1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya seluruh potensi negara Indonesia. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercetus dalam Tujuan Pembangunan Milenium atau yang dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang dicetuskan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2000 dan kembali menagih perkembangan kesehatan di negara-negara berkembang diakhir tahun 2013 lalu. Indonesia termasuk salah satu dari 189 negara yang menyepakati 8 tujuan MDGs, yang menargetkan pencapaian misi paling lambat tahun 2015. Indonesia menargetkan 20 angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran (visi MDGs,2014). Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Survei Demografis dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 kasus tiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 kasus tiap 1.000 kelahiran hidup. Artinya setiap hari di Indonesia ada ±440 bayi meninggal sebelum ulang tahun pertamanya. Di negara-negara maju, umumnya perempuan hamil mengunjungi klinik antenatal dan mengontrol kehamilan dengan teratur sehingga risiko cacat bawaan pada bayi rendah. Lain halnya dengan negara berkembang seperti Indonesia, masih sekitar 30% perempuan hamil yang memeriksakan kehamilan di klinik dan kurang kepedulian akan pentingnya menjalankan praktik pencegahan infeksi dan gizi pada janin, khususnya ibu yang melahirkan di rumah. Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila F Moeloek, SpM(K) kepada Detik Heathy (25/11/2014) menyebut kuncinya adalah para perempuan harus berpengetahuan. Komunitas dan lingkungan masyarakat bisa saling membantu 1 2 dan berbagi pngetahuan, sebab menurut Menkes Nila pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian. Salah satu penyebab yang lain adalah kurangnya pemeliharaan diri akibat gaya hidup yang salah. Berinvestasi lebih banyak pada kesehatan, terutama dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, seperti vaksinasi ,menjaga asupan gizi selama mengandung merupakan suatu langkah cerdas dalam membangun masyarakat yang sehat. Selain itu, menurut Nancy Dian Anggraeni, Kasubdit Bina Kewaspadaan Penanganan Bayi Berisiko Kemenkes (2013), penyebab tingginya kematian bayi adalah kelainan bawaan sejak lahir. Kelainan ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, kurangnya gizi mikro, polusi, alkohol, dan infeksi menular seksual. Akibatnya bayi yang lahir mengalami kasus-kasus, seperti : kelainan alat kelamin, gangguan pertumbuhan tulang, katarak, Hydrocephalus, kelainan jantung dan sebagainya. Selanjutnya, dari data yang didapat dari Wisma Kasih Bunda Semarang dari tahun 2000-2014, penderita penyakit bawaan khususnya anak-anak di Indonesia banyak terlihat pada masyarakat baik kota maupun desa. Namun, walaupun masalah kesehatan ini bukan sesuatu yang asing, edukasi dan sosialisasi mengenai kondisi dan penanganan kesehatan masih kurang. Keterangan lebih lanjut, menurut ibu Dwi Kisvianti, selaku koordinator logistik pasien di Wisma Kasih Bunda (September 2014), menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada registrasi nasional untuk penderita kelainan bawaan ini, salah satu contohnya, penderita Hydrocephalus. Pengobatan penyakit ini dapat melalui pemasangan pipa untuk mengalirkan cairan berlebih dari rongga kepala menuju ke tempat pembuangan di rongga perut. Sayangnya penderita Hydrocephalus belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Faktanya, jika penderita terlambat mendapat perawatan maka akan berdampak kebutaan hingga kematian. Biaya pembedahan dan pemasangan pipa pada rata-rata pasien Wisma Kasih Bunda tahun 2000-2014 mencapai lebih dari 12 juta rupiah/orang. Biaya operasi yang tinggi serta banyaknya pasien yang sering kali berasal dari keluarga miskin, menggerakkan hati seorang desainer busana 3 bernama Anne Avantie untuk membangun sebuah yayasan peduli penderita kelainan bawaan, Wisma Kasih Bunda (berdiri tahun 2000) dengan misi membiayai operasi tanpa dipungut biaya sepeserpun. Wisma ini bekerja sama dengan dokter relawan di Rmah Sakit Elizabeth Semarang. Dan telah menangani lebih dari 900 pasien dari seluruh daerah di Indonesia per tahun 2000 hingga sekarang. Pasien yang telah ditangani merupakan bayi dengan berbagai kelainan bawaan yang membutuhkan penanganan khusus, seperti : hydrocephalus, atresia ani, meningococcal, labiopalaoschisis dari seluruh Indonesia. Selain itu, kurangnya kepedulian keluarga terhadap kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan, menggerakkan yayasan ini untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga pola hidup dan lingkungan. Berbeda dengan iklan pencegahan yang selama ini dilakukan di posyandu oleh pemerintah, perancangan iklan layanan masyarakat ini difokuskan pada sosialisasi langsung kepada masyarakat lewat penyuluhan di kelurahan sehingga bisa langsung bermanfaat bagi calon ibu pra hamil maupun setelah kelahiran. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dibutuhkan suatu perancangan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, khususnya ibu hamil dan dewasa dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit bawaan mulai dari kota Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Dari data di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana merancang media sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pencegahan penyakit bawaan sejak dini di kota Semarang ? 1.3 Batasan Masalah a. Perancangan dilakukan dengan studi bahasan mengenai program sosialisasi yang sudah dilakukan di beberapa kota. 4 b. Perancangan ini dibatasi pada pengembangan media Below The Line (BTL) dan Above the Line (ATL) mengingat target market mencakup area Semarang, khususnya ibu hamil dan dewasa, usia 18-35 tahun di kota Semarang, Jawa Tengah. 1.4 Tujuan Perancangan Dari permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai, yaitu : Menemukan solusi tepat untuk merancang media sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat kota Semarang dalam penanggulangan kelainan bawaan. 1.5 Manfaat Perancangan Perancangan media sosialisasi program sosialisasi penyakit kelainan bawaan memberi beberapa manfaat bagi beberapa pihak, antara lain : a. Bagi desainer Manfaat yang didapat desainer adalah pengalaman dalam merancang iklan sosialisasi sehingga mampu menyampaikan pesan dari klien dan dapat dipahami oleh target market. b. Bagi klien, Wisma Kasih Bunda Semarang Perancangan sosialisasi sebagai bentuk kepedulian terhadap penderita kelainan bawaan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memahami penyakit bawaan, khususnya ibu hamil dan dewasa sehingga mampu menekan angka kematian bayi dan balita di Indonesia. c. Bagi masyarakat Manfaat yang didapat dari perancangan media sosialisasi ini adalah mulai mengenal dan belajar peduli tentsng penyakit bawaan. Mengetahui informasi penting mengenai penyakit baawaan dan cara penanggulangannya. 5 d. Bagi Universitas 1. Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk bahan pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perancangan media iklan sosial. 2. Menambah pembendaharaan kepustakaan di Kampus Universitas Dian Nuswantoro sebagai wacana kepustakaan baru mengenai kampanye sosial menabung untuk sesama, serta sebagai media untuk menambah pengetahuan bagi pembaca. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metodologi Metodologi merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Dalam metodologi penelitian ini dilakukan cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian yaitu dengan melakukan sebuah penelitian kualitatif yang mampu menghantar kepada tujuan penelitian ini. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mencakup studi pustaka, observasi, data internet, serta catatan lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen. Daftar pokok-pokok pertanyaan sehubungan dengan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini melibatkan beberapa target market yaitu remaja hingga dewasa, usia 18-35 tahun di kota Semarang. 6 1.6.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode observasi yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung kenyataan yang ada di lapangan yang kemudian diolah dalam bentuk laporan. Menggunakan pula metode interview yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara melakukan diskusi maupun wawancara langsung kepada ketua dan koordinator di Wisma kasih Bunda Semarang. Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder: a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan, dikumpulkan dan diolah oleh peneliti berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan. Di bawah ini beberapa metode yang digunakan : 1. Wawancara Wawancara kepada salah satu orang tua pasien Wisma Kasih Bunda Semarang untuk mendapatkan data mengenai visi dan misi, pencetus ide, sejarah dan konsep sosialisasi penyakit bawaan di kota Semarang. Wawancara kepada koordinatoor Wisma kasih Bunda, bagian Humas Rumah sakit Elizabeth Semarang, serta pihak-pihak terkait lainnya. 2. Observasi Metode yang dipakai adalah metode observasi untuk mendapatkan data yang relevan mengenai pelaksanaan 7 sosialisasi di lapangan. Sehingga didapatkan data-data yang akurat untuk perancangan iklan sosial ini. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dengan membaca, melihat atau mendengarkan. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui beberapa metode di antaranya sebagai berikut: 1. Metode literature Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang dipeoleh dari mempelajari buku-buku literature, artikel, brosur-brosur, majalah dan buku pengetahuan yang menyangkut hal-hal yang akan dibahas serta membandingkan dan menerapkan pada permasalahan seputar sosialisasi kelainan bawaan di kota Semarang. 2. Sosial Media Resmi Selain itu data sekunder didapat dari perkembangan informasi melalui sosial media resmi via www.facebook.com/Wisma Kasih Bunda facebook di By Avantie Foundation. 1.6.3 Metode Analisis Data Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja) dikonstruksi oleh media Analisa framing memiliki dua konsep yaitu konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada dirinya sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian 8 tentang wacana persaingan antar kelompok yang muncul atau tampak di media. Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Konsep framing ini digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media massa. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks (Eriyanto, 2005:183). Dalam penelitian pelaksanaan sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi di Kota Semarang, khususnya dewasa dan ibu muda, usia 18-35 tahun, dapat disimpulkan dengan mencoba menggunakan sudut pandang analisis framing karena ingin mengetahui fakta realita dan ideal yang ada. Menggunakan metode ini diharapkan untuk mengembangkan ide kreatif dalam perancangan kampanye pencegahan penyakit bawaan pada bayi di Kota Semarang. Adapun teknik framing adalah sebagi berikut: 1. Identifikasi masalah yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif. 2. Identifikasi penyebab masalah yaitu siapa dan apa yang dianggap menjadi penyebab suatu permasalahan. 3. Kesimpulan atas penyebab solusi/pemecahan masalah. . masalah untuk mencari 9 1.7 Bagan Alir Penelitian (Flow Chart) Perancangan Media Sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang LATAR BELAKANG PENGKAJIAN DATA STUDI KASUS Mengenalkan dan mensosialisasikan bahaya produk dan gaya hidup ibu bagi pertumbuhan janin Penelitian melalui studi literatur dan studi lapangan Masyarakat era modern kurang peduli akan bahaya pemakaian produk berbahaya mengakibatkan penyakit bawaan Rumusan Masalah & Tujuan perancangan Pengumpulan data Data Permasalahan Sosial Data Audience Segmentasi Target Audience Analisa Data Framing Penerapan Strategi PROSES KREATIF Media Kreatif Strategi kreatif 2 FINAL DESAIN Gambar 1.1 : Bagan Alir Penelitian (Flow Chart) Sumber : Ida Ariyani 10 Flow chart adalah penggambaran secara diagramatik dari langkahlangkah dan urut-urutan prosedur dari suatu proses penelitian. Judul perancangan “Perancangan Media Sosialisasi tentang pencegahan penyakit bawaan di Kota Semarang” dengan latar belakang mengenalkan dan mensosialisasikan bahaya gaya hidup yang salah khususnya untuk ibu hamil dan dewasa, warga kota Semarang, usia 18-35 tahun. Pengkajian data menggunakan metode literatur, studi kasusnya manusia modern dan diperkotaan yang cenderung hidup individualis dan konsumtif sangat jarang memperhatikan orang lain. Rumusan masalah dan tujuan perancangan menentukan konsep yang tepat untuk mensosialisasikan tentang penyakit bawaan di kota Semarang, khususnya bagi ibu hamil dan dewasa usia 18-35 tahun secara menyeluruh dan efektif. Pengumpulan data menggunakan permasalahan sosial yaitu analisis framing. Segmentasi target audience dibatasi khususnya dewasa usia 18-35 tahun di kota Semarang dan pembatasan media alternatif. Proses kreatif untuk menentukan stratergi kreatif tentang target audience, pendekatan, hingga perancangan kreatif. Perancangan kampanye sosial ini diharapkan mampu menyadarkan dan mengajak masyarakat Semarang untuk mulai peduli terhadap penderita dengan kelainan bawaan, serta menambah wawasan tentang penyakit bawaan ini. 11 2.1 Sistematika Perancangan Gambar 1.2 Sistematika Perancangan Sumber : Ida ariyani 12 2.2 Tinjauan Pustaka Terkait Teori Seputar Permasalahan 2.2.1 Teori Komunikasi Garbner, tokoh pencipta teori Komunikasi Massa mendefinisikan komunikasi sebagai proses interaksi sosial melalui pesan-pesan. Sedangkan Onong Uchyana (Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, 2003) menjelaskan hakikat komunikasi ialah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang Unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Komunikator (orang yang menyampaikan pesan) 2. Komunikan (orang yang menerima pesan) 3. Pesan 4. Media 5. Efek Model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell yaitu: unsur sumber atau komunikator (who) mengundang pertanyaan mengenai siapa yang mengendalikan pesan. Unsur pesan (what) merupakan bahan untuk menganalisis pesan apa yang disampaikan. Lalu, unsur saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk membahas media apa yang digunakan. Unsur penerima atau komunikan (to whom) dianalisis untuk mengetahui siapa khalayak atau audiennya. Unsur pengaruh (with what effect) berkaitan dengan efek pesan apa yang dihasilkan. Onong Uchjana Effendy (1993:28) mengidentifikasikan bahwa terdapat lima jenis komunikasi, yakni: 1. Komunikasi individu dengan individu (antarpribadi) Adalah komunikasi antarperorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya, kegiatan percakapan tatap muka. 2. Komunikasi individu dengan kelompok Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasannya kepada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi di 13 dalamnya. Pembahasannya meliputi dinamika kelompok, bagaimana penyampaian informasinya, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan. 3. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan fungsi organisasi serta kebudayaan organisasi. 4. Komunikasi sosial Adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu integrasi sosial. 5. Komunikasi massa Adalah sebuah proses penyampaian pesan atau informasi yang bersifat umum dan berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini, komunikasi dilakukan dengan menggunakan media massa. Menurut Philip Kotler (1996:48) dalam bukunya Marketing Management, proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang/sejumlah orang. 2. Encoding, yaitu proses pengalihan pikiran/ide/perasaan ke dalam bentuk lambang atau bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. 3. Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna. 4. Media, yaitu sesuatu yang menjadi saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5. Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi. 14 6. Decoding, yaitu proses dimana komunikan menterjemahkan lambang-lambang yang terkandung di dalam pesan ke dalam konteks pengertiannya. 7. Reciever, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator 8. Respon, yaitu reaksi yang diberikan komunikan setelah menerima pesan. 9. Feedback, yaitu tanggapan komunikan yang disampaikan setelah menerima pesan. Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka. 2.2.2 Konsep terkait Kehamilan Pengertian ibu hamil dalam kamus besar Bahasa Indonesia(2014) adalah seorang wanita yang sedang mengandung janin dalam rahimkarena sel telur yang dibuahi spermatozoa. Ibu hamil adalah seorang yang mengalami perubahan pada alat kandungan dan juga organ lainnya (Kusmiyati,2009). Kehamilan berarti mulainya kehidupan berdua dimana ibu memiliki tugas penting untuk memelihara janinnya sampai cukup bulan dan menghadapi proses persalinan. Janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan janin (Manuaba,2002). Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah masa dimana janin tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang ibu dan bersiap dalam proses kehidupan baru di luar rahim. Kehamilan melibatkan perubahan fisik dan emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Lamanya hamil normal adalah 280 hari 40 minggu, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Kesehatan mental dan fisik ibu sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. 15 2.2.3 Teori Iklan Layanan Masyarakat Dalam buku Kamus Istilah Periklanan Indonesia, menurut Nuradi (1996:136), iklan layanan masyarakat merupakan jenis periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi komersial maupun nonkomersial (sering juga oleh pemerintah) untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis (terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Kasali (1992:201) dalam buku Irama Visual terbitan Jalasutra Program Studi Disain Komunikasi Visual FSR ISI Jogjakarta tahun 2007, iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang cara penyampaian yang berpedoman pada metode periklanan komersial. Tujuannya agar kelompok tertentu dalam masyarakat mau memikirkan sesuatu dan terlibat secara aktif seperti yang dimaksudkan oleh pesan dalam iklan layanan masyarakat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang biasa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Pembuatan ILM pastinya membutuhkan suatu media. Media adalah salah satu alat atau sarana untuk menyebar luaskan informasi. Dan agar informasi dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh audien maka diperlukan komunikasi. Komunikasi sendiri adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. 2.2.4 Teori Framing Menurut Entman analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang akhirnya menentukan fakta apa yang diambil dan realita yang disajikan secara menonjol, mengetahui penyebab permasalahan. 16 Dalam konsep Entman, framing menunjuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi. Dalam proses ini maka analisis yang digunakan adalah: a. Problem identification (Pendefinian Masalah) Yaitu mengdentifikasi masalah yang sedang terjadi di lapangan. b. Casual Interpretation (Memperkirakan masalah atau sumber masalah) Yaitu mengetahui bagaimana masalah tersebut bisa terjadi, atau mencari penyebab terjadinya masalah tersebut c. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) Yaitu mencari dan menentukan jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah dilihat dari masalah yang terjadi dan penyebab terjadinya masalah tersebut. d. Evaluation (Membuat Keputusan Moral) Yaitu memberikan pendapat bagaimana seharusnya yang terjadi. Setelah masalah sudah terdefinisi dan penyebab masalah ditemukan maka dibutuhkan statmen yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. 2.2.5 Gaya Gaya Ilustrasi sebuah ilustrasi tergantung kepada seorang ilustrator yang menggunakannya. Gaya yang sering digunakan oleh seorang illustrator saat ini, baik menggunakan teknik tradisional maupun modern, antara lain : 1. Realis Gaya ilustrasi realis adalah gaya gambar yang merujuk pada kesamaan objek yang digambar, nyata, dan benar-benar ada. 2. Surealis Gaya ilustrasi surealis adalah gaya gambar yang menitikberatkan kepada khayalan, tidak nyata, misteri,dan terkadang menggunakan pendekatan metafora, hiperbola, humanoid, dan sebagainya. 3. Kartun (Cartoon) Gaya ilustrasi kartun adalah gaya gambar yang memiki kesan lucu, penuh warna, dan menarik untuk dilihat. 17 4. Karikatur Gaya ilustrasi karikatur adalah gaya gambar dimana proporsional tokoh (objek) tidak dihiraukan, biasanya kepala tokoh lebih besar ketimbang tubuhnya, termasuk tangan dan kaki. Karikatur lebih menonjolkan detail sebuah wajah, namun tetap kayak ekspresi. 5. Japan Style Gaya ilustrasi Japan Styleadalah gaya gambar yang merujuk kepada gaya gambar manga(komik) Jepang, yang terkenal dengan mata besar si tokoh, rambut yang kaya warna, hingga gesture tokoh yang tak biasa. 6. American Style Gaya ilustrasi American Styleadalah gaya gambar yang merujuk kepada gaya gambar Amerika yang kebanyakan mengenai heroisme, dengan ciri tubuh si tokoh yang penuh otot, wajah segi empat, dan efek yang terkadang berlebihan. 7. Pop Art Gaya ilustrasi Pop Artadalah gaya gambar yang saling menindih objek yang satu dengan objek yang lainnya, dan terkadang objek itu tidak saling berhubungan, namun dapat memberi makna dan arti. Pop Artdapat berupa foto-foto, maupun ilustrasi-ilustrasi, atau keduanya digabungkan bersama-sama, tentu dengan efek yang membuat gaya ilustrasi ini mudah untuk dikenali. 8. Fotografi Gaya ilustrasi dalam bentuk fotografi adalah gaya gambar dengan menggunakan penggabungan beberapa foto hingga menjadi sebuah desain ilustrasi. Gaya ilustrasi ini tak kalah kuat dengan gaya ilustrasi dengan menggunakan hand made. Gaya ilustrasi ini lebih banyak digunakan di dunia desain grafis dewasa ini. 18 BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1. Data Verbal Dalam kasus Perancangan Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, maka akan dilakukan identifikasi data-data yang dibutuhkan. Baik secara verbal maupun visual yang selanjutnya akan digunakan dalam penyusunan perancangan kampanye pencegahan penyakit bawaan. 2.1.1. Tinjauan Permasalahan dan Fakta-fakta lapangan Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik (Effendi, Neonatologi IDAI 2008). Kematian pada neonatus merupakan kejadian yang paling sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. (WHO, 2004). Kelainan bawaan merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah prematuritas dan gizi buruk (WHO,2004). Di negara maju, 30% dari seluruh seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari penderita kelainan kongenital dan akibat yang ditimbulkannya (Effendi, Neonatologi IDAI 2008). Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan bawaan cukup tinggi yaitu mencapai 5%. Di Indonesia prevalensi kelainan bawaan mencapai angka 5 per 1.000 kelahiran. Angka kematian neonatal Angka kematian bayi Angka kematian balita Gambar 2.1 : Tren Angka Kematian Neonatal Bayi dan Balita tahun 19912012 Sumber : SDKI, 1991 – 2012 (Kemenkes,2012) 18 19 Berdasar grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Angka kematian bayi dan kematian balita yang cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir (menurut data yang bersumber dari BPS pada bulan September 2012). Tabel penyebab kematian neonatal berdasar survei SDKI 2012 Keracunan darah Kurang cairan ketuban Gangguan paru-paru Lain-lain Gambar 2.2 : Tabel penyebab kematian neonatal survei SDKI 2012 Sumber : SDKI, 1991 – 2012 (Kemenkes,2012) Banyak faktor risiko dari kelainan bawaan, di antaranya faktor umur ibu, hormonal, radiasi, dan gizi. Banyak kelainan bawaan yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janin dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, gaya hidup, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan bawaan tidak diketahui. Kelainan bawaan dapat berupa abnormalitas kongenital (kasus terbesar), kelainan janin, kelainan bawaan, cacat perkembangan (mental) dalam rahim, dan disabilitas. Meski kelainan bawaaan merupakan suatu permasalahan umum, namun perbandingan kelahiran dengan kecacatan dan jumlah kelahiran total di negara negara berkembang lebih besar bila dibandingkan dengan negara-negara dengan pendapatan yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang tajam pada kesehatan ibu hamil hingga persalinan dan pada faktor resiko bermakna seperti kemiskinan, presentase ibu usia lebih tua/muda yang tinggi, serta besarnya frekuensi perkawinan. Ditambah lagi adanya ratusan ribu yang lahir dengan kelainan bawaan berat sebagai akibat dari gaya hidup seperti ibu yang terpapar gaya lingkungan buruk (teratogen) yang tidak bersifat 20 genetik seperti alkohol, penyakit rubella, syphilis, nikotin, dan thalassemia yang dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. Kelainan bawaan yang berat dapat bersifat letal/ berdampak kematian, sedang bagi yang dapat bertahan hidup akan mengalami disabilitas mental, fisik, auditorik atau visual. Sampai dengan 70% dari kelainan bawaan ternyata dapat dicegah atau dapat diberikan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa bayi atau mengurangi keparahan disabilitas yang mungkin diderita dengan memberikan terapi yang tepat yaitu dengan pembedahan. Sedangkan untuk pencegahan, khususnya dilakukan sebelum terjadi pembuahan atau pada kehamilan usia dini (Wiziyanti, 2009). 2.1.2. Definisi-definisi seputar permasalahan Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat (Narendra, Moersitowati. 2002: 1). Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi/ panjang anak. (Soekiman. 2000). Definisi Pertumbuhan (berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang , umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27) A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. 2. Faktor Eksternal (Lingkungan) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal, antara lain : a. Gizi Ibu Saat Hamil Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan 21 mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya. b. Mekanis Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat. c. Toksin/ Zat kimia Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan. d. Endokrin Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat. e. Radiasi Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya. f. Infeksi Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi rahim, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa. g. Stress Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa. h. Anoksia Embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR. 3. Faktor Lingkungan Pascanatal/ paska melahirkan a. Lingkungan Biologis 22 Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain. b. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat. c. Faktor Psikososial Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang. d. Faktor Keluarga dan adat istiadat Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi. Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29) 2.1.1.Deskripsi Target Audience Target audience pada perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini adalah keluarga, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun. Alasan pemilihan target audience berdasar UU Perkawinan No.1 tahun 1974 revisi terbaru yang menyebutkan bahwa usia layak kawin adalah 18 tahun ke atas dengan pertimbangan mental yang cukup untuk 23 menjadi seorang ibu rumah tangga. Di usia produktif ini, calon ibu memerlukan pengetahuan yang cukup dalam menangani kehamilan dan kelahiran sang calon bayi. 2.1.3. Data Lembaga dan narasumber (klien) a. Lingkup Kegiatan Klien Semua kegiatan yang dilakukan Anne Avantie berproses di Semarang, Anne menggunakan potensi lokal dengan SDM penduduk disekitarnya juga menerima karyawan tanpa ijazah. Diawali dengan 3 karyawan dan 3 mesin jahit tanpa dinamo sampai 25 tahun kemudian 2014 Anne sudah mempekerjakan 400 karyawan menjadi tanggung jawab yang tidak semata hanya kewajiban dengan menggaji, tetapi dibutuhkan suatu kesadaran bahwa memimpin tidak boleh semata menginginkan kepentingan diri sendiri. Akhirnya brand image ANNE AVANTIE yang dipayungi oleh Avantie Management memiliki 12 anak perusahaan yang menyerap begitu banyak tenaga kerja di berbagai bidang dari mulai fashion, kerajinan tangan, kuliner, pendidikan, klinik kemanusian sampai air mineral. Anne memutar roda usahanya tetap dari Semarang dan tidak berpindah ke Jakarta. Selama 15 tahun Anne berkarir di Jakarta dengan menggunakan transportasi kereta api Semarang-Jakarta untuk berkarya. Dengan motto hidup, “Jadilah hidup kita terang sekecil apapun sinarnya.”, Anne Avantie berhasil menyatukan antara dunia usahanya sebagai desainer dan kiprahnya dalam dunia kemanusiaan dalam wadah Wisma Kasih Bunda, sebuah kegiatan pengobatan untuk anak-anak kaum marjinal yang sudah kehabisan daya mencari pengobatan. Anne bersama putrinya Intan Avantie melayani pasien penderita hydrocephalus, atresia ani, labiopalatoschisis, tumor, leukimia dan kasus-kasus cacat bawaan lainnya. Mereka tidak hanya berasal dari Jawa Tengah, melainkan sampai Aceh, Nias, Bali, Papua, Poso, Kupang Ambon, dan daerah-daerah lain seluruh Inonesia. Para pasien mendapatkan pelayanan operasi tanpa biaya dan perawatan khusus termasuk fisioterapi, pemulihan gizi dan pelatihan mandiri. Selama 14 tahun Wisma Kasih Bunda bekerja sama degan RS. St. Elisabeth Semarang dan melibatkan dokter-dokter relawan. Anne memperoleh beberapa penghargaan yang salah satunya adalah nominasi CNN HEROES. Anne tidak mau membuktikan karya kemanusiaannya benar ada, karena menurut Anne akan menghabiskan waktu. Yang terpenting baginya adalah bagaimana dia mampu bersubsidi silang antara dunia fashion dan dunia ‘panggilannya’ dan berkarya untuk menolong sesama karena menurutnya itu adalah hakekat hidup yang 24 sesungguhnya. Diakui ataupun tidak apapun yang dilakukan oleh Anne Avantie dan kiprahnya dalam menolong banyak anak telah manjadi harapan bagi orang-orang yang menderita. Saat ini Wisma Kasih Bunda sudah menangani hampir 1000 kasus anak-anak, dimana setelah mengabdi selama 15 tahun YAYASAN ANNE AVANTIE dikukuhkan secara resmi bersamaan dengan usainya renovasi gedung baru yang mengembangkan sayap ke sekolah anak berkebutuhan khusus. Gambar 2.3 : gedung Wisma Kasih Bunda 2014 Sumber : Ida Ariyani Banyak pemerhati dan sponsor yang datang untuk membantu meringankan beban para penderita penyakit bawaan ini. Salah satunya perusahaan jamu terkenal di Indonesia, Sido Muncul. Direktur Utama, Irwan Hidayat, mencoba mengajak masyarakat untuk mulai peduli dengan bayi-bayi berkebutuhan khusus tersebut.Tidak hanya sekali saja, namun Sido Muncul telah membantu banyak sekali pengobatan penderita Hydrocephalus di Wisma Kasih Bunda. 25 Gambar 2.4 : bantuan dana Sido Muncul (2014) Sumber : Wisma Kasih Bunda 2.1.4. Deskripsi Target Audience a. Demografi Target audience yang dibidik adalah target audience dengan tingkat pendidikan rata-rata, segmen yang dibidik mencakup semua umur Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan Usia : dewasa 18-35 tahun. Pendidikan : Segala strata pendidikan Tingkat Sosial : menengah ke bawah b. Geografi Khalayak sasaran media seluruh daerah di kota Semarang. c. Psikografi Kepribadian : ibu hamil dan keluarga muda yang sedang mempersiapkan kelahiran bayi. Gaya Hidup : masyarakat dengan pola hidup instan d. Behaviour Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman. 26 2.2. Data Visual 2.2.1. Foto-Foto Obyek Perancangan Gambar2.5: bayi penderita Atresia Ani (tidak ada lubang anus) Sumber: Ida Ariyani Gambar2.6: bayi penderita hydrocephalus Sumber: Ida Ariyani Gambar 2.7: bayi penderita kelainan tulang telapak kaki Sumber: Ida Ariyani 27 Gambar2.8 : Natal 2014 bersama gubernur Jawa Tengah Sumber: Dokumentasi Wisma Kasih Bunda 2.2.2. Gambar-gambar / foto-foto dasar analogi a. hydrocephalus Dalam konsep penyakit bawaan, yang akan ditonjolkan dengan symbol bayi dengan hydrocephalus. Dipilihnya hydrocephalus dengan alasan symbol paling tersirat yang mudah dipahami masyarakat secara langsung. Gambar2.9 : bayi penderita hydrocephalus Sumber: google.com b. Bahan kimia berbahaya bagi janin Gambar 2.10: bahaya rokok Sumber: google.com 28 Gambar 2.11: ibu hamil dengan rook dan alkohol Sumber: google.com Gambar2.12: bahan kimia dalam kosmetik Sumber: google.com Gambar2.13: bahaya makanan instan bagi janin Sumber: google.com 29 2.2.3. Logo dan corporate image dari klien a. Data Klient Gambar2.14: Logo Wisma Kasih Bunda Sumber: situs Wisma kasih Bunda Gambar2.15: gedung Wisma Kasih Bunda Sumber: Ida Ariyani Nama :Wisma Kasih Bunda Berdiri : 3 Mei 2000 Pendiri : Anne Avantie Alamat : Jl Sanggung Barat no. 3B Jawa Tengah, 50234, Semarang, Indonesia Telepon : 024-8442189 Visi : Jadilah hidup kita terang sekecil apapun sinarnya Misi : menjadi perpanjangan tangan bagi anak-anak dari kalangan tidak mampu yang membutuhkan pelayanan operasi kesehatan tanpa dipungut biaya, terutama untuk anak-anak penderita hydrocehalus, atresia ani, meninggococcal, 30 leukimia, dan penyakit lain yang memerlukan penanganan khusus dari berbagai daerah di Indonesia b. Struktur Organisasi Gambar2.16: Struktur Organisasi Wisma Kasih Bunda Sumber:Ida Ariyani Struktur Organisasi Yayasan Wisma Kasih Bunda tahun 2013-2016 PEMBINA : Anne Avantie PIMPINAN : Eufrasya Intan Avantie BADAN PENGURUS HARIAN (BPH) : Dwi Kisvianti ADMINISTRASI : Rosi Christina P HUMAS : Asmanah PETUGAS PELAYANAN : Warno Darus PERAWAT : Ponco Titik PETUGAS KEBERSIHAN : Tasman 31 BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Analisis Permasalahan Pada perancangan media sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, analisa yang nantinya akan digunakan menurut Robert Etnman (1993), framing merupakan berita yang dapat dilakukan dengan empat teknik, yaitu pertama, problem identifications yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan nilai positif atau negatif apa, causal interpretations yaitu identifikasi penyebab masalah siapa yang dianggap penyebab masalah, treatment rekomnedations yaitu menawarkan suatu cara penanggulangan masalah dan kadang memprediksikan penanggulannya, moral evaluations yaitu evaluasi moral penilaian atas penyebab masalah (Eriyanto, 2005:183). Realita Ideal Sebab Statement Ibu kurang siap Masyarakat Umur ibu Ibu perlu dalam perlu dididik yang terlalu mempersiapkan menghadapi agar tidak muda mental dan kehamilan terburu-buru sehingga ekonomi untuk sehingga menikah, kurang merawat janin menghambat namun perlu kesiapan agar dapat pertumbuhan mematangkan mental dan tumbuh sehat. bayi. mental dan ekonomi saat ekonomi hamil. keluarga terlebih dahulu. 31 Info 32 Zat kimia Membiasakan Gaya hidup 1.waspada nikotin dan diri untuk perkotaan bahaya kimia makanan memiliki gaya yang susah bagi kesehatan dalam kaleng hidup yang untuk janin. dapat merusak sehat tanpa dihindari. pertumbuhan rokok dan Masyarakat sel-sel janin. menghindari menyukai cara makanan hidup instan cepat saji. dan praktis. 2.hindari gaya hidup instan demi perkembangan bayi yang sehat. Tingginya bayi bayi mendapat Kurangnya Perbanyak penderita perhatian dan pengetahuan pengetahuan penyakit asupan gizi yang didapat hindarkan ibu bawaan akibat dan vaksin oleh seorang dan bayi dari infeksi sejak yang baik ibu. resiko penyakit dalam sejak di dalam kandungan ibu. kandungan Ibu hamil tidak Ibu hamil memperhatikan memikirkan bawaan. Kurangnya Gaya hidup pengetahuan sehat hindarkan makanan yang tentang nutrisi ibu tentang bayi lahir dikonsumsi dan kehamilan dengan yang berisiko menghindari berisiko, penyakit membahayakan risiko Gaya hidup bawaan. pertumbuhan terhambatnya yang salah janin. perkembangan mempengaruhi janin. gizi janin. Gambar 3.1 Tabel analisis permasalahan Framing Sumber : Ida Ariyani 33 Beberapa keterangan data di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya perhatian khusus, antara ibu hamil, janin, dan lingkungan sosialnya. 3.2 Segmentasi Target Audience Khalayak sasaran dari perancangan kampanye ini adalah ibu hamil yang dapat dilihat dari beberapa karakteristik di bawah ini: a. Demografi Target audience yang dibidik adalah target audience dengan tingkat pendidikan rata-rata, segmen yang dibidik mencakup usia remaja hingga dewasa. 1.Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan 2.Usia : Usia 18-35th di Semarang 3.Pendidikan : Umum 4.Tingkat Sosial : menengah ke bawah b. Geografi Khalayak sasaran media masyarakat kota Semarang, di setiap kelurahan / posyandu / bidan. c. Psikografi Kepribadian : Khalayak sasaran merupakan ibu hamil dan orang dewasa yang sedang mempersiapkan sebuah keluarga. Gaya Hidup : Khalayak sasaran merupakan masyarakat perkotaan dengan gaya hidup serba instan. d. Behaviour Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman. Pemilihan target audience interval 18-35 tahun dengan alasan usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun Ibu hamil di usia ekstrim, yaitu usia sebelum 17 tahun dan usia setelah 35 tahun, berisiko tinggi mengalami gangguan selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita di usia lebih dari 35 tahun yang hamil ternyata memiliki angka kejadian keguguran 3 kali lipat lebih tinggi dan kejadian kelainan kromosom genetic pada anak 45% lebih tinggi. 34 3.3 Faktor Penghambat dan Pendukung 3.3.1 Faktor Penghambat pencegahan penyakit bawaan pada bayi Adanya pendapat dan pikiran buruk tentang kegiatan sosialisasi yang ada di Indonesia. Malas untuk mendengar dan mencoba memahami maksud yang ingin disampaikan oleh organisasi. Masyarakat lebih memilih untuk menangani sendiri kasus yang sedang dihadapi. Rasa tidak peduli yang besar terhadap penyuluhan. Maka dari itu, dibutuhkan suatu sosialisasi yang bukan hanya menarik namun mampu mengajak masyarakat untuk mulai beralih kepada gaya hidup yang lebih sehat. Sangat tidak mudah untuk mengajak seseorang mengubah gaya hidup.( Baron R, 2013) a. faktor kesalahan manusia 1. Kurangnya kepekaan dokter umum dalam menghadapi aspek kegawatdaruratan bahkan sering lepas tangan dan menyerahkan pada bidan. 2. Masyarakat memegang erat prinsip dari nenek moyang tentang pernikahan dini. 3. Kurang mengetahui tentang fungsi vaksinasi. b. faktor lingkungan 1. lingkungan perokok dan minum alcohol. 2. Lingkungan kotor dan kurang steril 3.3.2 Faktor Pendukung a. Dibangunnya beberapa rumah sakit khusus ibu dan anak yang dapat membantu control terhadap resiko cacat bayi. b. Pengawasan hukum terhadap pernikahan dini dibawah usia 18 tahun oleh pemerintah. c. Waspada kosmetik dan obat-obatan berbahaya. 35 3.4 Usulan Pemecahan Masalah Dari hasil analisis framing Perancangan Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa supaya masyarakat terutama sosialisasi untuk ibu hamil dan keluarga agar mau meminimalisir resiko yang menghambat pertumbuhan bayi dan menghindari penyakit bawaan pada janin dengan cara memperbaiki pola hidup dan makanan ibu, serta memperhatikan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap mental dan pertumbuhan bayi. Pentingnya mengetahui cara menghindari pengaruh berbahaya dari bahan kimia yang ada dalam makanan kaleng, rokok, kopi, bahkan kosmetik. Peran pemerintah dalam pencegahan penyakit bawaan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap tumbuhnya angka masyarakat yang menikah dini. Semakin kecil angka pernikahan dini serta edukasi yang baik tentang perawatan ibu dan bayi dapat mmenekan pertambahan angka bayi dengan penyakit bawaan. Perlunya kesiapan mental dan ekonomi dalam mempersiapkan kelahiran seorang bayi. Inti yang didapat adalah pentingya edukasi dan pengetahuan yang cukup bagi ibu hamil dan keluarga untuk mencegah perkembangan janin yang lambat dan meyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan. 3.5 Statement Pokok Periklanan Dari kecenderungan masyarakat yang memiliki gaya hidup serba instan, suka merokok dan kopi yang membahayakan perkembangan janin khususnya bagi ibu hamil, maka tujuan dari perancangan ini untuk membagikan informasi dan pengetahuan pencegahan bayi lahir dengan cacat bawaan akibat perilaku sehari-hari yang salah dan mengabaikan nutrisi bagi bayi. Maka pada kondisi ini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup yang buruk dapat menciptakan resiko bayi lahir dengan penyakit bawaan, maka pada kondisi ini dapat dibentuk sebuah media social dalam bentuk iklan visual dengan menggunakan media cetak untuk mengajak keluarga, khususnya ibu hamil agar mulai hidup sehat dan menghindari bahan-bahan kimia yang ada dalam 36 berbagai produk sehari-hari yang beresiko merusak organ sel janin,sehingga menambah angka bayi dengan penyakit bawaan. 37 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Media 4.1.1. Tujuan Media Tujuan media dari kampanye ini adalah untuk mengajak dan mendorong keluarga dan ibu hamil usia 18-35 tahun untuk lebih memahami dan mengetahui gaya hidup sehat untuk mencegah bayi lahir dengan penyakit bawaan.Melalui kampanye ini diharapkan dapat menanamkan rasa cinta terhadap janin dan bentuk kepedulian akan berharganya hidup seorang manusia. Agar pesan tersampaikan dengan baik kepada target audience, maka perlu dilakukan pemilihan media dan jadwal penayangan media secara tepat, sehingga kampanye diharapkan dapat diterima masyarakat, khususnya keluarga dan ibu hamil usia 18-35 tahun di Semarang.Sehubungan dengan hal tersebut menurut Sanyoto (2006:63-66) tujuan media komunikasi periklanan meliputi tiga aspek, yaitu jangkauan (reach), frekuensi (frequency), dan kesinambungan (continuity). Lebih dalam disebutkan pengertian dari tiga hal tersebut adalah 4.1.1.1. Jangkauan (Reach) Jangkauan media dalam perancangan media sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi akibat gaya hidup di Semarangadalah keluarga khususnya ibu hamil berusia 18-35 tahun, yang memiliki kecenderungan lebih mudah dipengaruhi secara emosional dan psikologis, dapat menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru tentang perkembangan kesehatan ibu dan janin. 37 38 4.1.1.2. Frekuensi (Frequency) Frekuensi iklanini mengajak dan mensosialisasi ibu hamil dan keluarga usia 18-35 tahun untuk memperhatikan pola hidup selama masa kehamilan untuk mencegah penyakit bawaan pada bayi. Selain itu juga untuk menanamkan rasa cinta akan diri dan lingkungan dengan memulai gaya hidup sehat demi kehidupan berbangsa yang lebih baik. 4.1.1.3. Kesinambungan (Continuity) Kesinambungan iklanini menggunakan masa kampanye dalam waktu satu tahun, dengan masa kampanye yang berbeda-bedapada setiap media, dengan waktu yang berbeda diharapkan dapat menjangkau target audience secara tepat, penayangan iklan ini dimulai dari bulan Januari sampai Juni2015 dan rencana jangka panjang dari bulan Juli sampai Desember 2015. 4.1.2. Strategi media Perancangan strategi media ini berfungsi menguatkan penggambaran pesanagar sebuah karyadapat menjangkau target audience secara tepat dalam penyampaian komunikasi visualnya,maka pemilihan mediasangat penting dilakukan. 4.1.2.1. Segmentasi target audience a. Demografi Target audience yang dibidik adalah target audience dengan tingkat pendidikan rata-rata, segmen yang dibidik mencakup usia remaja hingga dewasa. 1.Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan 2.Usia : Usia 18-35th di Semarang 3.Pendidikan : Umum 4.Tingkat Sosial :Umum 39 b. Geografi Khalayak sasaran media masyarakat kota Semarang c. Psikografi Kepribadian : Khalayak sasaran merupakan ibu hamil dan orang dewasa yang sedang mempersiapkan sebuah keluarga. Gaya Hidup : Khalayak sasaran merupakan masyarakat perkotaan dengan gaya hidup serba instan. d. Behaviour Target audience yang sering mengikuti perkembangan jaman. Pemilihan target audience interval 18-35 tahun dengan alasan usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun Ibu hamil di usia ekstrim, yaitu usia sebelum 17 tahun dan usia setelah 35 tahun, berisiko tinggi mengalami gangguan selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita di usia lebih dari 35 tahun yang hamil ternyata memiliki angka kejadian keguguran 3 kali lipat lebih tinggi dan kejadian kelainan kromosom genetic pada anak 45% lebih tinggi. 4.1.2.2. Paduan Media (Media Mix) Panduan media adalah perpaduan antara media dengan penjadwalannya yaitu frekuensi dan kontituitas penayangan. Berikut ini adalah seleksi media yang ditetapkan sebagai Perancangan Media Sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang : 1. Poster Poster adalah media cetak yang berfungsi sebagai iklan maupun media informasi. Desain poster dibuat dengan menggunakan teknik ilustrasi dan fotografi yang mampu menggambarkan bahaya gaya hidup buruk terhadap janin. Kelebihan: 40 Kelebihan dalam penggunaan media poster adalah dapat ditempelkan diberbagai ruang media di puskesmas maupun kelurahan di seluruh kota Semarang. Sehingga iklan ini diharapkan mampu menjangkau ibu muda di setiap wilayah. Kelemahan: Kelemahan media poster adalah mudah dilepas dan diganti atau ditumpuk oleh poster lain. 2. X-Banner X-Banner bisa dikatakan poster yang berukuran lebih besar dibanding poster pada umumnya, yang membedakan adalah tampilan display menggunakan frontlite atau tiang penyangga.Media ini sangat efektif karena dapat ditempatkan dalam pelaksannan kampanye. Kelebihan: Kelebihan dalam X-Banner adalah dapat ditempatkan baik diluar maupun di dalam ruangan. Dengan luas area yang besar, x-banner mampu member informasi yang lebih detail disbanding poster. Kekurangan: Kekurangan X-Banner adalah jangkauan media ini relatif sempit, hanya dapat dilihat dan diamati oleh target yang berada didekat media tersebut. 3. Spanduk Spanduk adalah suatu media promosi berupa kain yang dibentangkan biasanya dipasang di area yang strategis. Kelebihan: Media ini tahan lama dan dapat dilihat dari jarak jauh. Kelemahan: 41 Tidak terlalu dihiraukan karena lebih banyak menggunakan penyampaian secara verbal, diperlukan kemampuan pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan. 4. Kartu Informasi Kartu informasi adalah lembaran kertas yang dapat dilipat menjadi dua halaman atau lebih. Kelebihan: Kartu informasi bisa dibagikan bagi ibu muda dan keluarga yang tidak bisa datang di acara sosialisasi. Sehingga mereka tetap mendapat pengetahuan ini. Kelemahan: Sebagian orang akan membuang dan mengabaikan informasi berupa flyer. 5. Sticker Stiker atau kertas tempel memiliki perekat di bagian belakangnya agar mudah direkatkan dimanapun. Media ini dapat dicetak dalam ukuran besar untuk ditempel di kendaraan umum maupun ukuran kecil untuk ditempel di media atau ruang yang dikehendaki target. Media ini bisa menjadi salah satu ambient media yang menarik audience. Kelebihan: Media stiker ini bisa ditempel di media manapun. Cenderung murah dan menarik untuk menjadi perhatian target. Kelemahan: Stiker bisa dan mudah rusak bila diletakkan di tempat umum. 6. Kaos Kaos merupakan media aplikasi yang dapat digunakan target audience dalam aktivitas sehari-hari. Kelebihan : 42 Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target audience yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Kekurangan : Tidak semua orang mau memakai kaos untuk periklanan atau jangkauan media ini terbatas. Tempat Dibagikan acak kepada target audience yaitu ibu hamil di seluruh kota Semarang yang berkunjung ke puskesmas atau beberapa orang yang menjadi teladan ibu hamil di wilayahnya. 7. Tas kanvas Tas kanvas sebagai bentuk media ambient yang lebih menarik dan bermanfaat bagi target karena dapat digunakan sebagai penyimpan barang. Kelebihan : Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target audience yang cukup luas, yang dapat digunakan untuk bepergian. Memiliki nilai tambahan iklan dapat menyebar lebih luas bila tas digunakan hingga ke luar area target. Kekurangan : Jangkauan media tas dibatasi bagi ibu hamil. Tempat Dibagikan acak kepada target audience yaitu ibu hamil yang aktif dan ikut membantu pencegahan di tiap-tiap kelurahan. 8. kalender kalender adalah media yang dapat digunakan untuk menandai hari dan tanggal penting bagi sang ibu. Kelebihan: Media ini dibutuhkan bagi setiap orang. Dapat ditempel dirumah, agar ibu selalu ingat untuk terus hidup sehat. 43 9. Asbak rokok Sebagai media ambient peringatan bahaya merokok bukan hanya larangan bagi ibu melainkan semua orang disekitar ibu hamil. Kelebihan: Media ini penting ditempatkan di area tunggu di beberapa gedung di Semarang. Kelemahan: Jangkauan media ini tak terbatas. 10. Botol Minum Botol minum dapat digunakan selama bepergian agar air yang dikonsumsi tetap sehat dan terjamin. Kelebihan: Media yang bermanfaat dan menjaga ibu tetap mengkonsumsi air sehat. Kelemahan: Jangkauan ini terbatas. 11. Iklan majalah wanita Majalah wanita terbit 2 minggu sekali bukan harian, majalah menjadi suatu hal yang digemari para wanita selama menunggu. Media ini bisa menjadi wadah informasi bagi ibu hamil. Kelebihan : Dalam satu kali iklan akan dapat dicetak beribu-ribu eksemplar dalam jangkauan wilayah yang sangat luas. Kekurangan : Masa berlakunya sangat singkat hanya per 2 minggu, namun masih bisa dibaca kembali. Waktu Media akan dipasang setiap bulan sekali pada minggu pertama 44 Tempat Majalah yang dipilih adalah majalah wanita femina dan tabloid Nova. 12. Boneka Boneka adalah media promosi berikutnya, dibuat dari bahan flanel yang diisi dengan kapas, serta didesain dengan lucu sehingga menarik sebagai asesoris penghias kamar bayi kelak. Kelebihan: Media ini identik untuk anak-anak dan sebagai pengingat bagi semua ibu akan pentingnya kesehatan bayi dan ibu. Kelemahan: Jangkauan media ini terbatas. 13. Celemek memasak Celemek masak sebagai representative seorang ibu. Kelebihan: Media ini bertahan lama dan langsung menjangkau jangkauan target audience. Kekurangan: Jangkauan terbatas. 14. Note book Note book sebagai media tulis ibu dalam mencatat setiap perkembangan janin. Didalamnya diberi beberapa tips sehat menjaga kehamilan. Kelebihan: Media yang dapat digunakan perkembangan janin. Kekurangan: Media ini sering diabaikan ibu. untuk memantau 45 15. Sikat gigi Media sikat gigi sebagai pengingat ibu untuk terus menjaga kesehatan mulut. Kelebihan: Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target audience yang cukup luas, Kelemahan: Jangkauan media ini tak terbatas. 16. ballpoint sebagai pelengkap note book diberikan seri ball point yang menarik agar ibu selalu inat untuk mencatat setiap perkembangan bayi. Kelebihan: Media ini bertahan lama dan memiliki jangkauan target audience yang dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Kelemahan: Jangkauan media ini tak terbatas. 4.1.2.3. Prioritas media Prioritas media digunakan dalam mensosialisasikan iklan layanan masyarakat, media yang digunakan lebih dari satu, maka dari itu diperlukan prioritas media demi efektivitas komunikasi dan efesiensi biaya.Oleh karena kegiatan iklan layanan masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun sebagai media sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi akibat gaya hidup di kota Semarang ini menghendaki karakteristik frekuensi tinggi. Maka prioritas medianya adalah: a. Media utama: 1. Poster Poster dipilih sebagai media utama karena mudah ditempatkan di tempat-tempat yang strategis, frekuensi 46 medianya tinggi sehingga sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. b. Media pendukung: 1. Outdoor dengan media spanduk. 2. Indoor dengan mediax-banner, kartu informasi, stiker, kaos, tas kanvas, kalender, asbak rokok, botol minum, iklan majalah, boneka, celemek, note book, ballpoint, sikat gigi. Setelah dilakukan penetapan media utama dan media penunjang, maka media utama akan diberikan alokasi biya lebih besar daripada media penunjang. Hal tersebut dikarenakan media utama diharapkan mempunyai frekuensi tinggi dalam menyampaikan pesan terhadap target audience. 4.1.3. Program Media Program media adalah program kerja realisasi pelaksanaan media, mulai dari persiapan media sampai pelaksanaan peluncuran media sesuai dengan penjadwalan media yang telah direncanakan(Sanyoto, 2006:75). 4.1.3.1. Program Penjadwalan Media Pelaksanaan kampanye akan dilaksanakan selama 12 bulan dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Penjadwalan media Iklan Layanan Masyarakat sebagai program sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi, khususnya bagi ibu hamil usia 18-35 tahun dijelaskan dalam tabelsebagai berikut: 47 Tabel 4.1 Tabel Perencanaan Media Sosialisasi 2015 Sumber : Ida Ariyani TABEL PERENCANAAN MEDIA SOSIALISASI TAHUN 2015 MEDIA poster 1 poster 2 poster 3 poster 4 x‐banner spanduk kartu info stiker kaos tas kalender asbak botol minum iklan majalah boneka celemek notebook ballpoint sikat gigi JAN 4.1.3.2. JANGKA PENDEK FEB MAR APR MEI JANGKA PANJANG JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES Program Realisasi Media Program realisasi media ini menjelaskan aspek-aspek teknis dari iklan yang akan dieksekusi di lapangan, yakni meliputi media, ukuran, format, bahan, warna dan jumlah. Berikut ini adalah program realisasi media yang dirancang sebagai Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarang, khususnya bagi ibu hamil usia 18-35 tahun sebagai berikut: 48 Tabel 4.2 Realisasi Media Sumber : Ida Ariyani Warna/ Media Ukuran Format Bahan Jumlah teknik Poster 1 29.7 x 42 cm Print Ivory 230gr Full colour 12 lbr Poster 2 29.7 x 42 cm Print Ivory 230gr Full colour 12 lbr Poster 3 29.7 x 42 cm Print Ivory 230 gr Full colour 12 lbr Poster 4 29.7 x 42 cm Print Ivory 230gr Full colour 12 lbr X-Banner 160 x 60 cm Print MMT Full colour 2 pcs Spanduk 4x1m Print Kain poly Full colour 4 pcs Kartu informasi 10 x 11.5 cm Print Ivory 230gr Full colour 300 lbr Stiker ambient 29.7 x 42 cm Print Ivory 230gr Full colour 50 lbr Putihhijau 30 pcs Kaos All size Sablon Kain Combed 90s Tas Kanvas 25 x 35 cm Jahit Kain Full colour 30 pcs 42x60cm Print Ivory 230gr Full colour 20 lbr Kalender Asbak cetak 30 pcs 49 rokok Botol minum Cetak Iklan 4x100m majalah mk Boneka 40 cm x 15 cm Ivory 260gr Full colour 30 pcs Full 12 x colour cetak Jahit Flanel Full colour 30 pcs celemek 6.5x 6.5 cm jahit kain Full colour 30 pcs Note book 8x10 cm cetak Hvs + ivory Full colour 100 pcs Cetak Flanel Full colour 100 pcs Cetak plastik Full colour 100 ballpoint Sikat gigi 18 cm x Θ 0.5 cm 18 cm x Θ 0.5 cm 4.1.3.3 Program Penempatan dan Penyebaran Media Media periklanan yang telah dirancang akan disebarkan secara bergilir dan berkesinambungan, dikarenakan media iklan yangakan digunakan terdiri dari beberapa media dan juga dimaksudkan untuk efesiensi biaya. 1. Poster 1 a. Waktu Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan Januari 2015 minggu pertama sampai bulan Maret 2015. 50 b. Tempat Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye dilaksanakan. c. Tujuan Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3 bulan). 2. Poster 2 a. Waktu Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan April 2015 minggu pertama sampai bulan Juni 2015. b. Tempat Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye dilaksanakan. c. Tujuan Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3 bulan). 3. Poster 3 a. Waktu Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan Juli 2015 minggu pertama sampai bulan September 2015. 51 b. Tempat Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye dilaksanakan. c. Tujuan Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3 bulan). 4. Poster 4 a. Waktu Media akan dipasang selama 3 bulan, dimulai bulan Januari 2015 minggu pertama sampai bulan Maret 2015. b. Tempat Dibagikan masing-masing tiga poster tiap puskesmas dan kelurahan di kota Semarang, sebelum kampanye dilaksanakan. c. Tujuan Tujuan media poster untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya1x pemasangan per 4 minggu selama 12 minggu (3 bulan). 5. X-banner a. Waktu Media akan dipasang selama 2bulan, di bulan Mei-Juni 2015 dan Nopember-Desember 2015 b. Tempat 52 Dipublikasikan pada saat kegiatan kampanye hingga kegiatan kampanye selesai di tempat Roadshow puskesmas di kota Semarang. c. Tujuan Tujuan media x-banneruntuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di Kota Semarang dengan frekuensi sekurang-kurangnya 1x pemasangan selama 96 minggu (12 bulan). 6. Spanduk a. Waktu Media akan dipasang selama 6 bulan, dimulai bulan Januari- Maret 2015dan bulan Juli-September 2015. b. Tempat Dipasang di area taman kota dan lampu lalu lintas di Semarang. c. Tujuan Tujuan media spanduk untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang. Dengan penempatan umum dan dalam jangka panjang diharap iklan mampu menjangkau masyarakat luas. 7. Kartu informasi a. Waktu Media akan dibagikan selama 6 bulan, di bulan Januari-februari, Mei-juni, September-Oktober 2015. b. Tempat Dipublikasikan langsung kepada target audience yang tidak dapat hadir di sosialisasi pencegahan penyakit bawaan ini. 53 c. Tujuan Tujuan media kartu informasi untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di Semarang dengan frekuensi sekurangkurangnya 2x penyebaran per 4 minggu selama 6 bulan. 8. Sticker a. Waktu Media akan dipasang selama 6 bulan,dalam rencana jangka pendek dimulai bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 dari minggu pertam hingga keempat. b. Tempat Disebar dan ditempelkan dibeberapa kelurahan di kota Semarang. c. Tujuan Tujuan mediasticker untuk kampanye diharapkan dapat menjangkau target audience yang berada di kota Semarang. 9. Kaos a. Waktu Media akan dibagikan selama 4bulan, dimulai bulan februari, Mei, Agustus, dan Nopember 2015. b. Tempat Dibagikan langsung kepada target audience di beberapa acara sosialisasi di puskesmas maupun kelurahan. c. Tujuan Tujuan media kaos dengan desain yang unik mampu menyedot perhatian ibu dan khalayak ramai untuk memahami sosialisasi tersebut. 54 10. Tas Kanvas a. Waktu Media akan dibagikan secara acak pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober 2015 setiap minggu kedua. b. Tempat Dibagikan acakkepada target audience yang ada disana pada hari kampanye dilaksanakan. c. Tujuan Media tas dibuat dengan harapan member sesuatu yang bermanfaat bagi ibu dan target akan terus teringat akan pesan iklan setiap kali membawa tas tersebut. 11. Kalender a. Waktu Media akan disebarkan di tiga bulan awal tahun yaitu Januari hingga Maret 2015. b. Tempat Dibagikan acak kepada target audience yang datang pada hari sosialisasi. c. Tujuan Media kalender menjadi hal yang penting untuk dipasang di rumah, setiap kali melihat tanggal pasti akan membaca kembali pesan iklan. 12. Asbak a. Waktu Media akan dibagikanpada bulan januari dan Juli 2015 di beberapa gedung puskesmas dan rumah sakit di Semarang. b. Tempat Diletakkan di ruang tunggu gedung di rumah sakit. Kelurahan, maupun puskesmas di Semarang. 55 c. Tujuan Media asbak dengan visual bayi membantu target untuk ingat akan kesehatan bayi ketika sedang merokok. 13. Botol Minum a. Waktu Media akan dibagikanselama 4 bulan di bulan maret, Juni, September, Desember 2015 b. Tempat Dibagikan acak kepada target audience di beberapa puskesmas terpilih di kota Semarang. c. Tujuan Media botol minum mengingatkan ibu untuk selalu mengkonsumsi minuman sehat demi kesehatan ibu dan bayi. 14. Iklan majalah a. Waktu Media akan dipasang sepanjang tahun mengikuti masa terbit majalah terpilih. b. Tempat Di print-out di sepanjang edisi selama 1 tahun di 2 majalah wanita Indonesia. c. Tujuan Media iklan cetak di majalah menjangkau para wanita agar waspada terhadap penyakit bawaan. 15. boneka a. Waktu Media akan dibagikan mei-juni dan Oktober-nopember 2015 dalam jangka 8 kali per 2 minggu tiap bulannya. 56 b. Tempat Dibagikan secara acak di beberapa tempat sosialisasi terpilih di Semarang. c. Tujuan Tujuan media boneka yang identik dengan kehadiran anak kecil sebagai wujud ambient media pencegahan penyakit bawaan. 16. celemek a. Waktu Media akan dibagikan 3 bulan dalam rencana jangka pendek yaitu di bulan Februari- April 2015 dalam jangka pembagian 1 minggu 1 hari. b. Tempat Dibagikan masing-masing lima celemek di 5 piskesmas terpilih di kota Semarang. c. Tujuan Tujuan media celemek sebagai wujud visual ibu agar selalu mengkonsumsi masakan sehat. 17. Note book dan ballpoint a. Waktu Media akan dibagikan sepanjang tahun 2015 bagi pengunjung puskesmas dan rumah sakit 3 kali per minggu. b. Tempat Dibagikan acakkepada target audience di beberapa puskesmas terpilih di kota Semarang. c. Tujuan Tujuan media note book dan ballpoint sebagai bahan mencatat perkembangan bayi bagi ibu. 57 18. Sikat gigi a. Waktu Media akan dibagikan 6 bulan pada rencana jangka panjang, 2 kali per minggu di bulan Februari-Maret , juni-Juli, Oktober-November 2015. b. Tempat Dibagikan masing-masing 3 pak di 10 kelurahan/puskesmas di kota Semarang. c. Tujuan Tujuan media sikat gigi sebagai pengingat ibu untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Dalam kampanye Perancangan Media sosialisasi Pencegahan Penyakit Bawaan pada Bayi Akibat Gaya Hidup di Kota Semarangakan bekerja sama dengan yayasan Wisma Kasih Bunda Semarang, diharapkan kampanye ini dapat terealisasi dengan baik di masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun, sehingga memberikan dampak positif dan menanamkan rasa peduli dan cinta terhadap kesehatan ibu dan bayi. 4.2. Perencanaan Kreatif Perencanaaan kreatif ini bertujuan sebagai perencanaan dalam merancang pesan yang akan disampaikan, baik verbal maupun pesan visual. Perencanaan kreatif bukan hanya memikirkan desain saja, tetapi juga memikirkan ukuran media yang akan digunakan, format media, headline, sub headline, body copy, dan visualisasi yang akan digunakan. Perencanaan kreatif ini meliputi tujuan, strategi, program dan biaya. 4.2.1. Tujuan kreatif Konsep pokok dari sosialisasi pencegahan penyakit bawaan aibat gaya hidup yang buruk tujuan kreatifnya adalah untuk 58 meningkatkan dan mendorong partisipasi konkret pada masyarakat khususnya ibu hamil dan keluarga untuk lebih memahami dan mengetahui gaya hidup yang baik demi pencegahan penyakit bawaan pada bayi.Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat menanamkan rasa cinta terhadap kesehatan bayi dan ibu. Hal ini dilakukan agar di masa yang akan datang, para generasi ibu hamil dan keluarga dapat memberikan dampak positif dan dapat menjadi panutan yang baik bagi masyarakat, khususnya generasi ibu muda selanjutnya. 4.2.2. Strategi kreatif 4.2.2.1. Logika-logika strategi kreatif a. Audience insight Wawasan tentang budaya target audience yaitu ibu muda yang hamil ditengah tuntutan pekerjaan dan kehidupan modern, memaksakan gaya hidup seba instan; antara lain mengkonsumsi kopi, makanan kaleng instan, obat-obatan, pemakaian kosmetik tanpa tahu kandungan kimia berbahaya di dalamnya. Tak hanya datang dari faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi perkembangan janin di dalam rahim ibu; misalnya asap rokok, limbah, alat-alat yang tidak higenis. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya peran ibu dalam pertumbuhan bayi jadi titik masalah terjadinya penyakit bawaan. Oleh karena itu, dengan tujuan untuk menarik minat ibu hamil untuk ikut berpartisipasi dalam program pencegahan kehamilan berisiko diperlukan media unik yang mampu menarik perhatian target. Hal ini perlu ditanggulangi dengan melakukan hal-hal kecil sebagai bentuk pengenalan akan penyakit bawaan. Sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi ini dirancang dengan beberapa ambient media untuk memberikan 59 pengetahuan tentang bahaya gaya hidup modern yang buruk, sekaligus menanamkan cara pencegahannya. b. Trend yang berkembang seputar konsumen Trend gaya hidup yang berkembang seputar konsumen yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman instan yang mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin. 4.2.2.2. Tema Konsep Perancangan Tema yang diangkat adalah pendekatan persuasi visual,dimana hasilnya disosialisasikan bagi nanti akan masyarakat perkenalkan kota dan Semarang. Perancangan visual satu tema dengan beberapa seri yang menginformasikan tentang bahaya gaya hidup yang buruk terhadap bayi. 4.2.2.3. Isi pesan (What to say) Isi pesan dari kampanye dan media pendukungnya yaitu menyampaikan pesan menggunakan pendekatan emosional dengan mempengaruhi ibu hamil dan masyarakat untuk mulai mengubah cara hidup yang salah menjadi pemerhati kesehatan ibu dan bayi. Banyak hal positif yang bisa dilakukan ibu untuk menghindari kehamilan yang berisiko penyakit bawaan. Tetapi masih ada banyak ibu khususnya di daerah perkotaan dengna gaya hidup yang serba instan yang belum mengetahui bahaya beberapa bahan makanan yang dikonsumsi. Pesan yang ingin dikomunikasikan pada ibu hamil usia 18-35 tahun adalah menghindari gaya hidup yang tidak sehat menghindarkan ibu dan janin dari kehamilan berisiko penyakit bawaan. 60 4.2.2.4. Bentuk pesan (How to say) Cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dalam kampanye pencegahan penyakit bawaan akibat gaya hidup yang salahadalah mensosialisasikan denganmelakukan pendekatan melalui media-media yang ditemui oleh target audience setiap harinya yaitu celemek masak, sikat gigi, asbak rokok,dan lain-lain dengan cara menginformasikan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun melalui roadshow mari bergaya hidup sehatdari puskesmas ke puskesmas dan rumah sakit di kota Semarang dalam rangka memperbanyak pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gaya hidup sehat demi pertumbuhan bayi. 4.2.2.5. Desire respons (efek yang diharapkan pada audience) Yang dapat timbul dari pesan iklan pencegahan penyakit bawaan pada bayi dengan bergaya hidup sehat yang dilakukan oleh target market yaitu ibu hamil dan didukung keluarga yaitu menurunkan angka kematian bayi akibat risiko penyakit bawaan serta mencegah kematian ibu akibat kehamilan berisiko. Penerapan gaya hidup yang sehat bukan hanya menguntungkan ibu dan bayi, jika dilakukan secara rutin baik semasa kehamilan hingga seterusnya maka akan menciptakan generasi dan lingkungan sehat tanpa ketergantungan pada konsumsi produk kimia berbahaya. Melalui media-media visual yang ada, target, yaitu ibu hamil mulai menumbuhkan rasa peduli terhadap kesehatan ibu dan bayi. Melalui kampanye ini, diharapkan pesan yang ada dalam iklan dapat sampai dan diterapkanoleh target audience dengan baik, sehingga mereka dapat mengetahui lebih lagi 61 tentang kesehatan ibu dan bayi demi menghindari kehamilan berisiko penyakit bawaan. 4.2.2.6. Strategi visual Strategi visual berfungsi memberikan penjelasan untuk mendukung pesan visual agar lebih menguatkan penggambaran pesan. Perancangan ini menggunakan daya tarik emosional dalam penyampaian komunikasi visualnya. Pada perancangan ini dimaksudkan untuk memberi informasi tentang pencegahan penyakit bawaan dengan menghindari gaya hidup yang tidak sehat merupakan suatu langkah awal yang mudah dijangkau, dikenal, dan dilakukan oleh ibu hamil usia 18-35 tahun di kota Semarang. 4.2.3. Program kreatif Dalam program kreatif ini akan dibahas dan dimulai ditentukan gambaran-gambaran yang akan dibutuhkan dalam proses perancangan seperti kalimat-kalimat yang efisien sehingga dipahami oleh masyarakat, khususnya ibu hamil usia 18-35 tahun. 4.2.3.1. Petunjuk Umum Kreatif a. Keyword menggunakan pendekatan majas. b. Headline Headline atau judul berfungsi untuk membuat pembaca berhenti dan tertarik membaca. Jika headlinekurang atau tidak menarik, orang tidak akan membaca isi dari teks. Tugas perancang yaitu merancang sesuatu yang dapat menarik perhatian pembaca, agar pembaca tertarik dan bersedia membaca teks tersebut. Maka headlineyang akan digunakan adalah “Aku memilih dan menentukan masa depannya” c. Sub headline Sub headlineatau sub judul adalah kalimat penjelasan dari headline. Umumnya terletak di bawah 62 headlinelebih baik menggunakan kata-kata tambahan yang sederhana dan jelas.Maka sub headline yang akan digunakan adalah “bergaya hidup sehat, hindarkan bayi dari penyakit bawaan ” d. Bodycopy Bodycopy biasanya berisi (promise), bujukan informasi dan lain-lain. Maka bodycopyyang akan digunakan adalah 1. Beri kesempatan dia untuk hidup sehat. Ketika anda minum alkohol, dia juga minum. Mari hidup sehat, mulai sekarang. 2. Sayangi tubuhmu. Ketika anda bersenang-senang, dia tersiksa. 3. Sayangi bayimu. Ibu hamil hindari alkohol dan makanan instan.Mari berkonsultasi ke dokter. 4. Ada yang sedang menunggu untuk melihat dunia. Anda telah menghambatnya. Mari hidup sehat, lakukan mulai sekarang. e. Logo, alamat dan nama sponsor Dalam pembuatan media biasanya disertakan logo klien, alamat dan nama sponsor yang menjadi pendukung terciptanya media tersebut. f. Bentuk-bentuk penggambaran untuk ilustrasi Bentuk penggambaran yang dimaksud adalah teknik, gaya, model yang digunakan dalam mengilustrasikan pesan secara visual. g. Bentuk tipografi Tipografi sangat penting, karena jenis tipografi yang dipilih harus sesuai dengan tema dan juga mudah dibaca oleh target audience. 63 4.2.3.2. Model Pendekatan Persuasi Visual Pemilihan model pendekatan persuasi visual, yaitu menggunakan elemen bentuk yang digunakan lebih kepada ilustrasi (nonrealis). Hal ini dikarenakan ibu hamil usia 18-35 tahun memiliki tingkat pemahaman yang tinggi dari contoh yang ada disekitarnya. Ilustrasi digunakan untuk menghindari kesan terlalu vulgar. Contoh referensi bentuk yang akan digunakan yaitu menggunakan gambar-gambar analogi (perumpamaan) yang di tampilkan sehubungan dengan tema. 4.2.3.3. Daya tarik pesan iklan Pemilihan daya tarik bentuk pesan iklan adalah melalui pendekatan rasional/positif berfokus pada fungsi kebutuhan target market secara optimal.Isi dari pesan menekankan pada fakta, sebab-akibat rasional/positif dan cenderung persuasi logis. informatif dan Daya tarik pengiklan menggunakan daya tarik ini umumnya untuk meyakinkan para ibu akibat serius dari kesalahan gaya hidup bagi bayi. 4.2.3.4. Tone dan manner Kepribadian yang dewasa dan matang, siap untuk menyambut hadirnya bayi di dunia. Kesan nyata dan sederhana dibutuhkan untuk menarik perhatian para ibu. Dari segi pewarnaan, konsep dikemas secara natural. Warna utama yang dipakai adalah merah dan hitam.Warna yang digunakan adalah warna natural untuk menunjukkan kesan nyata.Penggunaan warna-warna natural diharapkan dapat menarik para ibu untuk lebih fokus terhadap pesan yang ingin disampaikan. 4.2.3.5. Teknik visualisasi Gaya visual yang dipakai adalah gaya realis, fiktif dengan desain yang nyata menggunakan jenis font yang digunakan mencerminkan sifat santai,feminin, dan tegas. 64 Warna yang dipilih tonalitasnya masing-masing motif menyesuaikan dengan warna seri tiap media. Penggambaran sketsa manual, dan menggunakan software Coreldraw dan pewarnaan satu warna yang nantinya akan disempurnakan dengan software Photoshop. 4.3. Pengarahan Visual 4.3.1. Program Penulisan Naskah dan Penulisan Visual a. Poster 1 Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program ini selesai. b. Poster 2 Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program ini selesai. c. Poster 3 Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program ini selesai. d. Poster 4 Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program ini selesai. e. Spanduk Poster disediakan 10 lembar A3 dengan 1 versi desain yang dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. 65 Nantinya poster ini ditempel sebelum kampanye hingga program ini selesai. f. X-banner Desain x-banner dibuat 2 versi. desain dipasang di puskesmas dan kelurahan di kota Semarang. X-banner diletakkan sebelum kampanye hingga program ini selesai. g. Kartu informasi Dibuat 1 versi desain cover pada kemasan kartu informasi. Isi kartu informasi adalah info tentang bahaya beberapa produk yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. h. Stiker Desain stiker dibuat 3 seri, dimana isinya mengajak masyarakat untuk mulai hidup sehat. i. Kaos Kaos akan diberikan bagi ibu hamil sehingga didesain 1 versi dengan peletakan desain dibagian depan kaos. j. Tas Kanvas Tas berukuran 25 x 35 cm dibuat 2 versi desain. Peletakkan gambar berada tepat ditengah-tengah tas bagian depan sedangkan bagian belakang tas kosong. k. kalender didesain dengan beberapa tema yang sudah diaplikasikan pada media poster. Nantinya akan dibagikan pada pengunjung puskesmas. l. Asbak Asbak akan dibubuhi stiker iklan dan diletakkan di beberapa ruangan periksa di puskesmas kota Semarang. m. Botol minum Desain botol minum dengan tema perlindungan anak dari gaya hidup yang salah dari seorang ibu, sama seperti tema media lain. n. Iklan majalah 66 Iklan majalah bertema sama dengan spanduk dan akan dicetak dalam 1 tahun di majalah wanita. o. Boneka Boneka dibuat menggengam buah untuk mengajak ibu terus hidup sehat. p. Celemek Celemek di desain setema dengan kaos. q. Note Note akan dicetak dengan 2 versi dan dibagikan bagi ibu hamil di puskesmas kota Semarang. r. Ballpoint Ballpoint dengan tulisan ajakan untuk ibu terus hidup sehat. 4.4. Biaya kreatif Biaya kreatif merupakan biaya budgeting dari keseluruhan biaya mediamedia yang akandigunakan saat kampanye dilakukan.Sehingga media yang diperlukan dapat dihitung dengan jelas.Berikut ini adalah perhitungan biaya dari media-media terpilih: Tabel 4.3 Biaya Produksi tahun 2015 Sumber: ida ariyani Media Harga/ pcs Ukuran Jumlah Poster 1 29.7 x 42 cm 12 lbr 3.000 36.000 Poster 2 29.7 x 42 cm 12 lbr 3.000 36.000 Poster 3 29.7 x 42 cm 12 lbr 3.000 36.000 Biaya 67 Poster 4 29.7 x 42 cm 12 lbr X-Banner 160 x 60 cm 2 pcs 65.000 130.000 Spanduk 4x1m 4 pcs 40.000 160.000 Kartu informasi 10 x 11.5 cm 300 lbr 2.000 600.000 Stiker ambient 29.7 x 42 cm 50 lbr 2000 100.000 Kaos All size 30 pcs 50.000 1.500.000 Tas Kanvas 25 x 35 cm 30 pcs 25.000 42x60cm 20 lbr 20.000 400.000 Asbak rokok 30 pcs 13.000 390.000 Botol minum 30 pcs 40.000 1.200.000 Kalender Iklan 21,4 majalah 28.4 cm Boneka 40 cm x 15 cm x 3.000 12 x 30 pcs 36.000 750.000 8.000.000 50.000 600.000 68 celemek 6.5x 6.5 cm 30 pcs 45.000 1.350.000 Note book 8x10 cm 100 pcs 25.000 2.500.000 100 pcs 3.000 300.000 100 pcs 3000 300.000 ballpoint Sikat gigi 18 cm x Θ 0.5 cm 18 cm x Θ 0.5 cm Total biaya produksi 18.424.000 Biaya kreatif tahun 2015 Total biaya produksi x 10% = Rp. 18.424.000x 10% Rp. 1.842.400 Biaya pajak reklame tahun 2015 Spanduk = (30x2) x (6x1) x Rp. 5.000 x 25% Rp. 450.000 = 60 x 6 x Rp. 5.000 x 25% 69 Tabel 4.4 Rekapitulasi biaya kreatif tahun 2015 Sumber: ida ariyani No Nama Media Jumlah 1 Poster 1 36.000 2 Poster 2 36.000 3 Poster 3 36.000 4 Poster 4 36.000 5 X-Banner 130.000 6 Spanduk 160.000 7 Kartu informasi 600.000 8 Stiker ambient 100.000 9 Kaos 10 Tas Kanvas 750.000 11 Kalender 400.000 12 Asbak rokok 390.000 13 Botol minum 1.200.000 14 Iklan majalah 8.000.000 15 Boneka 600.000 16 celemek 1.350.000 17 Note book 2.500.000 18 ballpoint 300.000 19 Sikat gigi 300.000 20 Biaya kreatif tahun 2015 1.500.000 1.100.900 70 21 Biaya pajak spanduk tahun 2015 Total Keseluruhan 450.000 Rp. 19.974.900 71 BAB V DESAIN DAN PENGEMBANGAN 5.1 Penjaringan Ide Visual Konsep utama dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah tentang bagaimana hidup sehat bagi ibu dan anak dan akibat dari gaya hidup yang buruk merusak perkembangan janin. a. Penjaringan data visual sebagai berikut: Gambar 5.1 Penjaringan ide visual sebab – akibat gaya hidup ibu yang salah Sumber : google.com 71 72 a. Studi Visual Properti Gambar 5.2 vektor simbol iklan Sumber : Ida Simbol-simbol yang digunakan dalam media iklan ini adalah figure seorang ibu hamil, makanan sehat, serta produk yang berdampak buruk bagi janin, seperti buah, sayur, daging, rokok, kosmetik, dan soda. Semua elemen dibuat dalam bentuk vektor. b. Penulisan teks dan Pengarahan Visual 1. Tipografi 73 Tipografi adalah salah satu bahasan dalam desain grafis yang tidak berdiri sendiri secara eksklusif, tipografi sangat erat terkait dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi dan lainnya. Tipografi sendiri sangat berkaitan erat dengan layout menurut Rustan (2001:16). • Font headline Pemilihan tipografi untuk headline merupakan suatu hal yang wajib untuk kita perhatikan. Karena headline adalah pesan utama yang akan kita sampaikan dan biasanya pertama yang akan dilihat oleh audience. Pemilihan tipografi dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini adalah dengan menggunakan jenis font “Bookman Old Style” font tersebut dipilih karena lebih jelas, mudah dilihat dan tegas. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV WXYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 1234567890,.;:‘“ • Font sub headline Untuk font sub headline menggunakan jenis font “Arial” yang mudah dibaca dan tegas sehingga target akan lebih mudah menerima pesan. ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW XYZ abcdefghIjklmnopqrstuvwxyz 74 12 3 4 5 6 7 8 9 0 , . ; : ‘ “ 2. Studi Warna Gambar 5.3 Warna Sumber : Ida Ariyani 5.2 Proses pengembangan ide visual a. Rough design poster Gambar 5.4 Rough design Sumber : Ida 75 Gambar 5.5 Alternatif desain poster Sumber : Ida 76 5.3 Final Desain a. Final desain poster 1 Gambar 5.6 Final Desain Poster 1 Sumber : Ida 77 b. Final desain poster 2 Gambar 5.7 Final Desain Poster 2 Sumber : Ida 78 c. Final desain poster 3 Gambar 5.8 Final Desain Poster 3 Sumber : Ida 79 d. Final desain Poster 4 Gambar 5.9 Final Poster 4 Sumber : ida 80 e. x-banner Gambar 5.10 Desain x-banner Sumber : Ida 81 5.1 Aplikasi Media f. Spanduk Gambar 5.11 Desain Spanduk Sumber : Ida g. Kartu informasi Gambar 5.12 Desain kartu informasi Sumber : Ida 82 h. Sticker Gambar 5.13 Desain Sticker Sumber : Ida i. Kaos Gambar 5.14 Desain Kaos Sumber : Ida 83 j. Tas Gambar 5.15 Desain Tas Sumber : Ida k. Kalender Gambar 5.16 Desain Kalender Sumber : Ida 84 l. Asbak Gambar 5.17 Desain Asbak Sumber : Ida m. Botol minum Gambar 5.18 Desain botol minum Sumber : Ida 85 n. Iklan Majalah Gambar 5.19 Desain Iklan Majalah Sumber : Ida o. Boneka Gambar 5.20 Desain boneka Sumber : Ida 86 p. Celemek Gambar 5.21 Desain Celemek Sumber : Ida q. Note Book Gambar 5.22 Desain Note Book Sumber : ida 87 r. Ballpoint Gambar 5.23 Desain Ballpoint Sumber : ida s. Sikat gigi Gambar 5.24 Desain tempat sikat gigi Sumber : ida 88 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penurunan tingkat kematian ibu dan anak yang terjadi di Indonesia sebagai misi MDGs (Millenium Development Goals) bukan hanya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, namun perlu adanya dukungan dari masyarakat. Faktor penyebab kematian antara lain kurangnya pemeliharaan diri dan lingkungan. Kurangnya kewaspadaan dalam mengkonsumsi produk baru yang mengandung bahan kimia berbahaya. Gaya hidup serba instan di kota besar memaksa beberapa pihak untuk terus mengkonsumsi produk berbahaya demi faktor praktis. Produk seperti kopi instan, makanan kaleng, junkfood, rokok, kosmetik menjadi contoh kecil yang merusak organ tubuh manusia. Bila calon ibu yang sedang hamil, mengkonsumsi produk berbahaya akan menghambat pertumbuhan sang janin. Karena apapun yang dikonsumsi akan diserap oleh janin juga. Mengubah gaya hidup dan menambah pengetahuan tentang pencegahan bayi lahir dengan cacat bawaan hingga kematian di usia balitamenjadi salah satu kunci penurunan kematian bayi dan ibu. Kebutuhan akan pengetahuan dan didikan dari tenaga ahli sangat diperlukan untuk mengubah cara hidup ibu hamil demi menghindari bayi lahir dengan cacat bawaan. Oleh karena itu dibuatlah sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi dengan target market ibu hamil usia 18-35 tahun, dimulai dari kota Semarang. Dalam program sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk mulai hidup sehat dan menghindari produk berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan bayi. Beberapa media digunakan dengan penggambaran ilustrasi dan informasi hal-hal penting yang berkaitan dengan ibu dan bayi. Media-media tersebut akan dipasang di sejumlah ruas jalan, rumah sakit, dan puskesmas di kota Semarang. 88 89 Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan adanya respon balik dari target audience di kota Semarang dengan mulai ikut kontrol ke dokter hingga menjaga pola hidup diri dan lingkungan. Dengan demikian diharapkan terjadinya penurunan tingkat kematian bayi di Indonesia pada tahun 2015 hingga tahun-tahun mendatang. 6.2 Saran Dalam proses hingga perwujudan nyata sosialisasi pencegahan penyakit bawaan pada bayi di kota Semarang ini masih diperlukan dukungan dari pemerintah dan ahli kesehatan untuk ikut membantu memantau para ibu hamil uisa 18-35 tahun yang datang untuk memeriksakan diri. Dalam 1 tahun sosialisasi diperlukan evaluasiuntuk media-media yang lebih efektif demi menjangkau lebih banyak ibu hamil di berbagai kota. lagi