BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki wilayah laut yang luas dan potensi sumber daya pesisir dan laut yang besar. Hal ini secara jelas telah dinyatakan dalam pasal 25A Undang-undang Dasar 1945, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang berciri nusantara. Semua ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus disyukuri sekaligus sebagai amanat bagi seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, potensi tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia dan dijaga kelestariannya. Dengan kata lain, pembangunan nasional Indonesia hendaknya didasarkan kepada kodrat Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan cara menjadikan sektor pesisir dan kelautan sebagai bagian utama dalam konsep pembangunannya [DKP, 2007]. Di dalam wilayah pesisir dan laut tersebut, terkandung kekayaan berupa potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) untuk mendukung kegiatan pembangunan wilayah pesisir dan laut. Masyarakat yang menghuni wilayah pesisir sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Pada umumnya, masyarakat nelayan masih hidup didalam keterbatasan, baik keterbatasan ekonomi maupun keterbatasan sosial. Keterbatasan ekonomi itu nampak pada tingkat pendapatan nelayan kecil yang pada umumnya masih rendah. Keterbatasan sosial mereka merupakan implikasi dari keterbatasan ekonomi yang mereka alami, yaitu kemiskinan. Salah satu penyebab sekaligus akibat dari kemiskinan yang melanda masyarakat pesisir adalah rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dam keterampilan masyarakat pesisir pada umumnya [ Widiastuti, 2004 ]. Keterbatasan dalam hal fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, juga menyebabkan keterbatasan tersebut. Untuk peningkatan taraf hidup masyarakat wilayah pesisir, maka harus dilakukan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut harus juga I-1 memperhatikan karakteristik wilayah pesisir. Karakteristik wilayah pesisir, yang merupakan wilayah pertemuan aspek darat dan laut, menyebabkan wilayah ini memiliki kerentanan yang tinggi. Artinya, pengaruh buruk dari darat, laut, atau keduanya akan sangat mempengaruhi kondisi wilayah pesisir dari segala aspek, baik aspek lingkungan maupun aspek sosio-ekonomi. Jika konsep pembangunan yang diterapkan di wilayah pesisir adalah pembangunan sektoral, yakni mengutamakan satu kepentingan dengan mengorbankan kepentingan yang lain, maka kecenderungan yang terjadi adalah pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan laut yang tidak berwawasan lingkungan. Keberlanjutan lingkungan tidak terwujud disebabkan penurunan kualitas sumber daya alam pesisir dan laut. Hal tersebut bertentangan dengan apa yang telah diamanatkan di dalam pasal 33 ayat 3 dan 4 UUD 1945, bahwa selain untuk mewujudkan kemakmuran rakyat, pemanfaatan sumber daya alam harus berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan wilayah pesisir dan laut harus dilakukan dengan pendekatan integratif, yaitu dengan memperhatikan entitas-entitas yang memberikan pengaruh pada kondisi wilayah pesisir dan laut. Entitas-entitas pembangunan wilayah pesisir dan laut adalah sebagai berikut (SULASDI, 2007) : 1. Sosial, ekonomi , budaya dan hukum (institusi) 2. Kewilayahan 3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) 4. Ekosistem pesisir dan laut 5. Oseanografi pantai dan estuari I-2 Daerah Aliran Sungai (DAS), sebagai penghubung antara wilayah darat dan laut, memberikan pengaruh dan dampak bagi kondisi wilayah pesisir. Material yang dibawa oleh sungai akan mempengaruhi wilayah pesisir pada berbagai aspeknya, baik dengan pengaruh yang baik maupun buruk. Dengan kata lain, kerusakan pada unsur-unsur DAS akan memberikan suatu keluaran, yang mau tidak mau akan dirasakan dampaknya di wilayah pesisir. Hal ini dapat memicu kerusakan sumber daya alam wilayah pesisir dan laut. Kerusakan tersebut akan berdampak buruk pada masyarakat wilayah pesisir dari segi sosio-ekonominya. UUD 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 Pemanfaatan Sumber Daya Alam Kemakmuran Rakyat Berwawasan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Laut Potensi sumber daya yang melimpah Ketimpangan dan keterbatasan masyarakat pesisir Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut secara Terpadu Sosial-ekonomibudaya-hukum Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kewilayahan Ekosistem Pesisir dan Laut Oseanografi Pantai dan Estuari Gambar I-1 Diagram rangkuman latar belakang penulisan Tugas Akhir I-3 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah melakukan kajian terhadap unsurunsur penyusun dan faktor-faktor yang mempengaruhi DAS, aspek sosial dan ekonomi masyarakat wilayah pesisir, dan kemudian memperlihatkan keterkaitan antara keduanya. Sedangkan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor DAS yang dapat merusak wilayah pesisir dalam kaitannya dengan aspek ekonomi dan sosial masyarakat wilayah pesisir. 1.3 Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan tugas akhir ini adalah meliputi pengertian dan unsurunsur pembentuk DAS, aspek sosial-ekonomi masyarakat wilayah pesisir, keterkaitan antara keduanya untuk dapat menjelaskan tentang unsur-unsur DAS yang dapat merusak wilayah pesisir dilihat dari segi ekonomi dan sosialnya. 1.4 Batasan Masalah Kerusakan lingkungan wilayah pesisir disebabkan oleh entitas-entitas wilayah pesisir dan berdampak multidimensi (mempengaruhi banyak bidang). Namun, pembahasan Tugas Akhir ini akan dibatasi pada 2 pokok pembahasan, yaitu entitas DAS sebagai penyebab kerusakan wilayah pesisir, dan dampaknya bagi bidang ekonomi dan sosial masyarakat wilayah pesisir. Aspek ekonomi meliputi kegiatan-kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan hidup masyarakat pesisir, sedangkan aspek sosialnya meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban, serta keagamaan. Tugas Akhir ini menitikberatkan pada konsep bagaimana cara (metodologi) mengidentifikasi unsur-unsur DAS penyebab kerusakan lingkungan wilayah pesisir, dan mengkorelasikannya dengan aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir. Adapun pengimplementasian konsep dan pembuatan model solusi merupakan topik di luar cakupan pembahasan. I-4 1.5 Manfaat Hasil Kajian Manfaat yang diharapkan dari Tugas akhir ini adalah dapat memberi kontribusi mengenai cara mengidentifikasi komponen-komponen DAS yang dapat merusak wilayah pesisir dalam kaitannya dengan aspek ekonomi dan sosial masyarakat wilayah pesisir, yang kemudian dapat dimanfaatkan dalam perencanaan untuk menata DAS agar dapat mendukung pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan. 1.6 Metodologi dan Sistematika Pembahasan Tugas Akhir ini disusun dengan melakukan studi literatur dari referensi yang relevan mengenai wilayah pesisir dan DAS, serta menerapkan metode korelasi sebab-akibat dalam mengidentifikasi unsur-unsur DAS penyebab kerusakan kondisi wilayah pesisir. Untuk menguraikan metodologi di atas, maka proses penulisan akan melalui 3 tahapan, yaitu : 1. Studi literatur mengenai 2 topik utama, yaitu wilayah pesisir dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Studi tentang wilayah pesisir mencakup jenis-jenis kerusakan wilayah pesisir dan pengembangan aspek sosial-ekonomi masyarakat pesisir. Studi mengenai DAS meliputi pengertian DAS, dan unsur-unsur penyusunnya. Tahapan ini terdapat pada Bab II. 2. Identifikasi dan analisis mengenai unsur-unsur DAS yang menyebabkan kerusakan lingkungan wilayah pesisir dan dampak buruknya terhadap aspek ekonomi dan sosial masyarakat pesisir. Metodologi identifikasi yang digunakan adalah dengan melihat korelasi sebab-akibat antara output DAS dengan unsur-unsur lingkungan wilayah pesisir yang mengalami kerusakan. Setelah itu, akan dianalisis korelasi antara setiap unsur-unsur DAS dengan hasil dari output DAS tersebut. Dampak buruk terhadap masyarakat dikaji dengan melihat korelasi antara lingkungan wilayah pesisir dengan aspek sosio-ekonomi masyarakat pesisir. 3. Tahap penarikan kesimpulan dan saran berdasarkan analisis pada tahap 2. I-5 Gambar I-2. Metodologi penelitian tugas akhir Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang pengertian DAS, unsur-unsur DAS, DAS sebagai urat nadi dalam konsep hulu-hilir, kerusakan wilayah pesisir, potensi kerusakan wilayah pesisir akibat unsur-unsur DAS, dan aspek ekonomi dan sosial masyarakat BAB III Identifikasi Unsur-Unsur DAS Terhadap Kerusakan Kondisi Wilayah Pesisir Berkaitan Dengan Pengembangan Aspek Ekonomi Dan Sosial Masyarakat Pesisir Bab ini membahas tentang keterkaitan antara potensi kerusakan kondisi wilayah pesisir akibat unsur-unsur DAS dan kondisi masyarakat pesisir dari aspek ekonomi dan sosial. Pengkajian ini dilakukan dengan mengidentifikasi dampak kerusakan kondisi I-6 wilayah pesisir akibat akibat unsur-unsur DAS terhadap komponenkomponen yang menggambarkan perekonomian dan sosial masyarakat pesisir. BAB IV Analisis Pada bab ini, akan dibahas analisis hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan pada tugas akhir ini dan saran-saran yang berkenaan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir I-7