Sistem Jasa Informasi Tagihan Air (Jasinta) Melalui Saluran Telepon Taruna Aditya Siswanto 1 Hendro Gunawan 2 A.F.L. Tobing 3 123 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Kalijudan 37 Surabaya, tel 031-3891264, fax 031-3891267 [email protected] (email contact person) Abstract Dengan pengembangan teknologi yang sebagian besar sudah digital dan otomatis akan menciptakan efisiensi dari berbagai segi. Oleh sebab itu, penulis merancang alat yang diberi judul “Sistem Jasa Informasi Tagihan Air Melalui Saluran Telepon”. Saat ini petugas PDAM masih melakukan pemeriksaan meteran air secara manual, hal ini tentu saja harus membutuhkan petugas yang banyak dan tentu saja tidak menutup kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan dalam mendata meteran air disetiap rumah. Hal ini jelas akan sangat merugikan bagi PDAM maupun pelanggan. Sistem ini ditunjang dengan teori tentang: pencatatan data air menggunakan Water Flow Sensor, LED dan photodiode, operational amplifier, dual tone multiply frequency, mikrokontroler AT89S51, Water Flow Sensor, sistem komunikasi serial, LCD, relay, dan bahasa program visual basic. Pada sistem yang dirancang terdapat suatu alat yang dapat mengirim data air yang diukur atau dihitung dengan menggunakan sensor flow, kemudian data dikirimkan ke PC server oleh mikrokontroler melalui saluran telepon (PABX) dengan menggunakan IC MT8888. Data yang dikirim akan diterima oleh DTMF dan didistribusikan ke PC server dengan menggunakan komunikasi serial RS232. Dari hasil pengukuran dan pengujian alat dapat disimpulkan alat bekerja dengan baik. Keywords: water flow sensor, PABX, DTMF 1. Pendahuluan Saat ini pencatatan data pada meteran air yang ada masih dilakukan secara manual, yaitu dengan melakukan pencatatan ke tiap-tiap konsumen oleh petugas PDAM. Petugas PDAM diberikan waktu ±3 menit untuk melakukan pencatatan meter air atau memeriksa meter air. Berikut contoh form pencatatan meter air yang digunakan petugas PDAM pada Gambar 1. VCC 5V R1 220 D1 LED Gambar 1. Form Pencatatan Meter Air R2 10k D3 PHOTODIODE Gambar 2. Rangkaian flow sensor Setelah melakukan pencatatan data pemakaian air yang telah dicatat dari konsumen tadi akan dibawa petugas ke kantor PDAM menurut SUBZONA masing-masing wilayah. Oleh karena itu, tiap-tiap konsumen wajib membayar pemakaian pada kantor PDAM sesuai SUBZONA atau dapat melalui autodebet pada bank-bank tertentu yang bekerjasama dengan pihak PDAM. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Perancangan Water Flow Sensor Pada sub bab ini akan dijelaskan perancangan flow sensor yang digunakan. Sensor ini memanfaatkan aliran air yang mengalir sehingga menggerakan kincir yang ada pada sensor. Pada masing-masing sisi kincir tersebut dipasangkan 2 komponen yaitu super bright LED dan photodiode yang berfungsi menghasilkan output tegangan pada sensor tersebut, rangkaian dapat dilihat pada gambar 2. Pada perancangan pemancar ini menggunakan Super Bright LED dengan resistor 220Ω yang dihubungkan secara seri, dapat dilihat pada Gambar 3.2. Dalam perancangan rangkaian ini menggunakan resistor 220Ω berdasarkan pada perhitungan jika diketahui I yang dibutuhkan adalah 10 mA – 20 mA dan V yang digunakan adalah 5 V, maka R=V/I (1) R = 5 / 0.02 R = 250 ohm Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah arus (ampere), dan R adalah hambatan (ohm). Pada perancangan rangkaian photodiode dihubungkan seri dengan resistor 10KΩ. Rangkaian ini untuk menerima cahaya infa merah yang dipancarkan oleh rangkaian pemancar. Dalam perancangan rangkaian ini menggunakan resistor 10KΩ berdasarkan pada perhitungan bahwa photodiode tersebut bekerja pada tegangan sebesar 2V dengan arus sebesar 0,33mA. Diketahui : Range Yang digunakan Vmax/Vr = 35 V; Vcc = 5V → Vf (Forward Voltage) = 1,5V 2,5V Vf = 2V If = 30nA<min If = 0.33mA V − Vf R= If (2) 5V − 2V 0,33mA = 9,0909KΩ R= Dimana V adalah voltage (volt), Vf adalah Forward Voltage (volt), If adalah Forward Current (ampere), dan R adalah Resistor. Karena R=9,0909K tidak tersedia di pasaran, maka yang diambil adalah R=10KΩ . Rangkaian di atas dipasangkan diantara kincir air agar pada saat berputar sensor bekerja dengan mengeluarkan level tegangan tertentu. Tegangan sensor memiliki 2 kondisi yaitu saat sensor terhalang oleh kincir dan saat sensor tidak terhalang oleh kincir: • Besar tegangan output sensor saat terhalang kincir adalah 4.00 V • Besar tegangan output sensor saat tidak terhalang kincir adalah 0.02 V Putaran kincir sangat berpenguruh dari arus yang mengalir melalui sensor dari putaran kincir akan dihasilkan pulsa. Gambar flow sensor dapat dilihat pada Gambar 3. Pada perancangan water flow sensor pada penelitian ini penulis membuat sensor dengan memanfaatkan putaran kincir. Pada sensor terdapat 6 mata kincir yang menerima dorongan aliran arus air yang mengalir sehingga kincir berputar, ketika masing-masing mata kincir melewati sensor (super bright LED dan photodiode) maka sensor akan mengeluarkan beda tegangan. Beda tegangan inilah yang dinamakan counter satu mata kincir yang melewati sensor (super bright LED dan photodiode) mewakili 1 counter, kemudian dari hasil kalibrasi didapat 57 counter menghasilkan 1 liter debit air. 70 1 Rangkaian Pengkondisi Sinyal VCC 5V VCC 5V R4 R VAR 10k Rangkaian Sensor VCC 5V R3 VCC 5V 220 4 2 3 + R2 OUT 10k 2 - LM324 D1 PHOTODIODE D3 LED OUTPUT V- 220 1 11 R1 D2 V+ U1A 3 LED Gambar 3. Flow Sensor Gambar 4. Schematic Rangkaian RPS P0 VCC 1 2 3 4 5 6 7 8 VCC R-PACK 10K 1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12 11 10 9 P1 100 Sw 1 Reset 8K2 xtal1 Xtal 1 1 GND 30p CRY STAL 12MHz 1 30p 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 10u 16V 1 xtal2 39 38 37 36 35 34 33 32 1 1 Reset 19 18 9 31 40 VCC P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P1.0/T2 P1.1/T2-EX P1.2 P1.3 P1.4/SS P1.5/MOSI P1.6/MISO P1.7/SCK XTAL1 XTAL2 RST P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD PSEN ALE/PROG 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 P2 P3 29 30 EA/VPP VCC AT89S51 Xtal 2 GND Gambar 5. Rangkaian AT89S51 2.2. Rangkaian Pengkondisi Sinyal (RPS) Pada perancangan rangkaian pengkondisi sinyal ini digunakan IC LM324 yang bertindak sebagai pembanding atau komparator. Komparator mempunyai suatu keluaran dua tingkat, tegangan rendah atau tegangan tinggi. Perancangan rangkaian komparator dapat dilihat pada Gambar 4. Sesuai dengan teori yang didapat maka perhitungan yang dilakukan untuk menentukan Vref adalah jika diketahui R1 = 7000 ohm, R2 = 3000 ohm, Vcc = 5 V, maka R2 Vref = Vcc (3) R1 + R 2 3000 = x5 10000 = 1.5 V Dimana Vref adalah Tegangan Referensi (volt) dan Vcc adalah Tegangan Input Supply. Ketika Vin lebih besar dari Vref, tegangan masukan diferensial adalah positif dan keluaran tegangan adalah high. Ketika Vin lebih kecil daripada Vref, tegangan masukan diferensial adalah negatif dan tegangan keluaran adalah low. 71 2.3. Mikrokontroler AT89S51 Dalam rangkaian ini fungsi utama dari mikrokontroler adalah sebagai pengolah data dan pengontrol dari peralatan keras. Koneksi tiap pin rangkaian pembuatan mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 5 Pada penelitian ini menggunakan 2 buah mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima data. 2.4. Rangkaian Pengirim/Penerima DTMF MT8888 IC ini dipilih karena MT8888 dapat berfungsi sebagai penerima dan pengirim DTMF sekaligus, selain bisa berfungsi sebagai penerima DTMF, bisa pula dipakai untuk membangkitkan nada DTMF sesuai dengan angka biner yang diterimanya. Saluran data (data bus) dan sinyal-sinyal kontrol MT8888 dirancang sesuai dengan karakteristik mikrokontroler buatan Intel. Sehingga DTMF ini dapat digunakan untuk mengirim data dari flow sensor dan menerima data tersebut untuk dikirim ke PC melalui komunikasi serial RS232. Berikut Gambar 6 merupakan rangkaian penerima dan pengirim. U1 Input 100n 100k 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100k Y1 20k VCC IN+ INGS Vref Vss OSC1 OSC2 TONE WR CS 100n VDD SoGT ESt D3 D2 D1 D0 IRQ/CP RD RS0 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 100n 374k 100n port mikro 1 2 3 4 5 6 7 8 MT8888 Output Gambar 6. Rangkaian Penerima / Pengirim DTMF MT8888 Nilai-nilai komponen ini langsung diambil dari lembaran datasheet MT8888 yang sudah disesuaikan dengan karakteristik sinyal DTMF pada umumnya. 2.5. Rangkaian Call Detector Rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 7 merupakan rangkaian yang berfungsi mendeteksi adanya panggilan masuk. Pada rangkaian ini menggunakan LM324 sebagai detektor adanya panggilan masuk. Digunakan rangkaian komparator sebagai aplikasinya, pada rangakaian di bawah output akan mendeteksi sinyal low saat ada panggilan masuk dan berkondisi high saat tidak ada panggilan masuk. 1 VCC VCC 10k 2 VCC + LED LM324 3 + 7 2 LM386 - 47n OUT 5 470n 4 8 R1 - 2 10k 3 2 1 OU T 11 Line Phone 1 V- OUT 2 6 1 V+ 3 3 1 4 RESISTOR VAR 220 800 R2 VCC Gambar 7. Rangkaian Call Detector Gambar 8. Rangkaian Penguat LM386 Perhitungan pembagi tegangan panggilan masuk untuk Vin pada rangkaian call detector adalah ketika diketahui Vin adalah 29.7 Volt (tegangan saat tidak ada dering), Vout adalah 1 Volt, dan R2 bernilai 1 K ohm (referensi), maka R2 Vout = Vin (4) R1 + R 2 72 1000 x 29,7 R1 + 1000 R1 = 28.7 K ohm 1= Dimana Vin adalah Tegangan Masuk, Vout adalah Tegangan Keluar, dan R adalah Resistor, maka resistor yang dibutuhkan pada rangkaian pembagi tegangan tersebut adalah R1 = 28.7 K dan R2 = 1 K. 2.6. Rangkaian Penguat LM386 LM 386 pada perencanaan dan pembuatan penelitian ini dipakai sebagai sebuah penguat sinyal suara yang dirancang untuk digunakan pada aplikasi pemakaian tegangan rendah berdasarkan pada data sheet LM386 Low Voltage Audio Power Amplifier. Inputnya adalah ground yang di-referensi-kan. Jika tegangan outputnya saturasi secara otomatis diturunkan menjadi 1.5 kali tegangan sumber, rangkaian dapat dilihat pada Gambar 8. 2.7. Rangkaian Konverter Level Tegangan RS232 Karena level tegangan PC (RS-232) +12V dan -12V, sedangkan mikrokontroler AT89S51 (TTL) 0 dan 5 V maka digunakan rangkaian konverter tegangan TTL/RS-232, agar dapat mengirimkan data dari mikrokontroler. Didalam perancangan ini menggunakan IC MAX232 sebagai konverter tegangan TTL/RS-232. Pada IC MAX232 sebagai dipasang empat buah kapasitor pendukung yang bernilai 1µF seperti yang terlihat pada gambar 3.6. Pin R1IN dihubungkan dengan dengan pin 3 (RX) pada port serial PC dan pin R1IN dihubungkan dengan RX (P3.0) dari mikrokontroler, ini digunakan untuk mengirimkan data dari PC ke Mikrokontroler. Pin T2IN dihubungkan dengan TX (P3.1) dari mikrokontroler dan pin R2OUT dihubungkan dengan pin 2 (TX) pada port serial PC, ini digunakan untuk pengiriman data secara serial dari mikrokontroler ke PC. Rangkaian dapat dilihat pada Gambar 9. 1 2 MIKRO PORT Tx Rx VCC U5 13 8 11 10 10uF C1 10uF C2 10uF 1 3 4 5 2 6 C3 10uF R1IN R2IN T1IN T2IN C+ C1C2+ C2V+ V- 16 15 R1OUT R2OUT T1OUT T2OUT 12 9 14 7 P1 5 9 4 8 3 7 2 6 1 CONNECTOR DB9 MAX232 C4 VCC Gambar 9. Gambar Rangkaian IC MAX232 Gambar 10. Rangkaian LCD 2.8. LCD (Liquid Crystal Display) LCD (Liquid Crystal Display) yang digunakan pada penelitian kali ini adalah tipe LMB162A (5 x 7 dot- matrix) dengan 16 karakter dan dua baris tampilan. LCD berfungsi untuk menampilkan letak stasiun dan jumlah saldo. Resistor Variabel 10kΩ didalam rangkaian ini digunakan untuk mengatur kontras dari LCD. Rangkaian lengkap LCD yang dihubungkan pada mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 10. 2.9. Rangkain Power Supply Power supply 5V ini digunakan sebagai sumber tegangan untuk seluruh rangkaian. Untuk mendapatkan tegangan yang stabil sebesar 5 V maka digunakan komponen 73 VOUT 2 regulator 7805. Pada rangkaian ini ditambahkan relay yang difungsikan untuk switch ke power supply cadangan (accu) untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. Mengenai gambar rangkaian power supply 5 volt lebih detailnya dapat dilihat pada Gambar 11. LM7805/TO 3 GND VIN CAPACITOR 12VDC K1 5 1 2 1 3 1 4 1 T1 ACCU 1 2 5 4 - 4 D3 1 2 + 2 8 DIODE BRIDGE RELAY SPDT C4 CAPACITOR 3 TRANSFORMER Gambar 11. Rangkaian Power Supply 5VDC 2.10. Flow Chart Program Suatu sistem akan memperoleh hasil yang optimal jika penyusunan perangkat keras pada sistem yang telah direncanakan dipadu dengan perangkat lunak (software). Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa Assembly pada mikrokontroler dan visual basic pada Personal Computer. Perangkat lunak (sofware) pada mikrokontroler digunakan menjalankan dari perangkat keras dan mengirimkan data ke PC, sedangkan perangkat lunak pada PC difungsikan untuk database pemakaian air. Software tersebar pada tiga perangkat keras yang berbeda yaitu software pada DTMF pengirim (Gambar 12), software pada DTMF penerima (Gambar 13), dan software pada PC Server (Gambar 14). 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pengukuran Sensor Pada bagian ini akan diukur tegangan output yang keluar dari sensor setelah melalui RPS (Rangkaian Pengkondisi Sinyal) dengan menggunakan avometer. Sensor diukur pada saat sensor (super bright dan photodiode) terhalang kincir dan pada saat sensor tidak terhalang kincir untuk rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 15. Hasil pengukuran sensor pada 2 kondisi berbeda yaitu saat sensor (super bright dan photodiode) terhalang oleh kincir dan saat sensor tidak terhalang oleh kincir. • Besar tegangan output sensor saat tidak terhalang kincir adalah 0.02 VDC • Besar tegangan output sensor saat terhalang kincir adalah 4.00 VDC Tegangan yang keluar dari sensor kemudian dihubungkan ke port mikro yang mana kondisi dari hasil pengukuran sensor di atas dianggap sebagai keadan high dan low. Keadaan ini dimanfaatkan sebagai counter untuk water flow sensor dari hasil kalibrasi yang paling mendekati 1000ml adalah 57 counter. Tabel 1 adalah hasil pengujian kapasitas air terhadap putaran dari flow sensor. Dari Tabel 1, persen error tiap liter dihitung menggunakan rumus: | selisih | % error = x 100% 1000 Sehingga dari perhitungan tabel di atas didapat rata-rata error sebesar: jumlah % error 370 = = =12.3 % Rata-rata % error 30 30 Dari hasil pengujian keluaran air dari sensor flow didapat rata-rata error tiap liternya sebesar 12.2%. 74 Gambar 12. Flowchart DTMF Konsumen Gambar 14. Flowchart PC Server Gambar 13. Flowchart DTMF Server Gambar 15. Pengukuran Sensor 75 Tabel 1. Pengujian Kapasitas Air yang Keluar dari Sensor Pengujian Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kapasitas Air Dalam Bejana Ukur 820 ml 900 ml 890 ml 850 ml 930 ml 870 ml 980 ml 810 ml 950 ml 790 ml 860 ml 770 ml 980 ml 840 ml 890 ml 790 ml 950 ml 880 ml 700 ml 810 ml 960 ml 1020 ml 830 ml 950 ml 830 ml 960 ml 890 ml 920 ml 810 ml 910 ml Error 180 ml 100 ml 110 ml 150 ml 70 ml 130 ml 20 ml 190 ml 50 ml 210 ml 140 ml 230 ml 20 ml 160 ml 110 ml 210 ml 50 ml 120 ml 300 ml 190 ml 40 ml (-20) ml 170 ml 50 ml 170 ml 40 ml 110 ml 80 ml 190 ml 90 ml %Error 18% 10% 11% 15% 7% 13% 2% 19% 5% 21% 14% 23% 2% 16% 11% 21% 5% 12% 30% 19% 4% 2% 17% 5% 17% 4% 11% 8% 19% 9% ∑ = 370 3.2. Pengujian Cara Kerja Alat Berikut adalah tahapan pengujian alat secara keseluruhan, yaitu: 1. Air yang dipakai oleh konsumen akan mengalir melalui flow sensor, yang akan menggerakkan kincir sehingga menghasilkan input seperti pada gambar 16. Gambar 16. Air Mengalir Melaui Sensor Flow Gambar 17. DTMF Pengirim 2. Kemudian banyaknya air yang terpakai akan ditampilkan pada LCD (gambar 17), pada perancangan alat ini data akan dikirim setiap 10 liter. Secara otomatis alat akan mendial ke nomer tujuan PC server yaitu nomor extention 476 dan kemudian mengirimkan data melalui saluran telepon. 3. Data yang dikirim oleh DTMF konsumen akan diterima oleh DTMF PC server (gambar 18). Untuk mendistribusikan data ke PC server digunakan komunikasi serial RS232 (gambar 19). Gambar 18. DTMF Penerima 76 Gambar 19. Serial Port pada PC 4. Pada PC server akan didapat tampilan sebagai berikut : a. Setelah diketahui ada panggilan masuk dari DTMF pengirim secara otomatis telepon pada PC server akan diterima, kemudian akan tampil nomor telepon yang melakukan panggilan dan data air akan diolah dan disimpan pada database visual basic. b. Untuk menampilkan data pemakaian air dan total harga yang harus dibayar terlebih dahulu memilih nomor tagihan yang akan dilihat pada tombol pilihan kemudian tekan tombol show report data akan ditampilkan. Tampilan form visual basic dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Tampilan Form pada visual basic Berikut pada Tabel 2 merupakan pengujian pengiriman data air dari konsumen ke PC Server dan tampilan dengan PC Server. Pengujian dikatakan berhasil apabila jumlah pemakaian air dan biaya pemakaian air bertambah. Tabel 2. Pengujian Pengiriman Data Air dari Konsumen ke PC Server Pengujian Pengiriman Ke Hasil Pengujian 1 (Pkl 18:49:25) 2 (Pkl 18:51:40) 3 (Pkl 18:54:04) 4 (Pkl 18:58:52) 5 (Pkl 19:02:21) 6 (Pkl 19:10:09) 7 (Pkl 19:13:57) 8 (Pkl 19:15:40) 9 (Pkl 19:17:05) 10 (Pkl 19:19:36) berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil Debit Air 820 liter 830 liter 840 liter 850 liter 860 liter 870 liter 880 liter 890 liter 900 liter 910 liter Keterangan Harga Rp 8200 Rp 8300 Rp 8400 Rp 8500 Rp 8600 Rp 8700 Rp 8800 Rp 8900 Rp 9000 Rp 9100 Dari tabel 2 didapat error pengiriman dua kali. Tetapi, error bukan disebabkan karena kegagalan rangkaian namun lebih disebabkan karena adanya gangguan pada jaringan. Data-data air yang terkirim disimpan pada database microsoft access. 4. Kesimpulan Dari hasil pengujian keluaran air dari sensor flow didapat rata-rata error tiap liternya sebesar 12.2%. Alat bekerja dengan baik, dari sepuluh kali pengiriman data air dari konsumen ke PC Server alat bekerja dengan baik. Daftar Pustaka [1] ________), Datasheet MAXIM RS-232 [2] Atmel, Microcontroller T89S51 Data Sheet, 2001 [3] Dallas Semiconductor, Fundamentals of RS-232 serial communications [4] Data Sheet MITEL Semiconductor, ISO2-CMOS MT8888C-1 Integrated DTMF Transceiver with Intel Micro Interface [5] Ibrahim, KF., Pengantar Sistem Elektronika, PT. Multi Media, Jakarta, 1986 77 [6] http://imagers.gsfc.nasa.gov/ems/led.html, LED, 12 September 2007 [7] Malvino, Albert Paul, PH.D., E.E., Prinsip-Prinsip Elektronika, jilid satu, hal 194, 239., Salemba Teknika, Jakarta, 2003 [8] Muhammad Ali Mazidi, Janice Gillispie Mazidi, Rolin D. McKinlay, The 8051 Microcontroller and Embedded systems Using Assembly and C, Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey 07458, 2006 [9] http://en.wikipedia.org/wiki/Photodiode.htm#Principle_of_operation, Photodiode, 12 September 2007 [10] Prasetia, Retna Teori dan Praktek Interfacing Port Paralel dan Port serial komputer dengan Visual Basic 6.0/ Retna Prasetia & Catur Edi Wibowo:- Ed.1- Yogyakarta: Andi 2004 [11] Prima Elektronik, LCD Module User Manual Data Sheet [12] Putra, Agfianto Eko, Belajar Mikrokontroler AT89C51/51/53, hal 133-138, Gava Media, Yogyakarta, 2002 [13] Robert F. Coughlin & Frederick F.Driscoll, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Erlangga, 1983 [14] Sanjaya, Ridwan. S.E, S.Kom, Pemrograman Database Visual Basic 6.0 dan Acces 2000/XP/2003 Tingkat Lanjut, Elex Media komputindo, Jakarta 2006 [15] http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Transistor, Transistor, 1 November 2007 [16] http://burkert-contromatic.com, Water flow sensor, 12 Desember 2007 78