PENGEMBANGAN DESA WISATA SENDURO BERBASIS BUDAYA

advertisement
PENGEMBANGAN DESA WISATA SENDURO BERBASIS BUDAYA
DEVELOPMENT OF SENDURO TOURISM VILLAGE WITH CULTURED BASE
Dyah Ayu Wijayanti 1)
1)Mahasiswa
Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan
Pembangunan Universitas Brawijaya, Malang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Lumajang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terdapat salah
satu kegiatan yang dapat menarik perhatian wisatawan adalah festival Orok-orok. Festival
orok-orok dilaksanakan sangat meriah di Desa Senduro Kabupaten Lumajang pada malam
hari. Orok-orok memiliki nama arti yang sama dengan festifal Ogoh-ogoh di Bali. Orok-orok
adalah festival arakan Ogoh-ogoh yang dilakukan setahun sekali untuk menyambut Hari
Raya Nyepi. Orok-Orok adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang
menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Pada festival ini terdapat sekitar 20-an orok-orok
yang akan di tampilkan dengan patung dan gaya berbeda-beda yang berkumpul di depan Pura
Mandara Giri Semeru Agung. Warga menyiapkan pertunjukan orok-orok dengan kreatifitas
yang unik. Arakan orok-orok di mulai pukul 19.00 WIB. Arah arakan orok-orok di mulai dari
Pura Mandara Giri Semeru Agung melewati jalan Raya Senduro, kecamatan Senduro, jalan
Burno dan berakhir untuk di bakar di Ireng-Ireng Burno.Pembakaran Orok-orok di
lambangkan sebagai pemusnahan iblis. Tradisi festifal Orok-orok menjelang Hari Raya
Nyepi yang dilaksanakan setiap tahun di Senduro tidak hanya menarik perhatian masyarakat
lokal, tetapi juga wisatawan domestik maupun mancanegara hal ini menunjukkan bahwa
tradisi Orok-orok dapat diterima oleh masyarakat mulai dari skala lokal, nasional hingga
internasional. Prosesi arak-arakan Orok-orok ini sangat bernilai untuk menambah wawasan
budaya dan mampu menjadi daya tarik yang mengesankan bagi wisatawan domestik maupun
asing. Bersamaan dengan malam yang semakin larut, beberapa lampu rumah warga yang
beragama Hindu sudah mulai dimatikan. Hal ini seolah sebagai pertanda dimulainya prosesi
Nyepi keesokan harinya.
Kata Kunci: Desa Wisata, Senduro, Budaya, Mandara Giri Semeru Agung, Festival Orokorok.
ABSTRACT
Lumajang is an East Java province district, Indonesia. There is one activity that can
attract the attention of tourists is a festival Orok-snore. Crotalaria juncea Festival held very
lively in the village Senduro Lumajang in the evenings. Crotalaria juncea has the same
meaning as the name of Ogoh-ogoh festival in Bali. Crotalaria juncea is a festival procession
of Ogoh-ogoh are carried out once a year to welcome Nyepi. Orok Orok-sculptures are works
of art of Balinese culture that describes personality Bhuta Kala. At this festival there are
about 20 of the Crotalaria juncea that will show the sculpture and different styles are gathered
in front of the Pura Mandara Giri Semeru Agung. Residents prepare Crotalaria juncea
performances with unique creativity. Crotalaria juncea procession begins at 19:00. Directions
procession Crotalaria juncea at the start of the Pura Mandara Giri Semeru Agung pass
highway Senduro, district Senduro, Burno road and ended up to be burned in Ireng-Ireng
Burno.Pembakaran Orok-infant symbolized as a demon extermination. Tradition festival
Orok-orok ahead of Nyepi Day is held every year in Senduro not only attract the local
community, but also the domestic and foreign tourists this case shows that the tradition Oroksnore can be accepted by the community ranging from local, national to international. The
procession of pageantry Orok-orok is very valuable to broaden cultural and capable of
becoming an impressive attraction for domestic and foreign tourists. In the night along, a
view lamps of Hindu homes have started off. This is as a sign of the commencement of Nyepi
procession on the next day.
Keywords : Tourism Village, Senduro, Culture, Mandara Giri Semeru Agung, Orok- snore
Festival
dengan Jayakatwang. Selanjutnya Parara
PENDAHULUAN
sebuah kabu
ton dan Kidung Harsawijaya menceritakan
paten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah ba
Kabupaten Lumajang terletak di wila
gian timur Jawa Timur yang diberi nama
yah Tapal Kuda, Jawa Timur. Kabupaten
"Lamajang Tigang Juru", ketika Raden
ini berbatasan dengan Kabupaten Pro
Wijaya berhasil memenangkan perang dan
bolinggo di sebelah Utara, Kabupaten Jem
menjadi
ber di sebelah Timur, Samudra Hindia di se
an Majapahit. Akan tetapi wilayah itu baru
belah Selatan dan Kabupaten Malang di se
dikuasai dan diperintahnya setelah kema
belah Barat. Dalam sejarahnya, wilayah ini
tian
berhubu
sejarah
memberontak kepada Majapahit. Oleh se
bernama Aria Wiraraja. Kitab Pararaton
bab itu terdapat tempat pelaksanaan periba
dan Harsawijaya mengisahkan bahwa
datan agama Hindu terbesar se Asia
Lumajang
ngan
adalah
dengan
tokoh
tokoh yang ketika muda bernama Banyak
Wide
ini
pada
mulanya
mengabdi
di Singasari, namun oleh Raja Kertanega
ra kemudian dibuang secara halus dari ibu
kota Singasari dan
dijadikan
bupati
di Sumenep, Madura timur. Aria Wiraraja
kemudian berkesem patan memberikan
bantuan dan perlin dungan kepada Raden
Wijaya ketika ia dan rombongannya melari
kan diri ke Sumenep akibat kalah perang
raja
puteranya,
pertama
Rangga
di
lawe,
keraja
yang
Tenggara, yaitu Pura Mandara Giri Semeru
Agung di desa Senduro.
Senduro adalah
sebuah kecama
tan di Kabupaten Lumajang, Propinsi Jawa
Timur, Indonesia. Kecamatan Senduro ter
letak di sebelah barat kota Lumajang,
kurang lebih 17 km dari pusat kota.
Kecamatan Senduro merupakan daerah
pegunungan pada ketinggian mulai dari
100-2.000 m dari permukaan laut.Memiliki
tanah yang subur. Banyak tumbuh aneka
lah hari raya umat Hindu yang dirayakan se
buah-buahan
langsep,
tiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada
manggis dan pisang agung. Pisang Agung
hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diperca
adalah
lumajang.
yai merupakan hari penyucian dewa-dewa
Masyarakat di Senduro berbaur dalam
yang berada di pusat samudera yang mem
berbagai agama. Terdapat agama Islam,
bawa intisari amerta air hidup. Untuk itu
Hindu, Katolik dan Kristen. Terdapat
umat Hindu melakukan pemujaan suci
tempat peribadatan agama Hindu yakni
terhadap mereka. Nyepi juga merupakan
Pura. Pura Mandara Giri Semeru Agung
rangkaian prosesi yang berpuncak dari
adalah pura yang paling dituakan oleh
sebuah tradisi dan budaya yang memberi
masyarakat Hindu. Hampir setiap hari, ada
makna sangat mendalam tentang banyak
masyarakat Bali yang berdoa di Pura ini,
arti kehidupan. Rangkaian kata mengenai
apalagi di hari-hari libur. Puncaknya saat
Nyepi ini terasa sangat sederhana, apalagi
piodalan (ulang tahun Pura) sekitar bulan
bila dilihat dari sudut pandang tradisi umat
brand
seperti
durian,
dari
kota
Juli. Ribuan masyarakat Bali membanjiri
Pura ini dan berdoa, serta menampilkan
kesenian-kesenian Bali.
Hindu. Tujuan utama Hari Raya Nyepi
adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang
Maha Esa,
untuk
menyucikan Bhuana
Alit (alam manusia /microcosmos) dan Bhu
ana Agung /macrocosmos (alam semesta).
Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat bebe
rapa rangkaian upacara yang dilakukan
umat Hindu.
KAJIAN TEORITIS
Gambar 1. Patung Orok – Orok.
Festival orok-orok dilaksanakan sa
ngat meriah di Desa Senduro Kabupaten
Salah satu kegiatan yang dapat
menarik
perhatian
wisatawan
adalah
adanya festival Orok-orok. Orok-orok
adalah nama lain dari Ogoh-ogoh. Orokorok adalah festival arakan ogoh-ogoh
yang dilakukan setahun sekali untuk
menyambut Hari Raya Nyepi. Nyepi ada
Lumajang pada malam hari menyambut
Hari Raya Nyepi.
Orok-Orok
karya seni patung
dalam
adalah
kebudayaan
Bali yang menggambarkan kepribadian
Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu, Bhuta
Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu)
alam semesta dan waktu (Kala) yang
tak terukur dan tak terbantahkan (Watra,
nya dapat berguna bagi
2007:13 dalam Ariawan,et al., 2014).
umat manusia dan alam (Ni Made Sri
Dalam perwujudan patung yang dimaksud,
Arwati, 2008:25 dalam Marinasari, Ni
Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok
Made et al., 2005)
yang besar dan menakutkan, biasanya
dalam wujud Raksasa.
kesejahteraan
Dalam buku Catur Yadnya, Bhuta
Yadnya adalah suatu korban suci yang
Suku Bali adalah salah satu suku
bertujuan untuk membersihkan tempat
di Indonesia, suku Bali juga tersebar di
(alam beserta isinya), dan memelihara
beberapa
salah
serta memberi Penyupatankepada para
satunya yaitu wilayah Senduro. Di Bali
Butha Kaladan makhluk-makhluk yang
masyarakat suku Bali termasuk masyarakat
dianggap
yang terbuka dan bertoleransi tinggi yang
seperti
terkenal dengan keramahan dan kesantu
sebagainya ( Upada Sastra,1996 : 7)
wilayah
Indonesia
nannya. Masyarakat Hindhu di Bali ti
lebih
peri,
rendah
dari
jin,setan,
manusia
binatang,
dan
Salah satu bentuk upacara Bhuta
dak menutup diri dari pengaruh luar namun
Yadnya
tetap berpegang teguh dengan kebuda
masyarakat Bali, khususnya yang berada
yaannya dan religius. Masyarakat suku
di Senduro adalah upacara Tawur Ka
Bali selalu menjunjung konsep Desa Ka
Sanga (Aristrawati, 2014). Dalam upacara
la Patra, maksudnya masyarakat suku Bali
tersebut
selalu menyesuaikan sesuatu dengan kea
dilakukan yaitu tradisi Ogoh-Ogoh pada
daan, waktu dan tempat,
dise
masyarakat
atas
upacara
kegiatannya
ada
beberapa
kesepakatan bersama. Begitu juga, saat
tahapan
(proses)
yang
harus
melangsungkan sebuah upacara, masya
dilaksanakan. Sama Halamannya dengan
rakat suku Bali sangat menjunjung tinggi
dilaksanakannya tradisi Orok-Orok, ada
kekerabatan.
persyaratan atau tata cara yang harus
suaikan
dengan
yang
peraturan
desa
Bhuta Yadnya adalah suatu korban
yang
sering
terdapat
dilakukan,
Bali
dilakukan
tradisi
di
adapun
yang
Senduro.
oleh
masih
Dalam
tahapannya
yaitu
suci yang bertujuan untuk pembersihan
pembuatan Orok-Orok, Pecaruan, persem
tempat (alam) dari ganguan dan pengaruh-
bahyangan bersama, Pemelapasan atau
pengaruh buruk yang ditimbul kan oleh
Pasupati, persyaratan tersebut harus dila
para Bhuta Kala dengan maksud untuk
kukan karena di dalam pelaksanaan tra
menetralisir atau menghilangkan sifat-
disi Orok-Orok terkandung suatu makna
sifat buruk yang ada padanya, sehingga
yaitu sebagai lambang keseimbangan alam
sifat yang baik dan kekuatan
semesta beserta isinya. Rangkaian upacara
tersebut menimbulkan berbagai persepsi
hasil karya seni yang dipakai sebagai
pada masyarakat terhadap tradisi Orok-
sarana ungkap rasa bakti dalam agama
Orok, selain itu membuat daya tarik
Hindu di Bali (Adhi, 2006:3 dalam
lainnya dari Tradisi Orok-Orok adalah
Ariawan, et al., 2014). Ada pendapat
pada awalnya Orok-Orok hanya diarak
yang berkembang di masyarakat bahwa
mengelilingi
dari
ogoh-ogoh itu cikal bakalnya adalah
kampung pada satu hari menjelang hari
patung lelakut yang berfungsi untuk
raya Nyepi yaitu sekitar pukul 16.00
mengusir burung oleh petani di sawah
sampai
disebut
(Widnyani, 2012:21 dalam Ariawan, et al.,
proses
2014). Beberapa pendapat juga menge
desa,
dengan
Pengerupuk
atau
selesai
dan
keluar
yang
melalui
Pemelapasan, namun, seiring berjalannya
mukakan
waktu, Orok-Orok tidak hanya sebagai
muncul dari tradisi
pelengkap upacara Tawur Ka Sanga, tetapi
nding di Desa Selat Karangasem, di mana
sebagai ajang mengembangkan kreatifitas
dalam proses ini di buat patung (lelakut)
muda-mudi dalam mengkreasikan bentuk
pria dan perempuan
Orok-Orok,
dikawinkan
wujudkan
hasil
kreatifitas
dengan
itu
di
memperlombakan
Orok-Orok di Senduro.
bahwa
Inspirasi
ogoh-ogoh
Ngusaba
secara
Ndong-
yang kemudian
simbolik
sebagai
lambang kesuburan. (Adhi, 2006:63 dalam
Ariawan, et al., 2014).
Orok-Orok mulai muncul di Bali
sekitar tahun 1980-an oleh anak-anak
muda yang bergabung dalam sekelompok
Sekaha
Teruna-Teruni
yang
berada
dilingkungan Desa Pekraman baik di desa
ataupun kota di Bali. Dalam Bali Post (20
Maret 1996) disebutkan, bahwa budaya
ogoh-ogoh mulai marak dikenal sejak
Gambar 2. Orok-Orok Bhuta Jahat
tahun 1983, setelah Presiden RI yang
pada saat itu dipimpin oleh Soeharto
Orok-Orok adalah tradisi budaya
baru dengan
elemen-elemen
yang
mengeluarkan keputusan Presiden No. 3
tahun 1983 yang menyatakan hari raya
berakar dari unsur-unsur tradisi lama.
Nyepi
Orok-Orok yang merupakan kreativitas
Masyarakat menyambut dengan suka cita,
masyarakat Bali untuk menyambut hari
yang
raya Nyepi adalah suatu ekspresi budaya
“onggokan”
sebagai
hari
diwujudkan
(yang
libur
dengan
nasional.
pembuatan
sekarang
dikenal
sebagai ogoh-ogoh) dibeberapa
tempat
atau kekuatan Bhuta (kekuatan alam).
sekarang.
Orok-orok yang dibuat pada perayaan
Puncaknya pada tahun 1990, ogoh-ogoh
Nyepi ini merupakan perwujudan Bhuta
diikutsertakan pada pesta kesenian Bali
Kala yakni perwujudan makhluk yang
XII yang
besar dan menyeramkan. Pada awal mula
dan
terus
berkembang
diwakili
oleh
delapan
kabupaten di Bali, pada saat itu juara
diciptakannya,
pertama untuk perlombaan ogoh-ogoh
rangka kayu dan bambu sederhana. Rangka
dimenangkan
GASES
tersebut dibentuk lalu dibungkus kertas.
Denpasar (Adhi, 2006:4 dalam Ariawan, et
Pada perkembangan jaman yang maju
al., 2014).
pesat, orok-orok pun terimbas dampaknya.
oleh
sanggar
orok-orok
dibuat
dari
Orok-orok makin berinovasi, dibuat de
ngan rangka dari besi yang dirangkaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada festival ini terdapat sekitar 20-
dengan bambu yang dianyam. Pembungkus
an orok-orok yang akan di tampilkan
badan orok-orok pun diganti dengan gabus
dengan patung dan gaya berbeda-beda
atau stereofoam dengan teknik pengecatan.
yang berkumpul di depan Pura Mandara
Tema orok-orok pun semakin berva
Giri Semeru Agung. Warga menyiapkan
riasi, dari tema pewayangan, modern,
pertunjukan orok-orok dengan kreatifitas
porno sampai politik yang tidak men
yang unik. Terdapat patung buto atau
cerminkan makna agama. Tema orok-orok
iblisyang di panggul oleh sekitar 15-20
yang diharapkan adalah sesuai dengan nilai
warga (tergantung besar kecilnya ukuran
agama Hindu yaitu tidak terlepas dari
buto) dan di tampilkan pula para penari-
Tuhan, Manusia dan Buta Kala sebagai
penari untuk menghibur wisatawan. Patung
penyeimbang hubungan ketiganya.Orok-
di festival ini menggambarkan buto atau
orok simbol Kala ini haruslah sesuai
raksasa besar yang jahat. Puncak atraksi
dengan sastra agama yang diatur dalam
orok-orok yaitu ketika mereka mengangkat
pakem. Tapi dari sudut pandang lain
dan menurunkan bambu-bambu orok-orok
mengatakan ogoh-ogoh itu merupakan
dengan cepat dan memutarnya ke kiri dan
kreativitas
ke kanan dengan posisi yang sangat
eksploitasi bentuk gejala alam dan feno
miring.
tangan
mena sosial yang terjadi di masyarakat saat
mengiringi kekaguman para penonton yang
ini jadi tidak perlu adanya pembatasan
menyaksikannya.
ataupun pengekangan dalam berekspresi.
Keriuhan
dan
tepuk
Orok-orok
sendiri
anak
muda
yang
meng
memiliki peranan sebagai simbol prosesi
Arakan orok-orok di mulai pukul
penetralisiran kekuatan-kekuatan negatif
19.00 WIB. Arah arakan orok-orok di
mulai dari Pura Mandara Giri Semeru
kerjasama yang telah terjalin selama ini
Agung melewati jalan Raya Senduro,
antara Pemerintah Kabupaten Lumajang
kecamatan Senduro, jalan Burno dan
dengan organisasi pariwisata dan biro
berakhir untuk di bakar di Ireng-Ireng
perjalanan
Burno.Pembakaran
kalender
Orok-orok
di
lam
bangkan sebagai pemusnahan iblis.
wisata
dalam
kepariwisataan
menetapkan
(calendar
of
events) Kabupaten Lumajang dan juga
mengoptimalkan
mempromosikan parade Orok-Orok di
parade Orok-Orok sebagai event budaya
Kabupaten Lumajang; menyediakan sarana
di Senduro, maka dapat
dikemukakan
promosi dalam bentuk websitedan media
saran antara lain: untuk mengarahkan
onlinelainnya yang khusus memberikan
kegiatan malam pangerupukanagar lebih
layanan informasi mengenai Orok-Orok;
tertib dan terorganisir dapat dilakukan
menyediakan tempat yang khusus bagi
melalui sistem lomba Orok-Orok dengan
wisatawan untuk menonton parade Orok-
dua kriteria lomba terdiri atas Orok-Orok
Orok; menyediakan souveniryang bertema
tradisional dan Orok-Orok kreasi baru;
ogoh-ogoh, seperti miniatur, gantungan
agar penilaian yang diberikan lebih adil
kunci, postcardmaupun baju dengan desain
dan
Orok-Orok.
Untuk
lebih
objektif,
maka
yang
melakukan
penilaian sebaiknya melibatkan juri yang
diajukan
oleh
masing-masing
peserta
KESIMPULAN
lomba; untuk meminimalisir kecurigaan
Tradisi pawai orok-orok menjelang
terkait hasil nilai lomba, tim juri sebaiknya
Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan setiap
memberikan penjelasan terkait dengan nilai
tahun di Senduro tidak hanya menarik
yang diberikan dan dirinci untuk masing-
perhatian masyarakat lokal, tetapi juga
masing peserta. Memberikan pencerahan
wisatawan domestik maupun mancanegara.
tentang fungsi dan makna Orok-Orok
Pelaksanaan pawai orok-orok pada malam
melalui
media
pangerupukan juga diliput oleh berbagai
Kabupaten
media baik media cetak maupun media
media
eletronik;
Lumajang
cetak
maupun
Pemerintah
perlu
memperketat
aturan
elektronik,
mulai
dari
media
lokal,
mengenai Orok-Orok, seperti menetapkan
nasional hingga media internasional ini
standarisasi mengenai bahan, bentuk dan
menunjukkan bahwa tradisi orok-orok
tema
melarang
dapat diterima oleh masyarakat mulai dari
sebagai
skala lokal, nasional hingga internasional.
musik pengiring pada saat pengarakan
Prosesi arak-arakan orok-orok ini sangat
Orok-Orok;
bernilai untuk menambah wawasan budaya
Orok-Orok
penggunaan
musik
lebih
serta
modern
diintensifkan
lagi
dan mampu menjadi daya tarik yang
mengesankan bagi wisatawan domestik
maupun asing. Bersamaan dengan malam
yang semakin larut, beberapa lampu rumah
warga yang beragama hindu sudah mulai
dimatikan. Hal ini seolah sebagai pertanda
dimulainya
prosesi
Nyepi
keesokan
harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Ketut, Ketut Sudita dan I Gusti
Nyoman Widnyana. 2014. Produksi
Seni Kerajinan Ogoh-Ogoh Di
Sanggar Gases Denpasar. e-Jurnal
Universitas Pendidikan Ganesha.
Singaraja. Indonesia.
Aristrawati, Ni Luh Putu. 2014. Evaluasi
Parade “Ogoh-Ogoh” Sebagai
Pendukung Pengembangan Pari
wisata Budaya Di Kota Denpasar.
ISSN 2406-9116. JUMPA 2(1): 4260
Marinasari, Ni Made, Wakidi, Yustina Sri
Ekwandari. 2005. Persepsi Masya
rakat Bali Terhadap Tradisi OgohOgoh Di Kampung Rama Utara
Kecamatan Seputih Raman Kabu
paten Lampung Tengah. FKIP
UNILA. Bandar Lampung
Upada Sastra. 1988. Catur Yadnya, Bhuta,
Manusia, Pitra, Dewa. Denpasar:
Upada Sastra
Download