REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Robert Jao Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Atma Jaya Makassar [email protected] Abstract This study aims to determine whether there are significant differences between the abnormal returns before and after the stock split as well as whether there are significant differences between trading volume activity before and after the stock split.The research was conducted on 29 companies listed in Indonesian Stock Exchange that the stock-split in 2011-2013. This study uses analysis Paired Sample T Test and Wilcoxon Sign RankTest with the observation period (event window) is 31 days which is t=-15 (15 days before the stock split), t=0(the event date) and t=15 (15 days after stock split).The study states that the first hypothesis is nosignificant difference between the abnormal returns before and after the stock split. While the second hypothesis is suggests that there are significant differences between trading volume activity before and after the stock split. Keywords:Stock Split, Abnormal Return, Trading Volume Activity. PENDAHULUAN melakukan investasi melalui pembelian A. Latar Belakang Masalah saham perusahaan tersebut. Harga saham suatu perusahaan pada Kenaikan harga saham yang terlalu tingkat tertentu dapat menjadi sangat tinggi akan menyebabkan pembelian tinggi, yang dapat diidentifikasi dari saham mengalami penurunan dan harga tingginya nilai earning per share (EPS). saham perusahaan tersebut menjadi statis Hal ini terjadi karena adanya (tidak fluktuatif). Harga saham yang statis perusahaan yang disebabkan karena tidak semua investor bersangkutan memiliki prospek yang baik mampu untuk membeli saham dengan di masa datang, sehingga saham yang harga ditawarkan investor kecenderungan oleh perusahaan yang bersangkutan kepada publik memiliki harga yang tinggi. yang terlalu tinggi, terutama perorangan yang memiliki tingkat dana terbatas. Perusahaan perlu mengambil suatu Kenaikan harga saham tersebut langkah untuk menghindari munculnya dapat dinilai sebagai suatu kondisi yang kondisi tersebut dengan menempatkan menguntungkan bagi perusahaan, namun kembali harga saham pada jangkauan di sisi lain para investor mengeluarkan tertentu. tambahan menurunkan harga saham pada kisaran modal yang besar untuk Perusahaan harus berusaha 28 harga yang menarik minat investor untuk oleh kenyataan bahwa perusahaan yang membeli. Salah satu langkah yang dapat melakukan diambil perusahaan agar saham yang perusahaan yang memiliki kinerja yang dijual dapat menarik minat investor baik (Jogiyanto, 2007:401). Menurut adalah melalui stock split. Copeland stock (1979) split merupakan dalam Stock split (pemecahan saham) (2007:401), adalah memecahkan selembar saham memerlukan menjadi n lembar saham, di mana harga dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan perlembar saham baru setelah stock split dengan prospek yang bagus mampu adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. menanggung biaya tersebut dan sebagai Langkah ini dimaksudkan untuk membuat akibatnya pasar akan bereaksi positif perdagangan saham suatu perusahaan terhadap stock split. Apabila stock split menjadi lebih aktif karena harga saham dinilai oleh investor sebagai peristiwa tersebut mengalami penurunan. yang positif, maka harga saham akan PT Bank biaya stock yang split harus Indonesia mengalami peningkatan dan selanjutnya mengumumkan akan meningkatkan return yang diterima pelaksanaan stock split dengan harga para pemegang saham. Dengan demikian, saham awal Rp500,00 per saham menjadi stock split akan meningkatkan kekayaan Rp250,00 per saham. Guna memperluas atau kesejahteraan para pemegang saham. (Persero) Rakyat pelaksanaan Jogiyanto Tbk basis pemegang saham BRI, sekaligus Hasil penelitian yang dilakukan memberikan sinyal positif bahwa BRI oleh Sutrisno dkk (2000) menunjukkan akan terus tumbuh sesuai amanah Rapat bahwa stock split mempengaruhi harga, Umum Pemegang Saham Luar Biasa volume perdagangan (RUPSLB) spread, tetapi tahun 2010, BRI telah tidak dan persentase mempengaruhi melakukan pemecahan nominal saham varians dan abnormal return baik ditinjau (stock split) dengan perbandingan 1:2 secara individual maupun sebagai sebuah pada tanggal 11 Januari 2011. portofolio. Penelitian yang dilakukan oleh Investor melihat peristiwa stock split sebagai yang bahwa perusahaan yang mengumumkan baikkarena pemecahan saham tidak mempengaruhi mendeskripsikan optimisme perusahaan harga saham disaat hari pengumuman atas laba di masa yang akan datang. tersebut. menghasilkan suatu informasi Carlos dan Bacon (2009) menyatakan berita Alasan sinyal yang positif ini didukung 29 Hasil penelitian Aduda dan 2. Untuk menguji apakah terdapat Caroline (2010) yang meneliti reaksi perbedaan trading volume activity pasar terhadap stock split menunjukkan sebelum dan sesudah stock split. bahwa ada suatu peningkatan di volume perdagangan dari saham yang KAJIAN PUSTAKA DAN diperdagangkan ketika pemecahan saham HIPOTESIS tersebut diumumkan, terutama terjadi di A. Landasan Teori hari sekitar tanggal pemecahan saham. Signaling Theory Hasil penelitian Lestari dan Sudaryono Signalling theory (Brigham dan (2008) menunjukkan bahwa tidak ada Houston,2001) merupakan suatu tindakan perbedaan terhadap yang diambil manajemen perusahaan likuiditas saham (TVA) sebelum dan yang memberi petunjuk bagi investor sesudah stock splitpada perusahaan tidak tentang bertumbuh, besar maupun kecil. memandang prospek peningkatan return yang signifikan bagaimana manajemen masa depan yang substansial. Signalling theory menekankan kepada pentingnya B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian informasi yang dikeluarkan oleh ini adalah sebagai berikut: perusahaan terhadap keputusan investasi. 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal Menurut Jogiyanto (2007:392), informasi return sebelum dan sesudah stock yang split? pengumuman akan memberikan signal 2. Apakah terdapat perbedaan trading bagi dipublikasikan investor dalam sebagai suatu pengambilan volume activity sebelum dan sesudah keputusan investasi. Jika pengumuman stock split? tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, oleh pasar. maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji apakah terdapat Trading Range Theory perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Trading range theory merupakan suatu tindakan mempertahankan perusahaan harga saham untuk pada rentang yang optimal. Harga saham yang 30 terlalu rendah seringkali diartikan bahwa ditunjukkan dengan adanya perubahan kinerja perusahaan tersebut kurang baik. dari harga sekuritas yang bersangkutan. Namun, bila harganya terlalu tinggi dapat mempengaruhi kemampuan investor Stock Split untuk membeli saham sehingga saham Menurut Jogiyanto (2000) dalam menjadi kurang likuid dan membuat Latifah harga saham sulit untuk meningkat lagi. memecahkan selembar saham menjadi n Ketidak-likuidan suatu yang lembar saham, di mana harga per lembar diperdagangkan di modal saham baru setelah stock split adalah saham pasar disebabkan oleh dua hal yaitu saham yang (2008),stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. diperdagangkan harganya terlalu tinggi Suatu pengumuman yang masuk dan jumlah saham yang beredar di pasar ke bursa saham akan mempengaruhi pasar terlalu sedikit (Husnan, 1996) dalam untuk bereaksi. Jika suatu pengumuman Baskoro (2009). mengandung Event Study content), maka pasar akan melakukan informasi (information Tandelilin (2003:127) menyebutkan reaksi pada waktu pengumuman tersebut. bahwa event study sebagai penelitian Reaksi pasar ini tercermin dari harga yang pasar mengamati dampak dari yang berubah-ubah. disebabkan harga Jogiyanto pengumuman yang masuk dan akan (2007:410), event study merupakan studi mengevaluasi kandungan informasi yang yang mempelajari reaksi pasar terhadap terdapat pada pengumuman tersebut. suatu Menurut peristiwa yang digunakan memproses dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat pasar ini pengumuman suatu informasi terhadap saham. karena Hal menguji Abnormal return merupakan selisih suatu antara return yang sebenarnya (actual pengumuman dan dapat digunakan untuk return) dengan return yang diharapkan menguji efisiensi pasar dalam bentuk (expected setengah kandungan Ruback,1983) dalam Muktiyanto (2005). informasi bermaksud untuk melihat reaksi Return yang sebenarnya (actual return) pasar suatu adalah return yang telah terjadi dan dapat dapat dihitung berdasarkan data historis. Actual kandungan informasi kuat. Pengujian terhadap peristiwa untuk Abnormal Return Saham dimana dari pengumuman reaksi ini return) (Jensen dan return merupakan selisih harga saham 31 sekarang terhadap harga saham rata TVA antara sebelum dan sesudah sebelumnya Return ekspektasi (expected pemecahan saham merupakan ukuran return) yang besar kecilnya akibat yang ditimbulkan diharapkan akan diperoleh investor di oleh adanya pemecahan saham terhadap masa depan. Berbeda dengan actual volume perdagangan saham. Pemecahan return, expected return sifatnya belum saham yang digunakan oleh perusahaan terjadi. Return ini dihitung dengan ketika harga sahamnya dinilai terlalu menggunakan metode ekspektasi yaitu tinggi akan mempengaruhi kemampuan mengalikan masing-masing hasil masa investor depan dengan probabilitas kejadiannya mempunyai nilai jika terdapat perubahan dan dalam volume perdagangan sahamnya. merupakan menjumlahkan return semua produk perkalian tersebut. untuk membelinya akan Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham saham menjadi lebih besar dan akan merupakan salah satu indikator yang menarik investor untuk memiliki saham digunakan untuk melihat reaksi pasar tersebut atau menambah jumlah saham terhadap kejadian atau informasi yang yang diperdagangkan. berkaitan dengan suatu saham. Volume perdagangan saham juga dapat digunakan B. Kerangka Pemikiran Teoritis untuk mengukur tingkat likuiditas saham. Perusahaan melakukan stock split Likuiditas saham merupakan kemampuan agar harga saham dapat dijangkau semua untuk bertransaksi dalam jumlah besar, investor. Selain itu stock split bertujuan dengan waktu yang singkat dan biaya untuk meningkatkan volume perdagangan yang rendah (Ramantha,2006). saham dan menempatkan harga saham Perubahan diukur volume dengan perdagangan aktivitas volume pada rentang tertentu agar saham tetap likuid. Bagi investor stock split dapat memberikan perdagangan saham yang diukur dengan diharapkan Trading Volume Activity (TVA). TVA peningkatan return masa depan. Kerangka merupakan jumlah lembar saham yang pemikiran teoritis penelitian ini dapat diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul digambarkan sebagai berikut. dan Nasuhi,2000) dalam Ambarwati (2008). Besar kecilnya perubahan rata- STOCK SPLIT Abnormal Return 32 Lyoudri et al konsisten terhadap hipotesis likuiditas di mana stock split berlangsung STOCK SPLIT Trading Volume Activity Gambar1. Kerangka Pemikiran Toeritis Menurut signaling theory, stock split yang dilakukan perusahaan dapat memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa informasi penelitian menunjukkan bersifat good penelitian bahwa (2000) stock split teori-teori terdahulu, dan maka hasil hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut. H1 = Terdapat perbedaan abnormal antara returnsebelum dan sesudah stocksplit. news ditandai dengan adanya abnormal return dkk. mempengaruhi volume perdagangan. Stock split dapat memberikan yang Sutrisno Berdasarkan C. Hipotesis depan. untuk tujuan menstabilkan harga. Hasil H2 = Terdapat perbedaan antara trading volume disekitar tanggal stock split dan informasi activity sebelum dan sesudah stock split. yang bersifat bad news ditandai dengan tidak adanya abnormal return disekitar tanggal stock split. Sedangkan menurut trading range theory, Stock split METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah merupakan salah satu cara yang dapat diambil perusahaan agar harga saham tidak terlalu tinggi dan berada pada suatu rentang optimal sehingga saham tetap likuid. Likuiditas perdagangan saham yang dapat diukur dengan trading volume seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.Sampel penelitian yang ini digunakan adalah dalam perusahaan yangmelakukan pemecahan saham pada periode 2011-2013. activity. Likuiditas saham meningkat jika TVA mengalami peningkatan, sebaliknya B. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini likuiditas saham menurun jika TVA mengalami penurunan. Hasil penelitian Lyoudri et al (2006) menunjukkan reaski pasar terhadap stock split adalah positif dan dianggap sebagai good news. Selain itu, hasil penelitian adalah data dokumenter sedangkan sumber data merupakan data sekunder. Data berupa data perusahaan yang melakukan aktivitas stock split, data historis tentang harga, dan volume 33 perdagangan saham secara harian dan Pi(t-1) : harga saham ke-I pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode sebelumnya. selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh dengan mengakseswww.idx.co.id b. Menghitung return pasar (market return) dan Rmt = www.duniainvestasi.com. IHSGt -IHSG(t-1) IHSG(t-1) Keterangan: C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1) Rmt : return market. IHSGt : indeks IHSG(t-1): indeks pasar yang dilakukan oleh para manajer periode perusahaan 1(sebelumnya). dengan memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar c. Menghitung estimasi return Keterangan: Rata-rata abnormal return (average E(Rit) : expected sekuritas Average abnormal return merupakan periode ke-t. yang αi dihitung dengan langkah βi a. Menghitung return untuk : koefisien slope yang Ri,t = sekuritas ke-i. yang sesungguhnya (actual return) Pi,t - Pi,(t-1) Pi,(t-1) Keterangan: : actual return sekuritas ke-i pada periode ke-t. Pi,t : intercept pada merupakan beta dari berikut. Ri,t ke-i sekuritas ke-1. sedang dianalisis secara harian yang dapat yang return abnormal return). return t- E(Rit) = αi + βi Rmt sebesar1/n dari harga sebelumnya. abnormal pada diharapkan (expected return) saham baru setelah stock split adalah rata-rata pada periode estimasi ke-t. Peristiwa stock split Stock split adalah suatu aktivitas 2) pasar Rmt : return market pada periode estimasi ke-t. d. Menghitung abnormal return ARit = Rit − E(Rit) Keterangan: : harga saham ke-I pada periode ke-t. 34 ARit Rit : abnormal return dapat dihitung dengan rumus sebagai saham i pada periode berikut. peristiwa ke-t. a. Menghitung TVA atau aktivitas : actual return yang terjadi untuk saham ke-i pada periode peristiwa ke-t. E(Ri,t) : return volume perdagangan saham TVA= saham perusahaan i yang diperdagangkan pada hari t saham perusahaan i yang tercatat di BEI pada hari t b. Menghitung rata-rata aktivitas volume perdagangan (meanTVA) ekspektasi saham ke-i mean TVAt = pada periode peristiwa ke-t. e. Menghitung average abnormal Keterangan : meanTVAt : rata-rata AARt = perdagangan ARit n n : average : jumlah abnormal TVAit : jumlah ke-t. : jumlah sekuritas yang perdagangan. oleh pengumuman D. Teknik Analisis Data peristiwa. Penelitian ini adalah event study, abnormal yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar return saham i pada terhadap periode peristiwa ke-t. informasinya Rata-rata aktivitas aktivitas volume terpengaruh 3) emiten yang diamati. return untuk periode ARit : jumlah per hari. Keterangan: N aktivitas volume return AARt TVAit n peristiwa (event) dipublikasikan yang sebagai volume suatu pengumuman. Event window yang perdagangan saham (mean trading digunakan dalam penelitian ini adalah volume activity). selama 31 hari yaitu 15 hari sebelum Mean trading volume activity adalah tanggal stock split dan 15 hari setelah rata-rata perdagangan investor yang tanggal stock split, sedangkan tanggal digunakan untuk melihat adanya stock split merupakan hari ke-0. Periode reaksi pengamatan dalam penelitian ini adalah 1 pasar modal terhadap informasi yang dipubikasikan yang Januari 2011 sampai 31 Desember 2013. 35 Event Date pada periode 2011-2013 sebanyak 29 perusahaan. -15 0 15 B. Statistik Deskriptif Event window Nilai maskimum untuk abnormal Gambar 2.Event Window dan Tanggal return sebelum stock split sebesar 0,0205 Pengumuman(Event Date) Stock Split dan setelah stock split sebesar 0,0190. Langkah-langkah dalam teknik analisis Nilai minimum abnormal return sebelum data : stock split sebesar -0,0175 dan sesudah 1) Melakukan uji untuk stock split sebesar -0,0269. Nilai rata-rata average abnormal return dan mean abnormal return sebelum stock split trading volume activity sebesar 0,001156 dan setelah stock split 2) Melakukan normalitas uji hipotesis untuk sebesar -0,002337. Standar deviasi average abnormal return dan mean sebelum stock split sebesar 0,0067204 trading volume activity. Apabila data dan setelah stock split sebesar 0,0080138. berdistribusi normal maka dalam uji Nilai maskimum untuk TVA hipotesis menggunakan teknik uji sebelum stock split sebesar 0,0730 dan beda rata-rata sampel berpasangan setelah stock split sebesar 0,0177. Nilai Paired Sample T-Test. Data yang minimum TVA sebelum stock split tidak sebesar 0,0001 dan sesudah stock split berdistribusi normal menggunakan teknik uji beda rata-rata sebesar sampel uji TVAsebelum stock split sebesar 0,010337 peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Signed dan setelah stock split sebesar 0,002131. Rank Test). Standar deviasi sebelum stock split berpasangan adalah 0,0000. Nilai rata-rata sebesar 0,0152317 dan setelah stock split sebesar 0,0035141. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini C. Hasil Uji Normalitas adalah seluruh perusahaan yang terdaftar Berdasarkan uji normalitas yang di Bursa Efek Indonesia periode 2011- dilakukan terhadap data AAR, diperoleh 2013.Sampel hasil seperti yang terlihat dalam tabel penelitian ini adalah perusahaan yangmelakukan stock split berikut. 36 Tabel 1. Hasil Uji Normalitas (Average Abnormal Return) One-Sample Kolmogorov-Sminrov Test Sebelum Sesudah Kolmogorov-Sminrov Z 0,844 1,015 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,475 0,254 Sumber: Output SPSS Tabel 1 menununjukkan memiliki nilai signifikan sebesar 0,475 dan 0,254 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Test yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T-Test (Average Abnormal Return) Sebelum dilakukan terhadap data mean TVA, diperoleh hasil seperti yang terlihat dalam tabel berikut. Sesudah Kolmogorov-Sminrov Z 0,844 1,015 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,475 0,254 Sumber: Output SPSS Berdasarkan pada tabel 3 maka untuk penentuan Berdasarkan uji normalitas yang kriteria hipotesis dapat disimpulkan bahwa nilai P-value lebih besar dari α (5%) yaitu 0,201 ≥ 0,05. Jadi berdasarkan nilai probabilitas dapat disimpulkan bahwa AAR sebelum stock Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Mean Trading Volume Activity) One-Sample Kolmogorov-Sminrov Test Sebelum Sesudah Kolmogorov-Sminrov Z 1,348 1,465 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,053 0,027 Sumber: Output SPSS normalitas terlihat bahwa data mean TVA stock split sebesar split dan AAR sesudah stock split adalah tidak berbeda secara nyata. Trading Volume Activity Dari hasil perhitungan statistik diperoleh hasil output Wilcoxon Signed Rank Test yang dapat dilihat pada Tabel 4 Pada Tabel 2 tentang hasil uji signifikan diperoleh hasil output Paired Sample T- data AAR sebelum dan sesudah stock split sebelum Dari hasil perhitungan statistik memiliki 0,053 nilai yang berikut. Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test (Mean Trading Volume Activity) Sesudah - Sebelum -4,152 0,000 menunjukkan bahwa data TVA sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed) stock split berdistribusi normal. Data Sumber: Output SPSS Berdasarkan pada Tabel 4 maka mean TVA sesudah stock split memiliki nilai signifikan sebesar 0,027 yang menunjukkan bahwa data TVA sebelum stock split tidak berdistribusi normal. D. Pengujian Hipotesis Abnormal Return dapat didilihat bahwa nilai Pvalue lebih kecil dari α (5%) yaitu 0,000 ˂ 0,05. Jadi berdasarkan nilai probabilitas dapat disimpulkan bahwa mean TVA sebelum stock split dan mean TVA sesudah stock split adalah berbeda secara nyata. 37 E. Pembahasan sejalan dengan hasil penelitian yang Abnormal Return dilakukan Berdasarkan menganalisis kandungan informasi stock T-test, split dan likuiditas saham didapatkan menunjukkan hipotesis alternatif ditolak bahwa terjadi penurunan likuiditas setelah dan hipotesis nol diterima. Artinya bahwa stock splitdan hasil penelitian Lestari dan pasar modal tidak bereaksi terhadap Sudaryono (2008) menunjukkan bahwa peristiwa stock split yang ditunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan tidak adanya perbedaan yang terhadap likuiditas saham (TVA) sebelum signifikan dan sesudah stock split pada perusahaan paired antara uji (2003)yang beda menggunakan hasil Kurniawati sample average abnormal return (AAR) saham sebelum stock split tidak bertumbuh, besar maupun kecil. dengan average abnormal return (AAR) saham sesudah stock split. Hasil mendukung teori yang memotivasi stock split yaitu penelitian hasil Hasil penelitian ini sesuai dengan ini tidak trading range theory. Trading range penelitian yang theory yang menyatakan bahwa stock dilakukan oleh Kurniawati dan Lyroudi split yang menyatakan stock split sebagai good perdagangan saham yang ditunjukkan news. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno perdagangan saham sebelum dan sesudah dkk (2000) menunjukkan bahwa stock stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan pada saat sebelum dan perdagangan dan persentase spread, tetapi sesudah tidak investor mempengaruhi varians dan akan meningkatkan adanya perbedaan split. stock likuiditas Perbedaan split melihat ini volume volume dikarenakan perusahaan yang abnormal return baik ditinjau secara melakukan stock split sebagai perusahaan individual yang mempunyai kinerja yang bagus maupun sebagai sebuah portofolio. sehingga mampu melakukan stock split Hasil penelitian ini medukung dan menanggung split tersebut. Caroline (2010) yang meneliti reaksi transaksi terhadap saham yang melakukan pasar terhadap stock split menunjukkan stock split yang mengakibatkan volume bahwa ada suatu peningkatan di volume perdagangan setelah stock split meningkat perdagangan dengan kata lain terdapat perbedaan diperdagangkan. saham Penelitian ini yang akan stock penelitian yang dilakukan oleh Aduda dan dari Investor biaya melakukan tidak 38 signifikan antara volume perdagangan B. Saran sebelum dan sesudah stock split. 1. Bagi para pemegang saham, dalam melakukan keputusan investasinya, KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Tidak terdapat sebaiknya memperhatikan kebijakan perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hal ini dikarenakan informasi stock split merupakan informasi umum dan bukan sebagai asymmetry information yang merupakan prinsip dari 2. Terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. hal ini disebabkan investor menilai perusahaan mempunyai kinerja yang baik sehingga melakukan investor transaksi akan yang menyebabkan volume perdagangan saham seperti pengumuman saham karena pemecahan dengan adanya informasi pemecahan saham tersebut investor sebagai dapat acuan menggunakannya untuk mengambil keputusan investasi yang tepat guna memperoleh keuntungan. Selain itu, signaling theory. antara yang dikeluarkan oleh perusahaan perusahaan tersebut meningkat. investor hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti faktor ekonomi dan politik, kondisi pasar, karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga saham. 2. Bagi peneliti selanjutnya: Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan model pengukuran lain agar mendapatkan hasil dengan sudut pandang yang berbeda seperti Mean adjusted model, dan Market adjusted model. DAFTAR PUSTAKA Aduda, J. O., & Chemarum, C. (2010). Market Reaction to Stock Splits: Empirical Evidence From The Nairobi Stock Exchange. Dalam African Journal of Business & Management, 1: h: 165-184. Ambarwati, S. D. A. (2008). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham pada Perusahaan Manufaktur dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Dalam Jurnal Siasat Bisnis, 12 (1): h: 2738 Baskoro, R. A. (2009) Pengaruh Stock Split terhadap Komposisi Kepemilikan Institusi dan Likuiditas Perdagangan pada 39 Bursa Efek 2002-2005. Indonesia Periode Carlos, G. D. A., & Bacon, F. W. (2009). The Impact of Stock split Announcements on Stock Price: A Test of Market Efficiency. Dalam ASBBS, 16 (1): h: 1-14. Hendrawijaya, M. (2009). Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2005 – 2008 di BEI. Jogiyanto. (2007). Teori Portofolio dan Investasi, Yogyakarta : BPFE. Kurniawati, I. (2003). Analisis Kandungan Informasi Stock split dan Likuiditas Saham: Studi Empiris pada Non-synchronous Trading. Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6 (3): h: 264275. Latifah, N. P. (2008). Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Perubahan Laba. Dalam Fokus Ekonomi, 3 (1): h: 48-59. Lestari, S., & Sudaryono, E. A. (2008). Pengaruh Stock split: Analisis Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Memperhatikan Pertumbuhan dan Ukuran Perusahaan. Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (3): h: 139-148. Lyroudi, K., Dasilas, A. & Varnas, A. (2006). The Valuation Effects of Stock splits in Nasdaq. Dalam Manajerial Finance, 32 (5): h: 401-414. Muktiyanto, A. (2005). Pengaruh Faktorfaktor Akuisisi Terhadap Abnormal Return (Studi pada Perusahaan Akuisitor di BEJ Antara Tahun 1992 sampai 1997). Dalam Jurnal Siasat Bisnis, 10 (1): h: 57-72. Ramantha, I. W. (2006). Pengaruh Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid-ask Spread pada SahamTeraktif di Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Aplikasi Manajemen, 4 (3): h: 479485. Sutrisno, W., Yuniartha, F. & Susilowati, S. (2000). Pengaruh Stock split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Dalam Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 2 (2): h:1-13. Tandelilin, E. 2003. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id 40