Prosedur Audit Siklus Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas pada

advertisement
BAB IV
HASIL KEGIATAN MAGANG
Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang
Kantor Akuntan Publik “Bayudi Watu dan Rekan” merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan ini
terletak di Jl. Dr Wahidin no 85 Semarang. KAP Bayudi Watu yang berada di
Semarang ini merupakan anak cabang dari KAP Bayudi Watu Jakarta yang beralamat
di Jl. Sangihe no 10 Jakarta Pusat. Kantor pusat yang berada di Jakarta ini berdiri
tanggal 7 Februari 1978 berdasarkan surat ijin dari Direktorat Jendral Pengawasan
Keuangan Negara no SI 00305/413/1978 yang kemudian mengalami beberapa kali
perubahan. Surat ijin yang terbaru adalah no 98.2.0008 tanggal 18 Agustus 2008.
Nama dari KAP Bayudi Watu dan Rekan ini sendiri diambil dari nama pendiri
sekaligus pimpinan dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta, yakni Drs.
Bayudi Watu, Akt. Beliau adalah lulusan dari Universitas Indonesia, Jakarta dan
berpengalaman selama lebih dari 30 tahun baik sebagai pengajar, akuntan, auditor,
maupun sebagai penasihat di beberapa organisasi profesional dan sosial. KAP Bayudi
Watu dan Rekan yang berada di Semarang dipimpin oleh Dr. Suzy Noviyanti, MM.,
CPA.
KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
seorang pimpinan pusat yang membawahi dua orang pimpinan cabang yang
bertanggung jawab langsung pada pimpinan pusat. Pimpinan cabang Semarang
membawahi seorang supervisor dan seorang administrator kantor dan umum. Mereka
bertanggung jawab langsung pada pimpinan cabang. Supervisor yang ada di kantor
cabang Semarang membawahi auditor senior dan auditor yunior. Sedangkan
administrasi kantor dan umum membawahi seorang seksi umum yang bertanggung
jawab langsung kepada pimpinan cabang. Pada bagian ini dia juga mengurusi tentang
keluar atau masuknya uang serta perhitungan gaji tiap bulannya.
Saat ini KAP Bayudi Watu dan Rekan memiliki 10 orang staf auditor kantor
cabang Semarang. Selain itu, KAP Bayudi Watu dan Rekan juga sudah memiliki
10
lebih dari 150
klien, baik dari perusahaan pemerintah, swasta , bank maupun
organisasi profesional dan sosial.
Pada kesempatan kali ini, penulis melakukan penelitian terhadap audit pendapatan
jasa dan penerimaan kas pada Yayasan XYZ (nama yayasan merupakan nama fiktif).
KAP Bayudi Watu telah diberi kepercayaan untuk mengaudit laporan keuangan
yayasan ini selama hampir tiga tahun.
Struktur Organisasi Perusahaan
Managing Partner
Partner
Partner
Supervisor
Supervisor
Auditor
Auditor
Tugas, Fungsi, dan tanggung jawab
Managing Partner: memonitor kinerja KAP
1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas KAP.
2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi.
3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan audit dan konsultasi.
4. Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.
11
Supervisor
1. Merencanakan dan menyusun program audit.
2. Melakukan supervisi pelaksanaan program audit terhadap staff auditor.
3. Melakukan supervisi penyusunan kertas kerja oleh staff auditor.
4. Melakukan diskusi dengan staff auditor mengenai temuan-temuan audit dan
alternatif prosedur.
5. Melakukan koordinasi pelaksanaan program audit dengan manager.
6. Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit.
7. Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan
permasalahan yang ditemukan.
Auditor
1. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan program audit.
2. Mengumpulkan dan mengevaluasi kecukupan bukti audit, sesuai dengan program
audit dan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan.
3. Melakukan konsultasi dengan supervisor maupun manager serta Mengusulkan
koreksi-koreksi atas temuan-temuan audit.
12
Proses Audit
Selama periode magang, pemagang diberi kesempatan untuk bergabung ke
dalam tim audit dalam setiap penugasan. Akan tetapi dalam laporan ini, pemagang
akan fokus terhadap proses audit untuk sebuah yayasan bernama Yayasan XYZ..
Tahap awal dalam proses audit ini adalah mempersiapkan rancangan program
audit yang nantinya akan dijalankan pada saat tim audit melakukan penugasan. Pada
tahapan ini, pemagang diberi pengetahuan dasar mengenai perusahaan klien terkait
dengan jenis usaha dan lingkup audit yang akan dikerjakan nantinya. Dalam proses
audit terhadap Yayasan XYZ, tim audit akan melakukan pengujian substantif atas
transaksi dan pengujian rinci saldo.
Setelah kami dibekali dengan informasi awal dan jenis pengujian, selanjutnya
pemagang diberi penjelasan mengenai Kertas Kerja Pemeriksaan atau yang lebih
dikenal dengan KKP.
Melalui KKP inilah semua prosedur audit nantinya akan
dilaksanakan, karena di dalam KKP itu sendiri sudah terdapat acuan dan prosedur
audit wajib yang nantinya akan dilengkapi satu persatu. KKP ini bertujuan untuk
memudahkan auditor dalam melakukan audit secara teratur dan sistematis. Sedangkan
laporan dari hasil KKP tersebut akan digunakan untuk membuat Laporan Audit
Independen sebagai hasil akhir proses audit.
Dalam pelaksanaan audit pada Yayasan XYZ ini, ada empat tahapan utama yang
dikerjakan yaitu:
1. Perencanaan
1.1. Pemahaman pengendalian internal
1.2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan
1.3. Menentukan luas pengendalian
1.4. Merancang pengujian pengendalian atas transaksi untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi : Prosedur audit, Ukuran
sampel, Item yang dipilih, dan Penetapan waktu
2. Pengujian Analitis
Analisis Laporan Keuangan
13
3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci atas Saldo
3.1. Audit Pendapatan
3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan
3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa
3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas
3.1.4. Membuat KKP Pendapatan
3.2. Audit Penerimaan Kas
3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname
3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname
3.2.3. Mengolah Data Cash Opname
3.2.4. Membuat KKP Kas
4. Penyelesaian Audit
1. Tahap Perencanan
1.1. Pemahaman Pengendalian Internal
Tahapan pertama dalam penugasan audit ini meliputi pengenalan awal
terhadap Yayasan XYZ. Pada tahap ini auditor dibekali dengan informasi
terkait jenis usaha, sistem pencatatan aktiva, pendapatan dan beban
operasional klien. Pendapatan Yayasan XYZ ini diperoleh dari berbagai
macam kegiatan. Namun, hasil uang sekolah merupakan sumber utama
pendapatan yayasan ini. Hampir 60% dari pendapatan Yayasan XYZ pada
tahun 2012 berasal dari hasil uang sekolah. Sisanya sebesar 40%, terbagi
dalam denda buku, iuran pembelian komputer, hasil uang sumbangan, iuran
retret, iuran kesehatan, hasil uang seragam, dan penjualan formulir PMB
(Penerimaan Murid Baru). Pada Yayasan XYZ, semua aktivitas akuntansi
dicatat secara rapi sesuai dengan akun terkait. Pendapatan XYZ ini semuanya
diterima secara tunai. Sebagai contoh, untuk uang sekolah, para murid
melakukan pembayaran setiap bulan.
14
1.2. Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material
dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh struktur pengendalian intern klien.
Pada saat proses audit Yayasan XYZ, tim audit telah menentukan
penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi
dalam tahap perencanaan audit ini. Penilaian tingkat risiko pengendalian
aktual untuk setiap asersi ditentukan berdasarkan bukti yang diperoleh dari
studi.
1.3. Menentukan Luas Pengendalian
Luas pengujian pengendalian Yayasan XYZ telah ditentukan oleh
koordinator tim audit. Karena Yayasan XYZ pada tahun sebelumnya juga
telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu dan Rekan maka pada saat penentuan
luas pengujian, koordinator tim audit memaparkan kendala dan beberapa
temuan audit di periode sebelumnya kepada tim audit sebagai salah satu
bahan pertimbangan.
1.4. Merancang Pengujian Pengendalian atas Transaksi untuk Memenuhi Tujuan
Audit yang Berkaitan dengan Transaksi: Prosedur Audit, Ukuran Sampel,
Item yang Dipilih, dan Penetapan Waktu
Pada proses ini, tim audit akan membuat program audit yang berisi
prosedur audit. Setiap prosedur yang akan dikerjakan selama proses audit
akan disusun sistematis dengan mempertimbangkan lokasi dan waktu
pengerjaan, selain itu karena audit akan dikerjakan dalam sebuah tim audit
15
maka pada rancangan ini ditentukan juga pembagian tugas untuk setiap
auditor.
2. Pengujian Analitis
Analisis Laporan Keuangan
Pada tahap Analisa Laporan Keuangan, tim auditor terlebih dahulu
mengumpulkan data historis Yayasan XYZ yang terdiri dari laporan
keuangan tahun lalu dan hasil pemeriksaan audit periode sebelumnya.
Prosedur audit yang dilakukan untuk memperoleh informasi laporan
keuangan Yayasan XYZ melalui proses komparasi atau membandingkan
laporan keuangan saat ini dengan periode sebelumnya. Pada tahap ini, penulis
membandingkan seluruh akun-akun yang tertera pada Laporan Laba Rugi
dan Laporan Neraca. Cara membandingkannya yaitu dengan melihat angkaangka pada tahun 2012 dan 2011. Jika terdapat fluktuasi yang dirasa tidak
wajar, maka penulis selaku auditor yunior akan mencatat dan menyampaikan
ketidakwajaran tersebut pada auditor senior.
3. Pengujian Substantif dan Pengujian Terinci Atas Saldo
3.1. Audit Pendapatan
Dalam proses pelaksanaan Audit Pendapatan Jasa dan Penerimaan Kas
pada Yayasan XYZ, langkah pertama yang dilakukan yaitu meminta bukti
pendukung untuk pelaksanaan audit. Dalam hal ini, auditor meminta bukti
kas masuk kepada klien seperti hasil uang sekolah, iuran, sumbangan, dan
denda terkait dengan penerimaan kas yayasan. Selain bukti kas masuk,
auditor juga meminta bukti yang terkait dengan pengeluaran kas seperti bukti
beban usaha.
Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor
melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke
dalam buku besar. Dalam pemeriksaan ini, auditor memeriksa apakah jenis
16
pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan dalam setiap
akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan tidak ada
pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang di akun
pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling ke bukti
pendukung tersebut.
Proses yang selanjutnya adalah melakukan pengujian substantif dan
rinci saldo terhadap Yayasan XYZ. Prosedur pengujian substantif ini
dilakukan untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan dan keakuratan
data-data yang diberikan oleh pihak klien terhadap transaksi-transaksi dan
saldo-saldo.
3.1.1. Melakukan Vouching Catatan Pendapatan
Setelah mendapatkan bukti-bukti yang diminta tersebut, auditor
melakukan vouching, yaitu pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut ke
dalam buku besar. Sebagai contoh, ketika melakukan vouching pendapatan
dari hasil sekolah, auditor memeriksa catatan pembayaran uang sekolah dan
buku besar hasil uang sekolah. Dalam pemeriksaan ini, auditor memeriksa
apakah jenis pendapatan sudah dikelompokkan dengan tepat, memastikan
dalam setiap akun pendapatan adalah pendapatan selama periode, memastikan
tidak ada pendapatan dari periode sebelum maupun periode yang akan datang
di akun pendapatan tersebut, dan mengecek mutasi dan melakukan sampling
ke bukti pendukung tersebut.
Teknik sampling yang digunakan dalam melakukan vouching catatan
pendapatan yaitu random sampling. Cara pengambilan sampel yaitu auditor
mengambil transaksi secara acak dari tiap bulan pendapatan hasil uang
sekolah. Teknik yang sama berlaku pula untuk memvouching pos pendapatan
yang lainnya seperti : hasil uang sumbangan, iuran retret, iuran pembelian
komputer, dan pos pendapatan yang lainnya.
17
3.1.2. Melakukan Pisah Batas Pendapatan Jasa
Tujuan dari pengujian pisah batas ini adalah untuk memperoleh
kepastian yang layak bahwa pendapatan telah dicatat pada periode akuntansi
dimana transaksi tersebut terjadi. Cara melakukan pisah batas pendapatan
yaitu dengan memilih sampel transaksi penerimaan kas beberapa hari sebelum
dan sesudah akhir tahun. Pemilihan sampel transaksi penerimaan kas untuk
akhir tahun yaitu diambil dari transaksi yang terjadi pada tanggal 31
Desember. Pemilihan sampel pada tanggal tersebut dilakukan secara acak.
Untuk pemilihan sampel penerimaan kas awal tahun dipilih transaksi yang
terjadi pada tanggal 31 Januari. Sampel untuk penerimaan kas awal tahun juga
dipilih secara acak
3.1.3. Melakukan Pisah Batas Penerimaan Kas
Sama halnya dengan pisah batas pada pendapatan, pisah batas
penerimaan kas dilakukan juga untuk mengamati bahwa seluruh penerimaan
kas dan bank periode itu telah dicatat pada periode yang sama dan tidak ada
penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas pada periode
itu. Pisah batas penerimaan kas dilakukan dengan mereview dokumendokumen pendukung seperti slip setoran, bukti penerimaan kas mencakup
beberapa hari menjelang dan sesudah akhir tahun. Prosedur untuk melakukan
pisah batas penerimaan kas sama dengan prosedur yang dilakukan ketika
auditor melakukan pisah batas pendapan jasa.
3.1.4. Membuat KKP Pendapatan
KKP Pendapatan akan memberikan informasi tentang pendapatan
Yayasan XYZ secara menyeluruh selama satu periode. KKP Pendapatan
terdiri dari Leadsheet, Pisah Batas, dan Keberadaan Pendapatan.
Berikut adalah komponen-komponen KKP Pendapatan :
i. Leadsheet
18
Leadsheet berisi informasi tentang : semua akun pos-pos
pendapatan Yayasan XYZ dengan jumlahnya selama satu periode. Leadsheet
ini juga merinci jumlah pendapatan tiap pos per bulan. Pos-pos pendapatan
yang tercantum dalam leadsheet antara lain: Hasil Uang Sekolah, Iuran,
Sumbangan, dan Denda. Dalam pembuatan leadsheet ini, auditor diminta
untuk membandingkan ikhtisar pendapatan dengan saldo buku besar. Hasilnya
ketika auditor membandingkan ikhtisar pendapatan dan dengan saldo buku
besar yaitu tidak ditemukan penyimpangan Kemudian auditor juga diwajibkan
untuk menelusur sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan. Auditor
juga memeriksa ke bukti pendukung yaitu berupa bukti penerimaan kas
ii. Pisah Batas
Pisah batas menunjukkan pemisahan transaksi Yayasan XYZ
dari tahun berakhirnya audit dengan transaksi setelah awal periode. Untuk
membuktikan ketepatan pisah batas transaksi penerimaan kas, auditor
melakukan observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terahir
tahun yang diaudit untuk membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah
dimasukan kedalam kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai
penerimaan kas tahun yang diaudit. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
Tentukan sampel beberapa transaksi pendapatan terakhir dari jurnal
pendapatan pertama tahun berikutnya
Telusuri masing-masing ke dokumen pemerimaan kas spt uang
sekolah, iuran sekolah (misalnya: uang retret, uang computer) , periksa
tanggal pembayaran aktual serta akurasi pencatatan.
iii. Keberadaan Pendapatan
Tujuan adanya Keberadaan Pendapatan yaitu untuk memastikan
transaksi kas yang dicatat menggambarkan kas yang diterima selama periode.
Prosedur :
19
Telusuri sampel jurnal pendapatan ke buku besar pendapatan.
Telusuri sampel dokumen pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran
sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), ke bukti penerimaan dan
cocokkan kuantitas yang tercantum.
Telaah pendapatan untuk jumlah yang besar dan jarang terjadi
Periksa transaksi yang tercatat dalam akun pendapatan dengan
memeriksa akurasi dari pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran sekolah
(misalnya: uang retret, uang computer)
Tentukan apakah termin pemerimaan kas spt uang sekolah, iuran
sekolah (misalnya: uang retret, uang computer), telah diterapkan secara tepat
dalam hal pengakuan pendapatan.
Periksa apakah nominal yang tercantum dalam bukti sesuai dengan
pendapatan yang diterima.
3.2. Audit Penerimaan Kas
Dalam pengujian saldo kas akhir tahun, auditor harus memiliki bukti
memadai untuk mengevaluasi apakah kas yang dinyatakan dalam neraca
diungkapkan dan dinyatakan dengan wajar sesuai tujuan audit terkait saldo
yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, pisah batas dan kecocokan perincian.
Saldo kas Yayasan XYZ dibagi menjadi kas umum dan kas di bank. Kas
umum sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kas yayasan dan kas sekolah.
Untuk kas di bank, auditor melakukan audit dengan cara rekonsiliasi
bank. Oleh sebab itu, auditor meminta bukti kas di bank berupa rekening
koran. Nantinya auditor akan melakukan crosscheck, atas saldo kas di bank
yang tertera di neraca dengan saldo rekening koran. Sedangkan untuk audit
kas umum, auditor juga harus mengumpulkan bukti-bukti penerimaan kas.
Selain itu, auditor akan melakukan cash opname. Ada beberapa langkah
untuk melakukan cash opname.
20
3.2.1. Melakukan Persiapan Cash Opname
Hal yang krusial adalah ketika tim audit dilibatkan secara langsung
dalam perhitungan fisik kas klien. Sebagai langkah pertama, tim audit akan
meminta data pada bagian akuntansi mengenai arus kas keluar-masuk pada
Yayasan XYZ ini.
3.2.2. Melakukan Perhitungan Cash Opname
Pada saat cash opname, tim audit bersama dengan bagian akuntansi
Yayasan XYZ melakukan perhitungan pada kas. Seperti penjelasan penulis di
atas, bahwa Yayasan XYZ ini sekaligus sebagai sebuah sekolah maka
pencatatan kas pun dibedakan menjadi Kas Yayasan dan Kas Sekolah.
Perhitungan dilakukan dengan menghitung kas yang dibawa oleh
pihak bendahara. Penghitungan dirinci dan dikelompokkan menjadi
perhitungan uang kertas dan uang logam. Uang yang ada dihitung berdasarkan
pecahan uang tersebut. Auditor akan mencatat ada berapa lembar uang
pecahan seratus ribu, lima puluh ribu hingga pecahan seribu rupiah. Untuk
uang logam auditor mencatat kepingan dari pecahan seribu rupiah, lima ratus,
dua ratus dan seratus rupiah. Perhitungan ini akan dicatat dalam formulir
perhitungan cash opname yang telah disediakan oleh tim audit.
Pada saat melakukan perhitungan Kas Yayasan, tim audit tidak
menemukan selisih antara jumlah yang dicatat pada buku besar dengan jumlah
uang sebenarnya. Tapi pada saat melakukan perhitungan terhadap Kas
Sekolah, tim audit menemukan jumlah selisih yang signifikan antara saldo
buku besar dan jumlah uang yang sebenarnya. Setelah ditelusuri, tim audit
mengetahui bahwa penyebab selisih tersebut adalah adanya bon gantung.
Yang dimaksud bon gantung adalah jumlah uang yang diajukan kepada pihak
bendahara sekolah untuk menyelenggarakan sebuah acara. Sampai pada saat
tim audit melakukan penghitungan kas, bon tersebut masih belum dapat
dipertanggungjawabkan sehingga belum tercatat pada buku besar.
21
Data yang didapat setelah cash opname Yayasan XYZ ini kemudian
digunakan sebagai masukan untuk pembuatan KKP Kas.
3.2.3. Mengolah Data Cash Opname
Proses cash opname Yayasan XYZ dilakukan pada bulan Maret 2013,
yang artinya telah melawati periode pelaporan keuangan Yayasan tanggal 31
Desember 2012 maka tim audit melakukan analisa tarik mundur saldo kas.
Perhitungannya sebagai berikut, saldo kas Maret 2013 (saat cash opname)
ditambah dengan bon gantung dikurangi dengan mutasi penerimaan kas dari 1
Januari 2012 sampai tanggal cash opname ditambah dengan mutasi
pengeluaran kas dari 1 Januari 2012 sampai tanggal cash opname maka
hasilnya akan sama dengan saldo kas pada jurnal 31 Desember 2012.
3.2.4. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan Kas
Sebelum mengerjakan KKP Kas, auditor terlebih dulu melakukan
pengecekan terhadap pencatatan mengenai akun kas yang tercatat di buku
besar. Selain itu, auditor juga melakukan penjumlahan untuk mengecek
kebenaran jumlah nominal yang dicantum. Auditor juga melakukan vouching
terhadap bukti fisik dalam hal ini nota-nota kas masuk dan kas keluar dengan
buku besar yang telah dibuat oleh akuntan Yayasan XYZ. KKP Kas ini berisi
leadsheet dan cut off. Berikut adalah rincian dari KKP Kas Yayasan XYZ :
i. Leadsheet
Seperti pada KKP yang lain, leadsheet berisi mengenai
rangkuman informasi kas yayasan dan kas sekolah.
Prosedur :
-
Crosscheck saldo klien dengan buku besar
-
Lakukan cash opname dan tarik mundur kas opname
-
Lakukan cut off penerimaan dan pengeluaran awal dan akhir
-
Periksa ke bukti pendukung
22
ii. Cut off
Pada lembar cut off ini, auditor hanya perlu memeriksa bukti
transaksi dan buku besar saja. Aktivitas penerimaan dan pengeluaran baik kas
yayasan maupun kas sekolah hanya perlu diambil sampel berdasar tangal
sebelum dan sesudah akhir tahun.
4. Penyelesaian Audit
Setelah semua KKP di atas selesai diisi, maka langkah selanjutnya adalah
tahap penyelesaian audit. Tujuan pemeriksaan terhadap pendapatan dan piutang
adalah memberi keyakinan bahwa akun tersebut yang disajikan dalam laporan
keuangan Yayasan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Keyakinan ini akan diperoleh ketika semua prosedur yang dibutuhkan telah
dikerjakan dengan baik.
Melalui program audit, auditor akan melakukan beberapa prosedur untuk
mencari kebenaran terkait pendapatan dan pitang. Jika selama proses berjalan
auditor menemukan kesalahan perhitungan, maupun kesalahan pengklasifikasian
transaksi akuntansi terkait persediaan maka temuan tersebut akan dicatat. Dalam
tahap penyelesaian audit ini auditor akan memberikan perhatian khusus terhadap
beberapa temuan yang material dalam laporan persediaan klien. Setiap temuan
yang ada akan dikonfirmasi kepada pihak klien untuk memperoleh penjelasan,
apabila ternyata ditemukan kesalahan maka auditor akan merekomendasikan
jurnal koreksi sedangkan jika ternyata yang ditemukan adalah fraud atau
kecurangan, auditor akan menyampaikan temuan ini kedalam Laporan Auditor
Independen (LAI).
23
Download