PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DI KOTA LHOKSEUMAWE Yanita Dosen Fakultas Ekonomi Universitas malikussaleh Nip 197401181999032004 ABSTRACT This study aimed to determine how big the effect of personality and self efficacy to the productivity of small businesses in the city of Lhokseumawe with partial and simultan influences. the research object is businessesman small which amounts to 95 small businesses . However the data analysis used multiple regression method with SPSS program. The results showed that the correlation coefficient (R which means that the variable personality (X1) and self efficacy (X2) have strong correlation with productivity (Y). partially the variable personality (X1) significant effect on business productivity (Y), and variable self efficacy (X2) very significant effect on productifity (Y). and simultan Fcount that the variable personality (X1) and self efficacy (X2) together significant effect on productifity (Y). keywords : personality, self efficiacy, productifity. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepribadian dan kepercayaan diri berpengaruh terhadap produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe secara parsial dan pengaruhnya secara simultan. Objek penelitian ini adalah pengusaha kecil di Kota Lhokseumawe yang berjumlah 95 usaha kecil dengan metode penentuan sampelnya adalah metode cluster sampling.. Serta teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda melalui program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) yang berarti bahwa variabel kepribadian (X1) dan kepercayaan diri (X2) mempunyai hubungan yang kuat dengan produktivitas (Y).Ditemukan bahwa variabel kepribadian (X1) berpengaruhsignifikan terhadap produktivitas (Y), dan variabel kepercayaan diri (X2) sangat berpengaruhsignifikan terhadap keberhasilan usaha (Y). dan secara simultan ditemukan bahwa variabel kepribadian (X1) dan kepercayaan diri (X2) se berpengaruh signifikan terhadap produktivitas (Y). Kata-kunci : Kepribadian, Self Efficacy dan Produktivitas 1 2 PENDAHULUAN Di Indonesia, Usaha Kecil merupakan salah satu sektor usaha yang mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Usaha kecil dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka kesempatan kerja sehingga membantu beban pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan karena telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Usaha kecil menjadi pilihan yang mudah dan mudah dalam memberdayakan diri dalam masyarakat. Kepribadian pelaku usaha sangat berpengaruh usahanya, dimana kepribadian akan menggambarkan dalam menjalankan setiap tindakan yang dilakukan dalam mengelola usaha. Kepribadian seseorang terbentuk secara alamiah dan tidak bisa dipaksakan, setiap individu memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan individu lainnya dimana psikologis seseorang juga mempengaruhi kepribadiannya dalam menjalankan sebuah usaha. Faktor psikologis menjadi dasar paling utama yang mempengaruhi kemampuan seseorang, yaitu kemampuan mengelola diri sendiri, inisiatif, optimisme, kemampuan mengkoordinasi emosi dalam diri dan mampu berpikir tenang tanpa terbawa emosi (Boyatzis, 2001: 2). Kepribadian juga akan membentuk kemampuan memotivasi diri untuk sukses dan mampu menjalankan usaha dengan baik, seorang pengusaha juga harus mampu menyesuaikan diri terhadap segala situasi yang ada dalam dunia 3 bisnis sehingga perkembangan kepribadian mengarah kepada sifat yang dinamis untuk terus mencapai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan agar tercipta kepribadian yang handal dan produktivitas yang lebih baik dalam mengelola usahanya. Selain kepribadian, kepercayaan diri (self efficacy) juga faktor penting yang akan memotivasi pengusaha untuk maju dan sukses. Dimana kepercayaan diri itu sendiri merupakan keyakinan dan semangat yang tinggi untuk dapat mengendalikan keadaan yang akan menghasilkan hal-hal yang positif dalam menjalankan usahanya tersebut. Maka dengan menerapkan kepercayaan diri sendiri yang tinggi akan menimbulkan keinginan yang besar untuk menjalankan usahanya dengan sebaik-baiknya. Karena kepercayaan diri sendiri juga salah satu sifat yang menjadi faktor pendorong bagi pengusaha dalam mencoba tantangan dan tidak takut untuk berinovasi sehingga meningkatkan kualitas produktivitas usaha. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian akan mempengaruhi terhadap kinerja pelaku usaha agar dapat meningkatkan produktivitas usaha yang sedang dijalankannya, dimana kepribadian adalah salah satu indikator untuk pencapaian produktivitas yang tinggi dan kepercayaan diri juga merupakan sifat yang penting dimiliki oleh wirausahawan untuk mencapai produktivitas yang lebih baik dalam menjalankan usahanya karena kepercayaan diri juga akan memicu pada perasaan mampu bekerja lebih baik, tertarik terhadap setiap tantangan dan ingin mencapai kepuasan yang tinggi dari hasil kinerjanya. 4 Di Kota Lhokseumawe usaha kecil masih sangat diminati dan mampu bertahan dalam situasi sulit seperti krisis global. Karena menurut sumber Disperindagkop Kota Lhokseumawe jumlah usaha kecil dari tahun 2005-2010 berjumlah 1949. Dengan jumlah yang tidak sedikit ini, memberikan gambaran bahwa para pemilik usaha kecil di Kota Lhokseumawe mampu mempertahankan produktivitas usahanya dengan baik. TINJAUAN PUSTAKA Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain. Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata “wira” yang artinya gagah berani, perkasa dan kata “usaha” berarti menjalankan suatu bisnis dengan pengertian bahwa wirausaha orang yang berani menjalankan suatu bisnis atau usaha dengan segala manfaat dan resiko yang terjadi. Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya bisnis hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. secara sederhana kewirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko dalam arti bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007:18). 5 Kewirausahaan muncul apabila seseorang mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. individu berani Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wira usaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu. (Bygrave dalam Suryana, 2003:7). Menurut (Umar, 2007:78) kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. kewirausahaan Selanjutnya sebagai proses menurut dinamik Alma untuk (2001:25) mendefinisikan menciptakan tambahan kemakmuran. Tambahan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang menanggung resiko, menghabiskan waktu dan menyediakan berbagai produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkannya boleh saja bukan merupakan barang baru tetapi mesti mempunyai nilai yang baru dan berguna dengan memanfaatkan skills dan resources yang ada. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai kewirausahaan, menurut Suryana (2000:7) sebagai berikut: 1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis 2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda 3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan 6 4) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovation) yang bermanfaat memberikan nilai lebih 5) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada dan menemukan cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada konsumen. Dari beberapa penjelasan di atas tentang pengertian kewirausahaan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan proses dinamik untuk menciptakan sesuatu sebagai tambahan kemakmuran yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis dengan berjiwa berani mengambil resiko pada setiap peluang yang didapatnya. Usaha kecil adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil di Indonesia masih beragam. Pengertian kecil dalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga perlu ada batasan yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari berbagai segi. Menurut Boone dan Kurtz (2002:177) usaha kecil merupakan suatu perusahaan yang memiliki dan dioperasikan secara independen, tidak mendominasi dalam bidangnya, dan memenuhi ukuran standar tertentu atas laba atau jumlah karyawan. “Seorang pengusaha kecil disebut juga seorang entrepreneur yaitu seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian, yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasi peluang-peluang melalui kombinasi 7 sumber-sumber daya diperlukan untuk mendapatkan manfaatnya (Winardi, 2003: 16)”. Menurut Winardi (2002:198) menyatakan bahwa usaha kecil adalah usaha produktif, terutama dalam bidang produksi atau pemasaran tertentu yang menggunakan jasa-jasa, misalnya : transportasi jasa perhubungan yang menggunakan modal dan tenaga kerja yang relatif kecil. Kemudian menurut Anoraga dkk (2002:225) yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan diatur dalam undang-undang. Selanjutnya Anoraga dan Sudantoko (2002) menyebutkan usaha kecil terbagi dalam usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha informal adalah sebagai usaha yang terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya. Bentuk-bentuk usaha mikro tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pedagang kaki lima 2. Pedagang buah-buahan 3. Kios 4. Sektor industri rumah tangga 5. Industri furniture keramik. Menurut Winarto (2003:27) menggolongkan dua kategori aktivitas kewirausahaan, yaitu: 8 1. Berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by opportunity). Kewirausahaan karena terpaksa tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan kecuali dengan malakukan kegiatan usaha tertentu sehingga wirausaha dapat dipandang dari: a. Tujuan wirausaha b. Proses berusaha. Dalam proses berusaha apakah keputusan untuk berusaha berjalan lambat atau cepat, dan pada waktu masuk dalam bisnis apakah ia sebagai pendiri, atau mendapat usaha dari proses membeli atau melalui franchising. c. Konteks industri dan teknologi. d. Struktur kepemilikan, yaitu pemilik tunggal, kongsi, atau kelompok. Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, disebutkan bahwa: 1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagi berikut: a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b) memiliki hasil usaha hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau 9 menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut: a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha kecil dan menengah adalah unit usaha yang berskala kecil, merujuk pada ekonomi rakyat, modal yang relatif kecil, dan dikelola secara sederhana tanpa pembukuan yang 10 rinci, usaha kecil juga ada yang telah terdaftar dan ada yang masih tidak terdaftar dan sulit memperoleh sumber dana dari pasar modal karena keterbatasan dalam sistem administrasinya. Dalam upaya penumbuhan usaha kecil tersebut. Perlu diketahui karakteristik serta permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil. Pada umumnya, usaha kecil mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut menurut Winarni (2006) : a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan. b. Aspek legalitas usaha lemah. c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku. d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan. e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha. f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi. g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas. h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik. Secara umum sektor usaha kecil menurut Rahmi (2004:2) memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak diperbaharui sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya. 2. Margin usaha cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. 3. Modal terbatas. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang. Kemampuan pemasaran, negosiasi dan diversifikasi pasar sangat terbatas. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Sedangkan menurut Handoko (2002:225-226), sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut : 11 a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadang kala pembukuan tidak diupdate, sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya. b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. c. Modal terbatas. d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efesiensi jangka panjang. f. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan. Dari beberapa penjelasan di atas tentang karakteristik usaha kecil, maka penulis menarik kesimpulan bahwa karakteristik usaha kecil adalah jenis usaha berbentuk perorangan yang sistem pembukuannya masih sederhana dengan kemampuan serta modal yang sangat terbatas. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian yang mencerminkan wirausaha sesungguhnya, karena kepribadian positif yang dimilikinya akan menentukan jalan atau tidaknya usaha yang sedang dijalani. Kepribadian mempunyai banyak arti, istilah kepribadian sering didengar sehubungan dengan keadaan seseorang atau karakter seseorang. Sedarmayanti (2010:1) mengatakan bahwa kata kepribadian berasal dari kata personality (bahasa inggris ) yang berasal dari kata person (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Kedok atau topeng yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung yang dimaksudkan untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Menurut Suhairi dalam Fathul (2010:29) bahwa sifat kepribadian seseorang wirausaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi perusahaan. Sebaliknya, seseorang yang tidak mempunyai nilai kewirausahaan terdapat pengaruh negatif terhadap kinerja usaha, sifat kepribadian yang tinggi 12 seperti lokus pengawasan internal yang tinggi, kesediaan menanggung resiko yang tinggi, keperluan berprestasi yang tinggi, selalu berusaha untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik dengan merubah tata cara mengelola usaha. Prestasi usaha yang dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat wirausaha yang tinggi akan lebih baik dan tinggi dibanding dengan usaha yang dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat kepribadian wirausaha yang rendah. Kemudian menurut Kreitner dan Klnicki (2003:175) kepribadian merupakan karakteristik fisik dan mental yang stabil bertanggung jawab pada identitas diri, ciri fisik dan mental yang stabil yang memberi identitas pada individu. John, Donahue, dan Kentle dalam Purnomo dkk (2010:146) membagi dimensi kepribadian ada lima, yaitu: 1. Openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman hidup antara lain penuh dengan ide baru, imajinasi yang aktif, cerdik dan mendalam, suka refleksi diri, penasaran dengan banyak hal, inovatif, dan artistik. Individu dengan openness to experience yang rendah atau closed to experience memiliki kepribadian yang berkebalikan dari karakter tersebut di atas seperti: tidak inovatif, suka sesuatu yang rutin, praktis, dan cenderung tertutup. Kepribadian conscientiousness atau keterbukaan mata dan telinga antara lain: suka bekerja keras, bekerja sesuai dengan rencana, dapat diandalkan, teratur, melakukan pekerjaan dengan cermat dan terperinci, dan cenderung rajin. Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki conscientiousness yang tinggi. Sedangkan individu dengan conscientiousness rendah memiliki kepribadian: ceroboh, malas, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan. Kepribadian extraversion atau keterbukaan terhadap orang lain antara lain: aktif berbicara, penuh dengan energi, antusias, kepribadian yang tegas dan pasti, ramah dan suka bergaul. Individu dengan kepribadian ini disebut memiliki extraversion yang tinggi. Kebalikannya, individu dengan extraversion yang rendah memiliki kepribadian antara lain: pendiam, pemalu, sukar bergaul, dan tidak terlalu bergairah. Individu dengan kepribadian ini disebut juga memiliki kepribadian introversion. Agreeableness atau keterbukaan terhadap kesepakatan memiliki kepribadian antara lain: suka bekerja sama, dapat dipercaya, penuh perhatian dan baik pada orang lain, suka menolong, tidak mementingkan diri sendiri, pemaaf dan 13 tidak suka berselisih dengan orang lain. Individu dengan kepribadian tersebut dikatakan memiliki agreeableness yang tinggi. Sebaliknya, individu dengan agreeableness yang rendah memiliki kepribadian antara lain: suka mencari kesalahan orang lain, senang berselisih, tak acuh, tidak sopan, dan mementingkan diri sendiri. Neoriticism atau keterbukaan terhadap tekanan memiliki kepribadian antara lain: sering merasa tertekan, penuh ketegangan dan kekhawatiran, mudah murung dan sedih, dan mudah gelisah. Individu dengan kepribadian ini dikatakan memiliki emosi yang tidak stabil. Sebaliknya individu dengan emosi yang stabil memiliki kepribadian antara lain: dapat mengatasi stress dengan baik, tidak mudah kecewa, tenang dalam situasi menegangkan, dan tidak medah tertekan. Holland dalam Perjuangan (2008) mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tipe Realistik Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruksi. Tipe Intelektual Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir dari pada pelaku tindakan, senang menganalisis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuan, ahli matematika. Tipe Sosial Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai yaitu guru atau pengajar, konselor, pekerja sosial, pemandu, dan bartender. Tipe Konvensional Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai yaitu sekretaris, teller, dan akuntan. Tipe Usaha Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini cocok bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara, dan agensi iklan. Tipe Artistik Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia 14 mengekspresikan diri. Karier yang sesuai yaitu menjadi musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan kepribadian adalah tingkah laku dan kebiasaan yang merupakan pembawaan pada diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang mana setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Para wirausaha ketika sedang menjalankan usahanya harus memilikikepercayaan diri yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Kepercayaan diri adalah salah satu modalnya untuk memperlihatkan kemampuannya kepada orang lain bahwa dia memiliki kemampuan untuk menjalankan suatu usaha. Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya melakukan sesuatu atau pekerjaan spesifik yang menjadi tanggung jawabnya (Bandura dan Bailey dalam Greenberg dan Baron, 2003). Menurut Purnomo dkk (2010:147) “Bagi pengusaha, kepercayaan diri berarti terkait dengan proses menjalankan usahanya seperti kemampuan memahami bisnis, kemampuan menyelesaikan berbagai macam permasalahan bisnis, dan kemampuan menjalankan tanggung jawab dalam aktivitas usahanya”. Kepercayaan diri terkait dengan pengalaman penerimaan timbal balik dari pekerjaan yang telah dilakukan berulang kali dan penilaian kinerja dari orang lain dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas tertentu (Greenberg dan Baron, 2003). Individu dengan kepercayaan diri yang tinggi cenderung bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka secara umum. Selain itu individu tersebut juga lebih sering berinovasi dalam pekerjaannya. Dalam konteks dunia usaha, pengusaha dengan kepercayaan diri yang tinggi akan cenderung merasa senang dan menikmati usaha 15 yang dijalankannya. Pengusaha tersebut akan lebih mudah dan yakin dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya (Purnomo dkk, 2010:147) Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya. Persepsi seseorang terhadap kepercayaan diri memiliki pengaruh yang kuat pada tindakan mereka dan bagaimana pengetahuan dan keterampilan akan dimanfaatkan (Nurul, 2004:59). Menurut Dale dalam Paulus dan Cahyono (2005) kepercayaan diri berpengaruh terhadap kegiatan yang akan dipilih, tingkat kepercayaan diri yang rendah cenderung untuk menghindari tantangan, sedangkan kepercayaan diri yang tinggi mempunyai ketertarikan dalam menghadapi tantangan. Menurut Wulansari (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu: 1. Pengalaman keberhasilan (mastery experiences) Keberhasilan yang sering didapatkan akan meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan kepercayaan dirinya. Apabila keberhasilan yang didapat seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri. Akan tetapi, jika keberhasilan tersebut didapatkan dengan melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangan sendiri, maka hal itu membawa pengaruh pada peningkatan kepercayaan dirinya. 16 2. Pengalaman orang lain (vicarious experiences) Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Kepercayaan diri tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga mendorong seseorang untuk melakukan modeling. Namun kepercayaan diri yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh bila model yang diminati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan model. 3. Persuasi sosial (social persuation) Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas. 4. Keadaan fisiologis dan emosional (physiological and emotional states) Kecemasan dan stress yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas seiring diartikan sebagai suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan lainnya. Kepercayaan diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stress dan kecemasan sebaliknya kepercayaan diri yang rendah ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan yang tinggi pula. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan, semangat dan rasa percaya diri yang tinggi akan kemampuan 17 yang dimiliki dan pantang menyerah dalam mencoba, suka terhadap tantangan serta yakin akan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang sulit sekalipun untuk mencapai hasil yang terbaik. Kata produktivitas sebenarnya mempunyai berbagai macam definisi, tergantung pada persepsi dari orang yang menggunakan dan pada dasarnya mempunyai konsep dasar yang sama. Sumber-sumber ekonomis yang digerakkan secara efektif memerlukan ketrampilan organisator dan tehnik sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Pengertian produktivitas dapat diartikan secara beragam dari berbagai sudut pandang tergantung siapa yang mengemukakannya dan apa tujuannya. Seperti yang dikemukakan oleh Anoraga (2004:175) mendefinisikan produktivitas ke dalam tiga konsep yaitu konsep ekonomis, konsep filosofis, dan konsep sistem. Konsep ekonomis dikaitkan dengan usaha manusia dalam upaya menghasilkan barang dan jasa guna pemenuhan kebutuhan hidup manusia, konsep filosofis dikaitkan dengan pandangan hidup dan sikap mental dalam upaya pencapaian kehidupan esok yang lebih baik lagi, sedangkan konsep sistem dikaitkan dengan pemikiran bahwa tujuan suatu sistem akan tercapai dengan adanya kerjasama dan keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan. Lain halnya pengertian produktivitas menurut Sinungan (2008:12) yang mendefinisikan bahwa: ”Produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barangbarang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya, dengan kata lain suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input”. 18 Sedangkan Mulyadi (dalam Puspitasari, 2007:22) mengungkapkan produktivitas adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Produktivitas menurut Paul Mali (dikutip oleh Sedarmayanti, 2009:57) adalah “Bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien”. Greenberg (dikutip oleh Muchdarsyah, 2003:12) produktivitas dapat diartikan sebagai “ratio antara hasil karya nyata (output) dalam bentuk barang dan jasa, dengan masukan (input) yang sebenarnya”. Selanjutnya Produktivitas menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore (dikutip oleh Sedarmayanti, 2009:65) adalah “sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan” Menurut Budiono (2003:263) produktivitas mempunyai pengertian fisiologi, Produktivitas yaitu “sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik kemarin, esok harus lebih baik dari hari ini. Pengertian ini mempunyai makna bahwa dalam perusahaan atau pabrik, manajemen harus terus menerus melakukan perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja dan lain-lain”. dan Produktivitas menurut Hasibuan (2003:126) adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sementara itu Rochmana (2000:37) menyatakan bahwa produktivitas adalah suatu konsep yang menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber–sumber riil yang makin sedikit. 19 Menurut simanjuntak (2001:38) peningkatan produktivitas terwujud dalam empat bentuk yaitu : a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang. c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama. d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa produktivitas adalah meningkatkan hasil barang dan jasa antara hasil karya nyata (output) dengan masukan (input) untuk melakukan peningkatan perbaikan mutu kehidupan hari ini harus lebih baik kemarin, esok harus lebih baik dari hari ini. 20 Kerangka Berpikir Untuk mengetahui pengaruh kepribadian (X1) dan kepercayaan diri (X2) terhadap produktifitas (Y) dapat digambarkan dalam skema berikut : KEPRIBADIAN (X1) PRODUKTIVITAS (Y) KEPERCAYAAN DIRI (X2) Hi potesis Hipotesis adalah pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto dalam Eka, 2010:21). Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha = Kepribadian dan kepercayaan diri berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe 21 METODELOGI PENELITIAN Objek penelitian ini adalah para pengusaha kecil yang berada di Kota Lhokseumawe. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu, dan Kecamatan Blang Mangat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang berada di empat Kecamatan di Kota Lhokseumawe yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Blang Mangat. Dari data yang ada seluruh pengusaha kecil di Kota Lhokseumawe yaitu 1949 usaha kecil berdasarkan informasi dari Disperindagkop Kota Lhokseumawe. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengambilan sampel (cluster sampling). Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 95 usaha kecil yang berada di Kota Lhokseumawe. Dengan penarikan jumlah sampel di setiap Kecamatan adalah : Kecamatan Banda Sakti : Kecamatan Muara Dua : Kecamatan Muara Satu : Kecamatan Blang Mangat: 22 Dalam rangka mendapatkan data-data untuk tujuan penelitian berupa data primer teknik yang dipergunakan adalah dengan menggunakan Metode Kuesioner (Questioner). Operasional Variabel Variabel Definisi Variabel Produktivitas Bagaimana (Y) menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Kepribadian Sifat-sifat mendasar (X1) yang timbul dan diterapkan oleh pengusaha dalam menjalankan sebuah usaha. Kepercayaan Pandangan seseorang diri (X2) tentang keyakinan tentang dirinya untuk melakukan pekerjaan atau sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Model Analisis Data Indikator 1. Meningkatkan hasil 2. Output 3. Perbaikan Skala Likert 1. Pengaruh positif 2. Keterbukaan 3. Prestasi Likert 1. Keyakinan 2. Kemampuan 3. Penilaian Likert 23 Untuk mengetahui pengaruh kepribadian dan kepercayaan diri terhadap produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe digunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan asumsi-asumsi yang digunakan adalah variabel independent dan variabel dependent mempunyai hubungan linier, dengan model sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + ei Dimana : Y = Produktivitas a = Konstanta b1 = Koefisien kepribadian b2 = Koefisien kepercayaan diri X1 = Variabel kepribadian X2 = Variabel kepercayaan diri ei = Error term HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe cukup baik, salah satunya adalah produktivitas usaha kecil, terbukti dengan jumlah usaha kecil di Kota Lhokseumawe yang terbilang besar yaitu mencapai 1949 usaha, hal ini menjelaskan bahwa usaha kecil di Kota Lhokseumawe memiliki produktivitas yang baik. Keberhasilan para pengusaha usaha kecil di Kota Lhokseumawe dalam mempertahankan produktivitasnya tidak terlepas dari kepribadian dan kepercayaan diri yang mereka miliki. Karena produktivitas usaha kecil akan baik bila adanya sistem yang baik pada 24 pengelolanya. Usaha kecil mempunyai peran penting bagi Kota Lhokseumawe yaitu dalam hal mengurangi jumlah pengangguran, usaha kecil menjadi mata pencaharian beberapa orang di tengah kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selain itu para pengusaha usaha kecil juga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain sebagai tenaga kerja pada usaha tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe terjadi berdasarkan variabel kepribadian dan kepercayaan diri karena kedua variabel tersebut mampu memberikan pengaruh yang signifikan bagi produktivitas usaha kecil. untuk itu para pengusaha usaha kecil di Kota Lhokseumawe dapat menumbuhkan kepribadian dan kepercayaan diri guna meningkatkan produtivitas usahanya. Karakteristik Responden menggambarkan identitas responden dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pendapatan perbulan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada 95 responden. Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik responden dapat dilihat bahwa dari jumlah 95 responden terdapat 60 orang responden (63,2%) adalah laki-laki, dan 35 orang responden (36,8%) adalah perempuan. Dilihat dari usia respondenusia responden yang berkisar <25 tahun berjumlah 7 responden (7,4%), usia 26-35 tahun berjumlah 23 responden (24,2), usia 36-45 tahun berjumlah 43 responden (45,3%) dan usia >46 tahun berjumlah 22 responden (23,2 Dilihat dari pendidikan terakhir, maka didapat responden yang menyelesaikan pendidikan terakhir SD berjumlah 4 responden (4,2%), 25 SMP berjumlah 5 responden (5,3%), SMA berjumlah 37 responden (38,9%), Diploma (Akademi) berjumlah 35 responden (36,8%), Sarjana (S-1) berjumlah 14 responden (14,7%). Dengan ini dijelaskan bahwa responden yang berpendidikan terakhir SMA ebih dominan daripada responden yang lainnya. Pada responden yang menyelesaikan pendidikan terakhir SMA yang berjumlah 37 Responden, merupakan jumlah yang dominan , karena responden yang menyelesaikan pendidikan terakhir SMA sudah memadai keilmuannya untuk memulai usaha kecil. Dilihat dari pendapatan perbulan, maka dapat diketahui responden yang berpenghasilan <Rp. 1.499.000,00 berjumlah 14 responden (14,7%), berpenghasilan Rp. 1.500.000,00-Rp. 2.999.000,00 berjumlah 18 responden (18,9%), berpenghasilan Rp. 3.000.000,00-Rp. 4.499.000,00 berjumlah 28 responden (29,5%), berpenghasilan Rp. 4.500.000,00-Rp. 5. 999.000,00 berjumlah 22 responden (23,2%), berpenghasilan >Rp. 6.000.000,00 berjumlah 13 responden (13,7%). Analisa ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen, melalui kepribadian (X1) dan Kepercayaan Diri (X2) terhadap produktivitas usaha kecil (Y). Hasil analisa di atas adalah sebagai berikut: Y = 2,263 + 0,075X1 + 0,562X2 Dari hasil formulasi model di atas, konstanta mempunyai koefisien sebesar 2,263 yang berarti bahwa apabila variabel-variabel observasi tidak 26 mengalami perubahan, maka produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe sebesar 2.263. Sementara koefisien variabel kepribadian (X1) sebesar 0,075 yang berarti bahwa apabila kepribadian ditingkatkan 1% maka akan meningkatkan produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe sebesar 7,5%. Koefisien variabel self efficacy (X2) sebesar 0,562 yang berarti bahwa apabila kepercayaan diri ditingkatkan 1% maka akan meningkatkan produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe sebesar 56,2%. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah variabel kepribadian dan kepercayaan diri mempengaruhi produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba untuk membuktikan hipotesis hasil penelitian ini melalui dua pengujian di bawah ini : Uji t (secara parsial) diketahui hasil pada variabel kepribadian (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,115 > dengan nilai ttabel sebesar 1,980 dan nilai signifikan 0,037, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas kepribadian (X1), secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe maka Ha diterima, variabel kepercayaan diri (X2) memiliki nilai thitung sebesar 9,605 > dengan nilai ttabel sebesar 1,980 dan nilai signifikan 0,000, karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel kepercayaan diri(X2) secara parsial sangat berpengaruh 27 terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe, maka Ha diterima. Uji F (secara simultan) Berdasarkan Hasil pengujian yang ditemukan, bahwa nilai Fhitung sebesar 48,938 jauh lebih besar dibandingkan nilai Ftabel yang hanya sebesar 3,07 dengan nilai signifikan 0,000, karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel kepribadian dan kepercayaan diri secara bersama-sama sangat berpengaruh terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil maka Ha diterima Hasil Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil pengujian, maka ditemukan nilai R sebesar 0,718. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas kepribadian dan kepercayaan diri terhadap variabel terikat produktivitas usaha kecil menunjukkan hubungan yang kuat. Dari hasil penelitian sebagaimana ditemukan nilai Adjusted R2 sebesar 0,505 yang berarti pengaruh kepribadian dan kepercayaan diri terhadap produktivitas usaha kecil sebesar 50,5% sementara sisanya sekitar 49,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian. Kesimpulan 1. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,718 yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat artinya variabel kepribadian dan kepercayaan diri berhubungan kuat dengan produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe. dengan Adjusted R Square sebesar 0,505 ini berarti bahwa variabel kepribadian dan 28 kepercayaan diri dapat mempengaruhi produktivitas usaha kecil di Kota Lhokseumawe sebesar 50,5% sisanya 49,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian. 2. Secara parsial variabel kepribadian (X1) berpengaruh terhadap produktivitas usaha kecil (Y) pada tingkat kepercayaan 95%, dimana thitung = 2,115 dan ttabel = 1,980 yang artinya thitung > ttabel dalam penelitian ini menerima hipotesis Ha1 dan menolak hipotesis H01, variabel kepercayaan diri (X2) sangat berpengaruh signifikan terhadap produktivitas usaha kecil (Y) pada tingkat kepercayaan 95%, dimana thitung = 9,605 dan ttabel = 1,980 karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yang artinya thitung > ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menerima hipotesis Ha. 3. Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 48,938, sedangkan Ftabel sebesar 3,07, ini menunjukkan Fhitung > Ftabel,. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menerima hipotesis Ha. KEPUSTAKAAN Alma, Buchari (2001), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung. Anoraga (2004), Koperasi, Kewiraswastaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. Anoraga, dkk (2002), Koperasi, Kewiraswastaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. Anoraga dan Sudantoko (2002), Koperasi, Kewiraswastaan, dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta. 29 Boone dan Kurtz (2002), Pengantar Bisnis, Erlangga, Jakarta. Boyatzis, R,E, Ron, S (2001), Unleashing the Power of Self Directed Learning, Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, USA. Budiono (2003), Bunga Rampai Hiperkes dan KK, BP UNDIP, Semarang. Eka Soraya, Ayudiati (2010), Analisis Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Karyawan Tetap Bank Jateng Semarang), Skripsi (tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Fathul, Moh. Mujib (2010), Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Secara Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Studi Pada Pelaku UKM Di Kabupaten Kebumen), Skripsi (tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Greenberg dan Baron (2003), Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work, 8th edition, Prentice Hall International, New Jersey. Handoko, T. Hani (2002), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, S.P. Malayu (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi revisi, Jakarta. Hermawan (2004). Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis Disertasi untuk Konsentrasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta. Husein, Umar (2004), Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pusaka, Jakarta. Kasmir (2007), Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta. Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo (2003), Perilaku Organisasi, Terjemahan: Erly Suandy, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Muchdarsyah (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. 30 Nurul, Indarti (2004), Factors Affecting Entrepreneurial Intentions Among Indonesian Students, Journal of Indonesian Ekonomi and Business, Volume 19, Nomor 1. Paulus dan Cahyono (2005), Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Perjuangan, Faiz (2008), Teori Pilihan Karir Menurut John L. Holland, UGM, Yogyakarta, Faizperjuangan.wordpress.com. Purnomo, dkk (2010), Pengaruh Kepribadian, Self-Efficacy dan Locus Of Control Terhadap Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah, Jurnal Bisnis Dan Ekonomi Volume 17 Nomor 2, Hal. 144-160. Rahmi, Ridwan (2004), Pengembangan Usaha Modern, Pelita, Jakarta. Rochmana (2000), Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham, Tesis Universitas Padjajaran Bandung. Safitri (2010), Hubungan Kecenderungan Kepribadian Ekstroversi Dengan Produktivitas Kerja Agen Call Center Pada PT. X, Perpustakaan Universitas Guna Darma. Santoso (2000), Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Alex Media, Komputindo, Jakarta. Sedarmayanti (2009), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Bandung. ...................... (2010), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Bandung. Simanjuntak (2001), Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi 2001, FEUI, Jakarta. Sinungan (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sugiono (2004), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta. ………., (2005), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta. Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah (2006), Metodelogi Penelitian Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta. Supranto (2003), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. 31 Suryana (2000), Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Jakarta. ............. (2003), Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Jakarta. Umar (2007), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. UU No.20 Tahun 2008 Winardi (2002), Entrepreneur Entrepreneurship, Kencana, Jakarta. ……….. (2003), Entrepreneur Entrepreneurship, Kencana, Jakarta. Winarni, Sri (2006), Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan, Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006, Sumber : http://www.damandiri.or.id/file/yurniwatiunpadbab2b.pdf, diunduh tanggal 20 Januari 2013. Winarto (2003), Kewirausahaan, STIE-Indonesia, Jakarta. Wulansari, Retno (2001), Goal Orientantion, Self Efficacy dan Prestasi Belajar Pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program Penggajaran Intensif di Sekolah, Tesis (tidak dipublikasikan), Program Pasca Sarjana Psikologi Universitas Gunadarma, Depok.