Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Haris Zulvianda, Latifah Hanum, Muhamad Nazar Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 *Corresponding Author: [email protected] Abstrak. Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” (Uji coba di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar). Penelitian ini Bertujuan (1) Mengembangkan dan membuat e-module kimia SMA pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang layak diterapkan di sekolah, (2) Mengetahui kelayakan e-module hasil pengembangan yang telah dikembangkan berdasarkan aspek materi dan aspek media, (3) Mengetahui bagaiamana tingkat penilaian e-module hasil pengembangan berdasarkan hasil uji coba terbatas. Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan media (Research and Development). Objek penelitian adalah EModule pembelajaran, subjek penelitian adalah guru bidang Studi kimia sebanyak 2 orang dan 10 orang siswa dari SMA Negeri 1 Perukan Bada Aceh Besar. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan angket. Berdasarkan hasil angket diperoleh hampir semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit dengan alasan yang beragam seperti lebih mudah dipahami daripada membaca buku, menarik dan tidak membosankan, penyampaian bahasanya jelas dan tidak berbelit-belit, contoh-contoh yang ditampilkan dalam E-Module berhubungan langsung di dalam kehidupan sehari-hari. Semua Guru memberikan tanggapan positif terhadap kebenaran isi materi yang sudah sesuai dengan SK dan KD. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit layak digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar dan menarik bagi siswa untuk mempelajari materi tersebut. PENDAHULUAN Latar Belakang Mata pelajaran kimia di SMA merupakan mata pelajaran yang mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat. Dalam pembelajaran kimia dibutuhkan berbagai cara yang efektif untuk mengembangkan minat belajar serta pemahaman konsep siswa, termasuk menggunakan media pembelajaran yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menggunakan modul pembelajaran. SMA Negeri 1 Peukan Bada sendiri merupakan salah satu sekolah di Aceh Besar yang telah menerapkan pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada saat menjalani kegiatan guru praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMA tersebut, diketahui bahwa sebenarnya sekolah ini telah memiliki sarana pendukung untuk penerapan pembelajaran berbasis multimedia sederhana. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya laboratorium komputer serta tersedianya jaringan internet yang dapat diakses oleh siswa dan guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam membantu guru yang berlatar belakang pendidikannya bukan dari kimia adalah menyediakan bahan atau sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dan siswa diantaranya dengan menyiapkan media pembelajaran . Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah : (1)Bagaimana mengembangkan e-module kimia SMA pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang valid?, (2) Bagaimana kelayakan dan tingkat kevalidan e-module kimia SMA pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit hasil pengembangan?dan, (3) Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap e-module yang dikembangkan? 9 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Tujuan Penulisan Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengembangkan dan membuat e-module kimia SMA pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang layak diterapkan di sekolah , (2) Mengetahui kelayakan e-module hasil pengembangan yang telah dikembangkan berdasarkan aspek materi dan aspek media. (3) Mengetahui Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap e-module yang dikembangkan. Manfaat Penulisan Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah: (1) Adanya e-module kimia yang dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan lebih ringkas menarik dan murah. (2) E-module hasil pengembangan dapat dijadikan sebagai bahan ajar alternatif kimia khususnya dalam pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Media Pembelajaran Modul merupakan suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan (Santyasa dalam Nurohman, 2011). Artinya, melalui modul suatu pembelajaran diharapkan mampu membawa peserta didik mencapai tujuan kompetensi dasar yang diharapkan. 1. Langkah-langkah Pengembangan Modul Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas (Rahdiyanta, 2005).Pengembangan modul harus mengikuti beberapa langkah yang sistematis sebagai mana dikatakan oleh Indriyanti dan Endang (2010), langkah-langkah pengembangan modul antara lain: 1) Analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi 2) Analisis sumber belajar 3) Analisis karakteristik pebelajar 4) Menetapkan sasaran dan isi pembelajaran 5) Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran 6) Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran 7) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran 8) Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Adapun keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul menurut Nasution dalam Syauqi (2012), antara lain: 1) Memberikan feedback atau balikan yang segera dan terus menerus 2) Dapat disesuaikan dengan kemampuan anak secara individual dengan memberikan keluwesan tentang kecepatan mempelajarinya, bentuk maupun bahan pelajaran 3) Memberikan secara khusus pelajaran remedial untuk membantu anak dalam mengatasi kekurangannya 4) Membuka kemungkinan untuk membuka tes formastif. Media Pembelajaran Elektronik Electronic Module (E-Module) atau Modul Perkembangan sains dan teknologi mengubah buku sebagai bahan dan media ajar menjadi perangkat digital yang berbentuk buku, jurnal dan modul dalam bentuk elektronik. Modul elektronik (e-module) merupakan media pembelajaran (modul) dengan menggunakan komputer yang menampilkan teks, gambar, grafik, audio, animasi dan video dalam proses pembelajaran (Sitepu dalam Nugraha, dkk., 2015) 10 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Contoh Format Modul Elektronik (Ikhsan, dkk., 2010) METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian dilakukan adalah penelitian pengembangan media (Research and Development). Penelitian pengembangan merupakan suatu penelitian yang bermaksud untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada sebelumnya (Wahyudi, dkk., 2014). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan yang di gunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2010). Pada penelitian dilakukan termasuk research and development karena peneliti membuat dan mengembangkan e-module materi larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan bahan ajar yang sudah ada di sekitar dengan memodifikasinya menjadi sebuah e-module baru. E-module tersebut akan dinilai kelayakannya berdasarkan hasil validasi dan uji coba terbatas. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Pemilihan sekolah ini berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah SMAN 1 Peukan Bada telah menerapkan kurikulum 2013, memiliki sarana pendukung seperti laboratorium komputer dan jaringan internet (wifi) dan peneliti sudah mengetahui kondisi sekolah selama kegiatan PPL berlangsung. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan April 2016. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 2 orang guru dan 10 orang siswa. Teknik pemilihan sampel ini menggunakan teknik purposive sample, yaitu pemilihan didasarkan atas adanya tujuan atau pertimbangan tertentu oleh peneliti (Arikunto, 2010). Rancangan Penelitian Penelitian pengembangan E-module pembelajaran ini dimulai dari : (1) potensi dan masalah yaitu dilakukan penelusuran informasi terkait kondisi siswa, guru dan sekolah yang akan menjadi sampel penelitian. Informasi lainnya yaitu masalah atau kekurangan dalam pembelajaran kimia, (2) Pengumpulan data dilakukan studi literatur beberapa aspek pembelajaran. Pengumpulan data aspek pembelajaran di mulai dari analisis materi, silabus, kompetensi dasar dan menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan lainnya yaitu analisis literatur berupa modul, e-module dan buku ajar yang sudah ada, termasuk jurnal dan artikel yang mendukung, (3) Desain E-Module yaitu dilakukan dengan cara pembuatan produk awal e-module. Produk disusun dengan memanfaatkan berbagai software 11 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) pendukung. Desain e-module terdiri dari pembuatan naskah materi, membuat stroryboard, kemudian penyusunan bahan ajar berupa naskah ke dalam bentuk e-module. Pada tahapan ini juga dibuat instrumen penelitian lainnya, (4) Validasi E-Module Oleh Ahli dan Revisi EModule yang bertujuan untuk memperoleh masukan dan pendapat ahli terkait kebenaran materi dan strategi penyajian materi sebagai bahan ajar, serta fungsi media pada emodule, dan (5) Uji coba E-module Tahap ini merupakan tahapan ujicoba terbatas. EModule hasil revisi diterapkan secara terbatas pada kelas kecil subjek penelitian yaitu guru dan siswa di SMA yang ditentukan. Respon atau tanggapan guru dan siswa akan diperoleh melalui teknik pemberian angket untuk mengetahui tanggapan dan reson penggunaan emodule hasil pengembangan. Selain itu melalui juga akan diperoleh gambaran tingkat keberhasilan e-module yang sudah di kembangkan. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan suatu penelitian dan penilaian. Instrumen memiliki fungsi untuk mengungkapkan fakta menjadi data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk siswa dan guru. Angket atau kuisioner ini jenisnya tertutup, serta berisikan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket siswa memiliki 9 butir pertanyaan sementara angket guru terdapat 17 butir pertanyaan. Hasil Uji Instrumen Hasil uji instrumen disajikan dalam bentuk tabel berupa data persentase tanggapan 2 orang guru dan 10 siswa SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar terhadap E-Module yang telah divalidasi oleh Dra.Latifah Hanum, M.Si dan Muhamad Nazar, S.Pd, MSCST. Hasil validasi menunjukkan bahwa (Sangat Valid) validator memberi tanggapan positif, selain itu validator juga memberikan masukan baik dari warna backgrond, isi materi dan kejelasan sumber gambar.. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan dengan pengisian angket. Pengisian angket dilakukan untuk mendapatkan tanggapan siswa dan guru terhadap E-Module materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Peneliti Cuma melakukan kegiatan belajar 3 jp dan selanjutnya hanya ingin melihat respon guru terhadap E-Module yang telah dikembangkan Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi secara holistik tentang pandangan guru terhadap media pembelajaran berbasis video. Data yang dianalisis terdiri dari angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk angket adalah analisis deskriptif persentase. Tehnik ini digunakan untuk melihat persentase tanggapan/respon guru. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah (Sudijono, 2005) : = × 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Tanggapan siswa terhadap pengembangan E-Module materi larutan elektrolit dan non-elektrolit Tanggapan siswa terhadap pengembangan E-Module materi larutan elektrolit dan non-elektrolit dilihat dengan menggunakan angket. Pengisian angket dilakukan oleh 10 siswa yang berasal dari SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar, pengembangan E-Module dilakukan di ruang laboratorium kemudian siswa mengisi angket yang diberikan. Data tanggapan siswa terhadap pengembangan E-Module pembelajaran materi larutan elektrolit dan non-elektrolit dapat dilihat pada Tabel 4.1 12 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Tabel 4.1 Hasil tanggapan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar sebagai sekolah uji coba. Kesimpulan Jumlah Persentase Berdasarkan Jawaban (%) No Pertanyaan Angket Persentase Jawaban Ya Tidak Ya Tidak “Ya” 1 Apakah Anda tertarik dengan e-module hasil pengembangan 10 0 100 0 Seluruhnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit? 2 Apakah dengan menggunakan e-module Anda merasa mudah Sebagian untuk mempelajari materi 8 2 80 20 besar larutan elektrolit dan non elektrolit? 3 Apakah dengan mengunakan Sebagian e-module anda merasa lebih 8 2 80 20 besar termotivasi dalam belajar? 4 Apakah dengan contoh-contoh yang terdapat pada e-module membuat Anda lebih mudah 10 0 100 0 Seluruhnya memahami materi larutan elektrolit dan non elektrolit? 5 Apakah anda tertarik untuk menyelesaikan soal-soal uji 10 0 100 0 Seluruhnya kompetensi yang terdapat pada e-module? 6 Apakah informasi yang terdapat dalam e-module dapat menambah wawasan 10 0 100 0 Seluruhnya anda pada materi larutan elekt? 7 Apakah dengan gambar dan ilustrasi yang terdapat pada Sebagian e-module membuat anda 9 1 90 10 besar tertarik untuk mempelajari e-module tersebut? 8 Apakah anda tertarik melakukan kegiatan praktikum Sebagian 9 1 90 10 yang terdapat di dalam ebesar module? 9 Apakah e-module yang Anda gunakan ini dapat membuat Sebagian suasana belajar Anda 8 2 80 20 besar menyenangkan? Rata-rata Persentase Jawaban Ya 91% Sebagian besar Berdasarkan hasil tanggapan siswa secara keseluruhan diketahui bahwa persentase tanggapan positif siswa sebanyak 90,0% dan persentase tanggapan negatif sebanyak 10,0%. Siswa memberikan tanggapan 90,0% pada pertanyaan ketujuh dan delapan, sedangkan pada pertanyaan dua, tiga dan Sembilan siswa memberikan tanggapan 80,0%. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanggapan siswa secara keseluruhan sangat baik terhadap pengembangan E-Module 13 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Tanggapan guru terhadap pengembangan E-Module materi larutan elektrolit dan non-elektrolit Pada penelitian yang dilakukan untuk memperkuat data penelitian maka pengambilan tanggapan guru kimia sebagai responden juga dilakukan. Guru kimia SMA Negeri 1 Peukan Bada diberikan kesempatan untuk mempelajari dan menilai E-Module hasil pengembangan termasuk meninjau langsung pada saat uji coba terbatas dilakukan. Hasil dari tanggapan guru berdasarkan angket yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan data Tabel 4.2 dapat dilihat seluruh pertanyaan dalam angket guru mendapatkan jawaban positif atau ya dari kedua guru dengan persentase 100%. Tabel 4.2 Hasil tanggapan guru SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar sebagai sekolah uji coba. No Pertanyaan Angket 1 Apakah e-module materi larutan elektrolit dan non elektrolit hasil pengembangan dapat berperan meningkatkan minat belajar siswa? Apakah e-module menggunakan aplikasi martview mudah digunakan? Apakah e-module mudah untuk diajarkan kepada siswa? Apakah isi e-module sudah sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran? Apakah penyajian materi pada e-module sudah dijelaskan secara sistematis? Apakah penyajian materi pada e-module sudah lengkap (mencakup materi larutan elektrolit dan non elektrolit SMA)? Apakah bahasa penyajian materi pada e-module bisa mudah dipahami oleh siswa? Apakah petunjuk penggunaan e-module sudah lengkap? Apakah petunjuk penggunaan e-module mudah dipahami? Apakah tampilan e-module menggunakan aplikasi martview sudah menarik? Apakah gambar dan ilustrasi dalam e-module sudah sesuai dengan materi? Apakah e-module menggunakan aplikasi martview ini bisa dijadikan salah satu bahan ajar alternatif? Apakah soal-soal yang terdapat pada e-module sudah tepat digunakan untuk mengukur tingkat kepemahaman siswa? Apakah soal-soal yang terdapat dalam e-module sudah sesuai dengan tingkat berfikir siswa? Apakah prosedur praktikum yang terdapat pada emodule bisa diterapkan di sekolah? Apakah langkah-langkah prosedur praktikum yang terdapat pada e-module mudah dipahamai dan dilakukan? Apakah alat-alat dan bahan praktikum yang terdapat pada e-module mudah didapatkan di laboratorium sekolah dan lingkungan? 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jumlah Jawaban Persentase (%) Ya Tidak Ya Tidak 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 10 0 100 0 14 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Guru responden menyatakan setuju bahwa e-module hasil pengembangan dapat berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, mudah dipelajari dan mudah diajarkan, isi e-module sudah sangat sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran serta materi dalam e-module dipaparkan secara sistematis dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pemaparan materi dalam modul juga sudah sistematis, guru menyukai pemaparan materi yang sederhana, penyajian soal dari yang termudah hingga yang tersulit, serta terdapat beberapa kata kunci, contoh soal dan informasi yang sangat bermanfaat bagi siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan terhadap e-module kimia SMA materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang telah dilakukan peneliti di uji coba SMA Negeri 1 Peukan Bada maka dapat disimpulkan: ((1)E-module kimia SMA materi larutan elektrolit dan non elektrolit hasil penelitian dikembangkan berdasarkan proses tahapan penelitian research and development (R&D) yang dilakukan secara sistematis yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain e-module, revisi e-module, validasi dan uji coba terbatas, (2) E-module hasil pengembangan dinyatakan sangat layak untuk digunakan berdasarkan hasil validasi, (3) Berdasarkan uji coba terbatas dari hasil angket tanggapan guru dan siswa e-module yang dikembangkan mendapat tanggapan positif. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya antara lain: (1) Berdasarkan nilai validasi terendah maka perlu pengembangan lebih lanjut terhadap pembahasan e-module agar bisa mencakup semua aspek dan tujuan pemebelajaran materi larutan elektrolit dan non elektrolit, (2) Perlu dilakukan penerapan dalam kelas yang lebih besar untuk melihat pengaruh penerapan emodule hasil pengembangan terhadap hasil belajar siswa, (3) Pada penggunaan dan pengembangan lebih lanjut disarankan menggunakan aplikasi versi terbaru dan, (4) Pada penggunaan dan pengembangan lebih lanjut dari e-module ini disarankan menggunakan aplikasi lain yang bisa membuat tampilan e-module lebih menarik, atraktif dan interaktif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Ikhsan, j., Baskoro, Nuraini, S dan Rahayu, D.R. 2010. Panduan Pengembangan Modul Elektronik. Buku Elektronik. (Online), (https://indonesiapvb.Files. wordpress.com/2011/10/panduan_me_pjj.pdf, diakses 17 Desember 2015) Rahdiyanta, D. 2012. Teknik Penyusunan Modul. Artikel. (Online) (http://staff. uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyantampd/20-teknik-pen yusunan-modul.pdf, diakses 23 Desember 2015). Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Rajawali Pers Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta. 15 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 3 (9-16) Wahyudi, B.S., Slamet H dan Sulifah A.H. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso. Jurnal Pancaran. Volume 3(3), 2014 : 83-92.s 16