BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam memutuskan investasi seharusnya memilih pada investasi yang memberi laba maksimal. Manajer seharusnya melanjutkan proyek yang menguntungkan secara ekonomi dan tidak melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai mengalami perubahan orientasi. Anthony dan Govindarajan (2007) menjelaskan bahwa pada tahun 1980 hingga 1990-an, literatur bisnis lebih banyak mengungkap bagaimana memaksimalkan kepentingan pemilik modal, namun saat ini paradigma itu mulai bergeser. Anthony dan Govindarajan (2007) menjelaskan bahwa aktivitas bisnis tidak hanya memaksimalkan laba, tetapi memiliki tanggung jawab secara etika pada pemangku kepentingan. Manajer sebaiknya mampu untuk memaksimalkan laba dan memerhatikan dampak aktivitas bisnis pada pemangku kepentingan. Adanya perubahan paradigma bisnis, selain mempertimbangkan aspek ekonomi, manajer juga harus mempertimbangkan aspek risiko pada dampak lingkungan dan sosial karena aktivitas bisnis tidak terlepas dari potensi risiko. Permasalahan lingkungan dan sosial telah menjadi perhatian dan menjadi bagian integral pada literatur dan praktek bisnis, banyak perusahaan besar yang mengintegrasikan isu lingkungan pada rencana strategis mereka (Gibson, 2012). 1 Peningkatan isu dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas bisnis mengarahkan perusahaan untuk secara aktif mengelola dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas bisnis mereka (Adams dan Frosh, 2008). Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi proses pengambilan keputusan, khususnya dalam evaluasi proyek, kinerja ekonomi masih menjadi sumber utama dalam proses evaluasi proyek (Harrison dan Harrell, 1993). Di sisi lain, beberapa penelitian terbaru mengungkap bahwa fokus bisnis mulai berubah orientasinya yang tidak hanya memerhatikan faktor ekonomi saja, tetapi mulai mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial (Larson dan Gray, 2011). Adanya isu dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas bisnis, sudah seharusnya kegiatan evaluasi proyek bisnis mulai diarahkan untuk keseimbangan faktor ekonomi dan faktor nonekonomi yang secara khusus pada faktor lingkungan dan sosial. Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai evaluasi proyek (Brockner 1992; Chong dan Suryawati 2010; Chong dan Syarifuddin 2010; Harrison dan Harrell 1993; Keil et al. 2000; Rutledge dan Karim 1999; dan Tiwana et al. 2006) masih berfokus pada hubungan agen dan pemilik modal. Penelitian-penelitian tersebut menguji apakah agen mengutamakan kepentingan pemilik modal sebagai pendelegasi wewenang atau mengutamakan kepentingan ekonomi agen. Penelitian-penelitian tersebut belum mempertimbangkan adanya pemangku kepentingan. Teori keagenan fokus pada hubungan antara seseorang yang mendelegasikan pekerjaan (principal) dan orang lain (agent) yang melaksanakan pekerjaan (Kanodia et al. 1989). 2 Hill dan Jones (1992) menyatakan bahwa teori keagenan memiliki kelemahan karena hanya berfokus pada hubungan agen dan pemilik modal yang tidak mempertimbangkan hubungan perusahaan dan pemangku kepentingan. Beberapa peneliti telah mencoba menginvestigasi penggunaan informasi akuntansi lingkungan dan sosial sebagai bagian dari kepentingan pemangku kepentingan (Madein dan Sholihin, 2015). Milne dan Patten (2002) menemukan bahwa pengungkapan dampak lingkungan suatu bisnis akan memperkuat legitimasi pada bisnis tersebut. Al-Tuwaijri et al. (2004) menemukan bahwa kinerja lingkungan yang baik berhubungan positif dengan kinerja ekonomi. Guidry dan Patten (2010) menemukan bahwa perusahaan yang banyak mengungkap informasi lingkungan, pasar kemungkinan bereaksi positif lebih tinggi daripada yang kurang mengungkapkan. Beberapa contoh penelitian di atas masih berfokus pada investor, belum berfokus pada proses evaluasi proyek, baik untuk pihak eksternal maupun internal. Chan dan Milne (1999), Teoh dan Shiu (1990), dan Rikhardsson dan Holm (2008) menguji informasi lingkungan dan sosial untuk membuat keputusan bisnis. Chan dan Milne (1999) menggunakan metode eksperimen yang menguji reaksi investor dalam mengalokasikan dana untuk investasi, hasilnya menunjukkan investor akan lebih bereaksi kuat dan negatif pada perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang buruk. Teoh dan Shiu (1990) menguji hubungan karakteristik Social Responsibilty Information (SRI) dalam konteks keputusan investor, hasilnya informasi SRI yang disajikan dalam bentuk kuantitatif menjadi lebih penting sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. 3 Rikhardsson dan Holm (2008) menguji penggunaan informasi lingkungan dan sosial dalam pengambilan keputusan investor, hasilnya menunjukkan bahwa informasi kualitatif memiliki pengaruh jangka pendek dalam pengambilan keputusan, selain itu Rikhardsson dan Holm (2008) juga menemukan bahwa pengambilan keputusan seringkali tidak begitu mempertimbangkan informasi lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Madein dan Sholihin (2015) menyatakan bahwa penelitian yang ada masih berfokus pada keputusan manajer pada aspek pengguna eksternal dan penelitian yang menguji pada aspek penggunaan informasi lingkungan dan sosial untuk proses pengambilan keputusan internal, masih terbatas. Penelitian ini menguji informasi kinerja ekonomi dan nonekonomi oleh manajer (pihak internal) dalam mengevaluasi proyek. Penelitian Teoh dan Shiu (1990), Chan dan Milne (1999), dan Rikhardsson dan Holm (2008) menguji preferensi investor dalam mempertimbangkan kinerja lingkungan dan sosial yang lebih baik dalam investasi mereka. Penelitian ini menguji preferensi manajer untuk melanjutkan proyek atau tidak melanjutkan proyek dengan adanya informasi kinerja lingkungan dan sosial. Penelitian ini mengembangkan penelitian dari Madein dan Sholihin (2015), yaitu menguji pengaruh informasi kinerja lingkungan dan sosial pada preferensi manajer untuk melanjutkan proyek atau tidak melanjutkan proyek. Penelitian Madein dan Sholihin (2013) menggunakan data kinerja lingkungan dan sosial dalam bentuk kualitatif, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer cenderung memiliki preferensi untuk menghentikan proyek ketika ada 4 informasi lingkungan dan sosial yang buruk meskipun informasi ekonomi baik, dan sebaliknya melanjutkan proyek ketika informasi lingkungan baik meskipun informasi ekonomi buruk. Penelitian ini menambahkan informasi kinerja lingkungan dan sosial dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Penambahan ini didasarkan pada penelitian Teoh dan Shiu (1990) yang menguji preferensi investor dalam memutuskan suatu investasi, hasilnya menemukan bahwa investor lebih bereaksi pada informasi sosial dalam bentuk kuantitatif. Doinea et al. (2011) menjelaskan karakteristik personal memengaruhi level penggunaan informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Teoh dan Shiu (1990), Chan dan Milne (1999), Rikhardsson dan Holm (2008), dan Madein dan Sholihin (2015) belum mempertimbangkan adanya karakteristik personal yang dapat memengaruhi perilaku manajer dalam menghasilkan keputusan. Penelitian ini menguji pengaruh nilai personal individu pada preferensi pengambilan keputusan. Adams et al. (2011) menemukan bahwa nilai memiliki peran penting dalam proses pengambilan keputusan, khususnya pada preferensi individu untuk lebih mempertimbangkan kepentingan pemilik modal atau pemangku kepentingan dalam membuat keputusan bisnis. Setiap keputusan yang mempertimbangkan etika, peran seorang individu menggambarkan nilai personal dasarnya dan nilai yang dibawa dari perannya dalam setiap kali membuat keputusan. Adanya konflik nilai tidak dapat dihindari dan solusinya sangat tergantung pengaruh lingkungan para pembuat keputusan (Bommer et al. 1987). Penelitian ini lebih memperjelas pengaruh 5 nilai-nilai personal individu dalam melanjutkan proyek atau tidak melanjutkan proyek bisnis ketika ada informasi lingkungan dan sosial yang merupakan bagian dari pemangku kepentingan yang harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Penelitian ini pada konteks evaluasi proyek bisnis dengan menggunakan metode eksperimen. Alasan metode eksperimen adalah peneliti dapat memberikan manipulasi pada variabel independen dan memberikan kontrol pada variabel lain yang tidak relevan pada penelitian ini (Nahartyo dan Utami, 2016). Penelitian eksperimen pada evaluasi proyek sebagaimana dilakukan oleh Harrisson dan Harrell (1993), Rutledge dan Karim (1999), Booth et al. (2004), Chong dan Suryawati (2010), Chong dan Syarifuddin (2010) dan Madein dan Sholihin (2015). 1.2. Rumusan Masalah Penelitian mengenai evaluasi proyek masih mendasarkan pada teori keagenan (Booth et al. 2004; Chong dan Suryawati 2010; Chong dan Syarifuddin 2010; Harrisson dan Harrell 1993; Rutledge dan Karim 1999) dan masih terbatas penelitian pada evaluasi proyek yang mendasarkan pada teori pemangku kepentingan. Beberapa penelitian lain yang mendasarkan pada teori pemangku kepentingan masih berfokus pada manajer eksternal (Chan dan Milne 1999; Rikhardsson dan Holm 2008; dan Teoh dan Shiu 1990), sehingga penelitian ini berfokus pada preferensi manajer internal dalam evaluasi proyek. Madein dan Sholihin (2015) telah menguji pengaruh informasi kinerja ekonomi dan nonekonomi pada manajer internal dalam evaluasi proyek. Hasilnya 6 menunjukkan bahwa manajer internal telah mempertimbangkan informasi lingkungan dan sosial sebagai bagian dari strategi perusahaan. Penelitian tersebut belum mempertimbangkan pengaruh bentuk-bentuk informasi nonekonomi. Penelitian Teoh dan Shiu (1990) dan Rikhardsson dan Holm (2008) menunjukkan bahwa ada perbedaan reaksi bentuk informasi yang disajikan secara kualitatif dan kuantitatif. Atas dasar penelitian tersebut, penelitian ini menguji pengaruh bentukbentuk informasi kinerja lingkungan dan sosial pada pengambilan keputusan. Penelitian yang mengungkap hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan belum mempertimbangkan adanya pengaruh karakteristik personal. Doinea et al. (2011) menjelaskan bahwa karakteristik personal dapat memengaruhi penggunaan informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Adams et al. (2011) menjelaskan bahwa nilai penting bagi individu dalam mengarahkan pada tindakan yang konsisten. Alewine (2010) menjelaskan bahwa adanya isu psikologi yang dapat memengaruhi efektivitas proses evaluasi pada konteks keputusan yang didasarkan pada informasi akuntansi lingkungan dan sosial, sehingga penelitian ini menggunakan dimensi nilai personal untuk melihat pengaruhnya pada proses evaluasi proyek. Atas dasar penjelasan di atas, pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Apakah informasi kinerja ekonomi yang dikombinasikan dengan kinerja lingkungan dan sosial memengaruhi preferensi manajer dalam proses pengambilan keputusan pada konteks evaluasi proyek bisnis?. 7 b. Apakah ada perbedaan respon manajer pada bentuk informasi kinerja lingkungan dan sosial yang secara kualitatif dan yang disajikan secara kualitatif dan kuantitatif dalam proses pengambilan keputusan?. c. Apakah nilai-nilai personal memengaruhi proses pengambilan keputusan manajer dengan adanya informasi kinerja lingkungan dan sosial?. 1.3. Tujuan Penelitian Pertama, penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kombinasi informasi kinerja ekonomi dan kinerja nonekonomi dalam bentuk informasi kinerja lingkungan dan sosial pada preferensi manajer untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan proyek. Penelitian ini mendasarkan pada teori pemangku kepentingan untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan, sehingga penelitian ini fokus pada manajer internal. Kedua, penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh bentuk-bentuk informasi kinerja lingkungan dan sosial yang disajikan secara kualitatif dan kuantitatif. Ketiga, penelitian ini menggunakan dimensi nilai untuk menguji hubungan pengaruh nilai personal dan proses pengambilan keputusan pada evaluasi proyek. 1.4. Kontribusi Penelitian Secara teori penelitian ini memperkuat bukti empiris bagaimana pihak internal (manajer) mempertimbangkan kinerja nonekonomi dalam membuat keputusan bisnis, khususnya pada evaluasi proyek. Kontribusi lainnya dari hasil penelitian ini adalah memperkuat bukti empiris bahwa teori pemangku 8 kepentingan dipertimbangkan dalam keputusan bisnis oleh manajer internal. Pemangku kepentingan menjadi bagian dari strategi perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam setiap keputusan bisnsis. Penelitian ini juga memberikan penjelasan terkait nilai-nilai personal yang dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan. Secara praktek, penelitian ini memberikan wawasan mengenai pentingnya akuntan manajemen dalam memberikan informasi mengenai kinerja suatu proyek bisnis, baik kinerja ekonomi maupun kinerja nonekonomi, sebagai bagian dari kepentingan strategi perusahaan. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi atas lima bab sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis Terdiri atas manajemen investasi, informasi kinerja ekonomi dan nonekonomi, teori pemangku kepentingan, nilai personal, dan pengembangan hipotesis. Bab III. Metode Penelitian Terdiri atas desain penelitian, instrumen penelitian, rancangan eksperimen, operasional variabel, dan teknik analisis. 9 Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Terdiri atas cek manipulasi, karakteristik partisipan, prosedur statistik, pengujian hipotesis, pembahasan dan diskusi hasil analisis, Bab V. Penutup Terdiri atas kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran penelitian selanjutnya. 10