BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun (Tandelilin, 2010:26). Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi inimenunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Adanya pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Salah satu instrumen yang umum diperjualbelikan dipasar modal adalah saham. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder) (Samsul, 2006:45). Saham yang dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return ekspektasi. Alasan utama investor berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Tingkat keuntungan investasi dalam konteks manajemen investasi disebut sebagai 1 return. Menurut Farkhan dan Ika (2012) return saham dapat diartikan sebagai tingkat kembalian keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Menurut Putri (2012) return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa return saham merupakan tingkat keuntungan yang didapatkan oleh para pemodal dari kegiatan investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor (Tandelilin, 2010:102). Berdasarkan lampiran 1 perkembangan return saham perusahaan LQ 45 selama kurun waktu 3 tahun (2012-2014) menunjukkan adanya fluktuasi return. Banyak return perusahaan yang menunjukkan angka negatif. Terjadinya fluktuasi return perusahaan LQ 45 setiap tahunnya dapat terjadi karena adanya banyak faktor yang memengaruhi pergerakan return saham. Untuk itu agar dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang memiliiki return yang cenderung stabil makapara investor perlu melakukan analisis mengenai perubahan tersebut. Salah satu cara investor memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat untuk melakukan investasi adalah dengan melakukan analisis-analisis. Secara garis besar analisis tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan investasi 2 yaitu pendekatan analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. analisis ini digunakan para analis memperkirakan pergeseran penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan (Halim, 2005:5). Pendekatan fundamental menjadi salah satu yang biasa digunakan untuk menilai perusahaan oleh para analis dan investor. Menurut Hartono (2014:188) analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik perusahaan dengan menggunakan data keuangan perusahaan, nilai intrinsik perusahaan dapat diwujudkan dengan harga saham. Faktor fundamental dari perusahaan dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan perusahaan di antaranya adalah rasio-rasio keuangan. Analisis fundamental dapat dikatakan sebagai analisis yang berbasis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Analisis fundamental bisa dilakukan secara top-down untuk menilai prospek perusahaan. Pertama, pada tahap analisis ekonomi investor melakukan analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang di mana alokasi investasi akan dilakukan serta dalam bentuk apa investasi dilakukan. Kedua, analisis industri meliputi analisis yang berdasarkan hasil analisis ekonomi untuk menentukan jenis-jenis industri berprospek baik dan menguntungkan mana saja yang akan dipilih. Ketiga, analisis perusahaan yang bertujuan untuk menentukan 3 perusahaan-perusahaan atau saham mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan pilihan investasi (Tandelilin, 2010:338). Menurut Wiagustini (2010:75) mengelompokkan aspek keuangan menjadi limaaspek yaitu aspek likuiditas, solvabilitas/leverage, profitabilitas, aktivitas dan penilaian/pasar. Rasio likuiditas atau sering disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat ditagih atau jatuh tempo (Kasmir, 2012:145). Rasio likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan Current Ratio (CR). CR merupakan ukuran yang umum digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo. Menurut Brigham dan Houston (2010:134) CR menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh asset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat. CR berpengaruh nyata terhadap keadaan keuangan, kondisi ini mempengaruhi kinerja keuangan yang akan semakin baik dengan melihat harga saham yang meningkat dan akan berdampak pada return saham yang juga meningkat (Ilman dkk, 2011). Menurut (Kasmir, 2012:134) CR dikatakan sebagai bentuk ukuran tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan, karena CR tidak hanya memperhitungankan aktiva lancar yang berupa kas tetapi juga besarnya piutang dan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh CR terhadap return saham telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tetapi hasil penelitian yang didapatkan memberikan hasil yang berbeda-beda, seperti penelitian yang dilakukan oleh 4 Prasetio (2012), Ratna (2009) dan Ulupui (2007) yang menunjukkan bahwa CR memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap return saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hutauruk et al (2014), Petcharabul dan Romprasert (2012) yang menyatakan bahwa CR bepengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Penelitian oleh Arisandi (2014) menyatakan bahwa CR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Kasmir, 2012:153). Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Menurut Ang (1997) dan Nathaniel (2008) mengungkapkan bahwa rasio yang dapat mempengaruhi return saham adalah DER. Sejalan dengan pernyataan tersebut Samsul (2006) menyebutkan salah satu faktor internal yang mempengaruhi return saham adalah DER. DER berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari hutang (Kasmir, 2012:166). Penelitian dengan menggunakan DER juga pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tetapi memberikan hasil yang berbeda-beda. Dalam penelitian Hatta dan Dwiyanto (2012), Arista dan Astohar (2012), Sakti (2010) dan Sugiarto (2011) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap return 5 saham. Hasil berbeda ditemukan oleh Nuryana (2013) yang mengungkapkan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Sari dan Hutagaol (2012) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam satu periode tertentu. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan Net Profit Margin (NPM). NPM merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih dengan penjualan. NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Rasio ini mencerminkan hasil akhir operasi perusahaan yang mencerminkan penghasilan bersih perusahaan dan memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan. Menurut Ginting dan Edward (2013) NPM merupakan salah satu rasio yang umum digunakan dalam analisis fundamental, karena umumnya investor akan menaruh perhatian besar pada besarnya angka laba yang diperoleh perusahaan. Hasil berbeda terkait NPM juga ditemukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Martini (2009) dan Astiti dkk (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa rasio NPM berpengaruh positif signifikan terhadap return saham sedangkan hasil berbeda ditemukan oleh Susilowati danTuryanto (2011), Hermawan (2012) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Menurut Kasmir (2012:172) Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva 6 yang dimilikinya. Rasio aktivitas dalam penelitian ini diukur dengan Total Assets Turnover (TATO). TATO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Alasan dipilihnya TATO karena rasio ini mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2012:190). Menurut Jatismara (2011) Pada sektor non keuangan, aktivitas usaha yang dilakukan melibatkan kebutuhan investasi dalam bentuk mesin-mesin produksi maupun aktiva produktif lainnya yang merupakan bagian besar dari total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dimanfaatkan untuk mendapatkan return atas investasi. Ini dapat menunjukkan efektivitas pemanfaatan total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa baik tingkat efisien dalam seluruh aktivitas perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan. Penelitian terkait pengaruh TATO terhadap return saham juga telah dilakukan penelitian-penelitian sebelumnya tetapi penelitian memberikan hasil yang berbeda-beda. Menurut penelitian yang dilakukan Pasaribu (2008), Sari (2012) dan Ghasempour (2013) memberikan hasil bahwa TATO berhubungan positif signifikan dengan return saham. Hasil berbeda ditemukan oleh Ulupui (2007) dan Farkhan dan Ika (2012) dan yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Rasio penilai/pasar menunjukkan pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai perusahaan atau mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasarnya diatas biaya investasi (Wiagustini, 2010:77). Menurut Brigham dan Houston (2010:150) rasio nilai pasar berhubungan dengan harga 7 saham perusahaan terhadap laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan di masa depan. Rasio ini diwakili oleh Price Earning Ratio (PER) dan Market to Book Value (MBV). Menurut Bodie et al (2006:300) rasio PER dan MBV merupakan dua rasio harga pasar yang penting. PER merupakan rasio perbandingan antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (prospects of the firm). Semakin tinggi PER menunjukkan prospek harga saham suatu perusahaan dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Penelitian mengenai pengaruh PER terhadap return saham telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya tetapi hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang berbeda-beda. Menurut penelitian Hatta dan Dwiyanto (2012), Karami dan talaeei (2013) dan Arslan dan Zaman (2014) PER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Hasil berbeda ditemukan Emamgholipour et al (2013) yang menyatakan PER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, sedangkan menurut Hutauruket al (2014) PER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. Market to Book Value (MBV) merupakan rasio penilaian pasar yang menunjukan perbandingan antara harga saham di pasar dengan nilai buku saham. Rasio ini memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Tingginya 8 nilai MBV suatu perusahaan menyebabkan semakin tinggi juga penilaian investor terhadap perusahaan tersebut dibandingkan dengan dana yang di tanamkan oleh investor pada perusahaan. Semakin tinggi penilaian investor terhadap suatu perusahaan maka akan menyebabkan perusahaan tersebut semakin diminati, sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Penelitian terkait MBV juga telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebeluumnya tetapi memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Putra dan Dana (2014), Karami dan Talaeei (2013) menemukan hasil bahwa MBV berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Hasil berbeda ditemukan oleh Khan et al (2012), Khan dan Amanullah (2012) dan Emamgholipouret al (2013) yang menyatakan bahwa MBV berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Sampai sekarang, BEI mempunyai beberapa indeks salah satunya yaitu Indeks Liquid 45 (ILQ-45). Indeks LQ 45 merupakan indeks yang terbentuk dari 45 perusahaan yang saham-sahamnya paling aktif diperdangkan dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Indeks LQ 45 menjadi indikator kegiatan pasar modal yang lebih tepat dibandingkan dengan IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan. Indeks LQ 45 terdiri dari berbagai perusahaan yang bergerak di berbagai sektor sehingga diharapkan dapat mewakili semua sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). 9 Berdasarkan fenomena empiris dengan adanya kontradiksi dari penelitianpenelitian sebelumnya (research gap). Dalam penelitian ini mengangkat tentang kinerja keuangan dan pengakuan pasar sebagai predictor return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh signifikanterhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 2) Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruhsignifikanterhadapreturn saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 3) Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 4) Apakah Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 5) Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan berpengaruh terhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 6) Apakah Market to Book Value (MBV) berpengaruhsignifikan terhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45? 10 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis lebih spesifik mengenai pengaruh antar variabel, yaitu : 1) Untuk mengetahuipengaruh signifikan Current Ratio (CR) terhadap return saham. 2) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. 3) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham. 4) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Total Assets Turnover (TATO) terhadap return saham. 5) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham. 6) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi Market to Book Value (MBV) terhadap return saham. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi empiris pada ilmu manajemen keuangan dalam bentuk penelitian tentang return saham. 11 2) Kegunaan Praktis a) Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di saham. b) Bagi emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan untuk pertimbangan dalam mengevaluasi perbaikan kinerja keuangan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, sehingga saham yang dimiliki dapat meningkat dan memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini disusun ke dalam 5 bab yang dapat diuraikan sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab pendahuluan, dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian. Selain itu, pada bab ini peneliti juga menjelaskan pokok permasalahan yang diambil, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan penelitian. 12 Bab II : Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Pada bab kajian pustaka dan hipotesis penelitian ini, diuraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan return saham, kinerja keuangan, pengakuan pasar, serta penjelasan mengenai penelitian sebelumnya yang melandasi penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian Pada bab metode penelitian, diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, diuraikan mengenai data, hasil penelitian dan pembahasannya yang berisikan uji hipotesis serta intepretasi hasil penelitian. Bab V : Simpulan Dan Saran Pada bab simpulan dan saran, disampaikan serta diuraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta sara-saran yang diberikan sesuai dengan simpulan yang diperoleh dari penelitian. 13