1 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK “SEPASANG KERA YANG BERJALAN DARI PURA KE PURA” Fadhly Muhammad Ardiyan Jl. Kebun Jeruk Raya No. 27, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, 11530, (021) 5345830, [email protected] ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN Membuat sebuah animasi film pendek yang mengilustrasikan reinkarnasi dan hikmah ketuhanan kepada masyarakat kota, serta memperluas wawasan mengenai agama Hindu dan budaya Bali METODE PENELITIAN Pengumpulan data melalui buku, internet, serta melakukan analisis perbandingan dari film dan film animasi yang sudah ada sebelumnya HASIL YANG DICAPAI Masyarakat kota dapat menambah wawasan dalam hal ranah agama dan budaya Indonesia, khususnya mengenai fenomena reinkarnasi, Bali, dan hikmah kehidupan SIMPULAN Tidaklah mudah untuk membuat serial animasi yang mengenalkan mikroorganisme dan bakteri kepada anak-anak, karena membutuhkan pendekatan visual yang menarik serta cara pengemasan materi supaya menarik minat sang anak Kata Kunci Reinkarnasi, Pura, Animasi Film Pendek, Bali 2 Pendahuluan Film memiliki hakikat penting di masyarakat moderen. Media ini berfungsi tidak hanya sebagai hiburan, namun untuk meperluas wawasan masyarakat. Seorang sutradara atau penulis skrip akan selalu mencari hal – hal baru untuk dinikmati, sehingga bisa memberikan cita rasa yang berbeda. Melalui observasi penulis, masyarakat moderen mengaku jenuh dengan keseharian kehidupan moderen yang monoton, mereka memerlukan sebuah pandangan ataupun inspirasi yang sifatnya kontradiktif dari kata moderen, yaitu sesuau yang lampau. Maka dari itu, masyarakat yang haus wawasan dan pemikiran ini, mulai mencari film – film bertema masa lalu (lampau). Dapat disimpulkan bahwa manusia moderen ingin membebaskan dirinya dari kotak kecil yang membentuk mereka selama ini. Industri Hollywood adalah tolak ukur kualitas film, karena pasarnya yang mendunia. Hampir di semua bioskop di negara maju atau pun berkembang memutar film – film produksi industri Hollywood. Berdasarkan kuisioner yang penulis berikan pada masyarakat kota besar berusia 15 – 25 tahun, penulis menemukan bahwa mereka menghabiskan waktunya minimal seminggu sekali untuk pergi ke bioskop dan menikmati film industri Hollywood. Sangat disayangkan, film – film Hollywood yang mengangkat tema reinkarnasi banyak sekali yang tidak membahas kedua elemen penting dalam filosofi reinkarnasi. Dari 7 (tujuh) film Hollywood, penulis hanya ditemukan 1 (satu) film yang membahas filosofi keagamaan dari reinkarnasi. Rata – rata film industri Hollywood yang membahas reinkarnasi hanya berupa gimmick. Mereka mengambil kulit dari reinkarnasi untuk membuat penonton terlarut dalam kesedihan dan kengerian sebuah fenomena yang dilebih – lebihkan. Reinkarnasi merupakan sebuah kejadian yang dipercayai beberapa agama, seperti Hindu dan Budha. Pengertiannya adalah hidup kembali, dengan kata lain, setiap manusia akan mengalami kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali. Apa yang dia alami di kehidupan selanjutnya tergantung dari hal baik atau buruk yang telah dia lakukan di kehidupan sebelumnya. Hal yang dia terima di kehidupan selanjutnya disebut karma. Berdasarkan arti katanya (Sansekerta), karma adalah tindakan yang menyebabkan sebuah siklus (Samsara). Melalui konsep karma, semua yang manusia alami itu disebabkan oleh tindakannya di waktu lamapu (sebelum dia direinkarnasi). Apabila orang tersebut memiliki banyak karma baik, maka akan mendapatkan kehidupan yang nyaman, baik, dan menyenangkan. Apabila mengumpulkan banyak karma buruk, maka duka yang dibawanya pada kehidupan sebelumnya akan terulang pada kehidupan selanjutnya. Hasil ini disebut Karma Phala (buah karma). Ketika seseorang menerima Karma Phala yang buruk, maka misinya pada kehidupan selanjutnya adalah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan memperbaiki semua kesalahan tersebut menjadi sebuah kebaikan. Ototmatis ketika orang tersebut dilahirkan kembali, dia akan dihadapkan pada masalah yang sama, namun dari sisi korban. Metode Penilitian Literatur Buku Kumpulan Cerpen Kompas 2005 – Sepasang Kera yang Berjalan Dari Pura ke Pura oleh Sunaryono Basuki. Sinopsis: Sepasang suami isteri yang hidup di zaman lampau, hidup bahagia. Lalu atas permintaan istri, sang suami mencari kijang di hutan. Sang suami melakukan perbuatan terlarang hingga akhirnya mendapat karma buruk bagi dia dan istrinya. Pada kesempatan keduanya, si suami dan istrinya lahir kembali sebagai kera, mereka mengemban tugas untuk membebaskan diri mereka dan bersatu dengan Yang Maha Kuasa, dengan cara melakukan perjalanan dari Pura di Barat menuju Pura di Timur. Cerpen Kompas (2005) ini berbeda dari cerpen biasanya, si penulis membahas ketuhanan dan tujuan hidup melalui perspektif reinkarnasi. Dia mengambil contoh perbandignan antara manusia dan hewan. Melalui reinkarnasi tokohnya mendapat kesempatan kedua untuk menyelesaikan 3 tugas dari Tuhan. Untuk membuktikan ketulusan dia sebagai makhluk Tuhan yang tunduk pada Tuhan. Data Film Tema Reinkarnasi 1. Dead Again (1991) Mike Church adalah detektif yang ingin menyelesaikan kasus orang hilang, Hal ini ada hubungannya dengan Grace yang sering mengalami mimpi buruk. Mimpi itu memperlihatkan reinkarnasinya sebelum ini dan di tahun 1940. Mimpi – mimpi tersebut membantu Mike Church menyelesaikan kasus orang hilang. Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0101669/?ref_=fn_al_tt_1 1. Birth (2004) Seorang wanita dianggap gila ketika meyakini bahwa dia menemukan ruh reinkarnasi suaminya di badan seorang anak kecil. Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0337876/?ref_=fn_al_tt_1 2. The Search For Bridey Murphy (1957) Seorang pasiesn hipnotisme secara tidak sengaja melihat kehidupannya pada tahun 1798. Doktor menemukan keberadaan seorang wanita bernama Bridey Murphy yang terlibat sebuah kasus kriminal. Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0049729/?ref_=fn_al_tt_1 3. Little Buddha (1993) Lama Norbu pergi ke Seattle untuk mencari reinkarnasi dari gurunya, Lama Dorje. Dalam perjalanannya dia bertemu perempuan Indian bernama Jesse Conrad. Bersama mereka pergi ke Bhutan untuk mencari makna reinkarnasi dan mempelajari filosofi kehidupan Buddha. Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0107426/?ref_=fn_al_tt_1 4. P.S. Seorang wanita yang baru bercerai, menemukan seorang pria yang katanya adalah reinkarnasi dari teman prianya ketika di sekolah dulu. Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0078051/?ref_=fn_al_tt_2 5. Chancers Are (1989) Louise Jeffries menikah dengan Corinne, setelah setahun menikah Louise meninggal ditbrak mobil. Louise mengalami reinkarnasi menjadi Aklex Finch, 20 tahun kemudian Alex Finch bertemu dengan anaknya Corinne dan jatuh cinta. Permasalahan muncul ketika Alex mulai mengingat kehidupan masa lalunya, dan ternnyata dia jatuh cinta dengan anaknya sendiri. 4 Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0097044/?ref_=sr_1 Data Kuisioner 12 10 8 6 4 2 0 Jenuh Tidak Tabel 1 Jenuh atau tidak dengan film rohani di TV / Bioskop 6 5 4 3 2 1 0 Seminggu 1x Seminggu 2x Setiap hari Sebulan 1x Tabel 2 Intensitas menonton film bioskop / Hollywood Data tersebut diberikan kepada target audience untuk film pendek ini. Yaitu masyarakat kota besar yang berumur 15 tahun hingga 25 tahun. Berdasarkan data tersebut, terbukti bahwa masyarakat umum merasa jenuh dengan tontonan rohani yang ada di bioskop / televisi. Terdapat siklus yang monoton, yaitu pada Bulan Ramadan akan banyak bermunculan film Islami dan pada Bulan Desember akan banyak muncul film Kristiani. Namun disayangkan pada hari Waisak tidak muncul film bertema agama Hindu. Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam agama didalamnya. Seharusnya setiap agama mendapat perlakuan yang 5 sama di mata publik. Oleh karena itu, data ini sangat mendukung penulis untuk mengangkat materi agama Hindu ke permukaan. Selain itu, industri film mainstream juga tidak tidak membahas reinkarnasi dengan adil. Dari 6 film Hollywood yang membahas reinkarnasi, hanya satu film yang fokus membahas filosofi kehidupan, yaitu Little Buddha. 5 (lima) film lainnya memiliki genre thriller, komedi romantis, ataupun horor. Hampir semua masyarakat moderen yang tinggal di kota besar (Jakarta) pergi menonton ke bioskop melihat film – film Hollywood. Sangat disayangkan kalau film – film bertema reinkarnasi yang mereka tonton hanya sekedar kulit, bukan isi. Pada dasarnya film – film tersebut merupakan formula ringan yang diberi label reinkarnasi. 5 (lima) film tersebut tidak membahas makna reinkarnasi, hubungan antara sesama makhluk hidup, dan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Data film ini menjadi dasar pemikiran penulis untuk membuat tugas animasi pendek dengan tema reinkarnasi yang berlandaskan ketuhanan. Dapat disimpulakan bahwa masyarakat umum sudah jenuh dengan film – film dan acara televisi yang menggunakan materi reliji. Sudah saatnya muncul film reliji dengana aliran – aliran yang bermacam ragam, sehingga bisa membuka wawasan masyarakat baik dari agama apa pun. Penulis ingin membuat sebuah karya mengenai agama Hindu yang tetap bisa dinikmati oleh penganut agama lain. Sehingga karya ini betul – betul bisa mengangkat agama Hindu ke permukaan publik. Penulis menyimpulkan bahwa film industri Hollywood masih valid sebagai pembanding, karena terbukti masyarakat di kota besar masih pergi ke bioskop atau menonton televisi swasta untuk menikmati film – film tersebut. Namun disayangkan konten reinkansi pada industri Hollywood tidak mendalam. Data Visual Karakter Penduduk Bali Gambar 1 Wajah Gadis Bali Tampak Depan Sumber: http://www.visualphotos.com/photo/1x5057281/indonesia_bali_legong_dancer_close_up_of_her_fac e_b1751_56133-30104-43.jpg 4 (tiga) gambar di atas memperlihatkan karakteristik fisik masyrakat Indonesia bagian timur (Bali). Penulis menemukan bahwa rakya jelata Bali pada umumnya tidak menggunakan apa – apa. Hanya kepala suku dan keluarganya yang menggunakan atribut dari perak, emas, ataupun perunggu. Pada pembuatan film animasi pendek ini, karakter – karakter yang terlibat adalah penduduk biasa, yang hanya menggunakan penutup menggunakan dedaunan dan penutup dada yang terbuat dari batok kelapa. Pada awalnya penulis ingin membuat pakaian wanitanya tidak menggunakan batok kelapa, namun mengingat target audience dari tugas ini termasuk anak di bawah 17 tahun, maka penulis menambahkan batok kelapa. 6 Penulis juga menemukan bahwa muka orang Bali itu terdiri dari mata kecil, hidung pesek, dan bibir yang cenderung tebal. Hal ini penulis terapkan dalam pembuatan karakter Banyu, Sekar, dan pemburu. Data Visual Gesture Kera Gambar 2 Pose Kera Duduk Sumber: http://ilovebaliku.files.wordpress.com/2011/07/kera-hitam.jpg Kera merupakan salah satu hewan yang dianggap suci bagi penganut agama Hindu. Populasi kera menjalar di kebanyakan Pura, bahkan di Bali sendiri ada tempat di daerah Pura yang dikhusukan bagi sekumpulan kera ini untuk hidup tenang dan berkembang biak. Banyak sekali ditemukan foto – foto kera yang sedang memanjat ataupun berada di tempat ketinggian. Melalui data visual kera ini, penulis bisa menangkap bahwa kera memang memiliki kebiasaan untuk memanjat dan bergerak cepat ke tempat yang lebih tinggi apabila merasa ketakutan. Data Visual Pura Gambar 3 Pura Pinggir Danau Sumber: http://www.vietrantour.com.vn/images/tour/BALI.jpg Peran Pura sangat penting di dalam cerita ini, karakter Banyu dan Sekar yang telah direinkarnasi menjadi kera harus berjalan dari Pura Barat menuju Pura Timur. Penulis menangkap bahwa ciri khas dari tiap pura adalah pintu depannya yang seakan terbelah dua (sisi kanan dan kiri). Pura merupakan tempat peribadatan bagi umat Hindu, tempat bagi mereka memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis mengambil tekstur dari pura – pura di atas untuk environment pura di film ini. 7 Data Visual Gaya Karakter Gambar 4 Karakter Lilo & Stitch Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_Hdaej6aoqso/SwMjWL6dESI/AAAAAAAAASI/GC4QDuezc RA/s1600/LiloAndStitch.jpg Gambar 5 Pose dan Ekspresi Lilo & Stitch Sumber: http://4.bp.blogspot.com/CwF8HVr93r4/UJ1Xz2xAPaI/AAAAAAAAP3o/tJEAK3moXzU/s320/lil o-and-stitch-kiss.jpg Penulis ingin membungkus film dengan materi yang berat ini dalam gaya yang menarik. Untuk itu, penulis mengambil inspirasi dari salah satu produk Walt Disney, yaitu Lilo & Stitch. Film ini memiliki karakter fisik yang menyerupai keperluan cerita film animasi ini. Karena latar belakangnya adalah orang – orang yang tinggal di daerah tropis. 8 Hasil dan Pembahasan Desain Judul Gambar 6 Desain Judul Desain judul yang akan diletakkan pada poster berukuran A2 ini menggunakan font Poor Richard berukuran 165 point. Akhirnya font ini yang dipilih karena lekuk – lekuknya yang menyerupai huruf – huruf Sansekerta. Penulis ingin tetap memperlihatkan ciri khas Bali, namun tetap terlihat moderen dan dengan tata letak yang minimalis. Keputusan ini diambil mengingat target audience dari animasi film pendek ini adalah masyarakat kota yang lebih nyaman dengan gaya moderen. Font ini menggunaka gradasi warna abu – abu. Terinspirasi dari warna semen tradisional Pura yang berwarna abu – abu dan juga agar terkesan zaman lampau. Visualisasi Karakter Gambar 7 Desain Karakter Laki-Laki 9 Gambar 8 Desain Karakter Perempuan Gambar 9 Ekspresi Karakter Environment Setting cerita bertempat di tanah Bali pada masa lampau, di mana penduduk desa masih tinggal di tengah hutan dan sembahyang ke Pura. Gambar 10 Environment Pura 10 Visualisasi Scene Gambar 11 Scene Banyu Menghampiri Sekar Desain Poster Gambar 12 Poster Film Film ini memiliki emosi yang melankolis dan dramatis. Pada poster terlihat ekspresi Banyu dan Sekar yang sedih, karena mereka harus menjalani nasib sebagai kera dan menjalani perintah Tuhan berjalan menuju Pura Timur. Film ini menceritakan perjuangan hamba Tuhan yang ingin meminta ampun terhadap perbuatan buruknya di kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu penulis ingin penonton melihat ekspresi mereka berdua, dan juga sengaja membuat sosok kera itu dalam bentuk siluet, untuk mendapat kesan misterius. 11 Simpulan Dan Saran Simpulan Sepasang Kera yang Berjalan Dari Pura ke Pura menekankan visual sebagai bahasa penceritaan. Dikarenakan hampir tidak ada dialog, penonton diharapkan menangkap cerita melalui gerak – gerik dan lagu latar untuk menggerakkan emosi yang dialami karakter. Mood yang cenderung serius dan melankolis diseimbangkan dengan gaya karakter yang semi-realis bertujuan menyeimbangkan kedua elemen, sehingga walaupun animasi film pendek ini membahas materi yang berat, penonton tetap merasa terhibur dengan bentuk karakternya yang lucu dan unik. Gerakan animasi yang natural dan realistis juga dimaksudkan agar penonton merasa nyaman untuk memahami dan menyelami emosi karakter. Pada akhirnya, ending animasi film pendek ini dijelaskan secara implisit. Harapannya, agar penonton mudah mencerna hikmah dari cerita ini, yaitu keteguhan hati seorang hamba Tuhan, akan terbayarkan dengan nirwana pada akhir hidupnya. Saran Untuk pembuatan animasi film pendek ini, manajemen dalam proses pengerjaan dan waktu menjadi hal yang sangat penting. Karena itu, sangat disarankan untuk membuat production pipeline yang praktis agar mempermudah pengerjaan. Faktor kejelasan cerita harus menjadi prioritas dalam pembuatan film, dan visual yang menggemaskan akan menjadi sarana yang tepat untuk menyampaikannya. Jangan takut gagal dalam berkreasi, karena dari kesalahan itu akan terlihat hal – hal positif yang bisa dikembangkan untuk karya berikutnya. Referensi Basuki, Sunaryono. (2005). Kumpulan Cerpen Kompas. Jakarta: Kompas Visual Photos, 2011, Legong Dancers http://www.visualphotos.com/photo/1x5057281/indonesia_bali_legong_dancer_close_up_of_her_face_b1 751_56133-30104-43.jpg Tujuan Wisata, 2011, I Love Baliku http://ilovebaliku.files.wordpress.com/2011/07/kera-hitam.jpg Vietrantour, 2010, Bali http://www.vietrantour.com.vn/images/tour/BALI.jpg God Is Point of Light, 2011, Who Is God? http://godispointoflight.files.wordpress.com/2011/12/0-1.jpg?w=593 12 Feminist Disney, 2003, Lilo and Stitch: Proof That Disney Can Get It Right http://3.bp.blogspot.com/_Hdaej6aoqso/SwMjWL6dESI/AAAAAAAAASI/GC4QDuezcRA/s160 0/LiloAndStitch.jpg Lilo and Stitch Fan Fiction, 2003, Lilo Stitch Kiss http://4.bp.blogspot.com/-CwF8HVr93r4/UJ1Xz2xAPaI/AAAAAAAAP3o/tJEAK3moXzU/s320/lilo-andstitch-kiss.jpg Riwayat Penulis Fadhly Muhammad, Pekan Baru, 29 Agustus 1988. Penulis sedang menyelesaikan pendidikan S1 di Bina Nusantara dalam bidang Animasi pada tahun 2013. Penulis sempat aktif di organisasi BNEC, yaitu sebuah klub debat di Bina Nusantara.