Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL Siti Sofiyah SD Negeri 02 Doro, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Membaca Al-Qur’an harus menguasai ilmu tajwid agar bacaannya benar, karena salah membaca salah pula artinya. Ilmu tajwid sangat luas cakupannya, oleh karena itu disini penelitian akan dibatasi pada hukum mad lazim. Penelitian memilih pada bahan ajar mad lazim karena dilihat dari hasil ulangan tes formatif hasilnya masih rendah, yaitu nilai rata-ratanya 56,8. Dari jumlah 25 anak, yang mendapat nilai di atas KKM hanya 11 anak. Hal inilah yang menjadi dasar untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca AlQur’an pada hukum bacaan mad lazim, (2) Mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Agama Islam. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data yang dikumpulkan adalah kemampuan bertanya, menjawab kinerja kelompok, latihan dan evaluasi dari siswa. Pengamatan dilakukan oleh seorang guru teman sejawat. Setelah melalui beberapa proses, penyampaian materi hukum mad lazim dengan menggunakan metode drill mampu meningkatkan kemampuan bacaan Al-Qur’an pada hukum mad lazim. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II semakin meningkat. ©2016 Didaktikum Kata Kunci: Membaca; Mad Lazim; Drill PENDAHULUAN Tujuan pendidikan dirumuskan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga terbentuk generasi muda yang tangguh, memiliki tanggung jawab dan dapat diandalkan bagi masa depan bangsa. Generasi muda yang cerdas saja belum cukup bagi masa depan bangsa karena mentalitasnyapun harus dibina, sehingga melalui proses pendidikan diberikan juga materi ahlak mulia yang bersumberkan dari agama. Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran Agama dan ahlak mulia yang dengan uraian cakupan dimaksud untuk membentuk peserta didik manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan berahlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama (Permendiknas, nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi). Dalam pembelajaran agama Islam yang menjadi sumber dari pendidikan agama adalah Alqur’an, karena berisi kandungan ajaran-ajaran yang lengkap tentang keimanan, ahlak mulia, aturan ibadah, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, serta segala yang 44 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 3 (2016) berhubungan dengan kehidupan manusia, karena itulah yang terpenting dalam pendidikan agama adalah memahami Al-qur’an. Dua sumber penting bagi pemeluk Islam yaitu Al-qur’an dan Hadits, maka pengenalan agama Islam melalui dua sumber tersebut harus dilakukan sedini mungkin, termasuk dilakukan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dari mulai kelas rendah sampai kelas tinggi. Salah satu pokok bahasan pelajaran Agama Islam yang diajarkan di kelas V SD yaitu tentang mad lazim. Mad lazim memiliki 4 bacaan yang terdiri dari Mad Lazim Musaqqal Kilmi, Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, Mad Lazim Musaqqal Harfi, Mad Lazim Mukhoffaf Harfi. Menurut bahasa, Mad artinya panjang, sedangkan dalam pengertian ilmu tajwid adalah memanjangkan bunyi huruf Hijaiyah karena adanya pertemuan antara huruf Hijaiyah yang berharakat fathah bertemu dengan alif mati, huruf hijaiyah berharakat dhammah bertemu dengan wau mati, dan huruf hijaiyah berharakar kasrah bertemu huruf ya' mati. huruf mad ada tiga yaitu alif, wau, dan ya' (www.duniahq.com). Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada materi mad lazim bagi peserta didik kelas V semester I SD Negeri 02 Doro Tahun pelajaran 2010/2011 masih tergolong rendah, terbukti dengan nilai rata-rata kelas pada tes formatif hanya sebesar 56,8. Banyak peserta didik yang belum lancar membaca Al’Quran sehingga sulit untuk belajar ilmu tajwid khususnya tentang mad lazim. Selain itu model pembelajaran yang digunakan masih bersifat monoton belum bervariasi yaitu ketika guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas masih sering menggunakan model ceramah, sedangkan sekolah sudah memiliki media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu dalam menyampaikan materi pelajaran tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal tersebut terlihat ketika guru menyampaikan materi di depan kelas guru hanya membacakan materi yang ada dalam buku yang tersedia. Proses pembelajaran juga masih menerapkan pembelajaran teacher centered dimana siswa hanya memperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak dapat mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis. Dapat dilihat ketika siswa mengerjakan soal, hanya dikerjakan semaunya sendiri sesuai yang pengetahuan yang didapat siswa. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, penulis mencoba merefleksikan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan metode drill (latihan) dengan harapan peserta didik memperoleh suatu keterampilan dari apa yang dipelajari. Dengan latihan secara rutin mengunakan metode drill, apabila latihan pertama tidak berhasil, maka akan ada tindakan perbaikan yang berujung pada penyempurnaan. Metode drill merupakan metode yang mengajarkan siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi tetang materi yang diajarkan (Hamdani, 2011). Menurut Ismail (2008) metode drill adalah pemberian latihan kepada siswa agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Djamarah (2007) mengatakan bahwa megajar dengan metode drill yaitu mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaankebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode drill memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan berulang-ulang suatu keterampilan tertentu berdasarkan petunjuk dari guru. Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut diatas penulis mengambil kompetensi dasar Baca Tulis Al-Qur’an kelas V semester I SD Negeri Doro tahun pelajaran 2010/2011 sebagai bahan penelitian dengan pertimbangan bahwa pelajaran Baca tulis Al-Qur’an adalah sangat penting bagi umat Islam karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat islam. Al-Qur'an bagi umat Islam mempunyai arti yang sangat penting, sebagai kitab suci dan pedoman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Sebagai kitaab suci dan pedoman hidup A1-Qur'an perlu dipahami secara benar agar dapat dihayati dan diamalkan ajaran yang terkandung didalamnya. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL Siti Sofiyah 45 Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah: (1) Apakah metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada hukum bacaan mad lazim? (2) Apakah metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Agama Islam? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: (1) Mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada hukum bacaan mad lazim (2) Mengetahui apakah metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Agama Islam. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Doro, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Doro yang berjumlah 25 siswa. Penelitian dilakukan di semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: metode tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Data hasil tes dan hasil observasi tersebut dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes dan hasil observasi pra siklus, siklus I, dan siklus II. Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa berkategori tuntas belajar 75% dengan kriteria tuntas belajar apabila nilai hasil evaluasi peserta didik pada siklus I, dan II minimal 65, dan apabila aktivitas peserta didik dalam pembelajaran minimal 75% yang diukur dengan melihat lembar observasi (E.Mulyasa, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru mengaitkan rencana yang akan dibuat dengan masalah yang ditemukan pada saat observasi langsung (kondisi awal) yaitu aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada hukum bacaam mad lazim. Peneliti dan guru selanjutnya merancang pelaksanaan untuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran Agama Islam. Berikut adalah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus I: (1) peneliti dan observer sepakat untuk menggunakan metode drill dalam pembelajaran Agama Islam untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada hukum bacaan mad lazim, (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I), (3) menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, (4) menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran tentang kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an menggunakan metode drill, (5) mempersiapkan soal tes individu siswa pada siklus I. 46 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 3 (2016) Pelaksanaan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran PKn dengan metode drill dalam siklus pertama: Materi yang dipelajari adalah membaca Al-Qur’an hukum bacaan mad lazim. Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: a) Kegiatan awal Pembelajaran dimulai dengan salam dan doa bersama yang dipimpin ketua kelas. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan menjelaskan pentingnya tajwid dalam membaca Al Qur'an. Pembelajaran dimulai dengan salam dan doa bersama yang dipimpin ketua kelas. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan menjelaskan hukum bacaan mad lazim dalam membaca Al Qur'an. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu hukum bacaan mad lazim dengan menggunakan metode drill. Dan siswa diberi waktu untuk bertanya. Guru memberi soal latihan. c) Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup ini guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi berupa menyimpukan pembelajaran dan mengadakan evaluasi sebagai pengukuran hasil pembelajaran berupa tes tertulis. Guru memberi arahan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. Pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan salam. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Hasil pengamatan proses pembelajaran aktifitas belajar siswa cukup baik. Siswa belum mempunyai pengalaman dalam mengikuti pembelajaran dengan metode yang baru yaitu metode drill. Pada siklus I ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berjalan dengan maksimal, karena guru belum memanfaatkan waktu pembelajaran dengan baik dan guru juga belum melaksanakan tindak lanjut atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Peneliti dan observer melakukan refleksi dengan mengevaluasi proses pembelajaranAgama Islam yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada hukum bacaam mad lazim. Hasil penilaian dari observasi pada siklus I mengalami peningkatan dari hasil penilaian pada kondisi awal, namun peningkatan tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Selain hal tersebut, proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Sebagian siswa sudah mulai berani berinteraksi dengan teman kelompoknya dan dari beberapa siswa berani mengemukakan pendapatnya, dengan berbicara di depan kelas walaupun masih malu-malu. Peningkatan tersebut dirasa belum maksimal dan belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan, oleh karena itu peneliti dan observer sepakat untuk melanjutkan penelitian pada siklus yang kedua dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti dan observer sepakat untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Perbaikan tersebut adalah: a) meningkatkan bimbingan dan pengarahan agar seluruh siswa dapat membaca Al-Qur’an pada hukum bacaan mad lazim; b) PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL Siti Sofiyah 47 menciptakan suasana belajaryang menarik namun tetap terkontrol; c) memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri untuk berpendapat maupun berbicara di depan kelas; d)memperbaiki alokasi waktu supaya kegiatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan Siklus II Perencanaan Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II, yaitu: a) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik tetapi tetap terkontrol agar kegiatan diskusi tetap bejalan baik yaitu dengan memberikan kegiatan diskusi yang berbeda; b) meningkatkan pengarahan kepada siswa untuk lebih antusias dalam kegiatan diskusi; c) menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan di siklus II; d) menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus II; e) mempersiapkan soal individu siswa atau tes akhir siklus II. Pelaksanaan Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Berikut deskripsi pelaksanaan pembelajaran Agama Islam dengan metode drill dalam siklus kedua: a) Kegiatan Awal Pembelajaran dimulai dengan salam dan do’a bersama yang dipimpin ketua kelas, guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi tentang materi sebelumnya untuk mengingatkan siswa. Guru memberi penjelasan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih melanjutkan kegiatan sebelumnya. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu hukum bacaan mad lazim dengan menggunakan metode drill yang telah disempurnakan dan siswa diberi waktu untuk bertanya. Guru memberi soal latihan Pada siklus kedua pertemuan kedua ini, siswa sudah terbiasa dengan alur kegiatan yang dilaksanakan. Siswa sudah dapat bekerjasama dan berinteraksi dalam mengerjakan tugas kelompoknya, lebih berani mengutarakan pendapat dan pelaksanaan presentasi sudah berjalan lancar dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Sebagian besar siswa sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik dari pertemuan-pertemuan sebelumnya tetapi tetap saja masih ada satu atau dua siswa yang masih terlihat pasif dan kurang antusias. Kegiatan selanjutnya perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sementara kelompok lain menanggapi dengan bertanya ataupun memberi masukan kepada kelompok lain. c) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Diakhir pertemuan kedua siklus II ini, siswa dibagikan kembali soal yang telah disiapkan oleh peneliti Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Hasil pengamatan proses pembelajaran aktifitas belajar siswa baik. Siswa sudah mempunyai pengalaman dalam mengikuti metode drill. Dalam memberikan tanggapan/contoh atas penjelasan guru dan yang mampu menjawab pertanyaan sudah ada peningkatan. 48 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 3 (2016) Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Dengan dilakukannya perbaikan pembelajaran maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Keterangan Kondisi Awal Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 25 Rata-rata 42 Siklus I 90 30 56,8 Siklus II 100 50 7,6 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an 100 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90 80 56,8 42 25 50 30 7,6 Kondisi Awal Nilai Tertinggi Siklus I Nilai Terendah Siklus II Rata-rata Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (kondisi awal) nilai rata-rata kelas sebesar 42 setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 56,8, dan kembali mengalami peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 7,6. SIMPULAN Penerapan metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an hukum bacaan mad lazim yang ditunjukkan dari hasil tes evaluasi pada siklus II. Penerapan metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran Agama Islam yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memaksimalkan atau mengembangkan penggunaan metode drill atau dengan menggunakan model pembelajaran lain sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan hasil penelitian berikutnya. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL Siti Sofiyah 49 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Grafindo Persada. http://www.duniahq.com/2016/02/hukum-bacaan-mad-lengkap-dengan-contoh.html. Hukum Bacaan Mad (diakses pada tanggal: 1 Mei 2016) 50 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 3 (2016)