Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson

advertisement
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
STUDI KEBIASAAN MAKANAN IKAN BELIDA (Notopterus notopterus) DI
PERAIRAN MAHAKAM TENGAH (DANAU SEMAYANG DAN DANAU MELINTANG)
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
(Food Habits of Belida (Notopterus notopterus) in Mahakam Tengah Waters (Semayang and
Melintang Lakes) Kutai Kartanegara Regency)
FUDOH NURHIDAYAH1), MOH. MUSTAKIM2) dan S. ALEXANDER SAMSON2)
1)
Mahasiswa Jurusan MSP-FPIK, Unmul
2)
Staf Pengajar Jurusan MSP-FPIK, Unmul
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
Jl. Gunung Tabur No. 1 Kampus Gunung Kelua Samarinda
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The study on Food Habits of Belida (Notopterus notopterus) was conducted in Mahakam Tengah
Waters area semayang and Melintang lakes in May to June 2015. The samples collected from local
fishermen using by sawaran and gillnet as much as 77 samples from Semayang lake 33 and from
Melintang lake 44 samples. Samples of fish that have been in formalin is measured the length and the
weight and than dissected and analysis of the stomach contents of belida in the aquatic bio ekologi
laboratory to know the food habits of belida Use Index of Preponderance. The Value index of
preponderance types of food belida in the melintang lake are insects ( 40,31 % ) and crustacean ( 32,8
% ) as the main food, fish ( 10 % ) and litter ( 9,3 % ) as a complementary food and plant ( 0,62 ) and
plankton ( 0.05 % ) as an additional food and the foods that are not identified by ( 6,92% ), while the
value of the index of preponderance Lake Semayang not much different from the melintang lake is
insects ( 31,7 % ) and crustacean ( 31,2 % ) as the main food, litter ( 22,1 % ) and fish ( 10,5 % ) as a
complementary food and plants ( 2 % ) as an additional food, while not identified food ( 2,5% ).
Keywords: Belida, Mahakam Tengah Waters, Index of Preponderance
PENDAHULUAN
Propinsi Kalimantan Timur memiliki sumberdaya perairan umum yang cukup luas dan potensial
yaitu berupa perairan tawar dengan luas sekitar 2.643.400 ha (Haryono, 2006). Salah satu jenis ikan di
perairan umum Kalimantan Timur adalah ikan belida, penyebaraan ikan belida cukup luas di perairan
Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Paparan Sunda (Kottelat et al., 1993). Ikan ini memiliki
kandungan daging yang lezat dan kandungan lemak yang tinggi sehingga banyak di gemari oleh
masyarakat dan memiliki nilai ekonomi tinggi (Sunarno, 2002). Terjadi pemanfataan ikan ini dalam
jumlah banyak dengan penangkapan berlebih yang mengakibatkan penurunan populasi ini (Kottelat dan
Wijanarti, 2006).
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. Vol. 22. No. 1, Oktober 2016: 020–029
Diterima 28 Januari 2016.
Semua hak pada materi terbitan ini dilindungi. Tanpa izin penerbit dilarang untuk mereproduksi atau memindahkan isi
terbitan ini untuk diterbitkan kembali secara elektronik atau mekanik.
20
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dapat mengakibatkan penurunan makanan,
padahal makanan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
(Purnamaningtiyas et al, 2013), dan kekurangan makanan merupakan faktor pembatas bagi
perkembangan populasi ikan (Nikolsky, 1963).
Apabila makanan yang tersedia dalam suatu perairan banyak sedangkan populasi di perairan sedikit,
maka tidak akan terjadi persaingan. Sedangkan jika populasi banyak tetapi jumlah makanan sedikit, maka
akan terjadi perebutan makanan dan persaingan dalam memperoleh makanan. Persaingan terhadap
makanan berkaitan dengan mempertahankan diri di perairan, adanya persaingan makanan ini dapat
mengurangi ketersediaan makanan (Prianto, 2012).
Berkaitan dengan pentingnya pengaruh makanan terhadap suatu populasi makhluk hidup, beberapa
danau dan rawa pada Daerah Mahakam Tengah (DMT) merupakan kawasan penting untuk
perkembangbiakan ikan. dengan demikian untuk menjaga perkembangbiakan ikan, makanan yang
tersedia harus mencukupi karena faktor makanan adalah faktor eksternal yang mempunyai korelasi positif
pada laju pertumbuhan, baik pertumbuhan somatik maupun pertumbuhan gonadik.
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian tentang studi kebiasaan makanan ikan belida di perairan
Mahakam Tengah adalah Untuk mengetahui jenis makanan dan kebiasaan makanan ikan belida di
Perairan Mahakam Tengah beserta kedudukannya dalam level trofik perairan sehingga dapat dijadikan
informasai bagi pembudidaya untuk mengembangkan domestikasi ikan belida yang sudah terbatas
diperairan.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2015 di Perairan Mahakam Tengah di bagian
Danau Semayang dan Danau Melintang. Ikan diambil dari nelayan sekitar dengan menggunakan alat
tangkap sawaran ukuran 7,5 inchi dan giillnet. Ikan yang diperoleh di formalin dengan konsentrasi 4%,
kemudian di ukur panjang dan berat tubuh ikan, dibedah dan di ambil isi lambungnya kemudian dianalisis
jenis makananya menggunakan mikroskop di laboratorium bioekologi perairan di fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Berikut gambaran peta lokasi penelitian:
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
21
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2:
Tabel 1. Alat Penelitian
Alat
Penggaris
Timbangan
Dissecting set
Kertas Label
Baki
Cawan Petri
Mikroskop
Alat Tulis
Toples Besar
Plastik Klip
Kamera
Tabel 2. Bahan Penelitian
No
1
2
3
22
Bahan
Ikan Belida
Formalin
Aquadest
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Analisis Data
Parameter yang digunakan adalah ikan belida, Analisis kebiasaan makanan dengan metode indeks
bagian terbesar (lP: Index of Preponderance) (Natarajan dan Jhingran, 1961) yaitu:
IP =
x 100 %
Keterangan
IP: Indeks bagian terbesar.jenis makanan ke-i
V : persentase volume jenis makanan ke-i
O : persentase fiekuensi jenis makanan ke-I
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Ikan yang diperoleh sebanyak 77 ekor dimana jumlah sampel dari Danau Semayang 33 ekor dan
didapati hanya 1 lambung yang kosong dengan kisaran panjang 17,2-33,7 cm dan berat 39,7-391,6 gram,
sedangkan Danau Melintang 44 ekor dengan kisaran panjang 15,5-31,7 cm dan berat 29,5-311 gram.
Analisis makanan ikan dibedakan menurut tempat pengambilan contoh atau sampling untuk
mernbandingkan komposisi jenis makanan berdasarkan perubahan tempat. Dari 32 lambung ikan belida
yang di analisis dapat diketahui bahwa makanan ikan belida adalah berupa insekta, serasah, ikan,
tumbuhan, udang, plankton dan makanan lainnya yang tidak teridentifikasi, adapun hasil analisis lambung
sampel ikan belida dari danau melintang sebanyak 44 lambung yang berisi makanan dan jenis
makanannya tidak jauh berbeda, hanya saja di danau melintang tidak terdapat jenis makanan berupa
plankton.
Berikut gambar jenis makanan hasil analisis isi lambung ikan belida:
1)
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
2)
23
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
3)
5)
4)
6)
7)
8)
Gambar 2. 1) Larva Serangga, 2) Serangga, 3) Udang, 4) Serasah, 5) Ikan, 6) Plankton, 7) Biji tumbuhan,
8) Unidentified material
24
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Hasil analisis ini menunjukan bahwa variasi makanan ikan belida cukup banyak, dengan demikian
berdasarkan variasi makanannya ikan belida dapat dikatakan sebagai jenis ikan euryphagic yaitu ikan
pemakan bermacam-macam makanan. Berdasarkan kebiasaan makanan ikan berdasarkan tempat, ikan
belida termasuk di golongkan kedalam ikan lapisan tengah perairan, yakni ikan yang mencari makanan
yang mengapung di tengah perairan dan sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar
perairan
Kebiasaan makanan ikan belida termasuk jenis ikan yang aktif mencari makan pada malam hari
(nocturnal) sesuai penjelasan Haryono (2008). Berdasarkan kebiasaan makanannya dan morfologi ikan
Belida, maka ikan belida dikategorikan kedalam ikan karnivora, berikut gambar gigi canine, mulut
terminal ikan beliada:
1
2
3
Gambar 3. 1) Bentuk insang ikan Belida, 2) Mulut terminal ikan Belida , 3) Gigi canine ikan Belida
Sedangkan berdasarkan perhitungan Index of Preponderance maka dapat diketahui kebiasaan
makanan ikan belida sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai index preponderance lambung ikan Belida di Danau Semayang
Volume
Frek. Kejadian
Tipe
VixOi
IP
Makanan
ml
(%)
jml
%
Insekta
Serasah
Ikan
Tumbuhan
Udang
plankton
Lain-lain
0.416
0.098
0.188
0.025
0.389
0.007
0.092
34.19
8.12
15.47
2.05
31.96
0.61
7.6
31
30
17
8
27
2
24
22.3
21.6
12.2
5.75
19.42
1.43
17.3
762.4
175.4
188.7
11.79
620.7
0.872
131.5
40.31
9.3
10
0.62
32.8
0.05
6.92
jumlah
1.215
100
139
100
1891
100
Berdasarkan perhitungan Index of Preponderance ikan belida Danau Semayang dapat diketahui
bahwa makanan utama ikan belida adalah insekta (40,31%) dan udang (32.8%) adapun makanan
pelengkapnya adalah ikan (10%) dan serasah (9,8%) dan makanan tambahannya adalah tumbuhan (0,62)
dan plankton (0,05%), adapun makanan yang tidak teridentifikasi cukup besar yaitu (6.92%)
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
25
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Gambar 4. Diagram index of preponderance ikan belida di Perairan Danau Semayang
Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Index of Preponderance Lambung Ikan Belida di Danau Melintang
Volume
Frek. Kejadian
Tipe
Vix Oi
IP
Makanan
ml
(%)
jml
%
Insekta
0.367
22.1
38
24.9
549.7
31.7
Serasah
0.231
13.9
42
27.5
382.4
22.1
Ikan
0.461
27.8
10
6.53
181.5
10.5
tumbuhan
0.043
2.6
21
13.7
35.67
2
Udang
0.473
28.5
29
19
540.6
31.2
Lain-lain
0.083
5.02
13
8.5
42.67
2.5
jumlah
1.658
100
153
100
1733
100
Adapun perhitungan Index of Preponderance ikan belida di danau melintang dapat diketahui
makanan utamanya ikan belida adalah insekta (31,7%) dan udang (31,2%), makanan pelengkapnya adalah
serasah (22,1%) dan ikan (10.5%) dan makanan tambahannya adalah tumbuhan (2%) dan tidak
teridentifikasi (2.5%) kelompok makanan ikan ini di kategorikan berdasarkan index propenderance (IP)
yang mengacu dari Nikolsky (1963) bahwa kelompok pakan utama bagi ikan adalah IP lebih besar dari
25%, pakan Pelengkap apabila 5% ≤ IP ≤ 25% dan pakan tambahan apabila IP kurang dari 5%.
26
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Gambar 5. Diagram index of preponderance ikan Belida di Perairan Danau Melintang
Pembahasan
Berdasarkan penelitian oleh Wibowo (2010) dan Mariana (2011) di Riau bahwa makanan utama ikan
belida pada setiap bulannya adalah ikan-ikan kecil dan udang, tetapi hasil analisis lambung ikan belida di
danau Melintang dan danau Semayang menunjukan bahwa makanan utama ikan belida adalah serangga
dan udang dengan nilai persentasi Index of Preponderence serangga dan udang yang tidak terlalu berbeda
jauh. Perbedaan makanan utama hasil penelitian sebelumnya diduga karena perbedaan tempat, serta
musim. Hal ini sesuai (Effendie, 1979) bahwa dalam suatu wilayah geografis yang luas, untuk satu
spesies ikan yang hidup terpisah dapat terjadi perbedaan makanannya, bukan untuk satu ukuran saja
melainkan semua jenis ukuran. Jenis dan jumlah makan yang dapat dikonsumsi oleh suatu jenis spesies
biasanya tergantung pada tempat, umur, dan waktu. Jadi perubahan makanan suatu spesies ikan adalah hal
yang wajar sehingga jenis makanannya dapat berubah-ubah, selanjutnya Fitrinawati (2004) menyatakan
bahwa perubahan pola makan dari waktu kewaktu diduga dipengaruhi oleh ketersediaan, kelimpahan dan
penyebaran sumberdaya makanan yang ada di perairan. Selain itu Ikan dapat memanfaatkan kelompok
makanan yang tersedia secara merata dalam jumlah yang banyak (generalis) dan mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri terhadap ketersedian makanan, sehingga daya adaptasi ikan tinggi terhadap kebiasaan
makanannya serta dalam memanfaatkan makanan yang tersedia.
Kondisi perairan pada saat pengambilan sampel ikan belida adalah pada musim penghujan, hal ini
diduga yang mengakibatkan banyak ditemukan serangga dalam isi lambung ikan belida. Serangga yang
ditemukan terdiri dari serangga kecil dan besar baik yang masih utuh maupun sudah menjadi potongan.
Serangga sebagai makanan utama di Danau Semayang dan Melintang dikarenakan keadaan yang lembab
dan banyaknya tanaman-tanaman di Danau Semayang dan Danau Melintang, hal ini sesuai Krebs (1985)
bahwa curah hujan juga memberikan efek secara tidak langsung terhadap kelembapan suatu lahan.
Kelembapan udara dan tersedianya tanaman sebagai makanan serangga. Seperti halnya suhu, serangga
mebutuhkan kelembapan tertentu yang sesuai bagi perkembangannya. Pada umumnya serangga
mebutuhkan kelembapan tinggi pada tubuhnya yang di peroleh langsung melalui udara dan tanaman yang
mengandung air. Pada saat musim penghujan ini lah sehingga banyak serangga terdapat di perairan Danau
Semayang dan Danau Melintang, sehingga serangga merupakan makanan utama ikan belida di Danau
Semayang dan Melintang. Selain itu, banyaknya keramba menjadi pesaing tersendiri bagi ikan belida
yang hampir punah dalam memanfaatkan makanannya. Penangkapan ikan yang berlebih sehingga hasil
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
27
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
tangkapan sampingan yang tidak memberi manfaat seperti udang kecil dan ikan kecil di jadikan sebagai
pakan untuk budidaya keramba yang di miliki para nelayan, sehingga udang dan ikan kecil-kecil di
perairan menurun dan mempengaruhi keberadaan ikan belida sebagai pemangsanya. Untuk
mempertahankan spesies ikan belida maka ikan ini diduga beradaptasi dengan ketersediaan makanan yang
ada yaitu serangga.
KESIMPULAN
Jenis makanan ikan belida di Danau Semayang berupa insekta, serasah, ikan, tumbuhan, krustasea,
dan beberapa makanan lainnya yang tidak teridentifikasi, adapun jenis makanan ikan belida di Danau
Melintang tidak jauh berbeda yaitu berupa insekta, serasah, ikan, tumbuhan, udang, dan makanan lainnya
yang tidak teridentifikasi dan terdapat jenis makanan berupa Tumbuhan dan plankton.
Makanan utama ikan belida di danau melintang adalah insekta dan udang adapun makanan
pelengkapnya adalah ikan dan serasah dan makanan tambahannya adalah tumbuhan dan plankton,
adapun makanan ikan belida danau semayang tidak jauh berbeda dengan hasil sampel ikan dari danau
melintang, makanan utamanya adalah insekta dan udang, makanan pelengkapnya adalah serasah dan ikan
dan makanan tambahannya adalah tumbuhan .
Ikan belida termasuk ikan Omnivora cenderung ke karnivora dilihat dari jenis makanannya yang
berupa udang, ikan, serangga, plankton, serasah, tumbuhan dan makanan lainya yang tidak bisa
teridentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrinawati, H. 2004. Kebiasaan Makan Ikan Rejung (Sillago Sihama) di Perairan Pantai Manyangan,
Subang, Jawa Barat. Skripsi, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.
Haryono. 2006. Iktiofauna di Danau Semayang Melintang Kawasan Mahakam Tengah Kalimantan
Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia Vol. 6(1) 75 hal
Haryono. 2008. Potensi Ikan Belida dan Upaya Konservasinya. Bogor. Pusat Penelitian Biologi (LIPI).
Jurnal Fauna Indonesia Vol. 8(2) 5-10 hal
Kottelat M, Whitten T, Kartikasari SN, Wirjoatmodjo S. Freshwater Fishes Of Western Indonesia and
Sulawesi. Singapore: Periplus Publisher; 1993
Krebs, C. J., 1985. Ecology : The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Harper & Row
Publishers Inc. New York
Kottelat, M and E. Widjanarti. 2006. The fishes of danau sentarum national park and kapuas lake area,
West Borneo. The raffles bulletin zoology. Supplemental 13 : 139-173 hal
Mariana. 2011. Pengamatan Isi Lambung Ikan Belida (Chitala lopis) Hasil Tangkapan di Perairan Sungai
Kamapr Riau. Palembang. Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum 42-23
hal
Natarjan, A. V. and A. G. Jhingran. 1961. A Method of Grading the Food Element in the Stomach
Analysis of Fishes. Indian Jour. Fish 8(1) : 54-59 hal
Purnamaningtiyas, S. E dan Didik, W. H. J. 2013. Kebiasaan Makan dan Luas Relung Beberapa Jenis
Ikan di Waduk Djuanda Jawa Barat. Jurnal Bawal. Vol. 5 (3). 152 hal
28
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson
Sunarno, T.D. 2002. Selamatkan plasma nutfah ikan belida. Warta Penelitian Perikanan Indonesia Vol.8
(4): 2-6 hal
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. 313 hal.
Wibowo, A., Ridwan. A., Kadarwan .S., Sudarto. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Belida (Chitala
lopis) di Sungai Kapar Profinsi Riau. Bogor. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 2, No 2
80-81 hal
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 22. No. 1, Oktober 2016 – ISSN 1412-2006
29
Download