1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
SRI SUTAMTOMO
NIM X2707009
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Oleh :
SRI SUTAMTOMO
NIM X2707009
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing,
Supervisor,
Dra. RUKAYAH, M.Hum
NIP.195708271982032002
SRI BUDIARTI,S.Pd.SD
NIP.196407141986082005
3
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan
Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Sukarno, M.Pd
………………………
Sekretaris
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
………………………
Anggota I
: Dra. Rukayah, M.Hum
………………………
Anggota II
: Taufiq Lilo, S.T,M.T
………………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP.196007271987021001
4
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
( PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )
Oleh :
Sri Sutamtomo
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model
Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang
materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa, dan penggunaan model
Cooperative Learning metode STAD dalam pembelajaran serta mengetahui
hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran menggunakan model
Cooperative Learning metode STAD pada materi menanggapi suatu cerita tentang
peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01.
Metode penelitian ini menggunakan model Cooperative Learning metode
STAD dengan model siklus berkelanjutan yang langkah-langkahnya meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri Muncanglarang 01. Waktu pelaksanaan pada semester 2
dimulai bulan Januari sampai Juni tahun 2010. Melalui hasil yang dicapai waktu
semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu dari
jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang tuntas, sisanya belum tuntas.
Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, cek list, dan angket serta tes
tertulis. Hasilnya : (1) pembelajaran Bahasa Indonesia SD membutuhkan alat
peraga dan sumber belajar yang tepat, (2) penggunaan model Cooperative
Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi menanggapi
suatu cerita tentang peristiwa, (3) perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia SD
dapat dilakukan melalui PTK, (4) hambatan yang ditemui adalah keterbatasan
waktu, alat peraga dan sumber bahan, serta kemampuan guru dan siswa.
Berdasarkan hasilnya penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas
pada siklus I menunjukan adanya peningkatan disbanding sebelun dilakukan
tindakan. Sebelum tindakan siswa yang tuntas dari KKM ( Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah 65 hanya 20 %, tetapi pada siklus I siswa yang tuntas mencapai
46,3 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas jauh meningkat yaitu
mencapai 85,4 %. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara melalui model pembelajaran
kooperatif metode STAD dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada materi
menanggapi suatu cerita tentang peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri
Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijwa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 /
2010.
Kata kunci :
- Kemampuan Berbicara
- Pembelajaran Kooperatif
5
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi karunia, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “
Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Pembelajaran Kooperatif(Pada
Siswa Kelas V Sd Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010) “ dengan baik.
Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan
, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
3. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD PJJ
ICT Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
4. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum, selaku pembimbing yang telah memberi
bimbingan dengan sabar.
5. Ibu Kusprihatin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Muncanglarang 01,
Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
6. Ibu Sri Budiarti, S.Pd,SD selaku supervisor dalam pelaksanaan kegiatan PTK.
7. Bapak / Ibu Guru SD Negeri Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa,
Kabupaten Tegal.
8. Siswa – siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 yang dengan semangat
telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas.
Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas V SD Negeri
Muncanglarang 01 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi
permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan
amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari
segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh
6
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu
penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya. Semoga laporan PTK ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan.
Surakarta,
Juni 2010
Penulis,
Sri Sutamtomo
NIM X2707009
7
DAFTAR ISI
SAMPUL ( Depan )…………………………………………………………….... i
SAMPUL ( Dalam )…………………………………………………………….... ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iv
ABSTRAK ……………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………1
B. Rumusan dan Pemecahannya ………………………………………2
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………..3
D. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………………3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ……………………………………………………..4
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………...11
C. Kerangka Pikir ……………………………………………………11
D. Hipotesis Tindakan………………………………………………..13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………..14
B. Subyek Penelitian …………………………………………………15
C. Prosedur Penelitian ……………………………………………….15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………….18
B. Pembahasan……………………………………………………….28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………….31
B. Saran ………………………………………………………………31
8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...33
LAMPIRAN……………………………………………………………………...36
9
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan PTK………………………………………...……. 14
2. Tabel 2 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus I ........................................... .…25
3. Tabel 3 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus II ……………………………...27
4. Tabel 6 Pengelompokan Nilai Rata-rata Siswa Siklus I dan II .................. ….30
10
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK ...........................................................12
2. Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir e-Tugas
Akhir, 2008: 11 ) .....................................................................15
3. Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 ……………..19
11
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Curriculum vitae / Personal Peneliti ……………………………………….35
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I………………………………..36
3.
Tabel 2. Data nilai siswa pada siklus I……………………………………...42
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II……………………………….44
5.
Tabel 4. Data nilai siswa pada siklus II……………………………………..49
6.
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa…………………………………51
7.
Instrumen Tanggapan Siswa…………………………………………….......52
8.
Gambar Proses Pembelajaran……………………………………………….53
9.
Absensi Siswa……………………………………………………………….57
10. Presensi mahasiswa / guru Peneliti………………………………………….58
11. Instrumen penilaian RPP Kepala Sekolah…………………………………..60
12. Instrumen penilaian RPP Guru teman sejawat……………………………...64
13. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran…………………………………...70
14. Daftar Nilai Penelitian Siklus I……………………………………………...71
15. Daftar Nilai Penelitian Siklus II…………………………………………….72
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya siswa kelas V di SD Muncanglarang 01 Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal dalam rangka mengutarakan pendapatnya baik
secara lisan maupun tertulis kurang baik, bahkan tidak sedikit yang tidak mau
maju untuk memberikan pendapatnya. Begitu juga yang mau majupun masih
berbicara dengan bahasa campuran, yaitu dengan bahasa Indonesia dan bahasa
daerah.
Guru
merasakan
ketidakberhasilan
dalam
melaksanakan
proses
pembelajarannya. Karena dengan bisa bahkan pandai berbicara maka dalam
rangka untuk memahami segala bentuk pembelajaran sangat membantu,
contoh untuk mengerjakan soal-soal yang menggunakan cerita, siswa akan
merasa mudah. Masalah berbicara ini sangat diperlukan bagi semua orang
baik yang sudah lulus sekolah bahkan bagi siswa-siswa yang masih
bersekolah. Jika penulis perhatikan, selama ini pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya aspek berbicara cenderung hanya menggunakan teks yang sudah
ada dalam buku-buku, baik itu buku siswa maupun buku pegangan guru.
Dengan demikian kecenderungan siswa pasif, tidak ada upaya untuk
membiasakan berbicara dan mengutarakan pendapatnya sendiri secara tertulis
dan hanya menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat
siswa tidak maksimal dalam belajar bahasa Indonesia. Melalui hasil yang
dicapai waktu semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses
pembelajaran, yaitu dari jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang
tuntas, sisanya belum tuntas. Melihat kenyataan ini , maka untuk menuntaskan
hasil belajar akan dilaksanakan PTK dengan permasalahan tersebut diatas.
Tak lepas dari hal tersebut maka timbullah pembuatan penelitian tindakan
kelas. Dari judul penelitian tindakan kelas ini dapat dipetik manfaatnya,
keterampilan berbahasa akan lebih baik, kemudahan dalam berkomunikasi,
dan kemudahan-kemudahan yang lain. Berdasarkan pemahaman tersebut,
13
beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan mencoba pembelajaran
melalui Model Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto,2007 :42).
Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif di kelas V
Sekolah Dasar Muncanglarang 01 adalah siswa tidak lagi takut dan ragu-ragu,
melainkan menyenangi serta membiasakan untuk mengutarakan pendapatnya
melalui berbicara, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa prestasi belajar yang
rendah. Hal ini menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Demikian
akhirnya
berusaha untuk melakukan tindakan, dengan harapan dapat
meningkatkan hasil prestasinya.
a. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara ?
b. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami dalam pembelajaran
tentang berbicara ?
2. Pemecahan Masalah
Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan
membuat siswa menyenangi proses pembelajaran tersebut. Dengan
melakukan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
secara baik paling tidak akan mampu memudahkan siswa dalam
berkomunikasi dengan melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang
dialami sehari-hari.
Beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara lain (1) Metode
STAD (Student Team Achivement Divisions);(2) Metode Jigsaw;(3)
Metode
GI
(Group
Investigation);(4)
14
Metode
Struktural.
Untuk
menyelesaikan rumusan masalah, akan digunakan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan metode STAD, dengan harapan aspek kemampuan
berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa meningkat.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara.
2. Mendiskripsikan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dialami dalam
pembelajaran tentang berbicara.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas
pendidikan dan
pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran yang
bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa.
Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :
1. Siswa
Meningkatkan minat belajar siswa dan memudahkannya dalam
mempelajari bahasa Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkat pula
prestasi belajarnya khususnya dalam hal berbicara.
2. Guru
Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3. SD Negeri Muncanglarang 01
Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kooperatif agar
prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada
pelajaran yang lain.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas,
maka kita perlu mengkaji pendapat – pendapat para ahli mengenai masalah
yang kita teliti. Dengan pendapat – pendapat tersebut kita mempunyai
pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli.
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cepat dan
tepat dalam menghadapi permasalahan. Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan (Tarigan, 1993 : 15). Pendapat yang sama disampaikan oleh
Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa bericara adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang
lain. Dua macam pendapat di atas pada dasarnya sama saja, yakni
berbicara merupakan keterampilan atau kemampuan untuk menyampaikan
pesan berupa pikiran, gagasan dan perasaan melalui bahasa lisan kepada
orang lain. (http://ngomong.blogspot.com/)
Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya menurut Drs. Puji
Santosa, M.Hum, dkk (2003 : 6.28 – 6.29) (1) Berbicara antar pribadi
Berbicara antar pribadi terjadi jika orang membicarakan sesuatu. Suasana
pembicaraannya dapat bersifat serius atau santai bergantung kepada
masalah yang diperbincangkan. (2) Berbicara dalam kelompok kecil.
Pembicaraan seperti ini terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil
pendengar (3 – 5 orang). Dalam kegiatan pembelajaran, kelompok kecil
merupakan sarana untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya
secara lisan, terutama untuk melatih siswa yang jarang berbicara. Suasana
dalam kelompok kecil lebih memungkinkan siswa berani berbicara.
(3) Berbicara dalam kelompok besar. Jenis berbicara seperti ini terjadi
bila pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah besar. Jika jenis
16
berbicara seperti ini terjadi di ruang kelas, pendengar berkesempatan
untuk bertanya atau berkomentar tentang isi pembicaraan yang
disampaikan pembicara.
Menurut Tri Priyono (2001 : 17). Ada beberapa hal sebagai berikut
penyebab munculnya kecemasan berbicara : (1) Tidak tahu apa yang
harus dilakukan, tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan, ia
menghadapi sejumlah ketidakpastian. (2)
Menghadapi penilaian.
Khawatir ditertawakan, takut dikatakan tolol atau kurang wawasan dan
sebagainya. (3) Berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap.
Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi
pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (KBBI, 2005:165)
Menurut Tarigan (tanpa tahun:15), menjelaskan bahwa berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.
Menurut Djago Tarigan dkk (1998:34), menjelaskan bahwa berbicara
adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kehidupan
sehari-hari kita kita lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi.
Karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Jadi
berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
(http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205c
bc57.dir/doc.pdf)
Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, di
antaranya adalah Tarigan (1986:3-4) yang mengumukakan bahwa
berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi
17
Menurut Burhan Nurgiyanto (2001: 252) dalam kegiatan berbicara
diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi baik untuk keperluan
menyampaikan maupun menerima gagasan.
Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan
alat
komunikasi
yang
alami
antara
anggota
masyarakat
untuk
mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Selanjutnya
Wilkin
dalam
Oktarina
(2002)
menyatakan
bahwa
keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat
karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan
perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.
Menurut Nuraeni (2002), “Berbicara adalah proses penyampaian
informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat
informasi
dari
yang
diterimanya.”
(http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/).
Selanjutnya Dr. Tri Budhi Sastrio, M.Si, “Kemampuan dan
keterampilan berbicara mungkin merupakan keterampilan dasar berbahasa
yang paling tidak mudah dimanipulasi jika konsep „unjuk kerja‟ yang
dijadikan tolok ukur. Seseorang tidak mungkin memoles kemampuan
berbicaranya, khususnya bahasa asing, dalam semalam saja seandainya
besok ia harus mengikuti tes berbicara. Kemampuan berbicara seseorang
diperoleh dalam jangka waktu lama dan dengan usaha yang tidak kenal
lelah.” (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008).
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud
(ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
(Depdikbud,
dikemukakan
19843/1985:7). Pengertiannya
oleh
para
pakar.
Tarigan
secara khusus
(1983:15),
banyak
misalnya,
mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
18
Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk
sosial (homo homine socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan
sesamanya Stewart dan Kenner Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8)
memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai
suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu,
baik aktivitas individu maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang
baik sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintahan, swasta, juga
pendidikan. Seorang pemimpin, misalnya, perlu menguasai keterampilan
berbicara agar dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi
terhadap program pembangunan. Seorang pedagang perlu menguasai
keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan membujuk calon
pembeli. Demikian halnya pendidik, mereka dituntut menguasai
keterampilan berbicara agar dapat menyampaikan informasi dengan baik
kepada anak didiknya. (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008).
Keterampilan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan
melalui bahasa lisan ( Sabarti Akhadiah:1991, 154 ). Sedangkan menurut
Ross dan Roe ( 1990 ) seperti yang dikutip Ahmad Rofi'uddin ( 2001 ),
kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara itu antara lain menyajikan
informasi, berpartisipasi dalam diskusi, dan berbicara untuk menghibur
atau
menyajikan
pertunjukkan.
(http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses)
Keterampilan
berbicara
adalah
kemampuan
mengungkapkan
pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok
secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris
dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat
komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan
pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin
dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa
Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam
Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah
kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui
kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang
19
bervariasi dari masyarakat yang berbeda.
Tujuan
pengajaran
berbicara
adalah
untuk
mengembangkan
kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi secara berhasil dalam bahasa
tersebut. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan
atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang mengandung
maksud dan tujuan.
Ketrampilan berbicara dalam penelitian ini tentang peningkatan
kemampuan siswa dalam menanggapi suatu peristiwa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan
perasaan kepada orang lain (seseorang) atau kelompok secara lisan baik
secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran
keterampilan berbicara memegang peran dominan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang maksimal. Berbicara dan menyimak merupakan dua
kegiatan berbahasa yang saling berhubungan, Kegiatan berbicara
senantiasa diikuti kegiatan menyimak, Kedua kegiatan tersebut tidak
terpisahkan dan fungsional bagi komunikasi, baik komunikasi antar
individu maupun komunikasi sosial. Keefektifan berbicara tidak hanya
ditentukan oleh pembicara tetapi juga oleh penyimak. Kemampuan
berbicara perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat apapun profesinya.
Namun kemampuan ini terutama harus dimiliki oleh pelajar, guru,
dramawan, pemimpin, penyuluh, juru penerang dan lain-lain yang
profesinya berhubungan erat dengan kegiatan berbicara.
2. Pengertian Cooperative Learning
Menurut Johnson dan Johnson dalam Isjoni (2009 : 17),
menyebutkan Cooperative Learning adalah mengelompokkan siswa di
dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerjasama
dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu
sama lain dalam kelompok tersebut.
Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur, dkk,
(2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative
20
Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian
soal, b. mengembangkan siswa melakuakan penyesuaian soal, c.
memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling
percaya
kepada
sesama
manusia,
e.
meningkatkan
kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan
motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar
dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa
dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa
terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik.
Menurut Anita Lie dalam Isjoni (2009 : 16) menyebut cooperative
learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem
pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto,
2009:42).
Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu
siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu
teman ( Isjoni, 2009, 13 ).
Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni : 2009 : 20 ) adalah :
(a) Setiap anggota memiliki peran; (b) Hubungan interaksi langsung di
antara siswa; (c) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
belajarnya dan juga teman kelompoknya; (d) Guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok;
(e)Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
3. Cooperative Learning dengan metode STAD
Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : a.
Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural.
21
Masing-masing
metode
tersebut
memiliki
kelebihan
dan
kekurangannya sendiri. Untuk penelitian ini akan digunakan model
pembelajaran Cooperative Learning dengan metode
STAD. Karena
metode STAD mempunyai ciri sederhana, mudah dilaksanakan, dan sesuai
untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar.
Metode STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin, dan
merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang
menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni,
2009, 51).
Metode STAD (Trianto, 2007: 54)
menggunakan kelompok-
kelompok kecil yang beranggotaan 4 – 5 orang dengan komposisi
heterogen. Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD yaitu :
1. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar.
2. Penyampaian materi atau informasi.
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5. Evaluasi.
6. Memberikan penghargaan pada kelompok.
Dari pendapat – pendapat tentang ketrampilan berbicara, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan untuk mengungkapkan pendapat, pikiran
dan perasaan dengan lisan / berbicara kepada orang lain baik secara
langsung dengan bertatap muka ataupun secara berjauhan.
Dari pendapat-pendapat
tentang
cooperative
learning, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang dapat diperoleh, antara lain :
1. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok
2. Meningkatkan hasil belajar akademik.
3. Penerimaan terhadap perbedaan individu.
4. Pengembangan keterampilan sosial.
Jadi
dapat disimpulkan
metode STAD adalah metode yang
menggunakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotaan 4 – 5 orang
22
dengan komposisi heterogen, yang menekankan pada adanya aktifitas dan
interaksi diantara siswa dan mempunyai ciri sederhana, mudah
dilaksanakan, dan sesuai untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar.
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media
Audio Visual pada Siswa Kelas I SD Negeri 3 Donohudan
Ngemplak Boyolali Tahun 2009/2010.
Skripsi. Surakarta : FKIP UNS, Oktober 2009. Hetty Susilowati
NIM X7108506.
Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif kearah
kesuksesan peningkatan perkembangan kemampuan bercerita
siswa kelas I SD Negeri 3 Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun
Ajaran 2009/2010.
2.
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Melalui Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas IV
SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya
\\192.168.10.4\My
Documents\meningkatkan-prestasi-belajar-
mata-pelajaran-bahasa-indonesia.htm (diakses lewat internet :
9/1/2010)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui
efektivitas pembelajaran kooperatif pada siswa kelas IV SDN
Pakal I No.119 Pakal Surabaya. Pada akhir pelaksanaan PTK ini
hasil prestasi siswa kelas IV SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya
meningkat sesuai yang diharapkan.
23
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang digunakan penulis sebagai berikut :
Bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan
pendapat atau pikiran dan perasaan kepada orang lain (seseorang) atau
kelompok secara lisan baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara memegang peran
dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Pelaksanaan PTK dilaksanakan berdasarkan masalah yang ditemukan (
Input ) pada pembelajaran untuk materi pokok globalisasi. Berdasarkan
analisis situasi maka dirancang prosedur pelaksanaan PTK yang dilaksanakan
berbentuk siklus. Pelaksanaan PTK ini menggunakan model siklus yang
direncanakan selama dua siklus.
Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi globalisasi akan
menerapkan model Cooperative Learning metode STAD.
Evaluasi/penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus I digunakan
sebagai umpan balik ( feed back ) untuk kegiatan pembelajaran pada siklus I.
Kemudian diadakan refleksi untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan (
Output ) model Cooperative Learning metode STAD dalam memecahkan
masalah seperti pada rumusan masalah di atas.
Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar perbaikan ( Input ) untuk
membuat rancangan PTK pada siklus II. Pembelaaran pada siklus II
dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pada siklus II (
Output ).
Berdasarkan hasil evaluasi diadakan refleksi untuk siklus II untuk
mengetahui efektifitas model Cooperative Learning metode STAD dalam
memecahkan masalah pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini dibuat bagan kerangka pikir :
24
PROSES :
INPUT
SIKLUS I
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN
MODEL COOPERATIVE
LEARNING METODE STAD
PERBAIKAN
SIKLUS II
FEED BACK
EVALUASI
OUT PUT
Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK
Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran yang
ditawarkan dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengutarakan
pendapatnya dengan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih
bermakna sehingga dimungkinkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Jika Model Pembelajaran Kooperatif diterapkan pada pembelajaran bahasa
Indonesia maka diharapkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Muncanglarang 01 menjadi meningkat.
25
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Berbicara
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif (Pada Siswa Kelas V SD
Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010) “
Dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Muncanglarang 01 Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan
untuk kelas V. pemilihan tempat didasarkan pada:
a. Merupakan tempat peneliti mengajar sehingga mempermudah peneliti
dalam melakukan penelitian
b. Tidak menganggu tugas mengajar peneliti
c.
Tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009 / 2010.
Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun
instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data
dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
BULAN
JAN PEB MAR APR MEI JUNI
1 Observasi dan identifikasi masalah
X
NO
JENIS KEGIATAN
2 Penyusunan rancangan tindakan
3 Pelaksanaan PTK siklus 1
4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1
X
X
XX
X
5 Pelaksanaan PTK siklus 2
XX
6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2
X
7 Penyusunan laporan PTK
X
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK
26
X
B. Subyek Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
terhadap
siswa
kelas
V
SD
Negeri
Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Jumlah siswa 41
anak yang terdiri dari laki-laki 15 anak, perempuan 26 anak. Semua siswa
tidak ada yang dikategorikan sebagai ABK (anak berkebutuhan khusus), Lebih
dari 97 % siswa dari keluarga petani, yang rata-rata berpendidikan hanya lulus
SD.
C. Prosedur Penelitian
PTK akan dilaksanakan dalam bentuk siklus dan direncanakan
berlangsung selama dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Analisis dan Refleksi
Pelaksanaan PTK model siklus dapat digambarkan dalam bagan berikut :
Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir
e-Tugas Akhir, 2008: 11 )
27
Keterangan
:
Plan
: perencanaan
Act
: pelaksanaan
Observe
: observasi
Reflect
: refleksi
Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi
Adapun rencana tindakan yang disepakati adalah sebagai berikut :
A. SIKLUS I ( 2 x pertemuan ) ;
1. Tahap Perencanaan
-
Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran)
-
Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi.
2. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai RPP yang disusun.
3. Tahap Observasi
Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan
dari
pembelajaran
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran selanjutnya.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil
pelaksanaan pada siklus I untuk memperoleh kesimpulan guna
perbaikan pada siklus I.
B. SIKLUS II ( 2 x pertemuan ) ;
1. Tahap Perencanaan
-
Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran)
-
Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi
2. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran pada siklus II sesuai RPP yang disusun.
3. Tahap Observasi
Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan
dari
pembelajaran
pembelajaran.
28
untuk
meningkatkan
kualitas
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil
pelaksanaan pada siklus II untuk memperoleh kesimpulan guna
perbaikan pada siklus II.
D. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap
siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan
pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur
tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus. Uraian
selengkapnya seperti berikut ini :
1. Indikator Keberhasilan Proses.
- 75 % siswa mampu memahami materi menanggapi suatu peristiwa
- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.
2. Indikator Keberhasilan Hasil
- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
( KKM 65 )
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
SD Negeri Muncanglarang 01 merupakan salah satu sekolah
dasar yang ada di Kecamatan Bumijawa yang terletak di jalan Dukuh
Pereng, Muncanglarang, Bumijawa Kabupaten Tegal. Pada tahun
pelajaran 2009/2010 SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 272 siswa
yang terdiri dari: kelas I 58 siswa; kelas II 43 siswa; kelas III 51 siswa,
kelas IV 44 siswa; kelas V 41 siswa; dan kelas VI 35 siswa. Ruang
kelas yang dimiliki ada 6 ruang, kantor guru dan kepala sekolah 1
ruang, UKS 1 ruang, dan rumah dinas guru 1 lokal. Kegiatan proses
pembelajaran berlangsung sejak pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul
12.45 WIB, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan guru untuk
menyelesaikan administrasi kelas hingga pukul 13.30 WIB. Untuk
kegiatan
pengembangan
diri,
sekolah
mengadakan
kegiatan
ekstrakurikuler seperti pramuka, tari, dan seni musik. Kegiatan tari dan
seni musik, sekolah mendatangkan tenaga khusus dari luar. Sedangkan
untuk kegiatan kepramukaan dibina oleh tenaga honorer. Selain
kegiatan tersebut, sekolah juga mengadakan kegiatan rutin seperti
senam pagi yang diikuti oleh siswa beserta guru dan kegiatan
kebersihan yang dilaksanakan setiap hari jumat. Khusus untuk kegiatan
kebersihan dilaksanakan setiap minggu keempat setiap bulan.
SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 12 tenaga pendidik dan
kependidikan yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 1
guru agama Islam, 1 guru penjasorkes, dan 3 tenaga honorer yaitu guru
kelas, guru bahasa Inggris, dan penjaga sekolah.
30
Adapun Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 adalah
sebagai berikut :
Kepala Sekolah
Komite
Kusprihatin
Moh. Sulton
Tenaga Fungsional
Tata Usaha
Penjaga
Tri Astuti
Hastomi
Mufrodi
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Muji Rahayu
Ismawati
Matla’atu Minan
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Sri Budiarti
Sri Sutamtomo
Sri Waeni
Guru PAI
Guru Penjasorkes
Guru B.Inggris
Sukarno
Untung Sudiyono
Dian Lestari
Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
2.1 Siklus I
a. Perencanaan
Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan pembelajaran
mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia. Perencanaan RPP
mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi
31
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber
pembelajaran dan penilaian.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
a) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai
tempat belajar.
b) Buku Pelajaran
1. Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka,
halaman 55, 63-64
2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS
Logika Viava Parakindo, hal: 20.
3. Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman
57, 96-97
c) Alat Peraga
Gambar-gambar peristiwa tertentu
3. Menyiapkan Lembar Kerja
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi
diskusi.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru
teman sejawat ( supervisor )
b. Pelaksanaan
Adapun
kooperatif
penerapan
langkah-langkah
model
pembelajaran
metode STAD di atas dapat dijabarkan dalam kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
A. Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan mengatur tempat duduk dan berdoa.
32
2. Mengadakan apersepsi.
3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang
akan dicapai.
6. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan arti penting materi
menanggapi suatu peristiwa dalam kehidupan sehari -hari.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.
2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri
dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.
4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi
masing-masing kelompok,yaitu :
a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang
terjadi di sekolah.
b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di
lingkungan tempat tinggal.
c. Kelompok 3 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di
masyarakat.
Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan
tugas kelompok 1 dan selanjutnya.
6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing.
7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami
kesulitan.
8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.
33
9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap
hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
bersama-sama.
11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya
untuk dipelajari bersama.
12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
C. Kegiatan Akhir
Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi
pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi pelajaran,
kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak lanjut yaitu
bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan,
sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi
pengayaan.
c. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar
hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman sejawat.
Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk
memperbaiki
dan
penyempurnaan
dalama
kegiatan
pembelajaran
selanjutnya.
2.2 Siklus II
a. Perencanaan
1. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
tentang
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.
Indikator : Menjelaskan isi cerita anak. Dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan pembelajaran mengidentifikasi fungsi organ
pencernaan manusia. Perencanaan RPP mencakup penentuan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak
34
pengiring, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
a) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai
tempat belajar.
b) Buku Pelajaran
1. Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004
hal:63-64.
2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS
Logika Viava Parakindo, hal: 43-44.
3.Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2008, hal : 71-72.
c) Alat Peraga
Gambar-gambar peristiwa tertentu
3. Menyiapkan Lembar Kerja
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi
diskusi.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru
teman sejawat ( supervisor )
a. Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan mengatur tempat duduk dan berdoa.
2. Mengadakan apersepsi.
3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.
35
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang
akan dicapai.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.
2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri
dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.
4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu :
a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru.
b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru.
c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru.
d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan
tugas yang sama diberikan oleh guru.
6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing.
7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.
9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap
hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama.
11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya
untuk dipelajari bersama.
12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
36
C. Kegiatan Akhir
Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi
pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi
pelajaran, kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak
lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi
perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai
KKM diberi pengayaan.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
dasar hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman
sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam
proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan
untuk memperbaiki dan penyempurnaan dalama kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Deskripsi per siklus
1. Siklus I
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat
dilihat pada lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus I mata
pelajaran Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan
faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan
santun berbahasa , halaman : 41 ). Pada kegiatan siklus I ini anak yang
memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 13 anak, nilai rata-rata 65
sebanyak 6 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata
65 sebanyak 22 anak,dengan nilai rata-rata dari dua kali penilaian adalah
69.9.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
37
Tabel 2 :
Pengelompokan nilai siswa pada siklus I
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung
dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.
Kelompok
Nilai
Jumlah siswa
Persentase
A
> 65
13
31,7 %
B
65
6
14,6 %
C
< 65
22
53,7 %
41
100 %
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai
materi ada 13 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 6 anak, dan yang
kurang menguasai materi ada 22 anak.
Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti, kepala sekolah dan
guru teman sejawat, diperoleh data sebagai berikut :
a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah
berhasil meningkatkan motivasi siswa.
b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan /
tekanan.
d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelompok.
e. Hasil evaluasi belajar belum memuaskan karena masih banyak yang
belum tuntas.
Kelemahan proses pembelajaran siklus I
a. Masih banyak siswa yang bercanda sendiri.
b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai.
c. Karena siswa sangat antusias sedangkan guru kurang menguasai siswa
jadi terlihat agak gaduh.
d. Penggunaan alat peraga kurang optimal.
38
e. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi
konsentrasinya dengan proses pengambilan foto.
Dari hasil penilaian/observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru perlu memberi perhatian khusus pada siswa yang masih senang
bercanda sendiri.
b. Waktu pertemuan ditambah.
c. Guru memberi aturan cara bertanya , menjawab , dan harus tunjuk jari
terlebih dahulu.
d. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan diobservasi dan
difoto diharap anak tidak terpengaruh.
2. Siklus II
Siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2010 dengan
mengikut sertakan 41 siswa kelas V. Materi pokok yang diajarkan tidak sama
dengan siklus I. Siklus II ini merupakan materi sendiri tetapi masih ada
hubungannya dengan materi pada siklus I. Hal ini disebabkan dalam
pelaksanaan kegiatan PTK diharapkan tidak mengganggu pembelajaran yang
lain.
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat pada
lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus II mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.
Indikator : Menjelaskan isi cerita anak, halaman : 48 ) . Pada kegiatan siklus II ini
anak yang memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 26 anak, nilai rata-rata
65 sebanyak 9 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata 65
sebanyak 6 anak,dengan nilai rata-rata dari dua penilaian adalah 72.3.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
39
Tabel 3 :
Pengelompokan nilai siswa pada siklus II
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.
Indikator
: Menjelaskan isi cerita anak
Kelompok
Nilai
Jumlah siswa
Persentase
A
> 65
26
63,4 %
B
65
9
22,0 %
C
< 65
6
14,6 %
41
100 %
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi
ada 26 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 9 anak, dan yang kurang
menguasai materi ada 6 anak.
Hasil dari Refleksi antara peneliti, kepala sekolah, dan guru teman sejawat
diperoleh data sebagai berikut :
a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil
meningkatkan prestasi siswa.
b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif .
c. Siswa belajar dengan menyenangkan.
d. Pembelajaran menjadi lebih efektif.
e. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 72,3 artinya siswa
mampu memahami materi yang diajarkan dengan baik .
Kelemahan dalam siklus II tidak ada yang menonjol, hanya harus tetap
mengoptimalkan
keaktifan
siswanya
dalam
proses
melaksanakan
pembelajarannya.
B. Pembahasan dari setiap siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua
siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus I ke
siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar.
40
1. Pembahasan Siklus I
Dari penelitian pada siklus I (pertama),teryata hasil yang didapat kurang
memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada table 1 dapat dilihat bahwa
masih ada siswa yang belum menguasai materi. Walaupun nilai rata-rata kelas
sudah 69,9 ini dirasa masih belum maksimal , karena masih ada perbedaan
nilai yang mencolok antara siswa yang memiliki nilai diskripsi baik dan siswa
yang memiliki nilai diskripsi kurang serta cukup.
Untuk hasil penilaian/observasi implementasi RPP oleh kepala sekolah
dan guru teman sejawat lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan
ini.
Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada siswa masih ada yang
bercanda sendiri dan penggunan waktu yang kurang efektif.
Dari hasil pembelajaran siklus I kurang berhasil , maka perlu adanya
langkah – langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah perbaikan yang
harus dilakukan :
Guru harus dapat mengelompokkan siswa secara merata dalam tingkat
kepandaiannya. Guru
juga harus memperhatikan materi-materi yang sulit
dipahami anak. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus tetap
memberi bimbingan kepada siswa. Serta perlu adanya perbaikan terhadap
pembelajaran siklus berikut.
2. Pembahasan siklus II
Pada siklus II, pembelajarannya sudah berhasil dengan memuaskan. Sudah
86 % siswa mendapatkan nilai sama dengan dan diatas KKM.
Semua aspek yang dijadikan dijadikan penilaian/observasi kepala sekolah
dan guru teman sejawatpun hasilnya lebih baik. Ini tidak terlepas dari
perbaikan yang dilakukan pada siklus I. Guru memberi penekanan khusus
pada materi yang sulit dipahami. Pelaksanaan
pembelajaran juga sudah
berhasil, siswa sudah mampu berbicara dalam menanggapi suatu peristiwa
tertentu dengan baik dan lancar.
Guru juga mengemas cara kerja kelompok dengan cara membagi antara
siswa yang dianggap kurang pandai dengan siswa yang pandai. Hal ini
41
membuat anak merasa dapat berpartisipasi yang sama,sehingga anak yang
biasanya malas kerja kelompok dengan senang mengikuti.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana pembelajaran
yang disukai oleh siswa, maka pembelajaran tersebut membekas dibenak
siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat dilihat dari hasil angka
pada lampiran).
3. Pembahasan antar siklus.
Pada siklus 1 hasil belajar yang dicapai siswa belum memuaskan.
Tindakan-tindakan yang dilakukan secara optimal. Tindakan-tindakan yang
belum berhasil tersebut,antara lain:
a. Pemanfaatan waktu belum efektif,karena siswa belum mempersiapkan diri
dengan baik
b. Penjelasan tentang materi yang masih kurang.
c. Pengelolaan kerja kelompok, karena masih ada anak yang bertindak yang
menghambat kegiatan belajar mengajar lebih jelasnya dapat kita lihat
perbandingannya antara siklus I dan II sebagai berikut:
Tabel 4 :
Pengelompokan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan II
Jumlah siswa
Kelompok
Prosentase
Nilai
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
A
> 65
13
26
31,7 %
63,4 %
B
65
6
9
14,6 %
22,0 %
C
< 65
22
6
53,7 %
14,6 %
41
41
100 %
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menanggapi
suatu peristiwa tertentu. Hal ini dapat kita lihat pada siklus I nilai rata rata
siswa yang dibawah KKM 53,7 % atau 22 anak, 6 anak yang memperoleh
nilai sama dengan KKM atau 14,6 % dan hanya 13 anak yang mendapat nilai
rata-rata diatas KKM atau 31,7 %. Ini menunjukkan siswa masih kurang
42
memahami materi.
Sedangkan pada siklus II nilai rata rata siswa yang
dibawah KKM 14,6 % atau hanya 6 anak, 9 anak yang memperoleh nilai
sama dengan KKM atau 22,0 % dan 26 anak yang mendapat nilai rata-rata
diatas KKM atau 63,4 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbaikan
pembelajaran yang telah dilakukan berhasil dengan baik.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan suatu laporan pembelajaran akan di dapat suatu
kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu
hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning dengan metode
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam
berbicara untuk menanggapi suatu peristiwa tertentu. Sebelum diadakan
tindakan dengan tingkat ketuntasan sebesar 20 %. Setelah diadakan
tindakan mencapai tingkat ketuntasan klasikal 85,4 %. Hal ini dikarenakan
pemahaman siswa pada konsep pecahan juga mengalami penigkatan.
Penggunaan metode STAD dengan cara pembagian kelompok yang tepat
antara siswa yang kurang pandai dan yang pandai seimbang, maka akan
didapat hasil yang memuaskan.
2. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam menerapkan model cooperative
learning metode STAD antala lain :
a. Dalam suatu proses pembelajaran masih mengalami kesulitan untuk
dapat menerapkan komponen-komponen kontekstual secara lengkap
b. siswa masih ada yang bercanda sendiri
c. penggunan waktu masih kurang efektif
d. buku sumber bacaan untuk sangat kurang
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di
lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya:
1. Guru perlu mengadakan evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia, guru akan mengetahui kekurangan - kekurangan untuk
di perbaiki dan keberhasilan-keberhasilan yang di capai untuk di
pertahankan.
44
2. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam mengelompokkan
siswa dalam kegiatan pembelajarannya dengan harapan kegiatan
pembelajaran yang akan dating akan lebih baik.
3. Guru harus pandai menumbuhkan kemampuan siswa terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi berbicara.
4. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung
keberhasilan pembelajaran.
7. Guru
harus
membiasakan
berbahasa
pembelajarannya.
45
Indonesia
dalam
kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra,
Yogyakarta: BPFE.
Ibrahim, M. et,all 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya. Universitas
Negeri Surabaya Press.
(http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses). Akses tanggal 23 Juini
2010 jam 20.00 wib.
(http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205cbc5
7.dir/doc.pdf). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib.
(http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008). Akses tanggal 23 Juini
2010 jam 20.00 wib.
(http://ngomongo.blogspot.com/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib.
(http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam
20.00 wib
Isjoni, 2009. Cooperatif Learning, Bandung Alfabeta.
Lie, Anita 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.
Purwanto, 2005. Model Pembelajaran Group Investigation.UNY.
Slavin E. Robert.2008. Coperative Learning Teori Riset dan Praktik. Nusa
Media Bandung.
Tarigan, Henry Guntur. Tanpa Tahun. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:
Depdikbud.
Trianto,2007.
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher
Winarni,Retno, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Salatiga, Widya Sari Press
46
LAMPIRAN 1
Personalia Peneliti
CURRICULUM VITAE PENELITI
1. Nama
:
SRI SUTAMTOMO
2. NIM
:
X2707009
3. Tempat dan Tanggal Lahir
:
Temanggung,30 Januari 1971
4. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
5. Tempat Tugas
:
SD Negeri Muncanglarang 01
6. Alamat kantor
:
Desa Muncanglarang
Nomor Telepon/Fax
:
-
Alamat Email
:
[email protected]
:
Bumijawa, RT 06 RW 02
Nomor Telepon/Hp
:
081542118391
8. Riwayat Pendidikan
:
D2 PGSD UKSW Salatiga
7. Alamat Rumah
CURRICULUM VITAE SUPERVISOR
1. Nama
:
SRI BUDIARTI, S.Pd.SD.
2. NIP
:
19640714 198608 2 005
3. Tempat dan Tanggal Lahir
:
Tegal, 14 Juli 1964
4. Jenis Kelamin
:
Perempuan
5. Tempat Tugas
:
SD Negeri Muncanglarang 01
6. Alamat kantor
:
Desa Bumijawa
7. Nomor Telepon/Fax
:
-
8. Alamat Email
:
[email protected]
9. Alamat Rumah
:
Desa BumijawaRT 07 RW 01
10. Nomor Telepon/Hp
:
081803912285
11. Riwayat Pendidikan
:
S1 UT UPPBJJ SEMARANG
12. Pengalaman Penelitian yang Relevan :
47
PTK
LAMPIRAN 2
A. Contoh Perangkat Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS I )
Satuan Pendidikan
:
SD Negeri Muncanglarang 01
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari / Tanggal
:
Rabu, 3 Maret 2010
Standar Kompetensi :
6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara
lisan dalam diskusi dan bermain drama.
Kompetensi Dasar
:
6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai
yang mendukung dengan memperhatikan
pilihan kata dan santun berbahasa.
Indikator
:
6.1.1 Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan
yang dikemukakan teman.
6.1.2
Menanyakan tentang persoalan yang di
kemukan teman sesuai topik.
6.1.3 Memberikan pendapat dan saran dengan
alasan yang logis terhadap persoalan
faktual yang dikemukakan teman.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan teman.
2. Menanyakan tentang persoalan yang di kemukan teman sesuai topik.
3. Memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis terhadap
persoalan faktual yang dikemukakan teman.
II. Dampak Pengiring
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat menanggapi
persoalan faktual yang terjadi di lingkungan sekitar dengan lisan dan santun
berbahasa.
48
III. Materi Pelajaran
Persoalan faktual
Mengomentari persoalan adalah memberi pernyataan disertai alasan yang
logis sekaligus mengandung saran atau jalan keluarnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menaggapi sebuah persoalan
adalah sebagai berikut :
1. Kalimat yang disampaikan harus logis dan disertai alasan yang jelas.
2. Dalam menyampaikan tanggapan, hendaknya menggunakan bahasa yang
santun agar tidak menyinggung.
3. Kalau tanggapan itu sifatnya negative, sampaikan dengan ramah dan
bahasa yang halus serta berikan jalan keluarnya atau solusi yang baik.
4. Gunakan kalimat yang efektif dan tidak berbelit-belit.
IV. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran :

Model Cooperative Learning dengan metode STAD.
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pengamatan
4. Diskusi
5. Penugasan
V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pra Pembelajaran (  5 menit )

C. Siswa dan guru berdo‟a bersama.
D. Guru mengabsen siswa
E. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.
A. Kegiatan Awal (  5 menit )
i.
Apersepsi
Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah
49
pada materi pelajaran antara lain :
“ Apakah kalian pernah melihat peristiwa yang menyenangkan ? “
“ Pernah, pak ! “ ( semua siswa menjawab )
“ Peristiwa apa yang terjadi itu ?“
“ Diajak ke pasar, pak ! “
Keterangan : Guru melakukan tanya jawab sambil memperlihatkan
gambar beberapa peristiwa yang terjadi.
ii.
Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.
iii.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan
dicapai.
B. Kegiatan Inti (  40 menit )
1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.
2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari
4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.
4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu :
a. Kelompok 1
mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang
terjadi di sekolah.
b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di
lingkungan tempat tinggal.
c. Kelompok 3 mendiskusikan
persoalan factual yang terjadi di
masyarakat.
d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan
tugas kelompok 1 dan selanjutnya.
6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing.
7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil
50
diskusi kelompok yang sedang presentasi.
10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama.
11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk
dipelajari bersama.
12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
F. Kegiatan Akhir (  20 menit )
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
1. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang
dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM
diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah
mencapai KKM diberi pengayaan.
VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran
A. Alat Peraga
Gambar-gambar peristiwa tertentu
B. Sumber Pembelajaran
1.Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka, halaman 55, 6364
2.Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika
Viava Parakindo, hal: 20.
3.Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman 57, 96-97
VII.
Penilaian
1.
Prosedur Penilaian
: Proses, Postes
2.
Jenis Penilaian
: Tes lesan / berbicara
3.
Bentuk Penilaian
: Subyektif
4.
Alat Penilaian
:

Soal Tes
Berilakanlah tanggapan dan solusinya dari peristiwa yang
dibicarakan dalam kelompokmu secara lisan !
51

Kreteria Penilaian
No
Aspek yang dinilai
Skor Maksimal
1
Kesesuaian tema
25
2
Penggunaan bahasa
25
3
Keruntutan tanggapan
25
4
Kesungguhan
25
NILAI
100
Muncanglarang, 3 Maret 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Guru Kelas V
KUSPRIHATIN, S.Pd
SRI SUTAMTOMO
NIP.19580327 197701 2 002
NIM.X2707009
52
LAMPIRAN
Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi
Aspek yang diamati
No
Nama Siswa
A
B
C
D
Skor Nilai
1
2
3
4
5
6
dst
Keterangan :
A = keaktifan
( skor maksimal 25 )
B = tata karma
( skor maksimal 25 )
C = keruntutan kalimat
( skor maksimal 25)
D = lafal dan intonasi
( skor maksimal 25 ) +
Jumlah skor maksimal = 100
53
Jumlah Skor
LAMPIRAN 3
Tabel 2.
Data nilai siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung
dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.
No
NAMA
1
EVALUASI
JUM
RATA-
DISKRIPSI
I
II
LAH
RATA
A
65
66
131
65.5
Cukup
2
B
60
65
125
62.5
Kurang
3
C
60
70
130
65
Cukup
4
D
60
65
125
62.5
Kurang
5
E
64
66
130
65
Cukup
6
F
64
65
129
64.5
Kurang
7
G
80
75
155
77.5
Baik
8
H
60
66
126
63
Kurang
9
I
60
66
126
63
Kurang
10
J
55
75
130
65
Cukup
11
K
60
65
125
62.5
Kurang
12
L
85
85
170
85
Baik
13
M
90
95
185
92.5
Baik
14
N
92
90
182
91
Baik
15
O
64
65
129
64.5
Kurang
16
P
62
65
127
63.5
Kurang
17
Q
55
60
115
57.5
Kurang
18
R
55
60
115
57.5
Kurang
19
S
90
90
180
90
Baik
20
T
70
80
150
75
Baik
21
U
55
60
115
57.5
Kurang
22
V
60
65
125
62.5
Kurang
23
W
60
65
125
62.5
Kurang
24
X
62
65
127
63.5
Kurang
54
25
Y
85
90
175
87.5
Baik
26
Z
60
65
125
62.5
Kurang
27
AB
60
66
126
63
Kurang
28
AC
80
85
165
82.5
Baik
29
AD
60
65
125
62.5
Kurang
30
AE
62
65
127
63.5
Kurang
31
AF
85
90
175
87.5
Baik
32
AG
60
65
125
62.5
Kurang
33
AH
70
80
150
75
Baik
34
AI
60
70
130
65
Cukup
35
AJ
60
70
130
65
Cukup
36
AK
80
85
165
82.5
Baik
37
AL
64
65
129
64.5
Kurang
38
AM
64
65
129
64.5
Kurang
39
AN
60
65
125
62.5
Kurang
40
AO
92
70
162
81
Baik
41
AP
92
95
187
93.5
Baik
JUMLAH
2782
2945
RATA-RATA
67.9
71.8
55
LAMPIRAN 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS II )
Satuan Pendidikan
:
SD Negeri Muncanglarang 01
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:
V/2
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari / Tanggal
:
Rabu, 6 April 2010
Standar Kompetensi
:
7. Memahami teks dengan membaca sekilas,
membaca memindai, dan membaca cerita
anak.
Kompetensi Dasar
: 7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat
Indikator
: 7.3.2 Menjelaskan isi cerita anak
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan isi cerita anak yang dibaca dengan lisan
II. Dampak Pengiring
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat bercerita dari
bacaan-bacaan yang dibaca kepada teman atau orang lain.
III. Materi Pelajaran
Bacaan cerita anak
IV. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran :

Model Cooperative Learning dengan metode STAD.
Metode Pembelajaran :
1.Ceramah
2.Tanya jawab
3.Pengamatan
4.Diskusi
5.Penugasan
56
V. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pra Pembelajaran (  5 menit )
1. Siswa dan guru berdo‟a bersama.
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.
A. Kegiatan Awal (  5 menit )
1. Apersepsi
Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah
pada materi pelajaran antara lain :
“ Apakah kalian pernah mendengarkan suatu cerita anak ? “
“ Pernah, pak ! “ ( semua siswa menjawab )
“ Cerita tentang tentang apa ?“
“ Terbang Bersama Harry Potter, pak ! “
2. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan
dicapai.
B. Kegiatan Inti (  40 menit )
1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.
2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4
sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam.
4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu :
a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru
b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru
c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang
dibagikan oleh guru
57
d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan
tugas yang sama diberikan oleh guru
6.
Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing.
7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
8.
Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil
diskusi kelompok yang sedang presentasi.
10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama.
11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk
dipelajari bersama.
12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.
G. Kegiatan Akhir (  20 menit )
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang
dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM
diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah
mencapai KKM diberi pengayaan.
VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran
A. Alat Peraga
Buku-buku cerita anak.
B. Sumber Pembelajaran
1.
Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004
hal:63-64.
2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS
Logika Viava Parakindo, hal: 43-44.
3.
Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2008, hal : 71-72.
58
VII. Penilaian
a. Prosedur Penilaian
: Proses, Postes
b. Jenis Penilaian
: Tes lesan / berbicara
c. Bentuk Penilaian
: Subyektif
d. Alat Penilaian
:

Soal Tes
Ceritakan apa yang telah kamu baca dari buku yang sudah
dibagikan tadi secara individu !

Kreteria Penilaian
No
Aspek yang dinilai
Skor Maksimal
1
Kesesuaian tema
25
2
Penggunaan bahasa
25
3
Keruntutan cerita
25
4
Kesungguhan
25
NILAI
100
Muncanglarang, 6 April 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Guru Kelas V
KUSPRIHATIN, S.Pd
SRI SUTAMTOMO
NIP.19580327 197701 2 002
NIM.X2707009
59
LAMPIRAN
Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi
Aspek yang diamati
No
Nama Siswa
A
B
C
D
Skor Nilai
1
2
3
4
5
6
dst
Keterangan :
A = keaktifan
( skor maksimal 25 )
B = tata karma
( skor maksimal 25 )
C = kesungguhan
( skor maksimal 25)
D = lafal dan intonasi
( skor maksimal 25 ) +
Jumlah skor maksimal = 100
B. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi siswa
2. Lembar kegiatan siswa
3. Lembar penilaian kepala sekolah
4. Lembar penilaian guru teman sejawat
5. Lembar penilaian belajar siswa
6. Lembar absensi siswa
7. Lembar absensi mahasiswa/guru
60
Jumlah Skor
LAMPIRAN 5
Tabel 4.
Data nilai siswa pada siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
: Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat.
Indikator
: Menjelaskan isi cerita anak.
No
NAMA
1
EVALUASI
JUM
RATA-
DISKRIPSI
I
II
LAH
RATA
A
65
70
135
67.5
Baik
2
B
64
68
132
66
Baik
3
C
65
68
133
66.5
Baik
4
D
64
64
128
64
Kurang
5
E
66
70
136
68
Baik
6
F
64
66
130
65
Cukup
7
G
70
72
142
71
Baik
8
H
68
70
138
69
Baik
9
I
70
75
145
72.5
Baik
10
J
76
78
154
77
Baik
11
K
64
64
128
64
Kurang
12
L
90
90
180
90
Baik
13
M
95
90
185
92.5
Baik
14
N
95
95
190
95
Baik
15
O
67
70
137
68.5
Baik
16
P
66
70
136
68
Baik
17
Q
65
65
130
65
Cukup
18
R
65
65
130
65
Cukup
19
S
95
95
190
95
Baik
20
T
80
90
170
85
Baik
21
U
64
64
128
64
Kurang
22
V
67
70
136
68
Baik
23
W
68
70
138
69
Baik
61
24
X
70
74
144
72
Baik
25
Y
85
90
175
87.5
Baik
26
Z
64
66
130
65
Cukup
27
AB
65
64
129
64.5
Kurang
28
AC
75
75
150
75
Baik
29
AD
64
64
128
64
Kurang
30
AE
64
66
130
65
Cukup
31
AF
90
90
180
90
Baik
32
AG
64
66
130
65
Cukup
33
AH
70
75
145
72.5
Baik
34
AI
64
66
130
65
Cukup
35
AJ
65
66
131
65.5
Cukup
36
AK
80
85
165
82.5
Baik
37
AL
65
70
135
67.5
Baik
38
AM
64
64
128
64
Kurang
39
AN
66
64
130
65
Cukup
40
AO
72
75
147
73.5
Baik
41
AP
85
90
175
87.5
Baik
JUMLAH
2925
3009
RATA-RATA
71.3
73.3
62
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN BELAJAR SISWA
A. Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar ?
( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )
-
Dari awal kegiatan sampai akhir proses pembelajaran.
-
Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif,
Aji, Isma‟ul, ….
B. Kapan para siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar ?
( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )
-
Setelah proses pembelajaran selesai
-
Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif,
Aji, Isma‟ul, ….
C. Pelajaran berharga apa yang anda petik dari pengamatan tadi ?
-
Implementasi RPP yang disusun dengan model pembelajaran kooperatif
metode STAD ternyata membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga hasilnya lebih baik.
63
LAMPIRAN 7
INSTRUMEN TANGGAPAN SISWA
64
LAMPIRAN 8
GAMBAR PROSES PEMBELAJARAN
GAMBAR 1.KBM YANG BIASA DILAKUKAN
GAMBAR 2.KBM YANG BIASA DILAKUKAN
65
GAMBAR 3.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD
GAMBAR 4.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD
66
GAMBAR 5.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD
GAMBAR 6.PROSES EVALUASI
67
GAMBAR 7.PROSES EVALUASI
GAMBAR 8.PROSES EVALUASI
GAMBAR 8.PROSES EVALUASI
68
LAMPIRAN 9
ABSENSI SISWA
69
LAMPIRAN 10
PRESENSI MAHASISWA / PENELITI
70
71
LAMPIRAN 11
INSTRUMEN PENILAIAN
RPP OLEH KEPALA SEKOLAH
72
73
74
75
LAMPIRAN 12
INSTRUMEN PENILAIAN
OLEH GURU TEMAN SEJAWAT
76
77
78
79
80
81
LAMPIRAN 13
DAFTAR NILAI KONDISI AWAL PEMBELJARAN
82
LAMPIRAN 14
DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS I
83
LAMPIRAN 15
DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS II
84
Download