetap bersandar kepada Tuhan, tidak menjauhi Tuhan karena Allah sedang bekerja dengan cara-Nya sendiri. Kristuslah kegenapan dari masa depan yang direncanakan Allah. Di dalam Kristus ada pengharapan. Di dalam Kristus kita mendapatkan kekuatan dan segala sesuatu dapat kita tanggung. Amin! [LH] Yohanes 10:10 ““Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” 54 Pengantar Kitab Ratapan R atapan ditulis oleh Nabi Yeremia. Ratapan pasal 1-4 ditulis oleh Yeremia sebagai saksi mata pada waktu jatuhnya Yerusalem dan permulaan masa Pembuangan (tahun 587 BC). Ratapan pasal 5 ditulis oleh Yeremia setelah bangsa Yehuda menjalani masa Pembuangan untuk beberapa waktu. Untuk mengerti Kitab Ratapan, kita harus membaca 2 Raja-raja 25:812 yang merupakan latar belakang penulisan Kitab Ratapan. Dalam Kitab Raja-raja dijelaskan mengapa mereka sampai mengalami kehancuran sedemikian rupa. Yeremia membeberkan keberdosaan orang Yehuda dan tujuan penghukuman Allah pada mereka. Masa pembuangan adalah masa untuk menyadarkan mereka bahwa mereka harus mengintrospeksi diri dan harus mengenal Allah dengan benar. Kitab Ratapan mengajarkan tentang Allah yang benar. Ratapan 1:18a mengatakan, “TUHANlah yang benar karena aku telah memberontak terhadap firman-Nya.” Konsep ini juga terdapat dalam Ratapan 5:7 dan 16. Allah yang Benar tidak dapat berkompromi dengan keberdosaan. Oleh karena itu, Tuhan memberi hukuman kepada orang yang tidak benar, kepada orang yang berdosa. Walaupun bangsa Babel yang menghancurkan kota Yerusalem dan Bait Allah, semua itu sebenarnya merupakan hukuman Allah bagi bangsa Yehuda. Allah berkuasa memakai bangsa Babel untuk memberikan hukuman, karena Allah adalah Allah seluruh umat manusia. Terlepas dari apakah manusia itu mengakui Allah atau tidak, menyembah Allah atau tidak, Allah tetap adalah Allah yang berkuasa atas alam semesta. Kitab ini juga mengajarkan tentang sebuah pengharapan karena Allah itu setia dan selalu terbuka untuk memberikan pengampunan bagi mereka yang mau bertobat. Kondisi bangsa Yehuda memang sangat luar biasa parah akibat dosa-dosa yang luar biasa, tetapi selalu ada harapan untuk mereka. Dalam Ratapan 3:22-23 dikatakan bahwa kasih setia TUHAN selalu baru dan rahmat-Nya tidak pernah habis. Dengan kesetiaan yang besar, Dia akan menyayangi kembali dan berhenti menghukum umat-Nya yang bertobat (Ratapan 3:31-33). Pengajaran seperti ini tidak hanya dalam kitab Ratapan, sangat konsisten di dalam seluruh Alkitab. Dalam perjanjian baru juga tertulis “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1:9). Halleluyah, AMIN. [GT] 55 Selasa Pemberontakan pada Allah yang Benar 19 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Ratapan 1 Ratapan 1:18 boleh dikatakan sebagai tema dari Kitab Ratapan. Setidaknya, tiga hal yang harus kita catat dari ayat ini: Pertama, Tuhan itu benar. Kedua, Kondisi ketidaktaatan terhadap firman-Nya dianggap sebagai pemberontakan. Ketiga, Konsekuensi dari pemberontakan adalah hukuman dari Tuhan. Pertama, “Tuhan itu benar” adalah kebenaran mutlak yang tidak dapat ditawar. Hakikat Tuhan itu benar. Seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:6a, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup,” Tuhan selalu menjadi patokan bagi kebenaran. Apa yang difirmankan-Nya selalu merupakan kebenaran. Oleh karena itu, di tengah dunia yang penuh dengan berbagai macam penyesatan ini, kembalilah pada firman Allah yang adalah kebenaran. Setia pada firman Allah akan membuat kita selalu mengerti dan selalu berada dalam kebenaran. Kedua, manusia itu sebenarnya diciptakan untuk taat pada Sang Pencipta. Setiap bentuk ketidaktaatan disebut dengan pemberontakan. Ketidaktaatan mencerminkan sikap manusia yang tidak mau tunduk pada otoritas Tuhan. Sebagai ciptaan-Nya, semestinyalah kita mengakui otoritas Tuhan sebagai Sang Pencipta, “Sungguh, dosa pemberontakan kami banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami.” (Yesaya 59:12) Ketiga, Setiap tindakan selalu ada konsekuensinya. Keadaan Yerusalem saat itu merupakan akibat dari ketidaktaatan. Betul bahwa Tuhan itu Pengasih dan Penyayang. Justru karena itulah, Dia memberikan hukuman. Hukuman yang bertujuan bukan untuk menghancurkan, tapi sebaliknya bertujuan supaya orang-orang yang memberontak itu mau bertobat. [GT] Mazmur 25:8 TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. 56 Rabu Sebab dari Sebuah Tangisan 20 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Ratapan 2 Semua orang pasti pernah menangis. Yang terpenting adalah apa yang menyebabkan kita menangis. Jika tangisan itu muncul karena kesedihan hati yang tidak dapat menikmati keinginan hati yang mengarah pada dunia, maka itulah tangisan yang patut disayangkan. Jangan menangis karena ke-ego-an kita, tapi menangislah karena kepedihan hati kita menyaksikan dosa yang merajalela. Tuhan Yesus pernah menangis. Dalam Lukas 19:41 dikatakan bahwa waktu Tuhan Yesus mendekati kota Yerusalem, Ia menangisinya. Berbeda jauh dengan kebiasaan orang pada saat itu yang selalu memuji-muji keindahan dan kekokohan Yerusalem. Tuhan Yesus tidak terpukau oleh keindahan Yerusalem di atas Bukit Sion. Pandangan-Nya terpaku pada orang-orang Yerusalem yang tidak mengerti apa yang mereka perlukan untuk mendapatkan damai sejahtera yang sesungguhnya (Lukas 19:42). Jika kita membaca Kitab Ratapan, kita bisa salah mengerti tentang apa yang diratapi oleh Nabi Yeremia. Sekilas, kita bisa berpikir bahwa yang Dia ratapi adalah kota Yerusalem yang hancur. Namun, bila kita simak lebih dalam, sebenarnya yang dia tangisi adalah penduduk Yerusalem. Yeremia menangis begitu pedihnya karena penduduk Yerusalem (yang mengaku sebagai umat Allah) menolak Allah. Ratapan 2:11 menjelaskan bahwa mata Yeremia bengkak karena menangis tanpa henti, jiwanya merana tak terperi, dan hatinya hancur melihat keruntuhan bangsanya yang dia sebut sebagai “My People” (terjemahan versi NIV). Yang menjadi pertanyaan bagi kita: Bila kita menangis, apa yang kita tangisi? Marilah kita menangisi orang-orang zaman ini karena banyak di antara mereka yang menolak Tuhan Yesus dan tidak tahu apa yang mereka perlukan untuk kehidupan kekal . [GT] Lukas 19:42 kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. 57 Kamis Masih Ada Kesempatan 21 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Ratapan 3 Jangan pernah berpikir, bahwa karena Tuhan itu panjang sabar, maka Dia tidak akan pernah menghukum kita yang berdosa. Bila kita terusmenerus memberontak, Tuhan akan menyelubungi diri-Nya dengan murka. Bahkan, ketika kita berdoa pun, doa kita tidak didengar-Nya. Dalam 3:40, Yeremia mengajak pembaca untuk mengintrospeksi diri (menyelidiki dan memeriksa kehidupannya). Seringkali, tanpa disadari, kita telah jauh dari kebenaran. Celakanya, walaupun kita sudah tersesat, kita masih merasa masih berada pada jalan yang benar. Kita tidak punya waktu untuk mengintropeksi diri atau kita terlalu sombong untuk melakukan hal itu. Kita selalu beranggapan bahwa kita benar dan akan selalu benar. Tuhan memberikan hukuman. Namun, hukuman yang Tuhan berikan pada kita pada ‘saat ini’ adalah suatu bukti bahwa Tuhan mengasihi kita. Hukuman itu tidak bertujuan untuk membinasakan kita, melainkan membuat kita sadar akan kesalahan kita dan kita kembali pada jalan Tuhan. Lihatlah! Waktu Tuhan memberikan hukuman, hukuman itu selalu disertai dengan ajakan untuk bertobat. Tuhan itu panjang sabar. Dia menghukum untuk menanti kita bertobat. Merupakan suatu hal yang indah bahwa Tuhan siap menerima kita dan memberikan pengampunan saat kita bertobat, meskipun kesalahan atau dosa kita begitu berat. “Engkau mendengar suaraku! ...Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu...Engkau telah menyelamatkan hidupku” (3:56, 57, 58). Janganlah kita menyangka bahwa Tuhan telah membuang kita bila murka-Nya menimpa kita. Tuhan akan selalu menerima kita saat kita memanggilNya kembali, saat kita mau kembali pada jalan yang ditetapkan olehNya. [GT] 1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan..” 58 Jumat Tiada yang Dapat Luput dari Murka Tuhan 22 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Ratapan 4 “Tidak percaya raja-raja di bumi, pun seluruh penduduk dunia, bahwa lawan dan seteru dapat masuk ke dalam gapura-gapura Yerusalem” (4:12). Sering kali kita terlalu percaya diri dan akhirnya tak mawas diri. Kita beranggapan bahwa kita pasti tidak akan ditimpa malapetaka. Yerusalem adalah kota di atas bukit dengan tembok pertahanan yang tinggi dan tebal. Bukan saja penduduk kota Yerusalem, bahkan semua orang pada masa itu menganggap bahwa kota Yerusalem tidak mungkin bisa dikalahkan. Zaman ini berbeda konteks dengan masa itu, tetapi tetap sama persoalannya. Banyak orang merasa aman dengan apa yang dimilikinya. Kekayaan dan kedudukan atau gelar yang tinggi dianggap sebagai jaminan hidup yang dapat diandalkan. Tidak mungkin kita akan hidup berkesusahan atau mengalami hambatan saat kita punya uang atau kedudukan. Semua hal bisa dibeli dengan uang. Semua hal bisa diatur saat kita punya kekuasaan. Namun, jika Tuhan memberikan hukuman, semuanya itu tidak dapat menyelamatkan diri kita. Walaupun bertembok tinggi dan tebal, kota Yerusalem runtuh karena Tuhan memberikan hukuman. Hukuman Allah ini disebabkan oleh DOSA. Dari bacaan Alkitab hari ini, kita dapat melihat betapa luar biasanya keberdosaan yang telah terjadi di Yerusalem. Sungguh amat menyedihkan! Meskipun kita ini kaya, berkedudukan, dan berpendidikan tinggi, semua hal itu tidak dapat menyelamatkan diri kita dari hukuman Tuhan. Lalu kita bertanya: Mengapa Tuhan menghukum kita? Karena keberdosaan kita, ketidaktaatan kita pada Tuhan, dan pemberontakan kita pada otoritas Tuhan. [GT] Mazmur 86:11 Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. 59 Sabtu Bersandar Pada Kesetiaan Allah 23 Agt Bacaan Alkitab hari ini: Ratapan 5 Kitab ini diakhiri dengan sebuah pertanyaan: “Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?” (5:22) Tentu saja penulis kitab ini tahu jawabannya. Tuhan tetap akan menghukum Yehuda jika mereka tetap dalam keberdosaannya. Sebaliknya, Tuhan akan mengampuni dan memulihkan Yehuda jika mereka mau bertobat dan kembali pada jalan Tuhan. Di ayat 16, tercermin suatu kesadaran Yehuda akan dosa. Kesadaran ini dilanjutkan dengan pengakuan bahwa mereka memang berdosa. Dosa itulah yang membuat mereka mengalami petaka, yaitu mengalami hukuman dari Allah. Yehuda kembali mengakui otoritas Tuhan dalam kehidupan mereka, “Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa” (5:19). Pengakuan ini jelas sekali bukan sekadar pengakuan di bibir, namun pengakuan yang benar-benar nyata melalui kehidupan bangsa Yehuda. Mereka sekarang mau kembali kepada Tuhan (5:21). Iman mereka mengatakan bahwa saat mereka bertobat, Tuhan akan kembali memperbarui kehidupan mereka menjadi seperti dahulu kala, yaitu kehidupan yang penuh dengan berkat Tuhan (5:21). Pada zaman ini, banyak orang menginginkan “berkat” Tuhan. Celakanya, mereka tidak mau berjalan di jalan Tuhan. Mereka hidup dalam keberdosaan, tetapi bermimpi mendapatkan “berkat” yang berkelimpahan. Ratapan 5 mengingatkan kita sekali lagi bahwa jika kita ingin menikmati kehidupan yang penuh dengan rahmat Tuhan, kita harus selalu mengakui otoritas Tuhan dan berjalan di dalam kebenaran Tuhan. [GT] Amsal 3:33 “Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya.” 60 Mengenal Gereja Teladan dalam Surat 1-2 Tesalonika J emaat Tesalonika adalah jemaat yang luar biasa. Menurut 1 Tesalonika 1:7, gereja Tesalonika adalah gereja teladan di seluruh wilayah Makedonia (propinsi yang mencakup kota Filipi, Tesalonika, dan Berea) dan Akhaya (propinsi tetangga yang mencakup kota Korintus dan Atena), padahal Rasul Paulus hanya melayani dalam waktu yang sangat singkat di sana. Kisah perintisan jemaat Tesalonika itu bisa dibaca dalam Kisah Para Rasul 17:1-10a. Kesuksesan pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika itu memporakporandakan pemahaman banyak orang pada masa kini yang beranggapan bahwa suatu pelayanan akan berhasil bila dilakukan dalam kondisi yang baik atau tepat (menurut pemahaman kita). Perhatikan bahwa di awal kesuksesan pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika, mereka mendapat perlawanan dari orang-orang Yahudi yang merasa iri ketika menyaksikan kesuksesan pelayanan Rasul Paulus. Orang-orang Yahudi itu lalu menghasut para preman di pasar untuk mengadakan kerusuhan, sehingga akhirnya orang-orang Tesalonika yang baru menjadi percaya itu meminta Rasul Paulus untuk meninggalkan kota Tesalonika (Kisah Para Rasul 17:5-10). Walaupun dia harus meninggalkan kota Tesalonika, Rasul Paulus tetap tekun mendoakan jemaat Tesalonika (1 Tesalonika 1:2; 2 Tesalonika 1:11). Sekalipun kondisi pelayanan yang dia hadapi tidak menyenangkan, Rasul Paulus menghadapi kondisi tersebut bukan dengan bersungut-sungut, melainkan dengan rasa bersyukur (1 Tesalonika 1:2; 2 Tesalonika 1:3). Yang selalu diingat oleh Rasul Paulus bukanlah kesulitan yang dia hadapi dalam pelayanan, melainkan sukacita yang dia alami karena pelayanan yang dia lakukan terhadap jemaat Tesalonika menghasilkan buah yang baik. Jemaat Tesalonika terdiri dari orang-orang yang bersedia untuk menerima firman Allah dan bersikap terbuka untuk diubah hidupnya oleh Roh Kudus, sehingga mereka dengan rendah hati mengikuti teladan Rasul Paulus dalam mengikut Kristus (1 Tesalonika 1:7; bandingkan dengan 1 Korintus 11:1). Sikap seperti itulah yang membuat mereka bisa menjadi teladan bagi semua orang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Sekalipun jemaat Tesalonika secara umum berada dalam kondisi yang baik, Rasul Paulus merasa perlu menambahkan hal-hal yang masih mereka perlukan, terutama berupa pemahaman yang tepat tentang kondisi orang yang meninggal di dalam Tuhan serta sikap yang perlu dikembangkan dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, yaitu kehidupan yang kudus dan bertanggung jawab. [P] 61 Minggu Iman Yang Menjadi Teladan 24 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tesalonika 1 Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya bersyukur kepada Tuhan atas iman, kasih dan pengharapan jemaat Tesalonika. Iman mereka bukanlah iman yang pasif, melainkan telah nyata pekerjaan yang aktif dari iman tersebut. Kasih mereka juga bukan kasih yang pasif, melainkan mereka telah berusaha di dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Pengharapan mereka bukanlah pengharapan yang kosong dan sementara, melainkan mereka telah bertekun di dalam pengharapan kepada Yesus Kristus. Semua hal ini merupakan hasil pemberitaan injil yang disampaikan dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan keyakinan dan kepastian. Hasilnya sungguh luar biasa karena jemaat Tesalonika menjadi jemaat yang penurut kepada Tuhan, bahkan di dalam penindasan yang berat mereka masih penuh dengan sukacita di dalam menerima Firman. Mereka berbalik dari berhala kepada melayani Tuhan yang hidup dan benar sambil menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Seluruh perubahan dalam kehidupan jemaat Tesalonika ini telah menjadi kesaksian dan teladan bagi semua orang di wilayah Makedonia dan Akhaya. Saudara yang terkasih, adakah perubahan yang nyata dalam hidupmu setelah engkau menerima Yesus dan menjadi pengikut Yesus? Dapatkah keluarga dan orang-orang sekitar kita melihat iman, kasih dan pengharapan kita di dalam Yesus Kristus? Teladan iman dan hidup lebih besar kuasanya daripada pemberitaan yang sekedar kata-kata saja. Saudara, mari kita bertekad untuk terus bertumbuh di dalam iman, kasih dan pengharapan. Beritakan Injil dengan kuasa Roh Kudus dan teladan dalam imanmu. [DW] 1 Timotius 4:12 “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu.” 62 Senin Membagi Injil, Membagi Hidup 25 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tesalonika 2 Pelayanan Pengabaran Injil bukan hanya tidak mudah, namun juga penuh tantangan dan pengorbanan. Paulus mengatakan bahwa mereka dianiaya, dihina dan berjuang dengan berat, namun mereka tetap memberitakan Injil karena mereka tahu bahwa apa yang mereka beritakan bukanlah kesesatan, tanpa maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. Motivasi pelayanan mereka adalah menyukakan Tuhan, bukan manusia, karena Tuhanlah yang mempercayakan pelayanan ini. Mereka tidak mencari pujian manusia sehingga mereka tidak perlu bermulut manis, melainkan mereka menyatakan apa yang perlu dinyatakan, dan tidak menyembunyikan maksud loba. Namun, mereka tetap ramah bahkan bagaikan seorang ibu yang mengasuh dan merawati anaknya. Seorang ibu rela memberikan segalanya bahkan hidupnya untuk sang anak, demikianlah juga Paulus dan kawan-kawan bukan hanya rela membagikan Injil tetapi juga membagikan hidup mereka kepada jemaat Tesalonika yang mereka kasihi. Paulus menggambarkan pelayanan mereka bagaikan seorang bapa terhadap anak-anaknya di dalam menasihati dan menguatkan hati mereka. Saudara terkasih, memberitahu seseorang bahwa Yesus mengasihi mereka mungkin mudah secara ucapan, namun orang ingin melihat kasih Yesus itu melalui kehidupan para pengikut Yesus. Apakah kita—sebagai pengikut Kristus—mengasihi orang berdosa dengan segenap hati? Apakah kita bersikap sebagai teman yang memberi nasihat dan menguatkan hati mereka yang membutuhkan? Beritakanlah Injil dengan perkataan dan juga dengan perbuatan. Ada ungkapan yang berbunyi, “Works speak louder than words,” artinya perbuatan kita berbicara lebih keras daripada perkataan kita. [DW] 1 Tesalonika 2:8 “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagai Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” 63 Selasa Iman Yang Tak Tergoyahkan 26 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tesalonika 3 Banyak orang yang mengatakan bahwa menjadi orang Kristen itu menyenangkan sekali, tidak ada kesusahan atau penderitaan. Di pasal 3 ini, Rasul Paulus jelas sangat kuatir kalau-kalau iman jemaat Tesalonika tergoyahkan karena kesusahan-kesusahan yang mereka alami. Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa orang Kristen akan mengalami banyak kesusahan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus telah mengutus Timotius ke Tesalonika untuk menguatkan iman kepercayaan mereka agar mereka tetap teguh ketika dicobai oleh si penggoda, sehingga pelayanan yang telah Rasul Paulus lakukan tidak menjadi sia-sia. Puji syukur kepada Tuhan karena ternyata iman jemaat Tesalonika adalah iman yang tak tergoyahkan, bahkan iman mereka telah menjadi penghiburan bagi Rasul Paulus dan kawan kawan yang juga sedang berada di dalam kesesakan dan kesukaran. Rasul Paulus mendoakan jemaat agar Tuhan menambahkan kasih kepada mereka dan juga menguatkan hati mereka supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Saudara yang terkasih, jika saudara hari ini sedang bergumul dengan kesusahan dan kesulitan karena iman Saudara sebagai pengikut Kristus, teguhkanlah hatimu dan tetaplah memandang kepada kasih Kristus. Kiranya Tuhan menguatkan hatimu dan membuka jalan bagimu agar segala sesuatu yang engkau alami tidak menggoyahkan imanmu, melainkan keteguhan imanmu menjadi sumber penghiburan bagi mereka yang sedang bergumul menghadapi permasalahan hidup. [DW] 1 Korintus 15:58 “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 64 Rabu Panggilan Hidup Kudus 27 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tesalonika 4 Didalam tiga pasal yang terdahulu, Paulus memuji iman, kasih dan pengharapan jemaat Tesalonika. Mereka tetap teguh dan tak tergoyahkan walaupun hidup di bawah penderitaan karena iman mereka di dalam Yesus Kristus. Namun, sangat disayangkan bahwa ada juga saudarasaudara yang telah dikalahkan bukan oleh serangan fisik dari luar, melainkan serangan hawa napsu dari dalam diri sendiri. Mereka tidak mempertahankan kekudusan hidup sebagaimana layaknya seorang pengikut Yesus. Mereka terjebak di dalam dosa percabulan dan perzinahan bahkan melakukannya dengan saudara seiman. Mereka tidak lagi menjaga kekudusan pernikahan keluarga mereka. Paulus mengingatkan orang-orang ini agar mereka mengerti kehendak Tuhan, yaitu agar kita menjaga kekudusan dan menjauhi percabulan. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Paulus juga menegaskan bahwa barangsiapa menolak untuk hidup kudus, maka sesungguhnya dia menolak Tuhan yang telah memberikan Roh-Nya yang kudus kepada setiap anak Tuhan. Saudara yang terkasih, bagaimanakah hidupmu hari ini? Apakah engkau hidup di dalam kekudusan sebagaimana dikehendaki Tuhan? Apakah engkau telah menjaga kekudusan dan menghormati pernikahanmu? Keretakan rumah tangga Kristen yang berakhir dengan perceraian umumnya diawali oleh ketidaksetiaan—baik suami maupun istri—terhadap janji pernikahan yang mereka ucapkan untuk setia terhadap pasangan hidup. Saudara, jika engkau juga telah melakukan dosa ini, segeralah bertobat! Pulihkan hubungan dengan pasanganmu. Engkau bukan sedang menolak manusia, melainkan Tuhan! [DW] Maleaki 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. 65 Kamis Kita adalah anak-anak Terang 28 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tesalonika 5 Dalam pasal 4:13 – 5:11, Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika bahwa mereka tidak perlu bersedih atas orang-orang yang mereka kasihi yang telah meninggal, karena pada waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, mereka semua yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia di surga. Kita semua, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup, akan dikumpulkan bersamasama dengan Tuhan. Itulah penghiburan bagi anak-anak Tuhan. Tentang hari kedatangan itu sendiri, Paulus mengatakan bahwa tidak seorang pun yang tahu karena datangnya seperti pencuri di waktu malam. Oleh sebab itu, Paulus menasihati mereka agar anak-anak Tuhan tidak hidup di dalam kegelapan, yakni hidup di dalam dosa, karena siapa tahu sebelum engkau bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, hari kedatangan Tuhan itu menghampirimu dengan tiba-tiba dan saat itu segala sesuatunya akan menjadi terlambat. Orang-orang yang hidup di dalam gelap digambarkan bagaikan orang yang sedang tidur di waktu malam dan mabuk di waktu malam. Akan tetapi, orang-orang siang adalah orang yang sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Apakah hari ini kita hidup di dalam terang atau di dalam kegelapan? Jika seandainya Yesus Kristus datang kembali pada saat ini juga ketika engkau sedang membaca GEMA, apakah engkau siap untuk bertemu muka dengan muka dengan-Nya? Mulailah menata kembali hidup kita. Jagalah iman agar kita dapat berkata seperti Paulus; “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7). [DW] Markus 13:32-33 “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja. Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.” 66 Jumat Lagi dan Lagi 29 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tesalonika 1 Ucapan syukur merupakan aspek hidup yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Namun Rasul Paulus menyatakannya secara berbeda dalam 2 Tesalonika. Eugene Peterson, penulis “The Message”—yaitu sebuah terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris yang tergolong sebagai parafrase atau terjemahan bebas (bukan terjemahan kata demi kata), menerjemahkan perkataan, “wajib selalu mengucap syukur” dalam 1:3 menjadi, “Thanking God over and over for you is not only a pleasure; it’s a must”. Ucapan syukur harus dilakukan ‘over and over’ (lagi dan lagi), tidak cukup hanya satu kali saja. Ucapan syukur bukan hanya merupakan suatu kesenangan atau hal yang menyenangkan untuk dilakukan (a pleasure), melainkan merupakan sebuah keharusan atau kemutlakan (it’s a must). Mengapa Rasul Paulus mengekspresikan seperti ini? Ada dua alasan. Pertama, karena iman yang semakin bertambah dalam kehidupan jemaat (1:3). Iman ini menghasilkan ketabahan atas pergumulan hidup (1:4). Kedua, karena kasih yang semakin kuat di antara jemaat (1:3). Kedua alasan ini merupakan kombinasi yang indah. Iman menyangkut relasi dengan Allah (unsur Vertikal) dan kasih menyangkut relasi dengan manusia (unsur Horisontal). Kombinasi ini menjadikan seseorang layak menjadi warga Kerajaan Allah serta layak bagi panggilan Allah (1:5, 11). Ketika kombinasi antara iman dan kasih ini ada dalam kehidupan orang percaya, pasti akan muncul ucapan syukur yang ‘over and over’ – lagi dan lagi, berulang kali. Apakah kombinasi ini ditemukan dalam gereja dewasa ini? Apakah kombinasi ini ada dalam hidupmu saat ini? Marilah kita membangkitkan ucapan syukur ‘over and over’ melalui kehidupan kita. [TE] 2 Tesalonika 1:3 “Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu” 67 Sabtu Penghiburan & Pengharapan Illahi 30 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tesalonika 2 Kombinasi indah dari iman dan kasih yang menghasilkan ucapan syukur ‘over and over’ (renungan 2 Tesalonika 1) tidak membuat segala sesuatu dalam kehidupan jemaat Tesalonika menjadi berjalan lancar. Dalam pasal 2–3, Rasul Paulus menjelaskan konsep hari Tuhan secara lebih detail untuk menjawab kebingungan yang terjadi yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam surat 1 Tesalonika. Berkaitan dengan konsep hari Tuhan, ada beberapa penegasan Rasul Paulus: Pertama, munculnya manusia durhaka, si iblis yang menyatakan diri sebagai Allah (2:3,4). Kedua, pekerjaan iblis bukan melalui sesuatu yang menyeramkan, tetapi justru menarik hati manusia dengan ruparupa perbuatan ajaib, tanda-tanda, dan mujizat-mujizat (2:9). Ketiga, hal ini menghasilkan kesesatan atas dunia dan kemurtadan (2:3, 11). Berhadapan dengan penjelasan di atas, mungkinkah kita dapat bertahan atas serangan si Iblis tersebut? Kekuatan terutama dalam melawan si Iblis terletak pada Kristus yang akan memusnahkannya (2:8). Kasih Kristus terus melingkupi dan menjaga umat pilihan Allah. Penghiburan Kristus adalah penghiburan abadi, penghiburan tanpa akhir, penghiburan yang terus-menerus ada. Bandingkan dengan penghiburan manusia yang terbatas yang bersifat situasional. di samping memberikan penghiburan abadi, Kristus juga menyediakan pengharapan yang baik bagi kita (2:16). Di tengah berita mengenai manusia durhaka, ingatlah akan penghiburan dan pengharapan illahi dari Kristus. Pada kebenaran inilah kita harus terus berpegang dan berdiri teguh (2:15). Janganlah mengisi hidupmu hanya dengan berbagai kecemasan serta kekuatiran terhadap pekerjaan si Iblis. Sebaliknya, penuhilah hidupmu dengan berita serta janji penghiburan dan pengharapan illahi. [TE] 2 Tesalonika 2:16 “Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita.” 68 Minggu Pola Hidup Illahi 31 Agt Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tesalonika 3 Hidup yang dipenuhi dengan penghiburan dan pengharapan illahi (renungan 2 Tesalonika 2) akan menghasilkan pola hidup illahi. Ini adalah pola hidup yang dibangun dari pengertian yang benar akan ajaran firman Allah. Dalam pasal 3, ada dua prinsip pola hidup illahi. Pertama, Prinsip “menjauh”. Paulus berpesan agar jemaat menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan ajaran yang benar (3:6), bahkan menandai dan jangan bergaul dengan mereka (3:14). Prinsip ‘menjauh’ adalah prinsip yang diremehkan pada zaman ini. Namun, perlu dipahami alasan di balik prinsip ini. Kenyataan akan lemahnya manusia dan kuatnya tarikan dosa merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri. Ingatlah, “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik (1 Korintus 15:33). Tentu saja ini tidak berarti kita memusuhi mereka, melainkan kita justru harus menasehati mereka dalam Tuhan sebagai seorang saudara (3:12, 15). Kedua, prinsip “mengikuti”. Teladan Paulus harus diikuti oleh jemaat Tesalonika (3:7). Jemaat pada zaman ini harus memperhatikan Ibrani 12:1, “... kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita”. Ayat ini dilanjutkan dengan, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus , yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.” Mari kita selesaikan perlombaan iman ini. Jalanilah kedua prinsip pola hidup illahi, dan anugerah Tuhan akan menyertai kita. [TE] 2 Tesalonika 3:6-7 ““Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu”” 69 DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 - 20 Mei 2012 GKY BENGKULU Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30 GKY JAMBI Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi Telp. (0711) 922 9168 70 - 23 Februari 2014 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk.09.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 - Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, Pk.17.00 71 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. Le Danz, 222 Queen Street #01-01/02, Singapore 188550. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII, Surabaya. Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TANJUNG PINANG Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 72