BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Pofitabilitas dalam Kinerja Keuangan Memutuskan suatu badan atau perusahaan memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat badan usaha/perusahaan tersebut telah menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial performance). Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan/badan usaha yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada balancesheet (neraca), income statement (laporan laba rugi), dan cash flow statement (laporan arus kas) serta halhal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian financial performance tersebut. Salah satu informasi terpenting yang harus diketahui oleh investor adalah informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba. 14 Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 15 Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan menurut Irham Fahmi (2011:239) adalah: Suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan mempergunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard an ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya. Sedangkan menurut Erich A. Helfert (dalam Wahyu Murti, 2011:48) kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Alat untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangannya di samping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Metode umum yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis kinerja perusahaan di bidang keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Menurut James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:163) bahwa: to evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frecuently used is a ratio, index, relating Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 16 two pieces of financial data of two each other. Melihat pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa rasio keuangan atau indeks dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Menurut Munawir (2008:79-80) rasio keuangan pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam empat kategori: (1) untuk keperluan pengukuran kinerja keuangan secara menyeluruh (overvall measures), (2) untuk keperluan pengukuran protafibilitas atau rentabilitas perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari operasinya (profitability measures), (3) untuk keperluan pengujuan investasi (test of investment), dan (4) untuk keperluan pengujian kondisi keuangan, antara lain tentang tingkat likuiditas dan solvabilitas (test of financial condition). Analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang paling sering digunakan karena kemudahannya yang berupa aritmatika sederhana tetapi kemudahan ini memerlukan interpretasi yang tepat pada hasil akhirnya untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan. Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing. Menurut Bringham dan Houston (2010:133) rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi laporan keuangan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan dapat disederhanakan dengan rasio keuangan, ini sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja perusahaan pada tahun tertentu. Menurut pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 17 dipergunakannya analisis rasio keuangan dalam melihat suatu perusahaan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Para investor adalah mereka yang menerapkan konsep “think fast and decision fast” atau berfikir cepat dan mengambil keputusan secara sepat. Karena faktor itu maka investor menginginkan penggunaan rasio keuangan yang dianggap fleksibel dan sederhana namun mampu member jawaban yang mereka inginkan. Chen dan Shimerda (dalam Irham Fahmi, 2011:115) menyatakan bahwa rasio keuangan merupakan bagian penting dalam mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan dari suatu entitas. Sehingga rasio keuangan yang dianalisis adalah yang dianggap secara teoritis dan disesuaikan dengan bukti empiris yang diperoleh dan dihubugkan dengan untuk apa rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ditunjukan. Rasio keuangan dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang dengan rasio pada saat yang akan datang. Adapun bagi investor adalah membandingkan rasio keuangan satu perusahaan/industri dengan perusahaan/industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan bisa memberikan suatu analisis perbandingan yang memperlihatkan perbedaan dalam kinerja keuangan. Hal ini memberi kemudahan dan kecepatan dalam proses pengambilan keputusan. Irham Fahmi (2011:116) mengatakan bahwa: Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu: 1) Rasio likuiditas, 2) Rasio solvabilitas, dan 3) Rasio profitabilitas. Ketiga rasio ini Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 18 secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap sudah mempresentatifkan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan. Rasio profitabilitas bermanfaat untuk menunjukan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Investor potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena mereka mengharapkan deviden dan harga pasar dari sahamnya. Sedangkan menurut Bearley dan Brigham (2008:59): Profitability is the net result of a number of policies and decisions. The ratios examined thus far provide some information about the way the firm is operating, but the profitability ratios show the combined effect of liquidity management, asset management and debt management on operating result. Maksudnya adalah profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan. Rasio ini memberikan beberapa informasi tentang cara perusahaan beroperasi, tetapi rasio profitabilitas menunjukkan pengaruh gabungan dari manajemen likuiditas, manajemen aset dan manajemen utang pada hasil operasi. Menurut Harahap (2008:305) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Melihat dari paparan diatas profitabilitas dalam hal ini return on equity merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. ROE dapat dijadikan ukuran bagi para pemegang saham untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 19 2.1.1.1 Jenis Rasio Keuangan Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri dari atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu titik tertentu, yaitu saat laporan keuangan telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio laporan posisi keuangan (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari laporan posisi keuangan. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) (James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz, 2012:165). Terdapat beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi return saham menurut J.F. Weston dan Thomas E. Copeland (dalam Wahyu Murti, 2011:34) terdiri dari likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan penilaian. 1. Likuiditas Merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antar aset lancar dengan hutang lancarnya. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya. Semakin tinggi likuiditas suatu aktiva, semakin tinggi kepastiannya untuk menjadikannya uang tunai. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 20 2. Aktivitas Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Sehingga rasio ini dapat mengukur seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dananya secara efektif. Efektivitas ini diasumsikan adanya saldo yang tepat untuk disediakan atas pemanfaatan aktiva parusahaan. 3. Leverage Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang perusahaan. Besarnya tingkat pinjaman perusahaan berhubungan dengan kesanggupan perusahaan membayar pinjaman dan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan dapat menghilangkan resiko ketidaksanggupan membayar pinjaman dengan tidak melakukan pinjaman ke luar, tetapi hal ini akan menyebabkan kecilnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan karena seluruh dananya berasal dari ekuitas. 4. Profitabilitas Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Profitabilitas menunjukan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan laba. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 21 5. Pertumbuhan Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. 6. Penilaian Mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan, karena mencerminkan rasio resiko (dua rasio yang pertama) dan rasio pengembalian (tiga rasio berikutnya). Rasio penilaian sangat penting oleh karena rasio tersebut berkaitan langsung dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham. Sedangkan Irham Fahmi (2011:120), yang termasuk ke dalam rasio-rasio keuangan tersebut, terdiri dari: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas secara umum ada dua yaitu current ratio dan quick ratio (acid test ratio). 2. Rasio Leverage Rasio leverage secara umum ada tujuh yaitu: debt to total assets, debt to equity ratio, times interest earned, cash flow coverage, long term debt to total capitalization, fixed charge coverage, dan cash flow adequancy. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 22 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas secara umum ada tiga, yaitu inventory turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas secara umum ada empat yaitu gross profit margin, net profit margin, return on assets, dan return equity. 5. Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan secara umum dilihat dari berbagai segi yaitu dari segi sales (penjualan), earning after tax, laba per saham, deviden per lembar saham, dan harga pasar per lembar saham. 6. Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Secara umum rasio nilai pasar ada enam yaitu earning per share (EPS), price earning ratio (PER), book value per share (PBV), deviden yield, dan deviden payout ratio. 2.1.1.2 Definisi Rasio Profitabilitas Laporan keuangan dibuat dan disajikan oleh pihak manajemen perusahaan yang dianggap memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, dimana kinerjanya diukur berdasarkan laba atau profitabilitas perusahaan (Jurnal Akuntansi Universitas Jember 2009, Vol. 7, No.2 Hal 89). Profitabilitas merupakan ukuran yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam hal ini, suatu perusahaan harus dapat Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 23 mempertahankan keadaan profitabilitasnya tersebut agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2011:135): Rasio profitabilitas adalah mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Menentukan nilai suatu perusahaan para investor masih menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para investor menggunakan rasio profitabilitas untuk dapat mengukur pengembalian yang ada. Rasio profitabilitas adalah pendapatan atau keberhasilan operasi suatu perusahaan pada periode tertentu. Profitabilitas sering juga disebut rentabilitas (earning) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber yang ada sehingga diketahui dapat mengukur tingkat efisiensi usaha dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Menurut Campbell R. Harvey (2011:225) profitabilitas yaitu: Any ratio that measures a company's ability to generate cash flow relative to some metric, often the amount invested in the company. Profitability ratios are useful in fundamental analysis which investigates the financial health of companies. An example of a profitability ratio is the return on investment which is the amount of revenue an investment generates as a percentage of the amount of capital invested over a given period of time. Other examples include return on sales, return on equity, and return on common stock equity. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 24 Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Kasmir (2008:197) menjelaskan bahwa : Hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 25 Menurut Arief Sugiono (2009:78-80) rasio pengukuran profitabilitas adalah sebagai berikut: 1. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) meneliti berapa banyak pendapatan perusahaan telah berkurang setelah dikurangi beban penjualan. Semakin besar rasio, yang lebih banyak pendapatan perusahaan yang berkurang untuk membayar biaya-biaya lain. GPM yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik. 2. Profit Margin Berdasarkan penjelasan point satu, kita mengatakan bahwa GPM menjelaskan bahwa jumlah pendapatan tetap setelah dikurangi harga pokok penjualan, tapi bagaimana setelah dikurangi semua biaya operasi perusahaan, seperti penjualan dan administrasi biaya, biaya operasi, dan beban bunga. GPM menjelaskan berapa banyak yang didapat perusahaan setelah dikurangi semua biaya operasi perusahaan. 3. Return on Assets (ROA) ROA memberikan indikasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam menggunakan total aset mereka untuk menghasilkan laba. Semakin besar rasio, perusahaan lebih efisien adalah pada penggunaan aset mereka. Sangat penting untuk mengambil rata-rata total aset ketika menghitung laba atas aset karena aset cenderung sering berubah setiap periodenya. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 26 4. Return on Equity (ROE) ROE memberikan indikasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam menggunakan modal mereka yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Semakin besar rasio, perusahaan lebih efisien adalah pada menggunakan modal mereka yang diinvestasikan. Menurut C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:180) rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama rasio-rasio ini menunjukan efektifitas operasional keseluruhan perusahaan. Profitability perusahaan dalam kaitannya dengan penjualan dapat ditunjukan dengan Gross Profit Margin dan Net Profit Margin. Sedangkan profitability yang berkaitan dengan investment ditunjukan dengan Return On Asset dan Return On Equity. Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing. ROE merupakan salah satu indikator penting dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang. James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:183) mengatakan bahwa pengukuran ringkasan atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah return on equity. Return on equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 27 Menurut Bringham dan Houston (2010:149) return on equity merupakan laba bersih terhadap ekuitas biasa; yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Sejalan dengan pendapat Irham Fahmi (2011:137) ROE mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. ROE dapat diformulasikan sebagai berikut (Irham Fahmi, 2011:137) adalah sebagai berikut: πΉπππππ πΆπ π¬πππππ = π¬ππππππ π¨ππππ π»ππ (π¬π¨π») × πππ% πΊππππππππ ππ π¬πππππ Berdasarkan penjelasan ahli dapat dikatakan bahwa rasio profitabilitas dapat dijadikan acuan untuk melihat seberapa besar return saham yang akan didapat investor terhadap investasi yang akan dilakukannya. Dalam penelitian ini berkaitan dengan investasi yaitu return saham sehingga alat ukur profitabilitas yang dipakai yang menggunakan return on equity. 2.1.2 Konsep Return Saham 2.1.2.1 Definisi Saham Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan speculator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan deviden dan capital Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 28 gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden dan capital gain. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:3), yaitu : Saham merupakan surat tanda bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Seorang investor biasanya lebih tertarik untuk menanamkan dananya dalam bentuk saham, karena informasi keuangan terhadap saham biasanya lebih lengkap dan mudah untuk mendapatkan informasi tersebut. Pengertian lain menurut Indonesian Stock Exchange (2012:7), yaitu: Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Melihat pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh ahli, dapat dikatakan saham merupakan penyertaan atau bukti kepemilikan atas asset perusahaan, dengan konsekuensi menanggung risiko perusahaan walaupun hanya terbatas pada modal yang disetor. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 29 2.1.2.2 Jenis Saham Ditinjau dari segi hak tagihannya (manfaatnya), pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen. Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: a. Saham Biasa (common stocks) Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu: 1) Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakantindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2) Hak menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 30 3) Hak Preemtive Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. Saham biasa (Common Stock atau Common Share) biasanya selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain : 1. Saham unggulan (blue chips). Saham yang diterbitkan besar, yang telah memperlihatkan kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden. 2. Growth stock. Saham yang dikeluarkan perusahaan yang laba dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan. 3. Emerging growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relative lebih kecil tetapi mempunyai daya tahan yang kuat dalam kondisi ekonomi yang kurang baik. 4. Incomesotocks yaitu saham yang membayar deviden melebihi jumlah rata-rata pendapatan. 5. Cylical stock adalah saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 31 6. Defensive stock yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari periode atau kondisi yang tidak menentu. 7. Speculative stock pada prinsipnya semua saham yang diperdagangkan adalah saham spekulatif, karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan yang akan didapat. b. Saham Preferen (Preffered Stocks) Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: 1) Preferen terhadap dividen a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahuntahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 32 2) Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. Dalam praktek terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah: 1) Cumulative Preferred Stock. Saham preferen jenis ini memberikan hak pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu dalam arti bahwa jika pada tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. 2) Non Cumulative Preferred Stock. Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 33 3) Participating Preferred Stock. Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan. 4) Convertible Preferred Stock (saham istimewa). Pemegang saham istimewa mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kinerja sahamnya, saham dibedakan menjadi: a. Blue Chip Stock Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. b. Income Stock Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. c. Growth Stock Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34 Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d. Speculative Stock Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stock Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2.1.2.3 Harga Saham Menurut Buku Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia (2003:9), Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Menurut Maurice Kendall (dalam Husnan, 2008:57), harga saham tidak bisa diprediksi atau mempunyai pola tidak tentu, ia bergerak mengikuti random walk sehingga pemodal harus puas dengan normal return dengan tingkat keuntungan yang diberikan oleh mekanisme pasar. Abnormal return hanya mungkin terjadi Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35 bila ada sesuatu yang salah dalam efisiensi pasar, keuntungan abnormal hanya bisa diperoleh dari permainan yang tidak adil. Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga saham, yaitu (Jogiyanto, 2011:23) : 1) Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham, volume transaksi saham dan indeks pasar. 2) Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan (Company Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan dan kondisi industri perusahaan. Jika terjadi perbaikan prestasi kondisi fundamental perusahaan (kinerja keuangan dan operasional perusahaan), biasanya diikuti dengan kenaikan harga saham di lantai bursa. Hal ini disebabkan karena investor mempunyai ekspektasi yang lebih besar dalam jangka panjang. Informasi tentang perbaikan atau penurunan prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan dikeluarkan. 2.1.2.4 Definisi Return Saham Menurut Tandelilin (2010:7) alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return. Sejalan dengan definisi tersebut Menurut Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36 Jogiyanto Hartono (2011:109) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko yang harus dihadapinya. Return merupakan satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Berikut Tabel 2.1 definisi return saham menurut para ahli: TABEL 2.1 DEFINISI RETURN SAHAM MENURUT PARA AHLI No Nama Ahli Definisi 1 Hardiningsih Return merupakan hasil yang diperoleh dari (2000:284) investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) 2 Husnan Return adalah ukuran yang mengukur besarnya (2008:19) perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritas. 3 Gitman Return is the total gain or loss experience on an (2009:228) investment over a given period of time. It commonly measured as the change in value plus any cash distributing during period of time, expressed as a percentage of the beginning period investment value. 4 Robert Ang Stock return adalah tingkat keuntungan yang (2010:23) dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. 5 James C. Van Horne Return adalah penghasilan yang diterima dari dan Jhon M. suatu investasi ditambah dengan perubahan Wachowicz harga pasar yang biasanya (2012:116) Modifikasi dari berbagai sumber, 2012. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37 Melihat definisi dari James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz return dibagi menjadi dua komponen. Komponen return yang pertama adalah capital gain yaitu bentuk keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dan harga beli saham yang diinvestasikannya. Sedangkan komponen return yang kedua adalah yield yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Melihat pengertian return yang dikemukakan para ahli, dapat dikatakan bahwa return adalah keuntungan yang didapat investor setelah menginvestasikan dananya dengan tidak melupakan faktor risiko yang harus dihadapinya. Untuk dapat melihat return suatu saham dengan mengabaikan deviden dapat digunakan rumus menurut James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:116) adalah sebagai berikut: ππ = (ππ − ππ−π ) ππ−π Keterangan: Rt = Return saham periode t Pt = Harga saham pada periode t Pt−1 = Harga saham pada periode t-1 2.1.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Profitabilitas merupakan ukuran yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam hal ini, suatu perusahaan harus dapat mempertahankan keadaan profitabilitasnya tersebut agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2011:135): Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38 Rasio profitabilitas adalah mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing. ROE merupakan salah satu indikator penting dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang. James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:183) mengatakan bahwa pengukuran ringkasan atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah return on equity. Return on equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. ROE merupakan salah satu indikator dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Rasio ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para investor. Munawir (2008:84) menjelaskan bahwa: ROE merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang ditahan). Rasio ROE sangat menarik bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. Menurut Egi Arvian Firmansyah (2009:4) rasio ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun para calon pemegang saham, dan juga bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. ROE merupakan salah satu indikator penting dalam menilai Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39 prospek perusahaan di masa mendatang. Bringham dan Houston (2010:133) mengatakan bahwa: Return on equity (ROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total equitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengambalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham. Melihat pendapat yang dikemukan para ahli dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi pula bagi para investor. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat kembalian akan semkain besar. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap return yang akan diterima oleh investor. 2.1.4 Orisinalitas Penelitian Tinjauan penelitian terdahulu dijadikan sebagai bahan referensi tambahan terhadap penelitian yang akan dilakukan, berikut Tabel 2.2 hasil penelitian terdahulu: TABEL 2.2 ORISINALITAS PENELITIAN Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40 No 1 Nama Peneliti dan Tahun Hapcin Suhairy, TESIS Universitas Sumatera Utara, (2006) 2 Lisa Listianingrum, SKRIPSI Universitas Muhammadiyah Surakarta, Judul Deskripsi Hasil Penelitian Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ Rasio profitabilitas (diwakili ROE dan ROA) dan rasio leverage (diwakili dengan DTA) secara stimultan mempengaruhi return saham, namun secara parsial hanya rasio profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan rasio leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Jakarta Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity, Return Of Invesment, Net Profit Margin, Gross Profit Margin dan Earning Per Share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan berupa ROE, ROI, NPM, GPM dan EPS secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Profitabilitas yang diwakili oleh Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan leverage yang diwakili oleh Debt to Total Assets (DTA) terhadap Return saham pada sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Return Saham). (2007) 3 Maria Rossellina G., SKRIPSI Universitas Sumatera Utara, (2008) Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41 No 4 Nama Peneliti dan Tahun Egi Arvian Firmansyah, JURNAL Universitas Pendidikan Indonesia, (Tahun 9 No. 9 Oktober 2009) 5 Cecep Setiawan, Universitas Pendidikan Indonesia, (2010) Judul Deskripsi Hasil Penelitian Analisis Return On Equity (ROE) Dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian ini membuktikan variabel ROE (Return on Equity) dan PER (Price Earning Ratio) secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham emiten sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Namun nilai koefisien determinasinya yang kecil sebagaimana yang telah dijelaskan dalam analisis koefisien determinasi sebelumnya, maka variabel ROE dan PER secara bersama-sama memiliki tingkat kekuatan yang lemah dalam memperkirakan return saham Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas dengan menggunakan indikator Return On Equity dan Earning Per Share, sedangkan variabel terikat (Y) diwakili oleh return saham dengan menggunakan indikator selisih harga saham. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada tahun 2009, profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6 Wahyu Murti, Pengaruh Kinerja Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil penelitian ini terdapat 42 No Nama Peneliti dan Tahun TESIS Universitas Kristen Satya Wacana 7 (2011) Aeni Nurul Octaviany, Universitas Pendidikan Indonesia, (2011) 8 Mehdi Arabsalehi dan Iman Mahmoodi International Journal of Economics and Finance Vol. 4, Judul Deskripsi Hasil Penelitian Keuangan Terhadap Return Saham Indeks LQ45 Di Bursa Efek Jakarta, Hongkong dan Singapura Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI) pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan terhadap return saham indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta, Hongkong dan Singapura. The Quest for the Superior Financial Performance Measures Dari hasil tes yang dilakukan bahwa return saham sangat dekat dihubungkan dengan ROA dan ROE lebih dari performance measures. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif antara profitabilitas terhadap return saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0, 764) lebih besar dari taraf signifikan (α = 0,05), maka dapat disimpulkan hipotesis tersebut ditolak. Sedangkan untuk hubungan antara variabel X dengan variabel Y, menunjukkan hasil yang positif, dimana kenaikan/penurunan variabel X akan memberikan kenaikan/ penurunan terhadap variabel Y. 43 Nama Peneliti dan Tahun No. 2; February No Judul Deskripsi Hasil Penelitian (2012) Sumber: diolah dari berbagai sumber Berdasarkan Tabel 2.2 hasil penelitian terdahulu, terdapat persamaan dan perbedaan penelitian yang diteliti penulis dengan peneliti sebelumnya. Persamaannya dengan peneliti sebelumnya yaitu sama-sama meneliti mengenai return saham yang diukur menggunakan rasio profitabilitas yaitu ROE hal ini terlihat pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Perbedaan penulis dengan para peneliti dari hasil penelitian sebelumnya yaitu terletak pada objek yang diteliti. Para peneliti sebelumnya mengambil objek penelitian pada sektor food and Beverages, properti dan real estate, manufaktur, Tehran Stock Exchange, dan LQ45, sedangkan penulis mengambil satu Perusahaan yaitu PT Indosat Tbk. dari subsektor telekomunikasi sebagai objek penelitian. Perbedaan lainnya yaitu penulis hanya fokus terhadap profitabilitas dengan indikator (ROE) dan return saham yang diukur berdasar selisih harga saham. 2.2 Kerangka Pemikiran Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return. return merupakan penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar yang biasanya. Return dibagi menjadi dua Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44 komponen, komponen return yang pertama adalah capital gain yaitu bentuk keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dan harga beli saham yang diinvestasikannya. Sedangkan komponen return yang kedua adalah yield yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Return merupakan satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Untuk memperoleh return, investor harus mengetahui informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba. Kinerja keuangan merupakan suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Alat untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangannya di samping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Metode umum yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis kinerja perusahaan di bidang keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai akun Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45 dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Terdapat beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan perusahaan terdiri dari likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan penilaian. Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, dapat dilakukan dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini memberikan informasi akuntansi keuangan mengenai perubahan-perubahan keuangan perusahaan dari tahun ketahun terutama kesehatan financial perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama rasio-rasio ini menunjukkan efektifitas operasional keseluruhan perusahaan. Profitabilitas perusahaan dalam kaitannya dengan sales (penjualan) dapat ditunjukkan dengan Gross Profit Margin dan Net Profit Margin. Sedangkan profitability yang berkaitan dengan investment ditunjukan dengan ROA dan ROE. Dalam penelitian ini berkaitan dengan investasi yaitu return saham sehingga alat ukur profitabilitas yang dipakai yang menggunakan ROE. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46 Irham Fahmi (2011:135) yang mengatakan bahwa, semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan yang akhirnya investor akan mendapatkan return yang baik. Dalam hal ini, profitabilitas yang berkaitan dengan investasi yaitu ROE. Return On Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Menurut Munawir (2008:84) menjelaskan bahwa: ROE merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara langsung atau dengan laba yang ditahan). Rasio ROE sangat menarik bagi manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. Selain itu Bringham dan Houston (2010:133) menegaskan bahwa: Return on equity (ROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total equitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengambalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham. ROE mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap rupiah dari harta bersih, dan memperlihatkan bagaimana baik sebuah perusahaan menggunakan investasinya dalam menghasilkan pertumbuhan keuangan. Rasio ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para investor. Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47 Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa rasio profitabilitas dapat dijadikan acuan untuk melihat seberapa besar return saham yang akan didapat investor terhadap investasi yang akan dilakukannya. Dalam penelitian ini berkaitan dengan investasi yaitu return saham sehingga alat ukur profitabilitas yang dipakai yang menggunakan return on equity. Peneliti merumuskan kerangka penelitian dalam Gambar 2.1 sebagai berikut: Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu SAHAM KINERJA KEUANGAN Wahyu Murti (2011:34) KETERANGAN : Konsep penelitian LIKUIDITA S LEVERAG E PROFITABILITA S AKTIVITA S PERTUMBUHA N NILAI PASAR : Tidak diteliti : Yang akan diteliti : Jalur penelitian GROSS PROFIT MARGIN : Jalur yang tidak diteliti NET PROFIT MARGIN , Bringham dan Houston (2010:133) RETURN ON ASSET RETURN ON EQUITY RETURN SAHAM Irham Fahmi (2011:116) GAMBAR 2.1 KERANGKA PENELITIAN PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM Windhu Eko Prasetantyo, 2013 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 48 James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:116) 49 Berdasarkan kerangka penelitian pengaruh profitabilitas terhadap return saham dapat disusun paradigma penelitian pada Gambar 2.2 sebagai berikut : RETURN SAHAM (Capital gain) PROFITABILITAS (Return On Equity) GAMBAR 2.2 PARADIGMA PENELITIAN PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM 2.3 Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2010:110). Sedangkan Sugiyono (2010:93) mengemukakan pengertian hipotesis sebagai berikut: Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian lebih lanjut. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada PT Indosat Tbk. yang listed di Bursa Efek Indonesia periode Juni 2009-Juni 2012.