KEKUATAN DIBALIK PENDERITAAN Oleh: Josapat Marbun, M.PdK Kasi Pendidikan Keagamaan Kristen 2 Korintus 1:10 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, Paulus yang memulai gereja di Korintusmenegaskan bahwa ia adalah seorang rasul. Tetapi, rasul-rasul palsu masuk ke Korintus. Rasul-rasul ‘palsu” ini mengajarkan injil yang berbeda dan menentang wewenang Paulus. Timbullah kekacauan. Nasihat Paulus dalam I Korintus diabaikan.Maksud utama surat kedua ini adalah untuk memberitahu jemaat Korintus betapa besar arti perubahan pikiran mereka bagi Paulus. Surat ini juga untuk memperingatkan mereka agar tidak berlaku terlalu keras terhadap orang-orang yang telah menyerangnya. Ketiga, Paulus ingin mengulang kembali pengajaran yang telah diberikannya dalam suratnya yang pertama. Paulus sungguh-sungguh mengalami seluruh penderitaan yang diceritakannya dalam surat ini dan "lolos" dengan penuh kemenangan. Meski begitu ngeri dan hebat pencobaan yang dialaminya, Paulus merasakan kekuatan dibalik segala penderitaan yang dialaminya. Paulus menuliskan ayat ini yang mengandung tiga maknapenyelamatan yang luar biasa, yaitu: (1) suatu pemeliharaan Allah yang menakjubkan Ia telah menyelamatkan kami;(2) suatu nubuat yang pasti - Ia akan; (3) sebuah janji yang indah - kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi. Seorang percaya yang setia, yang hidup dalam persekutuan yang taat dengan Kristus dan dikasihi oleh-Nya, bisa saja mengalami pengalaman yang melibatkan bahaya, ketakutan serta keputusasaan, dan dapat menghadapi keadaan yang melebihi kekuatan dan daya tahan umat manusia.Ketika kesukaran yang berat menimpa kehidupan kita, kita tidak perlu merasa bahwa Allah telah meninggalkan kita atau bahwa Dia telah berhenti mengasihi kita. Sebaliknya, kita harus ingat bahwa hal-hal demikian telah terjadi kepada para hamba Allah yang setia dalam masa PB. Allah mengizinkan pencobaan yang hebat ini supaya Kristus menjadi dekat dan, sementara kita memandang-Nya dengan iman, Dia akan memberikan kasih karunia-Nya yang akan menuntun kita kepada kemenangan.Oleh karena itu, bagi kita Jemaat Tuhan khususnya para pimpinan di gereja, pokok penting dalam ayat ini bahwa kepemimpinan Kristen seperti yang dilakukan Paulus akan selalu menimbulkankesengsaraan, salah pengertian, penderitaan di samping semangat dan sukacita. Paulus memaparkan tentang penderitaan dan hampir putus asa ketika jemaat Korintus menolak dia. Penderitaan mental, keletihan fisik, konflik batin, kesengsaraan karena pertikaian yang tak habis-habisnya dalam membela nama Yesus, pertengkaran dari luar dan ketakutan dari dalam, kepedihan karena tidak dimengerti dan dituduh dengan tuduhan palsu dan bermacammacam penderitaan dari pengabar Injil.Barangkali dalam pelayanan kita pernah merasa putus asa? Paulus mengalaminya, namun ia tidak hancur. Mengapa? Sebab ia dikuatkan dan dimenangkan oleh Kristus. Kristus sendiri sudah menderita dan mati. Namun Ia bangkit dan menang. Kini, Paulus membagikan pengalaman derita dan kemenangannya itu kepada jemaat. Bukan untuk minta dikasihani atau beroleh simpati tetapi agar melalui pengalaman itu ia boleh menguatkan jemaat.Marilah kita ambil waktu untuk mendoakan pimpinan Jemaat, tidak hanya pimpinan jemaat yang harus mendoakan jemaatnya. Para pimpinan jemaat ternyata memperoleh kekuatan dan keuntungan sangat besar dalam pelayanannya oleh karena doa-doa jemaat.