Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)

advertisement
bios-logos | Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Copyright Muttaqin [email protected]
http://mafrikhul.bio.staff.ipb.ac.id/2013/11/05/belajar-dari-yang-tak-terlihat-part-1/
Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Mikroorganisme dikenal sebagai salah satu organisme yang 'ditemukan' manusia
baru-baru ini, jika dikaitkan dengan sejarah panjang manusia yang tercatat.
Jenis-jenis mikroorganisme adalah berbagai organisme sel tunggal seperti bakteri,
protozoa, mikro alga, sampai berbagai jenis cendawan. Penggunaannya yang paling
dikenal adalah peran mikroorganisme dalam pengolahan makanan dan minuman.
Ada wine dan keju di luar negeri, serta tape di Indonesia. Berikut adalah pelajaran
yang dapat diambil oleh manusia Indonesia jika mempelajari mikroorganisme.
Biofilm Slime
Biofilm merupakan lapisan di suatu permukaan berisi molekul gula, DNA, protein,
yang dibangun oleh mikroorganisme, yaitu, berbagai jenis bakteri, alga, atau
protozoa. Di dalam lapisan tersebut, siapapun akan bekerja sama membangun
“satu hunian” yang nyaman untuk makan dan berreproduksi mereka. Coba ke
kamar mandi, jika ada semacam lendir di dinding keramik atau lantai, biasanya,
itulah biofilm. Walau begitu, tidak semua lendir adalah biofilm.
Tenggang rasa dan bekerja sama! Itulah kunci kesuksesan hunian berupa biofilm.
Tentunya di luar kesempatan adanya manusia yang membersihkan biofilm itu.
Kebutuhan masing-masing organisme tersebut berbeda, namun mereka dapat
hidup bersama tanpa saling membunuh satu sama lain. Manusia yang konon punya
otak dengan segala keinginan (bukan hanya kebutuhan) yang berbeda dan banyak,
seharusnya malu pada lendir di kamar mandi. Apalagi jika dalam memenuhi
kebutuhannya, sampai membunuh sesama secara langsung atau pelan-pelan, aka,
korupsi vrooh.
page 1 / 5
bios-logos | Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Copyright Muttaqin [email protected]
http://mafrikhul.bio.staff.ipb.ac.id/2013/11/05/belajar-dari-yang-tak-terlihat-part-1/
Cendawan Mikoriza dan Tumbuhan
Cendawan mikoriza hampir pasti ada di perakaran tanaman kehutanan. Mereka
bekerja sama dengan tumbuhan dengan membantu mencarikan nutrisi dan air dari
tanah. Sebagai gantinya, tumbuhan memberikan makanan hasil fotosintesis
mereka.
Keduanya tidak memiliki otak, mata, social media, ataupun handphone untuk
berkenalan. Namun, mereka hanya berkenalan dengan senyawa kimia yang
berlanjut dalam hubungan yang saling menguntungkan. Manusia punya otak, mata,
social media, dan atau handphone. Jadi, mudah dong berkenalan yang berlanjut
dengan tolong menolong.
Antigen dan Antibodi
Antigen dan antibodi terdapat di dalam tubuh manusia. Antigen diartikan sebagai
segala benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing itu bisa virus, bakteri,
atau molekul kimia. Antibodi bertugas mengenali mereka untuk dilakukan
penanganan selanjutnya. Antibodi bersifat spesifik, hanya akan mengenali antigen
sesuai dengan jobnya, bakterikah? Viruskah? Jenis bakteri apakah? Dan lain
sebagainya.
Spesifik atau tepat sasaran! Itulah yang wajib diperhatikan para pemimpin dalam
mengelola anak buahnya. Jangan sampai anak buah yang pendiam, berkacamata
tebal, dan senang bekerja di depan laptop, geek istilahnya, diminta menjadi ketua
event perusahaan nasional atau menjadi motivator dalam kegiatan training. Jangan
sampai pula pemimpin Negara mendelegasikan amanah lembaga Negara pada
orang yang tidak tepat.
page 2 / 5
bios-logos | Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Copyright Muttaqin [email protected]
http://mafrikhul.bio.staff.ipb.ac.id/2013/11/05/belajar-dari-yang-tak-terlihat-part-1/
Cendawan antagonis dalam cawan Petri
Pernah dengan jenis kucing menandari wilayahnya dengan mengencingi batas
wilaya mereka? Sehingga jenis kucing lain tidak berani mengusik wilayah tersebut?
Hal yang sama terjadi di sebuah cawan berbentuk lingkaran, Petri. Ketika dua
cendawan yang berlawanan sifat bertemu, pertumbuhan mereka akan terhenti.
Ketika keduanya sama kuat, mereka tidak akan menggunakan cara curang untuk
menghancurkan lawannya. Hanya berhenti tumbuh dan keduanya akan mati!
Fair! Tidak ada istilah curang dalam kehidupan mikroorganisme. Mereka memang
tidak punya otak yang mampu berfikir bagaimana cara menghancurkan lawan
dengan kemampuan yang sama ini. Di saat yang sama, beberapa makhluk yang
punya otak akan menyewa dukun, preman, dan sejenisnya jika menghadapi situasi
yang sama.
Menghadapi serangan asing
Dalam sebuah populasi bakteri, bakteri-bakteri yang berada di posisi paling luar –
populasi manusia di dalam wall paling luar kalau kata Attack on Titan mah – akan
mengalami serangan dari kelompok bakteri yang lain. Mereka tidak akan lari,
mereka akan mencoba bertahan atau balas menyerang. Tentunya dengan berbagai
macam senjata kimia mereka. Jika mereka mati, gugur di medan laga, hancuran
tubuh mereka akan segera dimanfaatkan bakteri lain untuk mendukung proses
pertumbuhan sehingga populasi dapat bertahan.
Zero waste dan Patriotik! Perusahaan yang baik mampu mengelola limbah mereka
menjadi sesuatu yang berguna atau setidaknya aman bagi lingkungan. Susah? Ada
computer super canggih yang diberikan Tuhan di kepala manusia untuk mengatasi
page 3 / 5
bios-logos | Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Copyright Muttaqin [email protected]
http://mafrikhul.bio.staff.ipb.ac.id/2013/11/05/belajar-dari-yang-tak-terlihat-part-1/
kesusahan tersebut. Wajib militer? Jikapun belum ada setidaknya ketika kita senang
hadir di pagelaran seni budaya Indonesia, itulah wajib militer kita.
Eating habit
Mikroorganisme memakan molekul organic yang berasal dari material makhluk
hidup yang sesuai di sekitar mereka hanya untuk dua hal: pertumbuhan primer
dan sekunder. Primer di sini diartikan sebagai pertumbuhan, sampai perbanyakan
diri alias reproduksi. Sekunder di sini diartikan sebagai persiapan untuk
menghadapi hal-hal tak terduga: pertahanan diri atau menghadapi situasi paceklik.
Indeks Korupsi Indonesia masih tinggi, artinya, silahkan terjemahkan sendiri dan
mengaitkannya dengan kebiasaan makan mikroorganisme. Malu atuh sama lendir
di kamar mandi.
Eating habit II Beberapa bakteri yang hidup di tempat sampah menghadapi dilema baru. Mereka
bertemu plastik yang tidak pernah neneknya neneknya neneknya neneknya (30ribu
X) mereka jumpai. Kalau sebangsa makanan basi, dedauanan, atau bangkai
binatang mereka sudah mengenal karena merupakan bahan organik. Mereka bisa
dengan mudah mencernanya. Nah, Apa yang mereka lakukan ketika bertemu
plastik? Mereka tidak lari, berkeluh kesah di social media, atau putus asa lalu bunuh
diri, mereka beradaptasi mengembangkan dirinya agar mampu mencerna plastik.
Adaptasi! Bukan Lari!
page 4 / 5
bios-logos | Belajar dari yang Tak Terlihat (Part 1)
Copyright Muttaqin [email protected]
http://mafrikhul.bio.staff.ipb.ac.id/2013/11/05/belajar-dari-yang-tak-terlihat-part-1/
Ada di semua lingkungan
Di mana kita bisa temukan mikroorganisme? Di sini: dasar laut, palung terdalam,
gunung berapi bawah laut, di sekitar perkarangan laut, di sekitar perbakauan,
--skip—sampai di kawah gunung berapi yang panas. Mereka ada di mana-mana dan
buanyyyaaakkk. Ups, di tubuh kita juga. Mereka punya spesifikasi khusus agar bisa
hidup di tempat-tempat tersebut. Jika kita berkaca pada mikroorganisme, tentunya
program transmigarasi akan sukses, pembangunan merata, dan tidak ada propinsi
atau daerah yang ingin berpisah dari RI. Tentunya, sumber daya manusia Indonesia
menjadi maju di seluruh daerah. Indonesia Kaya!
Berlanjut ke Part 2
page 5 / 5
Download