11 PENDAHULUAN Latar Belakang Bakteri fitopatogenik Xanthomonas campestris ialah suatu anggota bakteri aerobik famili Xanthomonadaceae, penyebab kebusukan tanaman cruciferous, seperti cabai, brokoli, dan kubis (Gambar 1, Onsando 1992). Ciri dan karakterisasi X. campestris ialah jumlah flagella satu, tidak dapat mereduksi NO3- menjadi NO2-, tidak mendekarbosilasi lisin, membutuhkan metionin atau sistein dalam pertumbuhannya, bentuk mukoid pada media tumbuh agar-agar nutrien yang mengandung 5% glukosa, menghidrolisis gelatin dan pati, menghidrolisis eskulin dan protein, menghasilkan H2S dari pepton, terdapat aktivitas pektinase dalam kultur, suhu maksimal pertumbuhan 35-39oC, toleran terhadap salinitas 2,0 – 5,0 promil, memproduksi asam serta patogen pada tumbuhan terutama pada kelompok cruciferous (John et al. 1994). Bakteri X. campestris menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler seperti amilase, endoglukanase, poligalakturonate liase dan protease (Dow & Daniels 1994) . Gambar 1 Serangan X. campestris pada bagian permukaan atas daun kubis (Sumber: http://www.apsnet.org/publication s/apsnetfeatures/Pages/PDDiagno sis.aspx). Bakteri ini pun dapat menghasilkan polisakarida ekstraseluler yang dikenal dengan gum xanthan, suatu biopolimer yang dapat digunakan dalam pengolahan makanan. Aplikasi gum xanthan dalam industri digunakan sebagai viscosifying, bahan pengental, penstabil, dan agen suspensi (Kennedy & Bradshaw 1984, Rosalam & England 2006). Gum xanthan ialah heteropolisakarida larut air yang dihasilkan oleh bakteri Gram negatif X. campestris (Borges et al. 2009). Gum xanthan merupakan jenis biopolimer yang memiliki prospek cerah baik di dalam negeri maupun luar negeri karena memiliki nilai komersial yang tinggi. Gum xanthan digunakan sebagai suspending agent untuk menghilangkan pulp, dan bahan-bahan yang dapat membuat keruh dalam beberapa minuman. Gum xanthan juga dipakai sebagai penstabil untuk emulsi minyak dalam beberapa minuman tertentu, makanan beku dan digunakan dalam industri nonpangan sebagai oil welldrilling fluid additive terutama pada industri tekstil dan pertambangan. Harga komersial gum xanthan sangat mahal karena diproduksi dengan bahan dasar glukosa dan sukrosa (Yoo & Harcum 1999). Produksi tahunan gum xanthan dunia diperkirakan 25000 ton (Galindo 1994). Gum xanthan berwujud butiran saat kering dan mampu meningkatkan viskositas air dengan konsentrasi hanya 0,01%. Gum xanthan memiliki berat molekul bervariasi antara 2000 – 62000 kDa. Lebarnya selang ini disebabkan oleh pengaruh ikatan hidrogen yang menstabilkan agregat-agregat polimer dalam air. Satu monomer gum xanthan mengandung 5 satuan yang terdiri atas 2 satuan glukosa, 2 satuan manosa, dan 1 satuan asam glukoronat (Kennedy & Bradshaw 1984). Proses pembentukan gum xanthan sangat rumit dan belum banyak diketahui. Mekanisme pembentukannya secara sederhana melalui reaksi enzimatik transglikosida. Enzim siklodekstrin glukanotransferase (1,4-α-D-1,4-glukano-transferase, EC 2.4.1.19) disingkat menjadi CGTase ialah enzim yang mengkatalisis sintesis pati menjadi reaksi siklisasi. Enzim ini tergolong enzim transferase yang berperan dalam pemindahan gugus glikosidik pada reaksi siklisasi dekstrin menjadi siklodekstrin (Kometani et al. 1994, Mori et al. 1994). CGTase merupakan enzim multifungsi yang berperan dalam proses siklisasi, yaitu mengubah pati dan α-1,4 glukan menjadi siklodekstrin melalui reaksi transglikosilasi intramolekuler. Enzim ini juga mampu mengkatalisis reaksi penggabungan yaitu membuka cincin siklodekstrin dan mentransfer maltooligosakarida linear melalui reaksi transglikosilasi intermolekuler pada akseptor. CGTase tidak hanya mengkatalisis secara intramolekuler yang mengubah pati menjadi siklodekstrin dan intermolekuler yang mentransfer gugus glukosil ke akseptor yang sesuai, tetapi dapat juga menghidrolisis pati dan siklodekstrin menjadi senyawa yang lebih sederhana (Kometani et al. 1996). Siklodekstrin glukanotransferase (CGTase) dihasilkan oleh berbagai macam bakteri seperti Bacillus macerans, B. megaterium, B. 2 circulans, B. cereus (Tankova 1998), dan diduga juga terdapat pada X. campestris. Oleh karena itu, dalam penelitian awal, biakan X. campestris ditumbuhkan pada media dan dilakukan pengujian untuk mengetahui kemampuan biakan X. campestris dalam menghasilkan enzim CGTase. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan biakan X. campestris dalam mensintesis produk transfer secara reaksi transglikosilasi menggunakan enzim CGTase pada berbagai sumber karbohidrat. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2010 sampai bulan November 2010 di Laboratorium Bioprospeksi, Mikrobiologi LIPI Cibinong. BAHAN DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan yaitu X. campestris FNCC 0089 yang merupakan koleksi Mikrobiologi Cibinong Science Center (CSC) LIPI-Bogor. kemudian disentrifugasi pada kecepatan 8030 g selama 15 menit pada suhu 4 oC. Selanjutnya supernatannya digunakan sebagai sumber enzim CGTase kasar (Sulistyo et al. 2002). Uji Aktivitas Hidrolitik, Optimasi pH dan suhu CGTase Penentuan kondisi optimum aktivitas enzim CGTase dilakukan pada berbagai pH dan suhu. Campuran reaksi terdiri atas 100 µl larutan enzim CGTase kasar dan 450 µl bufer Na-fosfat 50mM yang mengandung 0,5 % pati dapat larut (soluble starch) diinkubasi pada suhu 45oC selama 10 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan HCl 0,5N sebanyak 1 ml. Campuran reaksi kemudian direaksikan dengan pewarna iodin 2,5 ml (KI 0,05% yang mengandung I2 0,005%). Serapan warna diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Satu unit aktivitas enzim dinyatakan sebagai jumlah enzim yang dapat menurunkan unit serapan sebanyak 0,5 pada panjang gelombang (λ) 660 nm (Sulistyo et al. 2002). Selanjutnya dilakukan pengukuran berseri selama lima hari tiap 24 jam. Media Kultur X. campestris. Bahanbahan media standar (NH)2SO4 3 g, MgSO4 0,5 g, CaSO4 0,1 g, MnSO4 0,01 g, FeSO4 0,1 g, malt ekstrak 3 g, pepton 0,5 g dilarutkan dalam takaran 1 L bufer Na-fosfat 0,05 mM pH 7 dan glukosa 1 % sebagai substrat. Media standar yang sudah dilarutkan kemudian dituang ke dalam 5 tabung erlenmeyer ukuran 500 ml masing-masing 100 ml dan ditambah masing-masing satu jenis substrat pati dari mulai singkong, kentang, ubi, jagung dan beras masing-masing 2 %, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf suhu 121oC tekanan 1 atm. Uji Kepekatan Karbohidrat Uji karbohidrat ditentukan dengan menggunakan kaidah asam sulfat-fenol (Dubois et al. 1956). Sebanyak 0,5 ml fenol 5% ditambah 2,5 ml H2SO4 pekat, kemudian ditambahkan 0,5 ml sampel yang telah diencerkan 10 kali dengan akuades. Campuran reaksi dibiarkan selama 20 menit pada suhu ruang. Selanjutnya ditentukan nilai absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm. Kepekatan karbohidrat ditentukan melalui kurva standar pati dapat larut (Lampiran 1). Kurva standar karbohidrat dibuat dengan cara mengukur absorbansi kandungan karbohidrat yang diketahui konsentrasinya. Konsentrasi standar dibuat dengan melarutkan pati dapat larut dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50 µg dilarutkan masing-masing ke dalam akuades hingga volume larutan mencapai 5 ml. Larutan kemudian direaksikan dengan 0,5 ml fenol dan 2,5 ml H2SO4 pekat. Kemudian campuran reaksinya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm mulai dari konsentrasi terkecil hingga konsentrasi terbesar. Produksi Enzim CGTase Media produksi enzim CGTase yang telah ditambah kultur X. campestris diinkubasi selama 72-120 jam di dalam inkubator goyang dengan kecepatan 240 rpm, suhu 37 oC Uji Aktivitas Transglikosilasi Campuran reaksi sebanyak 2 ml, yang terdiri atas 1,5 ml bufer Na-fosfat 0,05 M pH 7 yang mengandung 5% pati dapat larut dan resorsinol 2% serta 0,5 ml enzim CGTase Metode Pembuatan Media Media Lauria Broth agar (LA). Bahanbahan seperti ekstrak khamir 5 g, tripton 10 g, NaCl 5 g, dan agar-agar 15 g dilarutkan dalam takaran 1 L akuades kemudian disterilisasi pada suhu 121 oC tekanan 1 atm.