BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik “Bayudi Watu dan Rekan” merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan ini terletak di Jl. Dr Wahidin no 85 Semarang. KAP Bayudi Watu yang berada di Semarang ini merupakan anak cabang dari KAP Bayudi Watu Jakarta yang beralamat di Jl. Sangihe no 10 Jakarta Pusat. Kantor pusat yang berada di Jakarta ini berdiri tanggal 7 Februari 1978 berdasarkan surat ijin dari Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara no SI 00305/413/1978 yang kemudian mengalami beberapa kali perubahan. Surat ijin yang terbaru adalah no 98.2.0008 tanggal 18 Agustus 2008. Nama dari KAP Bayudi Watu dan Rekan ini sendiri diambil dari nama pendiri sekaligus pimpinan dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta, yakni Drs. Bayudi Watu, Akt. Beliau adalah lulusan dari Universitas Indonesia, Jakarta dan berpengalaman selama lebih dari 30 tahun baik sebagai pengajar, akuntan, auditor, maupun sebagai penasihat di beberapa organisasi profesional dan sosial. KAP Bayudi Watu dan Rekan yang berada di Semarang dipimpin oleh Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA. KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari seorang pimpinan pusat yang membawahi dua orang pimpinan cabang yang bertanggung jawab langsung pada pimpinan pusat. Pimpinan cabang Semarang membawahi seorang supervisor dan seorang administrator kantor dan umum. Mereka bertanggung jawab langsung pada pimpinan cabang. Supervisor yang ada di kantor cabang Semarang membawahi auditor senior dan auditor yunior. Sedangkan administrasi kantor dan umum membawahi seorang seksi umum yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan cabang. Pada bagian ini dia juga mengurusi tentang keluar atau masuknya uang serta perhitungan gaji tiap bulannya. Saat ini KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki 10 orang staf auditor kantor cabang Semarang. Selain itu, KAP Bayudi Watu dan Rekan juga sudah memiliki 10 lebih dari 150 klien, baik dari perusahaan pemerintah, swasta , bank maupun organisasi profesional dan sosial. Pada kesempatan kali ini, penulis melakukan penelitian terhadap audit pendapatan jasa dan penerimaan kas pada Yayasan XYZ (nama yayasan merupakan nama fiktif). KAP Bayudi Watu telah diberi kepercayaan untuk mengaudit laporan keuangan yayasan ini selama hampir tiga tahun. Struktur Organisasi Perusahaan Managing Partner Partner Partner Supervisor Supervisor Auditor Auditor Tugas, Fungsi, dan tanggung jawab Managing Partner: memonitor kinerja KAP 1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas KAP. 2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi. 3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi. 4. Mempersiapkan kontrak kerjasama audit. 11 Supervisor 1. Merencanakan dan menyusun program audit. 2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor. 3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor. 4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan audit dan alternatif prosedur. 5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager. 6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit. 7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan permasalahan yang ditemukan. Auditor 1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit. 2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai dengan program audit dan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan. 3. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager serta Mengusulkan koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit. 12 Proses Audit Selama periode magang, pemagang diberi kesempatan untuk bergabung ke dalam tim audit dalam setiap penugasan. Akan tetapi dalam laporan ini, pemagang akan fokus terhadap proses audit untuk sebuah yayasan bernama Yayasan XYZ.. Tahap awal dalam proses audit ini adalah mempersiapkan rancangan program audit yang nantinya akan dijalankan pada saat tim audit melakukan penugasan. Pada tahapan ini, pemagang diberi pengetahuan dasar mengenai perusahaan klien terkait dengan jenis usaha dan lingkup audit yang akan dikerjakan nantinya. Dalam proses audit terhadap Yayasan XYZ, tim audit akan melakukan pengujian substantif atas transaksi dan pengujian rinci saldo. Setelah kami dibekali dengan informasi awal dan jenis pengujian, selanjutnya pemagang diberi penjelasan mengenai Kertas Kerja Pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan KKP. Melalui KKP inilah semua prosedur audit nantinya akan dilaksanakan, karena di dalam KKP itu sendiri sudah terdapat acuan dan prosedur audit wajib yang nantinya akan dilengkapi satu persatu. KKP ini bertujuan untuk memudahkan auditor dalam melakukan audit secara teratur dan sistematis. Sedangkan laporan dari hasil KKP tersebut akan digunakan untuk membuat Laporan Audit Independen sebagai hasil akhir proses audit. Dalam pelaksanaan audit pada Yayasan XYZ ini, ada empat tahapan utama yang dikerjakan yaitu: 1. Perencanaan 1.1. Pemahaman pengendalian internal 1.2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan 1.3. Menentukan luas pengendalian 1.4. Merancang pengujian pengendalian atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi : Prosedur audit, Ukuran sampel, Item yang dipilih, dan Penetapan waktu 2. Pengujian Analitis Analisis Laporan Keuangan 13 3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci atas Saldo 3.1. Audit Pendapatan 3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan 3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa 3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas 3.1.4. Membuat KKP Pendapatan 3.2. Audit Penerimaan Kas 3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname 3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname 3.2.3. Mengolah Data Cash Opname 3.2.4. Membuat KKP Kas 4. Penyelesaian Audit 1. Tahap Perencanan 1.1. Pemahaman Pengendalian Internal Tahapan pertama dalam penugasan audit ini meliputi pengenalan awal terhadap Yayasan XYZ. Pada tahap ini auditor dibekali dengan informasi terkait jenis usaha, sistem pencatatan aktiva, pendapatan dan beban operasional klien. Pendapatan Yayasan XYZ ini diperoleh dari berbagai macam kegiatan. Namun, hasil uang sekolah merupakan sumber utama pendapatan yayasan ini. Hampir 60% dari pendapatan Yayasan XYZ pada tahun 2012 berasal dari hasil uang sekolah. Sisanya sebesar 40%, terbagi dalam denda buku, iuran pembelian komputer, hasil uang sumbangan, iuran retret, iuran kesehatan, hasil uang seragam, dan penjualan formulir PMB (Penerimaan Murid Baru). Pada Yayasan XYZ, semua aktivitas akuntansi dicatat secara rapi sesuai dengan akun terkait. Pendapatan XYZ ini semuanya diterima secara tunai. Sebagai contoh, untuk uang sekolah, para murid melakukan pembayaran setiap bulan. 14 1.2. Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern klien. Pada saat proses audit Yayasan XYZ, tim audit telah menentukan penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi dalam tahap perencanaan audit ini. Penilaian tingkat risiko pengendalian aktual untuk setiap asersi ditentukan berdasarkan bukti yang diperoleh dari studi. 1.3. Menentukan Luas Pengendalian Luas pengujian pengendalian Yayasan XYZ telah ditentukan oleh koordinator tim audit. Karena Yayasan XYZ pada tahun sebelumnya juga telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu dan Rekan maka pada saat penentuan luas pengujian, koordinator tim audit memaparkan kendala dan beberapa temuan audit di periode sebelumnya kepada tim audit sebagai salah satu bahan pertimbangan. 1.4. Merancang Pengujian Pengendalian atas Transaksi untuk Memenuhi Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi: Prosedur Audit, Ukuran Sampel, Item yang Dipilih, dan Penetapan Waktu Pada proses ini, tim audit akan membuat program audit yang berisi prosedur audit. Setiap prosedur yang akan dikerjakan selama proses audit akan disusun sistematis dengan mempertimbangkan lokasi dan waktu pengerjaan, selain itu karena audit akan dikerjakan dalam sebuah tim audit 15 maka pada rancangan ini ditentukan juga pembagian tugas untuk setiap auditor. 2. Pengujian Analitis Analisis Laporan Keuangan Pada tahap Analisa Laporan Keuangan, tim auditor terlebih dahulu mengumpulkan data historis Yayasan XYZ yang terdiri dari laporan keuangan tahun lalu dan hasil pemeriksaan audit periode sebelumnya. Prosedur audit yang dilakukan untuk memperoleh informasi laporan keuangan Yayasan XYZ melalui proses komparasi atau membandingkan laporan keuangan saat ini dengan periode sebelumnya. Pada tahap ini, penulis membandingkan seluruh akun-akun yang tertera pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca. Cara membandingkannya yaitu dengan melihat angkaangka pada tahun 2012 dan 2011. Jika terdapat fluktuasi yang dirasa tidak wajar, maka penulis selaku auditor yunior akan mencatat dan menyampaikan ketidakwajaran tersebut pada auditor senior. 3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci Atas Saldo 3.1. Audit Pendapatan Dalam proses pelaksanaan Audit Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas pada Yayasan XYZ, langkah pertama yang dilakukan yaitu meminta bukti pendukung untuk pelaksanaan audit. Dalam hal ini, auditor meminta bukti kas masuk kepada klien seperti hasil uang sekolah, iuran, sumbangan, dan denda terkait dengan penerimaan kas yayasan. Selain bukti kas masuk, auditor juga meminta bukti yang terkait dengan pengeluaran kas seperti bukti beban usaha. Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke dalam buku besar. Dalam pemeriksaan ini, auditor memeriksa apakah jenis 16 pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan dalam setiap akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan tidak ada pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang di akun pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling ke bukti pendukung tersebut. Proses yang selanjutnya adalah melakukan pengujian substantif dan rinci saldo terhadap Yayasan XYZ. Prosedur pengujian substantif ini dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan dan keakuratan data-data yang diberikan oleh pihak klien terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo. 3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke dalam buku besar. Sebagai contoh, ketika melakukan vouching pendapatan dari hasil sekolah, auditor memeriksa catatan pembayaran uang sekolah dan buku besar hasil uang sekolah. Dalam pemeriksaan ini, auditor memeriksa apakah jenis pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan dalam setiap akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan tidak ada pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang di akun pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling ke bukti pendukung tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam melakukan vouching catatan pendapatan yaitu random sampling. Cara pengambilan sampel yaitu auditor mengambil transaksi secara acak dari tiap bulan pendapatan hasil uang sekolah. Teknik yang sama berlaku pula untuk memvouching pos pendapatan yang lainnya seperti : hasil uang sumbangan, iuran retret, iuran pembelian komputer, dan pos pendapatan yang lainnya. 17 3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa Tujuan dari pengujian pisah batas ini adalah untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa pendapatan telah dicatat pada periode akuntansi dimana transaksi tersebut terjadi. Cara melakukan pisah batas pendapatan yaitu dengan memilih sampel transaksi penerimaan kas beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun. Pemilihan sampel transaksi penerimaan kas untuk akhir tahun yaitu diambil dari transaksi yang terjadi pada tanggal 31 Desember. Pemilihan sampel pada tanggal tersebut dilakukan secara acak. Untuk pemilihan sampel penerimaan kas awal tahun dipilih transaksi yang terjadi pada tanggal 31 Januari. Sampel untuk penerimaan kas awal tahun juga dipilih secara acak 3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas Sama halnya dengan pisah batas pada pendapatan, pisah batas penerimaan kas dilakukan juga untuk mengamati bahwa seluruh penerimaan kas dan bank periode itu telah dicatat pada periode yang sama dan tidak ada penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas pada periode itu. Pisah batas penerimaan kas dilakukan dengan mereview dokumendokumen pendukung seperti slip setoran, bukti penerimaan kas mencakup beberapa hari menjelang dan sesudah akhir tahun. Prosedur untuk melakukan pisah batas penerimaan kas sama dengan prosedur yang dilakukan ketika auditor melakukan pisah batas pendapan jasa. 3.1.4. Membuat KKP Pendapatan KKP Pendapatan akan memberikan informasi tentang pendapatan Yayasan XYZ secara menyeluruh selama satu periode. KKP Pendapatan terdiri dari Leadsheet, Pisah Batas, dan Keberadaan Pendapatan. Berikut adalah komponen-komponen KKP Pendapatan : i. Leadsheet 18 Leadsheet berisi informasi tentang : semua akun pos-pos pendapatan Yayasan XYZ dengan jumlahnya selama satu periode. Leadsheet ini juga merinci jumlah pendapatan tiap pos per bulan. Pos-pos pendapatan yang tercantum dalam leadsheet antara lain: Hasil Uang Sekolah, Iuran, Sumbangan, dan Denda. Dalam pembuatan leadsheet ini, auditor diminta untuk membandingkan ikhtisar pendapatan dengan saldo buku besar. Hasilnya ketika auditor membandingkan ikhtisar pendapatan dan dengan saldo buku besar yaitu tidak ditemukan penyimpangan Kemudian auditor juga diwajibkan untuk menelusur sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan. Auditor juga memeriksa ke bukti pendukung yaitu berupa bukti penerimaan kas ii. Pisah Batas Pisah batas menunjukkan pemisahan transaksi Yayasan XYZ dari tahun berakhirnya audit dengan transaksi setelah awal periode. Untuk membuktikan ketepatan pisah batas transaksi penerimaan kas, auditor melakukan observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terahir tahun yang diaudit untuk membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukan kedalam kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas tahun yang diaudit. Prosedurnya adalah sebagai berikut : Tentukan sampel beberapa transaksi pendapatan terakhir dari jurnal pendapatan pertama tahun berikutnya Telusuri masing-masing ke dokumen pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer) , periksa tanggal pembayaran aktual serta akurasi pencatatan. iii. Keberadaan Pendapatan Tujuan adanya Keberadaan Pendapatan yaitu untuk memastikan transaksi kas yang dicatat menggambarkan kas yang diterima selama periode. Prosedur : 19 Telusuri sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan. Telusuri sampel dokumen pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), ke bukti penerimaan dan cocokkan kuantitas yang tercantum. Telaah pendapatan untuk jumlah yang besar dan jarang terjadi Periksa transaksi yang tercatat dalam akun pendapatan dengan memeriksa akurasi dari pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer) Tentukan apakah termin pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), telah diterapkan secara tepat dalam hal pengakuan pendapatan. Periksa apakah nominal yang tercantum dalam bukti sesuai dengan pendapatan yang diterima. 3.2. Audit Penerimaan Kas Dalam pengujian saldo kas akhir tahun, auditor harus memiliki bukti memadai untuk mengevaluasi apakah kas yang dinyatakan dalam neraca diungkapkan dan dinyatakan dengan wajar sesuai tujuan audit terkait saldo yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, pisah batas dan kecocokan perincian. Saldo kas Yayasan XYZ dibagi menjadi kas umum dan kas di bank. Kas umum sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kas yayasan dan kas sekolah. Untuk kas di bank, auditor melakukan audit dengan cara rekonsiliasi bank. Oleh sebab itu, auditor meminta bukti kas di bank berupa rekening koran. Nantinya auditor akan melakukan crosscheck, atas saldo kas di bank yang tertera di neraca dengan saldo rekening koran. Sedangkan untuk audit kas umum, auditor juga harus mengumpulkan bukti-bukti penerimaan kas. Selain itu, auditor akan melakukan cash opname. Ada beberapa langkah untuk melakukan cash opname. 20 3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname Hal yang krusial adalah ketika tim audit dilibatkan secara langsung dalam perhitungan fisik kas klien. Sebagai langkah pertama, tim audit akan meminta data pada bagian akuntansi mengenai arus kas keluar-masuk pada Yayasan XYZ ini. 3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname Pada saat cash opname, tim audit bersama dengan bagian akuntansi Yayasan XYZ melakukan perhitungan pada kas. Seperti penjelasan penulis di atas, bahwa Yayasan XYZ ini sekaligus sebagai sebuah sekolah maka pencatatan kas pun dibedakan menjadi Kas Yayasan dan Kas Sekolah. Perhitungan dilakukan dengan menghitung kas yang dibawa oleh pihak bendahara. Penghitungan dirinci dan dikelompokkan menjadi perhitungan uang kertas dan uang logam. Uang yang ada dihitung berdasarkan pecahan uang tersebut. Auditor akan mencatat ada berapa lembar uang pecahan seratus ribu, lima puluh ribu hingga pecahan seribu rupiah. Untuk uang logam auditor mencatat kepingan dari pecahan seribu rupiah, lima ratus, dua ratus dan seratus rupiah. Perhitungan ini akan dicatat dalam formulir perhitungan cash opname yang telah disediakan oleh tim audit. Pada saat melakukan perhitungan Kas Yayasan, tim audit tidak menemukan selisih antara jumlah yang dicatat pada buku besar dengan jumlah uang sebenarnya. Tapi pada saat melakukan perhitungan terhadap Kas Sekolah, tim audit menemukan jumlah selisih yang signifikan antara saldo buku besar dan jumlah uang yang sebenarnya. Setelah ditelusuri, tim audit mengetahui bahwa penyebab selisih tersebut adalah adanya bon gantung. Yang dimaksud bon gantung adalah jumlah uang yang diajukan kepada pihak bendahara sekolah untuk menyelenggarakan sebuah acara. Sampai pada saat tim audit melakukan penghitungan kas, bon tersebut masih belum dapat dipertanggungjawabkan sehingga belum tercatat pada buku besar. 21 Data yang didapat setelah cash opname Yayasan XYZ ini kemudian digunakan sebagai masukan untuk pembuatan KKP Kas. 3.2.3. Mengolah Data Cash Opname Proses cash opname Yayasan XYZ dilakukan pada bulan Maret 2013, yang artinya telah melawati periode pelaporan keuangan Yayasan tanggal 31 Desember 2012 maka tim audit melakukan analisa tarik mundur saldo kas. Perhitungannya sebagai berikut, saldo kas Maret 2013 (saat cash opname) ditambah dengan bon gantung dikurangi dengan mutasi penerimaan kas dari 1 Januari 2012 sampai tanggal cash opname ditambah dengan mutasi pengeluaran kas dari 1 Januari 2012 sampai tanggal cash opname maka hasilnya akan sama dengan saldo kas pada jurnal 31 Desember 2012. 3.2.4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan Kas Sebelum mengerjakan KKP Kas, auditor terlebih dulu melakukan pengecekan terhadap pencatatan mengenai akun kas yang tercatat di buku besar. Selain itu, auditor juga melakukan penjumlahan untuk mengecek kebenaran jumlah nominal yang dicantum. Auditor juga melakukan vouching terhadap bukti fisik dalam hal ini nota-nota kas masuk dan kas keluar dengan buku besar yang telah dibuat oleh akuntan Yayasan XYZ. KKP Kas ini berisi leadsheet dan cut off. Berikut adalah rincian dari KKP Kas Yayasan XYZ : i. Leadsheet Seperti pada KKP yang lain, leadsheet berisi mengenai rangkuman informasi kas yayasan dan kas sekolah. Prosedur : - Crosscheck saldo klien dengan buku besar - Lakukan cash opname dan tarik mundur kas opname - Lakukan cut off penerimaan dan pengeluaran awal dan akhir - Periksa ke bukti pendukung 22 ii. Cut off Pada lembar cut off ini, auditor hanya perlu memeriksa bukti transaksi dan buku besar saja. Aktivitas penerimaan dan pengeluaran baik kas yayasan maupun kas sekolah hanya perlu diambil sampel berdasar tangal sebelum dan sesudah akhir tahun. 4. Penyelesaian Audit Setelah semua KKP di atas selesai diisi, maka langkah selanjutnya adalah tahap penyelesaian audit. Tujuan pemeriksaan terhadap pendapatan dan piutang adalah memberi keyakinan bahwa akun tersebut yang disajikan dalam laporan keuangan Yayasan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Keyakinan ini akan diperoleh ketika semua prosedur yang dibutuhkan telah dikerjakan dengan baik. Melalui program audit, auditor akan melakukan beberapa prosedur untuk mencari kebenaran terkait pendapatan dan pitang. Jika selama proses berjalan auditor menemukan kesalahan perhitungan, maupun kesalahan pengklasifikasian transaksi akuntansi terkait persediaan maka temuan tersebut akan dicatat. Dalam tahap penyelesaian audit ini auditor akan memberikan perhatian khusus terhadap beberapa temuan yang material dalam laporan persediaan klien. Setiap temuan yang ada akan dikonfirmasi kepada pihak klien untuk memperoleh penjelasan, apabila ternyata ditemukan kesalahan maka auditor akan merekomendasikan jurnal koreksi sedangkan jika ternyata yang ditemukan adalah fraud atau kecurangan, auditor akan menyampaikan temuan ini kedalam Laporan Auditor Independen (LAI). 23