BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemahiran yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika satu
diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan
kompetensi strategik yang ditujukan untuk siswa dalam memahami,
memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model
untuk menyelesaikan masalah. 1 Kegiatan belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa
dapat mengembangkan kemampuannya dalam berpikir. Berpikir termasuk
aktivitas kognitif tingkat tinggi yang bermanfaat bagi siswa untuk dapat
membandingkan
atau
membedakan
sesuatu,
merumuskan
dan
menyelesaikan suatu permasalah, dapat mengeluarkan ide-ide, serta
mampu membuat keputusan dalam suatu masalah.2 Hal ini sesuai dengan
pendapat Leeuw yang dikutip oleh Sudjimat yang menyatakan bahwa
belajar pemecahan masalah pada hakekatnya adalah belajar berpikir
(learning to think) atau belajar bernalar (learning to reason), yaitu berpikir
atau bernalar mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah
1
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Model Penilaian Kelas, (Jakarta:
Depdiknas, 2006), h. 59
2
Noraini Idris, Pedagogi dalam Pendidikan Matematik, (Kuala Lumpur: Utusan
Publications & Distributors Sdn Bhd, 2005), h. 138
1
2
diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang
belum pernah dijumpai.3
Pada umumnya, orang yang sedang mengahadapi masalah akan
berusaha menyelesaikannya, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa
suatu masalah tidak memiliki jalan keluarnya sehingga mereka berputus
asa terlebih dahulu sebelum menghadapinya. Namun perlu diingat bahwa
semua masalah pasti memiliki solusi, sekalipun itu masalah yang sangat
sulit. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam Al-Qur’an surat Alam
Nasyrah ayat 5:
ً‫َﻓﺈِنﱠ ﻣَﻊَ ا ْﻟﻌُﺳْ رِ ﯾُﺳْ را‬
‘’Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.’’
Ayat tersebut dapat diartikan bahwa manusia tidak boleh berputus
asa ketika menghadapi suatu masalah, karna Allah menjanjikan bahwa
setiap masalah pasti aja jalan keluarnya.
Proses
pembelajaran
yang
mengkondisikan
siswa
untuk
memecahkan masalah selain dapat meningkatkan keterampilan intelektual,
kemampuan tersebut juga dapat digunakan siswa ketika menghadapi
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Risnawati mengutip pendapat
Cooney menyatakan bahwa mengajarkan penyelesaian masalah kepada
siswa, memungkinkan siswa itu lebih analitik dalam mengambil keputusan
3
Sudjimat, D.A, Pembelajaran pemecahan Masalah: Tinjauan singkat
Berdasarkan teori Kognitif. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, (Malang: IKIP Malang,
1995), h. 28
3
dalam hidupnya.4 Setiap orang pasti dan akan selalu dihadapkan dengan
suatu masalah, oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru juga
diharapkan selalu membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk memecahkan masalah.
Memberikan persoalan yang bersifat pemecahan masalah kepada
siswa dapat membuat siswa berlatih mengitegrasikan konsep-konsep,
teorema, dan keterampilan yang telah mereka pelajari. Mengajarkan
pemecahan masalah penting bagi para siswa untuk berlatih memproses
data atau informasi”. Gagne yang membagi kegiatan belajar menjadi
delapan aspek dan satu diantaranya adalah kegiatan pemecahan masalah
menjelaskan bahwa tipe ini berhubungan dengan siswa menghadapi
persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya siswa memiliki
kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.5
Kurikulum matematika sekolah yang memiliki tujuan agar siswa
mampu
menghadapi
perubahan-perubahan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi yang berkembang semakin pesat, mengharuskan guru untuk
memberikan
pembekalan
yang
maksimal
terhadap
siswa,
dalam
pelaksanaannya di sekolah pembekalan tidaklah cukup hanya dengan
kegiatan pembelajaran yang bersifat hapalan, latihan pengerjaan soal yang
rutin, serta proses pembelajaran biasa. Oleh sebab itu wajarlah jika
pemecahan masalah matematika merupakan bagian yang sangat penting,
4
Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, (Pekanbaru: Suska Press, 2008),
h.110
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.10
4
bahkan paling penting dalam belajar matematika. Siswa diharuskan
mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah
yang berhubungan dengan soal-soal matematika, sebagai sarana baginya
untuk mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, analitis, dan kreatif.
Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah matematika yang rendah. Berdasarkan
observasi di sekolah dan didukung dengan pernyataan dari guru bidang
studi matematika SMA Negeri 1 Tambang yaitu Bapak Suparman, S.Pd,
diketahui bahwa siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
digolongkan masalah. Jika guru memberikan soal yang berbentuk
pemecahan masalah kepada siswa, sebagian besar siswa tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut, siswa terlihat kebingungan dalam memahami
soal.
Kegiatan belajar bersifat kelompok juga telah sering diterapkan
oleh guru dalam proses belajar mengajarnya, namun kendalanya adalah
ketika siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima
orang, anggota yang berperan aktif menyelesaikan tugas kelompok
hanyalah siswa yang memiliki kemampuan lebih dari anggota kelompok
yang lain. Hal ini menyebabkan usaha tersebut belum memberikan
kemajuan
dalam
matematika siswa.
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah
5
Adapun gejala-gejala rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sekitar 50% siswa tidak dapat menyelesaikan soal latihan yang berupa
pemecahan masalah yang diberikan guru.
2. Sekitar 45% siswa masih kurang mampu untuk membahasakan masalah
matematika kedalam bahasa yang dapat mereka pahami.
3. Sekitar 48% siswa tidak bisa memahami soal yang berbentuk soal cerita
dengan baik.
4. Sekitar 40% siswa menjawab soal tanpa menggunakan langkah-langkah
umum pemecahan masalah
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan
dan pembaharuan dalam kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran yang
biasanya lebih memfokuskan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah yang bersifat rutin harus dikembangkan lagi sehingga siswa juga
memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah matematika yang bersifat
kompleks. Selain itu, salah satu alternatif perbaikan pada model
pembelajaran yang sesuai dengan gejala-gejala tersebut adalah model
pembelajaran aktif dengan metode Question Student Have.
Pembelajaran
aktif
(Active
Learning)
dimaksudkan
untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
6
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. 6 Model atau
strategi belajar aktif terdiri dari beberapa tipe atau metode salah satunya
adalah metode Question Student Have.
Metode Question Student Have ini berguna untuk mengetahui
kebutuhan dan harapan siswa dengan menggunakan teknik elisitas dalam
memperoleh partisipasi siswa secara tertulis.7 Metode ini digunakan dalam
pembelajaran, diharapkan mampu melatih siswa untuk memiliki
keterampilan bertanya. 8 Bertanya merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran karena dengan bertanya guru dapat mengetahui suatu hal
yang tidak dipahami atau diragukan oleh siswa. Sebagaimana dijelaskan
dalam QS. Al-Anbiyaa’ ayat 7:
َ‫ك إِﻻﱠ رِ ﺟَ ﺎﻻً ﻧﱡوﺣِﻲ إِﻟَ ْﯾ ِﮭ ْم ﻓَﺎﺳْ ﺄَﻟ ُو ْا أَ ْھ َل اﻟ ﱢذﻛْرِ إِن ﻛُﻧ ُﺗ ْم ﻻ‬
َ َ‫َوﻣَﺎ أَرْ َﺳ ْﻠﻧَﺎ َﻗ ْﺑﻠ‬
‫ﺗَﻌْ ﻠَﻣُون‬
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad),
melainkan beberapa orang-laki-laki yang kami beri wahyu kepada
mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika
kamu tiada mengetahui”.
Bertanya dilakukan agar guru dapat mengetahui apa-apa saja yang
menjadi kebutuhan siswa dan kebutuhan siswa tersebut dapat dilihat dari
pertanyaan yang telah dibuat oleh siswa secara tertulis. Pemenuhan
kebutuhan siswa, disamping bertujuan memberikan materi kegiatan setepat
mungkin, juga materi pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan
6
Hartono.dkk, PAIKEM(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan), (Pekanbaru : Zanafa,2008), h.39
7
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insane
Madani, 2008), h. 17
8
Agus Suprijono, Op.Cit., h. 108
7
biasanya lebih menarik, dengan demikian akan membantu pelaksanaan
proses belajar mengajar. Belajar yang didasari oleh kebutuhan dapat
membuat siswa belajar dengan lebih baik. Menurut Djamarah, kebutuhan
belajar yang terpenuhi akan berdampak pada hasil belajar siswa menjadi
lebih baik.9 Sehingga dengan itu, kemampuan pemecahan masalahnyapun
akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan
penelitian eksperimen yang berjudul: ‘’Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Aktif dengan Metode Question Student Have terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Negeri 1
Tambang.’’
B. Definisi Istilah
Untuk lebih mudah dalam memahami dan menghindari kesalahan
pemahaman terhadap penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu
ditegaskan, yaitu:
1. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa
untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti
mereka mendominasikan aktifitas pembelajaran.10
2. Question Student Have berarti pertanyaan dari siswa. Metode ini
digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa
sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki.11
9
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswar Zaini, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), h. 185
10
Hisyam Zaini. dkk, Op.Cit., h. 25
11
Risnawati, Op.Cit., h. 142
8
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan
yang melibatkan suatu proses mengaplikasikan pengetahuan atau
kemahiran untuk mencapai suatu penyelesaian, dimana melibatkan
penentuan tujuan dan pemahaman masalah, merancang strategi
penyelesaian, melaksanakan strategi penyelesaian yang sesuai, dan
mengevaluasi kembali.12
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
b. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan
matematika sesuai dengan prosedur pemecahan masalah.
c. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami soal yang
berbentuk soal cerita.
d. Guru belum menerapkan model pembelajaran aktif dengan metode
Question Student Have
2. Batasan Masalah
Agar lebih terarahnya apa yang akan dibahas dalam penelitian
ini, maka penulis membatasi masalah dengan memfokuskan penelitian
pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMA Negeri 1
Tambang tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap dan penerapan
12
Noraini Idris, Op.Cit., h. 141
9
model pembelajaran aktif dengan metode Question Student Have
sebagai alternatif penyelesaian.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis mencoba
merumuskan masalah sebagai berikut ‘‘Apakah terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menerapkan
model pembelajaran aktif dengan metode Question Student Have
dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional?’’
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran aktif
dengan metode Question Student Have dengan siswa yang menerapkan
pembelajaran konvensional.
2. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat, antara lain sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri
dalam proses belajar mengajar.
2) Melatih siswa untuk lebih berani mengungkapkan ide dan
mengajukan pertanyaan meskipun lewat selembar kertas.
10
3) Melalui penerapan model pembelajaran aktif dengan metode
Question
Student
Have
dapat
membantu
siswa
dalam
memecahkan masalah matematika.
b. Bagi Guru
1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih
metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
2) Dapat
mengetahui
metode
pembelajaran
yang
dapat
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas sehingga
permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat
dikurangi.
c. Bagi Sekolah
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi
yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian
bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.
d. Bagi Peneliti
1) Mendapat
pengalaman
langsung
melaksanakan
model
pembelajaran aktif dengan metode Question Student Have untuk
mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Tambang.
2) Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap
melaksanakan tugas di lapangan.
11
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya
dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang
berbeda.
Download