ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr.SOEKARJO TASIKMALAYA
Laporan Tugas Akhir
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
RAHMI NOER FAUZIA
NIM 13DB277030
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid
pertama dan haid terakhir. (Prawihardjo, 2010)
Hipertensi kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memilki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.(Rukyati dan Yulianti, 2009),
pada trimester pertama tekanan darah relatif sama sebelum kehamilan
sedangkan tekanan darah trimester kedua cenderung menurun mililiter air raksa
(mmHg). Kemudian tekanan darah ini tanpa mengganggu kehamilan sementara
hipertensi ini akan menghilang setelah persalinan, tetapi dapat berulang pada
kehamilan berikutnya. (Melati, 2013)
Nilai normal pada tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat
aktifitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu
beraktifita dan berolah raga. (Rukyati dan Yulianti, 2009)
Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2012
kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Secara global, 80% kematian ibu hamil
yang tergolong penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan
perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu
hamil (12%), partus macet (8%), aborsi 913%), dan karena sebab lain (7%).
(WHO, 2012), sedangkan penyebab tak langsung kematian ibu antara lain
anemia, kekurangan energy kronik (KEK), dan keadaan “4 terlalu”, yaitu terlalu
tua saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda saat melahirkan (<20 tahun),
terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran (<2 tahun).
(Saifuddin, 2010)
Kejadian hieprtensi dalam kehamilan ini bervariasi mulai dari berbagai
daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya.
Secara internasional kejadian hipertensi dapat diperkirakan
sebagai berikut
primigravida sebesar 7-12%, kehamilan multigravida 5-8% (Manusia, 2007).
1
2
Upaya WHO memperbaiki kesehatan ibu dan menurunkan angka
kematian ibu dengan meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) oleh
badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, dan World Bank. Pada
dasarnya, MPS meminta perhatian pemerintah masyarakat di setiap negara
salah satunya untuk menempatkan safe motherhood sebagai prioritas utama
dalam rencana pembangunan nasional dan internasional, menyusun acuan
nasional standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, mengembnagkan
sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun, memperbaiki
akses pelayanan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal, baik
public maupun swasta, meningkatkan upaya promotif dalam kesehatan maternal
dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan
lingkungannya, memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan dan
neonatal (Sarwono, 2009).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (20022003) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Angka kematian ibu
(AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat (profil Kesehatan Indonesia, 2011).
Di Indonesia kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12% serta
sangat bervariasi dari masing-masing daerahnya (Manuaba, 2007). Dan
diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan, atau
nifas 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatannya.
Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dalam
kehamilan, partus macet dan aborsi (Prawirohardjo, 2010).
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Barat mencapai 83
per kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan 248 (31,7%). Hipertensi
Dalam Kehamilan (29,3%), infeksi (5,6%), partus lama (0, 64%), abortus
(0,12%), dan lain-lain (32,5%). (Porgi jabar, 2013), sedangkan data Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu (Aki0
mencapai 20 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebabnya anemia
kehamilan 641 kasus. Abortus 532, KET (kehamilan Ektopik Terganggu) 17
kasus, molla hidatidosa 9 kasus, plasenta previa 56 kasus, solusio plasenta 12
3
kasus, PER (Preeklamsia Ringan) 253 kasus, PEB (Preeklamsia Berat) 12
kasus, gemeli 69 kasus, inpeksi berat 8 kasus, KPD 222 kasus dan penyebab
lainnya 493 kasus. (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2014)
Pada kasus diatas peneliti mengambil salah satu ayat dari al-qur’an
membahas tentang penyakit, karena preeklamsia adalah suatu penyakit yang
dialami oleh ibu hamil. Allah telah berfirman di al-qur’an, ayat tersebut berbunyi :
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru rabbnya : ‘(ya Rabbku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Mahapenyayang di antara semua penyayang.” (QS. 21:83).
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis
tertarik melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan kebidanan Pada Ibu hamil
dengan hipertensi Dalam Kehamilan di RSUD dr.Soekardjo Tasikmalaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan kebidana Pada Ibu Hamil Ny. Y 41
tahun Dengan hipertensi Dalam kehamilan Di Rumah sakit Umum dr. Soekardjo
Tasikmalaya?’
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memahami pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil G5P4A0
dengan Hipertensi Dalam kehamilan (HDK0 sesuai manajemen
kebidanan 7 langkah varney
4
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pengumpulan data dasar pada ibu hamil
dengan hipertensi dalam kehamilan.
b. Menginterpretasikan data dasar pada ibu hamil dengan hipertensi
dalam kehamilan.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil
dengan hipertensi dalam kehamilan.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan atau kolaborasi pada ibu hamil dengan hipertensi
dalam kehamilan
e. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hipertensi dalam kehamilan.
f.
Melaksanakan asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan
perencanaan yang dibuat pada ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilan.
g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hipertensi dalam kehamilan.
5
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Melalui teori-teori yang dilakukan dalam Asuhan kebidanan ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan penulis,
khususnya dan pembaca pada umumnya, terutama yang ada kaitannya
dengan hipertensi dalam kehamilan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Institusi pendidikan
Diharapkan kasus komprehensif ini dapat dijadikan sebagai evaluasi
belajar terhadap materi yang telah diberikan dan dijadikan sebagai
acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
b. Manfaat bagi Bidan
Diharapkan sebagai masukan
bagi
bidan dalam
melakukan
pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah 9normal) dan bukan
proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi.
Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi
(Sulistyawati, 2009).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap
wanita dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan
berkakhir dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini
terjadi perubahan-perubahan, baik perut, fisik maupun psikologi ibu
(Varney, 2007).
Berdasarkan pembahasan diatas menerangkan bahwa proses
datangnya dalam keadaan kita harus mensyukuri nikmat Allah SWT :
6
7
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, Ialu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain, Maka Maha sucilah Allah Pencipta Yang Paling
Baik.” (Q.S. AI-Mu’minun, 23:12-14)
Proses
kehamilan
merupakan
mata
rantai
yang
berkesinambungan dan terdiri dari:
1)
Ovuasi pelepasan ovum
2)
Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
3)
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
4)
Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
5)
Pembentukan plasenta
6)
Tumbuh kembang pembentukan konsepsi sampai aterm
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar
280 hari sampai dengan 300 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari haid pertama haid terakhir, dengan, perhitungan
sebagai berikut:
1)
Kehamilan 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila
berakhir disebut keguguran
2)
Kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan
disebut prematuritas.
3)
Kehamilan berumur 37 rninggu sampal 42 minggu disebut aterm
8
4)
Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu
atau post aterm (serotinus).
b.
Tanda-Tanda Kehamilan
1)
Amenorea (terlambat datang bulan)
a)
Konsepsi
dan
nidasi
menyebabkan
tidak
terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi
b)
2)
Mengetahui tanggal haid terakhir
Mual (nausea) dan muntah (emesis)
a)
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran
asam lambung yang
3)
berlebihan
b)
Menimbulkan morning sickness.
c)
Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang
Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu
4)
Payudara tegang
a)
Pengaruh
hormon
estrogen,
somalotropin menimbulkan
deposit
progesterone,
lemak,
air
dan
dan
garam pada payudara
b)
Payudara besar dan tegang
c)
Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama
5)
Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi
6)
Konstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus
sehingga menyebbakan kesulitan buang air besar.
7)
Pigmentasi Kulit
a)
Sekitar pipi :
Cloasma gravidarum.
b)
Dinding perut :
Striae gravidarum, Linea alba makin hitam
c)
Sekitar payudara :
9
Hiperpigmentasi
areola
mamae,
putting
susu
makin
menonjol, pembuluh darah manives sekitar payudara
8)
EpuIls
Hipertrofi gusi disebut epulis yang dapat terjadi bila terjadi
kehamilan
9)
Varices atau penambahan pembuluh darah vena
Penampakan pembuluh darah terjadi di sekitar genetalia,
ektermitas atas, betis, payudara. Penampakan ini dapat
menghilang setelah persalinan.
c.
Tanda tidak pasti kehamilan
1)
Pada pemeriksaan dalam dijumpal : tanda hegar, tanda
chadwik, tanda piscasek, kontraksi Braxton hick, teraba
ballottement.
2)
Pada
test
biologis
kehamilan
positif
(karena
sebagian
kemungkinan positif palsu).
d.
Tanda pasti kehamilan
1)
Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan.
2)
Gerakan janin dalam rahim terlihat / teraba gerakan janin, teraba
bagian-bagian janin
3)
Denyut jantung janin : didengar dengan stetoskop linec, alat
kardiofografi, alat dopier dan dapat pula dilihat dengan
menggunakan ultrasonografi
4)
Pemeriksaan alat canggih dengan rontgent untuk melihat
kerangka janin, uIfrasonografi dan fotoscopy.
2.
Tanda-Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Adapun tanda bahaya kehamilan, diantaranya adalah:
a.
Masalah visual
Karena pengaruh hormonal, ketajaman visual ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal. Masalah
visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur
atau berbayang-bayang berbintik—bintik perubahan visual ini
mungkin disertai demam sakit kepala yang hebat perubahan visual
mendadak merupakan suatu tanda preekamsia.
10
b.
Bengkak pada muka dan tengan
Hampir separuh dan ibu—ibu yang akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang seteleh beristirahat atau meletakannya lebih tinggi.
c.
Nyeri abdominal yang hebat
Nyeri abdominal yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdominal yang mungkin
menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini
bisa appendicitis, kehamilan ektopik aborsi, penyakit radang
pelviks, persalinan preterrn, gastritis, penyakit kantong empedu,
iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lain.
d.
Bayi kurang gerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya sejak bulan ke lima atau ke
enam, bahkan beberapa ibu dapat merasakannya lebih awal jlka
bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan balk.
e.
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala pada kehamlian adalah umum, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang—kadang, dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayangan. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan
adalah gejala dan preeklampsia. Adapun tanda bahaya dalam
11
kehamilan menurut Sarwono (2010):
3.
1)
Nyeri kepala
2)
Gangguan penglihatan
3)
Kejang
4)
Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dan 140/90
mmHg, adanya gangguan penglihatan dan sakit kepala yang disebabkan
karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan
serius pada kehamilan. (Rukyati dan Yuhanti, 2009), pada trimester pertama
tekanan darah relatif sama sebelum kehamilan sedangkan tekanan darah
trimester kedua cenderung menurun milliliter air raksa (mmHg). Kemudian
tekanan meningkat lagi pada trimester ketiga dan kenaikan tekanan darah
ini tanpa mengganggu kehamilan sernentara hipertensi ini akan menghilang
setelah persalinan, tetapi dapat berulang pada kehamilan berikutnya.
(Melati, 2013)
Nilai normal pada tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat
aktifitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Tetapi secara
umum, angka pemeriksaan darah menurun saat tidur dan meningkat waktu
beraktifitas dan berolah raga. (Rukyati dan Yulianti, 2009)
a.
Etiologi Faktor Predisposisi Hipertensi Dalam Kehamilan
Keturunan atau genetic, obesitas, stress, rokok pola makan yang salah,
emosional, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidaksesuaian
RH, sakit ginjal, hiper/hipotyroid, koarktasi aorta, gangguan kelenjar
adrenal, gangguan kelenjar parathyroid (Rukyatl dan Yulianti, 2009).
Penyebab lain Hipertensi Dalam Kehamilan sampai sekarang belum
diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
hipertensi dalam kehamilan yaltu:
bertambahnya
frekuensi
pada
primigravida,
kehamilan
ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa. Bertambahnya frekuensi yang makin
tuanya kehamilan. Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria,
kejang dan koma (Sukarni dan Sudarti, 2014). Masalah dapat teratasi
dengan baik tetapi tidak menutup kemungkinan masalah itu akan
12
muncul kembali sehingga memerlukan perawatan dan pengawasan
lebih lanjut (Prawirohardjo, 2011).
b.
Patofisiologi
Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam sistem
kardiovaskuler, renal, dan endokrin perubahan ini akan berbeda dengan
respon patologi yang timbul pada HDK. Pada trimester kedua akan
terjadl perubahan tekanan darah, yaitu penurunan sistolik rata-rata 5
mmHG dan tekanan darah diastolic 10 mm HG, yang selanjutnya akan
meningkat kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia
kehamilan trimester ketiga. Pada keadaan istirahat, curah jantung
meningkat 40% dalam kehamilan, meningkat pada usia kehamilan 2030 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamlian trimester
pertama. Hal ini disebabkan karena meningkatnya sistem renninangiotensin aldosteron dan sistem saraf simpatis. Penurunan tahanan
perifer disebabkan oleh menurunnya tonus 0101 polos oleh pembuluh
darah.
Volume darah yang beredar dan juga peningkatannya mencapai 40%.
Peningkatan ini melebihi set jumlsh set darah merah, sehingga
hemoglobin dan viskositas darah menurun. Terjadi tekanan penurunan
osmotic
plasma
darah
yang
menyebabkan
peningkatan
cairan
ekstraseluller sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada
kehamilan normal, dan juga dapat terjadi peningkatan kecepatan
denyut
jantung,
bermasalah
peningkatan
lama,
volume
Peningkatan
sekuncup/curah
Tekanan
Perifer
(TPR)
jantung
yang
berlangsung lama (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
c.
Tanda dan gejala
Menurut Sarwono (2009) ,tanda dan gejala pada hipertensi
dalam kehamilan:
1)
Tekanan
darah
diastolic
merupakan
indikator
dalam
penanganan hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan
diastolic mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung
keadaan emosional pasien
2)
Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah ≥ 90 mmHg
pada 2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih.
13
3)
Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
a)
Hipertensi karena kehamilan, Jika hipertensi terjadi
pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama
persalinan, dan / atau dalam 48 jam pasca persalinan.
b)
Hipertensi kronlk, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan
20 minggu
Tabel 2.1 Klasifikast hipertensi dalam kehamilan
Diagnosis
Tekanan Darah
Tanda Lain
1. Kenaikan
tekanan
diastolic
15mmHg
atau
>90
mmHg
dalam 2 pengukuran
berjarak 1 jam atau
tekanan diastolik
2. Idem
1. Preteinuria (-)
Hipertensi karena kehamilan
1. Hipertensi
2. Preeklamsia ringan
3. Preeklamsia berat
3. Tekanan
diastolok
>110 mmHG
4. Hipertensi
4. Eklamsia
2. Kehamilan
>20
minggu
3. Proteinuria (+)
4.
5.
6.
7.
Proteinuria (++)
Oligaria
Hiperrefleksia
Gangguan
penglihatan
8. Nyeri epigastrum
9. Kejang
Hipoertensi Kronik
1. Hipertensi kronik
2. Superimposed
eclamsia
1. Hipertensi
pre-
(Sumber : Sarwono, 2009)
2. Hipertensi kronik
1. Kehamilan
<20
minggu
2. Proteinuria
Tanda-tanda lain dia
preeklamsia
14
d.
Manifestasi Kiinis
Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hipertensi
pada kehamilan harus diwaspadai jika ibu mengeluh nyeri kepala saat
terasa, kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan
intrakranium, penglihatan kabur, ayunan Iangkah yang tidak mantap,
nokturia, oedema dependen dan pembengkakan. (Rukiyah dan Yulianti,
2010)
e.
Pengobatan Penyakit Hipertensi
Asuhan atau penanganan awal pada ibu hamil dengan hipertensi
dilakukan pemeriksaan fisik, Iaboratorium, pengobatan nonfarmakologi,
mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengurangi
berat badan bila terdapat kelebihan (indeks masa tubuh >27), mengatur
diet atau pola makan seperti pengurangan asupan garam berlebih,
mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak
unsur kalium (buah-buahan), lakukan DASH (dietary approach to stop
Hipertension), istirahat yang cukup (Rukiyah dan YuIianti, 2010).
Adapun hadits bukhari yang menerangkan obat yang bisa digunakan
untuk menyembuhkan penyakit
Dan lbnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda: “Kesembuhan (obat) itu ada
pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan
dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas.”
(HR Bukhan).
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut Manuaba
(2008):
1)
Berkurangnya aliran darah ke plasenta
Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah
berkurangnya aliran pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi.
Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan bayi tertambah dan dapat
terjadinya bayi baru lahir rendah.
2)
Penyakit kardiovaskuler dimasa depan
Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan tingginya
tekanan darah dan protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan
beresiko mengalami peningkatan penyakit kardlovaskuler dimasa
15
yang akan datang, meskipun fakta menunjukan bahwa tekanan
darah akan kemball normal setelah melahirkan.
3)
Plasenta Abrupsio (plasenta lepas sebelum waktunya)
Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat
terlepas dan terpisah dan rahim. Abrupsio plasenta akan
menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan menyebabkan
perdarahan yang berat. Resikonya adalah kematian pada janin.
4)
Kelahiran bayi premature
Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin
mengancam nyawa bayi dan ibu. Tidak jarang masa kehamilan
dipercepat sebelum waktunya sehingga bayi beresiko lahir secara
premature.
5)
Kebutaan
Preeklamsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah
dimata. Pernbuluh
darah mata diretina bisa pecah memicu
kebutaan. Tapi Ianjutannya, pada kondisi yang akan mengalami
pembengkakan pada otak yang mengenai saraf mata. Hal ini hanya
dapat berdampak kebutaan sementara.
B.
Teori Manajemen Kebidanan
1.
Pengertlan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan
berdasarkan
teori
ilmiah,
penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada kilen (Vamey,
2007).
2.
Proses manajemen kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 Iangkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ke
tujuh Iangkah tersebut membentuk suatu kerangka Iengkap yang
diapilkasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi lebih langkah-langkah yang rinci bisa berubah
16
sesuai dengan kebutuhan pasien. Ketujuh langkah varney tersebut
adalah:
a.
Langkah 1 : (Pengkajian Data)
Mengumpulkan data subjektif dan objektif, berupa data fokus
untuk
menilai
keadaan
ibu
sesuai
dengan
kondisinya,
menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik, penimbangan berat
badan
dan
pemeriksaan
laboratorium.
Jenis
data
yang
dikumpulkan adalah
1) Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dan pasien sebagai
suatu
pendapat
terhadap
suatu
situasi
dan
kejadian
(Nursalam, 2007).
Data subjektif meliputi:
1. Biodata yaltu identitas pasien dan penanggungjawab
(suami, ayah, keluarga).
Menurut
sari dan rimandini
(2014), identitas meliputi:
a) Nama pasien : nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan
sehari-hari
agar
tidak
keIiru
dalam
memberikan penanganan (Eni dan Diah, 2010).
b) Umur : dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dan 20 tahun, alat-alat reproduksi
belum matang sedangkan umur ibu Iebih dari 35 tahun,
klien berusia 41 tahun (Eni dan Diah, 2010).
c) Agama : untuk mengetahui keyakinan agama pasien
tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
d) Pendidikan : berpengaruh dalam tindakan kebidanan
dan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseIing sesuai dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : berpengaruh pada adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari.
17
f) Pekerjaan : gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat
sosial
ekonominya
karena
ini
juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat : ditanyakan untuk mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan
2. Keluhan Utarna
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa kehamilan, misalnya pasien merasa saML
kepala yang menetap dan mengalami pembengkakan di
wajah dan ekstermitas. Pada keluhan
klien
pusing berkunang-berkunang kurang lebih
mengatami
satu
minggu
yang lalu (Eni den Dlah, 2010).
a)
Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali
klien menikah, sudah berapa lama, jumlah anak, istri
keberapa
kesehatan,
dan
keberadaannya
dan
hubungan
dalam
suami
keluarga,
istri
dapat
memberikan wawasen tentang keluhan yang ada
(Hacker, 2006).
b)
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Untuk mengetahui Jumlah kehamilan sebelumnya dan
hasil akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya
masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang
baik), apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada
kehamilan, persalinan ataupun nifas sebelumnya dan
apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya pada
kasus ini Ibu telah memliki riwayat kehamilan yang
lalu hipertensi sejak kehamilannya yang keempat
namun sembuh setelah persalinan (Ferrer, 2006).
c)
Keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB
dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah
keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta
18
rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke
kontrasepsi apa. (Eni dan Diah, 2010).
d)
Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu,
maupun penyakit keluarga seperti jantung, ginjal,
asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, serta
riwayat kehamilan dahulu ibu pernah juga hipertensi
dan sembuh saat melahirkan (Sari dan Rimandini,
2014).
3. Kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam
menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makan
sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer,
2006).
a. Pola Nutrisi : mengetahui seberapa banyak asupan
nutrisi
pada
pasien
dengan
mengamati
adakah
penurunan berat badan atau tidak pada pasien,
asupan nutrisi atau pola makan yang rendah garam
atau mengandung kolesterol dan lemak jenuh tidak
pada pasien, klien sering makan-makanan ikan asin
pada saat sebelum dan sesudah hamil (Sari dan
Rimandini, 2014).
b. Pola Eliminasi : untuk mengetahui berapa kali BAB dan
BAK dan bagaimana keseimbangan antara intake dan
output (Sari dan Rimandini, 2014).
c. Pola Istirahat : untuk mengetahui berapa lama ibu tidur
siang dan malam, gaya hidup yang sehat tidak pada
ibu atau klien.
d. Aktifitas : untuk mengetahui apakah ibu melakukan
ambulasi, seberapa sering,apakah kesulitan, dengan
pantauan atau sendiri, dan apa yang ibu rasakan
ketika melakukan ambulasi apakah pusing atau tidak,
aktifitas yang berlebih tidak. Klien sering beraktifitas
19
berat untuk berjualan tiap harinya (sari dan Rimandini,
2014).
e. Personal Hygiene : untuk mengetahui apakah ibu
selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada
daerah genetalia, karena pada masa kehamilan PH
vagina menjadi asam 4-3 menjadi 5-6,5 akibatnya
vagina mudah terkena infeksi (Rukyati, Yulianti, dkk,
2009).
f.
Riwayat Psikososial : untuk mengetahui respon atau
dukungan ibu dan keluarga bersama merencanakan
persalinan, ikut mewaspadai terhadap komplikasi, dan
tanda bahaya dan
mempersiapkan rencana apabila
ada komplikasi (Rukyati, Yulianti, dkk, 2009).
2) Data Obyektif
Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan tanda vital pada ibu
serta pemeriksaan fisik yang dilakukan salah satu cara
mengetahui gejala atau masalah yang dialami oleh ibu nifas
dengan mengumpulkan data obyektif dilakukan terhadap
pasien (Sari dan Rimandini, 2014).
1) Status Generalis
a. Keadaan Umum : untuk mengetahui keadaan umum
ibu baik, sedang atau lemas (Wartonah, 2006).
b. Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu
mulai composmentis.
c. Tanda Vital
1. Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko
hipertensi atau hipotensi, tekanan darah normal
adalah 120/80 mmHg. Pada kasus ibu hamil
dengan hipertensi tekanan darahnya 150/100 (sari
dan Rimandini, 2014).
2. Pengukuran Suhu
: untuk mengetahui suhu
badan apakah ada peningkatan atau tidak. Pada
kasus hipertensi < 35 dapat merupakan gejala
preeklamsi (Manuaba, 2007)
20
3. Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung
dalam menit. Normalnya 60-100 per menit (Sari
dan Rimandini, 2014).
4. Respirasi
:
untuk
menghitung
frekuensi
pernafasan dan bunyi nafas. Apakah kurang dari
40 kali permenit/lebih dari 60 kali permenit
(Elisabeth, 2015).
5. Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan ibu
hamil, kurang dari 145 cm maka termasuk resiko
tinggi (Elisabeth, 2015)
6. Berat badan : untuk mengetahui adanya kenaikan
berat badan selama kehamilan yang rata-ratanya
0.3-0.5 Kg per minggu (Wiknjosastro, 2010). Pada
kasus hipertensi berat badan naik 1 Kg tiap
minggu (Manuaba, 2007)
7. LILA : untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu
hamil. Lingkar Lengan Atas normal 23.5 cm dan
termasuk resiko tinggi atau tidak.
2) Pemeriksaan fisik secara sistematis
a. Rambut
:
untuk
menilai
warna,
ketebalan,
berketombe, atau tidak (Nursalam, 2006).
b. Muka : melihat keadaan muka pucat dan adanya
edema atau tidak (Wiknjosastro, 2006). Pada kasus
hipertensi ini klien tampak pucat dan tidak adanya
oedema (Manuaba, 2007).
c. Mata : Conjungtova merah muda, scelera putih (Sari
dan Rimandini, 2014).
d. Telinga : bagaimana keadaan daun telinga, simetris
atau tidak, adakah serumen (Alimul, 2006).
e. Hidung : untuk mengetahui adakah kelainan, adakah
polip, adakah hidung tersumbat (Perry 7 potter, 2006).
f.
Mulut : untuk mengetahui apakah mulut bersih atau
tidak, ada caries dan karang gigi tidak, ada stomatitis
atau tidak (nursalam, 2006)
21
g. Leher : menilainya adanya tekanan vena jugularis dan
untuk menilai adanya masa dalam leher (Farrer,
2006).
h. Pemeriksaan dada dan axilla :
a) Jantung, jantung normal, tidak bergerak cepat.
(varney, 2007)
b) Paru-paru,
penyakit
mengetahui
paru,
gagal
tanda
kemungkinan
jantung,
gagal
ginjal
(Manuaba, 2007).
c) Mamae. Untuk mengetahui adanya kebersihan
putting susu menonjolkan dan tidaknya benjolan
(Wikjosastro, 2010)
d) Axillla. Untuk mengetahui adakah tumor, atau
nyeri tekan atau tidak.
i.
Ekstermitas
Untuk mengetahui cedema atau tidak, adanya varices,
reflek saraf kaki +/+, betis merah, lembek atau keras
(saifudin, 2010). Pada hipertensi ibu hamil, faktor
terjadinya
hipertensi
bendungan
vena
akibat
multigravida, akibat infeksi (Manuaba, 2007)
3) Pemeriksaan khusus obstetric
a. Abdomen
Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan dengan
metode pemeriksaan (inspeksi, palpasi, auskultasi).
(1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses pengamatan dilakukan
untuk menilai pembesaran perut sesuai atau
tidaknya
usia
kehamilan,
perut
membesar
kedepan atau kesamping (Alimul, 2006)
(2) Palpasi menurut Manuaba
Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya
rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalamrahim. Pemeriksaan
palpasi dengan menggunakan Leopoid.
22
Pemeriksaan palpasi meliputi :
Leopolid I : palpasi fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus uteri dengan dua telapak tangan dan
menentukan apa yang terdapat pada fundus uteri
(kepala atau bokong janin)
Leopolid II
: palpasi bagian lateral untuk
menentukan
punggung
janin,
punggung
merupakan bagian keras dan rata.
Leopolid III
: pada pelvis dengan pemeriksaan
mengarah ke kaki ibu, kepala akan dapat terjadi
ballotement diantara kedua tangan, kepala teraba
bulat dan keras.
Leopolid IV : bagian terendah digerakkan antara
jempol, dan jari tangan menentukan kepala atau
bokong dan seberapa bagian telah masuk pintu
atas panggul. TBJ : untuk memperkirakan berat
janin sudah masuk panggul dikurangi 11, dan
belum dikurangi 12 dikali 155.
b. Pemeriksaan panggul menurut Madriawati (2008)
Untuk mengetahui kesan panggul normal atau tidak.
Ukuran
distansia
distansia
spinaum
kristarum
(normal
(normal
26-29),
23-26
cm),
conjugate
eksternal (normal 18-20), dan lingkar panggul (normal
80 cm).
c. Pemeriksaan Anogenital
(1) Vulva vagina : untuk mengetahui adakah varices,
luka,
kemerahan,
dan
adanya
pengeluaran
pervaginaan.
(2) Perineum : untuk mengetahui adanya bekas luka
jahitan dan lain-lain.
(3) Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid atau
tidak.
23
4) Pemeriksaan Penunjang atau Laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,
apabila diperlukan. Pada pemeriksaan laboratorium Hb
11,5 gr/dl,dan mengkaji kadar protein urin (-) (Perry,
2006).
5) Penatalaksanaannya :
a) Melakukan informed consent sebelum melakukan
tindakan
b) Menyiapkan alat pemeriksaan kehamilan
c) Lakukan
pemeriksaan
fisik
pada
pasien
untuk
pemantauan tekanan darah
d) Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
darah dan urin
e) Kolaborasi dengan bidan atau petugas kesehatan
terdekat
f)
Memfasilitasi konseling untuk melakukan kunjungan
ulang
jika
dirawat
memungkinkan
rawat
jalan,
jalan
namun
untuk
bila
tidak
memfasilitasi
konseling agar dilakukan konservatif
b.
Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi data yang benar atas dasar data-data yang telah
dikumpulkan.
1. Diagnosa kebidanan, dengan : Ny. Y umur 41 tahun G5P4A0
hamil 25 minggu
dengan hipertensi dalam
kehamilan
(estiwidani, 2008)
2. Masalah : masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
yang mnyertai diagnosa sesuai keadaan pasien (Varney,
2006).
3. Kebutuhan : kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan
pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa
24
masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data
menurut Varney (Estiwidani, 2008)
c.
Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah atau potensial yang
mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah
atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apbila hal
tersebut benar-benar terjadi. (Eni dan Diah, 2010)
Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu : resiko terjadinya
Preklamsia (Rukiyah dan Yulianti, 2010)
Diagnosa potensial yang dapat terjadi pada bayi : resiko
terjadinya hipoksia intra uterine (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
d.
Langkah IV : Antisipasi Masalah
Langkah
ini
memerlukan
kesinambungan
dari
manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan diagnosa tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi pasien.
e.
Langkah V : Menyusun Rencana Tindakan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Menurut
Abidin (2009) melakukan tindakan segera pada ibu hamil dengan
hipertensi pada kehamilan bila adanya komplikasi segera
kolaborasi dengan bidan atau dokter dan rujuk segera.
f.
Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah
kelima
harus
dilaksanakan
secara
efisien
dan
aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau
anggota tim kesehatan lain, pada kasus Ny. Y dilakukan
penatalaksanaan yang perlu disusun yaitu :
25
Langkah penyusunan rencana kegiatan :
1) Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Menentukan
langkah-langkah
tindakan
secara
mandiri,
kolaborasi dan rujukan
3) Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan
intervensi
g.
Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan yaitu
dengan
dilakukannya
evaluasi
dari
perencanaan
maupun
pelaksana yang dilakukan bidan (Wildan dan Hidayat, 2011).
C.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Untuk
pendokumentasian
asuhan
dapat
menggunakan
catatan SOAP,Catatan SOAP adalah catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis dan tertulis. Pendokumentasian
dalambentuk SOAP yaitu :
1) DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan pusing berkunang-kunang sejak 1
minggu yang lalu
2) DATA OBYEKTIF
Keadaan ibu baik, tekanan darah 150/100mmHg, Nadi
82x/m, Pulse 24x/m, Suhu 36,5°c, conjungtiva merah
muda, payudara tidak ada benjolan, putting susu
menonjol, ASI +, Tinggi Fundus Uteri 23 cm, DJJ
142x/menit regular, ekstermitas atas dan bawah tidak ada
oedema, dan tidak ada varices. Hasil laboratorium
Hb≥11gr/dl, Urine (-)
3) ANALISA DATA
G5P4A0 hamil 25 minggu dengan HDK
4) PENATALAKSANAAN
a. Melakukan informed consent sebelum melakukan
tindakan
b. Menyiapkan alat pemeriksaan kehamilan
c. Lakukan
pemeriksaan
fisik
pemantauan tekanan darah
pada
pasien
untuk
26
d. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
darah dan urin
e. Kolaborasi dengan bidan atau dokter
f.
Memberikan
terapi
oral
menurut
advice
dokter
nifedipin atau dopamet 3x1, sesudah makan.
g. Memfasilitasi konseling untuk melakukan kunjungan
ulang
jika
dirawat
memungkinkan
rawat
jalan,
jalan
namun
unutk
bila
tidak
memfasilitasi
konseling agar dilakukan konservatif.
D. Wewenang Bidan
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
(Permenkes)
Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :
1. Kewenangan normal :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program pemerintah.
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter.
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
a. Ruang lingkup :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
3) Pelayanan persalinan normal.
4) Pelayanan ibu nifas normal.
5) Pelayanan ibu menyusui.
6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
b. Kewenangan :
1) Episiotomi.
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
3) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
27
4) Penanganan tablet Fe pada ibu hamil.
5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini (IMD) dan promosi
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum.
8) Penyuluhan dan konseling.
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
10) Bimbingan surat keterangan kematian.
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Selain
itu,
khusus
di
daerah
(kecamatan
atau
kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan
kewenangan
sementara
untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan normal tersebut berkahir dan tidak berlaku
lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter
(Depkes, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,
Eny
Retna
&
Wulandari,
2008. Asuhan
Persalinan
Diah.
2010. Asuhan
Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Depkes
RI,
Normal.
Jakarta
:
JKNP-KR,
2011. Kesehatan Ibu dan Anak : JKNP-KR.
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, 2010. Data Angka Kematian Maternal
dan Neonatal.
GA, Mandriwati, 2007. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC,
2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3. Jakarta : Media
Aesculapius.
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Puskesmas Kiajaran Wetan, 2010. Laporan Kematian Ibu dan Bayi.
Saifuddin, AB, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007. Buku
Acuan Nosional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Siti, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta : EGC.
Sudarti & Khoirunnisa, Endang, 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan
Anak Balita.Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esti, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Sumarah, 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitra Maya.
Utami, Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta : EGC
Yulaikhah, Lily, 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC.
1
Download