BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil belajar adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Disamping itu hasil untuk mengikuti
pelajaran tertentu biasanya selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain penggunaan
model pembelajaran yang kurang tepat. Selama ini metode pembelajaran yang
digunakan masih berorientasi pada guru, bukan berorientasi pada siswa. Hal inilah
yang menyebabkan peranan dari siswa minim. Faktor ekstrenal juga dapat
mempengaruhi hasil belajar yang dapat digolongkan dalam 2 golongan, yakni
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Slameto, 2003:54).
Faktor Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan temanteman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Selain itu, faktor
lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa serta
lingkungan sosial keluarga ini juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa
yang meliputi ketegangan keluarga, sifat orangtua, demografi keluarga, letak
rumah, pengelolaan keluarga serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa.
Faktor Lingkungan nonsosial juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
seperti halnya faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan
dua macam meliputi hardware dan software yang didalamnya melibatkan gedung
sekolah, fasilitas belajar, kurikulum sekolah, peraturan sekolah dan sebagainya.
1
2
Selain itu faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa), faktor ini sangat
berhubungan dengan metode mengajar guru harus disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan
berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Sebaliknya apabila siswa dilibatkan lebih aktif, maka potensi yang ada dalam diri
mereka akan berkembang dan mereka dapat mengeluarkan idenya baik itu kritik,
saran atau pertanyaan, hal inilah yang menarik keinginan peneliti untuk
melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Siatas Barita. Sehingga proses
pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diinginkan.
Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan
pendidik. Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran antara lain: Sebagai
sumber belajar, sebagai fasilitator, sebagai pengelola, sebagai demonstrator,
sebagai pembimbing, sebagai motivator dan sebagai evaluator (Sanjaya, 2008:21)
Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisikondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat
mengembangkan daya eksplorasinya. Dalam kegiatan belajar mengajar yang
menjadi intinya adalah siswa, sedangkan guru melakukan kegiatan pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa tersebut
mampu mengubah tingkahlakunya menjadi lebih baik dan siswa betul-betul
berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Partisipasi
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sangat penting, karena dari sinilah
guru dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada mereka yang kurang
berpartisipasi. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan
3
keaktifannya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan di
kelas, dan menanyakan apa yang menjadi ganjalan dalam pikirannya serta dapat
berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Padahal pada kenyataannya
siswa hanya ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima
informasi yang pasif, mencatat dan menghafal materi pelajaran.
Untuk mencapai interaksi mengajar adanya komunikasi yang jelas antara guru dan
siswa, sehinggga terpadunya dua kegiatan yakni kegiatan mengajar (usaha guna)
dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai tujuan
pengajaran. Sering kita jumpai kegagalan pembelajaran disebabkan lemahnya
sistem interaksi dalam proses belajar mengajar.
Lemahnya sistem interaksi tersebut terjadi ketika siswa merasa kesulitan,
siswa masih malu bertanya kepada guru, dan lebih suka bertanya pada temannya,
sedangkan teman yang menjadi tempat bertanya masih ragu-ragu dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga pengetahuan siswa terhenti sampai
disitu.
Berdasarkan hasil observasi penulis dan sesuai dengan data yang ada di DKN
di SMK Negeri 2 Siatas Barita, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran
penegtahuan dasar teknik mesin masih rendah. Dengan nilai ulangan untuk mata
pelajaran pengetahuan dasar teknik mesin 65-75 sekitar 38% dan sisanya dibawah
65 sebanyak 62%. Dengan data tersebut diatas nilai siswa masih dibawah standar
ketuntasan yang dibuat di sekolah tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa
kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan guru terhadap modelmodel pembelajaran. Dimana guru mengharapkan siswanya duduk, diam, catat.
Sehingga tidak menarik siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam kelas. Maka
4
dibutuhkan suatu alternatif pemecahan masalah yang memberikan kesempatan
untuk siswa bertanya dan mendiskusikan materi pelajaran kepada guru dan
sesama siswa. Teman sesama siswa menjadi tempat bertanya memiliki keyakinan
atas kebenaran jawabannya, sehingga siswa yang bertanya kepada temannya
memperoleh jawaban yang tepat, dan teman yang menjadi tempat bertanya
mampu menyampaikan pengetahuannya tanpa ragu. Sehingga ketika guru
memberikan materi, maka siswa tidak berbisik-bisik dengan teman yang ada di
dekatnya lagi. Dengan demikian diharapkan tercipta proses belajar yang kondusif,
aktif, kreatif dan menyenangkan. Maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan dengan metode tutorial sebaya. Pendektan pembelajaran dengan
metode tutorial sebaya sangat mempengaruhi hasil belajar siswa (Sudarsono,
2013).
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran pengetahuan dasar
teknik mesin pelajaran yang sulit bagi peserta didik. guru mata pelajaran
pengetahuan dasar teknik mesin yang mengajar secara monoton, model
pembelajaran yang kurang bervariasi dan hanya berpegang teguh pada buku-buku
paket saja menyebabkan siswa cepat bosan dan tidak tertarik dengan pelajaran
pengetahuan dasar teknik mesin.
Seiring dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMK N 2 Siatas
Barita hasil belajar rendah khusunya dalam mata pelajaran pengetahuan dasar
teknik mesin. Disini penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan “Penerapan Pembelajaran Metode Tutorial Sebaya Untuk
Meningkatkan Partisipasi Aktif Dan Hasil Belajar Siiswa Pada Mata Pelajaran
Pengetahuan Dasar Teknik Mesindi Kelas X TKR I SMK Negeri 2 Siatas Barita ”.
5
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka
penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.Dalam proses pembelajaran siswa hanya ditempatkan sebagai objek belajar
yang berperan sebagai penerima informasi yang pasif, mencatat dan
menghafal materi pelajaran.
2.Guru yang mengajar secara monoton serta model pembelajaran yang
kurang bervariasi.
3.Kurangnya peran serta partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran
dan rendahnya hasil belajar siswa.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka peneliti perlu membatasi
permasalahan dari penelitian ini, yaitu: Peran serta siswa selama proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mata diklat Proses Pengecoran di
kelas X TKR I di SMK Negeri 2 Siatas Barita.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan menerapkan pembelajaran metode tutorial sebaya dapat
meningkatkan partisipasi aktif siswa di SMK Negeri 2 Siatas Barita?
2. Apakah dengan menerapkan pembelajaran metode tutorial sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar pengetahuan dasar teknik mesin siswa kelas X
TKR I SMK SMK Negeri 2 Siatas Barita?.”
6
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui:
1. Peningkatan partisipasi aktif siswa setelah diberi pembelajaran dengan
metode pembelajaran tutorial sebaya.
2. Peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan
metode pembelajaran tutorial sebaya.
F.
Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah, guru dan bagi calon guru tentang
pentingnya penerapan pembelajaran metode tutorial sebaya untuk
meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar siswa.
2. Sebagai masukan untuk peneliti berikutnya tentang penelitian metode
pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan bagi UNIMED (Universitas Negeri Medan) dan
lembaga pendidikan lainnyatentang penerapan pembelajaran metode
tutorial sebaya untuk meningkatkan partisipasi aktif dan hasil belajar
siswa.
Download