PENGARUH JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN

advertisement
PENGARUH JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN
IKAN HIAS LETTER SIX (Parachanturus hepatus)
Oleh :
Heru Salamet, Narulitta Ely dan Hariyano
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
[email protected]
Abstrak
Botana Biru (Parachanturus hepatus) atau dikenal dengan letter six adalah ikan penghuni
lingkungan laut dangkal, terumbu karang pesisir pulau di kedalaman 0-25 meter. Ini biasanya dijumpai di
rataan terumbu dan sepanjang lereng ke laut atas. Ia hidup sendirian atau bentuk agregasi besar yang
memakan bersama-sama. Adapun tujuan dilakukan perekayasaan ini adalah untuk melihat pengaruh
pertumbuhan dan survival rate dari ikan hias letter six yang diberi jenis pakan yang berbeda dengan
sasaran tersedianya paket teknologi domestikasi ikan hias laut di keramba jaring apung.
Kegiatan ini dilakukan pada bulan April-Juli 2014 pada keramba jaring apung Balai Budidaya Laut
Ambon di Teluk Ambon Dalam. Benih diberi pakan rucah dan dan pakan pellet dengan dosis 10% pada
saat pagi dan sore hari.
Hasil kegiatan selama pemeliharaan diperoleh Laju pertumbuhan panjang ikan hias laut letter six
yang diberi pakan rucah berkisar antara 0.200 – 1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.6441%.
Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter six yang diberi pakan pelet berkisar antara 0.200 –
1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.524%. sedangkan laju pertumbuhan berat, ikan hias laut
letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara 1.200 – 3.310% dengan rata-rata laju pertumbuhan
2.178%. Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter six yang diberi pakan pelet berkisar antara
1.290 – 3.000% dengan rata-rata laju pertumbuhan 2.008%.
Kata Kunci : Jenis pakan, pertumbuhan, letter six
EFFECT OF FEED ON THE GROWTH
LETTER SIX ORNAMENTAL FISH (Parachanturus hepatus)
by The:
Heru Salamet, Narulitta Ely and Hariyano
Ambon Mariculture Development Center, Email :bbl [email protected]
Abstract
Botana Blue (Parachanturus hepatus) or known by the letter is six occupants fish shallow marine
environments, coastal coral reefs of the island at a depth of 0-25 meters. It is usually found on reef flats
and slopes into the sea along the top. He lived alone or form large aggregations that eat together. The
purpose of this engineering is performed to see the effect of the growth and survival rate of fish fed the
letter six different types of feed availability targeting technology package domestication of marine
ornamental fish in floating net cages.
This activity in April-July 2014 in floating net cages Marine Aquaculture Center Ambon Ambon Bay
In. Trash and seed fed and feed pellets at a dose of 10% during the morning and afternoon.
The results obtained during maintenance activities Growth rate long letter marine ornamental fish
fed trash six ranges between 0200-1250% with an average growth rate of 0.6441%. While the growth
rate of six letters of marine ornamental fish fed pellets ranged between 0200-1250% with an average
growth rate of 0524%. while the growth rate of heavy, six letter of marine ornamental fish fed trash
ranged between 1200-3310% with an average growth rate of 2,178%. While the growth rate of six
letters of marine ornamental fish fed pellets ranged between 1290-3000% with an average growth rate
of 2,008%.
Keywords: Type of feed, growth, six letter
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikan hias yang terbesar lebih dari 1,5 milyar ekor dengan spesies
ikan hias air tawar lebih dari 400 spesies dari total 1.100 spesies di dunia, sedangkan ikan hias laut
diperkirakan 650 spesies dan sekitar 18 % dari seluruh terumbu karang di dunia berada di wilayah Indonesia.
Sementara pangsa pasar ikan hias Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,95% dari perdagangan ikan hias dunia
tertinggal dari Singapura yang telah mencapai 21,6%, walaupun demikian lebih dari 70 % ekspor ikan hias
Singapura merupakan spesies asli ikan hias Indonesia.
Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia selama tahun 2009-2012 cenderung meningkat
yakni sebesar 566 juta ekor (2009), 605 juta ekor (2010), 945 juta ekor (2011) dan 978 juta ekor (angka
sementara statistik perikanan budidaya 2012) atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 22,19 % per
tahun. Bila dibandingkan dengan target produksi nasional yang ditetapkan Ditjen Perikanan Budidaya berturutturut capain target sebesar 113,27% (tahun 2009 dari target 500 juta ekor) dan 100,84% (tahun 2010 dari
target 600 juta ekor), 135,05% (tahun 2011 dari target 700 juta ekor) dan 115,16% (tahun 2012 dari target 850
juta ekor). Perkembangan ekspor ikan hias Indonesia menurut data BPS pada bulan Januari-Desember tahun
2011, volume ekspor mencapai 1.77 juta kg atau mengalami penurunan 25,32 % dibandingkan tahun 2010
sebesar 2,37 juta kg sedangkan nilainya mencapai US$ 18,26 juta atau mengalami penurunan 7,64 %
dibandingkan tahun 2010 sebesar US$ 19,77 Juta. Potensi ekspor ikan hias Indonesia diperkirakan mencapai
US $ 60 juta sampai dengan US $ 65 juta. Angka potensi ini akan menandingi Singapura sebagai eksportir
terbesar di dunia.
Jumlah species ikan hias air tawar Indonesia sebanyak lebih dari 450 species dari total 1.100 species ikan
hias air tawar di dunia. Untuk ikan hias air laut memiliki lebih dari 700 jenis spesies yang sebagian besar hanya
terdapat di Indonesia. Potensi ini apabila di tangani secara serius antara pemerintah dan seluruh stakeholders
ikan hias Indonesia maka Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan menjadi
eksportir terbesar didunia. Pasar utama produk ikan hias Indonesia di Asia, Uni Eropa dan USA. Pangsa pasar
Indonesia 9 % dengan tingkat pertumbuhan 4,7 %, dimana 30 % ekspor ikan hias Indonesia berasal dari hasil
budidaya sedangkan 70 % berasal dari hasil tangkapan.
Botana Biru (Parachanturus hepatus) atau dikenal dengan letter six adalah ikan penghuni lingkungan
laut dangkal, terumbu karang pesisir pulau di kedalaman 0-25 meter. Ini biasanya dijumpai di rataan terumbu
dan sepanjang lereng ke laut atas. Ia hidup sendirian atau bentuk agregasi besar yang memakan bersamasama. Letter six merupakan salah satu ikan hias laut yang menarik dengan warna langit dan warna biru dan
tubuh berbentuk oval. Struktur yang disebut iridophores pada bagian luar ikan berkontribusi terhadap warna
ini. Ikan dewasa memiliki garis-garis sempit gelap biru tua pada bagian dorsal tubuh mereka. Warna ini
memanjang dari mata di ujung anterior dan terus ujung posterior. Warna ini lebih gelap dekat ujung posterior
dan hitam di dekat ekor. Sebuah patch melingkar langit warna biru terletak tepat di belakang sirip dada. The
dada dan ekor sirip yang berwarna kuning cerah. Kuning meluas dalam "V" bentuk dari sirip ekor ke titik hanya
di luar tulang ekor. Keindahan perpaduan warna yang ada padanya membuat ikan ini banyak diburu para
hobiest ikan hias sehingga terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap ikan ini. Permintaan pasar yang tinggi
dan harga yang menarik menjadikan ikan hias letter six salah satu primadona ikan hias laut. Namun
permintaan yang tinggi ini hanya bertumpu pada penangkapan dialam sehingga kedepan akan merusak
ekosistem yang ada.
Mengantispasi hal ini Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon di Tahun 2014 melakukan perekayasaan
terhadap ikan hias ini dengan tahap pertama melakukan domestikasi terhadap induk-induk ikan hias ini.
Karena telah disadari bahwa keberhasilan pembenihan ikan hias sangat dipengaruhi oleh mutu telur. Telurtelur yang bermutu baik hanya dihasilkan dari induk yang bermutu baik pula. Pakan merupakan faktor utama
dalam pematangan gonad induk. Pakan yang berkualitas dan cukup dapat menjamin perkembangan gonad
hingga gonad dapat berkembang dan matang sempurna. Hal ini ditandai dengan produksi sperma dan telur.
Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh induk untuk kegiatan
metabolisme, perkembangan tubuh dan perkembangan gonad.
Salah satu kendala yang menyebabkan gagalnya proses kematangan gonad adalah kurang tepatnya
pemberian pakan yang baik jenis, komposisi ataupun dosis yang tepat. Pada prinsipnya ikan mempunyai
kemampuan mencerna makanan serta biosyntesis senyawa-senyawa tertentu untuk pertumbuhan maupun
perkembangan gonad (Harver, 1976; Watanabe et al., 1984). Oleh karena itu tingkat perkembangan gonad
sangat dipengaruhi oleh lengkapannya kandungan nutrisi pakan. Di dalam proses reproduksi ikan, peranan
pakan merupakan faktor yang sangat penting. Dengan komposisi pakan yang baik dapat menpercepat
perkembangan gonad dan meningkatkan fekunditas ikan (Halver, 1976).
Kandungan nutrisi yang memenuhi syarat maupun komposisi kimia pakan yang memadai merupakan
factor penting untuk menghasilkan perkembangan gonad yang sempurna serta kualitas telur yang baik.
Tersedianya kandunngan protein yang cukup tinggi memungkinkan tersedianya asam amino yang mencukupi.
Menurut Elliot (1979) pertumbuhan gonad terjadi jika terdapat kelebihan energi untuk pemeliharaan
tubuh Pemberian protein yang tinggi sangat penting bagi tubuh ikan, karena protein bagi ikan merupakan
sumber energi utama dari pada karbohidrat dan lemak. Menurut Mustahal (1995), pada umumnya ikan
membutuhkan pakan berkadar protein berkisar antara 20- 60%. Pemberian pakan dapat dilkukan sampai
kenyang yaitu berkisar antara 1 – 3% dari total berat tubuh induk, dengan frekuensi pemberian pagi dan sore
hari.
Berdasarkan uraian diatas maka pada kesempatan ini dilakukan kegiatan perekayasaan ikan hias laut
letter six dengan pemberian jenis pakan berbeda yang diharapkan dapat memberikan pertumbuhan yang baik.
1.2.
Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dilakukan perekayasaan ini adalah untuk melihat pengaruh pertumbuhan dan survival
rate dari ikan hias letter six yang diberi jenis pakan yang berbeda dengan sasaran tersedianya paket teknologi
domestikasi ikan hias laut di keramba jaring apung.
II.
2.1.
MATERIAL DAN METODE
Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaknsanakan pada bulan April-Juli 2014 pada keramba jaring apung Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon di Teluk Ambon Dalam.
2.2.
Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain:
No
Alat
Spesifikasi
1.
Waring
Ukuran 2 x 2 x 2m
3.
4.
7.
8.
Tanggo
Peralatan Kerja
Timbangan
Mistar/kertas milimeter blok
Terbuat dari kayu dan jaring
Ember, gayung dan baskom
0.001 gram
-
Kegunaan
Wadah pemeliharaan ikan hias
laut letter six
Untuk mengambil sampel
Sarana pendukung
Menimbang berat ikan
Mengukur panjang ikan
b. Bahan
bahan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No
Bahan
Spesifikasi
Kegunaan
1.
Pakan Rucah
Ikan komu, momar dll
Pakan
2
Pelet
Terapung
Pakan
3
Ikan letter six (P. hepatus)
-
Pakan Rotifer
2.3.
Metode Kerja
Metode kegiatan dalam kegiatan ini meliputi:
1. Tahapan persiapan dan pemeliharaan benih yang akan dibesarkan di KJA:
a. Sediakan wadah pemeliharaan berupa waring/jaring dengan ukuran yang berbeda
b. Pasang wadah pemeliharaan pada KJA sehingga terbentuk kotak dengan bantuan pemberat
pada keempat sisi pada bagian dasar waring.
c. Siapkan cover menutup waring.
2.
Saat Pengujian :
a. Sediakan wadah pemeliharaan pengujian sebanyak 2 buah dengan ukuran 2 x2 x2 m,
b. Seleksi benih ikan dengan ukuran panjang 14 cm dengan berat 50 gram dengan kriteria sehat,
tidak cacat, pergerakan aktif dan pola warna yang merata.
c. Masukkan benih ke dalam wadah yang telah disiapkan sebanyak 30 ekor per waring.
d. Beri cover dan shelter untuk mencegah penetrasi panas langsung yang dapat membuat ikan
stress dan mati.
e. Benih diberi pakan rucah dan dan pakan pellet dengan dosis 10% pada saat pagi dan sore hari.
f. Benih dipelihara selama tiga bulan dan selama masa pemeliharaan.
3. Pengambilan data:
Data yang diambil dalam kegiatan ini berupa tingkat kelulusan hidup (SR) dan pertumbuhan dan
dilakukan pengambilan sampel sebanyak dua kali dalam sebulan.
2.4.
Metode Pengumpulan Data
Data pertumbuhan dari ikan hias ini diambil per dua minggu meliputi berat dan panjang. Data panjang
dikur dengan menggunakan mistar atau milimeterblok pada saat sampling. Ikan diambil dari dalam waring
dengan tanggo dan diletakkan pada ember atau baskom yang berisi air, kemudian ditimbang dan diukur berat
dan panjang secepatnya dan dikembalikan ke baskom/ember dan dimasukkan kedalam waring/jaring. Untuk
data kelangsungan hidup dihitung berdasarkan ikan yang hidup pada saat sampling dibagi dengan jumlah ikan
pada saat tebar dikali dengan 100%.
2.5.
Analisa Data
 Untuk mengetahui rata-rata laju pertumbuhan harian dianalisa dengan menggunakan rumus :
LPH =
Wt - W0
X 100%
Wt + W0 x h
2
Keterangan :
LPH
Wo
Wt
h
= laju pertumbuhan harian
= bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan
= bobot ikan rata-rata per hari ke-h
= lama pemeliharaan
 Untuk mengetahui kelangsungan hidup digunakan rumus :
SR 
Jumlah benih akhir
x100%
Jumlah benih awal
Untuk mendapat data yang lebih lengkap dapat juga dilihat ukuran rotifer yang dihasilkan. Data
selanjutnya dianalisa menggunakan ONE WAY ANOVA untuk melihat pengaruh kedua perlakuan menggunakan
program EXCEL.
III.
3.1.
HASIL
Pola Pertumbuhan
Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang dengan berat seperti
hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada
ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan bebeda-beda. Panjang dan berat ikan bila
diplotkan dalam suatu gambar maka akan kita dapatkan seperti bentuk Gambar 1 dan 2. Berdasarkan data
yang ada dan diplot kedalam Gambar 1 dan 2 dibawah ini, terlihat bahwa pola pertumbuhan ikan hias letter six
hampir sama dengan ikan lainnya. Pada gambar terlihat bahwa polanya mulai bergerak naik pada saat
pengukuran ke dua dan seterusnya menunjukkan pola naik untuk pertambahan panjang dan demikian halnya
untuk pertambahan berat. Umumnya pola pertumbuhan ikan adalah kurva sigmoid dimana pertumbuhannya
ikan menyerupai huruf « S », sedangkan pada kurva ini belum menyerupai huruf « S » karena waktu
pengukuran yang tidak lama namun sudah bisa memberikan gambaran pola pertumbuhan dari ikan hias laut
tersebut.
20
18
16
Panjang (cm)
14
12
10
Pakan Rucah
8
Pakan Pelet
6
4
2
0
1
2
3
4
5
6
Pengukuran KeGambar 1. Pola Pertambahan Panjang Ikan Hias Laut Letter Six
Pada gambar 1 terlihat bahwa pertambahan panjang ikan hias letter six yang diberi pakan rucah sedikit
lebih baik dari pada ikan hias letter six yang diberi pakan pelet. Kondisi ini juga terlihat pada gambar 2, dimana
ikan hias letter six yang diberi pakan rucah mempunyai pertambahan berat yang lebih baik dari ikan hias letter
six yang diberi pakan pelet.
140.000
120.000
Berat (gr)
100.000
80.000
Pakan Rucah
60.000
Pakan Pelet
40.000
20.000
0.000
1
2
3
4
5
6
Pengukuran KeGambar 2. Pola Pertambahan Berat Ikan Hias Laut Letter Six
3.2.
Survival Rate
Kelangsungan hidup ikan hias letter six selama pemeliharaan sebesar 95% untuk ikan jias laut yang
diberi pakan rucah dan 90 persen bagi ikan yang diberi paka pelet yang dihitung sejak awal pemeliharaan.
3.3.
Laju Pertumbuhan
Berdasarkan data yang diperoleh selama pemeliharaan maka laju pertumbuhan panjang ikan hias laut
letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara 0.200 – 1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.6441%.
Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter six yang diberi pakan pelet berkisar antara 0.200 – 1.250%
dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.524%. sedangkan laju pertumbuhan berat, ikan hias laut letter six yang
diberi pakan rucah berkisar antara 1.200 – 3.310% dengan rata-rata laju pertumbuhan 2.178%. Sedangkan laju
pertumbuhan ikan hias laut letter six yang diberi pakan pelet berkisar antara 1.290 – 3.000% dengan rata-rata
laju pertumbuhan 2.008%.
Analisa data dengan one way anova untuk pertambahan panjang antara perlakuan pakan rucah dan
pakan pelet tidak berpengruh signifikan (Fhit = 0.2175 < Ftabel = 4.9646). demikian juga untuk pertambahan
berat tidak memberikan pengaruh yang signifikan (Fhit = 0.1518 < Ftabel = 4.9646).
IV.
4.1.
PEMBAHASAN
Pola Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan rangkaian perubahan ukuran suatu organisme yang dapat berupa berat atau
panjang dalam satuan waktu tertentu. Dalam budidaya ikan kerapu pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah
benih unggul yang meliputi bentuk dan umur benih. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah
lokasi budidaya (faktor fisik dan kimia). Berdasarkan Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa ikan hias laut letter six
yang diberi pakan rucah lebih baik pertumbuhannya bila dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan pelet,
baik pertumbuhan panjang maupun berat ikan. Hal ini agak berbeda dengan kebiasaan dari ikan hias letter six
yang herbivora yang lebih menyukai mikroalga, tumbuhan laut lainnya dan zooplankton (Froese dan Pauly
1991). Namun saat dewasa ikan mengkonsumsi alga hanya sebagi pelengkap, tapi makanan pokoknya yang
terdiri dari makanan plankton, pakan udang beku, udang mentah cincang, flake, pelet, dan cacing beku
(http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/blue-tang-fish-ikan-letter-six-dori.html).
4.2.
Survival Rate (SR)
Survival rate/kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan masih hidup setelah
perlakuan (Zonneveld dkk., 1991). Kelangsungan hidup berfungsi untuk menghitung persentase ikan yang
hidup pada akhir kegiatan. Survival rate atau kemampuan ikan untuk dapat bertahan hidup dalam kondisi
lingkungan budidaya merupakan salah satu faktor keberhasilan usaha budididaya. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi SR suatu komoditas budidaya bisa tinggi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berasal dari keunggulan benih itu sendiri sedangkan faktor eksternal berupa kondisi lingkungan
budidaya dan penanganan saat packing dan transportasi serta penanganan pada saat akan dilakukan
penebaran.
Kelangsungan hidup ikan hias letter six selama pemeliharaan sebesar 95% untuk ikan jias laut yang
diberi pakan rucah dan 90 persen bagi ikan yang diberi paka pelet yang dihitung sejak awal pemeliharaan.
Kematian ikan terjadi diawal pemeliharaan yang merupakan tahap adaptasi dalam kegiatan domestikasi.
Hariyano, dkk., (2009; 2010) dalam kegiatan pembesaran ikan bubara (C. sexfasciatus) di keramba jarring
apung, menyatakan kematian ikan terbanyak terjadi di awal-awal pemeliharaan karena ikan mengalami luka
akibat dari transportasi ikan dari nelayan tangkap ke tempat budidaya dan memerlukan waktu satu sampai
dua bulan untuk tahap adaptasinya. Selanjutnya Pattipeilohy, dkk., (2009) menyatakan bahwa ikan-ikan hasil
tangkapan dari alam memerlukan tahap adaptasi atau domestikasi terlebih dahulu selama beberapa bulan
baru bisa makan dengan baik. Hal yang sama di sampaikan oleh Ely dkk., (2009) menyatakan bahwa benih
ikan yang diperoleh dari alam yang merupakan hasil tangkapan nelayan, biasanya mengalami luka-luka akibat
penangkapan dan penanganan yang kurang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan domestikasi sehingga
dihasilkan ikan yang sehat, mampu beradaptasi dengan lingkungan budidaya.
Berdasarkan data yang ada kelangsungan hidup ikan hias letter six yang diberi pakan rucah lebih tinggi
dari ikan hias letter six yang diberi pakan pelet. Dalam proses domestikasi ikan hanya akan makan pakan yang
ada aroma alami sesuai dengan kondisi dari alam. Hal ini dapat ditemui dari pakan rucah yang diberikan
sehingga ikan lebih menyukai pakan tersebut bila dibandingkan dengan pakan pelet yang aroma alaminya
telah berkurang. Sehingga dalam kondisi ini pakan rucah merupakan pakan yang terbaik bila dibandingkan
dengan pakan pelet. Fajar (1988) dalam Sukoso (2002) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan
dipengaruhi oleh manejemen budidaya yang baik antara lain padat tebar, kualitas pakan, kualitas air, parasit
atau penyakit.
4.3.
Laju Pertumbuhan
Kebiasaan makan ikan ("feeding habits") adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan.
Kebiasaan makan ikan diperlukan untuk mengetahui gizi alamiah ikan tersebut sehingga dapat dilihat
hubungan ekologi diantara organisme diperairan itu, misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, saingan dan rantai
makanan. Jadi makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi populasi pertumbuhan dan kondisi
ikan.
Laju pertumbuhan panjang ikan hias laut letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara 0.200 –
1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.6441%. Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter six
yang diberi pakan pelet berkisar antara 0.200 – 1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.524%. sedangkan
laju pertumbuhan berat, ikan hias laut letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara 1.200 – 3.310%
dengan rata-rata laju pertumbuhan 2.178%. Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter six yang diberi
pakan pelet berkisar antara 1.290 – 3.000% dengan rata-rata laju pertumbuhan 2.008%. Hasil ini bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ikan laut lainnya masih lebih baik. Hariyano, dkk., (2008) memperoleh
hasil laju pertumbuhan ikan bubara (C. sexfasciatus) hanya berkisar antrara 1,11 - 1,13%. Hasil yang sama juga
ditunjukkan oleh Minjoyo, dkk., (2007) yang dalam penelitiannya memperoleh laju pertumbuhan ikan Bawal
Bintang (Trachinotus blochii) berkisar antara 0,78 % – 1,40 %. Hal ini diduga disebabkan oleh padat penebaran
yang berbeda antara yang perlakuan yang dilakukan oleh Hariyano, dkk., (2008) dan Minjoyo, dkk., (2007),
dimana Hariyano, dkk., (2008) dalam perlakuannya menebar dengan kepadatan 100 ekor/m3 jaring dan
Minjoyo, dkk., (2007) kepadataannya 70 ekor/m3 jaring, sedangkan pada penelitian ini kepadatannya 30
ekor/m3 jaring. Berkaitan dengan tingkat kepadatan (Kune, 2006) menyatakan bahwa tingkat kepadatan
penebaran ikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan. Makin padat tebar yang dilakukan makin
lambat pertumbuhannya karena terjadinya persaingan ruang dan pemanfaatan pakan. Demikian halnya yang
dikemukakan Supriyatna, dkk., (2008) bahwa ikan yang dipelihara dengan kepadatan yang rendah mempunyai
pertumbuhan yang lebih baik dari pada kepadatan yang tinggi. Lebih lanjut Alit (2009) menyatakan bahwa
padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan. Kondisi tentang padat penebaran ini bila dikaji
lebih lanjut diduga disebabkan oleh adanya kompetisi antar individu untuk mendapatkan makanan dan ruang
gerak. Makin padat penebaran yang dilakukan maka kompetisi akan semakin ketat dan kondisi sebaliknya
terjadi bila padat penebaran makin kecil maka kemungkinan untuk mendapatkan makanan dan ruang gerak
makin besar.
Analisa data dengan one way anova untuk pertambahan panjang antara perlakuan pakan rucah dan
pakan pelet tidak berpengaruh signifikan (Fhit = 0.2175 < Ftabel = 4.9646). Demikian juga untuk pertambahan
berat tidak memberikan pengaruh yang signifikan (Fhit = 0.1518 < Ftabel = 4.9646).
V.
5.1.
a.
b.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kegiatan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Kelangsungan hidup ikan hias letter six selama pemeliharaan sebesar 95% untuk ikan jias laut yang
diberi pakan rucah dan 90 persen bagi ikan yang diberi paka pelet yang dihitung sejak awal
pemeliharaan
Laju pertumbuhan panjang ikan hias laut letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara 0.200 –
1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.6441%. Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut letter
six yang diberi pakan pelet berkisar antara 0.200 – 1.250% dengan rata-rata laju pertumbuhan 0.524%.
sedangkan laju pertumbuhan berat, ikan hias laut letter six yang diberi pakan rucah berkisar antara
1.200 – 3.310% dengan rata-rata laju pertumbuhan 2.178%. Sedangkan laju pertumbuhan ikan hias laut
letter six yang diberi pakan pelet berkisar antara 1.290 – 3.000% dengan rata-rata laju pertumbuhan
2.008%.
5.2.
Saran
Melihat prospek ikan hias laut ini kedepan, disarankan dilakukan kegiatan pembenihan terhadap jenis
ikan ini.
REFERENSI:
Alit, A. A., 2008. Analisis Finansial Produksi Benih Ikan Kuwe Gnathanodon speciosus Forsskal Dengan Padat
Penebaran Berbeda Dalam Hatchery Skala Rumah Tangga di Kecamatan Gerokgak Buleleng Bali. BBRPBLGondol Bali.
Elliot, J.M. 1979. Energetics of Freshwater Teleost. Page : 9-61. In P. J. Miller. Fish Physiology : Anabolic
Adaptive. Academic Press. London
Ely, N. Dan Darto, 2009. Domestikasi Calon Induk Ikan Bubara (C. Sexfasciatus) di Bak Terkontrol. Prosiding
Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Ambon.
Froese, R., D. Pauly. 1991. "Paracanthurus Hepatus" (On-line). Encyclopedia of Life. Accessed February 20,
2010 at http://www.eol.org/pages/222042
http://hoby-aquarium.blogspot.com/2012/09/blue-tang-fish-ikan-letter-six-dori.html
Hariyano. E.A. Basir, dan W. Nuraini. 2008. Makalah : Potensi Pengembangan Pembesaran Ikan Famili
Carangidae Di Keramba Jaring Apung Teluk Ambon Bagian Dalam. Departemen Kelautan Dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Budidaya Laut Ambon.
Kune, S. 2006. Pengaruh Tingkat Kepadatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Beronang Siganus Javus Dalam
Keramba Jaring Apung. J.Sains dan Teknologi Vol.6 No. I. 27-34. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pattipeilohy, I. G., Handayani S. Dan Rahmazani, 2009. Domestikasi Calon Induk Napoleon (Cheilinus undulatus)
di Bak Terkontrol. Prosiding Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Ambon.
Sukoso. 2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN. Jakarta.
The Nature Conservancy. 2010. "Blue Tang: Paracanthurus hepatus" (On-line). Accessed April 10, 2010 at
http://www.nature.org/newsfeatures/specialfeatures/animals/fish/blue-tang.xml
Download