PENGENDALIAN Ganoderma sp.: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan

advertisement
PENGENDALIAN Ganoderma sp.:
Dulu, Sekarang, dan Masa Depan
Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 18-20 Juli 2017, Best Western Premiere Solo Baru
Bandung Sahari & Henny Hendarjanti
Goal “Higher Yield “
Tantangan  mengelola
factor pembatas produksi
Pest
Nilai kerugian….karena serangan Ganoderma
 Busuk pangkal batang (BPB) pada tanaman Kelapa sawit yang disebabkan oleh
ganoderma sp. merupakan penyakit paling penting yang sulit ditanggulangi
karena gejala serangan dini sulit diketahui infeksi Ganoderma tingkat lanjut
berupa pengurangan populasi pohon hingga 40% (Darmono,1998)
 Pada tingkat kejadian penyakit 1 % kerugian yang ditimbulkan di Indonesia tahun
2008 mencapai 161,000 USD, nilai tersebut dihitung berdasarkan ekspor kelapa
sawit tahun 2008 (Depperindag, 2009)
 Kerugian akibat infeksi Ganoderma tingkat lanjut berupa pengurangan populasi
pohon hingga 40% (Darmono, 1998)
Peta Perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk
Aceh
Jambi
Central Kalimantan
Riau
South Kalimantan
As of September 2013
Total Planted Area : 278.6k ha
Nucleus
: 218.2k ha
Plasma/KKPA
: 60.4k ha
East Kalimantan
Central Sulawesi
West Sulawesi
Composition by Ownership
Composition by Area
Sulawesi
18.3%
Sumatra
38.4%
Kalimantan
43.3%
Plasma/KKPA
21.7%
Nucleus
78.3%
Tantangan
 Bagaimana mengelola lahan yang tersebar luas
di berbagai pulau dengan kondisi geografi yang
berbeda
 Mencegah penularan ganoderma: Perusahaan vs
perkebunan rakyat…?
Mengenal Ganoderma lebih dekat……….
 Ganoderma boninense termasuk dalam filum
Basidiomycota, ordo Aphyllophorales dan famili
Ganodermataceae (Alexopoulus et al, 1996)
 Merupakan patogen tular tanah, spora dapat
disebarkan dengan bantuan angin, air bahkan
serangga sebagai carrier
 Teridentifikasi serangga carrier Ganoderma:
Eumorphus spp. (Endomychidae, Coleoptera)
 Rerata jumlah spora Ganoderma boninense
yang ditemukan pada kaki serangga adalah 11
x 104
Mengenal Ganoderma lebih dekat……….
penyebab
Busukbatang
Pangkal
 Ganoderma
Membentuk badan
buah pada Penyakit
batang dan pangkal
kelapa Batang
sawit berwarna putih
pucat, memiliki lapisan pori sebagai tempat pembentukan basidium dan basidiospora
(Gunawan et, al 2006)
 Membentuk badan pertahanan diri yang di kenal sebagai “pseudosclerotium” yang
mampu bertahan dalam tunggul tanaman dalam jangka waktu lama
Spora Ganoderma sp
yang
mulai
berkecambah pada 12
jam setelah pelepasan
(release)
Miselium Ganoderma
sp 24 jam setelah sub
kultur
Bertahan lama dalam tunggul/sisa
selama tunggul masih ada (dapat
menahun).
Menemu-Kenali Tanaman Terserang Ganoderma
Penyakit Busuk pangkal Batang (Ganoderma sp)
Basal Steam Root
Upper Steam Root
Badan Buah
Sensus Ganoderma
PENGAMATAN SERANGAN GANODERMA DENGAN
SMARTPHONE
Pemencaran Tanaman Terinfeksi Ganoderma
Pemencaran Pokok Terinfeksi
Ganoderma pada salah satu
blok endemik ganoderma di
Sulawesi dengan tingkat
serangan ganoderma pada
umur tanaman : TM-16 telah
mencapai 21 %
Kejadian Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB)
Gejala BPB muncul tidak hanya
busuk pangkal batang, tetapi juga
busuk pangkal batang atas
Upper Stem Rot
Distribusi Gejala BPB : Upper Stem Rot dan Bassal stem Rot
60000
55000
11026
50000
45000
40000
BSR
35000
USR
30000
4991
25000
20000
Bassal Stem Rot
15000
10000
5000
6130,94
303
1017
4221
495
1027
50
376
2327
2498
42994
23324
Aceh
Riau
Jambi
Kalteng
Kaltim
Sulbar
Sulteng
0
Distribusi Pokok Terserang ganoderma
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0
2010
2011
2012
Sumatra
2013
2014
Kalimantan
2015
Sulawesi
2016
2017
Upaya Pengendalian BPB yang Telah Dilakukan
Konvensional : Sensus pokok rutin, Sanitasi, Agens hayati sebagai biokontrol,
Tidak
memberikan
hasil yang
signifikan
Prinsip Dasar Upaya Menekan Laju Infeksi Ganoderma
Tanah yang sehat
menghasilkan tanaman
yang sehat
1. Ganoderma merupakan penyakit tular tanah,
Infeksi / penularan penyakit terjadi melalui kontak
akar tanaman sehat dengan sumber infeksi
didalam tanah (inokulum patogen, bahkan bisa
disebarkan melalui spora dan serangga
2. Bukan Individu Pokok yang Sakit tetapi merupakan
Lahan yang sakit. Terindikasi adanya pokok roboh
dilahan
PENERAPAN PRINSIP,
KONSEP DAN
TEKNOLOGI PHT
3. Jika lahan sudah sakit, maka bibit kelapa sawit
baik dan sehat yang ditanam akan berpotensi sakit
4. Pengurangan atau pembebasan lahan dari
inokulum penyakit merupakan langkah utama
dalam memperbaiki lingkungan
5. Penggunaan Bahan Tanaman : MT Ganoderma
Praktik Pengelolaan Lahan Endemik Ganoderma
Strategi Pengendalian secara totalitas melalui tindakan preventif dan penyehatan tanah,
dimulai dari : pembibitan , penggunaan bahan material tahan ganoderma (23% sudah
digunakan dari 2013-2016) , eradikasi sumber inokulum Ganoderma pada saat replanting
Lahan endemik Ganoderma = Lahan sakit
Penyehatan lahan sakit
1. Eradikasi sumber inokulum ganoderma (bole,
sisa-sisa tanaman ex penumbangan)
2. Menciptakan lingkungan baik bagi
perkembangan agens hayati
Interaksi sinergi berdampak terhadap kesehatan
tanaman
Eradikasi Tanaman Terinfeksi Ganoderma
• Tanaman terinfeksi ganoderma diberi
penandaan (hasil sensus pokok)
• Tanaman sakit pada kategori warna merah
telah dilakukan penumbangan sebelum
replanting (batang dan bole dicacah, sisa-sisa
akar dieradikasi dari kebun
• Pengumpulan batang,akar dan bole tanaman
sakit ,inokulum tersebut dibakar pada tempat
yang aman (incenerator)
•Penanggulangan tanaman sakit saat Replanting
a.Pokok ditumbang dan Bonggol diangkat, dilakukan
penchipingan tebal 10 cm.
b. Lubang bekas pokok terinfeksi ganoderma diberikan
Trichoderma 400 gram + bahan organik
c. Memastikan seluruh biomasa terdekomposisi sempurna
dan percepatan penutupan LCC pada rumpukan, untuk
mencegah kehadiran Oryctes, jika sudah terdapaat
breedingsite diareal replanting segera diaplikasikan
bioinsektisida : Metarhizium anisopliae
Lubang
sanitasi
exGanoderma ukuran 2 x 2 x 1 m
Eradikasi Tanaman Terinfeksi Ganoderma
Ekspresi kemarahan terhadap Ganoderma ---------> Expensive and fail to control the disease
Kultur Teknis Penanaman Kelapa Sawi  bibit  tanam
 Pengolahan Tanah untuk mengangkat seluruh inokulum ganoderma potensial dari lapangan
 Replanting dengan cara yang tepat (sesuai sop)
 Penggunaan bahan tanam berkualitas dan bahan tanam toleran ganoderma (prioritas lahan
endemik ganoderma)
 Tindakan preventif pada pembibitan dengan pemberian mikroorganisme (cendawan
antagonis) dan bahan organik sebagai imunisasi
Pre nursery
•Trichoderma 30 gram
• Bahan organik
Main nursery
•Mycoriza 25 gram
Penanaman
•Trichoderma 400 gram
• Bahan organik
•Mycoriza 200 gram
Kultur Teknis Penanaman Kelapa Sawit
Foto
main
nursery
Sinergi Cendawan Trichoderma
Tanaman Kelapa Sawit
 Teknologi aplikasi cendawan Trichoderma melalui enkapsulasi mikro (
dengan penambahan bahan aktif grafit dan silika sebagai perekat)
Teknologi Trichoderma enkapsulasi efektif untuk mengkolonisasi lapisan
luar biji dan akar, yang diaplikasikan dengan cara perendaman
dalam KKS dengan konsentrasi 10 gram/liter air
Populasi Trichoderma (cfu) Pada Rizozfer Tanaman Umur 6 Bulan
Setelah Tanam
Perlakuan
KKS toleran +"Exca" + Tricho+BO
KKS toleran + Tricho + BO
KKS reguler +" Exca" + BO
KKS reguler + Tricho + BO
Populasi Trichoderma
Trichoderma harzianum Trichoderma koninggi
1 x 105 s.d. 3 x 106
4 x 106 s.d.5 x 108
1 x 106 s.d. 2.5 x 107
0
0
4
1 x 10
Exca : Trichoderma koningii teknologi enkapsulasi
Tricho : Trichoderma harzianum
[email protected]
Trichoderma
o Merupakan kelompok cendawan yang mengkolonisasi
rizosfir yang bersifat antagonis pada patogen tular tanah
o Mekanisme antagonis dari species Trichoderma adalah
persaingan, mikroparasitisme, antibiosis dan lisis (Benitez et
al, 2004)
Paper presented on Best Planter Indonesia ,13 Agustus 2016
[email protected]
Asosiasi Cendawan
Trichoderma & Gliocladium
Pada Uji Laboratorium ( in vitro)
Penghambatan pertumbuhan Ganoderma sp ( tanda panah) oleh T1 = Trichoderma
sp (Kalteng, atas), G1= Gliocladium sp (kiri bawah) dan T2 Trichoderma sp (Riau, bawah
kanan), pada hari ke-3 setelah inokulasi (Hendarjanti, 2012)
Asosiasi Cendawan
Trichoderma & Gliocladium
Pada Uji Laboratorium ( in vitro )
Penghambatan pertumbuhan
Ganoderma sp ( tanda panah)
oleh T1 = Trichoderma sp
(Kalteng, atas), G= Gliocladium
sp
(kiri
bawah) dan
T2
=Trichoderma sp ( Riau, bawah
kanan), pada hari ke-3 setelah
inokulasi
T1
G
T2
(Hendarjanti, 2012)
Asosiasi Cendawan
Trichoderma
Pada Uji Laboratorium ( in vitro )
GK
TR
GK
GK
• Penghambatan
pertumbuhan
Ganoderma sp isolat asal Kalimantan
oleh Trichoderma (isolat asal Riau dan
Kalimantan) secara dual culture dan
three culture
• Persentase
Penghambatan
Trichoderma pada GK-TR = 86.63%,
GK-TK = 69.48%, GK-TR(TK) = 82.89%
GK
TK
TK
TR
(Hendarjanti, 2012)
[email protected]
Asosiasi Cendawan
Trichoderma
Pada Uji Laboratorium ( in vitro )
GS
GS
TR
• Penghambatan
pertumbuhan
Ganoderma sp isolat asal Sulawesi
oleh Trichoderma (isolat asal Riau dan
Kalimantan) secara dual culture dan
three culture
• Persentase
Penghambatan
Trichoderma pada GS-TR = 100%, TK =
100%, GS-TK(TR) = 72.17%
TK
GS
TK
GS
TR
(Hendarjanti, 2012)
Paper presented on Best Planter Indonesia ,13 Agustus 2016
[email protected]
Agens Hayati Sebagai Bio-kontrol Ganoderma
Perlakuan Areal Endemik Ganoderma dengan penyehatan tanah :
pemberian bahan organik dan cebdawan antagonis Gliocladium
dan Trichoderma
Ganoderma 0.06%
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
• Perlakuan Cendawan pada bibitan pre nursery (dosis 30
gram), main nursery (dosis 60 gram) dan pengulangan
pada saat tanam dengan dosisi 400 gram mampu
menekan kejadian Ganoderma 0,06%.
Data Base Percobaan :
* Tgl Tanam : 20 Maret 2008
* ∑ Pokok terinfeksi Ganoderma sebelum replanting : 36 pkk dari 3870 pkk (0,9%)
* ∑ Pokok terinfeksi Ganoderma pada saat akhir 2016 : 3 pokok dari 4410 pkk (0,06%)
• Perlakuan aplikasi Trichoderma pada ssat pre-nursery (30 gr) dan saat tanam (400 gr) di PT LTW (F-7)
membantu ketahanan tanaman karena cendawan Trichoderma telah berada di daerah perakaran minimal
dengan populasi 1 x 106 CFU
Asosiasi Cendawan
Trichoderma & Mikoriza
Populasi Trichoderma (cfu) pada Rizhosfer Akar
Tanaman Kelapa Sawit setelah 3 tahun 6 Bulan
Tanam di Lapang
Perlakuan Trichoderma pada
Aplikasi Mikoriza
Populasi Trichoderma (cfu)
M-25 + trichoderma
6 x 108
M-50 + trichoderma
0
M-75 + trichoderma
0
R-25 + trichoderma
6 x 108
R-50 + trichoderma
0
R-75 + trichoderma
0
T-25 + trichoderma
1 x 106
T-50 + trichoderma
5 x 108
T-75 + trichoderma
0
Kontrol (-)
Tanaman Kelapa sawit
0
KKS Reguler,Kontrol (+) +
trichoderma
3 x 104
KKS toleran, Kontrol +
trichoderma
4 x 105
(Hendarjanti, 2016)
Hasil analisa sampel tanah yang mengandung Trichoderma,
pada 1 tahun setelah tanam
Perlakuan
KKS "MT Gano" +"Exca"+"Tricho"+ BO
KKS "MT Gano" +"Tricho"+ BO
KKS Reguler +"Exca"
KKS Reguler +"Tricho"+ BO
ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Populasi Trihoderma sp. (cfu)
T. Harzianum
T. Koningii
0
1 x 105
3 x 106
1.3 x 106
2.5 x 107
1.1 x 107
0
0
0
0
0
1 x 104
2 x 108
5 x 108
4 x 106
0
0
0
0
0
0
0
0
0
“Exca” = Trichoderma sp. teknologi encapsuled ( 10 gram/ltr air
diberikan pada KKS dengen perendaman
“Tricho” = Trichoderma sp. aplikasi konvensiaonal pada media
tanam pre nursery
Asosiasi Mikoriza pada akar
Tanaman Kelapa sawit
arbuskular
Mikoriza telah
membentuk vesicula
dan arbuskular
didalam akar
tanaman, sehingga
dapat melindungi
tanaman dari
gangguan patogen
tular tanah
vasikular
arbuskular
(Hendarjanti, 2016)
Paper presented on Best Planter Indonesia ,13 Agustus 2016
[email protected]
Agens Hayati Sebagai Bio-kontrol Ganoderma
Cendawan : Mycorhiza sp
Evaluasi hasil pengamatan pada umur 3 tahun 6 bulan menunjukkan :
• Cendawan Mycoriza yang diaplikasikan 25 gram pada saat main nursery dengan 3
jenis Mycorhiza (M, R, T)
dan dosis 25, 50, 75 gram/main nursery, selanjutnya pada saat tanam diberi perlakuan penulangan dengan dosis
250 gr/lubang tanam
• Rerata Mycorhiza yang diberikan pada main nursery dengan dosis 25 gr/main nursery menunjukkan
% infeksi yang paling tinggi dibandingkan dengan dosis 50 dan 75 gram. Hal ini berarti Mycorhiza
sudah mengkolonisasi akar dan berasosiasi dengan akar untuk membentuk penghalang bagi
penetrasi patogen (Bakhtiar et al., 2010)
MIKORIZA Sebagai Bio-kontrol Ganoderma
Peran cendawan Mycorhiza sebagai Pengelolaan
Kesehatan Tanah dan pengendalian Patogen Tular
tanah
Evaluasi hasil pengamatan pada umur 4 tahun 5 bulan menunjukkan
:Mycoriza telah menginfeksi akar (vesicular)
% Infeksi Mikoriza pada Akar Tanaman Kelapa Sawit
100%
97,8%
98,0%
97,5%
98,0%
R-25
R-50
94,3%
96,8%
R-75
T-25
92,7%
95,3%
T-50
T-75
84,6%
90%
% Terinfeksi Mikoriza
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
M-25
M-50
M-75
Perlakuan
Pada pengamatan tahun ke-4 lebih 5 bulan , atau pada umur Kelapa Sawit TM-2, Mycoriza telah
menginfeksi akar > 80% dan berperanan sebagai pengendali patogen tular tanah. Sampai dengan
Umur TM-2 belum ada tanaman yang terinfeksi Ganoderma dari kejadian infeksi awal 21% (sebelum
replanting)
35,0%
33,24%
26,62%
24,14% 24,34%
25,0%
24,05%
20,0%
2008
2009
2010
2011
2012
15,0%
2013
2014
2015
2016
JULI
JANUARI
JULI
JANUARI
JULI
JANUARI
JULI
11,80%
9,94%
9,59%
8,02%
7,08% 7,68% 6,45%
5,93%
3,98% 4,68% 4,74%
3,53%
1,93%
1,80% 2,31%
0,30%
JULI
11,94%
10,09%
JANUARI
JANUARI
JULI
JANUARI
JULI
JANUARI
2,21%
1,55%
JULI
6,04%
8,13%
6,98%
5,01%
2,50%
JULI
11,46%
8,84%
JANUARI
12,05%
9,11%
JANUARI
15,63%
13,47%
16,73%
2017
Periode
 Perkembangan penyakit busuk pangkal batang ditanah gambut
lebih cepat daripada tanah mineral, laju infeksi yang lebih
cepat ini diduga karena peran mekanisme selama penyebaran
Ganoderma melalui basidisopora (Sanderson, 2005)
10,0%
5,0%
0,0%
Laju Infeksi (%)
30,0%
29,88%
JULI
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
JANUARI
Jumlah Pokok
Kumulatif Kejadian Penyakit BPB dari Waktu Ke Waktu
Pertanyaan Penting..!
Banyak metode pengendalian Ganoderma telah
dibahas, dipahami, dipelajari, dimengerti,
diaplikasikan dan dievaluasi
Mengapa Outbreak serangan Ganoderma belum bisa
sepenuhnya dikendalikan.........?
1. Apakah ini terkait dengan proses ekologi yang
masih belum banyak diungkap dan dipahami ?
2. Atau ini lebih terkait bagaimana disiplin bisa
diterapkan di lapangan?
3. Atau Lemahnya kapasitas sumberdaya di
lapangan?
Apa yang perlu kita pahami....?
Ekosistem alam
Agroekosistem kelapa sawit
 Perbedaan umur tanaman
 Keragaman Lansekap, perbedaan geografi
 Microclimate (light intensity, humidity,
temperature)
Complexity
Simplicity
Age gradient
Apa pengaruhnya terhadap serangan Ganoderma?
Apakah ini juga berpengaruh terhadap interaksi Ganoderma, Musuh
Alami, dan lingkungan?
Control Approach of Basal Stem Rot
Ganoderma Attack
Mitigation
Strain
Selection
Microbe Consortium
Mikoriza
Endophitic
Microbe
Antagonistic
bacteria
Antagonistic
Fungi
Resistant
Crop
Early
Detection
Proteksi
dari dalam
Proteksi
dari luar
Practical Response
-Eradication
-Isolation
Fully Protected Crop
Higher Yield
STRATEGI PENGENDALIAN :
MASA DEPAN…?
EARLY DETECTION
 The importance of Early detection
 What technology available for management strategy of
Gano?
 Molecular approach..?
 Remote sensing?
 Fourier Transform Infrared Spectrofotocopy (FTIR)
UNDERSTANDING SPATIAL VARIATION
What do we need to understand....?
Adapting Variability, Combining
Technology and Approach, Finding Better
sollution For Better Pest Control Approach
o
o
o
o
Differences between geographicregions
Landscape variability
Large scale plantation --- monocultur
Age variability
ASTRA Plantation
Macro Climate differences
Microclimate diferences
Light intensity
Occurence of Pests
and Disease
Early Detection: Why Is it
important
Symptom detection today only focus on visual
detection using human eyes
Early detection is important to avoid more
extensive damage and losses
Future Detection should involve cheaper, not
time consuming, not destructive, and
applicable methods,
Molecular approach
 specific primers and PCR-RFLP analyses gave
consistent results for the characterisation of
pathogenic Ganoderma, and Ganoderma strain.
Chong et al 2011
Teknologi Deteksi Dini Ganoderma boninense yang dikembangkan
Immunologi (Serologi)
Perangkat berbasis serologi untuk deteksi dini pada
tanaman Kelapa sawit di bibitan,TBM dan TM
Molekuler (Marka gen)
Identifikasi Ganoderma boninense melalui
amplifikasi gen pada bagian organ tanaman
Paper presented on Raker Ka.Kebun 2012
Remote sensing
The development of remote sensing technology in
providing synoptic view—possibility to monitor large
plantation of stress due to ganoderma
UAV (unmanned aerial vehicle) promotes the remote
sensing in detection and monitoring of infected palms
DETECTION OF INFECTED PALM USING COLOUR EXPRESSION CAPTURED
BY CAMERA CARRIED BY UAV
Research by Nisfariza M Noor
Maris 2015
Fourier Transform Infrared
Spectrofotocopy (FTIR)
 FTIR provides highly specific spectroscopic finger
prints of Ganoderma
 Convenient, accurate, non time consuming analysis
 Able to detect and discriminated Ganoderma
boninense from healthy oil palm tissue based on their
unique fingerprint
Challenges: Can the instrument be made portable and
robust for field application…?????
TERIMA KASIH
Prosper with the Nations
Thank You
Download