1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khusunya ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Kejadian anemia diseluruh dunia yaitu 50% terjadi di Afrika, 40% di Asia dan sisanya terjadi di Amerika dan Eropa. Kejadian anemia terus meningkat seiring dengan umur kehamilan. Prevalensi anemia tertinggi terjadi pada trimester ketiga kehamilan (Scholl, 2012). Prevalensi anemia secara umum terjadi pada 56 juta ibu hamil yang tersebar di seluruh dunia dengan pembagian sekitar 7 juta di Eropa dan Amerika dan sisanya yaitu 49 juta terjadi di negara maju, berkembang dan negara miskin di Asia dan Afrika (Milman, 2010). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2004 melaporkan bahwa 50,5% ibu hamil mengalami anemia. Angka kejadian anemia di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 adalah 25.9% sedangkan pada tahun 2012 menjadi 24.33% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Kejadian anemia yang terjadi di Kota Yogyakarta memang tidak melebihi 40% karena kegawatan kejadian anemia di Indonesia berdasarkan kriteria kegawatan epidemiologi anemia defisiensi besi yang ditetapkan WHO yaitu apabila prevalensinya melebihi 40% (Soekirman, 1999). Kebutuhan akan zat besi pada saat hamil mengalami peningkatan karena zat besi sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Pemeriksaan kadar Hb dalam darah untuk mengetahui apakah ibu hamil anemia atau tidak, biasanya dilakukan pada saat kunjungan ibu pertama kali untuk mendapat pelayanan kesehatan (K1). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 melaporkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu sebesar 98%. Cakupan kunjungan K1 dan K4 di Provinsi DIY juga merupakan cakupan terbaik nasional (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010). Sedangkan data Profil Kesehatan Provinsi DIY pada tahun 2011 melaporkan cakupan K4 pada Provinsi 2 DIY sebesar 84.96% dan cakupan K4 di Kota Yogyakarta sebesar 90.88% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Anemia dalam kehamilan dapat menghambat pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak janin. Kekurangan Hemoglobin (Hb) dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen baik yang dibawa ke sel tubuh maupun sel otak sehingga dapat memberikan efek buruk pada ibu dan bayi yang dilahirkan. Selain itu anemia juga dapat mengakibatkan perdarahan. Pada keadaan anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang, hal ini memengaruhi jumlah Hb dalam darah sehingga oksigen yang diikat dalam darah menurun akibatnya tekanan parsial oksigen yang menuju ke uterus juga menurun. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang, menyebabkan otot-otot miometrium tidak dapat berkontraksi dengan adekuat sehingga terjadi atonia uteri akibatnya terjadilah perdarahan (Manuaba, 2010). Upaya mengkontrol kejadian anemia defisensi besi pada wanita hamil di Indonesia mengadopsi program dari World Health Organization (WHO) yaitu pemberian tablet besi (Fe). Pemberian tablet besi (Fe) kepada ibu hamil dilakukan oleh bidan atau petugas kesehatan pada saat kunjungan Antenatal Care (ANC) pertama atau K1. Cakupan kunjungan K1 dan K4 di Provinsi DIY merupakan cakupan terbaik nasional yaitu pada tahun 2011 cakupan K1 mencapai 99.98% dan cakupan K4 95.72 % (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010). Cakupan K1 di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 adalah 100% sedangkan cakupan K4 sebesar 92.78% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Kabupaten atau kota yang telah mencapai cakupan pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil (≥86%) berjumlah 204 atau sekitar 41% dari seluruh kabupaten atau kota yang terdapat di Indonesia (Direktorat Bina Gizi, 2012). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 melaporkan Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe terbanyak ada di Provinsi DIY yaitu sebesar 67.5% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010). Cakupan pemberian tablet Fe pada tahun 2011 di Provinsi DIY yaitu sebesar 86.72% sedangkan di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 cakupannya sebesar 74.13% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). Cakupan pemberian tablet Fe I di Kota Yogyakarta pada 3 tahun 2012 adalah 79.7% sedangkan cakupan pemberian Fe III adalah 73.07% (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2012). DIY merupakan provinsi dengan pelayanan antenatal dan konsumsi tablet Fe terbaik namun komplikasi kehamilan tertinggi juga berada di provinsi ini yaitu sebesar 13.9% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010). Di Indonesia anemia defisiensi besi masih merupakan salah satu masalah gizi yang utama. Dampak anemia defisiensi besi pada ibu hamil yaitu meningkatkan angka kesakitan meliputi perdarahan, ketuban pecah dini, kematian maternal, risiko terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR). Penyebab utama kematian maternal salah satunya adalah perdarahan postpartum yang bersumber pada anemia defisiensi besi (Arisman, 2004). Angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan pervaginam yaitu 5-8%. Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum terjadinya perdarahan yang berlebihan pada kehamilan (Alan & Lauren, 2003). Oleh karena eratnya hubungan status anemia ibu selama kehamilan dengan komplikasi kehamilan salah satunya adalah perdarahan postpartum maka perlakuan untuk mencegah kejadian ini adalah memastikan ibu dalam keadaan tidak anemia. Indikator anemia ibu hamil dapat dilihat dari kadar hemoglobin (Hb) ibu. Kadar Hb dapat dijaga normal dengan asupan yang adekuat. Upaya untuk memenuhi asupan ibu adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT). Pemberian makanan tambahan dapat menggunakan bahan pangan lokal dengan menambah bahan pangan hewani sebagai sumber protein untuk meningkatkan mutu makanan tambahan tersebut. Tujuan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama kehamilan sehingga dapat mencegah kekurangan zat gizi dan akibat yang ditimbulkan (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2010). Pemberian makanan tambahan pada trimester III dapat meningkatkan asupan protein ibu sehingga meningkatkan status gizi ibu (Tontisirin et al., 1986). Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil sehingga ibu hamil tidak anemia, darah yang keluar selama persalinan tidak berlebihan dan perdarahan postpartum dapat dicegah. 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil trimester tiga dapat mengurangi volume darah yang hilang selama persalinan. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengkaji pemberian makanan tambahan pada ibu hamil trimester tiga terhadap volume darah yang hilang selama persalinan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil trimester tiga di beberapa wilayah kerja Puskesmas di Kota Yogyakarta b. Mengukur rata-rata volume darah yang hilang selama persalinan pada kelompok yang diberi makanan tambahan dengan kelompok yang tidak diberi makanan tambahan. c. Membandingkan rata-rata volume darah yang hilang selama persalinan pada kelompok yang diberi makanan tambahan dengan kelompok yang tidak diberi makanan tambahan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi keilmuan tentang efektifitas pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dalam mengurangi volume darah yang hilang selama persalinan. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan dalam kebijakan program pada ibu hamil. 5 E. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis ini yaitu anemia dan perdarahan telah dilakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Keaslian Penelitian Judul Penelitian Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan Association Between Anemia During Pregnancy And Blood Loss At And After Delivery Among Women With Vaginal Births In Pemba Island, Zanzibar, Tanzania (Kavle et al., 2008) Status anemia sangat terkait dengan jumlah darah yang hilang saat melahirkan Topik anemia dengan volume darah yang hilang selama persalinan 1. Lokasi penelitian di Pulau Pemba, Tanzania 2. Metode penelitian yang digunakan adalah RCT 3. Tidak diberi PMT Hubungan Kejadian Anemia Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di PONED Ngawi Tahun 2010 (Santoso et al., 2012) Kejadian perdarahan post partum 6,76 kali lebih besar pada kelompok yang terpapar anemia saat kehamilan dibanding yang bukan anemia saat kehamilan. Topik anemia dengan perdarahan postpartum A prospective Study of Maternal Hemoglobin Status of Indian Women During Pregnancy and Pregnancy Outcome (Shobeiri et al., 2006) Kadar Hb yang normal pada trimester pertama sangat memengaruhi luaran dari kehamilan Topik kadar Hb selama kehamilan dengan luaran kehamilan 1. Lokasi penelitian yaitu di PONED Ngawi. 2. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu bersalin di PONED Ngawi 3. Metode yang digunakan : case control. 4. Analisis data menggunakan uji Chi-Square 5. Tidak diberi PMT 1. Lokasi Penelitian di RS swasta 2. Subjek yang diteliti pada ibu hamil trimester satu 3. Metode yang digunakan Prospektif kohort 4. Tidak diberi PMT 6 Lanjutan Tabel 1. Keaslian Penelitian Judul Penelitian Peneliti Iron Deficiency Anemia: Pregnancy Outcomes With Or Without Iron Supplementation (Bánhidy et al., 2011) Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan Tablet Besi Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Yang Menderita Kurang Energi Kronik di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Taslim et al., 2006) Pengaruh Pemberian Tablet Fe Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Puskesmas Tamamaung Tahun 2011 (Lydia et al., 2012) Hasil Komplikasi saat persalinan dapat dicegah dengan suplementasi zat besi Persamaan Topik pencegahan komplikasi saat persalinan dengan pemberian tablet Fe Pemberian makanan tambahan dan tablet besi pada ibu hamil KEK meningkatkan kadar Hb namun besar peningkatan yang diperoleh tidak sebesar yang terlihat pada ibu hamil normal yang hanya menerima tablet besi Topik pemberian PMT dan suplementasi tablet Fe , rancangan penelitian quacyexperimental Tidak ada perubahan kadar Hb setelah diberikan tablet Fe Topik pemberian tablet Fe dengan kadar Hb Perbedaan 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. Impact Of Micronutrient Supplementation During Pregnancy On Birth Weight, Duration Of Gestation, And Perinatal Mortality In Rural Western China: Double Blind Cluster Randomized Controlled Trial (Zeng et al., 2008) Dalam populasi pedesaan di China suplementasi mikronutrien selama kehamilan sangat memengaruhi berat badan ibu dan kadar Hb ibu Topik anemia, suplementasi mikronutrien dan kadar hb 1. 2. 3. 4. Lokasi penelitian di Hongaria Menggunakan data sekunder dari HCAR Tidak diberi PMT Lokasi penelitian di Kabupaten Takalar Subyek ibu hamil dengan KEK Lokasi penelitian di Puskesmas Tamamaung Metode yang digunakan adalah studi evaluasi menggunakan data sekunder KIA Tidak diberi PMT Lokasi penelitian di China Pemberian tablet Fe dibandingkan dengan tablet Fe+ asam folat dan mikronutrie Metode yang digunakan RCT Tidak diberi PMT