Hubungan Activity-based costing (ABC) dengan

advertisement
Hubungan Activity-based costing (ABC) dengan
Theory Of Contraint (TOC)
Rochmad Bayu Utomo, S.E., M.Si., Ak., CA.
Apa itu ABC?
ABC bukan sebuah merk dagang sebuah sirup lohh........
Menurut Lisa Lawrentiis., SE., MM dan Harry Andrian Simbolon., SE., M.Ak., QIA
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya.
ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:

Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective

Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead
pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.
Apa Sich Bedanya Metode ABC dengan Metode Tradisonal?
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk
berubah selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan
biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke
masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk
memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki
pengambilan keputusan (Hansen
dan
Mowen, 2004: 157-158).
Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisional
dan sistem ABC, yaitu:
Metode Penentuan Harga Pokok
Produk Tradisional
Tujuan
Inventory level
Lingkup
Tahap produksi
Fokus
Metode Activity Based Costing
Product Costing
Tahap desain, produksi, Tahap
pengembangan
Biaya bahan baku, tenaga kerja
Periode
Biaya overhead
langsung
Periode akuntansi
Daur hidup produk
Metode manual
Komputer telekomunikasi
Teknologi
yang
digunakan
Sumber: (Mulyadi, 1993)
Konsep Dasar dan Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing
Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian
atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor
penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas ini menjadi titik
perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke
produk. System ABC mengasumsikan bahwa aktivitas, yang mengkonsumsi sumber daya
dan bukannya produk.
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC
menyaratkan tiga hal:
a.
Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam
produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan
fasilitas yang sama.
Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan
biaya ke masing-masing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau
sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan
akan
semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin
besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok
dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c.
Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi
biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya
yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas
untuk membuat dan menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi,
biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
2. Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas
penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk
untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
3. Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang
diproduksi. Misalnya biaya set-up mesin
4. Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit
produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Penggolongan aktivitas menjadi empat ketegori diatas disebut cost hierarchy (struktur
biaya).
Nah sudah ingat kan konsep ABC ??????????????????????????
Kalau masih lupa baca lagi ya buku Akuntansi Biaya......................................
Hubungan Activity-based costing dengan Theory Of Contraint
Lalu hubungan ABC dengan TOC apa ya??????????????????????
ABC biasanya digunakan dalam perusahaan yang menggunakan metode manajemen
biaya seperti target costing dan theory of constraints. ABC digunakan untuk menilai
profitabilitas produk. Perbedaannya adalah bahwa TOC menggunakan pendekatan jangka
pendek dalam melakukan analisis profitabilitas sementara ABC menggunakan analisis
jangka panjang. Analisis TOC mempunyai fokus jangka pendek karena TOC hanya
menekankan pada biaya yang berkitan dengan bahan, sementara ABC memasukan Biaya
produk.
Nah udah tau belum perbedaannya???????????????????????
Kalau masih bingung baca ulang dan dicerna yaa????????????????
Kalau masih bingung dibaca berulang ulang, coba baca yang bawah ini??????????
ABC dan TOC memodelkan aspek yang berbeda dari struktur produksi suatu
perusahaan. ABC memodelkan aspek ekonomi tentang bagaimana sumber daya pada unit,
batch, dan product-level activities ditransformasikan ke dalam produk-produk perusahaan.
Jadi ABC menyajikan perspektif jangka panjang tentang bagaimana kos bervariasi
terhadap produksi. Sebaliknya prinsip-prinsip TOC mencerminkan bagaimana sumber
daya fisik dikonsumsi oleh aktivitas produksi dan bagaimana kapasitas produksi
memainkan peran penting dalam proses produksi tersebut. Pengukur operasional secara
global
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan
prinsip-prinsip
tersebut
mencerminkan suatu pendekatan kos langsung untuk pengambilan keputusan. Tidak
seperti ABC, TOC menyajikan perspektif jangka pendek tantang hubungan antara
perubahan kos dengan produksi.
ABC dan TOC masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki ABC dan TOC bersifat saling melengkapi sehingga kekuatan
masing-masing model akan bisa mengatasi kelemahan masing-masing.
Banyak aspek konseptual ABC dan TOC yang bisa diintegrasikan untuk
membentuk model yang secara bersama-sama menghubungkan kos dan atribut fisik dari
struktur produksi suatu perusahaan. Tujuan ini dicapai dengan memperluas rerangka yang
disediakan oleh ABC untuk memasukkan penggunaan sumberdaya oleh produk secara
individu dan kapasitas produksi. Akan tetapi kos dan penggunaan sumberdaya secara fisik
oleh aktivitas produksi harus dimodelkan pada level di mana sebuah aktivitas
berkontribusi terhadap proses produksi. Sumberdaya yang digunakan oleh unit-level
activities bervariasi secara proporsional terhadap produksi dan dinyatakan dalam
hubungan yang lenear. Akan tetapi batch dan product-level activities menggunakan
sumberdaya dalam jumlah yang berlainan pada interval periodik sesuai dengan
peningkatan dalam produksi. Akibatnya mereka harus dimodelkan dengan step function
untuk mencerminkan pola non linear penggunaan sumberdaya dalam proses produksi.
Untuk mengintegrasikan ABC dengan penggunaan secara fisik dan kapasitas
aktivitas produksi, dapat digunakan suatu model mixed-integer programming.
Mixed-integer programming merupakan bagian dari program matematis yang dirancang
untuk mengoptimalkan suatu fungsi tujuan mengacu pada constraintdengan variabel
continous dan variabel integer. Saat ini tersedia berbagai algoritma berbantuan komputer
yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalahmixed-integer programming.
Dalam mixed-integer programming, unit level cost dan sumberdaya merupakan
variabel continous sementara batch dan product-level activities mewakili variabel discrete.
Hasil model tersebut menangkap interaksi antara kos, sumberdaya fisik, dan kapasitas
aktivitas
produksi
sehingga
memungkinkan
prinsip-prinsip
ABC
dan
TOC
diimplementasikan dalam satu rerangka bersama.
Mixed-integer programming memberikan solusi pada production mix yang optimal,
mengidentifikasi aktivitas non-constraint, dan kelebihan sumber daya. Di samping itu
model ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi constraints yang membatasi
produksi dan menyebabkan kelebihan pengeluaran. Identifikasi terhadap constraints akan
memberikan titik awal terhadap aplikasi prinsip-prinsip Goldratt dalam mengelola
bottleneck produksi. Analisis sensitivitas terhadap modelmixed-integer programming
dapat digunakan untuk mengestimasi peningkatan ekspektasi produksi dan profit sebagai
akibat penghilangan aktivitas bottleneck. Analisis sensitivitas juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi aktivitas yang akan menjadi constraints ketika bottleneck yang ada saat
ini diatasi dan juga manfaat ekonomis dari penghilangan bottleneck tersebut.
Download