BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana instrument derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan saran pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi (Bursa Efek Indonesia, 2015). 2.1.2. Right Issue Right issue adalah penerbitan saham baru oleh emiten dalam rangka untuk menarik dana baik dari investor lama maupun investor baru. Biasanya memerlukan persetujuan pemegang saham lama untuk melakukan right issue, dalam bentuk RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) (Husnan, 2005). Pemegang saham yang berhak membeli saham right issue adalah pemegang saham yang memiliki atau memegang saham perusahaan hingga batas akhir cum date. Pemegang saham tidak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan haknya tersebut. 6 7 Istilah yang perlu diketahui seputar rights issue: Persetujuan pemegang saham. Rights issue dilakukan atas dasar persetujuan rapat umum pemegang saham. Sesudah mendapatkan persetujuan, emiten harus menawarkan saham barunya tersebut kepada kepada pemilik saham lama terlebih dahulu, sesuai dengan proporsi kepemilikannya (preemptive rights). Tujuan Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk menghimpun dana segar yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk modal kerja. Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham, atau untuk meningkatkan jumlah saham beredar sehingga lebih likuid perdagangannya. Penjamin emisi, menjamin dana hasil rights issue diterima oleh emiten. Standby buyer, adalah investor yang siap membeli saham baru yang tidak terjual.Standby buyer bisa berasal dari pemegang saham lama ataupun investor lain. Harga. Umumnya harga rights issue lebih rendah dari harga pasar, hal ini sebagai insentif bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya, 8 harga per-saham dari total saham yang dimiliki investor, tidak menjadi serendah harga rights issue. Pemilik saham harus melakukan penyesuaian harga dengan menambahkan nilai saham lamanya dengan nilai saham baru, dan kemudian dibagi dengan total jumlah saham. Harga penyesuaian akan menunjukkan harga pasar yang terdilusi. Itulah sebabnya mengaparights issue ditawarkan kepada pemegang saham lama terlebih dahulu. Cum dan Ex-date. Rights issue akan ditawarkan kepada investor yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada waktu yang telah ditentukan. Artinya investor yang membeli saham pada waktu tersebut, berhak untuk membeli saham (cum rights). Sementara itu, investor yang memiliki saham diluar waktu tersebut, tidak akan mendapatkan hak membeli saham (ex-rights), dan hak atas rights menjadi milik penjual. Bentuk lain rights issue: Saham bonus, saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemilik saham lama. Stock Dividend. Pembagian keuntungan emiten kepada investor dalam bentuk saham. Stock split, memecah jumlah saham yang berakibat juga pada pemecahan harga per-saham. Waran: suatu hak bagi investor yang memilkinya, untuk membeli saham pada harga dan pada waktu yang telah ditentukan, umumnya 3-5 tahun ke depan. Sumber permodalan dari right issue dianggap penting oleh perusahaan karena lebih efisien dan ekonomis jika dibandingkan melalui lembaga 9 keuangan. Umumnya alasan perusahaan melakukan right issue adalah sebagai sumber modal kerja, ekspansi usaha, dan pembayaran hutang. Ada cara menerbitkan right issue. Ini merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di BEI. Hal ini dikarenakan right issue memiliki beberapa kelebihan. Menurut Husnan (2005) kelebihan right issue adalah: 1. Biaya lebih murah dibandingkan penawaran umum karena perusahaan tidak diharuskan menggunakan penjamin (underwriter) yang akan menjamin bahwa saham yang ditawarkan akan laku semua. Pemanfaatan jasa underwriter ini menyebabkan perusahaan harus menjawab sebuah fee. 2. Pemegang saham lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan sahamnya. 3. Pemegang saham lama diprioritaskan dalam pembelian saham baru. 4. Saham biasa menjadi lebih likuid karena jumlahnya menjadi jauh lebih besar dan bisa meningkatkan frekuensi perdagangan. 2.1.3. Kinerja Saham Kinerja saham merupakan salah satu bagian dari penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan nilai pasar saham yang beredar di pasar modal (Sulistyanto, 2003). Sementara itu Fabozzy Frank J (2002) menyatakan bahwa kinerja saham dapat diukur menggunakan tingkat pengembalian (return) saham. Hartono (2008) menyatakan bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari investasi saham. Return 10 saham terdiri atas return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dasar penetuan return ekspektasi. Sementara itu return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang atau sifatnya belum terjadi. Jogiyanto (2009) menjelaskan bahwa konsep return realisasi saham adalah total return yang terdiri dari capital gain (loss) perbandingan selisih saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya dan yield persentase penerimaan kas periodik terhadap harga saham periode sebelumnya. 2.1.4. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi perusahaan yang sesungguhnya melalui analisis data-data dalam laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan di sini akan di lihat dari Price to Book Value dan Return of Investment PBV menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa Semakin tinggi rasio PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. PBV merupakan rasio yang menggambarkan seberapa kali pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Teguh Hidayat (2011) menyatakan bahwa untuk mengetahui normal tidaknya nilai PBV, overvalue, dan undervalue maka perlu diketahui bencmark industri sebagai bahan perbandingan. Dengan 11 mengetahui PBV suatu perusahaan investor dapat memahami mahal tidaknya harga saham suatu perusahaan. Nilai buku perusahaan dapat dinilai dengan membandingkan antara ekuitas dengan rata-rata saham perusahaan. Sementara untuk menilai PBV dengan membandingkan harga saham dengan nilai bukunya. Price to Book Value: ROI merupakan rasio untuk mengukur kekuatan penghasilan terhadap aset. Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran keefektivan manajemen. Bagi para investor ROI merupakan rasio penting dalam menilai perusahaan sebagai indikator kinerja keuangan khususnya profitabilitas dan pembagian (2008) menyatakan bahwa Return On dividen. Bambang Riyanto Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Sofyan Safri (2009) mengemukakan bahwa Return On Investment adalah suatu rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik. ROI merupakan indikator yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena sifatnya yang menyeluruh. Komponen dari ROI adalah Earning After Tax (EAT) atau laba bersih dan total investasi. Semakin besar nilai ROI maka 12 kinerja perusahaan boleh dikatakan relatif baik karena mampu menunjukkan perolehan investasi yang tinggi. Return of Investment: 2.1.5. Investasi Menurut James C Van Horn (2012), investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan ialah dengan memanfaatkan kas pada sekarang ini, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil barang di masa yang akan datang. Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung resiko ketidak pastian, untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan dari investasi atau gain. Secara umum Investasi dapat dikategorikan dalam dua grup besar, • Real Investment, investasi dalam bentuk nyata seperti investasi dalam bentuk properti, investasi komersial, dan lainnya. • Financial Investment, investasi terhadap produk-produk keuangan seperti investasi dalam bentuk tetap antara lain, deposito dan obligasi ataupun dalam bentuk yang tidak tetap seperti investasi saham atau 13 sejenisnya. Ketertarikan orang dalam berinvestasi tergantung dari dana dan skill yang dimiliki, dalam kesempatan ini kita memfokuskan pada investasi secara tidak langsung atau Financial Investment. Investor Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau panjang Pemegang Saham Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki perusahaan. Para satu atau lebih pemegang saham adalah saham pada pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap asetperusahaan pada 14 saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham biasanya tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut), meskipun sebuah saham dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang perusahaan akan direstrukturisasi. 2.1.6. Corporate Action Corporate Action merupakan aktivitas emiten yang significant dan mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar ataupun harga yang bergerak dipasar. Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum baik RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) ataupun RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa), hal ini penting karena kebijakan yang akan diambil disamping akan mempengaruhi jumlah dan harga yang ada dipasar juga akan mempengaruhi para pemegang sahamnya, sehingga persetujuan pemegang saham adalah mutlak untuk efektifnya suatu action. 2.1.7. Firm size Firm size menggambarkan besar kecilnya sebuah perusahaan yang dapat ditunjukan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata rata total 15 penjualan dan rata rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. 2.1.8. Market to Book Rasio yang digunakan untuk mencari nilai perusahaan dengan membandingkan nilai buku perusahaan dengan nilai pasar. Nilai buku dapat dihitung dengan melihat biaya historis perusahaan atau nilai akuntansi. Nilai pasar dapat ditentukan di pasar saham melalui kapitalisasi pasarnya. Rasio Market to Book digunakan untuk mengidentifikasikan apakah terlalu bawah atau terlalu tinggi sekuritas dengan nilai buku dibagi nilai pasar. Pada dasarnya, jika rasio diatas 1 maka saham dibawah perkiraan, sebaliknya jika kurang dari 1 maka saham diatas perkiraan. 2.1.9 Total debt to Total assets Total debt to Total assets adalah rasio utang yang mendefinisikan jumlah total utang relative terhadap aset. Hal ini memungkinkan perbandingan utang yang akan dibuat di perusahaan yang berbeda. Semakin tinggi rasio, semakin tinggi tingkat utang, dan akibatnya risiko keuangan. Ini merupakan rasio luas yang mencakup jangka panjang dan utang jangka pendek. Total debt to Total assetss = (Short Term debt + Long Term debt)/Total assets. 16 2.2. Penelitian terdahulu 1. Deny Dwi Hartomo, (2014) Pada penelitian ini menguji efek dari penerbitan right issue terhadap abnormal return perusahaan dengan menggunakan event study. Ditemukan bahwa reaksi investor terhadap right issue yang komposisinya lebih banyak untuk investasi memiliki reaksi positif, dan right issue yang komposisinya lebih banyak untuk utang mengalami reaksi negatif. 2. Safitri, A. (2000) Penelitian ini menguji bagaimana reaksi investor terhadap pengumuman right issue di pasar modal Jakarta. Data yang diambil dari tahun 1993-1997 dengan 21 event dalam pasar. Hal ini menunjukan reaksi positif terhadap penerbitan right issue. 3. Eckbo, B.E. dan R.W. Masullis (1992) Penelitian ini menguji tentang bagaimana pemegang saham dan investor memilih saham dengan mempertimbangkan hak yang tidak diasuransikan, hak dengan underwriting siaga, komitmnen penjaminan oleh perusahaan, karakteristik pemegang saham, dan biaya flotasi langsung. 2.3. Kerangka Penelitian Penerbitan right issue yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk menambah modal perusahaan. Dalam right issue dijelaskan akan digunakan untuk apa saja tambahan modal yang di dapat. Modal yang di 17 dapat perusahaan akan digunakan sebagai investasi maupun pembayaran utang. Pembagian komposisi modal akan menjadi pertimbangan bagi para investor untuk membeli right issue. Untuk sebagian investor modal yang lebih banyak digunakan untuk pembayaran utang tidak menarik, mereka lebih tertarik pada right issue yang komposisinya lebih banyak untuk investasi. Karena hal ini saya ingin meneliti bagaimana efek penerbitan right issue terhadap kinerja keuangan dengan proxy Price to Book Value dan kinerja saham dengan proxy Return saham, di kontrol oleh variabel firm size, market to book, total debt to total assetss. Analisis Perbandingan Analisis Pengaruh Kinerja Sebelum PBV, ROI (Kinerja Keuangan) Return Saham (Kinerja Saham) Kinerja Sesudah PBV, ROI (Kinerja Keuangan) Return Saham (Kinerja Saham) Right Issue Kinerja Penggunaan dana ROI PBV Investasi/Utang 18 2.4. Pengembangan Hipotesis Dalam terjadinya corporate action, perusahaan menharapkan terjadinya perubahan yang positif. Tapi tidak serta merta semua corporate action menimbulkan perubahan dalam sebuah perusahaan baik positif maupun negatif, bahkan bisa saja tidak terjadi perubahan yang berarti bagi perusahaan yang melakukan corporate action. Berbagai penelitian mengenai right issue telah banyak dilakukan. Dharsan D. Palkar (2010) menyatakan bahwa perusahaan dengan nilai likuiditas tinggi akan cepat menyelesaikan proses penawaran right issue di pasar modal. PJM Cotterel (2011) melakukan penelitian right issue pada 31 perusahaan di Afrika Selatan. Dengan ukuran kinerja saham perusahaan, ia menemukan bahwa pasar memberikan respon negatif sesudah perusahaan melakukan right issue. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pooja Miglani (2011) dengan sample India, dia menemukan bahwa pasar memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan right issue. Di Indonesia, penelitian mengenai right issue dilakukan oleh Puji Harto (2001) menganalisis kinerja perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan right issue. Ia menemukan bahwa perusahaan yang melakukan right issue memiliki kinerja keuangan yang lebih rendah dibanding perusahaan yang tidak melakukan right issue, kecuali pada rasio likuiditas. H1: Terdapat perbedaan pada kinerja keuangan dan saham sebelum dan sesudah penerbitan right issue 19 Kinerja keuangan yang akan saya teliti disini menggunakan proxy Price to Book Value (PBV) dan Return of Investment (ROI). PBV menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi ratio PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa mendatang (Prabandari, 2010). Pooja Miglani (2011) mengungkapkan bahwa nilai PBV perusahaan setelah pelaksanaan right issue akan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan respon pasar yang positif dan menilai perolehan dana melalui right issue akan digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas yang berdampak pada kenaikan perolehan dividen para investor. Sementara itu Sukwandi (2006) menyatakan bahwa sumber pendanaan right issue yang digunakan untuk kegiatan investasi akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kenaikan profitabilitas tersebut akan menaikkan minat investor dalam berinvestasi, karena tingkat kembalian yang diharapkan relatif tinggi. ROI merupakan perbandingan antara penghasilan perusahaan terhadap ekuitas yang dimiliki. Rasio tersebut juga menjadi indikasi keefektivan operasi bisnis dan kinerja manajemen perusahaan (Sunarjanto, 2007). Pooja Miglani (2011) menyatakan bahwa ROI perusahaan setelah pelaksanaan right issue mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan perolehan dana tersebut dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya. Kenaikan ROI berbanding lurus dengan PBV perusahaan. Investor bereaksi positif atas pelaksanaan right issue perusahaan yang mengutamakan 20 pendanaannya untuk ekspansi usaha yang tentunya menjanjikan return bagi investor itu sendiri. Darsana D. Palkar (2010) mengungkapkan bahwa perusahaan yang memanfaatkan perolehan dana right issue untuk ekspansi usaha akan menarik investor berinvestasi dalam perusahaan. Prabandari (2010) menyatakan menginvestasikan bahwa perolehan perusahaan dana melalui memiliki right issue peluang sehingga profitabilitasnya meningkat. H2: a) Terdapat peningkatan pada kinerja keuangan sesudah penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan untuk investasi. Sedangkan kinerja saham akan di lihat melalui return saham. Return saham adalah tingkat keuntungan yang ditawarkan oleh suatu saham dalam periode tertentu, umumnya dalam satu tahun melalui investasi. Pooja Miglani (2011) mengungkapkan bahwa return saham setelah pelaksanaan right issue mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pasar bereaksi positif terhadap pelaksanaan right issue. Investor menilai prospek perusahaan ke depannya lebih menjanjikan karena menggunakan pendanaan right issue untuk ekspansi usaha. Selain itu kenaikan return saham tercermin melalui pembagian dividen oleh perusahaan yang memperoleh laba investasi atas dana right issue. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa Semakin tinggi rasio PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. Kurniawan (2006) menyatakan bahwa kenaikan 21 profitabilitas perusahaan sesudah melaksanakan right issue berdampak pada kenaikan return saham melalui kenaikan harga saham maupun pembagian dividen. Dengan demikian diharapkan sesudah pelaksanaan right issue return saham mengalami kenaikan signifikan. H2: b) Terdapat peningkatan pada kinerja saham sesudah penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan untuk investasi Menurut Asquith dan Mullins (1986), right issue yang digunakan untuk membayar hutang merupakan sesuatu yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang menggunakan dana right issue untuk membayar hutang, berarti tidak menangkap adanya suatu investasi yang bisnis menguntungkan perusahaan. Masulis dan Korwar (1986) memperlihatkan adanya hubungan negatif antara abnormal return pada hari pengumuman dan perubahan hutang yang berkaitan dengan penerbitan saham tersebut. Semakin besar penurunan hutang maka semakin negatif abnormal return. Penerbitan ekuitas baru yang digunakan untuk membayar hutang akan menurunkan ratio leverage perusahaan, sehingga resiko hutang menjadi mengecil. Konsekuensinya, nilai pasar hutang meningkat. Dengan kata lain pemilik hutang akan mendapatkan keuntungan dan disisi lain merupakan kerugian bagi pemegang saham. 22 H3: a) Terdapat penurunan pada kinerja keuangan sesudah penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan untuk utang. b) Terdapat penurunan pada kinerja saham sesudah penerbitan right issue jika sebagian besar dana digunakan untuk utang. Dalam hal ini peneliti ingin membandingkan antara perusahaan yang menerbitkan right issue dengan penggunaan dana untuk investasi dengan perusahaan yang penggunaan dana right issue nya untuk membayar utang. Terdapat perbedaan dimana perusahaan yang menggunakan dana right issue nya untuk investasi akan memiliki kinerja keuangan dan saham yang lebih baik. H4: a.) Perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk investasi lebih baik kinerja keuangannya dibanding perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk membayar utang. b.) Perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk investasi lebih baik kinerja sahamnya dibanding perusahaan yang mengeluarkan right issue untuk membayar utang. Peneliti ingin melihat kinerja keuangan perusahaan secara khusus saat penerbitan right issue. Dalam hal ini peneliti akan melihat prospktus right issue dan melihat right issue yang komposisi penggunaan dananya 23 lebih besar untuk investasi. Kinerja dalam hal ini akan dilihat dari return of investment (ROI) dan Price to Book Value (PBV). Menurut Sufyan Safri (2009) mengemukakan bahwa Return of Investment adalah suatu rasio yang menunjukan besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik. ROI merupakan indicator yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena sifatnya yang menyeluruh. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa semakin semakin tinggi rasio PBV semakin tinggi pula kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. PBV menggambarkan seberapa kali pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Prabandari, 2010). H5: Penggunaan dana dalam right issue lebih banyak digunakan untuk investasi maka akan berpengaruh positif terhadap kinerja.