PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : SRI SUTAMTOMO NIM X2707009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Oleh : SRI SUTAMTOMO NIM X2707009 Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 2 PERSETUJUAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, Juni 2010 Pembimbing, Supervisor, Dra. RUKAYAH, M.Hum NIP.195708271982032002 SRI BUDIARTI,S.Pd.SD NIP.196407141986082005 3 PENGESAHAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Tanggal : Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang tanda tangan Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd ……………………… Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ……………………… Anggota I : Dra. Rukayah, M.Hum ……………………… Anggota II : Taufiq Lilo, S.T,M.T ……………………… Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP.196007271987021001 4 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF ( PADA SISWA KELAS V SD MUNCANGLARANG 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ) Oleh : Sri Sutamtomo Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa, dan penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dalam pembelajaran serta mengetahui hambatan apa yang dialami dalam pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning metode STAD pada materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01. Metode penelitian ini menggunakan model Cooperative Learning metode STAD dengan model siklus berkelanjutan yang langkah-langkahnya meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01. Waktu pelaksanaan pada semester 2 dimulai bulan Januari sampai Juni tahun 2010. Melalui hasil yang dicapai waktu semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu dari jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang tuntas, sisanya belum tuntas. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, cek list, dan angket serta tes tertulis. Hasilnya : (1) pembelajaran Bahasa Indonesia SD membutuhkan alat peraga dan sumber belajar yang tepat, (2) penggunaan model Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa, (3) perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia SD dapat dilakukan melalui PTK, (4) hambatan yang ditemui adalah keterbatasan waktu, alat peraga dan sumber bahan, serta kemampuan guru dan siswa. Berdasarkan hasilnya penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas pada siklus I menunjukan adanya peningkatan disbanding sebelun dilakukan tindakan. Sebelum tindakan siswa yang tuntas dari KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 65 hanya 20 %, tetapi pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 46,3 %. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas jauh meningkat yaitu mencapai 85,4 %. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada materi menanggapi suatu cerita tentang peristiwa untuk siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijwa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Kata kunci : - Kemampuan Berbicara - Pembelajaran Kooperatif 5 KATA PENGANTAR Segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Pembelajaran Kooperatif(Pada Siswa Kelas V Sd Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010) “ dengan baik. Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 3. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD PJJ ICT Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 4. Ibu Dra. Rukayah, M.Hum, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan dengan sabar. 5. Ibu Kusprihatin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. 6. Ibu Sri Budiarti, S.Pd,SD selaku supervisor dalam pelaksanaan kegiatan PTK. 7. Bapak / Ibu Guru SD Negeri Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. 8. Siswa – siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 yang dengan semangat telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas. Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh 6 karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya. Semoga laporan PTK ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan. Surakarta, Juni 2010 Penulis, Sri Sutamtomo NIM X2707009 7 DAFTAR ISI SAMPUL ( Depan )…………………………………………………………….... i SAMPUL ( Dalam )…………………………………………………………….... ii HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………..iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iv ABSTRAK ……………………………………………………………………… v KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vi DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… x DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………1 B. Rumusan dan Pemecahannya ………………………………………2 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………..3 D. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………………3 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ……………………………………………………..4 B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………...11 C. Kerangka Pikir ……………………………………………………11 D. Hipotesis Tindakan………………………………………………..13 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………..14 B. Subyek Penelitian …………………………………………………15 C. Prosedur Penelitian ……………………………………………….15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………………….18 B. Pembahasan……………………………………………………….28 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………….31 B. Saran ………………………………………………………………31 8 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...33 LAMPIRAN……………………………………………………………………...36 9 DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan PTK………………………………………...……. 14 2. Tabel 2 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus I ........................................... .…25 3. Tabel 3 Pengelompokan Nilai Siswa Siklus II ……………………………...27 4. Tabel 6 Pengelompokan Nilai Rata-rata Siswa Siklus I dan II .................. ….30 10 DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK ...........................................................12 2. Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008: 11 ) .....................................................................15 3. Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 ……………..19 11 DAFTAR LAMPIRAN 1. Curriculum vitae / Personal Peneliti ……………………………………….35 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I………………………………..36 3. Tabel 2. Data nilai siswa pada siklus I……………………………………...42 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II……………………………….44 5. Tabel 4. Data nilai siswa pada siklus II……………………………………..49 6. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa…………………………………51 7. Instrumen Tanggapan Siswa…………………………………………….......52 8. Gambar Proses Pembelajaran……………………………………………….53 9. Absensi Siswa……………………………………………………………….57 10. Presensi mahasiswa / guru Peneliti………………………………………….58 11. Instrumen penilaian RPP Kepala Sekolah…………………………………..60 12. Instrumen penilaian RPP Guru teman sejawat……………………………...64 13. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran…………………………………...70 14. Daftar Nilai Penelitian Siklus I……………………………………………...71 15. Daftar Nilai Penelitian Siklus II…………………………………………….72 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya siswa kelas V di SD Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal dalam rangka mengutarakan pendapatnya baik secara lisan maupun tertulis kurang baik, bahkan tidak sedikit yang tidak mau maju untuk memberikan pendapatnya. Begitu juga yang mau majupun masih berbicara dengan bahasa campuran, yaitu dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Guru merasakan ketidakberhasilan dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Karena dengan bisa bahkan pandai berbicara maka dalam rangka untuk memahami segala bentuk pembelajaran sangat membantu, contoh untuk mengerjakan soal-soal yang menggunakan cerita, siswa akan merasa mudah. Masalah berbicara ini sangat diperlukan bagi semua orang baik yang sudah lulus sekolah bahkan bagi siswa-siswa yang masih bersekolah. Jika penulis perhatikan, selama ini pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara cenderung hanya menggunakan teks yang sudah ada dalam buku-buku, baik itu buku siswa maupun buku pegangan guru. Dengan demikian kecenderungan siswa pasif, tidak ada upaya untuk membiasakan berbicara dan mengutarakan pendapatnya sendiri secara tertulis dan hanya menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat siswa tidak maksimal dalam belajar bahasa Indonesia. Melalui hasil yang dicapai waktu semester satu terlihat ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu dari jumlah siswa 41 anak, hanya sekitar 20 % yang tuntas, sisanya belum tuntas. Melihat kenyataan ini , maka untuk menuntaskan hasil belajar akan dilaksanakan PTK dengan permasalahan tersebut diatas. Tak lepas dari hal tersebut maka timbullah pembuatan penelitian tindakan kelas. Dari judul penelitian tindakan kelas ini dapat dipetik manfaatnya, keterampilan berbahasa akan lebih baik, kemudahan dalam berkomunikasi, dan kemudahan-kemudahan yang lain. Berdasarkan pemahaman tersebut, 13 beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah dengan mencoba pembelajaran melalui Model Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto,2007 :42). Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif di kelas V Sekolah Dasar Muncanglarang 01 adalah siswa tidak lagi takut dan ragu-ragu, melainkan menyenangi serta membiasakan untuk mengutarakan pendapatnya melalui berbicara, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Adanya kesenjangan antara keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan keadaan yang terjadi berupa prestasi belajar yang rendah. Hal ini menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Demikian akhirnya berusaha untuk melakukan tindakan, dengan harapan dapat meningkatkan hasil prestasinya. a. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara ? b. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami dalam pembelajaran tentang berbicara ? 2. Pemecahan Masalah Pembelajaran yang sesuai dengan proses berpikir siswa, tentunya akan membuat siswa menyenangi proses pembelajaran tersebut. Dengan melakukan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif secara baik paling tidak akan mampu memudahkan siswa dalam berkomunikasi dengan melalui pemecahan masalah-masalah nyata yang dialami sehari-hari. Beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara lain (1) Metode STAD (Student Team Achivement Divisions);(2) Metode Jigsaw;(3) Metode GI (Group Investigation);(4) 14 Metode Struktural. Untuk menyelesaikan rumusan masalah, akan digunakan Model Pembelajaran Kooperatif dengan metode STAD, dengan harapan aspek kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa meningkat. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara. 2. Mendiskripsikan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dialami dalam pembelajaran tentang berbicara. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran yang bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa. Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu : 1. Siswa Meningkatkan minat belajar siswa dan memudahkannya dalam mempelajari bahasa Indonesia sehingga diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajarnya khususnya dalam hal berbicara. 2. Guru Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 3. SD Negeri Muncanglarang 01 Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kooperatif agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran yang lain. 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas, maka kita perlu mengkaji pendapat – pendapat para ahli mengenai masalah yang kita teliti. Dengan pendapat – pendapat tersebut kita mempunyai pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli. 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993 : 15). Pendapat yang sama disampaikan oleh Tarigan, dkk (1997 : 13). Mereka berpendapat bahwa bericara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Dua macam pendapat di atas pada dasarnya sama saja, yakni berbicara merupakan keterampilan atau kemampuan untuk menyampaikan pesan berupa pikiran, gagasan dan perasaan melalui bahasa lisan kepada orang lain. (http://ngomong.blogspot.com/) Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya menurut Drs. Puji Santosa, M.Hum, dkk (2003 : 6.28 – 6.29) (1) Berbicara antar pribadi Berbicara antar pribadi terjadi jika orang membicarakan sesuatu. Suasana pembicaraannya dapat bersifat serius atau santai bergantung kepada masalah yang diperbincangkan. (2) Berbicara dalam kelompok kecil. Pembicaraan seperti ini terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil pendengar (3 – 5 orang). Dalam kegiatan pembelajaran, kelompok kecil merupakan sarana untuk melatih siswa mengungkapkan pendapatnya secara lisan, terutama untuk melatih siswa yang jarang berbicara. Suasana dalam kelompok kecil lebih memungkinkan siswa berani berbicara. (3) Berbicara dalam kelompok besar. Jenis berbicara seperti ini terjadi bila pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah besar. Jika jenis 16 berbicara seperti ini terjadi di ruang kelas, pendengar berkesempatan untuk bertanya atau berkomentar tentang isi pembicaraan yang disampaikan pembicara. Menurut Tri Priyono (2001 : 17). Ada beberapa hal sebagai berikut penyebab munculnya kecemasan berbicara : (1) Tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan, ia menghadapi sejumlah ketidakpastian. (2) Menghadapi penilaian. Khawatir ditertawakan, takut dikatakan tolol atau kurang wawasan dan sebagainya. (3) Berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap. Berbicara adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan (KBBI, 2005:165) Menurut Tarigan (tanpa tahun:15), menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan. Menurut Djago Tarigan dkk (1998:34), menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kita kita lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi. Karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Jadi berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. (http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205c bc57.dir/doc.pdf) Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, di antaranya adalah Tarigan (1986:3-4) yang mengumukakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi 17 Menurut Burhan Nurgiyanto (2001: 252) dalam kegiatan berbicara diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi baik untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Selanjutnya Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda. Menurut Nuraeni (2002), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat informasi dari yang diterimanya.” (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/). Selanjutnya Dr. Tri Budhi Sastrio, M.Si, “Kemampuan dan keterampilan berbicara mungkin merupakan keterampilan dasar berbahasa yang paling tidak mudah dimanipulasi jika konsep „unjuk kerja‟ yang dijadikan tolok ukur. Seseorang tidak mungkin memoles kemampuan berbicaranya, khususnya bahasa asing, dalam semalam saja seandainya besok ia harus mengikuti tes berbicara. Kemampuan berbicara seseorang diperoleh dalam jangka waktu lama dan dengan usaha yang tidak kenal lelah.” (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008). Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, dikemukakan 19843/1985:7). Pengertiannya oleh para pakar. Tarigan secara khusus (1983:15), banyak misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. 18 Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial (homo homine socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya Stewart dan Kenner Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu, baik aktivitas individu maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang baik sangat dibutuhkan dalam berbagai jabatan pemerintahan, swasta, juga pendidikan. Seorang pemimpin, misalnya, perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi terhadap program pembangunan. Seorang pedagang perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan membujuk calon pembeli. Demikian halnya pendidik, mereka dituntut menguasai keterampilan berbicara agar dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada anak didiknya. (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008). Keterampilan berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan ( Sabarti Akhadiah:1991, 154 ). Sedangkan menurut Ross dan Roe ( 1990 ) seperti yang dikutip Ahmad Rofi'uddin ( 2001 ), kegiatan untuk melatih keterampilan berbicara itu antara lain menyajikan informasi, berpartisipasi dalam diskusi, dan berbicara untuk menghibur atau menyajikan pertunjukkan. (http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses) Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang 19 bervariasi dari masyarakat yang berbeda. Tujuan pengajaran berbicara adalah untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi secara berhasil dalam bahasa tersebut. Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang mengandung maksud dan tujuan. Ketrampilan berbicara dalam penelitian ini tentang peningkatan kemampuan siswa dalam menanggapi suatu peristiwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada orang lain (seseorang) atau kelompok secara lisan baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara memegang peran dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan berbahasa yang saling berhubungan, Kegiatan berbicara senantiasa diikuti kegiatan menyimak, Kedua kegiatan tersebut tidak terpisahkan dan fungsional bagi komunikasi, baik komunikasi antar individu maupun komunikasi sosial. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara tetapi juga oleh penyimak. Kemampuan berbicara perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat apapun profesinya. Namun kemampuan ini terutama harus dimiliki oleh pelajar, guru, dramawan, pemimpin, penyuluh, juru penerang dan lain-lain yang profesinya berhubungan erat dengan kegiatan berbicara. 2. Pengertian Cooperative Learning Menurut Johnson dan Johnson dalam Isjoni (2009 : 17), menyebutkan Cooperative Learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur, dkk, (2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative 20 Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian soal, b. mengembangkan siswa melakuakan penyesuaian soal, c. memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia, e. meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik. Menurut Anita Lie dalam Isjoni (2009 : 16) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak, 1996 : 279, dalam Trianto, 2009:42). Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman ( Isjoni, 2009, 13 ). Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni : 2009 : 20 ) adalah : (a) Setiap anggota memiliki peran; (b) Hubungan interaksi langsung di antara siswa; (c) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman kelompoknya; (d) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok; (e)Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. 3. Cooperative Learning dengan metode STAD Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : a. Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural. 21 Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk penelitian ini akan digunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD. Karena metode STAD mempunyai ciri sederhana, mudah dilaksanakan, dan sesuai untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar. Metode STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 51). Metode STAD (Trianto, 2007: 54) menggunakan kelompok- kelompok kecil yang beranggotaan 4 – 5 orang dengan komposisi heterogen. Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD yaitu : 1. Penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar. 2. Penyampaian materi atau informasi. 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar. 5. Evaluasi. 6. Memberikan penghargaan pada kelompok. Dari pendapat – pendapat tentang ketrampilan berbicara, dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan perasaan dengan lisan / berbicara kepada orang lain baik secara langsung dengan bertatap muka ataupun secara berjauhan. Dari pendapat-pendapat tentang cooperative learning, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang dapat diperoleh, antara lain : 1. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok 2. Meningkatkan hasil belajar akademik. 3. Penerimaan terhadap perbedaan individu. 4. Pengembangan keterampilan sosial. Jadi dapat disimpulkan metode STAD adalah metode yang menggunakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotaan 4 – 5 orang 22 dengan komposisi heterogen, yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa dan mempunyai ciri sederhana, mudah dilaksanakan, dan sesuai untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar. B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Media Audio Visual pada Siswa Kelas I SD Negeri 3 Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009/2010. Skripsi. Surakarta : FKIP UNS, Oktober 2009. Hetty Susilowati NIM X7108506. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif kearah kesuksesan peningkatan perkembangan kemampuan bercerita siswa kelas I SD Negeri 3 Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas IV SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya \\192.168.10.4\My Documents\meningkatkan-prestasi-belajar- mata-pelajaran-bahasa-indonesia.htm (diakses lewat internet : 9/1/2010) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui efektivitas pembelajaran kooperatif pada siswa kelas IV SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya. Pada akhir pelaksanaan PTK ini hasil prestasi siswa kelas IV SDN Pakal I No.119 Pakal Surabaya meningkat sesuai yang diharapkan. 23 C. Kerangka Pikir Kerangka pikir yang digunakan penulis sebagai berikut : Bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada orang lain (seseorang) atau kelompok secara lisan baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara memegang peran dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Pelaksanaan PTK dilaksanakan berdasarkan masalah yang ditemukan ( Input ) pada pembelajaran untuk materi pokok globalisasi. Berdasarkan analisis situasi maka dirancang prosedur pelaksanaan PTK yang dilaksanakan berbentuk siklus. Pelaksanaan PTK ini menggunakan model siklus yang direncanakan selama dua siklus. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi globalisasi akan menerapkan model Cooperative Learning metode STAD. Evaluasi/penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus I digunakan sebagai umpan balik ( feed back ) untuk kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kemudian diadakan refleksi untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan ( Output ) model Cooperative Learning metode STAD dalam memecahkan masalah seperti pada rumusan masalah di atas. Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar perbaikan ( Input ) untuk membuat rancangan PTK pada siklus II. Pembelaaran pada siklus II dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran pada siklus II ( Output ). Berdasarkan hasil evaluasi diadakan refleksi untuk siklus II untuk mengetahui efektifitas model Cooperative Learning metode STAD dalam memecahkan masalah pembelajaran. Untuk lebih jelasnya di bawah ini dibuat bagan kerangka pikir : 24 PROSES : INPUT SIKLUS I PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PERBAIKAN SIKLUS II FEED BACK EVALUASI OUT PUT Gambar 1. Bagan kerangka pikir PTK Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran yang ditawarkan dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengutarakan pendapatnya dengan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna sehingga dimungkinkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat. D. Hipotesis Tindakan Jika Model Pembelajaran Kooperatif diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia maka diharapkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01 menjadi meningkat. 25 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Pembelajaran Kooperatif (Pada Siswa Kelas V SD Muncanglarang 01 Tahun Pelajaran 2009/2010) “ Dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Muncanglarang 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan untuk kelas V. pemilihan tempat didasarkan pada: a. Merupakan tempat peneliti mengajar sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian b. Tidak menganggu tugas mengajar peneliti c. Tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2009 / 2010. Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut: BULAN JAN PEB MAR APR MEI JUNI 1 Observasi dan identifikasi masalah X NO JENIS KEGIATAN 2 Penyusunan rancangan tindakan 3 Pelaksanaan PTK siklus 1 4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X X XX X 5 Pelaksanaan PTK siklus 2 XX 6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X 7 Penyusunan laporan PTK X Tabel 1. Jadwal Kegiatan PTK 26 X B. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Muncanglarang 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Jumlah siswa 41 anak yang terdiri dari laki-laki 15 anak, perempuan 26 anak. Semua siswa tidak ada yang dikategorikan sebagai ABK (anak berkebutuhan khusus), Lebih dari 97 % siswa dari keluarga petani, yang rata-rata berpendidikan hanya lulus SD. C. Prosedur Penelitian PTK akan dilaksanakan dalam bentuk siklus dan direncanakan berlangsung selama dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan PTK model siklus dapat digambarkan dalam bagan berikut : Gambar 2. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD ( Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008: 11 ) 27 Keterangan : Plan : perencanaan Act : pelaksanaan Observe : observasi Reflect : refleksi Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi Adapun rencana tindakan yang disepakati adalah sebagai berikut : A. SIKLUS I ( 2 x pertemuan ) ; 1. Tahap Perencanaan - Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran) - Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi. 2. Tahap Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai RPP yang disusun. 3. Tahap Observasi Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil pelaksanaan pada siklus I untuk memperoleh kesimpulan guna perbaikan pada siklus I. B. SIKLUS II ( 2 x pertemuan ) ; 1. Tahap Perencanaan - Merancang skenario pembelajaran atau menyusun RPP (lampiran) - Menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi 2. Tahap Pelaksanaan Melaksanakan pembelajaran pada siklus II sesuai RPP yang disusun. 3. Tahap Observasi Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran pembelajaran. 28 untuk meningkatkan kualitas 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil pelaksanaan pada siklus II untuk memperoleh kesimpulan guna perbaikan pada siklus II. D. Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus. Uraian selengkapnya seperti berikut ini : 1. Indikator Keberhasilan Proses. - 75 % siswa mampu memahami materi menanggapi suatu peristiwa - 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok. 2. Indikator Keberhasilan Hasil - 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM 65 ) 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SD Negeri Muncanglarang 01 merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Bumijawa yang terletak di jalan Dukuh Pereng, Muncanglarang, Bumijawa Kabupaten Tegal. Pada tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 272 siswa yang terdiri dari: kelas I 58 siswa; kelas II 43 siswa; kelas III 51 siswa, kelas IV 44 siswa; kelas V 41 siswa; dan kelas VI 35 siswa. Ruang kelas yang dimiliki ada 6 ruang, kantor guru dan kepala sekolah 1 ruang, UKS 1 ruang, dan rumah dinas guru 1 lokal. Kegiatan proses pembelajaran berlangsung sejak pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul 12.45 WIB, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan guru untuk menyelesaikan administrasi kelas hingga pukul 13.30 WIB. Untuk kegiatan pengembangan diri, sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, tari, dan seni musik. Kegiatan tari dan seni musik, sekolah mendatangkan tenaga khusus dari luar. Sedangkan untuk kegiatan kepramukaan dibina oleh tenaga honorer. Selain kegiatan tersebut, sekolah juga mengadakan kegiatan rutin seperti senam pagi yang diikuti oleh siswa beserta guru dan kegiatan kebersihan yang dilaksanakan setiap hari jumat. Khusus untuk kegiatan kebersihan dilaksanakan setiap minggu keempat setiap bulan. SD Negeri Muncanglarang 01 memiliki 12 tenaga pendidik dan kependidikan yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru penjasorkes, dan 3 tenaga honorer yaitu guru kelas, guru bahasa Inggris, dan penjaga sekolah. 30 Adapun Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 adalah sebagai berikut : Kepala Sekolah Komite Kusprihatin Moh. Sulton Tenaga Fungsional Tata Usaha Penjaga Tri Astuti Hastomi Mufrodi Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III Muji Rahayu Ismawati Matla’atu Minan Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI Sri Budiarti Sri Sutamtomo Sri Waeni Guru PAI Guru Penjasorkes Guru B.Inggris Sukarno Untung Sudiyono Dian Lestari Gambar 3. Struktur Organisasi SD Negeri Muncanglarang 01 2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 2.1 Siklus I a. Perencanaan Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia. Perencanaan RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi 31 pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian. 2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah : a) Ruang Belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai tempat belajar. b) Buku Pelajaran 1. Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka, halaman 55, 63-64 2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika Viava Parakindo, hal: 20. 3. Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman 57, 96-97 c) Alat Peraga Gambar-gambar peristiwa tertentu 3. Menyiapkan Lembar Kerja Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi. 4. Menyiapkan Lembar Evaluasi Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa 5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru teman sejawat ( supervisor ) b. Pelaksanaan Adapun kooperatif penerapan langkah-langkah model pembelajaran metode STAD di atas dapat dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut : A. Kegiatan Awal 1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mengatur tempat duduk dan berdoa. 32 2. Mengadakan apersepsi. 3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. 4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar. 5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dicapai. 6. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan arti penting materi menanggapi suatu peristiwa dalam kehidupan sehari -hari. B. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber. 2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam. 4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-masing kelompok,yaitu : a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang terjadi di sekolah. b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di lingkungan tempat tinggal. c. Kelompok 3 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di masyarakat. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan tugas kelompok 1 dan selanjutnya. 6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing. 7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. 8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 33 9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama. 11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk dipelajari bersama. 12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. C. Kegiatan Akhir Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi pelajaran, kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan. c. Refleksi Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan dalama kegiatan pembelajaran selanjutnya. 2.2 Siklus II a. Perencanaan 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat. Indikator : Menjelaskan isi cerita anak. Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia. Perencanaan RPP mencakup penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak 34 pengiring, materi pelajaran, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran dan penilaian. 2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah : a) Ruang Belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V sebagai tempat belajar. b) Buku Pelajaran 1. Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004 hal:63-64. 2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika Viava Parakindo, hal: 43-44. 3.Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008, hal : 71-72. c) Alat Peraga Gambar-gambar peristiwa tertentu 3. Menyiapkan Lembar Kerja Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi diskusi. 4. Menyiapkan Lembar Evaluasi Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa 5. Menyiapkan lembar penilaian/observasi untuk kepala sekolah dan guru teman sejawat ( supervisor ) a. Pelaksanaan A. Kegiatan Awal 1. Mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mengatur tempat duduk dan berdoa. 2. Mengadakan apersepsi. 3. Menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. 4. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar. 35 5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dicapai. B. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber. 2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam. 4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu : a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru. b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru. c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru. d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan tugas yang sama diberikan oleh guru. 6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing. 7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. 8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama. 11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk dipelajari bersama. 12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. 36 C. Kegiatan Akhir Kegiatan di akhir pembelajaran adalah menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi pelajaran, kemudian mengerjakan soal/ tes akhir pembelajaran. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan. d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar hasil penilaian/observasi bersama kepala sekolah dan guru teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir yang bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan dalama kegiatan pembelajaran selanjutnya. Deskripsi per siklus 1. Siklus I Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat pada lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus I mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa , halaman : 41 ). Pada kegiatan siklus I ini anak yang memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 13 anak, nilai rata-rata 65 sebanyak 6 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata 65 sebanyak 22 anak,dengan nilai rata-rata dari dua kali penilaian adalah 69.9. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 37 Tabel 2 : Pengelompokan nilai siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase A > 65 13 31,7 % B 65 6 14,6 % C < 65 22 53,7 % 41 100 % Jumlah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi ada 13 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 6 anak, dan yang kurang menguasai materi ada 22 anak. Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti, kepala sekolah dan guru teman sejawat, diperoleh data sebagai berikut : a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil meningkatkan motivasi siswa. b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan / tekanan. d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelompok. e. Hasil evaluasi belajar belum memuaskan karena masih banyak yang belum tuntas. Kelemahan proses pembelajaran siklus I a. Masih banyak siswa yang bercanda sendiri. b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai. c. Karena siswa sangat antusias sedangkan guru kurang menguasai siswa jadi terlihat agak gaduh. d. Penggunaan alat peraga kurang optimal. 38 e. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi konsentrasinya dengan proses pengambilan foto. Dari hasil penilaian/observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru perlu memberi perhatian khusus pada siswa yang masih senang bercanda sendiri. b. Waktu pertemuan ditambah. c. Guru memberi aturan cara bertanya , menjawab , dan harus tunjuk jari terlebih dahulu. d. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan diobservasi dan difoto diharap anak tidak terpengaruh. 2. Siklus II Siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2010 dengan mengikut sertakan 41 siswa kelas V. Materi pokok yang diajarkan tidak sama dengan siklus I. Siklus II ini merupakan materi sendiri tetapi masih ada hubungannya dengan materi pada siklus I. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan kegiatan PTK diharapkan tidak mengganggu pembelajaran yang lain. Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat dilihat pada lampiran laporan ini ( Data nilai siswa pada siklus II mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat. Indikator : Menjelaskan isi cerita anak, halaman : 48 ) . Pada kegiatan siklus II ini anak yang memperoleh nilai rata-rata 65 ke atas sebanyak 26 anak, nilai rata-rata 65 sebanyak 9 anak, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata 65 sebanyak 6 anak,dengan nilai rata-rata dari dua penilaian adalah 72.3. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 39 Tabel 3 : Pengelompokan nilai siswa pada siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat. Indikator : Menjelaskan isi cerita anak Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase A > 65 26 63,4 % B 65 9 22,0 % C < 65 6 14,6 % 41 100 % Jumlah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai materi ada 26 anak, siswa yang cukup menguasai materi ada 9 anak, dan yang kurang menguasai materi ada 6 anak. Hasil dari Refleksi antara peneliti, kepala sekolah, dan guru teman sejawat diperoleh data sebagai berikut : a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil meningkatkan prestasi siswa. b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif . c. Siswa belajar dengan menyenangkan. d. Pembelajaran menjadi lebih efektif. e. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 72,3 artinya siswa mampu memahami materi yang diajarkan dengan baik . Kelemahan dalam siklus II tidak ada yang menonjol, hanya harus tetap mengoptimalkan keaktifan siswanya dalam proses melaksanakan pembelajarannya. B. Pembahasan dari setiap siklus Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus I ke siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar. 40 1. Pembahasan Siklus I Dari penelitian pada siklus I (pertama),teryata hasil yang didapat kurang memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada table 1 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi. Walaupun nilai rata-rata kelas sudah 69,9 ini dirasa masih belum maksimal , karena masih ada perbedaan nilai yang mencolok antara siswa yang memiliki nilai diskripsi baik dan siswa yang memiliki nilai diskripsi kurang serta cukup. Untuk hasil penilaian/observasi implementasi RPP oleh kepala sekolah dan guru teman sejawat lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan ini. Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada siswa masih ada yang bercanda sendiri dan penggunan waktu yang kurang efektif. Dari hasil pembelajaran siklus I kurang berhasil , maka perlu adanya langkah – langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah perbaikan yang harus dilakukan : Guru harus dapat mengelompokkan siswa secara merata dalam tingkat kepandaiannya. Guru juga harus memperhatikan materi-materi yang sulit dipahami anak. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus tetap memberi bimbingan kepada siswa. Serta perlu adanya perbaikan terhadap pembelajaran siklus berikut. 2. Pembahasan siklus II Pada siklus II, pembelajarannya sudah berhasil dengan memuaskan. Sudah 86 % siswa mendapatkan nilai sama dengan dan diatas KKM. Semua aspek yang dijadikan dijadikan penilaian/observasi kepala sekolah dan guru teman sejawatpun hasilnya lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus I. Guru memberi penekanan khusus pada materi yang sulit dipahami. Pelaksanaan pembelajaran juga sudah berhasil, siswa sudah mampu berbicara dalam menanggapi suatu peristiwa tertentu dengan baik dan lancar. Guru juga mengemas cara kerja kelompok dengan cara membagi antara siswa yang dianggap kurang pandai dengan siswa yang pandai. Hal ini 41 membuat anak merasa dapat berpartisipasi yang sama,sehingga anak yang biasanya malas kerja kelompok dengan senang mengikuti. Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana pembelajaran yang disukai oleh siswa, maka pembelajaran tersebut membekas dibenak siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat dilihat dari hasil angka pada lampiran). 3. Pembahasan antar siklus. Pada siklus 1 hasil belajar yang dicapai siswa belum memuaskan. Tindakan-tindakan yang dilakukan secara optimal. Tindakan-tindakan yang belum berhasil tersebut,antara lain: a. Pemanfaatan waktu belum efektif,karena siswa belum mempersiapkan diri dengan baik b. Penjelasan tentang materi yang masih kurang. c. Pengelolaan kerja kelompok, karena masih ada anak yang bertindak yang menghambat kegiatan belajar mengajar lebih jelasnya dapat kita lihat perbandingannya antara siklus I dan II sebagai berikut: Tabel 4 : Pengelompokan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan II Jumlah siswa Kelompok Prosentase Nilai Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II A > 65 13 26 31,7 % 63,4 % B 65 6 9 14,6 % 22,0 % C < 65 22 6 53,7 % 14,6 % 41 41 100 % 100 % Jumlah Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menanggapi suatu peristiwa tertentu. Hal ini dapat kita lihat pada siklus I nilai rata rata siswa yang dibawah KKM 53,7 % atau 22 anak, 6 anak yang memperoleh nilai sama dengan KKM atau 14,6 % dan hanya 13 anak yang mendapat nilai rata-rata diatas KKM atau 31,7 %. Ini menunjukkan siswa masih kurang 42 memahami materi. Sedangkan pada siklus II nilai rata rata siswa yang dibawah KKM 14,6 % atau hanya 6 anak, 9 anak yang memperoleh nilai sama dengan KKM atau 22,0 % dan 26 anak yang mendapat nilai rata-rata diatas KKM atau 63,4 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan berhasil dengan baik. 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan suatu laporan pembelajaran akan di dapat suatu kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning dengan metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam berbicara untuk menanggapi suatu peristiwa tertentu. Sebelum diadakan tindakan dengan tingkat ketuntasan sebesar 20 %. Setelah diadakan tindakan mencapai tingkat ketuntasan klasikal 85,4 %. Hal ini dikarenakan pemahaman siswa pada konsep pecahan juga mengalami penigkatan. Penggunaan metode STAD dengan cara pembagian kelompok yang tepat antara siswa yang kurang pandai dan yang pandai seimbang, maka akan didapat hasil yang memuaskan. 2. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam menerapkan model cooperative learning metode STAD antala lain : a. Dalam suatu proses pembelajaran masih mengalami kesulitan untuk dapat menerapkan komponen-komponen kontekstual secara lengkap b. siswa masih ada yang bercanda sendiri c. penggunan waktu masih kurang efektif d. buku sumber bacaan untuk sangat kurang B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya: 1. Guru perlu mengadakan evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, guru akan mengetahui kekurangan - kekurangan untuk di perbaiki dan keberhasilan-keberhasilan yang di capai untuk di pertahankan. 44 2. Guru hendaknya memiliki kemampuan yang baik dalam mengelompokkan siswa dalam kegiatan pembelajarannya dengan harapan kegiatan pembelajaran yang akan dating akan lebih baik. 3. Guru harus pandai menumbuhkan kemampuan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi berbicara. 4. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. 5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran 6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung keberhasilan pembelajaran. 7. Guru harus membiasakan berbahasa pembelajarannya. 45 Indonesia dalam kegiatan DAFTAR PUSTAKA Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE. Ibrahim, M. et,all 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Press. (http://aksay.multiply.com/journal/item/20,diakses). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib. (http://digilip.unnes.sc.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH1efb/205cbc5 7.dir/doc.pdf). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib. (http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/uploads/2008). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib. (http://ngomongo.blogspot.com/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib. (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/). Akses tanggal 23 Juini 2010 jam 20.00 wib Isjoni, 2009. Cooperatif Learning, Bandung Alfabeta. Lie, Anita 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo. Purwanto, 2005. Model Pembelajaran Group Investigation.UNY. Slavin E. Robert.2008. Coperative Learning Teori Riset dan Praktik. Nusa Media Bandung. Tarigan, Henry Guntur. Tanpa Tahun. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago dkk. 1998. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud. Trianto,2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher Winarni,Retno, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Salatiga, Widya Sari Press 46 LAMPIRAN 1 Personalia Peneliti CURRICULUM VITAE PENELITI 1. Nama : SRI SUTAMTOMO 2. NIM : X2707009 3. Tempat dan Tanggal Lahir : Temanggung,30 Januari 1971 4. Jenis Kelamin : Laki-laki 5. Tempat Tugas : SD Negeri Muncanglarang 01 6. Alamat kantor : Desa Muncanglarang Nomor Telepon/Fax : - Alamat Email : [email protected] : Bumijawa, RT 06 RW 02 Nomor Telepon/Hp : 081542118391 8. Riwayat Pendidikan : D2 PGSD UKSW Salatiga 7. Alamat Rumah CURRICULUM VITAE SUPERVISOR 1. Nama : SRI BUDIARTI, S.Pd.SD. 2. NIP : 19640714 198608 2 005 3. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 14 Juli 1964 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Tempat Tugas : SD Negeri Muncanglarang 01 6. Alamat kantor : Desa Bumijawa 7. Nomor Telepon/Fax : - 8. Alamat Email : [email protected] 9. Alamat Rumah : Desa BumijawaRT 07 RW 01 10. Nomor Telepon/Hp : 081803912285 11. Riwayat Pendidikan : S1 UT UPPBJJ SEMARANG 12. Pengalaman Penelitian yang Relevan : 47 PTK LAMPIRAN 2 A. Contoh Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP SIKLUS I ) Satuan Pendidikan : SD Negeri Muncanglarang 01 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) Hari / Tanggal : Rabu, 3 Maret 2010 Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Indikator : 6.1.1 Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan teman. 6.1.2 Menanyakan tentang persoalan yang di kemukan teman sesuai topik. 6.1.3 Memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis terhadap persoalan faktual yang dikemukakan teman. I. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat : 1. Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan teman. 2. Menanyakan tentang persoalan yang di kemukan teman sesuai topik. 3. Memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis terhadap persoalan faktual yang dikemukakan teman. II. Dampak Pengiring Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat menanggapi persoalan faktual yang terjadi di lingkungan sekitar dengan lisan dan santun berbahasa. 48 III. Materi Pelajaran Persoalan faktual Mengomentari persoalan adalah memberi pernyataan disertai alasan yang logis sekaligus mengandung saran atau jalan keluarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menaggapi sebuah persoalan adalah sebagai berikut : 1. Kalimat yang disampaikan harus logis dan disertai alasan yang jelas. 2. Dalam menyampaikan tanggapan, hendaknya menggunakan bahasa yang santun agar tidak menyinggung. 3. Kalau tanggapan itu sifatnya negative, sampaikan dengan ramah dan bahasa yang halus serta berikan jalan keluarnya atau solusi yang baik. 4. Gunakan kalimat yang efektif dan tidak berbelit-belit. IV. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Model Cooperative Learning dengan metode STAD. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Pengamatan 4. Diskusi 5. Penugasan V. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pra Pembelajaran ( 5 menit ) C. Siswa dan guru berdo‟a bersama. D. Guru mengabsen siswa E. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan. A. Kegiatan Awal ( 5 menit ) i. Apersepsi Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah 49 pada materi pelajaran antara lain : “ Apakah kalian pernah melihat peristiwa yang menyenangkan ? “ “ Pernah, pak ! “ ( semua siswa menjawab ) “ Peristiwa apa yang terjadi itu ?“ “ Diajak ke pasar, pak ! “ Keterangan : Guru melakukan tanya jawab sambil memperlihatkan gambar beberapa peristiwa yang terjadi. ii. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar. iii. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dicapai. B. Kegiatan Inti ( 40 menit ) 1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber. 2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam. 4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu : a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu persoalan faktual yang terjadi di sekolah. b. Kelompok 2 mendiskusikan persoalan faktual yang terjadi di lingkungan tempat tinggal. c. Kelompok 3 mendiskusikan persoalan factual yang terjadi di masyarakat. d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan tugas kelompok 1 dan selanjutnya. 6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing. 7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. 8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil 50 diskusi kelompok yang sedang presentasi. 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama. 11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk dipelajari bersama. 12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. F. Kegiatan Akhir ( 20 menit ) 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 1. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan. VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran A. Alat Peraga Gambar-gambar peristiwa tertentu B. Sumber Pembelajaran 1.Berbahasa Indonesia Untuk SD Kelas 5, Balai Pustaka, halaman 55, 6364 2.Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika Viava Parakindo, hal: 20. 3.Bahasa Indonesia SD Kelas 5 BSE, Sumber Bahagia, halaman 57, 96-97 VII. Penilaian 1. Prosedur Penilaian : Proses, Postes 2. Jenis Penilaian : Tes lesan / berbicara 3. Bentuk Penilaian : Subyektif 4. Alat Penilaian : Soal Tes Berilakanlah tanggapan dan solusinya dari peristiwa yang dibicarakan dalam kelompokmu secara lisan ! 51 Kreteria Penilaian No Aspek yang dinilai Skor Maksimal 1 Kesesuaian tema 25 2 Penggunaan bahasa 25 3 Keruntutan tanggapan 25 4 Kesungguhan 25 NILAI 100 Muncanglarang, 3 Maret 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah, Guru Kelas V KUSPRIHATIN, S.Pd SRI SUTAMTOMO NIP.19580327 197701 2 002 NIM.X2707009 52 LAMPIRAN Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 dst Keterangan : A = keaktifan ( skor maksimal 25 ) B = tata karma ( skor maksimal 25 ) C = keruntutan kalimat ( skor maksimal 25) D = lafal dan intonasi ( skor maksimal 25 ) + Jumlah skor maksimal = 100 53 Jumlah Skor LAMPIRAN 3 Tabel 2. Data nilai siswa pada siklus I Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Mengomentari persoalan faktual disertai yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. No NAMA 1 EVALUASI JUM RATA- DISKRIPSI I II LAH RATA A 65 66 131 65.5 Cukup 2 B 60 65 125 62.5 Kurang 3 C 60 70 130 65 Cukup 4 D 60 65 125 62.5 Kurang 5 E 64 66 130 65 Cukup 6 F 64 65 129 64.5 Kurang 7 G 80 75 155 77.5 Baik 8 H 60 66 126 63 Kurang 9 I 60 66 126 63 Kurang 10 J 55 75 130 65 Cukup 11 K 60 65 125 62.5 Kurang 12 L 85 85 170 85 Baik 13 M 90 95 185 92.5 Baik 14 N 92 90 182 91 Baik 15 O 64 65 129 64.5 Kurang 16 P 62 65 127 63.5 Kurang 17 Q 55 60 115 57.5 Kurang 18 R 55 60 115 57.5 Kurang 19 S 90 90 180 90 Baik 20 T 70 80 150 75 Baik 21 U 55 60 115 57.5 Kurang 22 V 60 65 125 62.5 Kurang 23 W 60 65 125 62.5 Kurang 24 X 62 65 127 63.5 Kurang 54 25 Y 85 90 175 87.5 Baik 26 Z 60 65 125 62.5 Kurang 27 AB 60 66 126 63 Kurang 28 AC 80 85 165 82.5 Baik 29 AD 60 65 125 62.5 Kurang 30 AE 62 65 127 63.5 Kurang 31 AF 85 90 175 87.5 Baik 32 AG 60 65 125 62.5 Kurang 33 AH 70 80 150 75 Baik 34 AI 60 70 130 65 Cukup 35 AJ 60 70 130 65 Cukup 36 AK 80 85 165 82.5 Baik 37 AL 64 65 129 64.5 Kurang 38 AM 64 65 129 64.5 Kurang 39 AN 60 65 125 62.5 Kurang 40 AO 92 70 162 81 Baik 41 AP 92 95 187 93.5 Baik JUMLAH 2782 2945 RATA-RATA 67.9 71.8 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP SIKLUS II ) Satuan Pendidikan : SD Negeri Muncanglarang 01 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan ) Hari / Tanggal : Rabu, 6 April 2010 Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. Kompetensi Dasar : 7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat Indikator : 7.3.2 Menjelaskan isi cerita anak I. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat : 1. Menjelaskan isi cerita anak yang dibaca dengan lisan II. Dampak Pengiring Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat bercerita dari bacaan-bacaan yang dibaca kepada teman atau orang lain. III. Materi Pelajaran Bacaan cerita anak IV. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Model Cooperative Learning dengan metode STAD. Metode Pembelajaran : 1.Ceramah 2.Tanya jawab 3.Pengamatan 4.Diskusi 5.Penugasan 56 V. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pra Pembelajaran ( 5 menit ) 1. Siswa dan guru berdo‟a bersama. 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan. A. Kegiatan Awal ( 5 menit ) 1. Apersepsi Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah pada materi pelajaran antara lain : “ Apakah kalian pernah mendengarkan suatu cerita anak ? “ “ Pernah, pak ! “ ( semua siswa menjawab ) “ Cerita tentang tentang apa ?“ “ Terbang Bersama Harry Potter, pak ! “ 2. Guru memberi motivasi kepada anak untuk belajar. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dicapai. B. Kegiatan Inti ( 40 menit ) 1. Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber. 2. Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam. 4. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masingmasing kelompok,yaitu : a. Kelompok 1 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru b. Kelompok 2 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru c. Kelompok 3 mendiskusikan salah satu buku cerita anak yang dibagikan oleh guru 57 d. Untuk kelompok 4 dan selanjutnya berturut-turut mengerjakan tugas yang sama diberikan oleh guru 6. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing. 7. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. 8. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 9. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersamasama. 11. Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya untuk dipelajari bersama. 12. Secara individu, siswa mengerjakan tes yang diberikan oleh guru. G. Kegiatan Akhir ( 20 menit ) 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru memberi penghargaan secara individu maupun kelompok yang dianggap baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 3. Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan. VI. Alat Peraga dan Sumber Pembelajaran A. Alat Peraga Buku-buku cerita anak. B. Sumber Pembelajaran 1. Berbahasa Indonesia. SD Kelas 5.Balai Pustaka,Jakarta, 2004 hal:63-64. 2. Bahasa Indonesia Untuk Kelas V SD/MI, semester genap.LKS Logika Viava Parakindo, hal: 43-44. 3. Bahasa Indonesia. BSE.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008, hal : 71-72. 58 VII. Penilaian a. Prosedur Penilaian : Proses, Postes b. Jenis Penilaian : Tes lesan / berbicara c. Bentuk Penilaian : Subyektif d. Alat Penilaian : Soal Tes Ceritakan apa yang telah kamu baca dari buku yang sudah dibagikan tadi secara individu ! Kreteria Penilaian No Aspek yang dinilai Skor Maksimal 1 Kesesuaian tema 25 2 Penggunaan bahasa 25 3 Keruntutan cerita 25 4 Kesungguhan 25 NILAI 100 Muncanglarang, 6 April 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah, Guru Kelas V KUSPRIHATIN, S.Pd SRI SUTAMTOMO NIP.19580327 197701 2 002 NIM.X2707009 59 LAMPIRAN Lembar Pengamatan Untuk Kegiatan Diskusi Aspek yang diamati No Nama Siswa A B C D Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 dst Keterangan : A = keaktifan ( skor maksimal 25 ) B = tata karma ( skor maksimal 25 ) C = kesungguhan ( skor maksimal 25) D = lafal dan intonasi ( skor maksimal 25 ) + Jumlah skor maksimal = 100 B. Instrumen Penelitian 1. Lembar observasi siswa 2. Lembar kegiatan siswa 3. Lembar penilaian kepala sekolah 4. Lembar penilaian guru teman sejawat 5. Lembar penilaian belajar siswa 6. Lembar absensi siswa 7. Lembar absensi mahasiswa/guru 60 Jumlah Skor LAMPIRAN 5 Tabel 4. Data nilai siswa pada siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi cerita anak dalam kalimat. Indikator : Menjelaskan isi cerita anak. No NAMA 1 EVALUASI JUM RATA- DISKRIPSI I II LAH RATA A 65 70 135 67.5 Baik 2 B 64 68 132 66 Baik 3 C 65 68 133 66.5 Baik 4 D 64 64 128 64 Kurang 5 E 66 70 136 68 Baik 6 F 64 66 130 65 Cukup 7 G 70 72 142 71 Baik 8 H 68 70 138 69 Baik 9 I 70 75 145 72.5 Baik 10 J 76 78 154 77 Baik 11 K 64 64 128 64 Kurang 12 L 90 90 180 90 Baik 13 M 95 90 185 92.5 Baik 14 N 95 95 190 95 Baik 15 O 67 70 137 68.5 Baik 16 P 66 70 136 68 Baik 17 Q 65 65 130 65 Cukup 18 R 65 65 130 65 Cukup 19 S 95 95 190 95 Baik 20 T 80 90 170 85 Baik 21 U 64 64 128 64 Kurang 22 V 67 70 136 68 Baik 23 W 68 70 138 69 Baik 61 24 X 70 74 144 72 Baik 25 Y 85 90 175 87.5 Baik 26 Z 64 66 130 65 Cukup 27 AB 65 64 129 64.5 Kurang 28 AC 75 75 150 75 Baik 29 AD 64 64 128 64 Kurang 30 AE 64 66 130 65 Cukup 31 AF 90 90 180 90 Baik 32 AG 64 66 130 65 Cukup 33 AH 70 75 145 72.5 Baik 34 AI 64 66 130 65 Cukup 35 AJ 65 66 131 65.5 Cukup 36 AK 80 85 165 82.5 Baik 37 AL 65 70 135 67.5 Baik 38 AM 64 64 128 64 Kurang 39 AN 66 64 130 65 Cukup 40 AO 72 75 147 73.5 Baik 41 AP 85 90 175 87.5 Baik JUMLAH 2925 3009 RATA-RATA 71.3 73.3 62 LAMPIRAN 6 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA A. Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar ? ( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa ) - Dari awal kegiatan sampai akhir proses pembelajaran. - Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif, Aji, Isma‟ul, …. B. Kapan para siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar ? ( Harus berdasar pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa ) - Setelah proses pembelajaran selesai - Semua siswa diantaranya Erlin, Mubin, Siti,Khaerul, Murni, Ulpatul, Arif, Aji, Isma‟ul, …. C. Pelajaran berharga apa yang anda petik dari pengamatan tadi ? - Implementasi RPP yang disusun dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD ternyata membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga hasilnya lebih baik. 63 LAMPIRAN 7 INSTRUMEN TANGGAPAN SISWA 64 LAMPIRAN 8 GAMBAR PROSES PEMBELAJARAN GAMBAR 1.KBM YANG BIASA DILAKUKAN GAMBAR 2.KBM YANG BIASA DILAKUKAN 65 GAMBAR 3.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD GAMBAR 4.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD 66 GAMBAR 5.KBM DENGAN MENGGUNAKAN METODE STAD GAMBAR 6.PROSES EVALUASI 67 GAMBAR 7.PROSES EVALUASI GAMBAR 8.PROSES EVALUASI GAMBAR 8.PROSES EVALUASI 68 LAMPIRAN 9 ABSENSI SISWA 69 LAMPIRAN 10 PRESENSI MAHASISWA / PENELITI 70 71 LAMPIRAN 11 INSTRUMEN PENILAIAN RPP OLEH KEPALA SEKOLAH 72 73 74 75 LAMPIRAN 12 INSTRUMEN PENILAIAN OLEH GURU TEMAN SEJAWAT 76 77 78 79 80 81 LAMPIRAN 13 DAFTAR NILAI KONDISI AWAL PEMBELJARAN 82 LAMPIRAN 14 DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS I 83 LAMPIRAN 15 DAFTAR NILAI PENELITIAN SIKLUS II 84