Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 PENGGUNAAN MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA DI KELAS VIII SMP N 4 MINAS *Raudhah Awal *Yusriana [email protected] *Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning **Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning Abstract : This research represent class room action research, this researchaims to improve student’s learning achievement by using models snowball throwing on the human digestion system at grade eigh SMP N 4 Minas. This research it was conducted on September-Oktober 2013. The total subjects were 20 students’consists of, 7 male and 13 female. Students’ learning achievement were analyzed from students’ learning capacity, passing score, students’ and teachers’activities. The instruments used were test and observations sheet. Data was analiyzed with kuantitative method. From the research finding, it was found that the mean of students’ score for daily drill was improved, in cycle I it was 75.5 (enough), in cycle II was 86.3 (good). The percentage of students’ passing score was also improved from cycle I 75% (good) and cycle II was 100% (very good). Mean while for students’activities in cycle I was 79 (good) and in cycle II was 100 (very good), teachers’activities in cycle I was 95,9 (very good) and in cycle II was 100 (very good) Based on the research result can be canduded that using snowball throwing models can improve the student learning achievement on the human digestion system at grade eigh SMP N 4 Minas Key Word : Snowball throwing, learning achievement, the human digestion system Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model snowball throwing pada materi sistem pencernaan manusia siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013 / 2014, Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian adalah siswa yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 13 perempuan. Parameter penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang terdiri dari daya serap dan ketuntasan belajar serta aktivitas siswa dan aktivitas guru sebagai data pendukung. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Dari hasil penelitian diketahui rata-rata daya serap siswa dari nilai UH pada siklus I adalah 75,5 (cukup), dan pada siklus II adalah 86,3 (baik). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I 75% dan pada siklus II 100%. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus I rata-rata adalah 79 (baik) dan pada siklus II rata-rata 90,5 (amat baik), aktivitas guru pada siklus I rata-rata adalah 95,9 (amat baik) dan pada siklus II ratarata 100 (amat baik). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di kelas VIII SMP Negeri 4 Minas tahun pelajaran 2013/2014 Kata Kunci : Snowball throwing, hasil belajar, sistem pencernaan manusia 92 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 pembelajaran PENDAHULUAN Keberhasilan dipengaruhi pembelajaran oleh beberapa faktor, berlangsung. Permasalahan yang lain adalah masih terdapat siswa yang kurang diantaranya peran guru dan siswa, serta memperhatikan pelajaran dan melakukan penerapan metode kegiatan lain di luar konteks belajar, harus antara lain mengantuk, bermain HP, mempertimbangkan hal yang berkenaan mengerjakan tugas pelajaran lain, dan dengan masalah kemampuan anak di bercerita dengan teman sebangku. strategi pembelajaran. dan Guru dalam melakukan aktivitas belajar, dan Berdasarkan beberapa kegiatan pembelajaran yang menarik permasalahan yang terungkap, terdapat agar anak termotivasi. Hal ini dianggap permasalahan serius yang tidak boleh penting sebab tanpa motivasi kegiatan dibiarkan terus berlanjut karena akan pembelajaran sangat sulit untuk berhasil (Ibrahim, 2003) mempengaruhi pencapaian Berdasarkan hasil wawancara, tujuan keberhasilan pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain adalah dengan guru biologi SMP Negeri 4 kurangnya Minas, bahwa berkomunikasi siswa. Motivasi siswa permasalahan yang ada di kelas tersebut yang kurang dapat dilihat dari sebagian adalah besar siswa kurang antusias dalam diperoleh adanya keterangan ketidakaktifan siswa motivasi dan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengikuti pada mata pelajaran biologi atau dapat Keaktifan berkomunikasi siswa yang dikatakan kurang dapat dilihat pada saat kegiatan bahwa kelas tersebut pembelajaran keaktifan mempunyai aktivitas pembelajaran yang pembelajaran kurang. Guru mengungkapkan bahwa beberapa siswa saja yang bertanya pada saat guru memberikan kesempatan maupun menjawab pertanyaan dari guru, kepada siswa untuk bertanya tentang hal dan didominasi oleh siswa tertentu. yang belum dimengerti ataupun untuk Bahkan, tidak ada satupun siswa yang memberikan. hanya berani untuk mengemukakan pendapat sedikit siswa yang mau bertanya. Siswa ataupun menanggapi pendapat siswa kurang menjawab lain. Siswa kurang percaya diri dengan pertanyaan-pertanyaan rangsangan yang konsep yang dimilikinya dan merasa pendapat antusias dilontarkan oleh maka untuk guru pada berlangsung, biologi. hanya saat 93 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 canggung untuk berbicara di depan kelas dilempar dari satu siswa ke siswa yang sehingga hal ini menjadikan siswa pasif. lain. Setelah siswa dapat satu bola / satu Hal diberikan ini tes menyebabkan oleh guru, bila pertanyaan, guru meminta mereka untuk hasilnya membaca pertanyaan di depan kelas dan cendrung masih rendah. Dari ulangan memberikan harian tentang materi sistem pencernaan siswa lain dapat mengomentari bila perlu manusia yang dilakukan pada semester II (Bayor, 2010). tahun ajaran 2012/2013, hanya 16 orang jawabannya. Guru dan Model Snowball throwing yang (55,2%) dari 29 siswa yang mencapai menggabungkan nilai KKM 68. permainan antara diharapkan diskusi dapat dan lebih Permasalahan di atas tidak boleh memotivasi siswa untuk aktif berperan dibiarkan terus berlanjut karena akan serta dalam pembelajaran dan tidak sangat merasa jenuh. Diharuskannya siswa mempengaruhi pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran, untuk membuat pertanyaan dan terutama pembelajaran biologi. Maka menjawab pertanyaan di depan kelas dari itu, dibutuhkan salah satu cara untuk diharapkan dapat melatih siswa untuk mengatasi permasalahan terbiasa berbicara di depan umum, tersebut, salah satunya yaitu dengan mengurangi rasa canggung siswa dan menggunakan model snowball throwing. dapat berbagai Model snowball throwing dapat melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lebih meningkatkan keaktifan berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2009) lain, Penggunaan model snowball menyampaikan pesan tersebut kepada throwing bertujuan untuk meningkatkan temannya dalam satu kelompok, melatih keaktifan berkomunikasi, siswa akan siswa untuk berani berbicara di depan mampu berkomunikasi dan berinteraksi kelas, dan dapat merangsang keaktifan sosial lebih matang, arif, dan dewasa. berkomunikasi siswa. Dalam kegiatan Selain itu, mereka juga akan terlatih pembelajaran untuk biologi dengan mengemukakan gagasan dan menggunakan model snowball throwing perasaan secara cerdas dan kreatif. Tidak ini, guru siswa bermain kalah penting, siswa juga akan mampu dengan cara membuat bola pertanyaan berkomunikasi secara efektif dan efisien dari kertas, kemudian kertas tersebut sesuai dengan etika yang berlaku dan mengajak 94 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 mampu menghargai pendapat orang lain. akhir siklus diadakan ulangan harian. Kegiatan permainan lempar bola yang Penelitian ini telah dilaksanakan pada terdapat dalam sintaks pembelajaran bulan September–Oktober tahun 2013. model akan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas yang VIII snowball menciptakan throwing, suasana menyenangkan baru Negeri 4 Minas yang proses berjumlah 20 orang yang terdiri dari 13 Suasana orang siswa perempuan dan 7 Orang seperti ini akan membuat siswa merasa siswa laki-laki. Parameter Penelitian ini lebih senang dalam belajar, tidak jenuh meliputi : 1. Hasil belajar siswa, 2. dan tidak bosan selama pembelajaran Aktivitas siswa, 3. Akivitas guru berlangsung. Siswa juga akan lebih Instrumen penelitian pembelajaran selama SMP berlangsung. bergairah dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Penggunaan model snowball throwing Adapun instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari 1. Perangkat pembelajaran diharapkan dapat memotivasi siswa pada a. Silabus pembelajaran biologi dan pada akhirnya b. RPP meningkatkan hasil belajar siswa (Bayor, 2010). 2. Instrumen pengumpulan data a. Lembar tes Berdasarkan latar belakang diatas, maka telah dilakukan penelitian dengan judul : penggunaan model b. Lembar observasi Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari snowball throwing untuk meningkatkan beberapa tahapan sebagai berikut : hasil belajar siswa pada materi sistem 1. Tahap persiapan penceraan manusia di kelas VIII SMP 4 2. Tahap pelaksanaan Minas” 3. Tahap observasi 4. Tahap refleksi METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Teknik Pengumpulan Data Penelitian Data hasil belajar dikumpulkan Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari melalui posttest dan ulangan harian. 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan Data juga dikumpulkan dengan cara dalam 2 kali pertemuan, setiap akhir mengamati aktivitas siswa dan aktivitas pertemuan diadakan posttest dan setiap 95 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 guru dalam proses belajar mengajar b. Ketuntasan Klasikal melalui lembaran observasi. Ketuntasan secara klasikal 85% dihitung dengan rumus: Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui hasil belajar KK siswa dapat dilihat dari daya serap dan JT x 100% JS ketuntasan belajar: Keterangan : 1. Daya Serap KK : Ketuntasan belajar klasikal Daya serap siswa dilihat dari JT : Jumlah siswa yang tuntas nilai post test dan ulangan harian JS : Jumlah seluruh siswa digunakan rumus : DS c. Uji Komparatif antara UH 1 JB x 100% BS dan UH 2 1. Uji Normalitas Keterangan : Uji Normalitas diperlukan DS : Daya serap JB : Jawaban benar BS : Jumlah butir soal untuk mengetahui distribusi data. Salah satu metode Kolmogorov Smirnov (KS-21). Analisa data mengenai daya serap siswa dapat diberi nilai dengan kategori seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 Interval dan Kategori Daya Serap siswa Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002) 2. Ketuntasan Belajar Siswa Keterangan : KS : Nilai KS hitung Fn(Yi-1) : Frekwensi persentase kumulatif pada waktu sebelum i Fo(Yi) : Frekwensi data sebaran normal pada i Normal atau tidaknya sebuah data dapat dilihat dari taraf signifikan (α) yaitu sebesar 0,05 Asymp.sig (2-tailed) keputusan terima (5%) > Ho apabila 0,05 maka berarti data berdistribusi normal jika Asymp.sig (2- Ketuntasan belajar siswa dapat diketahui dengan rumus : tailed) < 0,05 maka keputusan tolak Ho berarti data tidak berdistribusi normal. a. Ketuntasan Individu Ketuntasan individu tercapai apabila setiap individu sudah mencapai KKM yaitu ≥ 70. 96 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian, metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Leven (levene Keterangan : ni : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2 R1 : Jumlah rangking pada sampel 1 R2 : Jumlah rangking pada sampel 2 Test) Aktivitas Siswa ( N k ) ni(V i V k ) 2 L (k 1) (Vij V i) 2 Jumlah aktivitas x 100% Jumlah aktivitas max Aktivitas siswa diberikan Persentase Vij Xij X Keterangan : L : Nilai Levene hitung X : Nilai data residual : Rata – rata data residual N : Jumlah Sampel k : Jumlah kelompok Jika nilai levene hitung < levene berdasarkan kategori seperti pada tabel 2 berikut: mempunyai ragam yang homogen. Dan Tabel 2 Interval dan Kategori Aktivitas siswa % Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002) sebaliknya jika nilai levene besar levene Aktivitas Guru tabel atau P value , 5% maka data regresi Observasi tabel atau P value > 5% maka data regresi sederhana atau regresi berganda sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen. Jika pada sample berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen maka dilanjutkan dengan Uji-t dan jika tidak berdistribusi normal dan atau tidak mempunyai varians yang homogen maka di analisis menggunakan statistik non parametik yaitu U Mann – Whitney test Rumus 1: dilakukan aktivitas bersamaan guru dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan rumus : Jmlh aktivitas x 100% Jmlh aktivitas max berdasarkan kategori seperti pada tabel Persentase 3 berikut: Tabel 3 Interval dan Kategori Aktivias guru % Interval Kategori 90-100 Baik sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup ≤69 Kurang Sumber : Depdiknas (2002) Rumus 2 : 97 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 HASIL DAN PEMBAHASAN materi sistem pencernaan manusia dapat a. Daya Serap dilihat pada tabel 4 berikut : Hasil belajar siswa selama 2 siklus dengan model snowball throwing pada Tabel 4 Daya Serap Siswa Terhadap Materi Pembelajaran Daya Serap Siswa Interval Kategori Siklus I Posttest I Posttest II (%) (%) 90-100 Baik sekali 1 (5%) 80-89 Baik 5 (25%) 8 (40%) 70-79 Cukup 11(55%) 9 (45%) ≤69 Kurang 4 (20%) 2 (10%) Jumlah Siswa 20 20 Rerata 70,5 74 Kategori Cukup Cukup Siklus II UH I (%) Posttest I Posttest II (%) (%) UH II (%) 3 (15%) 6 (30%) 10 (50%) 6 (30%) 5 (25%) 9 (45%) 5 (25%) 13(65%) 7 (35%) 5 (25%) 5 (25%) 1 (5%) 5 (25%) 20 75,5 Cukup 20 80,5 Baik 20 83,5 Baik 20 86,3 Baik Dari tabel 4 di atas dapat dilihat menulis dan berbicara mengenai materi bahwa daya serap siswa siklus I pada yang didiskusikan dalam kelompok. posttest I Rerata daya serap siswa 70,5 Siswa merasa mudah menyerap materi kategori cukup sedangkan posttest II pelajaran adalah 74 kategori cukup dan ulangan throwing dan siswa merasa senang saat harian yang pertama rerata daya serap kegiatan siswa 75,5 dengan kategori cukup. daya Penggunaan model snowball throwing serap siswa pada siklus II meningkat. pada materi sistem pencernaan pada Pada post test I rerata daya serap siswa manusia 80,5 dengan kategori baik, sedangkan belajar pada post test II rerata daya serap siswa pembelajaran ini siswa berinteraksi 83,5 dengan kategori baik dan pada dengan ulangan harian kedua rerata daya serap sekitarnya hal senada di ungkapkan oleh siswa 86,3 dengan kategori baik Hal ini Slameto (2003). disebabkan karena siswa mendapat Ketuntasan Belajar Siswa melalui melempar dapat model snowball bola kertas. meningkatkan siswa lingkungan karena yang hasil model ada di penjelasan dari teman sebaya yang Ketuntasan belajar siswa diperoleh secara khusus disiapkan oleh guru serta dari nilai hasil UH I dan UH II seperti mengerahkan penglihatan, pendengaran, terlihat pada tabel 5 berikut ini: 98 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 UH I II Ketuntasan Tabel 5 Ketuntasan Belajar Siswa Pada UH I dan UH II Ketuntasan Belajar Jumlah Individual Siswa Tuntas Tidak Tuntas Klasikal Jumlah (%) Jumlah (%) 20 15(75%) 5(25%) Tidak Tuntas 20 20(100%) Tuntas belajar individu secara klasikal belajar sudah siswa. tercapai dilihat dari nilai UH yang diperoleh ketuntasan Hal ini siswa pada setiap siklus. Ketuntasan menunjukkan bahwa pada siklus II belajar dicapai apabila siswa mendapat siswa sudah termotivasi untuk belajar nilai besar atau sama dengan 70 dan dengan model snowball throwing dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya didukung juga dengan aktivitas guru (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas yang baik maka hasil belajar tentu akan tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang baik pula sesuai dengan ungkapan telah tuntas belajarnya (Depdikbud Slameto (2003). dalam Trianto, 2010). Uji Normalitas Dari tabel 5 diatas pada siklus I Uji normalitas hasil UH 1 dan terdapat 15 orang siswa (75%) tuntas UH 2 dilakukan berdasarkan pada uji secara individu dan 5 orang siswa Kolmogorov Smirnov dengan keluaran (25%) yang belum tuntas. Jadi secara berupa One – Sample Kolmogorov klasikal Smirnov test seperti yang terlihat pada belum tercapai ketuntasan belajar pada siklus ini. Pada siklus II tabel 6 di bawah ini : seluruh siswa (100%) tuntas secara individu. Hal ini menunjukkan bahwa Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data UH 1 dan UH 2 Uji Normalitas Jenis Data Asymp.sig α Keputusan (2-tailed) Siklus 1 UH 1 0,116 0,05 Terima Ho Siklus 2 UH 2 0,059 0,05 Terima Ho Keterangan Normal Normal 99 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 Dari tabel 6 di atas dapat di uji (5%) apabila Asymp.sig (2-tailed) > normalitas UH I nilai Asymp.sig (2- 0,05 maka keputusan terima Ho berarti tailed) 0,116 keputusan terima Ho yang data berdistribusi normal jika Asymp.sig menyatakan bahwa data berdistribusi (2-tailed) < 0,05 maka keputusan tolak normal. Pada uji normalitas UH II nilai Ho berarti data tidak berdistribusi Asymp.sig (2-tailed) 0,059 keputusan normal. terima Ho yang menyatakan bahwa data Uji Homogenitas berdistribusi normal. Normal atau Uji homogenitas dengan tidaknya sebuah data dapat dilihat dari menggunakan Levene test. data pada taraf signifikan (α) yaitu sebesar 0,05 UH 1 dan UH Jenis Data UH 1 dan UH 2 Tabel 7. Uji Homogenitas data UH 1 dan UH 2 Based on α Keputusan Trimed Mean 0,000 0,05 Tolak Ho Dari tabel 7 di atas dapat dilihat, Uji U Keterangan Tidak homogen Mann – Whitney, dimana uji untuk uji homogenitas nilai based on Hipotesis komparatif ini berguna untuk trimmed mean UH 1 dan UH 2 0,000 < mengetahui nilai Asymp.sig (2-tailed) 0,05. Keputusan yang diperoleh adalah kemudian dibandingkan dengan taraf tolak Ho artinya data berasal dari varians signifiksn 0,05. Jika nilai Asymp.sig (2- yang tailed)¸< tidak homogen Setelah data 0,05 maka data berbeda diketahui tolak Ho dan tidak homogen, signifikan. Berikut adalah tabel 8 hasil maka dapat diambil keputusan untuk uji U Mann – Whitney data UH Siklus I melakukan uji hipotesis komparatif yaitu dan II. Tabel 8 Hasil Uji U Mann – Whitney UH I dan UH II Mann – Sig. Jenis Data α Keputusan Keterangan Whitney U (2-Tailed) UH 1 dan UH 2 83.000 0,001 0,05 Tolak Ho Berbeda Signifikan Dari tabel 8 di atas Sig. (2.Tailed) Maka dapat dikatakan bahwa data untuk data UH I dan siklus II adalah tersebut berbeda signifikan. Hal ini 0,001 dengan taraf kepercayaan (α) 0,05 berarti bahwa selisih hasil belajar pada keputusan yang diperoleh adalah tolak materi sistem pencernaan manusia pada Ho karena Sig. (2.Tailed) 0,001 < 0,05. siklus I dan siklus II tanpa menerapkan 100 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 model snowball throwing untuk setiap umum terdapat peningkatan aktivitas individu siswa dari siklus I ke siklus II seperti tidak sama dengan nol pada tabel 9 beriku ini : Aktivitas Siswa Berdasarkan pengamatan observer tentang aktivitas siswa secara No 1. 2. 3. 4. 5 Tabel 9 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II Siklus I Siklus II Pert I Pert II Pert Pert IV Aktivitas siswa III Rerata Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) (%) (%) Duduk dalam 75 % 85 % 80 % 100 % 100 % kelompok dengan cepat Melempar bola 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % kertas Menjawab 35 % 55 % 45 % 65 % 75 % pertanyaan Membuat 60 % 80 % 70 % 80 % 85 % kesimpulan Mengerjakan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % posttest Rerata 74 % 84 % 79 % 89 % 92 % Kategori Baik Cukup Baik Cukup Baik Sekali Rerata 100 % 100 % 70 % 82,5 % 100 % 90,5 % Baik Sekali Pada tabel di atas juga terlihat baik sekali. Berdasarkan data diatas, untuk siswa duduk dalam kelompok terlihat bahwa aktivitas belajar siswa dengan cepat dikategorikan amat baik. pada Begitu peningkatan. juga dengan pertemuan berikutnya siswa mulai aktif menjawab setiap pertemuan mengalami Aktivitas Guru pertanyaan, membuat kesimpulan dan Berdasarkan hasil pengamatan paham menggunakan model snowball observer dalam penggunaan model throwing serta siswa sudah aktif dalam snowball melaksanakan seperti tabel 10 berikut : diskusi kelompok throwing dapat dianalisa sehingga pada akhir pertemuan siklus II aktivitas siswa berada pada kategori 101 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 Tabel 10 Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus I dan II Siklus I Siklus II Rerata Rerata Pert I Pert II Pert III Pert IV Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah % % % % Kategori 11 (91,7) Baik Sekali 12 (100) Baik Sekali 95,9 Baik Sekali Dari tabel diatas dapat diketahui 12 (100) Baik Sekali Negeri kategori Baik sekali. Pada siklus I 2013/2014. pertemuan ke II peneliti berusaha SARAN kelemahan-kelemahan 100 Baik Sekali pencernaan manusia di kelas VIII SMP bahwa aktivitas guru pada siklus I pada memperbaiki 12 (100) Baik Sekali 4 Minas Penggunanaan pelajaran model snowball dalam proses pembelajaran. Sehingga throwing pada pertemuan II siklus II aktivitas dapat dijadikan salah satu alternatif guru berada pada kategori baik sekali. pembelajaran khususnya pada materi Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat sistem pada persentase yang diperoleh dari disarankan untuk melakukan penelitian pertemuan I siklus I sampai pertemuan tindakan II siklus II yakni dari 95,9% (baik pembelajaran model snowball throwing. sekali) menjadi 100% (kategori baik sekali). Peningkatan ini sangat guru dalam dalam tahun pembelajaran pencernaan kelas manusia. lanjutan IPA Guru tentang DAFTAR PUSTAKA Zain, 2010). Agustin. (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Laboratorium UM. Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang. Jurnal BioEdu Volume 1, Nomor 2. Hal. 58 KESIMPULAN Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. dipengaruhi oleh pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar yang baik pula (Djamarah & Berdasarkan pembahasan hasil penelitian penggunaan dan model snowball throwing dapat meningkatkan Bayor, A. (2010). Snowball Throwing. http://akmaldebayor.blogspot.co m. [10 Mei 2013]. hasil belajar siswa pada materi sistem 102 Lectura Volume 01, Nomor 02, April 2014, hlm 92 - 103 Dalyoni. (2009). Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Depdiknas. (2002). Pedoman Usulan Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Jakarta. Dimyati. (2006). Belajar dan Pembalajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, (2002). Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta. Jakarta Endarwati, (2011). Upaya Peningkatan Motivasi Dan Keaktifan Berkomunikasi Siswa Dengan Strategi Snowball Throwing Pada Pembelajaran Biologi Di Kelas X3 SMAN 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal BioEdu Volume 2, Nomor 1. Hal 22 Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Ibrahim, R. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Biologi Pada Materi Struktur Dan Fungsi Sel Kelas XI IPA 2 Semester I SMA Negeri 1 Paninggaran Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2010/2011. Jurusan Biologi, Universitas Pekalongan. Jurnal Lenterabio Volume 1, Nomor 1 Hal 3 Purwanto, N. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya. Bandung. Safitri. (2011). Metode Pembelajaran Snowball Throwing. WWW. dikotablitar. Sch.id. [10 Mei 2013]. Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Jihad. (2007). Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Bandung. Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Purwaningsih (2010), Implementasi Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran 103