1 MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SMA NEGERI 1 LHOKSEUMAWE KOTA LHOKSEUMAWE Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd Dosen Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, email: [email protected] ABSTRAK Kata Kunci: Manajemen Pembelajaran. Manajemen pembelajaran merupakan faktor penting dalam upaya mewujudkan mutu pendidikan. Manajemen pembelajaran yang efektif akan mampu mempengaruhi antara guru sebagai fasilitator dengan peserta didik sebagai subjek dalam belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, dan pengevaluasian pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumensi. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua Jurusan dan Guru Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik reduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe telah disusun oleh Guru Bahasa Indonesia, meliputi menganalisis mata pelajaran, menyusun program tahunan dan semester, menyusun silabus dan RPP. Semua perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tersusun dengan baik dan terdokumentasi. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia arah atau orientasinya disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan memperlihatkan hal positif sesuai dengan kurikulum KTSP. Pengorganisasian pembelajaran Bahasa Indonesia juga memperlihatkan hal positif berpedoman pada sistem manajemen. Guru Bahasa Indonesia melaksanakan peran dan tanggungjawabnya berdasarkan tupoksinya. Kondisi ini berpengaruh positif terhadap mutu pembelajaran Bahasa Indonesia yang memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Kegiatan dan aspek penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia disesuaikan dengan berpedoman pada RPP yang telah disusun. Tahap Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Bentuk evaluasi dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. 2 LEARNING MANAGEMENT INDONESIAN THE STATE 1 SMA LHOKSEUMAWE LHOKSEUMAWE CITY Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd Indonesian Lecturer Faculty of Economics Malikussaleh University, email: [email protected] ABSTRACT Keywords: Learning Management. Learning management is an important factor in the efforts to achieve quality education. Management of effective learning will be able to influence the teacher as a facilitator to the learner as a subject in teaching and learning. This study aims to describe the learning plan, the implementation of learning, the learning organization, and evaluating learning Indonesian at SMAN 1 Lhokseumawe. This method is analytical descriptive study with a qualitative approach. Collecting data using observation, interviews and review of dokumensi. Subjects were Principal, Vice Principal, Head of Department and Professor Indonesian at SMAN 1 Lhokseumawe. Data were analyzed with the technique of reduction, display and verification. The results showed that the learning plan at SMA Negeri 1 Lhokseumawe has been compiled by Indonesian language teacher, subjects include analyzing, preparing annual and semester programs, preparing a syllabus and lesson plans. All lesson plans Indonesian well-structured and documented. Implementation of learning Indonesian direction or orientation tailored to the needs and level of education. Implementation of learning undertaken in accordance with the positive showed SBC curriculum. Organizing learning Indonesian also showed positive based on the management system. Indonesian teachers implement the roles and responsibilities based job description. This condition is a positive influence on the quality of learning Indonesian who showed improvement from year to year. Learning activities and assessment aspects of Indonesian adjusted based on the lesson plan has been prepared. Phase evaluation was done to improve the learning activities. Form of evaluation is done both verbally and in writing. 3 Pendidikan dalam suatu definisi kegiatan pembelajaran dengan baik, dipandang sebagai upaya mencerdaskan maka ia juga dikatakan sebagai guru kehidupan bangsa, mengembangkan yang profesional. Hal ini sejalan dengan manusia Indonesia yang beriman dan pendapat Rusydie (2011:102) bahwa bertakwa, luhur, “Khusus guru, menjadi guru profesional memiliki pengetahuan dan keterampilan. merupakan tuntutan yang tidak bisa Melalui proses pendidikan, manusia akan ditawar-tawar lagi. Hal ini karena guru mampu mengeksprisikan dirinya secara merupakan sebuah profesi yang luar lebih utuh. biasa penting bagi perkembangan suatu berbudi pekerti Penyelenggaraan sistem bangsa. Menjadi guru memang pendidikan di Indonesia menganut sistem mensyaratkan keahlian tertentu, minimal pendidikan berorientasi setiap guru harus menguasai secara yang komprehensif. Dalam perspektif mendalam materi-materi pelajaran yang komprehensif menurut Murniati diajarkan. Apabila keahlian semacam ini (2008:11) bahwa: ”praktik pendidikan tidak nasional profesionalisme seorang guru. Indonesia berupaya dimiliki, Berdasarkan mengimplementasikan secara integratif maka gugurlah kutipan di atas dan menyeluruh konsepsi pendidikan memberi kejelasan bahwa guru yang yang bernuansa kebangsaan, keagamaan, efektif adalah salah satunya adalah kemanusiaan, secara mampu mengaktifkan siswa dalam simultan.” Atas dasar itulah, maka upaya belajar. Proses akan mudah mewujudkan mutu pendidikan yang baik diwujudkan haruslah mempertimbangkan berbagai pembelajaran ia mampu melaksanakan sisi yang terkait dengan pendidikan. kegiatan dan kekaryaan Idealnya, dalam setiap proses oleh tersebut ini guru bila dengan dalam optimal. Manajemen pembelajaran yang baik, mampu akan mampu menjembatani antara guru melibatkan berbagai unsur pendukung sebagai fasilitator dengan peserta didik mengajar sebagai pembelajaran, guru yang dituntut dibutuhkan agar subjek dalam pembelajaran. tercapainya hasil dengan optimal. Proses Umiarso (2010:256) menyatakan bahwa: melibatkan unsur pendukung mengajar “Pembelajaran merupakan salah satu strategi guru dalam merupakan melaksanakan kegiatan pembelajaran. bermanfaat bagi guru dalam membantu Guru melaksanakan perkembangan peserta didik, khususnya yang mampu yang alternatif demokratis yang sangat 4 pada aspek sosial peserta didik.” Tanpa kesulitan bagi Guru Bahasa Indonesia penguasaaan manajemen pembelajaran, dalam pengelolaan kelas. maka prestasi belajar siswa atau mutu Permasalahan lainnya bahwa pendidikan akan sulit diwujudkan ke rekrutmen siswa SMA tidak berdasarkan arah yang lebih baik. rayon seperti halnya yang berlaku pada Metode yang digunakan guru sekolah umum. Jurusan yang terdapat harus sesuai dengan kurikulum dan pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe, ada didukung dengan sumber serta media dua jurusan yaitu Jurusan IPA, dan IPS yang ada di sekolah bersangkutan. dengan jam pelajaran Bahasa Indonesia Seperti sama pada kedua jurusan tersebut, yaitu halnya Bahasa dalam Indonesia, menggunakan pembelajaran guru metode idealnya yang sesuai empat jam pelajaran. Bila dilihat dari kurikulum, dengan porsi pelajaran dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia hanya empat jam seperti kelompok, pelajaran perminggu, jelas masih kurang. model-model Idealnya pelajaran Bahasa Indonesia metode pemberian kerja tugas dan pembelajaran kooperatif Penggunaan metode merupakan bagian diberikan enam jam atau lebih dalam bervariatif seminggu, karena sebagian besar mata upaya pelajaran pada semua jurusan di SMA dari mengefektifkan pembelajaran lainnya. manajemen Bahasa dengan Bahasa Minimnya samping pemberian motivasi kepada Indonesia siswa dan pelaksanaan evaluasi. Realitas keharusan bagi Guru Bahasa Indonesia ini sebagaimana yang berlangsung pada untuk SMA Negeri 1 Lhokseumawe, bahwa pembelajaran guru-Guru mampu Indonesia sudah menerapkan manajemen pembelajaran, jam Indonesia. di Bahasa Indonesia, terkait pelajaran tersebut, menjadi menguasai dengan Bahasa suatu manajemen baik menerapkan sehingga pembelajaran dengan efektif dan efisien. namun permasalahan juga masih ditemui Berdasarkan latar belakang di bahwa kurangnya minat dan motivasi atas, maka penulis merasa tertarik untuk belajar mengetahui secara mendalam tentang kendala Bahasa Indonesia menjadi utama dalam yang mengefektifkan pembelajaran. samping itu, siswa Di SMA mayoritas adalah siswa laki-laki juga menjadi manajemen pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk itu, maka penulis memilih judul: “Manajemen 5 Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena SMA Negeri 1 Lhokseumawe.” manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara mengatur orang lain dalam METODE PENELITIAN Penelitian ini menjalankan tugas. Dipandang sebagai menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, dan yaitu studi observasi, profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik. dokumentasi. Subjek penelitian kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua Jurusan, dan Guru Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah meliputi Pembelajaran (2009:54-55) Uno “sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu.” langkah-langkah reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan. adalah menurut Rianto (2010:132) menjelaskan bahwa “Manajemen merupakan pembelajaran siasat guru dalam mengefektifkan, mengefesienkan, serta KAJIAN PUSTAKA mengoptimalkan fungsi dan interaksi Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen merupakan aspek yang dipakai manusia untuk mengkaji usaha-usaha yang dapat memadukan antara siswa pembelajaran dengan dalam komponen suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.” manusia untuk bekerja sama dalam usaha-usaha mencapai kehidupan yang lebih baik. Menurut Usman (2007:18), “Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gullick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Implementasi Manajemen Pembelajaran di Sekolah Umiarso (2010:116) mengemukakan bahwa “Manajemen sekolah seyogyanya juga memahami perkembangan manajemen industri modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan.” Proses 6 pengelolaan sekolah mencakup empat tahap, yaitu perencanaan, mengorganisasikan, pengawasan, pengerahan, sesuai dengan dan fungsi manajemen. tahap pengorganisasian, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, pelajaran penyusunan dan jadwal jadwal kegiatan ekstrakurikuler, Depdikbud (2006:69) Direktorat Jenderal Pendidikan dan Pada (2006:67) “pembagian pelaksanaan penyusunan Menengah mengemukakan proses menetapkan lima tahapan, yang meliputi: tugas mengajar jadwal guru, pelajaran, manajemen kurikulum dilakukan dalam penyusunan jadwal kegiatan remedial, empat tahapan yaitu: “(a) perencanaan, penyusunan jadwal ekstrakurikuler, dan (b) pengorganisasian dan koordinasi, (c) penyusunan jadwal penyegaran guru.” pelaksanaan, (d) pengendalian (pengawasan). Pada tahap pelaksanaan guruguru akan melaksanakan tugasnya sesuai Proses penyusunan rencana di dengan apa yang telah diberikan dalam sekolah meliputi tujuh tahap, yaitu: (a) jadwal mengkaji kebijakan yang relevan, (b) ekstrakurikuler, dan jadwal penyegaran menganalisis (c) guru. Dalam tahap ini kepala sekolah merumuskan tujuan, (d) mengumpulkan dituntun untuk melaksanakan supervisi data dan informasi yang terkait, (e) dengan tujuan untuk membantu guru- menganalisis guru yang mengalami kesulitan dalam merumuskan kondisi data sekolah, informasi, alternatif dan (f) memilih pembelajaran, jadwal melaksanakan tugasnya. alternatif program, dan (g) menetapkan Ada 2 (dua) aspek yang harus langkah-langkah kegiatan pelaksanaan. mendapatkan perhatian yaitu (1) jenis Penyusunan rencana yang baik, akan evaluasi yang dipergunakan, dan (2) memberikan hasil positif terhadap segala pemanfaatan hasil evaluasi. kegiatan yang dilaksanakan. Cahyani Manajemen Kesiswaan (2005:30) menyatakan bahwa: ”perencanaan penting untuk strategi digunakan untuk karena dapat Manajemen kesiswaan merupakan keseluruhan proses kerjasama dalam bidang kesiswaan. Bidang mengidentifikasi sesuatu (personil dan kerjasama dalam manajemen kesiswaan lain-lain) itu yang penerapan strategi.” dapat menghambat adalah menyelesaikan masalah- masalah yang berkaitan dengan siswa. Masalah-masalah yang dimaksudkan di 7 sini adalah sensus berupa sekolah, kegiatan penyelenggaraan menyelenggarakan penerimaan membina siswa baru, kedisiplinan menyelenggarakan siswa, program layanan khusus bagi siswa, dan sebagainya. didik menuju pembelajaran tercapainya tertentu. tujuan Strategi pembelajaran yang baik ikut menentukan keberhasilan penerapan manajemen pembelajaran pada suatu sekolah. Secara lebih tegas Uno (2009:1) mendefinisikan (2007:9) “Strategi pembelajaran merupakan cara- “Manajemen cara yang dipilih untuk menyampaikan kesiswaan (peserta didik) adalah seluruh metode pembelajaran dalam lingkungan proses kegiatan yang direncanakan dan pembelajaran diusahakan serta dijabarkan oleh mereka bahwa strategi terhadap pembelajaran dimaksud meliputi sifat Gunawan mengemukakan bahwa: secara pembinaan secara sengaja kontinu tertentu. seluruh peserta didik (dalam lembaga lingkup yang bersangkutan) agar dapat mengikuti pembelajaran yang dapat memberikan proses belajar-mengajar secara efektif pengalaman belajar peserta didik.” dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan”. untuk kegiatan Menurut Gulo (2008:2) bahawa: berbagai alternatif yang harus semua dipertimbangkan untuk dipilih dalam penyelesaian tugas-tugas yang berkenaan rangka perencanaan pengajaran. Strategi dengan juga berarti belajar sebagai pola dan siswa mengatur urutan “Strategi belajar mengajar itu memuat Tujuan manajemen kesiswaan itu adalah dan Selanjutnya pada lembaga bersangkutan. Dengan pengaturan itu urutan diharapkan semua tugas yang berkenaan dalam mewujudkan kegiatan belajar dengan siswa berlangsung secara efektif mengajar”. Guru yang efektif akan dan mampu efisien, sehingga memperlancar umum perbuatan guru-siswa menerapkan strategi pencapaian tujuan lembaga pendidikan pembelajaran dengan baik, sehingga tersebut. berhasil mencapai sasaran yang dituntut berdasarkan pengetahuan, sikap dan Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran keterampilan yang dimilikinya. dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang Tujuan dipilih, yaitu yang dapat memberukan Indonesia fasilitas atau bantuan kepada peserta Pembelajaran Bahasa 8 Bahasa Indonesia sebagai salah meliputi penyusunan Rencana Program satu ilmu dasar yang berkembang amat Pembelajaran pesat dewasa ini, baik materi maupun pembelajaran tertuang dalam fungsi implementasi manajemen kurikulum dan kegunaannya. Bahasa (RPP). Perencanaan Indonesia dianggap sebagai suatu cabang sebagaimana tertuang dalam Dokumen I ilmu yang sangat dibutuhkan, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam kehidupan sehari-hari banyak hal (KTSP) kita jumpai yang berhubungan dengan Lhokseumawe Kota Lhokseumawe. Bahasa Indonesia. Hudoyo (2005:2) pada SMA Proses Negeri 1 mengimplementasikan menyatakan bahwa: “Peranan Bahasa pogram Indonesia di dunia dewasa ini sangat dituangkan dalam silabus, Guru Bahasa dominan, karena 60% sampai dengan Indonesia 80% Lhokseumawe kemajuan yang dicapai negara- pembelajaran pada yang SMA sudah Negeri menyusun 1 Rencana negara maju sangat tergantung pada Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP Bahasa Indonesia.” merupakan pegangan bagi Guru Bahasa Bahasa Indonesia sebagai salah Indonesia dalam melaksanakan satu bidang studi yang diajarkan kepada pembelajaran siswa pada semua jenjang pendidikan perpustakaan, dan/atau lapangan untuk formal mempunyai tujuan pembelajaran setiap Kompetensi Dasar (KD). Apa tersendiri yang tertuang dalam RPP memuat hal- yang disebut tujuan di hal pelaksanaannya dapat aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia tercapai, maka ia harus dijabarkan lagi dalam upaya pencapaian penguasaan menjadi tujuan yang lebih khusus yang suatu KD. tujuan sekarang dikenal dengan kompetensi dasar. langsung berkait kelas, pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam agar yang baik dengan Setiap proses penyusunan RPP Guru Bahasa mencantumkan Indonesia Standar dituntut Kompetensi HASIL PEMBAHASAN (SK) yang berlandaskan pada KD yang Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe Perencanaan pembelajaran Bahasa akan disusun dalam RPP. Isi RPP secara Indonesia SMA Negeri 1 Lhokseumawe Pembelajaran, diawali dengan beberapa kegiatan, yang rinci Materi memuat Tujuan Pembelajaran, Pembelajaran, Metode Langkah-langkah 9 Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, peningkatan mutu pembelajaran Bahasa dan Penilaian. Indonesia. Hal ini sebagaimana disarankan Suatu perencanaan tercapai tujuan dengan optimal, bila oleh Umaedi (2006:7) bahwa: “para guru dilandasi pada enam perlu antaranya “(1) perencanaan didorong untuk terus akan kategori, di dibuat menyempurnakan strategi pembelajaran, berdasarkan tujuan yang jelas; (2) adanya misalnya dengan menerapkan kaji tindak kesatuan rencana; (3) logis (masuk akal); dalam pembelajaran (class-room action (4) mengandung unsur kontinuitas; (5) research).” sederhana dan jelas; (6) fleksibel; dan (7) Depdiknas mengutarakan bahwa (2005:68) pelaksanaan stabilitas.” (Harun, 2007:2). kurikulum di sekolah melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian dan koordinasi, (3) pelakasanaan, dan (4) pengendalian. Perencanaan dari setiap kegiatan akan menentukan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Harjanto (2011:2) bahwa “Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat merupakan suatu perencanaan proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling penelitian dapat diketahui bahwa kepala sekolah dan Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Lhokseumawe sudah melaksanakan proses perencanaan pembelajaran memberi dengan pengaruh dilakukan dengan berpedoman pada suatu program kegiatan yang telah disusun, sehingga seluruh pembiasaan dan kemampuan dasar yang ada pada siswa dapat dikembangkan dengan sebaik- baiknya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, sebagian Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Lhokseumawe menggunakan metode pembelajaran modern. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembelajaran guruguru tidak hanya terfokus pada penerapan metode konvensional seperti efektif dan efisien. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe Kota Lhokseumawe Pendekatan pembelajaran yang baik. positif Hal ini terhadap ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas, melainkan juga sudah mulai menerapkan metode atau model pembelajaran modern seperti model pembelajaran demikian, kooperatif. metode Namun pembelajaran 10 kooperatif belum diterapkan secara kontinu. adanya hubungan kerja yang harmonis dan kondusif. Upaya mewujudkan pelaksanaan Melalui pengorganisasian pembelajaran yang baik, harus didukung pembelajaran Bahasa Indonesia yang oleh berbagai komponen yaitu sarana dan baik, tenaga pengajar. Manajemen personalia efisiensi dalam lembaga SMA Negeri 1 adalah bagian dari manajemen sekolah Lhokseumawe. Kaitan dengan ini, Fattah yang memperhatikan orang-orang dalam (2006:35) menyatakan bahwa “Efisiensi organisasi sekolah. Kegiatan manajemen pendidikan personalia antara pendayagunaan sumber-sumber meliputi rekrutmen, memungkinkan artinya memiliki pendidikan serta meningkatkan kesejahteraan mereka. mencapai Gunawan mengemukakan Dalam biaya pendidikan, efisiensi hanya tentang tenaga personil yang berada di akan ditentukan oleh ketepatan di dalam sekolah meliputi: “tenaga edukatif yaitu mendayagunakan anggaran pendidikan guru atau pengajar tetap dan tidak tetap dengan serta tenaga non edukatif.” faktor-faktor dapat Pengorganisasian Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe Dalam pengorganisasian faktor terbatas kaitan penempatan, melatih mengembangkan (2006:14) yang tercapainya optimalisasi memberikan input memacu sehingga yang tinggi. prioritas pada pendidikan yang pencapaian prestasi belajar. penjelasan informan (Kepala SMA Negeri Pengevaluasian Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe Evaluasi atau penilaian adalah 1 Lhokseumawe) Kota Lhokseumawe suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah terjalinnya hubungan yang sinergis secara antar sesama guru, kemudian terbinanya penentuan hubungan dengan pengembangan instrumen, pengumpulan masyarakat/ orang tua siswa, serta adanya data, analisis, dan penafsiran untuk jalinan komunikasi yang intensif dengan menentukan suatu nilai dengan standar pihak penilaian yang telah ditentukan. Tujuan yang penting diperhatikan baik, lembaga terkait/ Pengorganisasian menurut pemerintah. pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik, apabila tidak sistematis, tujuan, yang mencakup perancangan dan dilakukan evaluasi atau penilaian adalah untuk menjawab apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil 11 yang diinginkan atau direncanakan dengan kenyataan di lapangan. Penilaian pembelajaran pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe bermacam ragam, menurut Sudjana (2006:36-37) ”bersasaran memberikan masukan untuk perencanaan program, memberi masukan untuk kelanjutan, perluasan dan penghentian program pembelajaran yang telah dilaksanakan, memberi masukan untuk memodifikasi program pembelajaran, serta untuk tindak lanjut terhadap program yang belum terealisasi dengan baik.” Menurut Hariwijaya dan Sukaca (2009:122) bahwa: “evaluasi untuk anak usia sekolah dapat diberikan kepada orang tua dalam bentuk rapor pada akhir semester. Tujuannya agar orang tua tahu bagaimana perkembangan anaknya. Apakah anaknya telah mencapai target perkembangan atau sebaliknya.” SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe telah disusun oleh Guru Bahasa Indonesia, meliputi menganalisis mata pelajaran Bahasa Indonesia, menyusun progran tahunan, menyusun program semester, menyusun silabus, penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP). Semua perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tersusun dengan baik dan terdokumentasi. 2. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe dilaksanakan dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang telah disusun. 3. Pengorganisasian pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe sudah berpedoman pada sistem manajemen. Guru Bahasa Indonesia melaksanakan peran dan tanggungjawabnya sesuai dengan tupoksinya. Kondisi ini sangat menentukan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe, yang memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Kendala yang masih ditemui dalam peningkatan pembelajaran yaitu masih ada Guru Bahasa Indonesia yang mengelola kelas tidak sejalan dengan manajemen pembelajaran. 4. Kegiatan dan aspek penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe berpedoman pada RPP yang disusun. Tahap Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Bentuk evaluasi dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Saran 1. Diharapkan kepada kepala sekolah, Wakil Kepala Bagian Kurikulum dan Ketua Jurusan agar benar-benar memperhatikan faktor perencanaan 12 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Upaya ini dapat ditempuh dengan melibatkan semua Guru Bahasa Indonesia dalam merumuskan perencanaan pembelajaram. Di samping itu, juga tetap mempertimbangkan untuk mengadopsi perencanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Kepala Sekolah dan staf pengajar Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Lhokseumawe sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia. Upaya ini dapat ditempuh dengan menggiatkan kegiatan MGMP. Di samping itu, juga perlu adanya dukungan dari pemerintah tentang penting pengadaan penataran atau pelatihan bagi Guru Bahasa Indonesia agar kompetensi dan profesionalisme semakin meningkat. 3. Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pidie agar meningkatkan koordinasi dengan lembaga sekolah demi peningkatan mutu pendidikan. Upaya ini dapat ditempuh dengan peningkatan intensitas kunjungan ke sekolah (SMA) serta mengupayakan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran Bahasa Indonesia. 4. Disarankan kepada masyarakat dan orang tua siswa SMA Negeri 1 Lhokseumawe turut berpartisipasi aktif memberikan evaluasi dan masukan konstruktif terhadap pengembangan lembaga SMA Negeri 1 Lhokseumawe, sehingga sekolah ini semakin maju di masa akan datang. DAFTAR PUSTAKA Cahyani. 2005. Antisipasi Pengembangan Pendidikan dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: UPI. Depdiknas. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta; Depdiknas. ----------. (2006). Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Ke-21 (SPTK-21), Jakarta: Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Pengelolaan Dana Pendidikan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Fattah, Nanang. (2006). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bany Quraisy. Gulo. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Gunawan, Ari. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Harjanto. (2011). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Harun, Cut Zahri. (2007). “Fungsi-fungsi Dasar Manajemen dan Hubungan Ilmu Manajemen dengan Ilmu-ilmu Lain”, Diktat Materi Kuliah-IV. Banda Aceh: Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Unsyiah. Hudoyo, Herman. 2005. Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Bina Cipta. Murniati A.R. (2008). Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah 13 dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Rianto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media. Rusydie, Salman. (2011). Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Jogyakarta: Diva Press. Sudjana, Djudju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hariwijaya dan Sukaca. (2009). Kurikulum dan Mutu Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Umaidi. (2006). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Umiarso dan Gojali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogyakarta: IRCiSoD. Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Nasir. 2007. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: Mutiara Ilmu. 14