upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN IBADAH SHALAT
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III
DI SDN CIPICUNG 05 KECAMATAN CILEUNGSI
KABUPATEN BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Di Susun Oleh:
N. NURAENI
NIM. 1810011000007
PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK JENJANG S1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
i
i
ABSTRAK
N. NURAENI (1810011000007). Upaya Meningkatkan Keterampilan Ibadah
Shalat melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III di SDN Cipicung
05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Program
Peningkatan Kualifikasi Akademik Jenjang S1 Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini dilaksanakan dengan dilatarbelakangi oleh adanya tingkat
keterampilan ibadah shalat siswa melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III
di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, yang masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 71 (tujuh puluh satu). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah dengan melalui metode demonstrasi dapat
meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa.
Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas (Classroom Action
Research) dengan responden siswa kelas III (tiga) SDN Cipicung 05 Kecamatan
Cileungsi Kabupeten Bogor yang berjumlah 32 orang siswa. Penelitian ini mulai
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi pada materi
praktek shalat wajib berhasil meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa.
Dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam, keterampilan shalat meliputi, gerakan shalat, bacaan
shalat dan kombinasi keduanya dengan baik dan benar, serta mampu
meningkatkan keaktifan, semangat dan keinginan siswa untuk lebih menyukai
pelajaran ibadah shalat. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis ketercapaian hasil
belajar pada praktik keterampilan ibadah shalat kemampuan awal sebelum
diadakan tindakan sebesar 67,7 kemudian setelah dilakukan tindakan dalam dua
siklus, terdapat peningkatan di siklus I sebesar 72,3 dan pada siklus II pencapaian
rata-rata penilaian sebesar 76 dengan prosentase ketuntasan 100% .
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan metode demonstrasi pada pokok bahasan praktik gerakan shalat dapat
meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa. Selain itu siswa mampu
memperbaiki gerakan,bacaan shalat yang dinilai masih kurang tepat, serta lebih
mudah memahami dan mengingat pelajaran secara praktik langsung, dari pada
hanya teori semata. Saran yang dapat diajukan bahwa untuk menanamkan konsep
praktik gerakan ibadah shalat, guru dapat menggunakan metode demonstrasi.
iv
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dalam harkat dan martabat paling mulia dengan segenap
akal dan intuisinya. Shalawat serta salam semoha allah tercurahkan kepada
manusia terpilih (al Mustafa) Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
memberikan pencerahan dan reformasi etika moral di segenap penjuru dunia.
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Ibadah Shalat
melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III di SDN Cipicung 05
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Program
Peningkatan Kualifikasi Akademik Jenjang S1 Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2.
Dr. H.Abdul Majid Khon, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Jakarta Syarif Hidayatullah, Jakarta.
3.
Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si, selaku Kepala Sekolah SDN Cipicung 05
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, beserta seluruh dewan gurunya,
yang telah membantu dalam perizinan dan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini
5.
Suami tercinta, Raden Emen Syaefudin, yang selalu memberikan dukungan
baik moril maupun materil, serta anak-anakku tersayang Bayu Prima, Eva
Arista P, Evi Arista P. dan Zickry Muhammad Afifudin yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
v
6.
Orang tua tercinta Ayahanda H. Ukar Prihatin dan Ibunda Hj. Badriyah,
yang selalu memberikan doa tulus ikhlas tiada henti kepada anaknya, juga
kepada Duma Aryana (menantu), dan cucu tersayang Avicena Muhammad
Jati, yang memberikan semangat kepada penulis.
7.
Semua pihak yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu demi terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas segala jasa dan amal baik kepada semua
pihak yang telah membantu peneliti dengan balasan yang berlipat ganda. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun peneliti
berharap dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Jakarta, September 2014
N. Nuraeni
vi
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................
iii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................
v
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
7
D. Perumusan Masalah .............................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORETIK, KAJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN ....................................................................................................
9
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .......................................
9
1. Hakikat Keterampilan Ibadah Shalat ..........................................
9
a. Pengertian Keterampilan Ibadah Shalat ................................
9
b. Dasar-Dasar Perintah Shalat .................................................
13
c. Syarat-syarat Wajib dan Rukun Shalat Lima Waktu ............
14
d. Hal-hal yang Membatalkan Shalt ..........................................
19
e. Tujuan dan Hikmah Shalat ....................................................
20
f. Upaya Peningkatan Pembelajaran Ibadah Shalat ..................
21
2. Hakikat Metode Demonstrasi ......................................................
23
a. Pengertian Metode Demonstrasi ...........................................
23
b. Kegunaan/manfaat Metode Demonstrasi ..............................
24
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi.................
24
vii
d. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan
Metode Demonstrasi .............................................................
25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................
27
C. Hipotesis Tindakan............................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
29
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ......................
29
C. Subjek Penelitian .............................................................................
31
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .....................................
31
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..........................................................
32
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ..................................
34
G. Data dan Sumber Data .....................................................................
34
H. Instrumen Pengumpul Data .............................................................
35
I.
Teknik Pengumpul Data ..................................................................
36
J.
Teknik Pemeriksaan Data ................................................................
36
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .................................................
37
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...........................................
38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................
39
A.
Deskripsi Data ................................................................................
39
1. Deskripsi Umum ......................................................................
39
2. Deskripsi Partisipan dan Subjek Penelitian .............................
43
3. Deskripsi Alat Pengumpulan Data ...........................................
44
Analisis Data ..................................................................................
45
1. Deskripsi Hasil Praintervensi ...................................................
45
2. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus I...........................................
45
3. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus II .........................................
54
Pembahasan ....................................................................................
60
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .....................................
61
A. Kesimpulan .........................................................................................
61
B. Implikasi .............................................................................................
61
C. Saran ...................................................................................................
62
B.
C.
viii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
64
LAMPIRAN .............................................................................................
66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Waktu dan Tahapan Penelitian ..............................................
24
2. Tabel IV.1 Data Personil Guru SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor
43
3. Tabel IV.2 Hasil Praktik Keterampilan Ibadah Shalat Siklus I ..........
51
4. Tabel IV.3 Hasil Praktik Keterampilan Ibadah Shalat Siklus II.........
58
x
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Rencana Siklus Penelitian ..................................................
30
2. Gambar IV.1 Denah SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor .................
40
3. Gambar IV.2 Struktur Organisasi SDN Cipicung 05 Bogor ..............
42
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat
fundamental yang harus diberikan kepada anak sejak usia dini, hal itu wajib
diberikan bagi seorang muslim. Pendidikan agama dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi spiritual dan membentuk anak atau peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berakhlak
mulia.
Hal itu sesuai dengan yang tercantum dalam Permendiknas No. 22
Tahun 2006, yang berisi bahwa pendidikan Nasional yang berdasarkan
pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa
yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagaman (religiousitas) subjek didik agar
lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.2
Pendidikan agama ini harus sudah dilaksanakan sejak dini melalui pendidikan
yang pertama yaitu lingkungan keluarga terutama dilaksanakan oleh kedua
orang tuanya.
Sebagai seorang muslim, maka wajiblah orang tua mendidik anak-anak
mereka agar menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
mereka diberi pemahaman bahwa tugas manusia di muka bumi adalah semata-
1
Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ( Jakarta: Dinas
Pendidikan, 2007) , hlm 1.
2
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm 29.
1
2
mata hanya untuk beribadah kepada Allah3, hal itu telah dijelaskan di dalam
Al-Qur’an surat Al- Dzariyat (51) ayat 56 :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.4
Aqidah atau iman adalah fundamen dalam kehidupan Islam, sedangkan
ibadah adalah manifestrasi dari pada iman. Kuat dan lemahnya ibadah
seseorang di tentukan oleh kualitas imannya.
Menurut Ulwan, “Iman kepada Allah SWT merupakan pondasi dasar
bagi anak-anak baik secara moral maupun fisik, serta ada hubungan yang erat
antara iman dengan moral atau aqidah dengan perbuatan”.5 Kualitas iman
seseorang dibuktikan pada pelaksanaan ibadah secara sempurna, ibadah
merupakan bagian dari pendidikan Agama Islam yang merupakan suatu
tindakan yang bisa dilihat dari setiap dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan agama yang diberikan orang tua kepada anaknya, yang
pertama yaitu tentang ketauhidan dan yang kedua adalah ibadah Salat.
Kewajiban orang tua dalam menumbuhkan fitrah kehidupan ini adalah dengan
membina anak-anak agar beriman kepada Allah, kekuasaan dan ciptaan-Nya.
Bimbingan ini dilakukan ketika anak-anak sudah dapat mengenal dan
membedakan sesuatu serta diberikan secara berjenjang. Dari hal–hal yang
konkrit hingga kepada yang abstrak. Kemudian orang tua menanamkan
perasaan ingat kepada Allah SWT pada diri anak-anak dalam setiap
perilakunya setiap saat.
Ibadah shalat merupakan salah satu bentuk realisasi dari ketaqwaan
seorang muslim. Shalat dilakukan untuk mengingat (dzikir) Allah. Dengan
3
Atang Abd. Hakim,et.al., Metodologi Studi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), hlm 210
4
Departemen Agama RI , Al- Qur’an dan Terjemahnya (Semarang : cv. Toha Putra,
2006) hlm.417
5
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam (Semarang: Asy Syifa,
2009), hlm 188.
3
demikian, fungsi ibadah shalat tidak hanya vertikal yaitu menyembah dan
mengingat Allah, tetapi juga secara horizontal yaitu mencegah perbuatan keji
dan mungkar (maksiat).6 Jika pendidikan ibadah shalat itu ditanamkan kepada
anak sejak usia dini, maka akan terbentuk dalam diri jiwa anak dengan kuat,
sehingga diharapkan kelak mereka akan menjadi generasi muslim dan
muslimah yang beriman dan bertaqwa.
Keberhasilan orang tua dalam mendidik anak mengenai ibadah shalat,
juga tidak lepas dari faktor lingkungan lain yaitu sekolah. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang memberikan pengaruh bagi pembentukan jiwa
keagamaan anak. Pengaruh guru di sekolah merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindari lagi, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari seorang anak
cenderung meniru apa yang diajarkan atau dilihat dari seorang guru. Ia meniru
dan mencontoh apa saja yang didengar dan dilihatnya.
Proses meniru dan mencontoh yang dilakukan oleh anak adalah bagian
dari proses belajar, yang diharapkan akan terjadi perubahan pada diri anak.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar itu bersifat positif dan aktif
.Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,
yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan ketrampilan
baru) yang lebih baik dari pada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun
perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses
kematangan (misalnya bayi, yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi
karena usaha siswa itu sendiri.7
Lingkungan sekolah khususnya guru akan selalu memberikan
bimbingan kepada semua peserta didiknya, sehingga mereka mendapatkan
perubahan yang positif dan aktif dari proses belajar itu. Untuk pembelajaran di
Sekolah terutama tingkat sekolah dasar khususnya tingkat kelas I sampai III,
mereka di berikan kegiatan belajar yang memuat aspek kognitif, efektif, dan
psikomotorik dengan cara belajar sambil bermain.
6
Atang Abd . Hakim , et. Al, Op. Cit.,, hlm 210.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm 115.
7
4
Dalam aspek psikomotorik, mereka belajar keterampilan yaitu belajar
dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik (yang berhubungan
dengan urat-urat syaraf dan otot-otot /neuromuscular). Tujuannya
adalah memperoleh dan menguasai ketrampilan jasmani tertentu.
Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur amat
diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar
olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda
elektronik dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah
shalat dan haji.8
Dari aspek motorik, anak pada masa kanak-kanak awal telah mampu
mengontrol geraknya sehingga untuk melakukan gerakan-gerakan shalat, anak
telah mampu melakukannya. Oleh karena itu guru dalam mendidik dapat
membiasakan anak untuk bersama-sama melakukan ibadah shalat. Dari sini
diharapkan akan terbentuk jiwa keagamaan yang positif dan mereka dapat
tumbuh menjadi insan-insan yang benar-benar bertaqwa kepada Allah SWT
pada diri anak dikemudian hari.
Memberikan pelajaran ibadah shalat terhadap anak usia dini tidaklah
mudah, karena pada umumnya seorang anak itu mudah merasa bosan dan
jenuh. Kadang-kadang anak akan patuh dan menurut dengan apa yang di
ajarkan guru di sekolahnya, tetapi kadang pula melawan dan menjadi marah
jika ditegur gurunya, seorang guru harus pandai-pandai menarik perhatian
peserta didiknya, sabar, ikhlas dalam tugas, serta bisa mengelola kelas dan
menggunakan metode yang tepat sesuai dengan materi.
Dengan demikian seorang guru harus mampu menyampaikan
informasi atau pelajaran dengan berbagi metode, tidak hanya dengan satu
metode saja (metode ceramah), sebab dengan menggunakan metode yang
tepat peserta didik akan dapat dengan mudah menyerap dan memahami apa
yang disampaikan guru. Dengan kata lain guru harus memiliki kemampuan
untuk mengajar secara bervariasi, sehingga anak tidak cenderung bersifat pasif
dan tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran. Apalagi untuk materi
ibadah shalat, haruslah ada kesesuaian antara bacaan dengan gerakan-gerakan
shalat. Bacaan-bacaannya harus hafal dan gerakan-gerakan shalatnya harus
8
Ibid., hlm 120.
5
faham. Karena bagaimanapun juga mengajarkan siswa dalam materi
pelaksanaan ibadah shalat sangatlah mutlak diajarkan dengan baik dan benar,
karena hal tersebut merupakan tiang agamanya seorang muslim.
Masih banyak dari para siswa khsusunya siswa kelas rendah (1-III)
sekolah dasar, salah atau kurang tepat dalam mempraktekkan kegiatan ibadah
shalat. Ada siswa yang salah rukun, kurang tepat dalam gerakannya, bacaan
yang kurang fasih atau keliru dan sebagainya. Hal tersebut bila dibiarkan tentu
akan menjadikan masalah besar dikemudian hari. Hal tersebut juga terjadi di
SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, khususnya pada
siswa kelas III, dimana masih terdapat siswa yang belum tepat dalam
mempraktekkan gerakan dan bacaan shalat dengan baik dan benar.
Dalam segi bacaan-bacaan shalat wajib saja masih terdapat siswa yang
salah dan keliru dalam membaca atau menghafal bacaan-bacaan dalam shalat.
Sehingga makna dan tujuan dari bacaan shalat tersebut akan fatal artinya.
Sedangkan bacaan-bacaan dalam shalat umumnya adalah doa-doa kepada
Allah SWT.
Peran guru dalam membimbing dalam membiasakan shalat terlihat
masih kurang aktif. Sehingga hal tersebut mengakibatkan banyak siswa yang
belum terbiasa dalam melaksanakan praktek shalat wajib. Banyak siswa yang
bila memasuki waktu shalat, misalkan shalat zuhur (sebelum waktu KBM
berlangsung) maupun pada saat jam istirahat pada waktu belajar di sore hari
ketika masuk waktu shalat ashar, banyak siswa yang berkeliaran atau bermain
dan jajan di sekitar lingkungan sekolah. Jika hal tersebut dibiarkan tentu
kedisiplinan dan peningkatan kualitas pelaksanaan shalat bagi siswa akan
semakin rendah, dan bila dibiasakan secara terus menurus akan membuat
siswa menjadi malas dan lalai dalam melaksanakan ibadah shalat.
Dalam menghadapi hal tersebut, berbagai usaha guru dalam
menggiatkan siswa untuk melaksanakan shalat wajib dengan baik dan benar
sesuai aturan dan waktu syariat telah dilaksanakan. Mulai dari mengajak siswa
shalat berjamaah di musholah sekolah maupun di masjid dekat dengan
lingkungan sekolah, namun hal tersebut kurang kondusif untuk meningkatkan
6
siswa dalam melaksanakan ibadah shalat yang baik dan benar. Hanya terdapat
beberapa siswa saja yang mengikuti hal tersebut.
Disinilah peran guru di sekolah sangat penting dalam mendidik siswa
agar menjadikan praktek ibadah shalat menjadi benar sesuai dengan aturan
atau syariat Islam. Dalam mengajarkan materi pelaksanaan ibadah shalat,
diperlukan pemilihan metode yang tepat untuk diterapkan, diantaranya yaitu
dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi dalam prakteknya
menirukan bacaan-bacaan dan gerakan shalat secara berulang-ulang, sehingga
akan tercapai keserasian antara bacaan dengan gerakan shalatnya, peserta
didik bisa hafal bacaannya dan mempraktekkan shalat sendiri. Dalam
menerapkan metode demosntrasi diperlukan teknik tersendiri agar guru
mampu mengajarkan dan siswa mampu menerapkan/mempraktekkan apa yang
diajarkan oleh guru. Dalam metode ini diperlukan kesabaran guru dalam
membimbing siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak semua siswa mampu
menerima
dengan
cepat
apa-apa
yang
diajarkan
oleh
guru,
dan
mempraktekkan/meniru dengan benar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Ibadah Salat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III
di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka
penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa yang salah atau kurang tepat dalam mempraktekkan
ibadah shalat.
2. Rendahnya jumlah siswa yang hafal secara tepat bacaan-bacaan shalat
wajib.
3. Banyak siswa yang belum terbiasa dalam melaksanakan shalat wajib di
sekolah.
4. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat.
7
5. Kurangnya guru dalam menggunakan metode demonstrasi untuk
meningkatkan keterampilan ibadah shalat pada siswa kelas III di SDN
Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat ditulis batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Keterampilan ibadah shalat, yaitu kecakapan untuk melakukan Shalat
meliputi ucapan dan gerakan sesuai dengan syara’ yang diawali dengan
takbir dan diakhiri dengan salam.
2. Metode demonstrasi, yang dimaksud di sini adalah suatu pertunjukan
tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada
penampilan tingkah laku yang dicontohkan (dalam hal ini mempraktikkan
shalat wajib) agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara
nyata atau tiruannya.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Cipicung 05 Kecamatan
Cileungsi Kabupaten Bogor.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dibuat perumusan
masalah ini yaitu:
“Apakah
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi
dapat
meningkatkan keterampilan ibadah shalat pada siswa kelas III di SDN
Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas metode demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan
ibadah shalat pada siswa kelas III di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor.
8
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
a. Bagi guru, menambah kreativitas guru dalam menentukan strategi atau
metode yang tepat untuk pembelajaran.
b. Bagi siswa, akan lebih paham dengan materi ibadah shalat, pembelajaran
lebih menarik dan menyenangkan karena siswa terlibat langsung.
c. Bagi sekolah, sebagai salah satu upaya untuk memecahkan masalah dalam
proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di
SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
9
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Keterampilan Ibadah Shalat
a. Pengertian Keterampilan Ibadah Shalat
Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakangerakan motorik (yang berhubungan dengan urat- urat syarat dan otototot / neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan- latihan
intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini
misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki
benda- benda elektronik dan juga sebagian materi pelajaran agama,
seperti ibadah shalat dan haji.1
Menurut Kamus Besar Indonesia, keterampilan berasal dari
kata “terampil” yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas,
mampu dan cekatan. Sedangkan keterampilan artinya yaitu “kecakapan
untuk menyelesaikan tugas”.2
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan adalah suatu kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan/tugas-tugas tertentu.
Berbicara tentang istilah keteramplan, ada lima macam
pengembangan keterampilan pada anak yaitu:
1) Keterampilan kognitif, yaitu keterampilan kognitif berkaitan
dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah.
2) Keterampilan sosial dan emosional, yaitu kemampuan berinteraksi
dengan orang lain, membantu orang lain dan pengendalian diri.
1
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya ,2005), hlm 120.
2
J.S. Badudu, & Sutan Muhammad Zain Pustaka, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), hlm 1486.
9
10
3) Keterampilan berbicara dan berbahasa, yaitu keterampilan ini
berkaitan dengan kemampuan memahami dan menggunakan
bahasa.
4) Keterampilan motorik halus, yaitu kemampuan anak menggunakan
otot-otot kecilnya, khususnya tangan dan jari-jari tangan.
5)
Keterampilan motorik kasar, yaitu kemampuan menggunakan otototot besar.3
Materi tentang ibadah shalat memuat keterampilan di atas,
sebab di dalam materi ini ada hafalan bacaan shalat, adab gerakangerakan anggota tubuh, ada ketenangan juga ada pengendalian diri.
Oleh sebab itu keterampilan ibadah shalat pada diri siswa perlu di
tingkatkan, diantaranya dengan metode demonstrasi.
Sedangkan untuk istilah ibadah, secara bahasa ibadah berarti:
taat, tunduk, menurut, mengikuti, dan do‟a.4 Bisa juga diartikan
menyembah, sebagaimana disebut dalam Al Qur‟an Surat Al-Dzariyat
ayat 56.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembah-Ku”.
Juga terdapat dalam Al Qur‟an Surat Al-Fatihah ayat 5:
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.
Ibadah berasal dari kata “Abada-ya’budu ibadahan” yang
berarti beribadah/menyembah. Ibadah adalah menyembah kepada
3
http://olvista.com/parenting/5-macam-pengembangan-keterampilan-anak/.diakses 4
Juni 2011
4
Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam (Jakarta: Prenada
Media ,2003), hlm 137.
11
Allah atau tunduk kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan
jika tidak bisa seolah-olah kamu dilihat-Nya.5
Menurut ulama tauhid mengatakan bahwa ibadah adalah mengEsakan Allah SWT. Dengan sungguh–sungguh dan merendahkan serta
menundukkan jiwa setunduk–tunduknya kepada-Nya. Pengertian ini
didasarkan pada firman Allah SWT , dalam Al Qur‟an Surat An-Nisa‟
ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya
dengan sesuatupun”.
Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan
yang bertujuan memperoleh keridhoan Allah SWT. Dan mendambakan
pahala dari-Nya di akhirat.6
Ibadah atau ejaan aslinya “Ibadah”, yang berarti (ia telah)
memuja,
menyembah,
berkhidmat,
mengabdi.
Orang
yang
melaksanakan abada disebut “abid”, sedang dipuja atau disembah
disebut “ma’bud”. Kata benda dari abada adalah abdun, berarti budak
atau
khadam.
Dengan
demikian
ibadah
berarti
pemujaan,
penyembahan, kekhidmatan, pengabdian.
Menurut Sidi Gazalba, “Ibadah adalah perbuatan kaum muslim
dalam mendekatkan dirinya kepada Allah dan menyeru kebesaran-Nya
dalam perundang-undangan-Nya yang suci dalam Islam”.7
Sedangkan menurut Roni Ismail, “Ibadah merupakan rangkaian
perbuatan yang disukai oleh Allah, sebab semua ibadah pada dasarnya
merupakan panggilan ketakwaan. Setelah melakukan ibadah ,
5
Sidi Gazalba , Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Antara ,
1975), hlm 14.
6
Ahmad Thib Raya, Loc. Cit., hlm 137.
7
Sidi Gazalba , Loc. Cit.., hlm 14.
12
seseorang harus menjadi lebih baik dalam hidupnya dan terhindar dari
perilaku–perilaku buruk sebelumnya”.8
Manusia beribadah kepada Allah dengan mengakui bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui pula bahwa Muhammad
adalah hamba dan Rosul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan naik haji ke Baitullah. Dalam arti
melaksanakan segala amal perbuatan yang terkandung dalam rukun
Islam, dan melaksanakan setiap perbuatan yang dapat memperoleh
keridhoan Allah dalam segala tingkah laku manusia.
Ibadah merupakan media (wasilah) yang akan menghubungkan
manusia
dengan
Tuhannya
dan
manusia
dengan
sesamanya.
Komunikasi yang intens dengan Allah SWT. Diharapkan dapat
melahirkan kesadaran–kesadaran baru yang positif, di antaranya:
pertama, kesadaran akan kebesaran Allah SWT., sehingga seseorang
akan menjauhkan diri dari setiap keburukan dan kemaksiatan. Kedua ,
meningkatnya perasaan kesederajatan (al-musawa) antara sesama yang
tercermin dalam keluhuran dan kepekaan jiwa untuk memperhatikan
kaum yang lemah.9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah merupakan
manifestasi murni dari aqidah. Yaitu suatu sistem praktis untuk
menguatkan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar
individu atau hubungan manusia dengan masyarakat dari seorang insan
yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu ibadah mempunyai
peranan besar dalam membina peradaban manusia.
Kemudian tentang istilah shalat, menurut bahasa adalah do‟a.
Dalam firman Allah surat At-Taubat:103
8
9
Roni Ismail , Menuju Hidup Islam, (Yogjakarta: Pustaka Insan Madani , 2008), hlm. 129
Ibid., hlm130.
13
.......Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui ( At-Taubah:103)
Sedangkan,
shalat
menurut
terminologi
syara‟
adalah
sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam.10 Shalat merupakan pangkal tolak pembinaan
kepribadian seorang muslim , yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai
tiang agama Islam, satu- satunya ibadah yang diwajibkan secara
berulang- ulang setiap hari seumur hidup.
Menurut Moh. Rifa‟i, “Shalat ialah menghadapkan hati kepada
Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan,
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut
syarat- syarat yang telah ditentukan syara”.11
Dari ketiga istilah di atas maka dapat ditarik garis kesimpulan
bahwa keterampilan ibadah shalat adalah kemampuan seseorang dalam
melakukan ucapan dan perbuatan/gerakan yang diawali dengan takbir
dan diakhiri dengan salam dengan tujuan mengabdi kepada Allah
SWT.
b. Dasar-dasar Perintah Shalat
Shalat adalah ibadah yang diwajibkan atas setiap umat
manusia. Shalat adalah kewajiban yang selalu tidak boleh ditinggalkan.
Pentingnya mengerjakan shalat dan larangan untuk meninggalkan
memberikan pengertian bahwa shalat adalah ibadah yang esensial
dalam kehidupan manusia. Dalil yang mewajibkan shalat dalam AlQur‟an surat Al-Baqarah ayat 43:
10
11
hlm.32
Abdul Azis Muhammad Azzam, Fiqih Ibadah, (Jakarta : AMZAH , 2009 ), hlm . 145
Moh. Rifa‟i , Risalah Shalat Lengkap, ( Semarang : PT : karya Toha Putra , 2009),
14
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, dan keluarkan zakat, dan
tunduklah atau rukuk bersama-sama orang-orang yang rukuk.” (S. AlBaqoroh : 43).12
Sedangkan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45 juga
menerangkan tentang kewajiban shalat.
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya
mengingat
Allah
(shalat)
adalah
lebih
besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ankabut:45).
c. Syarat-syarat Wajib dan Rukun Shalat Lima Waktu
1) Islam
Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia
tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk
Islam, karena meskipun dikerjakannya, tetap tidak sah. Tetapi ia
akan mendapat siksaan di akhirat karena ia tidak shalat, sedangkan
ia dapat mengerjakan shalat dengan jalan masuk Islam terlebih
dahulu. Begitulah seterusnya hukum-hukum furu‟ terhadap orang
yang tidak Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat AlMuddassir.
12
Departemen Agama RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemah, (Semarang: PT. Karya
Toha Putra,1996), hlm. 7
15
Artinya: “Berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan
kamu ke dalalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab, “Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan
kami
tidak
(pula)
memberi
makan
orang
miskin”.
(Al-
Muddasssir:40-44)
Apabila orang kafir masuk Islam, maka ia tidak diwajibkan
mengqada shalat sewaktu ia belum Islam, begitu juga puasa dan
ibadah lainnya, tetapi amal kebaikannya sebelum Islam tetap akan
mendapat ganjaran yang baik.
2) Suci dari haid (kotoran) dan nifas.
Kewajiban pelaksanaan shalat tidak ditujukan pada wanita
yang haid dan nifas.
3) Berakal. Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat
4) Baligh (dewasa)
5) Telah sampai dakwah (Perintah Rasulullah SAW kepadanya).
Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan
hukum.
6) Mampu melaksanakan.
Kewajiban hanya dibebankan kepada orang yang mampu
melaksanakan, sehingga orang yang tidak mampu atau orang yang
di paksa untuk meninggalkan shalat tidak wajib melaksanakan.
Sedangkan untuk syarat-syarat sah shalat antara lain, yaitu:
1) Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Hal ini dapat dilakukan
dengan wudhu, mandi (wajib), atau tayamum.
2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
3) Menutup aurat. Aurat ditutup dengan sesuatu yang menghalangi
kelihatan warna kulit. Aurat pria antara pusar dengan lutut, aurat
wanita sekalian badannya kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Firman Allah SWT.:
16
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. Al-A‟rof: 31)
Yang dimaksud dengan “pakaian” dalam ayat ini ialah
pakaian untuk shalat.
4) Mengetahui masuknya waktu shalat. Diantara syarat sah shalat
ialah mengetahui bahwa waktu shalat sudah tiba. Firman Allah QS.
An-Nisa:103
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.(An-Nisa’:103)
a) Shalat dzuhur, awal waktu shalat dzuhur adalah: setelah
tergelincirnya
matahari
dari
pertengahan
langit.
Akhir
waktunya adalah apabila bayang-bayang sesuatu telah sama
dengan panjangnya sesuatu tersebut.
b) Shalat ashar, waktu shalat ashar adalah dari habisnya shalat
dzuhur, yaitu; bayangan suatu benda menjadi bertambah
panjang dari bendanya sampai terbenamnya matahari.
17
c) Shalat maghrib, waktu shalat maghrib adalah: dari terbenamnya
matahari sampai terbenamnya mega merah.
d) Shalat Isya‟waktunya adalah: dari terbenamnya mega merah
sampai terbitnya fajar shodiq, yakni, sinar fajar yang terbentang
luas di sebelah timur.
e) Shalat subuh, waktunya adalah dari fajar shodiq sampai
terbitnya matahari.
5) Menghadap ke kiblat (ka‟bah). Selama dalam shalat, wajib
menghadap
ke
kiblat.
Kalau
shalat
berdiri
atau
duduk
menghadapkan dada. Kalau shalat berbaring, menghadap dengan
dada dan muka. Kalau shalat menelentang, hendaklah dua tapak
kaki dan mukanya menghadap ke kiblat; kalau mungkin, kepalanya
diangkat dengan bantal atau sesuatu yang lain.13
Dalam hal ini Allah menerangkan dalm QS Al Baqarah:144
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit,
Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana
saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan
Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al
Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekalikali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (AlBaqarah:144)
13
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op.Cit., hlm.169-174
18
Sedangkan yang termasuk ke dalam rukun shalat antara lain,
yaitu:
1) Niat.
Arti niat ada dua:
a) Asal makna niat ialah “menyengaja” suatu perbuatan. Dengan
adanya kesengajaan ini, perbuatan dinamakan
ikhtijari
(kemauan sendiri, bukan dipaksa).
b) Niat pada syara‟ (yang menjadi rukun shalat dan ibadah yang
lain), yaitu menyengaja suatu perbuatan karena mengikuti
perintah Allah supaya diridhoi-Nya. Inilah yang dinamakan
ikhlas. Maka orang yang shalat hendaklah sengaja mengerjakan
shalat karena mengikuti perintah Allah semata-mata agar
mendapatkan keridahan-Nya, begitu juga ibadah lain.
Allah berfirman dalam QS Al-Bayinah: 5
Artinya:
“Padahal
mereka
tidak
disuruh
kecuali
supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.”(Al-Bayinah:5)
2) Berdiri bagi orang yang kuasa.
Apabila tidak kuasa berdiri maka boleh duduk, apabila
tidak kuasa duduk maka dengan berbaring, boleh menelentang,
kalau tidak kuasa juga demikian, shalatlah sekuasanya, sekalipun
dengan isyarat. Yang penting shalat tidak boleh ditinggalkan
selama iman masih ada. Orang yang diatas kendaraan, kalau takut
jatuh atau takut mabuk, ia boleh sambil duduk. Juga ia boleh
percaya akan nasihat tabib yang mahir.
19
3) Takbiratul Ihram, yaitu mengucapkan “Allohu Akbar” yang disertai
dengan niat dan mengangkat kedua tangan.
4) Membaca surat Al-Fatihah, didahului membaca basmalah, karena
basmallah termasuk ayat dari surat al-fatihah.
5) Ruku‟ dengan tuma‟ninah (berdiam sebentar) di dalam ruku‟
6) I‟tidal (bangun dari ruku‟) dengan tuma‟ninah bersamaan membaca
Artinya: “Allah mendengar setiap orang yang memuji-Nya”
7) Sujud dua kali setiap rekaat dengan tuma‟ninah dengan membaca
Artinya: “Maha suci Allah Tuhanku yang Maha Tinggi”.
8) Duduk di antara dua sujud dengan tuma‟ninah dengan membaca:
9) Duduk tasyahud akhir dengan tuma‟ninah
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca sholawat nabi pada tasyahud akhir
12) Membaca salam yang pertama (menengok ke kanan) membaca:
13) Menertibkan rukun. Artinya, meletakkan tiap-tiap rukun pada
tempatnya
masing-masing
menurut
susunan
yang
telah
disebutkan.14
d. Hal-hal yang membatalkan Shalat
Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat rukunnya
tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Dan shalat itu
batal dengan hal-hal yang seperti tersebut di bawah ini :
14
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op.Cit., hlm. 187-198
20
1) Berhadats
2) Terkena najis yang tidak dimaafkan
3) Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang
memberikan pengertian
4) Terbukanya auratnya
5) Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat
6) Makan dan minum meskipun sedikit
7) Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan
sekali yang bersangatan
8) Membelakangi kiblat
9) Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti ruku‟ dan sujud
10) Tertawa terbahak-bahak
11) Mendahului imamnya dua rukun
12) Murtad, artinya keluar dari Islam.15
e. Tujuan dan Hikmah Shalat
1) Tujuan Shalat.
Allah mewajibkan sesuatu kepada manusia bukan untuk
kepentingan-Nya akan tetapi justru untuk kebaikan manusia itu
sendiri agar mencapai derajat taqwa yang dapat mensucikan diri
dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga dapat keridhaan dan
surgaNya serta dijauhkan dari api neraka.
Demikian dengan kewajiban manusia ada beberapa tujuan
diperintahkan-Nya manusia untuk melaksanakan shalat antara lain
untuk mengingat Allah, menghindari ancaman Allah dan sebagai
manifestasi kepatuhan dan ketaatan manusia kepada Allah
sehingga akan mendapatkan kekuatan baru dalam menghadapi
segala masalah hidupnya.
15
hlm. 31
Moh. Tahir, Cara Praktis Tuntunan Sholat, (Sukoharjo: Gelora Mitra Usaha, 2008),
21
2) Hikmah Shalat.
Allah mewajibkan kepada manusia. Namun memberikan
janji yang akan diberikan kepada manusia. Janji-janji itu berupa
hikmah kebaikan yang dapat diambil dari shalat.
Shalat merupakan sarana langsung manusia berdialog
dengan Tuhan-Nya yang diwujudkan dalam bentuk perkataan di
dalam shalat.
1) Menanamkan kedalam jiwa manusia bahwa tiada yang memberi
kenikmatan
dan
pertolongan
selain
dari
Allah,
perintah
menunaikan shalat bagi manusia yang alasannya terlena oleh
duniawi akan menjadi ingat kembali bahwa hanya Allah yang
memberi pertolongan dan kenikmatan yang menghidupkan serta
mematikan .
2) Shalat akan menjadikan hati tenang
3) Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar
4) Shalat dapat menjauhkan sifat sombong
5) Menyadarkan manusia tentang hakikat dirinya, bahwa dirinya
adalah hamba yang dikuasai Allah, sebagai hamba harus selalu
mengingat kepada sang penciptanya.
f. Upaya Peningkatan Pembelajaran Ibadah Shalat
Perintah sholat sendiri sudah harus diperkenalkan sejak dini
kepada generasi muda Islam agar kelak dikemudian hari mereka tidak
lagi merasa canggung, malu atau malah tidak bisa melakukannya.
Dalam hadits riwayat at-Tirmizi juga disebutkan:
“Ajarkanlah anak untuk shalat ketika berumur 7 tahun dan
pukullah ia agar melaksanakan shalat ketika berumur 10 tahun”16
16
hal. 416.
Muhammad bin „Isa Abu „Isa at-Tirmizi, Sunan At-Tirmizi, (Beirut: Da r‟al-Fikr, tt),
22
Dari Hadis kita mendapati bahwa mendirikan sholat sudah
ditekankan mulai umur 7 tahun dan bila sampai usia 10 tahun belum
juga melaksanakannya maka kita seyogyanya mulai diberi penegasan
berupa pukulan sampai mereka mau mendirikannya. ; Tentu pukulan
yang dimaksud disini tidak dengan tujuan menyakiti apalagi sampai
pada tingkat penganiayaan, namun sekedar memberi pengajaran dan
peringatan agar mau dan tidak malas untuk sholat.
Ada berbabagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh guru
dalam meningkatkan pembelajaran pelaksanaan ibadah shalat bagi para
siswanya, antara lain yaitu:
1) Mengadakan Pengajaran dengan Metode Mauizah (nasihat).
Cara pelaksanaan metode mauidzah (nasihat) dilakukan
dalam kegiatan penutup setelah KBM selesai, sebelum doá pulang
guru memberikan nasihatnya berupa ceramah yang berkaitan
dengan ibadah shalat. Metode tersebut dapat berupa:
a) Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan siswi, dengan
tujuan agar siswa lebih meningkatkan kualitas ibadah
shalatnya, dengan mengabaikan membicarakan keburukannya.
b) Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu,
sehingga membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti
jejak mereka.
c) Membangkitkan semangat dan kehormatan anak didik.
d) Sengaja menyampaikan nasehat di tengah anak didik.
e) Memuji di hadapan orang yang berbuat kesalahan, orang yang
melakukan sesuatu berbeda dengan perbuatannya. Kalau hal ini
dilakukan akan mendorongnya untuk berbuat kebajikan dan
meninggalkan keburukan.
2) Mengadakan Pengajaran dengan Metode Demonstrasi
Cara pelaksanaan Metode Demonstrasi dapat berupa guru
memberikan contoh dan kebiasaan yang baik kepada para siswa
dalam beberapa kegiatan seperti:
23
a) Mengajak siswa untuk berwudhu dan memberi contoh cara
wudhu yang baik, sehingga mereka terbiasa dengan cara
berwudhu yang telah diajarkan oleh guru.
b) Mengajak para siswa agar membiasakan shalat setelah
berwudhu.
c) Mengajak siswa agar membiasakan shalat berjama'ah. Para
siswa dibimbing dan diarahkan supaya meluruskan barisan dan
merapatkannya.
d) Membimbing siswa ketika praktek shalat yaitu dalam hal
bacaan dan gerakannya.
e) Menuntun siswa berdoa setelah selesai shalat.
2. Hakikat Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Ismail SM. metode demonstrasi adalah “metode
pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu
kepada anak didik”.17
Sedangkan menurut Jamal Makmur, metode demonstrasi bisa
juga diartikan sebagai
Suatu metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang
sedang diberikan.18
Metode demonstrasi titik tekannya adalah memperagakan
tentang jalannya praktek langsung atau dengan cara meneliti atau
mengamati dengan cara seksama. Metode demonstrasi dilakukan oleh
17
Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:
Rasail Media Group, 2008) hlm 20.
18
Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif, (Jogjakarta:
Diva Press (Anggota IKAPI ), 2010), hlm 142.
24
guru terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa. Adapun alasan
penggunaan metode demonstrasi ini sebagai berikut:
1) Terdapat topik yang cocok dengan metode ini
2) Terdapat sifat bahan ajar yang menuntut diperagakan
3) Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa
4) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa
langsung mengetahui dan dapat terampil melakukannya.
5) Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara
cermat dan teliti.19
b. Kegunaan/Manfaat Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar
memiliki arti penting. Banyak kegunaan psikologis-pedagogis yang dapat
diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
1) Perhatian siswa lebih dipusatkan.
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat
dalam diri siswa.20
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam Proses
Belajar Mengajar
Dalam setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, sedangkan metode demonstrasi memiliki kelebihan
antara lain:
1) Kelebihan Metode Demonstrasi:
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru, sehingga siswa dapat menangkap hal-hal
yang penting.
19
M. Basyir, dan Udin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta :
Ciputat Pers, 2002 ) hlm .45
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 206
25
b) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru
karena siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil
pengamatannya.
c) Proses pembelajaran lebih menarik.
d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.21
2) Kekurangan Metode Demonstrasi
a) Memerlukan fasilitas yang tidak sedikit
b) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang.
d) Metode Demonstrasi memerlukan ketrampilan guru secara
khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan
demonstrasi akan tidak efektif.22
d. Langkah-Langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi
Menurut Hasibuan dan Mujiono, untuk melaksanakan metode
demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus
dipahami dan digunakan oleh guru, adapun langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa
yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu
dilakukan.
2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu
wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling
efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
21
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.html diakses
4 Juni 2011
22
Syaiful Bahri Djamara, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm. 91
26
3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat
dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu
diadakan demonstrasi tidak gagal.
4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan
jelas.
5) Menetapkan
garis-garis
besar
langkah-langkah
yang
akan
dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah
dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu
untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:

Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.

Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga
setiap siswa dapat melihat dengan jelas.

Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
8) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu
diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa
mencoba melakukan demonstrasi.23
Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya
diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat
dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang
telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui
kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang
untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu
saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara
melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan dalam hal ini adalah
23
J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya,
2003), hlm. 31
27
mempraktikkan gerakan shalat disertai bacaan-bacaanya melalui
metode demonstrasi. Kemudian siswa disuruh untuk mengikuti atau
mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan
demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi,
intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu
memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya
ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui
sejauhmana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi
tersebut
diadakan
mendemonstrasikan
evaluasi
apa
dengan
yang
telah
cara
menyuruh
didemonstrasikan
siswa
atau
dipraktekkan guru, yaitu mempraktikkan gerakan ibadah shalat dengan
baik dan benar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan kepercayaan yang kuat
tentang penulisan skripsi ini, maka diperlukan perbandingan dari hasil-hasil
penelitian yang relevan, yang berkaitan dengan judul skripsi penulis, antara
lain penelitian yang berjudul:
1. “Efektifitas metode demosntransi pada pembelajaran bidang studi fiqih di
MTs. Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang”. yang telah
dilakukan oleh Eva Syarifah Nurhayati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah melakukan dua kali
pertemuan metode demonstrasi efektif digunakan pada bidang studi fiqih di
MTs. Soebono Mantofani. Keefektifan metode ini disebabkan mamberi
kemudahan pada siswa dalam memahami pelajaran. Dengan menggunakan
metode demontrasi pada bidang studi fiqih di MTs Soebono Mantofani
ternyata perhatian dan minat siswa dalam pelajaran fiqih sangat posistif.
2. “Upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat melalui metode drill
bagi siswa RA. Muslimat NU Ngrajek Mungkid Magelang”, yang telah
dilakukan oleh Ulfah Kusniah.
28
Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus, Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan ibadah salat siswa setelah
diterapkannya metode drill. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I
adalah 77,78 % kemudian pada siklus II mulai ada peningkatan yaitu
83,33% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 88,89%. Dari hasil
penelitian dapat di simpulkan bahwa, pembelajaran dengan metode Drill
pada materi tentang ibadah salat, dapat meningkatkan keterampilan ibadah
salat yaitu untuk keserasian antara bacaan dengan gerakan salat. Dengan
demikian, metode pembelajaran Drill ini layak diterapkan sebagai metode
alternatif yang dapat digunakan pada proses pembelajaran PAI di TK.
Dari dua kajian yang relevan di atas terdapat persamaan dan
perbedaan dengan skripsi penulis yang antara lain:
1. Untuk skripsi yang pertama persamaannya adalah sama-sama
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi.
Sedangkan perbedaannya terletak pada titik tujuan pencapaian
penelitian, dimana dalam penelitian tersebut berfokus pada efektifitas
pencapaian untuk mata pelajaran fiqih, sedangkan penelitian ini
berfokus pada keterampilan ibadah shalat.
2. Sedangkan pada skripsi yang kedua persamaannya terletak pada tujuan
atau sasaran penelitian yaitu bagaimana meningkatkan keterampilan
ibadah shalat. Sedangkan perbedaanya terletak pada metode yang
digunakan oleh peneliti.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: “Melalui metode
demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan ibadah shalat pada siswa kelas
III di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, yang beralamat di. Jl. Raya
Jonggol Cileungsi, RT17/05 Desa Mekarsari, Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih empat
bulan, yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan dipakai adalah penelitian tindakan
(action research), yaitu kegiatan dan atau tindakan perbaikan sesuatu yang
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara sistematik
sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action
research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang
mendasarkan pada refleksi; umpan balik (feedback); bukti (evidence); dan
evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang. Penelitian tindakan ini
merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika. Mengingat penelitian tindakan ini dilakukan di dalam kelas,
maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (classroom action research).
2. Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan siklus dalam penelitian ini, terdiri dari dua siklus. Tiaptiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai. Adapun alur
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
29
30
Gambar 1.
Rencana Siklus Penelitian
Dari gambar alur desain penelitian tindakan kelas di atas, dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain membuat
skenario pembelajaran dengan pembelajaran penggunaan metode
demonstrasi dengan pemilihan tema yang sudah ditentukan. Membuat
alat evaluasi untuk dikerjakan di kelas. Membuat lembar observasi,
dalam penelitian ini ada dua yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa
untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu
pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumya, yang bertindak sebagai guru dalam penelitian ini adalah
peneliti sedangkan yang bertindak sebagai kolaborasi adalah teman
sejawat (guru/wali kelas III) yang bersangkutan. Pelaksanaan
31
penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap
siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan kemudian pada pertemuan
terakhir pada masing-masing siklus diberikan tes hasil belajar. Waktu
pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 70 menit (satu jam pelajaran
sama dengan 35 menit).
c. Observasi
Pada tahap observasi, observer (guru kelas) mengamati proses
pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang
terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa
maupun situasi di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi.
Sedangkan
untuk
melihat
hasil
keterampilan
ibadah
shalat
dipergunakan alat berupa tes praktek gerakan dan bacaan ibadah shalat
dari setiap siswa.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti bersama teman sejawat/guru kelas
III mendiskusikan kembali segala sesuatu yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran dan hasil-hasilnya, dengan melihat data hasil
observasi setiap siklus apabila terdapat kekurangan maka akan
diperbaiki pada siklus berikutnya.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III Sekolah Dasar
Negeri Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor tahun pelajaran
2013/2014 yang berjumlah 32 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 18 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peran peneliti adalah sebagai perencana dan
pelaksana tindakan dan pembuat laporan. Posisi peneliti sebagai pelaksana
utama, artinya tingkat keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif
peneliti sebagai pelaksana tunggal proses pembelajaran/tindakan. Peneliti
32
langsung melakukan kegiatan pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data
sesuai dengan fokus penelitian
Sedangkan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru
(bidang studi Pendidikan Agama Islam) yang mengajarkan kepada siswa kelas
III Sekolah Dasar di SDN Cipicung 05, melalui penggunaan metode
demonstrasi untuk mengetahui hasil perubahan peningkatan keterampilan
ibadah shalat siswa kelas III.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum tahapan intervensi tindakan dilakukan, terlebih dahulu
peneliti melakukan survei. Kegiatan tersebut dimaksudkan mengetahui kondisi
yang terdapat di kelas yang akan diteliti. Setelah itu dilakukan diagnosis untuk
menduga sementara mengenai timbulnya kesulitan yang dihadapi dalam
pembelajaran praktek keterampilan ibadah shalat siswa kelas III.
Pada tahap-tahap penelitian ini, penulis menyusun tahapan intervensi
tindakan yang akan dilakukan melalui beberapa tindakan (siklus) dalam proses
penelitian sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Rencana
Membuat jadwal kegiatan melalui penggunaan metode demonstrasi,
mengadakan pre-test praktikum shalat wajib, mempersiapkan buku
catatan perilaku siswa, dan menyiapkan pedoman observasi.
b. Tindakan
Menjelaskan materi pembelajaran melalui pendekatan penggunaan
demonstrasi sesuai materi yang disampaikan, pada penelitian tindakan
ini, peneliti (bertindak sebagai guru Pendidikan Agama Islam)
memberikan contoh/mendemonstrasikan kepada siswa sesuai dengan
isi materi pelajaran, memberikan tugas, dan tes serta evaluasi.
c. Observasi
Mencatat kejadian yang terjadi saat proses pembelajaran pada saat
siklus pertama dilakukan.
33
d. Refleksi
Pada
siklus
pertama
guru
menyajikan
materi
melaksanakan
/mempraktikkan shalat fardhu melalui metode demonstrasi yang telah
dipraktikkan oleh peneliti dan pemberian tugas individu berupa tes
praktek shalat wajib.
2. Siklus II
a. Rencana
Mengadakan rencana pembelajaran melalui penggunaan metode
demonstrasi dengan strategi menyediakan media gambar gerakan
orang shalat, dan praktek langsung gerakan-gerakan dalam shalat dan
bacaan-bacaan dalam setiap gerakan shalat, secara teratur dan
berulang-ulang.
b. Tindakan
Penjelasan model pembelajaran yang akan dilaksanakan, membentuk
memberikan contoh gerakan shalat, secara tertib, dengan bacaanbacaan sesuai gerakan yang dicontohkan/demonstrasikan, mengulangi
setiap gerakan, memanggil siswa secara berkelompok yang terdiri dari
8-10 orang siswa setiap kelompoknya. Memanggil siswa secara acak
untuk mendemonstrasikan sesuai perintah guru dan bacaan shalat
sesuai dengan media gambar atau perintah gerakan yang ditirukan oleh
guru, ditutup dengan kesimpulan dan tes praktek individu.
c. Observasi
Mencatatat hasil pengamatan berdasarkan hasil observasi di kelas
setelah pelaksanaan tindakan II, mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi, keterampilan siswa dalam melaksanakan ibadah shalat melalui
pelaksanaan metode demonstrasi.
d. Refleksi
Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan
pada siklus II. Menganalisis dan membuat perbaikan-perbaikan yang
kurang pada siklus sebelumnya, menganalisa hasil dari siklus tindakan
yang telah dilakukan.
34
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil apabila 80% siswa pada
kelas penelitian mencapai pemenuhan kriteria skor nilai minimal. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dalam penelitian ini adalah 71 (tujuh puluh satu).
Artinya siswa dikatakan berhasil dalam ketuntasan belajarnya dalam praktek
keterampilan pelaksanaan ibadah shalat jika mencapai nilai 71 dalam tes
praktek. Sehingga apabila siswa yang nilainya > 71 maka sudah mencapai
tingkat pencapaian hasil belajarnya dan siswa yang nilainya < 71 belum
mencapai tingkat pencapaian hasil belajarnya.
G. Data dan Sumber Data
1) Wawancara
Teknik wawancara sering juga disebut dengan interview yaitu
sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi
atau data dari terwawancara. Penulis melakukan wawancara guru/wali
kelas III Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor, dan juga dengan beberapa siswa kelas III. Dengan
pedoman wawancara yang bersifat umum, tidak terlalu terinci. Pedoman
tersebut berisi tentang aspek atau dimensi-dimensi yang berkaitan dengan
keterampilan ibadah shalat. Peneliti tidak menentukan urutan pernyataan
secara ketat, pernyataan akan dikembangkan sesuai dengan jawaban yang
diberikan subjek penelitian.
2) Observasi
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data
yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Tehnik
ini dilakukan secara langsung di kelas yang sedang diteliti, karena
merupakan cara yang paling efektif dengan melengkapi format atau blanko
pengamatan sebagai instrumen dan dilakukan untuk mengetahui data dari
sumber yang benar dan tepat.
3) Dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan nyata tentang
35
masalah-masalah yang diteliti penulis mempelajari dan mencatat hal-hal
yang dianggap perlu terhadap dokumen-dokumen yang menunjang
masalah penelitian, yaitu berupa akhir yang telah dicapai dalam belajar.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari partisipan dan
subjek penelitian, dengan keterangan keduanya sebagai berikut: Siswa-siswi
Kelas III (tiga) Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05 sebanyak 32 orang siswa
sebagai subjek penelitian, untuk mendapatkan data dan hasil penelitian,
penulis mengggunakan teman sejawat/rekan guru yaitu guru kelas III dan
Kepala Sekolah sebagian partisipan.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini
adalah tes praktek. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes praktek
tentang pelakasanaan ibadah shalat wajib, baik praktek gerakan-gerakan shalat
serta bacaan-bacaan yang terdapat dalam gerakan shalat tersebut, yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis kemampuan pemahaman siswa dalam menerima materi.
1. Definisi Konseptual
Keterampilan ibadah shalat adalah kemampuan seseorag dalam
melakukan ucapan dan perbuatan/gerakan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam dengan tujuan mengabdi kepada Allah SWT.
Metode demonstrasi adalah salah satu model pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik,
2. Definisi Operasional
Untuk definisi operasional keterampilan ibadah shalat siswa yaitu
diukur dengan nilai akhir praktek keterampilan ibadah shalat wajib pada
pertemuan setiap siklus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil
pencapaian siswa dalam penelitian ini adalah nilai yang dicapai siswa
dalam mempraktekkan keterampilan ibadah shalat berupa gerakan dan
bacaaan yang sesuai dengan syariat Islam yang dinyatakan dalam bentuk
36
angka yang diperoleh dalam test praktek dari materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Pada penggunaan metode demonstrasi maka diperoleh melalui skor
berupa tanda check list (√) yang dilakukan yang diperoleh setelah mengisi
lembar pengamatan atau observasi dengan indikator-indikator: ketepatan
gerakan shalat, ketepatan bacaan shalat, dan kesesuai bacaan dengan
gerakan shalat.
3. Kisi-kisi Instrumen keterampilan ibadah shalat, dibuat berdasarkan
kompetensi dasar berdasarkan materi yang akan di ajarkan, kemudian
dibuat indikator, yang dikembangkan menjadi acuan dalam penilaian
keterampilan gerakan shalat.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan
non tes. Teknik tes dilakukan dengan tes praktek/perbuatan yang dipakai
untuk mengumpulkan data tentang keterampilan ibadah shalat siswa (siswa
mempraktikkan shalat wajib), sedangkan instrumennya berupa lembar
pengamatan praktek ibadah shalat zuhur.
Selain itu juga menggunakan teknik non tes yang berupa observasi
untuk melihat kesesuaian antara skenario pembelajaran dengan tindakan yang
dilaksanakan oleh guru. Teknik wawancara yang dilakukan kepada Kepala
Sekolah, Guru/Wali kelas, serta siswa. Di samping itu juga menggunakan
dokumentasi berupa foto-foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor yang diperoleh dengan
menggunakan rumus: P 
Atau:
ΣX
x 100%
n
Tingkat Keberhasilan 
Jumlah skor yang diperoleh
x 100%
Jumlah skor total
37
Siswa dikatakan telah mencapai dalam melaksanakan pembelajaran
praktek keterampilan ibadah shalat jika sekurang-kurangnya memperoleh nilai
sesuai dengan KKM yaitu 71. Dengan demikian jika siswa mendapat nilai >
71 dikatakan telah berhasil dalam mencapai hasil belajar dan < 71 siswa
belum mencapai ketuntasan belajar.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih data (reduksi data). Pada langkah pemilihan data ini, peneliti
memilih data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Data
yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, peneliti
bersama teman sejawat dapat menambahkan data baru dengan mengingat
kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana
tindakan.
2. Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data). Pada kegiatan ini,
peneliti membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada
kegiatan tersebut.
3. Menarik kesimpulan hasil deskripsi. Berdasarkan deskripsi yang telah
dibuat dan dilaksanakan dalam tindakan, selajutnya dapat ditarik
kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini analisis dan interpretasi data dilakukan dengan
cara mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan peneliti,
kemudian digabung dengan data yang diperoleh dari teman sejawat yang
membantu.
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil
analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan
makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan
pembelajaran yang sedang diperbaiki.
Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti
mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi peserta didik.
38
Interpretasi data juga penting untuk menantang guru agar mengecek kebenaran
asumsi atau keyakinan yang dimilikinya. Ada berbagai teknik dalam
melakukan interpretasi data dalam penelitian ini, antara lain dengan:
a. Menghubungkan data dengan pengalaman diri guru atau peneliti.
b. Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori
terkait.
c. Memperluas
analisis
dengan
mengajukan
pertayaan
mengenai
penelitian dan implikasi hasil penelitian, dan/atau meminta nasihat
teman sejawat jika mengalami kesulitan.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah rencana tindakan dibuat dan dilaksanakan pada penelitian
kelas, maka untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam tindakan
tersebut diperlukan pengembangan perencanaan tindakan. Akhir dari setiap
siklus adalah adanya refleksi, dari kegiatan tersebut maka peneliti membuat
pengembangan metode demonstrasi yang dianggap masih kurang efektif dari
rencana dan tindakan siklus sebelumnya untuk meningkatkan keterampilan
ibadah shalat siswa, dan membuat evaluasi dan kesimpulan setelahnya .
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Umum Data Penelitian
a. Sejarah Singkat
Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05 yang ada di wilayah Desa
Mekarsari Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, dibangun karena
faktor dalam segi pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap
tahunnya di wilayah tersebut. Letak pemukiman penduduk yang
sangat jauh dengan sekolah yang ada pada waktu itu jaraknya
mencapai 3 km sehingga susah di jangkau. Untuk sekolah yang sudah
ada daya tampung siswa yang sedikit sehingga banyak anak-anak
yang tidak tertampung di sekolah yang sudah ada pada waktu itu.
Maka dari hasil usulan masyarakat pada tahun 1982 oleh pemerintah
daerah didirikan SDN Cipicung 05 ini untuk meningkatkan kualitas
pendidikan masyarakat. Adapun kepala sekolah yang pertama adalah
Bapak Jaenudin BD. Kemudian terjadi mutasi digantikan oleh Ibu
Suyatinem, setelah itu digantikan oleh Ibu Yuyus Rusdewi. Karena
beliau meninggal dunia kemudian ia digantikan oleh Bapak Drs. Rais
Sumitra M.Pd, kemudian di gantikan lagi oleh Bapak Syarif Hidayat,
S.Pd. Karena terjadi mutasi pada tahun ajaran 2011-2012 di gantikan
oleh Ibu Eti Suhaeti, S.Pd. M.Si, dan sampai sekarang masih eksis
dalam mengayomi para peserta didik.
b. Letak Geografis
Letak geografis SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor terletak di Desa Mekarsari, wilyah sebelah timur
Kabupaten Bogor. Sebelah utara sekolah kami berbatasan dengan
panti sosial (Depsos), di sebelah barat berbatasan dengan lapangan
bola, sebelah timur berbatasan dengan masjid, dan sebelah selatan
39
40
sekolah berbatasan dengan jalan Raya Cileungsi-Jonggol. Secara
deskripsinya dapat dilihat dalam denah sekolah di bawah ini.
Jln Raya
Cileung
Jonggol
LAP. SEPAK
BOLA
DEPSOS
(PANTI
SOSIAL)
SDN
CIPICUNG 05
SAWAH
U
Gambar IV.1
Denah SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor
U
c. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
(1) Visi
Terwujudnya peserta didik yang terampil, mandiri,
berbudaya, dan berkatakter bangsa, serta beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
41
(2) Misi
(a) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, aman, dan
nyaman.
(b) Menciptakan suasana sekolah yang ceria dan kondusif
(c) Menggalakan pembiasaan baca tulis Al-Qur’an
(d) Mengembangkan PAIKEM dalam melaksanakan PBM
(e) Membiasakan berperilaku disiplin, tanggung jawab, religious,
jujur, demokratis, peduli sosial, peduli lingkungan bagi semua
warga sekolah.
(f) Menyiapkan peserta didik yang terampil dan siap untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(3) Tujuan
Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar dalam peraturan
pemerintah No. 19 Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka
tujuan yang ingin dicapai oleh SDN Cipicung 05 adalah sebagai
berikut:
(a) Membentuk generasi islami
(b) Menguasa baca tulis Al-Qur’an
(c) Seluruh kelas menerapkan pembelajaran PAIKEM
(d) Seluruh warga sekolah mempunyai sifat karakter bangsa dan
berbudaya yang kuat
(e) Unggul dalam prestasi
(f) Mengaplikasikan ilmu dan keterampilan dalam kehidupan
sehari-hari.
(4) Strategi
Strategi merupakan landasan perilaku dalam mencapai visi
dan misi. Adapun strategi yang akan dikembangkan adalah sebagai
berikut:
42
(a) Meningkatkan managerial Kepala Sekolah dan kemampuan
guru serta mendorong pelajaran siswa.
(b) Menambah media dan alat pembelajaran dan mengotimalkan
fasilitas yang tersedia.
(c) Efisiensi
pembiayaan
operasional
dan
memberikan
penghargaan baik guru maupun siswa yang mendapkan
prestasi.
(d) Mengefektifkan peran dan fungsi organisasi serta kemitraan
dengan orang tua siswa atau komite sekolah.
d. Struktur Organisasi SDN Cipicung 05
Berikut di bawah ini disajikan bagan struktur organisasi yang
terdapat di Sekolah Dasar Negeri Cipicung 05 Desa Mekarsari
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Gambar IV.2
Struktur Organisasi SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor
43
e. Data Personal Guru di SDN Cipicung 05
Guru merupakan hal terpenting dalam membentuk dan
membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, keterampilan,
serta iman dan takwa. Ketersediaan guru di SDN Cipicung 05 disadari
memang masih minim untuk meningkatkan kualitas peserta didik
menjadi lebih berprestasi dan memiliki karakter yang kuat. Namun
dengan dedikasi dan kemadirian personil guru SDN Cipicung 05
mengoptimalkan diri dalam team dan kemandirian dalam mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan di sekolah untuk masyarakat sekitar.
Berikut adalah tabel data personil guru SDN Cipucung 05 Desa
Mekarsari Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Tabel IV.1
Data Personil Guru SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor
No
Nama Guru
1
2
Eti Suhaeti,
S.Pd. M.Si
Sofia Siswanti
3
N. Nuraeni
4
Rochayati,
S.Pd. SD
Napsah, S.Pd
5
6
7
8
Siti Komariah,
A.Ma.Pd
Aries Malik,
S.Pd
Endang
Tempat
Tanggal
Lahir
Ciamis,
02-05-1962
Cirebon,
25-12-1958
Bogor,
25-04-1963
Bogor,
27-12-1970
Bogor,
02-03-1967
Bogor,
17-07-1987
Bogor,
25-03-1986
Bogor,
05-07-1963
Pangkat/Gol/
Ruang
Pendidikan
Terakhir
Jurusan
Pembina IV/a
Magister
Pembina IV/a
Diploma II
PLS/Adm.
Pendidikan
PGSD
Pembina IV/a
Diploma II
PAI
Pembina IV/a
Strata 1
PGSD
Pembina IV/a
Strata 1
Geografi
-
Diploma II
PGSD
-
Starta 1
PGSD
Pengatur II/c
SMP
2. Deskripsi Partisipan dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III Sekolah Dasar
Negeri Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor tahun
44
pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 orang. Jumlah tersebut terdiri dari
18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki..
Sedangkan Partisipan dalam penelitian ini adalah guru/wali kelas
III (tiga) serta Kepala sekolah yaitu SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor.
3. Deskripsi Alat Pengumpulan Data
Penulis
menggunakan
tiga
alat
pengumpulan
data,
yaitu
wawancara, observasi dan tes perbuatan yang digunakan selama penelitian
masalah dalam skripsi ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model
yang digunakan.
Wawancara dilakukan terhadap subjek (siswa) maupun partisipan
(guru/teman sejawat) dalam hal berkaitan tentang penggunaan metode
demonstrasi. Wawancara digunakan untuk mendapat informasi yang
berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari
individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan sumber data.
Sedangkan observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes
yang biasa dilakukan kapan saja. Obsevasi adalah teknik atau cara untuk
mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Penulis
menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan keterampilan
ibadah shalat melalui metode demonstrasi, yang dilakukan menggunakan
lembar observasi/pengamatan berdasarkan aspek yang diamati dan gejala
yang muncul pada saat observasi. Sementara tes perbuatan dimaksudkan
untuk
mengukur
keterampilan
dalam
melakukan
sesuatu.
Alat
pengukurannya menggunakan pedoman penilaian atau format observasi.
Tes perbuatan ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat
meningkatkan keterampilan dalam ibadah shalat yang diajarkan guru
melalui metode demonstrasi.
45
B. Analisis Data
1. Deskripsi Hasil Praintervensi
Shalat dalam Islam merupakan tiang agama, dimana dalam salah
satu hadist Rasullullah dikatakan bahwa bila seorang muslim baik
shalatnya, maka akan baik pula seluruh amalnya. Oleh sebab itu
pembinaan shalat bagi seorang muslim harus dilaksanakan sejak dini,
sehingga nantinya akan terbiasa dalam melaksanakan ibadah shalat
tersebut.
Di SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor, khususnya pada siswa
kelas III dari hasil pemantauan pra intervensi diketahui bahwa masih
terlihat rendahnya keterampilan ibadah shalat siswa. Hal tersebut dapat
diperoleh dari masih banyaknya siswa bermain ataupun jajan di
halaman/sekitar sekolah ketika adzan zuhur berkumandang. Terlebih lagi
ketika guru meminta kepada siswa untuk mempraktikkan pelaksanaan
ibadah shalat, masih banyak terdapat siswa yang salah atau keliru, baik
dalam gerakan shalat maupun dalam bacaan shalat, dalam pencapaian
Kriteria Ketuntasan Minimal Materi praktikum pelaksanaan ibadah
shalatpun masih banyak nilai yang dibawah dari nilai standar yang
ditetapkan yaitu 71, sedangkan data hasil rata-rata praintervensi diperoleh
67,6 tentu ini sangat memprihatinkan bagi generasi muslim ke depan.
Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti mengadakan
penelitian berupa tindakan kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan ibadah shalat siswa kelas III di SDN Cipicung 05 melalui
metode demonstrasi yang telah disiapkan oleh peneliti, yang akan
diutarakan hasilnya pada bagian selanjutnya di bawah ini.
2. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus I
Berikut peneliti sajikan deskripsi hasil intervensi siklus I dalam
upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat melalui metode
demonstrasi siswa kelas III SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor, yang
dibagi menjadi dua pertemuan.
46
a. Siklus I Pertemuan Pertama
1) Perencanaan
Siklus I dilakukan 2 kali pertemuan, untuk melakukan persiapan
dan pembuatan perencanaan. Perencanaan yang dilaksanakan
berdasarkan yang sudah dibuat oleh peneliti yang meliputi: (1)
rencana pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, (2) buku paket
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas III (3) lembar observasi
pengamatan (4) dan instrument penilaian.
2) Pelaksanaan
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 5 Mei 2014 tepatnya pada pukul 07.30 - 09.25. Usai
upacara bendera bel masuk berbunyi dan para siswa berbaris di
depan kelas dipimpin oleh ketua kelas, kemudian para siswa masuk
ke kelas, para siswa berdo’a dan menyiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran. Tidak lama kemudian guru mengucapkan salam,
mengabsensi siswa, serta mengkondisikan suasana kelas agar
mereka dapat belajar dengan tenang. Sebelum menjelaskan tentang
materi yang akan disampaikam, guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran yang hendak dicapai melalui penggunaan metode
demonstrasi.
Tujuannya
agar
siswa
dapat
meningkatkan
keterampilan ibadah shalat dengan tepat sesuai dengan syariat
Islam.
Setelah guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran,
kemudian guru menjelaskan materi pelakasnaan ibadah shalat yang
sesuai dengan syariat Islam. Guru menjelaskan kepada siswa
tentang pentingnya pelaksanaan ibadah shalat bagi setiap muslim
sedini mungkin, dan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu
melaksanakan dan jangan sampai meninggalkannya, sehingga
menjadi kebiasaan dan kebutuhan serta tanpa beban dalam
melaksanakanna dikemudian hari.
47
Dalam melaksanakan materi pelaksanaan ibadah shalat,
setelah guru menerangkan tentang kewajiban siswa dalam
melaksanakan ibadah shalat, maka langkah selanjutnya adalah guru
memberikan/mendemonstrasikan gerakan-gerakan dalam shalat.
Sebelumnya guru mengajarkan beberapa niat shalat wajib,
diantaranya shalat subuh, zuhur dan shalat magrib. Hal tersebut
dipilih karena perbedaan jumlah dalam rakaat shalat.
Kemudian guru menyuruh siswa untuk menghafalkan niat
ketiga shalat tersebut. Kemudian guru memberikan contoh cara
takbiratulikhram, sampai dengan salam. Cara pengajaran praktik
keterampilan ibadah shalat ini dilakukan secara berulang-ulang di
hadapan siswa. Siswa memperhatikan setiap gerakan-gerakan
dalam shalat yang diperagakan guru, sambil melihat, siswa juga
ada beberapa yang berinisiatif langsung mengikuti gerakan guru.
Setelah beberapa lama, maka guru memanggil siswa secara acak
untuk
mempraktikkan
atau
mendemonstrasikan
gerakan
keterampilan ibadah shalat secara individu dihadapan para temantamannya yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya. Siswa
dipanggil secara bergiliran dengan niat shalat yang berbeda.
Setelah selesai, guru mengadakan tanya jawab seputar
pelajaran yang telah dipelajari hari ini, guru menanyakan kepada
siswa mulai dari niat shalat, sampai dengan salam dalam ibadah
shalat. Guru memberikan siswa untuk bertanya jika ada
permasalahan atau materi yang belum dipahami oleh siswa,
pelajaran ditutup dengan kesimpulan dan salam.
3) Observasi
Dalam
penelitian
ini
observasi
atau
pengamatan
berlangsung selama proses pembelajaran. Observaasi dilakukan
oleh teman sejawat dalam hal ini yaitu wali kelas III SDN
Cipicung 05, dengan panduan observasi yang telah ditetapkan oleh
peneliti berdasarkan indikator-indikator yang telah dibahas
48
sebelumya. Teman sejawat selaku observer mengamati dan
mencatat hal-hal yang muncul selama tindakan berlangsung yang
dilakukan oleh peneliti, guna memberikan masukan dan hasil
penelitian yang telah dilakukan selama proses belajar berlangsung.
Pada siklus tindakan I pertemuan 1, terlihat hasil dari
penggunaan
metode
demonstrasi
dalam
meningkatkan
keterampilan ibadah shalat siswa kelas III masih jauh dari yang
diharapkan peneliti. Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian
indikator seperti: ketepatan gerakan shalat, ketepatan bacaan shalat,
dan kesesuain bacaan dengan gerakan shalat.
Dari hasil observaasi diketahui bahwa masih banyak siswa
yang kurang tepat dalam melakukan gerakan shalat, baik dari
takbiratul ikhram, ruku’, sujud dan gerakan lainnya. Dalam hal
ketepatan bacaan shalat juga masih banyak siswa yang kurang
hafal dan salah dalam membaca bacaan-bacaan dalam shalat, serta
kesesuai bacaan dengan gerakan shalat masih ada beberapa siswa
yang keliru semisal bacaan ruku dan sujud yang tertukar
bacaannya. Dari hasil tersebut maka diperlukan adanya refleksi dan
evaluasi untuk melakukan pembenahan atau perbaikan pada
pertemuan selanjutnya.
4) Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau
yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang
telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan
langkah lebih lanjut, upaya mencapai tujuan PTK.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan pada siklus I pertemuan pertama, terdapat masalahmasalah yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sebagai bahan rencana perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya
maka diadakan refleksi untuk tindakan pada siklus I dengan
49
berdiskusi dengan teman sejawat (observer). Kendala tersebut di
antaranya, ketika pertemuan pertama, metode demonstrasi terfokus
hanya pada guru dan siswa kurang mendapatkan peranan atau
kesempatan dalam mempraktikkan secara langsung, dan hanya
beberapa siswa saja secara individu, untuk itu diperlukan
pembenahan rencana pembelajaran dan metode demonstrasi yang
lebih terbimbing, sehingga proses dan tujuan pembelajaran dapat
lebih optimal dalam pertemuan yang akan datang.
b. Siklus I Pertemuan Kedua
1) Perencanaan
Untuk rencana tindakan kelas pada siklus I pertemuan kedua ini
terdiri dari berapa rencana tindakan, yaitu: membuat dan
menentukan rencana materi pelajaran mempraktikkan shalat fardhu
sesuai kurikulum 2013, menentukan metode pembelajaran dengan
menggunakan
metode
mengembangkan
demonstrasi,
skenario
pembelajaran,
menyiapkan
RPP,
meyiapkan
lembar
observasi pantaun kegiatan siswa, membuat kelompok belajar
praktik shalat, dan menyiapkan format evaluasi berupa lembar
penilaian tes praktek ibadah shalat.
2) Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus I pertemuan kedua tentang upaya
meningkatkan
keterampilan
ibadah
shalat
melalui
metode
demonstrasi siswa kelas III di SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor,
guru sebagai peneliti telah mempersiapkan alat dan bahan dalam
proses pembelajaran di kelas. Langkah awal adalah guru berdoa
sebelum belajar, mengkondisikan kelas dan siswa serta melihat
kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian guru mengabsensi siswa
dan menerangkan kembali pelajaran/materi yang telah lalu agar
siswa kembali ingat dengan pelajaran yang telah dipelajari
sebelumya.
Sebagai
pembukaan
awal,
guru
memberikan
50
pertanyaan-pertanyaan ringan seputar shalat wajib, dalam hal ini
shalat subuh, zuhur dan shalat magrib.
Bila dirasa siswa sudah cukup dan mulai siap, maka guru
memberikan kembali pelajaran yang berkaitan dengan kerampilan
ibadah shalat. Tidak lupa guru kembali memberikan nasihat akan
pentingnya melaksanakan ibadah shalat bagi setiap muslim.
Sehingga akan timbul motivasi dan kesadaran siswa dalam
melaksanakan
kegiatan
ibadah
shalat.
Setelah
itu
guru
mendemonstrasikan atau mempraktikkan gerakan shalat (Shalat
zuhur) dihadapan para siswa secara berulang-ulang, mulai dari niat
sampai dengan gerakan dan bacaan salam.
Pada kesempatan kali ini guru membagi siswa di dalam
kelas ke dalam beberapa kelompok untuk mempraktikkan ibadah
shalat zuhur. Setiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan
perempuan secara heterogen, yang terdiri atas 6-7 siswa setiap
kelompoknya. Setiap kelompok salah satu siswanya dipilih sebagai
pemimpin atau imam dalam shalat. Dalam kegiatan ini terlihat
beberapa
siswa
yang
masih
bingung
atau
malu
untuk
mempraktikkan gerakan ibadah dan bacaan shalat, atau kurang
bersedia menjadi imam bagi teman-temannya. Guru memberikan
bimbingan kepada siswa agar bagi setiap muslim untuk mampu
menjadi imam dikemudian hari, sehingga para siswa mau
melaksanakan kegiatan praktik shalat secara berjamaah.
Setelah setiap kelompok melakukan praktik shalat zuhur
berjamaah, kemudian guru menilai keterampilan pelaksanaan
ibadah shalat siswa sesuai dengan lembar penilaian yang telah
disiapkan bacaan shalat, dengan criteria penilaian sesuai indicator
yaitu, gerakan shalat, bacaan shalat dan kesesuai antara bacaan dan
gerakan shalat. Terlihat dari beberapa siswa dalam satu kelompok,
masih ada beberapa siswa yang kurang tepat, atau masih belum
hafal bacaan shalatnya. Namun secara keseluruhan siswa sudah
51
mulai hafal dan baik dalam keterampilan shalat dari pertemuan
sebelumnya.
3) Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran pada
siklus I pertemuan kedua, terlihat masih beberapa siswa yang
canggung,
malu
atau
masih
kurang
percaya
diri
dalam
mempraktikkan keterampilan ibadah shalat. Namun dari hasil
pemantauan sebelumnya terlihat sudah ada beberapa siswa yang
sudah mulai baik dan benar bacaan, gerakan, dan kesesuaian antara
keduanya.
Tahap berikutnya dari pembelajaran pokok bahasan shalat
fardhu dengan menggunakan metode demonstrasi, kemudian
peneliti melakukan evaluasi pembelajaran berupa tes praktik shalat
shalat dzuhur secara berkelompok. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. Pada siklus I ini
hasil belajar peserta didik yang diperoleh sudah mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal sebelum
pelaksanan tindakan, namun masih belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar yang diperoleh pada
siklus I adalah nilai rata-rata 75,3.
Untuk hasil praktik shalat siswa pada siklus I ini bisa dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel IV.2
Hasil Praktik Keterampilan Ibadah Shalat Siklus I
No.
1
2
3
4
5
6
Nama
Siswa
AB
ACA
AKI
AW
AKH
ALA
Indikator
A
B
73
70
70
68
68
70
70
70
73
68
75
70
C
70
72
75
75
75
70
Jumlah
213
210
213
215
216
215
RataRata
71.0
70.0
71.0
71.7
72.0
71.7
Keterangan
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
52
No.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Indikator
Jumlah
A
B
C
AMA
70
68
65
203
ASF
67
70
70
207
AUP
60
65
70
195
BF
65
68
70
203
DU
68
70
75
213
DRA
70
75
75
220
DRU
80
80
85
245
EJ
67
70
75
212
FA
75
78
80
233
FZ
68
70
75
213
HA
75
78
80
233
HSA
76
75
85
236
HWA
70
70
65
205
IS
68
68
70
206
MIN
70
75
70
215
MRF
70
70
75
215
MP
72
70
75
217
MR
75
75
80
230
NA
68
72
75
215
NO
70
65
70
205
OC
75
72
72
219
RA
68
70
70
208
RS
75
76
75
226
SL
75
75
75
225
SR
75
78
83
236
ZA
70
75
75
220
TOTAL 2271 2294 2372
6937
Ratarata
71 71.7 74.1
62.5
Nama
Siswa
RataRata
Keterangan
67.7
69.0
65.0
67.7
71.0
73.3
81.7
70.7
77.7
71.0
77.7
78.7
68.3
68.7
71.7
71.7
72.3
76.7
71.7
68.3
73.0
69.3
75.3
75.0
78.7
73.3
2312.3
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
72.3 Tuntas
Keterangan Indikator:
(A) Ketepatan gerakan shalat
(B) Ketepatan bacaan shalat
(C) Ketepatan gerakan dengan bacaan shalat
Dari hasil observasi penilaian tentang kemampuan melafalkan
bacaan shalat siswa kelas III SDN Cipicung 05 Kabupaten Bogor di
53
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencapaian nilai rata-rata pada
siklus I adalah sebesar 72,3, dengan banyaknya siswa yang mencapai
criteria ketuntasan sebanyak 21 orang siswa atau sebesar 69%. Namun
walaupun sudah banyak siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (tujuh puluh satu), namun pencapaian prosentase minimal
80% belum tercapai, maka diperlukan adanya proses pembelajaran
pada siklus selanjutnya.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah penerapan
pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam meningkatkan
keterampilan ibadah shalat. Selain itu juga digunakan untuk
membangkitkan semangat peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran, karena pembelajaran akan lebih menarik tidak hanya
guru yang aktif tetapi siswa juga bisa berperan aktif. Dengan demikian,
diharapkan sikap ketergantungan siswa akan guru yang selalu memberi
masukan bisa teratasi, karena dengan metode demonstrasi siswa bisa
mengamati secara langsung dan bisa menyimpulkan sendiri. Sehingga
keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik akan meningkat.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus I, kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil
refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Guru diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran materi melaksanakan shalat fardhu, baik
berupa bacaan shalat maupun gerakannya yang diterapkan pada
siswa kelas III di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor, karena kalau tidak diatur sedemikian terencana
banyak siswa yang bergurau ketika mendemontrasikan bersamasama.
2) Dalam penyampaian secara ceramah yang pokok-pokok saja,
sehingga bisa lebih banyak waktu ketika melakukan demonstrasi.
54
3) Guru bersama kolaborator memantau siswa secara terbagi agar
siswa tidak ramai ketika melakukan demonstrasi.
4) Setidaknya membutuhkan tempat yang relatif luas ketika
melakukan praktik bersama, supaya dalam mempraktikkannya bisa
leluasa, tidak terganggu oleh tempat yang kurang kondusif.
5) Untuk mempermudah siswa dalam membantu pemahaman awal
pada siklus II, peneliti bersama kolaborator menyusun skenario
dalam proses pembelajaran pokok bahasan melaksanakan shalat
fardhu khususnya, dibuat kelompok kecil ketika praktik sehingga
permasalahannya akan lebih terlihat ketika ada yang merasa
kesulitan.
Hasil belajar peserta didik dalam meningkatkan keterampilan
ibadah shalat belum mencapai indikator yang ditentukan sehingga
perlu dilakukan peningkatan aktivitas belajar di siklus II.
3. Deskripsi Hasil Intervensi Siklus II
a. Siklus II Pertemuan Pertama
1) Perencanaan
Dalam perencanaan siklus II ini, peneliti telah menyiapkan
perencanaan yang akan nantinya digunakan pada saat penelitian
tindakan di kelas, antara lain membuat evaluasi permasalahan pada
siklus sebelumya dan menemukan solusi pada siklus/pertemuan
tindakan selanjutnya, membuat RPP pada pokok pelaksanaan
ibadah shalat fadhu dengan penggunaan metode pembelajaran
demonstrasi yang lebih efektif, menyiapkan lembar pengamatan
dan format tes praktik langsung keterampilan ibadah shalat siswa.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan pertama di
kelas III SDN Cipicung 05 dilaksanakan pada hari Senin tanggal
19 Mei 2014, dilaksanakan setelah upacara bendera, guru mengatur
siswa berbaris dibantu oleh ketua kelas, masuk kelas secara teratur,
55
duduk dibangu masing-masing, berdoa, dan mengucapkan salam.
Kemudian guru mengabsensi siswa, dan mengkondisikan siswa
agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan tertib. Sesuai
dengan RPP yang dibuat peneliti, guru melakukan tanya jawab
ringan seputar pelajaran materi pelaksanaan ibadah shalat, tidak
lupa guru mengingatkan bahwa akan pentingnya melaksanakan
ibadah shalat bagi setiap muslim, sehingga akan menambah siswa
dalam melaksanakan ibadah shalat.
Tahap selanjutnya guru menanyakan seputar bacaan-bacaan
shalat kepada para siswa, siswa dengan antusian menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan guru. Selanjutnya guru mendemonstrasikan
pelaksanaan ibadah shalat magrib. Guru mendemonstrasikan
pelaksanaan ibadah shalat maghrib mulai dari niat sampai dengan
salam. Siswa memperhatikan dengan seksama, kemudian guru
menyuruh
beberapa
siswa
untuk
tampil
ke
depan
dan
mempraktikkan apa yang sudah dicontohkan oleh guru. Ada yang
bertindak sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.
Setelah selesai, guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri 6-7 siswa yang heterogen setiap
kelompoknya. Setiap kelompok salah satunya dijadikan imam dan
yang lain menjadi makmum. Setiap kelompok siswa secara
bergiliran tampil di depan kelas. Pelajaran ditutup dengan Tanya
jawab seputar materi yang telah disampaikan, ditutup dengan
kesimpulan dan salam.
3) Observasi
Dari pengamatan aktivitas peserta didik yang terjadi selama
proses belajar mengajar pada siklus II pertemuan pertama ini sudah
mengalami peningkatan dari pada siklus I yaitu siswa semakin baik
dalam melaksanakan praktik atau keterampilan ibadah shalat. Hal
tersebut dapat dilihat dari sudah banyaknya para siswa yang hafal
niat-niat shalat fardhu, gerakan-gerakan shalat yang sudah semakin
56
baik dan bacaan-bacaan shalat yang sudah semakin hafal. Kesesuai
antara gerakan dan bacaannyapun sudah terlihat jauh lebih baik
dari sebelumnya, hanya ada beberapa siswa yang belum hafal
benar bacaan shalat yang dinilai panjang oleh peneliti, seperti
bacaan doa iftitah, namun hal tersebut sangat diwajarkan, namun
untuk rukun-rukun shalat sudah jauh lebih dikuasai oleh para
siswa.
4) Refleksi
Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti
dan observer, dapat diperoleh bahwa adanya peningkatan setelah
diadakannya perbaikan perencanaan dan pelaksanaan tindakan
dalam upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat melalui
metode demonstrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari semangatnya
siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam
pada materi pelaksanaan ibadah shalat fardhu. Namun demikian
terdapat beberapa siswa yang masih belum focus seperti masih ada
yang
bercanda
atau
berbicara
dengan
rekannya
selama
pembelajaran berlangsung, dan masih ada siswa yang belum hafal
pada suatu bacaan dalam gerakan shalat. Namun hal tersebut sudah
jauh lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Untuk itu diperlukan
upaya seperti permodelan agar siswa lebih fokus dalam proses
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada pertemuan
selanjutnya.
b. Siklus II Pertamuan Kedua
1) Perencanaan
Dalam perencanaan siklus II pertemuan kedua ini, peneliti
telah menyiapkan perencanaan yang digunakan pada saat penelitian
tindakan di kelas, antara lain:
(a) Membuat point permasalahan pada pertemuan sebelumya dan
menemukan solusi pada siklus/pertemuan tindakan selanjutnya
57
(b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada pokok
pelaksanaan ibadah shalat fadhu dengan penggunaan metode
pembelajaran demonstrasi yang lebih efektif.
(c) Menyiapkan bahan, buku materi ajar, dan poster/gambar dalam
upaya mendukung proses pembelajaran.
(d) Menyiapkan lembar pengamatan dan format tes praktik
langsung keterampilan ibadah shalat siswa.
2) Pelaksanaan
Setelah adanya upaya perbaikan pada siklus dan pertemuan
sebelumnya, maka dalam pelaksanaan kali ini peneliti berfokus
pada upaya pencapaian tujuan pelaksanaan ketuntasan nilai
minimal siswa dalam pelaksanaan keterampilan ibadah shalat.
Setelah kondisi kelas dinyatakan kondusif untuk proses belajar
mengajar, langkah selanjutnya adalah guru mengadakan tanya
jawab ringan kepada siswa tentang pelajaran yang telah dipelajari,
menanyakan bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan shalat, sesekali
siswa diperintahkan maju secara individu untuk mempraktikkan
pelaksanaan ibadah shalat secara lengkap. Bila terdapat kesalahan,
maka rekannya yang lebih tahu akan memberitahukan kepada
temannya, sehingga suasana kelas terlihat lebih aktif.
Kemudian guru memperlihatkan suatu poster/gambar
seseorang yang tengah mempraktikkan ibadah shalat. Dengan
adanya poster/gambar ini, siswa lebih semangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Guru menanyakan tentang gambar tersebut,
dan siswa menanggapi dengan antusias. Terjadi tanya jawab antara
guru dan siswa dengan adanya pertunjukkan gambar tersebut,
kemudian guru juga menjelaskan gambar tersebut dengan ikut
mempraktikkan secara langsung di depan kelas.
3) Observasi
Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala
peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan
58
berlangsung, dengan menggunakan atau tanpa bantu. Perlu dicatat
adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman observasi.
Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa telah terjadi
perbaikan peningkatan yang signifikan, baik antusias, semangat,
dan keaktifan siswa dalam mempraktikkan keterampilan ibadah
shalat. Siswa jauh lebih baik lagi pada pertemuan sebelumnya,
peningkatan dan keterampilan siswa dalam melaksanakan ibadah
shalat siswa lebih baik dan sudah sesuai dengan syariat Islam.
4) Refleksi
Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
pengelolaan
tindakan yang peneliti lakukan pada siklus II, diperoleh data bahwa
kinerja guru sudah optimal. Hal ini dikarenakan guru sudah mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui tahapan-tahapan
yang ada dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi secara
keseluruhan dan sesuai denga waktu yang ditentukan dalam
meningkatkan keterampilan ibadah shalat.
Pada siklus II ini hasil belajar peserta didik meningkat bila
dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik pada siklus
sebelumnya yaitu nilai minimal peserta didik adalah 71 dengan
ketuntasan belajar rata-rata 76. Untuk hasil dari praktik shalat pada
siklus II bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel. IV.3
Hasil Praktik Keterampilan Ibadah Shalat Siklus II
No.
1
2
3
4
5
Nama
Siswa
AB
ACA
AKI
AW
AKH
Indikator
A
B
75
75
73
75
72
73
72
72
75
70
C
75
75
80
78
78
Jumlah
225
223
225
222
223
RataRata
75.0
74.3
75.0
74.0
74.3
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
59
No.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama
Indikator
Jumlah
Siswa
ALA
75
70
75
220
AMA
73
70
73
216
ASF
70
72
72
214
AUP
75
75
75
225
BF
75
75
73
223
DU
70
73
80
223
DRA
73
78
78
229
DRU
83
83
85
251
EJ
70
72
78
220
FA
78
80
83
241
FZ
73
73
78
224
HA
78
80
82
240
HSA
85
83
85
253
HWA
75
73
75
223
IS
70
72
75
217
MIN
73
78
73
224
MRF
73
73
78
224
MP
75
73
78
226
MR
78
78
82
238
NA
72
75
78
225
NO
72
70
75
217
OC
75
75
78
228
RA
75
73
75
223
RS
78
83
83
244
SL
78
80
80
238
SR
75
80
85
240
ZA
73
78
83
234
TOTAL 2387 2410 2501
7298
Ratarata
74.6 75.3 78.2
96.88
RataRata
73.3
72.0
71.3
75.0
74.3
74.3
76.3
83.7
73.3
80.3
74.7
80.0
84.3
74.3
72.3
74.7
74.7
75.3
79.3
75.0
72.3
76.0
74.3
81.3
79.3
80.0
78.0
2432.7
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
76.0 Tuntas
Keterangan Indikator:
(A) Ketepatan dalam gerakan shalat
(B) Ketepatan dalam bacaan shalat
(C) Ketepatan gerakan dengan bacaan shalat
Dari hasil observasi tentang praktik pelaksanaan bacaan shalat
Kelas III di SDN Cipicung 05 dengan penggunaan metode demonstrasi
60
di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan taraf
pencapaian kriteria minimal siswa, hal tersebut dapat dilihat dari
peningkatan siswa yang telah mencapai KKM menjadi 32 siswa atau
sebesar 100%, artinya telah terjadi peningkatan 3,8% dari pencapaian
pada siklus I. dimana nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini
sebesar 76. Dikarenakan dari siklus ini diperoleh kenaikan nilai yang
signifikan dimana taraf minimal pencapaian sebesar 80% dari jumlah
siswa di kelas, dan telah melampaui nilai kriteria ketuntasan minimal
maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus
selanjutnya, karena dianggap telah berhasil dengan tujuan penelitian.
C. Pembahasan
Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam
pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 72,3, setelah di lakukan
pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 76. Jadi pembelajaran
keterampilan ibadah shalat dengan menggunakan pembelajaran melalui
metode demonstrasi bisa meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan
ibadah shalat siswa dengan baik dan benar pada tahun pelajaran 2013/2014.
Dan untuk melanjutkan keterampilan siswa dalam shalat baik dari gerakan
maupun bacaan, peneliti masih melanjutkan penggunaan metode demonstrasi
karena sudah terbukti khususnya untuk upaya meningkatkan keterampilan
pelaksanaan ibadah shalat.
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diperoleh hasil data dan penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan shalat melalui metode
demonstrasi siswa kelas III di SDN Cipicung Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun
dan dibuat, dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam melaksanakan
ibadah shalat.
2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa
kelas III di SDN Cipicung 05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor
yang dibuktikan penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 67,6.
Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 72,3 dan meningkat lagi
pada penelitian tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas
kriteria minimum 71 yaitu dengan nilai rata-rata 76.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka implikasi dari
penelitian ini :
1. Untuk upaya meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa baik di
sekolah ataupun di luar sekolah, diperlukan adanya pembekalan dan
pembiasaan diri siswa mulai dari sejak dini, membiasakan siswa untuk
mengerjakan shalat wajib secara berjamaah di sekolah, dengan dipimpin
oleh guru agar tidak terjadi kesalahan dalam praktik ibadah shalat.
2. Meningkatkan keterampilan pelaksanaan ibadah shalat khususnya shalat
fardhu dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah atau aturan yang
sesuai dengan hukum Islam tidak hanya ditentukan oleh pelaksanaan
pembelajaran secara formal pada mata Pendidikan Agama Islam saja,
tetapi ada faktor-faktor lain yang menjadi pelengkap agar siswa semakin
61
62
baik dalam mempraktikan lafal bacaan-bacaan shalat sesuai dengan
gerakannya.
3. Pelaksanaan metode demonstrasi merupakan salah satu factor yang baik
dalam meningkatkan koreksi gerakan-gerakan shalat, bacaan-bacaan
shalat, ataupun kesesuaian antara keduanya, maka diperlukan aplikasi dan
orientasi secara berkelanjutan dan dikombinasikan atau didesain sesuai
dengan kebutuhan dan materi ajar yang hendak disampaikan ke siswa,
sehingga
siswa
tidak
merasa
jenuh
dalam
pembelajaran
yang
konvensional, terutama dalam materi praktik keterampilan pelaksanaan
ibadah shalat.
C. Saran
Mengingat pentingnya shalat untuk umat Islam lebih-lebih untuk anakanak, maka guru harus lebih giat dalam melaksanakan pembelajaran tentang
shalat untuk meningkatkan kemampuan shalat siswa pada peserta didik,
peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah
tersebut diatas sebagai berikut.
1. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam
a. Dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, guru harus mampu
memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik merasa
mudah dalam memahami materi.
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama
dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat fardhu agar
dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja,
akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai
63
program untuk meningkatkan semangat dan mengurangi kejenuhan
pada waktu melaksanakan pembelajaran.
2. Pihak sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi professional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya
kompetensi
yang
dimiliki
oleh
guru
sangat
mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat
menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur,
dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada
perkembangan dan kemajuan sekolah.
64
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,.Ideologi Pendidikan Islam. Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Ahmad Thib Raya. Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam. Jakarta: Prenada
Media, 2003.
Asmani, Jamal Makmur. Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI ), 2010.
At-Tirmizi, Muhammad bin ‘Isa Abu ‘Isa. Sunan At-Tirmizi. Beirut: Da r’al-Fikr,
tt
Azzam, Abdul Azis Muhammad. Fiqih Ibadah. Jakarta: AMZAH, 2009.
Basyir, M. dan Udin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Pers, 2002.
Departemen Agama RI. Al Qur’an Al Karim dan Terjemah. Semarang: PT. Karya
Toha Putra,1996.
Djamara, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Hakim, Atang Abd. et.al. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Hasibuan, J.J. dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya,
2003.
Ismail, Roni. Menuju Hidup Islam. Yogjakarta: Pustaka Insan Madani , 2008.
Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. akarta: Dinas
Pendidikan, 2007.
Olvista.com/parenting5. Macam-macam Keterampilan Anak. diakses 4 Juni 2011
pakguruonline.com pendidikan.net / buku_tua_pakguru_dasar_kpdd. diakses 4
Juni 2011
Rifa’i, Moh. Risalah Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra , 2009.
Sidi Gazalba. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka
Antara , 1975.
64
65
SM, Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail Media Group, 2008.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005.
Tahir, Moh. Cara Praktis Tuntunan Sholat. Sukoharjo: Gelora Mitra Usaha, 2008.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2003.
Ulwan, Abdullah Nasih. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Semarang: Asy
Syifa, 2009.
Pedoman dan Hasil Wawancara Dengan Kolaborator
Pedoman wawancara untuk Partisipan
Dengan guru Kelas III: Sofia Siswanti, S.Pd
1) Bagaimana kemampuan siswa dalam keterampilan pelaksanaan ibadah shalat
sebelum melaksanakan pembelajaran melalui metode demonstrasi?
2) Apakah di sekolah di ajarkan praktik shalat sebelumnya?
3) Adakah guru yang membimbing / memimpin siswa pada saat shalat berjamaah
selain guru PAI?
4) Pernahkah guru memeriksa bacaan shalat siswa ketika shalat?
5) Menurut anda dari usia berapakah siswa sudah diajarkan shalat?
6) Menurut anda apakah secara keseluruhan siswa sudah baik dan benar bacaan
shalat dan gerakannya?
7) Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti metode demonstrasi praktek
pelaksanaan ibadah shalat di kelas?
8) Bagaimanakah hasil
dari pengaplikasian metode demonstrasi
dalam
meninggkatkan kemampuan keterampilan ibadah siswa di kelas?
Hasil wawancara dengan Partisipan
Sofia Siswanti, S.Pd, Guru Kelas III
Tanggal/Waktu Wawancara : 2Juni 2014
1) Kemampuan siswa dalam melafalkan bacaan shalat sebelum melaksanakan
pembelajaran melalui metode demonstrasi umumnya masih banyak yang
salah, keliru bahkan tidak hafal sama sekali.
2) Iya, sudah pernah diajarkan praktek shalat bagi siswa sebelumnya, walaupun
tidak berkelanjutan programnya.
3) Saya fikir masih jarang guru-guru di sini mengajak shalat berjamaah dengan
siswa.
4) Kalau guru PAI iya, dia memeriksa bacaan shalat, kalau guru yang lain saya
belum melihat melakukannya.
5) Seharusnya dari usia sejak dini, sebisa mungkin siswa sudah hafal beberapa
bacaan-bacaan wajib dalam shalat, semisal surat al Fatihah, atau bacaan-
bacaan niat shalat fardhu, atau paling tidak bacaan-bacaan ringan seperti
bacaan ruku dan sujud.
6) Terus terang secara keseluruhan masih banyak siswa di sekolah ini yang masih
salah baik dalam hal gerakan shalat maupun bacaan, atau perpaduan
keduanya.
7) Dari pengamatan saya pribadi, siswa terlihat semangat dan antusias dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode demonstrasi.
8) Hasilnya cukup signifikan, terlihat dari peningkatan hafalan siswa yang
bertambah dan baik dalam membacakan bacaan-bacaan shalat.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Pedoman wawancara untuk Partisipan
Dengan Kepala Sekolah: Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si.
1. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam beribadah shalat di
sekolah sebelum melaksanakan metode demonstrasi?
2. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Agama Islam sesudah melaksanakan metode demonstrasi tentang
keterampilan ibadah shalat siswa?
3. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati siswa dalam bacaan dan gerakan
shalat siswa sebelum pelaksanaan metode demonstrasi?
4. Bagaimana menurut Ibu saat mengamati minat siswa untuk dalam mengikuti
pelajaran PAI sesudah pelaksanaan metode demonstrasi?
5. Bagaimana menurut Ibu cara pengaplikasian pembelajaran guru melalui
metode demonstrasi guna meningkatkan kemampuan keterampilan ibadah
shalat siswa?
6. Menurut Ibu apakah kendala siswa dalam mempraktekkan pelaksanaan ibadah
shalat?
7. Menurut Ibu apakah metode demonstrasi bagus dalam proses pembelajaran
PAI?
8. Menurut Ibu apakah dengan metode demonstrasi yang di terapkan guru
berhasil dalam meningkatkan keterampilan ibadah shalat siswa?
Hasil wawancara dengan Partisipan
Kepala Sekolah Ibu Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si.
Tanggal/Waktu Wawancara : 2 Juni 2014
1. Umumnya siswa di sini masih belum dibiasakan untuk shalat berjamaah di
sekolah, khususnya shalat zuhur, hanya ada beberapa siswa saja, umumnya
mereka langsung pulang ke rumah.
2. Mereka sangat antusias, dan bersemangat, dikarenakan guru-guru disini masih
jarang menerapkan metode demonstrasi di kelas.
3. Terus terang masih ada beberapa siswa yang masih salah/keliru baik dalam
segi bacaan maupun gerakan shalat tersebut,sehingga perlu adanya pembinaan
sejak dini.
4. Siswa terlihat senang dan aktif dalam proses pembelajaran, dan lebih mudah
memahami pembelajaran.
5. Sudah cukup baik sesuai dengan rencana pembelajaran, hanya mungkin
pembagian waktunya agar lebih diefektifkan kembali.
6. Banyak kendala tentunya, adanya factor kurangnya pengawasan dari orang tua
di rumah, kurangnya pembekalan ilmu tentang hikmah shalat baik dari guru
mengaji maupun guru di PAI di sekolah, serta timbulnya rasa malas pada diri
siswa.
7. Ya sangat bagus, karena untuk ibadah praktik, harus menggunakan metode
praktikum langsung juga.
8. Ya, cukup baik dan berhasil, banyak peningkatan terutama dalam
memudahkan menghafal bacaan shalat dan cara gerakan shalat yang baik dan
benar.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA SISWA KELAS III
Pedoman wawancara untuk informan
Dengan siswa kelas III: Haykal Satria Anshar
1. Apakah kamu hafal seluruh bacaan shalat fardhu secara urut?
2. Shalat apakah yang sering kamu tinggalkan?
3. Shalat apa yang sering kamu kerjakan?
4. Apakah di rumah, orang tua mu mengajarkan kamu bacaan dan gerakan
shalat?
5. Apakah guru kamu mengajarkan bacaan dan gerakan shalat di sekolah?
6. Apakah kamu bertanya jika kamu tidak tahu atau lupa bacaan shalat tertentu
kepada guru atau orang tua?
7. Apakah kamu sering shalat berjamaah?
8. Bagaimana menurut kamu tentang pelaksanaan metode demonstrasi yang di
laksanakan guru dalam meningkatkan keterampilan ibadah shalat di kelas?
Hasil wawancara dengan Informan siswa kelas III: Haykal Satria Anshar
Tanggal/waktu wawancara: 2 Juni 2014
1. Sebenarnya masih ada beberapa bacaan shalat yang masih saya kurang hafal.
2. Shalat yang sering saya tinggalkan biasanya shalat subuh
3. Shalat yang sering saya kerjakan yaitu shalat maghrib
4. Iya kadang-kadang orang tua saya mengajarkan bacaan dan gerakan shalat
5. Guru jarang mengajarkan bacaan dan gerakan shalat di sekolah.
6. Kadang-kadang saya bertanya kepada orang tua tentang bacaan dan gerakan
shalat.
7. Kadang-kadang, biasanya berjamaah dengan ayah di musholah
8. Bagus, saya senang dengan pembelajaran metode demonstrasi oleh guru, lebih
cepat memahami pembelajaran.
‫‪PEDOMAN OBSERVASI‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪INDIKATOR‬‬
‫‪Deskripsi‬‬
‫‪Mengucapkan bacaan shalat‬‬
‫ُّ‬
‫ت‬
‫ض‬
‫اىظٖ ِْس اَزْ بَ َع َز َم َعا ٍ‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُاُ َ‬
‫‪dengan makhraj yang benar:‬‬
‫ْ‬
‫ه‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ٍُ ْسحَقبِ َو اىقِ ْبي ِة ادَا ًء َِلِلِ جَ َعاىى‬
‫‪Bacaan Niat Shalat Zuhur‬‬
‫ْح َز ْم َعحَ ٍْ ِِ ٍُ ْسحَ ْقبِ َو‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُ َ‬
‫ض اىصُّ ب ِ‬
‫ه‬
‫ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء َِلِلِ جَ َعاىَى‬
‫‪Bacaan Niat shalat Subuh‬‬
‫ْث َٗجْ ِٖ ًَ ىِيه ِريْ فَ َ‬
‫إًِِّّ َٗ هجٖ ُ‬
‫ت‬
‫ط َس اى هس ََ َ٘ا ِ‬
‫َ‬
‫ً‬
‫ض َحِْ ٍْفا ٍُ ْسيِ ًَا َٗ ٍَا أَّا ٍَِِ‬
‫َٗاألَزْ َ‬
‫اي‬
‫صالَجًِ َُّٗ ُس ِن ًْ َٗ ٍَحْ ٍَ َ‬
‫اى َُ ْش ِس ِمٍِْ ‪ .‬إِ هُ َ‬
‫ل ىٔ َُ‬
‫َ‬
‫َس ٌْ َ‬
‫َٗ ٍَ ََاجًِ ِ هَلِلِ َزبِّ اى َعاى ٍَِِْ الَ ش ِ‬
‫ل أُ ٍِسْ ُ‬
‫ت َٗأََّا ٍَِِ اى َُ ْسيِ ًٍَِِ‬
‫َٗبِ َرىِ َ‬
‫‪Bacaan Doa Iftitah‬‬
‫‪Membaca Surat Alfatihah, dan‬‬
‫‪surat pendek pilihan (Al Ikhlas,‬‬
‫)‪Al Falaq atau An Naas‬‬
‫‪shalat‬‬
‫‪bacaan‬‬
‫‪Mengucapkan‬‬
‫‪dengan tartil‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاى َع ِظٍ ٌِْ َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫'‪Bacaan Ruku‬‬
‫ل ْاى َح َْ ُد‬
‫َس َِ َع هللاُ ىِ ََ ِْ َح َِدَٓ َزبهَْا َٗىَ َ‬
‫‪Bacaan I'tidal‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاألَ ْعيَى َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫َٗازْ فَ ْعِْ ًْ‬
‫َٗازْ َح َِْْ ًْ‬
‫ب ّاِ ْغفِسْ ىِ ًِ‬
‫َز ِ‬
‫‪Bacaan doa duduk diantara dua‬‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ازْ‬
‫ُسْ‬
‫ًْ‬
‫ف‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ٗ‬
‫ً‬
‫ّ‬
‫د‬
‫ٕ‬
‫ا‬
‫ٗ‬
‫ً‬
‫ْ‬
‫ق‬
‫ش‬
‫ٗ‬
‫ً‬
‫ّ‬
‫ب‬
‫َ‬
‫ِ ْ َ ِِ ْ َ ِِ ْ‬
‫َٗاجْ ِ ْ َ‬
‫‪sujud‬‬
‫َٗاعْفُ َعِّْ ًْ‬
‫‪Bacaan Sujud‬‬
‫ات اىطهٍِّبَ ُ‬
‫صيَ َ٘ ُ‬
‫هات ْاى َُبَا َز َم ُ‬
‫اىحه ِحٍ ُ‬
‫ات اى ه‬
‫َلِل‬
‫ات ِ ِ‬
‫‪ ،‬اى هسالَ ًُ َعيَ ٍْ َ‬
‫ل أٌََُّٖا اىْهبِ ًُّ َٗ َزحْ ََةُ هللاِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َٗبَ َسماَجُُٔ اى هسالَ ًُ َعي ٍَْْا َٗ َعيى ِعبَا ِد هللاِ‬
‫اىصهاىِ ِح ٍَِْ ‪ .‬أَ ْشَٖ ُد أَ ُْ الَ إِىََٔ إِاله هللا َٗأَ ْشَٖ ُد‬
‫ص ِّو َعيَى‬
‫أَ هُ ٍُ َح هَدًا َزسُْ٘ ُه هللا‪ .‬اىيهُٖ هٌ َ‬
‫صيهبْثَ َعيَى‬
‫ٍُ َح هَد ٗعيى آ ِه ٍُ َح هَد َم ََا َ‬
‫‪Bacaan duduk tasyahud Awal dan‬‬
‫از ْك َعيَى‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗبَ ِ‬
‫‪akhir‬‬
‫از ْمثَ َعيَى‬
‫ٍُ َح هَ ٍد َٗ َعيَى آ ِه ٍُ َح هَ ٍد َم ََا بَ َ‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ فِ ًْ ْاى َعاىَ َِ ٍَِْ‬
‫ل ٍِ ِْ‬
‫ل َح َِ ٍْ ٌد ٍَ ِجٍْد‪ .‬اَ ْىيهُٖ هٌ إِِّّ ًْ أَ ُعْ٘ ُذبِ َ‬
‫إِّه َ‬
‫ب اىقَب ِْس َٗ ٍِ ِْ فِ ْحَْ ِة‬
‫ب َجَْٖه ٌَ َٗ ٍِ ِْ َع َرا ِ‬
‫َع َرا ِ‬
‫ْ‬
‫ْح‬
‫اى ََحْ ٍَا َٗاى ََ ََا ِ‬
‫ت َٗ ٍِ ِْ َش ِّس فِحَْ ِة اى ََ ِسٍ ِ‬
‫اى َدجها ِه‪.‬‬
‫‪NO.‬‬
‫‪1‬‬
‫‪2‬‬
NO.
INDIKATOR
Deskripsi
3
Ketepatan bacaan dengan gerakan
shalat
Siklus I
K
C
B
Siklus I
K
C
B
Keterangan Kriteria Penilaian:
Kategori Kurang (K) :
-
Siswa belum mampu secara baik dalam mengucapkan makhraj bacaan
shalat, (belum hafal) dalam mengucapkan bacaan shalat dengan baik.
-
Siswa belum membacakan bacaan shalat dengan tartil (terbata-bata, belum
lancar)
-
Sebagian besar antara gerakan shalat dengan bacaan shalat tidak
tepat/keliru atau tidak hafal, atau gerakan shalat yang salah.
Kategori Cukup (C)
-
:
Siswa sudah mampu secara baik dalam mengucapkan makhraj bacaan
shalat, (walaupun tidak secara keseluruhan) dalam mengucapkan bacaan
shalat, ada sedikit yang kurang tepat.
-
Siswa sudah mampu membacakan bacaan shalat dengan tartil (cukup
lancar dan jelas)
-
Gerakan shalat dengan bacaan shalat sudah tepat atau tidak keliru, tetapi
ada sebagaian bacaan yang kurang hafal atau gerakan shalat yang kurang
sempurna.
Kategori Baik (B)
-
:
Siswa mampu dengan baik dalam mengucapkan makhraj bacaan shalat,
(secara keseluruhan) dalam mengucapkan bacaan shalat.
-
Siswa mampu membacakan bacaan shalat dengan tartil (lancar dan jelas)
-
Gerakan shalat dengan bacaan shalat tepat atau tidak keliru, tidak ada
bacaan yang kurang hafal/salah atau gerakan shalat yang kurang
sempurna.
HASIL OBSERVASI I
Tanggal/waktu observasi: 28 April 2014
Tempat observasi: Kelas III SDN Cipicung 05
1. Siswa masih banyak yang belum mampu hafal bacaan shalat dengan baik
benar secara menyeluruh.
2. Masih terdapat beberpa siswa yang kurang tepat dalam
mempraktekkan
gerakan shalat.
3. Masih terdapat beberapa siswa siswa yang belum tepat dalam penempatan
bacaan dengan gerakan shalat.
HASIL OBSERVASI II
Tanggal/Waktu observasi: 5 Mei 2014
Tempat observasi: Kelas III SDN SDN Cipicung 05
1. Siswa sudah hampir semua yang mampu hafal bacaan shalat dengan baik
benar secara menyeluruh.
2. Seluruh siswa sudah tepat dalam mempraktekkan gerakan shalat, mulai dari
takbiratulikhram hingga gerakan salam.
3. Hampir seluruh siswa kelas III sudah tepat dalam penempatan bacaan dengan
gerakan shalat.
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah
:
SDN Cipicung 05
Kelas
:
III
Semester
:
2
Mata Pelajaran
:
Agama Islam
Standar kompetensi (Fiqih): 8. Melakukan shalat fardu
Kompetensi
Dasar
8.1 Melakukan
shalat fardu
Materi
Pokok/
Pembahasan
Shalat fardu
Kegiatan Pembelajaran
1. Siswa mengemukakan
pendapat tentang
pengertian shalat,
menyebutkan nama-nama
shalat fardu, menunjukkan
waktu pelaksanaan hsalat
fardu
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Contoh
Instrume
Instrumen
n
Jawaban
Apakah yang
singkat
dimaksud
dengan shalat
fardu?
1. Menjelaskan
pengertian shalat
fardu
Tes tulis
2. Menyebutkan
nama-nama shalat
fardu
Tes tulis
Jawaban
singkat
Salat apakah
yang
dilaksanakan
ketika waktu
sore hari?
3. Menunjukkan
waktu pelaksanaan
shalat fardu
Tes
tulis
Jawaban
singkat
Kapankah
waktu
pelaksanaan
shalat isya’?
Alokas
i
waktu
3 x 35
menit
Sumber Belajar
1. Lafal bacaan
shalat di karton
2. Gambar
2dimensi
peraga salat
3. Buku tata cara
salat
4. Buku
Pendidikan
Agama Islam
Jilid 3 hal 108110
5. Kaset/CD
tentang tata
cara shalat
6. Pengalaman
guru
7. Lingkungan
sekitar
Kompetensi
Dasar
8.2
Materi
Pokok/
Pembahasan
Shalat fardu
Mempraktikkan shalat
fardu
Kegiatan Pembelajaran
1. Siswa mempraktikkan
shalat fardu secara
klasikal, kelompok dan
individu
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
1. Mempraktik kan
shalat fardu dengan
benar
2. Mengamalkan
shalat fardu
Teknik
Tes
praktik
Tes
tertulis
Penilaian
Bentuk
Contoh
Instrume
Instrumen
n
Praktik
Praktikkan
shalat fardu
dengan
benar!
(Lihat Buku
Pendidikan
Agama Islam
SD jl. 3
halaman 128)
Jawaban
singkat
Alokas
i
waktu
6 x 35
menit
Jelaskan cara
sujud yang
benar!
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) ,
Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan (Honesty ), Integritas ( integrity ) ,
Peduli ( caring ) dan Jujur ( fairnes ),
Latihan semester 2
Mengetahui
Kepala SDN Cipicung 05
( Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si )
NIP.
2 × 35
menit
Bogor, Mei 2014
Guru Mapel PAI
( N. Nuraeni )
NIP.
Sumber Belajar
1. Lafal bacaan
shalat di karton
2. Gambar
2dimensi peraga
shalat
3.
Kelas/ruangan/
musholla
4. Buku tata cara
shalat
5. Buku
Pendidikan
Agama Islam
Jilid 3 hal 111129
6. Kaset/CD
tentang tata cara
shalat
7. Pengalaman
guru
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
SD/MI
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
:
SDN Cipicung 05
Pendidikan Agama Islam
III / 2
8.
Melakukan shalat fardu
8.1
Menyebutkan shalat fardu
3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
:
1.
2.
3.
Siswa dapat menjelaskan pengertian
shalat fardu
Siswa dapat menyebutkan nama-nama shalat fardu
Siswa dapat menunjukkan waktu pelaksanaan shalat
fardu
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan
perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung
jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan
(Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring )
dan Jujur ( fairnes ).
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
:
:
Shalat fardu (lihat buku pendidikan Agama Islam.
1. Siswa mengadakan tanya jawab dengan temantemannya tentang pengertian shalat fardu
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama shalat fardu
secara klasikal, kelompok dan individu
3. Siswa berlatih menunjukkan waktu pelaksanaan shalat
fardu secara klasikal, kelompok dan individu
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
 Mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang masalah shalat
 Mengkolerasikan pelajaran yang telah didapat tentang masalah shalat dengan
bahan ajar shalat fardu (melalui fitur Mutiara Islam dan sepenggal kisah)
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan guru tentang bahan ajar
 Siswa mengemukakan pendapatnya tentang pengertian shalat fardu
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa secara klasikal, berkelompok dan individu menyebutkan nama-nama
shalat fardu
3.
 Siswa secara berkelompok dan individu menunjukkan waktu pelaksanaan shalat
fardu
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa secara berkelompok dan individu
seputar masalah shalat fardu dan waktu pelaksanaannya
 Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal kisah menggunakan
bahasa sendiri
Alat / Sumber Belajar:
1. Lafal bacaan shalat di karton
2. Gambar peraga shalat (gambar 2 dimensi orang sedang melaksanakan shalat dengan
karton)
3. Buku tata cara shalat
4. Buku Pendidikan Agama Islam.
5. Kaset dan CD tentang tata cara shalat
Penilaian:
Indikator Pencapaian
Mempraktekkan
gerakan shalat
Membacakan
bacaan shalat
Mempraktekkan
gerakan shalat
disertai bacaan
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Bentuk
Instrumen
Pedoman
Observasi:
Mengucapkan
bacaan shalat
dengan
makhraj yang
benar, tartil,
serta
sesuai
antara gerakan
dan bacaan.
Instrumen/ Soal
Bacaan Niat shalat
subuh dan zuhur, al
fatihah, ruku dan sujud
Gerakan-gerakan
shalat, takbir, berdiri
tegak, rukuk, sujud,
duduk diantara dua
sujud, tahiyat awal dan
akhir, dan salam
Kesesuaian bacaan dan
gerakan shalat
‫‪Format Kriteria Penilaian‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪INDIKATOR‬‬
‫‪Deskripsi‬‬
‫‪Mengucapkan bacaan shalat‬‬
‫ُّ‬
‫ت‬
‫ض‬
‫اىظٖ ِْس اَزْ بَ َع َز َم َعا ٍ‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُاُ َ‬
‫‪dengan makhraj yang benar:‬‬
‫ٍُ ْسحَ ْقبِ َو ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء ِ هَلِلِ جَ َعاىَى‬
‫‪Bacaan Niat Shalat Zuhur‬‬
‫ْح َز ْم َعحَ ٍْ ِِ ٍُ ْسحَ ْقبِ َو‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُ َ‬
‫ض اىصُّ ب ِ‬
‫ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء ِ هَلِلِ جَ َعاىَى‬
‫‪Bacaan Niat shalat Subuh‬‬
‫ْث َٗجْ ِٖ ًَ ىِيه ِريْ فَ َ‬
‫إًِِّّ َٗ هجٖ ُ‬
‫ت‬
‫ط َس اى هس ََ َ٘ا ِ‬
‫َ‬
‫ً‬
‫ض َحِْ ٍْفا ٍُ ْسيِ ًَا َٗ ٍَا أَّا ٍَِِ‬
‫َٗاألَزْ َ‬
‫اي‬
‫صالَجًِ َُّٗ ُس ِن ًْ َٗ ٍَحْ ٍَ َ‬
‫اى َُ ْش ِس ِمٍِْ ‪ .‬إِ هُ َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ل ىَٔ ُ‬
‫ٌ‬
‫َس‬
‫ش‬
‫ال‬
‫ِْ‬
‫ٍ‬
‫َ‬
‫ى‬
‫ا‬
‫ع‬
‫اى‬
‫ِ َ‬
‫َٗ ٍَ ََاجًِ ِ هَلِلِ َزبِّ َ ِ‬
‫ل أُ ٍِسْ ُ‬
‫ت َٗأََّا ٍَِِ اى َُ ْسيِ ًٍَِِ‬
‫َٗبِ َرىِ َ‬
‫‪Bacaan Doa Iftitah‬‬
‫‪Membaca Surat Alfatihah, dan‬‬
‫‪surat pendek pilihan (Al Ikhlas,‬‬
‫)‪Al Falaq atau An Naas‬‬
‫‪shalat‬‬
‫‪bacaan‬‬
‫‪Mengucapkan‬‬
‫‪dengan tartil‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاى َع ِظٍ ٌِْ َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫'‪Bacaan Ruku‬‬
‫ل ْاى َح َْ ُد‬
‫َس َِ َع هللاُ ىِ ََ ِْ َح َِدَٓ َزبهَْا َٗىَ َ‬
‫‪Bacaan I'tidal‬‬
‫‪NO.‬‬
‫‪1‬‬
‫‪2‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاألَ ْعيَى َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫َٗازْ فَ ْعِْ ًْ‬
‫َٗازْ َح َِْْ ًْ‬
‫ب ّاِ ْغفِسْ ىِ ًِ‬
‫َز ِ‬
‫‪Bacaan doa duduk diantara dua‬‬
‫ْ‬
‫ًْ‬
‫َٗاجْ بُسْ ِّ ًْ َٗازْ ُشقِْ ًْ َٗا ْٕ ِدِّ ًْ َٗ َعاِف‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫‪sujud‬‬
‫َٗاعْفُ َعِّْ ًْ‬
‫‪Bacaan Sujud‬‬
‫ات اىطهٍِّبَ ُ‬
‫صيَ َ٘ ُ‬
‫هات ْاى َُبَا َز َم ُ‬
‫اىحه ِحٍ ُ‬
‫ات اى ه‬
‫َلِل‬
‫ات ِ ِ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ه‬
‫‪ ،‬اى هسالَ ًُ َعيَ ٍْ َ‬
‫ل أٌَُّٖا اىْبِ ًُّ َٗ َزحْ ََة هللاِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫هللا‬
‫د‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ع‬
‫ى‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ٗ‬
‫َا‬
‫ْ‬
‫ٍ‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ً‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َِ ِ ِ‬
‫َٗبَ َسماَجُُٔ اى هسالَ ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ه‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫اىصهاىِ ِح ٍَِْ ‪ .‬أَ ْشَٖ ُد أ ُْ الَ إِىَٔ إِال هللا َٗأشَٖ ُد‬
‫ص ِّو َعيَى‬
‫أَ هُ ٍُ َح هَدًا َزسُْ٘ ُه هللا‪ .‬اىيهُٖ هٌ َ‬
‫َ‬
‫صيهبْثَ َعيى‬
‫ٍُ َح هَد ٗعيى آ ِه ٍُ َح هَد َم ََا َ‬
‫‪Bacaan duduk tasyahud Awal dan‬‬
‫از ْك َعيَى‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗبَ ِ‬
‫‪akhir‬‬
‫َ‬
‫ثَ‬
‫از ْم َعيى‬
‫ٍُ َح هَ ٍد َٗ َعيَى آ ِه ٍُ َح هَ ٍد َم ََا بَ َ‬
‫ْ‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ فِ ًْ اى َعاىَ َِ ٍَِْ‬
‫ل ٍِ ِْ‬
‫ل َح َِ ٍْ ٌد ٍَ ِجٍْد‪ .‬اَ ْىيهُٖ هٌ إِِّّ ًْ أَ ُعْ٘ ُذبِ َ‬
‫إِّه َ‬
‫ب اىقَب ِْس َٗ ٍِ ِْ فِ ْحَْ ِة‬
‫ب َجَْٖه ٌَ َٗ ٍِ ِْ َع َرا ِ‬
‫َع َرا ِ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ْح‬
‫ٍ‬
‫س‬
‫َ‬
‫اى‬
‫ة‬
‫ْ‬
‫ح‬
‫ف‬
‫س‬
‫ش‬
‫ِ‬
‫ٍ‬
‫ٗ‬
‫ت‬
‫ا‬
‫َ‬
‫َ‬
‫اى‬
‫ٗ‬
‫ا‬
‫ِّ‬
‫اى ََحْ ٍَ َ َ َ ِ َ ِ‬
‫ِ ِ َ ِ ِ‬
‫اى َدجها ِه‪.‬‬
‫‪Ketepatan bacaan dengan gerakan‬‬
‫‪shalat‬‬
‫‪3‬‬
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui,
Kepala SDN Cipicung 05
(Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si)
NIP……………………….
Bogor, Mei 2014
Guru Pendidikan Agama Islam
(N. Nuraeni)
NIP. ...........................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
SD
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
:
SDN Cipicung 05
Pendidikan Agama Islam
III / 2
8.
Melakukan shalat fardu
8.2
Mempraktikkan shalat fardu
6 x 35 menit (2 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa dapat mempraktikkan shalat fardu dengan benar
2. Siswa dapat mengamalkan shalat fardu
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan
perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung
jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan
(Honesty ), Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring )
dan Jujur ( fairnes ).
Materi Pembelajaran
:
Metode Pembelajaran
:
Praktik shalat fardu (lihat buku pendidikan Agama.
1. Siswa mempraktikkan shalat fardu secara klasikal,
kelompok dan individu
2. Siswa mengamalkan shalat fardu dalam praktik keseharian
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Guru mengulang kembali uraian materi sebelumnya tentang shalat fardu
termasuk gerakan dan bacaan dalam shalat dengan ringkas
2. Kegiatan Inti
.
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa memperhatikan gambar peraga (gambar karton 2 dimensi orang sedang
melaksanakan shalat) gerakan dan bacaan shalat fardu
 Siswa secara klasikal dan berkelompok melakukan gerakan-gerakan shalat
secara benar
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa melafalkan bacaan-bacaan shalat secara klasikal dan berkelompok
 Siswa melakukan praktik shalat fardu secara klasikal, kelompok dan individu
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
3.
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Siswa melakukan aktivitas
 Siswa membaca dan memahami bacaan intisari
 Guru memberi tugas siswa untuk mengerjakan latihan dan menuliskannya di
buku tugas
Alat / Sumber Belajar:
1. Lafal bacaan shalat di karton
2. Gambar peraga shalat (gambar 2 dimensi dari karton, orang sedang melakukan shalat)
3. Kelas/ruang/musholla
4. Buku tata cara shalat
5. Buku Pendidikan Agama Islam.
5. Kaset dan CD tentang tata cara shalat
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar
Penilaian:
Indikator Pencapaian
Mempraktekkan
gerakan shalat
Membacakan
bacaan shalat
Mempraktekkan
gerakan shalat
disertai bacaan
Teknik
Penilaian
Unjuk Kerja
Bentuk
Instrumen
Pedoman
Observasi:
Mengucapkan
bacaan shalat
dengan
makhraj yang
benar, tartil,
serta sesuai
antara
gerakan dan
bacaan
Instrumen/ Soal
Bacaan Niat shalat subuh dan
zuhur, al fatihah, ruku dan sujud
Gerakan-gerakan shalat, takbir,
berdiri tegak, rukuk, sujud, duduk
diantara dua sujud, tahiyat awal
dan akhir, dan salam
Kesesuaian bacaan dan gerakan
shalat
‫‪Format Kriteria Penilaian‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪Siklus I‬‬
‫‪K‬‬
‫‪C‬‬
‫‪B‬‬
‫‪INDIKATOR‬‬
‫‪Deskripsi‬‬
‫‪Mengucapkan bacaan shalat‬‬
‫ُّ‬
‫ت‬
‫ض‬
‫اىظٖ ِْس اَزْ بَ َع َز َم َعا ٍ‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُاُ َ‬
‫‪dengan makhraj yang benar:‬‬
‫ْ‬
‫ه‬
‫ْ‬
‫ٍُ ْسحَقبِ َو اىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء َِلِلِ جَ َعاىَى‬
‫‪Bacaan Niat Shalat Zuhur‬‬
‫ْح َز ْم َعحَ ٍْ ِِ ٍُ ْسحَ ْقبِ َو‬
‫صيِّ ًْ فَسْ َ‬
‫اُ َ‬
‫ض اىصُّ ب ِ‬
‫ه‬
‫ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء َِلِلِ جَ َعاىَى‬
‫‪Bacaan Niat shalat Subuh‬‬
‫إًِِّّ َٗ هجٖ ُ‬
‫ت‬
‫ْث َٗجْ ِٖ ًَ ىِيه ِريْ فَطَ َس اى هس ََ َ٘ا ِ‬
‫َ‬
‫ض َحِْ ٍْفًا ٍُ ْسيِ ًَا َٗ ٍَا أَّا ٍَِِ‬
‫َٗاألَزْ َ‬
‫اي‬
‫صالَجًِ َُّٗ ُس ِن ًْ َٗ ٍَحْ ٍَ َ‬
‫اى َُ ْش ِس ِمٍِْ ‪ .‬إِ هُ َ‬
‫ل ىَٔ ُ‬
‫َس ٌْ َ‬
‫َٗ ٍَ ََاجًِ ِ هَلِلِ َزبِّ اى َعاىَ ٍَِِْ الَ ش ِ‬
‫ل أُ ٍِسْ ُ‬
‫ت َٗأََّا ٍَِِ اى َُ ْسيِ ًٍَِِ‬
‫َٗبِ َرىِ َ‬
‫‪Bacaan Doa Iftitah‬‬
‫‪Membaca Surat Alfatihah, dan‬‬
‫‪surat pendek pilihan (Al Ikhlas,‬‬
‫)‪Al Falaq atau An Naas‬‬
‫‪shalat‬‬
‫‪bacaan‬‬
‫‪Mengucapkan‬‬
‫‪dengan tartil‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاى َع ِظٍ ٌِْ َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫'‪Bacaan Ruku‬‬
‫ل ْاى َح َْ ُد‬
‫َس َِ َع هللاُ ىِ ََ ِْ َح َِدَٓ َزبهَْا َٗىَ َ‬
‫‪Bacaan I'tidal‬‬
‫‪NO.‬‬
‫‪1‬‬
‫‪2‬‬
‫ُس ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاألَ ْعيَى َٗبِ َح َْ ِد ِٓ‬
‫َٗازْ فَ ْعِْ ًْ‬
‫َٗازْ َح َِْْ ًْ‬
‫ب ّاِ ْغفِسْ ىِ ًِ‬
‫َز ِ‬
‫‪Bacaan doa duduk diantara dua‬‬
‫ْ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ازْ‬
‫ُسْ‬
‫ًْ‬
‫َٗاجْ ب ِّ ًْ َٗ شقِْ ًْ َٗإ ِدِّ ًْ َٗ َعاِفِ ْ‬
‫‪sujud‬‬
‫َٗاعْفُ َعِّْ ًْ‬
‫‪Bacaan Sujud‬‬
‫ات اىطهٍِّبَ ُ‬
‫صيَ َ٘ ُ‬
‫هات ْاى َُبَا َز َم ُ‬
‫اىحه ِحٍ ُ‬
‫ات اى ه‬
‫َلِل‬
‫ات ِ ِ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ه‬
‫َ‬
‫َ‬
‫حْ‬
‫ْ‬
‫ُّ‬
‫هللا‬
‫ة‬
‫َ‬
‫ز‬
‫ٗ‬
‫ً‬
‫ب‬
‫ْ‬
‫اى‬
‫ا‬
‫ٖ‬
‫ٌ‬
‫أ‬
‫ل‬
‫ٍ‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ً‬
‫ال‬
‫‪ ،‬اى هس ُ َ َ َ‬
‫ِ‬
‫ِ ُّ َ َ َ‬
‫َٗبَ َسماَجُُٔ اى هسالَ ًُ َعيَ ٍَْْا َٗ َعيَى ِعبَا ِد هللاِ‬
‫اىصهاىِ ِح ٍَِْ ‪ .‬أَ ْشَٖ ُد أَ ُْ الَ إِىََٔ إِاله هللا َٗأَ ْشَٖ ُد‬
‫ص ِّو َعيَى‬
‫أَ هُ ٍُ َح هَدًا َزسُْ٘ ُه هللا‪ .‬اىيهُٖ هٌ َ‬
‫صيهبْثَ َعيَى‬
‫ٍُ َح هَد ٗعيى آ ِه ٍُ َح هَد َم ََا َ‬
‫‪Bacaan duduk tasyahud Awal dan‬‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ازك َعيى‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗبَ ِ‬
‫‪akhir‬‬
‫از ْمثَ َعيَى‬
‫ٍُ َح هَ ٍد َٗ َعيَى آ ِه ٍُ َح هَ ٍد َم ََا بَ َ‬
‫إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى آ ِه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ فِ ًْ ْاى َعاىَ ٍََِِْ‬
‫ل ٍِ ِْ‬
‫ل َح َِ ٍْ ٌد ٍَ ِجٍْد‪ .‬اَ ْىيهُٖ هٌ إِِّّ ًْ أَ ُعْ٘ ُذبِ َ‬
‫إِّه َ‬
‫ه‬
‫َ‬
‫ْ‬
‫ب اىقَب ِْس َٗ ٍِ ِْ فِ ْحَْ ِة‬
‫ا‬
‫ر‬
‫ع‬
‫ِ‬
‫ٍ‬
‫ٗ‬
‫ٌ‬
‫ْ‬
‫ٖ‬
‫ج‬
‫ب‬
‫ا‬
‫َع َر ِ َ َ َ َ ِ َ ِ‬
‫ْح‬
‫اى ََحْ ٍَا َٗاى ََ ََا ِ‬
‫ت َٗ ٍِ ِْ َش ِّس فِ ْحَْ ِة اى ََ ِسٍ ِ‬
‫اى َدجها ِه‪.‬‬
‫‪Ketepatan bacaan dengan gerakan‬‬
‫‪shalat‬‬
‫‪3‬‬
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan
Remedial.
Mengetahui,
Kepala SDN Cipicung 05
Bogor, Mei 2014
Guru Pendidikan Agama Islam
(Eti Suhaeti, S.Pd., M.Si)
NIP……………………….
(N. Nuraeni)
NIP. ...........................
Bacaan niat sholat subuh
‫سحَ ْقبِ َو ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء ِ هَلِلِ جَ َعاىَى‬
ْ ٍُ ِِ ٍْ َ‫ح َز ْم َعح‬
ُّ ‫ض‬
َ ‫صيِّ ًْ فَ ْس‬
َ ُ‫ا‬
ِ ‫اىص ْب‬
Usholli Fardlosh shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena
Allah ta'ala.
Niat Shalat Dzuhur
ُّ ‫ض اى‬
‫سحَ ْقبِ َو ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء ِ هَلِلِ جَ َعاىَى‬
ْ ٍُ ‫ت‬
ٍ ‫ظ ْٖ ِس اَ ْزبَ َع َز َم َعا‬
َ ‫صيِّ ًْ فَ ْس‬
َ ُ ‫اُا‬
Usholli Fardlozh zhuhri arba'a roka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat fardu zuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena
Allah ta'ala.
Niat Shalat Maghrib
‫سحَ ْقبِ َو ْاىقِ ْبيَ ِة اَدَا ًء ِ هَلِلِ جَ َعاىَى‬
ْ ٍُ ‫ت‬
ٍ ‫ب ثَالَ َخ َز َم َعا‬
َ ‫صيِّ ًْ فَ ْس‬
َ ُ‫ا‬
ِ ‫ض ْا ْى ََ ْغ ِس‬
Usholli Fardlol maghribi tsalaatsa roka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Aku niat melakukan shalat fardu maghrib 3 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena
Allah ta'ala.
Bacaan takbiratul ihram.
‫هللا امبس‬
Allaahu akbar.
Allah Maha Besar.
Bacaan iftitah.
ْ َُ ‫أََّا ٍَِِ اى‬
‫إُِه‬. ٍِْ ‫ش ِس ِم‬
ٍَِِ ‫َٗبِ َرىِ َل أ ُ ٍِ ْستُ َٗأََّا‬
َ َ‫ي ف‬
‫س ِي ًَا َٗ ٍَا‬
ْ ٍُ ‫ض َحِْ ٍْفًا‬
ْ ‫إًِِّّ َٗ هج ْٖثُ َٗ ْج ِٖ ًَ ىِيه ِر‬
‫ط َس اى ه‬
َ ‫ت َٗاألَ ْز‬
ِ ‫س ََ َ٘ا‬
َ َ‫َلِل َز ِّب اى َعاىَ َِ ٍِْ ال‬
َُٔ‫ش ِس ٌْلَ ى‬
ُ َُّٗ ًِ‫صالَج‬
َ ‫س ِن ًْ َٗ ٍَ ْحٍَا‬
َ
ِ ‫ي َٗ ٍَ ََاجًِ ِ ه‬
ًٍَِِ ِ‫سي‬
ْ َُ ‫اى‬
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal-ardha, haniifam muslimaw wamaa
ana minal musyrikiin. Inna shalaati wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil
‘alaamiina. Laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa ana minal muslimiina.”
Sesungguhnya aku menghadapkan mukaku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi
dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan bukannya aku termasuk dalam golongan
musyrik. Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, karena itu aku rela diperintah dan aku ini adalah
golongan orang Islam.
Untuk bacaan al Fatihah dan bacaan surat pendek, silahkan lihat saja di Al Quran.
Bacaan ruku.
ِٓ ‫س ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ا ْى َع ِظ ٍْ ٌِ َٗبِ َح َْ ِد‬
ُ
Subhaana rabbiyal 'azhiimi wabihamdih
Maha Suci Tuhan Yang Maha Besar lagi Maha Terpuji.
Bacaan i'tidal.
‫س َِ َع هللاُ ىِ ََِْ َح َِدَٓ َزبهَْا َٗىَ َل ا ْى َح َْ ُد‬
َ
Sami'allaahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu.
Allah mendengar akan sesiapa yang memuji-Nya. Hai Tuhan kami, kepada Engkaulah segala
pujian.
Bacaan sujud.
ِٓ ‫س ْب َحاَُ َزبِّ ًَ ْاألَ ْعيَى َٗبِ َح َْ ِد‬
ُ
Subhaana rabbiyal a'laa wabihamdih
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji
Bacaan duduk antara 2 sujud.
ًْ ِّْ‫ًْ َٗاعْفُ َع‬
ْ َٗ ًْ ِّ‫اجبُ ْس‬
ْ َٗ ًْ ِْ‫ازفَ ْع‬
ْ َٗ ًْ َِْْ ‫از َح‬
ْ َٗ ًِ ِ‫ب ّاِ ْغفِ ْسى‬
ِ ‫َز‬
ْ ِ‫از ُش ْقِْ ًْ َٗا ْٕ ِدِّ ًْ َٗ َعاِف‬
Rabbighfirlii warhamnii warfa'nii wajburnii warzuqnii wahdinii wa 'aafinii wa'fu 'annii
Ya Allah ! ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, dan angkatlah darjatku dan cukuplah
segala kekuranganku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan
sejahterakanlah aku dan berilah keampunan padaku.
Bacaan tasyahud awal.
‫سالَ ًُ َعيَ ٍْلَ أَ ٌُّ َٖا‬
‫ اى ه‬، ِ‫صيَ َ٘اتُ اىطهٍِّبَاتُ َِلِل‬
‫اىحه ِحٍهاتُ ا ْى َُبَا َز َماتُ اى ه‬
‫اىْهبِ ًُّ َٗ َز ْح ََةُ هللاِ َٗبَ َسماَجُُٔ اى ه‬
ِ‫سالَ ًُ َعيَ ٍَْْا َٗ َعيَى ِعبَا ِد هللا‬
‫س ْ٘ ُه‬
ْ َ‫ش َٖ ُد أَُْ الَ إِىََٔ إِاله هللا َٗأ‬
ْ َ‫أ‬. َِ ٍْ ‫صاىِ ِح‬
‫اى ه‬
ُ ‫ش َٖ ُد أَُه ٍُ َح هَ ًدا َز‬
‫ص ِّو َعيَى ٍُ َح هَد‬
َ ٌ‫اىيه ُٖ ه‬. ‫هللا‬
Attahiyyaatul mubaarakaatush sholawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan
nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish
shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.
Allahhumma sholli ‘alaa Muhammad.
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan
berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga
tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Ya Allah aku bersumpah dan berjanji
bahwa tiada ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau ya Allah, dan aku bersumpah
dan berjanji sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan-Mu Ya Allah. Ya Allah,
limpahkan shalawat-Mu kepada Nabi Muhammad.
Bacaan tasyahud akhir dan doa.
ًُّ ِ‫سالَ ًُ َعيَ ٍْلَ أَ ٌُّ َٖا اىْهب‬
‫ اى ه‬، ِ‫صيَ َ٘اتُ اىطه ٍِّبَاتُ َِلِل‬
‫از َماتُ اى ه‬
َ َ‫اىحه ِحٍهاتُ ا ْى َُب‬
َ‫ش َٖ ُد أَُْ ال‬
ْ َ‫أ‬. َِ ٍْ ‫صاىِ ِح‬
‫سالَ ًُ َعيَ ٍَْْا َٗ َعيَى ِعبَا ِد هللاِ اى ه‬
‫َٗ َز ْح ََةُ هللاِ َٗبَ َسماَجُُٔ اى ه‬
‫ص ِّو َعيَى ٍُ َح هَد ٗعيى‬
ْ َ‫إِىََٔ إِاله هللا َٗأ‬
ُ ‫ش َٖ ُد أَُه ٍُ َح هَ ًدا َز‬
َ ٌ‫اىيه ُٖ ه‬. ‫س ْ٘ ُه هللا‬
‫آه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗبَا ِزكْ َعيَى ٍُ َح هَ ٍد‬
َ ‫آه ٍُ َح هَد َم ََا‬
ِ ‫صيه ْبثَ َعيَى إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى‬
ِ
ًْ ِ‫آه إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ ف‬
‫آه‬
َ َ‫ٍُ َح هَ ٍد َم ََا ب‬
ِ ‫از ْمثَ َعيَى إِ ْب َسا ِٕ ٍْ ٌَ َٗ َعيَى‬
ِ ‫َٗ َعيَى‬
‫ب‬
ِ ‫ب َج َْٖه ٌَ َٗ ٍِِْ َع َرا‬
ِ ‫اَ ْىيه ُٖ هٌ إِِّّ ًْ أَع ُْ٘ ُذبِلَ ٍِِْ َع َرا‬. ‫ا ْى َعاىَ َِ ٍْ َِ إِّهلَ َح َِ ٍْ ٌد ٍَ ِج ٍْد‬
. ‫اه‬
ِ ََ ‫ت َٗ ٍِِْ ش َِّس فِ ْحَْ ِة اى‬
ِ ‫اىقَ ْب ِس َٗ ٍِِْ فِ ْحَْ ِة اى ََ ْحٍَا َٗاى ََ ََا‬
ِ ‫ح اى َد هج‬
ِ ٍْ ‫س‬
Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan
nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish
shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.
Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa
Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa 'alaa aali Muhammad,
kamaa baarakta 'alaa Ibraahim, wa 'alaa aali Ibraahim. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Allaahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannama wamin 'adzaabil qabri wamin fitnatil
mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjaal.
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan
berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga
tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah!
Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. “ Sebagimana pernah Engkau beri rahmat
kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad
beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. “ Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.” Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah
kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya dajal.
Bacaan salam.
‫سالَ ًُ َعيَ ٍْ ُن ٌْ َٗ َز ْح ََةُ هللا‬
‫اَى ه‬
Assalaamu 'alaikum warahmatullaah.
Keselamatan dan rahmat buat Anda sekalian.
http://belajar-fiqih.blogspot.com/2012/01/bacaan-niat-shalat-fardhu.html
DOKUMENTASI SIKLUS I
Gerakan Shalat berkelompok/jamaah Siswa Kelas III
DOKUMENTASI SIKLUS II
Gerakan Shalat berkelompok/jamaah Siswa Kelas III
Download