GRAND DESIGN SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI - Inovasi

advertisement
GRAND DESIGN SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
A. A. Sri Astiti
Pusat Inovasi Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara
Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia E-Mail [email protected]
A. LATAR BELAKANG
Teknologi informasi terus mengalami perkembangan yang begitu pesatnya
belakangan ini mulai dari perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, teknologi
jaringan/Internet hingga teknologi perkembangan telekomunikasi. Pemanfaatan dari
teknologi informasi ini tidak saja dirasakan oleh sektor bisnis dan industri, tetapi juga
di sektor pendidikan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya. Teknologi informasi
mampu mengubah cara kerja yang konvensional, proses yang lama (inefficient), dan
berbelit-belit (unsimplified) menjadi proses yang efesien, transparan dan efektif.
Diyakini bahwa teknologi informasi juga mampu melahirkan keunggulan kompetitif dan
menjadi stragegi unggulan di tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Namun
membangun sistem informasi organisasi bukan sekedar mengotomasikan sebagian
proses yang secara rutin dilakukan, melainkan menciptakan aliran informasi yang
sistematis dan terintegrasi menjadi suatu sistem terpadu.
Saat ini, Lembaga Administrasi Negara (LAN) belum memiliki dokumen
perencanaan pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi (grand design)
yang mencakup seluruh satuan kerja dilingkungan LAN. Masing-masing unit kerja di
LAN masih mengembangkan sistem informasi sendiri-sendiri tanpa adanya perencaaan
yang matang dan koordinasi. Tentunya, hal tersebut akan menimbulkan pulau-pulau
informasi (information island), sistem tidak terintegrasi, adanya duplikasi dan
pengembangan sistem tidak terkoordinasi. Berdasarkan hal tersebut maka dipandang
perlu untuk melakukan kajian penyusunan grand design pengembangan SI/TI untuk
kebutuhan LAN secara menyeluruh.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalah utama adalah
“Bagaimana merancang sistem informasi yang komprehensif dan terpadu untuk LAN
sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan semua level dari organisasi dan kebutuhan
informasi di luar LAN”.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah pembuatan rancangan atau Grand Design sistem
informasi LAN yang menjadi acuan pengembangan sistem informasi dan penerapan
teknologi informasi dilingkungan LAN.
2. Manfaat
Dengan tersedianya suatu Grand Design sistem informasi LAN yang komprehensif
dan terpadu yang dapat membantu semua level organisasi dan dapat digunakan
sebagai acuan bagi LAN, sehingga dapat membantu secara aktif dalam peningkatan
kompetensi dan kapabilitas LAN.
D. TINJAUAN LITERATUR
Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Menurut Ward & Peppard (2002), perencanaan strategis Sistem
Informasi/Teknologi Infomasi (SI/TI) merupakan perencanaan pembangunan dan
pengembangan SI/TI yang sistematis pada suatu perusahaan atau organisasi melalui
analisa yang komprehensif dengan menyusun suatu rangkaian rencana aksi (plan of
actions). Dalam rangka menyusun rencana strategis tersebut diperlukan pemahaman
yang baik tentang kondisi lingkungan, kelompok-kelompok penekan (presure groups),
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan kapabilitas perusahaan atau
organisasi. Ward & Peppard juga menyusun suatu strategic framework atau kerangka
kerja yang dapat digunakan untuk menganalisis penyusunan perencanaan strategi.
Gambar 1 menggambarkan mengenai strategic framework yang terdiri 3 layer utama
yaitu:
1. Lingkungan Eksternal
Banyak aspek yang perlu dianalisa dalam penyusunan strategi bisnis atau
organisasi, salah satunya adalah mengindentifikasi faktor-faktor yang berasal dari luar
perusahaan atau organisasi. Identifikasi faktor-faktor eksternal tersebut dapat
dianalisis dengan mengggunakan metode PEST (Political, Economic, Social &
Technological) yaitu mengindentifikasi faktor-faktor eksternal yang dilihat dari aspek
politik, ekonomi, sosial dan perkembangan teknologi. Aspek-aspek tersebut sangat
penting dalam rangka mengantisipasi perubahan dan dampak dari lingkungan global.
Pemantauan yang hati-hati dapat menghasilkan kesempatan bisnis atau teridentifikasi
ancaman potensial yang dapat berdampak pada kelangsungan organisasi.
2. Kelompok-kelompok Penekan (Pressure Groups) dan Stakeholder
Yang dimaksud dengan kelompok penekan ini adalah kelompok-kelompok yang
dapat memberikan dampak negatif terhadap organisasi jika tidak diperhatikan
keberadaannya dan kelompok ini berharap agar organisasi memenuhi harapannya.
Kelompok-kelompok tersebut antara lain: pesaing, masyarakat, pemerintah, media,
institusi keuangan, dan seterusnya. Kelompok-kelompok tersebut harus dimonitor
bukan hanya karena kelompok tersebut dapat menimbulkan ancaman jika tidak
dikendalikan, tetapi karena kelompok-kelompok tersebut dapat memunculkan peluangpeluang yang dapat diambil manfaatnya bagi organisasi.
Sedangkan stakeholder merupakan pihak-pihak yang tertarik akan keberhasilan
organisasi dalam menghasilkan outcome yang diinginkan dan menjaga ketersediaan
layanan secara optimal. Stakeholder dapat berasal dari internal organisasi dan atau
eksternal organisasi. Contoh internal stakeholder antara lain internal client, pihak
manajemen, pegawai, administrator, dstnya. Contoh external stakeholder meliputi
penyedia (supplier), penanam modal, kelompok komunitas dan organisasi pemerintah.
3. Formulasi strategi bisnis dan proses perencanaan
Dengan mempertimbangkan tanda-tanda dari lingkungan sekitar dan
mempertimbangkan tantangan dan kesempatan yang ditekankan oleh kelompok
penekan, organisasi harus dapat mengindentifikasi, mengevaluasi dan memutuskan
strategi yang akan ditetapkankan, kemudian harus disusun tentang bagaimana strategi
tersebut akan dicapai dengan perencanaan tindakan yang diperlukan. Komponen kunci
dari suatu proses perencanaan bisnis digambarkan pada kerangka kerja berikut:
Gambar 1. Kerangka Kerja Strategi (Ward & Peppard, 2002)
Proses pada gambar diatas merupakan proses yang tersturktur dan prosedural,
untuk membantu pemahaman tentang kebutuhan apa yang harus dikerjakan.
Selanjutnya, isu utama dari semua proses penyusunan strategi adalah menentukan
batasan (scope). Apakah strategi tersebut harus melingkupi organisasi secara
keseluruhan atau organisasi dalam lingkup yang lebih kecil sehingga akan memudah
dalam penyusunan rencana strategis dimaksud.
Ward & Peppard (2002) juga mengembangkan sebuah model yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan strategis SI/TI. Gambar 2
menggambarkan model strategi SI/TI.
Gambar 2. Model Strategi SI/TI (Ward & Peppard, 2002)
Berdasarkan model diatas, dalam penyusunan strategi SI/TI dikelompokan
menjadi dua (2) yaitu identifikasi blok masukan dan blok keluaran. Blok masukan
terdiri dari lingkungan bisnis internal (the internal business environment) yaitu
mengidentifikasi strategi bisnis yang diterapkan saat ini, tujuan yang akan dicapai,
sumber daya yang digunakan, proses kerja, serta budaya dan nilai-nilai yang berlaku
pada bisnis; Lingkungan bisnis eksternal (the internal business environment) yaitu
mengidentifikasi posisi perusahaan/organisasi terhadap keadaan ekonomi global, trend
industri dan iklim persaingan saat ini; Lingkungan SI/TI internal (the internal IS/IT
environment) yaitu mengidentifikasi peran SI/TI pada bisnis/organisasi, sumber daya
SI/TI yang ada, portfolio aplikasi yang ada dan yang akan dikembangkan berikut
infrastrukturnya; serta lingkungan SI/TI eksternal (the external IS/IT environment)
yaitu mengidentifikasi trend teknologi, peluang-peluang pengembangan SI/TI, dan user
yang memanfaatkan penggunaan SI/TI seperti pelanggan, pesaing dan penyedia.
Blok keluaran terdiri dari strategi manajemen SI/TI (IS/IT management strategy)
yaitu mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari strategi manajemen SI/TI yang akan
diterapkan pada organisasi; Strategi bisnis SI (Business IS strategy) yaitu
mengidentifikasi bagaimana setiap unit akan memanfaatkan SI/TI dalam pencapaian
tujuan bisnis/organisasi, portfolio aplikasi yang akan dikembangkan, infrastruktur
informasi untuk setiap unit dan bagaimana SI/TI akan digunakan di masa depan untuk
membantu unit-unit dalam pencapaian tujuan; serta strategi TI (IT strategy) yaitu
mengidentifikasi kebijakan dan strategi dalam manajemen teknologi dan sumber daya
manusia yang dimiliki dalam mengelola teknologi informasi yang ada.
Proses Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Ward & Peppard (2002) juga menyusun suatu kerangka kerja (framework)
dalam proses penyusunan perencanaan strategis SI/TI yang dapat dijadikan acuan.
Gambar 3 mengilustrasikan tahapan-tahapan pada proses perencanan strategis SI/TI.
Gambar 3. Kerangka Kerja Proses Perencanaan SI/TI (Ward & Prepard, 2002)
Tahapan-tahapan dalam menyusun perencanaan strategis SI/TI, dimulai dengan
tahap Pertama yaitu tahapan inisiasi proses penyusunan strategi. Tahap ini merupakan
tahap awal dari proses yang ada, meliputi: menentukan maksud, tujuan, ruang lingkup
dan outcome yang akan dicapai, menentukan pendekatan apa yang akan digunakan dan
sumber daya yang diperlukan, mengidentifikasi rekanan bisnis yang terlibat,
pembentukan tim dan pelatihan tim, menetapkan bagaimana mekanisme pengaturan
dan manajemen untuk proses penyusunan perencanaan SI/TI, menetapkan bagaimana
aktifitas akan menjembatani dan memberi masukan pada perencanaan bisnis,
mengidentifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan, serta menentukan rencana
pekerjaan, tugas, waktu pelaksanaan, peran dan penanggung jawab.
Tahapan yang ke-dua adalah tahap memahami situasi saat ini dan
mengidentifikasi kebutuhan bisnis. Kegiatan pada tahap ini meliputi mempelajari
dokumen-dokumen yang ada, wawancara ke seluruh user yang terlibat,
menyelenggarakan workshop dan brainstorming dengan user yang terkait. Maksud dari
tahap ini adalah membangung pemahaman yang mendalam tentang proses kerja dan
lingkungannya, serta dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan saat ini, yang
direncanakan dan yang berpotensi untuk masa yang akan datang. Tools yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang ada antara lain analisis
kebutuhan informasi secara garis besar (high level information analysis), critical success
factors, balance score analysis, value chain analysis dan teknik-teknik kreatif lainnya.
Tahapan yang ke-tiga adalah tahap menentukan strategi bisnis Sistem Informasi.
Pada tahap ini menentukan pemilihan strategi pemanfaatan sistem informasi dan
teknologi informasi bagi organisasi yang kemudian dapat dijadikan bahan rekomendasi
bagi pimpinan. Selanjutnya, mengidentifikasi rencana konsep sistem informasi yang
akan dibangun dengan menyusunnya dalam portofolio aplikasi. Portofolio aplikasi ini
berisi gambaran peran penting SI/TI saat ini, pengembangan SI/TI yang dibutuhkan dan
penerapan SI/TI di masa yang akan datang untuk setiap unit strategis.
Tahapan yang ke-empat adalah tahap menentukan arsitektur informasi dan
sistem. Tahap ini menyusun model arsitektur sistem informasi dengan menggunakan
hasil analisis kebutuhan informasi organisasi pada tahap sebelumnya. Model arsitektur
ini menggambarkan proses, informasi dan sistem yang ideal bagi organisasi di masa
yang akan datang serta menyusun petunjuk (direction) ketika merencanakan untuk
migrasi sistem dimasa yang akan datang.
Tahapan yang terakhir adalah tahap menyusun proposal kebutuhan Teknologi
Informasi. Pada tahap ini mengidentifikasi elemen-elemen detail dari kebutuhan
teknologi informasi organisasi yang diajukan melalui penyusunan proposal. Proposal ini
juga merupakan feedback untuk mempertimbangkan dan menentukan pada proses
pemilihan strategi. Dari proposal yang diajukan, kemudian pimpinan menentukan
program yang terbaik bagi organisasi. Dalam proposal juga dilengkapi dengan tahapan
pelaksanaan secara detail kegiatan beserta rencana waktu pelaksanaannya.
F.
METODE KAJIAN
Kajian ini menggunakan pendekatan dan metode deskritif kualitatif. Metode
deskritif kualitatif adalah suatu proses penyelidikan dengan mendeskripsikan dan
memahami makna dan konteks dari permasalahan yang sedang dikaji. Tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk memahami permasalahan dengan lebih mendalam
dan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang.
Pengumpulan data merupakan tahapan penting dalam penelitian ini.
Pengumpulan data merupakan mengumpulkan data primer yang dapat dilakukan
dengan cara mendatangi obyek yang akan digali. Tujuan yang diharapkan adalah untuk
memperoleh data secara langsung dari pihak-pihak terkait. Pada kajian ini,
pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, strategi
pengembangan SI/TI yang telah dan sedang dilaksanakan serta memahami konsep dan
proses penyusunan grand design SI/TI.
Adapun tahapan dalam penyusunan grand design pengembangan SI/TI Lembaga
Administrasi Negara digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan. Pada tahap ini, diidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang ada, alternatif pemecahan masalah, mempelajari layak tidaknya kajian yang
akan dilakukan dan pembuatan proposal.
2. Survei lapangan. Dalam kegiatan ini, dikumpulkan sejumlah data dan informasi
dengan cara:
a. Studi literatur dengan mengumpulkan bahan-bahan berupa dokumendokumen, buku-buku dan laporan berkala yang berasal dari unit terkait.
b. Wawancara dan survei yang dilakukan terhadap kepala Biro dan seluruh
kepala pusat atau kepala bagian. Sedangkan pengamatan langsung
dilakukan berkaitan dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian data/informasi serta pemanfaatan SI/TI di setiap unit kerja.
Survei juga dilakukan terhadap keadaan teknologi informasi yang sudah
diterapkan di setiap unit kerja.
3. Setelah data dan informasi dikumpulkan, langkah selanjutnya menganalisis hasil
temuan lapangan. Beberapa teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan
informasi, antara lain:
a. Analisis lingkungan organisasi dengan menggunakan teknik analisis
SWOT, dan analisis value chain;
b. Analisis lingkungan sistem informasi yaitu dengan mengidentifikasi
permasalahan-permasalahannya lingkungan SI/TI saat ini beserta upaya-
upaya yang perlu dilakukan, mengidentifikasi keinginan-keinginan pihak
manajemen, mengidentifikasi kebutuhan sistem aplikasi, kemudian
dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan teknik analisis
portofolio aplikasi.
4. Perancangan atau penyusunan grand design SI/TI untuk Lembaga Administrasi
Negara. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan arsitektur sistem informasi
Lembaga Administrasi Negara, penyusunan strategi dan kebijakan pemanfaatan
teknologi informasi dan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan
organisasi, penyusunan rencana implementasi sistem informasi, serta
pengidentifikasian kebutuhan pengelola sistem informasi untuk LAN pusat.
Gambar 4 berikut ini menggambarkan tahapan-tahapan kajian yang digunakan dalam
kajian ini.
Gambar 4. Tahapan Kajian
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Permasalahan-Permasalahan pada Infrastruktur Jaringan Komputer
LAN Pusat Jakarta saat ini
Pada saat ini LAN Pusat Jakarta telah memiliki jaringan lokal (local area network)
yang menghubungkan komputer server dan sejumlah komputer client (workstation).
Pada LAN Pusat Veteran terdapat beberapa server yang digunakan untuk memberikan
layanan kepada user terkait. Beberapa server tersebut yaitu Web server yang
digunakan untuk meng-hosting situs lan.go.id, SIDA server digunakan untuk aplikasi
sistem informasi diklat aparatur, SIPATI server digunakan untuk aplikasi sistem
informasi kearsipan dan SIOP/Intranet server digunakan untuk aplikasi sistem
informasi otomasi perkantoran. Semua server tersebut menggunakan sistem operasi
Linux Redhat versi 4 Enterprise Edition, sedangkan untuk workstation menggunakan
sistem operasi berbasis Windows XP atau Windows 98. Dari 4 (empat) buah server
yang ada, yang bisa diakses oleh user dan publik hanya Web server dan SIDA server.
Sedangkan 2 server lainnya statusnya tidak dimanfaatkan karena belum ada sumber
daya manusia yang meng-handle dalam pengoperasian dan pemeliharaan serta belum
tersosialisasi penggunaan aplikasi atau sistem informasi terkait kepada seluruh user di
lingkungan LAN Jakarta.
Beberapa permasalahan pada infrastruktur jaringan komputer di LAN Pusat
Jakarta, adalah sebagai berikut:
1. Infrastruktur jaringan belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
2. Belum tersedia/terbatasnya SDM berlatar-belakang TI yang secara khusus
bertanggung jawab terhadap infrastruktur dan pengelola sistem informasi, seperti:
system adminstrator, database administrator, network administrator, web
administrator, dan teknisi komputer.
3. Infrastruktur jaringan yang belum memiliki sistem manajemen jaringan dan sistem
keamanan jaringan.
4. Infrastruktur jaringan yang ada belum menyediakan akses dengan Wireless LAN dan
Wide Area Network.
5. Terdapat beberapa server yang perlu di-upgrade atau membeli perangkat server
yang better performance, reliable dan robust karena beban kerja yang bertambah
sedangkan teknologi sudah out-of-date.
6. Akses Internet yang lambat dan sering terputus.
7. Serangan virus, worm, hacker, cracker, spyware, spam, trojan horses, dan denial of
service pada jaringan Local Area Network yang ada.
Walaupun infrastruktur jaringan komputer yang ada saat ini masih terdapat
beberapa kelemahan, namun infrastruktur yang ada dapat digunakan untuk komunikasi
data dan akses internet. Di lain pihak, apabila load server pada aplikasi yang
dikembangkan meningkat dan user yang mengakses juga bertambah maka perlu
dipertimbangkan untuk melakukan upgrade dan pengembangan arsitektur jaringan
komputer yang ada sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Identifikasi Permasalahan-Permasalahan Pada Perangkat Lunak Sistem
Informasi LAN Pusat Jakarta saat ini
Sejak 10 tahun terakhir, berbagai unit kerja di LAN telah mengembangkan
beberapa sistem informasi dan menggunakan aplikasi siap pakai guna mendukung
tugas dan fungsinya. Namun dengan berjalannya waktu, masih ditemukan
permasalahan-permasalahan
dalam
pengembangan,
pengoperasian
dan
pemeliharaannya. Beberapa permasalahan pada pemanfaatan aplikasi atau sistem
informasi yang telah dikembangkan saat ini di LAN Pusat jakarta sebagai berikut:
1. Hampir semua aplikasi SIM belum terkoneksi ke jaringan yang ada, sehingga belum
bisa memanfaatkan aplikasi tersebut secara optimal. Dengan kata lain, aplikasiaplikasi yang tersedia belum dapat saling berkomunikasi, masih berdiri sendirisendiri.
2. Dalam melakukan kegiatan kantor, seperti: surat-menyurat, pembuatan rencana
kegiatan, rencana penganggaran, pengolahan data, laporan kegiatan, dsbnya, masih
menggunakan aplikasi siap pakai seperti Microsoft office (Ms. Word, Ms. Excel dan
PowerPoint). Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mencari data, karena masih ada
data yang tersimpan pada media kertas atau tersimpan pada file di PC masingmasing pegawai.
3. Belum ada SDM yang secara khusus mengelola sistem informasi yang ada, sehingga
data seringkali tidak up-to-date.
4. Belum ada mekanisme untuk Information exchange antar unit kerja di lingkungan
LAN Jakarta, PKP2A LAN yang lain serta stakeholder lainnya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi maka perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan produktifitas dan
memperlancar tugas dan fungsi organisasi, antara lain melalui:
1. Melakukan penyempurnaan Web Site LAN yang ada saat ini ke arah Web Site yang
transaksional, dinamis, dan up-to-date.
2. Memanfaatkan dan mengelola aplikasi-aplikasi yang telah dibuat melalui fasilitas
Intranet agar bisa di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Melengkapi infrastruktur jaringan yang belum terkoneksi dengan jaringan komputer
lokal dan belum bisa mengakses Internet.
4. Memanfaatkan teknologi Open Source untuk memanfaatkan aplikasi siap pakai yang
dibutuhkan dan membangun sistem keamanan jaringan.
5. Menerapkan sistem manajemen keamanan jaringan untuk pengelolaan infrastruktur
jaringan.
6. Membangun interkoneksi dengan PKP2A LAN yang lain.
7. Memanfaatkan Teknologi Internet sebagai sumber informasi.
8. Menyediakan SDM sebagai pengelola Infrastruktur Jaringan dan pengelola aplikasi
SIM yang telah dibangun.
9. Melengkapi infrastruktur jaringan dengan multilayanan data, voice dan multimedia.
10. Menerapkan infrastruktur jaringan yang multiplatform.
11. Menyediakan akses bagi masyarakat dan eksternal stakeholder yang membutuhkan
informasi LAN seperti wireless access, e-learning, e-library, dsbnya.
12. Memanfaatkan kerjasama dengan eksternal service provider (co-sourcing) dalam
peningkatan kualitas layanan dan mempercepat pencapaian tujuan organisasi.
Keinginan-keinginan yang teridentifikasi
Berikut keinginan-keinginan yang teridentifikasi dari unit-unit yang ada di LAN
Pusat, antara lain sebagai berikut:
1. Redesign Web site lan.go.id.
2. Pemanfaatan dan pengelolaan aplikasi-aplikasi yang ada melalui fasilitas Intranet
agar bisa di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Tersedianya sistem informasi eksekutif yang ditujukan sebagai sarana informasi
untuk para pimpinan baik di LAN pusat, PKP2A dan STIA.
4. Penambahan sarana ekspose informasi seluruh kegiatan di lingkungan LAN.
5. Tersedianya sarana informasi dari masing-masing unit sebagai bahan informasi
Web site lan.go.id.
6. Tersedia sistem informasi akuntansi instansi (SAI) yang meliputi sistem pelaporan
keuangan internal dan eksternal serta sistem informasi laporan
penyerapan/realisasi anggaran per kegiatan yang ter-link antara LAN Pusat Jakarta,
PKP2A LAN dan STIA.
7. Pemanfaatan dan pengelolaan sistem persuratan elektronis (SIPATI) yang ada ke
arah sistem persuratan yang paper less.
8. Tersedia infrastruktur jaringan pada unit-unit yang belum terkoneksi dengan
jaringan komputer lokal dan belum bisa mengakses Internet (seperti: di Pusat
Diklat SPIMNAS bidang TMKP, Perpustakaan, Ditbin Widyaiwara & Balai Bahasa).
9. Tersedia sistem informasi mengenai manajemen barang inventaris kekayaan milik
negara.
10. Tersedia sarana komunikasi (e-mail) dan informasi internal LAN di seluruh
Indonesia.
11. Tersedia aplikasi/software anti virus, anti spyware dan anti spam yang berlicense
untuk komputer server dan client.
12. Tersedia sistem manajemen keamanan jaringan dan data untuk LAN pusat, PKP2A
dan STIA.
13. Pemanfaatan basis data tentang widyaiswara, peserta diklat, penyelenggara diklat
dan alumni diklat yang ada ke arah sistem informasi yang dapat diakses melalui
Web site.
14. Tersedia mekanisme untuk melakukan diklat jarak jauh melalui teleconference atau
melalui Web based training yang lebih transaksional, dinamis dan up-to-date.
15. Tersedia fasilitas Upload dan Download data materi training melalui website
sehingga dapat diakses oleh peserta diklat.
16. Peningkatan kecepatan akses Internet dapat digunakan
untuk mencari
data/literatur kajian.
17. Tersedia perangkat lunak yang dapat mengelola perjalanan dinas untuk
menghindari penjadwalan perjalanan dinas yang tumpang tindih.
18. Perbaikan aplikasi sistem informasi kepegawaian yang menambah fitur antara lain:
a. Modul remainder untuk penetapan kenaikan pangkat pegawai dan kenaikan
gaji berkala.
b. Modul database untuk pengembangan pegawai.
c.
Modul sistem mutasi pegawai.
d. Modul sistem absensi yang ter-link dengan sistem perjalanan dinas pegawai.
19. Tersedia aplikasi sistem informasi pelaporan dan perencanaan berbasis web yang
dapat mempermudah sub bagian pelaporan dan perencanaan dalam
mengumpulkan dan mengelola data pelaporan perencanaan seluruh kegiatan di
lingkungan LAN.
20. Tersedia aplikasi sistem informasi monitoring dan evaluasi yang dapat digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan di lingkungan LAN.
21. Tersedianya aplikasi sistem informasi administrasi akademis dan kemahasiswaan
yang dapat digunakan oleh STIA dalam mengelola data-data administrasi akademis
dan kemahasiswaan.
22. Melakukan upgrade untuk hardware server dan PC yang sudah tidak layak atau outof-date.
23. Tersedia perangkat server penunjang lainnya, seperti Proxy server dan e-mail
server.
24. Tersedia SDM yang mencukupi dari segi kualitas dan kuantitas untuk mengelola
sistem informasi dan teknologi informasi yang ada.
Berdasarkan keinginan-keinginan dari unit-unit yang telah teridentifikasi, semua
keinginan tersebut dapat direalisasikan secara bertahap dan terencana berdasarkan
priorititas kepentingan dan kegunaan serta komitmen dari seluruh pihak.
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi/ Teknologi Informasi Di Lingkungan LAN
Setelah data dan informasi dikumpulkan yaitu dengan melakukan analisis hasil
temuan lapangan. Analisis kebutuhan SI/TI ini meliputi analisis lingkungan organisasi
dengan menggunakan teknik analisis SWOT, dan analisis value chain.
Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis keadaan lingkungan organisasi
dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal untuk merumuskan
strategi organisasi secara sistematis. Sedangkan, analisis value chain digunakan untuk
menentukan aktifitas-aktifitas utama dan pendukung yang dapat memberi nilai tambah
(value added). Tabel berikut memaparkan matrik SWOT untuk LAN secara umum.
Tabel 1. Matriks SWOT untuk LAN
WEAKNESSES – W
INTERNAL STRENGTH – S
FACTORS
Peraturan
yang
Aplikasi SIM yang ada
menunjuk LAN sebagai
lembaga kajian dan
diklat aparatur negara.
Infrastruktur diklat yang
lengkap
masih
belum
dimanfaatkan
secara
optimal.
Belum ada upaya untuk
melakukan information
Infrasturktur jaringan
komputer yang cukup
memadai.
Jumlah pakar di bidang
Administrasi
Negara
yang cukup besar.
EXTERNAL
FACTORS
OPPORTUNITIES – O
Tawaran kerjasama
meningkat.
Kebutuhan
stakeholder
akan
informasi
dan
kemudahan
proses
transaksi pada hasil
kajian kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan
diklat
aparatur
negara.
THREATS – T
Tuntutan
layanan
publik yang makin
kritis.
Sikap resist terhadap
manajemen
perubahan.
Penolakan terhadap
program/upaya yang
telah dilakukan
S-O STRATEGIES
Membangun mitra kerja
yang lebih luas
Membangun
saluran
informasi
untuk
mekanisme information
exchange, serta proses
transaksi dalam rangka
peningkatan
kualitas
hasil
kajian
dan
pelaksanaan
kegiatan
diklat aparatur.
S-T STRATEGIES
Menciptakan program
yang inovatif untuk
perbaikan
kualitas
pelayanan.
Sosialisasi
berkelanjutan terhadap
program yang telah
dikembangkan.
exchange antar LAN
Pusat dan PKP2A
Dukungan
informasi
belum
memenuhi
harapan pimpinan dan
masyarakat.
SDM di bidang TI yang
terbatas,
belum
profesional dan belum
spesialisasi,
sehingga
masih
menggunakan
tenaga pihak ke-3.
Kurang
koordinasi
antar unit di lingkungan
LAN,
PKP2A
dan
stakeholder lainnya.
W-O STRATEGIES
Penyempurnaan atau
Re-engineering
terhadap aplikasi SIM
yang
out-of-date
sehingga terhindar dari
information island dan
data redudancy
Melakukan koordinasi
dan konsolidasi pada
manajemen internal.
Peninggkatan kualitas
SDM TI.
W-T STRATEGIES
Melakukan co-sourcing
dalam bidang TI dengan
pihak ketiga.
Dari tabel 1 dapat diidentifikasi beberapa pilihan strategi yang dapat digunakan
sebagai alternatif pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di LAN. Strategistrategi tersebut dapat dipilih dan diprioritaskan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
mendesak yang perlu ditangani terlebih dahulu. Berikut beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas LAN, yaitu:
Prioritas 1 – Strategi S-O : Membangun saluran informasi untuk mekanisme
information exchange dan proses transaksi dalam rangka peningkatan kualitas hasil
kajian dan pelaksanaan kegiatan diklat aparatur, serta membangun mitra kerja yang
lebih luas.
Prioritas 2 – Strategi W-O : Peningkatan kualitas SDM TI dalam upaya melakukan
penyempurnaan terhadap aplikasi SIM yang ada serta melakukan koordinasi dan
konsolidasi pada manajemen internal.
Prioritas 3 – Strategi S-T : Menciptakan program yang inovatif untuk perbaikan
kualitas pelayanan serta sosialisasi berkelanjutan terhadap program yang telah
dikembangkan.
Prioritas 4 – Strategi W-T : Melakukan co-sourcing dalam bidang TI dengan pihak
ketiga dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
Analisis value chain digunakan untuk menentukan aktifitas-aktifitas utama dan
pendukung yang dapat memberi nilai tambah (value added) bagi organisasi. Gambar
berikut menggambarkan aktifitas-aktifitas utama dan aktifitas-aktifitas pendukung yang
memberi nilai tambah bagi LAN.
Gambar 5. Analisis Value Chain untuk LAN
Aktifitas-aktifitas utama LAN yang dapat diidentifikasi antara lain: (1)
Pemberian jasa konsultasi atau saran kebijakan di bidang administrasi negara, (2)
Pemberian Informasi mengenai kajian-kajian di LAN, (3) Pemberian Informasi
mengenai kurikulum diklat dan sistem penyelenggaraan diklat, (4) Pemberian
pembinaan berkaitan dengan akreditasi dan sertifikasi lembaga diklat. Disamping
aktifitas-aktifitas utama, terdapat aktifitas-aktifitas pendukung. Aktifitas pendukung
tersebut membantu kelancaran proses aktifitas utama, seperti: dengan dukungan
teknologi, SDM yang handal dan dukungan manajemen operasional, maka aktifitas
utama dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Analisis Portofolio Aplikasi yang dikenalkan oleh McFarlan (1984) mencakup
analisis terhadap semua aplikasi yang telah dikembangkan, yang direncanakan dan
yang berpotensi berdasarkan analisis kebutuhan aplikasi saat ini dan di masa yang akan
datang. Sebuah aplikasi dapat dikelompokan menjadi empat kategori, yaitu high
potential, strategic, key operasional atau support tergantung pada kontribusi yang
diharapkan pada keberhasilan organisasi. Gambar berikut mengilustrasikan portofolio
aplikasi saat ini (current application portfolio).
STRATEGIC
HIGH POTENTIAL
Database Hasil Litbang
Website lan.go.id
Sistem Informasi Widyaiwara
Sistem Informasi Diklat Aparatur
Sistem
Informasi
Lembaga
Pemerintah
Sistem
Informasi
Jabatan
Fungsional
Sistem
Informasi
Hukum
Adm
Negara
Sistem
Agenda
Perundang-
undangan
Sistem Informasi SPIMNAS
Sistem Informasi Alumni Diklat
E-Dokumen Hukum
KEY OPERATIONAL
SUPPORT
Sistem Akuntansi Instansi
Aplikasi Perpustakaan (SIPISIS)
Sistem
SIM Kepegawaian
Informasi
Akademik
(STIA)
&
Administrasi
Kemahasiswaan
Sistem
Persuratan
Elektronis
(SIPATI)
Gambar 6. Portofolio Aplikasi Saat Ini
Gambar 6 menggambarkan bahwa pada saat ini LAN telah memiliki banyak
aplikasi SIM/database yang dikembangkan oleh unit-unit terkait. Namum, banyak dari
aplikasi tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor antara lain:
1. Ada beberapa aplikasi SIM yang ada statusnya rusak, sehingga tidak bisa digunakan
lagi.
2. Ada sebagian aplikasi SIM yang ada belum siap operasi atau masih perlu perbaikan.
3. Hampir seluruh aplikasi SIM yang ada belum terkoneksi ke Jaringan & data belum
up to date.
4. Pihak user yang belum siap memanfaatkan dan mengoperasikan SIM yang ada.
5. Adanya resist dari pihak user dengan adanya manajemen perubahan.
6. Belum adanya sosialisasi dan pelatihan pada pihak pengguna.
Peta portofolio kebutuhan sistem aplikasi LAN untuk 5 tahun yang akan datang
adalah sebagai berikut:
STRATEGIC
HIGH POTENTIAL
Penyempurnaan Website lan.go.id
Aplikasi
Penambahan
web (WINISIS/WEBLIS)
informasi
sarana
seluruh
lingkungan
ekspose
kegiatan
LAN
di
(touch
perpustakaan
berbasis
Penyempurnaan sistem informasi
administrasi
akademis
screen/presentation screen)
kemahasiswaan, meliputi:
Penyempurnaan SI Diklat Aparatur
o Sistem layanan SMS
ke arah WBT (pembelajaran jarak
o Sistem
jauh/e-learning) dan transactional
pendaftaran
peserta
diklat
Akreditasi
dan
Sertifikasi Diklat.
o Online
Pembuatan
modul/materi
diklat
untuk
Widyaiswara.
o Online
sistem
pembayaran
keikutsertaan diklat.
o Penyediaan
fasilitas
teleconference
Penyempurnaan dan sosialisasi SI
Hasil Litbang LAN
DSS
Analisis
Penetapan
Kajian
Unggulan Administrasi Negara.
E-mail & Internet
Penyempurnaan
&
Sosialisasi
aplikasi E-Procurement
Mengonlinekan
secara
Internal
dengan teknologi Intranet untuk
aplikasi yang telah dikembangkan,
antara
lain:
elektronik
(SMS banking)
EIS STIA LAN
o Online
mahasiswa
o Sistem pembayaran via SMS
application, melalui:
o Online
kartu
dan
Sistem
Informasi
Widyaiwara,
Hukum
Sistem
Adm
Agenda
Informasi
Negara,
Sistem
Perundang-undangan,
Sistem Informasi SPIMNAS, Sistem
Informasi Alumni Diklat & EDokumen Hukum
KEY OPERATIONAL
SUPPORT
Online Perencanaan dan Pelaporan
Sosialisasi,
Pelatihan
Kegiatan LAN
Implementasi
SI
Online Monitoring dan Evaluasi
elektronis (SIPATI)
kegiatan LAN
SI Perjalanan Dinas
DSS Evaluasi penetapan kinerja
Penyempurnaan SI Kepegawaian,
LAN
meliputi
EIS hasil kegiatan kajian, diklat dan
o Modul remainder penetapan
Pelaporan
Keuangan
Realisasi
Anggaran kegiatan LAN
kenaikan gaji berkala.
o Online SIMPeg dengan SIMKeu
Internal & Eksternal
Online
Persuratan
kenaikan pangkat pegawai dan
kesekretariatan
Online
&
Penyerapan
(penggajian)
o Modul database pengembangan
pegawai.
o Online sistem absensi dengan SI
perjalanan dinas
Gambar 7. Portofolio Aplikasi yang dibutuhkan
Rancangan Teknologi komunikasi data
Keberhasilan implementasi sistem informasi harus didukung oleh ketersediaan
perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang handal dan memadai. Perangkat
teknologi informasi dan komunikasi ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi
sistem informasi dan mendukung kemudahan akses agar sistem informasi yang
dibangun dapat dengan mudah diakses oleh pengguna atau stakeholder yang terkait.
Adapun rencana pengembangan teknologi komunikasi data di LAN adalah sebagai
berikut:
Rencana Pengembangan Teknologi Komunikasi Data
Teknologi komunikasi data yang telah dan akan dikembangkan oleh Lembaga
Administrasi Negara adalah teknologi gabungan antara teknologi LAN (Local Area
Network) dan WAN (Wide Area Network). Teknologi Local Area Network atau jaringan
komputer lokal merupakan sekumpulan komputer- komputer yang saling dihubungkan
pada suatu daerah atau lokasi tertentu, misalnya di dalam satu kantor. LAN digunakan
untuk komunikasi data di area yang lingkupnya lebih kecil misalnya lingkup dalam
gedung, antar gedung dan dalam satu kota. Sedangkan teknologi WAN digunakan untuk
komunikasi data untuk lingkup area yang lebih luas, seperti lingkup wilayah atau antar
kota.
Lebih lanjut, untuk pengembangan LAN dapat menggunakan teknologi wired
LAN (LAN) dan wireless LAN (WLAN). Wired LAN menggunakan kabel jaringan yang
terbuat dari bahan logam atau fiber optic untuk komunikasi data. Wired LAN juga
memerlukan kartu jaringan (misalnya: Ethernet), dan central node berupa hub atau
switch.
Wireless Local Area Network (WLAN) adalah jaringan komputer yang
menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi data. Informasi (data)
ditransfer dari satu komputer ke komputer lain menggunakan gelombang radio. WLAN
sering disebut juga sebagai LAN nirkabel, atau jaringan nirkabel, atau jaringan wireless.
Meskipun teknologi WLAN telah berkembang cukup maju dan harga peralatan
WLAN semakin terjangkau, namun fakta menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna
komputer lebih memilih menggunakan wired LAN. Harga peralatan WLAN yang lebih
mahal dibandingkan wired LAN mungkin menjadi penyebab utama belum diterimanya
WLAN oleh pengguna komputer. Faktor lain adalah kebutuhan dan kultur. Namun
sebenarnya WLAN dan wired LAN dapat “hidup berdampingan”. Kedua-duanya samasama bermanfaat, memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk komunikasi
menggunakan WLAN diperlukan peralatan antara lain: network adapter (kartu Ethernet
yang bekerja menggunakan gelombang radio), access point (alat yang digunakan untuk
menggabungkan jaringan wireless dengan wired dan dapat memperluas jaringan Wi-Fi
atau dianalogikan sebagai hub), router, antena (bila ingin menghubungkan dua gedung
diperlukan antena yang dipasang diluar gedung dengan menggunakan tower), smart
display (alat yang digunakan untuk mengendalikan dekstop PC via Microsoft Desktop
Control/terminal services, dan asesoris lain.
Berikut digambarkan mengenai rancangan teknologi komunikasi data baik untuk
LAN secara menyeluruh, rancangan detail untuk LAN jl. Pejompongan dan rancangan
untuk PKP2A I, II serta III. Untuk rancangan teknologi komunikasi data untuk LAN Pusat
jl. Veteran, LAN telah membangun jaringan komputer lokalnya pada tahun 2005 yang
lalu. Sehingga untuk rancangan teknologi komunikasi dan informasi LAN Pusat Jakarta
tetap mengacu pada perencanaan yang lalu, hanya untuk kedepannya perlu melakukan
pengembangan jaringan yang ada sesuai kebutuhan, antara lain:
Upgrade peralatan jaringan komputer yang tidak memadai, seperti upgrade CD-ROM
menjadi DVD/CD-RW, penambahan RAM, dan upgrade processor untuk beberapa
perangkat server yang memerlukan.
Pembelian peralatan jaringan komputer untuk mengganti peralatan jaringan
komputer yang rusak. Misalnya: perlu pembelian Router, karena Router yang
digunakan saat ini adalah Router Cisco dengan seri 1600, router ini tidak memiliki
fitur untuk mengelola VLAN (Virtual LAN) karena tidak didukung dengan teknologi
ISL (Inter Switch Link). Pengaturan VLAN itu sendiri dimaksudkan untuk mengatur
lalu lintas data sehingga terhindar dari traffic congestion dan dapat mengatur
broadcast domain. Sehingga perlu dilakukan pengadaan Router Cisco dengan seri
2600 ke atas, karena seri ini mendukung teknologi ISL.
Penambahan perangkat jaringan yang men-support teknologi WLAN (Wi-Fi/area
Hotspot).
Gambar 8, 9 dan 10 berikut mengilustrasikan perancangan teknologi komunikasi
data untuk LAN secara menyeluruh.
Gambar 8. Grand Design Teknologi Informasi & Komunikasi LAN
Gambar 9. Rencana Pembangunan Teknologi Komunikasi Data PPLPN Pejompongan
Gambar 10. Rencana Pengembangan Teknologi Komunikasi Data pada PKP2A I, PKP2A
II dan PKP2A III
Rancangan Arsitektur Sistem Informasi LAN
Berdasarkan hasil analisis, pada bagian ini akan dibahas target aplikasi-aplikasi
yang akan dikembangkan. Secara garis besar, sistem informasi LAN terdiri dari aplikasiaplikasi utama dan aplikasi-aplikasi pendukung. Aplikasi-aplikasi utama dan
pendukung, kemudian di akumulasikan untuk disajikan pada Website LAN.GO.ID
sebagai gerbang utama untuk menyajikan informasi seputar kajian administrasi negara,
diklat aparatur dan informasi lainnya. Sebagian aplikasi-aplikasi pendukung hanya bisa
diakses untuk keperluan internal dengan menggunakan teknologi Intranet dan hanya
bisa diakses berdasarkan user privillege. Gambar berikut mengilustrasikan arsitektur
aplikasi yang akan dikembangkan untuk LAN selama 5 tahun ke depan.
Gambar 11 . Arsitektur Sistem Informasi LAN
Rencana Implementasi SI/TI - Roadmap dan Milestones
Visi dan misi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan
Lembaga Administrasi Negara akan tercapai atau tepat sasaran apabila tahap
implementasi dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Perencanaan implementasi
didasarkan pada prioritas kebutuhan, ketersediaan anggaran yang cukup, kesiapan
manajemen dan organisasi, dan kesiapan SDM.
Roadmap implementasi SI/TI yaitu suatu perencanaan implementasi
pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi untuk 5 tahun kedepan yang
dijadikan acuan dalam rangka mencapai visi dan misi pengembangan SI/TI di
lingkungan LAN. Roadmap juga dilengkapi dengan milestones atau capaian-capaian yang
ditargetkan secara bertahap. Gambar 31 berikut mengilustrasikan roadmap dan
milestones pengembangan sistem infomasi dan teknologi informasi dimaksud.
Gambar 12. Roadmap dan Milestones Pengembangan Sistem Infomasi dan Teknologi
Informasi di Lingkungan LAN
Kebutuhan Pengelola SI & TI
Dalam rangka menjaga agar Sistem Informasi LAN dapat tetap beroperasi,
diperlukan sumber daya manusia untuk mengelola sistem tersebut. Kebutuhan sumber
daya manusia dengan spesialisasi di bidang TI adalah sebagai berikut.
1. Sistem Manager
Sistem Manager mengarahkan, memantau, dan mengkoordinasikan kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan sistem.
2. Sistem Administrator
Sistem Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan
aplikasi-aplikasi yang ada di LAN.
3. Database Administrator
Database Administrator bertanggung jawab atas perancangan, pengimplementasian,
pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan basis data yang ada di LAN.
4. Network Administrator
Network Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan
jaringan komputer LAN.
5. Web Administrator
Web Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan
Website LAN.
6. Teknisi
Teknisi bertanggung jawab atas kelancaran operasi perangkat keras Sistem
Informasi LAN.
H. PENUTUP
Kesimpulan
Perancangan atau Grand Design ini dapat dijadikan acuan bagi para pejabat dan
pelaksana pengelola sistem informasi dan teknologi informasi, serta seluruh unit kerja
yang terkait dalam rangka meningkatkan dan mendukung proses kerja yang lebih
efesien dan efektif di lingkungan Lembaga Administrasi Negara. Grand Desain ini
bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi yang ada.
Dari hasil pengumpulan data, permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi
dan hasil analisis kebutuhan SI/TI di lingkungan Lembaga Administrasi Negara dapat
ditetapkan strategi-strategi untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas Lembaga
Administrasi Negara yang dapat di prioritaskan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
mendesak atau perlu penanganan prioritas. Adapun strategi-strategi tersebut antara
lain:
Strategi 1: Membangun saluran informasi untuk mekanisme information exchange dan
proses transaksi dalam rangka peningkatan kualitas hasil kajian dan pelaksanaan
kegiatan diklat aparatur, serta membangun mitra kerja yang lebih luas.
Strategi 2: Peningkatan kualitas SDM TI dalam upaya melakukan penyempurnaan
terhadap aplikasi SIM yang ada serta melakukan koordinasi dan konsolidasi pada
manajemen internal.
Strategi 3: Menciptakan program yang inovatif untuk perbaikan kualitas pelayanan
serta sosialisasi berkelanjutan terhadap program yang telah dikembangkan.
Strategi 4: Melakukan co-sourcing dalam bidang TI dengan pihak ketiga dalam rangka
percepatan pencapaian tujuan organisasi.
Saran-saran
Grand Desain ini hanya akan menjadi sebuah literatur bila tidak didukung oleh
seluruh pihak yang berkomitmen untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Berikut beberapa saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para
pimpinan di lingkungan Lembaga Administrasi Negara dalam rangka pencapaian visi
dan misi pengembangan SI/TI di lingkungan Lembaga Administrasi Negara, antara lain:
1. Keberhasilan pengimplementasian Grand desain ini diperlukan dukungan dan
komitmen dari seluruh level pimpinan di Lingkungan Lembaga Administrasi Negara
dalam rangka pengendalian dan pengawasan rencana implementasi yang telah
ditetapkan.
2. Penyiapan-penyiapan SDM teknis pengelola sistem informasi dan teknologi
informasi yang berkesinambungan dengan pertimbangan kualifikasi dan jumlah
SDM TI sesuai dengan beban kerja yang ada agar SDM TI tersebut dapat mengelola
dan memelihara SI & TI sehingga dapat selalu operasional.
3. Kerjasama (co-sourcing) dengan pihak ketiga dalam pengembangan SI/TI dalam
rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
4. Pemeliharaan dan evaluasi implementasi SI/TI di lingkungan LAN perlu menjadi
perhatian dan menjadi prioritas, karena kegagalan operasionalitas suatu sistem
aplikasi dikarenakan tidak ada alokasi SDM dan anggaran dalam hal pemeliharaan
sistem aplikasi tersebut.
5. Pembentukan unit TI atau komite manajemen pengembangan SI & TI yang akan
membantu memantau, meninjau dan mengevaluasi hasil-hasil dari perencanaan
implementasi SI/TI yang telah ditetapkan.
6. Koordinasi dan konsolidasi kepada seluruh unit terkait.
7. Sosialisasi berkelanjutan dari seluruh pihak yang terkait tentang perencanaan dan
hasil-hasil perencanaan implementasi SI/TI yang telah ditetapkan agar
kemanfaatannya dapat dirasakan.
I.
DAFTAR PUSTAKA
[1] John Ward & Joe Peppard, Straregic Planning for Information Systems, John Wiley &
Sons, Ltd, 2002.
[2] H. Hadari Nawawi (2000); Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan dengan ilustrasi di bidang Pendidikan, Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta, 2000.
[3] Thomas L. Wheelen, J. David Hunger, Strategic Management and Business Policy,
Prentice Hall, Eight Edition, New Jersey, 2002.
[4] McFarlan, F. W., Portfolio approach to information systems, Harvard Business Review
(September-October 1981): 142-150, 1981.
[5] Tim Peneliti, Laporan Akhir: Perancangan Sistem Informasi Diklat Aparatur Lembaga
Administrasi Negara, Lembara Administrasi Negara, 2002.
[6] Tim Penyusun, Visi dan Misi Lembaga Administrasi Negara, Lembaga Administrasi
Negara, 1999.
[7] Tim Penyusun, Rencana Strategis Lembaga Administrasi Negara Tahun 2005 – 2009,
LAN, 2005.
Download