pengaruh kepribadian dan kepercayaan diri terhadap produktivitas

advertisement
PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI
TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DI KOTA
LHOKSEUMAWE
Yanita
Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas malikussaleh
Nip 197401181999032004
ABSTRACT
This study aimed to determine how big the effect of personality and self
efficacy to the productivity of small businesses in the city of
Lhokseumawe with partial and simultan influences. the research object is
businessesman small which amounts to 95 small businesses . However the
data analysis used multiple regression method with SPSS program. The
results showed that the correlation coefficient (R which means that the
variable personality (X1) and self efficacy (X2) have strong correlation
with productivity (Y). partially the variable personality (X1) significant
effect on business productivity (Y), and variable self efficacy (X2) very
significant effect on productifity (Y). and simultan Fcount that the variable
personality (X1) and self efficacy (X2) together significant effect on
productifity (Y).
keywords : personality, self efficiacy, productifity.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepribadian dan
kepercayaan diri berpengaruh terhadap produktivitas usaha kecil di Kota
Lhokseumawe secara parsial dan pengaruhnya secara simultan. Objek
penelitian ini adalah pengusaha kecil di Kota Lhokseumawe yang
berjumlah 95 usaha kecil dengan metode penentuan sampelnya adalah
metode cluster sampling.. Serta teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda melalui program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) yang berarti
bahwa variabel kepribadian (X1) dan kepercayaan diri (X2) mempunyai
hubungan yang kuat dengan produktivitas (Y).Ditemukan bahwa variabel
kepribadian (X1) berpengaruhsignifikan terhadap produktivitas (Y), dan
variabel kepercayaan diri (X2) sangat berpengaruhsignifikan terhadap
keberhasilan usaha (Y). dan secara simultan ditemukan bahwa variabel
kepribadian (X1) dan kepercayaan diri (X2) se berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas (Y).
Kata-kunci : Kepribadian, Self Efficacy dan Produktivitas
1
2
PENDAHULUAN
Di Indonesia, Usaha Kecil merupakan salah satu sektor usaha yang
mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Usaha kecil dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka
kesempatan kerja sehingga membantu beban pemerintah dalam mengatasi
masalah pengangguran dan kemiskinan karena telah mampu menciptakan
lapangan pekerjaan. Usaha kecil menjadi pilihan yang mudah dan mudah dalam
memberdayakan diri dalam masyarakat.
Kepribadian pelaku usaha sangat berpengaruh
usahanya, dimana kepribadian akan menggambarkan
dalam menjalankan
setiap tindakan yang
dilakukan dalam mengelola usaha. Kepribadian seseorang terbentuk secara
alamiah dan tidak bisa dipaksakan, setiap individu memiliki ciri khas tersendiri
yang berbeda dengan individu lainnya dimana psikologis seseorang juga
mempengaruhi kepribadiannya dalam menjalankan sebuah usaha. Faktor
psikologis menjadi dasar paling utama yang mempengaruhi kemampuan
seseorang, yaitu kemampuan mengelola diri sendiri, inisiatif, optimisme,
kemampuan mengkoordinasi emosi dalam diri dan mampu berpikir tenang tanpa
terbawa emosi (Boyatzis, 2001: 2).
Kepribadian juga akan membentuk kemampuan memotivasi diri untuk
sukses dan mampu menjalankan usaha dengan baik, seorang pengusaha juga
harus mampu menyesuaikan diri terhadap segala situasi yang ada dalam dunia
3
bisnis sehingga perkembangan kepribadian mengarah kepada sifat yang dinamis
untuk terus mencapai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan agar tercipta
kepribadian yang handal dan produktivitas yang lebih baik dalam mengelola
usahanya.
Selain kepribadian, kepercayaan diri (self efficacy) juga faktor penting
yang akan memotivasi pengusaha untuk maju dan sukses. Dimana kepercayaan
diri itu sendiri merupakan keyakinan dan semangat yang tinggi untuk dapat
mengendalikan keadaan yang akan menghasilkan hal-hal yang positif dalam
menjalankan usahanya tersebut. Maka dengan menerapkan kepercayaan diri
sendiri yang tinggi akan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjalankan
usahanya dengan sebaik-baiknya. Karena kepercayaan diri sendiri juga salah
satu sifat yang menjadi faktor pendorong bagi pengusaha dalam mencoba
tantangan dan tidak takut untuk berinovasi sehingga meningkatkan kualitas
produktivitas usaha.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian akan
mempengaruhi terhadap kinerja pelaku usaha agar dapat meningkatkan
produktivitas usaha yang sedang dijalankannya, dimana kepribadian adalah salah
satu indikator untuk pencapaian produktivitas yang tinggi dan kepercayaan diri
juga merupakan sifat yang penting dimiliki oleh wirausahawan untuk mencapai
produktivitas yang lebih baik dalam menjalankan usahanya karena kepercayaan
diri juga akan memicu pada perasaan mampu bekerja lebih baik, tertarik
terhadap setiap tantangan dan ingin mencapai kepuasan yang tinggi dari hasil
kinerjanya.
4
Di Kota Lhokseumawe usaha kecil masih sangat diminati dan mampu
bertahan dalam situasi sulit seperti krisis global. Karena menurut sumber
Disperindagkop Kota Lhokseumawe jumlah usaha kecil dari tahun 2005-2010
berjumlah 1949. Dengan jumlah yang tidak sedikit ini, memberikan gambaran
bahwa para pemilik usaha kecil di Kota Lhokseumawe mampu mempertahankan
produktivitas usahanya dengan baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain. Kata
wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata “wira” yang
artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha” berarti menjalankan suatu bisnis
dengan pengertian bahwa wirausaha orang yang berani menjalankan suatu bisnis
atau usaha dengan segala manfaat dan resiko yang terjadi. Wirausaha adalah
seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankan kegiatan usahanya bisnis hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. secara sederhana
kewirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil resiko dalam arti bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir,
2007:18).
5
Kewirausahaan
muncul
apabila
seseorang
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.
individu
berani
Proses kewirausahaan
meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan
perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wira usaha
adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk
mengejar peluang itu. (Bygrave dalam Suryana, 2003:7).
Menurut (Umar, 2007:78) kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan bersahaja
dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya
atau
kiprahnya.
kewirausahaan
Selanjutnya
sebagai
proses
menurut
dinamik
Alma
untuk
(2001:25)
mendefinisikan
menciptakan
tambahan
kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha
yang menanggung resiko, menghabiskan waktu dan menyediakan berbagai
produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkannya boleh saja bukan
merupakan barang baru tetapi mesti mempunyai nilai yang baru dan berguna
dengan memanfaatkan skills dan resources yang ada.
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai kewirausahaan, menurut
Suryana (2000:7) sebagai berikut:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses
dan hasil bisnis
2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru
dan berbeda
3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan
6
4) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovation) yang bermanfaat
memberikan nilai lebih
5) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan
cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada
dan menemukan cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada
konsumen.
Dari beberapa penjelasan di atas tentang pengertian kewirausahaan, maka
penulis menarik kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan
kemampuan proses dinamik untuk menciptakan sesuatu sebagai tambahan
kemakmuran yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis dengan berjiwa
berani mengambil resiko pada setiap peluang yang didapatnya.
Usaha kecil adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di
Indonesia. Tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil di Indonesia
masih beragam. Pengertian kecil dalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga perlu
ada batasan yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari berbagai
segi. Menurut Boone dan Kurtz (2002:177) usaha kecil merupakan suatu
perusahaan
yang
memiliki
dan
dioperasikan
secara
independen,
tidak
mendominasi dalam bidangnya, dan memenuhi ukuran standar tertentu atas laba
atau jumlah karyawan. “Seorang pengusaha kecil disebut juga seorang
entrepreneur yaitu seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan
menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang bertujuan untuk mencapai laba serta
pertumbuhan melalui pengidentifikasi peluang-peluang melalui kombinasi
7
sumber-sumber daya diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya (Winardi, 2003:
16)”.
Menurut Winardi (2002:198) menyatakan bahwa usaha kecil adalah usaha
produktif, terutama dalam bidang produksi atau pemasaran tertentu yang
menggunakan jasa-jasa, misalnya : transportasi jasa perhubungan yang
menggunakan modal dan tenaga kerja yang relatif kecil. Kemudian menurut
Anoraga dkk (2002:225) yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan diatur dalam undang-undang.
Selanjutnya Anoraga dan Sudantoko (2002) menyebutkan usaha kecil terbagi
dalam usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha informal adalah
sebagai usaha yang terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara
lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang
keliling. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat
produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan
dengan seni dan budaya. Bentuk-bentuk usaha mikro tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Pedagang kaki lima
2.
Pedagang buah-buahan
3.
Kios
4.
Sektor industri rumah tangga
5.
Industri furniture keramik.
Menurut Winarto (2003:27) menggolongkan dua kategori aktivitas
kewirausahaan, yaitu:
8
1.
Berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by
opportunity).
Kewirausahaan karena terpaksa tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan
kecuali dengan malakukan kegiatan usaha tertentu sehingga wirausaha dapat
dipandang dari:
a. Tujuan wirausaha
b. Proses berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha
berjalan lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia
sebagai pendiri, atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui
franchising.
c. Konteks industri dan teknologi.
d. Struktur kepemilikan, yaitu pemilik tunggal, kongsi, atau kelompok.
Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
disebutkan bahwa:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria sebagi berikut:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b) memiliki
hasil
usaha
hasil
penjualan
tahunan
paling
banyak
Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau
9
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai
berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar
lima
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha kecil dan
menengah adalah unit usaha yang berskala kecil, merujuk pada ekonomi rakyat,
modal yang relatif kecil, dan dikelola secara sederhana tanpa pembukuan yang
10
rinci, usaha kecil juga ada yang telah terdaftar dan ada yang masih tidak terdaftar
dan sulit memperoleh sumber dana dari pasar modal karena keterbatasan dalam
sistem administrasinya.
Dalam upaya penumbuhan usaha kecil tersebut. Perlu diketahui karakteristik serta
permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil. Pada umumnya, usaha
kecil mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut menurut Winarni (2006) :
a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan.
b. Aspek legalitas usaha lemah.
c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak
baku.
d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan
pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan.
e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha.
f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi.
g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas.
h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh
kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.
Secara umum sektor usaha kecil menurut Rahmi (2004:2) memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1.
Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak
diperbaharui sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya.
2. Margin usaha cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas.
Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
Kemampuan pemasaran, negosiasi dan diversifikasi pasar sangat terbatas.
Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Sedangkan menurut Handoko (2002:225-226), sektor usaha kecil memiliki
karakteristik sebagai berikut :
11
a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan standar. Kadang kala pembukuan tidak diupdate, sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya.
b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c. Modal terbatas.
d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efesiensi jangka panjang.
f. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan
dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
Dari beberapa penjelasan di atas tentang karakteristik usaha kecil, maka
penulis menarik kesimpulan bahwa karakteristik usaha kecil adalah jenis usaha
berbentuk perorangan yang sistem pembukuannya masih sederhana dengan
kemampuan serta modal yang sangat terbatas.
Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian yang mencerminkan wirausaha
sesungguhnya, karena kepribadian positif yang dimilikinya akan menentukan
jalan atau tidaknya usaha yang sedang dijalani. Kepribadian mempunyai banyak
arti, istilah kepribadian sering didengar sehubungan dengan keadaan seseorang
atau karakter seseorang. Sedarmayanti (2010:1) mengatakan bahwa kata
kepribadian berasal dari kata personality (bahasa inggris ) yang berasal dari kata
person (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Kedok atau topeng yaitu
tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung yang dimaksudkan untuk
menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.
Menurut Suhairi dalam Fathul (2010:29) bahwa sifat kepribadian
seseorang wirausaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi
perusahaan. Sebaliknya, seseorang yang tidak mempunyai nilai kewirausahaan
terdapat pengaruh negatif terhadap kinerja usaha, sifat kepribadian yang tinggi
12
seperti lokus pengawasan internal yang tinggi, kesediaan menanggung resiko yang
tinggi, keperluan berprestasi yang tinggi, selalu berusaha untuk memperbaiki diri
ke arah yang lebih baik dengan merubah tata cara mengelola usaha. Prestasi usaha
yang dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat wirausaha yang tinggi akan
lebih baik dan tinggi dibanding dengan usaha yang dikelola oleh wirausaha yang
memiliki sifat kepribadian wirausaha yang rendah.
Kemudian menurut Kreitner dan Klnicki (2003:175) kepribadian
merupakan karakteristik fisik dan mental yang stabil bertanggung jawab pada
identitas diri, ciri fisik dan mental yang stabil yang memberi identitas pada
individu.
John, Donahue, dan Kentle dalam Purnomo dkk (2010:146) membagi
dimensi kepribadian ada lima, yaitu:
1.
Openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman hidup antara
lain penuh dengan ide baru, imajinasi yang aktif, cerdik dan mendalam, suka
refleksi diri, penasaran dengan banyak hal, inovatif, dan artistik. Individu
dengan openness to experience yang rendah atau closed to experience
memiliki kepribadian yang berkebalikan dari karakter tersebut di atas seperti:
tidak inovatif, suka sesuatu yang rutin, praktis, dan cenderung tertutup.
Kepribadian conscientiousness atau keterbukaan mata dan telinga antara lain: suka
bekerja keras, bekerja sesuai dengan rencana, dapat diandalkan, teratur,
melakukan pekerjaan dengan cermat dan terperinci, dan cenderung rajin.
Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki conscientiousness yang
tinggi. Sedangkan individu dengan conscientiousness rendah memiliki
kepribadian: ceroboh, malas, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan.
Kepribadian extraversion atau keterbukaan terhadap orang lain antara lain: aktif
berbicara, penuh dengan energi, antusias, kepribadian yang tegas dan pasti,
ramah dan suka bergaul. Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki
extraversion yang tinggi. Kebalikannya, individu dengan extraversion yang
rendah memiliki kepribadian antara lain: pendiam, pemalu, sukar bergaul,
dan tidak terlalu bergairah. Individu dengan kepribadian ini disebut juga
memiliki kepribadian introversion.
Agreeableness atau keterbukaan terhadap kesepakatan memiliki kepribadian
antara lain: suka bekerja sama, dapat dipercaya, penuh perhatian dan baik
pada orang lain, suka menolong, tidak mementingkan diri sendiri, pemaaf dan
13
tidak suka berselisih dengan orang lain. Individu dengan kepribadian tersebut
dikatakan memiliki agreeableness yang tinggi. Sebaliknya, individu dengan
agreeableness yang rendah memiliki kepribadian antara lain: suka mencari
kesalahan orang lain, senang berselisih, tak acuh, tidak sopan, dan
mementingkan diri sendiri.
Neoriticism atau keterbukaan terhadap tekanan memiliki kepribadian antara lain:
sering merasa tertekan, penuh ketegangan dan kekhawatiran, mudah murung
dan sedih, dan mudah gelisah. Individu dengan kepribadian ini dikatakan
memiliki emosi yang tidak stabil. Sebaliknya individu dengan emosi yang
stabil memiliki kepribadian antara lain: dapat mengatasi stress dengan baik,
tidak mudah kecewa, tenang dalam situasi menegangkan, dan tidak medah
tertekan.
Holland dalam Perjuangan (2008) mengemukakan bahwa ada enam tipe
atau orientasi kepribadian pada manusia, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tipe Realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan
sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak
hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang
lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu
perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruksi.
Tipe Intelektual
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir dari pada
pelaku tindakan, senang menganalisis, dan memahami sesuatu. Biasanya
menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di
laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuan, ahli matematika.
Tipe Sosial
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan
yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan berhubungan
dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan
sains. Pekerjaan yang sesuai yaitu guru atau pengajar, konselor, pekerja
sosial, pemandu, dan bartender.
Tipe Konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data
dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai yaitu sekretaris, teller, dan
akuntan.
Tipe Usaha
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan
menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan
mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini cocok bekerja sebagai sales,
politikus, manajer, pengacara, dan agensi iklan.
Tipe Artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau
aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia
14
mengekspresikan diri. Karier yang sesuai yaitu menjadi musisi, seniman,
dekorator, penari, dan penulis.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan kepribadian adalah tingkah laku
dan kebiasaan yang merupakan pembawaan pada diri seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya yang mana setiap individu memiliki
kepribadian yang berbeda-beda.
Para wirausaha ketika sedang menjalankan usahanya harus memilikikepercayaan
diri yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Kepercayaan diri adalah salah satu
modalnya untuk memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain bahwa dia
memiliki kemampuan untuk menjalankan suatu usaha. Kepercayaan diri
merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya melakukan sesuatu
atau pekerjaan spesifik yang menjadi tanggung jawabnya (Bandura dan Bailey
dalam Greenberg dan Baron, 2003). Menurut Purnomo dkk (2010:147) “Bagi
pengusaha, kepercayaan diri berarti terkait dengan proses menjalankan usahanya
seperti kemampuan memahami bisnis, kemampuan menyelesaikan berbagai
macam permasalahan bisnis, dan kemampuan menjalankan tanggung jawab dalam
aktivitas usahanya”.
Kepercayaan diri terkait dengan pengalaman penerimaan timbal balik dari
pekerjaan yang telah dilakukan berulang kali dan penilaian kinerja dari orang lain
dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas tertentu (Greenberg dan Baron, 2003).
Individu dengan kepercayaan diri yang tinggi cenderung bahagia dalam pekerjaan
dan kehidupan mereka secara umum. Selain itu individu tersebut juga lebih sering
berinovasi dalam pekerjaannya. Dalam konteks dunia usaha, pengusaha dengan
kepercayaan diri yang tinggi akan cenderung merasa senang dan menikmati usaha
15
yang dijalankannya. Pengusaha tersebut akan lebih mudah dan yakin dalam
menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya (Purnomo dkk,
2010:147)
Kepercayaan
diri
merupakan
keyakinan
seseorang
terhadap
kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang dibebankan
kepadanya. Persepsi seseorang terhadap kepercayaan diri memiliki pengaruh yang
kuat pada tindakan mereka dan bagaimana pengetahuan dan keterampilan akan
dimanfaatkan (Nurul, 2004:59). Menurut Dale dalam Paulus dan Cahyono (2005)
kepercayaan diri berpengaruh terhadap kegiatan yang akan dipilih, tingkat
kepercayaan diri yang rendah cenderung untuk menghindari tantangan, sedangkan
kepercayaan diri yang tinggi mempunyai ketertarikan dalam menghadapi
tantangan.
Menurut Wulansari (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri, yaitu:
1.
Pengalaman keberhasilan (mastery experiences)
Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan kepercayaan diri
yang dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan kepercayaan
dirinya. Apabila keberhasilan yang didapat seseorang lebih banyak karena
faktor-faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh
terhadap peningkatan kepercayaan diri. Akan tetapi, jika keberhasilan
tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan
hasil perjuangan sendiri, maka hal itu membawa pengaruh pada peningkatan
kepercayaan dirinya.
16
2.
Pengalaman orang lain (vicarious experiences)
Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan
individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan
kepercayaan diri
seseorang dalam mengerjakan tugas
yang
sama.
Kepercayaan diri tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi
pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya
sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modeling. Namun
kepercayaan diri yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model
yang diminati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model.
3.
Persuasi sosial (social persuation)
Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh
seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan
seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas.
4.
Keadaan fisiologis dan emosional (physiological and emotional states)
Kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan
tugas seiring diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang
cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak
diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan
lainnya. Kepercayaan diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan
kecemasan sebaliknya kepercayaan diri yang rendah ditandai oleh tingkat
stress dan kecemasan yang tinggi pula.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri
adalah keyakinan, semangat dan rasa percaya diri yang tinggi akan kemampuan
17
yang dimiliki dan pantang menyerah dalam mencoba, suka terhadap tantangan
serta yakin akan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang sulit sekalipun untuk
mencapai hasil yang terbaik.
Kata produktivitas sebenarnya mempunyai berbagai macam definisi, tergantung
pada persepsi dari orang yang menggunakan dan pada dasarnya mempunyai
konsep dasar yang sama. Sumber-sumber ekonomis yang digerakkan secara
efektif memerlukan ketrampilan organisator dan tehnik sehingga mempunyai
tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan
masukan yang diolah. Pengertian produktivitas dapat diartikan secara beragam
dari berbagai sudut pandang tergantung siapa yang mengemukakannya dan apa
tujuannya. Seperti yang dikemukakan oleh Anoraga (2004:175) mendefinisikan
produktivitas ke dalam tiga konsep yaitu konsep ekonomis, konsep filosofis, dan
konsep sistem. Konsep ekonomis dikaitkan dengan usaha manusia dalam upaya
menghasilkan barang dan jasa guna pemenuhan kebutuhan hidup manusia, konsep
filosofis dikaitkan dengan pandangan hidup dan sikap mental dalam upaya
pencapaian kehidupan esok yang lebih baik lagi, sedangkan konsep sistem
dikaitkan dengan pemikiran bahwa tujuan suatu sistem akan tercapai dengan
adanya kerjasama dan keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan. Lain halnya
pengertian produktivitas menurut Sinungan (2008:12) yang mendefinisikan
bahwa: ”Produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barangbarang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya, dengan kata lain suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input”.
18
Sedangkan Mulyadi (dalam Puspitasari, 2007:22) mengungkapkan
produktivitas adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan produksi keluaran
secara efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dan
masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Produktivitas
menurut Paul Mali (dikutip oleh Sedarmayanti, 2009:57) adalah “Bagaimana
menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan
memanfaatkan
sumber
daya
secara
efisien”.
Greenberg
(dikutip
oleh
Muchdarsyah, 2003:12) produktivitas dapat diartikan sebagai “ratio antara hasil
karya nyata (output) dalam bentuk barang dan jasa, dengan masukan (input) yang
sebenarnya”. Selanjutnya Produktivitas menurut formulasi National Productivity
Board (NPB) Singapore (dikutip oleh Sedarmayanti, 2009:65) adalah “sikap
mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan
peningkatan perbaikan”
Menurut Budiono (2003:263) produktivitas mempunyai pengertian
fisiologi, Produktivitas yaitu “sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik kemarin, esok harus lebih baik
dari hari ini. Pengertian ini mempunyai makna bahwa dalam perusahaan atau
pabrik, manajemen harus terus menerus melakukan perbaikan proses produksi,
sistem kerja, lingkungan kerja dan lain-lain”. dan Produktivitas menurut Hasibuan
(2003:126) adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).
Sementara itu Rochmana (2000:37) menyatakan bahwa produktivitas adalah suatu
konsep yang menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak
manusia, dengan menggunakan sumber–sumber riil yang makin sedikit.
19
Menurut simanjuntak (2001:38) peningkatan produktivitas terwujud dalam
empat bentuk yaitu :
a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber
daya yang lebih sedikit.
b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber
daya yang kurang.
c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber
daya yang sama.
d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber
daya yang relatif lebih kecil.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa produktivitas adalah meningkatkan hasil barang dan jasa antara hasil karya
nyata (output) dengan masukan (input) untuk melakukan peningkatan perbaikan
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik kemarin, esok harus lebih baik dari hari
ini.
20
Kerangka Berpikir
Untuk mengetahui pengaruh kepribadian (X1) dan kepercayaan diri
(X2) terhadap produktifitas (Y) dapat digambarkan dalam skema
berikut :
KEPRIBADIAN
(X1)
PRODUKTIVITAS
(Y)
KEPERCAYAAN
DIRI (X2)
Hi potesis
Hipotesis adalah pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji
kebenarannya (Djarwanto dalam Eka, 2010:21). Adapun yang menjadi hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Ha = Kepribadian dan kepercayaan diri berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe
21
METODELOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah para pengusaha kecil yang berada di Kota
Lhokseumawe. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Banda Sakti,
Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu, dan Kecamatan Blang Mangat.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang berada di empat
Kecamatan di Kota Lhokseumawe yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan
Muara Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Blang Mangat. Dari data
yang ada seluruh pengusaha kecil di Kota Lhokseumawe yaitu 1949 usaha kecil
berdasarkan informasi dari Disperindagkop Kota Lhokseumawe.
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
pengambilan sampel (cluster sampling).
Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 95 usaha kecil
yang berada di Kota Lhokseumawe. Dengan penarikan jumlah sampel di setiap
Kecamatan adalah :
Kecamatan Banda Sakti :
Kecamatan Muara Dua :
Kecamatan Muara Satu :
Kecamatan Blang Mangat:
22
Dalam rangka mendapatkan data-data untuk tujuan penelitian berupa data
primer teknik yang dipergunakan adalah dengan menggunakan Metode Kuesioner
(Questioner).
Operasional Variabel
Variabel
Definisi Variabel
Produktivitas Bagaimana
(Y)
menghasilkan
atau
meningkatkan
hasil
barang dan jasa setinggi
mungkin
dengan
memanfaatkan sumber
daya secara efisien.
Kepribadian Sifat-sifat
mendasar
(X1)
yang
timbul
dan
diterapkan
oleh
pengusaha
dalam
menjalankan
sebuah
usaha.
Kepercayaan Pandangan seseorang
diri (X2)
tentang keyakinan
tentang dirinya untuk
melakukan pekerjaan
atau sesuatu yang
menjadi tanggung
jawabnya.
Model Analisis Data
Indikator
1. Meningkatkan
hasil
2. Output
3. Perbaikan
Skala
Likert
1. Pengaruh positif
2. Keterbukaan
3. Prestasi
Likert
1. Keyakinan
2. Kemampuan
3. Penilaian
Likert
23
Untuk mengetahui pengaruh kepribadian dan kepercayaan diri terhadap
produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe digunakan analisis Regresi Linier
Berganda dengan asumsi-asumsi yang digunakan adalah variabel independent dan
variabel dependent mempunyai hubungan linier, dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ei
Dimana :
Y = Produktivitas
a = Konstanta
b1 = Koefisien kepribadian
b2 = Koefisien kepercayaan diri
X1 = Variabel kepribadian
X2 = Variabel kepercayaan diri
ei = Error term
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe cukup baik, salah satunya
adalah produktivitas usaha kecil, terbukti dengan jumlah usaha kecil di
Kota Lhokseumawe yang terbilang besar yaitu mencapai 1949 usaha, hal
ini menjelaskan bahwa usaha kecil di Kota Lhokseumawe memiliki
produktivitas yang baik. Keberhasilan para pengusaha usaha kecil di Kota
Lhokseumawe dalam mempertahankan produktivitasnya tidak terlepas dari
kepribadian
dan
kepercayaan
diri
yang
mereka
miliki.
Karena
produktivitas usaha kecil akan baik bila adanya sistem yang baik pada
24
pengelolanya. Usaha kecil mempunyai peran penting bagi Kota
Lhokseumawe yaitu dalam hal mengurangi jumlah pengangguran, usaha
kecil menjadi mata pencaharian beberapa orang di tengah kesulitan
mendapatkan pekerjaan. Selain itu para pengusaha usaha kecil juga dapat
membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain sebagai tenaga kerja pada
usaha tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas usaha kecil di
Kota Lhokseumawe terjadi berdasarkan variabel kepribadian dan
kepercayaan diri karena kedua variabel tersebut mampu memberikan
pengaruh yang signifikan bagi produktivitas usaha kecil. untuk itu para
pengusaha usaha kecil di Kota Lhokseumawe dapat menumbuhkan
kepribadian dan kepercayaan diri guna meningkatkan produtivitas
usahanya.
Karakteristik
Responden
menggambarkan
identitas
responden dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pendapatan
perbulan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 95 responden.
Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik responden dapat dilihat
bahwa dari jumlah 95 responden terdapat 60 orang responden (63,2%)
adalah laki-laki, dan 35 orang responden (36,8%) adalah perempuan.
Dilihat dari usia respondenusia responden yang berkisar <25
tahun berjumlah 7 responden (7,4%), usia 26-35 tahun berjumlah 23
responden (24,2), usia 36-45 tahun berjumlah 43 responden (45,3%) dan
usia >46 tahun berjumlah 22 responden (23,2
Dilihat dari pendidikan terakhir, maka didapat responden yang
menyelesaikan pendidikan terakhir SD berjumlah 4 responden (4,2%),
25
SMP berjumlah 5 responden
(5,3%), SMA berjumlah 37 responden
(38,9%), Diploma (Akademi) berjumlah 35 responden (36,8%), Sarjana
(S-1) berjumlah 14 responden (14,7%). Dengan ini dijelaskan bahwa
responden yang berpendidikan terakhir SMA ebih dominan daripada
responden yang lainnya. Pada responden yang menyelesaikan pendidikan
terakhir SMA yang berjumlah 37 Responden, merupakan jumlah yang
dominan , karena responden yang menyelesaikan pendidikan terakhir
SMA sudah memadai keilmuannya untuk memulai usaha kecil.
Dilihat dari pendapatan perbulan, maka dapat diketahui responden yang
berpenghasilan <Rp. 1.499.000,00 berjumlah 14 responden (14,7%),
berpenghasilan
Rp.
1.500.000,00-Rp.
2.999.000,00
berjumlah
18
responden (18,9%), berpenghasilan Rp. 3.000.000,00-Rp. 4.499.000,00
berjumlah 28 responden (29,5%), berpenghasilan Rp. 4.500.000,00-Rp. 5.
999.000,00 berjumlah 22 responden
(23,2%), berpenghasilan >Rp.
6.000.000,00 berjumlah 13 responden (13,7%).
Analisa ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara
variabel independen dan variabel dependen, melalui kepribadian (X1) dan
Kepercayaan Diri (X2) terhadap produktivitas usaha kecil (Y). Hasil
analisa di atas adalah sebagai berikut:
Y = 2,263 + 0,075X1 + 0,562X2
Dari hasil formulasi model di atas, konstanta mempunyai koefisien sebesar
2,263 yang berarti bahwa apabila variabel-variabel observasi tidak
26
mengalami perubahan, maka produktivitas usaha kecil di Kota
Lhokseumawe sebesar 2.263. Sementara koefisien variabel kepribadian
(X1) sebesar 0,075 yang berarti bahwa apabila kepribadian ditingkatkan
1% maka akan meningkatkan produktivitas usaha kecil di Kota
Lhokseumawe sebesar 7,5%. Koefisien variabel self efficacy (X2) sebesar
0,562 yang berarti bahwa apabila kepercayaan diri ditingkatkan 1% maka
akan meningkatkan produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe
sebesar 56,2%.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah variabel kepribadian dan
kepercayaan diri mempengaruhi produktivitas usaha kecil di Kota
Lhokseumawe. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan
dalam penelitian ini, maka penulis mencoba untuk membuktikan hipotesis
hasil penelitian ini melalui dua pengujian di bawah ini :
Uji t (secara parsial)
diketahui hasil pada variabel kepribadian (X1) memiliki nilai thitung sebesar
2,115 > dengan nilai ttabel sebesar 1,980 dan nilai signifikan 0,037, karena
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas kepribadian (X1),
secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat produktivitas usaha
kecil di Kota Lhokseumawe maka Ha diterima, variabel kepercayaan diri
(X2) memiliki nilai thitung sebesar 9,605 > dengan nilai ttabel sebesar 1,980
dan nilai signifikan 0,000, karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05
maka variabel kepercayaan diri(X2) secara parsial sangat berpengaruh
27
terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe,
maka Ha diterima.
Uji F (secara simultan)
Berdasarkan Hasil pengujian yang ditemukan, bahwa nilai Fhitung sebesar
48,938 jauh lebih besar dibandingkan nilai Ftabel yang hanya sebesar 3,07
dengan nilai signifikan 0,000, karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari
0,05 maka variabel kepribadian dan kepercayaan diri secara bersama-sama
sangat berpengaruh terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil
maka Ha diterima
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil pengujian, maka ditemukan nilai R sebesar 0,718.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel
bebas kepribadian dan kepercayaan diri terhadap variabel terikat
produktivitas usaha kecil menunjukkan hubungan yang kuat.
Dari hasil penelitian sebagaimana ditemukan nilai Adjusted R2 sebesar
0,505 yang berarti pengaruh kepribadian dan kepercayaan diri terhadap
produktivitas usaha kecil sebesar 50,5% sementara sisanya sekitar 49,5%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.
Kesimpulan
1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,718 yang menunjukkan hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat artinya variabel
kepribadian
dan
kepercayaan
diri
berhubungan
kuat
dengan
produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe. dengan Adjusted R
Square sebesar 0,505 ini berarti bahwa variabel kepribadian dan
28
kepercayaan diri dapat mempengaruhi produktivitas usaha kecil di Kota
Lhokseumawe sebesar 50,5% sisanya 49,5% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model penelitian.
2. Secara parsial variabel kepribadian (X1) berpengaruh terhadap
produktivitas usaha kecil (Y) pada tingkat kepercayaan 95%, dimana
thitung = 2,115 dan ttabel = 1,980 yang artinya thitung > ttabel dalam penelitian
ini menerima hipotesis Ha1 dan menolak hipotesis H01, variabel
kepercayaan diri (X2) sangat berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas usaha kecil (Y) pada tingkat kepercayaan 95%, dimana
thitung = 9,605 dan ttabel = 1,980 karena nilai signifikan jauh lebih kecil
dari 0,05 yang artinya thitung > ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini menerima hipotesis Ha.
3. Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 48,938, sedangkan Ftabel
sebesar 3,07, ini menunjukkan Fhitung > Ftabel,. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menerima hipotesis Ha.
KEPUSTAKAAN
Alma, Buchari (2001), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan
Keenam, Alfabeta, Bandung.
Anoraga (2004), Koperasi, Kewiraswastaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta,
Jakarta.
Anoraga, dkk (2002), Koperasi, Kewiraswastaan dan Usaha Kecil, Rineka
Cipta, Jakarta.
Anoraga dan Sudantoko (2002), Koperasi, Kewiraswastaan, dan Usaha Kecil,
Rineka Cipta, Jakarta.
29
Boone dan Kurtz (2002), Pengantar Bisnis, Erlangga, Jakarta.
Boyatzis, R,E, Ron, S (2001), Unleashing the Power of Self Directed Learning,
Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, USA.
Budiono (2003), Bunga Rampai Hiperkes dan KK, BP UNDIP, Semarang.
Eka Soraya, Ayudiati (2010), Analisis Pengaruh Locus Of Control Terhadap
Kinerja dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating
(Studi Pada Karyawan Tetap Bank Jateng Semarang), Skripsi (tidak
dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Fathul, Moh. Mujib (2010), Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Secara
Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) (Studi Pada Pelaku UKM Di Kabupaten
Kebumen), Skripsi (tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Greenberg dan Baron (2003), Behavior in Organizations: Understanding and
Managing the Human Side of Work, 8th edition, Prentice Hall
International, New Jersey.
Handoko, T. Hani (2002), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Hasibuan, S.P. Malayu (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
revisi, Jakarta.
Hermawan (2004). Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis Disertasi untuk
Konsentrasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Husein, Umar (2004), Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
PT. Gramedia Pusaka, Jakarta.
Kasmir (2007), Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo (2003), Perilaku Organisasi, Terjemahan:
Erly Suandy, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Muchdarsyah (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta.
30
Nurul, Indarti (2004), Factors Affecting Entrepreneurial Intentions Among
Indonesian Students, Journal of Indonesian Ekonomi and Business,
Volume 19, Nomor 1.
Paulus dan Cahyono (2005), Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Perjuangan, Faiz (2008), Teori Pilihan Karir Menurut John L. Holland, UGM,
Yogyakarta, Faizperjuangan.wordpress.com.
Purnomo, dkk (2010), Pengaruh Kepribadian, Self-Efficacy dan Locus Of
Control Terhadap Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah, Jurnal Bisnis
Dan Ekonomi Volume 17 Nomor 2, Hal. 144-160.
Rahmi, Ridwan (2004), Pengembangan Usaha Modern, Pelita, Jakarta.
Rochmana (2000), Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Tingkat
Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham, Tesis Universitas Padjajaran
Bandung.
Safitri (2010), Hubungan Kecenderungan Kepribadian Ekstroversi Dengan
Produktivitas Kerja Agen Call Center Pada PT. X, Perpustakaan
Universitas Guna Darma.
Santoso (2000), Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Alex Media,
Komputindo, Jakarta.
Sedarmayanti (2009), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja,
Mandar Maju, Bandung.
...................... (2010), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja,
Mandar Maju, Bandung.
Simanjuntak (2001), Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi 2001,
FEUI, Jakarta.
Sinungan (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiono (2004), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta.
………., (2005), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta.
Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah (2006), Metodelogi Penelitian Bisnis,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Supranto (2003), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
31
Suryana (2000), Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba
Empat, Jakarta.
............. (2003), Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba
Empat, Jakarta.
Umar (2007), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
UU No.20 Tahun 2008
Winardi (2002), Entrepreneur  Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.
……….. (2003), Entrepreneur  Entrepreneurship, Kencana, Jakarta.
Winarni, Sri (2006), Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui
Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan, Infokop Nomor 29
Tahun
XXII,
2006,
Sumber
:
http://www.damandiri.or.id/file/yurniwatiunpadbab2b.pdf,
diunduh
tanggal 20 Januari 2013.
Winarto (2003), Kewirausahaan, STIE-Indonesia, Jakarta.
Wulansari, Retno (2001), Goal Orientantion, Self Efficacy dan Prestasi Belajar
Pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program Penggajaran Intensif di
Sekolah, Tesis (tidak dipublikasikan), Program Pasca Sarjana Psikologi
Universitas Gunadarma, Depok.
Download